Anda di halaman 1dari 161

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.

L
UMUR 21 TAHUN G1P0A0 HAMIL 7+2 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II
DI RSUD KARANGANYAR

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma 3 Kebidanan

Disusun Oleh :

Rita Agustina
NIM B14036

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY. L


UMUR 21 TAHUN G1P0A0 HAMIL 7+2 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II
DI RSUD KARANGANYAR

Diajukan oleh :
Rita Agustina
NIM B14036

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal ...............

Pembimbing

Deny Eka Widyastuti, S.ST., M.Kes


NIK.201188075

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY. L


UMUR 21 TAHUN G1P0A0 HAMIL 7+2 MINGGU DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II
DI RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :
Rita Agustina
NIM B14036

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Ujian Akhir Program D3 Kebidanan
Pada tanggal……………

PENGUJI I PENGUJI II

Wijayanti, SST., M.Kes Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes


NIK. 201284105 NIK.201188075

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu pernyataan


Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D3 Kebidanan

Siti Nurjanah, SST., M.Keb


NIK.201188093

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. L
Umur 21 Tahun G1P0A0 Hamil 7+2 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade II Di RSUD Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D3
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. G. Mariyadi selaku Direktur RSUD Karanganyar.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Siti Nurjanah, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Ibu Deny Eka Widyastuti, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan
kepada penulis.
5. Semua Responden yang telah membantu dalam menyelesaikan ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2017

Penulis

iv
Program Studi Diploma 3 Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017
Rita Agustina
B14036

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I PADA NY.L


UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 7+2 MINGGU
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II
DI RSUD KARANGANYAR

xi + 107 halaman +12 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang


berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Pada kasus
hyperemesis gravidarum yang terus berlanjut bisa menyebabkan komplikasi
hyperemesis gravidarum antara lain gangguan gizi, gangguan metabolisme,
penyakit infeksi, dan lain-lain. Berdasarkan Studi pendahuluan di RSUD
Karanganyar Tahun 2016, terdapat 135 atau 20,86 % ibu hamil dengan
Hiperemeis Gravidarum Grade II.
Tujuan : Diperolehnya pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan dengan menggunakan pendekatan menejemen tujuh lankah Varney.
Metode Studi Kasus : Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif.
Lokasi studi kasus di RSUD Karanganyar. Subyek studi kasus Ny. L. Studi kasus
dilaksanakan tanggal 27 sampai 31 Maret 2017. Teknik pengumpulan data
menggunakan data primer dan data sekunder.
Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 5 hari di
dapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, TTV : TD : 110/80
mmHg, N : 85 x/menit, S : 36,8 0C, R : 24 x/menit, mata : conjungtiva merah
muda, sclera putih dan tidak cekung, lidah tampak tidak kotor, nafas tidak tercium
bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi,
nafsu makan meningkat.
Kesimpulan : Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny. L G1P0A0 dengan
hyperemesis gravidarum grade II penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktek yaitu pada pengkajian, interpretasi data, rencana asuhan dan
pelaksanaan

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Hiperemesis Gravidarum Grade II.


Kepustakaan : 29 Referensi (2010 – 2016).

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada dijalan allah
( HR. Tarmudzi)
2. Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat
3. Keberhasilan akan diraih dengan belajar jangan ingat lelahnya belajar, tapi
ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelak ketika sukses
4. Kerjakanlah, wujudkanlah, raihlah, cita-citamu dengan memulainya dari
bekerja bukan hanya menjadi beban di dalam pikiranmu.
5. Sebagian orang dapat berhasil karena memang di gariskan seperti itu,
namun hampir semua orang dapat berhasil karena mereka telah berbuat
tekad untuk itu ( Zig Ziglar)
6. Segala kesulitan / kesusahan akan berakhir sebesar apapun masalahnya
akan sesuai juga dengan berjalannya waktu, seperti pepatah mengatakan :
Tidak ada pesta yang tidak berakhir !

PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis
Persembahan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat &
Hidayah-nya sehingga terwujud karya kecil ini
2. Ayah dan ibu tercinta terimakasih atas do‟a restu
dan cinta kasih mu selama ini
3. Kakak ku tersayang yang telah memberikan
dukungan dalam setiap langkahku
4. Teman-teman seangkatan di STIKes KUSUMA
HUSADA 2014 semoga perjalanan dan
kebersamaan yang telah kita tempuh selama ini
mampu menjadikan kita lebih bijak dan dewasa
5. Ibu Deny Eka S.ST., M.Kes terimakasih atas
bimbingannya selama ini
6. Almamater tercinta

vi
CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Rita Agustina

Tempat/tanggal lahir : Sragen, 18 Agustus 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Tegalrejo Rt 05 Rw 01 Kedungwaduk Karang malang Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Kedungwaduk 04 LULUS TAHUN 2008

2. SMP Negeri 2 Masaran LULUS TAHUN 2011

3. SMA Negeri 1 Mojogedang LULUS TAHUN 2014

4. Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2014

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI........................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURICULUM VITAE ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Studi Kasus................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus................................................................. 5
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis .............................................................................. 10
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................... 29
C. Landasan Hukum ...................................................................... 55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus ...................................................................... 56
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................... 56
C. Subjek Studi Kasus ................................................................... 56
D. Waktu Studi Kasus ................................................................... 57
E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 57
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 57
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan....................................................... 60
H. Jadwal Studi Kasus ................................................................... 61

viii
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ......................................................................... 62
B. Pembahasan ............................................................................. 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 104
B. Saran ......................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin StudiPendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6 Surat Permohonan Pasien
Lampiran 7 Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent)
Lampiran 8 Format Askeb
Lampiran 9 Lembar Observasi
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil dan Leaflet
Lampiran 11 Dokumentasi Studi Kasus (Fotocopy buku KIA pasien, Foto)
Lampiran 12 Lembar Konsultasi

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 menunjukkan peningkatan angka kematian ibu yang signifikan

yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup. AKI kembali

menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100 ribu kelahiran

hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015

(KEMENKES, 2015). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah

pada tahun 2016 yaitu 365 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka ini turun

dibanding dengan tahun 2015 sebesar 111,16 per 100 ribu kelahiran hidup

(Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2016). Angka kematian ibu melahirkan di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2014 sebesar 138,5 per 100 ribu kelahiran

hidup naik dibanding tahun 2013 yaitu sebesar 68,3 per 100 ribu kelahiran

hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2014).

Penyebab langsung Kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan

(28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas (8%), untuk

emboli obstetrik, abortus, trauma obstetrik, persalinan macet masing-masing

(5%), penyebab lain (11%) (Sulistyawati, 2013).

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir (Wahyuningsih, 2014). Komplikasi

1
2

dalam kehamilan meliputi anemia, hiperemesis gravidarum, abortus,

kehamilan ektopik, molahidatidosa, hipertensi, pre eklamsia, eklamsi.

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 2015). Pada

kasus hiperemesis gravidarum yang terus berlanjut bisa menyebabkan

komplikasi hiperemesis gravidarum antara lain gangguan gizi, gangguan

metabolisme, penyakit infeksi, dan lain-lain (Rukiyah, 2010). Apabila ibu

mengalami gangguan gizi, ibu akan menjadi lemah dan lelah, dapat pula

mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa

esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal dan bagi janin

akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin

(Anasari, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan awal yang dilakukan penulis di

RSUD Karanganyar pada bulan Oktober 2015 sampai Oktober 2016

didapatkan data jumlah ibu hamil 1599 orang. Dari jumlah tersebut terdiri

dari ibu hamil normal sebanyak 752 orang (47 %), jumlah ibu hamil patologi

847 orang (53 %) yang terdiri dari ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

sebanyak 275 orang (32,4 %), ibu hamil dengan anemia sebanyak 86 orang

(10,15 %), ibu hamil dengan hipertensi sebanyak 121 orang (14,3 %), ibu

hamil dengan abortus sebanyak 232 orang (27,3 %), ibu hamil dengan

kehamilan ektopik terganggu sebanyak 18 orang (2,15 %), ibu hamil dengan

mola hidatidosa sebanyak 31 orang (3,7 %), ibu hamil dengan pre-eklamsia
3

sebanyak 84 orang (10 %). Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum terbagi

menjadi hiperemesis gravidarum grade I sebanyak 42 orang (15,3 %),

hiperemesis gravidarum grade II sebanyak 135 orang (49 %), ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum grade III sebanyak 98 orang (36,7 %).

Berdasarkan studi pendahuluan, maka penulis tertarik untuk

melaksanakan studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Trimester I pada Ny. L G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di

RSUD Karanganyar Tahun 2017” penting untuk diteliti.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah ini

adalah : “Bagaimana Asuhan Kebidanan ibu hamil patologi pada Ny. L

G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD Karanganyar

Tahun 2017 dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan

menurut tujuh langkah Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Diperolehnya pengalaman yang nyata dalam melaksanakan asuhan

kebidanan ibu hamil patologi pada Ny. L umur 21 tahun G1P0A0 hamil

7+2 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD

Karanganyar dengan menggunakan pendekatan manajemen tujuh

langkah Varney.
4

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan penulis mampu

1) Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil patologi pada Ny. L

umur 21 tahun G1P0A0 hamil 7+2 minggu dengan hiperemesis

gravidarum grade II di RSUD Karanganyar

2) Menginterpretasi serta merumuskan diagnosa kebidanan,

masalah dan kebutuhan pada ibu hamil patologi pada Ny. L

umur 21 tahun G1P0A0 hamil 7+2 minggu dengan hiperemesis

gravidarum grade II di RSUD Karanganyar.

3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil patologi pada

Ny. L umur 21 tahun G1P0A0 hamil 7+2 minggu dengan

hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar.

4) Melakukan intervensi tindakan pada ibu hamil patologi pada Ny.

L umur 21 tahun G1P0A0 hamil 7+2 minggu dengan hiperemesis

gravidarum grade II di RSUD Karanganyar

5) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan

pengkajian pada ibu hamil patologi pada Ny. L umur 21 tahun

G1P0A0 hamil 7+2 minggu dengan hiperemesis gravidarum

grade II di RSUD Karanganyar

6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

patologi pada Ny. L umur 21 tahun G1P0A0 hamil 7+2 minggu

dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD

Karanganyar.
5

7) Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada ibu

hamil patologi pada Ny. L umur 21 tahun G1P0A0 hamil 7+2

minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD

Karanganyar.

b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik

pada kasus Ibu Hamil Patologi pada Ny. L Umur 21 Tahun G1P0A0

hamil 7+2 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di

RSUD Karanganyar.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Diri Sendiri

Menambah pengalaman penulis tentang penatalaksanaan asuhan

kebidanan dan dapat menerapkan praktik kebidanan pada kasus ibu hamil

patologi dengan hiperemesis gravidarum grade II.

2. Bagi Profesi

Dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan untuk

meningkatkan mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan

khususnya pada kasus ibu hamil patologi dengan hiperemesis

gravidarum grade II.

3. Bagi Institusi dan Instansi

a. Rumah Sakit

Dapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan


6

kebidanan pada kasus ibu hamil patologi dengan hiperemesis

gravidarum grade II.

b. Pendidikan

Sebagai referensi bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi

mahasiswa kebidanan khusunya pada kasus ibu hamil patologi

dengan hiperemesis gravidarum grade II.

E. Keaslian Studi Kasus


Laporan studi kasus pada ibu hamil trimester I dengan hiperemesis

gravidarum grade II sudah pernah dilakukan oleh :

1. Suparmi (2014), dengan judul “ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester

I Pada Ny. S G2P1A0 Umur 28 Tahun Hamil 8 Minggu Dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade II Di RSU Sarila Husada Sragen”. Hasil

dari studi ini telah didapat ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

grade II dengan keluhan merasa mual sejak 2 minggu yang lalu dan

muntah kurang lebih 10 x/hari, berupa cairan setelah makan dan minum,

serta badan terasa pusing, dan lemas. Asuhan yang diberiakn infus RL 20

tpm, injeksi Ondam cetron IV 4 mg, injeksi ranitidin IV 25 mg,

menganjurkan ibu makan sedikit tetapi sering seperti makan-makanan

ringan dan biscuit kering, menganjurkan ibu istirahat total dalam ruangan

yang nyaman. Setelah dilakukan perawatan selama tiga hari keadaan ibu

baik, kesadaran komposmentis, mata : conjungtiva merah muda, sklera

putih dan tidak cekung, lidah tidak tampak kotor, tidak tercium bau
7

aseton, turgor kulit lebih baik, ibu tidak mual dan muntah lagi, nafsu

makan meningkat.

Persamaan :

Pada studi kasus Suparmi, 2014 dan pada studi kasus ini didapat

persamaan pada judul yaitu Asuhan Kebidanan Ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum grade II, trimester I. Keluhan yaitu didapat

keluhan pasien merasa mual sejak 2 minggu yang lalu dan muntah ± 10

x/hari berupa cairan setelah makan dan minum, serta badan terasa pusing

dan lemas. Asuhan yang di berikan yaitu infus RL 20 tpm, Injeksi

Ranitidin dan Ondan cetron, menganjurkan pada ibu makan dan minum

sedikit tetapi sering, seperti makan makanan ringan dan biskuit,

menganjurkan pasien untuk istirahat total dalam ruangan yang nyaman.

Hasil, setelah dilakukan asuhan selama beberapa hari didapat hasil

keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, TTV normal, mata :

conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung, lidah tidak

tampak kotor, tidak tercium bau aseton, turgor kulit lebih baik, ibu tidak

mual dan muntah lagi, nafsu makan meningkat.

Perbedaan :

Pada studi kasus Suparmi (2014) dan studi kasus ini didapat perbedaan

yaitu Identitas Pasien, pada studi kasus Suparmi (2014) didapat pasien

bernama Ny. S G2P1A0 Umur 28 tahun, sedangkan pada studi kasus ini

didapat Ny. L G1P0A0 Umur 21 tahun, Umur 28, umur kehamilan pada

studi kasus Suparmi (2014) yaitu 8 minggu, sedangkan pada studi kasus
8

ini yaitu 7+2 minggu, tempat pengambilan kasus pada Suparmi (2014)

yaitu di RSU Sarila Husada Sragen sedangkan pada studi kasus ini di

RSUD Karanganyar. Lamanya dirawat di RS, pada studi kasus Suparmi

(2014) pasien dirawat selama 3 hari, sedangkan pada studi kasus ini

dirawat selama 5 hari. Pemberian obat oral, pada studi kasus Suparmi

(2014) tidak diberi obat oral, sedangkan pada studi kasus ini diberi obat

oral sepeti antasida, B6. Nasehat, pada studi kasus ini menganjurkan

pasien untuk segera bangun dari tempat tidur agar terjadi aliran darah

menuju susunan saraf pusat, dan memberi nasehat tentang diet ibu hamil

untuk menghindari makanan yang merangsang muntah seperti makanan

berlemak dan bersantan sedangakan pada studi kasus Suparmi (2014)

tidak diberi nasehat seperti pada studi kasus ini.

2. Agustina (2013), dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester

II Pada Ny. S G4P2A1 Umur Kehamilan 13 Minggu Dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade II Di RSU Assalam Gemolong Sragen”. Hasil dari

studi ini telah didapat ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II

dengan keluhan mual dan muntah sejak tiga hari yang lalu kurang kebih

10 x/hari, berupa cairan setelah makan dan minum serta badan terasa

lemas dan pusing. Asuhan yang diberikan terapi obat oral yaitu 1 tablet

Antasida 200 mg, 1 tablet Biosanbe 250 mg, dan 1 tablet vitamin B6 10

mg. Setelah dilakukan perawatan selama tiga hari keadaan ibu baik,

kesadaran komposmentis, mata : konjungtiva merah mudah, sklera putih


9

dan tidak cekung, lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton,

turgor kulit baik. Ibu tidak mual dan muntah lagi.

Persamaan :

Pada studi kasus Agustina (2013) dan pada studi kasus ini didapat

persamaan pada judul yaitu Asuhan Kebidanan Ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum grade II. Keluhan yaitu dengan keluhan pasien

muntah ± 10 x/hari berupa cairan setelah makan dan minum serta badan

terasa lemas dan pusing. Asuhan yang diberikan infus RL 20 tpm, obat

oral Antasida, dan B6. Hasil, setelah dilakukan perawatan selama

beberapa hari didapat keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

TTV normal, mata : conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak

cekung, lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton, turgor kulit

baik, ibu tidak mual dan muntah lagi.

Perbedaan :

Pada studi kasus Agustina (2013) dan studi kasus ini didapat perbedaan

yaitu Identitas Pasien, pada studi kasus Agustina (2013) didapat pasien

bernama Ny. S G4P2A1, Trimester pada studi kasus Agustina (2013) yaitu

Trimester II sedangkan pada studi kasus ini yaitu Trimester I, umur

kehamilan pada studi kasus Agustina (2013) yaitu 13 minggu sedangkan

pada studi kasus ini yaitu 7+2 minggu, tempat pengambilan studi kasus

pada Agustina (2013) di RSU Assalam gemolong sragen, sedangkan

pada studi kasus ini di RSUD Karanganyar. Lamanya dirawat di RS,

pada studi kasus Agustina (2013) pasien dirawat selama 3 hari,


10

sedangkan pada studi kasus ini dirawat selama 5 hari. Pemberian injeksi,

pada studi kasus Agustina (2013) tidak diberi Injeksi, sedangkan pada

studi kasus ini diberi injeksi ondan cetron dan ranitidin. Nasehat, pada

studi kasus ini menganjurkan pasien untuk segera bangun dari tempat

tidur agar terjadi aliran darah menuju susunan saraf pusat, dan memberi

nasehat tentang diet ibu hamil untuk menghindari makanan yang

merangsang muntah seperti makanan berlemak dan bersantan sedangakan

pada studi kasus Agustina (2013) tidak diberi nasehat seperti pada studi

kasus ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

1) Menurut Waryana (2010) kehamilan adalah proses pembuahan

dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan

janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita.

2) Menurut Wahyuningsih (2013) kehamilan adalah dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah

280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir.

b. Klasifikasi Kehamilan

Menurut Astuti (2012), klasifikasi kehamilan menjadi :

1) Kehamilan Trimester I : 0 sampai 12 minggu.

2) Kehamilan Trimester II : 13 sampai 24 minggu.

3) Kehamilan Trimester III : 25 sampai 40 minggu.

c. Perubahan fisiologi kehamilan

Menurut Bartini (2012), perubahan fisiologi kehamilan antara lain :

1) Hormon (HSG, Estrogen, Progesteron, TSH, MSH)

a) HSG (Human Chorionoc Gonadotropin)

Adanya hormon ini merupakan dasar untuk hasil positif

dalam test kehamilan. Meningkatnya hormon ini akan

11
12

menyebabkan nausea (mual) payudara terasa lunak,

amenorea, pertumbuhan uterus.

b) Estrogen

Diproduksi oleh plasenta setelah 12 minggu, menekan

ovulasi dan menghambat laktasi, berperan dalam

pertumbuhan payudara, uterus dan vagina.

c) Progesteron

Diproduksi oleh placenta setelah 12 minggu, merespon

pertumbuhan jaringan payudara, relaksasi otot polos di

seluruh tubuh.

d) TSH (Thyroid-stimulating Hormon)

Menstimulasi metabolisme yang dipengaruhi kerja hormon

thyroksin.

e) MSH (Melanocyte-Stimulating Hormone)

Selama kehamilan berlangsung produksi MSH oleh

glandula pitutary meningkat.

2) Metabolisme

Meningkat untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Berat

badan meningkat 10 – 12 kg.

3) Sistem Pernapasan

15 – 12 % kebutuhan oxygen meningkat : pertukaran gas lebih

mudah, tulang rusuk bawah mengembang. Terjadi Dyspnoe

(sesak nafas) pada kehamilan akhir.


13

4) Sistem Pencernaan

Keseluruhan sistem ini relaksasi, oleh karena pengaruh hormon

progesteron.

5) Sistem Perkemihan

Peningkatan aliran darah ke ginjal menyebabkan 50%

peningkatan penyaringan oleh glumerolus, efek dari

progesteron akan mempengaruhi ureter.

6) Sistem Reproduksi

a) Uterus

Pertumbuhan dari dalam rongga panggul 70 gram rongga

perut 1 kilogram.

b) Canalis servicalis dipenuhi opperculum, secret/getah

mucosa.

c) Vagina : peningkatan aliran darah kevagina, dan pengaruh

estrogen.

7) Payudara

Baik estrogen maupun progesteron mempengaruhi

pertumbuhan dan peningkatan suplay darah ke payudara,

kelenjar gontgomery menjadi lebih aktif.

8) System Rangka

Progesteron menyebabkan melemahnya ligamentum yang akan

membantu proses persalinan.


14

d. Proses Kehamilan

Menurut Mochtar (2015), proses kehamilan setiap bulan, saat

ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari

indung telur (ovarium), yang di tangkap oleh umbai-umbai

(fimbriae) dan masuk ke dalamn saluran telur. Sewaktu

persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-

juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu

masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya

terjadi di bagian tuba uterina yang menggembung.

Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan

ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian,

pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani

untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi disebut

pembuahan (konsepsi=fertilisasi).

Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak

(dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim. Ovum

yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim

untuk selanjutnya berserang diruang rahim, peristiwa tersebut

disebut nidasi (implantasi). Dari pertumbuhan sampai nidasi

diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan

zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri

(plasenta). Jadi, dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan


15

harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan

(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi.

e. Tanda-tanda Kehamilan

Menurun Walyani (2015), untuk dapat menegakkan kehamilan

ditetapkan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan,

yaitu sebagai berikut :

1) Tanda dugaan Kehamilan

a) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga

menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat

diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid

terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia

kehamiklan dan tafsiran persalinan. Tetapi, amenorhea juga

dapat disebabkan olehpenyakit kronik tertentu, tumor

pitutari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi dan

biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan

kehamilan.

b) Mual (nusea) dan muntah (emesis)

Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual

muntah yang terjadi trauma pada pagi hari yang disebut

morning sicknes. Dalam batas tertentu ini masih fisiologis,


16

tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan

kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.

c) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering

terjadi pada bulan-bulanan pertama kehamilan dan akan

menghilang dengan tuanya kehamilan.

d) Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sental)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi

terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya

akan hilang setelah 16 minggu.

e) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan

kecepatan basal metabolisme (Basal Metabolisme Rate-

BMR) pada kehamilan yang akan meningkat seiring

pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme

hasil konsepsi.

f) Payudara tegang

Ekstrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus

pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi

perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama


17

somatomamotropin, hormon-hormon ini memimbulkan

pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan

nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran

puting susu, serta pengeluaran kolostrum.

g) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi sering,

terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus

kekandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan

ini akan berkurang karena uterus yang membesar keluar

dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul

karena janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan

kembali kandung kemih.

h) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik khusus

(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

i) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia lebih dari 12 minggu. Terjadi

akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit.

j) Epulis

Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada

triwulan pertama.
18

k) Varises

Pengaruh ekstrogen dan progesteron menyebabkan

pelebaran pembuluh darah terutama pada wanita yang

mempunyai bakat. Varises dapat terjadi disekitar genetalia

eksterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan

pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

2) Tanda pasti Kehamilan

Menurut Walyani (2015), tanda-tanda pasti kehamilan adalah :

a) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 20 minggu.

b) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan

alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan

stetoskop laenec DJJ baru dapat didengar pada usia

kehamilan 18-20 minggu.

c) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian terkecil janin (lengan dan kaki) dapat

diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester

terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi

menggunakan USG.
19

d) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan fotorontgen maupun

USG.

f. Komplikasi Kehamilan

Menurut Marmi (2011), komplikasi dalam kehamilan meliputi :

1) Anemia

Anemia kehamilan adalah suatu penyakit dimana kadar

hemoglobin (Hb) kurang dari 10 gr%, disebut anemia berat,

atau bila kurang dari 6 gr%, disebut anemia gravis.

2) Hiperemesis gravidarum

Menurut Mochtar (2015), Hiperemesis Gravidarum adalah

mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai

mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya

menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

3) Abortus

Menurut Fadlun (2011), Abortus adalah pengeluaan hasil

konsepsi atau berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat

hidup di dunia luar (viable), tanpa mempersoalkan

penyebabnya dengan berat badan <500 gram atau umur

kehamilan <20 minggu.

4) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi

di luar rongga uterus.


20

5) Molahidatidosa

Adalah jonjot-jonjot korion yang tumbuh berganda berupa

gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan

sehingga menyerupai buah anggur ataun mata ikan. Kehamilan

mola merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.

6) Hipertensi

Adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana

biasanya tidak ada penyebab yang nyata. Kadang-kadang

keadaan ini dihubungkan dengan penyakit ginjal,

phaeochromocytoma atau penyempitan aorta, dan keadaan ini

lebih sering muncul pada saat kehamilan.

7) Pre Eklamsia

Adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini

biasanya timbul sebelumnya, misalnya pada Mola Hidatidosa.

8) Eklamsi

Adalah serangan konvulsi yang biasa terjadi pada kehamilan,

tetapi tidak selalu komplikasi dari pre eklamsi.


21

g. Faktor yang mempengaruhi Kehamilan

Menurut Bartini (2012), Faktor yang mempengaruhi kehamilan

antara lain :

1) Faktor fisik

Faktor fisik ini meliputi status kesehatan, status gizi, dan gaya

hidup.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis meliputi stessor internal dan eksternal,

support keluarga, subtance abuse, dan partner abuse.

3) Faktor lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi

Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi nerupakan

harmonisasi dalam kehidupan manusia. Ibu hamil yang tinggal

dalam lingkungan yang sehat tentu akan menjamin kesehatan

kehamilannya. Kondisi geografis yang kurang menguntungkan

ibu akan mempengaruhi akses untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan, sehingga kesehatan ibu akan jarang terpantau.

2. Hiperemesis Gravidarum

a. Pengertian

1) Menurut Mochtar (2015), hiperemesis gravidarum adalah,

mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai

mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya

menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.


22

2) Menurut Nugroho (2011), hiperemesis gravidarum adalah

muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,

muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan

diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum

dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan

terdapat aseton dan urin bukan karena penyakit seperti

appendistis, pielititis, dan sebagainya.

b. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.

Menurut Muchtar (2015), faktor-faktor penyebab hiperemesis

gravidarum yang ditemukan, antara lain:

1) Faktor Predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola

hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan

kadar HCG.

2) Faktor Organik, karena masuknya Vili khoriales dalam

sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.

3) Faktor Psikologik, keretakan rumah tangga, kehilangan

pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut

memikul tanggung jawab, dan sebagainya.

4) Faktor endokrin lainnya, hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

c. Patofisilogi

Menurut Marmi (2011), patofisiologis hiperemesis gravidarum

adalah komplikasi pada mual dan muntah pada kehamilan muda,


23

bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Dampak dari

semua masalah dapat menimbulkan gangguan fungsi alat vital

sebagai berikut :

1) Hati

Pada tingkat ringan, hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa

nekrosis, degenerasi lemak senri lobuler.

2) Jantung

Jantung atrofi, lebih kecil dari biasa, kadang kala ditemukan

perdarahan sub endokardial.

3) Otak

Terdapat bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti

ensefalopati wernickne.

4) Ginjal

Tampak pucat, degenerasi lemak pada tubula kontorti.

d. Gejala dan Tingkat

Menurut Mochtar (2015), gejala dan tingkat hiperemesis

gravidarum antara lain :

1) Hiperemesis Gravidarum Grade I (Ringan) dengan gejala mual

muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak

mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di epigastrum, nadi

lebih dari 100 x/menit, tensi turun, lidah kering dan mata

cekung.
24

2) Hiperemesis Gravidarum Grade II (Sedang) dengan gejala

mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum

penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek,

lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik

(dehidrasi), tensi turun, ikterus ringan, berat badan turun, mata

cekung, hemokonsentrasi oliguri dan konstipasi, dapat pula

terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.

3) Hiperemesis Gravidarum Grade III (Berat) dengan gejala

keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, semnolent

sampai koma, nadi kecil halus dan cepat,dehidrasi hebat, suhu

badan naik, tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang sangat

fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (enselopati wernicnke)

dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental.

e. Diagnosis

Menurut Nugroho (2012), diagnosis Hiperemesis Gravidarum

adalah :

1) Amenore yang disertai muntah hebat (segala yang dimakan dan

diminum akan dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu,

dan haus hebat.

2) Fungsi vital

Nadi meningkat 100 kali permenit, tekanan darah menurun

pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-

koma).
25

3) Fisik

Dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat

badan menurun, porsio lunak pada vaginal tauche, uterus besar

sesuai besarnya kehamilan.

4) Laboratorium

Kenaikan relatif hemoglobin dan hematrokrit, shift to the left,

benda keton dan proteinuria.

f. Pencegahan

Menurut Mochtar (2015), pencegahan terhadap hiperemesis

gravidarum dengan memberikan informasi dan edukasi tentang

kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor

psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan jangan

sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering.

Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong,

mual, dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.

g. Penatalaksanaan

Menurut Nugroho (2012), bila pencegahan tidak berhasil maka

diperlukan pengobatan, yaitu :

1) Rawat di rumah sakit, batasi pengunjung.

2) Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit.

3) Obat.

a) Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/hr/infus.

b) Vitamin B12 200 mcg/hr/infus, vit. C 200/hr/infus.


26

c) Phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau

chlorpromazine 25-50 mg/hr IM atau diazepam 5 mg 2-3

kali per hari IM.

d) Antiemetik : prometazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari

per oral atau prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg per hari

per oral atau mediameter B6 3 kali 1 per hari per oral.

e) Antasida : acidrine 3 x 1 tab per oral atau mylanta 3 x 1 per

hari per oral atau magnam 3 x 1 tab per hari per oral.

3. Hiperemesis Gravidarum Grade II

a. Pengertian

1) Menurut Mochtar (2015), hiperemesis gravidarum grade II

adalah mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum

penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek,

lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik

(dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung,

tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat

juga terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton.

2) Menurut Gunawan (2011), hiperemesis gravidarum grade II

adalah pasien memuntahkan semua yang dimakan dan

diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang

hebat. Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140 kali/menit

dan tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg. Pasien


27

terlihat apatis, pucat, lidah kotor, kadang ikterus, dan

ditemukan aseton serta bilirubin dalam urin.

b. Tanda dan Gejala

Menurut Nugroho (2012) dan Mochtar (2015), tanda dan gejala

hiperemesis gravidarum grade II adalah :

1) Gejala lebih berat.

2) Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan.

3) Haus hebat.

4) Subfebrial.

5) Nadi cepat dan lebih dari 100-140 x/menit.

6) Tekanan darah sistole kurang dari 80 mmHg.

7) Apatis.

8) Kulit pucat.

9) Lidah kotor.

10) Kadang ikterus.

11) Nafas bau aseton.

12) Billirubin.

13) Berat badan cepat menurun

14) Oliguri.

15) Konstipasi.

16) Turgor kulit mulai jelek.

17) Mata cekung.


28

c. Penatalaksanaan

Menurut Mochtar (2015) dan Nugroho (2012), penatalaksanaan

hiperemesis gravidarum grade II adalah :

1) Beri Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang

wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan

khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti

keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.

2) Beri cairan infus sebaiknya menggunakan larutan yang

memiliki kalori tinggi seperti Valamin, Futrolit untuk

menambah kalori yang kurang dari makanan yang didapat

peroral sekaligus mencegah kekurangan elektrolit.

3) Beri vitamin B1, B2 danm B6 masing-masing 50-100

mg/hari/infus.

4) Beri vitamin B12 200 mg/hari/infus, vitamin C 200/hari/infus.

5) Beri phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau

chlorpromazine 25-50 mg/hari IM atau diazepam 5 mg 2-3 kli

per hari IM.

6) Beri antiemetik : prometazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari

per oral atau prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg per hari per

oral atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.

7) Beri antasida : acidrine 3 kali 1 tablet per hari per oral atau

milanta 3 kali 1 tablet per hari per oral.


29

d. Komplikasi

Komplikasi hiperemesis gravidarum grade II yaitu antara lain

gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit infeksi dan lain-

lain (Rukyah, 2010).

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Menejemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam

rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan

berfokus pada klien (Sukini dan Rofi‟ah, 2016).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Menurut Maryunani (2016), proses manajemen kebidanan

sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh ACNM (1999) terdiri

atas :

a. Mengumpulkan dan memperbarui data yang lengkap dan relevan

secara sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap

kesehatan setiap klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan

melakukan pemeriksaan fisik.

b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar

interpretasi data dasar.


30

c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien.

d. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga

mampu membuat keputusan dan bertanggung jawab terhadap

kesehatannya.

e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.

f. Secara pribadi, bertanggung jawab terhadap implementasi

rencana individual.

g. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanaan manajemen

dengan berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan

selanjutnya.

h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi

darurat jika terhadap penyimpangan dari keadaan normal.

i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapian asuhan

kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

Penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan

manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan hipiremesis gravidarum

grade II menggunakan metode 7 langkah yang berurutan dimana

setiap langkah sempurna secara periodik. Dimulai dari pengumpulan

data dan berakhir dengan evaluasi, Langkah-langkah Manajemen

Kebidanan Menurut Varney yaitu :


31

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah

mengumpulkan informasi tentang klien dengan mengidentifikasi

masalah melalui pengkajian subjektif dan objektif (Sudarti dan

Fauziah, 2011).

a. Data Subjektif

Menurut Sukini dan Rofi‟ah (2016), data subjektif adalah data

yang didapat dari klien sebagai suatu yang didapat terhadap

situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan

oleh tenaga kesehatan secara valid. Data subjektif mencakup data

yang didapat situasi dan kejadian.

Data Subjektif meliputi :

1) Identitas Istri dan Suami (Walyani, 2015), yaitu :

a) Nama Istri/Suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk

memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak

terlihat kaku dan lebih akrab.

b) Umur

Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien

dalam kehamilan beresiko atau tidak. Usia dibawah 16

tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur-umur yang

beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk

kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.


32

c) Suku/Bangsa/Etnis/Keturunan

Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam

rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada

klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang

memiliki kondisi yang resesif otosom dengan insiden

yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang

demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan

menjalani skrining genetik.

d) Agama

Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik

terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat

menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama

dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam

kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin

tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan

produk darah.

e) Pendidikan

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatan

f) Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk

mengetahui apakah klien berada dalam utuh dan untuk

mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan


33

terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak

janin.

g) Alamat

Alamat rumah klien harus diketahui bidan untuk lebih

memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk

mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

2) Keluhan utama

Menurut Walyani (2015), keluhan utama adalah alasan

kenapa klien datang ketempat bidan. Hal ini disebut tanda

atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh

klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan

oleh klien. Keluhan yang muncul pada hiperemesis

gravidarum grade II adalah mual dan muntah yang

hebat (Mochtar, 2015).

3) Riwayat Haid/menstruasi

Menurut Walyani (2015), beberapa data yang harus kita

peroleh dari riwayat menstruasi antara lain :

a) Menarche

Usia wanita pertama kali haid

b) Siklus

Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang

dialami dengan menstruasi berikutnya.


34

c) Lamanya

Waktu lamanya haid normal adalah kurang lebih 7 hari.

d) Banyaknya

Banyaknya darah haid yang keluar, normalnya yaitu 2

kali ganti pembalut dalam sehari.

e) Dismenorhoe

Dismenorhoe yaitu nyeri haid, perlu ditanyakan untuk

mengetahui apakah pasien menderita nyeri haid atau

tidak pada saat haid.

4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Menurut Sukini dan Rofi‟ah (2016) dalam riwayat kehamilan

dan persalinan yang perlu di tanyakan kepada pasien adalah :

a) Jumlah kehamilan dan kelahiran , G (gravida), P (para),

A (abortus).

b) Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran,

tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara

melahirkan.

c) Masalah/gangguan kesehatan yang timbul waktu hamil

dan melahirkan, misal : preeklamsi, infeksi, dan lain-lain.

5) Riwayat kesehatan

a) Penyakit yang pernah diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah

diderita klien. Apabila klien pernah menderita penyakit


35

keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam

kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang

sama (Astuti, 2012).

b) Penyakit yang sedang diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia

derita sekarang. Tanyakan bagaimana urutan kronologis

dari tanda-tanda dan klarifikasi dari setiap tanda penyakit

tersebut (Walyani, 2015).

c) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh

penyakit terhadap gangguan kesehatan pasien. Riwayat

keluarga yang perlu ditanyakan misalnya jantung,

diabetes, ginjal, kelainan bawaan, kehamilan kembar

(Sukini dan Rofi‟ah, 2016).

6) Riwayat Keluarga Berencana

a) Metode

Tanyakan kepada pasien metode KB apa yang selama ini

digunakan. Riwayat kontrasepsi diperlukan karena

kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi perkiraan

persalinan berdasarkan tanggal menstruasi, dan karena

penggunaan metode lain dapat membantu “menanggali”

kehamilan (Walyani, 2015).


36

b) Lama

Untuk mengetahui berapa lama ia menggunakan alat

kontrasepsi tersebut (Walyani, 2015).

c) Masalah

Untuk mengetahui apakah ada pasien ada masalah saat

menggunakan alat kontasepsi, dan untuk mengetahui

apakah pasien mengalami kehamilan karena kegagalan

alat kontrasepsi tersebut (Walyani, 2015).

7) Status perkawinan

Dikaji untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah

dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan

yang tidak diinginkan, lamnaya pernikahan untuk mengetahui

sudah berapa lama ia menikah dengan suaminya (Walyani,

2015).

8) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil

a) Nutrisi

Untuk mengetahui jenis makanan yang biasa ia makan,

menggambarkan apakan pasien sudah tercukupi asupan

gizinya, apakah mengalami perubahan porsi, frekuensi,

pantangan makanan, dan alasan pantang makanan

(Walyani, 2015). Pada kasus dengan hiperemesis

gravidarum grade II asupan makannya menurun,


37

segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan

(Nugroho, 2012).

b) Eliminasi

Untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien

sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekwensi,

warna, masalah, serta BAK meliputi frekwensi, warna,

bau, dan masalah (Walyani, 2015). Pada kasus

hiperemesis gravidarum grade II frekwensi urin

menurun, konstipasi karena terjadi dehidrasi dan tidak

imbangnya elektrolit (Marmi, 2015).

c) Aktivitas

Untuk mengetahui pola aktivitas klien sehari- hari

(Walyani, 2015). Pada ibu hamil dengan hiperemesis

gravidatum grade II aktivitas sehari-hari menjadi

terganggu (Marmi, 2011).

d) Istirahat

Untuk mengetahui pola tidur dan istirahat, berapa lama

kebiasaan tidur siang dan tidur malam (Walyani, 2015).

e) Personal hygiene

Untuk mengetahui kebiasaan personal hygiene pasien

sebelum dan selama hamil, meliputi frekwensi mandi,

frekwensi gosok gigi, frekwensi ganti pakaian, dan

kebersihan vulva (Walyani, 2015).


38

f) Seksualitas

Untuk mengetahui berapa kali dan masalah selama ibu

melakukan aktivitas seksual (Walyani, 2015).

g) Psikososial budaya

Untuk mengetahui respon ibu hamil terhadap kehamilan,

respon suami terhadap kehamilan, dukungan keluarga

lain terhadap kehamilan, pengambilan keputusan

(Walyani, 2015).

h) Merokok/minuman keras/obat terlarang

Untuk mengetahui apakah pasien memiliki kebiasaan

tersebut (Walyani, 2015).

b. Data Objektif

Data objektif menurut Astuti (2012) meliputi :

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien

secara keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan

kriterianya baik maupun lemah. Pada kasus hiperemesis

gravidarum grade II keadaan umum pasien apatis

(Mochtar, 2015).

b) Kesadaran

Kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon

seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan mulai


39

tingkat composmentis, apatis, delirium, somnolen,

stupor, dan coma (Astuti, 2012). Pada kasus hiperemesis

gravidarum grade II kesadaran apatis (Mochtar, 2015).

c) Tekanan darah

Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat

tensimeter dan stetoskop. Tekanan darah normal, sistolik

antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70

sampai 90 mmHg (Astuti, 2012). Pada ibu hamil

hiperemesis gravidarum grade II tekanan darah sistole

kurang dari 80 mmHg (Nugroho, 2012).

d) Suhu

Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,50C-

37,20C. Temperatur rektal 0,50C-10C lebih tinggi

dibanding dengan mulut. Dan suhu mulut lebih tinggi

0,50C dari suhu axilla. Keadaan dimana suhu badan lebih

dari 37,20C disebut demam atau febris. Sedangkan

hipotermia yang penting jika suhu badan mencapai 35 0C

(Astuti, 2012). Pada kasus hiperemesis gravidarum

grade II suhu badan mengalami kenaikan dari batas

normal karena dehidrasi (Marmi, 2011).

e) Nadi

Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba pulsasi pada

arteri dibeberapa tempat, seperti carotis, brachialis,


40

radialis, femoralis, dorsalis pedis, dan lain-lain.

Frekwensi nadi normal 60-100 kali/menit, takikardi >

100 kali/menit, dan bradikardi <60 kali/menit (Astuti,

2012). Nadi pada hiperemesis gravidarum grade II

adalah lebih dari 100-140 kali/menit (Nugroho, 2012).

f) Pernapasan

Frekwensi pernafasan, normal 16-24 kali/menit. Bila

frekwensi pernapasan lebih dari normal disebut takipneu,

sedangkan kurang dari normal disebut bradipneu

(Astuti, 2012).

g) Tinggi badan

Tinggi badan pasien harus diukur pada tiap kunjungan.

Pengukuran tinggi badan adalah sederhana, mudah dan

apabila hasilnya dikaitkan dengan hasil pengukuran berat

badan akan memberikan informasi yang bermakna

kepada dokter tentang status nutrisi dan pertumbuhan

fisik bayi (Matondang, 2013).

h) Berat badan

Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling

sederhana, mudah diukur dan diulang, dan merupakan

indeks untuk status nutrisi sesaat. Beberapa keadaan

klinis dapat mempengaruhi berat badan seperti

terdapatnya oedema, organomegali, hidrosefalus dan


41

lain sebagainya (Matondang, 2013). Pada hiperemesis

gravidarum grade II berat badan menuun > 5%

(Fadlun, 2011).

i) LILA

Pengukuran LILA bertujuan untuk mendapatkan

gambaran status gizi klien (Astuti, 2012).

2) Pemeriksaan sistematis

a) Inspeksi

(1) Kepala, meliputi :

(a) Rambut

Untuk menilai warna, kelebatan, distribusi,

serta karakteristik lain rambut (Matondang,

2013).

(b) Muka

Untuk mengetahui adanya oedema dan

cloasma gravidarum (Astuti, 2012). Pada

hiperemesis gravidarum grade II muka pucat

(Nugroho, 2012).

(c) Mata

Untuk mengetahui conjungtiva, sclera dan

oedema (Astuti, 2012). Pada hiperemesis

gravidarum grade II mata cekung (Mohtar,

2015).
42

(d) Hidung

Untuk mengetahui adanya secret dan polip

(Astuti, 2012).

(e) Telinga

Untuk mengetahui adanya tanda infeksi,

serumen, dan kesimetrisan.

(f) Mulut

Untuk mengetahui adanya keadaan bibir,

stomatitis, epulis, karies dan lidah (Astuti,

2012). Pada hiperemesis gravidarum grade II

mulut : lidah kotor, nafas berbau aseton

(Mochtar, 2015).

(2) Leher

Untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar limfe,

pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena

jugularis atau tumor (Astuti, 2012).

(3) Dada dan Mammae

Untuk mengetahui keadaan payudara meliputi,

pembesaran, simetris, areola, putting, kolostrum,

dan tumor, dan untuk mengetahui retraksi

pembesaran kelenjar limfe ketiak, massa dan nyeri

tekan (Astuti, 2012).


43

3) Pemeriksaan Khusus Obstetri

a) Abdomen

Menurut Johariyah dan Ningrum (2012) dan

Walyani (2015), pemeriksaan Abdomen antara lain :

(1) Inspeksi

Meliputi pemeriksaan luka bekas operasi,

pembesaran perut, linea nigra, striae gravidarum.

(2) Palpasi

(a) Kontraksi

Untuk menentukan kekuatan, frekwensi, durasi,

interval, kontraksi.

(b) Leopold I

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian yang berada pada bagian fundus dan

mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis untuk

menentukan umur kehamilan dengan

menggunakan (kalau > 12 minggu).

(c) Leopold II

Untuk menentukan letak janin memanjang atau

melintang, dan bagian janin yang teraba

disebelah kiri atau kanan.


44

(d) Leopold III

Untuk menentukan bagian janinyang ada

dibawah (presentasi).

(e) Leopold IV

Untuk menentukan apakah bagian janin sudah

masuk panggul atau belum.

(3) Auskultasi

Dengan alat Fetal Electro Cardiograph

denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan

12 minggu. Dapat di dengarkan oleh alat bersama

bersama Leanec dan Doppler. Denyut jantung janin

normal frekwensinya 120-160 kali per menit.

b) Pemeriksaan panggul

Menurut Astuti (2012) dan Walyani (2015),

pemeriksaan panggul antar lain :

(1) Kesan Panggul

Empat bentuk dasar panggul yang didasarkan pada

bentuk segmen posterior dan anterior dari PAP yaitu

panggul gynecoid. Panggul android, panggul

anthropoid, panggul platypelliod.

(2) Distosia Spinarum

Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan

kiri, dengan ukuran normal 23-26.


45

(3) Distosia Kristarum

Jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiri

dengan ukuran 26-29 cm.

(4) Konjugata Eksterna

Jarak antara tepi simfisis dan prosesus spinosus

lumbal V, dengan ukuran normal sekitar 18-20 cm.

(5) Lingkar Panggul

Tepi atas simfisis pubis, mengelilingi kebelakang

melalui pertengahan SIAS dan trochanter mayor

kanan, ke ruas lumbal V dan kembali ke simfisis

melalui pertengahan SIAS dan trochanter mayor kiri

dan terakhir di tepi atas simfisis. Ukuran normal

sekitar 80-90 cm.

c) Pemeriksaan penunjang

Menurut Nugroho (2012), pemeriksaan

penunjang adalah pemeriksaan pendukung diagnosa

yaitu pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

ultrasanografi (USG).

Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II

pemeriksaan yang dilakukan : Hemoglobin dan

Proteinuria (Nugroho, 2012). Pada kasus hiperemesis

gravidarum grade II pada urine terdapat aseton

(Gunawan, 2011).
46

Langkah II : Interpretasi Data

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

dapat dirumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan

diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak

dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan

penanggaan. Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian

(Walyani, 2015).

a. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa yang dapat

ditegakkan adalah “Ny. X G... P... A... umur... tahun... umur

kehamilan... minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II”.

Data dasar meliputi

1) Data Subjektif

Menurut Nugroho (2012) dan Mochtar (2015) :

a) Ibu mengatakan mual dan muntah yang berlebihan

sampai mengganggu pekerjaan.

b) Ibu mengatakan segala yang dimakan dan diminum

dimuntahkan.

c) Ibu mengatakan merasakan haus hebat.

d) Ibu mengatakan mengalami penurunan BAK.

e) Ibu mengatakan susah BAB.


47

2) Data objektif

Menurut Nugroho (2012) dan Mochtar (2015) :

a) Keadaan umum : lemah.

b) Suhu : mengalami kenaikan

c) Nadi : cepat dan lebih dari 100-

140 x/menit.

d) Tekanan darah sistole : kurang dari 80 mmHg.

e) Kesadaran : apatis.

f) Turgor kulit : pucat dan mulai jelek.

g) Mulut : lidah kotor, nafas

bau aseton.

h) Mata : cekung, sklera

kadang ikterus.

i) Berat badan : cepat menurun

j) Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan billirubin :

terjadi peningkatan dari

kadar normal.

b. Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan

dengan fakta atau kenyataan yaitu merupakan suatu pernyataan

dari masalah pasien yang nyata atau potensial dan membutuhkan

tindakan (Masruroh, 2015).


48

Pada ibu dengan hiperemesis gravidarum grade II ibu

merasa cemas dengan kehamilannya (Fadlun, 2011).

c. Kebutuhan

Berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan fisik ibu

biasanya dibutuhkan konseling lebih lanjut sebagai contoh kasus

hiperemesis gravidarum grade II adalah memberikan support

mental (Sutrisno, 2011).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini dilakukan untuk mengientifikasi diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan (Masruroh, 2015).

Diagnosa potensial pada hiperemesis gravidarum grade II

yang terus berlanjut bisa menyebabkan hiperemesis grade III (Norma

dan Dwi, 2013).

Langkah IV : Antisipasi Masalah

Menetapkan kebutuhan yang memerlukan tindakan segera.

Beberapa data kemungkinan ada yang menunjukkan emergensi,

sehingga bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi

sementara menunggu tindakan dokter dalam kolaborasi atau rujukan

(Masruroh, 2015). Antisipasi dalam kasus hiperemesis gravidarum

grade II yaitu kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian terapi

obat, menggunakan sedativa (Luminal, Stesolid), vitamin (B 1 dan B6),


49

anti muntah (Mediamer B6, Drammamin, Avopreg, Avomin,

Torecan), antasida dan anti mulas, memberikan informasi dan edukasi

tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan

faktor psikis rasa takut, isolasi, jangan terlalu banyak tamu, terapi

psikologik (Mochtar, 2015).

Langkah V : Perencanaan

Langkah ini merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap

diagnose atau masalah yang ada/diidentifikasi termasuk penanganan

antisipasi. Rencana yang komprehensif dan menyeluruh mengandung

arti membuat rencana meliputi semua kebutuhan klien/yang

mendukung terhadap pelaksanaan pelayanan. Dalam rencana asuhan

ini harus disetujui oleh kedua belah pihak antara bidan dan klien. Oleh

karena itu bidan perlu mendiskusikan rencana dengan klien tersebut

(Masruroh, 2015).

Rencana tindakan menurut Mochtar (2015) dan Nugroho

(2012), yang dilakukan pada ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum grade II antara lain :

a. Beri Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamialan adalah suatu hal yang wajar,

normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan

coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi

dan pekerjaan serta lingkungan.


50

b. Beri cairan infus sebaiknya menggunakan larutan yang memiliki

kalori tinggi seperti Valamin, Futrolit untuk menambah kalori yang

kurang dari makanan yang didapat peroral sekaligus mencegah

kekurangan elektrolit.

c. Beri vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infus.

d. Beri vitamin B12 200 mcg/hari/infus, vitamin C 200/hari/infus.

e. Beri phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau chlorpromazine

25-50 mg/hari IM atau diazepam 5 mg 2-3 kli per hari IM.

f. Beri antiemetik : prometazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per

oral atau prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg per hari per oral

atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.

g. Beri antasida : acidrine 3 kali 1 tablet per hari per oral atau milanta

3 kali 1 tablet per hari per oral.

Langkah VI : Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan disini dilaksanakan secara

efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan sebagian besar oleh

bidan pemberi pelayanan, dan sebagian lain dilaksanakan oleh klien

sendiri dengan petunjuk dari bidan. Bila terjadi komplikasi atau

keadaan kelaianan dari klien, perlu melakukan kolaborasi atau rujukan

untuk melaksanakan pelaksanaan secara komprehensif dan aman

(Masruroh, 2015).

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah

direncanakan Mochtar (2015) dan Nugroho (2012) :


51

a. Memberi Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,

normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari

dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial

ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.

b. Memberi cairan infus sebaiknya menggunakan larutan yang

memiliki kalori tinggi seperti Valamin, Futrolit untuk menambah

kalori yang kurang dari makanan yang didapat beroral sekaligus

mencegah kekurangan elektrolit.

c. Memberi vitamin B1, B2 danm B6 masing-masing 50-100

mg/hari/infus.

d. Memberi vitamin B12 200 mcg/hari/infus, vitamin C

200/hari/infus.

e. Memberi phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau

chlorpromazine 25-50 mg/hari IM atau diazepam 5 mg 2-3 kli per

hari IM.

f. Memberi antiemetik : prometazine (avopreg) 2-3 kali 25 mg per

hari per oral atau prochlorperazine (stimetil) 3 kali 3 mg per hari

per oral atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral.

g. Memberi antasida : acidrine 3 kali 1 tablet per hari per oral atau

mylanta 3 kali 1 tablet per hari per oral atau magnam 3 kali 1

tablet per hari.


52

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi hasil tindakan yang

merupakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah sudah sesuai

dengan kebutuhan sebagaimana yang telah teridentifikasi didalam

masalah dan diagnosa (Masruroh, 2015).

Menurut Norma dan Dwi (2013), evaluasi pada ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum grade II antara lain :

a. Tidak mual.

b. Tidak muntah.

c. Ingin berliur terus-menerus.

d. Sudah merasa baik.


53

Data Perkembangan

Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen

Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam

pendokumentasian. Menurut Walyani (2015), yaitu :

a. S (Subyektif) :

1) Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui

anamnesa.

2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien,

suami, atau keluarga.

3) Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien. Ekspresi

klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan

langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang

yang bisu, dibagian data belakang “S” diberi tanda “O” atau “X” ini

menandakan orang itu bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang

dibuat.

b. O (Objektif)

1) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung assessment.


54

2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan

umum, Vital sign, fisik, pemeriksaan dalam, laboratorium dan

pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi.

3) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan

dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi, informasi kajian

teknologi (hasil laboratorium, sinar-X, rekaman CTG, dan lain-lain),

serta informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam

kategori ini. Apa yang diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen

yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.

c. A (Assesment) :

1) Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena

keadaan klien terus berubah dan terus ada informasi baru baik subjektif

maupun objektif, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang

dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam

mengikuti perkembangan klien.

2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a) Diagnosa/masalah

Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi

klien : hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil

analisa yang diperoleh.


55

Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga

kebutuhan klien terganggu.

b) Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial

d. P (Perencanaan)

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assesment. Untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi

dimasukkan dalam “P”.

C. Landasan Hukum

Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 10

ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa

pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan (Depkes RI, 2010).

Berdasarkan wewenang bidan dan menurut Kepmenkes

369/SK/III/2007 mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan

dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai patner dengan

pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik,

psikis emosional, sosial budaya spiritual, serta pengalaman reproduksinya.

Bidan memiliki otonomi penuh dalam pratiknya yang berkolaborasi dengan

tim kesehatan lainnya (Menkes RI, 2007).


BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis laporan ini adalah studi kasus dengan judul asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II. Jenis studi kasus ini

menggunakan metode diskriptif yaitu penelitian yang di dalamnya tidak ada

analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat

umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa, dan

analisis, statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2014). Studi

kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan pada Ny. L G1P0A0

dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar.

B. Lokasi Studi Kasus

Menurut Notoatmodjo (2012), lokasi merupakan pengambilan kasus

dilakukan. Studi kasus ini dilakukan di RSUD Karanganyar.

C. Subjek Studi Kasus

Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang

dituju dijadikan responden untuk diteliti oleh peneliti (Arikunto, 2012).

Subyek laporan kasus ini ibu hamil Ny. L G1P0A0 Umur 21 Tahun, Usia

Kehamilan 7+2 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD

Karanganyar.

56
57

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah tanggal bulan dan tahun dimana kegiatan

penelitian tersebut dilakukan (Sujarweni, 2014). Studi kasus ini dimulai pada

tanggal 27 sampai dengan tanggal 31 Maret 2017.

E. Instrumen Pengambilan Kasus

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan SOAP untuk data perkembangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus

dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber.

Data yang diperoleh dari data ini harus diolah lagi (Sujarweni, 2014).

a. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan inspeksi

lokal. Pada inspeksi umum pemeriksaan melihat perubahan yang

terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan

umum pasien. Pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubahan

lokal sampai yang sekecil-kecilnya. Untuk bahan pembanding


58

perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya (Matondang, 2013).

Inspeksi pada kasus hiperemesis gravidarum grade II dilakukan

dari ujung kepala sampai ujung kaki.

2) Palpasi

Palpasi merupakan pemeriksaan dengan meraba,

mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba

yang terdapat pada telapak dan jari tangan. Dengan palpasi

dapat ditentukan bentuk, besar, tepi, permukaan serta

konsistensi organ (Matondang, 2013). Pada kasus ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum grade II dilakukan untuk

menentukan besarnya rahim, letak janin, turgor kulit.

3) Perkusi

Perkusi merupakan pemeriksaan untuk mengetahui perbedaan

suara ketuk, sehingga dapat ditentukan batas-batas suatu organ

misalnya paru, jantung, hati, atau mengetahui batas-batas massa

yang abnormal dirongga abdomen (Matondang, 2013). Pada

kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II

dilakukan untuk menentukan reflek patella.

4) Auskultasi

Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan

stetoskop dengan cara auskultasi dapat didengar suara

pernapasan, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan aliran

darah dalam pembuluh darah (Matondang, 2013). Pada kasus


59

ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II dilakukan

pemeriksaan untuk mendengarkan denyut jantung janin, dan

pada saat melakukan pengukuran TD dan nadi pada ibu.

b. Wawancara

Wawancara adalah satu instrumen yang digunakan untuk

menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara

mendalam agar kita mendapat data yang valid dan detail (Sujarweni,

2014).

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan dengan ibu hamil Ny.

L, keluarga dan tenaga kesehatan.

c. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencataan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti

(Sujarweni, 2014). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum grade II yang akan diobservasi yaitu keadaan umum,

TTV, intake dan output.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,

tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.

Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia

(Saryono, 2011).
60

a. Data dokumentasi

Merupakan kajian dari bahan dokumenter yang tertulis bisa

berupa buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat flim, catatan

harian, naskah, artikel, dan sejenisnya, bahan juga dapat berasal dari

pikiran seseorangyang tertuang didalam buku atau naskah-naskah

yang terpublikasikan (Sujarweni, 2014). Dalam kasus ini

dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil

dari catatan rekam medik, dan buku KIA klien di RSUD

Karanganyar.

b. Data kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu semua literatur atau bacaan yang

digunakan untuk mendukungdalam menyusun proposal tersebut.

Literarur ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau

jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, tesis atau disertasi

(Notoatmodjo, 2012). Bahan pustaka dalam kasus ini penulis ambil

dari buku yang berhubungan dengan ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum grade II dari tahun 2010-2016.

G. Alat-alat yang dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data


antara lain :
1. Alat dan bahan pengambilan data :

a. Format pengkajian pada ibu hamil

b. Buku tulis
c. Ballpoint
61

2. Alat dan bahan melakukan pemeriksaan dan observasi

a. Spygmomanometer

b. Stetoskop

c. Thermometer

d. Timbangan berat badan

e. Doppler

f. Reflek hammer

g. Pita pengukur lingkar lengan atas

h. Jangka panggul

i. Metlin

j. Jam tangan dengan penunjuk second

3. Alat untuk pendokumentasian :

a. Status atau catatan pasien

b. Rekam medik

c. Alat tulis

H. Jadwal Studi Kasus

Menurut Hidayat (2014), jadwal Studi kasus merupakan sesuatu

yang harus dilakukan karena dapat memberikan rencana secara jelas dalam

proses pelaksanaan penelitian. Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum grade II studi kasus dimulai pada bulan Oktober 2016 sampai

Juli 2017. Jadwal studi kasus terlampir.


BAB IV

TINJAUAN KASUS

Ruang : Teratai 3

Tanggal Masuk : 27 Maret 2017

Pukul : 07.50 WIB

No. Register : 217012

A. TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN

a. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

1) Nama : Ny. L Nama : Tn. S

2) Umur : 21 th Umur : 31 th

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

5) Pendidikan : SMP Pendidikan : SMK

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7) Alamat : Jati RT 01 RW 10 Tegalgede Karanganyar

b. Anamnesa (Data subyektif)

Tanggal : 27 Maret 2017 Pukul : 07.55 WIB

1) Alasan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan hamil ± 2 bulan dengan keluhan mual sejak tanggal

13 maret 2017 ± 2 minggu yang lalu dan muntah ± 10 x/hari, berupa

62
63

cairan setelah makan dan minum, haus hebat serta badan terasa

pusing, lemas.

2) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali umur

12 tahun.

b) Siklus : Ibu mengatakan jarak haidnya ± 28 hari.

c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya 6 hari.

d) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut

2-3 x/hari.

e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur.

f) Sifat darah : Ibu mengatakan darahnya encer warna

merah segar.

g) Dismenorhea : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri

bawah perut selama menstruasi.

3) Riwayat Hamil

a) HPHT : 04 Februari 2017.

HPL : 11 November 2017.

b) Gerakan janin

Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin yang pertama

kali.

c) Vitamin/jamu yang di konsumsi

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan dan

dokter yaitu antasida dan Fe.


64

a) Keluhan-Keluhan Pada

Trimester I : Ibu mengatakan merasa pusing, lemas, mual

muntah ± 10x/hari.

b) ANC : 2 kali di Bidan.

Trimester I : Ibu mengatakan melakukan kunjungan di

Bidan pada usia kehamilan 5 minggu di BPM

dengan keluhan : mual, muntah, pusing, terapi

obat : antasida dan usia kehamilan 7 minggu

di BPM dengan keluhan : mual, muntah,

pusing, terapi obat : antasida, Fe.

c) Penyuluhan Yang Pernah Didapat

Ibu mengatakan sudah pernah mendapat penyuluhan pada

tanggal 14 maret 2017 dari Bidan di BPM tentang mengurangi

rasa mual dan muntah dan tanggal 22 maret 2017 tentang

kebiasaan sehari-hari, pola istirahat.

d) Imunisasi / TT

TT I : Waktu capeng di Puskesmas pada tanggal 27

Desember 2016.

TT II : Pada tanggal 26 Januari 2017.

e) Kekhawatiran khusus

Ibu mengatakan merasa cemas dengan kondisi kehamilannya.


65

4) Riwayat penyakit

a) Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun

misalnya demam, batuk dan flu.

b) Riwayat Penyakit Sistemik

(1) Jantung

Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada dada

bagian kiri dan tidak merasa berdebar-debar dan keluar

keringat dingin pada telapak tangan saat beraktifitas.

(2) Ginjal

Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada pinggang

kanan dan kiri.

(3) Asma

Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas.

(4) TBC

Ibu mengatakan tidak pernah batuk yang berkepanjangan

lebih dari 2 minggu,batuk berdahak disertai darah, nyeri

dada, atau rasa sakit dengan sesak pernafasan, berat badan

menurun tanpa alasan, berkeringat di malam hari, demam.

(5) Hepatitis

Ibu mengatakan pada kuku, mata, telinga, tidak pernah

terlihat berwarna kuning.


66

(6) DM

Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus dan tidak

pernah BAK lebih dari 5 x pada malam hari.

(7) Hipertensi

Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah lebih dari

140/90 mmHg.

(8) Epilepsi

Ibu mengatakan tidak pernah merasa kejang sampai

mengeluarkan busa dari dalam mulutnya.

(9) Lain-lain

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti

AIDS, HIV dan penyakit kelamin.

c) Riwayat penyakit keluarga

(1) Penyakit menurun : Ibu mengatakan dalam keluarganya ada

yang mempunyai riwayat penyakit menurun yaitu asma

yang di derita bapaknya, sedangkan penyakit lainnya tidak

ada seperti Ginjal, Jantung dan Hipertensi.

(2) Penyakit menular : Ibu mengatakan dalam keluarganya

maupun keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai

riwayat penyakit menular seperti Hepatitis, HIV, TBC dan

AIDS.
67

d) Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan baik keluarganya maupun keluarga suaminya tidak

memiliki keturunan kembar.

e) Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan tindakan operasi apapun.

5) Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan perkawinannya sah, kawin 1 kali, ibu menikah

berumur 20 tahun dengan suami berumur 30 tahun, lamanya

perkawinan 3 bulan dan belum memiliki anak.

6) Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

apapun.

7) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Tidak ada.

8) Pola Kebiasaan Sehari-hari

(a) Nutrisi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 x sehari, porsi

sedang, jenis makanan nasi, sayur, lauk,

buah-buahan dan minum ± 6-7 gelas air

putih.

Selama hamil : Ibu mengatakan makan 2-3 x sehari,

porsi sedikit, jenis makanan bubur, nasi


68

lemas, roti, buah segar, dan minum air

putih 7-8 gelas/hari.

Keluhan : Ibu mengatakan merasa mual dan

muntah.

(b) Eliminasi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 x/hari konsistensi

lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas

feses, BAK 5-6 x/hari dengan warna

kuning jernih dan tidak ada keluhan.

Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 x/hari dengan

konsistensi lunak warna kuning

kecoklatan, bau khas feses, BAK 7-9

x/hari dengan warna jernih dan tidak ada

keluhan.

Keluhan : Ibu mengatakan susah buang air besar dan

sering BAK.

(c) Aktifitas

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan aktivitas

seperti biasa, melakukan aktifitas rumah

sendiri seperti menyapu, mengepel,

memasak, dan mencuci.

Selama Hamil : Ibu mengatakan tidak melakukan

pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,


69

mengepel, memasak dan mencuci, dibantu

ibu mertuaya.

Keluhan : ibu mengatakan lemas, dan mudah lelah.

(d) Istirahat / tidur

Sebelum Hamil : Ibu mengatakan ia cukup tidur siang ±

2 jam dan tidur malam ± 9 jam.

Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan

tidur malam ± 8 jam.

Keluhan : Ibu mengatakan sering bangun dari

tidur karena merasa mual dan muntah,

(e) Seksualitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan 3 kali dalam 2 minggu

atau jika ingin dan tidak ada keluhan.

Selama hamil : Ibu mengatakan 1 kali selama

kehamilan dan tidak ada keluhan.

Keluhan : Ibu mengatakan merasa tidak nyaman.

(f) Personal Hygiene

Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,

gosok gigi 2 kali sehari, cuci rambut 3-

4 kali seminggu dan ganti pakaian 2

kali sehari.

Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 1-2 kali sehari,

gosok gigi 2 kali sehari, cuci rambut 2


70

kali seminggu, dan ganti pakaian 2 kali

sehari.

Keluhan : Ibu mengatakan mual saat gosok gigi.

(g) Psikososial Budaya

1) Perasaan tentang kehamilan ini

Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya.

2) Kehamilan ini direncanakan / tidak

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.

3) Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan perempuan maupun laki-laki akan diterima

dengan ikhlas yang terpenting anaknya sehat.

4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan semua keluarga mendukung dan senang atas

kehamilannya.

5) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami dan mertuanya.

6) Pantangan makanan

Ibu mengatakan ada pantangan makanan yaitu udang karena

alergi.

7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat dalam keluarganya.


71

8) Penggunaan obat-obatan / rokok

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan, tidak

merokok dan suami tidak merokok.

c. Pemeriksaan Fisik( Data Obyektif )

1) Status Generalis

a) Keadaaan Umum : Lemah.

b) Kesadaran : Apatis.

c) TTV TD : 100/60 mmHg S : 36,80C

N : 102 x/menit R : 24 x/menit

d) TB : 155 cm.

e) BB Sebelum Hamil : 47 kg.

f) BB Sekarang (22 – 03 -17) : 45 kg.

g) LLA : 24 cm.

2) Pemeriksaan Sistematis

a) Kepala

1) Rambut : Hitam, tidak mudah rontok, tidak ada

ketombe.

2) Muka : Pucat, tidak ada oedema, tidak ada

cloasma gravidarum.

3) Mata

a) Mata : Cekung.

b) Oedema : Tidak ada.


72

c) Conjungtiva : Pucat.

d) Sklera : Putih kekuningan.

4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan.

5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen.

6) Mulut/gigi/gusi : Lidah kotor, bau aseton, tidak ada

stomatitis, tidak ada caries, gusi tidak

berdarah.

b) Leher

(1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran

kelenjar gondok.

(2) Benjolan : Tidak ada benjolan.

(3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

c) Dada dan Axilla

(1) Mammae

a) Membesar : Normal.

b) Benjolan : Tidak ada benjolan abnormal.

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.

d) Aerola : Hiperpigmentasi

e) Puting susu : Menonjol.

f) Kolostrum/ASI : Belum keluar.

(2) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada.


73

(b) Nyeri : Tidak ada.

d) Ekstremitas

(1) Atas

(a) Oedema : Tidak ada.

(b) Kuku : Terpotong rapi, bersih, warna putih agak

kekuningan.

(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.

(2) Bawah

a) Varices : Tidak ada.

b) Oedema : Tidak ada.

c) Reflek Patella : Positif.

d) Kuku : Terpotong rapi, bersih, warna putih agak

kekuningan.

e) Kulit : Turgor kulit berkurang saat dicubit

kembali dalam 3 detik dan kulit kering.

3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)

a) Abdomen

(1) Inspeksi

(a) Pergerakan janin : Tidak terlihat.

(b) Pembesaran perut : Tidak ada.

(c) Bentuk perut : Tidak terlihat.

(d) Linea alba / nigra : Linea Nigra.

(e) Striae Albican / Livide : Tidak ada strie.


74

(f) Kelainan : Tidak ada.

(2) Palpasi

(a) Pergerakan janin : Tidak ada.

(b) Leopold I : Teraba tegang.

(3) Auskultasi

DJJ : Belum terdengar.

b) Pemeriksaan Panggul

(1) Kesan panggul : Normal (Gynekoid).

(2) Distansia spinarum : 24 cm.

(3) Distansia kristarum : 25 cm.

(4) Konjugata eksterna (Boudeloque) : 19 cm.

(5) Lingkar panggul : 83 cm.

c) Anogenital

(1) Vulva Vagina

(a) Varices : Tidak ada.

(b) Luka : Tidak ada.

(c) Kemerahan : Tidak ada.

(d) Nyeri : Tidak ada.

(e) Kelenjar bartolini : Tidak ada pembesaran.

(a) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada.

(2) Perinium

(a) Bekas luka : Tidak ada.

(b) Lain-lain : Tidak ada.


75

(3) Anus

(a) Bekas luka : Tidak ada.

(b) Haemoroid : Tidak ada.

(c) Lain-lain : Tidak ada.

4) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan Laboratorium ( Pukul : 08.05 WIB )

Tabel 4.1 Pemeriksaan Laboratorium


Hasil Pemeriksaan Kadar Umum

Hb 12,0 gr% (12 – 16) gr%

Gol.darah O/Rh (+)

HbsAg Negatif Negatif

Trombosit 266.000 ribu/ p (150.000 – 450.000) ribu/ p

Leukosit 9.300 gr/Pl. (5.000 – 10.000) gr/Pl.

Eritrosit 4,59 juta/ p (3,9 – 5,0) juta/ p

Sumber : Data Sekunder, 2017

b) Pemeriksaan Penunjang Lain

1) USG ( Pukul : 08.10 WIB )

(a) Kantung Kehamilan : 19 cm.

(b) Pulsasi : belum ada

(c) UK : 7+2 minggu.


76

2. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 27 Maret 2017 Pukul : 08.20 WIB

a. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny. L Umur 21 tahun G1P0A0, hamil 7+2 minggu dengan Hiperemesis

Gravidarum grade II.

Data Dasar :

DS :

1) Ibu mengatakan bernama Ny. L berumur 21 tahun.

2) Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum pernah

keguguran.

3) Ibu mengatakan merasa mual sejak tanggal 13 maret 2017 atau ±

2 minggu yang lalu dan muntah ± 10 x/hari, berupa cairan setelah

makan dan minum, serta badan terasa pusing dan lemas.

4) Ibu mengatakan makan 2-3 x/hari porsi sedikit, jenis makanan

bubur, nasi lemas, roti, buah segar, dan minum air putih 7-8

gelas/hari.

5) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 04

Februari 2017.

6) Ibu mengatakan sering BAK ± 8 kali/hari.

7) Ibu mengatakan susah BAB

DO :

1) Keadaan umum : Lemah.

2) Kesadaran : Apatis.
77

3) TTV TD : 100/60 mmHg S : 36,8 0C

N : 102 x/menit R : 24 x/menit

4) HPL : 11 November 2017.

5) Muka : Pucat, tidak ada oedema, tidak ada

cloasma gravidarum.

6) Mata : Cekung, tidak oedema, congjungtiva

pucat, sklera putih kekuningan.

7) Mulut : Lidah kotor, nafas bau aseton, tidak ada

stomatitis, tidak ada caries, gusi tidak

mudah berdarah.

8) Ekstremitas

a) Turgor kulit : Turgor kulit berkurang saat dicubit kembali

dalam 3 detik dan pucat.

9) Abdomen

a) Inspeksi

Belum ada pembesaran perut, linea nigra, tidak ada strie,

tidak ada kelainan, tidak terlihat pergerakan janin.

b) Palpasi

Belum pergerakan janin, uterus teraba keras tegang.

c) Auskultasi

DJJ belum terdengar.


78

10) Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 4.2 Pemeriksaan Laboratorium


Hasil Pemeriksaan Kadar Umum

Hb 12,0 gr% (12 – 16) gr%

Gol.darah O/Rh (+)

HbsAg Negatif Negatif

Trombosit 266.000 ribu/ p (150.000 – 450.000) ribu/ p

Leukosit 9.300 gr/Pl. (5.000 – 10.000) gr/Pl.

Eritrosit 4,59 juta/ p (3,9 – 5,0) juta/ p

Sumber : Data Sekunder, 2017

b) USG

(1) Kantung Kehamilan : 19 cm.

(2) Pulsasi : belum ada.

(3) UK : 7+2 minggu.

b. MASALAH

Ibu merasa cemas dengan kehamilannya.

c. KEBUTUHAN

1) Memberikan support mental.

2) Memberikan informasi tentang keadaan saat ini.

3) Memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang dialami.

3. DIAGNOSA POTENSIAL

Tanggal : 27 Maret 2017 Pukul : 08.30 WIB

Hiperemesis gravidarum grade III


79

4. TINDAKAN SEGERA

Tanggal : 27 Maret 2017 Pukul : 08.35 WIB

a. Informasi dan edukasi tentang kehamilannya.

b. Kolaborasi dengan dr SpOG untuk pemberian terapi :

1) Pasang Infus RL (500 ml) 20 tpm.

2) Obat parental

a) Injeksi Ondan cetron IV 8 mg/8 jam.

b) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

3) Obat oral

a) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

b) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

c. Ibu diisolasi dikamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara

yang baik.

5. RENCANA TINDAKAN

Tangal : 27 Maret 2017 Pukul : 08.45 WIB

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan berikan penjelasan pada ibu

tentang keadaannya saat ini merupakan gejala mual dan muntah yang

berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, dan biasanya

akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan.

b. Anjurkan ibu untuk makan dan minum porsi sedikit tetapi sering,

seperti makan makanan ringan dan biskuit, anjurkan ibu untuk tidak

segera bangun dari tempat tidur agar terjadi adaptasi aliran darah
80

menuju susunan saraf pusat, memberi nasehat tentang diet ibu hamil

seperti menghindari makanan yang merangsang muntah seperti

makanan berlemak dan bersantan.

c. Anjurkan pada keluarga agar ibu istirahat total dalam ruangan yang

nyaman dan agar memberikan dukungan supaya ibu tidak cemas dan

khawatir tentang keadaannya.

d. Anjurkan keluarga untuk membantu ibu saat BAK dan BAB

menggunakan pispot.

e. Observasi intake (makan, minum, obat parental, obat oral) dan output

(BAK, BAB, muntah) tiap 2 jam sekali.

f. Observasi keadaan umum dan TTV setiap 4 jam.

g. Kolaborasi dengan dr SpOG untuk memberikan terapi obat yaitu :

1) Pukul 09.10 WIB, Memasang Infus RL (500 ml) 20 tpm.

2) Pukul 09.15 WIB, Memberi Obat parental

1) Injeksi Ondan cetron IV 8 mg/8 jam.

2) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

3) Pukul 09.20 WIB, Memberi Obat oral

a) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

b) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

h. Dokumentasi tindakan pada buku remak medik.


81

6. PELAKSANAAN

Tanggal : 27 Maret 2017

a) Pukul 08.55 WIB, Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan memberikan

penjelasan pada ibu tentang keadaannya saat ini merupakan gejala mual

dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-

hari, dan biasanya akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan.

b) Pukul 09.00 WIB, Menganjurkan ibu untuk makan dan minum porsi

sedikit tetapi sering, seperti makan makanan ringan dan biskuit,

anjurkan ibu untuk tidak segera bangun dari tempat tidur agar terjadi

adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat, memberi nasehat

tentang diet ibu hamil seperti menghindari makanan yang merangsang

muntah seperti makanan berlemak dan bersantan.

c) Pukul 09.05 WIB, Menganjurkan pada anggota keluarga agar ibu

istirahat total dalam ruangan yang nyaman dan agar memberikan

dukungan supaya ibu tidak cemas dan khawatir tentang keadaannya.

d) Pukul 09.10 WIB, Menganjurkan pada keluarga agar membantu ibu

BAK dan BAB menggunakan pispot.

e) Pukul 09.15 WIB, Mengobservasi intake (makan, minum, obat parental,

obat oral) dan output (BAK, BAB, muntah) tiap 2 jam sekali.

f) Pukul 09.20 WIB, Mengobservasi KU dan TTV setiap 4 jam.

g) Pukul 09.25 WIB, Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG untuk

memberikan terapi obat yaitu :

h) Pukul 09.10 WIB, Memasang Infus RL (500 ml) 20 tpm.


82

i) Pukul 09.15 WIB, Memberi Obat parental

1) Injeksi Ondan cetron IV 8 mg/8 jam.

2) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

j) Pukul 09.20 WIB, Memberi Obat oral

1) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

2) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

k) Pukul 09.25 WIB, Mendokumentasikan pada buku rekam medik.

7. EVALUASI

Tanggal : 27 Maret 2017

a. Pukul 09.30 WIB, Ibu sudah mengetahu hasil pemeriksaannya.

b. Pukul 09.35 WIB, Ibu sudah makan beberapa biskuit dan sedikit nasi

beserta lauk dan minum satu gelas air putih dan tidak muntah.

c. Pukul 09.40 WIB, Keluarga sudah paham bahwa ibu harus istirahat

total dan bersedia memberikan dukungan pada ibu.

d. Pukul 09.35 WIB, Keluarga bersedia membantu ibu BAK dan BAB

dengan menggunakan pispot, ibu mengatakan sudah BAB 1 x dan

sudah BAK 3 x tetapi sedikit.

e. Pukul 09.40 WIB Ibu masih mual dan muntah sebanyak 4 kali berupa

cairan setelah makan dan minum dalam 2 jam terakhir.

f. Pukul 09.45 WIB, Keadaan umum ibu lemah, kesadaran

composmentis.
83

g. Pukul 09.50 WIB, Dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dan

terapi

1) Pukul 09.10 WIB, Infus RL (500 ml) 20 tpm telah terpasang.

2) Pukul 09.15 WIB, Obat parental telah diberikan.

a) Injeksi Ondan cetron IV 8 mg/8 jam.

b) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

3) Pukul 09.20 WIB, Obat oral telah diberikan.

a) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

b) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

h. Semua tindakan sudah didokumentasikan.


84

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 28 Maret 2017 Pukul : 08.00 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan masih merasa lemas, pusing, mual dan muntah ± 5

kali berupa cairan setelah makan dan minum dari pukul 18.00

sampai pukul 08.00 WIB.

2. Ibu mengatakan pagi ini habis makan 3 sendok bubur halus, dan

minum 1/2 gelas teh manis.

3. Ibu mengatakan BAK 4 x dari kemarin pukul 16.30 sampai pukul

08.00 WIB, dengan menggunakan pispot dan ibu belum BAB.

4. Ibu mengatakan aktifitas hanya berbaring di tempat tidur.

5. Ibu mengatakan tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 06.00

WIB, kadang malam terbangun karena adanya rasa mual dan

muntah.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Lemah.

2. Kesadaran : composmentis.

3. TTV TD : 100/70 mmHg N : 88 x/menit

S : 38,40C R : 20 x/menit

4. Mata : Sedikit cekung, sklera putih kekuningan ,

congjungtiva pucat.
85

5. Mulut : Lidah kotor dan masih tercium nafas bau

aseton.

6. Kulit : Turgor kulit masih kering dan saat dicubit

kembali dalam 3 detik.

7. Ekstremitas atas : Tangan kiri terpasang Infus RL 20 tpm.

A : Assesment

Ny. L G1P0A0 umur 21 tahun hamil 7+3 minggu dengan hiperemesis

gravidarum grade II perawatan hari ke-2.

P : Planning

Tanggal 28 Maret 2017

1. Pukul 08.35 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan tentang keadaan

ibu bahwa sekarang mual dan muntahnya sudah berkurang, tetapi

badan ibu sedikit demam.

Hasil : Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya bahwa mual dan

muntahnya sudah berkurang dan ibu sudah diberi obat penurun

panas.

2. Pukul 08.40 WIB, Memberikan support mental kepada ibu dengan

cara menyakinkan pada ibu bahwa kondisinya akan segera

membaik, dan memberi pengetahuan pada ibu bahwa nutrisi janin

dapat terpenuhi dari ibu.

Hasil : Ibu sudah diberi support mental dan ibu sudah merasa

tenang.
86

3. Pukul 08.45 WIB, Menganjurkan ibu untuk makan dan minum

sedikit tetapi sering.

Hasil : Ibu sudah makan bubur ½ porsi, 1 bungkus roti, dan minum

1 gelas air putih.

4. Pukul 08.55 WIB, Memberikan terapi parental dan oral.

a. Infus RL (500 ml) 20 tpm masih terpasang.

b. Memberi Obat parental

1) Injeksi Ondan cetron IV 8 mg/8 jam.

2) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

c. Pukul 09.20 WIB, Memberi Obat oral

1) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

2) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

5. Pukul 09.10 WIB, Mengobservasi intake, output, KU dan TTV

(Lampiran 9).

6. Pukul 19.20 WIB, Mendokumentasikan tindakan.

Hasil : Tindakan telah didokumensikan.


87

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal 29 Maret 2017 Pukul : 07.30 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan keadaannya belum membaik.

2. Ibu mengatakan sudah tidak pusing, tetapi masih lemas.

3. Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 3 kali dari pukul

15.00 sampai pukul 07.30 WIB berupa cairan.

4. Ibu mengatakan pagi ini makan beberapa potong biskuit dan

minum teh hangat 1 gelas.

5. Ibu mengatakan sudah tidak pusing tetapi badannya masih terasa

lemas.

6. Ibu mengatakan BAK 5 kali sehari dari pukul 18.00 WIB sampai

pukul 07.00 WIB dan sudah BAB 1 kali pada pukul 05.30 WIB di

tempat tidur dengan menggunakan pispot.

7. Ibu mengatakan aktifitasnya hanya berbaring di tempat tidur

sambil latihan miring kanan dan kiri.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Masih agak lemah.

2. Kesadaran : composmentis.

3. TTV TD : 100/70 mmHg N : 86 x/menit

S : 36,60C R : 22 x/menit
88

4. Mata : Sedikit cekung, sklera putih kekuningan,

congjungtiva pucat.

5. Mulut : Lidah kotor dan masih tercium nafas bau

aseton.

6. Kulit : Turgor kulit masih kering dan saat dicubit

kembali dalam 3 detik.

7. Ekstremitas atas : Tangan kiri terpasang Infus RL 20 tpm.

A : Assesment

Ny. L G1P0A0 umur 21 tahun hamil 7+4 minggu dengan hiperemesis

gravidarum grade II perawatan hari ke-3.

P : Planning

Tanggal 29 Maret 2017 Pukul 08.00 WIB

1. Pukul 08.05 WIB, Memberitahu ibu hasil pemerikaan tentang

keadaan ibu sekarang masih lemah, tetapi suhu badan sudah

menurun.

Hasil : Ibu sudah mengetahui tentang keadaan ibu bahwa sekarang

keadaannya masih lemah, tetapi suhu badan sudah menurun.

2. Pukul 08.10 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk latihan miring

kekanan dan kekiri.

Hasil : Ibu belum bisa miring kekanan dan kekiri

3. Pukul 08.15 WIB, Menganjurkan ibu untuk makan dan minum

sedikit tetapi sering.


89

Hasil : Ibu sudah makan satu bungkus roti dan satu gelas teh

hangat.

4. Pukul 08.25 WIB, Memberikan terapi parental dan oral.

a. Infus RL (500 ml) 20 tpm masih terpasang.

b. Memberi Obat parental

1) Injeksi Ondan cetron IV 8 mg/8 jam.

2) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

c. Pukul 09.20 WIB, Memberi Obat oral

1) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

2) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

5. Pukul 09.10 WIB, Mengobservasi intake, output, KU dan TTV

(Lampiran 9).

6. Pukul 09.20 WIB, Mendokumentasikan tindakan.

Hasil : Tindakan telah di dokumentasikan.


90

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 30 Maret 2017 Pukul : 08.00 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 2 kali dari pukul

14.00 sampai pukul 08.00 WIB berupa cairan.

2. Ibu mengatakan nafsu makan bertambah menjadi ½ porsi bubur

halus dan beberapa potong biskuit dan satu gelas teh hangat.

3. Ibu mengatakan keadaannya agak membaik, sudah tidak pusing,

tetapi agak lemas dan ibu masih merasa cemas.

4. Ibu mengatakan BAK sebanyak 6 kali dari pukul 14.00 sampai

pukul 08.00 WIB dan sudah BAB 1 kali pada pukul 05.30 WIB

dengan menggunakan pispot konsistensi keras.

5. Ibu mengatakan aktifitasnya hanya berbaring ditempat tidur dan

latihan duduk dan berjalan.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : composmentis

3. TTV TD : 110/70 mmHg. S : 36,5 0C.

N : 84 x/menit. R : 23 x/menit.

4. Mata : Masih sedikit cekung, sklera sudah tidak

berwarna kuning, congjungtiva sudah tidak

pucat.
91

5. Mulut : Lidah sudah tidak kotor, tidak tercium bau

aseton.

6. Kulit : Turgor kulit sudah membaik.

7. Ekstremitas atas : Tangan kiri terpasang Infus RL 20 tpm.

A : Assesment

Ny. L G1P0A0 umur 21 tahun hamil 7+5 minggu dengan hiperemesis

gravidarum grade II perawatan hari ke-4.

P : Planning

Tanggal : 30 Maret 2017 Pukul : 08.30 WIB

1. Pukul 08.35 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan tentang

keadaan ibu sekarang sudah membaik, tetapi masih terlihat lemas.

