Dosen Pengampu :
Alik septian M.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
S1 KEPERAWATAN 2A
STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2022/2023
Seminar Nasional Informatika Medis III (SNIMed III) ISSN: 2301-9360.
Yogyakarta, 29 September 2012
ABSTRAK
Meningkatnya pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), memicu banyaknya studi yang
menggunakan pendekatan spasial untuk menyajikan informasi kesehatan dalam bentuk peta. Namun
demikian, hampir sebagian besar studi menggunakan pendekatan spasial hanya untuk menginvestigasi
kejadian penyakit menular dan kejadian outbreak. Studi ini dilakukan untuk melihat potensi pemanfaatan
SIG untuk mengelola berbagai sumber data terkait kesehatan. Jika dilihat dari sisi pengguna, telah banyak
stakeholder yang telah menggunakan SIG. Institusi pemerintah seperti Kementrian Kesehatan, dinas
kesehatan baik kabupaten maupun provinsi menggunakan data-data laporan rutin untuk diolah secara
spasial. Institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit, dan balai pelayanan kesehatan juga
mulai menggunakan SIG untuk mengevaluasi kunjungan pasien. Sama halnya dengan penyedia asuransi
kesehatan, SIG dipandang penting dalam melakukan evaluasi distribusi kepesertaan dan partner jaminan
kesehatan. Sedangkan akademisi atau insitusi pendidikan seperti dosen, peneliti dan mahasiswa
memanfaatkan SIG untuk mencari hubungan sebab akibat kejadian penyakit atau untuk proses
pembelajaran dan pendidikan. Berbeda dengan ketiga jenis institusi diatas, industri pengembang software,
meggunakan SIG sebagai alat untuk menyempurnakan aplikasi terkait pelayanan kesehatan. Studi ini dapat
memberikan gambaran seberapa jauh pemanfaatan SIG di institusi – institusi tersebut dan dapat mereview
kebutuhan penggunaan SIG di institusi terkait sehingga dapat menginisiasi institusi lain untuk
memanfaatkan teknologi SIG sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan.
Kata Kunci: sistem informasi geografis, SIG, data kesehatan, pengguna SIG
visualiasi data dalam bentuk
pemetaan dalam SIG dapat menjadi
1. PENDAHULUAN salah satu cara efektif untuk
Teknologi Sistem Informasi Geografis meyakinkan pengambil kebijakan di
(SIG) saat ini telah berkembang dengan cepat. berbagai level administratif untuk
Bahkan pemanfaatannya tidak hanya terbatas menentukan prioritas masalah
di bidang geografi saja tetapi telah merambah kesehatan serta memilih program –
ke berbagai bidang, tidak terkecuali dalam program kesehatan yang paling
bidang kesehatan. Di bidang kesehatan sesuai untuk diimplementasikan di
masyarakat sendiri, teknologi ini banyak institusi kesehatan di berbagai
dimanfaatkan para praktisi kesehatan untuk daerah dan kabupaten. Bahkan SIG
menganalisis kesenjangan dalam memperoleh juga dapat juga digunakan sebagai
pelayanan kesehatan, menganalisis kejadian bahan
luar biasa (KLB) suatu penyakit, dan menilai 6
priotitas penggunaan sumber daya yang
terbatas untuk meningkatkan level kesehatan
masyarakat (Riner et al., 2004). Teknik
7
Seminar Nasional Informatika Medis III (SNIMed III) ISSN: 2301-9360.
Yogyakarta, 29 September 2012
10
Seminar Nasional Informatika Medis III (SNIMed III) ISSN: 2301-9360.
Yogyakarta, 29 September 2012
masing-masing berasal dari Kedokteran Hewan, 4.2. Ketersediaan SDM Terlatih dan
Ekonomi-Manajemen, dan Psikologi. Peralatan Pendukung SIG
Latar belakang institusi responden dapat Pemanfaatan teknologi SIG yang
dilihat pada tabel 6. Berdasarkan gambar di atas optimal tentunya perlu didukung oleh
diketahui bahwa sebagian besar responden yang ketersediaan peralatan yang memadai
berpartisipasi berasal dari institusi pendidikan, dan SDM terlatih. Hasil analisis
dengan latar belakang profesi sebagian besar ketesediaan SDM yang terlatih
merupakan dosen/ peneliti, dan mahasiswa, menggunakan SIG menunjukkan
sedangkan sisanya pengelola institusi bahwa 51,7% responden menyatakan
pendidikan, yang berasal dari 3 Fakultas institusinya memiliki tenaga yang
Kedokteran, 7 Fakultas Kesehatan Masyarakat, 1 terlatih menggunakan SIG. Sedangkan
Fakultas Kedokteran Hewan dan 1 STIKES. dari segi ketersediaan alat pendukung
Selain dari institusi pendidikan, responden SIG, diketahui bahwa ketersediaan alat
juga berasal dari institusi kesehatan, yang terdiri pendukung SIG lebih banyak
dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia didominasi oleh responden yang
dan melibatkan 6 Dinas Kesehatan. Penelitian ini berasal dari institusi pendidikan,
juga melibatkan perwakilan dari fasilitas kesehatan, dan fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan, baik di tingkat Rumah kesehatan. Hal ini wajar karena alat –
Sakit, Balai Pelayanan Kesehatan, hingga alat tersebut dibutuhkan dalam
Puskesmas, yaitu meliputi 1 RSUD, 2 Balai mendukung kebutuhan pendidikan,
Pelayanan Kesehatan, dan 1 Puskesmas. Selain penelitian dan pelaporan data rutin
melibatkan insitusi pendidikan, institusi yang menjadi lingkup kerja institusi
kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesehatan. Penjelasan
penelitian ini juga melibatkan responden yang lebih lanjut dapat dilihat pada gambar
berasal dari perusahaan asuransi dan 7.
pengembang aplikasi kesehatan meskipun
persentasenya kecil.
14
Seminar Nasional Informatika Medis III (SNIMed III) ISSN: 2301-9360.
Yogyakarta, 29 September 2012
15