1,2,3
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bengkalis
Abstrak
Politeknik Negeri Bengkalis sebagai institusi pendidikan vokasi yang terus berkembang dan mengalami
peningkatan kuantitas dan kualitas. Peningkatan jumlah mahasiswa dan perkembangan sarana dan prasarana
akan mengakibatkan konsumsi energi listrik yang meningkat. Masalah kelistrikan timbul karena peningkatan
konsumsi energi listrik akan mengakibatkan biaya tagihan listrik meningkat. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah menghitung intensitas konsumsi energi listrik pada gedung-gedung perkuliahan dan praktek
di kampus Politeknik Negeri Bengkalis guna mengetahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi listrik pada
kampus Politeknik Negeri Bengkalis; mengetahui profil penggunaan energi listrik di kampus Politeknik Negeri
Bengkalis; mencegah pemborosan tanpa mengurangi kenyamanan pemakaian energi dan memenuhi standar yang
telah ditetapkan; meningkatkan efisiensi penggunaan listrik pada gedung kampus Politeknik Negeri Bengkalis
tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan kegiatan belajar mengajar dan adminitrasi perkuliahan; dan
memberikan masukan kepada Politeknik Negeri Bengkalis tentang peluang penghematan energi yang dapat
dilakukan Politeknik Negeri Bengkalis. Jangkauan audit energi dimulai dari survei data sederhana hingga
pengujian data yang sudah ada secara rinci, digabungkan dengan uji coba fasilitas (gedung) secara khusus, yang
dirancang untuk menghasilkan data baru. Lamanya pelaksanaan suatu audit energi bergantung pada besar dan
jenis fasilitas gedung-gedung dan tujuan dari audit itu sendiri.
Abstract
State Polytechnic of Bengkalis as a vocational education institution that continues to grow and experience an
increase in quantity and quality. Increasing the number of students and the development of facilities and
infrastructure will result in increased electrical energy consumption. Electrical problems arise because of
increased consumption of electrical energy will result in increased electricity billing costs. The objectives to be
achieved in this study is to calculate the intensity of electrical energy consumption in lecture buildings and the
practice at the campus of Bengkalis State Polytechnic to know the extent of the efficiency of the use of electrical
energy on the campus of Bengkalis State Polytechnic; know the profile of the use of electric energy in the
campus of Bengkalis State Polytechnic; prevent waste without reducing the comfort of energy consumption and
meeting established standards; improve the efficiency of electricity usage on the campus building Bengkalis
State Polytechnic without reducing the productivity and comfort of teaching and learning activities and lecture
administration; and provide input to State Polytechnic Bengkalis about energy saving opportunities that can be
done State Polytechnic Bengkalis. The range of energy audits starts from simple data surveys to detailed testing
of existing data, combined with special facility (building) trials, designed to generate new data. The duration of
the implementation of an energy audit depends on the size and type of building facilities and the purpose of the
audit itself.
seperti pemadaman, sekring meledak, stabilitas adalah dengan menyelaraskan strategi perusahaan
daya, dan lain lain. Dalam Kebijakan Energi dengan penerapan manajemen energi [2], dengan
Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden demikian seluruh karyawan akan dapat berkomitmen
No.5 Tahun 2006, salah satu kebijakan utamanya terhadap penghematan energi di perusahaan.
adalah konservasi energi. Adapun salah satu Institusi pendidikan terutama pendidikan vokasi
tergetnya adalah menurunkan elastisitas energi merupakan salah satu institusi atau lembaga yang
sebesar kurang dari satu pada tahun 2025. Elastisitas memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap
energi adalah perbandingan antara pertumbuhan kebutuhan energi untuk operasional kegiatan belajar
energi terhadap pertumbuhan ekonomi. Elastisitas mengajar.
energi adalah salah satu indicator konservasi energi, Oleh karena itu, apabila usaha penghematan
semakin kecil nilai elastisitas energi berarti semakin energi dapat berhasil dilakukan maka hal itu akan
efisien. Salah satu langkah nyata yang dapat memberikan dampak yang signifikan pada biaya
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yang yang harus dikeluarkan untuk pembelian energi [3].
sesuai dengan kebijakan energi nasional adalah Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi,
melaksanakan langkah-langkah konsevasi energi selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan analisis
antara alain melalui audit energi dan implementasi peluang hemat energi [4], yaitu dengan cara
hasil-hasilnya. membandingkan potensi perolehan hemat energi
Audit energi sebagai bagian manajemen energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan
merupakan langkah awal yang tepat untuk rencana penghematan energi yang
dilaksanakan dalam proses evaluasi dan efisiensi direkomendasikan. Penghematan energi pada
energi. Audit energi merupakan aktifitas bangunan gedung harus tetap memperhatikan
pemeriksaan berkala untuk mengetahui ada tidaknya kenyamanan penghuni [5].
penyimpangan dalam suatu kegiatan penggunaan
energy listrik di lingkungan kampus Politeknik
Negeri Bengkalis. Penelitian ini perlu dilakukan Audit Energi
dalam upaya mendorong civitas akademika Audit energi adalah teknik dan analisa yang
Politeknik Negeri Bengkalis melakukan efisiensi digunakan dalam menghitung besarnya konsumsi
dalam pemanfaatan energi listrik. Dari hasil survei energi pada gedung bangunan dan pabrik. Hasil
audit akan menunjukan adanya kemungkinan
dan penelitian yang telah dilakukan oleh para
pemborosan dan kekurang-efisiensian penggunaan
peneliti bahwa sektor industri mempunyai potensi energi, dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan
penghematan sekitar 10-30%. Beberapa perusahan untuk efisiensi energi. Dari kutipan, Departemen
dan lembaga (institusi) telah melakukan upaya Energi dan Sumber Daya Mineral dalam program
peningkatan efisiensi energi terutama berkaitan kemitraan konversi energi (2005) menyatakan audit
dengan penggantian peralatan dan pengoperasian energi merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi
titik-titik pemborosan energi yang terjadi pada suatu
peralatan. Namun demikian dalam penerapannya
sistem pemanfaatan energi, merencanakan,
masih banyak dijumpai hambatan karena belum menganalisa dan merekomendasikan langkah
dilakukannya audit energi dan penerapan efisiensi langkah dalam meningkatkan efisiensi energi.
energi dilakukan berdasarkan perkiraan saja. Menurut Rahmadoni (2011) audit energi bertujuan
Balai Besar Teknologi Energi - Badan mengetahui potret penggunaan energi dan mencari
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi.
mempublikasikan buku dengan judul perencanaan Audit Energi merupakan langkah awal dalam
melaksanakan pencatatan data-data pemakaian
efisiensi dan elastisitas energi tahun 2012. Dimana
energi, mengidentifikasi sumber-sumber
dalam buku tersebut memuat hal diantaranya pemborosan energi dan analisis kemungkinan
mengenai peluang peningkatan efisiensi energi, penghematan energi, serta pembuatan perhitungan
penerapan efisiensi energi, audit energi dan atas langkah-langkah yang diperlukan.
penerapan audit energi. Buku tersebut ditambah Menurut beggs dan clive tahun 2009 [6] audit energi
dengan artikel artikel dari jurnal ilmiah dan seminar secara sederhana dikelompokan menjadi 3 (tiga)
bidang audit energi, peneliti jadikan sebagai tinjauan level, yaitu :
Preliminary audit, relatif cepat dan
pustaka dalam melaksanakan penelitian.
dirancang untuk menentukan proyek. audit
Program manajemen energi adalah program ini berkaitan dengan pengumpulan data dari
terencana yang bertujuan untuk mengurangi rekening bulanan, maka dapat disebut juga
anggaran biaya pengeluaran energi pada suatu dengan audit energi secara finansial.
perusahaan [1]. Awal mula manajemen energi
205
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 5 Tahun 2020
206
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 5 Tahun 2020
208
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 5 Tahun 2020
Tabel 2. Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban pengukuran beban 3 phasa pada bulan agustus
2019, menunjukkan angka beban yang tidak
No Nama Lantai Ruangan Suhu RH seimbang pada setiap pasa R,S,T.
Gedung (o C ) (%)
2. Intensitas pencahayaan (Lux) kurang terang
1 Gedung 1 Lab Uji 29 59 (dibawah standar SNI). Kondisi lampu
D Bahan
penerangan rata-rata dibawah standar SNI
2 Gedung 1 Lab Tanah 28 57
D
pencahayaan buatan dan kondisi ini akan
3 Gedung 1 Lab Jalan 29 69 mempengaruhi kenyamanan kerja karyawan.
D Raya Kuat pencahayaan rata-rata tiap ruangan di
4 Gedung 1 Lab Ilmu 29 63 bawah 50 Lux, 300 Lux dan 500 Lux. Kondisi
D Ukur AC secara umum dibawah performance nya
Tanah yang berpotensi pemborosan energi listrik.
5 Gedung 1 Lab 30 59 Penurunan performance ini diakibatkan karena
D Komputer kurangnya perawatan dan usia AC sebagian
sudah melebihi batas usia ekonomis maupun
Tabel 3. Data Pengukuran beban 3 phasa teknis (˃10 tahun). Suhu ruang kerja rata-rata
diatas 26 C, kondisi ini akan mempengaruhi
Hari dan Phasa kenyamanan kerja karyawan.
No
Tanggal R S T N
Senin 3. Gedung D memiliki instalasi lama dan baru.
1 22 Agustus 11.87 10.09 5.7 10.42 Dalam implementasinya instalasi yang baru
2019 belum digunakan.
Senin
2 23 Agustus 10.52 12.43 5.54 09.02 DAFTAR PUSTAKA
2019
Senin
3 24 Agustus 09.67 09.12 5.12 08.47 [1] W. Sujatmiko, “Penyempurnaan Standar Audit
2019 Energi Pada Bangunan Gedung”. Bandung:
Senin Prosiding PPIS (2008).
4 25 Agustus 12.96 11.31 08.12 09.26 [2] Hary Apriyanto, “Audit Energi dan Analisis
2019 Pemilihan Alternatif Manajemen Energi Hotel
Senin dengan Pendekatan metode MCDMP romethee
5 26 Agustus 10.58 09.61 5.7 6.81 (Studi Kasus: Surabaya Plaza Hotel)”,
2019 Surabaya: Jurusan Teknik Industri ITS, Institut
Rata-Rata Total 11.42 10.51 6.04 08.79 Teknologi Sepuluh Nopember (2011).
[3] R. Salpanio, “Audit Energi Listrik pada
Dari audit beban gedung D awal dapat disimpulkan Gedung Kampus Universitas Diponegoro
bahwa tingkat efisiensi konsumsi energi listrik di gedung
Peleburan Semarang”. Semarang: Jurusan
D Politeknik Negeri Bengkalis masih di bawah standar
240 Kwh/m2/tahun. Dari audit energi awal dapat Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
disimpulkan bahwa tingkat efisiensi konsumsi energi (2010).
listrik di gedung B Politeknik Negeri Bengkalis masih di [4] M. Santamoursts, E. Dascalaki, C. Balaras, A.
bawah standar 240 Kwh/m2/tahun. Dengan demikian bisa Argiriou, A. Gaglia,“Energy Performance and
dikatakan nilai IKE masih efisien. Hal tersebut Energy Conservation in Health Care Buildings
disebabkan karena tingkat kuat penerangan in Hellas”. Energy Conservations Management
disebagian besar ruangannya masih dibawah standar vol. 35 (1993) 293-305.
yang ditetapkan dalam SNI 03-6197-2000. [5] R. Setyodewanti, “Audit Energi untuk
Selanjutnya kondisi suhu dan kelembaban udara Pencapaian Efisiensi Penghematan Listrik di
disetiap ruangannya pada saat terjadi beban Gedung DPRD Tingkat II Kota Surabaya”.
pendinginan maksimum tidak sesuai dengan standar Surabaya: Jurusan Teknik Industri ITS, Institut
yang sudah ditetapkan. Teknologi Sepuluh Nopember (2006).
[6] Beggs, Clive. "Energy: Management, Supply
4. Kesimpulan and Conservation". Great Britain: Elsevier Ltd.
(2009).
[7] SNI 03-6169-2000. 31-03-2009.
1. Berdasarkan beberapa pengujian yang dilakukan [8] DEPDIKNAS, "Pedoman pelaksanaan
dapat disimpulkan bahwa kondisi kelistrikan di konservasi energi dan Pengawasan di
Gedung D tidak memenuhi standar PUIL 2000, lingkungan Depdiknas", Jakarta, Depdiknas.
baik dari pengaturan beban dan sistem (2004)
pemasangan instalasi listriknya. Kondisi ini bisa
dilihat secara kasat mata dan melalui kegiatan
pengukuran listrik. Berdasarkan data
209