UNTUK PENENTUAN
SISTEM CEKUNGAN AIR TANAH LIMBOTO-GORONTALO
1 Pulung A. Pranantya, 2 Heni Rengganis
Puslitbang Sumber Daya Air, Jl. Ir. H. Juanda No. 193 Bandung (40135)
Telp. (022) 2500507, 2504053, 2501083 Fax. (022) 2500163
poel_pranantya@yahoo.com
ABSTRAK
Air tanah di Propinsi Gorontalo sejak 1990 sudah dimanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber air
irigasi. Pemanfaatan ini sangat tinggi jumlahnya pada daerah Cekungan Air Tanah (CAT) Limboto-
Gorontalo. Agar pengembangan air tanah berkelanjutan, perlu diperhatikan keseimbangan antara air
yang meresap, serta pengambilannya. Inventarisasi sumber air di Cekungan Air Tanah Limboto-
Gorontalo menggunakan data bor pompa, artesis, sumur dangkal, serta mata air. Penampang geologi
berdasarkan peta geologi dan model sistem akuifer, disusun dari data litologi bor menggambarkan,
posisi, deskripsi batuan, ketebalan, serta korelasi antara sumur bor, berdasarkan kesamaan ciri fisik
deskripsi litolognyai. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis kondisi hidrogeologi di cekungan air tanah
Limboto-Gorontalo terdiri dari akuifer tak terkekang (bebas) dan akuifer semi terkekang-terkekang.
Kedudukan akuifer pada kedalaman 40 m sampai 80 m. Ketebalan akuifer berkisar 3 m– 30 m, muka air
tanah ± 3 mdpt berfluktuasi ±2 meter. Berdasarkan analisis korelasi litologi sumur bor, akuifer bebas
mempunyai kedalaman beragam dari 2 sampai 9m di bawah muka tanah. Penyusun akuifer tersebut
terdiri atas breksi, batupasir kasar sampai sedang. Akuitar dan akuiklud saling menjemari terdiri dari
tuf, pasir halus sampai lempung. ± 70 % sumur di wilayah ini, nilai koefisien keterusannya (T) > 100
m2/hari, berada di wilayah Tenilo, Yosonegoro, Hutabohu dan Bongomeme.
Kata kunci: Akuifer, cekungan, air tanah, sumur.
ABSTRACT
Since 1990, groundwater in the Gorontalo Province has been utilized by farmers and inhabitants as
source of irrigation water. Exploitation in the Limboto-Gorontalo Groundwater Basin is very high. For
sustainable development, the water balance between infiltration as well as production is very substantial.
Inventory of water resources in Limboto-Gorontalo Groundwater Basin had used pumps, artesian wells,
shallow wells and springs data. Geological cross section was based on geological maps and the aquifer
system model based on lithologic data illustrates the location, rock description, thickness, and correlation
between wells, according to lithologic similarity of physical characteristics. Based on evaluation and
hydro-geological analysis results, Gorontalo-Limboto Groundwater Basin consists of un-confined and
semi- confined aquifers. The aquifer depth is approximately 40 m to 80 m with thickness range between
3m-30 m, and water table ± 3m below ground surface and fluctuation of 2m. Based on the well lithologic
correlation analysis, unconfined aquifer depth varies from 2 to 9m below ground level. The aquifer is
composed of breccia, coarse to medium sandstone. The interfingering Aquitard and aquiclude consists of
tuff, fine sand to clay. Approximately, 70% of wells in this region with a transmissivity coefficient (T)>
100 m2/day, are located within the areas Tenilo, Yosonegoro, Hutabohu and Bongomeme.
Keyword: Aquifer, basin, groundwater, well.
123°3’00”, bahwa cekungan air tanah pada mempunyai potensi yang cukup baik, karena
bagian timur Sungai Bone-Bolango tidak saling selain dimanfaatkan untuk memenuhi
mempengaruhi debit dari bagian barat cekungan keperluan air minum atau air bersih untuk
Gorontalo, sehingga kegiatan dibatasi pada rumah tangga, juga digunakan untuk air
bagian barat yang selanjutnya dinamakan irigasi. Pemanfaatan akuifer dangkal
cekungan air tanah Limboto-Gorontalo. umumnya dilakukan dengan membuat sumur
Berdasarkan letak kedalaman di CAT gali, keadaan ini banyak dijumpai di wilayah
Limboto-Gororntalo, terdapat 2 jenis akuifer, Kecamatan Limboto, Limboto Barat dan
yaitu: Kecamatan Tibawa.
b) Akuifer dalam (berupa akuifer semi
a) Akuifer dangkal merupakan akuifer bebas terkekang-terkekang).
atau akuifer tidak terkekang. Kondisi geologi bawah permukaan yang tidak
Secara umum akuifer dangkal berada pada homogen akibat keberadaan struktur geologi
kedalaman maksimum 9 m dari permukaan maupun perlapisannya, menyebabkan jumlah
tanah. Litologi yang menyusun akuifer ini lapisan akuifer tidak sama di setiap daerah.
adalah perselingan antara lapisan lempung, Di bagian Timur akuifer dalam pada batuan
tuf, pasir atau kerikil. Ditinjau dari Kuarter Atas maupun Kuarter Bawah, terdiri
peruntukannya akuifer dangkal di daerah ini dari 3 lapisan yang dipisahkan oleh lapisan
kedap, sedangkan di bagian Barat klasifikasi informasi litologi beberapa sumur bor. Lokasi
akuifer dalam terdiri dari 2 lapisan. penampang sumur bor dapat dilihat pada
Gambar 3, yakni penampang arah dari Barat-
4 Kedalaman dan ketebalan akuifer di
Timur (A-A’), penampang arah Timur-Barat (B-
CAT Limboto-Gorontalo
B’), penampang arah Utara-Selatan(C-C’) dan
Dari data pengeboran berupa log bor dari penampang arah Selatan-Utara (D-D’).
seluruh sumur, telah digunakan sebagai data
Gambaran korelasi dari sumur bor arah
dasar dalam mengetahui kondisi fisik dari CAT
Barat-Timur yang membentang mulai Tolotio
Limboto-Gorontalo (khususnya keadaan geologi
Kecamatan Tibawa melewati Isimu Selatan,
bawah permukaan). Analisis kondisi hidrogeologi
Yosonegoro sampai ke daerah Tenilo Limboto
dari cekungan tersebut, dievaluasi berdasarkan
Barat . Akuifer I diperkirakan merupakan akuifer
data sekunder hasil uji pemompaan. Analisis
bebas pada kedalaman mulai 3 mdpt sampai 9
kondisi hidrogeologi hanya dilakukan pada
mdpt dan akuifer II (semi terkekang-terkekang),.
sumur bor dengan data hidrogeologi yang
pada kedalaman >18 m. Kedua posisi akuifer
tersedia.
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.
Di wilayah Kecamatan Limboto kedalaman Kedalaman akuifer yang terdapat pada
pengeboran rata-rata mencapai 100 m, penampang Utara-Selatan (C-C’) di wilayah
kedudukan akuifer bervariasi di kedalaman Kecamatan Tibawa mulai dari Desa Isimu ke
antara 40 m sampai 80 m. Ketebalan akuifer arah Selatan yakni Bongomeme sampai
berkisar antara 3 m– 30 m dan muka air tanah ± Pangadaa’ Kecamatan Batudaa’. Kedalaman
3 mdpt berfluktuasi sekitar 2 meter. Data akuifer I, mulai 2 m sampai 20 m dari permukaan
kedalaman dan ketebalan akuifer diperoleh dari tanah, sedangkan akuifer II dapat ditemukan
hasil evaluasi ± 30 sumur PAT yang berada di pada >15 m dari permukaan tanah. Kedua posisi
wilayah Limboto-Gorontalo. Dar hasil analisis akuifer tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
korelasi penampang litologi sumur bor, dijumpai
Penampang Timur-Barat merupakan hasil
akuifer bebas yang mempunyai kedalaman
korelasi beberapa sumur bor, sehingga terbentuk
sangat beragam dari 2 sampai 9 mdmt (di bawah
penampang geohidrologi yang melewati Limboto
muka tanah).
dan Batudaa’. Akuifer I ditemukan pada
Akuifer utama yang berperan pada kedalaman 4 m sampai 24 m dibawah dari
cekungan air tanah Limboto-Gorontalo adalah permukaan tanah. Gambaran posisi akuifer II
akuifer semi terkekang-terkekang. Secara rinci makin dangkal ke arah Barat seperti terdapat di
gambaran umum sistem akuifer diperlihatkan Bongomeme Batudaa. Kedudukan akuifer II dari
oleh beberapa penampang yang mengkorelasikan Timur ke Barat mulai dari Tenilo Limboto,