Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada Kabupaten Cilacap, terutama di Kecamatan Jaruk Legi tersedia sumber daya
alam yang berupa bahan galian golongan C yaitu batupasir. Keterdapatan bahan galian
tersebut sudah dibuktikan dengan banyaknya kegiatan pertambangan terutama
batupasir yang merupakan litologi dari Formasi Halang. Batupasir digunakan untuk,
bahan baku pembuatan semen, campuran untuk konstruksi serta pengecoran, dan
kegiatan sandblasting. Berdasarkan data tahun 2010, pertumbuhan tertinggi pada
sektor ekonomi merupakan kegiatan pertambangan sebesar 11,8 % (Wikipedia).
Kegiatan eksplorasi dilakukan pada daerah Jambusari dan sekitarnya, Kecamatan
Jeruk Legi, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Daerah ini merupakan zona 1
di Kabupaten Cilacap. Pada daerah ini terdapat bukit dengan litologi batupasir.
Berdasarkan analisis petrografi, komposisi mineral Feldspar sebanyak 80- 85 %
sehingga disebut sebagai arkosic arenite (Pettijohn, 1975).

1.2 Konsep Eksplorasi


Menurut SNI, eksplorasi merupakan penjajakan, penyelidikan atau penjelajahan
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih teliti/seksama tentang sesuatu
(bahan galian, mineral dsb.). Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan pemetaan daerah
Jambusari dan sekitarnya dengan target batupasir yang merupakan batuan sedimen
klastik (silisiklastik).
Berdasarkan peta regional lembar Banyumas, litologi batupasir masuk ke dalam
Formasi Halang dengan arah penyebaran barat-timur. Terdapat sisipan batulempung
dengan nilai sekitar 15% dari wilayah kerja yang akan direncanakan.
Proses terjadinya batupasir berasal dari rombakan batuan yang kaya feldspar
seperti granit, riolit, atau batupasir yang berumur tua yang tertransport dan tercuci oleh
air sungai, danau, gelombang laut kemudian diendapkan kembali. Proses transportasi
oleh air menyebabkan butiran pasir menjadi bertambah halus dan relatif lebih murni

1
(Sukandarrumidi, 1999). Kemungkinan lingkungan pengendapan dari batupasir
tersebut pada lingkungan transisi.

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu geologi untuk
membuat suatu perencanaan eksplorasi, eksploitasi, pengembangan suatu sumberdaya
alam, hingga produksi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui jumlah cadangan sumber daya alam
yang ada pada lokasi pemetaan, menghitung perkiraan keuntungan dan
memperkirakan segala aspek yang berperan dalam kegiatan eksplorasi sehingga dapat
menentukan layak atau tidaknya suatu daerah untuk dilakukan kegiatan eksploitasi.

1.4 Lokasi dan Kesampaian Daerah Eksplorasi, Wilayah Kerja dan Wilayah Potensi
Secara administratif daerah pemetaan terletak di Desa Jambusari dan
sekitarnya, Kecamatan Jeruk Legi, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Secara
geografis, daerah ini terletak pada pada 109 00 00" BT 109 02' 42,9" BT dan 7
31 37,2" LS 7 34' 51,8" LS dengan luas daerah pemetaan kurang lebih sekitar 30
Km2 atau berukuran panjang 6km dan lebar 5km.

Lokasi pemetaan dapat dicapai dari Jakarta menggunakan kereta melalui kota
Purwokerto dengan waktu tempuh 5 jam. Selanjutnya untuk mencapai Desa
Jambusari dapat dicapai menggunakan angkutan umum Purwokerto - Cilacap dengan
waktu tempuh 1 jam 30 menit.
Area wilayah kerja terletak di sebelah Utara daerah pemetaan di desa Jambusari,n,
Kecamatan Jeruk Legi, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Luas area wilayah
kerja 377037,411651999km2.

2
Lokasi Penelitian Kavling 28

Gambar 1.1 Gambar Daerah Penelitian (Google Maps, 5 Mei 2017, 19:37)

Gambar 1.2. Wilayah Kerja

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari laporan eksplorasi geologi dalam aspek sumber
daya Batupasir pada daerah pemetaan geologi, yaitu daerah Jambusari, Kecamatan
Jeruk Legi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, adalah:
1. Pengumpulan data dan informasi mengenai potensi Batupasir pada daerah
pemetaan dan berakhir dengan pengolahan data tersebut
2. Pembahasan mengenai pemanfaatan sumber daya Batupasir agar dapat diolah
dan bernilai ekonomis
3. Perancangan dan perhitungan cadangan dari potensi sumber daya agar
terhitung pula keuntungan yang akan didapatkan.

2.2 Acuan
1. UU no. 11 tahun 1967 Tentang Ketentuan Pokok Pertambangan
2. SNI 13-4691-1998, Penyusunan Peta Geologi
3. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23
TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Pasal 2 ayat 2yang bertuliskan:
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang:
a. mineral radioaktif
meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radioaktif
lainnya;
b. mineral logam
meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga,
perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismuth, molibdenum,
bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni,

4
kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi, galena,
alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium,
dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium,
scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium,
selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;
c. mineral bukan logam
meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit,
yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit,
yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit,
gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas,
batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen;
d. batuan meliputi pumice
tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers
earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit,
leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal
kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas,
batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali,
kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir
alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah
merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak
mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan
e. batubara
meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.
4. Pembayaran pajak penggalian mengacu pada PERDA KABUPATEN
CILACAP NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DI
KABUPATEN CILACAP, BAB VIII PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM
DAN BATUAN Bagian Kedua Pasal 40, ditetapkan bahwa tarif pajak sebesar
20% (dua puluh persen)

5
2.3 Istilah dan Definisi
2.3.1 Bahan Galian
Unsur-unsur maupun senyawa kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan
segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-
endapan alam.
2.3.2 Sumber Daya Mineral Hipotetik (hypothetical mineral resource)
Adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan perkiraan pada tahap survei tinjau. Sumber daya mineral ini
merupakan hasil dari tahap paling awal dari suatu kegiatan eksplorasi dari
suatu kegiatan penyelidikan umum.
2.3.3 Sumber Daya Mineral Tereka (infered mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap prospeksi.
2.3.4 Sumber Daya Mineral Terunjuk (indicated mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap eksplorasi umum.
2.3.5 Sumber Daya Mineral Terukur (measured mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap eksplorasi rinci.
2.3.6 Cadangan Terkira (probable reserve)
Sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumber daya mineral
terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.
2.3.7 Cadangan Terbukti (proved reserve)
Sumber daya mineral terukur, yang berdasarkan studi kelayakan
tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan
dapat dilakukan secara ekonomik.

6
BAB III
EKSPLORASI

3.1 Metode Eksplorasi


Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian geologi permukaan dengan
metode analisis deskriptif, guna mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
pembuatan peta geologi, peta geomorfologi, peta lintasan dan penampang stratigrafi.
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian, dilakukan pembagian langkah
kerja penelitian melalui beberapa tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap penelitian
lapangan, tahap penelitian dan analisis laboratorium dan tahap penyusunan laporan.

3.1.1 Tahap Persiapan


Tahap persiapan meliputi pembuatan proposal dan studi literatur. Hal ini
dilakukan agar penulis dapat mengetahui secara garis besar kondisi geologi daerah
penelitian baik secara regional maupun lokal.
Studi pustaka mengenai geologi daerah Banyumas dilakukan dari peta geologi
regional skala 1:100.000, hasil penelitian geologi dari peneliti terdahulu, dan data-data
lain yang menunjang pemetaan; penafsiran peta topografi dari peta rupa bumi digital
Indonesia lembar Banyumas dan Cilacap dengan skala peta 1:25.000 dari
BAKORSURTANAL tahun 1992, pembuatan peta pola aliran sungai dan penentuan
lintasan pemetaan.

3.1.2 Tahap Pemetaan Lapangan


Penelitian lapangan bertujuan untuk membuat peta geologi konvensional dengan
menggunakan peta dasar topografi yang berskala 1:12.500. Pada tahap ini dilakukan
beberapa penelitian, diantaranya penentuan geologi permukaan yang mencakup
orientasi dan shooting lapangan dengan menggunakan kompas geologi atau GPS
sebagai alat plotting pada peta geologi, pengamatan dan pencatatan data singkapan dan
pelapukan batuan sepanjang lintasan yang dilalui, pengambilan sampel batuan, serta
pengambilan foto dan sketsa.

7
Lintasan yang ditempuh diharapkan memperoleh data variasi litologi sebanyak
mungkin, dan biasanya dilakukan pada jalan setapak, lembah dan sungai yang meliputi
pengamatan singkapan litologi, geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi.

3.1.3 Tahap Penelitian dan Analisis Laboratorium


Penelitian laboratorium merupakan tahap pengenalan data secara lebih rinci yang
dilakukan dalam beberapa laboratorium diantaranya, yaitu :
a. Analisis petrografi dilakukan pengamatan sayatan tipis batuan dengan
bantuan mikroskop polarisasi untuk menentukan nama batuan berdasarkan
jenis dan komposisi mineralnya;
b. Analisis paleontologi yaitu pengamatan contoh batuan dengan
menggunakan mikroskop binokuler untuk menentukan umur dan
paleobathimetri atau lingkungan pengendapan batuan berdasarkan pada
pemunculan akhir dan pemunculan awal Foraminifera planktonik dan
keterdapatan melimpahnya fosil foraminifera benthonik.

3.1.4 Tahap Perhitungan

Tahap ini dilakukan setelah peta geologi dibuat, di mana mula-mula ditentukan
daerah yang mengandung potensi Batupasir. Lalu dilakukan perhitungan luas dari
daerah tersebut dengan cara membagi peta kontur dengan aplikasi ArcGis. Setelah
didapatkan luasan dari daerah yang mengandung potensi Batupasir, dilakukan
perhitungan volume dari daerah tersebut.

Untuk menghitung volume, terdapat 2 rumus yang dapat digunakan tergantung dari
perbandingan luas wilayah pada ketinggian tertentu. Rumus tersebut adalah

Rumus trapesium : h/3 (A1 + A2 + A1 x A2), untuk A1/A2 > 0.5


Rumus piramid : h/2 (A1 + A2), untuk A1/A2 < 0.5

Setelah didapatkan volume dari daerah potensi Batupasir lalu selanjutnya dilakukan
perhitungan volume dikalikan dengan densitas sehingga diperoleh tonase dari
Batupasir yang terdapat di daerah tersebut. Kemudian perhitungan terakhir yang

8
dilakukan adalah perhitungan harga dari pasir yang akan dijual dan berapa biaya
produksi yang dikeluarkan serta menghitung keuntungan yang mungkin diperoleh.

3.1.5 Tahap Penyusunan Laporan

Setelah data lapangan terkumpul dan dianalisa kemudian disusun dalam


bentuk, uraian dan peta maupun tabel. Uraian tersebut berisikan;

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Konsep Eksplorasi
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Lokasi dan Kesampaian
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup
2.2 Acuan
2.3 Istilah dan Definisi
BAB III EKSPLORASI
3.1 Metode Eksplorasi
3.2 Tahapan Eksplorasi
BAB IV KEEKONOMIAN
BAB V KESIMPULAN

3.2 Tahapan Eksplorasi

3.2.1 Survey Tinjau


Tahapan ini merupakan tahapan paling awal dalam kegiatan eksplorasi.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi
keterdapatan sumber daya alam secara geologi atau daerah anomali yang prospektif
untuk penyelidikan lebih lanjut.
Dalam tahapan ini, penyelidikan dilakukan pada daerah yang sangat luas
dengan pengamatan dilakukan tidak berpola dan pada lokasi-lokasi yang dianggap

9
menarik. Awal dari tahapan ini biasanya berupa pengumpulan data skunder dan
primer. Pengumpulan data skunder berupa studi kepustakaan, survey foto udara dan
analisa peta geologi regional. Pengumpulan data primer berupa pemetaan geologi
skala 1 : 12.500
Hasil dari tahapan ini adalah diperkirakan adanya prospek Batupasir dibagian
tengah daerah pemetaan. Cadangan sumber daya alam pada tahap ini termasuk dalam
golongan sumber daya hipotetik.

3.2.2 Prospeksi
Tahapan eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah SDA dengan cara
mempersempit daerah yang mengandung sebaran SDA yang potensial. Metoda yang
digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, penyelidikan
petrologi serta petrografi.
Tahapan ini dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengamatan
singkapan secara langsung. Hasil dari tahapan eksplorasi ini adalah penentuan wilayah
kerja, dengan memperkirakan persebaran batuannya. Setelah dianalisis adapun
wilayah yang digunakan pada daerah Jambusari dengan luas yang didapat dari daerah
tersebut adalah 377037,411651999 m2.

3.2.3 Eksplorasi Umum & Eksplorasi Rinci


Tahapan eksplorasi ini dimaksud untuk mendeliniasi suatu sumber daya atau
untuk mengetahui gambaran awal bentuk tiga dimensi sumber daya tersebut. Tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran geologi suatu sumber daya
berdasarkan sebarannya, perkiraan awal bentuk tiga dimensinya, ukuran, sebarannya,
kuantitas dan kualitasnya. Hasil analisis dan evaluasi dari tahapan ini untuk
menentukan apakah eksplorasi rinci dan studi kelayakan tambang diperlukan. Kedua
tahap ini dianggap menjadi satu karena keterbatasan data yang didapat oleh penulis
pada saat pemetaan geologi, tidak adanya data pemboran, seismic, magnetic, maupun
data geofisika lainnya.

10
Pada tahapan ini dilakukan perhitungan volumetric dengan cara menghitung
luas persebaran tiap kontur yang ada di daerah desa Jambusari. Setelah didapatkan
luas, volume dapat dihitung dengan rumus volumetrik (Trapezoid atau Pyramidal).

Tabel III.1 Tabel Perhitungan


Kontur Luas Tinggi Volume Density Tonase

137.5 272,250.57 12.5 2,649,466.06 1.4 3,709,252.48

150 151,664.00 12.5 733,790.50 1.4 1,027,306.69

162.5 62,829.36 12.5 598,782.40 1.4 838,295.36

175 32,975.82 12.5 210,010.69 1.4 294,014.96


Total
(suare
meter) 519,719.75 Total (Tonnase) 5,868,869.49

Lalu setelah dihitung diperoleh volume dari desa Jambusari, setelah dikurangi
30% (tanah dan lempung) adalah 4,192,049.64 m3. Kemudian dilakukan perhitungan
untuk mencari tonase dengan cara mengalikan volume dengan massa jenis. Adapun
massa jenis dari batupasir adalah 1,4 2,5 gr/cm3 atau setara dengan 1400 - 2000
kg/m3. Maka setelah dikalikan antara volume dan massa jenis diketahui bahwa pasir
yang terdapat dalam bukit ini adalah sebesar 5,868,869.49 ton.

3.2.4 Rencana Tahapan Penambangan dan Produksi


Rencana dari penambangan pasir ini adalah dengan penambangan
secara terbuka (quarry) dengan menggunakan alat mekanis. Adapun persiapan
untuk penambangan adalah mempersiapkan lahan, lalu pengupasan tanah
penutup lahan, kemudian harus dibuat jalan tambang, serta pembangunan
berbagai macam infrastruktur di wilayah kerja.
Pengupasan tanah penutup akan menggunakan excavator merk CAT
dengan tipe 320D. Penambangan dengan alat mekanis akan menggunakan alat
Crawler Rock Drill (CRD) Merk Atlas Copco dengan tipe CFA-701. Untuk
satu unit excavator diperkirakan dapat menghasilkan 30 truk per hari di mana

11
1 truk pasir jenis colt dapat mengangkut sampai dengan 24 ton setiap harinya.
Jika yang digunakan adalah 1 unit excavator, maka akan dihasilkan 31 truk per
hari yang setara dengan 690 ton. Jadi dengan demikian diperkirakan produksi
Batugamping akan berlangsung selama 20 tahun.

