NPSN : 69987926
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Usaha dan Dunia Industri, maka dengan ini Kurikulum Operasional Sekolah :
Menyetujui Mengesahkan
..............................
NIP. .....................
PRAKATA TIM PENYUSUN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa Kurikulum KOSP SMK Terpadu
Roudlotul Amanah dapat terselesaikan dengan baik. Kurikulum ini disusun sebagai acuan dalam
pelaksanaan program pembelajaran sekolah. Berdasarkan Undang-undang nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pengertian Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum SMK Terpadu Roudlotul Amanah ini disusun sebagai acuan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.
Harapan kami kurikulum ini dapat digunakan sebagai acuan dalam proses belajar
mengajar sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut ke depan akan dilaksanakan evaluasi, revisi,
verifikasi dan validasi ulang sehingga penyusunan Kurikulum 2013 ini semakin sempurna, untuk
itu kami mohon bantuan masukan dari segala pihak yang terkait dengan penyusunan kurikulum
ini supaya lebih baik dan proporsional serta sesuai dengan fungsinya. Terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu baik
pendanaan, moril dan tenaga sehingga Kurikulum SMK Terpadu Roudlotul Amanah Tahun
Pelajaran 2022/2023 ini telah selesai.
Cover…………………………………………………….
Lembar Pengesahan……………………………………..
Kata Pengantar………………………………………….
Daftar isi……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Karateristik Satuan Pendidikan…………………………………………
B. Landasan Pengembangan kurikulum……………………………………………
C. Prisip Penyusunan KOSP ………………………………………………………
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Visi ……………………………………………………………………………..
B. Misi …………………………………………………………………………….
C. Tujuan …………………………………………………………………………..
D. Tujuan masing-masing kosentrasi keahlian …………………………………….
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Struktur Kurikulum ………………………………………………………….
B. Capaian Pembelajaran ……………………………………………………….
C. Layanan Bimbingan Konseling ……………………………………………..
D. Gerakan Literasi Sekolah …………………………………………………..
E. Pendidikan Anti Korupsi …………………………………………………….
F. Peraturan Akademik / Regulasi Sekolah ……………………………………
G. Kalender Pendidikan ………………………………………………………..
BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Memuat Prinsip pembelajaran………………………………………………..
B. Menerapkan Prinsip asesmen ……………………………………………….
BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
A. Kerangka Bentuk Pendampingan……………………………………………….
B. Evaluasi ………………………………………………………………………..
C. Pengembangan Profesional untuk peningkatan kualitas pembelajaran ………….
D. Supervisi sekolah ………………………………………………………..
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
B. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan dan dasar hukum yang mendasari dan menjadi acuan dalam
penyusunan Kurikulum SMK Terpadu Roudlotul Amanah tahun pelajaran 2022/2023 ini
adalah:
3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.
8. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.
A. VISI
“ Terciptanya insan yang berkepribadian intelektual serta terampil diera globalisasi
Berbasis Pesantren yang Unggul dan Berkarakter “
B. MISI
C. TUJUAN
1. Membentuk karakter peserta didik yang berakhlak mulia sesuai dengan karakter
bangsa dengan menerapkan pendidikan karakter dalam setiap mata diklat serta
berwawasan lingkungan;
2. Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
dan dapat diserap oleh DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya;
3. Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan wawasan
enterpreuneur agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri
maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi
D. Tujuan Masing-masing Kosentrasi Keahlian
1. Menyiapkan peserta diklat untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional
2. Menyiapkan peserta diklat agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu
mengembangkan diri
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan
industri pada saat ini maupun yang akan datang
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Stuktur Kurikulum
Beban belajar selama satu minggu untuk Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII
masing-masing adalah 50 (Lima Puluh) jam pelajaran yang terdiri atas
pembelajaran sesuai struktur kurikulum merdeka dan pelajaran muatan lokal .
Beban belajar satu semester di Kelas X, XI dan Kelas XII masing-masing
paling sedikit 18 (delapan belas) minggu efektif, paling banyak 20 (dua puluh)
minggu efektif. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18
(delapan belas) minggu efektif, paling banyak 20 (dua puluh) minggu efektif dan
pada semester genap paling sedikit 14 (empat belas) minggu efektif, paling
banyak 16 (enam belas) minggu efektif. Beban pelajaran dalam satu tahun
pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.
Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yaitu
“Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem
pendidikan Indonesia?”
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil Pelajar Pancasila tidak hanya
fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai
bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
Penjelasan di atas menggambarkan posisi dan fungsi Profil Pelajar Pancasila dalam
kurikulum sekolah, yaitu sebagai:
4. Ekstrakulikuler
5. Pembiasaan Sekolah
Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan,
Terprogram, dan Keteladanan. Yang dimaksud kegiatan rutin adalah kegiatan yang
dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah. Kegiatan rutin bertujuan
membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.
Di Terpadu Roudlotul Amanah memiliki beberapa kegian rutin diantara istighosah dan
sholat duha setiap hari kamis di awal pembelajaran; upacara bendera setiap hari senin.
Sedangkan kegiatan yang terprogram adalah safari dzikir dan kerja bakti. Untuk kegiatan
spontan adalah mengunjungi peserta didik yang sakit; melayat keluarga inti yang
meninggal baik dari Guru maupun peserta didik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
C. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pada akhir Fase E, dalam elemen Al-Qur’an dan Hadis, peserta didik mampu
menganalisis ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan
etos kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil,
menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an serta Hadis tentang perintah untuk
berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta bahaya dari pergaulan bebas dan zina; dapat
menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos
kerja serta larangan pergaulan bebas dan zina; meyakini bahwa sikap kompetitif dalam kebaikan
dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas dan perbuatan zina adalah perintah agama; dan
membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja serta menghindari pergaulan bebas
dan perbuatan zina dengan lebih berhati-hati dan menjaga kehormatan diri.
Dalam elemen akidah, peserta didik menganalisis makna syu‘ab al-īmān (cabang-
cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; mempresentasikan makna syu‘ab al-
īmān (cabang- cabang iman), pengertian, dalil, macam dan manfaatnya; meyakini bahwa dalam
iman terdapat banyak cabang-cabangnya; serta menerapkan beberapa sikap dan karakter sebagai
cerminan cabang iman dalam kehidupan.
Dalam elemen sejarah peradaban Islam, peserta didik mampu menganalisis sejarah dan
peran tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia; dapat membuat bagan timeline sejarah
tokoh ulama penyebar ajaran Islam di Indonesia dan memaparkannya; meyakini bahwa
perkembangan peradaban di Indonesia adalah sunatullah dan metode dakwah yang santun,
moderat, bi al- ḥikmah wa al-mau‘iẓat al-ḥasanah adalah perintah Allah Swt.; membiasakan
sikap kesederhanaan dan kesungguhan mencari ilmu, tekun, damai, serta semangat menghargai
adat istiadat dan perbedaan keyakinan orang lain.
Peserta didik juga mengidentifikasi beberapa contoh kasus wilayah yang diperebutkan
berdasarkan fakta dan regulasi; menemukan beberapa praktik baik dan sikap menjaga keutuhan
NKRI yang telah dilakukan oleh orang/kelompok sebelumnya; dan memahami konsep sistem
pertahanan dan keamanan nasional; serta mengidentifikasi peran Indonesia sebagai negara
kesatuan dalam pergaulan antarbangsa dan negara di dunia. Peserta didik juga dapat menelaah
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa;
mengidentifikasi perbedaan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi
Pancasila; dan mengidentifikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan global; serta menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai
dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
Fase E Berdasarkan Elemen
2. Bahasa Indonesia
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja.
4. Bahasa Inggris
Pada akhir fase E, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam
bahasa Inggris untuk berkomunikasi sesuai dengan situasi, tujuan, dan pemirsa/pembacanya.
Berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, prosedur, eksposisi, recount, report, dan teks asli
menjadi rujukan utama dalam mempelajari bahasa Inggris di fase ini. Peserta didik menggunakan
bahasa Inggris untuk menyampaikan keinginan/perasaan dan berdiskusi mengenai topik yang
dekat dengan keseharian mereka atau isu yang hangat sesuai usia peserta didik di fase ini.
Mereka membaca teks tulisan untuk mempelajari sesuatu/mendapatkan informasi. Keterampilan
inferensi tersirat ketika memahami informasi, dalam bahasa Inggris mulai berkembang. Peserta
didik memproduksi teks tulisan dan visual yang lebih beragam, dengan kesadaran terhadap
tujuan dan target pembaca.
By the end of Phase E, students read and respond to a variety of texts, such as
narratives, descriptions, procedures, expositions, recount and report. They read
to learn or to find information. They locate and evaluate specific details and
main ideas of a variety of texts. These texts may be in the form print or digital
texts, including visual, multimodal or interactive texts. They are developing
understanding of main ideas, issues or plot development in a variety of texts.
They identify the author’s purposes and
By the end of phase E, students write a variety of fiction and non-fiction texts,
through guided activities, showing an awareness of purpose and audience. They
plan, write, review and redraft a range of text types with some evidence of self-
correction strategies, including punctuation and capitalization. They express
ideas and use common/daily vocabulary and verbs in their writing. They present
information using different modes of presentation to suit different audiences and
to achieve different purposes, in print and digital forms.
6. Sejarah
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsepkonsep dasar manusia,
ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode
penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, dan penelitian berbasis proyek
kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di
Indonesia meliputi konsep asal- usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan
Hindu- Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia.
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer dan sekunder
untuk melakukan penelitian sejarah sejarah lokal secara diakronis atau sinkronis kemudian
mengomunikasikan nya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga
mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menjelaskan dan menganalisis peristiwa
sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
7. Seni
Pada akhir Fase E (Kelas X SMA) diharapkan peserta didik mampu bekerja mandiri
dan/atau berkelompok dalam menghasilkan sebuah karya, mengapresiasi berdasarkan perasaan,
empati dan penilaian pada karya seni rupa serta peserta didik dapat menyampaikan pesan lisan
atau tertulis tentang karya seni rupa. Fase E masuk ke dalam Masa Penentuan (Period of
Decision) yang ditandai timbulnya kesadaran akan kemampuan diri dalam proses kreatif. Peserta
didik menunjukkan perbedaan minat antar individu. Kecenderungan kelompok peserta didik
yang berbakat dan memiliki minat pada bidang kreatif, akan melanjutkan kegiatannya dengan
rasa senang. Seni Rupa merupakan wahana untuk melatih berpikir kreatif, terlepas dari
kemampuan dan minat peserta didik. Di akhir fase E, peserta didik diharapkan memiliki nalar
kritis, menghasilkan atau mengembangkan gagasan dalam proses kreatif dalam merespon
lingkungannya secara mandiri dan/atau berkelompok. Dalam proses kreatif tersebut, peserta
didik telah memahami ruang, proporsi, gesture dan menentukan bahan, alat, teknik, teknologi
dan prosedur yang sesuai dengan tujuan karyanya. Selain itu, peserta didik juga dapat
menyampaikan pesan dan gagasan secara lisan dan/atau tertulis tentang karya seni rupa
berdasarkan pada pengamatan dan pengalamannya, secara efektif, runut, terperinci dan
menggunakan kosa kata seni rupa yang tepat.
8. Informatika
Pada akhir fase E, peserta didik: a) mampu mendeskripsikan fungsi dan cara kerja
sistem komputer, bagaimana komponenkomponen sistem bekerja dan saling berinteraksi,
memahami internet dan jaringan lokal serta mengkoneksikan perangkat ke jaringan lokal dan
internet, enkripsi data, mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber baik
secara manual atau otomatis menggunakan perkakas yang sesuai, mengintegrasikan potongan
objek dalam berbagai format dari berbagai aplikasi untuk disajikan dalam berbagai representasi
yang memudahkan analisis dan interpretasi, dan menggunakan fitur lanjut dan otomasi dari
aplikasi perkantoran; b) mampu menerapkan berpikir komputasional dengan strategi algoritmik
standar untuk mengembangkan program komputer yang terstruktur dalam bahasa pemrograman
prosedural tekstual sebagai solusi atas persoalan berbagai bidang yang mengandung data diskrit
bervolume tidak kecil, bergotong royong untuk menyelesaikan suatu persoalan kompleks dengan
mengembangkan (merancang, mengimplementasi, memperbaiki, menguji) artefak komputasional
yang bersentuhan dengan bidang lain sesuai kaidah proses rekayasa, serta mengomunikasikan
secara lisan dan tertulis rancangan produk, produk, dan prosesnya; dan c) mampu mengenal
sejarah perkembangan komputer dan tokohtokohnya, memahami aspek teknis, hukum, ekonomi,
lingkungan, dan sosial dari produk TIK, hak kekayaan intelektual, dan lisensi. mengenal
berbagai bidang studi dan profesi terkait informatika serta peran informatika pada bidang lain.
Mereka juga dapat memahami serta membuat teks multimedia seperti bagan, grafik,
diagram, gambar, peta, animasi, dan media visual. Peserta didik menggunakan struktur
bahasa untuk menghubungkan informasi dan ide, memberikan deskripsi dan penjelasan,
merumuskan hipotesis, dan mengkonstruksi argumen yang didasarkan pada bukti-bukti
sehingga dapat mengekspresikan posisinya.
Peserta didik memahami ketujuh aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang terdiri
dari makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan perubahannya; bumi
dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi,
sosialisasi, institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan
sesuai dengan karakteristik bidang keahliannya.
a) Layanan Orientasi
b) Layanan Informasi
c) Layanan Penempatan dan Penyaluran
d) Layanan Penguasaan Konten
e) Layanan Konseling Perorangan
f) Layanan Bimbingan Kelompok
g) Layanan Konseling Kelompok
h) Layanan Konsultasi
i) Layanan Mediasi
5. Pola Analisis Hasil Keja Guru BK
Analisis hasil kerja guru BK adalah sebagai berikut:
Tujuan GLS adalah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi Sekolah Menengah Kejuruan yang diwujudkan dalam gerakan
literasi di SMK agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Adapun tujuan khusus GLS
adalah:
1) Keterlaksanaan GLS
2) Keefektifan pelaksanaan kegiatan pembiasaan harian, mingguan, bulanan, dan semester
terutama yang berkaitan dengan Penumbuhan Budi Pekerti.
3) Keefektifan pendampingan/pelaksanaan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan
guru SMK dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang mampu
meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.
4) Keefektifan pembelajaran jarak jauh terhadap kegiatan literasi di kalangan guru SMK
5) Keefektifan dan dampak optimalisasi pemanfaatan sarana prasarana SMK untuk
memfasilitasi pembelajaran
6) Keefektifan dan dampak pengelolaan perpustakaan SMK terhadap pembelajaran dan
kemampuan literasi warga SMK
7) Keefektifan dan dampak pelaksanaan inventarisasi semua sarana dan prasarana yang
dimiliki SMK terhadap pelayanan SMK
8) Keefektifan dan dampak adanya area-area/ruang baca terhadap kemampuan literasi warga
SMK dan budaya sekolah.
9) Keefektifan dan dampak pelaksanaan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran
terhadap minat dan budaya baca warga sekolah.
10) Keefektifan dan dampak pelaksanaan pendampingan Komite Sekolah dalam kegiatan yang
melibatkan orang tua dan masyarakat untuk menindaklanjuti perlakuan yang diterima
peserta didik di sekolah.
11) Keefektifan dan dampak pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan pihak lain terhadap
kemampuan literasi warga sekolah.
1. Pemilihan konsentrasi
Peserta didik dapat memilih dengan persyaratan sebagai berikut.
a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu kepada Capaian
Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran yang
sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta didik pada setiap
penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil asesmen mandiri
diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan kesesuaiannya.
b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan mengacu
kepada Capaian Pembelajaran dan turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan
pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran pada
tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka
dan/atau deskripsi.
c. Prosedur uji kompetensi
Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan
kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan sesuai
ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi SMK Terpadu Roudlotul Amanah . Secara umum
prosedur pengujian melalui Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai berikut.
3. Kriteria
Kenaikan Kelas
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa
peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke kelas selanjutnya. Pernyataan kompeten
ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek sebagai berikut:
a. Akademik
1) Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran selama satu tahun minimal
90% diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhatikan ketidakhadiran karena sakit
atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku,
2) Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap kearah lebih baik
terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta nilai-nilai kewirausahaan)
serta tidak terlibat narkoba, perkelahian/tawuran dan tidak melawan tenaga
pendidik/tenaga kependidikan secara fisik atau non fisik dan tidak terlibat tindak
kriminal
3) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.
Kriteria lain yang ditentukan terkait dengan kenaikan kelas antara lain:
a. Jika peserta didik belum menuntaskan Capaian Pembelajaran kurang dari 3 (tiga) mata
pelajaran (bukan kompetensi produktif) sampai batas akhir tahun ajaran, maka peserta
didik dianggap telah layak naik ke kelas berikutnya. Jumlah mata pelajaran yang belum
tuntas di kelas berikutnya (XI dan XII) maksimal 20% dari jumlah mata pelajaran di tahun
berjalan (3 mata pelajaran),
b. Jika peserta didik masih belum menuntaskan indikator, KD, dan KI pada > 3 (tiga) mata
pelajaran (meskipun mata pelajaran bukan dari kelompok C) sampai batas akhir tahun
ajaran, maka peserta didik tersebut harus mengulang di kelas yang sama.
c. Bagi peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas, seluruh mata pelajaran, Capaian
Pembelajaran yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya wajib diikuti/diulang pada
tahun ajaran berjalan, dan nilai yang diperoleh adalah nilai pada tahun tersebut (nilai pada
tahun ajaran sebelumnya tidak berlaku).
d. Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor yang dilakukan di
akhir tahun pelajaran. Setiap peserta didik akan memperoleh buku rapor yang berisi
laporan hasil belajar sesuai dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.
e. Peserta didik bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai
kompetensi tertentu, sehingga tidak perlu ada peserta didik yang tidak naik kelas
(automatic promotion). Namun apabila karena alasan yang kuat, misalnya: karena
gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga tidak mungkin bisa berhasil
mencapai kompetensi yang ditargetkan, maka peserta didik dinyatakan tidak naik kelas.
4. Kriteria Kelulusan
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Terpadu Roudlotul Amanah ditetapkan
berdasarkan:
a. Permendikbud nomor 03 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.
b. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang Prosedur
Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional
F. Kalender Pendidikan
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar sebagai
berikut:
Minggu
Jumlah Minggu
Bulan Tidak Keterangan
Minggu Efektif
Efektif
Pelaksanaan MPLS bagi Peserta
Juli 3 2 1
Didik Kelas X
Agustus 4 3 1 Peringatan HUT RI
Penilaian Tengah Semester (PTS)
September 5 5 0 atau Sumatif Tengah Semester
(STS) Gasal
Oktober 5 5 0 -
November 4 4 0 -
Kegiatan Penilaian Akhir Semester
Desember 4 1 3 atau Sumatif Akhir Semester dan
Libur Akhir Semester
Januari 5 5 -
Februari 4 4 -
Perkiraan Kegiatan US dan USBN
Maret 4 2 2
Utama
April 5 2 3 Libur Hari Raya
UKK, LPP, EF dan
Mei 4 2 2
LHR
Kegiatan Akhir Semester Genap
Juni 4 2 2 dan Libur Semester Genap Tahun
Pelajaran 2022/2023
BAB IV
RENCANA PEMBELAJARAN
A. Prinsip Pembelajaran
1. Pengelolaan Capaian Pembelajaran
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis kedalaman dan keluasaan
capaian pembelajaran (CP) yang harus kuasai oleh peserta didik, meliputi soft skills, hard
skills, dan karakter dalam bidang kecantikan;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan prosentase pembelajaran aspek soft
skills dan hard skills. Untuk kelas X, semester 1, muatan soft skills 80% dan hard skills
20%, sedangkan semester 2, muatan soft skills 70% dan hard skills 30%.
c. Guru atau guru bersama instruktur industri mengurutkan kegiatan belajar yang harus
dilakukan oleh peserta didik;
d. Guru atau guru bersama instruktur industri mengidentifikasi kalender pendidikan yang
telah disusun sekolah, untuk sinkronisasi dengan kegiatan belajar peserta didik;
e. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal pelajaran sesuai urutan
kegiatan belajar peserta didik dan kalender pendidikan;
f. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan menetapkan strategi
pembelajaran, meliputi: (1) tempat belajar, di kelas, ruangan praktik, industri; (2) belajar
kelompok dan individu; (3) luring dan daring;
g. Guru atau guru bersama instruktur industri menginventarisir sumbersumber belajar, antara
lain sumber belajar berupa cetak, audio, dan audio visual untuk mendukung ketercapaian
pembelajaran;
h. Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya
kepada instruktur industri.
2. Pengelolaan Peserta Didik
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganilis karakter belajar peserta didik;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri mengelompokan peserta didik berdasarkan
karakter atau pertimbangan lainnya, seperti task planning groups, teaching groups, seating
groups, joint learning groups, collaborative-groups;
c. Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur
industri.
3. Pengolaan Pengajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan menetapkan kegiatan belajar
yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal pembelajaran yang akan
diampu oleh guru dan instruktur industri;
c. Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada
instruktur industri.
4. Pengelolaan Sumber Belajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-sumber belajar yang akan
dibuat oleh guru dan instruktur industry;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal pembuatan sumber-sumber
belajar;
c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya
kepada instruktur industri.
5. Pengelolaan link and match
a. Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDI. Penguatan aspek soft skills dan
karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hard skills yang sesuai kebutuhan DUDI;
b. Pembelajaran berbasis riil dari DUDI (PjBL) sejak awal. Memastikan hard skills akan
disertai soft skills dan karakter kesiapan kerja yang kuat; c. Jumlah dan peran guru/ahli dari
DUDI ditingkatkan secara signifikan, minimal mencapai 50 jam/semester/program
keahlian;
d. Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;
e. Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI, baik bagi lulusan
maupun guru;
f.Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari DUDI untuk proses
belajar mengajar;
g. Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUDI dan masyarakat,
sebagai basis teaching industry/teaching factory, berkolaborasi dengan DUDI dan
stakeholders;
h. Komitmen serapan lulusan oleh DUDI.
B. Prinsip Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh pendidik dan
sekolah sebagai berikut:
1. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
a. Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu kepada Capaian
Pembelajaran.
b. Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan teknik
asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran yang sama.
c. Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai.
d. Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta didik pada setiap
penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil asesmen mandiri
diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan kesesuaiannya.
2. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut.
a. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan mengacu kepada
Capaian Pembelajaran dan turunannya.
b. Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan teknik
asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan pendidikan.
c. Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk, dan teknik
yang sesuai.
d. Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran pada tingkat
peserta didik maupun tingkat kelas.
e. Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan pendidikan.
f. Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka dan/atau
deskripsi.
3. Prosedur uji kompetensi
Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan
kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan sesuai
ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia. Secara umum
prosedur pengujian melalui Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai berikut.
A. Kenaikan Kelas
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan NAIK KELAS apabila yang bersangkutan memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran
yang diikuti;
b. Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-kurangnya
berpredikat Baik;
c. Nilai ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan sekurang-kurangnya berpredikat Baik;
d. Tidak memiliki nilai mata pelajaran kelompok A, B, C1, C2, C3 dan muatan lokal yang
masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi ketrampilannya di bawah
skor ketuntasan minimal (SKM) atau berpredikat D;
e. Nilai akhir seluruh mata pelajaran kelompok A, B, C1, C2, C3 dan muatan lokal minimal
sama dengan Skor Ketuntasan Minimal (SKM) atau berpredikat C;
f. Ketidakhadiran dalam proses pembelajaran tanpa keterangan kurang dari dan/atau sama
dengan 12 hari efektif dalam satu tahun pelajaran;
g. Jumlah poin pelanggaran diakhir tahun pelajaran kurang dari 100;
h. Peserta didik yang dinyatakan Naik Kelas berhak untuk mengikuti pembelajaran ditingkat
selanjutnya;
i. Peserta didik yang dinyatakan Tidak Naik Kelas dapat mengulang pada tingkat yang sama
dan wajib mengikuti seluruh pelajaran di kelas tersebut.
Kriteria Kenaikan Kelas sebagaimana tersebut di atas dapat berubah seiring dengan
perkembangan peraturan atau pedoman yang ada. Keuastian Kriteria Kenaikan Kelas akan
dituangkan ke dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen kurikulum ini.
Penilaian harian dilakukan oleh Pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam
bentuk ulangan dan atau penugasan.
Penilaian harian dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
atau lebih.
Hasil penilaian harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum melanjutkan kemateri
berikutnya.
Peserta didik harus mengikuti semua penilaian harian yang dilaksanakan oleh pendidik.
Peserta didik yang tidak mengikuti ulangan sesuai dengan jadwal karena suatu alasan yang
sah berhak diberi ulangan susulan atau dapat diganti dengan penugasan tertentu oleh guru
yang terkait.
B. Penilain Tengah Semester
UjianTengah Semester (PTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan penilaian tengah semester mepiluti seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Adapun tata cara pelaksanaan PTS diatur
sebagai berikut:
a) Ujian Sekolah
Ujian Sekolah (US) merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik
terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran oleh satuan pendidikan. Adapun tata
cara pelaksanaan US diatur sebagai berikut:
Pendaftaran peserta ujian dilakukan oleh sekolah untuk diajukan sebagai nominator ujian
akhir dengan syarat peserta didik sudah duduk di kelas XII dan menyerahkanfoto kopi
SHUN/ ijazah SMP/MTs yang telah dilegalisasi.
Setiap peserta ujian diharuskan menempuh semua mata ujian yang diselenggarakan oleh
sekolah (ujian tulis dan praktik)
Pelaksanaan Ujian Sekolah berpedoman pada POS yang diterbitkan oleh sekolah.
Peserta didik yang tidak mengikuti Ujian Sekolah sesuai dengan jadwal karena suatu alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan berhak diberi ulangan susulan.
b) Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK adalah penilaian terhadap
pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi
Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi. Prosedur
pelaksanaan UKK mengikuti ketentuan dari sekolah bersama industri atau lembaga sertifikasi.
2. Target Kelulusan
Target kelulusan untuk peserta didik SMK Terpadu Roudlotul Amanah yang diterima
tahun pelajaran 2022/2023 (mengikuti ujian pada tahun pelajaran 2023/2024 ) adalah 100%
LULUS.
1) Melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah dengan buku berbahasa Inggris, peserta didik
diminta untuk menterjemahkan kata-kata yang dirasa sulit/belum dimengerti.
2) Meningkatkan jumlah buku referensi digital untuk digital library yang bias didownload
melalui situs sekolah.
4. Program untuk Siswa yang Belum Lulus
Untuk peserta didik yang belum lulus Satuan Pendidikan dapat mengulang pada tahun
pelajaran berikutnya, dan diberi kesempatan untuk mendapatkan layanan bimbingan belajar
khusus bagi yang menghendaki.
1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang
(biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan meningkatkan
kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan pada gilirannya akan berkontribusi untuk
meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua
guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan
yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran.
Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan
bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara teliti dan mendetail. Hubungan
antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor dan
guru sebagai hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi klinis dilakukan secara
bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru.
B. Evaluasi
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan
agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan hasil
belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan dari
program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi perubahan
terkini dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program belajar yang perlu
diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di sekolah;
dan (6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar guru, yang selaras dengan
tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur
pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan
disasar; (3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan
perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (5) persepsi DUDI dalam
melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6) persepsi orang tua peserta didik dalam
melihat perkembangan peserta didik.
Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif dan
mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara lain: guru mata pelajaran umum dan
kejuruan, wakasek bidang kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik, dan
duni industry, dunia usaha, dan dunia kerja.
Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan pemberian umpan
balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar. Guru diwajibkan
untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (Capaian
Pembelajaran, ATP, profil Pelajar Pancasila).
2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK Terpadu Roudlotul Amanah dievaluasi secara periodik,
untuk mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap hari
membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan,
bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan belajar,
bagaimana persepsi DUDIKA.
Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim, guru dan/atau
instruktur industri mereview proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan
maupun penyesuaian terhadap proses belajar untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir
semester, dan/atau instruktur industri dan tim melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir
tahun pembelajaran, dan/atau instruktur industri dan tim melakukan evaluasi terhadap
pencapaian satu tahun dan bagaimana hal tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta
visi dan misi sekolah.
1. Sertifikasi guru
SMK Ar Rahma Mandiri Indonesia memiliki 24 orang guru tetapi yang masuk dapodik
masih 17 orang, dan hanya 1 orang guru yang telah memiliki sertifikat guru, sedangkan yang
sedang proses melakukan PPG sebanyak 4 orang, Sertifikasi adalah sebagai penghargaan dan
peningkatan profesionalitas guru, sehingga diharapkan guru yang telah memiliki sertifikasi
memiliki etos kerja yang tinggi.
2. Magang industri
Peningkatan profesionalitas penddik dan tenaga kependidikan (PTK) dilakukan dengan
magang industri. Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi PTK. Selain itu setiap
PTK juga diberi kesempatan untuk melaksanakan magang secara mandiri. Magang diutamakan
bagi guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya. Perencanaan magang diawali dengan
analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru, selanjutnya disusun prioritas disesuaikan
dengan kemampuan pendanaan sekolah dan kemitraan dengan DUDI.
Beberapa DUDIKA mitra sekolah memiliki program magang secara periodik bagi guru
kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan dalam dua strategi,
yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari DUDIKA; dan (2) magang dengan sharing
pendanaan antara sekolah dan DUDIKA.
4. Kewirausahaan
Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan kemampuan dalam
bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang telah dilakukan secara individu
atau mendorong guru untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan DUDIKA. Tujuan
utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan dan menjadi sosok inspiratif
bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat membimbing peserta didik secara optimaldalam
berwirausaha. Jika guru telah memiliki kemampuan nyata dalam berwirausaha niscaya tidak
akan lagi dianggap hanya memiliki kemampuan teoritis semata.
2) Kunjungan observasi (guru ditugaskan untuk mengamati guru lain yang sedang mengajar);
3) Pertemuan individual (pertemuan dan tukar pikiran antara supervisor dan guru);
4) Kunjungan antar kelas (seorang guru berkunjung ke kelas lain untuk berbagi pengalaman
dalam pembelajaran)
Supervisi pembelajaran diselenggarakan secara sistematis dengan tujuaan yang jelas dan
terencana. Hal yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran adalah:
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut hasil supervisi pembelajaran.
Berikut merupakan contoh form supervisi pembelajaran SMK Terpadu Roudlotul Amanah.
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
OLEH KEPALA SEKOLAH
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI OBSERVASI KELAS
Kelas/Jurusan : _______/_____________________________
Mapel : _____________________________________
Kriteria Penilaian :
1. Ada dengan poin 1 maknanya melakukan tapi kurang baik
2. Ada dengan poin 2 maknanya melakukan tapi masih cukup
3. Ada dengan poin 3 maknanya melakukan tapi masih baik
4. Ada dengan poin 4 maknanya melakukan dengan sangat baik
Keterangan
No Fokus Pengamatan Ada Tidak
1 2 3 4 Ada
A. Kegiatan Pendahuluan
1 Melakukan apersepsi dan motivasi
B.7 Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi
1
guru, peserta didik, dan sumber belajar
B.8 Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
Fokus Pengamatan
N Identita Jumlah
Nama Guru s Eleme Tujua Model/ Media/ Kegiatan Penilaia Komponen
o CP P5 Materi
Sekola n n Metode Alat Pembelajaran n Pembelajaran
h yang Ada
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Pelaporan Supervisi Pembelajaran
Pelaporan supervisi pembelajaran dilakukan dengan beberapa hal berikut:
1. Kepala sekolah membuat laporan hasil supervisi pembelajaran sebagai bahan tindak lanjut
pengembangan baik yang dilakukan oleh kepala sekolah, Pengawas, maupun oleh pihak
terkait;
2. Kepala sekolah melakukan penyusunan laporan hasil supervisi, menganalisis, mengolah data,
dan memecahkan masalah, secara lebih seksama untuk kepentingan proses pembelajaran
yang dilaksanakan guru di kelas agar menjadi lebih berkualitas;
3. Laporan yang dibuat oleh kepala sekolah/pengawas terdiri dari laporan supervisi dalam satu
semester dan dalam satu tahun dengan lampiran dokumen berupa foto, instrumen, berita
acara, dan sebagainya;
4. Kepala sekolah memberikan laporan tertulis secara lengkap kepada pengawas, kepala Kantor
Kementerian Agama setempat, sebagai pertanggungjawaban dari setiap pengawasan dalam
melaksanakan kinerjanya;
6. Adanya laporan pertanggung-jawaban, maka akan diketahui implikasi dari kinerja kepala
madrasah, pengawas, apakah bermanfaat bagi madrasah, guru dan manajemen madrasah
serta pencapaian tujuan pendidikan pada madrasah.
Setelah melakukan pelaporan supervise, maka perlu diadakan tindak lanjut. Tindak
lanjut merupakan kesinambungan dari kegiatan evaluasi. Hasil evaluasi menginformasikan
pendidik yang memenuhi standard dan pendidik yang belum memenuhi standar. Batas
kewenangan kepala sekolah dan pengawas dalam pengawasan proses pembelajaran tergambar
pada kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut merupakan tindakan pembinaan dan
perbaikan dari hasil temuan pada waktu melaksanakan supervisi pembelajaran. Penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar dan teguran yang bersifat
edukatif diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.