MESIN-MESIN LISTRIK 1
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
DAFTAR ISI i
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Pembuatan Makalah 2
1.5 Manfaat Pembuatan Makalah 2
1.6 Sistematika Penulisan 2
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Generator Induksi Berpenguatan Sendiri 11
3.2 Prinsip Kerja Generator Induksi Berpenguatan Sendiri 12
3.3 Rangkaian Ekivalen 13
3.4 Kapasitor Eksitasi 14
3.4.1 Penggunaan Kapasitor Eksitasi 14
3.4.2 Kapasitansi Minimum 15
3.5 Metode Pengaturan Tegangan 15
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
Energi listrik sekarang sudah menjadi kebutuhan utama setiap orang. Tetapi
belum semua orang bisa menikmati listrik. Beberapa daerah terpencil bahkan belum
tersentuh oleh listrik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibangun
pembangkit-pembangkit listrik berdaya kecil yang dapat memenuhi kebutuhan
listrik tersebut. Pembangkit listrik ini menggunakan potensi alam yang ada di
daerahtersebut. Biasanya dibangun pembangkit energi listrik terbarukan seperti
pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Pembangkit-pembangkit tersebut menggunakan generator induksi untuk
membangkit kan energi listrik. Generator induksi digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan yaitu biaya yang murah, perawatannya yang mudah dan mudah
unt uk mendapatkannya. Selain itu generator induksi dapat digunakan pada
kecepatan yang rendah dan perubahan kecepatan yang tidak tentu. P ada keadaan
dimana generat or induksi harus melayani beban pada daerah yang terisolir, maka
generator induksi harus dapat memenuhi kebutuhan daya reaktif yang
diperlukannya. Oleh karena itu jenis generator induksi yang digunakan ialah
generator induksi berpenguatan sendiri (selfexcited induction generator (SEIG)).
1
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan permasalahan yang akan di bahas dalam bagian ini adalah hanya
membahas tentang generator berpenguatan sendiri dan prinsip kerja pada generator
berpenguatan sendiri.
2
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang Generator berpenguatan sendiri, prinsip kerja generator
berpenguatan sendiri, kapasitor eksitansi dan metode Pengaturan Tegangan
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ataupun dari
analisis data–data yang telah diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ini berisi tentang sumber bacaan yang di gunakan sebagai bahan
acuan dalam penulisan karya ilmiah.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Konstruksi dari mesin induksi diperlihatkan secara jelas pada Gambar 2.1
baik itu dalam konstruksi sebenarnya maupun konstruksi sederhananya. Berikut
adalah penjelasan dari bagian-bagian konstruksi yang terdapat pada mesin
induksi.
1. Stator
5
b. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak
langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh
gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
c. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh
karena itu stator didesain untuk tahan terhadap gaya putar dan
goncangan.
d. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga
pendinginan lebih efektif.
2. Rotor
Rotor adalah bagian dari mesin induksi yang bergerak dalam bentuk
putaran. Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Mesin induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
b. Mesin induksi dengan rotor belitan (wound rotor).
Gambar 2.3 Konstruksi rotor mesin induksi: Rotor belitan dan Rotor
Sangkar
Konstruksi rotor mesin induksi terdiri atas beberapa bagian yaitu:
a. Inti rotor
b. Alur, Alur merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
c. Belitan rotor.
d. Poros atau as
3. Celah udara
Diantara stator dan rotor terdapat ruang yang disebut celah udara. Pada
celah udara ini tempat berlangsungnya proses pengkonversian energi dalam
bentuk induksi elektromagnetis. Celah udara sangat mempengaruhi
efesiensi dari mesin induksi. Apabila celah udara besar, maka efisiensinya
6
akan berkurang karena proses induksi listrik membutuhkan energi yang
besar. Apabila celah udara sangat kecil, maka akan mengganggu perputaran
rotor secara mekanis. Untuk itu celah udara antara stator dan rotor harus
diatur sedemikian rupa agar mesin induksi dapat bekerja secara optimum.
4. Terminal box
Terminal box ialah tempat dihubungkannya mesin induksi dengan
power suplay (kondisi sebagai motor) atau tempat dihubungkannya mesin
induksi dengan beban (kondisi sebagai generator).
