Anda di halaman 1dari 13

WEEK 11

AKTIVITAS AWAL LAPANGAN MIGAS


DAN DRILLING ENGINEERING
 Fase lapangan migas
Subsurface merupakan core dari industri migas
1. Exploration
Geologi, geofis (GnG) , dan reservoir. Pada fase ini harus
menemukan hidrocarbon.
Tugas Geologist : menemukan lapangan minyak, mengebor sumur-
sumur eksplorasi hingga akhirnya dapat diproduksi dan di
komerisalisasikan
Fasa ini diakhiri dengan pengeboran explorasi atau exploration weel
Exploration well : tujuan hanya mengetes konsep yang diajukan oleh
gl, gp, dan reservoir engineering.

Sumur di Papua sekitar 100 juta dollar hanya 1 sumur untuk


membuktikan sebuah konsep membuktikan jurasic sand
Presentasi suksesnya 15-20%
Min 50 juta dollar untuk dapat sumur yg sukses, harusnya harus
minimal 200 jt barrel dengan recover 40 jt barrel (recovery 1/5).

Untuk membuktikan prospek : Decision yaitu : 1) go to appraisel, 2)


hold n try to sell the block karena dari yg tidak ada menjadi ada nilai
valuenya min 100%. Saat harga komoditas tinggi sangat berlaku,
namun banyak perusahaan migas yg mengembangkan diri menjadi
purely operator sehingga lanjut ke appraisel

Exploration : basin access, prospect analysisi, drilling and discovery


Jadi pada tahap ini geologist, geophisusc, dan reservoir engineering
mecari hydrocarbon di surface kemudian melakukan pengeboran atau
exploration well, sebelum melakukan pengeboran dianalisi terlebih
dahulu mengenai prospeknya apakah akan lanjut ke tahap appraisel
atau mencoba hold n try to sell the block.

2. Appraisel
Konsep sudah terbukti mulai dilakukan appraisel
Tujuan : seberapa besar prospek hingga cadangan yang ada pada
struktur tsb. Merupakan jawaban akhir pada tahapan appraisel
Caranya menghitung cadangannya :
a. Seismic 2D, yg diperlukan tes reservoir, struktur, migrasi, source
rock. Kalo sukses next ke seismic 3D
b. Seismic 3D
c. Bor sumur appraisel, untuk mengetahui seberapa jauh lap tsb bisa
di tes. Tesnya diujung konseptual sebuah lapangan. Harus
membalance tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh karena
mencari untung. Harus dipikir sejauh apa dengan resiko-resikonya
yg bisa dihadapi. Semakin jauh lapangan bisa di bug semakin
besar. Karena pada tahap ini yang terpenting adalah perhitungan
cadangan
d. POD (document plan of development) : akhir dari perhitungan
cadangan
Di Indonesia ditandatangi oleh negara dan kontraktor
Isi : seberapa besar cadangan, dilihat seberapa banyak hc yg dapat
di ekstrak dr cadangan tsb, lalu cara mengekstrak (misalnya
mengebor 10 sumur development dg production fasility).
Lalu POD menjadi dokumen Front and Engineering Design lalu
diimplememntasikan ke development

Appraisal : evaluation, development planning and optimisation,


engineering
Pada tahap ini menghitung cadangan migas, membahas hal-hal
yang ada dalam POD

3. Development
Merealisasikan POD. Di dalam POD mengatur puncak produksi 30-60
%, namun sulit

Development : well placement, offtake management, voidage control


(ketidakadaan)

4. Production
Mempertahankan decline, recovery faktor dari lapangan yaitu 17-22 %
untuk minyak di Indonesia. Oleh karena itu dari awal berpikir
reservoir maintenance, inject water dll yg dirangkum dalam reservoir
management.
Secondari maks 40-50 % recovery, 50 % lagi dengan ditambah oleh
IOR. Recovery factor IOR 30 %.

Production : field management, surveillnace (pengawasan),


opportunity identification

 Seismic Exploration
Dilakukan pada saat exploration dan appraisal. Tujuan untuk
mengkonfirmasi besaran dan struktur yg ada
Onshore :
1. Dynamite : bisa di depelov dimana pun. Problemnya yitu perizinan
susah dan lama, teknologi proceesing tricky
2. Vibrousize : dgn tracking kata kuncinya adalah jalan, kalau gada jalan
vibrousize gabisa masuk kaya di hutan
Offshore : lebih nyaman, perizinan lebih mudah
Di dalam tahapan exploration pembuktian konsep, lalu hitung voulmetrik
di dapatkan dari seismic, perhitungan volumetrik yg paling bisa
mengimpact yaitu bavolume. Sehingga seismic berperan sangat penting.

 Exploration and Appraisal Data


1. must have : mengetahui keberadaan hc dengan data cutting,
gastromatograph zona yg mengantung hc ada kandungan C4 dan C5
lalu ditambahkan data wireline (log).
Litologi : gammaray
Fluida : resistivity
Porosity : density dan neutron
Sonic : untk menghitung volume, bisa porositas, depth velocity, dll
DSt : pembuktian hc dr subsurface ke surface
2. Good to have
3. Nice to have : kalo gada ga masalah
 Regional Stratigraphy Summary
Mengetahui 5 element petroleoum system
1. Source rock : sumbernya
2. Reservoir : lokasi reservoinya
3. Sill : penutupnya
4. Trap
5. Timing and migration
 Weel test : sangat berperan untuk menentukan besaran cadangannya.
Well test agar cadangan bisa di claim

 Subsurface Uncertainties
Chance success kecil. Uncertainty tinggi.
Cara menghadapi uncertainty tinggi:
1. Seismic 2D ke 3D
2. Semakin banyak sumur, semakin banyak daerah yg diketahui
3. Keadaan struktural geologi yg ada, seperti farcture, fault dengan
menggunakan seismic 3D. Kadang fault terdeteksi saat fase
production
Uncertainty disebabkan oleh :
1. Distribusi air direservoir yg tidak dapat tertangkap karena base
reservoir yg buruk
2. Kompartementalisasi kurang dipahami
3. Ketebalan reservoir
4. Kualitas reservoir
5. Fault yg tidak terdeteksi di formasi
 Impact of Uncertainties : Surface scenario
Dibagi dalam sebuah fasa. Dengan memperhitungkan jumlah sumur, dan
jumlah produksi per barrel. Kalau sesuai lanjut ke fasa berikutnya
 Reducing Uncertainties
1. Seismic
2. Drilling the 1st well
Menggunakan surveillance plan:
a. Instal sensor tekanan lubang bawah di setiap sumur
b. Pengukur aliran multi fasa dan detektor pasir di setiap sumur
c. Data acquisition during drilling and completions
1. Cores more SCAL
2. Formation pressure data and well testing’
3. Fluid samples
4. LWD dan wireline data
 Drilling Engineering
Drilling yaitu untuk make a well bukan hanya sekedar lubang. Harus
mengetahui objective sumur yg mau di bor dgn tujuan utamanya yaitu
untuk mengakuisisi informasi dan keselamatan produksi.
Tujuan :
a. Mengumpulkan informasi
b. Menghasilkan hidrokarbon
c. Inject gas atau water untuk memelihara tekanan reservoir atau
mengangkat minyak ke surface. Mengebor sumur injeksi akan
menurunkan decline rate
 Weell classification: berbicara vertical atau horizontal, environmentnya
mau bor di onshore atau offshore
 Well planning : mendesign sumur
Memperhatikan kandungannya sehingga dapat mengetahui design sumur,
progmram, casing, semec, mud yg digunakan, besarannya, rig selection.
 Rig types
1. Onshore : heavy land rig, light land rig, helicopter portable rig
2. Offshore : berdasarkan dengan kedalaman airnya
a. Floating rigs : semi submersible, drill ship, drilling barge
b. Bottom supported rigs : Jackup, platform, submersible
 Drilling concept
Pendingin yaitu gunanya mud. Mud sangat penting untuk cooling system
dan mentransportkan subsurface data set yg ada salah satunya cutting,
logging well drilling.

