Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun Laporan ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan laporan ini.Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Dasar Teknik. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan
ini.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, 15 Juni 2015

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………….. i


Bab I PENDAHULUAN
Latar belakang ………………………………………………………….... 1
Bab I HASIL PRAKTIKUM
Materi Praktik ……………………………………………………………. .3
Alat dan Bahan ……………………………………………………………. 3
Hasil ………………………………………………………………………...8
Pembahasan …………………………………………………………………9
Hambatan dan Kemudahan ………………………………………………….11
Bab III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………….... 13
Saran ………………………………………………………………………... 13
Daftar Pustaka ………………………………………………………………..14
Lampiran ……………………………………………………………………..15
B

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknik atau rekayasa (bahasa Inggris: engineering) adalah penerapan ilmu dan
teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat
pengetahuan, matematika dan pengalaman praktis yang diterapkan untuk mendesain
objek atau proses yang berguna. Para praktisi teknik profesional disebut insinyur
(sarjana teknik).Menurut sejarahnya, banyak para ahli yang meyakini kemampuan
teknik manusia sudah tertanam secara natural. Hal ini ditandai dengan kemampuan
manusia purba untuk membuat peralatan peralatan dari batu. Dengan kata lain teknik
pada mulanya didasari dengan trial and error untuk menciptakan alat untuk
mempermudah kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu
pengetahuan mulai berkembang, dan mulai mengubah cara pandang manusia terhadap
bagaimana alam bekerja. Perkembangan ilmu pengetahuan ini lah yang kemudian
mengubah cara teknik bekerja hingga seperti sekarang ini. Orang tidak lagi begitu
mengandalkan trial and error dalam menciptakan atau mendesain peralatan,
melainkan lebih mengutamakan ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam mendesain.

Bidang teknik lingkungan menerapkan pemikiran dan teknik serta


manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia,
serta lingkungan secara keseluruhan. Ruang lingkup bidang ini adalah konservasi
sumber daya air, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan lingkungan, upaya
pengendalian pencemaran, penyaluran limbah dan buangan, pengendalian
pencemaran akibat limbah cair, gas dan lumpur (sludge) dan pengelolaan kualitas
perairan, tanah, dan atmosfer, serta pengendalian dan pengelolaan dampak
lingkungan.

Teknik Lingkungan adalah sebuah program studi yang berusaha untuk menyelesaikan
permasalahan lingkungan dengan pendekatan teknologi. Teknik Lingkungan
dijabarkan sebagai pemikiran keteknikan dan keterampilan dalam memecahkan
masalah pengendalian lingkungan yang menyangkut penyediaan air minum; sistem
pembuangan dan pendaurulangan buangan cair, padat, dan gas; sistem drainase

4
perkotaan dan desa serta sanitasi lingkungan; pengendalian pencemar dan pengelolaan
kualitas air, tanah, dan udara; serta pengendalian dan pengelolaan dampak
lingkungan.

B. TUJUAN
1. Dapat mengetahui menggunakan Theodolit
2. Dapat membuat ulir
3. Dapat membuat kontruksi batu bata ( tdiak permanen )
4. Dapat membuat kontruksibeton bertulang
5. Dapat mengetahui proses prototip ( pengolahan air bersih/air kotor)

2
BAB II
HASIL PRAKTIKUM

A. Materi Praktik
A) Theodolit
B) Kontruksi batu bata (bukan permanen)
C) Perpipaan (membuat ulir)
D) Kontruksi beton bertulang
E) Pipa air bersih dan air kotor

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1) Praktikum theodolit
Tempat : depan lap hyperkes
Waktu : Selasa, 26 Mei 2015
2) Praktikum kontruksi batu bata (tidak permanen) & perpipaan (membuat ulir)
Tempat : depan lab hyperkes dan parkiran JKL
Waktu :Selasa, 2 Juni 2015
3) Praktikum kontruksi beton bertulang & prototip
Tempat : depan lab rekayasa
Waktu : Selasa, 9 Juni 2015

C. Alat dan Bahan


A) Theodolit
1) Alat 2) Bahan
 Theodolit  Payung
 Rol meter/ meteran roda  Pen
 Jalon  Pensil
 Rambu bak  Penghapus
 Triput/kaki tiga  Buku/ kertas kerja

B) Kontruksi batu bata ( bukan permanen )

3
1) Alat  Rang kayu
 Selang  Waterpass
 Penggaris 2) Bahan
 Benang/tali/kenur  Pasir
 Ember  Kapur soho
 Cetok  Batu bata
 Cangkul
 Air
C) Perpipaan (membuat ulir)
1) Alat  Sisir besi
 Kaki tiga 2) Bahan
 Sney  Pipa besi
 Cutter pipa
D) Kontruksi beton bertulang

1) Alat 2) Bahan
 Ember  Besi
 Gergaji pemotong  Pasir
besi  Semen
 Tang  Kerikil
 Cangkul  Air
 Catut  Bendrat
 Cetok
E) Desain pengolahan air bersih dan air kotor
1) Alat
Penampung Sampel
Stop Kran
Pompa
Pipa ”
Selang
Kolam Fakultatif
Mixer/Pengaduk
Ember
Penampung

4
Tangki Koagulasi
Filter
Karbon Aktif
Sambungan Pipa

2) Bahan
Limbah

D. Cara Kerja
A) Theodolit
1. Menentukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi dan jaraknya
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengukuran.
3. Menentukan titik yang akan diukur beda tinggi dan jaraknya
4. Mengukur dengan menggunakan rol meter sejauh 25 meter
5. Menyiapkan alat Teodolit dengan cara :
a. Menyiapkan perangkat teodolit
b. Memasang bak
c. Memasang triput/kaki tiga
d. Memasang pesawat diatas kepala statif
e. Menyetel nivo dengan cara memutar scrub AB secara bersama hingga
gelembung nivo kearah garis scrub C
f. Memutar scrub C ke kanan/kiri hingga gelembung nivo bergerak ke tengah
g. Menyetel nivo tabung dengan scrub penyetel nivo tabung
h. Memfokuskan bidikan pada bak /rambu kemudian memutar scrub
penguncinya
6. Setelah itu membaca benang atas, benang tengah, dan benang bawah
7. Mencatat hasil dari pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawah
8. Melakukan secara berulang prosedur kerja di titik yang kedua dan titik ke tiga

B) Kontruksi batu bata (tidak permanen)


1. Mencangkul tanah, memberi tiang kayu, menguruk dengan tanah
2. Mengukur dengan Waterpass

7
3. Memasang tiang kayu dilain tempat, mengukur dengan Waterpass hingga air
ditengah ( ruang udara )
4. Memasang benang/tali/kenur antara tisng kayu 1 dan 2 secara sejajar
5. Menyiapkan pasir, mencampur dengan kapur soho lalu member air
secukupnya dengan perbandingan 1:2:8
6. Mengukur tinggi dan rendahnya air menggunakan selang
7. Mengisi selang dengan air ( jangan sampai ada gelembung air )
8. Mengukur tiang kedua-duanya dengan selang, menandai dengan pulpen
9. Ketebalan bata merah 4 cm, spasi 2cm sehingga totalnya 6 cm, setiap 6cm
digaris dimulai dari atas
10. Memberi air pada campuran pasir+kapur kurang lebih 1,5 ember
11. Memasang batu bata

C) Perpipaan (membuat ulir)

1. Benda Kerja yang akan disney harusnya sudah memiliki diameter nominal
yang sesuai, misal M10x1.25 maka Benda Kerja harus berdiameter 10mm.

2. Benda Kerja dijepit pada ragum. Posisi benda yang dijepit pada ragum tidak
boleh miring sedikitpun. Jika miring sedikit maka hasil sney tidak akan sejajar
dan tidak akan cocok apabila dimasukan mur serta jika telah selasai disney maka
sney tersebu tidak akan masuk ke baut atau hasil sney yang kita sney.

