Anda di halaman 1dari 3

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PLTG (Pembangkit listrik tenaga gas) merupakan pembangkit listrik yang


memanfaatkan gas untuk memutar turbin dan generator. Turbin dan generator
adalah dua benda dengan satu poros yang sama. Jadi, jika turbin berputar, secara
otomatis generator akan ikut berputar. Dan jika generator berputar, maka generator
akan menghasilkan beda potensial pada medan magnetnya yang akan menghasilkan
energi listrik.

Salah satu unit PLTG adalah Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
Priok (UPJP) yang berlokasi di pantai utara jakarta yang mengelola 14 unit dengan
8 unit PLTGU dan 6 Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD )dengan total kapasitas
terpasang 1.196,08 MW. UPJP Priok mengoperasikan 6 unit Pusat Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) di Senayan berkapasitas 16,08 MW. Selain UPJP Priok mengelola
pembangkit yang dimiliki Indonesia Power, Perusahaan tersebut juga mengelola
jasa O&M milik PLN yaitu PLTGU Priok Blok 3 dengan kapasitas terpasang 740
MW.

ABB 13E1 merupakan unit PLTG yang terdapat pada UPJP tanjung priok.
Unit ini telah beroperasi lebih dari 25 tahun sejak didirikan tahun 1993 hingga saat
ini. Pada unit ini ditemukan sebuah permasalahan yaitu defleksi yang terjadi pada
Exhaust Casing. Setelah melewati turbin, gas panas akan diarahkan menuju exhaust
casing, dimana temperatur dan tekanan gas sudah sangat berkurang. Selanjutnya
gas panas (exhaust gas) ini akan dibuang ke cerobong (stack) melalui exhaust duct
dan exhaust silencer untuk mengurangi kebisingan.

Pada kontruksi dari exhaust casing terdapat pedestal yang bertumpu pada
exhaust casing. Dimana pada pedestal tersebut terdapat bantalan (Bearing) dan
poros turbin. Maka apabila terjadi defleksi pada exhaust casing maka akan timbul
masalah pada Center of Rotor dari rotor turbin dan kompresor.

Potensi kerusakan yang timbul pada saat center of rotor bermasalah adalah

Root cause failure analysis defleksi pada exhaust casing ABB13E1 Tanjung Priok
Wahyu Tri Atmojo, 2020
1. Merubah hadapan/sudut stationary part dan rotating part sehingga
apabila unit beroperasi akan mengalami aliran yang turbulen.

2. Mengakibatkan gesekan pada rotating part dan stationary part.

3. Merubah align position pada rotor turbin terhadap rotor generator


yang akan mengakibatkan vibrasi tinggi pada rotor.

EXHAUST CASING

Gambar 1. 1 Exhaust Casing Position

POSISI DEFLEKSI

Gambar 1. 2 Exhaust Casing

Root cause failure analysis defleksi pada exhaust casing ABB13E1 Tanjung Priok
Wahyu Tri Atmojo, 2020
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana mengetahui penyebab terjadinya defleksi pada exhaust casing?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab timbulnya defleksi
pada exhaust casing yang terindikasi dari melemahnya konstruksi atau perubahan
micro struktur dari exhasut casing tersebut.
1.4 Batasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini diberikan beberapa
batasan masalah diantaranya adalah :

1. Analisa Tegangan yang terjadi pada exhaust casing dilakukan dengan


simulasi aplikasi Finite Element Analysis (FEA).

2. Dilakukannya uji metalography untuk mendapatkan microstruktur pada


permukaan exhaust casing.

1.5 Sistematika Pembahasan


Penulisan dari laporan perancangan mesin ini terdiri dari pembahasan sebagai
berikut :
Bab 1 : Pendahuluan;
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan perancangan, batasan masalah,dan
sistematika pembahasan.
Bab 2 : Landasan Teori;
Bab ini menjelaskan teori dasar PLTG dan exhaust casing yang sesuai pada
pembahasan, definisi, dan fungsi dari exhaust casing.
Bab 3 : Metodologi Perancangan;
Bab ini menjelaskan alur dan sistematika perancangan.
Bab 4 : Analisa;
Bab ini berisi analisa dari permasalahan defleksi exhaust casing yang
terjadi pada PLTG ABB13E1.
Bab 5 : Kesimpulan

Root cause failure analysis defleksi pada exhaust casing ABB13E1 Tanjung Priok
Wahyu Tri Atmojo, 2020

Anda mungkin juga menyukai