• Preeklampsi Ringan
• Jika kehamilan kurang 37 minggu dilakukan pemeriksaan 2 kali
seminggu secara rawat jalan. Pantau tensi, proteinuri, reflek
patela, dan kondisi janin. Lebih banyak istirahat. Diet
biasa.Tidak perlu obat-obatan.
• b.Preeklampsi Berat
• Penangananya sama, kecuali persalinan harus berlangsung
dalam 12 jam setelah kejang.
• Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan
ynag berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena
itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian
dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk
mencegah kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan
nasehat tentang dan berkaitan dengan:
• a. Diet-makanan
• Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan
rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah
atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima
sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan
tambahan satu butir telur setiap hari.
• b. Cukup istirahat
• Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti
bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih
banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah
menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
• c. Pengawasan antenatal (hamil)
• Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim
segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang
memerlukan perhatian:
• 1) Uji kemungkinan Pre eklampsia:
• a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
• b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
• c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
• d) Pemeriksaan protein dalam urin
• e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi
hati, gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.
• 2) Penilaian kondisi janin dalam rahim.
• a) Pemantauan tinggi fundus uteri
• b) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut
jantung janin, pemantauan air ketuban
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Labolaturium
• Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah, urinarisis,
pemeriksaan fungsi hati, dan tes kimia darah.
• Radiologi
• Ultrasonografi, kardiotografi.
• Data Sosial Ekonomi
• Preeklampsia berat lebih banyak terjadi pada wanita dan
golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga
kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur.
• Data Psikologis
• Biasanya ibu preeklampsia ini berada dalam kondisi yang labil
dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya
dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya
lahir cacat atau meninggal dunia, sehingga ia takut untuk
melahirkan.
Gawat Janin
• Gawat janin adalah keadaan/reaksi ketika janin
tidak memperoleh oksigen yang cukup. Gawat janin
terjadi jika janin tidak menerima oksigen yang cukup,
sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi
kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut (Maryunani,
2013).
• Gawat janin adalah komplikasi yang jarang terjadi
pada persalinan. Biasanya terjadi ketika janin tidak
mendapatkan cukup oksigen. Indikator yang lebih sensitif
pada gawat janin adalah kelainan pola detak jantung
pada janin. Melalui persalinan, detak jantung janin
dipantau dengan stetoskop janin setiap 15 menit selama
awal persalinan dan setelah setiap kontraksi selama
akhir persalinan. Atau detak jantung janin dipantau
secara terus menerus dengan alat pantau detak jantung
elektronik (Sujiyatini, 2009).
• Adapun penyebab dari gawat janin yaitu:
Etiologi • Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah
uterus-plasenta dalam waktu singkat) :
• Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat
dihubungkan dengan pemberian oksitosin.
• Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava,
posisi terlentang.
• Solusio plasenta.
• Plasenta previa dengan pendarahan.
• Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran
darah uterus-plasenta dalam waktu lama) :
• Penyakit hipertensi
• Diabetes mellitus
• Postmaturitas atau imaturitas
• Kompresi (penekanan) tali pusat
• Oligihidramnion
• Prolaps tali pusat
• Puntiran tali pusat
• Penurunan kemampuan janin membawa oksigen
C. Patofisiologi
• Dahulu diperkirakan bahwa janin mempunyai tegangan
oksigen yang lebih rendah karena ia hidup di
lingkkungan hipoksia dan sidosis yang kronik. Terapi
pemikiran itu tidak benar karena bila tidak ada tekanan
(stress), janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan
dalam kenyataannya konsumsi oksigen per gram berat
badan sama dengan orang dewasa. Meskipun tekanan
oksigen parsial (pO2) rendah, penyaluran oksigen pada
jaringan tetap memadai.
• Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan
kapasitas angkut oksigen pada janin lebih besar
dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga
halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah
lebih besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian
penyuluhan oksigen melalui plasenta kepada janin dan
jaringan periferdapat terselenggara dnegan relatif baik.
Sebagai hasil metabolisme oksigen akan terbentuk asam
piruvat, CO2 dan air di sekresi melalui plasenta.
• Bila plasenta mengalami penurunan fungsi akibat dari ruang
intervili yang berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi
CO2 akan terganggu yang berakibat penurunan pH atau
timbulnya asidosis. Hipoksia yang berlangsung lama
menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi enersi
melalui reaksi anerobik yang tidak efisien, bahkan menimbulkan
asam organik yang menambahkan asidosis metabolik. Pada
umumnya asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah
uterus atau arus darah tali pusat.
• Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi
kerusakan jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai
kemampuan redistribusi darah bila terjadi hipoksia, sehingga
jaringan vital (otak dan jantung)akan menerima penyaluran
darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer.