Hasil : Ibu sudah mengetahui tentang keadaannnya bahwa

keadaan ibu sudah membaik tetapi ibu masih terlihat lemas.

2. Pukul 08.40 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk latihan duduk

dan berdiri perlahan-lahan.

Hasil : Ibu sudah bisa duduk tetapi belum bisa berdiri.

3. Pukul 08.45 WIB, Memberi support mental kepada ibu bahwa

keadaan ibu pasti akan segera membaik dan menganjurkan

keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu agar ibu tidak

merasa cemas lagi.

Hasil : Ibu sudah diberi support mental dan ibu sudah merasa

tenang dan keluarga sudah memberikan dukungan.


92

4. Pukul 08.50, Menganjurkan pada ibu agar ibu menambah porsi

makannya lagi, agar ibu tidak lemas.

Hasil : Ibu sudah makan 1 porsi sedang nasi dan lauk pauk dan

satu gelas air putih.

5. Pukul 09.00 Memberikan terapi obat parental dan oral.

a. Infus RL (500 ml) 20 tpm masih terpasang.

b. Memberi Obat parental

1) Injeksi Ondan cetron IV 8 mg/8 jam.

2) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

c. Memberi Obat oral

1) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

2) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

6. Pukul 09.15 WIB, Mengobservasi intake, output, KU dan TTV

(Lampiran 9).

7. Pukul 09.25 WIB, Mendokumentasikan tindakan.

Hasil : Tindakan telah didokumensikan.


93

DATA PERKEMBANGAN IV

Tanggal : 31 Maret 2017 Pukul : 07.30 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dari hari kemarin.

2. Ibu mengatakan tidak pusing, lemas, mual dan sudah tidak muntah

lagi.

3. Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak

lemas.

4. Ibu mengatakan pagi ini makan 1 porsi bubur nasi hangat dan

minum teh hangat 1 gelas.

5. Ibu mengatakan BAK 5 kali sehari dari pukul 17.00 sampai pukul

08.00 WIB dikamar mandi dibantu keluarga dan BAB 1 kali pukul

06.00 WIB dikamar mandi, lancar dan tidak ada keluhan.

6. Ibu mengatakan aktifitasnya sudah bisa berdiri dan berjalan.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Baik.

2. Kesadaran : Composmentis.

3. TTV TD : 110/80 mmHg. S : 36,80C.

N : 85 x/menit. R : 24 x/menit.

4. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih, dan

tidak cekung.

5. Mulut : Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium

bau aseton.
94

6. Kulit : Turgor kulit baik.

7. Ekstremitas atas : Tangan kiri terpasang Infus RL 20 tpm.

A : Assesment

Ny. L G1P0A0 umur 21 tahun hamil 7+6 minggu dengan hiperemesis

gravidarum grade II perawatan hari ke-5.

P : Planning

1. Pukul 08.00 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu

bahwa semuanya dalam keadaan normal, mual dan muntahnya

sudah dapat diatasi dan kondisi ibu sudah baik.

Hasil : Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya bahwa ibu sudah

tidak mual dan muntah lagi, kondisi ibu sudah baik.

2. Pukul 08.15 WIB, Melanjutkan terapi dokter yaitu :

a. Infus RL (500 ml) 20 tpm masih terpasang.

b. Memberi obat parental

1) Injeksi Ondan Ceron IV 8 mg/8 jam

2) Injeksi Ranitidin IV 25 mg/8 jam.

c. Memberi Obat Oral

1) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari.

2) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

Hasil : Terapi obat telah diberikan.

3. Pukul 08.30 WIB, Melakukan PP test.

Hasil : PP test telah dilakukan hasil (+).


95

4. Pukul 10.30 WIB, Memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi

ibu hamil.

Hasil : Ibu sudah mengetahui gizi ibu hamil.

5. Pukul 11.00 WIB, Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG

untuk terapi yaitu :

a. Pukul 11.15, up Infus.

b. Pukul 11.20 WIB, Memberitahu pada ibu diperbolehkan

pulang dengan bekal obat oral Ondan cetron 4 mg 3 x 1

tablet/hari sebanyak 21 tablet untuk 1 minggu, Ranitidin 25 mg

3 x 1 tablet/hari sebanyak 21 tablet untuk 1 minggu, Antasida

200 mg 3 x 1 tablet/hari sebanyak 21 tablet untuk 1 minggu,

Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari sebanyak 21 tablet untuk 1

minggu.

c. Pukul 11.30 WIB, Menganjurkan ibu kontrol lagi setelah 1

minggu lagi atau pada tanggal 07 April 2017 atau jika ada

keluhan.

d. Mendokumentasikan tindakan pada buku rekam medik.

Hasil : Ibu sudah pulang pukul 12.30 WIB.


96

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis menguraikan tentang asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD

Karanganyar menggunakan 7 langkah Varney. Pembahasan ini dimaksudkan

supaya bisa diambil suatu kesimpulan ada pemecahan masalah dari

kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam

penerapan asuhan kebidanan yang efektif dan efisien.

1. Pengkajian

Pada teori keluhan utama hiperemesis gravidarum grade II

menurut Nugroho (2012), Mochtar (2015) adalah gejala lebih berat,

segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebrial,

nadi cepat dan lebih dari 100-140 x/menit, tekanan darah sistole kurang

dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, nafas bau

aseton, billirubin, berat badan cepat menurun, oliguri, konstipasi, turgor

kulit mulai jelek, mata cekung.

Pada kasus diperoleh data subyektif ibu hamil Ny. L mengatakan

ini kehamilan pertama, belum pernah keguguran, ibu mengatakan

umurnya 21 tahun, ibu mengatakan HPHT pada tanggal 04 Februari

2017, mengeluh mual sejak 2 minggu yang lalu dan muntah ± 10 x/hari,

berupa cairan setelah makan dan minum, haus hebat, serta badan terasa

lemas dan kepala terasa pusing, sering BAK, susah BAB sedangkan data

obyektifnya didapatkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum lemah,

kesadaran apatis, TD : 100/60 mmHg, S : 36,8 0C, N : 102 x/menit, R :


97

24 x/menit, muka pucat, mata : cekung, conjungtiva pucat, sklera putih

kekuningan, mulut : lidah kotor, kering, nafas tercium bau aseton, turgor

kulit berkurang saat dicubit kembali dalam 3 detik dan kering, konstipasi,

pemeriksaan penunjang Hb 12,0 gr/%, golongan darah : O/Rh (+),

HbsAg : Negatif, Trombosit : 266.000 ribu/p, Leukosit : 9.300 gr/Pl,

Eritrosit : 4,59 juta/p, kantung kehamilan 19 cm, usia kehamilan 7 +2

minggu dan Pulsasi belum ada.

Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan teori

dan kasus yang ada dilahan yaitu dari data subjektif pada teori ibu

mengatakan susah buang air kecil sedangkan pada kasus ibu mengatakan

sering BAK dan data obyektif pada teori yaitu tekanan darah sistole

kurang dari 80 mmHg, sedangkan pada kasus yaitu tekanan darah sistole

100 mmHg, kemudian suhu pada teori yaitu subfebrial, sedangkan pada

kasus suhu yaitu 36,8 0C, pada teori dilakukan pemeriksaan kadar

bilirubin sedangkan pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan kadar

bilirubin, pada teori dilakukan pemeriksaan aseton dalam urin sedangkan

pada kasus tidak dilakukan, pada teori tidak dilakukan PP test sedangkan

pada kasus dilakukan PP test.

2. Interpretasi data

Pada teori diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan adalah “Ny.

X G... P... A... umur... tahun... umur kehamilan... minggu dengan

hiperemesis gravidarum grade II”. Pada teori masalah yang muncul

pada kasus hiperemesis gravidarum grade II adalah ibu merasa cemas


98

dengan kehamilannya (Fadlun, 2011). Kebutuhan berdasarkan keadaan

umum dan keadaan fisik ibu biasanya dibutuhkan konseling lebih lanjut

sebagai contoh pada kasus hiperemesis gravidarum grade II adalah

memberikan support mental (Sutrisno, 2011).

Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. L

G1P0A0 umur 21 tahun hamil 7+2 Minggu dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade II. Masalah ibu merasa cemas terhadap kehamilannya

karena ibu mengalami mual dan muntah yang berlebihan, badan lemas

dan kepala pusing. Kebutuhan yang diberikan adalah memberi support

mental, memberi informasi tentang keadaan kehamilan ini, memberi

penjelasan tentang mual dan muntah yang sedang dialami ibu, memberi

cairan adekuat agar terjadi keseimbangan antara intake dan output.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus yang ada dilahan.

3. Diagnosa Potensial

Pada teori langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini

benar-benar terjadi. Yang paling penting adalah melakukan asuhan yang

aman. Dari kasus hiperemesis gravidarum grade II didapatkan diagnosa

potensial bisa menyebabkan hiperemesis gravidarum grade III (Norma

dan Dwi, 2013).


99

Pada kasus ini telah dilakukan tindakan yang cepat dan tepat

sehinggan diagnosa potensial tidak terjadi.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada dilahan.

4. Antisipasi/ Tindakan Segera

Antisipasi dalam kasus hiperemesis gravidarum grade II yaitu

kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi obat sedativa

(Luminal, Stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (Mediamer B6,

Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan), antasida dan anti mulas,

memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan

maksud menghilangkan faktor psikis, rasa takut, isolasi, jangan terlalu

banyak tamu, terapi psikologik (Mochtar, 2013).

Pada langkah antisipasi pada kasus hiperemesis gravidarum

grade II dilakukan informasi dan edukasi tentang kehamilannya,

kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi Infus RL (500

ml) 20 tpm, injeksi ondan cetron IV 8 mg/12 jam, injeksi ranitidin IV 25

mg/8 jam, antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari, vitamin B6 10 mg 3 x 1

tablet/hari. Ibu diisolasi dikamar yang tenang dan cerah dengan

pertukaran udara yang baik, antisipasi telah dilakukan dengan tepat.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus yang ada dilapangan.


100

5. Rencana Asuhan

Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan menurut

Nugroho (2012), adalah rawat pasien di rumah sakit dan batasi

pengunjung, Infus glukosa 10 % atau 5 % : RL = 2 : 1, 40 tpm, beri

vitamin B1, B2 dan B6, beri phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari,

berikan antiemetik avopreg 25 mg 2-3 kali perhari per oral, berikan

antasida 3 kali satu tablet perhari peroral.

Rencana asuhan yang diberikan pada kasus hiperemesis

gravidarum grade II adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan

kepada ibu tentang keadaan yang dialaminya sekarang, anjurkan ibu

untuk makan dan minum porsi sedikit tetapi sering, anjurkan pada

keluarga agar ibu bedrest total dalam ruangan yang nyaman, dan agar

memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir

dengan keadaannya, menganjurkan keluarga untuk membantu ibu saat

BAK dan BAB menggunakan pispot, observasi intake dan output setiap 2

jam, observasi keadaan umum dan TTV setiap 4 jam, lakukan kolaborasi

dengan dr SpOG untuk rencana terapi pasang Infus RL (500 ml) 20 tpm,

injeksi ondan cetron IV 8 mg/12 jam, injeksi ranitidin IV 25 mg/8 jam,

antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari, vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari.

Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada dilapangan yaitu pada rencana asuhan yang ada

dalam materi yaitu Infus glukosa 10 % atau RL 5 % = 2 : 1, 40 tpm,

vitamin B1 dan B2, phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari, antiemetik


101

avopreg 25 mg 2-3 kali perhari peroral, sedangkan pada kasus rencana

asuhan yang diberikan yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan

kepada ibu tentang keadaan yang dialaminya sekarang, anjurkan ibu

untuk makan dan minum porsi sedikit tetapi sering, anjurkan pada

keluarga agar ibu bedrest total dalam ruangan yang nyaman, dan agar

memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir

dengan keadaannya, menganjurkan keluarga untuk membantu ibu saat

BAK dan BAB menggunakan pispot, observasi intake dan output setiap 2

jam, observasi keadaan umum dan TTV setiap 4 jam, lakukan kolaborasi

dengan dr SpOG untuk rencana terapi pasang Infus RL (500 ml) 20 tpm,

injeksi ondan cetron IV 8 mg/12 jam, injeksi ranitidin IV 25 mg/8 jam.

6. Pelaksanaan

Menurut Nugroho (2012), pada langkah ini asuhan menyeluruh

dilakukan seperti yang diuraikan pada langkah kelima atau perencanaan

dilaksanakan secara efisien dan aman.

Pada kasus pelaksanaan asuhan yang diberikan adalah

memeritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang

keadaan yang dialaminya sekarang, menganjurkan ibu untuk makan dan

minum porsi sedikit tetapi sering, menganjurkan pada keluarga agar ibu

bedrest total dalam ruangan yang nyaman, dan agar memberikan

dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan

keadaannya, menganjurkan keluarga untuk membantu ibu saat BAK dan

BAB menggunakan pispot, mengobservasi mual dan muntah setiap


102

2 jam, mengobservasi keadaan umum dan TTV setiap 4 jam, melakukan

kolaborasi dengan dr SpOG untuk rencana terapi Pasang Infus RL (500

ml) 20 tpm, injeksi ondan cetron IV 8 mg/12 jam, injeksi ranitidin IV 25

mg/8 jam, antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari, vitamin B6 10 mg 3 x 1

tablet/hari.

Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus dilapangan yaitu pada pelaksanaan yang ada dalam materi

yaitu Infus glukosa 10 % atau RL 5 % = 2 : 1, 40 tpm, vitamin B1 dan B2,

phenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari, antiemetik avopreg 25 mg 2-3

kali perhari peroral, sedangkan pada kasus rencana asuhan yang

diberikan yaitu memeritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada

ibu tentang keadaan yang dialaminya sekarang, menganjurkan ibu untuk

makan dan minum porsi sedikit tetapi sering, menganjurkan pada

keluarga agar ibu bedrest total dalam ruangan yang nyaman, dan agar

memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir

dengan keadaannya, menganjurkan keluarga untuk membantu ibu saat

BAK dan BAB menggunakan pispot, mengobservasi mual dan muntah

setiap 2 jam, mengobservasi keadaan umum dan TTV setiap 4 jam,

melakukan kolaborasi dengan dr SpOG untuk rencana terapi Pasang

Infus RL (500 ml) 20 tpm, injeksi ondan cetron IV 8 mg/12 jam, injeksi

ranitidin IV 25 mg/8 jam.


103

7. Evaluasi

Sedangkan pada teori evaluasi yang didapat menurut Norma dan

Dwi (2013) adalah : mual sudah tertangani, muntah sudah tertangani, dan

ibu sudah merasa baik.

Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II ini dilakukan

perawatan selama 5 hari. Didapatkan hasil keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 85 x/menit, S : 36,8


0
C, R : 24 x/menit, mata conjungtiva merah muda sklera putih dan tidak

cekung, mulut : lidah bersh, nafas tidak tercium bau aseton, kulit : turgor

kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan

meningkat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus

yang berjudul asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. L G1P0A0 Umur 21

tahun, hamil 7+2 minggu dengan hiperemesis graviarum grade II di RSUD

Karanganyar tahun 2017 yaitu :

1. Pengkajian data terhadap ibu hamil

Pada kasus ini diperoleh data subyektif ibu hamil Ny. L G1P0A0

umur 20 tahun, hamil 7+2 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade

II diperoleh data Subyektif ibu hamil Ny. L mengatakan ini kehamilan

yang pertama, belum pernah keguguran, ibu mengatakan usianya 21

tahun, ibu mengatakan HPHT pada tanggal 04 Februari 2017, mengeluh

mual sejak 2 minggu yang lalu dan muntah ± 10 x/hari, berupa cairan

setelah makan dan minum, haus hebat, serta badan terasa lemas dan

kepala terasa pusing, sering BAK, susah BAB sedangkan data

obyektifnya didapatkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum lemah,

kesadaran apatis, TD : 100/60 mmHg, N : 102 x/menit, S : 36,8 0C, R :

24 x/menit, BB turun dari 47 kg menjadi 45 kg, muka pucat, mata :

cekung, conjungtiva pucat, sklera putih kekuningan, mulut : lidah kotor,

kering, nafas tercium bau aseton, turgor kulit berkurang saat dicubit

104
105

kembali dalam 3 detik dan kering, pemeriksaan penunjang Hb 12,0

gr/%, golongan darah O.

2. Interpretasi Data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti

dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. L G1P0A0 umur 21

tahun, hamil 7+2 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II,

masalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya, kebutuhan :

memberikan support mental, memberikan informasi tentang keadaan

saat ini, memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang

dialami.

3. Diagnosa Potensial pada kasus Ny. L tidak muncul karena ditangani

secara tepat dan tepat sesuai dengan prosedur.

4. Antisipasi pada Ny. L adalah dilakukan informasi dan edukasi tentang

kehamilannya, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi

paang Infus RL (500 ml) 20 tpm, injeksi ondan cetron IV 8 mg/8 jam,

injeksi ranitidin IV 25 mg/8 jam, antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari, B6

10 mg 3 x 1 tablet/hari.

