Oleh :
KARTIKO MUKTI WIDODO
NIM D310031
Oleh :
KARTIKO MUKTI WIDODO
NIM D310031
tanggal
Oktober 2012
Pembimbing
Oleh :
Kartiko Mukti Widodo
NIM D310031
tanggal
Penguji
Oktober 2012
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2012 sampai
dengan tanggal 30 Juli 2012 dengan tanpa halangan suatu apapun.
Adapun penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Telkomsel ini
merupakan salah satu wujud dari pertanggungjawaban penulis atas segala
kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan. Pada dasarnya
kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud pengaplikasian dari pengetahuan yang
selama ini penulis dapatkan dari perkuliahan dan sekaligus sebagai media untuk
mendapatkan pengalaman kerja yang sangat berharga.
Dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, penulis menyadari
akan banyaknya keterbatasan, kekurangan dan kelemahan dari penulisan laporan
ini sehingga laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Disamping itu semua, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang maha Esa
2. Kedua orang tua penulis
3. Bapak Alfin Hikmaturokhman, ST. MT. Selaku dosen pembimbing
4. Bapak Fajar S. Bhawana, selaku pembimbing PKL di PT. Telkomsel
5. Staf kariawan NOC khususnya pada bagian Core Network
6. Teman teman yang membantu penulis selama PKL dan pihak lain yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhir kata penulis berharap kiranya segala yang telah tersusun dalam laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
AKATEL SP Purwokerto
D310031
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan
Lembar Pengujian
Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------------i
Daftar Isi -------------------------------------------------------------------------------------- ii
Daftar gambar ------------------------------------------------------------------------------- iv
Daftar Lampiran ------------------------------------------------------------------------------ v
Daftar Singkatan ---------------------------------------------------------------------------- vi
Abstraksi ----------------------------------------------------------------------------------- viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------- 1
B. Tujuan PKL ------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Ruang Lingkup --------------------------------------------------------------------------- 2
D. Aspek Umum Kelembagaan ------------------------------------------------------------ 2
E. Metode Penulisan ----------------------------------------------------------------------- 12
F. Sistematika Penulisan ------------------------------------------------------------------ 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teknologi GSM------------------------------------------------------------------------- 13
1. Mobile Station (MS) --------------------------------------------------------------- 14
2. Base Station system (BSS)-------------------------------------------------------- 14
3. Network Switching System (NSS) ----------------------------------------------- 14
4. Network Management System ---------------------------------------------------- 16
5. Media Gateway (MGW) ---------------------------------------------------------- 16
6. DCS ---------------------------------------------------------------------------------- 17
7. Operation and Support System (OSS) ------------------------------------------ 18
B. Teknologi 3G --------------------------------------------------------------------------- 18
Arsitektur Jaringan 3G----------------------------------------------------------------- 21
C. Switching Network --------------------------------------------------------------------- 23
AKATEL SP Purwokerto
ii
D310031
iii
AKATEL SP Purwokerto
D310031
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar I.1. Logo Identitas PT. TELKOMSEL-------------------------------------- 6
2. Gambar I.2. Starter Pack kartuHALO ------------------------------------------------ 8
3. Gambar I.3. Starter Pack simPATI ---------------------------------------------------- 8
4. Gambar I.4. logo KARTU As ---------------------------------------------------------- 9
5. Gambar I.5 Struktur Organisasi PT. Telkomsel ----------------------------------- 11
6. Gambar II.1.Arsitektur Jaringan 3G ------------------------------------------------- 21
7. Gambar II.2. Comunication Network ------------------------------------------------ 23
8. Gambar III.1. Konfigurasi Circuit Switching -------------------------------------- 27
9. Gambar III.2. Iwf Ip Connection Lost ----------------------------------------------- 30
10. Gambar III.3. Alarms From Network Element Not Arriving --------------------- 31
11. Gambar III.4. Link Set Unavailable ------------------------------------------------- 33
12. Gambar III.5. H.248 Ip Connection Lost ------------------------------------------- 34
13. Gambar III.6. Mgw Out Of Service -------------------------------------------------- 35
14. Gambar III.7. Call Establishment Faliure ------------------------------------------ 36
15. Gambar III.8. Failure In Signaling Link Activation Or Restoration ------------ 37
16. Gambar III.9. Circuit Pool Information Conflict Between Msc And Bsc------- 38
17. Gambar III.10. Sumber Nilai SCR --------------------------------------------------- 39
18. Gambar III.11. Tampilan Monitoring SCR ----------------------------------------- 41
AKATEL SP Purwokerto
iv
D310031
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pertanyaan dan jawaban pada saat seminar PKL.
2. Daftar hadir pada saat pelaksanaan PKL.
3. Daftar nilai selama pelaksanaan PKL.
4. Print Screen proses monitoring pada saat pelaksanaan PKL.
5. Power point presentasi seminar PKL.
AKATEL SP Purwokerto
D310031
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR SINGKATAN
1. GSM
2. NOC
3. CS
: Circuit Switch
4. STBS
5. DCS
6. AMPS
7. NMT
8. MS
: Mobile Station
9. BSS
10. BTS
11. BSC
12. NSS
13. MSS
14. HLR
15. VLR
16. SIM
17. IMSI
18. AuC
: Authentication Center
19. EIR
20. IMEI
21. IWF
22. EC
: Echo Canceller
23. OMC
24. NMC
25. MGW
: Media gateway
26. OSS
27. CN
: Core Network
28. UE
: User Equipment
29. UTRAN
30. SGSN
AKATEL SP Purwokerto
vi
D310031
vii
31. GGSN
32. RNS
33. RNC
34. PC
: Power control
35. HC
: Handover control
36. POTS
37. SMS
38. SCR
39. GMSC
: Gateway MSC
40. ISDN
41. NSN
AKATEL SP Purwokerto
D310031
ABSTRAKSI
ABSTRAKSI
Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Salah satunya telepon sellular yang berbasis GSM (Global System for Mobile
Telecommunicatons)
adalah
sebuah
teknologi
komunikasi
selular
yang
ABSTRACTION
Along with the rapid progress in the world of science and technology,
telecommunications are also progressing quite rapidly. One of these cellular
phone based GSM (Global System for Mobile Telecommunicatons) is a wireless
communications technology that is digital. This technology utilizes the microwave
and signal transmission divided by time, so the signal information sent will reach
its destination. In the development of GSM technology has now reached the 3G
technology. 3G technology is often referred to as mobile broadband because of its
superiority as a modem for the internet that can be taken anywhere. Therefore, to
optimize existing services necessary to an oversight. Supervision is done by the
Network Operating Center (NOC).
Key Word : GSM, mobile broadband, modem, NOC.
AKATEL SP Purwokerto
viii
D310031
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu
hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia
menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Semakin lama pola pikir
konsumen berubah seiring perkembangan jaman. Konsumen yang dulunya hanya
menggunakan alat komunikasi, disebut telepon, kini mulai beralih menggunakan
telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat
mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang
belum
terpenuhi.
dimanfaatkan
oleh
Pilihan-pilihan
teknologi
telekomunikasi
masyarakat
masing-masing
memiliki
yang
dapat
kelebihan
dan
kekurangan. Salah satunya telepon sellular yang berbasis GSM (Global System for
Mobile Telecommunicatons) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang
bersifat digital. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman
sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim
akan sampai pada tujuan.
GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai
teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Dalam
perkembangannya GSM saat ini sudah mencapai teknologi 3G. Teknologi 3G
adalah teknologi generasi ke tiga yang dikeluarkan oleh ITU yang diadopsi dari
IMT-2000. Dalam arsitektur jaringan 3G terdapat beberapa komponen seperti
node B, BSS, MSS, MGW dan lain sebagainya. Dalam penerapannya dalam
telekomunikasi atau dalam penggunaannya sehari-hari perangkat tersebut
terkadang mengalami berbagai gangguan yang disebabkan oleh beberapa aspek
diantaranya yaitu cuaca. Jika terjadi gangguan pada salah satu perangkat tersebut
maka pada bagian monitoring akan muncul alarm (alert) yang kemudian akan di
AKATEL SP Purwokerto
D310031
AKATEL SP Purwokert
D310031
AKATEL SP Purwokert
D310031
AKATEL SP Purwokert
D310031
PT.TELKOMSEL
yang
memiliki
budaya
perusahaan
top
perusahaan harus
AKATEL SP Purwokert
D310031
ini
melambangkan
penyelenggara
jasa
AKATEL SP Purwokert
D310031
3) Heksagon Merah
Bentuk heksagon ini melambangkan seluser, dan warna merah
pada heksagon ersebut melambangkan bahwa TELKOMSEL berani
dan siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinannya.
[1]
dan
terus
memenuhi
kebutuhan
pelanggannya.
Sedangkan warna abu abu adalah warna logam yang berarti juga
kesejukan yang luwes dan fleksibel. [1]
5) Pertemuan Dua Lingakaran Elips Berwarna Putih
Kedua lingkaran elips tersebut berpotongan di atas heksagon
merah dan membentuk huruf t yang merupakan huruf awal dari
TELKOMSEL. Warna putih mengandung makna kebersihan,
keterbukaan serta transparansi. [1]
b. Slogan PT. TELKOMSEL
Slogan PT. TELKOMSEL yaitu Begitu Dekat Begitu Nyata.
Dengan slogan tersebut diharapkan TELKOMSEL menjadi perusahaan
jasa
telekomunkasi
yang
memiliki
pelanggan
terbanyak
serta
sebagai
perusahaan
yang
bermain
di
bidang
AKATEL SP Purwokert
D310031
menjamin
penggunanya
memperoleh
semua
AKATEL SP Purwokert
D310031
AKATEL SP Purwokert
D310031
10
handset
b) TELKOMSEL FLASH
Saat ini TELKOMSEL juga mengeluarkan produk baru yaitu
TELKOMSEL FLASH, Hadirnya Layanan ini juga menandai untuk
pertama di Indonesia hadir layanan seluler high speed wireless
broadband dengan skema tarif yang didasarkan atas durasi waktu
pemakaian serta bisa dinikmati oleh pelanggan kartu paskabayar dan
prabayar. [1]
Hadirnya TELKOMSEL Flash merupakan milestone bersejarah
dimana untuk pertama di Indonesia hadir layanan seluler HSWB (high
speed wireless broadband) dengan skema tarif yang didasarkan atas
durasi waktu pemakaian serta bisa dinikmati oleh pelanggan kartu
paskabayar (kartuHALO) dan prabayar (simPATI dan kartuAS).Untuk
menikmati layanan ini, pelanggan cukup SMS dengan mengetik flash
dan kirim ke 3636 (simple provisioning), tidak perlu direpotkan dengan
sistem registrasi yang rumit dan penuh persyaratan sebagaimana yang
berlaku umum saat ini. [1]
Desain layanan ini sangat user friendly sebagai upaya menghadirkan
solusi kemudahan menikmati dan mengkontrol pemakaian HSWB (High
Speed Wireless Broadband), serta value for money di mana dengan
AKATEL SP Purwokert
D310031
11
kecepatan tinggi yang bisa mencapai 3,2 Mbps atau 10-40 kali lebih
cepat dari sistem dial up internet biasa maka secara umum layanan
menjadi lebih murah karena fasilitas ini didukung jaringan 3G
(WCDMA/ UMTS dan HSDPA). [1]
Kenyamanan layanan ini akan dirasakan oleh pelanggan mulai awal
hingga akhir penggunaan, di mana saat setiap kali mulai menggunakan
pelanggan akan mendapati tampilan menu web informatif yang
menampilkan: pilihan paket tarif, jaringan yang tersedia, serta sisa kredit
yang dimiliki layaknya layanan di warung internet plus. [1]
c) SLI (Saluran Langsung Internasional)
Adalah fitur yang memungkinkan pelanggan TELKOMSEL untuk
bisa menggunakan ponselnya melakukan panggilan langsung ke luar
negeri tentunya dengan memakai produk dari TELKOMSEL. [1]
9. Struktur Organisasi
Rahman Ramadya
Core, VAS & Transport
Network Quality
Division
Rahmat
Novalianto
Network Service
Assurance
Management Group
Hanang Setiohargo
Retail Costumer
Service Quality Mgt.
Div
Achmad Hasan
Basri
Corporate & Premium
Service Quality Mgt
Dept
Service Assurance
Management
Gunawan K. Adhy
Suharno
OSS & Tools
Management
Divison
Ahmad Wahyudi
Sar Ginsan
Service Helpdesk &
ICT Incident Mgt.
Dept
Thomas
Heriyanto
Core
Fajar S. Bhawana
Radio
M. Nurohman N.
Radio
Eko B.W.S.
Nugroho
Transmisi
Ronald Renaldi
AKATEL SP Purwokert
D310031
12
E. METODOLOGI PENULISAN
Dalam penyusunan laporan PKL, penulis memperoleh data data melalui
beberapa metode sebagai berikut :
1. Metode Praktikum
Metode ini dilakukan dengan cara mempraktekan secara langsung apa
yang telah diberikan pada saat pelaksanaan PKL.
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung kepada
narasumber
tentang
pekerjaan
yang
dilakukan
dan
tata
cara
pengoperasiannya.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah dalam pemahaman laporan PKL ini, maka laporan ini
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
Beriskani tentang uraian atau gambaran secara umum tentang CS
CORE (Circuit Switch CORE) di PT. Telkomsel Pusat Jakarta.
BAB II
BAB III
TINJAUN PUSTAKA
Berisikan tentang literatur literatur tentang GSM, struktur GSM,
tentang perkembangan sistem telekomunikasi generasi ke-3 (3G) dan
switching network.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berisikan tentang pengertian dari NOC dan kegiatan monitoring
yang dilkukan pada bagian Core Switching Network.
BAB V
AKATEL SP Purwokert
D310031
BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TEKNOLOGI GSM
Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar
global untuk komunikasi bergerak digital. GSM merupakan nama dari sebuah
group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah
standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah
frekuensi 900 MHz. Teknologi ini banyak diterapkan pada komunikasi bergerak,
khususnya telepon genggam. Cara kerjanya dengan memanfaatkan gelombang
mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal
informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. Pada awalnya GSM muncul
pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular
untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal
terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh
pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992,
standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan
dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal
pengoperasiannya,
GSM
telah
mengantisipasi
perkembangan
jumlah
penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga
arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada
alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas
pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang
semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga
bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.
Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia.
Indonesia
awalnya
menggunakan
sistem
telepon
selular
analog
yang
bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT(Nordic Mobile Telep
hone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular
membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga
di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir
AKATEL SP Purwokert
13
D310031
14
tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Di
dalam GSM itu sendiri terdapat beberapa jaringan pembentuknya, daintaranya
yaitu :[2]
1. Mobile Station (MS)
MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk
melakukan komunikasi. MS terdiri dari Mobile Equipment (ME) dan
Subscriber Identify Module (SIM). ME merupakan terminal transmisi radio
yang dilengkapi dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI),
sedangkan SIM berbasis nomor identitias pelanggan untuk masuk ke jaringa
operator GSM.[3]
2. Base Sstasion System (BSS)
BSS terdiri dari tiga perangkat yaitu :
a. Base Transceiver Station (BTS)
BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang
mengalami akses radio dan berinteraksi langsung dengan mobile station
(MS) melalui air interface. BST juga mengatur proses handover yang
terjadi dalam BTS itu sendiri dan dimonitor oleh BSC. [3]
b. Base Station Controller (BSC)
BSC adalah inerface antara BTS dengan MSC dan OMC. BSC
juga mengendalikan beberapa BTS serta mengatur trafik yang datang
dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC memanajemen
sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan
mengatur handover ketika mobile setation melewati batas antar sel. [3]
c. Transcoder (XCDR)
XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara keluaran
dari MSC (64Kbps) menjadi 16 Kbps ke arah BSC dan sebaliknya
untuk efisiensi kanal transmisi. [3]
3. Network Switching System (NSS)
NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen
jaringan, sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya.
Komponen NSS pada jaringan GSM terdiri dari : [3]
AKATEL SP Purwokert
D310031
15
AKATEL SP Purwokert
D310031
16
format
kode
untuk
pengamanan
dan
pengontrolan
digunakan
untuk
sambungan
dengan
PSTN
untuk
[3]
AKATEL SP Purwokert
D310031
17
merupakan sistem
kontrol
yang mampu
menghimpun
AKATEL SP Purwokert
D310031
18
juga
dengan
istilah
mobile
broadband
karena
keunggulannya
sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja. Perkembangan
teknologi 3G secara komersial dimulai pada Oktober, 2001, ketika NTT Docomo
dari Jepang dengan teknologi W-CDMA menjual produknya untuk pertama kali
AKATEL SP Purwokert
D310031
19
secara terbatas. Kemudian disusul oleh SK Telecom, Korea Selatan pada tahun
2002 dengan teknologi 1xEV-DO, diikuti oleh KTF dari Korea Selatan dengan
teknologi EV-DO. Keberhasilan layanan 3G di kedua negara ini disebabkan oleh
faktor dukungan pemerintah. Pemerintah Jepang tidak mengenakan biaya di muka
(upfront fee) atas penggunaan lisensi spektrum 3G atas operator-operator di
Jepang (ada tiga operator: NTT Docomo, KDDI dan Vodafone). Sedangkan
pemerintah Korea Selatan, walau pun mengenakan biaya di muka, memberikan
insentif dan bantuan dalam pengembangan nirkabel pita lebar (Korea Selatan
adalah negara yang menggunakan Cisco Gigabit Switch Router terbanyak di
dunia) sebagai bagian dalam strategi pengembangan infrastruktur.[5]
Di Eropa, dipelopori oleh British Telecom dan Telenor dengan teknologi WCDMA pada Desember 2001. Di Amerika Serika jaringan 3G dipelopori oleh
Monet Mobile Networks dengan teknologi CDMA20001xEV-DO, diikuti oleh
Verizon Wireless pada tahun 2003. Di Australia jaringan 3G komersial pertama
kali diperkenalkan oleh Hutchinson Telecommunication dengan nama Three pada
bulan maret 2003. Pada bulan Desember 2007 jaringan 3G telah dioperasikan di
40 negara dan 154 jaringan HSDPA telah beroperasi di 71 negara, dan 200 juta
pelanggan telah terhubung melalui jaringan 3G. [5]
Perkembangan
teknologi 3G mengharuskan
global, melalui penyediaan pita (band) yang lebih luas. Adanya teknologi 3G
sebagai hasil pengembangan teknologi generasi kedua, yaitu hasil perkembangan
evolusioner, yang masih menggunakan perangkat jaringan 2G yang diperluas dan
hasil
memerlukan
jaringan
dan
alokasi frekuensi yang sama sekali baru. Secara evolusioner, IMT-2000 telah
menerapkan dua macam evolusi ke 3G, yakni dari 2G CDMA standard IS-95
(cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000) dan dari 2G TDMA standard (GSM/IS-136)
ke IMT-SC (EDGE). Secara revolusioner, IMT-2000 membangun alokasi
spektrum yang baru terkait tuntutan saluran yang makin luas. [5]
Teknologi generasi ketiga (3G Third Generation) dikembangkan oleh suatu
kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang
berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. ITU (Intenational
AKATEL SP Purwokert
D310031
20
AKATEL SP Purwokert
D310031
21
AKATEL SP Purwokert
D310031
22
standart interface. Pada jaringan ini GGSN merupakan interface fisik yang
terhubung ke jaringan packet data external (misalnya Internet). SGSN menangani
pengiriman packet dari dan ke terminal-terminal mobile. Masing-masing SGSN
memungkinkan untuk mengirimkan packet ke terminal di dalam service area.
GGSN dan SGSN dapat mengirim data dengan kecepatan hingga 2 Mbps.
UTRAN terdiri dari satu atau lebih Radio Network System (RNS), dimana RNS
tersebut terdiri darisebuah pengendali jaringan radio yang disebut dengan Radio
Network Controller (RNC), beberapa node B (UMTS Base Station) dan User
Equipment. UTRAN terhubung pada bagian Core Network (CN) melalui Interface
Iu dan menggunakan Interface Iub untuk mengontrol node B. Sedangkan
Interface Iur yang menhubungkan antar RNC berfungsi untuk mengatur terjadinya
soft handover diantara RNC tersebut. [10]
RNC berfungsi untuk mengendalikan sumber-sumber radio dari beberapa
node B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM. RNC juga berperan penting untuk
mengontrol radio resources UTRAN, seperti power control (PC) atau handover
control (HC), dimana sebagiandiantaranya terdapat pada bagian RNC.
BS di UMTS disebut dengan node B. Node B pada jaringan ini sama seperti pada
GSM Base Station (BS/BS), merupakan unit untuk sistem pengiriman dan
penerimaan radio dari sel. Node B menunjukkan proses dari air interface yang
digunakan (WCDMA), meliputi channel coding, interleaving, rate adaptation,
dan spreading. Node B juga memungkinkan terjadinya softer handovers dan
power control. [10]
Ikatan antara RNC dan node B disebut dengan Radio Network Subsystem
(RNS), yang memiliki interface Iub. Tidak seperti ekuivalennya, yakni interface
Abis dalam GSM, interface Iub memiliki standar yang terbuka sehingga
dimungkinkan masing-masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik yang berbeda.
Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS yang disebut
dengan UTRAN justru sebaliknya. RNC satu dihubung dengan RNC lainnya
melalui interface Iur. UTRAN dihubungkan ke jaringan inti melalui interface Iu.
[10]
AKATEL SP Purwokert
D310031
23
User Equipment (UE) mempunyai prinsip yang sama seperti pada GSM
Mobile Station (MS), memiliki modul identitas user, yang serupa dengan SIM
pada GSM. UE terdiri dari dua bagian, yaitu Mobile Equipment (ME) dan UMTS
Subscriber Identity Module (USIM) yang dihubungkan oleh interface Cu. ME
adalah perangkat untuk pengiriman radio, sedangkan USIM merupakan sebuah
kartu yang memuat identitas user dan informasi pribadi. Interface UE dengan
jaringannya disebut interface Uu, yang merupakan air interface WCDMA. [10]
C. SWITCHING NETWORK
Dalam jaringan komunikasi, node pertukaran informasi diklasifikasikan
menjadi 2 bagian, yaitu Switched Comunication Network dan Broadcast
Comunication Network.[6]
AKATEL SP Purwokert
D310031
24
AKATEL SP Purwokert
[6]
D310031
25
AKATEL SP Purwokert
D310031
BAB III
BAB III
AKATEL SP Purwokert
26
D310031
27
3. Performance Management
Berapa NOC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance
management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network
element yang terhubung dengannya. [1]
B. DEFINISI MONITORING
Hal yang dilakukan oleh NOC yaitu monitoring jaringan. Monitoring
tersebut dapat berupa monitoring alarm maupun grafik. Pada divisi Core
khususnya Sircuit Switching, monitoring yang dilakukan yaitu monitoring alarm
dan monitoring SCR di sisi MSS dan di sisi MGW pada jaringan layanan Voice
dan SMS (Short Massage Service). Monitoring alarm yaitu memonitoring setiap
alarm yang masuk baik itu alarm dari sisi MSS maupun dari sisi MGW.
Munculnya alarm tersebut merupakan indikasi dari terjadinya gangguan pada
salah satu network element, gangguan tersebut dapat terjadi karena kerusakan
pada jaringan itu sendiri maupun kerusakan karena infrastruktur pendukung
seperti AC, pasokan listrik dari PLN dan sebagainya. Tiap alarm memiliki
klasifikasi yang berbeda beda dari tingkat Critical hingga Minor. Nama dari tiap
alarm juga mengandung arti yang berbeda beda pula. Monitoring SCR (Success
Call Rate) yaitu memonitoring kesukssan tiap pelanggan dalam melakukan
panggilan. Tingkat kesuksesan tersebut ditampilkan dalam bentuk prosentase. Hal
yang menyebabkan turunnya nilai SCR dapat karena ada gangguan yang
disebabkan oleh banyak hal.[7]
C. KONFIGURASI JARINGAN PADA CIRCUIT SWITCHING
AKATEL SP Purwokerto
D310031
28
Core Network dibagi ke dalam daerah Circuit Switching dan daerah Packet
Switching. Beberapa elemen dari Circuit Switching adalah Mobile services
Switching Centre (MSC) merupakan interface yang menangani MS untuk
menangani circuit switching data, Gateway MSC (GMSC) merupakan gerbang
penghubung antara UMTS dan jaringan luar dari circuit switching seperti PSTN,
Visitor Location Register (VLR), dan Gateway MSC. Beberapa elemen jaringan
yang lain seperti HLR digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut. Arsitektur
Core Network dapat berubah ketika terdapat layanan atau fitur yang baru.[3]
MSC didesain sebagai Switch Integrated Service Digital Network (ISDN)
yang dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. Mobile Switching Center
(MSC) juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan fixed.
Gateway MSC (GMSC) adalah sebuah gerbang terluar dari jaringan GSM akan
melakukan panggilan (call established) dengan gateway nomor tujuan (di contoh
ini gateway PSTN). Home Location Register (HLR) merupakan database yang
berisi data-data pelanggan tetap, berupa layanan pelanggan, service tambahan
serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir. Visitor Location
Register (VLR) merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai
pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area pelanggan.
Base Station Controller (BSC) membawahi satu atau lebih Base Transceiver
Station (BTS) yang bertugas mengatur trafik yang datang dan keluar dari BSC
menuju MSC atau BTS, mengatur manajemen sumber radio dalam pemakaian
frekuensi untuk setiap BTS serta mengatur handover. Base Transceiver Station
(BTS) merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan
radio kepada MS. Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk
komunikasi. Mobile Station (MS) dilengkapi dengan sebuah smart card yang
dikenal dengan Subscriber Identity Module (SIM) yang berisi nomor identitas
pelanggan. [3]
D. KLASIFIKASI ALARM
Tahap
awal
dalam
alarm
handling
adalah
penentuan
prioritas
penanganannya, sebab seringkali terjadi lebih dari satu gangguan pada saat yang
bersamaan. Untuk itu perlu diklasifikasikan setiap alarm yang timbul dari
AKATEL SP Purwokerto
D310031
29
AKATEL SP Purwokerto
D310031
30
jaringan IP. Data pangilan yang baru masuk membutuhkan sumber daya
dari IWF sampai sambungan tersedia kembali. Untuk mengatasi hal
tersebut yang perlu dilakuakn yaitu memeriksa konfigurasi dan keadaan
jaringa IP. Alamat yang ditunjukan oleh IP dan port tersebut harus valid
dan dapat diakses.
Berikut ini contoh dari alarm IWF IP CONNECTION LOST
pada MGW Timika 1.