Badikardia mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar
jantung bekerja lebih efisien sebagai akibat hipoksia. Yang akan
dibahas disini adalah diagnosis gawat janin dalam persalinan
yang dapat diketahui dengan teknik pengawasan atau
pemantauan elektronik jantung janin dan teknik pemeriksaan
darah janin (PDJ).
Tanda dan Gejala
• Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan
janin. Ibu dapat melakukan deteksi dini dari gawat janin ini,
dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick count’ .
Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi
sampai dengan makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10
gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi
sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu
hamil, tapi penghitungan gerakan ini terutamadiminta untuk
dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap gawat janin atau ibu
yangmengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila
ternyata tidak tercapai jumlahminimal sebanyak 10 gerakan
maka ibu akan diminta untuk segera datang ke RS atau pusat
kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
• Tanda-tanda gawat janin:
• Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban
pada letak kepala.
• Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk
mengetahui adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan
pemantauanmenggunakan kardiotokografi.
• Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah
janin.
Pengaruh Pada Kehamilan dan
Persalinan
• Pada Kehamilan
• Gawat janin dapat menyebabkan
berakhirnya kehamilan karena pada gawat
janin, maka harus segera dikeluarkan.
• Pada persalinan
• Gawat janin pada persalinan dapat
menyebabkan :
• Persalinan menjadi cepat karena pada
gawat janin harus segera dikeluarkan.
• Persalinan dengan tindakan, seperti
ekstraksi cunam, ekstraksi forseps, vakum
ekstraksi, ataupun bahkan dapat diakhiri
dengan tindakan sectio saesarea (SC).
Diagnosa
Prolaps tali pusat (Occult Prolapse) adalah terjadi jika tali pusat
terletak di bawah bagian presentasi janin. Prolaps tali pusat dapat
bersifat okulta ( tersembunyi, tidak terlihat ) ( Bobak, 2005 ).
• Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada di samping atau
melewati bagian terendah janin dalam jalan lahir sebelum
ketuban pecah (Mansjoer Arif, 2000).
• Prolaps tali pusat adalah penurunan tali pusat ke dalam vagina
mendahului bagian terendah janin yang mengakibatkan
kompresi tali pusat di antara bagian terendah janin dan panggul
ibu (Prawiroharjo,2012).
• Prolapse tali pusat merupkanan keadan dimana tali pusat
berada di samping atau melewati bagian terendah janin dalam
jalan lahir sebelum ketuban pecah yang mengakibatkan
kompresi (Stright, 2004).
• Jadi kesimpulan dari prolaps tali pusat adalah keadaan darurat
yang terjadi ketika tali pusat turun di samping atau di luar bagian
presentasi janin, sehingga dapat mengancam jiwa janin karena
aliran darah melalui pembuluh pusar tidak mampu
mengkompromi kompresi tali pusar diantara janin dan rahim,
leher rahim, atau leher panggul .
• Etiologi prolaps tali pusat ( jensen, 2005 ).
• 1. Etiologi fetal
• Presentasi yang abnormal seperti letak lintang, letak sungsang,
presentasi bokong, terutama presentasi kaki.
• Prematuritas. Seringnya kedudukan abnormal pada
persalinan prematur, yang salah satunya disebabkan karena
bayi yang kecil sehingga kemungkinan untuk aktif bergerak.
• Gemeli dan multiple gestasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
meliputi gangguan adaptasi, frekuensi presentasi abnormal
yang lebih besar, kemungkinan prwsentasi yang tidak normal.
• Polihidramnion, sering dihubungkan dengan bagian terendah
janin yang tidak engage.
• Ruptur membran anion spontan. Keadaan ketuban pecah dini
tersebut membawa sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan
tali pusat hanyut ke vagina.
• 2. Etiologi Maternal
• Disproporsi kepala panggul
• Disproporsi antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak
dapat turun dan pecahnya ketuban dapat diikuti tali pusat
menumbung.
• Bagian terendah yang tinggi
• Tertundanya penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi
meskipun panggul normal.
Etiologi dari tali pusat dan plasenta
• Tali pusat yang panjang
• Semakin panjang tali pusat, maka semakin mudah menumbung.
b. Plasenta letak rendah
• Jika plasenta dekat serviks maka akan menghalangi penurunan
bagian terendah. Disamping itu insersi tali pusat lebih
dekat serviks.
Manifestasi Klinik
• Manifestasi klinik prolaps tali pusat ( jensen, 2005 ).
– Tali pusat kelihatan menonjol keluar dari vagina.
– Tali pusat dapat dirasakan atau diraba dengan
tangan didalam bagian yang lebih sempit dari
vagina.
– Keadaan jalan lahir yang berbahaya mungkin
terjadi sebagai mana tali pusat ditekan antara
bagian presentase dan tulang panggul.