5. Rencana tindakan yang diberikan pada Ny. L yaitu adalah beritahu ibu

hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang keadaan yang

dialaminya sekarang, anjurkan ibu untuk makan dan minum porsi

sedikit tetapi sering, anjurkan pada keluarga agar ibu bedrest total

dalam ruangan yang nyaman, dan agar memberikan dukungan kepada

ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya,

menganjurkan keluarga untuk membantu ibu saat BAK dan BAB


106

menggunakan pispot, observasi intake dan output setiap 2 jam,

observasi keadaan umum dan TTV setiap 4 jam, lakukan kolaborasi

dengan dr SpOG untuk rencana terapi pasang Infus RL (500 ml) 20

tpm, injeksi ondan cetron IV 8 mg/12 jam, injeksi ranitidin IV 25 mg/8

jam, antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari, vitamin B6 10 mg 3 x 1

tablet/hari.

6. Pelaksanaan tindakan pada Ny. L dilakukan sesuai dengan rencana

tindakan yang telah dibuat.

7. Evaluasi didapat setelah diberikan asuhan kebidanan selama 5 hari

pada Ny. L adalah didapatkan hasil umum baik, kesadaran

komposmentis, TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 85 x/menit, S : 36,8 0C,

R : 24 x/menit, mata : conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak

cekung, lidah tidak tampak kotor, nafas tidak tercium bau aseton, kulit

: turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu

makan meningkat.

8. Pada kasus Ny. L G1P0A0 umur 21 tahun, hamil 7+2 minggu dengan II

penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang

ada dilapangan yaitu pada pengkajian, interpretasi data, antisipasi atau

tindakan segera, rencana asuhan dan pelaksanaan


107

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan dapat

memberikan saran bagi :

1. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani

kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, dan dilakukan batas

pengunjung dan pasien ditempatkan diruangan tersendiri, serta dapat

meningkatkan kenyamanan pasien rawat inap dalam beristirahat

misalnya mengatur jadwal pengunjung pada malam hari.

b. Pendidikan

Diharapkan agar institusi pendidikan lebih meningkatkan atau

menambah referensi, sehingga membantu penulis yang akan mengambil

kasus yang sama.

2. Bagi Bidan

Diharapkan bidan dapat meningkatkan kualitas dan berkenan untuk

mengikuti seminar-seminar tentang komplikasi kehamilan khususnya

Hiperemesis Gravidarum.

3. Bagi Klien

Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya

secara teratur dan mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang untuk

kesehatan terutama pada ibu dan perkembangan janin.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, N. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. S G1P2A1
Umur Kehamilan 13 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II
di RSU Assalam Gemolong Sragen. STIKes Kusuma Husada Surakarta.
KTI. Tidak Dipublikasikan.

Anasari, T. 2011. Beberapa Determinan Penyebab Kejadian Hiperemesis


Gravidarum Di RSU Ananda Purwokerto. Jurnal Involusi Kebidanan
Vol.2, No.4, Juni 2012. Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto.
Purwokerto.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta :
Rohima Press.

Bartini, I. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Depkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1464/MENKES/PER/X/2010. Tentang ijin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.

DINKES Kabupaten Karanganyar. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten


Karanganyar Tahun 2014. Karanganyar: DINKES Kabupaten
Karanganyar.

Fadun, A.F. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Gunawan, K, Manengkei, P.S.K, Ocviyanti, D. 2011. Diagnosis dan Tata Laksana


Hiperemesis Gravidarum. Jurnal Indon Med Assoc Vol.61, No.11,
November 2011. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Hidayat, A.A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.
Edisis 2 : Jakarta. Salemba Medika.

Marmi, Suryaningsih, A.R.M, Fatmawati, E. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Maryunani, A. 2016. Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta : Trans Info


Media.

Masruroh. 2015. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Kebidanan.


Yogyakarta : Nuha Medika.
Matondang, C.S, Wahidayat, I, Sutroasmoro, S. 2013. Diagnosis Fisis Pada Anak.
Edisi 5 : Jakarta. Sagung Seto.

Menkes RI. 2007. Kepmenkes 369/Kepmenkes/III/200. Jakarta : Direktorat Bina


Kesehatan Ibu. html 5 Oktober 2012.

Mochtar, R. 2015. Sinopsis Obstetri. Edisi 3 : Jakarta. EGC.

Norma, N, Dwi, M. 2013. Asuhan Kebidanan Teori dan Tinjauan Kasus.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Prapti, R.H.E. 2015. Memposisikan SRHR Diseluruh Bidang Pembangunan


Berkelanjutan. Jakarta : Rutger WPF Indonesia.

Profil Kesehatan Profinsi Jawa Tengah . 2016. Buku Saku Kesehatan Triwulan 2
Tahun 2016. www.dinkesjatengprov.go.id/.../Bab I-IX.Diakses. html 30
Juni 2016.

Rukyah, A.Y. 2010.Asuhan Kebidanan Patologi. CV. Trans Info Media.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia


Press.

Sudarti, Fauziah, A. 2011. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Edisi 2 :


Yogyakarta. Nuha Medika.

Sujarweni, W. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustakabarupress.

Sukini, T, Rofi‟ah, S. 2016. Fundamental Kebidanan. Yogyakarta : Trans


Medika.

Suparmi. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny.S G2P1A0
Umur 28 Tahun Hamil 8 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum
Grade II Di RSU Sarila Husada Sragen. STIKes Kusuma Husada
Surakarta. KTI. Tidak Dipublikasikan.

Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta :


Pustakabarupress

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.


LAMPIRAN
Lampiran 1

JADWAL PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH


PRODI D3 KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2016/2017
NO Kegiatan Penelitian 2016 2017
Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal KTI
Penyusunan proposal KTI
Acc proposal KTI
2 Uji proposal KTI
3 Uji ulang proposal KTI
4 Revisi proposal KTI
Pengumpuln proposal KTI
5 Pelaksanaan studi
kasus/penelitian
Pembuatan dan penulisan
hasil kasus/ penelitian KTI
Konsul KTI
Acc/ persetujuan KTI
6 Pengumpulan draft KTI
7 Uji KTI
8 Uji ulang KTI
9 Revisi/ perbaikan KTI
Penjilidan KTI
Pengumpulan KTI
Lampiran 8

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Ruang :
Tanggal Masuk :
No. Register :

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN : IDENTITAS SUAMI :
1) Nama : Nama :
2) Umur : Umur :
3) Agama : Agama :
4) Suku Bangsa : Suku bangsa :
5) Pendidikan : Pendidikan :
6) Pekerjaan : Pekerjaan :
7) Alamat : Alamat :

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) : Tgl...............Pukul.............


1) Keluhan Utama Pada Waktu Masuk :
2) Riwayat Menstruasi
a) Menarche :
b) Siklus :
c) Lama :
d) Banyaknya :
e) Teratur/tidak teratur :
f) Sifat darah :
g) Dismenorhoe :
3) Riwayat Hamil
a) HPHT :
b) Gerakan bayi mulai dirasakan :
c) Vitamin / jamu yang yang dikonsumsi :
d) Keluhan-Keluhan Pada
Trimester I :
Trimester II :
Trimester III :
e) ANC :...................kali......................teratur / tidak teratur,
tempat.......,terapi yang didapat........
f) Penyuluhan Yang Pernah Didapat :
g) Imunisasi TT :
h) Pergerakan Janin :
4. Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang :
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung :
(2) Ginjal :
(3) Asma :
(4) TBC :
(5) Hepatitis :
(6) DM :
(7) Hipertensi :
(8) Epilepsi :
(9) Lain-lain :
c) Riwayat penyakit keluarga :
d) Riwayat keturunan kembar :
e) Riwayat oprasi :
5. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan :...................Kawin :.................kali
b. Kawin / Menikah : Umur..............Tahun, dengan Suami
Umur.........Tahun
Lamanya : .....................Tahun, Anak..............Orang
6. Riwayat Keluarga Berencana
a. Metode yang pernah dipakai :.................Lama penggunaan:.............
b. Keluhan selama pemakaian kontraksi :
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Yang Lalu

No Tgl/Thn Tempat Umur Jenis Peno ANAK NIFAS Keadaan


Partus Partus Khmln Partus long Anak
Jenis BB PB Kead Latkasi
(Bulan) Sekarang
(P/L) (gram) (cm)

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
1) Sebelum hamil :
2) Selama hamil :
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil :
2) Selama hamil :
c. aktifitas
1) Sebelum Hamil :
2) Selama Hamil :
d. istirahat / tidur
1) Sebelum Hamil :
2) Selama Hamil :
e. Seksualitas
1) Sebelum hamil :
2) Selama hamil :
f. Personal Hygiene :
1) Sebelum hamil :
2) Selama hamil :
g. Psikososial budaya
1) Perasaan tentang kehamilan ini :
2) Kehamilan ini direncanakan / tidak :
3) Jenis kelamin yang diharapkan :
4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
5) Keluarga lain yang tinggal serumah :
6) Pantangan makanan :
7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan :
h. Penggunaan obat-obatan / rokok :

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


1. Status Generalis
a) Keadaaan Umum :
b) Kesadaran :
c) TTV :
d) TB :
e) BB Sebelum Hamil :
f) BB Sekarang :
g) LLA :
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut :
2) Muka :
a) Cloasma :
b) Oedema :
3) Mata
a) Oedema :
b) Conjungtiva :
c) Sklera :
4) Hidung :
5) Telinga :
6) Mulut/gigi/gusi :
b. Leher
1) Kelenjar Gondok :
2) Benjolan :
3) Pembesaran Kelenjar Limfe :
c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Pembengkakan :
b) Benjolan :
c) Simetris :
d) Aerola :
e) Puting susu :
f) Kolostrum/ASI :
2) Axilla
a) Benjolan :
b) Nyeri :
d. Ekstremitas
1) Atas
a) Oedema :
b) Kuku :
c) Simetris :
2) Bawah
a) Varices :
b) Oedema :
c) Reflek Patella :
d) Kuku :
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
(a) Pergerakan janin :
(b) Pembesaran perut : sesuai / tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan
(c) Bentuk perut : memanjang / melintang
(d) Linea alba / nigra :
(e) Striae Albican / Livide :
(f) Bekas luka :
2) Palpasi
a) Pergerakan janin :
b) Leopold I :
c) Leopold II :
d) Leopold III :
e) Leopold IV :
f) TFU Mc Donald :
g) TBJ :
3) Aukultasi
DJJ : Punctum maximum :
Frekuensi :
Teratur / tidak :
b. Pemeriksaan panggul
(1) Kesan panggul :
(2) Distansia spinarum :
(3) Distansia kristarum :
(4) Konjugata eksterna (Boudeloque) :
(5) Lingkar panggul :
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
(a) Varices :
(b) Luka :
(c) Kemerahan :
(d) Nyeri :
(e) Pengeluaran pervaginam :
2) Perinium
a) Bekas luka :
b) Lain-lain :
3) Anus
a) Haemoroid :
b) Lain-lain :
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium :
b) Pemeriksaan Penunjang Lain :

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal....................Pukul.............................
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny............Umur Ibu..............Tahun G.....P....A..... umur kehamilan.....
minggu dengan Hiperemesis Gravidarum grade II
Data Dasar :
DS :
1) Ibu mengatakan bernama Ny.X
2) Ibu mengatakan berumur.......tahun
3) Ibu mengatakan ini hamil ke........ sudah pernah melahirkan /
belum
4) Ibu mengatakan sudah pernah keguguran atau belum
DO :
1) Keadaan umum :
2) Kesadaran :
3) TTV :
4) HPHT :
5) HPL :
6) Hasil pemeriksaan leopold I-IV :
B. MASALAH
C. KEBUTUHAN

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tanggal…… Pukul……

IV. TINDAKAN SEGERA


Tanggal…… Pukul……

V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal…… Pukul……

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN


Tanggal…… Pukul……

VII. EVALUASI
Tanggal…… Pukul……
DATA PERKEMBANGAN

S:

O:

A:

P:
Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI

KU, TTV, INTAKE, OUTPUT

A. Identitas Responden
1. Nama : Ny. L
2. Umur : 21 Tahun
3. Alamat : Jati Rt 01 / Rw 10 Tegalgedhe, Karanganyar.

B. Lembar Observasi
Tanggal / INTAKE OUTPUT
KU / Kesedaran TTV Aktifitas
Jam Terapi Makan Minum Muntah Eliminasi
27 – 03 – KU : Lemah TD : 100/60 Infus RL 500 ml (20 2 potong 1 gelas air ±3x BAK : Berbaring
2017 Kesadaran : Apatis mmHg tpm) biscuit,2sendok putih 1x ditempat
08.20 N : 102 x/menit Injeksi Ondan Cetron nasi lemas dan 1 BAB : - tidur
WIB R : 22 x/menit 8 mg/8jam potong tempe
S : 36,60 C Injeksi Ranitidin 20
mg/8 jam
Obat oral antasida 200
mg/8 jam
Vitamin B6 10 mg/8
jam
10.30 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 1 bungkus roti ½ gelas air ±2x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : Apatis - tpm) putih 1x ditempat
- BAB : - tidur
-
12.30 KU : Lemah TD : 100/70 Infus RL 500 ml (20 2 buah biskuit - ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : Apatis mmHg tpm) 1x ditempat
N : 98 x/menit BAB : - tidur
R : 24 x/menit
S : 36,50 C
14.30 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 ½ bungkus roti ½ gelas ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : Apatis - tpm) teh manis 1x ditempat
- BAB : - tidur
-
16.30 KU : Lemah TD : 100/70 Infus RL 500 ml (20 2 sendok bubur ½ gelas air ±1x BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : Apatis mmHg tpm) ayam putih BAB : - ditempat
N : 96 x/menit Injeksi Ondan Cetron tidur
R : 23 x/menit 8 mg/8 jam
S : 36,70 C Injeksi Ranitidin 20
mg/8 jam
Obat oral antasida 200
mg/8 jam
Vitamin B6 10 mg/8
jam
18.30 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 1 buah buah ½ gelas air ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : Apatis - tpm) apel putih 1x ditempat
- BAB : - tidur
-
20.30 KU : Lemah TD : 100/60 Infus RL 500 ml (20 - - ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : Apatis mmHg tpm) 2x ditempat
N : 95 x/menit BAB : - tidur
R : 23 x/menit
S : 36,50 C
23.00 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 - - - BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : Apatis - tpm) 1x ditempat
- Injeksi Ondan Cetron BAB : - tidur
- 8 mg/8 jam
Injeksi Ranitidin 20
mg/8 jam
Obat oral antasida 200
mg/8 jam
Vitamin B6 10 mg/8
jam
28 – 03 – KU : Lemah TD : 100/70 Infus RL 500 ml (20 3 sendok bubur 1/2 gelas ±3x BAK : Berbaring
2017 Kesadaran : mmHg TPM) dan ½ buah apel the manis 2x ditempat
08.00 Compos N : 88 x/menit Injeksi Ondan Cetron BAB : - tidur
WIB metis R : 20 x/menit 8 mg/8 jam
S : 38,40 C Injeksi Ranitidin 20
mg/8 jam
Obat oral antasida 200
mg/8 jam
Vitamin B6 10 mg/8
jam
Obat oral sanmol 500
mg/8 jam
10.00 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 1 bungkus roti ½ gelas air ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) putih 1x ditempat
Compos - BAB : - tidur
metis -

12.00 KU : Lemah TD : 100/70 Infus RL 500 ml (20 1 bungkus roti 1 gelas air - BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) putih BAB : - ditempat
Compos N : 82 x/menit tidur
metis R : 24 x/menit
S : 37,80 C
14.00 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 - ½ gelas ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) the manis 1x ditempat
Compos - BAB : - tidur
metis -
16.00 KU : Lemah TD : 120/70 Infus RL 500 ml (20 3 buah biskuit ½ gelas air - BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) putih BAB : - ditempat
Compos N : 88 x/menit Injeksi Ondan Cetron tidur
metis R : 22 x/menit 8 mg/8 jam
S : 36,60 C Injeksi Ranitidin 20
mg/8 jam
Obat oral antasida 200
mg/8 jam
Vitamin B6 10 mg/8
jam
Obat Oral Sanmol 500
mg/8 jam
18.00 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 2 sendok nasi ½ gelas air - BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) halus, sayur, dan putih BAB : - ditempat
Compos - ½ potong tempe tidur
metis -
20.00 KU : Lemah TD : 120/80 Infus RL 500 ml (20 ½ buah jeruk ½ gelas air ±1x BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) putih BAB : - ditempat
Compos N : 86 x/menit tidur
metis R : 23 x/menit
S : 36,50 C
23.30 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 - - ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) 1x ditempat
Compos - Injeksi Ondan Cetron BAB : - tidur
metis - 8 mg/8 jam
Injeksi Ranitidin 20
mg/8 jam
Obat oral antasida 200
mg/8 jam
Vitamin B6 10 mg/8
jam
Obat Oral Sanmol 500
mg/8 jam
29 – 03 – KU : Lemah TD : 100/70 Infus RL 500 ml (20 2 potong biskuit ½ gelas ±3x BAK : Berbaring
2017 Kesadaran : mmHg TPM) the hangat 2x ditempat
07.30 Compos N : 86 x/menit Injeksi Ondan Cetron BAB : tidur
WIB metis R : 22 x/menit 8 mg/8 jam 1x sambil
S : 36,60 C Injeksi Ranitidin 20 miring
mg/8 jam kekanan
Obat oral antasida 200 dan kekiri
mg/8 jam
Vitamin B6 10 mg/8
jam
10.00 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 ½ porsi bubur ½ gelas air ±2x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) putih 1x ditempat
Compos - BAB : - tidur
metis - sambil
miring
kekanan
dan kekiri
12.00 KU : Lemah TD : 100/70 Infus RL 500 ml (20 1 bungkus roti - ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) 1x ditempat
Compos N : 87 x/menit BAB : - tidur
metis R : 23 x/menit sambil
S : 370 C miring
kekanan
dan kekiri
14.00 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 1 buah apel ½ gelas air - BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) putih 1x ditempat
Compos - BAB : - tidur
metis - sambil
miring
kekanan
dan kekiri
16.00 KU : Lemah TD : 100/80 Infus RL 500 ml (20 2 potong biskuit 1 gelas air ±1x BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) putih BAB : - ditempat
Compos N : 86 x/menit Injeksi Ondan Cetron tidur
metis R : 22 x/menit 8 mg/8jam sambil
S : 36,80 C Injeksi Ranitidin 20 miring
mg/8jam kekanan
Obat oral antasida 200 dan kekiri
mg/8jam
Vitamin B6 10
mg/8jam
18.00 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 ½ porsi nasi ½ gelas air - BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) lemas, 1 potong putih BAB : - ditempat
Compos - ayam tidur
metis - sambil
miring
kekanan
dan kekiri
20.00 KU : Lemah TD : 120/80 Infus RL 500 ml (20 - 1 gelas air ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) putih 1x ditempat
Compos N : 85 x/menit BAB : - tidur
metis R : 23 x/menit sambil
S : 36,60 C miring
kekanan
dan kekiri
23.30 KU : Lemah - Infus RL 500 ml (20 - - - BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) 1x ditempat
Compos - Injeksi Ondan Cetron BAB : - tidur
metis - 8 mg/8jam
Injeksi Ranitidin 20
mg/8jam
Obat oral antasida 200
mg/8jam
Vitamin B6 10
mg/8jam
30 – 03 – KU : Baik TD : 100/70 Infus RL 500 ml (20 ½ porsi bubur, 1 1 gelas the ±2x BAK : Berbaring
2017 Kesadaran : mmHg TPM) potong biskuit hangat 2x ditempat
08.00 Compos N : 84 x/menit Injeksi Ondan Cetron BAB : tidur,
WIB metis R : 23 x/menit 8 mg/8jam 1x duduk
S : 36,50 C Injeksi Ranitidin 20
mg/8jam
Obat oral antasida 200
mg/8jam
Vitamin B6 10
mg/8jam
10.00 KU : Baik - Infus RL 500 ml (20 ½ porsi nasi ½ gelas air ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) halus dan 1 putih 1x ditempat
Compos - potong ayam BAB : - tidur,
metis - duduk
12.00 KU : Baik TD : 100/80 Infus RL 500 ml (20 ½ porsi nasi 1 gelas air - BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) halus dan satu putih BAB : - ditempat
Compos N : 88 x/menit potong tahu tidur,
metis R : 24 x/menit kecap duduk
S : 36,80 C
14.00 KU : Baik - Infus RL 500 ml (20 1 buah apel - - BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) 1x ditempat
Compos - BAB : - tidur,
metis - duduk
16.00 KU : Baik TD : 120/80 Infus RL 500 ml (20 3 sendok nasi ½ gelas air ±1x BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) halus dan sayur putih 1x ditempat
Compos N : 86 x/menit Injeksi Ondan Cetron BAB : tidur,
metis R : 23 x/menit 8 mg/8jam 1x duduk
S : 36,50 C Injeksi Ranitidin 20
mg/8jam
Obat oral antasida 200
mg/8jam
Vitamin B6 10
mg/8jam
18.00 KU : L Baik - Infus RL 500 ml (20 2 potong biskuit 1 gelas air ±1x BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) putih BAB : - ditempat
Compos - tidur,
metis - duduk
20.00 KU : Baik TD : 120/80 Infus RL 500 ml (20 2 potong biskuit ½ gelas air - BAK : - Berbaring
WIB Kesadaran : mmHg tpm) putih BAB : - ditempat
Compos N : 88 x/menit tidur,
metis R : 24 x/menit duduk
S : 36,80 C
23.30 KU : Baik - Infus RL 500 ml (20 - - - BAK : Berbaring
WIB Kesadaran : - tpm) 2x ditempat
Compos - Injeksi Ondan Cetron BAB : - tidur
metis - 8 mg/8jam
Injeksi Ranitidin 20
mg/8jam
Obat oral antasida 200
mg/8jam
Vitamin B6 10
mg/8jam
31 – 03 – KU : Baik TD : 110/80 Infus RL 500 ml (20 1/2 gelas the 1/2 gelas - BAK : Berbaring
2017 Kesadaran : mmHg TPM) manis the manis 2x ditempat
08.00 Compos N : 85 x/menit Injeksi Ondan Cetron BAB : tidur,
WIB metis R : 24 x/menit 8 mg/8jam 1x duduk,
S : 36,80 C Injeksi Ranitidin 20 dan
mg/8jam kadang
Obat oral antasida 200 berjalan
mg/8jam kekamar
Vitamin B6 10 mandi
mg/8jam

Pukul 12.30 WIB Ny. L Pulang dengan infus telah dilepas.


Lampiran 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Gizi Seimbang Pada Ibu Hamil


2. Sasaran : Ny. L G1P0A0, 21 Tahun
3. Tempat : RSUD Karanganyar (Teratai 3)
4. Hari/Tanggal : Jumat / 31 Maret 2017
5. Pukul : 10.30 – Selesai
6. Waktu : 30 menit
7. Pelaksana : Rita Agustina
8. Tujuan :
a. Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan Ny. L dapat memahami
tentang kebutuhan gizi pada ibu hamil.
b. Tujuan Khusus :
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan :
1) Ny. L dapat mengetahui pengertian gizi seimbang bagi ibu hamil.
2) Ny. L dapat mengetahui kebutuhan zat gizi selama kehamilan.
3) Ny. L dapat mengetahui tentang pertambahan berat badan yang
diharapkan pada ibu hamil.
4) Ny. L dapat mengetahui manfaat gizi seimbang pada ibu hamil.
5) Ny. L dapat mengetahui menu makanan ibu hamil.
6) Ny. L dapat mengetahui dampak bila ibu kekurangan gizi.
9. Materi : Terlampir
10. Metode :
a. Demonstrasi
b. Tanya jawab
11. Media :
Leaflet
12. Referensi :
Djaeni, Achmad.2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat
\
13. Kegiatan Penyuluhan:
Waktu Tahap Kegiatan Media Metode
10 menit 1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam. - Ceramah
2. Memperkenalkan diri
kepada ibu dan
keluarga pasien.
3. Menyampaikan tujuan
penyuluhan.
15 menit 2. Penyajian 1. Menjelaskan gizi Leaflet Ceramah
seimbang pada ibu Poster dan diskusi
hamil.
2. Menjelaskan
kebutuhan zat gizi
selama kehamilan.
3. Menjelaskan tentang
pertambahan BB yang
diharapkan pada ibu
hamil.
4. Menjelaskan tentang
maanfaat gizi sembang
pada ibu hamil.
5. Memberi contoh menu
makanan ibu hamil.
6. Menjelaskan tentang
dampak yang timbul
apabila ibu kekurangan
gizi.
5 menit 3. Penutup 1. Menanyakan kepada - Tanya
Ny. L apakah sudah jawab
mengerti.
2. Memberikan
pertanyaan lisan
Meliputi :
a. Menanyakan kepada
ibu tentang
pengertian gizi
sembang ibu hamil.
b. Menanyakan kepada
ibu tentang
kebutuhan zat gizi
selama kehamilan.
c. Menanyakan kepada
ibu pertambahan BB
yang diharapkan
pada ibu hamil..
d. Menanyakan kepada
ibu manfaat gizi
seimbang pada ibu
hamil.
e. Menanyakan kepada
ibu contoh menu
makanan ibu hamil.
f. Menanyakan kepada
ibu dampak bila ibu
kekurangan gizi.
3. Mengucapkan
terimakasih atas
perhatiannya.
4. Mengucapkan salam.

14. Evaluasi :
Setelah dilakukan penyuluhan :
a. Ny. L dapat mengetahui pengertian gizi seimbang bagi ibu hamil.
b. Ny. L dapat mengetahui kebutuhan zat gizi selama kehamilan.
c. Ny. L dapat mengetahui tentang pertambahan berat badan yang
diharapkan pada ibu hamil.
d. Ny. L dapat mengetahui manfaat gizi seimbang pada ibu hamil.
e. Ny. L dapat mengetahui menu makanan ibu hamil.
f. Ny. L dapat mengetahui dampak bila ibu kekurangan gizi.
MATERI

A. Mengapa gizi seimbang penting bagi ibu hamil?


Gizi seimbang ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat-
zat yang dibutuhkan ibu selama kehamilan dalam susunan yang
seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil.
Gizi seimbang sangat penting terutama pada ibu yang sedang hamil
untuk keperluan dirinya sendiri dan juga janinnya. Keadaan gizi
juga dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, pertumbuhan
dan perkembangan janin, serta persiapan laktasi ibu. Sehingga
kebutuhan makanan ibu meningkat. Makanan tersebut digunakan
untuk pembentukan janin, persiapan pembentukan ASI, tumbuh
kembang bayi selanjutnya dan untuk kesehatan ibu.
B. Pertambahan berat badan yang diharapkan pada ibu hamil
1. Trimester I (minggu 1-12) : 1-2,5 kilogram
Trimester pertama penting karena saat itu terjadi pembentukan
dan pertumbuhan otak, syaraf, jantung dan organ-organ
reproduksi janin, pada saat yang sama, kemungkinan nafsu
makan ibu berkurang karena mual-mual dan muntah. Tidak
heran jika kenaikan bobot ibu pada trimester pertama tidak
banyak. Bahkan kadang berat badan malah turun sekilo,dua
kilo.
Jangan khawatir janin kurang nutrisi karena tubuh anda akan
selalu memprioritaskan kebutuhan janin, meski harus „mencuri‟
cadangan gizi dari tubuh anda. Berikan makanan dalam porsi
kecil tapi sering seperti susu, telur, buah-buahan, asinan, sup
dan lain-lain. Dan makanan ringan lainnya seperti biskuit,
cracers, dan sebagainya sesuai dengan selera ibu masing-
masing.
2. Trimester II (minggu 12-28) : 5 kilogram
Pada trimester kedua nafsu makan anda biasanya pulih
sehingga berat badan meningkat rat-rata 0,35-0,4 kg per
minggu. Pertumbuhan janin pun ngebut. Sebagian besar berat
badan anda „terserap‟ untuk pertambahan berat janin.
Kebutuhan akan zat gizi tenaga seperti nasi, roti, singkong,
gula, minyak, santan, dan lain-lain lebih banyak diperlukan
dibandingkan kebutuhan saat tidak hamil, demikian juga
kebutuhan zat pembangun dan pengatur seperti lauk-pauk,
sayuran, dan buah-buahan berwarna.
Tambahan kalori dan protein adalah 3,85 kalori dan protein 12
gram terdiri dari:
a. Nasi: ½ piring
b. Ikan : ½ potong
c. Tempe: 1 potong
d. Sayuran: 1 ½ mangkok
e. Minyak: ½ sendok
3. Trimester III (28-lahir) : 4-5 kilogram
Pada saat ini janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Umumnya nafsu makan ibu sering lapar
jangan makan yang berlebihan sehingga BB tidak naik terlalu
banyak. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan
hidrat arang seperti makanan yang manis-manis dan gorengan
dikurangi.
Bahan makanan sumber zat pengatur dan pembangun perlu di
berikan lebih banyak dibanding pada kehamilan trimester II
karena selain untuk pertumbuhan janin sangat diperlukan ibu
untuk proses persalinan.
C. Kebutuhan zat gizi selama kehamilan
1. Karbohidrat
a. Sebagai sumber tenaga
b. Dapat diperoleh dari jenis padi-padian, umbi-umbian seperti
kentang.
2. Protein
Sebagai zat utama untuk membangun jaringan-jaringan bagian
tubuh, dan memperkuat uterus
Dapat diperoleh dari daging, ikan, unggas, telur, kacang
kedelai, kavang tanah, kacang merah, kacang-kacangan dan
lain-lain.
3. Vitamin
a. Dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
b. Dapat diperoleh dari : buah-buahan yang berwarna kuning
seperti: jeruk, wortel, sayur-sayuran.
4. Vitamin A
a. Untuk perkembangan psikomotor dan penglihatan anak.
b. Dapat diperoleh dari minyak ikan, kuning telur, wortel dan
sayuran daun seperti bayam, kangkung. Buah-buahan yang
berwarna merah seperti tomat dan pepaya.
5. Zat besi
Untuk pembentukan darah
Dapat diperoleh dari :
a. Bahan makanan hewan seperti telur, hati, daging
b. Bahan makanan nabati kacang-kacangan seperti : kacang
tanah, kacang kedelai, sayuran hijau seperti bayam, daun
singkong, kangkung.
6. Cairan
Air merupakan bagian tubuh yang terbesar. Hampir ¾ dari
berat tubuh adalah air. Tubuh menggunakan air untuk beberapa
fungsi. Air adalah pelarut semua hasil pencernaan, pembawa
zat-zat kotoran dari sel-sel ke ginjal. Air juga menolong
mengatur suhu tubuh. Seseorang memerlukan sekitar 6-8 gelas
air dalam sehari.
Ibu hamil dianjurkan minum 2,5/3 liter per hari.
7. Mineral
Mineral dibutuhkan untuk pembentukan darah dan tulang,
keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi
sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya
seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Ada 15 macam mineral yang diperlukan tubuh seperti kalsium,
yodium, ferrum, mangan, chlorine, fosfor, belerang, seng,
kalium, sodium, dsb.
Makan yang mengandung mineral diantaranya adalah susu,
hati, kuning telur, sayur-sayuran yang berwarna hijau daging,
dan ikan.
D. Manfaat gizi seimbang pada Ibu Hamil
1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan
2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu
sendiri
3. Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
E. Contoh Menu Makanan Ibu Hamil
Makan pagi :
1. Nasi 150 gram = 1 gelas
2. Telur 60 gram = 1 butir
3. Tempe 50 gram = 2 potong
4. Sayuran 50 gram = ½ gelas
5. Minyak 5 gran = ½ sendok makan
6. Susu 200 cc – 1 gelas
7. Pukul 10 : bubur kacang hijau 1 gelas

Makan siang :
1. Nasi 200 gram = 1 ½ gelas
2. Ikan 50 gram = 1 potong
3. Tempe 50 gram = 2 potong
4. Sayuran 100 gram = 1 gelas
5. Pepaya 100 gram = 1 potong
6. Minyak 10 gram = 1 sendok makan
F. Dampak bila ibu kekurangan gizi
Pengaruh bagi ibu hamil :
1. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
2. Perdarahan dalam masa kehamilan
3. Kemungkinan terjadi infeksi tinggi
4. Anemia/kurang darah
Pengaruh waktu persalinan :
1. Persalinan sulit dan lama
2. Persalinan sebelum waktunya (prematur)
3. Perdarahan setelah persalinan
Pengaruh pada janin:
1. Keguguran
2. Cacat bawaan
3. Bayi lahir mati
4. Anemia pada bayi
5. Berat badan lahir rendah
Mengapa gizi seimbang penting Kebutuhan zat gizi selama
bagi ibu hamil ? kehamilan
Gizi seimbang ibu hamil adalah KARBOHIDRAT
makanan yang mengandung zat-zat PROTEIN
Gizi Seimbang Ibu yang dibutuhkan ibu selama kehamilan VITAMIN
Hamil dalam susunan yang seimbang dan VITAMIN A
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ZAT BESI
gizi ibu hamil. CAIRAN
MINERAL
Pertambahan berat badan yang
diharapkan pada ibu hamil ???
TRIMESTER I (minggu 1-12) : 1-
2,5kilogram
TRIMESTER II (minggu 12-28) : 5

RITA AGUSTINA kilogram


(B14036) TRIMESTER III (28-lahir) :4-5
D3 Kebidanan STIKes Kusuma kilogram
Husada Surakarta
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil Dampak bila ibu kekurangan gizi ?
Makan pagi : Pengaruh bagi ibu hamil :
√ Nasi 150 gram = 1 gelas  Ibu lemah dan kurang nafsu makan
√ Telur 60 gram = 1 butir  Perdarahan dalam masa kehamilan
 Kemungkinan terjadi infeksi tinggi
√ Tempe 50 gram = 2 potong
 Anemia/kurang darah
√ Sayuran 50 gram = ½ gelas

√Minyak 5 gran = ½ sendok makan Pengaruh waktu persalinan :

√Susu 200 cc – 1 gelas  Persalinan sulit dan lama


 Persalinan sebelum waktunya (prematur)
Manfaat gizi seimbang pada Ibu Makan siang :
 Perdarahan setelah persalinan
Hamil √ Nasi 200 gram = 1 ½ gelas

Untuk pertumbuhan janin √ Ikan 50 gram = 1 potong Pengaruh pada janin:

√ Tempe 50 gram = 2 potong  Keguguran


Untuk mempertahankan kesehatan dan
 Cacat bawaan
kekuatan badan ibu sendiri √ Sayuran 100 gram = 1 gelas
 Bayi lahir mati
Supaya luka-luka persalinan lekas √ Pepaya 100 gram = 1 potong  Anemia pada bayi

sembuh dalam nifas √ Minyak 10 gram = 1 sendok makan  Berat badan lahir rendah
DOKUMENTASI

A. Saat anamnesa

B. Saat memberi support mental C. Saat memberi KIE Gizi ibi


hamil

Anda mungkin juga menyukai