Dosen Pengampu:
Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners, M.Biomed
Disusun Oleh :
Nama : Shabina Annisaa Yasmine
Nim :
Kelas : Tk 1B Kebidanan Medan
Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyusun
laporan pratikum ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Pratikum ini
saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah “Sistem Reproduksi Pria dalam
Praktik Kebidanan ” yang sedang saya tempuh laporan ini dibuat dengan berbagai
sumber kajian dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan laporan pratikum ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
pratikum ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan pada laporan pratikum. Saya mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesain laporan
pratikum ini, yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan laporan
pratikum. Semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya para peserta didik.
Penulis
Shabina Annisaa Yasmine
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I Sistem Genetalia Pria.................................................................................
1.1 Dasar Teori........................................................................................................
1.2 Tujuan................................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.4 Persiapan Alat dan Bahan.....................................................................................
1.5 Interprestasi Hasil..............................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
iii
BAB I
Sistem Genetalia Pria
1
Berikut merupakan alat genetalia internal pria:
Testis
Testis yang berbentuk oval tertahan di dalam scrotum oleh serabut-serabut penghasil
sperma. Testes menghasilkan sperma (spermatozoa) dan hormon-hormon yaitu hormon
testosteron. Sperma dibentuk dalam tubulus-tubulus seminiferus yang digabungkan oleh
sebuah tubulus yang langsung menuju rete testis. Setiap testis dikelilingi oleh simpai
tebal jaringan ikat kolagen, yaitu tunica albuginea. Tunica albuginea menebal pada
permukaan posterior testis dan membentuk mediastinum testis, tempat septa fibrosa
mempenetrasi organ tersebut dan membagi kelenjar menjadi sekitar 250 kompartemen
piramid atau lobulus testis. Septa ini tidak kontinu, dan sering terbentuk hubungan antar
lobulus. Setiap lobulus dihuni oleh satu sampai empat tubulus seminiferus yang
dikelilingi jaringan ikat longgar interstisial yang banyak mengandung pembuluh darah
dan limfe, saraf, dan sel interstisial (sel Leydig) endokrin yang menyekresi testosteron.
Tubulus seminiferus menghasilkan sel reproduksi pria, yaitu spermatozoa, sedangkan sel
interstisial menyekresikan androgen testis. Testis berkembang secara retroperitoneal pada
dinding dorsal rongga abdomen embrional. Testis bergerak selama perkembangan fetus
dan akhirnya tertahan di kedua sisi skrotum pada ujung funiculus spermaticus. Karena
bermigrasi dari rongga abdomen, setiap testis membawa serta suatu kantong serosa, yakni
tunica vaginalis, yang berasal dari peritoneum. Tunika ini terdiri atas lapisan parietal di
luar dan lapisan viseral di sebelah dalam, yang membungkus tunica albuginea pada sisi
anterior dan lateral testis.
Suhu sangat penting pada pengaturan spermatogenesis, yang hanya terjadi di bawah
suhu tubuh inti sebesar 37'C. Suhu testis sekitar 34'C dipertahankan dalam kantong testis
melalui berbagai mekanisme. Setiap a. testicularis dipertahankan oleh pleksus vena
pampiniformis dengan darah dingin dari testis yang menarik panas dari darah arteri
melalui suatu sistem pertukaran panas ba1ik. Evaporasi keringat dari skrotum juga
berkontribusi pada pengeluaran panas. Relaksasi atau kontraksi m. dartos skrofum dan m.
cremaster funiculus spermaticus, masing-masing, menggerakkan testis menjauhi atau
mendekati tubuh, yang memungkinkan pengaturan suhu tubuh lebih lanjut.
2
Epididymis
Epididymis merupakan struktur yang memanjang pada permukaan posterior
dari testis dan terbentuk akibat adanya pelebaran duktus pada epididymis, dimana
struktur tersebut rapat satu sama lain sehingga tampak sebagai suatu bentukan
yang padat. Ductus efferent mendistribusikan sperma-sperma yang baru terbentuk
dari rete testis ke epidydimis, di mana sperma akan disimpan sampai matang.
Rete testis merupakan suatu sekelompok kanal-kanal yang saling berhubungan di
ujung akhir tubulus seminiferous. Bagian-bagian epydidimis terdiri dari kepala,
badan, dan ekor.
Ductus deferens
Ductus deferens merupakan lanjutan dari ductus epidydimis, dengan ciri-ciri:
3. Menyeberangi dinding lateral dari pelvis mulai dari bagian eksternal sampai
parietal dari peritoneum.
3
Arteri ini berakhir dengan mengadakan anastomosis dengan arteri testicularis, di
sebelah posterior testis. Vena berjalan beriringan dengan arteri dan memiliki
nama
yang serupa. Pembuluh limfe dari ductus deferens mengalir ke external iliac
lymph nodes.
1. Penis
2. Scrotum
1. PENIS
1. Crura
2. Bulbus
3. ischiocavernosus and bulbospongiosus muscles
4
- Root berada di superficial perineal pouch.
- Crura dan bulbus penis terdiri dari jaringan erektil.
- Masing-masing crus melekat pada bagian inferior permukaan internal
ramus
ischium yang berdekatan, di sebelah anterior tuberositas ischium.
- Bulbus penis ditembus oleh urethra. CORPUS PENIS Corpus penis adalah
bagian bebas yang ada di pubic symphysis. Dengan perkecualian beberapa
serat musculus bulbospongiosus dekat radix penis, dan musculus
ischiocavernosus pada crura, penis tidak memiliki otot.
GLANS PENIS
VASKULARISASI PENIS
Penis mendapatkan suplai darahnya dari: - cabang arteri pudendalis interna.
- Arteri dorsalis penis (untuk corpora cavernosa dan kulit penis).
- Arteri profundus penis (crura dan jaringan erektil).
5
- Arteri bulbus penis untuk bagian posterior (bulbous part of the corpus
spongiosum and the bulbourethral), bercabang menjadi arteri helicinae
yang bermuara langsung ke cavernous spaces. Ketika penis flaccid, maka
arteri ini bergulung, untuk membatasi aliran darah.
- Superficial and deep branches of the external pudendal arteries untuk
kulit penis, beranastomosis dengan cabang internal pudendal arteries.
VENA
Vena Darah dari cavernous spaces pada corpora cavernosa dialirkan
oleh plexus venosus yang menjadi vena dorsalis profunda penis. Vena ini
mengalir antara lamina ligament suspensorium penis, di sebelah anterior
membrane perineum, memasuki plexus venosus prostaticus.
1.2 TUJUAN
a. Mahasiswa mampu mengetahui sistem genitalia pria eksternal dan genetalia pria
internal
1.3 RUMUSAN MASALAH
6
1.Menggambar alat reproduksi pria,memahami fungsi-fungsi alat reproduksi
2.Mengamati bagian-bagian dari alat reproduksi bagian dalam dan luar
INTERPRESTASI HASIL
7
Gambar 2. Pengumparan genetalia pria internal
KESIMPULAN
Sistem reproduksi
pria dan Wanita
berbeda.Pada reproduksi
pria memiliki penis dan
kelenjar testis untuk
menghasilkan
sperma.Kematangan sel sperma ditandai dengan mipi basah pada usia pubertas .
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ
reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang
8
ovarium pada wanita. Gonad yang matang berfungsi menghasilkan gamet
(gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron pada pria
dan estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia
akan melalui saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita juga terdapat
payudara yang termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian eksternal sistem
reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/struktur-dan-fungsi-sistem-
reproduksi-pada-manusia-3696/ (23/08/2023)
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210615173824-204-654694/
sistem-reproduksi-pria-pengertian-organ-dan-fungsinya
(23/08/2023)
9
https://www.sehatq.com/artikel/organ-yang-masuk-kelompok reproduksi
(23/08/2023)
Laporan Praktikum Histologi Reproduksi Pria PDF (scribd.com)
(23/08/2023)
10