5. Kipas rotor
Pada saat mesin induksi beroperasi, mesin induksi menghasilkan rugi-
rugi yaitu energi yang terbuang dalam bentuk panas. Semakin lama mesin
induksi bekerja maka panas yang dihasilkan juga semakin besar. Hal itu
akan mengganggu kinerja dari mesin induksi dan dapat menimbulkan
kerusakan pada mesin induksi. Untuk itu pada rotor terdapat kipas yang
dipasang seporos dengan rotor. Jadi pad a saat mesin induksi beroperasi
dalam bentuk putaran maka kipaspun akan berputar sehingga kipas dapat
mengurangi panas yang ditimbulkan dari mesin induksi.
7
Dari Gambar 2.4 dapat dijelaskan karakteristik dari mesin induksi. Mesin
induksi beroperasi sebagai motor atau generator dapat dilihat dari kecepatan
rotornya terhadap kecepatan sinkronnya. Kecepatan sinkron ialah kecepatan
medan putar yang terjadi pada statornya. Apabila kecepatan mesin induksi
lebih kecil dari kecepatan sinkronnya maka mesin induksi akan beroperasi
sebagai motor listrik. Pada keadaan ini maka mesin induksi akan mempunyai
nilai torsi yang positif sebanding dengan kecepatan motor induksi. Motor
induksi dapat berputar sampai kecepatan maksimum mendekati kecepatan
sinkronnya dengan nilai torsi yang dihasilkan semakin besar pula. Namun
apabila pada kecepatan maksimum mendapatkan bantuan putaran eksternal
berupa prime mover sehingga kecepatannya melebihi kecepatan sinkronnya,
pada saat itu generator induksi akan beroperasi sebagai generator. Semakin
besar torsi yang yang diberikan semakin besar pula daya yang dihasilkan. Torsi
maksimum yang dapat diberikan pada generator induksi dinamakan torka
pushover. Apabila torsi yang diberikan lebih besar dari torka pushover maka
generator induksi akan mengalami overspeed.
8
Prinsip kerja generator induksi dapat dilihat pada Gambar 2.5. Sumber
tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator sehingga menimbulkan arus 3 fasa
yang akan menghasilkan medan putar. Penggerak mula dipakai untuk memutar
rotor searah dengan medan putar (arah medan putar). Kecepatan rotor (nr) harus
lebih besar dari kecepatan medan putar stator (ns) sehingga menghasilkan slip
negatif untuk dapat membangkitkan tegangan, maka mesin induksi berfungsi
sebagai generator dan energi listrik akan dikembalikan pada sistem jala-jala.
9
Motor induksi dapat ditemukan dengan mudah di pasaran dibandingkan
dengan generator sinkron. Motor induksi inilah digunakan sebagai
generator induksi dan dalam beberapa kasus, mesin induksi bekas dapat
digunakan kembali untuk mengurangi biaya.
b. Harga
Generator induksi yang dilengkapi dengan kapasitor eksitasinya jauh lebih
murah dibandingkan dengan generator sinkron. Khususnya untuk rating
daya yang kecil. Contohnya 10 kW generator induksi, harganya hanya
setengah dari generator sinkron.
c. Ketahanan
Mesin induksi sangat kuat dan konstruksinya yang simpe. Tidak
memerlukan dioda atau slip ring pada rotornya. Kokoh sehingga dapat
menahan peristiwa overspeed. Mesin induksi sendiri dapat beroperasi
secara kontinu untuk keadaan sesulit apapun.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Dari gambar 3.1 diperlihatkan bahwa kapasitor tiga fasa yang terhubung
delta dihubungkan pada terminal keluaran dari generator induksi. Kapasitor ini akan
menyalurkan daya reaktif pada generator untuk proses eksitasi. Proses eksitasi yang
terhubung pada terminalnya, mesin induksi rotor sangkar dan mesin induksi rotor
belitan dapat digunakan untuk generator induksi berpenguatan sendiri. Generator
induksi jenis ini dapat beroperasi sendiri tanpa jaringan listrik dan dapat juga
beroperasi bersama sistem jaringan listri. Hal ini membuat generator jenis ini lebih
fleksibel untuk digunakan. Keuntungan lain dari generator ini ialah harga yang
11
murah, perawatannya yang mudah, desainnya yang sederhana dan proses
instalasinya yang tidak rumit.
Namun generator jenis ini memiliki kekurangan berupa tegangan keluaran
yang tidak stabil pada putaran yang tidak tetap dan pada beban yang berubah-ubah
khususnya pada beban induktif. Untuk itu diperlukan adanya pengaturan tegangan
untuk menjaga stabilitas dari tegangan keluaran dari generator jenis ini
12
Gambar 3.3 Kurva tegangan vs arus pada kapasitor bank.
Arus reaktif yang dihasilkan oleh sebuah kapasitor berbanding lurus dengan
tegangan yang diberikan padanya, Untuk itu semua kemungkinan kombinasi
tegangan dan arus yang melalui kapasitor berupa garis lurus. Jadi kurva tegangan
vs arus dari sebuah kapasitor dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.9. Semakin
besar kapasitansinya, maka semakin besar pula arus kapasitifnya ( ) pada tegangan
yang sama. Arus ini mendahului tegangan fasa (leading) sebesar 90
13
X1= Reaktansi stator
R2= Resistansi rotor
X2= Reaktansi rotor
Xm= Reaktansi magnetisasi
Xc= Reaktansi kapasitor eksitasi
S= Slip
I1= Arus stator
IL= Arus beban
IC= Arus magnetisasi
V = Tegangan keluaran
Salah satu kekurangan dari pola teleproteksi ini adalah adanya kemungkinan
kesalahan tripping (unwanted tripping) yang disebabkan gangguan pada peralatan
teleproteksi seperti timbulnya noise maupun interferensi pada saluran komunikasi.
14
3.4.2 Kapasitansi Minimum
Besarnya kapasitansi dari kapasitor eksitasi sangat berpengaruh pada
proses pembangkitan tegangan pada generator induksi. Untuk dapat
membangkitkan tegangan, nilai dari kapasitor harus lebih besar dari nilai
kapasitansi minumum dari generator induksi untuk proses eksitasinya.
Apabila kapasior yang dipasang lebih kecil dari kapasitansi minimumnya
maka tegangan tidak dapat dibangkitkan.
15
mula, dan perubahan beban. Berikut beberapa metode untuk mengatur tegangan
generator induksi
a. Pengaturan tap transformator
Tap transformator menggunakan prinsip mengubah rasio dari transformator.
Rasio dapat diubah dengan cara mengubah jumlah lilitan pada kumparan
transformator. Dengan cara itu tegangan pada sisi sekunder dapat diatur
sedemikian rupa sehingga tegangan keluarannya sesuai dengaan tegangan
yang diinginkan.
b. Kondensor sinkron
Kondensor sinkron ialah motor sinkron yang beroperasi pada keadaan tanpa
beban. Pada keadan ini motor sinkron dapat menimbulkan daya reaktif dan
bekerja seperti kapasitor. Daya reaktif ini yang digunakan sebagai eksitasi
sekaligus sebagai pengaturan tegangannya, karena daya reaktif yang
dihasilkan besarnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
c. Static var compensator (SVC)
Static var compensator (SVC) terdiri dari thyristor, reaktor, dan kapasitor.
Kapasitor nilainya tetap dan dapat digunakan sebagai daya reaktif untuk
membangkitkan tegangan pada kondisi tanpa beban. Pada saat terjadi
perubahan tegangan, maka reaktor yang akan menyalurkan daya reaktif
yang besarnya diatur dengan thyristor. Thyristor diatur sudut penyalaannya
sedemikian rupa sehingga dapat menyalurkan daya reaktif yang sesuai
besarnya sehingga dapat mengatur tegangan yang diinginkan.
d. Konverter AC-DC-AC
Konverter ini terdiri dari penyearah AC-DC yang berfungsi sebagai
penyearah arus bolak-balik menjadi arus searah dan kemudian diubah
kembali menjadi arus bolak-balik menggunakan inverter DC-AC. Pada saat
berada pada tegangan DC ini, tegangan diatur dengan menggunakan
pengaturan tegangan
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Pada penulisan makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan, untuk itu
penulis mempersilakan pembaca untuk mengkritik atau memberikan saran kepada
penulis agar makalah ini dapat dibaca lebih baik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34595434/makalah_generator_dc
https://drive.google.com/file/d/10e-ic8pwy1psmmeaddhcfd3-ftxkivkw/view
https://www.academia.edu/20812737/makalah_karakteristik_generator_dc_eksitas
i_terpisah_sendiri_tipe_kompon
http://file.upi.edu/direktori/fptk/jur._pend._teknik_elektro/197407162001121-
hasbullah/instalasi_tenaga/generator_dc.pdf
http://backupkuliah.blogspot.com/2013/06/generator-induksi_2765.html
https://www.slideshare.net/fhung_/generator-induksi
18