Kurikulum Operasional
SMAN 10 MEDAN
Tahun Pelajaran 2023-2024
Penanggung Jawab:
Ketua:
Dra.Ellen M. Sitohang;M.Si
NIP.19670920199303204
Mengetahui:
An. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara
Kepala Bidang Pembinaan SMA
-------------------------------
NIP. ------------------------------
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat Nya, SMA Negeri
10 Medan dapat menyusun Dokumen Kurikulum Operasional Sekolah sebagai acuan bersama dalam
penerapan kurikulum di SMA Negeri 10 Medan. Penyusunan dokumen kurikulum ini merupakan
salah satu upaya mengoptimalkan kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah,
sesuai dengan karakteristik daerah dan lingkungan serta berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Kurikulum operasional ini memuat struktur kurikulum dan beban belajar dengan paradigma baru yang
menitikberatkan pada konsep merdeka belajar. Oleh karena demikian terdapat berbagai aspek
kurikulum yang memberikan ruang merdeka bagi peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai
dengan minat, bakat, dan kemampuannya masing-masing dengan melihat dan memperhatikan
laporan hasil analisis konteks.
Mewujudkan hal tersebut di atas, SMA Negeri 10 Medan merencanakan dan menyediakan sejumlah
pengalaman belajar bagi peserta didik secara utuh dalam semangat kurikulum merdeka. Pengalaman
dimaksud dalam bentuk rangkaian kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila
dan kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan dengan pendekatan yang bertumpu pada kebutuhan
belajar peserta didik. Hal-hal tersebut merupakan elemen esensial yang termuat dalam dokumen
kurikulum operasional ini. Pengembangan pengalaman belajar dimaksud didasarkan pada
kepmendikbudristek nomor 56 Tahun 2022 dan berbagai panduan yang tersedia terkait dengan
implementasi kurikulum merdeka.
Sebagaimana dipahami bersama bahwa, program sekolah penggerak berupaya mendorong satuan
pendidikan melakukan transformasi diri untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah,
kemudian melakukan pengimbasan ke sekolah lain untuk melakukan peningkatan mutu serupa.
Secara umum, program sekolah penggerak bertujuan untuk mendorong proses transformasi satuan
pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik dalam rangka
mewujudkan profil pelajar Pancasila. Transformasi yang diharapkan tidak hanya terbatas pada
satuan pendidikan, melainkan dapat memicu terciptanya ekosistem perubahan dan gotong royong di
tingkat daerah dan nasional sehingga perubahan yang terjadi dapat meluas dan terlembaga.
Menjawab tantangan di atas maka dokumen kurikulum operasional SMA Negeri 10 Medan ini disusun
dengan memperhatikan berbagai analisis dan tantangan baik tatangan internal maupun tantangan
eksternal. Di sisi lain, kurikulum operasional SMA Negeri 10 Medan juga tetap mengacu pada
delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh BSNP dan peraturan-peraturan
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi lainnya. Namun demikian, kami menyadari
bahwa dokumen kurikulum operasional ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara
berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan perubahan dan penyempurnaan berbagai
panduan terkait kurikulum merdeka level nasional. Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih dan
penghargaan kepada seluruh warga sekolah yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk
membantu baik waktu maupun tenaganya dalam proses penyusunan dokumen kurikulum operasional
ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang
kita lakukan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
3 Pengorganisasian Pembelajaran.............................................................13
A. Pendekatan Pembelajaran............................................................................................13
B. Intrakurikuler................................................................................................................... 13
C.Struktur Kurikulum.........……………………………………………………………………14
E. Ekstrakurikuler …………………………………………………………………………19
4 Perencanaan Pembelajaran..................................................................23
6 Penutup...........................................................................................................46
Lampiran :
Peserta didik di lingkungan SMA Negeri 10 Medan pada tahun pelajaran 2023/2024 berjumlah 667
siswa dengan rincian 290 siswa laki-laki dan 377 peserta didik perempuan dengan latar pekerjaan
orang tua dan penghasilan oragtua yang bervariasi.
Peserta didik membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang untuk mewujudkan kebiasaan
berkonsentrasi untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat mereka dimana sebagian besar peserta
didik tidak akan mampu berkonsentrasi untuk belajar jika suasana berisik. Ini memberikan signal kuat
kepada sekolah bahwa kelas harus didesain senyaman mungkin bagi berlangsungnya pembelajaran
yang berpihak pada murid.
Berangkat dari hal di atas, beberapa langkah tindak lanjut yang akan ditempuh oleh sekolah terkait
dengan kondisi ini yaitu:
a. Menjaga input, intake, motivasi belajar, kepatuhan siswa dan dukungan orangtua siswa
agar tetap tinggi,
b. Dilakukan kegiatan bersama yang melibatkan banyak siswa.
c. Menumbuh kembangkan kemandirian siswa melalui pelatihan-pelatihan,
d. Mengarahkan siswa untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri yang sangat diminati
dan tidak menyita banyak waktu belajar mereka,
e. Membatasi jumlah pilihan kegiatan pengembangan diri maksimal 2 kegiatan,
f. Mewujudkan kelas ramah dan nyaman belajar bagi anak melalui penataan ruang dan
upaya kebersihan kelas yang berkelanjutan dan sistematis
g. Membuka program keterampilan untuk membekali peserta didik yang masuk ke dunia
kerja.
Semua guru (100%) telah memiliki kualifikasi akademik minimum D4 atau Sarjana (S1) sesuai mata
pelajaran yang diampu, dan beberapa oraang guru telah memenuhi kualifikasi S2. Standar Kompetensi
guru (kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional) belum 100% telah dimiliki oleh
guru secara maksimal. Meski demikian terdapat kesungguhan dan komitmen dari guru-guru untuk
terus meningkatkan kompetensinya sesuai yang dimanahkan oleh Undang-Undang termasuk
mengadaptasi diri dengan Revolusi Industri 4.0 saat ini.
NO Nama Sekolah
PNS
Non
Non P3K PNS
Sertifikasi S1 S2 JML
Sertifikasi
SMA Negeri 10
1 31 2 29 4 33 2 13
Medan
0
1 SMA Negeri 10 Medan 0 0 3 2 5
2. Sarana Pendidikan
Sarana belum terpenuhi dan sesuai SNP, yang meliputi: ruang belajar,peralatan dan
bahan laboratorium (IPA, Bahasa, dan TIK), lapangan olahraga dan peralatan olah
raga dan seni juga buku-buku teks peserta didik, buku guru, dan buku referensi.
Secara bertahap SMA NEGERI 10 MEDAN akan memenuhi sarana yang sesuai
dengan SNP, meliputi: Ruangan, peralatan laboratorium, peralatan olahraga dan buku
buku pegangan guru, buku siswa dan buku referensi
1.Budaya Prestasi
SMA Negeri 10 Medan memiliki budaya prestasi yang selalu terus ditingkatkan capaiannya dari
tahun ke tahun. Budaya prestasi dimaksud bukan hanya terkait dalam bentuk prestasi dalam bidang
akademik seperti yang terlihat pada hasil kejuaraan Kompetensi Sain Nasional tingkat kota namun
juga dalam prestasi non akademik dalam bentuk prestasi di bidang kegiatan ekstrakurikurikuler.
Dalam bidang bulutangkis misalkan, siswa SMA Negeri 10 Medan memiliki prestasi individual melalui
kejuaraan bulutangkis,
Selain itu, Sekolah juga senantiasa mendorong pengelolaan mading sekolah yang berpusat
pada kreatifitas siswa melalui OSIS dan Kelompok Guru Bahasa untuk menginisasi konten-
konten mading yang inovatif, menarik dan berdimensi inspiratif bagi seluruh komponen
sekolah. Kenyataan ini juga didukung dari hasil Asesmen Nasional
yang terekam dalam raport pendidikan tahun 2023 bahwa kemampuan literasi dan numerasi
telah “Mencapai Kompetensi Minimum” artinya Sebagian besar peserta didik telah
mencapai batas kompetensi minimum untuk numerasi namun perlu upaya mendorong lebih
banyak peserta didik menjadi mahir.
Kemampuan Literasi BAIK 86,67 74,36 Peringkat atas (1-20%) Peringkat atas (1-20%)
Kemampuan Numerasi Sedang 62,22 56,41 Peringkat atas (1-20%) Peringkat atas (1-20%)
Indeks Karakter BAIK 60,1 59,37 Peringkat atas (1-20%) Peringkat atas (1-20%)
1.Komite Sekolah
Sebagai salah satu komponen penting yang memfasilitasi pengembangan sekolah sebagai miniatur
kehidupan masyarakat, maka komite sekolah menjadi sangat vital bagi SMA Negeri 10 Medan.
Komite sekolah secara rutin memberikan masukan, rekomendasi, mendorong partisipasi dan
menggalang dana dalam menunjang berbagai program peningkatan kualitas kegiatan intrakurikuler,
pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan kegiatan ekstrakurikuler. Dukungan
dimaksud bukan hanya terkait bagaimana sistem pendanaan namun juga pemikiran mengenai
strategi untuk meningkatkan mutu layanan sekolah sehingga dapat menigkatkan kepercayaan
masyarakat pada layanan dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Bentuk nyata lain dari dukungan
tersebut seperti keikutsertaannya mensukseskan program unggul sekolah, pengaturan mekanisme
pendanaan yang bersumber dari dana komite dan peningkatan kualitas sarpra berbasis pada
pendanaan partisipasi masyarakat.
