Anda di halaman 1dari 5

Gummy smile adalah penampakan gingival yang berlebihan ketika seseorang tersenyum atau pada

saat berbicara. Berdasarkan tipenya, pasien memiliki gummy smile dengan bentuk senyum dengan
garis bibir tinggi, gingival terlihat berlebihan (>2mm) dan panjang mahkota klinis gigi terlihat secara
keseluruhan sewaktu tersenyum. Etiologi gummy smile pada pasien disebabkan karena adanya deep
bite anterior karena atrisi dan keausan tambalan.
Etiologi : Selain disebabkan oleh deformasi skeletal (pertumbuhan maksila yang berlebihan) dan
deformasi jaringan lunak yang menyebabkan bibir atas pendek, gummy smile juga disebabkan oleh
perubahan erupsi pasif gingiva dan malposisi gigi.
Pertumbuhan Maksila yang Berlebihan
Pertumbuhan maksila yang berlebihan pada penderita gummy smile seringkali merupakan akibat dari
kelainan skeletal seperti pertumbuhan hyperplasia basis skeletal maksila. Kelainan ini mengakibatkan
posisi gigi menjadi lebih jauh dari basis skeletal maksila dan terlihatnya gingiva di bawah batas
inferior bibir atas.
Pertumbuahn maksila berlebih biasanya berhubungan dengan beberapa karakteristik dental dan fasial
antara lain: tinggi wajah bawah meningkat, open bite, profil wajah cembung, dan celah interlabial
yang berlebihan Dalam kasus ini, dijumpai pertumbuhan yang lebih banyak di bagian posterior,
dengan gigi posterior maksila berada pada posisi inferiror dan incisivus pada posisi vertikal normal.
Bibir yang inkompeten atau keadaan bibir yang lemah pada waktu istirahat lebih sering terjadi pada
kasus ini, oleh karena adanya peningkatan tinggi vertikal wajah bawah dan bibir bertemu secara
vertikal.
Pada sefalometri, pertumbuhan vertikal maksila dibentuk oleh peningkatan tinggi wajah bawah
anterior dan sudut bidang mandibula yang curam. Seperti defisiensi mandibula, pertumbuhan ini
dikarakteristikan dengan peningkatan sudut ANB, SNA normal dan penurunan sudut SNB, penurunan
sudut koveksitas serta overjet.
Pertumbuhan vertikal maksila yang berlebihan dapat menyebabkan terlihatnya gingiva secara
berlebihan, dan untuk mendiagnosa hal tersebut klinisi harus mengevaluasi proporsi wajah sehingga
perawatan yang kan dilakukan dpat ditentukan.
Proporsi wajah yang ideal dibagi dalam 3 bagian yang sama dari ujung rambut ke alis, dari alis ke
basis hidungdan dari basis hidung ke dagu. Jika 1/3 wajah bawah lebih panjangdari segmen yang lain
dan panjang bibir atas secara vertikal normal (18-21 mm), maka gummy smile harus dirawat dengan
dengan bedah ortognatik dan ortodontik.
Bibir Atas Pendek
Bibir adalah salah satu komponen jaringan lunak wajah dan merupakan bagian penting yang
berpengaruh secara langsung terhadap profil wajah. Adanya bibir atas yang pendek merupakan hal
yang kurang menguntungkan dipandang dari segi stabilitas dan estetis terutama bila wajah dipandang
dari depan. Pada bibir yang inkompeten dapat dilihat bahwa bibir atas yng pendek berhubungan
dengan kurangnya otot-otot wajah dan mandibula. Pasien dengan celah interlabial yang besar
kemungkinan disebabkan oleh bibir atas yang pendek dan atau pertumbuhan vertikal maksila yang
berlebihan.
Bibir atas menunjukkan peningkatan yang tajam dalam panjang pada umur 1-3 tahun, tetapi
pertumbuhan secara perlahan-lahan berkurang antara umur 3-6 tahun dan secara progresif meningkat
samapai umur 15 tahun, kemudian pertumbuhan vertikal bibir kembali menurun. Celah interlabial
pada waktu istirahat biasanya terjadi dalam masa pertumbuhan dewasa. Vig dan Coheb
menyimpulkan bahwa pertumbuhan vertikal wajah (tinggi wajah anterior bawah) dan dentoalveoar
pada masa remaja yang terjadi antara umur 14-20 tahun akan berakhir sebelum pertumbuhan vertikal
bibir selesai. Bibir atas dan bawah lebih bertambah pertumbuhannya dibanding pertumbuhan wajah
bawah. Pada anak umur 6-8 tahun, bibir yang inkompeten berhubungan dengan bibir atas yang
pendek dan dapay terkoreksi sendiri hingga umur 16 tahun. Panjang normal subnasal ke inferior bibir
atas adalah 19-22 mm. Secara anatomi bibir atas yang pendek (18 mm atau kurang), biasanya disertai
dengan pertamabhan celah interlabial, insisivus terlihat pada posisi istirahat, tetapi tinggi wajah dalam
ukuran normal. Keadaan ini harus diketahui sebagai masalah jaringaningan lunak dan tidak boleh
dirawat dengan pemendekan maksila yang berlebihan.
Perubahan Erupsi Pasif Gingiva
Perubahn erupsi pasif gingiva merupakan sebuah penyimpangan dalam perkembangan normal erupsi
gigi, karena sebagian besar anatomi mahkota gigi yang ada ditutupi oleh gingiva. Hal ini
menunjukkan perkembangan yang tidak harmonis pada dentofasial karena;
- Jaringaningan gingiva yang letaknya lebih ke koronal gigi menghasilkan gambaran gigi yang tidak
menarik, sehingga terlihat bentuk gigi yang persegi dan bukan bentuk gigi yang ovoid atau clips yang
lebih menarik.
- Jaringaningan lunak yang meluas terlihat di bawah batas inferior bibir atas cenderung tidak
memperlihatkan garis senyum sedang/menengah yang potensial.
Sebagai parameter yang tepat untuk melihat erupsi pasif gingiva adalah dengan melihat lebar biologik
yang terdiri dari dasar sulkus, epitel penyatu dan jaringaningan konektif. Dimensi rata-rata dari lebar
biologik adalah 2,7-3mm dengan perbandingan +- 1 mm untuk epitel penyatu, 1 mm untuk
jaringaningan konektif dan 1 mm untuk dasar sulkus.
Apabila gigi telihat menjadi pendek dan lebar, hal ini berarti dimensi vertikal lebih pendek
dibandingkan dimensi horizontal, gummy smile mungkin berkaitan dengan erupsi pasif gingiva.
Ketika gigi erupsi secara normal, margin gingiva migrasi ke apikal pada level 1 mm dari koronal ke
Cemento Enamel Junction (CEJ). Pada penderita gummy smile hal ini tidak terjadi. Untuk
mendiagnosa hal ini sulkus di probing dan jika gingiva tebal, fibrotik dan tidak terinflamasi serta
kedalaman probing adalah 3-4 mm pada batas CEJ, maka untuk mengembalikannya ke posisi semula
dianjurkan dengan pemanjangan mahkota klinis.
Malposisi Gigi
Gummy smile dapat juga disebabkan oleh malposisi gigi, tetapi merupakn penyebab yang paling
sedikit dari antara ketiga etiologi sebelumnya. Malposisi yang paling sering terjadi adalah protrusi
gigi anterior maksila dihubungkan dengan bibir yang inkompeten, dimana ujung atau seluruh
permukaan insisivus maksila di sebelah labial terbuka sehingga gigi ini tidak atau kurang mendapat
tahanan di sebelah labial dan menyebabkan gigi tersebut lebih terdorong ke labial (protrusi). Keadaan
ini juga biasanya disertai dengan maloklusi kelas II yang mengakibatkan terlihatnya gingiva yang luas
karena posisi inferior dari mahkota insisivus maksila lebih ke labial.

Crown Lengthening merupakan prosedur pembedahan yang ditujukan untuk menghilangkan


jaringaningan periodontal untuk meningkatkan ketinggian dari mahkota klinis.
Menurut Richard E Walton dan Torabinejad dalam bukunya crown lengthening adalah prosedur bedah
yang dipakai untuk menambah panjang struktur gigi supragingival untuk tujuan restorasi maupun
estetik. Prosedur dasarnya adalah dengan menggeser tepi gingiva ke arah apeks dan/ atau mengurang
tulang servikal.
Indikasi crown lengthening
a. Kebutuhan restorative
- Untuk menambah ketinggian dari mahkota klinis yang hilang karena karies ataupun fraktur gigi
- Untuk memudahkan akses pada subgingival karies.
- Untuk memudahkan akses pada perforasi pada 1/3 mahkota akar gigi.
- Untuk merelokasi margin dari restorasi yang menimpa lebar biologis
Pemanjangan mahkota gigi biasayana dilakukan untuk merestorasi gigi dengan defek subgingiva
seperti karies,perforasi atau resorpsi. Tepi/margin restorasi yang menekan attachment aparatus dapat
mengakibatkan inflamasi, nyeri dan hilangnya perlekatan periodontium. Tepi restorasi tidak boleh
diletakkan dekat atau pada puncak tulang alveolus. Lebih baik, paling tidak terdapat 2mm permukaan
akar antara puncak tulang alveolus dengan restorasi sesuai dengan konsep “lebar biologis”.
Lebar biologis mempunyai dua komponen yang terletak lebih ke servikal dari tepi puncak tulang
alveolus, masing-masing lebarnya sekitar 1mm: (1) perlekatan jaringaningan ikat dan (2) perlekatan
epitel. Kedalam sulkus bervariasi.Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan
perawatan yakni luas dan letak fraktur,perforasi,karies,panjang akar, dukungan periodontium, kedaan
periodontium gigi tetanga,posisi gigi dan estetik.

b. Estetik
- Gigi yang pendek
- Kontur gingiva yang tidak rata
- Gummy smile

Senyum yang simetris dianggap estetis dan ideal dimana harus ada 1mm gingiva yang telihat saat
tersenyum. Proporsi panjang mahkota juga penting, panjang gigi sentral harus sama dengan gigi taring
dan gigi incisivus lateral sedikit lebih pendek dari keduanya. Kemiringannya pun harus diperhatikan.
Faktor kosmetik atau mahkota klinis yang pendek yang dapat diperpanjang untuk meningkatkan
retensi dan penampilan.
Kontraindikasi
Crown lengthening tidak dilakukan pada gigi dengan panjang mahkota klinis yang sudah panjang,
karena dapat mengganggu estetik, dengan hasilnya terdapat “black triangle”.
Pasien dengan oral hyangiene yang buruk termasuk dalam kontraindikasi perawatan ini. Perokok juga
tidak disarankan karena menurut laporan hasil dari perawatan periodontal pada perokok tidak
memberikan hasil yang baik.
Komplikasi
- Kemungkinan terjadinya gangguan estetik karena “black triangle”
- Sensitivitas pada akar
Sensitif terhadap makanan dan minuman panas ataupun dingin.
- Mobility pada gigi
Dengan adanya pengambilan jaringaningan tulang, ini sangat membuka kemungkinan untuk
terjadinya kegoyangan pada gigi.
- Excessive bleeding
Selama pembedahan, dapat terjadiny pendarahan hebat pada pasien,yang dapat berhenti beberapa jam
setalah prosedur. Biasanya, pendarahan akan berhenti 40-60 menit setelah pembedahan. Namun pada
beberapa pasien mungkin bisa lebih lama. Pemberian koagulan dapat dilakukan dengan kondisi pasien
demikian.
- Infeksi
Dengan tanda-tanda;
a. pembengkakan
b. kemerahan
c. adanya demam
d. nyeri hebat
e. akumulasi pus
f. warna jaringaningan gusi yang terang.

Perawatan Gummy Smile


Ada beberapa pilihan perawatan bagi mereka yang memiliki Gummy Smile:
- Pemanjangan mahkota gigi: prosedur yang menyesuaikan jaringaningan gusi yang berlebihan
dengan tulang yang menopangnya. Hal ini dapat dikombinasikan dengan mahkota gigi atau veneers
untuk memberikan gigi keindahan akhir yang dapat terlihat.
- Jika penyebab gummy smile ini disebabkan oleh gigi depan yang tumbuh terlalu jauh ke depan,
orthodontik (perataan gigi), mahkota gigi dan / atau pembedahan rahang mungkin diperlukan
- Beberapa kasus mungkin membutuhkan operasi bibir

Aspek yang paling penting dalam perawatan gummy smile adalah komunikasi yang jelas antara
dokter gigi dan pasien. Operasi gusi itu sendiri membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk
diselesaikan dan jahitan akan dilepas setelah satu minggu.
Jika mahkota gigi diperlukan, maka ada masa tunggu sekitar 1-3 bulan sebelum mahkota akhir
dipasang. Apabila kawat gigi, dan / atau pembedahan rahang diperlukan, jangka waktu pengobatan
akan memakan waktu lebih lama, tergantung pada kondisi gigi pasien.

