Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN MINERALOGI DAN FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EPITERMAL SULFIDASI

RENDAH DI DAERAH CISOKA,


KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
ARIEF HARRISA MUHAMAD
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Emas merupakan logam mulia yang bernilai ekonomi tinggi. Logam emas

muncul dekat permukaan bumi dalam endapan mineral. Endapan ini terbentuk

oleh berbagai macam proses geologi, mulai dari peleburan mantel, magmatisme,

pelapukan dan sedimentasi, maupun metamorfisme. Berdasarkan genetik (asal

pembentukannya), salah satu tipe yang telah dikenal adalah tipe epitermal.

Endapan epitermal ini berkaitan dengan proses magmatisme. Secara global,

endapan emas epitermal menyumbang sebesar 13 % dari total produksi emas

dunia saat ini (Frimmel, 2007) dapat dilihat di (gambar 1.1). Tipe endapan

epitermal dibagi menjadi tiga yaitu low-sulphidation, intermediate-sulphidation

dan high-sulphidation.

Gambar 1.1. Signifikansi relatif tipe endapan dan total produksi emas dunia pada (a) produksi
global masa sekarang (1984-2006) dan (b) produksi global masa lampau (Frimmel, 2007)

1
KAJIAN MINERALOGI DAN FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EPITERMAL SULFIDASI
RENDAH DI DAERAH CISOKA, 2
KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
ARIEF HARRISA MUHAMAD
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Secara umum endapan epitermal terletak pada kedalaman yang relatif

dangkal (< 1 km) dan suhu yang rendah (< 300°C) (Heald et al., 1987 dalam

Corbett, 2002). Letak endapan yang relatif dangkal ini memudahkan untuk

eksplorasi awal dengan melihat kehadiran mineralisasi dan alterasi di permukaan,

terlebih pada sistem endapan yang telah tersingkap di permukaan.

Di Indonesia, endapan emas epitermal mempunyai potensi yang cukup

besar mengingat endapan ini pembentukannya terkait dengan peristiwa

magmatisme dan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan busur gunung

api yang panjang. Khususnya di daerah Cisoka, pada lokasi ini terdapat

pertambangan emas skala kecil yang dikelola oleh masyarakat sekitar secara

tradisional (Gunradi, 2011). Melalui survei tinjau lapangan, keterdapatan endapan

emas pada daerah ini diperkirakan berkaitan dengan proses hidrotermal.

Kehadiran alterasi dan urat-urat pembawa mineralisasi pada daerah ini

mengindikasikan endapan emas yang muncul merupakan endapan tipe epitermal.

Sejauh penelitian ini dilakukan belum ada publikasi yang secara detail

menjelaskan tipe endapan yang berada di daerah ini.

Penjelasan mengenai tipe dan karakteristik mengenai endapan emas di

daerah ini perlu disusun melalui penelitian ini agar didapatkan data mengenai

kondisi geologi dan hubungannya terhadap pembentukan emas di daerah ini,

karakterisik fluida hidrotermal, dan karateristik alterasi hidrotermal serta

mineralisasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat

menjelaskan secara komprehensif mengenai karakteristik endapan emas di daerah

penelitian dan menjadi dasar untuk pengembangan potensi endapan emas ini

selanjutnya.
KAJIAN MINERALOGI DAN FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EPITERMAL SULFIDASI
RENDAH DI DAERAH CISOKA, 3
KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
ARIEF HARRISA MUHAMAD
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.2. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini terdapat beberapa permasalahan antara lain:

1. Hubungan antara kondisi geologi dan pembentukan endapan epitermal di

daerah penelitian belum diketahui

2. Sedikit sekali penelitian yang membahas khusus mengenai karakteristik

alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian.

3. Belum ada publikasi dan penelitian mengenai fluida hidrotermal pembentuk

endapan emas di daerah penelitian.

4. Masih sedikit penelitian yang dilakukan mengenai genesa pembentukan

endapan emas epitermal di daerah penelitan.

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:

1. Mengetahui kondisi geologi dan pengaruhnya terhadap pembentukan endapan

epitermal di daerah penelitian.

2. Mengetahui karakteristik alterasi dan mineralisasi yang terdapat di daerah

penelitian.

3. Mengetahui karakteristik fluida hidrotermal pembentuk endapan emas

epitermal di daerah penelitian.

4. Mengetahui genesa pembentukan endapan emas epitermal di daerah

penelitian.

I.4. Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode pemetaan permukaan yang

meliputi kondisi geologi dan jenis serta sebaran alterasi di daerah penelitian.

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengambilan sampel batuan meliputi batuan
KAJIAN MINERALOGI DAN FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EPITERMAL SULFIDASI
RENDAH DI DAERAH CISOKA, 4
KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
ARIEF HARRISA MUHAMAD
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dinding, batuan segar, serta urat yang mewakili untuk pengujian di laboratorium

dengan metode analisi inklusi fluida, sayatan poles, dan sayatan tipis. Hasil

penelitian ini berupa peta geologi, peta geomorfologi, peta alterasi, serta lampiran-

lampiran hasil analisis laboratorium.

I.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam bidang:

1. Ilmu pengetahuan; yaitu (a) dapat memberi referensi tentang kondisi geologi,

alterasi dan mineralisasi di daerah penelitian dalam bentuk peta geologi dan

peta alterasi daerah penelitian, (b) adanya pemahaman tentang alterasi,

mineralisasi, serta interpretasi model genetik daerah penelitian.

2. Pembangunan; yaitu sebagai dasar pertimbangan untuk eksplorasi lebih lanjut

guna menunjang pengembangan ekonomi dan wilayah setempat.

I.6. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah tambang rakyat di pinggiran kawasan

Taman Nasional Halimun-Salak yang secara administratif terletak di daerah

Cisoka, Desa Lebaksitu, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Provinsi

Banten. Secara Geografis daerah ini terletak pada koordinat 106°22'00"BT -

106°26'30"BT dan 6°37'30"LS - 6°42'00"LS, peta lokasi dan jalur dapat dilihat

pada gambar 1.2. Daerah penelitian terletak 39,5 km ke arah barat dari tambang

Gunung Pongkor, dan 100 km di arah utara dari kawasan tambang Cikidang-

Cikotok.

Untuk mencapai daerah ini, dapat melalui jalur darat. Terdapat 2 jalur

alternatif, yaitu Jakarta-Bogor-Leuwiliang-Lebaksitu dan Jakarta-Rangkasbitung-

Cipanas-Lebaksitu. Keduanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua maupun


KAJIAN MINERALOGI DAN FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EPITERMAL SULFIDASI
RENDAH DI DAERAH CISOKA, 5
KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
ARIEF HARRISA MUHAMAD
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

roda empat sampai ke Desa Lebaksitu kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki

atau kendaraan roda dua sampai ke lokasi penelitian.

Gambar 1.2. Peta lokasi penelitian

I.7. Peneliti Terdahulu

Beberapa peneliti yang sudah mengkaji tentang endapan epitermal di

indonesia khususnya wilayah Jawa Bagian Barat antara lain:

1. Sutisna, D.T. (1989)

Meneliti mengenai prospeksi emas di wilayah Banten. Penelitian

dilakukan di wilayah Jasinga, Lebak dan sekitarnya dalam kaitannya

dengan mineralisasi logam dan menemukan beberapa daerah prospek emas

seperti Cisoka dan Cihinis-Muara. Hasil dari penelitian ini menyebutkan

bahwa ada indikasi yang kuat mengenai mineralisasi logam dasar dan

prospek emas di Cisoka dan Cihinis-Muara yang berhubungan dengan

mineralisasi pada Formasi Cimapag, namun tidak menyebutkan secara


KAJIAN MINERALOGI DAN FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EPITERMAL SULFIDASI
RENDAH DI DAERAH CISOKA, 6
KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
ARIEF HARRISA MUHAMAD
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

jelas mengenai tipe endapan dan karakteristiknya di wilayah Cisoka dan

sekitarnya.

2. Sujatmiko, & Santosa, (1992)

Meneliti tatanan geologi di daerah Banten khususnya kabupaten Lebak.

Hasil penelitian berupa Peta Geologi Lembar Leuwidamar dengan skala

1:100.000. Peta Geologi yang dihasilkan menunjukkan bahwa lokasi

penelitian secara regional tersusun oleh berbagai formasi yang tersusun

oleh batuan beku, batuan piroklastik, dan batuan sedimen karbonat. Pada

regional daerah pemetaan juga terdapat intrusi batuan beku.

3. Gunradi, R., (2011)

Melakukan penelitian mengenai kandungan merkuri pada air dan sedimen

di sungai Ciberang yang berhulu di daerah Cisoka dan dipublikasikan di

dalam prosiding hasil kegiatan PSDG 2011. Dalam laporannya

disampaikan juga bahwa di daerah ini terdapat kegiatan penambangan

emas pada endapan yang terduga merupakan endapan epitermal.

4. Widi, B. N., (2007)

Meneliti tentang prospeksi logam mulia dan logam dasar di Kabupaten

Lebak, dan menyatakan bahwa terdapat 9 daerah prospek di Kabupaten

Lebak dengan 2 zona pembentukan yaitu zona mineralisasi bagian bawah

dan zona mineralisasi bagian atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Cisoka merupakan bagian dari daerah prospek Kawasan Gn. Julang dan

menyatakan Kawasan Gn. Julang merupakan zona mineralisasi bagian

atas.
KAJIAN MINERALOGI DAN FLUIDA HIDROTERMAL PADA ENDAPAN EPITERMAL SULFIDASI
RENDAH DI DAERAH CISOKA, 7
KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
ARIEF HARRISA MUHAMAD
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.8. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini berfokus pada karakterisasi endapan

berdasarkan mineralogi dan fluida hidrotermal. Penelitian yang membahas secara

khusus mengenai karakteristik mineralogi dan fluida hidrotermal di daerah ini

belum pernah dilakukan, penelitian sebelumnya yang berada di daerah ini hanya

membahas mengenai pencemaran air oleh merkuri (Gunradi, R., 2011).

Anda mungkin juga menyukai