2.Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi berperan sebagai Fasilitator program peningkatan mutu, dan pendamping
bilingual. Dalam konteks ini, perguruan tinggi yang ada memiliki keterbukaan untuk menjalin
kerjasama dengan SMA Negeri 10 Medan. Dalam upaya memaksimalkan k e r j a s a m a d e n g a n
Perguruan Tinggi, m a k a setiap tahun SMA Negeri 10 Medan mengundang pakar pembelajaran dan
penelitian untuk hadir berbagi praktek baik dalam hal peningkatan mutu pembelajaran berbasis hasil
penelitian yang telah teruji dampaknya. Di sisi lain, kemitraan SMA Negeri 10 Medan juga terkait
dengan pengembangan program pengabdian yang berpusat pada keunggulan dan kemitraan sosial
yang selama ini menjadi dasar dari tri dharma perguruan tinggi pada wilayah pengabdian
masyarakat.
4. Sebagai panduan untuk menyelaraskan seluruh kegiatan sekolah sehingga terwujud kegiatan
sekolah yang bersinergi dan berkesinambungan.
5. Sebagai alat kontrol dan evaluasi terkait dengan keterlaksanaan program.
A. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan
Lingkungan Sekolah bagi Siswa
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2018
tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah
4. PP No. 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas PP No. 57 Tahun 2021 tentang SNP
5. Permendikbudristek No. 5, Tahun 2022 Tentang Standar Kelulusan (SKL)
6. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi
7. Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses
8. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 Tentang Standar Standar Penilaian Pendidikan
Jenjang PAUD, Dasar dan Menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 1177/M/2020
tentang Sekolah Penggerak
10. Keputusan Ka. BSKAP No. 028/H/KR/2023 Tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Sekolah
Penggerak atau Implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun 2022/2023 atau 2023/2024
11. Keputusan Kepala BSKAP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No.
008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Jenjang PAUD, Jenjang Dasar dan
Menengah Kurikulum Merdeka
12. Keputusan Kepala BSKAP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No.
033/H/KR/2022 Tentang Perubahan atas Keputusan Ka BSKAP, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kemendikbudristek No. 008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada
Jenjang PAUD, Jenjang Dasar dan Menengah Kurikulum Merdeka
13. Keputusan Kepala BSKAP Mendikbudristek No. 009/H/KR/2022 Tentang Dimensi,
Elemen dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka
14. Permendikbud, Riset dan Teknologi No. 22 Tahun 2022 Tentang Standar Mutu Buku,
Standar Proses
15. Surat Edaran Setjen Kemendikbudristek No. 6998/A5/HK.01.04/2022 tentang Pelaksanaan
PPDB Tahun Ajaran 2022/2023
16. Permendikbud, Riset dan Teknologi No. 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran
17. Permendikbud, Riset dan Teknologi No. 262 Tentang Perubahan atas Keputusan
Mendikbudristek No. . 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran
18. Keputusan Kepala badan Standar Kurikulum Dan asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan Kebudayaan,Riset, Dan Teknologi Nomor:025/H/KR/2022
tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka Melalui
Jalur Mandiri Pada Tahun Ajaran 2022/2023 Tahap I
1. Religius
Religius adalah tata keyakinan atas adanya Yang Maha Kuasa dan suatu sistem norma yang
mengatur hubungan antara manusia dengan sesama manusia dan alam sekitarnya sesuai dengan
keimanan dan tata peribadatannya. Selaras dengan konteks ini, SMA Negeri 10 Medan senantiasa
mewujudkan kehidupan yang religius dalam berbagai elemen pengelolaan sekolah. Religiusitas
harus menjadi warna sekaligus karakter utama yang menjadi platform keteladanan,sikap berbudaya
dan keunggulan dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
2. Teladan.
Teladan berarti hal atau sesuatu (perbuatan, perilaku, sifat dan lain sebagainya) yang patut
ditiru dan baik untuk dicontoh. Teladan dalam visi tersebut dimaksudkan bahwa SMA Negeri 10
Medan memiliki suatu nilai, perbuatan, perilaku dan pemikiran yang dapat dijadikan contoh bagi
sekolah-sekolah lain baik secara regional maupun nasional terutama dalam pengembangan IPTEK.
3. Berbudaya.
Berbudaya adalah mempunyai pikiran dan akal yang sudah maju. Dalam konteks ini, SMA
Negeri 10 Medan memiliki pemikiran visioner, dapat beradaptasi dengan kodrat zamannya secara
dinamis dan fleksibel dalam pengembangan IPTEK.
4. Unggul.
Unggul diartikan sebagai entitas yang menunjukkan bahwa SMA Negeri 10 Medan selalu
terdepan (menang, terbaik, lebih tinggi) dalam hal pengembangan IPTEK.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan agar lebih handal serta
peduli lingkungan.
