Anda di halaman 1dari 22

Prosedur Bantuan Hidup Dasar (RJP) Pada

Dewasa, Ibu Hamil, Bayi & Anak-Anak

Kelompok 6

1. Gunawan​​(1032181040)
2. Amani Nur Solehah​​(1032181041)
3. Rizqi Julianti​​(1032181042)
4. Tantry Rismayanti​​(1032181043)
5. Melinda Khairunisa​​(1032181044)
6. Ade Kaeliana Tantri​​(1032181045)
7. Raka NurAlif Verdianto​(1033201007)
Definisi
Resusitasi merupakan usaha untuk mengembalikan fungsi
sistem pernapasan, peredaran darah dan saraf yang terganggu ke
fungsi yang optimalsehingga muncul istilahresusitasi jantung paru
(RJP). Resusitasi jantung paru dibagi dalam 3 tahap, yaitu (1)
bantuan hidup dasar (BHD); (2) bantuan hidup lanjut; (3) bantuan
hidup jangka panjang. Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk
memperbaiki dan / atau memelihara jalan napas, pernapasan dan
sirkulasi serta kondisi darurat yang terkait. Bantuan hidup dasar
terdiri dari penilaian awal, penguasaan jalan napas, ventilasi
pernapasan dan kompresi dada.
Tujuan RJP
Resusitasi jantung paru bertujuan
Tujuan dari melakukan Bantuan Hidup
untuk mempertahankan pernapasan dan
dasar adalah:
sirkulasi agar oksigenasi dan darah dapat
a. Mencegah berhentinya pernafasan mengalir ke jantung, otak dan organ vital
b. Mencegah berhentinya sirkulasi atau lainnya. Bantuan Hidup Dasar diusahakan
c. Memberikan bantuan external terhadap dilakukan secepat mungkin karena jika
sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang terjadi keterlambatan 1 menit,
mengalami henti jantung atau henti nafas kemungkinan berhasil mencegah
melalui resusitasi jantung paru ( RJP) kematian adalah 98%. Terlambat 3 menit,
kemungkinannya menurun sampai 50%.
Dan jika terlambat sampai 10 menit, hanya
ada 1% kemungkinan dapat
menyelamatkan korban henti jantung dan
henti napas. Selain harus cepat memulai
resusitasi jantung paru (RJP), sangat
penting juga bagi kita untuk memahami
cara melakukan resusitasi jantung paru
yang berkualitas.
Penyebab RJP
Penyebab terjadinya henti napas dan henti jantung berbeda-beda
tergantung usia, pada bayi baru lahir penyebab terbanyak adalah gagal napas,
sedangkan pada masa bayi penyebabnya antara lain:

1. Sindroma bayi mati mendadak (SIDS – Sudden Infant Death Syndrome)


2. Penyakit pernapasan
3. Sumbatan saluran napas (termasuk aspirasi benda asing)
4. Tenggelam
5. Sepsis
6. Penyakit neurologis

Pada anak usia lebih dari 1 tahun penyebab terbanyak adalah cedera
seperti : kecelakaan lalu lintas, kecelakaan sepeda, terbakar, cedera senjata api
dan tenggelam.
Syarat RJP
Syarat RJP dikatakan berkualitas adalah :
1. Kompresi di titik tengah dada dengan siklus 30:2 (30x kompresi, 2x napas
buatan)
2. Kedalaman kompresi sekitar 5-6 cm
3. Kecepatan kompresi 100-120x/menit
4. Beri kesempatan dada untuk mengembang sempurna stelah kompresi
5. Interupsi minimal Bebaskan jalan napas dengan posisi head tilt, chin lift
(dahi didongakkan, dagu ditahan), atau posisi jaw thrust(menahan tulang
rahang) apabila curiga ada trauma leher.
6. Berikan ventilasi secara adekuat
7. Jika alat defibrillator sudah datang, segera lakukan cek irama dan kejut
jantung jika memungkinkan.
Gunakan AVPU untuk membantu menentukan tingkat kesadaran

korban. AVPU terdiri dari :


• 1) A -Alert/Awas: korban bangun, meskipun mungkin masih dalam keadaan
bingung terhadap apa yang terjadi
• 2) V -Verbal/Suara: korban merespon terhadap rangsang suara yang diberikanoleh
penolong. Oleh karena itu, penolong harus memberikan rangsang suara yang
nyaring ketika melakukan penilaian pada tahap ini.
• 3) P -Pain/Nyeri: korban merespon terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh
penolong. Rangsang nyeri dapat diberikan melalui penekanan dengan keras di
pangkal kuku atau penekanan dengan menggunakan sendi jari tangan yang
dikepalkan pada tulang sternum/tulang dada. Namun, pastikan bahwa tidak ada
tanda cidera di daerah tersebut sebelum melakukannya.
• 4) U -Unresponsive/tidak respon: korban tidak merespon semua tahapan yang ada
di atas. Jika korban tidak merespon, inilah saatnya untuk mencari pertolongan
sebelum memulai ventilasi dan kompresi dada.
Langkah-langkah RJP
• D (Danger) yaitu pastikan keamanan penolong, pasien, lingkungan
• R (Respon) cek kesadaran/respon korban, kemudian
• S (Shout) yaitu minta tolong
• C (Circulation) lakukan kompresi segera
• A (Airway) adalah membebaskan jalan napas
• B ( Breathing) yaitu memberikan pernapasan buatan
Langkah-langkah RJP
• A. RJP Bayi
3. Buka jalan nafas dengan head tilt chin
Pediatric Basic Life Support menurut lift bila tidak ada trauma servikal dan jaw
ERC 2015. Resusitasi dasar pada bayi dan trust bila ada trauma servikal. Gunakan
anak menurut ERC sebagai berikut: metode lihat, dengar dan rasakan. Lihat
1. Perhatikan lingkungan sekitar, apakah (lihat apakah dada berkembang naik
penolong aman dari bahaya. turun), dengar (dengar apakah ada suara
2. Bila pasien tidak sadar/tidak berespon, nafas), rasakan (apakah ada hembusan
panggil bantuan/ambulan, lalu cek apakah nafas) lakukan semua tanda kehidupan
arteri brakhialis teraba. <10 detik.

Gambar 1. Pemeriksaan nadi


brakhialis pada bayi
 
Gambar 1. Head Tilt–Chin
Lift Maneuver Gambar 2. Look, Listen
  and Feel
 
5. Bila tidak ada tanda kehidupan,
4. Bila anak tidak bernafas lalu bebaskan dari pakaian, lakukan
/tidak bernafas dengan normal, 15x kompresi dada di tengah tulang
lakukan 5 bantuan nafas sternum atau tulang pedang dengan 2
jari (kedua ibu jari atau jari tengah +
jari manis), dengan kedalaman 5cm
kemudian lakukan 2 bantuan nafas (1
bantuan nafas 1 detik), lakukan
hingga 5 siklus.

Gambar 3. Bantuan nafas Gambar 4. Bantuan nafas


tanpa alat dengan alat
(A) satu penolong (B) dua Gambar 5. Two-finger Gambar 6. Two thumb–
 
penolong chest compression encircling hands technique
technique  
 
 
6. Panggil tim henti jantung (cardiac arrest team) atau pediatric
advance life support team setelah 1 menit melakukan RJP.
7. Hentikan RJP bila penolong terancam bahaya, kembalinya
denyut jantung dan nafas pasien, adanya larangan dari tim medis
atau dokter, jika tim kesehatan bantuan telah tiba.
RJP Anak
1. Perhatikan lingkungan sekitar, 3. Buka jalan nafas dengan head tilt
apakah penolong aman dari bahaya. chin lift bila tidak ada trauma
2. Bila pasien tidak sadar/tidak servikal dan jaw trust bila ada trauma
berespon, panggil bantuan/ambulan, servikal. Gunakan metode lihat,
lalu cek apakah nadi karotis teraba. dengar dan rasakan. Lihat (lihat
apakah dada berkembang naik
turun), dengar (dengar apakah ada
suara nafas), rasakan (apakah ada
Gambar 7. Pemeriksaan hembusan nafas) lakukan semua
nadi karotis
pada anak tanda kehidupan <10 detik.
 

Gambar 9. Jaw-Thrust
Gambar 8. Head Tilt–Chin Maneuver
Lift Maneuver  
 
5. Bila tidak ada tanda kehidupan,
4. Bila anak tidak bernafas lalu bebaskan dari pakaian, lakukan
/tidak bernafas dengan normal, 15x kompresi dada di tengah tulang
sternum atau tulang pedang dengan 1
lakukan 5 bantuan nafas
tangan, dengan kedalaman 5cm dan
tidak lebih dari 6cm, kemudian
lakukan 2 bantuan nafas (1 bantuan
nafas 1 detik), lakukan hingga 5
siklus.

Gambar 10. Bantuan nafas


tanpa alat
 

Gambar 11. Bantuan nafas


dengan alat
(A) satu penolong (B) dua
penolong
  Gambar 12. Kompresi jantung luar (A) satu tangan; (B) dua tangan)
 
6. Hentikan RJP bila penolong terancam bahaya, kembalinya
denyut jantung dan nafas pasien, adanya larangan dari tim medis
atau dokter, jika tim medis bantuan telah tiba.
RJP DEWASA
1. Perhatikan lingkungan sekitar, apakah penolong aman dari bahaya.
2. Bila pasien tidak sadar/tidak berespon, panggil bantuan/ambulan, lalu
cek apakah nadi karotis teraba
3. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift bila tidak ada trauma servikal dan
jaw trust bila ada trauma servikal. Lihat jalan nafas, apakah ada yang
menyumbat jalan nafas atau tidak, lakukan cross finger manuever untuk
melihat apakah ada benda asing di dalam mulut selanjutnya jika ada ada
gunakan teknik finger sweeps untuk mengeluarkan benda asing yang ada di
mulut pasien. Gunakan metode lihat, dengar dan rasakan. Lihat (lihat apakah
dada berkembang naik turun), dengar (dengar apakah ada suara nafas),
rasakan (apakah ada hembusan nafas) lakukan semua tanda kehidupan <10
detik.
5. Bila tidak ada tanda kehidupan, lalu
4. Bila tidak bernafas /tidak bebaskan dari pakaian, lakukan 30x
bernafas dengan normal, kompresi dada di atas 2 jari tulang
lakukan 5 bantuan nafas sternum atau tulang pedang dengan 2
tangan, dengan kedalaman 5cm dan tidak
lebih dari 6cm. Perlu diperhatikan saat
kompresi dada tangan dominan di bawah
lalu tangan lurus ridak miring dan
pusatkan dorong dari bahu, kemudian
lakukan 2 bantuan nafas (1 bantuan nafas
1 detik), lakukan hingga 5 siklus.
6. Hentikan RJP bila penolong terancam bahaya, kembalinya
denyut jantung dan nafas pasien, adanya larangan dari tim medis
atau dokter, jika tim medis bantuan telah tiba.
RJP IBU HAMIL
1. Perhatikan lingkungan sekitar, apakah penolong aman dari bahaya.
2. Bila pasien tidak sadar/tidak berespon, panggil bantuan/ambulan, lalu
cek apakah nadi karotis teraba
3. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift bila tidak ada trauma servikal dan
jaw trust bila ada trauma servikal. Lihat jalan nafas, apakah ada yang
menyumbat jalan nafas atau tidak, lakukan cross finger manuever untuk
melihat apakah ada benda asing di dalam mulut selanjutnya jika ada ada
gunakan teknik finger sweeps untuk mengeluarkan benda asing yang ada di
mulut pasien. Gunakan metode lihat, dengar dan rasakan. Lihat (lihat apakah
dada berkembang naik turun), dengar (dengar apakah ada suara nafas),
rasakan (apakah ada hembusan nafas) lakukan semua tanda kehidupan <10
detik

HEAD CHIN LIFT CROSS FINGER


4. Bila tidak bernafas /tidak bernafas dengan normal, lakukan 5
bantuan nafas
5. Bila tidak ada tanda kehidupan, lalu bebaskan dari pakaian, lakukan 30x
kompresi dada di atas 2 jari tulang sternum atau tulang pedang dengan 2
tangan, dengan kedalaman 5cm dan tidak lebih dari 6cm. Perlu diperhatikan
saat kompresi dada tangan dominan di bawah lalu tangan lurus ridak miring
dan pusatkan dorong dari bahu, kemudian lakukan 2 bantuan nafas (1 bantuan
nafas 1 detik), lakukan hingga 5 siklus.
6. Dorong bayi ke arah kiri agar bayi mendapatkan oksigen.

7. Hentikan RJP bila penolong terancam bahaya, kembalinya


denyut jantung dan nafas pasien, adanya larangan dari tim medis
atau dokter, jika tim medis bantuan telah tiba.

Anda mungkin juga menyukai