Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI REPRODUKSI

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Dosen Pengampu:
Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners, M.Biomed

Disusun Oleh :
Nama : Shabina Annisaa Yasmine
Nim :
Kelas : Tk 1B Kebidanan Medan

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KEMENKES RI MEDAN
TINGKAT 1 SEMESTER I TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyusun
laporan pratikum ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Pratikum ini
saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah “Sistem Reproduksi Pria dalam
Praktik Kebidanan ” yang sedang saya tempuh laporan ini dibuat dengan berbagai
sumber kajian dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan laporan pratikum ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
pratikum ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan pada laporan pratikum. Saya mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesain laporan
pratikum ini, yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan laporan
pratikum. Semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya para peserta didik.

Medan, 01 September 2023

Penulis
Shabina Annisaa Yasmine

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I Sistem Genetalia Pria.................................................................................
1.1 Dasar Teori........................................................................................................
1.2 Tujuan................................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.4 Persiapan Alat dan Bahan.....................................................................................
1.5 Interprestasi Hasil..............................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

iii
BAB I
Sistem Genetalia Pria

1.1 Dasar Teori


Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak, atau melakukan
reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem
reproduksi. Sistem reproduksi melibatkan organ reproduksi. Tujuan utama
makhluk hidup melakukan reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya agar
tidak punah. Apa yang akan terjadi dengan manusia misalnya, jika tidak bisa
melakukan reproduksi? Tentu lama kelamaan manusia akan punah.
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus,
hipofisis bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses
biologis dasar termasuk perilaku seksual dipengaruhi oleh faktor emosi dan
sosiokultural masyarakat. Di sini, fungsi dasar seksual sistem reproduksi di
bawah kontrol syaraf dan hormon.
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ
reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan
sepasang ovarium pada wanita. Gonad yang matang berfungsi menghasilkan
gamet (gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron
pada pria dan estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi
oleh gonad, ia akan melalui saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita
juga terdapat payudara yang termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian
eksternal sistem reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.
Kita juga sering mendengar atau membaca informasi mengenai berbagai
penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Berbagai penyakit
sistem reproduksi ini tentunya harus kita cegah agar manusia tetap dapat
memperoleh keturunan. Satu hal yang penting bagi generasi muda adalah
menjaga kesehatan reproduksi agar tidak terkena penyakit pada sistem
reproduksi.

1
Berikut merupakan alat genetalia internal pria:

 Testis

Testis yang berbentuk oval tertahan di dalam scrotum oleh serabut-serabut penghasil
sperma. Testes menghasilkan sperma (spermatozoa) dan hormon-hormon yaitu hormon
testosteron. Sperma dibentuk dalam tubulus-tubulus seminiferus yang digabungkan oleh
sebuah tubulus yang langsung menuju rete testis. Setiap testis dikelilingi oleh simpai
tebal jaringan ikat kolagen, yaitu tunica albuginea. Tunica albuginea menebal pada
permukaan posterior testis dan membentuk mediastinum testis, tempat septa fibrosa
mempenetrasi organ tersebut dan membagi kelenjar menjadi sekitar 250 kompartemen
piramid atau lobulus testis. Septa ini tidak kontinu, dan sering terbentuk hubungan antar
lobulus. Setiap lobulus dihuni oleh satu sampai empat tubulus seminiferus yang
dikelilingi jaringan ikat longgar interstisial yang banyak mengandung pembuluh darah
dan limfe, saraf, dan sel interstisial (sel Leydig) endokrin yang menyekresi testosteron.
Tubulus seminiferus menghasilkan sel reproduksi pria, yaitu spermatozoa, sedangkan sel
interstisial menyekresikan androgen testis. Testis berkembang secara retroperitoneal pada
dinding dorsal rongga abdomen embrional. Testis bergerak selama perkembangan fetus
dan akhirnya tertahan di kedua sisi skrotum pada ujung funiculus spermaticus. Karena
bermigrasi dari rongga abdomen, setiap testis membawa serta suatu kantong serosa, yakni
tunica vaginalis, yang berasal dari peritoneum. Tunika ini terdiri atas lapisan parietal di
luar dan lapisan viseral di sebelah dalam, yang membungkus tunica albuginea pada sisi
anterior dan lateral testis.

Suhu sangat penting pada pengaturan spermatogenesis, yang hanya terjadi di bawah
suhu tubuh inti sebesar 37'C. Suhu testis sekitar 34'C dipertahankan dalam kantong testis
melalui berbagai mekanisme. Setiap a. testicularis dipertahankan oleh pleksus vena
pampiniformis dengan darah dingin dari testis yang menarik panas dari darah arteri
melalui suatu sistem pertukaran panas ba1ik. Evaporasi keringat dari skrotum juga
berkontribusi pada pengeluaran panas. Relaksasi atau kontraksi m. dartos skrofum dan m.
cremaster funiculus spermaticus, masing-masing, menggerakkan testis menjauhi atau
mendekati tubuh, yang memungkinkan pengaturan suhu tubuh lebih lanjut.

2
 Epididymis
Epididymis merupakan struktur yang memanjang pada permukaan posterior
dari testis dan terbentuk akibat adanya pelebaran duktus pada epididymis, dimana
struktur tersebut rapat satu sama lain sehingga tampak sebagai suatu bentukan
yang padat. Ductus efferent mendistribusikan sperma-sperma yang baru terbentuk
dari rete testis ke epidydimis, di mana sperma akan disimpan sampai matang.
Rete testis merupakan suatu sekelompok kanal-kanal yang saling berhubungan di
ujung akhir tubulus seminiferous. Bagian-bagian epydidimis terdiri dari kepala,
badan, dan ekor.

 Ductus deferens
Ductus deferens merupakan lanjutan dari ductus epidydimis, dengan ciri-ciri:

1. Berawal pada bagian ekor epidydimis di bagian inferior dari testis.

2. Mengarah ke atas dalam serabut spermatik dan mengalir melalui inguinal


canal.

3. Menyeberangi dinding lateral dari pelvis mulai dari bagian eksternal sampai
parietal dari peritoneum.

4. Berakhir dengan bergabungnya duktus-duktus seminal glands dan membentuk


ejaculatory duct. Sepanjang perjalanan ductus deferens, tidak ada struktur lain
yang mengintervensi antara ductus deferens dan peritoneum. Ductus deferens
menyilang bagian superior ureter dekat sudut posterolateral bladder, berjalan
di antara ureter dan peritoneum sampai mencapai fundus vesica urinaria
(bladder). Di sebelah posterior vesica urinaria, ductus deferens pada mulanya
berada di bagian superior seminal gland, kemudian turun di sebelah medial
ureter dan seminal gland. Di sinilah ductus deferens melebar membentuk
ampulla ductus deferens sebelum berakhir. Selanjutnya ductus menyempit dan
menghubungkan ductus seminal gland untuk membentuk ejaculatory duct.

 Vascularisasi ductus deferens

Arteri-arteri kecil ductus deferens biasanya berasal dari arteri vesicalis


superior (kadang inferior) dan berjalan bersama ductus deferens menuju testis.

3
Arteri ini berakhir dengan mengadakan anastomosis dengan arteri testicularis, di
sebelah posterior testis. Vena berjalan beriringan dengan arteri dan memiliki
nama

yang serupa. Pembuluh limfe dari ductus deferens mengalir ke external iliac
lymph nodes.

 Berikut merupakan Genetalia Eksternal pria:

1. Penis
2. Scrotum

1. PENIS

Penis merupakan organ reproduksi pria yang berfungsi ganda sebagai


saluran keluarnya urin dan semen. Bagian-bagian penis terdiri dari

a. Root (radix, bagian pangkal)


b. Body (corpus)
c. Glans penis
Penis membentuk 3 badan silindris yaitu jaringan erectile cavernous,
sepasang corpora cavernosa berpasangan, dan satu corpus spongiosum.
Perhatikan, bahwa pada posisi anatomis, penis ereksi namun ketika flaccid, maka
dorsumnya mengarah ke anterior. Masing-masing corpus cavernosus ditutupi
oleh tunica albuginea. Lapisan superficialnya disebut deep fascia of the penis
(Buck fascia), kelanjutan dari deep perineal fascia yang membentuk penutup
membranosa corpora. Corpus spongiosum berisi urethra spongiosum. Corpora
cavernosa bersatu di median plane, kecuali di bagian posterior dipisahkan oleh
crura penis.

RADIX PENIS Dibagi menjadi:

1. Crura
2. Bulbus
3. ischiocavernosus and bulbospongiosus muscles

4
- Root berada di superficial perineal pouch.
- Crura dan bulbus penis terdiri dari jaringan erektil.
- Masing-masing crus melekat pada bagian inferior permukaan internal
ramus
ischium yang berdekatan, di sebelah anterior tuberositas ischium.
- Bulbus penis ditembus oleh urethra. CORPUS PENIS Corpus penis adalah
bagian bebas yang ada di pubic symphysis. Dengan perkecualian beberapa
serat musculus bulbospongiosus dekat radix penis, dan musculus
ischiocavernosus pada crura, penis tidak memiliki otot.
GLANS PENIS

- Di bagian distal, corpus spongiosum penis melebar membentuk glans


penis.
- Margin glans penis di ujung corpora cavernosa membentuk corona of the
glans
- Collum glans penis memisahkan glans dari corpus penis.
- Pada ujung glans terdapat external urethral orifice.
- Kulit penutup penis disebut prepusium (prepuce, foreskin), yang menutupi
glans penis
- Frenulum prepuce adalah lipatan medial yang membentang dari prepuce
sampai permukaan urethral glans penis.
- suspensory ligament penis adalah fascia profundus yang berasal dari
permukaan anterior pubic symphysis dan membentuk tali yang melekat
pada
deep fascia of the penis pada pertemuan radix dan body.
- fundiform ligament of the penis adalah jaringan subkutan di tengah dari
linea alba sampai superior symphysis pubis. Ligamen ini bersatu dengan
fascia dartos membentuk scrotal septum.

VASKULARISASI PENIS
Penis mendapatkan suplai darahnya dari: - cabang arteri pudendalis interna.
- Arteri dorsalis penis (untuk corpora cavernosa dan kulit penis).
- Arteri profundus penis (crura dan jaringan erektil).

5
- Arteri bulbus penis untuk bagian posterior (bulbous part of the corpus
spongiosum and the bulbourethral), bercabang menjadi arteri helicinae
yang bermuara langsung ke cavernous spaces. Ketika penis flaccid, maka
arteri ini bergulung, untuk membatasi aliran darah.
- Superficial and deep branches of the external pudendal arteries untuk
kulit penis, beranastomosis dengan cabang internal pudendal arteries.

VENA
Vena Darah dari cavernous spaces pada corpora cavernosa dialirkan
oleh plexus venosus yang menjadi vena dorsalis profunda penis. Vena ini
mengalir antara lamina ligament suspensorium penis, di sebelah anterior
membrane perineum, memasuki plexus venosus prostaticus.

1.2 TUJUAN

a. Mahasiswa mampu mengetahui sistem genitalia pria eksternal dan genetalia pria
internal
1.3 RUMUSAN MASALAH

a.Bagaimana proses pembuatan

b.Mahasiswa mampu mengetahui struktur-struktur jaringan pada sistem genitalia pria


1.4 Alat dan Bahan
I . Alat
1. Gunting
2. Penggaris
II. Bahan
-Kertas karton
-Cat Warna
-Penghapus
-Pensil
-Spidol
III. CARA KERJA/METODE PEMERIKSAAN
 ORGAN REPRODUKSI PRIA

6
1.Menggambar alat reproduksi pria,memahami fungsi-fungsi alat reproduksi
2.Mengamati bagian-bagian dari alat reproduksi bagian dalam dan luar

INTERPRESTASI HASIL

1.ALAT GENETALIA PRIA

Gambar1.Pengumparan genetalia pria eksternal dan internal

7
Gambar 2. Pengumparan genetalia pria internal

KESIMPULAN

Sistem reproduksi
pria dan Wanita
berbeda.Pada reproduksi
pria memiliki penis dan
kelenjar testis untuk
menghasilkan

sperma.Kematangan sel sperma ditandai dengan mipi basah pada usia pubertas .
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ
reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang

8
ovarium pada wanita. Gonad yang matang berfungsi menghasilkan gamet
(gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron pada pria
dan estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia
akan melalui saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita juga terdapat
payudara yang termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian eksternal sistem
reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/struktur-dan-fungsi-sistem-
reproduksi-pada-manusia-3696/ (23/08/2023)
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210615173824-204-654694/
sistem-reproduksi-pria-pengertian-organ-dan-fungsinya
(23/08/2023)

9
https://www.sehatq.com/artikel/organ-yang-masuk-kelompok reproduksi
(23/08/2023)
Laporan Praktikum Histologi Reproduksi Pria PDF (scribd.com)
(23/08/2023)

10

Anda mungkin juga menyukai