DURASI : 16 JP
PENYUSUN : 1. ERWIN
2. HELMAN
1. PEMELIHARAAN GENERATOR...............................................................................................................1
3.4. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAGIAN BEARING DAN SISTEM PELUMASAN .............................83
3.8. BATASAN NILAI DAN TOLERANSI HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN GENERATOR .................93
Gambar 1 Diagram H2 & CO2 Gas Valve Station (kondisi tanpa gas H2) .........................................................28
Gambar 2 Membuka bearing bagian atas pada pemeriksaan serius ...............................................................29
Gambar 3 Pemasangan alat bantu angkat dan melepas bearing bagian atas .................................................30
Gambar 4 Penggeseran bearing bawah ...........................................................................................................31
Gambar 5 Pemasangan alat bantu ...................................................................................................................31
Gambar 6 Bearing bawah siap diangkat...........................................................................................................31
Gambar 7 Bearing diangkat keluar...................................................................................................................32
Gambar 8 Bearing yang telah dibuka ...............................................................................................................32
Gambar 9 pekerjaan melepas bearing dan bracket generator ........................................................................43
Gambar 10 Konstruksi Rotor Sebelum Dikeluarkan.........................................................................................44
Gambar 11 Penempatan pelapis dan sepatu luncur pada rotor......................................................................45
Gambar 12 Pemindahan posisi sling dan pemasangan blok penopang rotor..................................................46
Gambar 13 Proses Penarikan Rotor akan keluar dari stator ..........................................................................46
Gambar 14 Proses Pemindahan Posisi Sling ...................................................................................................47
Gambar 15 Posisi pemasangan sling untuk mengangkat rotor keluar dari stator ...........................................47
Gambar 16 Melepas Kipas, bantalan dan Cincin Bantalan dan lainya .............................................................48
Gambar 17 Memasang plat luncur (skid plate) dan sepatu luncur (sliding shoe) #1.......................................48
Gambar 18 Memasang sepatu luncur #2 dan Rel ............................................................................................49
Gambar 19 Memasang linear, menarik rotor, dan melepas sepatu luncur #1 ................................................50
Gambar 20 Menempatkan beban rotor ke support rotor & sepatu luncur #2................................................51
Gambar 21 Melepas sepatu luncur #2 dan menarik rotor pada titik tertentu ................................................52
Gambar 22 Mengeluarkan rotor dan menempatkan ke support rotor ...........................................................53
Gambar 23 Shaft Jurnal ....................................................................................................................................57
Gambar 24 Inspeksi Retaining Ring dengan Dye Penetrant Test .....................................................................57
Gambar 25 Inspeksi Retaining Ring dengan Ultrasonic test (UT).....................................................................58
Gambar 26 Blower Blade..................................................................................................................................58
Gambar 27 Axial dan Radial Lead Rotor...........................................................................................................59
Generator
tidak dilakukan pembongkaran
periksa sekeringnya
Dioda putar (dioda wheel) periksa kerusakan dan perubahan bentuk dari
ujung penghantar (lead)
periksa ikatan/kelonggaran baut-baut pada bagian
Bantalan
luar cicin bantalan
periksa kerusakan, retak, atau putusnya ujung
penghantar fasa
AC generator periksa tahanan isolasi kumparan medan
periksa baut pengencangnya
periksa celah antara stator dan rotor
Generator magnet periksa isolasi stator
permanen periksa baut pengencangnya
Sistem pendingin H2
Tangki H2 pengujian
Sirkuit H2 pengujian
Generator
pemeriksaan luar, yaitu pemeriksaan bagian bawah
stator : kontaminasi, kerusakan pemanas lebih, dan
keausan
pengujian tahanan isolasi
pembersihan terminal keluaran dan isolator
Stator diperiksa kerusakan dari porselin bushing dan
permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak
saluran dan netralnya.
Pemeriksaan Klem kawat pentanahan dan bagiannya
Cek pendeteksi temperatur kumparan stator (RTD), bila
perlu diuji
tidak dilakukan pemeriksaan
Rotor
Pengujian tahanan isolasi
Sistem pendingin H2
tangki H2 pemeriksaan dan pengujian
sirkuit H2 pemeriksaan dan pengujian
sirkuit minyak
pemeriksaan dan pengujian
perapat
lepas pendingin gas hydrogen, periksa, dan bersihkan
Pendingin gas permukaan dalam saringan air pendingin dan pipa-pipa
H2/ Cooler air pendingin
pengujian hydrostatic
unit gas H2 dan
buka, periksa, dan bersihkan unit minyak perapat
minyak perapat
Sistem Pendingin Udara
Cara pelaksanaan pemeliharaan serius untuk generator secara terperinci diuraikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Program standar pemeliharaan serius (serious inspection)
Generator
Stator perihal yang semua circuit breaker/PMT, pemisah/PMS yang jika ada kelainan
harus berhubungan dengan generator telah dibuka dan generator waktu
diperhatikan dikunci operasi, bagian-
waktu telah dilakukan pentanahan bagian dalam
membuka lepas ujung selubung (bracket), keluarkan rotor generator harus
dan periksa dengan teliti bagian-bagian dalam diperiksa
stator (cara pengeluaran rotor seperti diuraikan
sebelumnya) sebelum dibuka,
tutup man hole, ujung bracket, dan sebagainya ukur tahanan
dengan lembaran plastik yang bersih, untuk isolasi dengan
mencegah masukknya benda-benda asing menggunakan
kedalam stator generator megger
peralatan H2 bagian yang keausan dan kerusakan poros dan perapat dan
dan minyak diperiksa tumpukan kotoran yang disalurkan minyak
perapat kerusakan pipa-pipa katup dan flenders juga
baut-baut yang lepas
Sistem Pendingin Udara
diperhatikan buka penyaring udara, periksa, dan bersihkan
waktu permukaan dalam saluran udara
membuka
saluran udara periksa dan bersihkan permukaan dalam
Pemeriksaan saringan udara
setelah dibuka Periksa benda-benda asing dalam saluran
udara
Perihal Yang Keluarkan air pendingin di sistem pipa
dilakukan pendingin ( cooler)
Perihal yang Pastikan air pendingin di pipa cooler sudah
harus kosong
diperhatikan
waktu Pastikan Valve air tertutup agar tidak ada aliran
membuka air pada pipa cooler
Pemeriksaan Periksa kondisi pipa ( korosi) dan kerusakan
setelah dibuka pipa air pendingin (cooler)
Water Bersihkan pipa air pendingin bagian dalam
Cara
Cooler/Box dengan sikat
Pembersihan
Cooler Tiupkan angin ke sirip-sirip pipa air pendingin
Pemeriksaan Keadaan bagian pipa yang di rol
setelah Keadaan sirip – sirip pendingin
dibersihkan Pengujian Kebocoran
Ganti semua gasket dengan yang baru
Perihal yang
Lakukan pemeriksaan bagian luar dan
diperhatikan
bersihkan
ketika
lakukan pengencangan baut-baut penutup
pemasangan
Periksa secara visual kalau ada kebocoran air
kembali
pendingin
Sistem Eksitasi Statik
1 Pembuangan gas H2
10 Pengeluaran rotor
11 Pemeriksaan rotor
18 Pemeriksaan l ead b ox
26 Pemeriksaan terakhir
Applied
Operation Item Part Interval
Cooling Type
Pemeriksaan bushing sisi All Types Inapplicable
Every 2
tegangan tinggi (Inspection of High Stator in case of without
years
Voltage Bushing) Copper Bar
Mengikatkan baut pada packing
Every 2
gland (Fastening Bolts of Packing Stator All Types
years
Gland )
Pemeliharaan dan pemeriksaan
pendingin generator, termasuk
pendingin untuk sistem
2 years
pendinginan kumparan stator,
Every 2
pendingin untuk IPB (Maintenance Auxiliaries All Types
years
and Inspection of Generator
Cooler, Including Cooler for Stator
Winding Cooling System, Cooler
for IPB)
Pemeriksaan AC Exciter dan All Types * Applicable
Every 2
peralatan bantunya (Inspection of Auxiliaries only DC Excitation
years
AC Exciter & Auxiliaries) System
Pemeriksaan menyeluruh pada
sistem penguatan ujung kumparan Every 4
4~6 years Rotor All Types
(Overall Inspection for Field years
Endwinding)
Pemeriksaan menyeluruh pada
Every 4
kumparan stator (Overall Stator All Types
years
Inspection for Stator Winding)
Pemeriksaan pada bushing trafo Auxiliaries Every 4 All Types
8~10 years
All Types *
(Special) Inspection of High Every 8
Stator Inapplicable in case of
Voltage Bushing years
without Copper Bar
All Types * Applicable
Every 8
(Special) Inspection of AC Exciter Auxiliaries only DC Excitation
years
System
(Special) Maintenance and
Inspection of Generator Cooler, Every
Including Cooler for Stator Winding Auxiliaries 8~10 All Types
Cooling System, Cooler for IPB at years
Site
(Special Overall) Maintenance and
15 years
Inspection of Generator Cooler, Auxiliaries All Types
Including Cooler for Stator Winding
Beda
Tekanan O2 Tekanan Jumlah CO2
Purity Udara
Jam Generator Minyak Diinjeksi Ket.
(%)
(Kg/cm2) Perapat (Botol)
(kg/cm2)
Beda
Tekanan
Tekanan CO2 Tekanan Persentase
Tangki Gas
Jam Generator Minyak H2 Purity Ket.
H2
(Kg/cm2) Perapat (%)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
Beda
Tekanan H2 Tekanan Jumlah CO2
Jam Generator Minyak Purity H2 (%) Diinjeksi Ket.
(Kg/cm2) Perapat (Botol)
(kg/cm2)
Beda
Tekanan CO2 Tekanan
Purity CO2
Jam Generator Minyak Purity O2 (%) Ket.
