Oleh :
Vani Afrianti
NIM. 221015901093
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Bidan
ii
KATA PENGANTAR
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir stase asuhan kebidanan pada Asuhan Kebidanan
Kehamilan Fisiologis.
Laporan Tugas Akhir Stase ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
Kehamilan Fisologis.
kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu/ Bapak yang telah
membimbing penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir Stase. Ucapan terima
1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, MKM, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sumatera
Barat.
2. Ibu Dr. Hj. Nurtati, SE, MM sebagai Rektor Universitas Sumatera Barat
3. Ibu Ns. Dini Qurrata Ayuni, S.Kep. M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ibu Rahmatul Ulya S.ST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
5. Ibu Endang Sari, S.ST, M.Keb selaku dosen Pembimbing di Stase Asuhan
Kehamilan Fisiologis.
iii
6. Ibu Bdn.Hj.Atmawati, S.ST selaku CI Lapangan yang telah memberikan
Fisiologis.
7. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf Prodi Profesi Bidan Fakultas Ilmu
8. Kedua orang tuaku tercinta, suami dan anak yang telah memberikan dukungan
baik moril maupun materil, serta doa dan kasih sayang yang tiada kira dalam
setiap langkah kaki penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
Sumatera Barat yang telah ikut berpartisipasi dan memberikan motivasi dalam
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir Stase ini
masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan
kemampuan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir Stase ini. Penulis
berharap Laporan Tugas Akhir Stase ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................................................... iii
ABSTRAK..................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................ x
DAFTAR SKEMA........................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................. 7
C. Manfaat................................................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 9
A. Kehamilan............................................................................................................ 9
B. Riwayat KEK..................................................................................................... 18
C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil……………………...
D. Kehamilan Dengan KEK……………………………………………………
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................... 38
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 69
A. Kesimpulan......................................................................................................... 69
B. Saran.................................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam
rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya
v
janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan
(Muhimah dan Safe’i, 2016). Kehamilan merupakan suatu proses yang akan
terjadi, seperti halnya mual dan muntah yang sering dialami pada ibu hamil
yang merupakan salah satu gejala awal kehamilannya (Detty Afrianti, 2018).
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau
absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar, dkk., 2013). Kekurangan Energi
Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi atau keadaan patologis
akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa,
perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas
Ibu hamil perlu asupan zat besi yang lebih banyak dari biasanya karena untuk
Sayangnya, sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang kekurangan zat besi pada
ibu hamil sangat sering terjadi. Menurut data dari WHO, lebih dari 40% ibu hamil
vi
Hal ini karena bayi yang berada dalam kandungan menyerap zat besi dari tubuh ibu.
Kekurangan zat besi yang parah dapat berisiko kematian pada bayi, baik saat masih
Kebanyakan dokter memeriksa pada trimester pertama dan sekali lagi pada trimester
Jika jumlah darah ibu rendah, dokter akan meresepkan suplemen zat besi sebagai
ndonesia memiliki masalah terhadap angka kematian ibu (AKI) yang cukup
tinggi yaitu
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian Ibu (AKI) yang
tinggi ini
disebabkan oleh perdarahan, hiper
tensi, infeksi, partus lama, dan abortus tahun 2010
sampai 2013 (Kemenkes RI, 2014). Perdarahan pada ibu melahirkan memiliki
persentase
paling tinggi penyebab kematian ibu (28%). Anemia dan Kekurangan Energi Kronis
(KEK)
555
Irbah Nabila Aprilia
,
Effects of Adolescent Pregnancy on the Occurrence of Anemia and KEK in
Pregnant Women
,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
pada ibu hamil menjadi penyebab ut
ama perdarahan (Apriyanti, 2017). Organinasi
Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa anemia dan KEK pada kehamilan
global 35
-
75% dimana terjadi pada trimester tiga dibandingkan trimester satu dan dua.
WHO juga
menyatakan bahwa 40% kematian ibu dinegara berk
embang berkaitan dengan anemia
dan KEK (Rukiah, 2010). Salah satu faktor risiko terjadi KEK pada ibu hamil yaitu
lingkar
vii
lengan atas kurang dari 23,5 cm atau penambahan berat badan kurang dari 9
kg selama
masa kehamilan (Kemenkes RI, 2015).
Kementrian kese
hatan RI (2014) mengatakan
bahwa 1000 hari pertama kehidupan seorang anak merupakan waktu emas yang
dapat
dimaksimalkan untuk meningkatkan status gizi seoarang anak karena pada
golden
periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat dan mendukung sel
uruh proses
pertumbuhan anaka dengan sempurna. Jika rentang usia tersebut anak
tidak
mendapatkan asupan gizi secara cukup dan baik maka akan mengambag
pertumubuhan
otak, pertumbuhan jasmani dan perkembangan kemampuan anak serta anak
menajdi
lemah dan mudah
sakit.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan gizi dengan risiko KEK
yang akan
berdampak besar pada proses pertumbuhan janin dan anak yang akan
dilahirkannya.
Dampak tersebut antara lain keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat ba
waan,
anemia pada bayi dan bayi lahir dengan BBLR (Sandjaja, 2009). Menurut
penelitian
Palimbo (2014) terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil
terhadap
kejadian KEK yaitu sebanyak 74,2 %. Menurut penelitian Ausa (2013) menyatakan
bahwa
pola
makan, asupan energi ibu hamil dan status ekonomi mempengaruhi kejadian KEK di
Gowa Sulawesi Selatan.
Kekurangan Energi Kronik merupakan suatu keadaan dimana ibu
penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur
(WUS) dan
pada ibu hami
l (Depkes RI, 2002). Wanita usia subur (WUS) memiliki risiko KEK yaitu
pada usia 15
-
19 tahun yang hamil sebesar 38,5% dan yang tidak hamil 46,6 %. Pada usia
20
-
24 tahun sebesar 30,1 yang hamil dan yang tidak hamil sebesar 30,6%. Pada usia 25
viii
-
29
tahun adala
h sebesar 20,9% yang hamil dan 19,3% yang tidak hamil. Sedangkan pada usia
30
-
34 tahun adalah sebesar 21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak hamil. Hal
ini
menunjukkan proporsi WUS risiko KEK mengalami peningkatan dalm kurun waktu
selama
7 tahun dan rentan
usia yang memiliki risiko tertinggi yaitu pada usia 15
-
19 tahun pada
yang hamil atau yang tidak hamil (Depkes RI, 2013).
Menurut Susenas tahun 20212
-
2013 persentase wanita umur 10 tahun ke atas yang
pernah melakukan perkawinan didaerah pedesaan mencapai an
gka 37,79% di tahun 2012
dan 37,71 % pada tahun 2013. Tingginya angka pernikahan dini di indonesia
menjadi
salah satu penyebab kehamilan pertama juga terjadi di usia dini ata saat ibu masih
remaja
dan sering disebut dengan kehamilan remaja. Jalannya kehami
lan sangat dipengaruhi oleh
usia ibu ketika pertama kali hamil. Usia ideal seorang wanita unutk melahirkan
yaitu 20
-
25 tahun dan apabila seorang ibu lebih muda atau lebih tua makan akan lebih
berisiko
untuk terjadi komplikasi saat kehamilan
mengalami mual muntah dan satu orang (20%) tidak mengalami mual muntah.
Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada “NY. R” Usia Kehamilan 10-11 Minggu
ix
G1P0A0H Dengan riwayat epilepsi di PMB Dewi Fitri Tahun 2023
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Bdn.Hj.Nelwati,S.ST
2. Tujuan khusus
x
e. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada Asuhan
Bdn.Hj.Nelwati,S.ST
PMB Bdn.Hj.Nelwati,S.ST
Bdn.Hj.Nelwati,S.ST
C. Manfaat
1. Penulis
2. Instansi
3. Institusi
xi
mahasiswa kebidanan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
2. Proses Kehamilan
10
a. Ovulasi
wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
dalam sel telur (Dewi dkk, 2010). Pelepasan telur (ovum) hanya
terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke- 14 pada siklus
b. Spermatozoa
11
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga
2014).
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
vagina wanita, dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel
dalam masa ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran
reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru
dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur
2014).
12
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona
pelusida.
13
Gambar 2.1
Proses Implantasi atau Nidasi
Sumber : Wiknjosastro. 2015
e. Plasentasi
14
karakteristik berikut:
berikut: Trimester 1
a) Minggu ke-1
b) Minggu ke-2
15
ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir stadium
c) Minggu ke-3
d) Minggu ke-4
e) Minggu ke-8
f) Minggu ke-12
dkk, 2014)
16
2) Trimester II
a) Sistem Sirkulasi
b) Sistem Respirasi
c) Sistem gastrointestinal
kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak usia
17
dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana.
ventral wajah.
f) Sistem Urinarius
g) Sistem Endokrin
3) Trimester III
a) Minggu ke-28
18
tubuh, mata mulai membuka (Saifudin, 2015: 158). Surfaktan
2014).
b) Minggu ke-32
c) Minggu ke-36
2014).
d) Minggu ke-38
19
masih dalam batas normal (Saifuddin, 2015:159)
Keluhan yang terjadi pada ibu hamil adalah ibu merasa sakit
kepala, rasa mual dan muntah (Morning Sickness), produksi air liur yang
kondisi yang normal pada wanita hamil. Berikut ini ketidaknyamanan saat
2) Pengeluarancolostrums.
darah(vaskularasi).
Cara mengatasinya:
pengeluaran kolostrum.
20
c) Ganti segera jika kotor, bersihkan dengan air hangat dan juga
agar tetapkering.
Tanda danGejala :
Penyebab:
Cara mengatasi:
Penyebab:
1) Peningkatanmetabolisme
(Human ChorionicGonadotropin)
Cara Mengatasi:
1) Istirahat sesuaikebutuhan
darah)
Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning
21
sickness). Penyebab mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
menerus.
Penyebab:
Cara Mengatasi:
memberikan kenyamanan.
f. Keputihan
Penyebab
pembentukan sel-sel
leher Rahim
22
Cara Mengatasi
B. Riwayat epilepsi
Riwayat epilepsi adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang
Riwayat epilepsi adalah keluhan mual dan muntah lebih dari 10 kali
kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil
ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu
23
pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus
pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada
2015)
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini
mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering
terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan
trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2015 : 45)
2. Beberapa Hal yang dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil dengan Riwayat
epilepsi
24
kentang, biskuit, dansebagainya.
muntah.
mengandungkafein.
bertambahmual.
rasa mual.
j. Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3 jam.
a. Hormonal
25
terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human
pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG
suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan
b. Faktor Psikososial
26
menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang
2018).
c. Pekerjaan
hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual
gejala mual dan muntah, tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh
mual dan muntah akan membenci bau asap rokok dan tembakao
d. Paritas
27
sudah mempunyai pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang
kehamilan ganda.
yangmenurun.
melitus.
dampak pada ibu hamil, salah satunya adalah penurunan nafsu makan
tubuh (Rose & Neil, 2006). Dampak lain dari riwayat epilepsi juga dapat
karbohidrat, protein, dan lemak terpakai untuk energi (Jeffrey et al, 2003).
28
ibu hamil, namun jika tidak ditangani secara cepat dan tepat maka
dampak pada ibu hamil, seperti yang dijelaskan oleh Anggarani dan
b. Kekuranganenergi
kecing danginjal.
29
Tabel 2.1
Pregnancy Unique Quantification of Emesis (PUQE) Index
Skor 1 2 3 4 5
Dalam 24 jam terakhir, berapa lama Anda Tidak sama 1 jam Lebih dari 6
kurang
Tidak sama
Dalam 24 jam terakhir, berapa kali Anda muntah? sekali 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7 atau lebih
kering tanpa mengeluarkan apa-apa? sekali 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7 atau lebih
Interpretasi skor:
a. <6 ringan,
b. 7-12 sedang,
30
c. 13-15 berat
31
C. Teori Manajemen Kebidanan
sebagai berikut :
yang akurat dan ekonomis, yang disebut sebagai sumber data primer.
Sumber data alternative atau sumber data sekunder adalah data yang
31
mengembangkan hubungan antar personal yang efektif dengan
a. Keluhan utama
lendir.
b. Riwayat menstruasi
c. Riwayat perkawinan
32
ibu waktu menikah, lama menikah untuk mengetahui adanya
kemungkinan infertile.
33
Dikaji untuk mengetahui adanya resiko penyakit menular dan
i. Riwayat psikososial
persalinan.
34
sehat, merokok dan minum-minuman keras, mengkonsumsi
persalinan.
a.Pemeriksaan fisik
mmHg.
37,5˚C.
adalah 60-100x/menit.
35
normalnya 18-24x/menit.
persalinan.
neurologis kedua yang paling sering ditemui setelah migrain di kalangan wanita
kehamilan. Keseimbangan dicoba untuk dipertahankan antara risiko ibu dan janin dari
kejang yang tidak terkontrol dan efek teratogenik potensial dari obat anti-epilepsi
dalam pengelolaan epilepsi selama kehamilan. Sebagian besar wanita dengan epilepsi
mampu melahirkan bayi yang sehat. (Fidelia & Nainggolan JDL : 2018)
Di sisi lain, malformasi kongenital mayor atau minor 2-5 kali lebih sering
terjadi pada anak-anak dari wanita epilepsi dibandingkan dengan populasi umum.4
Kebanyakan kejang selama kehamilan terjadi pada wanita yang sudah menderita
Kejang umum tonik-klonik dikaitkan dengan risiko pada janin serta wanita
hamil. Kejang lain lebih tidak berbahaya, tetapi mungkin berhubungan dengan cedera,
kelainan jantung, defek tuba neural, kelainan tulang dan urogenital, karakteristik
dismorfik, gangguan perilaku, dan IQ rendah. Peningkatan risiko aborsi, lahir mati,
36
kelahiran prematur, keterlambatan perkembangan intra-uterin, dan keterbelakangan
volume distribusi dan eliminasi Obat Anti Epilepsi (OAE) dan akibatnya menurunkan
konsentrasi plasma.7 Monoterapi telah terbukti lebih aman untuk janin daripada
politerapi karena telah terbukti dikaitkan dengan risiko malformasi kongenital yang
lebih rendah. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa obat antiepilepsi yang
lebih tua lebih mungkin menyebabkan malformasi kongenital daripada yang lebih
baru. Secara khusus, valproat telah terbukti memiliki potensi teratogenik terbesar.
mayor pada janin. Efek teratogenik dari obat ini memang menimbulkan masalah serius
dokumentasi dari kejadian kejang, serta obat antiepileptik apa yang sekarang sedang
dikonsumsi dan dosisnya. Pada trimester pertama, tawarkan kepada ibu untuk
setiap 1-2 bulan, dan bila terjadi gangguan dalam pengendalian kejang, maka dosisnya
37
perlu disesuaikan. Wanita dengan epilepsi yang sedang hamil juga dianjurkan untuk
tidur yang cukup dan patuh terhadap pengobatan epilepsi yang sedang dijalani.
terutama pada trimester akhir, dimana level dari obat antiepileptik berada pada titik
terendah.
hingga 13 minggu. Pada trimester pertama, diperiksa apakah janin acrania atau tidak
dan apakah terjadi peningkatan nuchal translucency, adanya defek jantung atau tidak.
Pada trimester kedua, dilakukan pemeriksaan ultrasound untuk skrining defek pada
neural tube. Risiko malformasi kongenital mayor pada janin masih dapat mungkin
dikurangi dengan pemberian suplemen asam folat, namun pada kasus wanita dengan
(OAE) selama kehamilan untuk mengurangi trauma ibu dan janin yang terkait dengan
kejang. Tujuannya adalah kontrol kejang yang optimal dengan paparan OAE minimal
terhadap janin. Paparan OAE prenatal dapat dikaitkan dengan malformasi kongenital
utama (MCM), retardasi pertumbuhan intrauterin, sindrom dismorfik dan defisit dalam
sejumlah perubahan fisiologis, endokrin dan psikologis, salah satu atau semua yang
Dalam penanganan antenatal, wanita dengan epilepsi yang sedang hamil juga
dianjurkan untuk tidur yang cukup dan patuh terhadap pengobatan epilepsi yang
38
sedang dijalani. Rekomendasi di seluruh dunia (WHO) untuk suplementasi wanita usia
reproduksi adalah dengan 0,4-0,8 mg asam folat setiap hari dan profilaksis antenatal
merupakan proses yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya rekurensi kejang.
pada wanita hamil dengan epilepsi adalah gangguan neurologis/ retardasi mental,
pasien tidak koperatif selama persalinan, kontrol kejang yang tidak optimal, kejang
induksi persalinan, dan sedasi berat pada pasien. Dilakukan section caesarea darurat
apabila ditemukan kejang generalisata saat persalinan atau mendekati usia kehamilan
39
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. DATA SUBJEKTIF
Identitas/Biodata
a. Alasan Datang
40
- Ibu juga mengatakan sudah control dengan dokter bagian syaraf
(control epilepsy) dan tetap dianjurkan terapi obat tidak boleh putus
b. Riwayat Menstruasi
Siklus : 30 hari.
Teratur/tidak. : Teratur
Disminorhea :Ya
HPHT : 26-10-2022
n n Oleh Persalina ui TT
1 INI
41
6. Riwayat kehamilan ini
a. Riwayat ANC
riwayat epilepsinya.
b. Pola keseharian
1) Pola Nutrisi :
2) Pola Eliminasi :
3) Pola Istirahat :
4) Seksual :
42
dalam 2 minggu, suami mengerti dan memaklumi keadaan ibu
5) Personal hygiene :
ibu mandi 3 kali/hari lebih sering dari biasanya sebab ibu merasa
c. Riwayat kesehatan
IMS.
Dari keluarga ibu maupun suami tidak ada keluarga yang pernah
43
menderita penyakit hepatitis, HIV, TBC, anemia, malaria, asma,
Tidak ada
4) Riwayat Alergi
lain
5) Kebiasan-kebiasaan
1) Riwayat Perkawinan
Taat beribadah
orangtua nya
44
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan fisik
TD : 100/70 mmHg,
Nadi : 78 x/i
RR : 20 x/i
Suhu : 36.5 C
TB : 154 cm
BB sekarang : 47,7 kg
Lila : 24 cm
b. Head To Toe
- Kepala :
Wajah tidak pucat dan tidak ada oedem, conjungtiva merah muda dan
sklera tidak ikterus, tidak ada polip pada hidung, mulut tidak ada
- Leher :
- Dada :
45
- Abdomen :
pembesaran perut asimetris, linea nigra, striae albican, tidak ada bekas
luka operasi.
(kaki) tidak ada varices, refleks patella kiri (+) dan kanan (+).
d. Pemeriksaan Penunjang :
HIV : Negatif
HbSag : Negatif
Sipilis : Negatif
3. ANALISA
46
4. PENATALAKSANAAN
epilepsy
- Ibu hamil dengan epilepsy tidak berbeda dengan ibu hamil biasa,
yang bergizi
ibu kooperatif dengan saran dan petunjuk dari doter dan bidan,
47
mengalami kecacatan. Dan sampai sekarang, semenjak ibu mengetahui
Saat hamil ibu lebih mudah lelah karena membawa beban 2 kali lipat
lebih berat dari biasanya dan juga bisa memicu mual sehingga ibu
perlu istirahat
48
BAB IV
PEMBAHASAN
ini, terakhir periksa 2 minggu yang lalu, Ibu mengatakan bahwa keluhannya kadang-
kadang masih mual-muntah pada pagi hari dan kurang nafsu makan, ibu juga
mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat penyakit epilepsy, Ibu merasa khawatir
dengan perkembangan janinnya karena riwayat penyakitnya ini. Ibu juga mengatakan
lebih kurang 10 tahun mengidap epilepsy ini, selama ibu menkonsumsi obat setiap hari
kejangnya tidak pernah kambuh, sebaliknya jika ibu lupa konsumsi obat maka ibu akan
kejang. Selama hamil sampai sekarang Alhamdulillah tidak pernah kambuh. Ibu
mengatakan ini kehamilan pertamanya, ibu mengatakan hari pertama haid terakhir
tanggal 26 Oktober 2022 dengan diagnosa Ny. S usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan
14-15 minggu dengan Riwayat Epilepsi, dan telah melakukan pemeriksaan dengan
dokter syaraf dan dianjurkan untuk melanjutkan konsumsi obat rutinnya setiap hari.
Kasus yang dialami Ny.S sesuai dengan teori yang dikemukakan pada jurnal
yang diteliti oleh Agus Taufiqurrohman, dkk bahwa perempuan hamil dengan epilepsy
dihadapkan pada kondisi yang unik. Penghentian sama sekali OAE juga bukan suatu
keputusan yang realistik. Satu sisi, kehamilannya mempunyai risiko untuk meningkatkan
Penanganan epilepsy pada perempuan hamil perlu direncanakan secara cermat. Epilepsi
merupakan salah satu kondisi neurologis yang paling sering ditemukan pada ibu hamil
49
melanjutkan obat antiepilepsi (OAE) selama kehamilan untuk mengurangi trauma ibu
dan janin yang terkait dengan kejang. Tujuannya adalah kontrol kejang yang optimal
dengan paparan OAE minimal terhadap janin. Paparan OAE prenatal dapat dikaitkan
sindrom dismorfik dan defisit dalam perkembangan neurokognitif. Pada WWE hamil,
psikologis, salah satu atau semua yang mungkin berkontribusi untuk menurunkan
ambang kejang.
dapat menyebabkan penurunan kadar dan penurunan kejang pada WWE. (Patel SI &
Pennell PB : 2016), jadi Ny.S tidak perlu khawatir dalam menkonsumsi obatnya, karena
itu adalah penatalaksanaan epilepsy pada ibu hamil untuk meminimalkan kejadian
Wanita dengan epilepsi yang sedang hamil juga dianjurkan untuk tidur yang
cukup dan patuh terhadap pengobatan epilepsi yang sedang dijalani. terutama pada
trimester akhir, dimana level dari obat antiepileptik berada pada titik terendah.( Fidelia
ibu patuh pada petunjuk dokter, yang mana sesuai dengan penelitian (Agus
pertama kehamilan namun juga mengkonsumsi OAE, cacat lahir yang terjadi hanya
sekitar 4 %. Jadi ibu disarankan untuk tidak berhenti mengkonsumsi obatnya, agar bayi
ibu lahir sehat dan selamat. Dari jurnal dijelaskan bahwa dampak dari ibu hamil dengan
epilepsy terhadap janin adalah bahwa Bayi dari ibu yang menderita epilepsi memiliki
50
risiko yang lebih tinggi untuk sejumlah outcome kehamilan yang merugikan. Di
badan lahir rendah, keterlambatan perkembangan, kesulitan makan, dan epilepsi masa
epilepsi mengalami cacat lahir sekitar 2–3 kali lebih tinggi dari populasi umum2. Di
seluruh dunia, sekitar 40.000 bayi setiap tahun terpajan OAE di dalam kandungan.
Diperkirakan sekitar 1.500- 2.000 dari bayi tersebut mengalami cacat lahir sebagai
dampak OAE tersebut. Dari teoritis tersebut dapat kita analisa bahwa penatalaksanaan
yang dapat kita lakukan pada ibu hamil dengan epilepsy antara lain ibu harus dipantau
terus untuk tetap menkonsumsi obat OAE, menganjurkan ibu untuk USG dengan dokter
SPOG sub spesialis bagian perinatal setiap bulan untuk melihat perkembangan janin.
ibu hamil yang fisiologis juga tetap diterapkan pada Ny.S yaitu asuhan minimal
mengikuti stándar “14 T” yaitu : Timbang berat badan, Ukur tekanan darah, Ukur tinggi
fundus uteri, Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, Pemberian
pemberian kapsul minyak Iodium. Hal ini sesuai dengan teori (Prawirohardjo, 2013).
Keluhan lain ibu saat ini meliputi mual muntah dengan frekuensi kurang dari 5 kali yang
disebut dengan riwayat epilepsi, dimana nafsu makan berkurang, mudah lelah, pusing,
sering BAK, dan emosi yang cenderung tidak stabil (Manuaba, 2012).
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penulis, maka juga dapat ditegakkan
bahwa Ny. S juga mengalami riwayat epilepsi. Sesuai teori masalah pada kasus ini yang
telah dikaji yaitu ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester II seperti mual muntah ± 3-
51
4 kali setiap hari, mudah lelah dan kurang nafsu makan sehingga dilakukan
ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu akibat perubahan fisiologis dan psikologis yang
terjadi, tanda bahaya kehamilan trimester II, menganjurkan ibu untuk memenuhi
kebutuhan gizi ibu hamil dengan makanan dalam jumlah atau porsi sedikit tapi sering,
bijian, serta menghindari makanan yang berlemak dan berminyak, istirahat yang cukup
yaitu 7-8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada saing hari, menjaga kebersihan dirinya
Pada kehamilan Ny.S, standar 14 T ini tidak seluruhnya diterapkan pada saat
obat malaria dan pemberian kapsul minyak iodium dikarenakan ibu tidak ada indikasi
Tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara 110/70 mmHg
sampai 120/80 mmHg) apabila terjadi kenaikan tekanan darah (hipertensi) atau
penurunan tekanan darah (hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai karena dapat
berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani secara dini (Prawirohardjo,
2014). Setiap kali periksa kehamilan tekanan darah Ny.S adalah 100/70 mmHg hingga
120/80 mmhg, tekanan darah dalam batas normal. tidak ada kesenjangan dengan teori.
Ukuran lila Ny.S adalah 24 cm, angka tersebut masih sesuai teori yaitu ukuran
LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. jika ukuran LILA
kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
(Kusmiyati dkk, 2011). Pada saat kunjungan ANC didapatkan Tinggi Fundus Uteri pada
Ny.S belum teraba,. Menurut Tinggi Fundus Uteri Ny. S.sesuai dengan usia kehamilan
tidak ada kesenjangan dengan teori tinggi fundus uteri akan teraba pada usia kehamilan
52
12 minggu (Kusumahati; 2013). Normal DJJ pada teori berkisar antara 120x/menit
hingga 160x/menit. Pada Ny.S didapati DJJ belum terdengar dengan doppler, hal ini
sesuai dengan teori dan tidak memiliki kesenjangan dengan teori bahwa DJJ bisa
Tablet penambah darah dapat diberikan sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang yaitu satu tablet sehari. Tiap tablet mengandung Fe 320 mg (zat besi 60 mg) dan
Asam Folat 500 mg, zat besi akan menimbulkan mual pada ibu (Rismalinda, 2015). Pada
Ny.S belum diberikan Tablet besi/FE karena keluhan ibu yang masih dalam kondisi
mual, maka pemberian tablet FE ditunda sampai keluahan mual muntah berkurang.
(Prawirohardjo, 2012).
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
cm.
epilepsy.
sehat ibu dan janin, menjelaskan kepada ibu penanganan pada ibu hamil
dengan riwayat epilepsy yaitu ibu harus banyak istirahat, sering control
USG dengan dokter SPOG sub spesialis perinatal. Menjelaskan kepada ibu
54
ibu tidak mengalami kejang selama hamil maka kejadian kecacatan pada
janin hanya 4 %, maka dari hal itu ibu disarankan patuh menkonsumsi obat
agar tidak kambuh kejang saat hamil ini. Selain itu keluahan mual muntah
yang masih ibu rasakan masih dalam batas fisiologis, bisa jadi disebabkan
karena kekhawatiran ibu dan tingkat kecemasan ibu yang berlebihan akan
ringan setelah bangun tidur di pagi hari, menganjurkan ibu untuk makan
membantu mengurangi mual muntah dan dapat membuat perut terasa lebih
dilakukan dengan baik sesuai rencana yang disusun karena adanya dukungan
B. Saran
antara lain
Diharapkan laporan tugas akhir ini bisa menjadi bahan bacaan atau
55
refrensi bagi program studi profesi Kebidanan Universitas Sumatera Barat
yang berkaitan dengan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil dengan
56
DAFTAR PUSTAKA
Guyton. & Hall. 2012. Buku ajar fisiologi kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
Hidayat, A.A. 2014. Riset Keperawatan dan teknik penulisan llmiah
Jakarta: Salemba Medika
Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Sagung Seto Sinclair. 2013. Buku Saku
Kebidanan. Jakarta : EGC
Tiran D.Mual Dan Muntah Dalam Kehamilan. Buku Kedokteran EGC; 2015
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-kehamilan/kek-pada-ibu-hamil/
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2829/3/BAB%202.pdf
57