3. Sebelum kita jepit pada ragum benda yang kita akan sney kita champer dahulu
dengan alasan pada waktu sney dimasuukan terhadap benda kerja akan dampang
untuk memutar atau menekan sney pada waktu pengerjaan pertama kali.

4. Benda kerja terhadap ragum harus 90 derajat.

5. Menekan sney itu dengan pelan pelan.

6. Apabila susah terasa makann 1 maka seterusnya tidak perlu lagi tap itu ditekan

7. Memutar sney itu kembali setiap sesudah makan maksudnya agar tatalnya
putus dan meringankan sney dan daya tahan tap setiap

8. Memutar sney tersebut dengan bolak balik setelah pemakanan atau setiap
selesai sney setia 45 derajat

6
9. Memutar sney secara bolak balik sampai pada tat yang terakhir.

D) Kontruksi beton bertulang

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Memotong besi dengan ukuran panjang 64 cm dan lebar 44 cm.

3. Menyiapkan potongan bendrat secukupnya

4. Menganyam besi dengan bendrat dengan jarak masing masing 10 cm

5. Menyiapkan adonan semen : pasir : krikil dengan perbandingan 1: 2 : 3 dengan


air secukupnya.

6.Memasukkan adonan yang sudah disipkan tadi ditempat yang sudah disiapkan.

7.Meletakkan beton yang sudah dianyam diatas adonan yang disiapkan tadi (kira
kira ditengah tengah )

8.setelah meletakkan menambah lagi dengan adonan, sampai mencapai tebal kira-
kira 10 cm.

9. Meratakan menggunakan cetok.

E) Desain Pengolahan Air Bersih Dan Air Kotor (Prototip)

1. Air sampel (air lindi) diambil dari TPA kemudian dianalisis di


laboratorium.
2. Setelah itu diambil kembali air sampel (lindi) selanjutnya. Kemudian
menimbang tawas dan kaporit sesuai dosis yang ditentukan.
3. Air sampel dari jerigen dituangkan ke dalam ember penampung
sebanyak 16 liter untuk dialirkan ke tangki koagulasi menggunakan pompa
air.
4. Campuran tawas dan kaporit dimasukkan untuk diaduk menggunakan mixer
selama empat menit agar air sampel tercampur dengan koagulan.

7
5. Air yang sudah diaduk di tangki koagulasi dialirkan melalui pipa ke
dalam kolam fakultatif untuk didiamkan selama 24 jam.
6. Setelah proses koagulasi dan flokulasi selesai, penyaringan dilakukan
dengan mengalirkan air dari kolam fakultatif melalui pipa untuk melewati
fase filtrasi karbon aktif.
7. Air yang sudah tersaring kemudian ditampung di dalam ember penampung air
bersih untuk dianalisis di laboratorium.
8. Untuk prosedur pengujian sampel selanjutnya mengulang prosedur nomor
dua sampai delapan.
9. Analisis dan pembahasan hasil penelitian dilakukan setelah seluruh data
hasil pengolahan dianalisis

E. Hasil
A) Teodolit
Muka
Batas bawah (BB) = 1100 mm
Batas atas (BA) = 1415 mm
BT =1257,5 mm
Jarak =31500 mm
Belakang
Batas bawah (BB) = 905 mm
Batas atas (BA) = 1090 mm
BT = 997,5 mm
Jarak =18500 mm
Tinggi H = 260 mm

B) Konstruksi batu bata


spasi = 2 cm
Ketebalan bata merah 4 cm
Air pada campuran pasir dan kapur kurang lebih 1,5 ember

C) Perpipaan (ulir)
Ulir = 9 ulir

10
Panjang ulir 10 cm

D) Konstruksi beton bertulang


Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Sengkang ring =10 cm
Lajur panjang = 60/10 = 6 ditambah 2 untuk samping = 8 kawat
Lajur lebar = 40/10 = 4 ditambah 2 untuk samping = 6 kawat

E. Pembahasan
a. Pengukuran tinggi dengan Theodolit / sifat datar
Menentukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi dan jaraknya.Menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan untuk pengukuran..Menentukan titik yang akan diukur beda
tinggi dan jaraknya.Mengukur dengan menggunakan rol meter sejauh 25 meter.Menyiapkan
alat Teodolit dengan cara : Menyiapkan perangkat teodolit, Memasang bak, Memasang
triput/kaki tiga, Memasang pesawat diatas kepala statif, Menyetel nivo dengan cara memutar
scrub AB secara bersama hingga gelembung nivo kearah garis scrub C, Memutar scrub C ke
kanan/kiri hingga gelembung nivo bergerak ke tengah,Menyetel nivo tabung dengan scrub
penyetel nivo tabung,Memfokuskan bidikan pada bak /rambu kemudian memutar scrub
penguncinya. Setelah itu membaca benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Mencatat
hasil dari pembacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawah.Melakukan secara
berulang prosedur kerja di titik yang kedua dan titik ke tiga. Hasil dari pengukuran kami :

Muka
Batas bawah (BB) = 1100 mm
Batas atas (BA) = 1415 mm
BT =1257,5 mm
Jarak =31500 mm
Belakang
Batas bawah (BB) = 905 mm
Batas atas (BA) = 1090 mm
BT = 997,5 mm

9
Jarak =18500 mm
Tinggi H = 260 mm

b. Perpipaan
Benda Kerja yang akan disney harusnya sudah memiliki diameter nominal yang
sesuai, misal M10x1.25 maka Benda Kerja harus berdiameter 10mm. Benda Kerja
dijepit pada ragum. Posisi benda yang dijepit pada ragum tidak boleh miring
sedikitpun. Jika miring sedikit maka hasil sney tidak akan sejajar dan tidak akan
cocok apabila dimasukan mur serta jika telah selasai disney maka sney tersebu
tidak akan masuk ke baut atau hasil sney yang kita sney. Sebelum kita jepit pada
ragum benda yang kita akan sney kita champer dahulu dengan alasan pada waktu
sney dimasuukan terhadap benda kerja akan dampang untuk memutar atau
menekan sney pada waktu pengerjaan pertama kali.Benda kerja terhadap ragum
harus 90 derajat. Menekan sney itu dengan pelan pelan. Apabila susah terasa
makann 1 maka seterusnya tidak perlu lagi tap itu ditekan Memutar sney itu
kembali setiap sesudah makan maksudnya agar tatalnya putus dan meringankan
sney dan daya tahan tap setiap. Memutar sney tersebut dengan bolak balik setelah
pemakanan atau setiap selesai sney setia 45 derajat . Memutar sney secara bolak
balik sampai pada tat yang terakhir. Hasil yang kami peroleh : Ulir = 9 ulir
Panjang ulir 10 cm

c. Konstruksi Batu Bata


Mencangkul tanah, memberi tiang kayu, menguruk dengan tanah. Mengukur
dengan Waterpass. Memasang tiang kayu dilain tempat, mengukur dengan
Waterpass hingga air ditengah ( ruang udara ). Memasang benang/tali/kenur
antara tisng kayu 1 dan 2 secara sejajar. Menyiapkan pasir, mencampur dengan
kapur soho lalu member air secukupnya dengan perbandingan 1:2:8. Mengukur
tinggi dan rendahnya air menggunakan selang. Mengisi selang dengan air ( jangan
sampai ada gelembung air ). Mengukur tiang kedua-duanya dengan selang,
menandai dengan pulpen. Ketebalan bata merah 4 cm, spasi 2cm sehingga
totalnya 6 cm, setiap 6cm digaris dimulai dari atas.Memberi air pada campuran