(%)
(Kg/cm2) Perapat
(kg/cm2)
Berikut ini akan dijelaskan contoh prosedur pengisian Udara atau pengosongan Gas H2 pada
sistem Generator PLTGU Cilegon sebagai berikut :
A. Persiapan
a. Gunakan peralatan kerja, peralatan K3, dan peralatan lingkungan yang laik pakai.
b. Pastikan tidak ada potensi bahaya, pencemaran lingkungan, dan kebocoran gas.
c. Tidak membawa alat-alat yang dapat memicu terjadinya bahaya ledakan/kebakaran.
d. Pastikan setting tekanan pengisian gas tidak boleh melebihi 0,5 kg/cm2g karena dapat
mengakibatkan ketidakstabilan pengukuran Gas Purity Meter/Indicator.
e. Pasang signboard untuk membatasi personil mendekati area generator dan seal oil system
dalam proses pemeriksaan kebocoran generator.
Pada pemeliharaan sedang (mean inspection), untuk membuka bearing bagian atas diperlukan
alat bantu khusus pemegang bearing. Di mana urutan untuk membuka adalah sebagai berikut :
Bebaskan generator dari gas hydrogen.
Lepas pick up vibration monitor bearing jika ada.
Gambar 3 Pemasangan alat bantu angkat dan melepas bearing bagian atas
Teknik membongkar bisa diartikan sebagai cara membongkar berdasarkan teknik-teknik tertentu,
sehingga hasil kerja membongkar berhasil dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
ini semua diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang peralatan yang dibongkar terhadap
temperatur, tekanan, tegangan, aliran dan karakteristik lainnya mengenai alat tersebut.
Dalam pelaksanaan pembongkaran harus selalu berpedoman pada buku petunjuk yang sudah
disiapkan sebelumnya. Untuk peralatan mekanik berhubungan langsung dengan temperatur dan
tekanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan pembongkaran mekanik, antara lain:
Persiapkan Tools yang sesuai/tepat untuk komponen yang akan dibongkar.
Beri pembersihan karat (rust penetran) pada bagian yang berkarat sebelum dilakukan
pembukaan.
Beri tanda pada bagian-bagian penyambungan untuk memudahkan/meluruskan pada waktu
pemasangan kembali.
NAMA
NO GAMBAR JUMLAH KET
PERALATAN
1 plat peluncur 1
(skid plate)
2 sepatu luncur 1
(sliding shoe)
pelapis 1
(SHM)
5 blok 1
penopang
rotor (rotor
supporting
block)
6 penopang 1 dirakit
rotor (rotor dengan
support) baut
8 penggantung 1
selubung
(bracket
hanger)
9 pengukur
celah udara
(gap gauge)
11 peralatan 1 dirakit
perakit dengan
bearing baut
(bearing
assembly
tool)
12 penopang 1 untuk
(support) peralatan
perakit
bearing
15 perenggang 1 untuk
pipa (pipe tabung
expander) pendingin
17 baut 1 untuk
pendongkrak mengangkat
(jacking bolt) stator
18 pasak 16
pemutar rotor
(rotor turning
pin)
19 peralatan 4
20 peralatan 1
pengangkat
alat
pendingin
(cooler lifting
tool)
Setelah semua pekerjaan seperti pada rincian di atas selesai, maka pada generator hanya tinggal
stator, rotor, dan selubung bawah sisi turbin. Dengan demikian rotor sudah siap untuk dikeluarkan
dari stator generator, akan tetapi sebelum pekerjaan pengeluaran rotor dimulai diperlukan
persiapan-persiapan yang meliputi :
Memoles permukaan dengan plat peluncur (skid plate), sepatu luncur (sliding shoes), pelapis
(shim), dan blok penopang rotor (rotor supporting block) dengan parafin agar peralatan yang
saling bergeseran saat rotor ditarik keluar dari stator dapat meluncur dengan baik.
Takel beserta peralatannya untuk menarik rotor keluar, misalnya sling dan alat
penyambungnya (klem U). Kapasitas takel tidak perlu harus melampaui berat rotor, karena
hanya digunakan untuk menarik pada permukaan yang licin yang sudah dipoles dengan
parafin.
Mesin angkat (unit crane) yang biasanya selalu tersedia pada setiap PLTU lengkap dengan
peralatannya misalnya sling besar dan kecil yang dilindungi kain glass wool, potongan kayu
kecil-kecil atau tali rami, dan sebagainya untuk melindungi permukaan rotor agar tidak luka
atau cacat sewaktu diangkat dan dipindahkan keluar.
Rotor support (penyangga rotor) untuk menempatkan rotor setelah keluar dari stator generator,
tempat ini harus sedemikian rupa agar rotor tidak mudah tergelincir.
Selimut dari terpal atau plastik yang bersih dan tidak mudah terbakar untuk menutupi rotor dan
stator dari debu, kotoran, atau benda asing yang masuk ke dalamnya.
