“ENTOMOLOGI”
Dosen Pengampu:
A, FIKRI,ST.,M,Si
Disusun oleh:
1. Jesika Tita M 2313451041
2. Kirena Cinta Carendula 2313451042
3. Mely Ana 2313451043
4. Mely Ani 2313451044
5. Miranda Janika M 2313451045
6. Mona Citra Kinanti 2313451046
7. Muhammad Fachry Izdihar 2313451047
8. Muhammad Ichdinas Afriza 2313451048
9. Muhammad Syafiq K.N 2313451049
Laporan Praktikum mata kuliah entomologi ini diajukan sebagai Tugas Kelompok
Entomologi Prodi D3 Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Tanjung Karang
Tahun Akademik 2023/2024
Menyetujui
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktikum mata kuliah Entomologi ini diajukan sebagai Tugas Kelompok
Entomologi Prodi D3 Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Tanjung Karang
Tahun Akademik 2023/2024.
Pembimbing Praktikum
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami ucapkan puji syukur atas kehadirat – Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah – Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum mata
kuliah Entomologi.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang
dimaksudkan untuk kelengkapan bukti keikutsertaan pelaksanaan praktikum .Laporan ini
telah kami susun dengan maksimal, dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar dalam pembuatannya.
Selain itu, kami berharap semoga Laporan Praktikum ini dapat memberikan manfaat
dan menambah wawasan serta pengetahuan ataupun inspirasi bagi penulis dan juga bagi para
pembaca yang tentunya dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Terlepas dari itu semua, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Entomologi yang telah membimbing kami dalam Menyusun praktikum. Dalam
penyusunannya,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun, agar kami dapat
memperbaiki laporan praktikum ini menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 1
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................1
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................................3
4
V. Kesimpulan......................................................................................................................29
Daftar Pustaka......................................................................................................................30
Lampiran..............................................................................................................................31
5
PRAKTIKUM I
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
I. Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang pertunjukan kegunaan alat tersebut,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat
dapat diketahui berdasarkan nama. (Moningka,2008).
Alat-alat laboratorium seperti lemari pengeram (inkubator), autoklav, rak dan tabung
reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu
spritus, ose (Selian, dkk., 2013).
Mikroskop Stereo
2 Sebagai tempat untuk meletakkan
sampel uji yang akan diamati di
mikroskop.
Preparat
3 Sebagai alat untuk mengambil
cairan dalam bentuk tetes.
Pipet tetes
7
4. Sebagai wadah untuk
meletakan media.
Beaker glass
5.
sebagai alat penjepit untuk
bahan- bahan yang akan
digunakan dalam praktikum
Pinset
6.
untuk menempatkan sempel yang
akan dilihat dimikroskop
Objek glass
7.
Deck glass
8
8.
Mikroskop Binokuler
9.
Erlenmeyer
Untuk menyedot larutan ,yang
10. dipasang pada pangkal pipet ukur
maupun pipet volum
Bulb
9
Daftar Pustaka
10
PRAKTIKUM III
IDENTIFIKASI MORFOLOGI LALAT
I. Tinjauan Pustaka
A. Lalat
Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap. Mata
biasanya berukuran besar. Antena memiliki jumlah segmen yang bervariasi dari 3 – 40
buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki (Sa’adah, 2013). Ordo
ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan menghisap atau menjilat dan
menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai disebut probosis. Probosis ini
dapat ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan keperluan hewan tersebut. Sesuai
dengan namanya, hewan dari ordo ini mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan
sayap belakang berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere.
Haltere ini digunakan sebagai alat keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan
angin (Rusyana, 2011).
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-
abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina
mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas,
ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan
bawah Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk
menusuk dan menghisap makanan berupa cairan. Lalat termasuk dalam filum
Arthropoda, kelas Hexapoda dan ordo Diptera. Lalat mempunyai sepasasang antena
dan mata majemuk, dengan mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu
sama lain. Tubuh lalat terbagi dalam 3 bagian, yaitu kepala dengan sepasang antena,
toraks, dan abdomen. Lalat mempunyai metamorfosis yang sempurna, yaitu telur, larva,
pupa, dan dewasa (Mosokuli, 2001).
11
Lalat memiliki tubuh beruas-ruas dengan tiap bagian tubuh terpisah dengan
jelas. Anggota tubuhnya berpasangan dengan bagian kanan dan kiri simetris, dengan
ciri khas tubuh terdiri dari 3 bagian yang terpisah menjadi kepala, thoraks dan
abdomen, serta mempunyai sepasang antena (sungut) dengan 3 pasang kaki dan 1
pasang sayap (Menkes RI No.50, 2017). Lalat mulai terbang pada temperatur 15 °C dan
aktifitas optimumnya pada temperatur 21 °C.. Jumlah lalat pada musih hujan lebih
banyak dari pada musim panas.
Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula,
susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan, darah serta bangkai binatang.
Bentuk makanannya cair atau makanan yang basah, sedang makanan yang kering
dibasahi oleh ludahnya t erlebih dulu, baru diisap. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali
sehari. (Depkes, 1991 dalam Husain, 2014). Pada saat hinggap lalat mempunyai
mekanisme mengeluarkan air liur dan melakukan defekasi (Onyenwe, 2016). (Service
dalam Kardinan, 2007) menyatakan bahwa lalat dapat menyebarkan sejumlah penyakit
pada manusia melalui beberapa cara, yaitu melalui kaki, bulu-bulu halus dan bagian
mulut karena mempunyai kebiasaan regurgitasi (memuntahkan) kembali makanan yang
telah dimakan
b. Bahan
1. Sampel
2. Larutan kloroform
3. Kapas
12
III. Prosedur Kerja
Lalat sampah
(Lucilia sericata)
2.
Panjang tubuhnya berukuran 5-8
mm. bagian dada berwarna abu-
abu. Perut berwarna kuning, dan 4
sayap Memiliki sepasang antena
Lalat Rumah
(Musca domestica)
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, kami mengetahui bahwa Lalat hijau
dewasa memiliki panjang antara 1/4" - 1/12". Berwarna biru metalik.Lalat rumah
panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang
pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah lebih lebar dibandingkan
lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk
silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah Bagian mulut atau probosis
lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan
berupa cairan.
13
Lalat termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Hexapoda dan ordo Diptera. Lalat
mempunyai sepasasang antena dan mata majemuk, dengan mata lalat jantan lebih
besar dan sangat berdekatan satu sama lain. Tubuh lalat terbagi dalam 3 bagian, yaitu
kepala dengan sepasang antena, toraks, dan abdomen. Lalat mempunyai metamorfosis
yang sempurna, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa
V. Kesimpulan
Dari hasil praktikum bahwa Lalat hijau dewasa memiliki panjang antara 1/4" - 1/12".
Berwarna biru metalik. Panjang tubuhnya berukuran 5-8 mm. bagian dada berwarna abu-abu.
Perut berwarna kuning, dan 4 sayap Memiliki sepasang antena.
Daftar Pustaka
14
Lampiran
GAMBAR KETERANGAN
Membius lalat menggunakan
kapas dan larutan chloroform
15
PRAKTIKUM
I. Tinjauan Pustaka
Kecoa (blattodea) merupakan salah satu insekta yang berperan sebagai vektor
penyakit yang banyak ditemukan dalam rumah, gedung-gedung, termasuk dalam
restoran ataupun rumah makan. Kecoa dapat mengkontaminasi makanan manusia
dengan membawa agent berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencernaan
seperti diare, demam typoid, disentri, virus hepatitis a, polio dan kolera. Kecoa rumah
adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral Kepalanya tersembunyi
di bawah pronotum yang dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap
licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua (Robby,
2012).
Kecoa memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu caput (kepala), thorax (dada) dan
abdomen (perut). Pada segmen thorak terdapat 3 pasang kaki dengan tipe alat kaki yang
memiliki ukuran dan bentuk yang sama dimana tipe alat kaki seperti ini digunakan
untuk berlari sedangkan tipe mulut kecoa adalah menggigit dan mengunyah. Kecoa
Periplaneta americana memiliki panjang sekitar 3,81 cm, berwarna coklat kemerahan,
memiliki tanda di dada, dan memiliki sayap sempurna. Kecoa betina mampu
menghasilkan kapsul telur yang panjangnya 79 cm dan lebarnya 46 cm setiap
minggunya. Kecoa rumah betina biasanya membawa sebuah kapsul telur sekitar sehari
lalu kemudian disimpan di tempat yang aman. Masa inkubasi berlangsung selama 1-2
16
bulan. Nimfa Periplaneta americana dengan nimfa Blatta orientalis sulit dibedakan.