5. Menerapkan sistem manajemen mutu profesional untuk menghasilkan citra positif lembaga.
6. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan ajaran agama.Mengoptimalkan
pengembangan budi pekerti luhur dan akhlak mulia melalui relasi sosial yang toleran dalam
kerangka keragaman sebagai sebuah budaya.
7. Mengembangkan pembelajaran dan penilaian yang berpihak pada peserta didik serta berdimensi
perbaikan menuju sekolah bermutu, ramah anak, dan ramah lingkungan.
8. Mengoptimalkan pengembangan sumber daya manusia, kerjasama dengan berbagai elemen
pendidikan dan sosial dalam membangun budaya mutu sebagai dasar utama menuju sekolah
yang memiliki semangat selaras dengan profil pelajar Pancasila.
d. Menghasilkan peserta didik yang memiliki kecakapan dalam baca tulis qur’an melalui
program tahfids reguler sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.( Islam)
e. Menghasilkan peserta didik yang mampu memimpin kegiatan kerohanian Kristen sebagai
bagian dari kegiatan ekstrakurikuler Penelaan Alkitab. (Kristen )
f. Menghasilkan berbagai model asesmen yang memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk memperbaiki da meningkatkan capaian pembelajarannya
Menghasilkan lulusan yang inovatif dalam pengembangan IPTEK, kreatif dalam memaksimalkan
sumber daya yang berhasil guna, kompetitif dan unggul dalam berbagai kompetisi akademik dan
non akademik.
Menghasilkan lulusan yang religius di atas dasar keyakinan agama masing-masing, teladan dalam
berprestasi, berbudaya dan unggul dalam pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
A. Pendekatan Pembelajaran
Dalam mengantisipasi berbagai dampak kurikulum terhadap penerapan pendekatan blok, maka
beberapa kebijakan kurikulum yang akan dilakukan yaitu:
1. Dilakukan pengaturan jam mengajar pendidk sedemikian rupa sehingga pendidik tetap
memiliki beban kerja proporsional.
2. Untuk menjaga agar pengetahuan dan pemahaman peserta didik tidak hilang dalam long
term memory dari mapel yang telah lewat waktu pembelajarannya maka peserta didik
diberikan selipan soal untuk dikerjakan secara mandiri
3. Pembelajaran menggunakan model team teaching untuk mengantisipasi bentrokan jam dari
masing-masing guru pada setiap mata pelajaran.
B. Intrakurikuler
Muatan kurikulum di SMA Negeri 10 Medan merujuk pada Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022
Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan,Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran mulai
dari kelas X, XI dan XII. Hanya saja yang membedakan adalah pada mata pelajaran pilihan yang dipilih
oleh peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. Oleh karena itu kurikulum
intrakurikuler di SMA Negeri 10 Medan memuat beban belajar wajib (muatan nasional).
2.KLS X/ FASE E
Tabel 3.1. Struktur Kurikulum SMA Negeri 10 Medan Alokasi waktu mata pelajaran Fase E Kelas X
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu, 1 JP = 45 menit)
Projek
Mata Pelajaran Alokasi per Penguatan Profil Total JP
tahun (minggu) Pelajar Pancasila Per Tahun
Per Tahun
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Pancasila 54 (2) 18 72
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 108 (3) 36 144
Ilmu Pengetahuan Alam: Fisika, Kimia,
216 (6) 108 309
Biologi
Ilmu Pengetahuan Sosial: Sosiologi,
288 (8) 144 411
Ekonomi , Sejarah, Geografi
Bahasa Inggris 54 (2) 18 72
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
72 (2) 36 108
Kesehatan
Informatika 72 (2) 36 108
Seni Tari,Seni Rupa,Seni Musik 54 (2) 18 72
Katerangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
Projek Penguatan
Alokasi per tahun Total JP Per
No Mata Pelajaran Profil Pelajar Pancasila Per
(minggu) Tahun
Tahun
Kelompok Mata Pelajaran Umum
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
2. Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72
3. Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
4. Matematika 108 (3) 36 144
5. Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72
6. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 72 (2) 36 108
7. Sejarah 54 (2)** 18 72
Kelas XI
3. Kelas XII
Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMA Negeri 10 Medan sesuai dengan struktur kurikulum 2013
Struktur kurikulum SMA Negeri 10 Medan Kelas XI disajikan pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Struktur Kurikulum SMA Negeri 10 Medan Kelas XII
Alokasi Waktu
No Komponen
Semester 1 Semester 2
A. Kelompok Wajib A (Umum)
Pend. Agama dan Budi Pekerti 3 3
Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
Bahasa Indonesia 4 4
Matematika 4 4
Sejarah Indonesia 2 2
Bahasa Inggris 2 2
B. Kelompok Wajib B (Umum)
Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2 2
Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk muatan lokal) 2 2
Pend. Jasmani Olahraga dan Kesehatan 3 3
C. Peminatan Ilmu
Kelompok C (Peminatan MIPA)
Ilmu Sosial (IIS)
Matematika Sejarah 4 4
Biologi Ekonomi 4 4
Fisika Geografi 4 4
Kimia Sosiologi 4 4
D. Lintas Minat
Ekonomi/Geografi Biologi/Fisika/Kimia 4 4
Jumlah 44 44
Khusus untuk pemilihan mata pelajaran pilihan, SMA Negeri 10 Medan tetap merujuk pada
Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022 sebagaimana telah diubah dengan
Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 dimana satuan pendidikan wajib membuka kelompok
mata pelajaran umum serta menyiapkan mata pelajaran pilihan untuk dipilih peserta didik sesuai
minat, bakat dan kemampuannya. Terkait dengan hal tersebut,maka setiap peserta didik wajib
mengikuti:
a. Seluruh mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran umum; dan
Selanjutnya, pengaturan jam belajar SMA Negei 10 Medan T.P.2023/204 diatur sebagaimana
terlihat pada Tabel Berikut:
07.15 –
1 Upacara 8 16 24 27 30
08.00
08.00 – 1
2 9 17 25 28 31
08.45
08.45 –
3 2 10 18 26 29 32
09.30
09.30 – istirahat
10.00
10.00 –
4 3 11 19 33 38 41
10.45
10.45 –
5 4 12 20 34 39 42
11.30
11.30 – 40
6 5 13 21 35 istirahat
12.15
12.15 –
istirahat 43
12.45
12.45 –
7 6 14 22 36 44
13.30
13.30 –
8 7 15 23 37
14.15
Catatan:
Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar
Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan”
sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan
sekitarnya.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila di SMA Negeri 10 Medan dilaksanakan dengan
mengintegrasikan pendidikan karakter yang berpijak pada pendidikan budi pekerti yang
berdampak pada akhlak sosial yang mengandung keluhuran nilai-nilai kearifan lokal yang
sesuai dengan kebutuhan dan konteks budaya yang ada di Kota Medan dan sekitarnya.
Tabel 3.4 Beban Belajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SMA Negeri 10 Medan
Tabel 3.5. Tema dan Dimensi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tiap tema besar tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub tema projek kecil yang dapat
diselesaikan dalam durasi waktu yang disediakan.
20 | P a g e
3.Strategi Pelaksanaan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan
alur sebagai berikut:
Contoh 1
Selain itu, guru sebagai fasilitator dapat menggunakan alur lain sebagaimana yang dicontohkan
dalam Panduan pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tahun 2022 atau juga
dapat mengembangkan alur yang bersifat mandiri disesuaikan dengan kekhasan dari sub tema
yang dikembangkan oleh peserta didik.
Tabel 3.7 Distribusi Waktu Pelaksanaan Projek Penguatan profil pelajar Pancasila
Pelaksanaan Projek
3 XII
selama pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila sesuai dengan waktu yang
ditentukan tersebut, maka kegiatan intrakurikuler tidak dilaksanakan dalam kurun waktu tersebut.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka jam tatap muka kegiatan intrakurikuler didistribusikan
utuh pada minggu sebelumnya sebelum pelaksanaan projek.
21 | P a g e
E. Ekstrakurikuler
Setiap anak diberikan kemerdekaan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan oleh
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan diluar jam reguler yang dibimbing oleh masing-
masing satu (1) guru Pembina yang di-SK-kan oleh Kepala Sekolah di awal tahun pembelajaran.
Muatan Kurikulum ekstrakurikuler wajib yaitu kegiatan kepramukaan. Sementara muatan kurikulum
ekstrakurikuler tambahan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Selanjutnya, pelaksanaan bimbingan dan pendampingan kegiatan ekstrakurikuler minimal 2 kali
dalam seminggu dilakukan oleh guru pembina dan diikuti dengan kegiatan monev oleh sekolah.
Berikut muatan kurikulum ekstrakurikuler dimaksud.
Tabel 3.8 Muatan Kurikulum Ekstrakurikuler
22 | P a g e
4 Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada ruang lingkup satuan pendidikan di SMA Negeri 10 Medan terdiri dari analisis capaian pembelajaran, perumusan
tujuan pembelajaran dan penyusunan alur tujuan pembelajaran. Sementara itu, merancang pembelajaran merupakan ranah dari pendidik. Berikut alur
perencanaan pembelajaran dimaksud yang dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi guru untuk membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan
kekhasan mata pelajaran yang diampu dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
23 | P a g e
1.Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) ditetapkan oleh pemerintah. CP merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari fase pondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah,CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Jika dianalogikan dengan
sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk mencapainya (fase). Garis finish CP ada di akhir kelas 12.
Untuk mencapai garis finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape
yang disebut fase. Tujuan dari kegiatan memahami dan menganalisis capaian pembelajaran di llingkungan SMA Negeri 10 Medan adalah untuk
melakukan pemetaan kompetensi dan lingkup materi yang terkandung dalam sebuah capaian pembelajaran yang pada saatnya nanti akan
memudahkan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
2.Tujuan Pembelajaran
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik melakukan analisis kompetensi dan lingkup materi pada capaian pembelajaran. Tujuan
pembelajaran, memuat 2 komponen utama, yaitu:
a. Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang
menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
b. Lingkup materi, yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran.
24 | P a g e
Tabel 4.1 Alur Tujuan Pembelajaran (Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Fase E
Undang-Undang Dasar Negara RI • E.2.4. Menganalisis hak dan kewajiban warga negara Semester 2 (Genap)
Peserta didik mampu menganalisis hak dan kewajiban yang diatur dalam Undang Undang Dasar Negara • E.1.3. Mengenali dan menggunakan produk dalam negeri sekaligus
warga negara yang diatur dalam Republik Indonesia Tahun 1945 mempromosikan budaya lokal dan nasional
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun • E.2.5. Mendemonstrasikan praktik kemerdekaan • E.3.8 Menginisiasi kegiatan bersama atau gotong royong dalampraktik hidup
1945; peserta didik mendemonstrasikan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan sehari-hari untuk membangun masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia
praktik kemerdekaan berpendapat warga informasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila berdasarkan nilai-nilai Pancasila
negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan • E.2.6. Menganalisis kasus pelanggaran hak dan • E.2.6. Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
nilai-nilai Pancasila; peserta didik pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
mampu menganalisis kasus pelanggaran hak dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam Tahun 1945 • E.2.7. Merumuskan solusi secara kreatif, kritis, dan inovatif untuk
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun • E.2.7. Merumuskan solusi secara kreatif, kritis, dan memecahkan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
1945 dan perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan inovatif untuk memecahkan kasus pelanggaran hak
inovatif untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan dan pengingkaran kewajiban
pengingkaran kewajiban.
25 | P a g e
Elemen dan Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
Negara Kesatuan Republik Indonesia • E.4.9 Memberi contoh dan memiliki kesadaran
Peserta didik mampu memberi contoh dan akan hak dan kewajibannya sebagai warga
memiliki kesadaran akan hak dan kewajibannya sekolah, warga masyarakat dan warga negara
sebagai warga sekolah, warga masyarakat dan • E.4.10. Memahami peran dan kedudukannya
warga negara; Peserta didik mampu memahami sebagai warga negara Indonesia
peran dan kedudukannya sebagai warga negara
Indonesia.
Perencanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas di SMA Negeri 10 Medan dilakukan oleh setiap pendidik yang diawali dengan memahami dan
menganalisis capaian pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran dan penyusunan alur tujuan pembelajaran dengan prinsip esensial,
berkesinambungan, kontekstual dan sederhana. Dalam hal penyusunan ATP, terdapat beberapa cara guru dalam mengurutkannya yaitu dapat dengan
cara pengurutan konkret ke abstrak, pengurutan deduktif, pengurutan dari mudah ke sulit, pengurutan hierarki, pengurutan prosedural dan scaffolding.
26 | P a g e
Selanjutnya dalam hal mendesain alur pembelajaran, guru mengikuti langkah sebagai berikut:
1. Workshop pengembangan kurikulum operasional sekolah
2. Pemahaman profil pelajar Pancasila
3. Pemahaman capaian pembelajaran
4. Menguraikan CP ke tujuan-tujuan pembelajaran
5. Menentukan tujuan yang menjadi kunci (konsep dan kompetensi kunci)
6. Menentukan asesmen untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan/kompetensi kunci
7. Merangkaikan semua tujuan menjadi satu alur yang linear
8. Menentukan alokasi jam pelajaran yang dibutuhkan
Demikianpun dalam merancang asesmen sebagai bagian dari proses pembelajaran untuk
mengumpulkan informasi dalam mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada
prinsip asesmen sebagai berikut:
a. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang
tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
b. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai
tujuan pembelajaran
c. Asesmen dirancang secara adil dan proporsional dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya;
d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut; dan
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu, guru juga
perlu merencanakan pembelajaran yang bermakna yaitu sebuah proses yang bertujuan untuk
membangun pemahaman konsep yang dipelajari. Agar bermakna proses ini bersifat aktif,
konstruktif dan melibatkan peserta didik dalam seluruh prosesnya. Pertimbangan yang perlu
• Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (ketika peserta didik lebih terlibat dalam
proses belajar, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tujuan pelajaran.
Guru mengajukan pertanyaan terbuka, mendorong kolaborasi dan proyek kelompok, serta
memberi tugas yang melatih kemampuan refleksi dan sintesa
• Melibatkan banyak referensi dan sumber belajar (belajar dari berbagai buku, majalah, jurnal
penelitian, Program TV, Internet, narasumber/profesional)
Berikut contoh hasil rancangan pembelajaran bermakna sebagaimana disajikan dalam skenario
pembelajaran mata pelajaran Pendidkan Pancasila Fase E yang dapat dijadikan sebagai inspirasi
bagi pendidik di Lingkungan SMA Negeri 10 Medan.
Tujuan Pembelajaran
E.1. Melalui kegiatan Membaca jogsaw, presentasi tamu dan penjaga,
brainstorming, peserta didik mampu menganalisis cara pandang para
pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara
Asesmen
1. Asesmen di Awal Pembelajaran : Memberikan pertanyaan mengenai
kekawatiran dan bentuk dukungan yang diharapkan selama pembelajaran serta
meminta anak untuk menuliskan 3 hal yang sudah diketahui, 2 yang belum dan
1 hal yang sangat ingin didalami mengenai materi yang akan dipelajari
2. Asesmen Formatif: Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik
antar teman dan refleksi
3. Asesmen Sumatif: Tes Tertulis, Penilaian Produk dan Portofolio
Saya Tahu ... Saya Ingin Tahu ... Saya Telah Ketahui ...
diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran
Keterangan:
• Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang Pancasila (diisi di awal
pembelajaran).
• Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yag dia ingin tahu lebih banyak tentang
Pancasila (diisi di awal pembelajaran)
• Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka pelajari tentang Pancasila
(diisi di akhir pembelajaran)
6. Guru menyajikan pertanyaan kunci terkait materi yakni bagaimana perbedaan pandangan
pendiri bangsa mengenai rumusan Pancasila sebagai dasar negara?
Penutup (15)
10. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang terangkum dalam berbagai topik tugas masing-
masing kelompok.
11. meminta siswa untuk mendalami pembahasan yang dilakukan dalam kelompok secara individu di rumah
12. Guru meminta siswa untuk menyampaikan leasson learned dari proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan memeriksa pemahaman
peserta didik dengan meminta mereka menjawab pertanyaan kunci pada awal diskusi menggunakan bahasa sederhana yang mudah
dipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom refleksi (Buku Siswa) atau menyampaikannya secara lisan.
Tanggal
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah:
13. Guru meminta siswa untuk mengekspresikan perasaannya selama proses pembelajaran dengan
mencentang emoji sesuai dengan perasaan yang dirasakan
14. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan
kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar
8. Setelah peserta didik selesai mencari informasi, dilanjutkan dengan membuat infografis peta pemikiran salah
satu pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila dan rancangan pembukaan hukum dasar. Tugas ini dapat
dilakukan secara individual atau berpasangan. Media yang digunakan dapat berupa digital
photoshop, canva, coreldraw atau ilustrasi manual.
Penutup (15)
9. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang terangkum dalam berbagai topik
tugas masing-masing kelompok.
10. Meminta siswa untuk menyampaikan umpan balik terkait materi, guru dan aspek kerjasama dalam kegiatan
pembelajaran.
11. Meminta siswa untuk mengerjakan soal uji pemahaman (Asessmen Formatif)
12. Meminta peserta didik untuk mengisi refleksi pada kolom refleksi yang disediakan (alternatif dengan menggunakan
padlet)
Untuk memastikan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan SMA Negeri 10 Medan terimplementasikan
dengan baik, maka berikut diuraikan model Pendampingan dan Pengembangan Profesional bagi Guru di
lingkungan SMA Negeri 10 Medan
1.Pendampingan
Tabel 5.1. Rencana Pelaksanaan Pendampingan di SMA Negeri 10 Medan
KKM ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran dan kondisi satuan mata
pelajaran. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, artinya semua indikator diukur dan
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan belum dikuasai peserta didik, serta untuk
mengetahui kesulitan belajar peserta didik. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian
pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara terencana
dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah. Penilaian akhir adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun.
Sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Teknik dan
instrumen yang digunakan untuk penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
a) Penilaian Sikap
Penilan sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan prilaku peserta didik sebagai hasil pendidikan,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan
penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda.
Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi
pekerti peserta didik sesuai butir-butir sikap dalam Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti Sikap
Spiritual (KI-1) dan Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2).
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara berkelanjutan oleh pendidik mata pelajaran, guru
Bimbingan Konseling (BK), wali kelas, dan wali asrama dengan menggunakan observasi dan informasi
lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan
dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap
KOSP SMA Negeri 10 Medan
T.P.2023/2024_Halaman 36
pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KD-3 dan KD-4. Selain itu,
dapat dilakukan penilaian diri dan penilaian antarteman dalam rangka pembinaan dan pembentukan
karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil
penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam bentuk
deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik.
b) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan peserta didik berupa
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah
sampai tingkat tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian.
Pendidik menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai.
Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan mengacu pada silabus.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan
belajar, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemberian umpan balik ( feedback) kepada peserta didik
oleh pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan
untuk perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan batas standar minimal nilai Ujian Nasional yang ditetapkan oleh
pemerintah. Secara bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan
mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk
peningkatan kualitas hasil belajar. Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai
dengan karakteristik KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, lisan, dan penugasan.
c) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik terhadap
kompetensi dasar pada KD-4. Penilaian keterampilan menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan yang sudah
dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sesungguhnya. Ketuntasan belajar untuk keterampilan ditentukan oleh satuan pendidikan, secara
bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan
potensi dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil
belajar. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian
kinerja/praktik, proyek dan portofolio. Teknik penilaian lain juga dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik KD pada KD-4 pada mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh ( holistik), sebagai insan yang
memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan
kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah.
Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan
(konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan
kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah
KOSP SMA Negeri 10 Medan
T.P.2023/2024_Halaman 41
yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui
berbagai aspek, di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi dalam Mata Pelajaran.
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah
penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai
kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada lima mata pelajaran yakni Prakarya dan
Kewirausahaan, Fisika, Kimia, Biologi, dan Ekonomi. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain
untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan
dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai
kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-
nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah
pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran
maupun melalui sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta
didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama
pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu
penanaman nilai nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai
pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut
diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada
penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang
bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke-5 mata pelajaran pada langkah
awal ada enam nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil risiko, kepemimpinan, orientasi pada
tindakan dan kerja keras.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran tersebut dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap
perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya
memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang
terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan
menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan
diintegrasikan. Sedangkan cara menyusun RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan
dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan materi yang ada
kaitannya dengan kewirausahaan, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai
kewirausahaan.
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-
kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi
dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin,
komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas
berwirausaha di lingkungan sekolah).
Sekolah berwawasan lingkungan adalah sebutan bagi sekolah yang menjadikan pendidikan lingkungan
merupakan salah satu misi dalam mencapai tujuan sekolah. Program pendidikan lingkungan ini menjadi
atmosfer sekolah karena telah terintegrasi ke dalam program sekolah. Tujuan pendidikan lingkungan hidup
secara umum adalah agar para siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi, dan rasa
keterpanggilan (commitment) untuk bekerja secara individual dan kolektif menuju kepada pemecahan dan
pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Tujuan pendidikan lingkungan hidup secara khusus adalah
sebagai berikut:
a) Kesadaran (awareness) yaitu membantu siswa mendapatkan kesadaran dan peka terhadap lingkungan
hidup dan permasalahannya secara menyeluruh;
b) Pengetahuan (knowledge) yaitu membantu siswa memperoleh dasar-dasar pemahaman tentang fungsi
lingkungan hidup, dan interaksi manusia dengan lingkungannya;
c) Sikap (attitude) yaitu membantu siswa mendapatkan seperangkat nilai-nilai dan perasaan tanggung
jawab terhadap lingkungan alam, serta motivasi dan komitmen untuk berpartisiasi dalam
mempertahankan dan mengembangkan lingkungan hidup;
d) Keterampilan (skills) yaitu membantu siswa mendapatkan keterampilan mengidentifikasi, investigasi,
dan kontribusi terhadap pemecahan dan penanggulangan isu-isu serta masalah lingkungan;
e) Partisipasi (participation) yaitu membantu siswa mendapatkan pengalaman, serta menggunakan
pengetahuan dan keterampilan berpikirnya untuk memecahkan dan menanggulangi isu-isu serta
masalah lingkungan tersebut.
Oleh karena itu, siswa akan selalu bersentuhan dengan pendidikan lingkungan hidup baik saat di kelas,
kegiatan ekstrakurikuler maupun saat istirahat. Diharapkan dengan terintegrasinya pendidikan lingkungan
hidup ini ke dalam program sekolah menjadi proses pembiasaan sehingga diharapkan adanya
pengembangan perilaku, sikap dari siswa untuk menghargai, mencintai dan memelihara lingkungan hidup
sehingga sikap tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari.
Dengan diterapkannya program pendidikan lingkungan hidup di sekolah, maka perlu dikembangkan suatu
sistem yang dapat mengatur program tersebut. Sistem yang di kembangkan diharapkan dapat
mengembangkan tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang dibangun
harus dapat melibatkan berbagai unsur sehingga program ini dirasakan menjadi milik seluruh warga sekolah.
Demikianlah Kurikulum SMA Negeri 10 Medan Tahun Pelajaran 2023/2024 telah selesai, dengan harapan segala upaya
yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SMA Negeri 10 Medan dan di
Indonesia pada umumnya.
Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan diutamakan oleh semua pihak sebab
investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi sekolah dapat membawa perubahan ke arah
yang lebih baik untuk pencerahan anak bangsa. Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Kurikulum SMA
Negeri 10 Medan ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr dengan pahala yang berlipat ganda.