Pemanas (heater) atau lampu untuk menjaga kondisi stator atau rotor agar tetap tidak lembab
sewaktu keadaan terbuka.
Pasang plat peluncur dibawah rotor dengan mengangkat rotor sedikit ke atas menggunakan
kran angkat, kemudian letakkan sepatu luncur diantara plat peluncur dan rotor dengan
menggunakan kran angkat dan penopang rotor yang dipasang pada sisi turbin. Sepatu luncur
dipasang pada sisi turbin dekat dengan beban penyeimbang (lihat gambar 11). Demikian juga
shim (pelapis) dipasang sama seperti sepatu luncur tetapi pada sisi exciter.
Pasang takel tarik pada sisi exciter lurus dengan poros rotor dan pasang perlengkapannya siap
untuk menarik, perhatikan cara pemasangan tali dan posisi untuk menarik rotor.
Tarik rotor perlahan-lahan, sedikit demi sedikit sambil teliti apakah pada waktu menarik ada
gejala rotor miring atau membelok. Jika terlihat ada gejala yang demikian hentikan penarikan
dan atur dahulu kedudukan rotor hingga lurus kembali, tetapi jika gejala demikian tidak ada
penarikan bisa dilanjutkan.
Pada saat pekerjaan ini dilakukan takel tarik merupakan fungsi yang mengendalikan
sedangkan crane angkat mengikutinya. Penarikan dihentikan bila shim pada ujung exciter
sudah tidak berfungsi lagi dan untuk setiap tahap pemberhentian ini penyangga rotor (profil H)
digunakan menahan sementara waktu untuk dilakukan perubahan penempatan sling dan
pemasangan blok penopang rotor seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.
Pemasangan blok penopang rotor baru dilakukan setelah poros journal sisi turbin
sudah melewati selubung (bracket) sisi turbin yang belum dilepas. Setelah posisi sling
dirubah dan blok penopang rotor dipasang penarikan bisa dilakukan kembali.
Penarikan berikutnya dilakukan setahap demi setahap seperti yang diperlihatkkan pada
urutan gambar berikut:
Gambar 15 Posisi pemasangan sling untuk mengangkat rotor keluar dari stator
a. Membongkar selubung/selimut kipas dari rotor (Disassemble the blower shroud from the rotor)
ditunjukkan no 3.
b. Melepas pisau kipas dari rotor (remove the blower blade from the rotor) ditunjukkan no 1
c. Melepas Hub kipas dari rotor (the blower hub from the rotor) ditunjukkan no 2
d. Memasang alat pelepas bantalan disisi slipring ditunjukkan no E1 (attach the bearing removal
tool E1 to the slipring side bracket)
e. Melepas bantalan di sisi slipring, cincin bantalan dan hub braket dengan mengacu pada
gambar terpisah mengenai cara melepas bantalan ditunjukkan no 4 (remove the slipring side
bearing 4 , bearing ring and bracket hub by referring to the separate drawing how to remove
bearing).
Langkah 2 dijelaskan dengan gambar sebagai berikut
Gambar 17 Memasang plat luncur (skid plate) dan sepatu luncur (sliding shoe) #1
a. memastikan peralatan mengantung rotor (E2) dengan tempat dudukan pelat slipring, dan posisi
a. Memasang peralatan pelepas bantalan E1 disisi braket turbin( Pasang Attach the bearing
removal tool E1 to the turbine side bracket)
b. Melepas bantalan di sisi braket turbin (5), cincin bantalan dan hub braket dengan mengacu
pada gambar terpisah mengenai cara melepas bantalan (Remove the turbine side bracket
bearing (5), bearing ring. And bracket hub by referring to the separate drawing how to remove
bearing)
c. Tempatkan sepatu luncur (#2) 5 pada inti akhir rotor disisi turbin (Place the sliding shoe (#2)
E5 to the turbine side core end)
d. Menggeser beban rotor dari peralatan pelepas bantalan (E1) ke sepatu luncur (#2) E5.
a. Tarik keluar rotor sampai sepatu geser (#1) E4 menuju akhir inti disisi slipring (sekitar 900
mm), dan berhenti disini. (Pull out the rotor until the sliding shoe (#1) E4 comes to the slipring
side core end (about 900 mm), and stop there.)
b. Membawa kereta (#1) E11 ke posisi dibawah jurnal slipring, dan memasang support rotor (#2)
E8 ke bagian jurnal. (Bring the carriage (#1) E11 under the slipring journal, and attach the rotor
support (#2) E8 to the journal part)
c. Mengangkat sedikit rotor sisi slipring dengan menggunakan jack tekanan oli (T3), melepas
beban rotor dari sepatu luncur (#1) E4,dan melepas sepatu luncur (#1) E4 (Slightly lift the rotor
slipring side by using the oil pressure jack (T3); remove the rotor road from the sliding shoe
(#1) E4, and remove the sliding shoe (#1)E4).
d. Memasang liner (#1) E9 antara support rotor (#2) E8 dengan kereta (#1)E11 sebelum
E9
a. Mengangkat bodi rotor dengan menggunakan jack tekanan oli T3, dan melepas liner (#1) E9
dari antara support rotor (#2) E8 dan kereta (#1) E11Lift the rotor body by using the oil
pressure jack T3, and remove the liner (#1) E9 from between the rotor support (#2) E8 and the
carriage (#1) E11.
b. Turunkan rotor dengan mengunakan jack tekanan oli T3. Tempatkan support rotor (#2) E8
langsung pada kereta (#1) E11. (dalam order ini menurunkan rotor sisi slipring dan
mengangkat sisi turbin). (Lower the rotor by using the oil pressure jack T3. Place the rotor
support (#2) E8 directly on the carriage (#1) E11. (In order to lower the rotor slipring side and
lift the rotor turbine side)).
c. Menggeser beban rotor ke support rotor (#2) E8 dan sepatu luncur (#2) E5; dan mengeluarkan
rotor sampai sepatu luncur (#2) E5 sampai ke ujung akhir core sisi slipring. ( Shift the rotor load
to rotor support (#2) E8 and the sliding shoe (#2) E5; and pull out the rotor until the sliding shoe
Gambar 21 Melepas sepatu luncur #2 dan menarik rotor pada titik tertentu
a. Mengangkat bodi rotor dengan menggunakan jack tekanan oli T3 untuk memindahkan kereta
(#1) E11 dari support rotor (#2) E8 dibawah bodi rotor, dan diam disini. ( saat ini, melindungi
dengan blok kayu T6 untuk mencegah rotor jatuh). (lift the rotor body by using the oil pressure
jack T3 in order to move the carriage (#1) E11 from the rotor support (#2) E8 to under the rotor
body, and keep it there. (at this time, securely protect with the wooden block T6 for preventing
the rotor from falling over))
b. Menempatkan kereta (#2) E12 dibawah dukungan rotor (32) E8. (place the carriage (#2) E12 a
new under the rotor support (#2) E8)
c. Melepas sepatu luncur (#2) E5 (remove the sliding shoe (#2) E5)
d. Meletakkan line (#1) E9 antara support rotor (#2) E8 dan kereta (#2 E12, dan menurunkan bodi
rotor dengan menggunakan jack tekanan oli T3 (dalam order ini untuk tetap pada level) ( place
the liner (#1) E9 between the rotor support (#2) E8 and the carrieage (#2) E12, and lower the
rotor body by using the oil pressure jack (T3) (in order to keep it level))
e. Mengeser beban rotor ke support rotor (#1) E7, support rotor (#2) E8, dan mengeluarkan
support rotor (#2) E8 sampai pada bagian akhir inti sisi slipring (shift the rotor load to the rotor
support (#1) E7, rotor support (#2) E8, and pull out the rotor support (#2) E8 comes to the
slipring side core end)
a. Mengangkat bodi rotor dengan menggunakan jack tekanan oli, dan menempatkan liner (#2)
E10 diantara kereta (#1) E11, selanjutnya ditempatkan dibawah bodi rotor dan bodi rotor. (Lift
the rotor body by using the oil pressure jack T3, and place liner (#2) E10 between the carriage
(#1) E11, which had been placed under the rotor body, and the rotor body.)
b. Sesuaikan liner (#2) E10 sehingga pergeseran beban rotor dari support rotor (#1) E7 ke kereta
(#1) E11; dan menurunkan dengan menggunakan jack bertekanan oli T3 (Adjust the liner (#2)
E10 so that the rotor load shifts from the rotor support (#1) E7 to the carrier (#1) E11; and lower
by using the oil pressure jack T3)
c. Menempatkan beban rotor dengan support rotor (#2) E8 dan kereta (#1) E11 dan
mengeluarkan rotor (Receive the rotor load with the rotor support (#2) E8 and the carriage (#1)
E11, and pull out the rotor.)
Kondisi yang bersih adalah salah satu unsur bahwa suatu peralatan selalu terjaga dan terpelihara
yang secara tidak langsung menjamin kehandalan dan kelangsungan umur dari suatu mesin atau
peralatan.
Peralatan yang dialiri oleh media udara, gas, atau air pada generator dengan konsentrasi polutan
yang berlebihan akan menimbulkan deposit. Bila deposit berasal dari debu atau kapur,
kemungkinan cara membersihkannya mudah. Tetapi bila deposit berasal dari belerang atau
bahan kimiawi lain maka harus dilakukan penanganan khusus dan deposit tersebut dapat
merusak lapisan logam atau isolasi penghantar. Dengan sendirinya cara-cara pembersihannya
memerlukan bahan kimia yang berfungsi sebagai penghilang deposit, atau cairan minyak seperti
CRC yang penting harus dipilih bahan yang jangan justru dapat merusak terutama bahan isolasi
kawat penghantar.
Secara garis besar ada beberapa cara pembersihan:
Pembersihan menggunakan peralatan mesin, seperti: brush machine, impact air gun, grinda,
vacum, dan lain-lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan menggunakan udara
hisap (vacuum cleaner):
Gunakan kabel listrik secukupnya untuk memudahkan pekerjaan yang sukar dijangkau.
Peralatan Vaccum cleaner yang sudah bebas dari kotoran yang menumpuk.
Vacum cleaner ini lebih cocok digunakan untuk membersihkan panel-panel listrik yang sempit
lokasinya dan berdebu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan menggunakan
“Peralatan Mesin”.
Pilihkan peralatan yang cocok dalam arti efektifitas kerjanya peralatan tersebut, sebab sering
sekali dijumpai di lapangan terjadinya kekeliruan penggunaan peralatan yang justru akan
membawa akibat sampingan yang akan membahayakan petugas maupun benda kerjanya
sendiri.
Pilihlah peralatan yang cocok dalam keselamatan kerja petugas, menggunakan peralatan
yang bertekanan udara (compressor air) akan lebih baik daripada yang bertenaga listrik
dengan tegangan 110 volt AC. Demikian juga menggunakan peralatan yang bertegangan
listrik 12 volt DC akan lebih baik daripada yang bertegangan listrik 110 volt AC.Sarana
penunjang dalam melaksanakan pekerjaan pembersihan contoh masker, sarung tangan, kaca
mata netral, lampu penerangan dll.
Mempelajari prosedur pengoperasian pada alat pembersih khusus patuhilah semua prosedur
dengan baik batasan pembersihan.
Sebagai contoh: membersihkan karat yang terjadi pada impuler yang terbuat bahan kuningan
dengan sikat putar dari kawat baja, hal ini akan berpengaruh lebih fatal daripada jika kita
menggunakan sikat putar dari kawat kuningan atau ijuk.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan menggunakan
"Peralatan Manual"
Penggunaan peralatan yang sesuai dalam efektivitas kerja ialah antara kerja yang dilakukan
dengan hasil yang didapatkan.
Sebagai contoh: pembersihan kotoran pada kumparan generator cukup dengan
menggunakan kwas dan tidak efektif bila menggunakan sikat, atau misalnya pembersihan
poros dari adanya korosi/kerak besi dengan menggunakan amplas besi dan cairan solar,
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan menggunakan
"Udara Tekan" (Kompresor):
Perhatikan kondisi ruangan sekeliling, dimana akan dilakukan pembersihan dengan
penghembusan udara, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi akibat sampingan adanya debu
yang terbang.
Sebagai contoh: janganlah menghembus benda kerja dari debu/kerak diruangan dimana
adanya pesawat kompresor yang sedang bekerja, sebab hal ini akan berpengaruh pada
penghisapan kompresor itu sendiri.
Janganlah gunakan udara untuk membersihkan kontaktor-kontaktor atau terminal kabel yang
bertegangan, karena dapat mengakibatkan hubungan singkat oleh bintik-bintik air yang
terkandung pada udara tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan “zat pelarut”:
Pemilihan zat pelarut yang cocok atau dalam arti tidak akan menjadikan akibat sampingan
pada benda kerja yang mengarah pada rusaknya benda kerja itu sendiri.
Jika perlu konsultasikan dengan ahli kimia ataupun pada rekan kerja yang pernah
mempergunakan zat pelarut tersebut.
Hindari penggunakan air dalam pembersihan kumparan stator maupun rotor generator, akan
mengakibatkan justru menurunkan tahanan isolasinya, karena air merupakan bahan
penghantar yang baik. Akan tetapi bila diperlukan penggunaannya maka perlu diperhatikan
proses pemanasan dan pengeringan yang dilakukan.
3.2.4 Pemeriksaan dan Pengujian coil Axial dan Radial Lead Rotor
Axial dan radial lead adalah konstruksi konduktor bar yang mengalirkan arus ekstasi dari exciter
menuju coil rotor. Pemeriksaan ditujukan untuk mengetahui kontak antar sambungan konduktor
dan kelonggaran packing yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran gas pendingin.
Lakukan tes kebocoran pada shaft center bore dengan menggunakan media gas nitrogen
sampai dengan tekanan 14 kg/cm2 (packing ganti baru) atau 8 kg/cm2 (packing lama) selama 4
jam.
Kemungkinan adanya penyumbatan dan pengendapan deposit debu pada lubang aliran gas
dapat diperiksa secara visual dengan menggunakan metoda instrument boroscope. Jika
instrument ini tidak dapat disediakan, dapat dilakukan pemeriksaan dengan mengalirkan udara
kering bertekanan tinggi pada lubang exhaust gas.
Karena posisinya yang sedikit sulit untuk akses pengujian langsung, kemungkinan adanya
keretakan, kerusakan material atau penyumbatan dan pengendapan deposit debu pada lubang
aliran gas dapat diperiksa secara visual dengan menggunakan metoda instrument boroscope.