– Auskultasi terdengar jantung janin ireguler
– Terdapat bradikardia janin ( DJJ <100x/menit)
– Hipoksia janin ditandai dengan gerakan janin yang
jarang dan lemah.
PATOFISIOLOGI
Sebelum terjadinya prolaps tali pusat maka ada beberapa
faktor pencetusnya yaitu dari faktor injurin dan idiopatik. Dari
kedua faktor tersebut mengakibatkan terjadinya plasenta
previa, tali pusat panjang, kehamilan kembar, ruptur
membran spontan dan kehamilan prematur.
• Dimulai dari mengakibatkan plasenta previa dikarenakan
keadaan plasenta terlalu dempet sehingga menutup
jalan lahir mengakibatkan tali pusat akan mudah turun
menuju ke vagina, maka muncul M.K kurang
pengetahuan. Dari tali pusat yang memanjang bisa juga
menutup jalan lahir masalah keperawatan yang sama
yaitu kurang pengetahuan maka otomatis kurangnya
informasi yang didapatkan oleh si ibu terhadap kejadian
tersebut.
• Pada kejadian kehamilan kembar mengakibatkan janin
bergerak terbatas di dalam rahim sehingga letak janin akan
posisi sungsang, lintang, dan presentasi kepala akan berubah
akibatnya janin sulit beradaptasi maupun penyesuaian dalam
panggul ibu dikarenakan pintu atas panggul ( PAP) tidak
tertutup oleh bagian bawah janin sehingga mengakibatkan tali
pusat bergeser atau turun dari tempat vagina.
• Ruptur membran spontan juga mengalami polidroamnion
mengakibatkan ukuran janin terlalu kecil sehingga tali pusat
terbawa di dekat vagina sama juga dengan kehamilan
perematur dengan ukuran janin yang terlalu kecil maka janin
akan bergerak leluasa di dalam rahim.
• Dari 5 masalah tersebut mengakibatkan terjadinya prolaps tali
pusat. Telah terjadinya prolaps tali pusat maka keadaan prolaps
tali pusat bermacam – macam pengelompokan dimulai dari
keadaan tali pusat menumbung , tali pusat terdepan dan tali
pusat occult prolapsed.
• Dari ke 3 pengelompokan tersebut maka akan terjadi seperti
obtruksi lengkap, obtruksi sebagian, tali pusat mlingkar, dan
tekanan pada tali pusat akan terendam dari obtruksi lengkap
maka detak jantung janin akan mengalami deselerasi sehingga
mengakibatkan hipoksia miokard di janin maka masalah
keperawatan yang muncul adalah gangguan pertukaran gas.
• Pada saat obtruksi sebagian juga mengalami akselerasi detak
jantung janin dimana asidosis respiratorik dan metabolik terlalu
berat sehingga oksigen di janin akan mengalami kekurangan
dan bradikardi yang selalu menetap terjadilah hipoksia janin
maka masalah keperawatan yang muncul gangguan pertukaran
gas.
• Pada keadaan tali pusat melingkar pada bagian kepala akan
mengakibatkan penekanan pada dinding pelvis sehingga aliran
darah dan oksigen ke tali pusat kana terhambat mengakibatkan
hipoksia pada janin juga gawat janin dikarenakan gerakan janin
melemah maka masalah keperawatan yang akan muncul
adalah ansietas. Dari gerakan janin melemah akan dilakukan
tindakan SC maka masalah keperawatan yang muncul adalah
resiko infeksi. Dari tindakan SC tersebut maka akan mengalami
pendarahan masif mengakibatkan syok hipovolemik maka
masalah kleperawatan yang akan muncul adalah resiko
ketidakseimbangan volume cairan.
Pada saat terjadi penekanan pada tali pusat bagian terendam
sehingga bisa mengurangi sirkulasi plasenta mengakibatkan
hipoksia pada janin maka masalah keperawatan yang akan muncul
adalah resiko cidera pada janin.
Komplikasi prolaps tali pusat ( Bobak, 2005 )
• Pada Ibu
Komplikasi Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban
menyebabkan bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion
dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi
bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin. Sedangkan pemeriksaan
serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri vagina
kedalam uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan,
terutama apabila dicurigai terjadi distosia. Infeksi merupakan
bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus
lama .Komplikasi lain seperti laserasi jalan lahir, ruptura uretri,
atonia uretri dapat terjadi akibat upaya menyelamatkan janin.
Pada janin
• Gawat janin
• Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidak
memperoleh oksigen yang cukup. Gawat janin dapat diketahui
dari tanda-tanda berikut:
– Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau
lebih dari 160 x / menit.
– Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih
dari 10 x / hari).
– Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna
kehijauan, atau tali pusat pulsasinya lemah, maka
prognosis janin akan memburuk.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK