Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEILANS

Pertemuan 7 : Pengantar Sistem Informasi Geografis Dalam


Surveilans Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Nama : Kadek Sinta Widiandari
NIM : 2000029030
Golongan : A1
Kelas : IKM A
Nama Dosen :Fardhiasih Dwi Astuti,
S.KM.,M.Sc.

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2022
PRAKTIKUM KE-7
PENGANTAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

Jurnal 1 Internasional Jurnal 2 Nasional


Judul Spatiotemporal mapping of dengue cases in Sistem Informasi Geografis : Trend Pemanfaatan Teknologi
Sleman district, Indonesia year 2014-2017 Informasi Untuk Bidang Terkait Kesehatan

Nama Sulistyawati Sulistyawati, Tri Wahyuni Annisa Ristya Rahmanti, dan Arief Kurniawan Nur Prasetyo
Penulis Sukesi, dan Surahma Asti Mulasari

Nama International Journal of Community Medicine Seminar Nasional Informatika Medis III (SNIMed III) ISSN:
Jurnal dan and Public Health Sulistyawati S et al. Int J 2301-9360. Yogyakarta, 29 September 2012
Tahun Community Med Public Health. 2019
Mar;6(3):971-975 http://www.ijcmph.com
pISSN 2394-6032 | eISSN 2394-6040

Latar Demam berdarah telah menjadi masalah Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) saat ini telah
Belakang kesehatan masyarakat yang serius, terutama di berkembang dengan cepat. Bahkan pemanfaatannya tidak
negara-negara tropis karena sesuai dengan hanya terbatas di bidang geografi saja tetapi di bidang
habitat nyamuk, seperti di Indonesia. Demam kesehatan masyarakat sendiri, teknologi ini banyak
berdarah akan tetap menjadi masalah selama dimanfaatkan para praktisi kesehatan untuk menganalisis
manusia, nyamuk, virus dan lingkungan kesenjangan dalam memperoleh pelayanan kesehatan,
berada di tempat dan waktu yang sama di menganalisis kejadian luar biasa (KLB) suatu penyakit, dan
dunia. Pemetaan penyakit sangat penting menilai priotitas penggunaan sumber daya yang
untuk mendukung surveilans DBD karena alat terbatas untuk meningkatkan level kesehatan masyarakat.
ini memungkinkan pengguna untuk Lebih khusus, di bidang statistik kesehatan, SIG dapat
menyesuaikan gambaran penyakit lintas digunakan untukmenganalisis, dan memetakan data – data
waktu dalam ruang atau populasi tertentu kesehatan, seperti pemetaan distribusi geografis dari suatu
populasi beresiko, distribusi penyakit dan masalah kesehatan,
distribusi lokasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan analisis
faktor resiko kejadian penyakit dan dampak kesehatan yang
ditimbulkan dari suatu masalah kesehatan lingkungan, dan
akibatpenyakit – penyakit menular serta penyakit bawaan
vektor

Tujuan Untuk menilai hubungan DBD dan variasi Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
iklim sebagai bagian dari perubahan iklim, seberapa jauh pemanfaatan SIG di berbagai institusi yang
Mencari bukti secara analitis hubungan antara bergerak di bidang kesehatan serta dapat mereview kebutuhan
kepadatan penduduk dan kasus DBD bagi penggunaan SIG di institusi– institusi tersebut.
otoritas kesehatan, upaya berkelanjutan dalam
pencegahan DBD melalui surveilans terpadu
Metode Studi deskriptif menggunakan GIS dilakukan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
untuk memberikan pemetaan spasial-temporal kualitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 36 orang dan
kasus DBD. Data sekunder yang bersumber dipilih dengan metode purposive sampling. Responden yang
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman merupakan perwakilan dari institusi yang bergerak di bidang
dikumpulkan untuk periode 2014 2017. Data kesehatan, baik dari sarana pelayanan kesehatan. Responden
ini di-ground-kan ke tingkat kecamatan. diminta untuk mengisi kuesioner yang mencakup pengalaman
Quantum GIS dan Microsoft Excel digunakan responden menggunakan teknologi SIG
untuk menganalisis data.
Hasil Selama tahun 2014-2017 DBD menyebar di Responden yang berasal dari institusi pendidikan lebih
Kabupaten Sleman. Pada tahun 2016 banyak yang telah mengenal SIG daripada responden yang
ditemukan peningkatan kecamatan dengan berasal dari institusi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan,
kasus DBD yang tinggi. Tingginya kasus provider asuransi kesehatan, dan insustri penyedia aplikasi
DBD ditemukan di kecamatan dengan kesehatan. Begitupun dengan pengalaman menggunakan GPS
karakteristik perkotaan. (Global Positioning System) dan pelatihan SIG, lebih banyak
dimiliki oleh responden yang berasal dari institusi pendidikan.
Kesimpula Pemetaan DBD menggunakan GIS sangat Teknologi Sistem Informasi Geografis sudah mulai banyak
n membantu untuk memahami keberadaan dimanfaatkan di bidang kesehatan, Institusi pelayanan
penyakit dan dinamika penyakit dari waktu ke kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit, dan balai
waktu pelayanan kesehatan juga mulai menggunakan SIG untuk
mengevaluasi kunjungan pasien dan cakupan pelayanan
kepada pasien.

Lesson Dari Jurnal diatas kesimpulan yang saya Dari Jurnal diatas yang dapat saya simpulkan dari kegunaan
Learn dapatkan dari penggunaan Sistem Informasi SIG yaitu SIG sangat berguna di bidang kesehatan terutama
Geografis (SIG) yaitu dalam kasus DBD SIG kesehatan masyarakat dimana SIG digunakan untuk
sangat dibutuhkan karena penting untuk mengetahui faktor risiko dan sebaran penyakit yang ada di
mengetahui keberadaan penyakit untuk setiap wilayah untuk menganalisis penyebaran penyakit
menciptakan pencegahan penyakit yang tepat menular dan kejadian outbreak.
dan dilakukan untuk mengetahui persebaran
kasus DBD di kota tersebut.

Link https://www.researchgate.net/publication/ file:///C:/Users/ASUS/Downloads/admin,


Jurnal 331301160 +2.+SNImed+2%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai