Anda di halaman 1dari 6

1.

Analisis kondisi ekonomi dunia terkait industri yang sejenis dengan Unilever apakah
industrinya masih prospek atau sedang lesu di tahun 2021
Jawaban:
Kita ketahui bersama bahwa PT Unilever Indonesia Tbk Merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang consumer good yang menghasilkan barang barang pokok yang di
butuhkan oleh masyarakat luas seperti Sabun,Makanan minuman ringan dan produk
kencantikan. Pada kondisi ekonomi saat tahun 2021 diprediksi mengalami peningkatan
yang signifikan dari tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan Negara-negara sudah
melakukan vaksinisasi warganya. Dan juga perekonomian dunia mulai berangsur-angsur
normal, Pemulihan ekonomi sudah berada pada jalur positif, meski belum sesuai harapan
yang diinginkan seluruh pemangku kepentingan.

2. Analisis kondisi ekonomi Indonesia terkait industri yang berhubungan dengan Unilever
di tahun 2021. Jika ada faktor pendukung maupun penghalang, ungkapkan dalam analisis
Emiten barang konsumsi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan
bersih senilai Rp 10,28 triliun pada kuartal I 2021. Nilainya merosot 7,8% dibanding
raihan periode yang sama tahun lalu Rp 11,15 triliun. Berdasarkan laporan keuangan
Unilever yang diunggah melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),
mayoritas penjualan disumbang oleh segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan
tubuh senilai Rp 6,85 triliun pada kuartal I 2021. Namun, angkanya menyusut 12,66%
dari pendapatan kuartal I 2020 sebesar Rp 7,84 triliun.

3. Analisis kondisi fundamental perusahaan Unilever dengan menggunakan berbagai jenis


rasio keuangan terkait. buat perbandingan rasio atas laporan keuangan unilever
2020,2019,2018
Jawaban :
a. Gross Profit Margin (GPM) = Laba kotor (Gross Profit) – pendapatan
Penjualan (Sales Revenue)
Tahun 2018 = 50.5%
Tahun 2019 = 51.3%
Tahun 2020 = 52.3%
Analisis Groos Profit Margin merupakan rasio yang menunjukan semakin besar
tingkat kembalian keuntungan kotor yang di terima terhadap penjualan
bersih.Semakin efesiensi biaya yang di keluarkan perusahaan untuk menunjang
kegiatan penjualan sehingga pendapatan yang di peroleh semakin meningkat, Dari
penjelasan tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa GPM dari PT
Unilever Indonesia Tbk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan nilai
rata rata sebesar 1 %
b. ROA = Laba bersih setelah Pajak / Total Aset (atau rata-rata Total Aset)
Tahun 2018= 46.3%
Tahun 2019= 36.1%
Tahun 2020= 34.8%
Anlisis rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total yang dimilikinya.
Biasanya jumlah Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang
semakin baik. Dalam kasus purasahan unilever nilai roa dari tahun ke tahun
mengalami penurunan ini menunjukan indikator bahwa kinerja perusahaan
semakin turun,
c. Return On Equity (ROE) = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang
Saham.
Tahun 2018 = 144.6%
Tahun 2019= 116.7%
Tahun 2020 =140.2%
Analisi ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap
investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik
manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur 7 dalam
satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham,
sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya
ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan
tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu
menyebabkan harga pasar saham cendrung naik.
d. DER = Total Liabilitas / Total Ekuitas
Tahun 2018 = 175.3%
Tahun 2019 = 290.9%
Tahun 2020 = 315.9%
Analisi nya Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio perbandingan
antara total hutang dengan total modal sendiri. Semakin tinggi rasio DER
menunjukkan semakin tinggi modal perusahaan yang dibiayai dari dana eksternal.
Kesimpulan nya perusahaan unilever semakin tahun semakin meningkat modal
usaha yang di biayayi oleh pihak ekternal ini menunjukan perusahaan bergantung
dengan dana eksternal dalam melakukan kegiatan usaha, hal ini membuat
kepercayaan investor dalam 3 tahun ini semakin berkurang yang menyebeb kan
harga saham semakin turun.
e. Price to Book Value (PBV) = Harga Saham / Book Value
Tahun 2018 = 45.71%
Tahun 2019 = 60.67%
Tahun 2020= 52 16%
Analisis to Book Value yang digunakan untuk mengukur kinerja harga saham
terhadap nilai bukunya. Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik,
umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar
saham lebih besar dari nilai bukunya. Dengan nilai PBV di atas menunjukan
perusahaan sangat baik untuk di investasikan di karenakan nilai saham nya
semakin meningkat dari tahun ke tahun.
f. Price Earning ratio (PER) = Harga Pasar saham/ laba perlembar saham
Tahun 2018 = 38 %
Tahun 2019= 43.18%
Tahun 2020= 35.90%
Analisis nya PER juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar
memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Di lihat dari nilai Per pada
perusan Unilever Indonesia Tbk. Nilai nya mengalami penurunan hal ini
mrupakan salah satu indikator penurunan harga saham unilever.

4. Analisis secara teknikal pergerakan harga saham unilever


a. Tanggal analisis candlestick, indicator, support dan resistance dan screen shoot
grafik tanggal 9 Juni 2021.
b. Buat prediksi H+1 berkait pola candlestick dengan pedoman tanggal tersebut
apakah besok (Tanggal 10 Juni 2021) akan hijau atau merah atau doji. Jelaskan
Analisa nya
c. Analisis dengan menggunakan indicator Moving
average/RSI/Stockhastic/MACD/Elliot Wave/Bandarmologi (Pilih 1 atau
beberapa) untuk keputusan Jual/Beli/Tahan saham tersebut. Jelaskan Analisa nya
d. Buat support dan resistance dengan menggunakan fibonacchi retracement.
Jelaskan kenapa menarik garis dari titik tersebut
e. Screen shoot grafiknya (Candlestick, Indikator, Support dan resistance)
Jawaban
a.

Analisis Candel stik pada tanggal 9 Juni menunjukan jenis candel Hampir membentum
Bearish marubozu yang kemungkinan besar besok akan melanjutkan penurunan,
Kemudian Indikator yang saya pakek yakni MACD menunjukan sinyal Dead Croos yang
artinya kemungkinan besar besok saham uniliver masih bergerag down tren. Analisis
saya di perjelas dengan menggunakan indicator Icimoku Cloud yang gampang nya saja
menganalisis saham down tren terlihat dari awan yang berada di atas candel stik.
Kemudian resisten terdekat dari candel stik di atas yakni di angka RP 6000 per lembar
saham dan support dari saham unilever di angka 5275 Per lembar saham. Dari analisis ini
saham unilever kemungkinan besar akan bergerak ke support selanjutnya yakni 4600.
b. Analisis saya unuk tanggal 10 kemungkinan besar saham akan teteap turun di
karenakan Macd sudah membentuk Dead crosh dan dari pola candelstikdalam time frame
daily maupun 30 menit belum ada tanda tanda pembalikan arah.

Pilih salah satu


a. Analisis menggunakan MACD Masih menunjukan penurunan yang sangat
besar di lihat dari muncul nya Dead Cros, Kemudian volume perdagangan
pada hari ini terlihat sagat besar namun berwarna merah hal ini di artikan
bahwa banyak investor menjual saham ke publik. Karena saya merupakan
tipe trader harian dan tidak menhold saham lebih dari 1 bulan maka saya
akan memutuskan tuk menghindari pembelian saham yang masih bergerak
turun. Karena saya berperinsip seperti pedagang kecil yang mendapat kan
untung sedikit namun sering.

a. Analisis menggunakan stockhistik menunjukan bahwa garis


oversold menunjukkan nilai jual saham yang hampir mencapai titik terendah
sehingga situasi ini memunculkan potensi kenaikan harga. Namun kita tetap
berfokus pada pola candelstik yang masih mengalami penurunan. Saya
menggunakan time frame 30 menit untuk menganalisis apakah saham tersebut
mengalami perubahan pola berish maupun bullish dalam hal pembelian saham
jangka pendek. Ini juga terliihat dari time frame 30 menit yang menunjukan
pola candelstik Hanging Man pada penutupan. Yang artinya kemungkinan
besar besok pada tanggal 10 masih mengalami penurunan.

Alasan saya menarik gari dari resis di harga 6000 di karenakan pada pin
tersebut merupakan resis yang muncul dan terdekat pada harga saat ini, dan
support berada di harga 5000 di karena kan muncul support yang kuat di nilai
tersebut sebelum perubahan pola dari berish ke bullish.
E.

Keterangan :
Garis Merah Suport
Garis Biru resisten
Mengguna kan time frame 1 bulan

5. Berdasarkan poin 1 sampai 4 diatas, jawab pertanyaan kenapa kondisi fundamental


unilever yang baik tidak diikuti oleh naiknya harga sahamnya
Jawaban :
Market cap dari perusahaan unilever Indonesia sudah di puncaknya sehingga market
hanya bergerak stuknan dan cenderung turun, Kemudian perusahaan lamban melakukan
gebrakan melalui inovasi inovasi produk sehinggak sedikit banyak nya berpengaruh
terhadap para investor yang kurang minat membeli saham yang pertumbuhan perusahaan
nya sudah sampai di puncak. Pandangan dari segi CSR, produk yang di hasilkan
menyebab kan pertumbuhan limbah dan sampah yang menyebab kan kerusakaan
lingkungan, hal ini juga ber pengaruh terhadap investor dalam membeli saham tersebut.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio perbandingan antara total hutang
dengan total modal sendiri. Semakin tinggi rasio DER menunjukkan semakin tinggi
modal perusahaan yang dibiayai dari dana eksternal. Kesimpulan nya perusahaan
unilever semakin tahun semakin meningkat modal usaha yang di biayayi oleh pihak
ekternal ini menunjukan perusahaan bergantung dengan dana eksternal dalam melakukan
kegiatan usaha, hal ini membuat kepercayaan investor dalam 3 tahun ini semakin
berkurang yang menyebeb kan harga saham semakin turun
6. Buat rekomendasi apakah saham unilever masih layak untuk investasi atau trading di
tahun 2021. Jelaskan alasannya
Menurut pendapat kami saham unilever tidak cocok untuk di trendingkan dalam jangka
pendek di karenakan di lihat dari sisi teknikal analisis masih mengalami down tren yang
sangat panjang, prediksi saya saham unilever akan kembali naik pada saat mendekati
akhir tahun di karenakan biasanya pada bulan bulan tersebut ihsg begerak uptrend
kemungkinan besar saham saham juga akan mengikuti tren tersebut. Biasanya di akhir
tahun banyak berita yang muncul mengenai prospek perusahaan pada tahun ke depan
nya, hal ini membuat para investor berbondong bonding membeli saham dan
mengakibatkan nilai saham tersebut akan naik.
Untuk investasi sangat cocok di karenakan perusahan bergerak di bidang consumer good
otomatis perusahaan lebih stabil meskipun capitalisai market sudah stuk dan tidak bias
tumbuh lagi. Deviden yang di bagikan dari perusahaan ini sangat besar sehingga lebih
cocok ketipe investr jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai