Anda di halaman 1dari 14

IKLIM KERJA

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja


Nomor: Kep 51/MEN/1999, tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja,
pasal 1 ayat 5 berbunyi: “ikilim kerja adalah
hasil perpaduan antara suhu, kelembapan,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya”
Di Indonesia, parameter yang digunakan untuk
menilai tingkat iklim kerja adalah Indeks Suhu
Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor : Kep-51/MEN/1999, Tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika Di TempatKerja,
pasal 1 ayat 9 berbunyi : “Indeks Suhu Basah
dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index)
yang disingkat ISBB adalah parameter untuk
menilai tingkat iklim kerja yang merupakan
hasil perhitungan antara suhu udara kering,
suhu basah alami dan suhu bola”. (Elyastuti,
2011).
Pengukuran iklim kerja dapat dilakukan melalui 3 alat yaitu
• Heat Stress Monitor adalah suatu alat untuk mengukur
tekanan panas dengan parameter Indeks Suhu Bola Basah
(ISBB).
• Untuk pekerjaan diluar ruangan ISBB = 0,7 x suhubasah + 0,2
suhu radiasi + 0,1 suhu kering
• Untuk pekerjaan didalam ruangan ISBB = 0,7 x suhu basah +
0,3 x suhu radiasi
• Anemometer adalah suatu alat untuk mengukur tingkat
kecepatan angin
• Higrometer adalah suatu alat untuk mengukur tingkat
kelembapa nudara
TABEL PENGATURAN WAKTU KERJA(Dalam Derajat Celcius ISBB)

Pengaruh waktu Beban Kerja


Kerja-Istrirahat Ringan Sedang Berat

Kerja terus- 30.0 26.7 25.0


menerus
75% kerja 30.6 28.0 25.9
25% Istirahat,
setiap jam
50% kerja 31.4 29.4 27.9
50% Istirahat,
setiap jam
25% kerja 32.2 31.1 30.0
75% Istirahat,setiap
jam
100-200 kilo kalori >200-350 kilo kalori >350-500 kilo kalori
jam jam jam
ALAT
a. Pshichrometer
b. Termometer
c. Erlenmeyer 125 ml
d. Globe termometer
e. Anemometer
BAHAN
Aquadest
PROSEDUR PENGUKURAN
a. Psychrometer (mengukur kelembaban)
Terdiri atas termometer kering dan basah (yang diputar)
Cara penggunaan :
• Termometer basah yang dibalut dengan kain katun pada
lambungnya dibasahi dengan air suling ( Aquadest), air raksa
pada kolom thermometer basah akan turun.
• Letakkan / pegang alat ( Psichrometer ) setinggi 1,5 meter dari
tanah atau setinggi kepala kemudian diputar selama 5 menit,
pada saat penurunan air raksa mencapai posisi terendah
• Catat suhu bola basah dan kering yang ditunjukkan thermometer
basah dan kering, hitung selisihnya
• Pengukuran tersebut diulang 3 – 5 kali kemudian dirata- rata
suhu basah dan suhu kering.
• Baca nilai kelembabanrelatif (RH) pada psychrometer chart atau
dalam bentuk table yang tersedia .
b. Termometer basah alami
• Untuk mengukur suhu basah alami
• Terdiri dari termometer gelas yang
lambungnya dibalut kain katun dan bawahnya
terendam aquadest
Cara penggunaan :
Peralatan yang sudah dirangkai dipaparkan pada
lingkungan yang akan diukur selama 30 – 60
menit. Kemudian air raksa pada kolom dibaca
sebagai suhu basah alami (Sba)
c. Termometer Globe
• Alat untuk mengukur suhu globe/suhu radiasi
• Terdiri dari bola berongga dengan diameter
15cm terbuat dari tembaga dan termometer
gelas
Cara penggunaan :
Alat yang telah dirangkai dipaparkan pada
tempat yang akan diukur pemaparannya selama
20 - 30 menit, lalu air raksa pada kolom
termometer dibaca suhu globe
d. Anemometer
Alat untuk mengukur kecepatan angin
Cara penggunaan :
• Arahkan anemometer searah dengan arah angin
• Anemometer diangkat setinggi tangan
• Hidupkan anemometer, lalu baca dan catat
kecepatan angin
• Paparkan anemometer selama 15 menit
CARA PERHITUNGAN ANEMOMETER

Kecepatan angina tertinggi + Kecepatan angina terendah


2
RUMUS MENGGUNAKAN ISBB
• Outdoor
ISBB = 0,7 SBa + 0,2 SG + 0,1 SK
• Indoor
ISBB = 0,7 SBa + 0,3 SG

ISBB = indeks suhu basah dan bola dalam ℃


SBa = suhu basah alami dalam ℃
SG = suhu globe dalam ℃
SK = suhu kering dalam ℃
ISBB rata – rata = (ISBB 1) (t1) + (ISBB 2) (t2) +……………………..(ISBB n) (tn)
t1 + t2 …………………………………… tn

Anda mungkin juga menyukai