Anda di halaman 1dari 38

POSTUR JANGGAL

Isyah Indah Sari


Nindy Widiastuti
Muhammad Aqila
Rizki Suryaramadhanty

Pengertian
Postur tubuh dalam bekerja adalah posisi

relatif bagian tubuh tertentu pada saat


bekerja yang ditentukan oleh ukuran tubuh,
desain area kerja dan task requirements serta
ukuran peralatan atau benda lainnya yang
digunakan saat bekerja (Pulat, 1992). Salah
satu penyebab terjadinya MSDs adalah
postur janggal.

Faktor yang Mempengaruhi Postur


Tubuh dalam Bekerja

Faktor yang Mempengaruhi Postur


Tubuh dalam Bekerja
Faktor

Contoh

Karakteristik pengguna (faktor


personal)

Umur
Antropometri
Berat Badan
Kebugaran
Pergerakan Sendi
Masalah muskuloskeletal
Cidera
Penglihatan
Kegemukan
Handedness

Faktor yang Mempengaruhi Postur


Tubuh dalam Bekerja
Faktor

Contoh

Kebutuhan pekerjaan/kegiatan
(task requirement)

Kebutuhan visual
Kebutuhan manual
Masa waktu
Periode istirahat
Pekerjaan yang mobile/tidak
Kecepatan dalam bekerja

Faktor yang Mempengaruhi Postur


Tubuh dalam Bekerja
Faktor

Contoh

Desain Tempat kerja


(workspace)

Dimensi tempat duduk


Dimensi permukaan tempat kerja
Desain tempat duduk
Dimensi ruang kerja
Keleluasaan pribadi
Kualitas dan kuantitas iluminasi

JENIS-JENIS POSTUR
TUBUH DALAM BEKERJA

Macam-Macam Postur Janggal


Napitupulu, Natassia (2009)

Priyadi , Didik(2011)

Macam-Macam Teknik Penilaian Postur Kerja


OWAS
QEC
NBM
REBA
RULA

Perbedaan dan Persamaan Antarmetode


Metode

Perbedaan

Persamaan

RULA

-Hanya untuk tubuh


bagian atas
-Tiga pengukuran (skor
A, skor B, skor C)

- Dapat digunakan untuk


menilai sikap/postur
kerja
- Dapat digunakan untuk
melihat adanya
gangguan
muskuloskeletal
-Membutuhkan observer
-Ada pengukuran sudut
-Ada level risiko dan
action level

REBA

-Penilaian terhadap
seluruh tubuh dibagi
menjadi grup A dan grup
B
-Ada faktor coupling,
beban eksternal yang
ditopang oleh tubuh
serta aktivitas yang
dilakukan oleh pekerja,

- Dapat digunakan untuk


menilai sikap/postur
kerja
- Dapat digunakan untuk
melihat adanya
gangguan
muskuloskeletal
-Membutuhkan observer
-Ada level risiko dan

Metode

Perbedaan

Persamaan

QEC

-Tidak pada seluruh


tubuh (hanya tubuh
bagian atas),
- tidak hanya observer
namun melibatkan
pekerja langsung,
- tidak ada pengukuran
sudut-sudut

-Dapat digunakan untuk


menilai sikap/postur
kerja
- Dapat digunakan untuk
melihat adanya
gangguan
muskuloskeletal
-Membutuhkan observer
-Ada level risiko dan
action level

NBM

-Subjektif (jawaban
responden sangat
berpengaruh)
-kuesioner berupa
gambar bagian tubuh,
-tidak ada
pengkategorian action
level,
-Penilaian pada seluruh
bagian tubuh

Dapat digunakan untuk


menilai sikap/postur
kerja
- Dapat digunakan untuk
melihat adanya
gangguan
muskuloskeletal
-Membutuhkan observer

Metode

Perbedaan

Persamaan

OWAS

-Jawaban kuesiner
berupa kode-kode,
-Terbagi menjadi 4
bagian tubuh

Dapat digunakan untuk


menilai sikap/postur
kerja
- Dapat digunakan untuk
melihat adanya
gangguan
muskuloskeletal
-Membutuhkan observer
-ada action level

Postur Tubuh dalam


Bekerja

Dampak
Menurut Tarwaka (2010) dalam Riadi

(2014), Secara garis besar keluhan dari


dampak postur janggal dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu

keluhan otot yang terjadi pada saat otot


menerima beban statis, namun demikian
keluhan tersebut akan segera hilang
apabila pembebanan dihentikan.
2. Keluhan menetap (persistent), yaitu
keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah
dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut.

Dampak
Postur tubuh yang tidak seimbang dan

berlangsung dalam jangka waktu lama dapat


mengakibatkan stress pada bagian tubuh
tertentu, yang biasa disebut dengan Postural
Stress.
Gejala :
Kelelahan
Nyeri
Gelisah
Tidak tenang

Postur-postur janggal dan alokasi


kemungkinan terjadinya sakit
Postur Janggal

Alokasi kemungkinan terjadinya


sakit atau gejala lainnya

Berdiri

Pada kaku, region lumbal

Duduk tanpa dukungan lumbar

Pada region lumbal

Duduk tanpa dukungan punggung

Pada otot-otot punggung

Duduk tanpa tumpuan kaki yang baik


dengan ketinggian yang sesuai

Pada lutut, kaki, dan region lumbal

Duduk dengan mengistirahatkan bahu Pada bahu dan otot-otot leher


pada permukaan alat kerja yang
terlalu tinggi
Tangan meraih sesuatu yang sulit
terjangkau (jauh/tinggi)

Pada bahu dan lengan bagian atas

Kepala Mendongak

Pada region leher

Posisi membungkuk, punggung yang


mengarah ke depan

Pada region lumbar dan otot-otot


punggung

Semua posisi tegang

Pada semua otot

Posisi ekstrim yang terus menerus


pada setiap sendi

Pada semua sendi

Contoh kasus

RULA
(Rapid Upper Limb Assessment )

-Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) :


>900 skor = 3
-Postur tubuh lengan bawah (lower arm) : 1000
skor = 2
-Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist) :
00-150 skor = 2
-Putaran pergelangan tangan (wrist twist) :
Berada di garis tengah skor= 1

-Postur tubuh bagian leher (neck): <200 skor =2+1=3


-Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk): >200 skor = 2
-Postur tubuh bagian kaki (legs):
Berada pada posisi normal/ seimbang skor 1

Hasil grup B

Hasil grup A
Skor postur tubuh grup A = 3
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan memegang lebih
dari 10 menit= 1
Skor Beban
Beban < 10 kg dengan skor = 3
Total skor grup A : 3+1+3 = 7

Skor postur tubuh grup B = 3


Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan memegang lebih dari 10
menit= 1
Skor Beban
Beban < 10 kg dengan skor = 3

SKOR C= 7

Total skor grup B : 3+1+3 = 7


SKOR D= 7

3. Grand Score dan Action List

Skor C = 7
Skor 7 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka
pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga).

REBA
(Rapid Entire Body Assesment)

Group A
leher (neck) <200 dan
miring skor = 1+1 =2
punggung (batang tubuh)=
membentuk <200 skor =2
kaki (leg) kaki tertopang
merata skor = 1

Group B
lengan bagian atas (upper arm) <900 dan
miring skor = 4+1 =5
lengan bagian bawah (lower arm) <1000 dan
miring skor = 2
pergelangan tangan (hand wrist) <150 dan
miring skor = 2

Hasil grup B

Hasil grup A
Skor postur tubuh grup A = 3
Skor Beban
Beban < 10 kg dengan skor = 2
Total skor grup A : 3+2=5
SKOR C= 5

Skor postur tubuh grup B = 8


Pegangan tangan + bisa walaupun tidak
memungkinkan =2
Total skor grup B : 8+2=10
SKOR D= 10

3. Grand Score dan Action List

Skor C = 9 + 1 (aktivitas skor, menahan lebih dari 1 menit)


SKOR C= 10
Skor 10 risiko tinggi, perlu dilakukan investigasi dan perubahan cara kerja

NBM (Nordic Body Map)

QEC
(Quick Exposure
Checklist)

Anggota tubuh yang


diamati

skor

Punggung (statis)

44

Bahu/ lengan

46

Pergelangan tangan

20

Leher

12

Mengendarai

Getaran (vibrasi)

Tempo pekerjaan

Stress

Total Exposure score

137

OWAS
(Ovako Working Analysis System)

Tabel Penilaian Analisis Postur


Kerja OWAS
Sikap punggung: (membungkuk)
skor = 2

Sikap lengan: (satu lengan berada pada atau diatas bahu)


skor = 2
Sikap kaki: (Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus) skor
=2
Berat beban: (berat beban lebih dari 20 kg) skor = 3

Tabel Kategori Penilaian OWAS

Hasil dari analisa postur kerja OWAS


KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya
pada sistem musculoskeletal (postur kerja
mengakibatkan pengaruh ketegangan yang
sangat signifikan). Perlu perbaikan segera.

Metode

Hasil

RULA (Rapid Skor 7 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya


Upper Limb
maka pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan
Assessment ) segera (saat itu jugaa).
REBA ((Rapid
Entire Body
Skor 10 risiko tinggi, perlu dilakukan investigasi dan
Assesment)
perubahan cara kerja
)
NBM ((Nordic
Body Map))

Risiko tinggi, perlu dilakukan investigasi dan


perubahan cara kerja

QEC (Quick
Exposure
Checklist)

> 70% dilakukan peneitian dan perubahan secepatnya

OWAS
((Ovako
Working
Analysis
System)

KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya


pada sistem musculoskeletal (postur kerja
mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat
signifikan). Perlu perbaikan segera.

Referensi
Anggraini, Wresni & Anda Mulya Pratama. Analisis Postur Kerja dengan

Menggunakan Metode Ovako Working Analysis System (Owas) Pada Stasiun


Pengepakan Bandela Karet (Studi Kasus Di Pt. Riau Crumb Rubber Factory
Pekanbaru). Jurnal Sains. Vol. 1, No. 2, 2012.
Astuti, Rahmaniyah Dwi & Bambang Suhardi. Analisis Postur Kerja Manual

Material Handling Menggunakan Metode Owas (Ovako Work Postur Analysis


System). GEMA TEKNIK - NOMOR 1 /TAHUN X JANUARI 2007.
Adha, Ezi Rezia. Yuniar. Desrianty, Arie. 2014. Usulan Perbaikan Stasiun

Kerja pada PT. Sinar Advertama Servicindo (SAS) Berdasarkan Hasil Evaluasi
Menggunakan Metode Quick Exposure Check (QEC) . Itenas : Bandung.
Diakses dari
http://jurnalonline.itenas.ac.id/index.php/rekaintegra/article/view/578/750
pada 19 September 2015
Defriyan. Fauzia Andini. Napitupulu, Natassia. 2011. Gambaran Penerapan

Ergonomi dalam Penggunaan Komputer pada Pekerja PT X.


Depok:Universitas Indonesia
Diakses

pada
tanggal
22
September
2015
melalui
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126045-S-5660-Gambaran%20tingkat-Liter
atur.pdf

Ilman, Ahmad. Yuniar. Helianty, Yanty. 2013. Rancangan Perbaikan Sistem

Kerja dengan Metode Quick Exposure Check (QEC) di Bengkel Sepatu X di


Cibaduyut. Itenas: Bandung. Diakses dari
http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaintegra/article/view/196/483 pada
19 September 2015
Laboratorium Perancang Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri UB.

2013. Modul Antropometri. Diakses pada tanggal 22 Sept 2015. dari


http://lpke.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/6.Modul-Praktikan.pdf.
Modul 10 REBA. Diakses pada tanggal 22 September 2015 melalui

http://apk.lab.uii.ac.id/CATEN%202013/modul/Modul%20REBA.pdf
Munir, Syahrul 2012. Analisis Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bagian

Final Packing dan Part Supply di PT X. Depok :Universitas Indonesia


Muchlisin Riadi, 2014. Postur Kerja, Ergonomi, Musculoskeletal dan

Kelelahan Pekerja diakses dari


http://www.kajianpustaka.com/2014/06/postur-kerja-ergonomi-musculoskelet
al.html
pada 7 Desember 2015
Nursatya, M. (2008). Risiko MSDs Pada Pekerja Catering di PT. Pusaka

Nusantara Jakarta Tahun 2008. Departemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Depok, Universitas Indonesia. S1.
Pangaribuan, Dina Meliana. 2009. Analisa Postur Kerja dengan Metode

RULA pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan.


Medan:USU.

Rizky Wahyuniardi. 2008. ANALISIS SIKAP KERJA DAN KELUHAN

OPERATOR MENGGUNAKAN METODE Rapid Upper Limb Assessment


(RULA) DAN Cumulative Trauma Disorders (CTDs)(Studi kasus di
P.T. Sinar Terang Logam Jaya Bandung). Universitas Pasundan
Bandung
Selvianti, Rizka. 2009. Gambaran Tingkat Resiko Musculoskeletal Disorders

(MSDs) dengan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) pada


Pekerjaan Mengangkat Pasien oleh Perawat UGD di Rumah Sakit Atma Jaya
Tahun 2009 (Skripsi). Diakses pada tanggal 22 Sept 2015. dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126045-S-5660-Gambaran%20tingkat-Abst
rak.pdf
Sutrio. Analisis Pengukuran RULA dan REBA Petugas pada Pengangkatan
Barang di Gudang dengan Menggunakan Software Ergolntelligence (Studi
kasus: Petugas Pembawa Barang di Toko Dewi Bandung). Diakses pada
tanggal
22
September
2015
melalui
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2081
/KIN.HC.066.pdf?sequence=1
Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press
Wakhid, Muhammad ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS

PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE


RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA). Diakses pada tanggal 22
September 2015 melalui http://eprints.dinus.ac.id/8089/1/jurnal_13815.pdf
Zar, Abu. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Anda mungkin juga menyukai