Jika instrument ini tidak dapat disediakan, dapat dilakukan pemeriksaan dengan mengalirkan
udara kering bertekanan tinggi pada lubang exhaust gas.
Adapun pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas rotor coil adalah
a. Pengukuran Tahanan Isolasi dan Polarization Index Rotor Coil
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan isolasi groundwall rotor coil.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan insulation resistance tester, dengan aplikasi
tegangan DC sebesar 500 V selama 1 menit. Tester lead dihubungkan antara terminal lead
rotor coil dengan body rotor.
Standar tegangan pengujian berdasarkan Standard IEEE Publication 43, 1974 diperlihatkan
pada tabel 11
Nilai minimum Tahanan Isolasi adalah: (Un + 1) M, dimana Un merupakan tegangan nominal
peralatan dalam satuan kV.
Sedangkan berdasarkan IEEE Std. 43-2000, IEEE merekomendasikan secara praktis untuk
pengujian tahanan isolasi pada mesin berputar (Approved 6 Maret 2000).
Adapun formula dan standard pengukuran polarization index untuk pengukuran selama 10
menit adalah
=
Kategori standar nilai polarization index
Lower than 1,0 = Dangerous
1,0 to 1,4 = Poor
1,5 to 1,9 = Questionable
2,0 to 2,9 = Fair
3,0 to 4,0 = Good
Over than 4,0 = Excellent
Jika PI kurang dari 2,0 menunjukkan bahwa isolasi winding terlalu banyak menyerap uap air
atau terdapat penumpukan kotoran konduktif.
Besarnya batas maksimum penyimpangan (deviasi) yang masih di izinkan sebesar ± 2 % dari
total tahanan dalam, yang dapat dirumuskan dengan persamaan
= ℎ
1− 2
∆ = 100 %
−
Kualitas isolasi dan keseimbangan geometri rotor coil dapat diketahui dengan menganalisa
bentuk gelombang surge test.
Electrical Runout
Electrical Runout pengukuran variasi shaft electrical sebagai penyimpangan shaft rotor dari
radius seragam dalam satu lingkaran yang dilalui. Jenis run out ini tidak dapat menggunakan
Prosedur pengujian :
Hubungkan peralatan pengujian seperti pada gambar diatas
Lepaskan kabel tegangan tinggi dari belitan stator untuk pengukuran tahanan isolasi dan cek
peralatan tegangan tinggi.
Pindahkan kabel pentanahan dari terminal tegangan tinggi dan trafo pengujian.
Yakinkan bahwa kabel tegangan tinggi sudah ditanahkan.
Hidupkan power switch dan posisikan tahanan pada posisi lower untuk posisi minimum.
Penilaian kondisi laminasi stator core dapat dilihat pada bentuk penyimpangan bentuk gelombang
arus yang ditangkap oleh Chattock Sensor Head.
Metoda dan Prosedur Pemeriksaan dan Pengujian Through Bolt Stator Core
Pemeriksaan kekuatan isolasi through bolt dapat dilakukan saat simple atau mean inspection yang
tidak membutuhkan pull-out rotor, namun bracket utama sisi turbin dan exciter perlu dibuka untuk
pengujian ultrasonic test. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan dengan insulation resistance
tester 500V selama 1-menit pada yang dilakukan dengan menghubungkan lead terminal antara
ujung tiap-tiap through bolt dengan core atau frame generator.
Sedangkan pengujian ultrasonic test ditujukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keretakan
pada through bolts. Pengukuran dapat dilakukan dari satu sisi saja, baik sisi turbin ataupun exciter
jika panjang gelombang ultrasonic test-nya memungkinkan. Namun jika tidak, pengukuran harus
dilakukan dari kedua sisi.
a. Pengukuran bearing ditujukan untuk mengetahui tingkat keausan material yang terjadi dan
dibandingkan dengan standar yang berlaku.
b. Pengujian material babbit metal bearing dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
keretakan, cacat internal atau pemisahan material bearing.
c. Pemeriksaan dan pengujian isolasi bearing bertujuan untuk mengetahui kegagalan isolasi
bearning. Dimana bearing dilengkapi dengan insulation pad yang berfungsi untuk menahan
shaft current (arus poros).
Gland seal ring berada di dalam gland seal bracket dan berfungsi sebagai pengarah dan
pemisah aliran minyak perapat sisi gas (H2 side) dan sisi udara (air side). Ada kemungkinan
seal ring ini bergesek dengan shaft saat rotor berputar, yang menyebabkan ausnya material.
Pengukuran ditujukan untuk mengetahui tingkat keausan material seal oil dibandingkan
dengan nilai standarnya.
Pengujian material gland seal ring. Pengujian ditujukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya keretakan, cacat internal atau pemisahan antar metal pada gland seal ring.
Gambar 60 Pengukuran clearance aksial antara Gland Seal Ring dan bracket
Nilai pengukuran yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai batasan standar yang
diberikan oleh pihak pabrikan.
Pengujian gland seal ring bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan, keretakan
atau pemisahan metal pada material. Pengujian dapat dilakukan dengan metoda dye penetrant
test.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan gland seal ring maupun bracketnya adalah
kemungkinan adanya penyumbatan, tanda goresan atau hal abnormal lain pada lubang
penyaluran minyak perapat, baik sisi udara (air side) maupun sisi gas (H2 side).
Pengujian – pengujian yang dilakukan pada bagian eksiter suatu generator diantaranya :
Pengujian arus bocor rectifier.
Pengujian tegangan balik (reverse voltage) rectifier.
Pengujian resistansi fuse.
Pemeriksaan dan pengujian coil exciter.
=
1 − 0.0038(20 − )
Dimana :
R20 = Tahanan yang diukur pada temperature 20 derajat (C)
Rt = Tahanan pada t (C)
T = fuse temperature (C)
3.7.2 Pemeriksaan dan pengujian sistem pendingin gas dan udara (cooler)
Pemeriksaan dan pengujian pendingin gas untuk generator dan udara untuk exciter dapat
dilakukan pada setiap kesempatan inspection, karena melepas cooler tidak membutuhkan untuk
melepas bearing atau pull out rotor. Pemeriksaan dan pembersihan cooler harus secara rutin
karena hal ini langsung berpengaruh pada kondisi operasi generator. Pemeriksaan cooler harus
didahului dengan pembersihan internal tube pendingin. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan busa dan sabun yang didorong dengan udara bertekanan.
B. Pengujian kebocoran tube cooler dengan menggunakan metode air leakage test
(pengujian kebocoran udara).
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan kebocoran, baik yang berasal
dari tube maupun gasket perapat.
Hal ini dilakukan dengan menginjeksikan udara sampai pada tekanan tertentu ke dalam tube
kemudian ditahan sampai jangka waktu tertentu dan dicatat penurunan tekanannya. Pengujian
ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu setelah cooler selesai dibersihkan dengan tujuan untuk
menguji kebocoran tube dan setelah terpasang pada frame generator untuk menguji kebocoran
akibat pemasangan gasket dan packing. Prosedur pengujian kebocoran cooler :
- Injeksikan udara bertekanan dalam cooler.
- Setelah tekanan mencapai 0,5 kg/cm2 tutup valve tahan sementara waktu dan perhatikan
apakah mengalami penurunan.
- Apabila tidak mengalami penurunan naikkan tekanan mencapai 4 kg/cm2 tutup valve inlet
udara dan perhatikan penurunannya.
- Jika ada penurunan cari lokasi kebocoran dengan air sabun (snoopy leak detector).
- Jika tidak ada kebocoran tahan sampai 2 jam dan catat penurunan tekanan udara dalam
cooler.
Leakage Test
3.
Data
Gen.
Barometric Generator Temperature (oC) Room
Gas
Time Warm Temp Remarks
Press. Press Cold Gas
Gas Average (oC)
mmHg mmHg #31 #32 #33 #34
P1 B1 T1
P2 B2 T2
Perhitungan jumlah kebocoran udara yang terjadi per hari menggunakan formula berikut :
= 0.4 × × − ×
Pada pemeriksaan generator dapat disimpulkan bahwa batasan dan toleransi dari hasil
pengukuran dan pengujian adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Batasan nilai dan toleransi hasil pengukuran dan pengujian generator
Pengukuran &
No. Metoda Batasan Pengukuran
Pengujian
1 Shaft journal Dye penetrant Tidak ada indikasi keretakan material
Rotor coil resistance Double bridge/micro ohm Nilai perbedaan tahanan tiap-tiap pole
11
per pole meter dengan nilai rata-rata < 2.0%
Insulation resistance
Stator coil insulation Nilai R > (UN + 1) MΩ, IEEE 43 tahun
14 tester tegangan 5000
resistance 1974
VDC (1 menit)
Insulation resistance
Stator coil polarization Nilai PI = (R10/R1) > 2, IEEE transaction
15 tester tegangan 1000V
index 45
DC (10 menit)
Stator coil resistance Double bridge/micro ohm Nilai perbedaan tahanan tiap-tiap fasa
16
per phase meter dengan nilai rata-rata < 2.0%
Stator coil tangen
17 Injeksi tegangan tinggi AC (Lihat Tabel 12)
delta test
Insulation resistance
Nilai R > 5.0 MΩ
tester
21 Through bolt
Tidak ada indikasi gelombang
Ultrasonic test
keretakan
Tidak ada indikasi kelonggaran
22 Stator wedge Hammer test
pemasangan wedges
Pada exciter yang rotornya jadi satu dengan rotor generator, alignment tidak diperlukan. Akan
tetapi di sini faktor gap udara antara rotor exciter dan statornya harus diatur sedemikian dengan
jalan mengatur tinggi rendah stator, sehingga diperoleh gap udara antara rotor dengan stator yang