Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN

REUMATOID ARTHRITIS
Kelompok 3

Andini Amalia Firdaus (1032181017)

Friska Yulinda Ardilah (1032181022)

Zahara Nila Kandi (1032181031)

Eka Lia Lestari (1032181032)

Rizqi Julianti (1032181042)

Amalia Safitri (1032181048)


DEFINISI ARTHRITIS
Artritis rheumatoid adalah penyakitRHEMATOID
autoimun sistemik kronis yang tidak
di ketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam
membrane synovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan
deformitas lebih lanjut. Penyakit ini bersifat sistemik, progresif,cenderung
kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
(Sya’Diyah 2018:205) dan (Nurarif & Kusuma 2015:94).

Arthritis rhematoid adalah gangguan berupa kekakuan , pembengkakan,


nyeri, dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia,
2011)
ETIOLOGI ARTHRITIS
RHEMATOID
Penyebab arthritis rheomatoid masih belum diketahui secara pasti
walaupun banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap.
Penyakit ini belum dapat dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor
genetik. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab
rheumatoid atritis, yaitu: infeksi streptokokkus hemolitikus dan streptokokus
non-hemolitikus, endokrin, autoimun, metabolic, faktor genetic serta faktor
pemicu lingkungan rheumatoid atritis diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kalogen tipe II: faktor injeksi
mungkin disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau group
difteroid yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan sendi
penderita.
PATOFISIOLOGI

Pada arthritis rheomatoid, reaksi autoimun


terutama terjadi pada jaringan sinovial. Proses
fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah
kolagen sehingga terjadi edema, poliferasi
membran sinovial, dan akhirnya membentuk
panus. Panus akan menghancurkan tulang
rawan dan menimbulkan erosi tulang,
akibatnya menghilangkan permukaan sendi
yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan
turut terkena serabut otot akan mengalami
perubahan generatif dengan menghilangnya
elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.
MANIFESTASI
KLINIS
Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis
adalah kaku pagi hari Beberapa aspek lain yang
berhubungan dengan sendi yaitu (Suarjana, 2009) :
Manifestasi ektraartikular pada arthritis rhematoid meliputi
(Shah AND Clair, 2012):
a. Vertebrata Servikalis ,
b. Gelang bahu
c. Kaki dan pergelangan kaki
d. Tangan
PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dari program penatalaksanaan
arthritis rheomatoid adalah memberikan pendidikan
kesehatan yang cukup tentang penyakit kepada klien,
keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan
dengan klien. Teknik non farmakologi yang dapat
digunakan untuk menghilangkan nyeri pada penderita
rematik di antaranya yaitu dengan massage kutenus
atau pijat, kompres panas atau dingin, teknik relaksasi
dan istirahat. Tindakan non farmakologi itu dapat
dilakukan sendiri di rumah dan caranya sederhana.
Selain itu tindakan non farmakologi ini dapat
digunakan sebagai pertolongan pertama ketika nyeri
menyerang (wenni, 2002).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

01 02 03
Pemeriksaan Laju Leukosit normal atau
Endap Darah (LED) meningkat sedikit. Trombosit meningkat
akan meningkat.

04 05 06
Kadar albumin serum Jumlah sel darah merah Pemeriksaan sinar-
turun dan globulin dan komplemen C4
menurun X
Lanjutan Pemeriksaan Diagnostik

07 08 09
Tes aglutinasi Protein C-reaktif Tes faktor reuma
lateks dan antibodi biasanya positif
antiukleus (ANA) pada lebih dari 75%
biasanya positif
KOMPLIKA
SI
Kelainan sistem pencernaan yang sering
dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komplikasi utama penggunaan obat
anti inflamasi non steroid (OAINS) atau obat
pengubah jalan penyakit DMARD (disease
modifying anti rhematoid drugs) yang menjadi
faktor penyebab mortalitas utama pada artritis
rhematoid.
ASUHAN KEPERAWATAN ARTHRITIS
RHEMATOID
1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji adalah:
2. Data demografi
3. Riwayat keluarga lengkap dengan genogram
4. Riwayat pekerjaan yakni pekerjaan sebelm sakit dan pekerjaan saat ini
5. Riwayat lingkungan hidup terdapat tipe tempat tinggal,kondisi tempat tinggal
6. Riwayat rekreasi yakni hobi, liburan atau perjalanan
7. Sistem pendukung yakni pelayanan kesehatan dirumah, perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga
8. Status kesehatan yakni keluhan utama, aspek nyeri, obat-obatan yang dikonsumsi, status imunisasi, riwayat alergi
9. Aktivitas hidup sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan, ke kamar kecil, berpindah dan kontinen
10. Pemenuhan kebutuhan sehri-hari berisi tentang oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat dan
tidur, personal hygiene, seksual, rekreasi, psikologis
11. Tinjauan system berisi tentang keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kepala, mata, telinga, hidung, leher
dada, punggung, abdomen, pinggang, ekstremitas atas dan bawah, system immune, genetalia, reproduksi, persarafan dan
pengecapan
12. Data penunjang berisi berisi hsil Laboratorim, radiologi, EKG, USG, CT- Scan, dan lain-lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d proses
01 inflamasi akumulasi
cairan, destruksi sendi.

Gangguan mobilitas fisik


b.d nyeri atau rasa tidak
02 nyaman, deformitas
skeletal,penurunan
kekuatan otot

03 Risiko cidera b.d


kelemahan otot
INTERVENSI KEPERAWATAN
Noc : Kontrol nyeri, Nic : Manajemen nyeri
dengan kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian
1. Mengenali kapan nyeri secara
nyeri terjadi komprehensif
2. Menggambarkan 2. Berikan informasi
faktor penyebab mengenai nyeri,
menggunakan teknik penyebab nyeri,
1. Nyeri b.d proses pengurangan nyeri berapa lama nyeri
inflamasi akumulasi tanpa analgesic dirasakan
cairan, destruksi sendi. 3. Mengenali apa yang 3. Kurangi faktor-faktor
terkait dengan gejala yang dapat
nyeri meningkatkan nyeri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
seperti relaksasi dan
kompres hangat
5. Dukung istirahat
tidur yang adekuat
LANJUTAN INTERVENSI
Noc : Pergerakan Nic : Peningkatan mekanika
Kriteria hasil: tubuh
1. Keseimbangan 1. Kaji komitmen pasien untuk
2. Dapat berjalan belajar dan menggunakan
3. Dapat bergerak dengan postur tubuh yang benar
mudah 2. Instruksikan untuk
4. Cara berjalan menghindari tidur dengan
5. Gerakan sendi posisi telungkup/duduk
2. Gangguan mobilitas fisik b.d dalam posisi yang sama
nyeri atau rasa tidak nyaman, dalam waktu yang cukup
deformitas skeletal, penurunan lama
kekuatan otot 3. Instruksikan pasien untuk
menggerakan kaki lebih
dulu kemudian badan
Ketika memulai berjalan
dari posisi berdiri
4. Bantu pasien melakukan
Latihan fleksi untuk
memfasilitasi mobilisasi
punggung
Noc : Kejadian jatuh Nic : Pencegahan jatuh
Kriteria hasil: 1. Identifikasi perilaku dan
1. Tidak jatuh saat berjalan faktor yang
2. Tidak jatuh saat berdiri mempengaruhi resiko
3. Tidak jatuh saat duduk jatuh
dan berpindah 2. Kaji Riwayat jatuh
4. keselamatan fisik klien bersama pasien
terjaga 3. Sediakan pencahayaan
3. Resiko cedera b.d yang cukup dalam
kelemahan otot rangka meningkatkan
pandangan
4. Sarankan menggunakan
alas kaki yang aman
5. Anjurkan modifikasi
rumah untuk
meningkatkan
keamanan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Merupakan pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan dengan tujuan kebutuhan


pasien terpenuhi secara optimal dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan
mencakup tindakan mandiri (independent), saling ketergantungan/kolaborasi, dan
tindakan rujukan/ketergantungan (dependent) (Tartowo & Wartonah, 2015).
EVALUASI KEPERAWATAN

Menurut (Tartowo & Wartonah , 2015) evaluasi adalah proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak dan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi
untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan
kriteria hasil pada tahap perencanaan.
KESIMPULAN
Artritis Rhematoid adalah penyakit inflamasi kronik dan sistematik yang menyebabkan destruksi
sendi dan deformasi serta menyebabkan disability. Arthritis rhematoid adalah gangguan berupa
kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya.
Penyakit ini menyebabkan banyak keluhan yang diderita oleh pasien diantaranya nyeri yang
dapat menyerang lutut, pergelangan tangan, kaki, dan diberbagai persendian lainnya. Keluhan
yang disebabkan penyakit ini sering menyebabkan kualitas hidup pasien menjadi sangat
menurun. Langkah pertama dari program penatalaksanaan arthritis rheomatoid adalah
memberikan pendidikan kesehatan yang cukup tentang penyakit kepada klien, keluarganya, dan
siapa saja yang berhubungan dengan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Kasiati, & Wayan. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Asikin, Takko, & Nasir. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Muskuloskeletal. Jakarta:
Erlangga
Inur Afidah. (2019). Asuhan Keperawatan lansia Dengan Arthritis Rhematoid . Poltekes Kemenkes
Kalimantan Timur
Lika Dwi Lutfiyah. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Arthritis Rhematoid. Bukit Tinggi
Ningrum, P. T. W. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gangguan Nyeri Akut Pada
Kasus Rheumatoid Arthritis Terhadap Individu Tn. L Diwilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II
Kabupaten Lampung utara Tanggal 13-15 Mei 2019 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Tanjungkarang)

Anda mungkin juga menyukai