Operasi gusi buakan merupakan solusi sementara - dengan perencanaan dan pelaksanaan secara
seksama, hasilnya akan bertahan selama bertahun-tahun. Pemeliharaan yang tepat disertai dengan
pemeriksaan lanjutan akan sangat penting untuk kesuksesan hasil pengobatan dalam jangka panjang.
Gingivektomi
Gingivektomi adalah serupa dengan gingivoplasty, tetapi tujuannya berbeda. Gingivectomy ditujukan
untuk menghilangkan pocket periodontal dan tekniknya termasuk membentuk kembali gingiva.
Indikasi dari gingivektomi adalah penyingkiran saku supraboni, tanpa melihat kedalamannya, bila
konsistensi dinding sakunya fibrous dan padat serta zona gingiva cekatnya adekuat, penyingkiran
pembesaran gingival dan penyingkiran abses periodontal dgn saku supraboni
Penyakit gingiva dan periodontal sering menghasilkan kelainan bentuk dari gingiva yang bertentangan
dengan normal food exurcion., kumpulan plak dan timbunan makanan dan memperpanjang serta
memperburuk proses penyakit. Perubahan bentuk meliputi (1) celah gingival dan lubang, (2) shelflike
interdental papillae yang disebabkan oleh ANUG dan (3) Pelebaran gingival.

RENCANA PERAWATAN
4.1 Kunjungan ke-1 (Mouth preparation dan Dental Health Education)
Untuk kunjungan pertama dilakukan Mouth preparation terlebih dahulu berupa scaling, setelah
dilakukan mouth preparation maka pasien diberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan gigi (Dental
Health Education) agar pasien dapat merawat kebersihan gigi dan mulut. Mouth preparation ini
dilakukan scaling

Gingivektomi : adalah eksisi dari gingival


Tujuan : Menyingkirkan dinding saku terinflamasi untuk menciptakan lingkungan yg menguntungkan
bagi penyembuhan gingiva dan restorasi kontur gingiva yang fisiologis
Indikasi
- Penyingkiran saku supraboni, tanpa melihat kedalamannya, bila konsistensi dinding sakunya fibrous
dan padat serta zona gingiva cekatnya adekuat
- Penyingkiran pembesaran gingival
- Penyingkiran abses periodontal dgn saku supraboni

Kontra Indikasi
- Terdapat cacat tulang yg memerlukan koreksi atau memerlukan pemeriksaan bentuk dan morfologi
tulang alveolar
- Dasar saku berada dekat, pada atau apikal batas mukosa gingival
- Pembesarn ggv yg terlalu besar seperti hiperplasia gingival diinduksi obat-obatan
- Pertimbangan estetis khususnya pd saku di sisi vestibular gigi anterior rahang atas

Tahapan Prosedur
1) Anastesi : Anastesi yg diberikan adalah anastesi local
2) Penandaan Dasar Saku
Dilakukan dgn alat penanda dasar saku (pocket marker) . Caranya :
- Alat dipegang dengan ujung penanda dasar saku sejajar dengan poros panjang gigi
- Ujung alat yang lurus diselipkan kedalam saku sampai menyentuh dasar saku
- Kedua ujung alat dijepitkan sehingga menimbulkan titik- titik perdarahan pada permukaan luar
gingiva setentang dengan dasar saku.
- Penandaan dilakukan sistematis pada sisi mesial, tengah, distal dari gigi yg akan dilakukan
gingivektomi

