Anda di halaman 1dari 5

Endapan Epitermal Sulfida Rendah

Kheisya Sheynna 072.12.122


Ahmad Rifqa 072.14.010
I Gusti Agung Bagus Adinatha Iswara 072.14.055
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti
Jln. Kyai Tapa No. 1, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11440

Abstract: Endapan mineral epitermal telah menerima banyak perhatian di dunia oleh karena
dapat di eksploitasi secara ekonomis dan tersedia sumber daya logam mulia lainnya. Secara
geologi, endapan ini relatif mudah diketahui keberadaanya. Karena secara genesa dan
ekonomis endapan epitermal ini signifikan tetapi cadangannya masih bersatu dengan cadangan
kadar tinggi yang telah ada. Secara ekonomi harga emas-perak naik relatif terhadap ongkos
operasi penambangan emas. Hal ini disebabkan karena cadangan emas yang dapat diekploitasi
secara komersil dan pengaruh terjadinya revitalisasi cadangan emas yang ada.
Keywords: Epithermal, Alteration, Sulfidation, Fluids, Deposits

PENDAHULUAN 1000 meter dibawah permukaan dengan


temperatur relatif rendah (50-200)0C
Endapan epitermal didefinisikan sebagai
dengan tekanan tidak lebih dari 100 atm
salah satu endapan dari sistem hidrotermal
dari cairan meteorik dominan yang agak
yang terbentuk pada kedalaman dangkal
asin (Pirajno, 1992).
yang umumnya pada busur vulkanik yang
dekat dengan permukaan (Simmons et al, Pada lingkungan epitermal terdapat 2 (dua)
2005 dalam Sibarani, 2008). Penggolongan kondisi sistem hidrotermal yang dapat
tersebut berdasarkan temperatur (T), dibedakan berdasarkan reaksi yang terjadi
tekanan (P) dan kondisi geologi yang dan keterdapatan mineral-mineral alterasi
dicirikan oleh kandungan mineralnya. dan mineral bijihnya yaitu epitermal sulfida
Secara lebih detailnya endapan epitermal rendah dan sulfida tinggi (Hedenquist et al
terbentuk pada kedalaman dangkal hingga .,
1995; 2000 dalam Sibarani, 2008).
TINJAUAN UMUM
Endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan dengan larutan hidrotermal yang bersifat netral
dan mengisi celah-celah batuan. Tipe ini berasosiasi dengan alterasi kuarsa-adularia, karbonat,
serisit pada lingkungan sulfur rendah dan biasanya perbandingan perak dan emas relatif tinggi.
Mineral bijih dicirikan oleh terbentuknya elektrum, perak sulfida, garam sulfat, dan logam
dasar sulfida. Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi rendah adalah andesit alkali,
dasit, riodasit atau riolit. Secara genesa sistem epitermal sulfidasi rendah berasosiasi dengan
vulkanisme riolitik. Tipe ini dikontrol oleh struktur-struktur pergeseran (dilatational jog).
Gambar 1. Skema penampang ilustrasi setting geologi dan hidrogeologi umum daerah endapan
epitermal (Taylor, 1996)

GENESA DAN KARAKTERISTIK Endapan epitermal sulfidasi rendah akan


berasosiasi dengan alterasi kuarsa
Endapan ini terbentuk jauh dari tubuh
adularia, karbonat dan serisit pada
intrusi dan terbentuk melalui larutan sisa
lingkungan sulfur rendah. Larutan bijih dari
magma yang berpindah jauh dari
sistem sulfidasi rendah variasinya bersifat
sumbernya kemudian bercampur dengan air
alkali hingga netral (pH 7) dengan kadar
meteorik di dekat permukaan dan
garam rendah (0-6 wt)% NaCl,
membentuk jebakan tipe sulfidasi rendah,
mengandung CO2 dan CH4 yang
dipengaruhi oleh sistem boiling sebagai
bervariasi. Mineral-mineral sulfur biasanya
mekanisme pengendapan mineral-mineral
dalam bentuk H2S dan sulfida kompleks
bijih. Proses boiling disertai pelepasan
dengan temperatur sedang (150-300 C)
unsur gas merupakan proses utama untuk
dan didominasi oleh air permukaan.
pengendapan emas sebagai respon atas
turunnya tekanan. Batuan samping (wallrock) pada endapan
epitermal sulfidasi rendah adalah andesit
Kontrol utama terhadap pH cairan adalah
alkali, riodasit, dasit, riolit ataupun batuan
konsentrasi CO2 dalam larutan dan
batuan alkali. Riolit sering hadir pada
salinitas. Proses boiling dan terlepasnya
sistem sulfidasi rendah dengan variasi jenis
CO2 ke fase uap mengakibatkan kenaikan
silika rendah sampai tinggi. Bentuk
pH, sehingga terjadi perubahan stabilitas
endapan didominasi oleh urat-urat kuarsa
mineral contohnya dari illit ke adularia.
yang mengisi ruang terbuka (open space),
Terlepasnya CO2 menyebabkan
tersebar (disseminated), dan umumnya
terbentuknya kalsit, sehingga umumnya
terdiri dari urat-urat breksi (Hedenquist
dijumpai adularia dan bladed calcite
dkk., 1995). Struktur yang berkembang
sebagai mineral pengotor (gangue
pada sistem sulfidasi rendah berupa urat,
minerals) pada urat bijih sistem sulfidasi
cavity filling, urat breksi, tekstur colloform,
rendah.
dan sedikit vuggy (Corbett dan Leach,
1995).

2
Tabel 1. Asosiasi mineral bijih pada endapan epithermal (White dan Hedenquist, 1995)

Tabel 2. Asosiasi mineral-mineral sekunder pengisi gangue (White dan Hedenquist, 1995)

INTERAKSI FLUIDA
Epitermal Sulfida Rendah terbentuk dalam suatu sistem geotermal yang didominasi oleh air
klorit dengan pH netral dan terdapat kontribusi dominan dari sirkulasi air meteorik yang dalam
dan mengandung CO2, NaCl, and H2S.
MODEL KONSEPTUAL ENDAPAN EMAS EPITERMAL SULFIDA RENDAH

Gambar.2.9 Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah (Hedenquist dkk., 1995)
Gambar diatas merupakan model dalam proses pembentukannya berasal dari
konseptual dari endapan emas sulfida campuran air magmatik dengan air
rendah. Dari gambar tersebut dapat dilihat meteorit.
bahwa endapan ephitermal sulfida rendah
berasosiasi dengan lingkungan volkanik,
tempat pembentukan yang relatif dekat
permukaan serta larutan yang berperan

KESIMPULAN
1. Karakteristik Suhu relatif rendah (50-250C)
2. Terbentuk pada kedalaman dangkal (~ 1 km)
3. Klasifikasi: High sulfidation (acid sulfate type) Low sulfidation (adularia-sericite type)
4. Berhubungan dengan volkanik dan lingkungan volkanik dan penting untuk
mempelajari lingkungan pembentukan bijih

4
DAFTAR PUSTAKA
Corbett G.J. and Leach T.M., 1996, Southwest Pacific Rim Gold-copper Systems : Structure,
Alteration, and Mineralization, A Workshop Presented for the Society of Exploration
Geochemists at Townville.
Pirajno F., 1992, Hydrothermal Mineral Deposits, Principles and Fundamental Concepts for
the Exploration Geologist, Springer-Verlag, Berlin, Heidelberg, New York, London,
Paris.
Taylor R.G., 1996, Ore Textures, Recognition, and Interpretation, Geology Department, James
Cook University of North Queensland, Townsville, Queensland, Australia.
White, Noel C. & Jeffrey W. Hedenquist., 1995. Epithermal gold deposits: Styles,
characteristics and exploration. SEG Newsletter 1995, 23(1), 9-13.

Anda mungkin juga menyukai