Penatalaksanaan nonfarmakologis untuk nyeri persalinan dapat menurunkan rasa nyeri dan
meningkatkan rasa nyaman pada pasien saat persalinan. Nyeri persalinan merupakan salah satu
tantangan tersendiri untuk klinisi maupun ibu dalam proses persalinan.
Pendekatan nonfarmakologis sudah banyak digunakan untuk menurunkan rasa nyeri persalinan.
Masase merupakan salah satu pendekatan non-farmakologi yang aman, dan murah. Akan tetapi,
studi mengenai peran masase dan penatalaksanaan non-farmakologis lainnya dalam menurunkan
rasa nyeri pada proses persalinan masih terbatas.[1,2]
Nyeri merupakan keluhan yang sering ditemukan pada wanita yang sedang dalam proses
bersalin. Nyeri persalinan terjadi karena kontraksi uterus, hal ini kemudian akan memicu respons
stress tubuh, seperti konsumsi oksigen yang meningkat, hiperventilasi, peningkatan tekanan
darah, dan mengganggu pengosongan lambung. Selain itu, rasa nyeri juga dapat mempengaruhi
keputusan ibu untuk menentukan tipe persalinan.
Pada pasien primigravida, rasa nyeri dapat mendesak ibu untuk memilih tindakan operatif. Pada
studi oleh Aram S et al dilaporkan bahwa sebanyak 37,2 % ibu memilih tindakan sectio
caesaria karena ketakutan akan rasa nyeri saat persalinan. Oleh karena itu, penanganan nyeri
pada saat persalinan sangat penting.[1,3]
Baik terapi farmakologis dan non-farmakologi sudah diterapkan pada pasien bersalin.
Tatalaksana non-farmakologi dalam menurunkan rasa nyeri memiliki keunggulan, dimana terapi
ini dapat mengurangi efek samping pada ibu dan bayi yang ditimbulkan oleh obat-obatan. Selain
itu, juga dapat memberi rasa menyenangkan bagi ibu dan janin. Pada ibu yang memiliki penyakit
kardiorespiratori dan juga ibu yang alergi terhadap obat-obatan, metode non-farmakologi dapat
menjadi pilihan saat persalinan.[4,5]
Terapi Non-farmakologi
Metode terapi nonfarmakologis dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien saat persalinan dapat
beragam. Selain menurunkan rasa nyeri, terapi non-farmakologi diduga juga dapat mendorong
komponen psikoemosional dan spiritual sehingga dapat meningkatkan kesiapan pasien dalam
bersalin. Beberapa metode terapi non-farmakologi yang dapat dipilih, diantaranya adalah masase
dan sentuhan, pergerakan dan posisi, teknik bernapas dengan relaksasi, aplikasi panas atau
dingin, dan terapi musik.[6]
Metode Lainnya
Sejumlah metode-metode lain sudah menunjukkan efikasinya dalam menurunkan rasa nyeri pada
pasien bersalin. Metode birth ball diduga efektif dalam penurunan rasa nyeri persalinan dengan
cara meningkatkan relaksasi pada tungkai bawah dan pelvis. Terdapat studi yang juga
menunjukkan teknik akupuntur dan acupressure dapat menurunkan rasa nyeri dan menurunkan
penggunaan analgesik pada pasien bersalin. [25-28] Metode lainnya, seperti aromaterapi, yoga,
dan hipnosis juga diduga memiliki efikasi dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien bersalin.
[29-33]
Kesimpulan
Metode non-farmakologis sudah banyak dipilih dalam menurunkan rasa nyeri persalinan
dikarenakan kurangnya efek samping dan biaya yang rendah. Sampai sekarang sudah terdapat
banyak metode non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri saat
persalinan.
Metode-metode seperti masase, pergerakan dan posisi, bernapas, diduga memiliki peran dalam
menurunkan rasa nyeri persalinan, namun studi yang lebih besar dengan metodologi yang lebih
baik masih diperlukan. Efikasi pada beberapa metode lain, seperti akupuntur, yoga, ataupun
hipnosis, masih sangat terbatas. Selain itu, studi lebih lanjut mengenai perbandingan antara
efektifitas dan teknik yang digunakan juga dibutuhkan.