12
BAB IV
KEEKONOMIAN AWAL

Tabel IV.1 Tabel Perhitungan Pengeluaran

PENGELUARAN

Harga / hari /
No Uraian bulan Harga Modal Jumlah Total (20thn)
1 Biaya Operasional
IDR IDR
Beli Lahan 365,000 377,037.41 137,618,655,252.98
IDR IDR
Beli excavator 1,000,000,000 2 2,000,000,000
IDR IDR
Beli Back Hoe Loader 812,000,000 2 1,624,000,000
IDR IDR
stone crusher 1,650,000,000 1 1,650,000,000
IDR IDR
Truck 450,000,000 10 4,500,000,000
IDR IDR
Sewa Genset 40 kva 6,000,000 1 6,000,000
IDR IDR
PAM 1,500,000 1 8,970,000,000
IDR IDR
PLN 1,500,000 1 8,970,000,000
2 Biaya Non Operasional
IDR IDR
Tempat Tinggal 1,800,000,000 1,800,000,000
IDR IDR
Sosialisasi Warga 100,000,000 100,000,000
IDR IDR
Lingkungan 2,000,000,000 2,000,000,000
IDR IDR
Perbaikan Jalan 500,000,000 500,000,000
3 Biaya Karyawan
IDR IDR
Karyawan Utama 4,000,000 5 119,600,000,000
IDR IDR
Operator Alat Berat 1,350,000 5 40,365,000,000
IDR IDR
Security 1,350,000 2 16,146,000,000
IDR IDR
Konsumsi 15,000 12 1,076,400,000

13
4 Pajak
IDR IDR
Pajak Usaha @20% 462,173,473 240 bulan 110,921,633,451.46
Biaya Administrasi Dan IDR IDR
Perizinan 15,000,000 15,000,000
Pengeluaran IDR
Total 457,862,688,704

Tabel IV.2 Tabel Perhitungan Pemasukan

PEMASUKAN

No Uraian Harga Jumlah Total


IDR IDR
1 BAHAN BAKU 135,000 4108208.646 554,608,167,257.30
PENJUALAN TRUCK SAAT IDR IDR
2 SELESAI 200,000,000 10 2,000,000,000.00
PENJUALAN EXCAVATOR IDR IDR
3 SAAT SELESAI 750,000,000 2 1,500,000,000.00
PENJUALAN BACK HOE IDR IDR
4 LOADER SAAT SELESAI 600,000,000 2 1,200,000,000.00
PENJUALAN STONE CRUSHER IDR IDR
5 SAAT SELESAI 1,300,000,000 1 1,300,000,000.00
PEMASUKAN IDR
TOTAL 560,608,167,257

Tabel IV.3 Tabel Perhitungan Keuntungan

KEUNTUNGAN

No Uraian Harga Total


1 Pemasukan IDR 560,608,167,257 IDR 560,608,167,257
2 Pengeluaran IDR 457,862,688,704 IDR 457,862,688,704
Total Pendapatan IDR 102,745,478,553

14
BAB V
KESIMPULAN

Survey lapangan pada daerah pemetaan yang terletak pada Desa Jambusari dan
sekitarnya, Kecamatan Jeruk Legi, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Secara
geografis, daerah ini terletak pada pada 109 00 00" BT 109 02' 42,9" BT dan 7
31 37,2" LS 7 34' 51,8" LS. Tedapat daerah yang prospek pada daerah sebagai
pertambangan batupasir untuk menjadi bahan bangunan. Dengan besaran cadangan
sebesar 4,108,208.65 ton yang merupakan sumber daya terunjuk. Bila di eksplorasi
dapat bernilai ekonomis, dengan pendapatan bersih selama 1 bulan Rp.
462.173.472,714413. Maka proyek penambangan Batupasir di daerah Jambusari
sangat meguntungkan untuk ditambang.

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai