Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUGAS 2

MEKANIKA FLUIDA 2

MERESUME BAB 8 (FLOW IN PIPES) DARI BUKU FLUID MECHANICS


FUNDAMENTAL AND APPLICATIONS KARANGAN YUNUS A CENGEL

Disusun oleh:

Muhamad Rezky Prasetyaji 21050115120047

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
BAB 8 : ALIRAN DALAM PIPA

PENDAHULIAN

Aliran fluida dalam pipa melingkar dan noncircular biasa ditemui di praktek dan dunia
nyata. Air panas dan dingin yang dogunakan di rumah dipompa melalui pipa. Air di kota
didistribusikan oleh jaringan pipa yang luas. Minyak dan gas alam diangkut ratusan mil oleh besar
saluran pipa. Darah dibawa ke seluruh tubuh kita oleh arteri dan vena. air pendingin di mesin
diangkut oleh selang ke pipa. Energi termal dalam sistem panas ruang hidronik ditransfer ke air
sirkulasi dalam boiler, dan kemudian diangkut ke lokasi yang diinginkan melalui pipa. Aliran
fluida diklasifikasikan sebagai eksternal dan internal, tergantung pada apakah fluida mengalir di
atas permukaan atau di saluran. Aliran Internal dan eksternal menunjukkan karakteristik yang
sangat berbeda. Dalam bab ini kita mempertimbangkan aliran intervalal di mana saluran
sepenuhnya diisi oleh cairan, dan alirannya didorong terutama oleh perbedaan tekanan.

Aliran cairan atau gas melalui pipa atau saluran biasanya digunakan dalam pemanasan dan
aplikasi pendinginan dan jaringan distribusi fluida. fluida dalam aplikasi tersebut biasanya dipaksa
mengalir oleh kipas atau pompa melalui bagian aliran. Dengan memberikan perhatian khusus pada
gesekan, yang secara langsung berkaitan dengan pressure drop dan head loss selama aliran melalui
pipa dan saluran. Pressure drop kemudian digunakan untuk menentukan kebutuhan daya
pemompaan. Secara umum, bagian aliran penampang melingkar disebut sebagai pipa (terutama
ketika fluida adalah cairan), dan aliran bagian dari penampang sirkular yang tidak melingkar
sebagai saluran (terutama ketika fluida adalah gas). Pipa berdiameter kecil biasanya disebut
sebagai tabung. mengingat ketidakpastian ini, digunakan frase yang lebih deskriptif (seperti pipa
melingkar atau persegi panjang duct) sebagian besar cairan, terutama cairan, dialirkan ke dalam
pipa pipa bulat. Ini karena pipa dengan penampang melingkar dapat menahan perbedaan tekanan
besar antara bagian dalam dan luar tanpa mengalami distorsi yang signifikan. Pipa-pipa non-
sirkular biasanya digunakan dalam aplikasi seperti sistem pemanasan dan pendinginan bangunan
dimana perbedaan tekanan relatif kecil, manufaktur dan biaya pemasangan lebih rendah, dan ruang
yang tersedia terbatas untuk membutuhkan saluran kerja (Gambar 8.1).
Gambar 8.1 Pipe and duct

Kecepatan fluida dalam pipa berubah dari nol di permukaan karena kondisi tanpa selip
sampai maksimum di pusat pipa. Dalam aliran fluida, itu nyaman untuk bekerja dengan Vavg
(kecepatan rata-rata), yang tetap konstan di aliran mampat ketika area cross-sectional dari pipa
adalah konstan (Gambar 8.2). Kecepatan rata-rata dalam aplikasi pemanasan dan pendinginan
mungkin agak berubah karena perubahan kepadatan dengan suhu. Gesekan antara partikel-partikel
cairan dalam pipa memang menyebabkan sedikit kenaikan suhu cairan sebagai akibat dari energi
mekanik yang diubah menjadi energi termal . Tapi suhu ini meningkat karena gesekan pemanasan
biasanya terlalu kecil untuk menjamin pertimbangan dalam perhitungan dan dengan demikian
diabaikan. Sebagai contoh, dengan tidak adanya perpindahan panas, tidak ada perbedaan yang
nyata yang dapat dideteksi antara suhu masuk dan keluar dari air yang mengalir dalam pipa.
Konsekuensi utama dari gesekan di aliran fluida adalah penurunan tekanan, dan dengan demikian
setiap perubahan suhu yang signifikan dalam cairan ini disebabkan oleh perpindahan panas.

Gambar 8.2 Kecepartan rata-rata dari cross sectional pipa


ALIRAN LAMINAR

Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel fluidanya
sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel fluida seolah-olah
bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara
mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan penting dalam
pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya alirannya tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah
menurut waktu. Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi turbulen disebut
aliran transisi. Aliran transisi dari laminar ke turbulen tidak tiba tiba terjadi, sebaliknya itu terjadi
di beberapa bagian yang mana terjadi fluktuasi pada aliran diantara laminar dan turbulen. Aliran
laminar ditemukan pad acarian yang sangat viscous, berkecepatan rendah, dan bergerak teratur
seperti minyak pada pipa-pipa kecil.

Gambar 8.3 Laminar flfbow (kiri) Turbulen flow (kanan)

ALIRAN TURBULEN

Turbulen merupakan kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang
tidak laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan dalam lintasan
fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan
viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-pusaran
dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan di
seluruh penampang aliran. Pencampuran intens cairan dalam aliran turbulen sebagai akibat dari
fluktuasi cepat meningkatkan transfer momentum antara partikel-partikel cairan, yang
meningkatkan gaya gesekan di permukaan dan dengan demikian kekuatan pemompaan yang
dibutuhkan. Itu Faktor gesekan mencapai maksimum ketika aliran menjadi turbulen sepenuhnya.
Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang
disebut Angka Reynold (Reynolds Number).

REYNOLDS NUMBER

Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Transisi
dari aliran laminar ke turbulen tergantung pada geometri, suhu permukaan, kekasaran permukaaan,
kecepatan aliran, jenis fluida. Kemudian tahun 1880-an Osborne Reynolds menentukan bahwa
aliran sangat tergantung pada rasion inersia yang memaksa gaya viskos pada cairan. Rasion inilah
yang disebut bilangan Reynolds yang dinyatakan untuk aliran dalam pipa dengan persamaan.

 vavg - kecepatan fluida,


 D – karakterustuj length of geometry,
 μ - viskositas absolut fluida dinamis,
 ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
 ρ - kerapatan (densitas) fluida.

Nilai Reynolds dimana akan menjadi turbulen jika sudah mencapai nilai critical Reynolds
numbernya. Nilai ini berbedi di setiap geometri dan kondisi aliran. Pada aliran dalam pipa, critical
Reynold number sebesar 2300. Dikebanyakan kondisi aliran circular pipa laminar pada kurang
dari 2300 dan turbulen pada lebih dari 4000 serta bertransisi diantaranya.
Untuk pipa non circular, nilai diameter didapat dari nilai diameter hydraulic. Yaitu pada
persamaan dibawah dan lebih jelas pada Gambar 8.4.

Gambar 8.4 Hydraulic diameter

ENTRANCE REGION

Entrance region merupakan ailayah aliran di mana efek dari gaya geser viskos disebabkan
oleh viskositas fluida yang dirasakan disebut lapisan batas kecepatan atau hanya lapisan batas tidak
terjadi. Permukaan batas hipotetis membagi mengalir dalam pipa ke dua wilayah: daerah lapisan
batas, di mana efek viskos dan perubahan kecepatan signifikan, dan irrotational daerah aliran, di
mana efek gesekan dapat diabaikan dan kecepatan tetap pada dasarnya konstan dalam arah radial.
Ketebalan lapisan batas ini meningkatkan arah aliran sampai lapisan batas mencapai pusat pipa
dan dengan demikian mengisi seluruh pipa, seperti ditunjukkan pada Gambar. 8.5. Wilayah dari
pipa masuk ke titik di mana lapisan batas menyatu pada garis tengah disebut hidrodinamik entrance
region, dan panjang wilayah ini disebut hidrodinamik entry lenght (Lh). Aliran di entrance region
disebut hidrodinamis developimg flow karena ini adalah wilayah di mana profil kecepatan
develop. Wilayah di luar wilayah entrance di mana profil kecepatan fully develop dan tetap tidak
berubah disebut hidrodinamik fully develop. Aliran dikatakan fully develop ketika profil
temperatur yang normal tetap tidak berubah juga. Hidrodinamis Aliran yang dikembangkan setara
dengan aliran yang fully develop ketika cairan di dalam pipa tidak dipanaskan atau didinginkan
karena suhu fluida dalam hal ini pada dasarnya tetap konstan. Profil kecepatan rata-rata waktu
tetap tidak berubah ketika aliran fully develop.

Gambar 8.5 Hydrodynamic entrance region

Panjang masuk hidrodinamik (entry lenght) biasanya dianggap sebagai jarak dari pipa
masuk ke tempat tegangan geser dinding (dan dengan demikian faktor gesekan) mencapai sekitar
2 persen dari nilai yang dikembangkan sepenuhnya. Untuk Re tertentu nilai hydrodinamic entry
length berkaitan dengan ukuran diameter tapi meningkat linear dengan kecepatan. Aliran akibat
tegangan geser pada Gambar 8.6.

Gambar 8.6 Variasi dari tegangan geser dinding terhadap arah aliran pada pipa
PRESSURE DROP

Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa atau tabung ke hilir titik. "Penurunan tekanan" adalah
hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir melalui tabung yang disebabkan oleh resistensi
terhadap aliran. Penentu utama resistensi terhadap aliran fluida adalah kecepatan fluida melalui
pipa dan viskositas fluida. Aliran cairan atau gas akan selalu mengalir dalam arah perlawanan
paling sedikit (tekanan kurang).

Penurunan tekanan meningkat sebanding dengan gaya geser gesek dalam jaringan pipa.
Penurunan tekanan dipengaruhi oleh sebuah jaringan pipa yang berisi rating kekasaran relatif
tinggi serta banyak pipa fitting dan sendi, konvergensi tabung, divergensi, kekasaran permukaan
dan sifat fisik lainnya. Selain itu Perubahan energi kinetik dan perhitungan penurunan tekanan
yang disebabkan oleh gesekan dalam pipa melingkar juga berpengaruh terhadap pressure drop.
Kecepatan aliran tinggi dan / atau cairan viskositas tinggi dalam hasil penurunan tekanan yang
lebih besar di bagian pipa atau katup atau siku. Kecepatan rendah akan mengakibatkan penurunan
tekanan yang lebih rendah atau tidak ada.

Penurunan tekanan dapat dihitung dengan 2 nilai: Reynolds Nomor NRE (menentukan
laminer atau aliran turbulen), dan kekasaran relatif pipa, ε / D. NRE = Dvρ / μ Dimana D adalah
diameter pipa dalam meter, v adalah kecepatan aliran dalam meter per detik, ρ adalah densitas
dalam kilogram per meter kubik, dan μ adalah dalam kilogram per meter-detik. Ukuran dari sebuah
saluran pipa biasanya berdasarkan pada keseimbangan antara pressure drop di satu pihak dan biaya
serta berat di pihak lain.. Pressure drop dalam sebuah pipa adalah fungsi dari kecepatan berat jenis
dan kekentalan / viscositas dari cairan dan panjang serta diameter pipa. Selain itu pressure drop
juga berfungsi sebagai sifat aliran / arus termasuk jumlah dan jari – jari serta tingkat turbulensi.
Didalam penggunaanya dilaut , dimana saluran pipa biasanya pendek , bagian terbesar dari jumlah
pressure drop dalam sebuah sistem akan terjadi didalam saluran pipa. Pada praktiknya, untuk
mejelaskan pressure loss pada semua tipe dari fully developed aliran dalam pipa (laminar atau
turbulen; circular atau noncircular pipes; halus atau kasar permukaan, horizontal atau inclined
pipa) dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut. Dan di jelaskan pada Gambar 8.7.
Untuk keadaan tertentu, seperti pada circular pipe laminar. Friction facnroe untuk aliran
fully develop seperti persamaan dibawah.

Δp = penurunan tekanan dalam pascal (Pa)


v = kecepatan dalam meter per detik (m / detik)
f = faktor gesekan
L = panjang pipa atau selang dalam meter (m)
ρ = densitas cairan dalam kilogram per meter kubik (kg / m³)
D = diameter dalam pipa atau selang dalam meter (m)

Gambar 8.7 Relasi pressure loss dan head loss


HEAD LOSS

Head Loss adalah kerugian tekanan yang terjadi pada aliran internal. Aliran internal seperti
pada pemipaan sangat sering mengalami head loss. Head loss terjadi karena berbagai hal seperti
gesekan fluida dengan dinding pipa dan adanya hambatan pada pipa seperti belokan, percabangan,
katup, dan lain sebagainya. Kerugian tekan (head loss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat
dihindari padasuatu aliran fluida yang berupa berkurangnya tekanan pada suatu aliran, sehingga
menyebabkan kecepatan aliran mengecil. Salah satu kerugian yang sering terjadi dan tidak dapat
diabaikan pada aliran air yang menggunakan pipa adalah kerugian tekan akibat gesekandan
perubahan penampang atau pada belokan pipa yang menggangu aliran normal. Hal ini
menyebabkan aliran air semakin lemah dan mengecil.

Kerugian juga dibagi menjadi major dan minor loss. Major loss diakibatkan oleh friction
antara fluida dan pipa. Minor loss diakibatkan oleh katup, tikungan, dan lain sebagainya.
Kehilangan energi sepanjang aliran dapat disebabkan oleh geseran atau perubahan penampang
aliran oleh gangguan lokal. Dibanding dengan kehilangan energi akibat geseran,kehilangan energi
akibat perubahan penampang atau arah aliran adalah kecil oleh karena itudisebut kehilangan energi
minor (minor losses). Akan tetapi apabila kehilangan minor iniberjumlah banyak di sepanjang
aliran maka akan mengakibatkan kehilangan yang berarti bagisistem aliran.Untuk setiap sistem
pipa, selain kerugian tipe moody yang dihitung untuk seluruhpanjang pipa, ada pula yang
dinamakan kerugian minor (minor losses). Jadi, Head loss mayor disebabkan karena gesekan pada
pipa, sedangan headloss minor disebabkan akibat pembesaran dan pengecilan pada pipa. Secara
umum rumus kehilangan tinggi tekan adalah

hf = head loss mayor (m)


f = koefisien gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Setelah Pressure loss dan Head loss diketahui, pemompaan yang diperlukan untuk
mengatasi kerugian tersebut dapat ditentukan. Dengan persamaan dibawah dan daya pompa yang
dibutuhkan ditunjukkan pada aliran laminar Gambar 8.8.

Gambar 8.8. Daya pompa yang dibutuhkan untuk aliran laminar

Dimana V (dot) adalah nilai aliran volum dan m adalah nilai aliran massa. Kecepatan rata
rata pada lairan laminar di pipa horizontal dapat ditentukan dengan persamaan dibawah

Pada keadaan incline pipe, nilai V(dot) di dapat dengan melihat relasi dari bidang miri yang
diperoleh dengan cara yang sama dari suatu gaya yang menyeimbangkan arah aliran. Maka didapat
nilai V pada incline pipe seperti persamaan dibawah.

Aliran dikatakan aliran uphill ketikan ϴ > 0 dan sin ϴ > 0

Aliran dikatakan aliran downhill ketika ϴ < 0 dan sin ϴ < 0


LAMINAR FLOW PADA PIPA NONCIRCULAR

TURBULEN PADA ALIRAN PIPA

Aliran yang banyak dijumpai pada praktek adalah alira turbulen, sehingga turbulen penting
untuk di pahami bagai mana terjadinya turbulensi yang disebabkan akibat tegangan geser dinding.
Aliran turbulen ditandai oleh fluktuasi acak dan cepat dengan daerah cairan yang berputar.
Fluktuasi ini memberikan mekanisme tambahan untuk momentum dan transfer energy dalam
aliran laminar, aliran partikel cairan secara teratur di sepanjang jalur, dan momentum dan energi
ditransfer melintasi garis arus oleh molekul difusi. Dalam aliran bergejolak, pusaran pusaran
pusaran berputar, momentum, dan energi ke daerah lain mengalir jauh lebih cepat daripada difusi
molekul, sangat meningkatkan massa, momentum, dan perpindahan panas. Hasil dari, aliran
turbulen dikaitkan dengan nilai-nilai gesekan yang jauh lebih tinggi, transfer panas, dan koefisien
perpindahan massa pada aliran turbulen terjadi perbedaan gradient aliran dan kecepatan akibat
pengaruh gesekan yang disebut shear stress turbulen flow. Dimana shaer stress dapat dijelaskan
dengan persamaan dibawah. Shear stress dapat dipengaruhi oleh kecepatan dan tubulensi. Dimana
miu merupakan kinematic eddy viscosity atau kinematic turbulent.

Sehingga didapatkan gradient kecepatan terhadap dinding sserta terbentuknya profil


kecepatan pada aliran turbulen Seperti pada Gambar 8.10.

Gambar 8.10. pengaruh shear akibat dinding pada profil dan profil kecepatan aliran turbulen

Profil kecepatan di lapisan ini sangat hampir linier, dan alirannya streamline. Di sebelah viskos
layer adalah buffer layer, di mana efek turbulen menjadi signifikan, tetapi aliran masih didominasi
oleh efek viskos. Di atas buffer layer adalah overlap(atau transisi) layer, juga disebut sublayer
inersia, di mana efek turbulen jauh lebih signifikan, tetapi tetap tidak dominan. Selanjutnya
diatasnya ada lapisan luar atau turbulen layer di bagian sisa arus masuk efek turbulen yang
mendominasi efek difusi molekuler (viskos).

Profil kecepatan pada viskos cublayer dapat dijelaskan secara nondimensional dengan

Persamaan tersebut dikenal sebagai law of wall, dan ditemukan dengan korelasi dengan ekperimen
unutk permukaan halus unutk nilai 0 ≤ yu./v ≤ 5. Jika y kasar, maka y di tentukan dengan

MOODY CHART
MINOR LOSES

Minor losses adalah kerugian yang terjadi dalam aliran pipa yang disebabkan oleh
komponen-komponen pada pipa seperti katup/valve, entrance flow, exit flow, elbow, percabangan
tee, dll. Setiap jenis komponen tersebut memiliki nilai loss coefficient yang berbeda-beda.
Koefisien losses digambarkan dengan persamaan dibawah. Dan keterangan pada Gambar 8.11.

Gambar 8.11 Minor losses komponen pada konstan diameter

Ketika koefisian losses sudah diketahui maka head loss untuk komponen
ditentukan dengan persamaan berikut.

Minor losses juga dapat dijelaskan pada persamaan dari ekuivalen panjang. Seperti
dibawah

Namun losses koefisien tiap geometri sudah dapat ditentukan juga menggunakan table
dibawah
FLOW RATE VELOCITY MEASUREMENT

Pengukur aliran berkisar luas dalam tingkat mereka kecanggihan, ukuran, biaya, akurasi,
keserbagunaan, kapasitas, penurunan tekanan, dan prinsip operasi. Gambaran umum meter yang
biasa digunakan untuk mengukur laju aliran cairan dan gas yang mengalir melalui pipa atau
saluran. Beberapa flowmeters mengukur laju aliran langsung dengan pemakaian dan mengisi ulang
ruang pengukur Volume yang diketahui secara terus-menerus dan terus melacak jumlah
pembuangan per satuan waktu. Tapi kebanyakan flowmeters mengukur laju aliran secara tidak
langsung namun mengukur kecepatan rata-rata V atau a yang terkait dengan kecepatan rata-rata
seperti tekanan dan seret, dan menentukan laju aliran volume V. macam macam flow meter :

 PITOT DAN STATIK PITOT PROBES

Pitot probes atau pitot tabung merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran
fluida. Prinsipnya dengan menggunakan kecepatan fluida yang dipengaruhi tekanan static dan
tekanan stagnasi serta maja jenis fluida. Hal tersebut berdasarkan hokum bernaolli. Gambar 8.12
menerangkat pitot dan prinsip kerjanya.

Gambar 8.12 Pitot dan pengukurannya

Dengan menurunkan persamaan diatas berdasarkan syarat-syarat tertentu (v1=0 (stagnasi) v=v2)
didapat persamaan pitot sebagai berikut
 ORIFICE VENTURI AND NOZZLE METERS

Orifice, venture dan nozzle merupakan alat ukur fluida yang bergantung pada sifar fluida
dan luas penampang. Dengan menggunakan prinsip konservasi masa, bernaoulli, dudapat
persamaan sebagai berikut.

 Turbine Flowmeters
Turbin flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur aliran fluida dalam pipa
yang berputar (baling baling) di dalam bagian pipa dan melakukan kalibasi yang
diperlukan. Namun menurut definisi cukup keliru karena turbin mengektrasi energy dari
cairan sedangkan baling balin mengambah energy ke cariran.

 Positive Displacement Flowmeters

Alat yang digunakan unutk mengukur aliran fluida dengan menangkap sejumlah cairan
yang masuk dan mengitung jumlah debit fluida tersebut

 Ultrasonic flowmeter
Alat yang digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan menghasilkan gelombang suara
dengan transduser dan mengukur propagasi gelombang tersebut melalui cairan mengalir.
Ada dua jenis dasar flowmeters ultrasonik: transit waktu dan Doppler-effect (atau
pergeseran frekuensi) flowmeters. Waktu transit flowmeter mentransmisikan gelombang
suara dalam arah hulu dan hilir dan mengukur perbedaan waktu tempuh

 Rotametes
Alat yang digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan cariran yang mengalir melalui
tabung runcing, float naik di dalam tabung ke lokasi di mana berat float, gaya drag, dan
daya apung menyeimbangkan satu sama lain dan gaya total yang bekerja pada float adalah
nol. Laju aliran ditentukan dengan sederhana cocok dengan posisi float terhadap skala
aliran yang lulus di luar tabung transparan yang meruncing.
 Electromagnetic flowmeter
Flowmeter elektromagnetik aliran penuh adalah perangkat nonintrusif yang terdiri dari
kumparan magnet yang mengelilingi pipa, dan dua elektroda dibor ke dalam pipa sepanjang
diameter flush dengan permukaan bagian dalam pipa jadi bahwa elektroda bersentuhan
dengan cairan tetapi tidak mengganggu mengalir dan dengan demikian tidak menyebabkan
kehilangan tekanan. Elektroda berada terhubung ke voltmeter. Gulungan menghasilkan
medan magnet ketika sub terganggu dengan arus listrik, dan voltmeter mengukur potensi
listrik perbedaan antara elektroda. Perbedaan potensial ini proporsional dengan kecepatan
aliran cairan konduksi, dan dengan demikian kecepatan aliran bias dihitung dengan
menghubungkannya dengan tegangan yang dihasilkan.

 Vortex flowmeters
Alat yang digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan menggunakan Aliran perangkat
pengukuran yang bekerja pada prinsip ini disebut flowmeters vortex. Nomor Strouhal,
ditentukan di mana f adalah frekuensi penumpahan vortex, d adalah diameter atau lebar
karakteristik obstruksi, dan V adalah kecepatan aliran yang menimpa obstruksi, juga tetap
ada konstan dalam hal ini, asalkan kecepatan aliran cukup tinggi.

 Termal anemometer
Anemometer termal disebut anemometer merupakan alat ukur aliran fluida dengan
menggunakan kawat panas sebagai elemen sensor, Anemometer kawat panas dicirikan
oleh kawat sensor yang sangat kecil biasanya beberapa mikron masuk diameter dan
beberapa milimeter panjangnya. Sensor biasanya dibuat dari platinum, tungsten, atau
platinum-iridium paduan, dan itu melekat pada probe melalui pemegang. Sensor kawat
halus dari anemometer kawat panas sangat rapuh karena ukurannya yang kecil dan dapat
dengan mudah pecah jika cairan atau gas mengandung jumlah kontaminan atau partikel
yang berlebihan. Ini terutama konsekuensi pada kecepatan tinggi. Dalam kasus seperti itu,
semakin banyak probe hot-film kasar harus digunakan. Tapi sensor dari probe film panas
lebih besar, memiliki respons frekuensi yang lebih rendah secara signifikan, dan
mengganggu lebih banyak dengan aliran; sehingga tidak selalu cocok untuk mempelajari
detail halus aliran turbulen.
 Laser Doppler velocimetry
Laser Doppler velocimetry (LDV), juga disebut laser velocimetry (LV) atau laser Doppler
anemometry (LDA), adalah teknik optik untuk mengukur aliran kecepatan pada titik yang
diinginkan tanpa mengganggu aliran. Tidak seperti termal anemometri, LDV tidak
melibatkan probe atau kabel dimasukkan ke dalam aliran, dan dengan demikian itu adalah
metode nonintrusive.

 Practicle image velocimetry


Partikel gambar velocimetry (PIV) adalah teknik laser double-pulsed yang digunakan
untuk mengukur distribusi kecepatan sesaat dalam bidang aliran dengan menentukan
perpindahan partikel di pesawat selama interval waktu yang sangat singkat. Tidak seperti
metode seperti anemometri kawat panas dan LDV yang mengukur kecepatan pada suatu
titik, PIV memberikan nilai-nilai kecepatan secara bersamaan di seluruh penampang
melintang, dan dengan demikian itu adalah teknologi seluruh bidang. PIV menggabungkan
keakuratan LDV dengan kemampuan visualisasi aliran dan menyediakan pemetaan medan
aliran sesaat.

Anda mungkin juga menyukai