Anda di halaman 1dari 2

Mencari Kucing di Tengah Kawanan Burung Dara

Tokoh Hercule Poirot pertama kali saya kenal dalam film berjudul Murder on the Orient Express
yang merupakan adaptasi langsung dari novel laris yang berjudul sama. Meskipun rating filmnya
(menurut beberapa situs review film) kurang begitu bagus, film tersebut membuat saya tertarik
dengan karakter sang konsultan detektif. Ketertarikan tersebut yang membuat saya mulai membaca
karya Agatha Christie terutama yang memuat sang detektif berkumis nyentrik di dalamnya.

Buku Cat Among the Pigeons atau dapat diterjemahkan Kucing di Tengah Burung Dara mengawali
cerita dari pengenalan sebuah sekolah khusus putri di Inggris yang baru saja memulai semester
musim panas. Sekolah Meadowbank dikelola oleh Honoria Bulstrode yang terkenal bijaksana.

Bersama guru-guru dan staf-staf berkualitas, Mrs. Bulstrode memiliki misi memberikan pendidikan
terbaik bagi murid-murid Meadowbank yang berasal dari seluruh penjuru negeri, bahkan dunia.
Orang biasa hingga petinggi militer, tidak ketinggalan keluarga penguasa dari luar negeri rela jauh-
jauh menyekolahkan putri-putri mereka ke sana. Meadowbank adalah buah kerja keras Mrs.
Bulstrode yang terus mempertahankan tradisi sekolah sejak awal berdirinya.

Cerita sesaat berpindah ke Ramat, sebuah negara di Timur Tengah yang sedang berada menghitung
mundur kudeta. Pangeran Ali Yusuf memerintahkan untuk membawa keluar permata berharga setara
tiga perempat juta poundsterling dari negerinya. Tidak menemukan cara yang tepat, Bob Rawlinson
dengan terpaksa melibatkan kakak dan keponakannya dalam situasi pelik politik internasional.
Permata disembunyikan dalam barang pribadi sang keponakan yang nantinya ia bawa ke
Meadowbank untuk bersekolah.

Meadowbank yang kokoh dan kuat tiba-tiba harus ditimpa kesulitan tatkala Mrs. Springer, seorang
guru olahraga tewas tertembak secara misterius di gedung olahraga hanya beberapa minggu setelah
awal semester. Tak hanya satu, tapi tiga kasus pembunuhan terjadi secara beruntun dalam beberapa
minggu. Korbannya adalah seorang guru bahasa Perancis dan guru senior yang digadang-gadang
sebagai penerus Mrs. Bulstrode yang hendak pensiun. Selain itu, terjadi juga penculikan terhadap
Putri Shaita, sepupu Pangeran Ali Yusuf.

Ada yang tidak beres. Akan tetapi semua orang di Meadowbank tidak bisa menjelaskan apa itu.

Tidak ada yang menyangka semua kasus pembunuhan dan penculikan tersebut berkaitan permata
berharga hingga salah seorang murid dengan cerdiknya menyelinap keluar sekolah dan
menyambangi kediaman Hercule Poirot. Poirot dikenal memiliki metode-metode yang unik dalam
penyelidikan. Dari sini Poirot bersama kepolisian, intelejen Inggris, dan Mrs. Bulstrode
bekerjasama untuk mengungkap identitas sang “kucing” yang menyelinap diantara sekawanan
“burung dara”.

Alur maju yang dihadirkan dalam buku ini cukup mudah diikuti karena latar tempatnya yang
berpusat di Meadowbank. Penggambaran masing-masing tokoh juga cukup jelas dan tidak terlalu
banyak menghadirkan informasi yang percuma. Penggambaran yang singkat dan padat tersebut
terkadang malah membawa pembaca mencurigai salah satu tokoh, namun kemudian berubah
gregetan karena ternyata mereka punya alibi atau bahkan harus terbunuh. Ditambah lagi sudut
pandang orang ketiga serba tahu yang disajikan membuat pembaca sulit mencari benang merah di
antara berbagai peristiwa yang terjadi.

Peran Poirot dalam buku ini memang tidak terlalu dominan. Dia baru hadir menjelang akhir cerita
dna langsung memberikan penyelesaian masalah kepada kepolisian yang tengah buntu. Metode
penyelidikan yang tidak biasa agaknya mirip dengan Sherlock Holmes. Perbedaan terletak pada
gaya bersikap keduanya: Poirot lebih elegan dan berwibawa, sementara Holmes lebih eksentrik.

Informasi Buku
Judul : Kucing di Tengah Burung Dara (Cat Among the Pigeons)
Versi : Elektronik (Ipusnas)
Penulis : Cagatha Christie
Tahun Terbit : 2013 (Cetakan ketujuh)
Penyunting : Ny. Suwarni A.S.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Halaman : 384 halaman

Anda mungkin juga menyukai