10
pasir+kapur kurang lebih 1,5 ember.Memasang batu bata. Hasil dari percobaan
kami : spasi = 2 cm
Ketebalan bata merah 4 cm
Air pada campuran pasir dan kapur kurang lebih 1,5 ember

d. Konstruksi Beton Bertulang


Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Memotong besi dengan ukuran panjang 64
cm dan lebar 44 cm.Menyiapkan potongan bendrat secukupnya Menganyam besi dengan
bendrat dengan jarak masing masing 10 cm Menyiapkan adonan semen : pasir : krikil dengan
perbandingan 1: 2 : 3 dengan air secukupnya. Memasukkan adonan yang sudah disipkan tadi
ditempat yang sudah disiapkan. Meletakkan beton yang sudah dianyam diatas adonan yang
disiapkan tadi (kira kira ditengah tengah ). setelah meletakkan menambah lagi dengan
adonan, sampai mencapai tebal kira-kira 10 cm. Meratakan menggunakan cetok. Hasil dari
percobaan kami :

Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Sengkang ring =10 cm
Lajur panjang = 60/10 = 6 ditambah 2 untuk samping = 8 kawat
Lajur lebar = 40/10 = 4 ditambah 2 untuk samping = 6 kawat

e. Desain pengolahan air bersih dan desain pengolahan air kotor


Air sampel (air lindi) diambil dari TPA kemudian dianalisis di laboratorium. Setelah itu
diambil kembali air sampel (lindi) selanjutnya. Kemudian menimbang tawas dan kaporit
sesuai dosis yang ditentukan. Air sampel dari jerigen dituangkan ke dalam ember
penampung sebanyak 16 liter untuk dialirkan ke tangki koagulasi menggunakan pompa air.
Campuran tawas dan kaporit dimasukkan untuk diaduk menggunakan mixer selama empat
menit agar air sampel tercampur dengan koagulan. Air yang sudah diaduk di tangki
koagulasi dialirkan melalui pipa ke dalam kolam fakultatif untuk didiamkan selama 24
jam. Setelah proses koagulasi dan flokulasi selesai, penyaringan dilakukan dengan
mengalirkan air dari kolam fakultatif melalui pipa untuk melewati fase filtrasi karbon
aktif. Air yang sudah tersaring kemudian ditampung di dalam ember penampung air bersih
untuk dianalisis di laboratorium. Untuk prosedur pengujian sampel selanjutnya

11
mengulang prosedur nomor dua sampai delapan. Analisis dan pembahasan hasil
penelitian dilakukan setelah seluruh data hasil pengolahan dianalisis

F. Hambatan dan Kemudahan


Hambatan :
1. Susah dalam pengaturan sney
2. Sulit membaca hasil pada Theodolit
3. Saat menggunakan Theodolit modern susah dalam pengaturan ( fokus )
4. Saat praktik kontruksi beton bertulang pada pembuatan adonannya terlalu encer.
5. Tidak tepat pada saat pemasangan kayu.
Kemudahan :
1. Mudah dalam mengukur jarak pada praktikum Theodolit.
2. Mudah dalam memutar sney.
3. Mudah dalam menghaluskan kontruksi beton dengan papan

12
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan :
Jadi kesimpulan dari praktik kami:
Dalam penggunaan Theodolit kita bisa mengukur jarak.
Dalam pembuatan batu bata kita dapat mengetahui cara pemsangan batu bata yang
benar.
Dalam kontruksi beton bertulang, kita dapat mengetahui cara pembuatan cor beton
yang kuat.
Dalam pipa air bersih dan kotor, kita dapat membedakan keduanya.

Saran :
Perbanyak waktu untuk praktik supaya lebih maksimal
Perlu kerjasama dalam pembuatan semuanya

13
Daftar pustaka

Dikutip dari http://ripira.blogspot.com/2010/11/tap-dan-sney.html

Dikutip dari http://download.portalgaruda.org/article desain prototipe instalasi koagulasi


dan kolam fakultatif untuk pengolahan air lindi studi kasus tpa bakung bandar lampung

Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik

Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_lingkungan

14
Lampiran

Gambar 1. Kontruksi batu bata Gambar 3. Pemasangan kawat

Gambar 2. Ulir Gambar 4. Pengecoran

15

Anda mungkin juga menyukai