Anda di halaman 1dari 75

KURIKULUM

OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN


SMK TERPADU ROUDLOTUL AMANAH

NPSN : 69987926
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMK TERPADU ROUDLOTUL AMANAH
Jl. Ojek Suwayuwo-Pesantren Bandrek, Mojotengah Sukorejo Pasuruan 67161

Telp. (0343) 6746903, 081359045585


Email: smktroudlotulamanah@gmail.com, Website: www.smk-ra.mysch.id
LEMBAR PENETAPAN

Setelah memperhatikan pertimbangan, dan masukan dari Komite Sekolah, Dunia

Usaha dan Dunia Industri, maka dengan ini Kurikulum Operasional Sekolah :

Sekolah : SMK TERPADU ROUDLOTUL AMANAH

Kota / Kabupaten : Pasuruan

ditetapkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2022/2023

Pasuruan , 11 Juli 2022

Menyetujui Mengesahkan

Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah

Syamsul Hadi, S.Pd Yuli Wijayanti, S.Pd.I

NIP. NIP. ...........................

Kepala Dinas Pendidikan

Propinsi Jawa Timur

..............................

NIP. .....................
PRAKATA TIM PENYUSUN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa Kurikulum KOSP SMK Terpadu
Roudlotul Amanah dapat terselesaikan dengan baik. Kurikulum ini disusun sebagai acuan dalam
pelaksanaan program pembelajaran sekolah. Berdasarkan Undang-undang nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pengertian Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum SMK Terpadu Roudlotul Amanah ini disusun sebagai acuan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.

Penyusunan Kurikulum ini berdasarkan pada perubahan Standar Kompetensi Lulusan,


Standar Isi, Standar Penilaian yang tertuang dalam Permendikbud No.34 Tahun 2019 tentang
Standart Nasional Pendidikan. Pada dasarnya Kurikulum ini merupakan Kurikulum yang telah
disempurnakan mulai dari perencanaan, metode/pendekatan pembelajaran, sistem penilaian,
mulok dan ektrakurikululer.

Harapan kami kurikulum ini dapat digunakan sebagai acuan dalam proses belajar
mengajar sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut ke depan akan dilaksanakan evaluasi, revisi,
verifikasi dan validasi ulang sehingga penyusunan Kurikulum 2013 ini semakin sempurna, untuk
itu kami mohon bantuan masukan dari segala pihak yang terkait dengan penyusunan kurikulum
ini supaya lebih baik dan proporsional serta sesuai dengan fungsinya. Terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu baik
pendanaan, moril dan tenaga sehingga Kurikulum SMK Terpadu Roudlotul Amanah Tahun
Pelajaran 2022/2023 ini telah selesai.

Sukorejo, 11 Juli 2022


Kepala SMK Terpadu Roudlotul Amanah,

YULI WIJAYANTI, S.Pd.I


DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………….
Lembar Pengesahan……………………………………..
Kata Pengantar………………………………………….
Daftar isi……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Karateristik Satuan Pendidikan…………………………………………
B. Landasan Pengembangan kurikulum……………………………………………
C. Prisip Penyusunan KOSP ………………………………………………………
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Visi ……………………………………………………………………………..
B. Misi …………………………………………………………………………….
C. Tujuan …………………………………………………………………………..
D. Tujuan masing-masing kosentrasi keahlian …………………………………….
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Struktur Kurikulum ………………………………………………………….
B. Capaian Pembelajaran ……………………………………………………….
C. Layanan Bimbingan Konseling ……………………………………………..
D. Gerakan Literasi Sekolah …………………………………………………..
E. Pendidikan Anti Korupsi …………………………………………………….
F. Peraturan Akademik / Regulasi Sekolah ……………………………………
G. Kalender Pendidikan ………………………………………………………..
BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Memuat Prinsip pembelajaran………………………………………………..
B. Menerapkan Prinsip asesmen ……………………………………………….
BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
A. Kerangka Bentuk Pendampingan……………………………………………….
B. Evaluasi ………………………………………………………………………..
C. Pengembangan Profesional untuk peningkatan kualitas pembelajaran ………….
D. Supervisi sekolah ………………………………………………………..
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Karateristik Satuan Pendidikan

1. Analisis Karateristik Peserta Didik


Dalam proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik diperlukan sekali
yang namanya pendekatan baik secara fisik maupun mental terlebih lagi guru sebagai
seseorang yang mempunyai ilmu yang akan membagi ilmunya tersebut kepada
peserta didik harus paham betul bagaimana perilaku serta karakteristik dari peserta
didik yang akan dididik oleh guru tersebut. Karena dalam pembelajaran kurikulum
merdeka merupakan student center yakni fokus pembelajaran berpusat pada peserta
didik maka kelemahannya adalah peserta didik harus memiliki pendamping atau
fasilitator yang berkualitas dan mampu mengarahkan pembelajaran misalnya saat
pembelajaran yang menggunakan media teknologi  maka guru yang bertindak sebagai
fasilitator harus lebih paham menggunakan media teknologi sehingga dapat
mengontrol peserta didik dalam menggunakan media teknologi tersebut.
Pada kurikulum merdeka peserta didik diberikan kebebasan untuk menemukan
sumber belajar dan dapat belajar darimana saja termasuk menggunkan teknologi
semisal dengan memanfaat internet. Maka dengan demikian peserta didik akan dapat
menemukan banyak informasi terkait materi yang dipelajari atau yang berhubungan
dengan materi. Selain itu, pesert didik dapat mengembangkan bakat dan minatnya
sesuai dengan keinginannya misalnya bakat dalam bidang kuliner maka peserta didik
bisa mencari sumber pembelajaran dengan menggunakan media youtube tanpa harus
menunggu pembelajaran yang diberikan oleh guru. Di sekolah kami SMK Roudlotul
Amanah menggunakan kurikulum merdeka yang berprofil pelajar Pancasila yang
berkaitan yakni, peserta didik diupayakan untuk mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
2. Analisis Guru dan Tenaga Kependidikan
Dalam peran pendidikan, pendidik maupun tenaga pendidik memiliki ruang yang
sangat fundamental dalam keberhasilan tujuan pendidikan. Didalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Kemudian tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
Pendidikan. SMK Terpadu Roudlotul Amanah sukorejo memiliki tenaga pendidik
Yakni meliputi 7 guru berkualifikasi S1, dan 3 orang berkualifikasi SMK.
Disadari bahwa walaupun secara kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada SMK Terpadu Roudlotul amanah memenuhi standar, namun
kompetensi mendidik masih kurang maksimal. Indikasinya adalah dari nilai hasil
belajar peserta didik maupun dari interview kepada para peserta didik perihal metode
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.

3. Analisis Sarana dan Prasarana


Proses pembelajaran di smk berprinsip pada pembelajaran kompetensi yaitu
pembelajaran yang berorientasi pada hasil yang terstandart . Program keahlian yang
dilaksanakan menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada, dan disesuaikan
dengan permintaan masyarakat. Dari sekian banyak Program Keahlian yang ada di
SMK salah satu diantaranya yaitu Program Keahlian Tata Boga. Program Keahlian
Tata Boga yang diketahui oleh masyarakat secara umum adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan makanan dan minuman, hal ini sesuai yang dijelaskan pada
kamus bahasa Indonesia bahwa tata boga adalah teknik mengolah dan menyediakan
serta menghidangkan makanan. Itu 3 artinya, tata boga bertujuan untuk menjadikan
setiap peserta didiknya mampu mengolah, menyediakan dan menghidangkan
makanan.
Dimana melalui pendidikan Tata Boga, SMK mampu menghasilkan output yang
memiliki keterampilan di dalam bidang tata boga. Namun, hal ini tidak bisa terwujud
jika tidak didukung dengan sarana dan prasarana praktik yang memadai.
di SMK Terpadu roudlotul Amanah masih memiliki 2 tempat praktik yaitu yang
pertama 1 dapur kotor dan 1 dapur bersih, serta media/alat praktikum, laboratorium,
unit pengembangan produksi dan jasa masih kurang sempurna, Untuk dapur kotor
terlihat sedikit kurang bersih, dan ruang penyimpanan bahan lebih terlihat seperti
Gudang, . Selain masalah tesebut, kegiatan inventarisasi di Program Keahlian Tata
Boga dapat dikatakan belum baik, seperti peralatan praktik yang tidak diberi kode dan
pencatatan inventarisasi sarana terkesan masih seadanya, Program Keahlian Tata
Boga juga memiliki masalah, dimana sarana praktik yang seharusnya sudah
dihapuskan akan tetapi sarana tersebut masih diletakkan di sekolah sehingga sarana
praktik tersebut menjadi sampah bagi sekolah.

4. Analisis Lingkungan satuan pendidikan


Keberadaan SMK Terpadu Roudlotul Amanah berdiri pada tahun 2019, sekolah ini
adalah sekolah berbasis pondok yakni Sebagian besar murid berasal dari anak
pondok, SMK Terpadu Roudlotul Amanah memiliki hanya satu jurusan yakni tata
boga, Letak geografis yang strategis dekat dengan jalan raya suwayuwo tepatnya di
desa mojotengah,
Dalam upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungan, Kurikulum SMK Terpadu Roudlotul Amanah
disusun dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang telah ditetapkan oleh pemerintah serta mengacu pada kondisi lingkungan sekitar
Penyusunan kurikulum ini diharapkan akan mampu mengakomodasi potensi yang ada di
daerah (Kecamatan Sukorejo dan sekitarnya) dan meningkatkan kualitas satuan
pendidikan, baik dalam aspek akademis maupun non-akademis, memelihara/
mengembangkan budaya daerah, menguasai perkembangan iptek tanpa meninggalkan
budi pekerti luhur dan nilai-nilai agama serta meningkatkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungan.
smk terpadu roudlotul Amanah berada di tengah- tengah pemukiman penduduk, ,
keadaan sosial budaya yang beragam, berada dalam lingkungan masyarakat yang
religious, Kondisi sosial yang demikian mempunyai pengaruh positif terhadap
perkembangan pendidikan di wilayah Kecamatan Sukorejo yang sangat berguna untuk
meningkatkan sumber daya manusia.
SMK terpadu roudlotul amanah pada mulanya merupakan SMK Kecil, sehingga dalam
perjalanan memajukan pendidikan dilakukan secara bertahap, baik dari segi sarana
prasarana pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidik 6 an, relasi kerjasama dengan
dunia usaha maupun dari segi industri. Berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi
oleh SMK terpadu roudlotul amanah diantaranya dalam bidang sarana dan prasarana
(media/alat praktikum, laboratorium, unit pengembangan produksi dan jasa) masih
kurang sempurna.

5. Analisis Kemitraan Satuan Pendidikan


Partisipasi warga negara adalah hal mendasar dalam demokrasi, dan hal inilah
yang menjadi landasan pelibatan orangtua dan masyarakat dalam pendidikan. Sekolah
tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan siswa,
sehingga diperlukan keterlibatan bermakna oleh orangtua dan anggota masyarakat.
Kemitraan dibangun di atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua/wali dan
masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan
dengan sekolah. Model kemitraan melibatkan jejaring yang luas dan melibatkan
peserta didik, orang tua, guru, tenaga kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha,
dan organisasi mitra di bidang pendidikan.Selain itu, pihak sekolah membangun
kapasitas warganya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
pendidikan keluarga serta berbagi pengetahuan dengan orang tua terkait dengan pola
pengasuhan anak. Keluarga atau orang tua diharapkan membantu dan mendukung
anak melalui bimbingan, arahan, motivasi, dan tindakan mendidik lainnya yang
selaras dengan program pendidikan yang dilaksanakan pihak sekolah, misalnya ketika
sekolah mengajarkan agar anak selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di
rumah juga diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program pendidikan di sekolah,
keluarga, dan masyarakat sebagai tri sentra pendidikan dalam membangun ekosistem
pendidikan yang kondusif untuk menumbuh kembangkan karakter dan budaya
berprestasi peserta didik.

6. Analisis Pembiayaan Satuan Pendidikan


Pembiayaan di SMK Terpadu roudlotul amanah dari biaya operasional yang
ditanggung, Pemerintah, dan Yayasan.

B. Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan dan dasar hukum yang mendasari dan menjadi acuan dalam
penyusunan Kurikulum SMK Terpadu Roudlotul Amanah tahun pelajaran 2022/2023 ini
adalah:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah:
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasonal Pendidikan yang telah
diubah melalui Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 4 Tahun 2022;
8. Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2019 tentang revitalisasi SMK;
9. Peraturan Presiden 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2020 tentang Praktik Kerja
Lapangan bagi Peserta didik;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 5 Tahun 2022
tentang Standard Kompetensi Lulusan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 7 Tahun 2022
tentang Standard Isi;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 16 Tahun 2022
tentang Standard Proses;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 21 Tahun 2022
tentang Standard Penilaian Pendidikan;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 262/M/2022
tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran;

C. Prinsip Penyusunan KOSP


Dalam penyelenggaraannya, kurikulum operasional di satuan pendidikan perlu menjadi
dokumen yang dinamis, yang diperbarui secara berkesinambungan, menjadi referensi dalam
keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan.
Penyusunan dokumen kurikulum operasional di satuan pendidikan hendaknya dimulai dengan
memahami secara utuh struktur kurikulum merdeka.
KOSP SMK Terpadu Roudlotul Amanah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut.

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun agar sejauh mungkin semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Kebutuhan kompetensi masa depan


Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila
agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan
dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap
lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuanini dalam proses pembelajaran.

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.

4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan


Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut
untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan
demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan
saling mengisi.
6. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan
dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.

9. Dinamika perkembangan global


Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting dalam dinamika perkembangan global dimana pasar bebas sangat berpengaruh
pada semua aspek kehidupan semua bangsa. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan


Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka NKRI. Kurikulum harus dapat mendorong berkembangnya wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
Muatan kekhasan daerah harus dilakukan secara proporsional.
11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi
pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI
“ Terciptanya insan yang berkepribadian intelektual serta terampil diera globalisasi
Berbasis Pesantren yang Unggul dan Berkarakter “
B. MISI

1. Menanamkan nilai-nilai Islam sebagai way of life siswa SMK Terpadu


Roudlotul Amanah yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dilingkungan pondok pesantren.

2. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih


tinggi dan/atau meluaskan pendidikan.

3. Mengembangkan pendidikan berbasis kompetensi yang profesional dengan


Membangun kerja sama dengan institusi pemerintah, masyarakat swasta
nasional dan internasional.

C. TUJUAN

1. Membentuk karakter peserta didik yang berakhlak mulia sesuai dengan karakter
bangsa dengan menerapkan pendidikan karakter dalam setiap mata diklat serta
berwawasan lingkungan;
2. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
dan dapat diserap oleh DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya;
3. Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan wawasan
enterpreuneur agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi
D. Tujuan Masing-masing Kosentrasi Keahlian

1. Menyiapkan peserta diklat untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional
2. Menyiapkan peserta diklat agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu
mengembangkan diri
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan
industri pada saat ini maupun yang akan datang
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. Stuktur Kurikulum
Beban belajar selama satu minggu untuk Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII
masing-masing adalah 50 (Lima Puluh) jam pelajaran yang terdiri atas
pembelajaran sesuai struktur kurikulum merdeka dan pelajaran muatan lokal .
Beban belajar satu semester di Kelas X, XI dan Kelas XII masing-masing
paling sedikit 18 (delapan belas) minggu efektif, paling banyak 20 (dua puluh)
minggu efektif. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18
(delapan belas) minggu efektif, paling banyak 20 (dua puluh) minggu efektif dan
pada semester genap paling sedikit 14 (empat belas) minggu efektif, paling
banyak 16 (enam belas) minggu efektif. Beban pelajaran dalam satu tahun
pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

Tabel Pengaturan Beban Belajar

No. Unsur Beban Belajar Durasi

1 Jumlah jam per minggu 50 jp

2 Durasi 1 Jam pembelajaran ( 1 jp) 45 menit

Pekan Pembelajaran dalam satu


3 18 pekan
semester pada kelas X dan XI

Pekan Pembelajaran dalam semester


4 18 pekan
gasal pada kelas XII

Pekan pembelajaran dalam semester


5 14 pekan
genap kelas XII

6 Pekan pembelajaran dalam satu tahun 36 pekan

Maksimum 60% dari waktu


Penugasan terstruktur dan kegiatan kegiatan tatap muka
7
mandiri tidak terstruktur
(60% x 45 menit = 27 menit)
1. Intrakulikuler

Untuk seluruh konsentrasi keahlian, struktur kurikulum yang digunakan di SMK


Terpadu Roudlotul Amanah berdasarkan Kurikulum Merdeka. Yakni sesuai pada tabel struktur
kurikulum merdeka berikut:

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas X


Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 45 menit
Alokasi Alokasi
N Total
Mata Pelajaran Projek Projek
o Alokasi Alokasi JP
Penguatan Penguatan
Intrakurikule Intrakurikule Per
Profil Pelajar Profil Pelajar
r Per Tahun r Per Minggu Tahu
Pancasila Per Pancasila Per
n
Tahun Minggu
A Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan
Agama Islam
1 90 2,5 18 0,5 108
dan Budi
Pekerti
Pendidikan
2 54 1,5 18 0,5 72
Pancasila
Bahasa
3 108 3 36 1 144
Indonesia
Pendidikan
Jasmani,
4 90 2,5 18 0,5 108
Olahraga, dan
Kesehatan
5 Sejarah 54 1,5 18 0,5 72
6 Seni Budaya 54 1,5 18 0,5 72
7 Muatan Lokal 72 2 72
B Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
8 Matematika 108 3 36 1 144
9 Bahasa Inggris 108 3 36 1 144
10 Informatika 108 3 36 1 144
Projek Ilmu
11 Pengetahuan 162 4,5 54 1,5 216
Alam
Dasar-dasar
12 Program 432 12 432
Keahlian
Total 1440 40 288 8 48

2. Kokurikuler/ Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu
“Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem
pendidikan Indonesia?”

“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi


global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.” Pernyataan ini berkaitan dengan dua
hal, yaitu kompetensi untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan untuk
menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Dalam hal ini, peserta didik
Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan
serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.

Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai


dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut
secara bersamaan, tidak parsial.

Keenam dimensi tersebut adalah:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil Pelajar Pancasila tidak hanya
fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai
bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.

Penjelasan di atas menggambarkan posisi dan fungsi Profil Pelajar Pancasila dalam
kurikulum sekolah, yaitu sebagai:

1. Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah


2. Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan oleh setiap warga sekolah
3. Benang merah yang menyatukan segala praktik yang dijalankan di sekolah
Di SMK Terpadu Roudlotul Amanah menerapkan tema Kebekerjaan pada semester
1 ini dan 2 temaa lagi yang akan diambil di semester 2. Pelaksanaan P5 pada saat setelah
STS selama 2 minggu dan setelah SAS selama 2 minggu. Jadi total jam P5 sebanyak 144
JP.

4. Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran


dan pelayanan konseling. Kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah
sehingga siswa dapat menyalurkan bakat minatnya di luar jam pelajaran melalui
program yaitu pengembangan kreativitas yang dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka wajib bagi kelas X, Ekstra kurikuler tambahan
yaitu IPNU/IPPNU, Literasi Membaca Kitab Kuning, Menjahit, Memasak, dan
Hadrah Al- Banjari.

5. Pembiasaan Sekolah
Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan,
Terprogram, dan Keteladanan. Yang dimaksud kegiatan rutin adalah kegiatan yang
dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah. Kegiatan rutin bertujuan
membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.
Di Terpadu Roudlotul Amanah memiliki beberapa kegian rutin diantara istighosah dan
sholat duha setiap hari kamis di awal pembelajaran; upacara bendera setiap hari senin.
Sedangkan kegiatan yang terprogram adalah safari dzikir dan kerja bakti. Untuk kegiatan
spontan adalah mengunjungi peserta didik yang sakit; melayat keluarga inti yang
meninggal baik dari Guru maupun peserta didik.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
C. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pada akhir Fase E, dalam elemen Al-Qur’an dan Hadis, peserta didik mampu
menganalisis ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan
etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil,
menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an serta Hadis tentang perintah untuk
berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina; dapat
menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos
kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; meyakini bahwa sikap kompetitif dalam kebaikan
dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina adalah perintah agama; dan
membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas
dan perbuatan zina dengan lebih berhati-hati dan menjaga kehormatan diri.

Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis makna syu‘ab al-īmān (cabang-
cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; mempresentasikan makna syu‘ab al-
īmān (cabang- cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; meyakini bahwa dalam
iman terdapat banyak cabang-cabangnya; serta menerapkan beberapa sikap dan karakter sebagai
cerminan cabang iman dalam kehidupan.

Dari elemen akhlak, peserta didik menganalisis manfaat menghindari akhlak


mażmūmah; membuat karya yang mengandung konten manfaat menghindari sikap mażmūmah;
meyakini bahwa akhlak mażmūmah adalah larangan dan akhlak mahmūdah adalah perintah
agama; serta membiasakan diri untuk menghindari akhlak mażmūmah dan menampilkan akhlak
mahmūdah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam elemen fikih, peserta didik mampu menganalisis implementasi fikih mu‘āmalah
dan al-kulliyyāt al-khamsah (lima prinsip dasar hukum Islam; menyajikan paparan tentang fikih
mu‘āmalah dan al-kulliyyāt al-khamsah meyakini bahwa ketentuan fikih mu‘āmalah dan al-
kulliyyāt al-khamsah adalah ajaran agama; serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kepedulian,
dan kepekaan sosial.

Dalam elemen sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu menganalisis sejarah dan
peran tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan timeline sejarah
tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan memaparkannya; meyakini bahwa
perkembangan peradaban di Indonesia adalah sunatullah dan metode dakwah yang santun,
moderat, bi al- ḥikmah wa al-mau‘iẓat al-ḥasanah adalah perintah Allah Swt.; membiasakan
sikap kesederhanaan dan kesungguhan mencari ilmu, tekun, damai, serta semangat menghargai
adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang lain.

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Al- Peserta didik mampu menganalisis ayat Al- Qur’an dan hadis
Qur’an tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja
dan serta larangan pergaulan bebas dan zina; dapat membaca Al-Qur’an
Hadis dengan tartil, menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an
serta Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan
etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina; dapat
menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk
berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta larangan
pergaulan bebas dan zina; meyakini bahwa sikap kompetitif dalam
kebaikan dan etos kerja serta menghindaripergaulan bebas dan
perbuatan zina adalah perintah agama; dan membiasakan sikap
kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan
bebas dan perbuatan zina dengan lebih berhati-hati
dan menjaga kehormatan diri
Akidah Peserta didik menganalisis makna syu‘ab al- īmān (cabang-cabang
iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; mempresentasikan
makna syu‘ab al-īmān (cabang-cabang iman), pengertian, dalil,
macam dan manfaatnya; meyakini bahwa dalam iman terdapat banyak
cabangcabangnya; serta menerapkan beberapa sikap dan karakter
sebagai cerminan cabang iman dalam kehidupan.
1. P
Akhlak Peserta didik menganalisis manfaat menghindari akhlak mażmūmah;
e
membuat karya yang mengandung konten manfaat menghindari sikap
n
mażmūmah; meyakini bahwa akhlak mażmūmah adalah larangan dan
d
akhlak maḥmūdah adalah perintah agama; serta membiasakan diri
i
untuk menghindari akhlak mażmūmah dan menampilkan akhlak
d
maḥmūdah dalam kehidupan sehari-hari.
i
Fikih Peserta didik mampu menganalisis implementasi fikih mu‘āmalah dan
k
alkulliyyāt al-khamsah (lima prinsip dasar hukum Islam; menyajikan
a
paparan tentang fikih mu‘āmalah dan al-kulliyyāt alkhamsah meyakini
n
bahwa ketentuan fikih mu‘āmalah dan al-kulliyyāt al- khamsah adalah
ajaran agama; serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kepedulian,
dan kepekaan sosial.
Sejarah Peserta didik mampu menganalisis sejarah dan peran tokoh ulama
Peradaban penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan timeline
Islam sejarah tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan
memaparkan nya; meyakini bahwa perkembangan peradaban di
Indonesia adalah sunatullah dan metode dakwah yang santun,
moderat, bi al-ḥikmah wa al-mau‘iẓat al- ḥasanah adalah perintah
Allah Swt; membiasakan sikap kesederhanaan dan kesungguhan
mencari ilmu, tekun, damai, serta semangat menghargai adat istiadat
dan perbedaan keyakinan orang lain.
Pancasila dan Kewarganegaraan
Pada akhir fase E, peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh keanggotaan
kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan identitas; memahami
makna dan nilai dari keragaman; mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung; serta mengkaji makna dan manfaat hidup dalam
kebinekaan, kaya akan kearifan lokal, dan memilih produk dalam negeri. Peserta didik juga
menginisiasi sebuah kegiatan bersama dan menetapkan tujuan dan target bersama;
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan masingmasing dalam anggota kelompok untuk
memenuhi kebutuhannya; mengidentifikasi respon terhadap kondisi dan keadaan yang ada di
lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik; serta
mengidentifikasi hal-hal yang dianggap penting dan berharga yang dapat diberikan kepada
orangorang yang membutuhkan di masyarakat luas, dalam skala negara, dan kawasan. Peserta
didik juga menganalisis norma dan aturan, hak dan kewajiban sebagai warga negara yang diatur
dalam konstitusi dan norma yang berlaku, serta dapat mempraktikkannya; mempraktikkan
membuat kesepakatan bersama di sekolah terkait dengan norma peserta didik yang harus
dipatuhi oleh seluruh peserta didik; mengkaji ide-ide para pendiri bangsa tentang rumusan
Pancasila dan UUD 1945; serta mencari tumpang tindih, kesesuaian, dan pertentangan antara
satu regulasi dengan regulasi yang setara.

Peserta didik juga mengidentifikasi beberapa contoh kasus wilayah yang diperebutkan
berdasarkan fakta dan regulasi; menemukan beberapa praktik baik dan sikap menjaga keutuhan
NKRI yang telah dilakukan oleh orang/kelompok sebelumnya; dan memahami konsep sistem
pertahanan dan keamanan nasional; serta mengidentifikasi peran Indonesia sebagai negara
kesatuan dalam pergaulan antarbangsa dan negara di dunia. Peserta didik juga dapat menelaah
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa;
mengidentifikasi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi
Pancasila; dan mengidentifikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan global; serta menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai
dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Pancasila Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri
bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila; mengidentifikasi
peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan global; dan mengkaji penerapan niai-nilai Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Peserta didik
juga dapat menginisiasi sebuah kegiatan bersama dan
menetapkan tujuan dan target bersama; dan mengidentifikasi
kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam anggota
kelompok untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta didik dapat
menganalisis hal-hal yang dianggap penting dan berharga yang
dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan di
masyarakat luas, dalam skala negara dan kawasan, dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya
sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
Undang- Peserta didik dapat menganalisis norma dan aturan, hak dan
Undang kewajiban sebagai warga negara yang diatur dalam konstitusi dan
Dasar norma yang berlaku dan mempraktikkannya, mempraktikkan
Negara membuat kesepakatan bersama di sekolah terkait dengan norma
Republik yang harus dipatuhi oleh seluruh peserta. Peserta didik juga dapat
Indonesia mengkaji ide-ide para pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila
Tahun 1945 dan UUD 1945; dan mengidentifikasi tumpang tindih,
kesesuaian, dan pertentangan antara satu regulasi dengan regulasi
yang setara
Bhinneka Peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh keanggotaan
Tunggal Ika kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari
keragaman.
Peserta didik dapat mengidentifikasi respon terhadap kondisi dan
keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk
menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik
juga dapat mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran
budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung;
mengkaji makna dan manfaat hidup dalam kebinekaan, kaya akan
kearifan lokal; dan memilih produk dalam negeri.
Negara Peserta didik dapat mengidentifikasi beberapa contoh kasus
Kesatuan wilayah yang diperebutkan berdasarkan fakta dan regulasi;
Republik menemukan beberapa praktik baik dan sikap menjaga keutuhan
Indonesia NKRI yang telah dilakukan oleh orang/kelompok sebelumnya.
Peserta didik juga dapat memahami konsep sistem pertahanan
dan keamanan Nasional; dan mengidentifikasi peran Indonesia
sebagai negara kesatuan dalam pergaulan antarbangsa dan
negara di dunia.

2. Bahasa Indonesia
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja.

Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi


informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis
gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam
diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat
dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.

Fase E berdasarkan elemen.

Elemen Capaian Pembelajaran


Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi
berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau
pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks (nonfiksi
dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Membaca dan Peserta didik mengevaluasi informasi berupa gagasan,pikiran,
Memirsa pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi,
rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat.
Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan
gagasan dan perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat
pro/kontra dari teks visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta
didik menggunakan sumber lain untuk menilai
akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.
Berbicara dan Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan,pikiran,
Mempresenta pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul,
s ikan perumusan masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog,
dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta
didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma
kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi
lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan materi diskusi,
melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik
mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan
penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi
multimodal.

Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan,


arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis,
kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau
fiksi. Peserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil
penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik
mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk
tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan
hasil tulisan di media cetak maupun digital.
3. Matematika
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifatsifat operasi bilangan
berpangkat (eksponen) dan logaritma, serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan
geometri). Peserta didik dapat menginterpretasi ekspresi eksponensial. Menggunakan sistem
persamaan linear tiga variabel, sistem pertidaksaman linear dua variabel, fungsi kuadrat dan
fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik juga dapat melakukan operasi
Vektor. Peserta didik dapat menentukan perbandingan trigonometri dan memecahkan masalah
yang melibatkan segitiga siku-siku. Peserta juga didik dapat memilih tampilan data yang sesuai
dan menginterpretasi data menurut bentuk distribusi data menggunakan nilai tengah (median,
mean) dan sebaran (jangkauan interkuartil, standar deviasi).

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Bilangan Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat
operasi bilangan berpangkat (eksponen) dan logaritma, serta
menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri).

Aljabar Di akhir fase E, peserta didik dapat menginterpretasi ekspresi


and eksponensial. Menggunakan sistem persamaan linear tiga variabel,
Fungsi sistem pertidaksaman linear dua variabel, fungsi kuadrat dan fungsi
eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik juga
dapat melakukan operasi Vektor

Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat


menentukan perbandingan trigonometri dan memecahkan
masalah yang melibatkan segitiga siku-siku.
Analisis Di akhir fase E, peserta didik dapat menampilkan dan
Data dan menginterpretasi data menggunakan statistik yang sesuai bentuk
Peluang distribusi data untuk membandingkan nilai tengah (median, mean)
dan sebaran (jangkauan interkuartil, standar deviasi) untuk
membandingkan dua atau lebih himpunan data. Mereka dapat
meringkas data kategorikal untuk dua kategori dalam tabel frekuensi
dua arah, menafsirkan frekuensi relatif dalam konteks data
(termasuk frekuensi relatif bersama, marginal, dan kondisional), dan
mengenali kemungkinan asosiasi dan tren dalam data. Mereka dapat
membedakan antara korelasi dan sebab-akibat. Mereka dapat
membandingkan distribusi teoretis diskrit dan distribusi
eksperimental, dan mengenal peran penting dari ukuran sampel.
Mereka dapat menghitung peluang dalam situasi diskrit.

4. Bahasa Inggris
Pada akhir fase E, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam
bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan pemirsa/pembacanya.
Berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, prosedur, eksposisi, recount, report, dan teks asli
menjadi rujukan utama dalam mempelajari bahasa Inggris di fase ini. Peserta didik menggunakan
bahasa Inggris untuk menyampaikan keinginan/perasaan dan berdiskusi mengenai topik yang
dekat dengan keseharian mereka atau isu yang hangat sesuai usia peserta didik di fase ini.
Mereka membaca teks tulisan untuk mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi. Keterampilan
inferensi tersirat ketika memahami informasi, dalam bahasa Inggris mulai berkembang. Peserta
didik memproduksi teks tulisan dan visual yang lebih beragam, dengan kesadaran terhadap
tujuan dan target pembaca.

Elemen Menyimak – Berbicara

By the end of Phase E, students use English to communicate with teachers,


peers and others in a range of settings and for a range of purposes. They use
and respond to questions and use strategies to initiate and sustain
conversations and discussion. They understand and identify the main ideas and
relevant details of discussions or presentations on youth-related topics. They
use English to express opinions on youth-related issues and to discuss youth-
related interests. They give and make comparisons. They use nonverbal
elements such as gestures, speed and pitch to be understood in some contexts.

Elemen Membaca – Memirsa

By the end of Phase E, students read and respond to a variety of texts, such as
narratives, descriptions, procedures, expositions, recount and report. They read
to learn or to find information. They locate and evaluate specific details and
main ideas of a variety of texts. These texts may be in the form print or digital
texts, including visual, multimodal or interactive texts. They are developing
understanding of main ideas, issues or plot development in a variety of texts.
They identify the author’s purposes and

Elemen Menulis – Mempresentasikan

By the end of phase E, students write a variety of fiction and non-fiction texts,
through guided activities, showing an awareness of purpose and audience. They
plan, write, review and redraft a range of text types with some evidence of self-
correction strategies, including punctuation and capitalization. They express
ideas and use common/daily vocabulary and verbs in their writing. They present
information using different modes of presentation to suit different audiences and
to achieve different purposes, in print and digital forms.

5. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan


Pada akhir fase E, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai penerapan
keterampilan gerak sebagai hasil evaluasi pengetahuan yang benar, mengevaluasi dan
mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness
related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physical fittness related skills), pola
perilaku hidup sehat, serta menunjukkan perilaku dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai
aktivitas jasmani.

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembeajaran


Keterampilan Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan
Gerak kemampuan dalam mempraktikkan hasil evaluasi penerapan
keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas
senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional) secara matang.
Pengetahuan Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengevaluasi fakta,
Gerak konsep, prinsip, dan prosedur dalam melakukan evaluasi
penerapan keterampilan gerak berupa permainan dan
olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).
Pemanfaatan Pada akhir fase ini peserta didik dapat mengevaluasi fakta,konsep,
Gerak prinsip, dan prosedur dan mempraktikkan latihan pengembangan
kebugaran jasmani terkait kesehatan (physicsl fittness related
health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physical
fittness related skills), berdasarkan prinsip latihan (Frequency,
Intensity, Time, Type/FITT) untuk mendapatkan kebugaran dengan
status baik. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan
dalam mengembangkan pola perilaku hidup sehat berupa penerapan
konsep dan prinsip pergaulan sehat antar remaja dan orang lain di
sekitarnya.
Pengembanga Pada akhir fase ini peserta didik mengembangkan tanggung jawab
n sosialnya dalam kelompok kecil untuk melakukan perubahan
Karakter dan positif, menunjukkan etika yang baik, saling menghormati, dan
Internalisasi mengambil bagian dalam kerja kelompok pada aktivitas jasmani
Nilai-nilai atau kegiatan sosial lainnya. Peserta didik juga dapat menumbuh
Gerak kembangkan cara menghadapi tantangan dalam aktivitas jasmani.

6. Sejarah
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsepkonsep dasar manusia,
ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode
penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, dan penelitian berbasis proyek
kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di
Indonesia meliputi konsep asal- usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan
Hindu- Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia.

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer dan sekunder
untuk melakukan penelitian sejarah sejarah lokal secara diakronis atau sinkronis kemudian
mengomunikasikan nya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga
mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menjelaskan dan menganalisis peristiwa
sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Elemen Capaian Pembeajaran


Pemahaman Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep
Konsep dasar ilmu sejarah yang dapat digunakan untuk menjelaskan
Sejarah peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai
pisau analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah; memahami
manusia sebagai subjek dan objek sejarah; memahami peristiwa
sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global;
memahami sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan
masa depan; memahami sejarah dari aspek perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; memahami
peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis.
Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul
nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis manusia dalam
asal usul nenek moyang dan jalur rempah; menganalisis asal
usul nenek moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup
lokal, nasional, dan global; menganalisis asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu, masa kini,
dan masa depan; menganalisis asal usul nenek moyang dan jalur
rempah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis asal usul nenek moyang dan jalur
rempah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis. Peserta
didik memahami konsep dasar kerajaan Hindu-Buddha;
menganalisis manusia dalam kerajaan Hindu-Buddha;
menganalisis kerajaan Hindu-Buddha dalam ruang lingkup
lokal, nasional, dan global; menganalisis kerajaan Hindu-
Buddha dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan;
menganalisis kerajaan Hindu-Buddha dari pola perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; menganalisis
kerajaan Hindu-Buddha secara diakronis (kronologi) maupun
sinkronis.
Peserta didik mampu memahami konsep dasar kerajaan Islam;
menganalisis manusia dalam kerajaan Islam; menganalisis kerajaan
Islam dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global;
menganalisis kerajaan Islam dalam dimensi masa lalu, masa kini,
dan masa depan; menganalisis kerajaan
Islam dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis kerajaan Islam secara diakronis
(kronologi) maupun sinkronis.
Keterampilan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya,
Proses mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi, menarik
Sejarah kesimpulan, mengomunikasikan, merefleksikan dan merencanakan
proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar dasar ilmu
sejarah, jalur rempah dan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia,
kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam meliputi:
1. Penelitian sejarah lokal dimulai dari lingkungan terdekat
(sejarah keluarga, sejarah sekolah, sejarah jalur rempah di daerah,
sejarah kerajaan di daerah, dan lain- lain); mengumpulkan
sumber-sumber primer maupun sekunder melalui sarana
lingkungan sekitar, perpustakaan, dan internet; melakukan seleksi
dan kritik terhadap sumber-sumber primer maupun sekunder;
melakukan penafsiran untuk mendeskripsikan makna di balik
sumber- sumber primer dan sekunder; dan menuliskan hasil
penelitian dalam bentuk historiografi.
2. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) yang
menitikberatkan pada proses dan sinkronis yang menitikberatkan
pada struktur; Penjelasan peristiwa sejarah berdasarkan
hubungan kausalitas; Mengaitkan peristiwa sejarah dengan
kehidupan sehari-hari; dan menempatkan peristiwa sejarah pada
konteks zamannya.
Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu, masa
kini, dan masa depan; Penjelasan peristiwa sejarah dari pola
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan.
4. Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; Mengaitkan hubungan antara peristiwa
sejarah lokal, nasional, dan global.
5. Memaknai nilai-nilai dari peristiwa sejarah dan
dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini.
6. Mengolah informasi sejarah secara non digital maupun
digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara,
film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story board,
infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.

7. Seni
Pada akhir Fase E (Kelas X SMA) diharapkan peserta didik mampu bekerja mandiri
dan/atau berkelompok dalam menghasilkan sebuah karya, mengapresiasi berdasarkan perasaan,
empati dan penilaian pada karya seni rupa serta peserta didik dapat menyampaikan pesan lisan
atau tertulis tentang karya seni rupa. Fase E masuk ke dalam Masa Penentuan (Period of
Decision) yang ditandai timbulnya kesadaran akan kemampuan diri dalam proses kreatif. Peserta
didik menunjukkan perbedaan minat antar individu. Kecenderungan kelompok peserta didik
yang berbakat dan memiliki minat pada bidang kreatif, akan melanjutkan kegiatannya dengan
rasa senang. Seni Rupa merupakan wahana untuk melatih berpikir kreatif, terlepas dari
kemampuan dan minat peserta didik. Di akhir fase E, peserta didik diharapkan memiliki nalar
kritis, menghasilkan atau mengembangkan gagasan dalam proses kreatif dalam merespon
lingkungannya secara mandiri dan/atau berkelompok. Dalam proses kreatif tersebut, peserta
didik telah memahami ruang, proporsi, gesture dan menentukan bahan, alat, teknik, teknologi
dan prosedur yang sesuai dengan tujuan karyanya. Selain itu, peserta didik juga dapat
menyampaikan pesan dan gagasan secara lisan dan/atau tertulis tentang karya seni rupa
berdasarkan pada pengamatan dan pengalamannya, secara efektif, runut, terperinci dan
menggunakan kosa kata seni rupa yang tepat.

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Mengalami Pada akhir fase E, peserta didik mampu mengamati, mengenal,
(Experienci g) merekam dan menuangkan pengalaman dan pengamatannya
terhadap lingkungan, perasaan, empati atau penilaiannya
secara visual dengan menggunakan proporsi, gestur, ruang
yang rinci. Karya peserta didik mencerminkan penguasaan
terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang
dipilihnya (sesuai minat dan kemampuannya).
Menciptakan Pada akhir fase E, peserta didik mampu menciptakan karya
(Making/Creat seni yang menunjukkan pilihan keterampilan,medium dan
ing) pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip desain tertentu
yang sesuai dengan tujuan karyanya, dalam konteks ekspresi
pribadi atau sesuai topik tertentu.
Merefleksi kan Pada akhir fase E, peserta didik mampu secara kritis
(Reflecting) mengevaluasi dan menganalisa efektivitas pesan dan
penggunaan medium sebuah karya, pribadi maupun orang
lain serta menggunakan informasi tersebut untuk
merencanakan langkah pembelajaran selanjutnya.
Berpikir dan Pada akhir fase E, peserta didik mampu berkarya dan
Bekerja mengapresiasi berdasarkan perasaan, empati dan penilaian
Artistik pada karya seni secara ekspresif, produktif,
(Thinking and inventif dan inovatif. Peserta didik mampu menggunakan
Working kreativitasnya, mengajukan pertanyaan yang bermakna dan
Artistically) mengembangkan gagasan dan menggunakan berbagai sudut
pandang untuk mendapatkan gagasan, menciptakan peluang,
menjawab tantangan dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga mampu bekerja
secara mandiri, bergotong royong maupun berkolaborasi
dengan bidang keilmuan lain atau masyarakat di lingkungan
sekitar.

Berdampak Pada akhir fase E, peserta didik mampu membuat karya


(Impacting) sendiri atas dasar perasaan, minat, nalar dan sesuai akar
budaya pada masyarakatnya.

8. Informatika
Pada akhir fase E, peserta didik: a) mampu mendeskripsikan fungsi dan cara kerja
sistem komputer, bagaimana komponenkomponen sistem bekerja dan saling berinteraksi,
memahami internet dan jaringan lokal serta mengkoneksikan perangkat ke jaringan lokal dan
internet, enkripsi data, mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber baik
secara manual atau otomatis menggunakan perkakas yang sesuai, mengintegrasikan potongan
objek dalam berbagai format dari berbagai aplikasi untuk disajikan dalam berbagai representasi
yang memudahkan analisis dan interpretasi, dan menggunakan fitur lanjut dan otomasi dari
aplikasi perkantoran; b) mampu menerapkan berpikir komputasional dengan strategi algoritmik
standar untuk mengembangkan program komputer yang terstruktur dalam bahasa pemrograman
prosedural tekstual sebagai solusi atas persoalan berbagai bidang yang mengandung data diskrit
bervolume tidak kecil, bergotong royong untuk menyelesaikan suatu persoalan kompleks dengan
mengembangkan (merancang, mengimplementasi, memperbaiki, menguji) artefak komputasional
yang bersentuhan dengan bidang lain sesuai kaidah proses rekayasa, serta mengomunikasikan
secara lisan dan tertulis rancangan produk, produk, dan prosesnya; dan c) mampu mengenal
sejarah perkembangan komputer dan tokohtokohnya, memahami aspek teknis, hukum, ekonomi,
lingkungan, dan sosial dari produk TIK, hak kekayaan intelektual, dan lisensi. mengenal
berbagai bidang studi dan profesi terkait informatika serta peran informatika pada bidang lain.

Fase E Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


BK Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan strategi
algoritmik standar pada kehidupan sehari-hari maupun
implementasinya dalam sistem komputer, untuk menghasilkan
beberapa solusi persoalan dengan data diskrit bervolume besar.
TIK Pada akhir fase E, peserta didik mampu memanfaatkan berbagai aplikasi
secara bersamaan dan optimal untuk berkomunikasi, mencari informasi
di internet, serta mahir menggunakan fitur lanjut aplikasi perkantoran
(pengolah kata, angka, dan presentasi) beserta otomasinya untuk
mengintegrasikan dan menyajikan konten aplikasi dalam berbagai
representasi yang memudahkan analisis dan interpretasi konten tersebut.
SK Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan cara kerja
komputer dan masingmasing komponen-komponennya, menjelaskan
peran sistem operasi dan mekanisme internal yang terjadi pada interaksi
antara perangkat keras, perangkat lunak, dan pengguna.
JKI Pada akhir fase E, peserta didik menjelaskan Internet dan jaringan lokal,
komunikasi data via ponsel, konektivitas internet melalui jaringan kabel
dan nirkabel (bluetooth, wifi, internet), menerapkan enkripsi untuk
memproteksi data pada saat melakukan koneksi perangkat ke jaringan
lokal maupun internet yang tersedia.
AD Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan aspek privasi dan
keamanan data, mengumpulkan data secara otomatis dari berbagai
sumber data, memodelkan data berbagai bidang, menerapkan seluruh
siklus pengolahan data (pengumpulan, pengolahan,
visualisasi, analisis dan interpretasi data, publikasi) dengan
menggunakan perkakas yang sesuai, menerapkan strategi pengelolaan
data yang tepat guna dengan mempertimbangkan volume dan
kompleksitasnya.
AP Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan praktik baik konsep
pemrograman
prosedural dalam salah satu bahasa pemrograman prosedural dan
mampu
mengembangkan program yang terstruktur dalam notasi algoritma atau
notasi lain, berdasarkan strategi algoritmik yang tepat.
DSI Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan dan menarik
pelajaran dari sejarah perkembangan komputer dan tokohtokohnya;
menjelaskan hak kekayaan intelektual dan lisensi, aspek teknis, hukum,
ekonomi, lingkungan dan sosial dari produk TIK, , serta mampu
menjelaskan berbagai bidang studi dan profesi bidang informatika serta
peran informatika pada bidang lain.
PLB Pada akhir fase E, peserta didik mampu bergotong royong dalam tim
inklusif untuk mengerjakan proyek bertema informatika sebagai solusi
persoalan masyarakat, mulai dari mengidentifikasi persoalan, merancang,
mengimplementasi, menguji, dan
menyempurnakan program komputer didasari
strategi algoritma yang sesuai, dan mengkomunikasikan secara lisan
maupun tertulisproduk, proses pengembangan solusi dan manfaat
solusinya bagi masyarakat.

9. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial


Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan dapat memahami dan membuat teks
informasi, mendeskripsikan kejadian dan fenomena, melaporkan percobaan, menyajikan dan
mengevaluasi data, memberikan penjelasan, dan menyajikan opini atau klaim sesuai dengan
lingkup bidang keahliannya.

Mereka juga dapat memahami serta membuat teks multimedia seperti bagan, grafik,
diagram, gambar, peta, animasi, dan media visual. Peserta didik menggunakan struktur
bahasa untuk menghubungkan informasi dan ide, memberikan deskripsi dan penjelasan,
merumuskan hipotesis, dan mengkonstruksi argumen yang didasarkan pada bukti-bukti
sehingga dapat mengekspresikan posisinya.

Peserta didik memahami ketujuh aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang terdiri
dari makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan perubahannya; bumi
dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi,
sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan
sesuai dengan karakteristik bidang keahliannya.

Elemen Capaian Pembelajaran


Menjelaskan Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan
fenomena secara ilmiah dan menerapkannya; atau membuat prediksi
ilmiah sederhana disertai dengan pembuktiannya.
Peserta didik menjelaskan fenomenafenomena yang terjadi di
lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti
makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya;
energi dan perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan
konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi,
sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku
ekonomi dan kesejahteraan. Peserta didik juga mengaitkan
fenomena-fenomena tersebut dengan keterampilan teknis pada
bidang keahliannya.
Mendesain dan Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang
mengevaluasi tepat untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menjelas kan cara
penyelidikan penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta
ilmiah diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan
pada desain percobaan ilmiah.
Menerjemahkan Peserta didik dapat menerjemahkan data dan bukti dari berbagai
data dan bukti- sumber untuk mem bangun sebuah argumen serta dapat
bukti secara mempertahankannya dengan penjelasan ilmiah. Peserta didik
ilmiah diharapkan dapat mengidentifikasi kesimpulan yang benar
diambil dari tabel hasil, grafik, atau sumber data lain.
Peserta didik merencanakan dan melaksana kan aksi sebagai
tindak lanjut, mengkomuni kasikan proses dan hasil
pembelajarannya, melakukan refleksi diri terhadap tahapan
kegiatan yang dilakukan.

D. Layanan Bimbingan Konseling


Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta
didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta
menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir
secara utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu
konseli agar mampu: (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya; (2) merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang;
(3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan
lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan
(6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggungjawab.
1. Program Bimbingan Konseling Pola 17 BK
Layanan konseling atau konsultasi merupakan salah satu jenis layanan dari BK Pola-
17  Plus. Layanan konsultasi dan layanan mediasi merupakan layanan hasil  pengembangan dari
BK Pola 17 Plus. Dengan adanya pengembangan layanan ini, maka layanan konsultasi dan
layanan mediasi secara otomatis menjadi bidang tugas konselor dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling, khususnya pelayanan BK di sekolah.
Butir-butir pokok BK Pola-17 Plus adalah keterpaduan mantap tentang pengertian,
tujuan, fungsi, prinsip dan  asas, serta landasan BK, yaitu :
a. Bidang Pelayanan BK, meliputi:
1) Bidang pengembangan pribadi
2) Bidang pengembangan social
3) Bidang pengembangan kegiatan belajar
4) Bidang pengembangan karir
5) Bidang pengembangan kehidupan berkarya.
6) Bidang pengembangan kehidupan keberagamaan
b. Kegiatan pendukung BK, meliputi:
1) Aplikasi Instrumentasi
2) Himpunan Data
3) Konferensi Kasus
4) Kunjungan Rumah
5) Alih Tangan Kasus
c. Format pelayanan:
1) Format Individual
2) Format Kelompok
3) Format Klasikal
4) Format Lapangan
5) Format ”Politik”
2. Layanan Menyeluruh pada Siswa
Di samping layanan secara khusus pada siwa yang membutuhkan, seorang Guru BK
melakukan layanan bimbingan secara umum pada semua siswa, yaitu melalui tatap muka di kelas
minimal 1 jam pelajaran perminggu.

Adapun yang menjadi materi layanan adalah : 1) bidang pengembangan pribadi, 2)


Bidang pengembangan social, 3) bidang pengembangan kegiatan belajar, 4) bidang
pengembangan karir, 5) bidang pengembangan kehidupan berkarya, 6) Bidang pengembangan
kehidupan keberagamaan.

3. Jenis-jenis Masalah dan Rekapitulasi Siswa


a) Tidak hadir tanpa keterangan
b) Pulang sebelum waktunya
c) Atribut sekolah tidak lengkap
d) Rambut tidak sesuai ketentuan sekolah
e) Memalsukan surat ijin sekolah
f) Terlambat masuk sekolah/kelas
g) Tidak mengerjakan tugas dari Guru pengajar
h) Tidak ikut Upacara Bendera
i) Menggunakan HP saat pelajaran yang tidak diijinkan menggunakan HP
j) Dan sejenisnya.
Rekapitulasi permasalahan siswa tercatat pada buku pelanggaran yang tersimpan pada
Guru Piket, Petugas Keamanan/Satpam dan pada Guru BK.

4. Layanan Penyelesaian Masalah Siswa


Jenis layanan BK dalam menyelesaikan masalah siswa, meliputi:

a) Layanan Orientasi
b) Layanan Informasi
c) Layanan Penempatan dan Penyaluran
d) Layanan Penguasaan Konten
e) Layanan Konseling Perorangan
f) Layanan Bimbingan Kelompok
g) Layanan Konseling Kelompok
h) Layanan Konsultasi
i) Layanan Mediasi
5. Pola Analisis Hasil Keja Guru BK
Analisis hasil kerja guru BK adalah sebagai berikut:

No Uraian Prosentase (%)


1 Tidak hadir tanpa keterangan 2%
2 Pulang sebelum waktunya 1%
3 Seragam dan atribut tidak lengkap 2%
4 Rambut tidak sesuai ketentuan sekolah 1%
5 Memalsukan surat ijin sekolah 0%
6 Terlambat masuk sekolah/kelas 3%
7 Tidak mengerjakan tugas dari Guru pengajar 5%
8 Tidak ikut Upacara Bendera 0%
9 Penyalahgunaan HP 5%
10 Drop Out 1%
11 Tidak Naik Kelas 0
%
E. Gerakan Literasi Sekolah
Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Tujuan GLS adalah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi Sekolah Menengah Kejuruan yang diwujudkan dalam gerakan
literasi di SMK agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Adapun tujuan khusus GLS
adalah:

1) Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik SMK,


2) Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK,
3) Menjadikan SMK sebagai organisasi pembelajaran (learning organization),
4) Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) di SMK,
5) Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK.
6) Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik
7) Meningkatkan kemampuan relegiusitas peserta didik.
Penilaian/evaluasi GLS pada satuan pendidikan (Sekolah) menjadi tanggung jawab
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Provinsi, dan Satuan
Pendidikan. Untuk satuan pendidikan bertanggung jawab memonitoring dan mengevaluasi di
sekolah masing-masing, meliputi:

1) Keterlaksanaan GLS
2) Keefektifan pelaksanaan kegiatan pembiasaan harian, mingguan, bulanan, dan semester
terutama yang berkaitan dengan Penumbuhan Budi Pekerti.
3) Keefektifan pendampingan/pelaksanaan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan
guru SMK dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mampu
meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.
4) Keefektifan pembelajaran jarak jauh terhadap kegiatan literasi di kalangan guru SMK
5) Keefektifan dan dampak optimalisasi pemanfaatan sarana prasarana SMK untuk
memfasilitasi pembelajaran
6) Keefektifan dan dampak pengelolaan perpustakaan SMK terhadap pembelajaran dan
kemampuan literasi warga SMK
7) Keefektifan dan dampak pelaksanaan inventarisasi semua sarana dan prasarana yang
dimiliki SMK terhadap pelayanan SMK
8) Keefektifan dan dampak adanya area-area/ruang baca terhadap kemampuan literasi warga
SMK dan budaya sekolah.
9) Keefektifan dan dampak pelaksanaan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran
terhadap minat dan budaya baca warga sekolah.
10) Keefektifan dan dampak pelaksanaan pendampingan Komite Sekolah dalam kegiatan yang
melibatkan orang tua dan masyarakat untuk menindaklanjuti perlakuan yang diterima
peserta didik di sekolah.
11) Keefektifan dan dampak pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan pihak lain terhadap
kemampuan literasi warga sekolah.

B. Pendidikan Anti Korupsi


Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan, baik formal maupun nonformal.
Pendidikan anti korupsi memiliki fungsi antara lain sebagai berikut: 1. Fungsi kognitif yakni
menambah pengetahuan serta wawasan mengenai korupsi dan dampak massif yang ditimbulkan
2. Fungsi afektif yakni membentuk moral dan karakter anti korupsi peserta didik dengan cara
menanamkan nilai-nilai anti korupsi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 3. Fungsi
psikomotor yakni kesadaran moral untuk melawan berbagai bentuk praktek korupsi yang ada di
lingkungan sekitar.

Berdasarkan pernyataan tersebut, di SMK Terpadu Roudlotul Amanah telah


mengyertakan materi Pendidikan anti korupsi pada beberapa mata pelajaran, diantaranya: 1)
Pendidikan Pancasila; 2) Bahasa Indonesia; dan 3) Pendidikan Agama. Selain dicantumkan pada
mata pelajaran, di SMK Terpadu Roudlotul Amanah juga sudah melakukan sosialisai terkait
pendidikan anti korupsi yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 03 Oktober 2022.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diimplementasikan pada Pendidikan Anti Korupsi


yakni pada ektra pramuka yang dilaksanakan pada hari Jumat setelah Sholat jumat. Tetapi tidak
pada setiap pertemuan implementasi ini dilakukan, hanya saja setiap 1 bulan sekali dilakukan
implementasi tersebut.

C. Peraturan Akademik/Regulasi Sekolah


Kurikulum Operasional SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia memuat peraturan
akademik tentang persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria kenaikan kelas, dan
kriteria kelulusan.

1. Pemilihan konsentrasi
Peserta didik dapat memilih dengan persyaratan sebagai berikut.

a. Nilai pada Mapel Dasar-dasar Kejuruan;


b. Minat dan Bakat;
c. Rekomendasi Wali Kelas; dan
d. Rekomendasi orang tua peserta didik.
2. Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh pendidik dan
sekolah sebagai berikut:

a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu kepada Capaian
Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran yang
sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta didik pada setiap
penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil asesmen mandiri
diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan kesesuaiannya.
b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan mengacu
kepada Capaian Pembelajaran dan turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan
pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran pada
tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka
dan/atau deskripsi.
c. Prosedur uji kompetensi
Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan
kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan sesuai
ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi SMK Terpadu Roudlotul Amanah . Secara umum
prosedur pengujian melalui Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Perencanaan metode dan teknik asesmen kepada skema sertifikasi.


2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi dilanjutkan dengan
asesmen mandiri.
3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi kemasan okupasi
atau kemasan kualifikasi dengan memerhatikan perencanaan metode dan teknik
asesmen.
4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk.
5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang akan diujikan.
6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses pembeajaran, maka dapat
digunakan dalam Uji Kompetensi Keahlian (UKK).
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP SMK Terpadu Roudlotul Aamanah untuk
dirapatkan oleh tim yang ditunjuk.
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan kompeten.
11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan untuk pemetaan mutu
program, dan perumusan kebijakan satuan pendidikan.

3. Kriteria
Kenaikan Kelas
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa
peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke kelas selanjutnya. Pernyataan kompeten
ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek sebagai berikut:

a. Akademik

1) Memperoleh nilai > KKM


2) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pembelajaran yang diikuti
3) Tidak terdapat lebih dari 2 mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan,
dan/atau sikap yang belum tuntas/belum baik pada semester kedua.
b. Non akademik:

1) Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran selama satu tahun minimal
90% diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhatikan ketidakhadiran karena sakit
atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku,
2) Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap kearah lebih baik
terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta nilai-nilai kewirausahaan)
serta tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan tenaga
pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik dan tidak terlibat tindak
kriminal
3) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.
Kriteria lain yang ditentukan terkait dengan kenaikan kelas antara lain:

a. Jika peserta didik belum menuntaskan Capaian Pembelajaran kurang dari 3 (tiga) mata
pelajaran (bukan kompetensi produktif) sampai batas akhir tahun ajaran, maka peserta
didik dianggap telah layak naik ke kelas berikutnya. Jumlah mata pelajaran yang belum
tuntas di kelas berikutnya (XI dan XII) maksimal 20% dari jumlah mata pelajaran di tahun
berjalan (3 mata pelajaran),
b. Jika peserta didik masih belum menuntaskan indikator, KD, dan KI pada > 3 (tiga) mata
pelajaran (meskipun mata pelajaran bukan dari kelompok C) sampai batas akhir tahun
ajaran, maka peserta didik tersebut harus mengulang di kelas yang sama.
c. Bagi peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas, seluruh mata pelajaran, Capaian
Pembelajaran yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya wajib diikuti/diulang pada
tahun ajaran berjalan, dan nilai yang diperoleh adalah nilai pada tahun tersebut (nilai pada
tahun ajaran sebelumnya tidak berlaku).
d. Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor yang dilakukan di
akhir tahun pelajaran. Setiap peserta didik akan memperoleh buku rapor yang berisi
laporan hasil belajar sesuai dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.
e. Peserta didik bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai
kompetensi tertentu, sehingga tidak perlu ada peserta didik yang tidak naik kelas
(automatic promotion). Namun apabila karena alasan yang kuat, misalnya: karena
gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga tidak mungkin bisa berhasil
mencapai kompetensi yang ditargetkan, maka peserta didik dinyatakan tidak naik kelas.

4. Kriteria Kelulusan

Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Terpadu Roudlotul Amanah ditetapkan
berdasarkan:

a. Permendikbud nomor 03 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.
b. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang Prosedur
Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional

c. Pedoman Penyelenggaraan UKK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Rapat Dewan Guru
Dalam Permendikbud No 04 Tahun 2018 Pasal 19 telah ditentukan persyaratan
kelulusan dari satuan pendidikan, maka berdasarkan aturan tersebut SMK Ar Rahma Mandiri
Indonesia menyusun persyaratan berikut yang dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Dewan
Guru : Peserta didik dinyatakan lulus setelah: 1) menyelesaikan seluruh program
pembelajaran; 2) memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan 3) lulus ujian sekolah.
Peserta didik yang dinyatakan lulus diberikan ijazah.

F. Kalender Pendidikan

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar sebagai
berikut:

Minggu
Jumlah Minggu
Bulan Tidak Keterangan
Minggu Efektif
Efektif
Pelaksanaan MPLS bagi Peserta
Juli 3 2 1
Didik Kelas X
Agustus 4 3 1 Peringatan HUT RI
Penilaian Tengah Semester (PTS)
September 5 5 0 atau Sumatif Tengah Semester
(STS) Gasal
Oktober 5 5 0 -

November 4 4 0 -
Kegiatan Penilaian Akhir Semester
Desember 4 1 3 atau Sumatif Akhir Semester dan
Libur Akhir Semester

Januari 5 5 -

Februari 4 4 -
Perkiraan Kegiatan US dan USBN
Maret 4 2 2
Utama
April 5 2 3 Libur Hari Raya
UKK, LPP, EF dan
Mei 4 2 2
LHR
Kegiatan Akhir Semester Genap
Juni 4 2 2 dan Libur Semester Genap Tahun
Pelajaran 2022/2023

Libur Semester Genap Tahun


Juli 2 0 2 Pelajaran 2022/2023 dan PPDB
Tahun Pelajaran 2023/2024
Jumlah 52 37 15

BAB IV
RENCANA PEMBELAJARAN

A. Prinsip Pembelajaran
1. Pengelolaan Capaian Pembelajaran
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis kedalaman dan keluasaan
capaian pembelajaran (CP) yang harus kuasai oleh peserta didik, meliputi soft skills, hard
skills, dan karakter dalam bidang kecantikan;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan prosentase pembelajaran aspek soft
skills dan hard skills. Untuk kelas X, semester 1, muatan soft skills 80% dan hard skills
20%, sedangkan semester 2, muatan soft skills 70% dan hard skills 30%.
c. Guru atau guru bersama instruktur industri mengurutkan kegiatan belajar yang harus
dilakukan oleh peserta didik;
d. Guru atau guru bersama instruktur industri mengidentifikasi kalender pendidikan yang
telah disusun sekolah, untuk sinkronisasi dengan kegiatan belajar peserta didik;
e. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal pelajaran sesuai urutan
kegiatan belajar peserta didik dan kalender pendidikan;
f. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan menetapkan strategi
pembelajaran, meliputi: (1) tempat belajar, di kelas, ruangan praktik, industri; (2) belajar
kelompok dan individu; (3) luring dan daring;
g. Guru atau guru bersama instruktur industri menginventarisir sumbersumber belajar, antara
lain sumber belajar berupa cetak, audio, dan audio visual untuk mendukung ketercapaian
pembelajaran;
h. Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya
kepada instruktur industri.
2. Pengelolaan Peserta Didik
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganilis karakter belajar peserta didik;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri mengelompokan peserta didik berdasarkan
karakter atau pertimbangan lainnya, seperti task planning groups, teaching groups, seating
groups, joint learning groups, collaborative-groups;
c. Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur
industri.
3. Pengolaan Pengajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan menetapkan kegiatan belajar
yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal pembelajaran yang akan
diampu oleh guru dan instruktur industri;
c. Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada
instruktur industri.
4. Pengelolaan Sumber Belajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-sumber belajar yang akan
dibuat oleh guru dan instruktur industry;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal pembuatan sumber-sumber
belajar;
c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya
kepada instruktur industri.
5. Pengelolaan link and match
a. Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDI. Penguatan aspek soft skills dan
karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hard skills yang sesuai kebutuhan DUDI;
b. Pembelajaran berbasis riil dari DUDI (PjBL) sejak awal. Memastikan hard skills akan
disertai soft skills dan karakter kesiapan kerja yang kuat; c. Jumlah dan peran guru/ahli dari
DUDI ditingkatkan secara signifikan, minimal mencapai 50 jam/semester/program
keahlian;
d. Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;
e. Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI, baik bagi lulusan
maupun guru;
f.Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari DUDI untuk proses
belajar mengajar;
g. Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUDI dan masyarakat,
sebagai basis teaching industry/teaching factory, berkolaborasi dengan DUDI dan
stakeholders;
h. Komitmen serapan lulusan oleh DUDI.
B. Prinsip Asesmen

Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh pendidik dan
sekolah sebagai berikut:

1. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
a. Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu kepada Capaian
Pembelajaran.
b. Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan teknik
asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran yang sama.
c. Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai.
d. Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta didik pada setiap
penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil asesmen mandiri
diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan kesesuaiannya.
2. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut.
a. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan mengacu kepada
Capaian Pembelajaran dan turunannya.
b. Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan teknik
asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan pendidikan.
c. Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai.
d. Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran pada tingkat
peserta didik maupun tingkat kelas.
e. Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan pendidikan.
f. Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka dan/atau
deskripsi.
3. Prosedur uji kompetensi
Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan
kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan sesuai
ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia. Secara umum
prosedur pengujian melalui Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Perencanaan metode dan teknik asesmen kepada skema sertifikasi.


b. Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi dilanjutkan dengan
asesmen mandiri.
c. Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi kemasan okupasi atau
kemasan kualifikasi dengan memerhatikan perencanaan metode dan teknik asesmen.
d. Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk.
e. Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang akan diujikan.
f. Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
g. Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses pembeajaran, maka dapat
digunakan dalam Uji Kompetensi Keahlian (UKK).
h. Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi.
i. Pelaporan hasil asesmen kepada LSP SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia untuk dirapatkan
oleh tim yang ditunjuk.
j. Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan kompeten.
k. Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan untuk pemetaan mutu
program, dan perumusan kebijakan satuan pendidikan.

A. Kenaikan Kelas
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan NAIK KELAS apabila yang bersangkutan memenuhi kriteria
sebagai berikut:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran
yang diikuti;
b. Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-kurangnya
berpredikat Baik;
c. Nilai ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan sekurang-kurangnya berpredikat Baik;
d. Tidak memiliki nilai mata pelajaran kelompok A, B, C1, C2, C3 dan muatan lokal yang
masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi ketrampilannya di bawah
skor ketuntasan minimal (SKM) atau berpredikat D;
e. Nilai akhir seluruh mata pelajaran kelompok A, B, C1, C2, C3 dan muatan lokal minimal
sama dengan Skor Ketuntasan Minimal (SKM) atau berpredikat C;
f. Ketidakhadiran dalam proses pembelajaran tanpa keterangan kurang dari dan/atau sama
dengan 12 hari efektif dalam satu tahun pelajaran;
g. Jumlah poin pelanggaran diakhir tahun pelajaran kurang dari 100;
h. Peserta didik yang dinyatakan Naik Kelas berhak untuk mengikuti pembelajaran ditingkat
selanjutnya;
i. Peserta didik yang dinyatakan Tidak Naik Kelas dapat mengulang pada tingkat yang sama
dan wajib mengikuti seluruh pelajaran di kelas tersebut.
Kriteria Kenaikan Kelas sebagaimana tersebut di atas dapat berubah seiring dengan
perkembangan peraturan atau pedoman yang ada. Keuastian Kriteria Kenaikan Kelas akan
dituangkan ke dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen kurikulum ini.

2. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian Hasil Belajar peserta didik dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
a. Mengetahui tingkat capaian hasil belajar/kompetensi peserta didik.
b. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.
d. Mengetahui efektivitas proses pembelajaran.

3. Istilah-istilah pada Penilaian Hasil Belajar


a. Penilaian Harian
PenilaianHarian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

Adapun tata cara pelaksanaan PH diatur sebagai berikut:

 Penilaian harian dilakukan oleh Pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam
bentuk ulangan dan atau penugasan.
 Penilaian harian dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
atau lebih.
 Hasil penilaian harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum melanjutkan kemateri
berikutnya.
 Peserta didik harus mengikuti semua penilaian harian yang dilaksanakan oleh pendidik.
 Peserta didik yang tidak mengikuti ulangan sesuai dengan jadwal karena suatu alasan yang
sah berhak diberi ulangan susulan atau dapat diganti dengan penugasan tertentu oleh guru
yang terkait.
B. Penilain Tengah Semester
UjianTengah Semester (PTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan penilaian tengah semester mepiluti seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Adapun tata cara pelaksanaan PTS diatur
sebagai berikut:

 Naskah soal PTS disusun oleh pendidik mata pelajaran.


 PTS dilaksanakan oleh sekolah secara bersama-sama untuk seluruh mata pelajaran 1 (satu)
kali tiap semester.
 Cakupan PTS meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
 Nilai PTS menjadi bagian dari Nilai Rapor.
 Hasil PTS dapat diinformasikan kepada orang tua/wali peserta didik.
 Peserta didik harus mengikuti PTS yang dilaksanakan oleh sekolah.
 Peserta didik yang tidak mengikuti PTS sesuai dengan jadwal karena suatu alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan berhak diberi ulangan susulan.
a. Penilaian Akhir Semester
Peilaian Akhir Semester (PAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan penilaian meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Adapun tata cara pelaksanaan PAS diatur sebagai berikut:

 Naskah soal PAS disusun oleh pendidik mata pelajaran.


 PAS dilaksanakan oleh sekolah secara bersama-sama untuk seluruh mata pelajaran di akhir
semester pada semester gasal maupun genap.
 Cakupan materi PAS meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
 Hasil PASsetelah digabung dengan komponen penilaian lainnya sehingga menjadi Nilai
Rapor untuk diinformasikan kepada orang tua/wali peserta didik yang berupa Buku Rapor.
 Peserta didik yang tidak mengikuti PAS sesuai dengan jadwal karena suatu alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan berhak diberi ulangan susulan.
b. Asesmen Kompetensi Minimum dan Survey Karakter (AKM-SK)
Asesmen Kompetensi Minimum dan Survey Karakter (AKM-SK), bagaimana dan kapan
dilaksanakan menunggu petunjuk teknis dari kemendikbud atau lembaga berwenang. Mengingat
sampai saat dokumen ini disusun belum ada petunjuk pasti.

4. Pelaporan Hasil Belajar


a. Pelaporan hasil ulangan dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada peserta didik dan orang
tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor keterampilan yang berisi tentang skor disertai dengan
deskripsi capaian kompetensi.
b. Pelaporan hasil ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk Sertifikat Hasil
Ujian Nasional (SHUN).
c. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ijazah.

5. Program Remedial dan Pengayaan


Pembelajaaran remedial dan pengayaan dilakukan sebagai konsekuensi dari pembelajaran
tuntas (mastery learning) untuk setiap individu. Dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi
setiap peserta didik harus menguasai secara tuntas seluruh kompetensi dasar pada setiap mata
pelajaran. Sehingga pada dasarnya peserta didik harus mencapai skor ketuntasan minimal (SKM)
yaitu tingkat minimal pencapaian kompetensi terutama untuk pengetahuan dan keterampilan.
Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar,
sementara pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui
kriteria ketuntasan belajar.
C. Kriteria Kelulusan

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan apabila :


a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dari kelas X sampai dengan XII dan memiliki
nilai seluruh mata pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada Satuan
Pendidikan yang tersusun dalam Daftar Kolektif Nilai (DKN);
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
c. Mengikuti Ujian Akhir Sekolah (PAS) dan Asessment Kompetensi Minimum (AKM) untuk
seluruh Mata Pelajaran yang diujikan secara lengkap;
d. Lulus Ujian Akhir Sekolah (PAS) untuk semua Mata Pelajaran yang diujikan dengan Nilai
Ujian Sekolah (NUS) minimal yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan;
e. Memperoleh Nilai Sekolah (NS) minimal yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan.
f. Kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan ditetapkan dalam Rapat Dewan Guru yang
dihadiri oleh seluruh Guru Mata Pelajaran Kelas XII dan Kepala Sekolah.
Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan sebagaimana tersebut di atas dapat berubah
seiring dengan perkembangan peraturan atau pedoman yang ada. Kepastian Kriteria Kriteria
Kelulusan dari Satuan Pendidikan akan dituangkan ke dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kurikulum ini.

1. Pelaksanaan Ujian Sekolah (US)


Ujian Sekolah (US), Ujian Paket Keahlian (UPK), Ujian Kompetensi Keahlian (UKK),
dilaksanakan pada semester genap dikelas XII (semester 6).
Penjelasan mengenai Ujian Sekolah, Ujian Kompetensi Keahlian, dan Ujian Sertifikasi
Keahlian dijabarkan sebagai berikut :

a) Ujian Sekolah
Ujian Sekolah (US) merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik
terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran oleh satuan pendidikan. Adapun tata
cara pelaksanaan US diatur sebagai berikut:
 Pendaftaran peserta ujian dilakukan oleh sekolah untuk diajukan sebagai nominator ujian
akhir dengan syarat peserta didik sudah duduk di kelas XII dan menyerahkanfoto kopi
SHUN/ ijazah SMP/MTs yang telah dilegalisasi.
 Setiap peserta ujian diharuskan menempuh semua mata ujian yang diselenggarakan oleh
sekolah (ujian tulis dan praktik)
 Pelaksanaan Ujian Sekolah berpedoman pada POS yang diterbitkan oleh sekolah.
 Peserta didik yang tidak mengikuti Ujian Sekolah sesuai dengan jadwal karena suatu alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan berhak diberi ulangan susulan.
b) Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK adalah penilaian terhadap
pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi
Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi. Prosedur
pelaksanaan UKK mengikuti ketentuan dari sekolah bersama industri atau lembaga sertifikasi.

2. Target Kelulusan
Target kelulusan untuk peserta didik SMK Terpadu Roudlotul Amanah yang diterima
tahun pelajaran 2022/2023 (mengikuti ujian pada tahun pelajaran 2023/2024 ) adalah 100%
LULUS.

3. Program Peningkatan Kualitas Lulusan


SMK Terpadu Roudlotul Amanah dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas
Lulusan adalah dengan beberapa kegiatan, yaitu:

1) Melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah dengan buku berbahasa Inggris, peserta didik
diminta untuk menterjemahkan kata-kata yang dirasa sulit/belum dimengerti.
2) Meningkatkan jumlah buku referensi digital untuk digital library yang bias didownload
melalui situs sekolah.
4. Program untuk Siswa yang Belum Lulus
Untuk peserta didik yang belum lulus Satuan Pendidikan dapat mengulang pada tahun
pelajaran berikutnya, dan diberi kesempatan untuk mendapatkan layanan bimbingan belajar
khusus bagi yang menghendaki.

5. Program untuk Siswa yang Belum Lulus


Untuk peserta didik yang belum lulus Satuan Pendidikan dapat mengulang pada tahun
pelajaran berikutnya, dan diberi kesempatan untuk mendapatkan layanan bimbingan belajar
khusus bagi yang menghendaki.
1.
BAB V
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Kerangka Bentuk Pendampingan

Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui supervisi akademik


dan klinis.

1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang
(biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan meningkatkan
kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan pada gilirannya akan berkontribusi untuk
meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik

Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru


melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa menerima layanan pembelajaran
yang terbaik. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan profesionalisme
guru. Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan bantuan dari kepala sekolah dalam
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua
guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan
yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran.

Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi akademik tidak hanya


fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada
pembaharuan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi (motivation) guru.
Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan berdampak pada peningkatan
kualitas pembelajaran.
2. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan
berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap
muka antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru.

Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan
bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara teliti dan mendetail. Hubungan
antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor dan
guru sebagai hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi klinis dilakukan secara
bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru.

Kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas melakukan


supervisi klinis atas dasar permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
proses pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada semangat tolong menolong.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam supervisi klinis meliputi langkah awal, observasi, dan
umpan balik.

a. Tahap Pertemuan Awal


Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi kelas yang
akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan CP dan ATP, dan kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor mempelajari dan
memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan waktu dan
tempat pelaksanaan supervisi, proses pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek
yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah
kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan guru.

b. Tahap Observasi Pembelajaran


Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran
secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru mengajar sebagaimana
digariskan dalam ATP. Aspekaspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi
antara supervisor dan guru pada pertemuan awal.

c. Tahap Pertemuan Balikan


Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah
melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi sudah
dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama membahas
hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh sekolah. Inti pembicaraan dalam
pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara
perilaku guru dan peserta didik yang diharapkan dengan perilaku aktual guru dan peserta
didik, serta membuat keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil
untuk menindaklanjuti perbedaan tersebut.

B. Evaluasi

Evaluasi di SMK Terpadu Roudlotul Amanah dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu


evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum.

1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan
agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan hasil
belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan dari
program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi perubahan
terkini dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program belajar yang perlu
diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di sekolah;
dan (6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar guru, yang selaras dengan
tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik.

Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur
pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan
disasar; (3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan
perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (5) persepsi DUDI dalam
melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6) persepsi orang tua peserta didik dalam
melihat perkembangan peserta didik.

Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif dan
mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara lain: guru mata pelajaran umum dan
kejuruan, wakasek bidang kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik, dan
duni industry, dunia usaha, dan dunia kerja.

Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan pemberian umpan
balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar. Guru diwajibkan
untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (Capaian
Pembelajaran, ATP, profil Pelajar Pancasila).

2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK Terpadu Roudlotul Amanah dievaluasi secara periodik,
untuk mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap hari
membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan,
bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan belajar,
bagaimana persepsi DUDIKA.

Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim, guru dan/atau
instruktur industri mereview proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan
maupun penyesuaian terhadap proses belajar untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir
semester, dan/atau instruktur industri dan tim melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir
tahun pembelajaran, dan/atau instruktur industri dan tim melakukan evaluasi terhadap
pencapaian satu tahun dan bagaimana hal tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta
visi dan misi sekolah.

Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi kurikulum


antara lain data asesmen: hasil asesmen peserta didik per unit; proyek peserta didik; survey
lulusan; refleksi proses belajar oleh dan/atau instruktur industri; observasi Kepala Sekolah; karya
yang dihasilkan peserta didik; portofolio peserta didik, dan pameran karya hasil belajar peserta
didik.
Dalam pengumpulan informasi untuk evaluasi kurikulum operasional sekolah dilakukan
dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri; melakukan asesmen berupa refleksi mandiri
secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, capaian
pembelajaran, ATP, profil pelajar pancasila); focus group discussion dan dialog data per level
ajar; melakukan diskusi secara berkelompok untuk melihat hubungan antar data yang dimiliki
pada catatan anekdotal, hasil belajar peserta didik, serta refleksi dalam selfstudy, untuk
menganalisa masalah dan menarik kesimpulan, persepsi DUDIKA, serta mengambil keputusan
untuk melakukan perbaikan; kuesioner peserta didik; mengumpulkan persepsi peserta didik
terhadap proses, materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik memaknai hasil belajarnya;
kuesioner orang tua untuk mengumpulkan persepsi orang tua peserta didik terhadap
perkembangan belajar peserta didik.

A. Pengembangan Profesional untuk Peningkatan Kualitas Pembelaajaran


SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia dalam meningkat profesional guru dilakukan
dengan berbagai program, antara lain sebagai berikut.

1. Sertifikasi guru
SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia memiliki 24 orang guru tetapi yang masuk dapodik
masih 17 orang, dan hanya 1 orang guru yang telah memiliki sertifikat guru, sedangkan yang
sedang proses melakukan PPG sebanyak 4 orang, Sertifikasi adalah sebagai penghargaan dan
peningkatan profesionalitas guru, sehingga diharapkan guru yang telah memiliki sertifikasi
memiliki etos kerja yang tinggi.

2. Magang industri
Peningkatan profesionalitas penddik dan tenaga kependidikan (PTK) dilakukan dengan
magang industri. Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi PTK. Selain itu setiap
PTK juga diberi kesempatan untuk melaksanakan magang secara mandiri. Magang diutamakan
bagi guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya. Perencanaan magang diawali dengan
analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru, selanjutnya disusun prioritas disesuaikan
dengan kemampuan pendanaan sekolah dan kemitraan dengan DUDI.

Beberapa DUDIKA mitra sekolah memiliki program magang secara periodik bagi guru
kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan dalam dua strategi,
yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari DUDIKA; dan (2) magang dengan sharing
pendanaan antara sekolah dan DUDIKA.

3. Pelatihan kompetensi pedagogik dan profesional


Mengirim beberapa guru atau tenaga kependidikan ke lembaga-lembaga pelatihan
seperti Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Otomotif
dan Elektronika.

4. Kewirausahaan
Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan kemampuan dalam
bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang telah dilakukan secara individu
atau mendorong guru untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan DUDIKA. Tujuan
utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan dan menjadi sosok inspiratif
bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat membimbing peserta didik secara optimaldalam
berwirausaha. Jika guru telah memiliki kemampuan nyata dalam berwirausaha niscaya tidak
akan lagi dianggap hanya memiliki kemampuan teoritis semata.

5. Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP


SMK Terpadu Roudlotul Amanah juga memberi kesempatan kepada guru kejuruan
mengikuti seminar/webinar, lokakarya, kegiatan di MGMP, uji kompetensi, dan lain-lain secara
periodik di sekolah atau di luar sekolah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan
kesempatan pada guru untuk meningkatkan kompetensi, sehingga diharapkan guru secara terus
menerus meningkatkan kemampuannya.

B. Program Supervisi Sekolah


1. Rencana Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran
Supervisi pembelajaran merupakan instrumen penjaminan mutu pembelajaran di
sekolah. Supervisi pembelajaran memiliki fungsi penting untuk menstimulasi, mengkoordinasi
dan membimbing guruguru agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi pembelajaran di sekolah
secara profesional.

Supervisi pembelajaran dilaksanakan sebagai upaya penjaminan mutu pembelajaran di


sekolah. Penjaminan mutu pembelajaran bertujuan memastikan bahwa keseluruan
penyelenggaraan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan prosedur yang
diharapkan. Supervisi pembelajaran dalam kaitan dengan penjaminan mutu dilaksanakan untuk
mewujudkan perbaikan cara-cara pengelolaan pembelajaran, peningkatan kemampuan
penggunaan alat peraga, mengoptimalkan kerjasama komunikasi guru dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Dengan perbaikan tersebut, maka supervisi pembelajaran secara
langsung dapat mengoptimalkan mutu pelayanan pembelajaran pada peserta didik.

2. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran


Supervisi pembelajaran dilaksanakan dengan teknik-teknik pembinaan/ pembimbingan
sebagai berikut:

a. Teknik Supervisi Individu

1) Kunjungan kelas (supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar);

2) Kunjungan observasi (guru ditugaskan untuk mengamati guru lain yang sedang mengajar);

3) Pertemuan individual (pertemuan dan tukar pikiran antara supervisor dan guru);

4) Kunjungan antar kelas (seorang guru berkunjung ke kelas lain untuk berbagi pengalaman
dalam pembelajaran)

b. Teknik Supervisi Kelompok

1) Mengadakan pertemuan (supervisor mengadakan rapat dengan guru membahas masalah


pembelajaran)

2) Mengadakan diskusi kelompok (supervisor mengelompokkan guru berdasar kebutuhan untuk


menerima pengarahan dan nasehat/saran)

3) Mengadakan pelatihan bagi guru sesuai kebutuhan.

4) Mengadakan implementasi tindak lanjut hasil pelatihan guru.

Supervisi pembelajaran diselenggarakan secara sistematis dengan tujuaan yang jelas dan
terencana. Hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran adalah:
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut hasil supervisi pembelajaran.
Berikut merupakan contoh form supervisi pembelajaran SMK Terpadu Roudlotul Amanah.
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
OLEH KEPALA SEKOLAH
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI OBSERVASI KELAS

Kelas/Jurusan : _______/_____________________________

Mapel : _____________________________________

Nama Guru : _____________________________________

Kriteria Penilaian :
1. Ada dengan poin 1 maknanya melakukan tapi kurang baik
2. Ada dengan poin 2 maknanya melakukan tapi masih cukup
3. Ada dengan poin 3 maknanya melakukan tapi masih baik
4. Ada dengan poin 4 maknanya melakukan dengan sangat baik

Keterangan
No Fokus Pengamatan Ada Tidak
1 2 3 4 Ada
A. Kegiatan Pendahuluan
1 Melakukan apersepsi dan motivasi

Menyiapkan fisik dan psikis peserta dalam mengawali kegiatan


2
pembelajaran

Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman


3
peserta didik dengan materi sebelumnya

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan materi yang


4
dibelajarkan

Mengajak peserta didik berdinamika melakukan sesuatu kegiatan


5
yang terkait dengan materi
B. Kegiatan Inti
B.1 Guru menguasai materi yang diajarkan
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran

Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang


2 diintegrasikan secara relavan dengan perkembangan, Iptek, dan
kehidupan nyata
Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradasi (dari
3
yang mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak)
B.2 Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
1
dicapai

2 Melakukan pembelajaran secara urut

3 Menguasai kelas dengan baik

4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya


kebiasaan positif (nurturant effect)
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
B.3 Guru menerapkan pendekatan saintifik
Menyajikan topik atau materi yang mendorong peserta didik
1
melakukan kegiatan mengamati

2 Memancing peserta didik untuk bertanya

Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk


3
mengumpulkan informasi atau data
Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk
4
mengasosiasikan/ mengolah informasi
Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk
5
terampil mengomunikasikan hasil secara lisan maupun tertulis
B.4 Guru melaksanakan penilaian autentik
Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti
1
pelajaran
Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan
2
aktivitas individu/kelompok

Mendokumentasikan hasil pengamatan sikap perilaku dan


3
keterampilan peserta didik
B.5 Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran

1 Menunjukkan keterampilan dalam pemanfaatan sumber belajar

Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media


2
pembelajaran

3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar

4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran

B.7 Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi
1
guru, peserta didik, dan sumber belajar

2 Merespons positif partisipasi peserta didik

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam


3
pembelajaran

B.8 Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

3 Menyampaikan pesan dan gaya yang sesuai


C. Kegiatan Penutup
C.1 Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif
1 Melakukan refleksi secara efektif

2 Memberikan tindak lanjut

Skor yang diperoleh


Nilai= x 100
Jumlah Skor
Nilai yang diperoleh = ________
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
OLEH KEPALA SEKOLAH
ADMINISTRASI GURU (PERENCANAAN PEMBELAJARAN)

Ceklis Fokus Pengamatan Komponen Pembelajaran

No Nama Guru Buku Jurnal


Kalender RM SK Program Program Modu Daftar Absen
ATP KKM Peganga Mengaja
Pendidikan E L Tahunan Semester l Ajar Nilai Siswa
n Guru r
1                        
2                        
3                        
4                        
5                        
6                        
7                        
8                        
9                        
10                        
11                        
12                        
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
OLEH KEPALA SEKOLAH
PENYUSUNAN MODUL AJAR

Fokus Pengamatan

N Identita Jumlah
Nama Guru s Eleme Tujua Model/ Media/ Kegiatan Penilaia Komponen
o CP P5 Materi
Sekola n n Metode Alat Pembelajaran n Pembelajaran
h yang Ada
1                      
2                      
3                      
4                      
5                      
6                      
7                      
8                      
9                      
10                      
11                      
12                      
3. Pelaporan Supervisi Pembelajaran
Pelaporan supervisi pembelajaran dilakukan dengan beberapa hal berikut:

1. Kepala sekolah membuat laporan hasil supervisi pembelajaran sebagai bahan tindak lanjut
pengembangan baik yang dilakukan oleh kepala sekolah, Pengawas, maupun oleh pihak
terkait;

2. Kepala sekolah melakukan penyusunan laporan hasil supervisi, menganalisis, mengolah data,
dan memecahkan masalah, secara lebih seksama untuk kepentingan proses pembelajaran
yang dilaksanakan guru di kelas agar menjadi lebih berkualitas;

3. Laporan yang dibuat oleh kepala sekolah/pengawas terdiri dari laporan supervisi dalam satu
semester dan dalam satu tahun dengan lampiran dokumen berupa foto, instrumen, berita
acara, dan sebagainya;

4. Kepala sekolah memberikan laporan tertulis secara lengkap kepada pengawas, kepala Kantor
Kementerian Agama setempat, sebagai pertanggungjawaban dari setiap pengawasan dalam
melaksanakan kinerjanya;

5. Laporan supervisi dapat dijadikan sebagai bahan pembimbingan terhadap kinerja


selanjutnya; dan

6. Adanya laporan pertanggung-jawaban, maka akan diketahui implikasi dari kinerja kepala
madrasah, pengawas, apakah bermanfaat bagi madrasah, guru dan manajemen madrasah
serta pencapaian tujuan pendidikan pada madrasah.

Setelah melakukan pelaporan supervise, maka perlu diadakan tindak lanjut. Tindak
lanjut merupakan kesinambungan dari kegiatan evaluasi. Hasil evaluasi menginformasikan
pendidik yang memenuhi standard dan pendidik yang belum memenuhi standar. Batas
kewenangan kepala sekolah dan pengawas dalam pengawasan proses pembelajaran tergambar
pada kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut merupakan tindakan pembinaan dan
perbaikan dari hasil temuan pada waktu melaksanakan supervisi pembelajaran. Penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar dan teguran yang bersifat
edukatif diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.

Contoh Tindak Lanjut Hasil Supervisi

Temuan Hasil Tindak


No Tanggal Nama Guru Hasil
Supervisi Lanjut

Anda mungkin juga menyukai