AKATEL SP Purwokerto
D310031
31
AKATEL SP Purwokerto
D310031
32
alarm
2072
FAILURE
IN
SIGNALING
LINK
ini
adalah
contoh
dari
alarm
LINK
SET
AKATEL SP Purwokerto
D310031
33
AKATEL SP Purwokerto
D310031
34
AKATEL SP Purwokerto
D310031
35
AKATEL SP Purwokerto
D310031
36
AKATEL SP Purwokerto
D310031
37
AKATEL SP Purwokerto
D310031
38
Gambar III.9. Circuit Pool Information Conflict Between Msc And Bsc
F. MONITORING SCR (SUCCESSFULL CALL RATE)
Monitoring SCR (Successfull Call Rate) yaitu memonitoring kesukssan
pelanggan dalam setiap melakukan panggilan. Tingkat kesuksesan tersebut
ditampilkan dalam bentuk prosentase. Nilai dari SCR ini dapat mengalami
penurunan hingga mengalami kegagalan dalam melakukan panggilan. Hal yang
menyebabkan turunnya nilai SCR ini dapat dikarena adanya gangguan yang
disebabkan oleh banyak hal. Nilai dari SCR ini bukan hanya berkaitan dengan
performansi dari jaringan Switching Network saja, tetepi berkaitan erat dengan
performansi dari jaringan Radio Network dan Transmition Network.
1. Keterkaitan Radio Network dengan nilai SCR
Performansi dari radio network sangat berpengaruh terhadap
kesuksesan nilai SCR. Terjadinya gangguan pada network tersebut dapat
mengakibatkan turunnya nilai SCR. Sebagai contoh jika pada bagian radio
network mengalami gangguan signaling, maka secara bersamaan nilai SCR
pada daerah tersebut akan mengalami penurunan. Namun hal ini tidak
AKATEL SP Purwokerto
D310031
39
AKATEL SP Purwokerto
D310031
40
AKATEL SP Purwokerto
D310031
41
AKATEL SP Purwokerto
D310031
BAB IV
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil selama pelaksanaan PKL yaitu :
1. Network Operation Center (NOC) merupakan pusat pengontrolan
operasi dan pemeliharaan jaringan yang memiliki fungsi utama untuk
mengawasi alarm yang menandakan terjadinya gangguan pada network
element tertentu.
2. NOC memiliki tugas untuk momonitor keadaan atau kondisi tiap tiap
network element yang terhubung dengannya.
3. NOC memiliki tanggung jawab dalam menjaga kualitas layanan kepada
pelanggan sehingga diperlukan kerjasama antara NOC pusat dengan
regional dalam menangani gangguan yang terjadi.
4. Alarm yang dimonitoring oleh bagian CS Core yaitu alarm gangguan
pada sisi MSS dan MGW Alarm yang muncul biasanya terjadi karena
gangguan Link Site Down, Power Down (PLN off), Signaling Down, dan
gangguan dari luar lainnya.
5. Selain memonitoring alarm, CS Core juga mempunyai tugas untuk
memonitoring SCR (Successfull Call Rate).
6. Penanganan gangguan pada NOC CS Core dilakukan berdasarkan alarm
AKATEL SP Purwokerto
42
D310031
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
[1]Sejarah Berdirinya PT. Telkomsel. Dipetik Juli 25, 2012, dari scribd.com:
http://www.scribd.com/doc/60933645/8/sejarah-Berdirinya-PT-Telkomsel.
[2]Global System for Mobile Communicationss. Dipetik Juli 2, 2012, dari
id.wikipedia.org:
http://id.wikipedia.org/wiki/Global_System_for_Mobile_Communicationss
[3]Jaringan GSM Secara Umum. Dipetik Juli 2, 2012, dari diglib.ittelkom.ac.id:
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?view=article&catid=10%3Ajaringan&id
=133%3Ateknologi-softswitch&tmpl=component&print=1&page=com
content&Itemid=14
[4]Dipetik Juli 2, 2012, dari agfi.staff.ugm.ac.id:
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/12/distributed-control-systemdcs/
[5]3G. Dipetik 2 Juli, 2012, dari id.wikipedia.org: http://id.wikipedia.org/wiki/3G
[6]Circuit switching. Dipetik Juli 25, 2012, dari id.wikipedia.org:
http://id.wikipedia.org/wiki/Circuit_switching
[7]Pengertian Monitoring dan Evaluasi. (2009, Juni 16). Dipetik Juli 25, 2012,
dari hafidzf.wordpress.com:
http://hafidzf.wordpress.com/2009/06/16/pengertian-monitoring-dan-evaluasi/
[8]NOC 3G CS Core PT. Telkomsel. (2012). JUKLAK CS CORE. Jakarta: NOC
3G CS Core PT. Telkomsel.
[9]Mishra, A. R. (2007). Advanced Celluler Network Planning and Optimisation.
New Delhi, India: Antony Rowe Ltd. Chippenham, England.
[10]Hikmaturokhman, A. Arsitektur Jaringan 3G. Dipetik September 26, 2012, dari
Sinauonline.org: http://sinauonline.org//?s=arsitektur+jaringan+3G&x=0&y=0
AKATEL SP Purwokerto
D310031
Pertanyaan
1. Bagaimana prosedur penanganan jika terjadi gangguan ?
2. Pada tampilan monitoring SCR terdapat tanda bintang, apa maksud
dari tanda tersebut ?
3. Penjelasan dari sumber nilai SCR pada gambar III.10 ?
4. Perbedaan antara monitoring SCR menggunakan NSN dengan
menggunakan Ericsson ?
5. Apa penyebab dari terjadinya free charging ?
6. Maksud dari SCR dan monitoring yang dilakukan berada pada sisi
mana saja ?
II.
Jawaban
1. Ketika terjadi gangguan atau muncul alarm gangguan pada monitor,
hal yang pertama dilakukan yaitu dengan melakukan pengecekan
dengan memasukan beberaba comand tertentu ke Scure CRT. Jika
alarm yang muncul benar adanya, langkah selanjutnya yaitu
mengirimkan pesam melalui e-mail ke bagian regional tempat
terjadinya gangguan tersebut agar segera ditindak lanjuti. Jika
gangguan yang terjadi adalah penurunan nilai SCR, maka penanganan
yang dilakukan yaitu; pertama melakukan koordinasi dengan bagian
lainnya seperti bagian RAN dan Transmisi apakah ada gangguan yang
terjadi pada bagiannya. Setelah itu melakukan pemberitahuan ke
regional tempat terjadinya penurunan nilai SCR tersebut melalui
telephone untuk segera dilakukan investigasi.
2. Tanda bintang yang dimaksudkan yaitu sebagai tanda ketika terjadi
penurunan nilai SCR pada daerah tertentu.
3. Pada gambar III.10 terdapat beberapa data Traficability Performance
Of Exchange. Dari data tersebut dapat terlihat data jumlah pelanggan
yang sukses melakukan panggilan dan pelanggan yang melakukan
panggilan yang tidak terjawab atau dikatakan panggilan yang gagal
AKATEL SP Purwokerto
D310031
atau panggilan yang tidak sukses. Pada gambar III.10 terdapat delapan
grup dan beberapa data lainnya yang diantaranya merupakan sumber
dari nilai SCR yang terdapat dalam grup 1. Grup 2 dan grup 3
merupakan ganguan yang terdapat pada gagguan Transmisi dan
gangguan pada Radio. Sedangkan Grup 4 merupakan ganguan yang
disebabakan dari luar sistem, sebagai contoh pelanggan yang
melakukan panggilan namun tidak mempunyai pulsa. Panggilan
tersebut dianggap panggilan yang sukses meskipun tidak tersambung
ke nomor tujuan dikarenakan kesalahan yang terjadi bukan karena
kesalahan dari sistem melainkan kesalahan dari pelanggan itu sendiri.
4. Perbedaan antara monitoring SCR menggunakan NSN dengan
Ericsson yaitu terletak pada daerah yang dicover oleh kedua Vendor
tersebut. Untuk NSN menangani daerah Jawa dan sebagian Sumatra.
Sedangkan Ericsson menangani daerah Sumatra, Kalimantan serta
Indonesia Timur.
5. Penyebab terjadinya Free Charging adalah terpakainya seluruh kanal
yang digunakan untuk komunikasi Voice sehingga beberapa panggilan
yang dapt masuk tidak tercatat dalam reporting billing.
6. Monitoring SCR (Successfull Call Rate) yaitu memonitoring
kesukssan pelanggan dalam setiap melakukan panggilan. Tingkat
kesuksesan tersebut ditampilkan dalam bentuk prosentase. Nilai dari
SCR ini dapat mengalami penurunan hingga mengalami kegagalan
dalam melakukan panggilan. Hal yang menyebabkan turunnya nilai
SCR ini dapat dikarena adanya gangguan yang disebabkan oleh
banyak hal. Nilai dari SCR ini bukan hanya berkaitan dengan
performansi dari jaringan Switching Network saja, tetepi berkaitan erat
dengan performansi dari jaringan Radio Network dan Transmition
Network.
Monitoring yang dilakukan oleh bagian CS Core Network yaitu
monitoring alarm gangguan pada sisi MSS dan MGW atau lebih
dikenal dengan MSC dan GMSC.
AKATEL SP Purwokerto
D310031
AKATEL SP Purwokerto
DAFTAR NILAI
D310031
DAFTAR HADIR
AKATEL SP Purwokerto
D310031
DAFTAR HADIR
AKATEL SP Purwokerto
D310031
PRINT SCREEN
Berikut ini merupakan screen shoot dari proses monitoring pada NOC-CORE CS
AKATEL SP Purwokerto
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031
AKATEL SP Purwokerto
PRINT SCREEN
D310031