 Drilling system (modern era)


1. Power system
2. Hoisting system : yg bergerak naik tuurn
a. Derrick : untuk menaik turunkan tali bore yg keluar masuk dr
boreholl.
b. Mast : tiangnya
3. Circulating system : pompa mud, di pompa ke bawah lalu
mendinginkan bit serta mengecilkan efek lalu akan keluar melewati
shale shaker kemudian dipisahkan batuan dan mud yg masih ada. Dari
shale shaker diambil sampel dan diintrepretasikan formasi dan
litologinya

4. Rotary system
Drill collars : lebih berat. Ada yg non magneic agar saat ngebor tidak
ada magnetik supaya kompas tidak terpengaruhi kalo kompas ngaco
maka kehilangan orientasi

Stabilizers : penting saat ngebor


Jars : kalo stop memberikan efek stop, bisa keatas atau kebwah.
Reamers : kaya bit tp diatas di pipanya
Crossover : kalo ada perbedaan dr koneksinya
5. Well-control system : BOP, berada diatas permukaan untuk system
safety menyelamatkan sumur

Safety equipment yg wajib saat ngebor. Gunanya saat ada gas yg


keluar dr bawah jd yg pertama kali nutup lubang sumur
6. Well-monitoring system : drilling consoul yg mengatur
Setiap aktivitas drilling dikontrol oleh driller. Driller bisa dibilang org
kedua paling tinggi jabatannya.

 Drilling Activity : Casing Selection


Casing untuk mengisolasi zona zona diatasnya sehingga saat ngebor akan
aman. Mengosiolasi zona-zona berbahaya dan memberikan kekuatan
tambahan apabila ingin ngebor lebih dalam.

Apabil ada kenaikan mud, makanya harus di isolasi sehingga hanya


berhadapan dengan zona zona yg tidak ada perbedaan yg signifikan..
 Drilling Activity : Cementing
Untuk menambah stabilitas, mengurangi resiko kebocoran casing.
Saat casing di poriferasi ada fluida yg mengalir ke sumur.

 Drilling Activity :: Subsurface Data Acquisition


1. Logging While Drilling (LWD)
Keuntunganya : apabila bisa ngebor maka bisa akuisisi data.
Yg diukur adalah : litologi, hydrocarbon saturation, menghitung
porositas dan densitas
Digunakan untuk : mengevaluasi produksi values of reservoir during
drilling dan setelah drilling
Selama drilling LWD digunakan untuk menentukan pilihan yg tepat
seperti :
a. Arah drilling
b. Hazard prevention
Data yg diakuisisi bisa dalam
Data yg di dapat direkam oleh mud motor. LWD ada batre untuk
merekam data-data formasi yg ada. Batre menyalakan sistem
elektronik. Switch on off ada di LWD. Di LWD ada kompas, turbin
kecil yg berguna untuk memberi tahu apabila mud di pompa ke dalam
maka turbin berputar, sehingga ada putaran rotasi. Maka drillling
mode, lalu LWD akan on dan akan start merekam. LWD mengirim
data ke MWD di permukaan melalui mud. Maka akan ada 2 jenis data,
yaitu
a. Real-time : yg di dapat saat pengeboran sehingga data dapat dilihat
langsung di permukaan. Bagus untuk menentukan keputusan secara
cepat.
b. Recorded-mode : data yg sudah selesai dan sudah di download dan
data lebih bagus dari real time karena densitas data lebih detail,
sudah melalui environmental correction.
2. Wireline drilling
Sonde : alat logging. Mendapatkan power dari truk yg ada di transmit
dengan kabel. Pengiriman data menggunakan kabel. Driiling stop,
lalau drill string di remove lalu baru bisa transfer data dengan kabel.
Prosesnya selalu logging up, yaitu informasi yg di dapatkan saat sonde
bergerak ke atas.
Pengukuran
TIDAK disimpan dalam sonde. Sebagai gantinya, pengukuran formasi
ditransmisikan melalui lubang kabel ke unit logging untuk diproses

 LWD VS WIRELINE LOGGING


Keuntungan LWD:
1. Real time data
2. Horizontal atau sumur yg sulit, apabila bisa ngebor maka bisa akuisisi
data
3. Short time after bid, jadi mud fresh tidak mengontaminasi formasi
Gammaray lito, restivity, natural density.
Keuntungan Wireline :
1. Depth measurement, data lebih okeeee
2. Logging speed : cepat
3. High density transmitted data
4. Power terkontrol karena pakai kabel
5. Operating environment : segala sesuatu aman, jadi kemungkinan gagal
akuisisi data kecil
NMR (nukli magnetik resonance) bisa langsung tau nilai posrositas dan
permeabilitas yang ada. Tanpa perlu koreksi

Anda mungkin juga menyukai