Anda di halaman 1dari 2

NAMA : TESALONICHA S.

WONGKAR

NIM : 101219084

Tugas 2. Geothermal Geology

Kegiatan tektonik yang memuncak pada kala Neogen menempatkan kawasan Indonesia
menjadi pusat pertemuan tiga lempeng utama bumi yang berinteraksi, bergerak saling
menumpu. Kegiatan tektonik ini membentuk konfigurasi fisiografi dan tektonik Indonesia yang
bercirikan archipelago di kawasan khatulistiwa dengan berbagai rangkaian pegunungan,
lipatan dan sesar di hampir semua pulau besar dengan puncak-puncak sampai ketinggian lebih
dari 3000 meter di atas permukaan laut dan palung laut dengan kedalaman 6.000 meter di
bawah permukaan laut. Papua yang merupakan bagian dari lempeng Australia sebelumnya
berada jauh di selatan dan bergerak ke arah utara mendekati khatulistiwa atau Indonesia. Di
bagian utara Papua Barat, batas lempeng Indo-Australia dengan lempeng Pasifik berupa sesar
geser. Sedangkan di wilayah Papua Timur bagian utara terdapat zona subduksi. Dataran Sunda
merupakan laut yang dangkal, sedangkan Laut Banda, Laut Sulawesi dan Laut Sulu adalah laut
dalam. Palung laut dalam ditemui pada batas lempeng, yaitu mulai dari barat Sumatera, selatan
Jawa-Nusatenggara, melingkar di daerah Laut Banda dan di beberapa tempat di Laut Maluku.
Sumatera, Jawa, dan Nusatengara yang membentuk satu busur yang Panjang, dimana lempeng
Indo-Australia menunjam di bawah lempeng Eurasia yang sering disebut dengan zona Busur
Sunda. Berdasarkan disribusi gemba bumi terhadap kedalaman, secara umum zona subduksi di
Indonsia dapat dibedakan atas empat bentuk, yaitu zona penunjaman pendek seperti di
Sumatera, zona penunjaman panjang seperti di Jawa sampai Nusatenggara, zona penunjaman
berbentuk cekung seperti di Laut Banda dan zona penunjaman berbentuk cembung seperti di
Laut Maluku. Zona subduksi ini membentuk 5 suture di wilayah Indonesia yaitu suture
Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Sorong, dan Banda Aceh.

Indonesia sebagai bagian dari system tektonik dunia yang memiliki kondisi tektonik
yang rumit, mempunyai sumber daya mineral dan energi yang relative lebih mudah dicari
karena asosiasinya dengan posisi struktur tektoniknya. Selain itu, karena wilayah Indonesia
berupa pertamuan tiga lempeng tektonik, yaitu Hindia-Australia, Eurasia dan Pasifik, sehingga
menghasilkan tatanan tektonik yang kompleks serta aktivitas vulkanik yang aktif (Hall, 2009).
Kegiatan tektonik dan vulkanik ini mnejadikan aktivitas Indonesia kaya akan sumber daya
alam. Proses di dalam bumi yang dihasilkan pada tatanan tektonik seperti Indonesia adalah
system hidrotermal. System hidrotermal yang aktif di Indonesia menghasilkan sumber
cadangan energi yang berupa pembangkit listrik tenaga geothermal (Henley and Ellis, 1983).
Survey peninjauan telah dilakukan sejak tahun 1960 terhadap 200 prospeksi panasbumi
melalui tipemanifestasi di permukaan dan kemudian terus berkembang. Semua titik prospeksi
berasal dari batuan volkanik kuarter yang berasosiasi denganbusur volkanik (Busur Sunda dan
Jawa, Busur Banda, Busur Sangihe dan Halmahera), serta dari gunungapi strato yang
aktif/dormant. Pada negara Indonesiasistem panasbumi yang berlaku adalah sistem
hidrotermal, berasal dari air meteoric melalui daerah resapan (natural recharge) dan adanya
rekahan antarbatuan hinggaterakumulasi pada reservoir. Fluida tersebut terpanaskan secara
konduktif daribatuan beku panas, hingga terjadi arus konveksi dan memungkinkan
terjadinyatransportasi apabila terdapat jalur permeabel sampai fluida tersebut muncul
kepermukaan. Menurut Hochstein, system hirdotermal di Indonesia terbagi menjadi 6 tipe,
diantaranya vapour-dominated system (dominasi uap), volcanic-geothermal system, thich
vapour-dominated layer system (dominasi 2 fasa: uap-air), vapour layer system in volcanic
geothermal system, liquid-dominated system with major fault zone dan liquid-dominated
parent system below mountainous terrain with lateral outflow plume.

Gambar 1. Tatanan Geografis yang memperlihatkan kegiatan tektonik dan busur volkanik aktif di Indonesia (Hamilton, 1979)

Referensi :

- Hall, R., 1995, Plate Tectonic Reconstructions of the Indonesian Region, Proceedings Idonesian Petroleum
Association vol. 1, 1995, IPA, p. 70-84
- Hall, R., 2009. Indonesia, geology. Encyclopedia of Islands, Univ. California Press, Berkeley, California, pp.454-
460.
- Hamilton, W.,1979. Tectonics of the Indonesian Region. Geol. Surv. Proff. Paper 1078, US Government. Printing
Office, Washington, p.114-156.
- Hamilton, W., 1989, Convergent-Plate Tectonics Viewed from The Indonesian Region, dalam majalah Geologi
Indonesia, Majalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Vol 12, no 1 Juli 1989, IAGI – Jakarta, p 35-88.
- Henley, R.W. and Ellis, A.J., 1983. Geothermal systems ancient and modern: a geochemical review. Earth-science
reviews, 19(1), pp.1-50.
- Katili, J. A., 1989, Evolution of The Southeast Asian Arc Complex, dalam Geologi Indonesia, Majalah Ikatan Ahli
Geologi Indonesia, Vol 12, no 1 Juli 1989, IAGI-Jakarta, p. 113-143.

Anda mungkin juga menyukai