Anda di halaman 1dari 20

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA SALURAN

UDARA TEGANGAN EXTRA TINGGI (SUTET)

GEJALA MEDAN TINGGI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

1. BAREP SOPAN MUBAROK 19 03 0 034


2. PETRA BAYU 19 03 0 007
3. JOVAN NANDA 19 03 0 032
4. IMANTA GINTING 20 03 0 025

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN


FAKULTAS TENIK ELEKTRO
BATAM
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Pembuatan Makalah 2
1.5 Manfaat Pembuatan Makalah 2
1.6 Sistematika Penulisan 2

BAB 2. LANDASAN TEORI


2.1 Mesin Induksi 4
2.1.1 Konstruksi Mesin Induksi 4
2.1.2 Karakteristik Mesin Induksi 7
2.2 Generator Induksi 8
2.3 Jenis-Jenis Generator Induksi 9
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Generator Induksi 9

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Generator Induksi Berpenguatan Sendiri 11
3.2 Prinsip Kerja Generator Induksi Berpenguatan Sendiri 12
3.3 Rangkaian Ekivalen 13
3.4 Kapasitor Eksitasi 14
3.4.1 Penggunaan Kapasitor Eksitasi 14
3.4.2 Kapasitansi Minimum 15
3.5 Metode Pengaturan Tegangan 15

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan 17
4.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik sekarang sudah menjadi kebutuhan utama setiap orang.


Tetapi belum semua orang bisa menikmati listrik. Beberapa daerah terpencil
bahkan belum tersentuh oleh listrik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dibangun pembangkit-pembangkit listrik berdaya kecil yang dapat memenuhi
kebutuhan listrik tersebut. Pembangkit listrik ini menggunakan potensi alam yang
ada di daerahtersebut. Biasanya dibangun pembangkit energi listrik terbarukan
seperti pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Pembangkit-pembangkit tersebut menggunakan generator induksi untuk
membangkit kan energi listrik. Generator induksi digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu biaya yang murah, perawatannya yang mudah dan
mudah unt uk mendapatkannya. Selain itu generator induksi dapat digunakan pada
kecepatan yang rendah dan perubahan kecepatan yang tidak tentu. P ada keadaan
dimana generat or induksi harus melayani beban pada daerah yang terisolir, maka
generator induksi harus dapat memenuhi kebutuhan daya reaktif yang
diperlukannya. Oleh karena itu jenis generator induksi yang digunakan ialah
generator induksi berpenguatan sendiri (selfexcited induction generator (SEIG)).

1.2 Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut.


a. Apa itu generator induksi berpenguatan sendiri?
b. Bagaimana prinsip kerja pada generator induksi berpenguatan sendiri?

1
1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan permasalahan yang akan di bahas dalam bagian ini adalah hanya
membahas tentang generator berpenguatan sendiri dan prinsip kerja pada
generator berpenguatan sendiri.

1.4 Tujuan Pembuatan Makalah

Penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut.


a. Untuk memahami sistem kerja generator berpenguatan sendiri.
b. Untuk mengetahui komponen-komponen dari generator.

1.5 Manfaat Pembuatan Makalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan dapat mengerti dan


memahami tentang sistem pembangkitan generator dan komponen – komponen
pendukungnya juga dapat menjelaskan bagaimana generator berpenguatan sendiri
dapat menghasilkan energi listrik.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI


Bab ini membahas tentang mesin Induksi, generator induksi dan jenis-jenis
generator induksi.

2
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang Generator berpenguatan sendiri, prinsip kerja generator
berpenguatan sendiri, kapasitor eksitansi dan metode Pengaturan Tegangan

BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ataupun dari
analisis data–data yang telah diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ini berisi tentang sumber bacaan yang di gunakan sebagai bahan
acuan dalam penulisan karya ilmiah.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Induksi

Mesin induksi ialah mesin yang bekerja berdasarkan perbedaan kecepatan


putar antara stator dan rotor. Apabila kecepatan putar stator sama dengan
kecepatan putar rotor , maka tidak ada tegangan yang terinduksi baik ke
stator maupun ke rotor. Apabila kecepatan putar stator lebih besar daripada
kecepatan rotor
, maka tegangan akan terinduksi ke rotor sehingga mesin induksi beroperasi
sebagai motor listrik. Apabila kecepatan putar rotor lebih besar daripada
kecepatan putar rotor , maka tegangan akan terinduksi ke stator sehingga mesin
induksi akan beroperasi sebagai generator listrik. Perbedaan kecepatan putar
antara stator dan rotor dinamakan slip (S). Slip dinyatakan dengan:

2.1.1 Konstruksi Mesin Induksi


Mesin induksi terdiri dari tiga bagian utama yaitu stator, rotor dan celah udara.
Stator adalah bagian yang diam dan rotor adalah bagian yang bergerak dalam
bentuk putaran. Celah udara berada diantara stator dan rotor yang merupakan
tempat terjadinya proses induksi elektromagnetik.

Gambar 2.1 Konstruksi Mesin Induksi

4
Konstruksi dari mesin induksi diperlihatkan secara jelas pada Gambar 2.1
baik itu dalam konstruksi sebenarnya maupun konstruksi sederhananya.
Berikut adalah penjelasan dari bagian-bagian konstruksi yang terdapat pada
mesin induksi.

1. Stator

Gambar 2.2 Konstruksi stator mesin induksi

Stator adalah bagian terluar dari mesin yang merupakan gulungan


kawat yang disusun sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti
besi. Bagian stator dipisahkan dengan bagian rotor oleh celah udara yang
sempit (air gap). Bagian stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang
memiliki alur yang menjadi tempat belitan dililitkan yang berbentuk
silinder. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas, tiap
elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi. Tiap lembaran besi
tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk
menyatukan inti. Kawat belitan yang digunakan terbuat dari tembaga yang
dilapisi dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator
diletakkan dalam cangkang silinder.
Konstruksi stator terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Rumah stator (rangka stator)
b. Inti stator
c. Alur, dimana alur ini merupakan tempat meletakkan belitan
(kumparan stator).
d. Belitan (kumparan) stator.
Rangka stator mesin induksi ini didesain dengan baik dengan empat tujuan
yaitu:
a. Menutupi inti dan kumparannya.

5
b. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak
langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh
gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
c. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh
karena itu stator didesain untuk tahan terhadap gaya putar dan
goncangan.
d. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga
pendinginan lebih efektif.

2. Rotor
Rotor adalah bagian dari mesin induksi yang bergerak dalam bentuk
putaran. Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Mesin induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
b. Mesin induksi dengan rotor belitan (wound rotor).

Gambar 2.3 Konstruksi rotor mesin induksi: Rotor belitan dan Rotor
Sangkar
Konstruksi rotor mesin induksi terdiri atas beberapa bagian yaitu:
a. Inti rotor
b. Alur, Alur merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
c. Belitan rotor.
d. Poros atau as

3. Celah udara
Diantara stator dan rotor terdapat ruang yang disebut celah udara. Pada
celah udara ini tempat berlangsungnya proses pengkonversian energi
dalam bentuk induksi elektromagnetis. Celah udara sangat mempengaruhi
efesiensi dari mesin induksi. Apabila celah udara besar, maka efisiensinya

6
akan berkurang karena proses induksi listrik membutuhkan energi yang
besar. Apabila celah udara sangat kecil, maka akan mengganggu
perputaran rotor secara mekanis. Untuk itu celah udara antara stator dan
rotor harus diatur sedemikian rupa agar mesin induksi dapat bekerja secara
optimum.

4. Terminal box
Terminal box ialah tempat dihubungkannya mesin induksi dengan
power suplay (kondisi sebagai motor) atau tempat dihubungkannya mesin
induksi dengan beban (kondisi sebagai generator).

5. Kipas rotor
Pada saat mesin induksi beroperasi, mesin induksi menghasilkan rugi-
rugi yaitu energi yang terbuang dalam bentuk panas. Semakin lama mesin
induksi bekerja maka panas yang dihasilkan juga semakin besar. Hal itu
akan mengganggu kinerja dari mesin induksi dan dapat menimbulkan
kerusakan pada mesin induksi. Untuk itu pada rotor terdapat kipas yang
dipasang seporos dengan rotor. Jadi pad a saat mesin induksi beroperasi
dalam bentuk putaran maka kipaspun akan berputar sehingga kipas dapat
mengurangi panas yang ditimbulkan dari mesin induksi.

2.1.2 Karakteristik Mesin Induksi


Mesin induksi memiliki karakteristik sebagai berikut:

Gambar 2.4 Grafik kurva karakteristik mesin induksi

7
Dari Gambar 2.4 dapat dijelaskan karakteristik dari mesin induksi.
Mesin induksi beroperasi sebagai motor atau generator dapat dilihat dari
kecepatan rotornya terhadap kecepatan sinkronnya. Kecepatan sinkron ialah
kecepatan medan putar yang terjadi pada statornya. Apabila kecepatan mesin
induksi lebih kecil dari kecepatan sinkronnya maka mesin induksi akan
beroperasi sebagai motor listrik. Pada keadaan ini maka mesin induksi akan
mempunyai nilai torsi yang positif sebanding dengan kecepatan motor
induksi. Motor induksi dapat berputar sampai kecepatan maksimum
mendekati kecepatan sinkronnya dengan nilai torsi yang dihasilkan semakin
besar pula. Namun apabila pada kecepatan maksimum mendapatkan bantuan
putaran eksternal berupa prime mover sehingga kecepatannya melebihi
kecepatan sinkronnya, pada saat itu generator induksi akan beroperasi sebagai
generator. Semakin besar torsi yang yang diberikan semakin besar pula daya
yang dihasilkan. Torsi maksimum yang dapat diberikan pada generator
induksi dinamakan torka pushover. Apabila torsi yang diberikan lebih besar
dari torka pushover maka generator induksi akan mengalami overspeed.

2.2 Generator Induksi

Generator induksi adalah generator yang mamiliki prinsip kerja hampir


sama dengan generator sinkron, hanya saja terdapat perbedaan pada kecepatan
putar antara rotor dan stator, dimana rotor yang digerakkan dalam bentuk putaran
oleh penggerak mula berputar lebih cepat daripada kecepatan medan putar pada
stator
.

Gambar 2.5 Prinsip kerja generator induksi

8
Prinsip kerja generator induksi dapat dilihat pada Gambar 2.5. Sumber
tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator sehingga menimbulkan arus 3 fasa
yang akan menghasilkan medan putar. Penggerak mula dipakai untuk memutar
rotor searah dengan medan putar (arah medan putar). Kecepatan rotor (nr) harus
lebih besar dari kecepatan medan putar stator (ns) sehingga menghasilkan slip
negatif untuk dapat membangkitkan tegangan, maka mesin induksi berfungsi
sebagai generator dan energi listrik akan dikembalikan pada sistem jala-jala.

2.3 Jenis-Jenis Generator Induksi

Generator induksi tidak dapat membangkitkan tegangan jika tidak


mendapatkan suplai daya reaktif untuk eksitasinya. Eksitasi dibutuhkan untuk
menghasilkan medan magnet pada kumparan rotor yang nantinya akan
menginduksikan tegangan pada stator untuk menghasilkan energi listrik. Selain itu
eksitasi juga dibutuhkan untuk mengkompensasi daya reaktif yang diperlukan
generator untuk membangkitkan tegangan listrik. Generator induksi tidak dapat
memproduksi daya reaktifnya sendiri, untuk itu generator induksi akan menyerap
daya reaktif dari sistem jaringan listrik. Namun, mesin induksi biasanya
dioperasikan di daerah terpencil dimana di daerah seperti itu tidak terdapat
jaringan listrik. Oleh karena itu, generator induksi harus dapat memenuhi daya
reaktifnya sendiri untuk keperluan eksitasinya.
Berdasarkan eksitasinya tersebut generator induksi dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
a. Generator induksi masukan ganda (Double Fed Induction Generator
(DFIG)).
b. Generator induksi berpenguatan sendiri (Self Excitation
Induction Generator (SEIG))

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Generator Induksi

Kelebihan dari generator induksi ialah sebagai berikut:


a. Ketersediaan

9
Motor induksi dapat ditemukan dengan mudah di pasaran dibandingkan
dengan generator sinkron. Motor induksi inilah digunakan sebagai
generator induksi dan dalam beberapa kasus, mesin induksi bekas dapat
digunakan kembali untuk mengurangi biaya.
b. Harga
Generator induksi yang dilengkapi dengan kapasitor eksitasinya jauh lebih
murah dibandingkan dengan generator sinkron. Khususnya untuk rating
daya yang kecil. Contohnya 10 kW generator induksi, harganya hanya
setengah dari generator sinkron.
c. Ketahanan
Mesin induksi sangat kuat dan konstruksinya yang simpe. Tidak
memerlukan dioda atau slip ring pada rotornya. Kokoh sehingga dapat
menahan peristiwa overspeed. Mesin induksi sendiri dapat beroperasi
secara kontinu untuk keadaan sesulit apapun.

Kekurangan dari generator induksi ialah sebagai berikut:


a. Rating tegangan
Mesin induksi tidak selalu tersedia dengan tegangan yang diinginkan
untuk digunakan sebagai generator. Modifikasi pada koneksi belitannya
atau menggulung ulang belitannya diperlukan.
b. Diperlukan perhitungan
Generator dapat langsung digunakan, sementara generator induksi
memerlukan kapasitor eksitasi agar dapat beroperasi dan hal itu
membutuhkan perhitungan terlebih dahulu untuk dapat menemukan nilai
kapasitansi kapasitor eksitasi yang tepat

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Generator Induksi Berpenguatan Sendiri

Generator induksi berpenguatan sendiri menggunakan kapasitor bank


sebagai penyuplai daya reaktif yang dibutuhkan generator untuk membangkitkan
tegangan. Generator induksi berpenguatan sendiri mempunyai cara kerja yang
hampir sama seperti cara kerja mesin induksi yang beroperasi pada daerah saturasi
hanya saja terdapat kapasitor pada terminal.
Pada generator induksi berpenguatan sendiri, proses eksitasinya
didapatkan dari kapasitor bank yang dihubungkan paralel pada terminal
keluarannnya. Skema dari generator induksi berpenguatan sendiri dapat dilihat
pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Generator induksi berpenguatan sendiri

Dari gambar 3.1 diperlihatkan bahwa kapasitor tiga fasa yang terhubung
delta dihubungkan pada terminal keluaran dari generator induksi. Kapasitor ini
akan menyalurkan daya reaktif pada generator untuk proses eksitasi. Proses
eksitasi yang terhubung pada terminalnya, mesin induksi rotor sangkar dan mesin
induksi rotor belitan dapat digunakan untuk generator induksi berpenguatan
sendiri. Generator induksi jenis ini dapat beroperasi sendiri tanpa jaringan listrik
dan dapat juga beroperasi bersama sistem jaringan listri. Hal ini membuat
generator jenis ini lebih fleksibel untuk digunakan. Keuntungan lain dari
generator ini ialah harga yang
11
murah, perawatannya yang mudah, desainnya yang sederhana dan proses
instalasinya yang tidak rumit.
Namun generator jenis ini memiliki kekurangan berupa tegangan keluaran
yang tidak stabil pada putaran yang tidak tetap dan pada beban yang berubah-ubah
khususnya pada beban induktif. Untuk itu diperlukan adanya pengaturan tegangan
untuk menjaga stabilitas dari tegangan keluaran dari generator jenis ini

3.2 Prinsip Kerja Generator Induksi Berpenguatan Sendiri

Prinsip kerja generator induksi berpenguatan sendiri dapat dijelaskan


dengan melihat Gambar 3.2. Seperti yang terlihat pada gambar tersebut, generator
induksi menggunakan kapasitor bank menyuplai daya reaktif yang dibutuhkan
generator.
Kapasitansi dari kapasitor harus sesuai dengan daya reaktif yang
dibutuhkan. Besarnya daya reaktif yang dibutuhkan generator dapat ditinjau dari
besar arus magnetisasi (Im) untuk proses eksitasi. Arus magnetisasi (Im) yang
dibutuhkan dapat dicari dengan mengoperasi mesin induksi sebagai motor induksi
pada keadaan tanpa beban dan mengukur tegangan statornya sebagai fungsi
tegangan terminal generator. Penentuan nilai kapasitansi minimum yang
dibutuhkan generator akan dijelaskan pada bab berikutnya. Kurva magnetisasi
mesin induksi ditunjukkan pada gambar 2.8. Kurva magnetisasinya ini
menrupakan plot tegangan terminal generator induksi sebagai fungsi arus
magnetisasi. Untuk mencapai level tegangan yang diinginkan, maka kapasitor
sebagai penyuplai daya reaktifnya harus dapat menyuplai arus magnetisasi yang
dibutuhkan pada level tegangan tersebut.

Gambar 3.2 Kurva magnetisasi mesin induksi

12
Gambar 3.3 Kurva tegangan vs arus pada kapasitor bank.

Arus reaktif yang dihasilkan oleh sebuah kapasitor berbanding lurus


dengan tegangan yang diberikan padanya, Untuk itu semua kemungkinan
kombinasi tegangan dan arus yang melalui kapasitor berupa garis lurus. Jadi kurva
tegangan vs arus dari sebuah kapasitor dapat digambarkan seperti pada Gambar
2.9. Semakin besar kapasitansinya, maka semakin besar pula arus kapasitifnya ( )
pada tegangan yang sama. Arus ini mendahului tegangan fasa (leading) sebesar 90

3.3 Rangkaian Ekivalen

Rangkaian ekivalen generator induksi berpenguatan sendiri hampir sama


dengan rangkaian ekivalen generator tanpa penguatan, hanya saja ada
penambahan kapasitor pada sisi statornya. Rangkaian ekivalen generator induksi
berpenguatan sendiri ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Rangkaian ekivalen generator induksi berpenguatan sendiri


Dimana:
R1= Resistansi stator

13
X1= Reaktansi stator
R2= Resistansi rotor
X2= Reaktansi rotor
Xm= Reaktansi magnetisasi
Xc= Reaktansi kapasitor eksitasi
S= Slip
I1= Arus stator
IL= Arus beban
IC= Arus magnetisasi
V = Tegangan
keluaran
Salah satu kekurangan dari pola teleproteksi ini adalah adanya
kemungkinan kesalahan tripping (unwanted tripping) yang disebabkan gangguan
pada peralatan teleproteksi seperti timbulnya noise maupun interferensi pada
saluran komunikasi.

3.4 Kapasitor Eksitasi

Dalam proses eksitasinya generator induksi membutuhkan daya reaktif


untuk membangkitkan tegangannya. Jika generator induksi terhubung dengan
sistem tenaga listrik maka daya reaktif yang dibutuhkan akan disuplai langsung
oleh sistem. Tetapi jika generator induksi tidak terhubung dengan sistem atau
bekerja sendiri maka generator induksi membutuhkan sumber daya reaktif untuk
menyuplai kebutuhan daya reaktifnya. Untuk itu dipasang kapasitor sebagai
penyuplai daya reaktifnya yang dipasang pada terminal generator.

3.4.1 Penggunaan Kapasitor Eksitasi


Kapasitor eksitasi dipasang untuk dapat menyuplai daya reaktif
yang diperlukan generator induksi. Kapasitor ini dipasang paralel pada
terminal keluaran generator induksi. Eksitasi dibutuhkan untuk dapat
membangkitkan tegangan listrik. Dengan adanya eksitasi yang mencukupi,
juga akan menambah efesiensi dan faktor daya, regulasi tegangan yang
kecil dan akan meningkatkan perfomansi dari generator induksi.

14
3.4.2 Kapasitansi Minimum
Besarnya kapasitansi dari kapasitor eksitasi sangat berpengaruh
pada proses pembangkitan tegangan pada generator induksi. Untuk dapat
membangkitkan tegangan, nilai dari kapasitor harus lebih besar dari nilai
kapasitansi minumum dari generator induksi untuk proses eksitasinya.
Apabila kapasior yang dipasang lebih kecil dari kapasitansi minimumnya
maka tegangan tidak dapat dibangkitkan.

3.5. Metode Pengaturan Tegangan

Generator induksi berpenguatan sendiri memiliki kelemahan berupa


tegangan keluarannya yang tidak stabil. Pada generator induksi berpenguatan
sendiri tegangan keluarannya dipengaruhi oleh kecepatan penggerak mula
memutar generator, beban dan kapasitansi dari kapasitor yang dipasang pada
terminalnya. Pada kondisi generator induksi beroperasi pada kecepatan putar dari
penggerak mula yang tidak tetap, menyebabkan tegangan keluaran yang
dibangkitkan juga tidak tetap. Begitu juga dengan perubahan beban yang
bervariasi menyebabkan naik turunnya tegangan, apalagi jika dihubungkan
dengan beban induktif, akan mengalami penurunan tegangan yang drastis. Hal itu
akan mengurangi kualitas daya yang dihasilkan generator induksi. Untuk itu
generator induksi harus dibantu dengan pengaturan daya reaktif untuk mengatur
tegangan keluarannya.
Penggunaan kapasitor bank saja tidak cukup untuk dapat mengatur
tegangan keluarannya. Karena besar kapasitansi yang tetap maka penyaluran daya
reaktif dari kapasitor bank juga tetap. Kapasitansi dari kapasitor bank hanya
menyalurkan daya reaktif untuk dapat membangkitkan tegangan generator pada
saat keadaan tanpa beban. Apabila terjadi perubahan kecepatan putar atau
perubahan beban, maka tegangan keluarannya juga ikut berubah.
Kekurangan yang terdapat pada kapasitor bank, kemudian dikembangkan
beberapa metoode pengaturan tegangan yang dapat mengatur besarnya daya
reaktif yang dibutuhkan baik pada kondisi normal, perubahan kecepatan putar
prenggerak

15
mula, dan perubahan beban. Berikut beberapa metode untuk mengatur tegangan
generator induksi
a. Pengaturan tap transformator
Tap transformator menggunakan prinsip mengubah rasio dari
transformator. Rasio dapat diubah dengan cara mengubah jumlah lilitan
pada kumparan transformator. Dengan cara itu tegangan pada sisi
sekunder dapat diatur sedemikian rupa sehingga tegangan keluarannya
sesuai dengaan tegangan yang diinginkan.
b. Kondensor sinkron
Kondensor sinkron ialah motor sinkron yang beroperasi pada keadaan
tanpa beban. Pada keadan ini motor sinkron dapat menimbulkan daya
reaktif dan bekerja seperti kapasitor. Daya reaktif ini yang digunakan
sebagai eksitasi sekaligus sebagai pengaturan tegangannya, karena daya
reaktif yang dihasilkan besarnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
c. Static var compensator (SVC)
Static var compensator (SVC) terdiri dari thyristor, reaktor, dan kapasitor.
Kapasitor nilainya tetap dan dapat digunakan sebagai daya reaktif untuk
membangkitkan tegangan pada kondisi tanpa beban. Pada saat terjadi
perubahan tegangan, maka reaktor yang akan menyalurkan daya reaktif
yang besarnya diatur dengan thyristor. Thyristor diatur sudut penyalaannya
sedemikian rupa sehingga dapat menyalurkan daya reaktif yang sesuai
besarnya sehingga dapat mengatur tegangan yang diinginkan.
d. Konverter AC-DC-AC
Konverter ini terdiri dari penyearah AC-DC yang berfungsi sebagai
penyearah arus bolak-balik menjadi arus searah dan kemudian diubah
kembali menjadi arus bolak-balik menggunakan inverter DC-AC. Pada
saat berada pada tegangan DC ini, tegangan diatur dengan menggunakan
pengaturan tegangan

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Prinsip kerja generator DC berpengutan sendiri adalah arus kemagnetan


diperoleh dari dalam generator itu sendiri. Arus kemagnetannya terpengaruh oleh
nilai-nilai arus ataupun tegangan generator. Pengaruh nilai tegangan dan arus
generator terhadap arus penguat ditentukan oleh rangkaian lilitan penguat magnet
dengan lilitan jangkar.
Dengan memutarkan rotor, akan dibangkitkan tegangan induksi yang kecil
pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirlah arus pada kumparan
medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada
sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil. Jika
tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih
kecil. Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator
tersebut.

4.2 Saran

Pada penulisan makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan, untuk itu
penulis mempersilakan pembaca untuk mengkritik atau memberikan saran kepada
penulis agar makalah ini dapat dibaca lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34595434/makalah_generator_dc

https://drive.google.com/file/d/10e-ic8pwy1psmmeaddhcfd3-ftxkivkw/view

https://www.academia.edu/20812737/makalah_karakteristik_generator_dc_eksitas
i_terpisah_sendiri_tipe_kompon

http://file.upi.edu/direktori/fptk/jur._pend._teknik_elektro/197407162001121-
hasbullah/instalasi_tenaga/generator_dc.pdf

http://backupkuliah.blogspot.com/2013/06/generator-induksi_2765.html

https://www.slideshare.net/fhung_/generator-induksi

18

Anda mungkin juga menyukai