3) Mereseksi Gingiva
Reseksi gingiva dpt dilakukan dgn alat :
- Pisau gingivektomi
- Pisau bedah (skalpel)
- Gunting
- Alat bedah : Bila dilakukan dengan pisau gingivektomi atau pisau bedah caranya :
- Dilakukan insisi berupa insisi kontiniu (continuous incision) dan insisi diskontiniu (discontinuous
incision)
- Insisi kontiniu dimulai dari daerah paling distal yang akan digingivektomi tanpa terputus-putus
mengikuti tanda dasar saku ke arah mesial
- Insisi diskontiniu dimulai dari sudut distal gigi paling distal mengikuti tanda dasar saku menuju
sudut distal dari gigi di sebelah mesialnya.
- Insisi selanjutnya dimulai pada posisi dimana insisi yang pertama menyilang ruang interdental dan
diarahkan ke sudut distal gigi berikutnya
- Prosedur diulangi sampai insisi pada semua daerah yg dibedah diselesaikan
Pisau yg biasa digunakan adalah pisau gingivektomi (pisau Kirkland) untuk sisi vestibular – oral dan
pisau interdental (pisau Orban) dengan memenuhi syarat sebagai berikut :
- Insisi dimulai dari tanda dasar saku dan diarahkan ke koronal menuju ke satu titik khayal di antara
dasar saku dengan krista tulang alveolar
- Gunanya untuk menghindari tersingkapnya tulamg alveolar. Bila tulang. alveolar tersingkap harus
ditutup dengan pembalut periodontal
- Insisi dibuat dengan membentuk sudut (dibevel) 45º terhadap permukaan gigi
- Insisi harus mengembalikan bentuk festoon gingival
- Adanya festoon/ scalloped merupakan kontur normal gingiva, tetapi yg tetap dipentingkan adalah
penyingkiran sakunya
- Insisi harus menembus jaringan lunak sampai menyentuh permukaan saku
- Insisi yang tidak sempurna menyukarkan penyingkiran jaringan Lunak
4) Menyingkirkan gingiva bebas & gingiva interdental
Gingiva yang telah direseksi disingkirkan dengan kuret yang diselipkan sedalam mungkin ke daerah
yg diinsisi sampai berkontak ke permukaan gigi, lalu dengan sapuan ke arah koronal jaringan yang
telah direseksi disingkirkan
5) Penyingkiran jaringan granulasi & kalkulus
Setelah gingiva bebas dan gingiva interdental disingkirkan jaringan granulasi yang terinflamasi dan
kalkulus yg belum tersingkirkan pada terapi fase inisial akan tersingkap. Jaringan granulasi
disingkirkan lebih dulu engan pengkuretan sebelum penskeleran agar perdarahan dari jaringan
granulasi tidak menghalangi pandangan waktu penskeleran
6) Pembersihan lapangan kerja
Daerah yang digingivektomi dibilas dengan akuades atau larutan garam fisiologis, kemudian
dikeringkan dgn menekankan gulungan kain kasa yg dibentuk seperti huruf U ke daerah luka.
7) Pemasangan pembalut periodontal
Setelah bekuan darah terbentuk, luka bedah ditutup dgn pembalut periodontal, pembalut dibuka 1
minggu kemudian.
Gingivektomi dengan alat gunting prinsip kerjanya sama hanya tahap reseksi dan penyingkiran
gingiva bebas dan gingiva interdental dilakukan sekaligus pada waktu gingiva digunting dengan
mengikuti tanda dasar saku.
Bila dilakukan dengan alat bedah elektro reseksi dilakukan dengan elektroda bentuk batang/ jarum
(needle electrode) sedang untuk pengembalian bentuk festoon gingiva dilakukan dengan elektroda
bentuk oval (ovoid electrode).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan elektroda :
- Elektroda digerakkan dengan sapuan seperti mencukur
- Sapuan dilakukan berselang seling dengan interval waktu 5-10 detik untuk mencegah timbulnya
panas yang berlebihan
- Elektroda harus senantiasa bergerak, tidak dibiarkan berhenti waktu menyentuh ujung gingival
- Ujung elektroda jangan sampai menyentuh tulang
Kelebihan gingivektomi dengan alat elektroda dimungkinkannya konturing gingiva secara adekuat.
Kekurangannya
- Tidak dapat digunakan pada pasien dengan alat pacu jantung tanpa pelindung yang baik
- Menimbulkan bau yang menyengat
- Bila tidak hati-hati dalam penggunaannya bisa timbul kerusakan jaringan

Gingivektomi dapat dilakukan dengan alat laser :


- laser CO2 (karbon dioksida) dgn panjang gelombang 10.600 nm
- Laser Nd : YAG (neodymium: yttrium-alumunium-garnet) dgn

Anda mungkin juga menyukai