Namun nimfa Periplaneta americana lebih
17
kecil, berwarna coklat kemerahan dan belum memiliki sayap sempurna (Ramsay dan
Thomasson, 2009).
b. Bahan
1. Sampel
2. kloroform
3. Alkohol
4. Kapas dan tisu
18
III. Prosedur Kerja
Dari praktikum yang kami lakukan, kami mengetahui bahwa Kecoa memiliki
3 bagian tubuh utama yaitu caput (kepala), thorax (dada) dan abdomen (perut). Kecoa
dapat mengkontaminasi makanan manusia dengan membawa agent berbagai penyakit
yang berhubungan dengan pencernaan seperti diare, demam typoid, disentri, virus
hepatitis a, polio dan kolera. Kecoa rumah adalah serangga dengan bentuk tubuh oval,
pipih dorso-ventral Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum yang dilengkapi
dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua
pasang, dan tiga pasang kaki.
19
V. Kesimpulan
Dari hasil praktikum bahwa kecoa Amerika dewasa memiliki panjang sekitar 4
cm dengan tinggi sekitar 7 mm. Warna tubuhnya merah kecoklatan dengan garis batas
kekuningan pada bagian kepala. Badan kecoa dibagi ke dalam tiga bagian, bagian
badan berbentuk oval dan tipis dengan pronotum yang melapisi bagian kepala. Kecoa
memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu caput (kepala), thorax (dada) dan abdomen
(perut). Pada segmen thorak terdapat 3 pasang kaki dengan tipe alat kaki yang
memiliki ukuran dan bentuk yang sama dimana tipe alat kaki seperti ini digunakan
untuk berlari sedangkan tipe mulut kecoa adalah menggigit dan mengunyah. Kecoa
Periplaneta americana memiliki panjang sekitar 3,81 cm, berwarna coklat kemerahan,
memiliki tanda di dada, dan memiliki sayap sempurna. Kecoa betina mampu
menghasilkan kapsul telur yang panjangnya 79 cm dan lebarnya 46 cm setiap
minggunya.
Daftar Pustaka
20
Lampiran
GAMBAR KETERANGAN
Membius kecoa menggunakan
kapas dan larutan chloroform
21
PRAKTIKUM V
IDENTIFIKASI MORFOLOGI KUTU
I. Tinjauan Pustaka
A. Kutu Manusia
Kutu rambut (Pediculuss humanus) memiliki tubuh berwarna abu-abu putih
dengan ukuran 2-3 mm (Fitriyani, 2013). Pediculus humanus memiliki tubuh
berbentuk pipih dorsoventral, mulut memiliki tipe tusuk hisap untuk menghisap darah
manusia, badannya bersegmen, memiliki 3 pasang kaki dan berwarna kuning
kecoklatan atau putih ke abu-abuan. Kutu rambut tidak dapat berpindah tempat
dengan cara terbang karena kutu rambut tidak memiliki sayap. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Madkey & Khopkar (2012) kutu rambut tidak memiliki sayap dan tidak
memiliki kaki yang kuat untuk melompat, sehingga kutu berpindah dari satu rambut
ke rambut lain dengan bantuan cakar di kaki mereka.
Kutu rambut dewasa berukuran sebesar biji wijen yaitu 2- 4 mm, memiliki 3
pasang kaki (masing-masing bercakar), berwarna cokelat keabuabuan sedangkan pada
orang dengan rambut gelap, kutu dewasa akan tampak lebih gelap (Madkey &
Khopkar, 2012). Pediculus humanus capitis atau yang dikenal dengan kutu rambut
merupakan ektoparasit yang hidup pada kulit kepala manusia. Kutu dewasa dapat
bertahan hidup dengan tidak makan selama sepuluh hari pada suhu 50C. Kutu rambut
bukan merupakan bahaya utama pada kesehatan maupun sebagai vektor penyakit,
namun dapat mengganggu karena menyebabkan eritema kulit kepala, gatal dan
bahkan menyebabkan kemungkinan terjadinya infeksi sekunder (James, 2003).
Kutu betina mampu hidup hingga 3-4 minggu. Setelah kawin, kutu betina
dewasa meletakkan 1-6 butir telur sehari sampai satu bulan hingga kematian. Telur
terinkubasi
22
oleh panas tubuh yang akan menetas dalam 10 sampai 14 hari. Begitu telur menetas,
nimfa akan meninggalkan cangkangnya, berkembang sekitar 9 sampai 12 hari,
tumbuh menjadi kutu dewasa lalu kawin, hingga kemudian kutu betina bertelur.
Apabila tak diobati, siklus ini bisa terulang setiap 3 minggu sekali. Saat tinggal di
kepala, kutu akan menggigit kulit kepala dan minum sejumlah kecil. parasit mudah
ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita seperti melakukan aktivitas
berpelukan, duduk berdekatan, penggunaan bersama barangbarang seperti sisir, topi,
bantal dan sebagainya. Rasa gatal dpat muncul akibat dari gigitan kutu pada kulit
kepala maupun karena adanya reaksi alergi-iritatif yang disebabkan karena adanya
kontak kulit kepala dengan saliva kutu.
Risiko penularan yang paling besar contohnya bermain, tinggal, atau menginap
bersama seseorang yang mengidap kutu rambut. Selain itu, melakukan kontak fisik
seperti menyentuh kepala dan berpelukan juga bisa meningkatkan risiko
tertular.Sementara penularan melalui kontak dengan pakaian (seperti topi, syal,
mantel) atau barang-barang pribadi lainnya (seperti sisir, sikat, atau handuk) yang
digunakan oleh orang yang terinfeksi biasanya jarang terjadi. Kondisi ini juga tidak
ada hubungannya dengan kebersihan pribadi atau kebersihan di rumah atau sekolah.
1. Gejala Kutu Manusia :
Perasaan seperti ada sesuatu yang bergerak di sekitar rambut.
Ditemukannya kutu di kulit kepala.
Ditemukannya telur kutu (nits) di batang rambut.
Kulit kepala terasa gatal.
Terdapat benjolan kecil berwarna merah atau luka pada kepala akibat garukan.
23
Beberapa anak mengalami iritasi ringan karena menggaruk, sementara yang lain
mungkin mengalami ruam yang mengganggu.
2. Pengobatan dan Pencegahan Kutu Manusia:
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati kutu rambut.
Misalnya:
a) Gunakan sisir (serit)
b) Memotong atau mencukur rambut.
c) Gunakan kapus Ajaib di garis kulit kepala
d) Peditox dengan cara diusapkan di kulit kepala
3. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kutu rambut, antara lain:
B. Kutu Beras
Kutu beras (Sitophilus oryzae L) merupakan salah satu hama paling serius yang
menyerang bahan makanan simpanan di seluruh dunia. Hama ini berasal dari India
dan tersebar luas ke penjuru dunia melalui perdagangan. Hama Sitophilus oryzae
menyerang golongan biji-bijian seperti, gandum, jagung, sorgum, soba, kacang dan
produk dari biji-bijian seperti macaroni (Koehler, 2012). Serangan Sitophilus oryzae
akan menyebabkan butir menjadi berlubang, hancur hingga membentuk tepung serta
dapat menurunkan nilai gizi produk dan nilai komersialnya. Sitophilus oryzae
termasuk ke dalam kelas insecta yang jumlah spesiesnya paling besar.
Serangga ini memiliki sayap yang kokoh, sehingga digolongkan ke dalam ordo
Coleoptera. Sitophilus oryzae mengalami metamorfosis sempurna (holometabola).
Beberapa tahap perkembangannya antara lain adalah telur, larva, pupa, dan imago.
Larva Sitophilus oryzae berwarna putih dan tidak berkaki. Stadium larva berangsung
selama 7 – 10 hari hingga kemudian membentuk pupa. Lama stadium pupa
berlangsung 7 – 12 hari hingga selanjutnya membentuk imago. Saat imago tubuh
Sitophilus oryzae berwarna hitam cerah atau kecoklatan dengan panjang tubuh
antara 3,5 – 5 mm dan
24
pada kedua buah sayap bagian depan masing-masing terdapat dua buah bercak
berwarna kuning agak kemerahan.
Cara penanganan kutu beras secara kimiawi yaitu dengan penggunaan obatobatan
untuk mengendalikan pengrusakan yang dilakukan hama gudang. Cara penanganan
dengan fumigasi dan tidak dilakukan dengan cara spraying. Penanganan dengan cara
spraying dapat membahayakan konsumen, hal ini karena obat-obatan yang digunakan
dapat meresap ke dalam bahan pangan, selain itu juga menyebabkan kadar air menjadi
bertambah.
25
3. Kutu Kucing
26
II. Alat dan Bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Pipet tetes
4. Pinset
Bahan
1. Kapas
2. Cairan kimia klorofom
3. Pinjal manusia, pinjal hewan (kucing), pinjal beras.
27
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. sayap.
Kutu Beras
(Sitophilus oryzae L)
Panjang tubuh sekitar 3 mm,
dimana kutu betina berukuran
sedikit lebih besar dibandingkan
dengan kutu jantan. Bentuk kutu
kucing dewasa adalah rata dan
pipih dengan warna coklat gelap
3.
hingga hitam..
Kutu Kucing
(Ctenocephalides
)
28
Dari hasil praktikum yang kami lakukan. Kami mendapatkan hasil bahwa Kutu
manusia berukuran 2 – 3 mm, berwarna terdapat 1 pasang antena, 1 pasang mata, ada
3 pasang kaki, tidak mempunyai sayap. Kutu dewasa dapat bertahan hidup dengan
tidak makan selama sepuluh hari pada suhu 50C. Kutu rambut bukan merupakan
bahaya utama pada kesehatan maupun sebagai vektor penyakit, namun dapat
mengganggu karena menyebabkan eritema kulit kepala, gatal dan bahkan
menyebabkan kemungkinan terjadinya infeksi sekunder.
Bentuk tubuh kutu beras jenis ini pipih (gepeng), panjang antara 1,5 - 2,5
mm,berwarna cokelat kemerahan. Antenanya pendek dengan ruas berbentuk bulat.
Serangga ini memiliki sayap yang kokoh, sehingga digolongkan ke dalam ordo
Coleoptera. Sitophilus oryzae mengalami metamorfosis sempurna (holometabola).
Beberapa tahap perkembangannya antara lain adalah telur, larva, pupa, dan imago.
Larva Sitophilus oryzae berwarna putih dan tidak berkaki. Stadium larva berangsung
selama 7 – 10 hari hingga kemudian membentuk pupa. Lama stadium pupa
berlangsung 7 – 12 hari hingga selanjutnya membentuk imago. Saat imago tubuh
Sitophilus oryzae berwarna hitam cerah atau kecoklatan dengan panjang tubuh antara
3,5 – 5 mm dan pada kedua buah sayap bagian depan masing-masing terdapat dua
buah bercak berwarna kuning agak kemerahan.
Panjang tubuh sekitar 3 mm, dimana kutu betina berukuran sedikit lebih besar
dibandingkan dengan kutu jantan. Bentuk kutu kucing dewasa adalah rata dan pipih
dengan warna coklat gelap hingga hitam. Pada bagian toraks terdiri dari tiga segmen,
yaitu pronotum, mesonotum dan metanotum (metathoraks). Di belakang pronotum
pada beberapa jenis terdapat sebaris duri yang kuat berbentuk sisir, yaitu ktenedium
pronotal. Pinjal betina memiliki sebuah spermateka seperti kantung dekat ujung
posterior abdomen sebagai tempat untuk menyimpan sperma, sedangkan pada jantan
mempunyai alat seperti per melengkung, yaitu aedagus atau penis berkitin di lokasi
yang sama.
29
V. Kesimpulan
Daftar Pustaka
30
Lampiran
.
Gambar Keterangan
Pengambilan larutan chloroform untuk
membius kutu
31
32