Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KERJA PRAKTIK DI UNIT KERJA TELKOMSEL PUSAT


JAKARTA
PT. TELKOMSEL
MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE
(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT
SWITCHING DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)CORE PT. TELKOMSEL

Laporan Praktik Kerja Lapangan disusun guna memenuhi syarat Kewajiban


Praktik Kerja Lapangan

Oleh :
KARTIKO MUKTI WIDODO
NIM D310031

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI


AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA
PURWOKERTO
2012

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


KERJA PRAKTIK DI UNIT KERJA TELKOMSEL PUSAT
JAKARTA
PT. TELKOMSEL
MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE
(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT
SWITCHING DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)CORE PT. TELKOMSEL

Oleh :
KARTIKO MUKTI WIDODO
NIM D310031

Telah disahkan pada hari

tanggal

Oktober 2012

Pembimbing

Alfin Hikmaturokhman, ST. MT.


NIDN : 0621087801

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


KERJA PRAKTIK DI UNIT KERJA TELKOMSEL PUSAT
JAKARTA
PT. TELKOMSEL
MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE
(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT
SWITCHING DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)CORE PT. TELKOMSEL

Oleh :
Kartiko Mukti Widodo
NIM D310031

Telah diuji oleh penguji pada hari

tanggal

Penguji

Alfin Hikmaturokhman, ST. MT.


NIDN : 0621087801

Oktober 2012

Praktik Kerja Lapangan

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2012 sampai
dengan tanggal 30 Juli 2012 dengan tanpa halangan suatu apapun.
Adapun penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Telkomsel ini
merupakan salah satu wujud dari pertanggungjawaban penulis atas segala
kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan. Pada dasarnya
kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud pengaplikasian dari pengetahuan yang
selama ini penulis dapatkan dari perkuliahan dan sekaligus sebagai media untuk
mendapatkan pengalaman kerja yang sangat berharga.
Dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, penulis menyadari
akan banyaknya keterbatasan, kekurangan dan kelemahan dari penulisan laporan
ini sehingga laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Disamping itu semua, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang maha Esa
2. Kedua orang tua penulis
3. Bapak Alfin Hikmaturokhman, ST. MT. Selaku dosen pembimbing
4. Bapak Fajar S. Bhawana, selaku pembimbing PKL di PT. Telkomsel
5. Staf kariawan NOC khususnya pada bagian Core Network
6. Teman teman yang membantu penulis selama PKL dan pihak lain yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhir kata penulis berharap kiranya segala yang telah tersusun dalam laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Purwokerto, Agustus 2012

Penulis

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan
Lembar Pengujian
Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------------i
Daftar Isi -------------------------------------------------------------------------------------- ii
Daftar gambar ------------------------------------------------------------------------------- iv
Daftar Lampiran ------------------------------------------------------------------------------ v
Daftar Singkatan ---------------------------------------------------------------------------- vi
Abstraksi ----------------------------------------------------------------------------------- viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------- 1
B. Tujuan PKL ------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Ruang Lingkup --------------------------------------------------------------------------- 2
D. Aspek Umum Kelembagaan ------------------------------------------------------------ 2
E. Metode Penulisan ----------------------------------------------------------------------- 12
F. Sistematika Penulisan ------------------------------------------------------------------ 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teknologi GSM------------------------------------------------------------------------- 13
1. Mobile Station (MS) --------------------------------------------------------------- 14
2. Base Station system (BSS)-------------------------------------------------------- 14
3. Network Switching System (NSS) ----------------------------------------------- 14
4. Network Management System ---------------------------------------------------- 16
5. Media Gateway (MGW) ---------------------------------------------------------- 16
6. DCS ---------------------------------------------------------------------------------- 17
7. Operation and Support System (OSS) ------------------------------------------ 18
B. Teknologi 3G --------------------------------------------------------------------------- 18
Arsitektur Jaringan 3G----------------------------------------------------------------- 21
C. Switching Network --------------------------------------------------------------------- 23

AKATEL SP Purwokerto

ii

D310031

Praktik Kerja Lapangan

iii

BAB III MONITORING PERFORMANSI SCR DAN ALARM PADA


JARINGAN CIRCUIT SWITCHING DI NOC-PT.TELKOMSEL
A. Definisi NOC --------------------------------------------------------------------------- 26
B. Definisi Monitoring -------------------------------------------------------------------- 27
C. Konfigurasi Jaringan pada Circuit Switching -------------------------------------- 27
D. Klasifikasi Alarm ----------------------------------------------------------------------- 28
1. Critical ------------------------------------------------------------------------------ 29
2. Major -------------------------------------------------------------------------------- 29
3. Minor -------------------------------------------------------------------------------- 29
E. Tipe Tipe Alarm ---------------------------------------------------------------------- 29
1. Alarm Critical ---------------------------------------------------------------------- 29
2. Alarm Major ------------------------------------------------------------------------ 35
3. Alarm Minor ------------------------------------------------------------------------ 37
F. Monitoring SCR ------------------------------------------------------------------------ 38
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 42
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------- 42
Daftar Pustaka
Lampiran

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR
1. Gambar I.1. Logo Identitas PT. TELKOMSEL-------------------------------------- 6
2. Gambar I.2. Starter Pack kartuHALO ------------------------------------------------ 8
3. Gambar I.3. Starter Pack simPATI ---------------------------------------------------- 8
4. Gambar I.4. logo KARTU As ---------------------------------------------------------- 9
5. Gambar I.5 Struktur Organisasi PT. Telkomsel ----------------------------------- 11
6. Gambar II.1.Arsitektur Jaringan 3G ------------------------------------------------- 21
7. Gambar II.2. Comunication Network ------------------------------------------------ 23
8. Gambar III.1. Konfigurasi Circuit Switching -------------------------------------- 27
9. Gambar III.2. Iwf Ip Connection Lost ----------------------------------------------- 30
10. Gambar III.3. Alarms From Network Element Not Arriving --------------------- 31
11. Gambar III.4. Link Set Unavailable ------------------------------------------------- 33
12. Gambar III.5. H.248 Ip Connection Lost ------------------------------------------- 34
13. Gambar III.6. Mgw Out Of Service -------------------------------------------------- 35
14. Gambar III.7. Call Establishment Faliure ------------------------------------------ 36
15. Gambar III.8. Failure In Signaling Link Activation Or Restoration ------------ 37
16. Gambar III.9. Circuit Pool Information Conflict Between Msc And Bsc------- 38
17. Gambar III.10. Sumber Nilai SCR --------------------------------------------------- 39
18. Gambar III.11. Tampilan Monitoring SCR ----------------------------------------- 41

AKATEL SP Purwokerto

iv

D310031

Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
1. Pertanyaan dan jawaban pada saat seminar PKL.
2. Daftar hadir pada saat pelaksanaan PKL.
3. Daftar nilai selama pelaksanaan PKL.
4. Print Screen proses monitoring pada saat pelaksanaan PKL.
5. Power point presentasi seminar PKL.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR SINGKATAN
1. GSM

: Global System for Mobile Telecomunication

2. NOC

: Network Operating Center

3. CS

: Circuit Switch

4. STBS

: Sistem Telekomunikasi Bergerak Seluler

5. DCS

: Digital Cellular System

6. AMPS

: Advances Mobile Phone System

7. NMT

: Nordic Mobile Telephone

8. MS

: Mobile Station

9. BSS

: Base Sstasion System

10. BTS

: Base Transceiver Station

11. BSC

: Base Station Controller

12. NSS

: Network Switching System

13. MSS

: Mobile Switching Center

14. HLR

: Home Location Register

15. VLR

: Visitor Location Register

16. SIM

: Subscriber Identity Module

17. IMSI

: Subscriber Identity Internasional Mobile

18. AuC

: Authentication Center

19. EIR

: Equipment Identity Register

20. IMEI

: Internasional Mobile Equipment Identity

21. IWF

: Inter Working Function

22. EC

: Echo Canceller

23. OMC

: Operation and Maintenance Center

24. NMC

: Network Management Centre

25. MGW

: Media gateway

26. OSS

: Operation and Suport System

27. CN

: Core Network

28. UE

: User Equipment

29. UTRAN

: UMTS Terrestrial Radio Access Network

30. SGSN

: Serving GPRS Support Node

AKATEL SP Purwokerto

vi

D310031

Praktik Kerja Lapangan

vii

31. GGSN

: Gateway GPRS Support Node

32. RNS

: Radio Network System

33. RNC

: Radio Network Controller

34. PC

: Power control

35. HC

: Handover control

36. POTS

: Plain Old Telephone Service

37. SMS

: Short Massage Service

38. SCR

: Success Call Rate

39. GMSC

: Gateway MSC

40. ISDN

: Switch Integrated Service Digital Network

41. NSN

: Nokia Siemens Network

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

ABSTRAKSI

ABSTRAKSI
Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Salah satunya telepon sellular yang berbasis GSM (Global System for Mobile
Telecommunicatons)

adalah

sebuah

teknologi

komunikasi

selular

yang

bersifat digital. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman


sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim
akan sampai pada tujuan. Pada perkembangannya teknologi GSM kini sudah
mencapai pada teknologi 3G. Teknologi 3G sering disebut dengan mobile
broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang dapat
dibawa ke mana saja. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan layanan yang ada
diperlukan adanya sebuah pengawasan. Pengawasan ini dilakukan oleh bagian
Network Operating Center (NOC).
Kata kunci : GSM, mobile broadband, modem, NOC.

ABSTRACTION
Along with the rapid progress in the world of science and technology,
telecommunications are also progressing quite rapidly. One of these cellular
phone based GSM (Global System for Mobile Telecommunicatons) is a wireless
communications technology that is digital. This technology utilizes the microwave
and signal transmission divided by time, so the signal information sent will reach
its destination. In the development of GSM technology has now reached the 3G
technology. 3G technology is often referred to as mobile broadband because of its
superiority as a modem for the internet that can be taken anywhere. Therefore, to
optimize existing services necessary to an oversight. Supervision is done by the
Network Operating Center (NOC).
Key Word : GSM, mobile broadband, modem, NOC.

AKATEL SP Purwokerto

viii

D310031

Praktik Kerja Lapangan

BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu
hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia
menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Semakin lama pola pikir
konsumen berubah seiring perkembangan jaman. Konsumen yang dulunya hanya
menggunakan alat komunikasi, disebut telepon, kini mulai beralih menggunakan
telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat
mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang
belum

terpenuhi.

dimanfaatkan

oleh

Pilihan-pilihan

teknologi

telekomunikasi

masyarakat

masing-masing

memiliki

yang

dapat

kelebihan

dan

kekurangan. Salah satunya telepon sellular yang berbasis GSM (Global System for
Mobile Telecommunicatons) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang
bersifat digital. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman
sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim
akan sampai pada tujuan.
GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai
teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Dalam
perkembangannya GSM saat ini sudah mencapai teknologi 3G. Teknologi 3G
adalah teknologi generasi ke tiga yang dikeluarkan oleh ITU yang diadopsi dari
IMT-2000. Dalam arsitektur jaringan 3G terdapat beberapa komponen seperti
node B, BSS, MSS, MGW dan lain sebagainya. Dalam penerapannya dalam
telekomunikasi atau dalam penggunaannya sehari-hari perangkat tersebut
terkadang mengalami berbagai gangguan yang disebabkan oleh beberapa aspek
diantaranya yaitu cuaca. Jika terjadi gangguan pada salah satu perangkat tersebut
maka pada bagian monitoring akan muncul alarm (alert) yang kemudian akan di

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

infokan ke bagian regional dimana perangkat tersebut mengalami gangguan untuk


di tindaklanjuti.[2]
B. TUJUAN PKL
1. Tujuan Pelaksanaan PKL
Praktek Kerja Industri (PKL) dilaksanakan penulis dengan maksud dan
tujuan sebagai berikut :
a. Untuk memberikan pengalaman praktik kerja secara langsung serta
menggali berbagai masalah / pekerjaan yang timbul di lapangan.
b. Untuk meningkatkan keteramplian dan wawasan, baik secara tekhnik
maupun hubungan kemanusiaan.
c. Untuk membentuk perulaku positif bagi penulis melalui penyesuaian diri
dengan lingkungan kerja yang sebenarnya.
d. Untuk membentuk rasa kebersamaan dan kerjasama tim secara baik
dalam menjalani suatu pekerjaan.
e. Untuk mengukur kemampuan diri sendiri pada pekerjaan nyata.
2. Tujuan Pembuatan Laporan
Sebagai syarat untuk melengkapi salah satu mata kuliah program DIII di
AKATEL Sandhy Putra Purwokerto.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan PKL di Operation and Monitoring Center,
yang sekarang disebut dengan NOC (Network Operating Center) Telkomsel
Pusat Jakarta, penulis ditempatkan pada satu bagian yaitu CS CORE
NETWORK (Circuit Switch CORE NETWORK).
D. ASPEK UMUM KELEMBAGAAN
1. Sejarah PT. Telkomsel
Telkomsel pada awalnya adalah nama pelayanan dari jasa Sistem
Telekomunikasi Bergerak Selular (STBS) yang dikelola oleh PT. Telkom.
Dengan nama inilah dimulai proyek percontohan STBS pada awal bulan
November 1993 di Pulau Batam dan Pulau Bintan, dengan menggunakan
teknologi GSM (Global System for Mobile) yang telah dikenal luas didunia
internasional.[1]

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

Proyek yang pertama kali menggunakan teknologi GSM di Indonesia


ini, berhasil membangun jaringan komunikasi selular dari awal sampai dapat
melakukan pembicaraan pada sistem telekomunikasi bergerak hanya dalam
tempo dua bulan (tepatnya sampai tanggal 31 Desember 1993) sejak
dimulainya proyek ini. [1]
Keberhasilan ini tidak hanya berhenti di Pulau Batam dan Bintan saja,
akan tetapi terus dikembangkan ke daerah lain, seperti Medan dan Pekanbaru.
Nama Telkomsel pun kemudian didaftarkan ke GSM MOU yang merupakan
organisasi perkumpulan operator GSM yang berkedudukan di Dublin, yang
mempunyai aturan standar teknis dan nonteknis untuk seluruh operator GSM
di dunia. [1]
Pada tanggal 26 Mei 1995 dengan berdasarkan pada keputusan Menteri
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi serta Menteri Keuangan R.I.maka secara
resmi berdirilah PT. Telkomsel sebagai salah satu operator GSM di
Indonesia, dengan karyawannya yang berasal dari PT. Telkom dan PT.
Indosat serta ditambah tenaga-tenaga baru yang berpengalaman. [1]
Dengan semakin berkembangnya bisnis telekomunikasi maka semakin
besar pula tuntutan bagi PT. Telkomsel untuk mengadakan pengembangan
perusahaan dengan melakukan kerjasama baik dengan perusahaan asing
maupun lokal. Karena saat itu PT. Telkom dan PT. Indosat telah tercatat pada
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek New York, maka dilakukanlah tender
secara terbuka dan transparan selama kurunwaktu satu tahun pada kedua
lokasi tersebut. Melalui proses tender yangketat didapatlah rekanan baru yaitu
PTT Telecom Netherlands (anak perusahaan raksasa telekomunikasi Belanda
KPN), dan Setdco Megacell Asia (perusahaan lokal yang dimotori pengusaha
terkemuka Indonesia, Setiawan Djody). Sehingga mulai Bulan Maret 1996
berubahlah status PT.Telkomsel dari PMDN menjadi PMA. [1]
2. Profil Perusahaan
PT Telkomsel adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler
di Indonesia. Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM
kedua di Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT


Telkom (51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997
Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan
layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator
telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan
memiliki market share sebesar 55% (Maret 2006).Telkomsel memiliki tiga
produk GSM,yaitu SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta
KartuHALO (paskabayar).Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM
(65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). TELKOM
merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang
mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura. [1]
3. Visi PT. TELKOMSEL
Visi adalah sebuah pedoman bagi perusahaan sebagai wujud keinginan
terhadap keadaan di masa yang akan datang. TELKOMSEL memiliki visi
yang dijadikan sebagai acuan untuk perkembangan perusahaan ke depan
yaitu:
The Indonesia Wireless Telecomunication Solution Company
Dari kalimat diatas, jelas TELKOMSEL selalu berkeinginan untuk
menjadi perusahaan yang selalu menyediakan slolusi teknologi selular terbaik
di Indonesia dengan standar kelas dunia serta selalu mengedepankan
kepuasan pelanggan. [1]
4. Misi PT.TELKOMSEL
Misi adalah sebuah penjabaran secara tertulis mengenai makna dari isi
yang mengandung falsafah atau nilai nilai yang harus ada pada seluruh tubuh
perusahaan. TELKOMSEL sendiri memiliki MISI perusahaan sebagai
berikut:
first choice wireless telecomunication solutions provider in Indonesia
working in partnership with shareholders and otheralliances to create value
for investor, employes and nation

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

Menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di


Indonesia yang bekerja denga npara pemegang saham dan mitra usaha
lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi Investor(penanam modal),
karyawan dan negara.
Sesuai dengan kalimat diatas, TELKOMSEL berusaha menjalin
kerjasama dengan para pemegang saham dan mitra usaha agar bersama sama
menjadi penyedia solusi telekomunikasi terbaik di indonesia. [1]
5. Budaya PT.TELKOMSEL
Budaya disini adalah budaya untuk selalu menjadi yang terbaik, seperti
halnya

PT.TELKOMSEL

yang

memiliki

budaya

perusahaan

top

management, midlle management dan lower mangement. Budaya ini


diharapkan menjadi sebuah komitmen serta tujuan bagi perusahaan sehingga
dapat memberikan kinerja pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya.
Adapun beberapa budaya yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan
terhadap pelanggan yaitu sebagai berikut. [1]
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi antara nurani dan tindakandengan
aturan standar kebenaran yang berlaku. Karyawan

perusahaan harus

selalu bersikap konsisten dalam pemikiran dan perbuatan berdasarkan


aturan dan norma perusahaan. [1]
b. Profesionalisme
Profesionalisme adalah upaya secara konsisten untuk memiliki
rasa tanggung jawab dan mampu menyelesaikan tugas dengan solusi
terbaik. Ini dimaksudkan agar karyawa perusahaan memiliki rasa
tanggungjawab dan memiliki kompetensi yang optimal agar dapat
memberikan pemecahan masalah yang lengkap dan terintegrasi. [1]
c. Team Work
Berupaya secara konsisten membangun hubungan kerja yang
sinergi dan saling menghargai dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan begitu karyawan perusahaan mampu mencapai sinergi,

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

transparansi serta selalu efektif, baik dengan pihak inernal maupun


ekternal utnuk dapat menyampaikan solusi terbaik. [1]
d. Costumer Intimacy
Secara konsisten bersikap peduli, menghargai serta erupaya untuk
memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara optimal. Dengan
begitu karyawan perusahaan harus memahami, peduli serta menghargai
kebutuhan dan kepentingan pelanggan atau pemegang saham dengan
memberikan pemecahan masalah yang tepat. [1]
6. Logo Identitas dan Slogan PT. TELKOMSEL
a. Logo PT. TELKOMSEL
Logo bagi sebuah perusahaan adalah sebuah bentuk yang
mewakili identitas diri dari perusahaan itu sendiri. PT. TELKOMSEL
sendiri tidak semata mata merepresentasikan identitas hanya dengan
bentuk logo yang biasa, namun setiap bentuk dari logo tersemu memiliki
maksud tertentu yang menunjukan identitas dari perusahaan PT.
TELKOMSEL itu sendiri. [1]

Gambar I.1. Logo Identitas PT. TELKOMSEL[1]


Berikut filosofi dari Logo yang dimiliki oleh PT. TELKOMSEL :
1) Lingkaran Elips Horisontal
Lingkaran yang membelah heksagon tersebut melambangkan
penyelenggara jasa telekomunikasi domestik (PT. TELKOM). [1]
2) Lingakaran Elips Vertikal
Lingkaran

ini

melambangkan

penyelenggara

jasa

telekomunikasi internasional di Indonesia (PT. INDOSAT) sebagai


salah satu The Founding Father.[1]

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

3) Heksagon Merah
Bentuk heksagon ini melambangkan seluser, dan warna merah
pada heksagon ersebut melambangkan bahwa TELKOMSEL berani
dan siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinannya.
[1]

4) Heksagon Abu-abu Kehitaman


Heksagon ini memiliki arti bahwa TELKOMSEL selalu siap
mengayomi

dan

terus

memenuhi

kebutuhan

pelanggannya.

Sedangkan warna abu abu adalah warna logam yang berarti juga
kesejukan yang luwes dan fleksibel. [1]
5) Pertemuan Dua Lingakaran Elips Berwarna Putih
Kedua lingkaran elips tersebut berpotongan di atas heksagon
merah dan membentuk huruf t yang merupakan huruf awal dari
TELKOMSEL. Warna putih mengandung makna kebersihan,
keterbukaan serta transparansi. [1]
b. Slogan PT. TELKOMSEL
Slogan PT. TELKOMSEL yaitu Begitu Dekat Begitu Nyata.
Dengan slogan tersebut diharapkan TELKOMSEL menjadi perusahaan
jasa

telekomunkasi

yang

memiliki

pelanggan

terbanyak

serta

TELKOMSEL selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas


jaringan terluas serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada
pelanggannya. [1]
7. Produk dan Jasa yang dimiliki TELKOMSEL
TELKOMSEL

sebagai

perusahaan

yang

bermain

di

bidang

telekomunikasi memiliki beberapa produk unggulan yang disediakan untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Berkut beberapa produk serta
jasa yang ditawarkan oleh TELKOMSEL. [1]
a. Produk-Produk TELKOMSEL
1. kartuHALO

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

Gambar I.2. Starter Pack kartuHALO[1]


Produk utama TELKOSMEL adalah kartuHALO, nama yang
digunakan untu ksetiap kartu SIM (Subscriber Identity Module).
kartuHALO merupakan seluler sim card pertama di indonesia yang
menggunakan bahasa indonesia dengan desain beragam budaya yang
di miliki indonesia, ini mempresentasikan luasnya jangkauan layanan
TELKOMSEL dari Sabang sampai Merauke. [1]
kartuHALO

menjamin

penggunanya

memperoleh

semua

keunggulan GSM, seperti bebas penyadapan serta penggandaan,


aksebilitas, serta harga terjangkau dengan kualitas yang prima serta
jangkauan yang luas. [1]
2. simPATI

Gambar I.3. Starter Pack simPATI[1]


Kartu simPATI merupakan kartu prabayar GSM isi ulang
pertama di Indonesia bahkan di Asia yang diluncurkan pada bulan
November tahun 1997. Hal ini menjadikan TELKOMSEL sebagai
operator yang mempelopori layanan kartu prabayar pada saat yang
tepat di mana saat krisis ekonomi sedang melanda Indonesia di tahun
1997, dan simPATI memberikan solusi bagi para pengguna jasa
seluler mulai melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Dan

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

sampai saat ini simPATI merupakan kartu prabayar yang paling


diminati pasar dan telah digunakan lebih dari 29 juta pelanggan dari
pengguna kartu prabayar di Indonesia, dan pelanggan yang tergabung
dalam komunitas simPATI dinamakan simPATIzone. [1]
Keunggulan yang ditawarkan simPATI adalah keamanan (bebas
dari penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga yang terjangkau
(untuk perdana dan voucher isi ulang), mutu prima, tariff pembicaraan
murah, bebas roaming dari sesama TELKOMSEL dan jangkauan yang
luas. [1]
3. KARTU As

Gambar I.4. logo KARTU As. [1]


KartuAS merupakan kartu prabayar yang sangat fenomenal yang
pernah diluncurkan oleh TELKOMSEL, di mana hanya 3 tahun sejak
diluncurkan 24 Mei 2004 telah digunakan sekitar 17 Juta pelanggan.
KartuAS merupakan inovasi yang ditujukan untuk memperluas pasar
seluler di Indonesia dan mendorong penetrasi pasar sehingga
masyarakat secara lebih luas dapat menikmati layanan seluler
berkualitas dengan harga yang semakin terjangkau. [1]
KartuAS dapat diisi ulang seperti halnya dengan kartu prabayar
yang ada di Indonesia. KartuAS dapat digunakan di seluruh Indonesia,
tarif percakapan sangat kompetitif karena mempunyai dua tarif
khusus, yaitu : [1]
1) Tarif Murah (tarif flat dari pelanggan kartu AS ke pelanggan
kartu HALO dan simPATI).
2) Tarif Super Murah (tarif flat antar sesama pengguna kartu AS).

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

10

8. Jasa Pelayanan TELKOMSEL


a) TELKOMSEL 3G
Video Conference adalah layanan 3G yang disediakan untuk
menghubungkan tiga orang atau lebih dalam sebuah percakapan
menggunakan video call. Layanan ini memberikan kemudahan bagi
pelanggan untuk mengadakan "mobile meeting" menggunakan video call.
User harus memesan nomor ID dan PIN untuk masuk ke dalam
conference call. Pemesanan dilakukan melalui SMS. [1]
Layanan ini berbasis video call 3G. Layanan dapat digunakan jika
user sudah terdaftar pada layanan 3G, menggunakan

handset

berkemampuan 3G video call, dan berada pada area 3G TELKOMSEL.


[1]

b) TELKOMSEL FLASH
Saat ini TELKOMSEL juga mengeluarkan produk baru yaitu
TELKOMSEL FLASH, Hadirnya Layanan ini juga menandai untuk
pertama di Indonesia hadir layanan seluler high speed wireless
broadband dengan skema tarif yang didasarkan atas durasi waktu
pemakaian serta bisa dinikmati oleh pelanggan kartu paskabayar dan
prabayar. [1]
Hadirnya TELKOMSEL Flash merupakan milestone bersejarah
dimana untuk pertama di Indonesia hadir layanan seluler HSWB (high
speed wireless broadband) dengan skema tarif yang didasarkan atas
durasi waktu pemakaian serta bisa dinikmati oleh pelanggan kartu
paskabayar (kartuHALO) dan prabayar (simPATI dan kartuAS).Untuk
menikmati layanan ini, pelanggan cukup SMS dengan mengetik flash
dan kirim ke 3636 (simple provisioning), tidak perlu direpotkan dengan
sistem registrasi yang rumit dan penuh persyaratan sebagaimana yang
berlaku umum saat ini. [1]
Desain layanan ini sangat user friendly sebagai upaya menghadirkan
solusi kemudahan menikmati dan mengkontrol pemakaian HSWB (High
Speed Wireless Broadband), serta value for money di mana dengan

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

11

kecepatan tinggi yang bisa mencapai 3,2 Mbps atau 10-40 kali lebih
cepat dari sistem dial up internet biasa maka secara umum layanan
menjadi lebih murah karena fasilitas ini didukung jaringan 3G
(WCDMA/ UMTS dan HSDPA). [1]
Kenyamanan layanan ini akan dirasakan oleh pelanggan mulai awal
hingga akhir penggunaan, di mana saat setiap kali mulai menggunakan
pelanggan akan mendapati tampilan menu web informatif yang
menampilkan: pilihan paket tarif, jaringan yang tersedia, serta sisa kredit
yang dimiliki layaknya layanan di warung internet plus. [1]
c) SLI (Saluran Langsung Internasional)
Adalah fitur yang memungkinkan pelanggan TELKOMSEL untuk
bisa menggunakan ponselnya melakukan panggilan langsung ke luar
negeri tentunya dengan memakai produk dari TELKOMSEL. [1]
9. Struktur Organisasi

Trafic & Service


Delivery Management
Division

Rahman Ramadya
Core, VAS & Transport
Network Quality
Division

Rahmat
Novalianto
Network Service
Assurance
Management Group

Hanang Setiohargo

Retail Costumer
Service Quality Mgt.
Div

Achmad Hasan
Basri
Corporate & Premium
Service Quality Mgt
Dept

Service Assurance
Management

Gunawan K. Adhy

KPI Reporting & ICT


Problem Mgt. Dept

Radio Access Network


Quality Management
Division

Suharno
OSS & Tools
Management
Divison

Ahmad Wahyudi

Sar Ginsan
Service Helpdesk &
ICT Incident Mgt.
Dept

Thomas
Heriyanto

Core

Fajar S. Bhawana
Radio

M. Nurohman N.
Radio

Eko B.W.S.
Nugroho
Transmisi

Ronald Renaldi

Gambar I.5. Struktur Organisasi PT. Telkomsel

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

12

E. METODOLOGI PENULISAN
Dalam penyusunan laporan PKL, penulis memperoleh data data melalui
beberapa metode sebagai berikut :
1. Metode Praktikum
Metode ini dilakukan dengan cara mempraktekan secara langsung apa
yang telah diberikan pada saat pelaksanaan PKL.
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan secara langsung kepada
narasumber

tentang

pekerjaan

yang

dilakukan

dan

tata

cara

pengoperasiannya.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah dalam pemahaman laporan PKL ini, maka laporan ini
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN
Beriskani tentang uraian atau gambaran secara umum tentang CS
CORE (Circuit Switch CORE) di PT. Telkomsel Pusat Jakarta.

BAB II

DATA UMUM PERUSAHAAN


Berisikan tentang sejarah umum PT. Telkomsel, profil PT.
Telkomsel, struktur kepegawaian dan ruang lingkup tempat PKL
beserta jadwalnya.

BAB III

TINJAUN PUSTAKA
Berisikan tentang literatur literatur tentang GSM, struktur GSM,
tentang perkembangan sistem telekomunikasi generasi ke-3 (3G) dan
switching network.

BAB IV

PEMBAHASAN
Berisikan tentang pengertian dari NOC dan kegiatan monitoring
yang dilkukan pada bagian Core Switching Network.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan tentang kesimpulan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
PKL dan saran yang ditujukan pada tempat dilaksanakannya PKL.

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI
A. TEKNOLOGI GSM
Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar
global untuk komunikasi bergerak digital. GSM merupakan nama dari sebuah
group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah
standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah
frekuensi 900 MHz. Teknologi ini banyak diterapkan pada komunikasi bergerak,
khususnya telepon genggam. Cara kerjanya dengan memanfaatkan gelombang
mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal
informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. Pada awalnya GSM muncul
pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular
untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal
terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh
pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992,
standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan
dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal
pengoperasiannya,

GSM

telah

mengantisipasi

perkembangan

jumlah

penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga
arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada
alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas
pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang
semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga
bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.
Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia.
Indonesia

awalnya

menggunakan

sistem

telepon

selular

analog

yang

bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT(Nordic Mobile Telep
hone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular
membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga
di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir

AKATEL SP Purwokert

13

D310031

Praktik Kerja Lapangan

14

tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Di
dalam GSM itu sendiri terdapat beberapa jaringan pembentuknya, daintaranya
yaitu :[2]
1. Mobile Station (MS)
MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk
melakukan komunikasi. MS terdiri dari Mobile Equipment (ME) dan
Subscriber Identify Module (SIM). ME merupakan terminal transmisi radio
yang dilengkapi dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI),
sedangkan SIM berbasis nomor identitias pelanggan untuk masuk ke jaringa
operator GSM.[3]
2. Base Sstasion System (BSS)
BSS terdiri dari tiga perangkat yaitu :
a. Base Transceiver Station (BTS)
BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang
mengalami akses radio dan berinteraksi langsung dengan mobile station
(MS) melalui air interface. BST juga mengatur proses handover yang
terjadi dalam BTS itu sendiri dan dimonitor oleh BSC. [3]
b. Base Station Controller (BSC)
BSC adalah inerface antara BTS dengan MSC dan OMC. BSC
juga mengendalikan beberapa BTS serta mengatur trafik yang datang
dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC memanajemen
sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan
mengatur handover ketika mobile setation melewati batas antar sel. [3]
c. Transcoder (XCDR)
XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara keluaran
dari MSC (64Kbps) menjadi 16 Kbps ke arah BSC dan sebaliknya
untuk efisiensi kanal transmisi. [3]
3. Network Switching System (NSS)
NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen
jaringan, sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya.
Komponen NSS pada jaringan GSM terdiri dari : [3]

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

15

a. Mobile Switching Center (MSC/MSS)


MSC merupakan inti dari jaringan selular, dimana MSC
berperan untuk inter koneksi hubungan pembicaraan, baik antar
pelanggan selularr maupun antar selular dengan jaringan telepon kabel
PSTN, ataupun dengan jaringan data. [3]
Subsistem mobile switching (MSS) terdiri dari pusat mobile
switching dan database, yang menyimpan data yang dibutuhkan untuk
routing dan penyediaan jasa. Sedangkan pada jaringan selular disebut
pusat mobile switching center (MSC).MSS melakukan semua fungsi
switching misalnya routing signalin. Sebuah jaringan selular publik
dapat memiliki beberapa pusat mobile switching dengan masingmasing bertanggung jawab untuk cakupan areanya masing-masing.[9]
b. Home Location Register (HLR)
HLR menyimpan data identitas dan pengguna dari semua
pelanggan milik area GMSC terkait. HLR merupakan permanen
seperti Subscriber Identity Internasional Mobile (IMSI) dari pengguna
individu, nomor telepon pengguna dari jaringan publik (tidak sama
dengan IMSI), kunci autenticathion, pelanggan diizinkan layanan
tambahan dan beberapa data sementara. Data sementara pada
Subscriber Identity Module (SIM) dapat mencakup entri seperti:
alamat dari VLR pada saat panggilan.[9]
c. Visitor Location Register (VLR)
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara
mengenai pelanggan yang melakukan mobile (roaming) dari area
cakupan lain. [3] VLR menyimpan data dari semua mobile station yang
saat ini berada pada cakupan dari MSC terkait. Sebuah VLR dapat
bertanggung jawab untuk satu MSC atau lebih. Kerja dari mobile
station yang berada pada area cakupan MSC dapat terdeteksi pada
salah satu jaringan VLR dari MSC manapun.[9]

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

16

d. Authentication Center (AuC)


AuC berisi database yang bersifat rahasia yang disimpan dalam
bentuk

format

kode

untuk

pengamanan

dan

pengontrolan

penggunaansistem seluler yang sah dan mencegah pelanggan yang


melakukan kecurangan. [3]
e. Equipment Identity Register (EIR)
Merupakan database terpusat yang berfungsi untuk validasi
Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI). [3]
f. Inter Working Function (IWF)
IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan
jaringan lain. [3]
g. Echo Canceller (EC)
EC

digunakan

untuk

sambungan

mengurangi echo (gaung/gema) dan delay.

dengan

PSTN

untuk

[3]

4. Network Management System


Network Management System terdiri dari :
a. Operation and Maintenance Center (OMC)
OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan
jaringan. Fungsi utamanya mengawasi alarm perangkat dan perbaikan
terhadap kesalahan operasi. [3]
b. Network Management Centre (NMC)
NMC berfungsi untuk pengontrolan operasi dan pemeliharaan
jaringan yang lebih besar dari OMC. [3]
5. Media gateway (MGW)
Media gateway berfungsi sebagai elemen transport untuk merutekan
trafik dalam jaringan softswitch dan juga mengirim atau menerima trafik
dari jaringan lain yang berbeda, seperti PSTN,PLMN, VoIP H.323, dan
jaringan akses pelanggan. Media gateway terbagi menjadi trunk gateway
dan access gateway.[4]
a. Trunk gateway adalah media gateway yang menjalankan fungsi media
bagi softswitch class 4, yaitu merutekan trafik dari jaringan

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

17

PSTN/PLMN (jaringan mobile).Trunk gateway akan melakukan proses


konversi terhadap format transmisi jaringan terhubung yang berbeda
beda, baik format sinyalt rafik maupun signalling atau protokolnya. [4]
b. Access gateway adalah media gateway yang menjalankan fungsi media
bagi softswitch class 5 untuk menghubungkan softswitch dengan
jaringan korporasi atau terminal pelanggan (CPE). Pada umumnya
access gateway yang dikenal adalah perangkat yang berbasis paket (IP)
ataupun nonpaket yang selanjutnya diubah menjadi paket untuk dapat
dikontrol oleh softswitch. [4]
6. DCS
DCS

merupakan sistem

kontrol

yang mampu

menghimpun

(mengakuisisi) data dari lapangan dan memutuskan akan diapakan data


tersebut, secara singkat DCS -> ambil/baca data + lakukan pengontrolan
berdasar data tersebut. Data-data yang telah diakuisisi (diperoleh) dari
lapangan bisa disimpan untuk rekaman atau keperluan-keperluan masa
datang, atau digunakan dalam proses-proses saat itu juga, atau bisa juga,
digabung dengan data-data dari bagian lain proses, untuk kontrol lajutan
dari proses yang bersangkutan. DCS terdiri dari : [4]
a. Operator Console
Alat ini mirip monitor komputer. Digunakan untuk memberikan
informasi umpan balik tentang apa yang sedang dikerjakan atau
dilakukan dalam pabrik, selain itu juga bisa menampilkan perintah yang
diberikan pada sistem kontrol. Melalui konsol ini juga, operator
memberikan perintah pada instrumen-instrumen di lapangan. [4]
b. Engineering Station
Ini adalah stasion 2 untuk para teknisi yang digunakan untuk
mengkonfigurasi sistem dan juga mengimplementasi algoritma
pengontrolan. [4]
c. History Module
Alat ini mirip dengan harddisk pada komputer. Alat ini digunakan
untuk menyimpan konfigurasi DC dan juga konfigurasi semua titik di

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

18

pabrik. Alat ini juga bisa digunakan untuk menyimpan berkas-berkas


grafik yang ditampilkan di konsol dan banyak sistem saat ini mampu
menyimpan data-data operasional pabrik. [4]
d. Data Historian
Biasanya berupa perangkat lunak yang digunakan untuk
menyimpan variabel-variabel proses, set point dan nilai-nilai keluaran.
Perangkat lunak ini memiliki kemammpuan laju scan yang tinggi
dibandingkan History Module. [4]
e. Control Modules
Ini seperti otak dari DCS. Disinilah fungsi-fungsi kontrol
dijalankan, seperti kontrol PID, kontrol pembandingan, kontrol rasio,
operasi-operasi aritmatika sederhana maupun kompensasi dinamik.
Saat ini sudah ada peralatan modul kontrol yang lebih canggih dengan
kemampuan yang lebih luas. [4]
f. I/O
Bagian ini digunakan untuk menangani masukan dan luaran dari
DCS. Masukan dan luaran tersebut bisa analog, bisa juga digital.
Masukan/luaran digital seperti sinyal-sinyal ON/OFF atau Start/Stop.
Kebanyakan dari pengukuran proses dan luaran terkontrol merupakan
jenis analog. [4]
7. Operation and Suport System (OSS)
OSS adalah sebuah sub sistem jaringan pada GSM yang berperan
sebagai pusat pengendalian, antara lain sebagai fault management,
configuration management, performance management dan inventory
management.[2]
B. TEKNOLOGI 3G
Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering
disebut

juga

dengan

istilah

mobile

broadband

karena

keunggulannya

sebagai modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja. Perkembangan
teknologi 3G secara komersial dimulai pada Oktober, 2001, ketika NTT Docomo
dari Jepang dengan teknologi W-CDMA menjual produknya untuk pertama kali

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

19

secara terbatas. Kemudian disusul oleh SK Telecom, Korea Selatan pada tahun
2002 dengan teknologi 1xEV-DO, diikuti oleh KTF dari Korea Selatan dengan
teknologi EV-DO. Keberhasilan layanan 3G di kedua negara ini disebabkan oleh
faktor dukungan pemerintah. Pemerintah Jepang tidak mengenakan biaya di muka
(upfront fee) atas penggunaan lisensi spektrum 3G atas operator-operator di
Jepang (ada tiga operator: NTT Docomo, KDDI dan Vodafone). Sedangkan
pemerintah Korea Selatan, walau pun mengenakan biaya di muka, memberikan
insentif dan bantuan dalam pengembangan nirkabel pita lebar (Korea Selatan
adalah negara yang menggunakan Cisco Gigabit Switch Router terbanyak di
dunia) sebagai bagian dalam strategi pengembangan infrastruktur.[5]
Di Eropa, dipelopori oleh British Telecom dan Telenor dengan teknologi WCDMA pada Desember 2001. Di Amerika Serika jaringan 3G dipelopori oleh
Monet Mobile Networks dengan teknologi CDMA20001xEV-DO, diikuti oleh
Verizon Wireless pada tahun 2003. Di Australia jaringan 3G komersial pertama
kali diperkenalkan oleh Hutchinson Telecommunication dengan nama Three pada
bulan maret 2003. Pada bulan Desember 2007 jaringan 3G telah dioperasikan di
40 negara dan 154 jaringan HSDPA telah beroperasi di 71 negara, dan 200 juta
pelanggan telah terhubung melalui jaringan 3G. [5]
Perkembangan

teknologi 3G mengharuskan

pengaturan spektrum secara

global, melalui penyediaan pita (band) yang lebih luas. Adanya teknologi 3G
sebagai hasil pengembangan teknologi generasi kedua, yaitu hasil perkembangan
evolusioner, yang masih menggunakan perangkat jaringan 2G yang diperluas dan
hasil

perkembangan revolusioner yang

memerlukan

jaringan

dan

alokasi frekuensi yang sama sekali baru. Secara evolusioner, IMT-2000 telah
menerapkan dua macam evolusi ke 3G, yakni dari 2G CDMA standard IS-95
(cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000) dan dari 2G TDMA standard (GSM/IS-136)
ke IMT-SC (EDGE). Secara revolusioner, IMT-2000 membangun alokasi
spektrum yang baru terkait tuntutan saluran yang makin luas. [5]
Teknologi generasi ketiga (3G Third Generation) dikembangkan oleh suatu
kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang
berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. ITU (Intenational

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

20

Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third Generation) sebagai teknologi


yang dapat unjuk kerja sebagai berikut : [5]
1. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan
user 100 km/jam.
2. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan
berjalan kaki.
3. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user
diam (stasioner).
Frekuensi yang dipergunakan dalam teknologi 3G yaitu : [5]
1. Frekuensi penerimaan (downlink) 1920-1980 MHz
2. Frekuensi pengiriman (uplink) 2110-2170 MHz
Teknologi 3G itu sendiri memiliki kecepatan transfer data cepat (144kbps2Mbps) sehingga dapat melayani layanan data broadband seperti internet, video
on demand, music on demand, games on demand, dan on demand lain yang
memungkinkan untuk dapat memilih program musik, video, atau game semudah
memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu melayani video
conference dan video streaming lainnya. [5]
Kelebihan dan kekurangan 3G
1. Kelebihan: Perkembangan teknologi pita lebar bergerak menguntungkan baik
untuk dunia bisnis, pemerintahan maupun perorangan, karena semakin baru
teknologinya semakin besar data yang dapat dikirimkan dalam waktu yang
lebih singkat. Jenis data yang dapat dikirimkan juga menjadi lebih beragam,
tidak hanya huruf dan angka, tetapi juga gambar diam, gambar bergerak, dan
suara. [5]
2. Kekurangan: Disamping harganya lebih mahal, perlu diperhatikan aspek

keamanannya dan aspek etika di dalam penggunaan teknologi yang baru.


Peran ITU sangat penting di sini.Penyedia jasa layanan pita lebar bergerak
harus membangun jaringan baru yang memerlukan investasi yang sangat
besar. [5]

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

21

Berikut ini merupakan arsitektur jaringan 3G


Arsitektur jaringan UMTS yang menggunakan WCDMA sebagai air
interface dapat dilihat pada gambar di bawah ini :[10]

Gambar II.1. Arsitektur Jaringan 3G[10]


Jaringan arsitektur UMTS digambarkan seperti gambar , dimana
menggunakan air interface WCDMA dan merupakan evolusi atau perkembangan
dari jaringan inti GSM, terdiri atas 3 daerah yang saling berinteraksi, yaitu Core
Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN), dan User
Equipment (UE) atau Mobile Station (MS). [10]
Core Network dibagi dalam daerah Circuit Switched dan Packet Switched.
Beberapa elemen dari Circuit Switched adalah Mobile services Switching Centre
(MSC) merupakan interface yang menangani MS untuk menangani circuit
switched data, Gateway MSC (GMSC) merupakan gerbang penghubung antara
UMTS dan jaringan luar circuit switched seperti PSTN, Visitor Location Register
(VLR), dan Gateway MSC. Elemen Packet Switched adalah Serving GPRS
Support Node (SGSN) merupakan interface yang berfungsi sama dengan MSC
tetapi digunakan untuk layanan packet switched dan Gateway GPRS Support
Node (GGSN) merupakan gerbang yang menghubungkan UMTS menuju jaringan
packet switched. Beberapa elemen jaringan yang lain seperti HLR dan AUC
digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut. Arsitektur CN dapat berubah
ketika terdapat layanan atau fitur yang baru. Transfer data di dalam jaringan inti
didukung oleh GGSN (gateway GPRS support node) dan SGSN (serving GPRS
support node). Pada dasarnya, GGSN adalah sebuah fitur pengaturan mobilitas
tambahan, dan menghubungkan dengan berbagai macam elemen jaringan melalui

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

22

standart interface. Pada jaringan ini GGSN merupakan interface fisik yang
terhubung ke jaringan packet data external (misalnya Internet). SGSN menangani
pengiriman packet dari dan ke terminal-terminal mobile. Masing-masing SGSN
memungkinkan untuk mengirimkan packet ke terminal di dalam service area.
GGSN dan SGSN dapat mengirim data dengan kecepatan hingga 2 Mbps.
UTRAN terdiri dari satu atau lebih Radio Network System (RNS), dimana RNS
tersebut terdiri darisebuah pengendali jaringan radio yang disebut dengan Radio
Network Controller (RNC), beberapa node B (UMTS Base Station) dan User
Equipment. UTRAN terhubung pada bagian Core Network (CN) melalui Interface
Iu dan menggunakan Interface Iub untuk mengontrol node B. Sedangkan
Interface Iur yang menhubungkan antar RNC berfungsi untuk mengatur terjadinya
soft handover diantara RNC tersebut. [10]
RNC berfungsi untuk mengendalikan sumber-sumber radio dari beberapa
node B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM. RNC juga berperan penting untuk
mengontrol radio resources UTRAN, seperti power control (PC) atau handover
control (HC), dimana sebagiandiantaranya terdapat pada bagian RNC.
BS di UMTS disebut dengan node B. Node B pada jaringan ini sama seperti pada
GSM Base Station (BS/BS), merupakan unit untuk sistem pengiriman dan
penerimaan radio dari sel. Node B menunjukkan proses dari air interface yang
digunakan (WCDMA), meliputi channel coding, interleaving, rate adaptation,
dan spreading. Node B juga memungkinkan terjadinya softer handovers dan
power control. [10]
Ikatan antara RNC dan node B disebut dengan Radio Network Subsystem
(RNS), yang memiliki interface Iub. Tidak seperti ekuivalennya, yakni interface
Abis dalam GSM, interface Iub memiliki standar yang terbuka sehingga
dimungkinkan masing-masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik yang berbeda.
Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS yang disebut
dengan UTRAN justru sebaliknya. RNC satu dihubung dengan RNC lainnya
melalui interface Iur. UTRAN dihubungkan ke jaringan inti melalui interface Iu.
[10]

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

23

User Equipment (UE) mempunyai prinsip yang sama seperti pada GSM
Mobile Station (MS), memiliki modul identitas user, yang serupa dengan SIM
pada GSM. UE terdiri dari dua bagian, yaitu Mobile Equipment (ME) dan UMTS
Subscriber Identity Module (USIM) yang dihubungkan oleh interface Cu. ME
adalah perangkat untuk pengiriman radio, sedangkan USIM merupakan sebuah
kartu yang memuat identitas user dan informasi pribadi. Interface UE dengan
jaringannya disebut interface Uu, yang merupakan air interface WCDMA. [10]
C. SWITCHING NETWORK
Dalam jaringan komunikasi, node pertukaran informasi diklasifikasikan
menjadi 2 bagian, yaitu Switched Comunication Network dan Broadcast
Comunication Network.[6]

Gambar II.2. Comunication Network[6]


Penjelasan ini akan terfokus pada Swtching Network. Switched Comunication
Network dalam Comunication Network adalah switching node yang saling
terhubung dan membentuk sebuah jaringan switching. Setiap node yang berada
dalam jaringan switching selalu bekerja tanpa memperhatikan data yang
ditransmisikan. Transmisi data tersebut dimulai dan berakhir di perangkat yang
dinamakan Station, station ini dapat berupa komuter, terminal, telepon maupun
ponsel. Data tersebut ditransmisikan melalui rute yang telah ditentukan oleh
proses switching di setiap node yang dilalui. Koneksi sebuah node ke node

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

24

lainnya biasanya dilakukan secara multiplex. Teknologi switching sendiri dibagi


menjadi dua jenis yaitu Circuit Switching dan Packet Switching, namun pada
laporan ini penulis hanya akan menjelaskan tentang Circuit Switching sesuai
dengan ruang lingkup PKL. [6]
Dalam dunia telekomunikasi, jaringan circuit switching adalah jaringan
yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di antara nodes
dan terminaluntuk digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit yang
dedicated tidak dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu dilepaskan,
dan koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung
pada sebuah sirkuit yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak dapat digunakan
oleh pengguna lain. Kanal yang dapat dipakai untuk hubungan telepon baru
disebut sebagai kanal yang idle. [6]
Untuk call setup dan pengendalian (dan keperluan administratif lainnya)
dapat digunakan sebuah kanal pensinyalan yang dedicated dari node terakhir ke
jaringan. ISDN adalah salah satu layanan yang menggunakan sebuah kanal
pensinyalan terpisah. Plain Old Telephone Service (POTS) tidak memakai
pendekatan ini. [6]
Sebuah metoda untuk membangun, memonitor perkembangan, dan menutup
sebuah koneksi adalah dengan memanfaatkan sebuah kanal terpisah untuk
keperluan pengontrolan, misalnya untuk links antar telephone exchanges yang
menggunakan CCS7 untuk komunikasi call setup dan informasi kontrol dan
menggunakan TDM untuk transportasi data di sirkuit tersebut. [6]
Sistem telepon zaman dahulu merupakan contoh penggunaan circuit
switching. Pelanggan meminta operator untuk menghubungkan mereka dengan
pelanggan lain, yang mungkin berada pada yang sama, atau melalui sebuah interexchange link dan operator lain. Dimanapun posisi para pelanggan ini, tetap
terbentuk sebuah koneksi antar telepon kedua pelanggan selama hubungan telepon
berlangsung. Kawat tembaga yang sedang digunakan untuk koneksi ini tidak
dapat digunakan untuk hubungan telepon lain, walaupun para pelanggan ini tidak
sedang berbicara dan jalur ini dalam kondisi tidak digunakan (silent).

AKATEL SP Purwokert

[6]

D310031

Praktik Kerja Lapangan

25

Akhir-akhir ini sudah dapat dilakukan multiplexing terhadap berbagai


koneksi yang terdapat pada sebuah konduktor, namun demikian tetap saja setiap
kanal pada link yang mengalami multiplexing selalu berada pada salah satu dari
dua kondisi ini : dedicated pada sebuah koneksi telepon, atau dalam keadaan idle.
Circuit switching mungkin relatif tidak efisien karena kapasitas jaringan bisa
dihabiskan pada koneksi yang sudah dibuat tapi tidak terus digunakan (walaupun
hanya sebentar). Di sisi lain, keuntungannya adalah cepatnya membuat koneksi
baru, dan koneksi ini bisa digunakan dengan leluasa selama dibutuhkan. [6]
Pendekatan lain adalah packet switching yang membagi data yang akan
dikirimkan (misalnya, suara digital atau data komputer) menjadi kepingankepingan yang disebut paket, yang lalu dikirimkan melewati sebuah shared
network. Jaringan packet switching tidak membutuhkan sebuah sirkuit khusus
untuk melakukan koneksi. Dengan pendekatan ini banyak pasangan node dapat
melakukan komunikasi yang hampir simultan pada kanal yang sama. Dengan
tiadanya koneksi yang dedicated, masing-masing paket yang diberikan dilengkapi
dengan alamat tujuan sehingga jaringan dapat mengirimkan paket tersebut ke
tujuan yang diinginkan. [6]

AKATEL SP Purwokert

D310031

Praktik Kerja Lapangan

BAB III

BAB III

MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE


(SCR) DAN ALARM PADA JARINGAN CIRCUIT SWITCHING
DI NETWORK OPERATING CENTER (NOC)-CORE
PT. TELKOMSEL
A. DEFINISI NOC
Network Operation Center (NOC) merupakan sebuah pusat pengontrolan
operasi dan pemeliharaan jaringan yang memiliki fungsi utama yaitu untuk
mengawasi alarm yang menandakan terjadinya gangguan pada network element
tertentu. NOC pada umumnya memiliki tugas untuk momonitor keadaan atau
kondisi tiap tiap network element yang terhubung dengannya. Sebagai pusat
pengendali, NOC melakukan tugas diantaranya proses monitoring, eskalasi,
modifikasi dan manajemen network, maintenance server, dan sebagainya. NOC
adalah bagian yang pertama kali mengetahui jika terjadi gangguan, first
troubleshoot, eskalasi, dan berkoordinasi dengan bagian dari regional. Secara
garis besar NOC dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan network yang dimonitor
yaitu NOC Radio, NOC Core, dan NOC Transmisi. NOC Core sendiri dibagi
menjadi dua bagian yaitu Packet Switching dan Circuit Switching. NOC pada
umumnya memiliki tugas tugas sebagai berikut : [1]
1. Fault Management
Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung
dengannya. Dalam hal ini, NOC akan selalu menerima alarm dari network
element yang menunjukan kondisi dari network element tersebut, apakah ada
probelm atau tidak. [1]
2. Configuration Management
sebagai interface untuk melakukan/merubah konfigurasi network
element yang terhubung dengannya. [1]

AKATEL SP Purwokert

26

D310031

Praktik Kerja Lapangan

27

3. Performance Management
Berapa NOC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance
management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network
element yang terhubung dengannya. [1]
B. DEFINISI MONITORING
Hal yang dilakukan oleh NOC yaitu monitoring jaringan. Monitoring
tersebut dapat berupa monitoring alarm maupun grafik. Pada divisi Core
khususnya Sircuit Switching, monitoring yang dilakukan yaitu monitoring alarm
dan monitoring SCR di sisi MSS dan di sisi MGW pada jaringan layanan Voice
dan SMS (Short Massage Service). Monitoring alarm yaitu memonitoring setiap
alarm yang masuk baik itu alarm dari sisi MSS maupun dari sisi MGW.
Munculnya alarm tersebut merupakan indikasi dari terjadinya gangguan pada
salah satu network element, gangguan tersebut dapat terjadi karena kerusakan
pada jaringan itu sendiri maupun kerusakan karena infrastruktur pendukung
seperti AC, pasokan listrik dari PLN dan sebagainya. Tiap alarm memiliki
klasifikasi yang berbeda beda dari tingkat Critical hingga Minor. Nama dari tiap
alarm juga mengandung arti yang berbeda beda pula. Monitoring SCR (Success
Call Rate) yaitu memonitoring kesukssan tiap pelanggan dalam melakukan
panggilan. Tingkat kesuksesan tersebut ditampilkan dalam bentuk prosentase. Hal
yang menyebabkan turunnya nilai SCR dapat karena ada gangguan yang
disebabkan oleh banyak hal.[7]
C. KONFIGURASI JARINGAN PADA CIRCUIT SWITCHING

Gambar III.1. Konfigurasi Circuit Switching

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

28

Core Network dibagi ke dalam daerah Circuit Switching dan daerah Packet
Switching. Beberapa elemen dari Circuit Switching adalah Mobile services
Switching Centre (MSC) merupakan interface yang menangani MS untuk
menangani circuit switching data, Gateway MSC (GMSC) merupakan gerbang
penghubung antara UMTS dan jaringan luar dari circuit switching seperti PSTN,
Visitor Location Register (VLR), dan Gateway MSC. Beberapa elemen jaringan
yang lain seperti HLR digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut. Arsitektur
Core Network dapat berubah ketika terdapat layanan atau fitur yang baru.[3]
MSC didesain sebagai Switch Integrated Service Digital Network (ISDN)
yang dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. Mobile Switching Center
(MSC) juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan fixed.
Gateway MSC (GMSC) adalah sebuah gerbang terluar dari jaringan GSM akan
melakukan panggilan (call established) dengan gateway nomor tujuan (di contoh
ini gateway PSTN). Home Location Register (HLR) merupakan database yang
berisi data-data pelanggan tetap, berupa layanan pelanggan, service tambahan
serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir. Visitor Location
Register (VLR) merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai
pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area pelanggan.
Base Station Controller (BSC) membawahi satu atau lebih Base Transceiver
Station (BTS) yang bertugas mengatur trafik yang datang dan keluar dari BSC
menuju MSC atau BTS, mengatur manajemen sumber radio dalam pemakaian
frekuensi untuk setiap BTS serta mengatur handover. Base Transceiver Station
(BTS) merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan
radio kepada MS. Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk
komunikasi. Mobile Station (MS) dilengkapi dengan sebuah smart card yang
dikenal dengan Subscriber Identity Module (SIM) yang berisi nomor identitas
pelanggan. [3]
D. KLASIFIKASI ALARM
Tahap

awal

dalam

alarm

handling

adalah

penentuan

prioritas

penanganannya, sebab seringkali terjadi lebih dari satu gangguan pada saat yang
bersamaan. Untuk itu perlu diklasifikasikan setiap alarm yang timbul dari

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

29

perangkat tersebut. Gangguan-gangguan dalam perangkat MSS Nokia Siemens


Network (NSN) dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Critical
Alarm pada kondisi ini menunjukan bahwa kerusakan yang telah
terjadi sangat mempengaruhi pelayanan sehingga diperlukan tindakan
secepatnya untuk mengatasi alarm tersebut. Pada object view akan berubah
dari tidak berkedip menjadi berkedip dan warna akan berubah menjadi
merah.
2. Major
Alarm pada kondisi ini menunjukan bahwa kerusakan telah
berkembang dan mempengaruhi pelayanan sehingga diperlukan tindakan
segera untuk mengatasi alarm tersebut agar tidak berkembang menjadi
critical. Pada object view akan berubah dari tidak berkedip menjadi
berkedip danwarna akan berubah menjadi orange.
3. Minor
Alarm pada kondisi ini tidak mempengaruhi pelayanan dan tidak
menganggu mekanisme kerja serta tidak membutuhkan penanganan
langsung. Pada object view akan berubah dari tidak berkedip menjadi
berkedip dan warna akan berubah menjadi kuning.
E. TIPE TIPE ALARM
Berikut ini merupakan beberapa contoh alarm dari masing masing alarm
yang diklasifikasikan menjadi alarm Critical, alarm Major dan alarm Minor.
1. Alarm Critical
a. IWP IP CONNECTION LOST
MGW menerima pemberitahuan bahwa koneksi kontrol (IP) ke
IWF mengalami kerusakan. Ini berarti tidak ada lalu lintas IP (IWF
kontrol pesan) yang akan melelui koneksi kontrol IWF. Pada data
pangilan menggunakan koneksi ini akan terputus untuk beberapa saat
karena tidak dapat melanjutkan pengambilan data dari IWF melalui

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

30

jaringan IP. Data pangilan yang baru masuk membutuhkan sumber daya
dari IWF sampai sambungan tersedia kembali. Untuk mengatasi hal
tersebut yang perlu dilakuakn yaitu memeriksa konfigurasi dan keadaan
jaringa IP. Alamat yang ditunjukan oleh IP dan port tersebut harus valid
dan dapat diakses.
Berikut ini contoh dari alarm IWF IP CONNECTION LOST
pada MGW Timika 1.

Gambar III.2. Iwf Ip Connection Lost


b. ALARMS FROM NETWORK ELEMENT NOT ARRIVING
Alarm ini muncul bila tidak ada alarm dari elemen jaringan yang
muncul pada NMS dalam kurun waktu tertentu. Alarm ini mendeteksi
setiap 15 menit untuk meyakinkan bahwa saluran alarm tersebut bekerja
dengan baik. Situasi ini dapat terjadi ketika koneksi ke network element
mengalami gangguan, network element tidak dapat mengirimkan alarm
gangguan, kerusakan pada sistem alarm dalam NMS. Untuk mengatasi

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

31

alarm tersebut dapat dilakukan dengan cara memeriksa koneksi menuju


network element, memeriksa gangguan yang diterima dari NMS,
memeriksa sistem alarm pada NMS.
Berikt ini contoh dari alarm ALARMS FROM NETWORK
ELEMENT NOT ARRIVING pada MGW Denpasar 4.

Gambar III.3. Alarms From Network Element Not Arriving


c. LINK SET UNAVAILABLE
Semua link signaling pada signaling link set tidak tersedia. Tidak
ada koneksi langsung ke link set cadangan yang terhubung dengannya.
Jika ada alternatif koneksi diantara link set tersebut, maka traffic akan
dirutekan ke koneksi tersebut. Jika alarm 2064 ROUTE SET
UNAVAILABLE aktif, maka tidak ada koneksi ke link set cadangan
yang dicapai melelui signaling link set.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

32

Ini membuktika bahwa ada sesuatu yang salah dengan koneksi


pentransmisian data links dari link set ini, atau links telah diblokir. Link
set cadangan secara otomatis akan mengupayakan untuk membangun
kembali koneksi dengan mencoba memulai kembali links tersebut yang
ada di bagian UA-INS. Alarm 1072 SIGNALING LINK OUT OF
SERVICE diberikan untuk

setiap link yang berada dalam UA-INS.

Untuk mengatasi alarm terebut dapat dilakukan dengan cara mengetahui


identifier dari link set cadangan dan jumlah link individual dengan
perintah NSI. Perlu dicatat bahwa pada perintah NSI jumlah link set dala
bentuk desimal, sementara dalam informasi tambahannya alarm ini
menggunakan bentuk heksadesimal. periksa link dengan perintah NLI,
jika ada links di dalam link set di beberapa bagian selain UA-INS,
aktifkan salah satu link tersebut dengan perintah NLC. Bahkan ketika
salah satu link tersedia lagi, maka sistem akan membatalkan alarm ini.
Perbaiki situasi untuk setiap link seperti yang diinstruksikan dalam
instruksi alarm 1072. Jika salah satu link sudah bisa digunakan kembali
maka sistem akan membatalkan alarm tersebut. Jika langkah langkah
pemulihan otomatis dari sistem telah gagal, yakni link yang rusak tidak
dapat dijalankan selama 2 menit setelah kerusakan itu terjadi, maka
dikeluarkan

alarm

2072

FAILURE

IN

SIGNALING

LINK

ACTIVATION OR RESTORATION. Periksa alarm 2072 yang diberikan


untuk links di dalam link set dan lakukan tindakan seperti yang
diperintahkan dalam instruksi untuk alarm 2072.
Berikut

ini

adalah

contoh

dari

alarm

LINK

SET

UNAVAILABLE yang terjadi pada MGW Ujungpandang 13.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

33

Gambar III.4. Link Set Unavailable


d. H.248 IP CONNECTION LOST
MSC server atau MGW memberitahukan bahwa koneksi IP (yang
digunakan oleh protokol H.248) mengalami gangguan. Itu artinya tidak
ada lalulintas IP (H.248 messages) melalui koneksi H.248. panggilan
keluar melalui koneksi ini akan diputuskan setelah beberapa saat.
Panggilan baru tidak dirutekan ke koneksi yang mengalami gangguan
hinga koneksi ini tersedia kembali. Jika koneksi H.248 tidak pulih
kembali atau jika koneksinya mengalami ganguan berulang kali, periksa
konfigurasi dari koneksi IP dan konfigurasi MGW/VMGW yang
digunakan. Untuk menangani alarm ini pada sisi MSS dapat dilakukan
dengan cara memeriksa konfigurasi dari koneksi IP. Jika IP protokol
yang digunakan adalah SCTP, periksa parameter. Kemudian periksa
konfigurasi MGW. Sedangkan untuk menangani alarm ini pada sisi
MGW dapat dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan cara

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

34

sebelumnya, hanya saja untuk memeriksa konfigurasi dari VMGW


diperiksa menggunakan perintah yang sedikit berbeda.
Berikut ini adalah contoh dari alarm H.248 IP CONNECTION
LOST pada MSS Ujungpandang 9.

Gambar III.5. H.248 IP Connection Lost


e. MGW OUT OF SERVICE
MGW tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini bisa
disebabkan karena hal yang disengaja maupun yang tidak disengaja
seperti gangguan teknis atau lainnya. Alar ini dapat diatasi dengan cara
memeriksa status dari H.248 dan protokol yang mendasari MGW
tersebut.
Berikut ini contoh dari alarm MGW OUT OF SERVICE pada
MSS Ujungpandang 10.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

35

Gambar III.6. Mgw Out Of Service


2. Alarm Major
a. CALL ESTABLISHMENT FAILURE
Sistem ini mengeluarkan alarm sebagai hasil dari kegagalan
melakukan panggilan. Alasan yang paling memungkinkan adalah sebagai
berikut :

Pelanggan mencoba untuk melakukan panggilan ke nomor


customers service, tetapi seleksi panggila gagal karena
pelanggan tidak berada pada area routing zone.

Tingkat kepadatan arus pangilan yang terlalu padat.

Kontrol pangilan mengirimkan pesan ke program dimana


panggilan memberikan jawaban yan salah atau tidak
menjawab sama sekali.

Jumlah dari kapasitas panggilan telah terpakai seluruhnya


sehingga panggilan terputus dengan sendirinya.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

36

Efek dari alarm ini akan mengakibatkan kegagalan dalam


melakukan panggilan dan operator kehilanggan pemasukan. Berikut ini
adalah contoh dari alarm CALL ESTABLISHMENT FAILURE pada
MSS Denpasar 2.

Gambar III.7. Call Establishment Faliure


b. FAILURE IN SIGNALING LINK ACTIVATION OR RESTORATION
Aktifasi atau restorasi signalling gagal, jika ada signaling links di
dalam signaling link set, maka lalu lintas signaling akan ditransmisikan
ke links tersebut. Bagaimanapun kapasitas transmisi akan meningkat.
Alarm ini juga terpengaruh dengan munculnya alarm 1072 SIGNALING
LINK OUT OF SERVICE. Untuk mengatasi alarm tersebut dapat
dilakukan dengan cara melengkapi terminal link yang rusak dan
menambahkannya dengan terminal link yang baru atau menggantikan
terminal yang rusak dengan yang baru. Selain itu dapat juga dengan cara
menghapus signaling link dan membuat kembali link tersebut untuk unit
yang lainnya.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

37

Berikut ini adalah contoh dari alarm FAILURE IN SIGNALING


LINK ACTIVATION OR RESTORATION pada MGW Menado 4.

Gambar III.8. Failure In Signaling Link Activation Or Restoration


3. Alarm Minor
a. CIRCUIT POOL INFORMATION CONFLICT BETWEEN MSC AND
BSC
Sebuah konfigurasi sirkuit dari base setation tidak setabil dan
terdeteksi oleh MSC. Sirkuit dari base setation tersebut kemungkinan
sedang tidak aktif. Untuk mengatasi alarm tersebut dapat dilakukan
dengan cara mengkonfigurasi ulang kembali base setation tersebut.
Berikut ini adalah contoh dari alarm CIRCUIT POOL
INFORMATION CONFLICT BETWEEN MSC AND BSC pada MSS
denpasar 1.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

38

Gambar III.9. Circuit Pool Information Conflict Between Msc And Bsc
F. MONITORING SCR (SUCCESSFULL CALL RATE)
Monitoring SCR (Successfull Call Rate) yaitu memonitoring kesukssan
pelanggan dalam setiap melakukan panggilan. Tingkat kesuksesan tersebut
ditampilkan dalam bentuk prosentase. Nilai dari SCR ini dapat mengalami
penurunan hingga mengalami kegagalan dalam melakukan panggilan. Hal yang
menyebabkan turunnya nilai SCR ini dapat dikarena adanya gangguan yang
disebabkan oleh banyak hal. Nilai dari SCR ini bukan hanya berkaitan dengan
performansi dari jaringan Switching Network saja, tetepi berkaitan erat dengan
performansi dari jaringan Radio Network dan Transmition Network.
1. Keterkaitan Radio Network dengan nilai SCR
Performansi dari radio network sangat berpengaruh terhadap
kesuksesan nilai SCR. Terjadinya gangguan pada network tersebut dapat
mengakibatkan turunnya nilai SCR. Sebagai contoh jika pada bagian radio
network mengalami gangguan signaling, maka secara bersamaan nilai SCR
pada daerah tersebut akan mengalami penurunan. Namun hal ini tidak

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

39

berlaku sebaliknya, jika nilai SCR pada daerah tertentu mengalami


penurunan belum tentu pada radio network mengalami ganguan hal ini
dikarenakan penentuan nilai SCR bukan hanya berdasarkan pada satu
sumber saja.
2. Keterkaitan Transmition Network dengan nilai SCR
Transmition netwok merupakan jaringan backbone atau jaringan
tulang punggung yang menghubungkan daerah daerah di indonesia.
Jaringan ini trebagi menjadi jaringan microwave dan jaringan fiber optic.
Jika terjadi gangguan pada jaringan tersebut maka akan menimbulkan
impack terhadap tingkat kesuksesan dalam melakukan pangilan. Hal ini
disebabkan karena turunnya performansi dari MSS yang terganggu akibat
kerusakan jaringan backbone tersebut. Namun hal ini tidak berlaku untuk
sebaliknya, nilai SCR dapat mengalami penurunan tanpa adanya krusakan
pada jaringan backbone.
Berikut ini adalah contoh dari hasil perolehan nilai SCR yang
diperoleh pada daerah yang tercover oleh MSS SBY 2.

Gambar III.10. Sumber Nilai SCR

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

40

Pada gambar III.10 terdapat beberapa data Traficability Performance Of


Exchange yang tercover oleh MSS SBY 2. Dari data tersebut dapat terlihat data
jumlah pelanggan yang melakukan panggilan pada area yang dicover oleh MSS
SBY 2. Pada data tersebut terdapat jumlah pelangan yang sukses melakukan
panggilan dan pelanggan yang melakukan panggilan yang tidak terjawab atau
dikatakan panggilan yang gagal atau panggilan yang tidak sukses. Panggilan yang
dianggap sukses yaitu panggilan yang dilakukan dari awal telepon tersambung ke
nomor tujuan kemudian terjadi percakapan dan panggilan tersebut berakhir setelah
pelanggan menekan tombol pemutusan panggilan. Sedangkan panggilan yang
dianggap gagal atau tidak sukses yaitu panggilan yang dilakukan tidak sampai ke
nomor tujuan atau ketika sedang dalam percakapan secara tiba tiba paggilan
tersebut terputus. Pada gambar III.10 terdapat delapan grup dan beberapa data
lainnya yang diantaranya merupakan sumber dari nilai SCR yang terdapat dalam
grup 1. Grup 2 dan grup 3 merupakan ganguan yang terdapat pada gagguan
Transmisi dan gangguan pada Radio. Sedangkan Grup 4 merupakan ganguan
yang disebabakan dari luar sistem, sebagai contoh pelanggan yang melakukan
panggilan namun tidak mempunyai pulsa. Panggilan tersebut dianggap panggilan
yang sukses meskipun tidak tersambung ke nomor tujuan dikarenakan kesalahan
yang terjadi bukan karena kesalahan dari sistem melainkan kesalahan dari
pelanggan itu sendiri.
Berikut ini merupakan tampilan dari monitoring nilai SCR pada MSS dan
MGW pada setiap daerah di seluruh Indonesia. Monitoring ini dibagi menjadi
beberapa kolom dengan dua Vendor yang berbeda yaitu NSN (Nokia Siemens
Network) dan EID (Ericsson Indonesia). Kedua vendor tersebut menangani daerah
yang berbeda beda. NSN (Nokia Siemens Network) menangani SCR bagian
regional tiga sampai dengan regional sembilan. Sedangkan EID (Ericsson
Indonesia) menangani SCR bagian regional satu, regional dua dan regional
sepuluh. Data monitoring ini akan terus berganti setiap beberapa saat, nilai ini
akan berubah sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masing masing network
element.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

41

Gambar III.11. Tampilan Monitoring SCR


Pada gambar III.11 terlihat tampilan dari SCR yang dimonitoring oleh NOC
Circuit Switching Network. Pada gambar tersebut terlihat beberapa kolom list
MSS dan MGW di wilayah Indonesia. Dua kolom yang berwarna biru merupakan
tampilan dari SCR NSN (Nokia Siemens Network) sedangkan tiga kolom yang
berwarna hijau merupakan tampilan dari SCR Ericsson. Meskipun terlihat beda,
namun inti dari kedua SCR tersebut (NSN dan Ericsson) memiliki makna yang
sama persis. Pada list tersebut terlihat tanggal dan jam running alarm, pada bagian
bawahnya terdapat list nama MSS dan MGW di wilayah Indonesia kemudian
disampingnya terdapat angka angka yang merupakan nilai dari SCR dalam
prosentase (%). Tanda bintang yang terlihat pada list dari NSN merupakan
indikasi terjadinya penurunan nilai SCR. Tanda tersebut secara otomatis akan
muncul ketika nilai SCR berada dibawah 90%.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

BAB IV

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil selama pelaksanaan PKL yaitu :
1. Network Operation Center (NOC) merupakan pusat pengontrolan
operasi dan pemeliharaan jaringan yang memiliki fungsi utama untuk
mengawasi alarm yang menandakan terjadinya gangguan pada network
element tertentu.
2. NOC memiliki tugas untuk momonitor keadaan atau kondisi tiap tiap
network element yang terhubung dengannya.
3. NOC memiliki tanggung jawab dalam menjaga kualitas layanan kepada
pelanggan sehingga diperlukan kerjasama antara NOC pusat dengan
regional dalam menangani gangguan yang terjadi.
4. Alarm yang dimonitoring oleh bagian CS Core yaitu alarm gangguan
pada sisi MSS dan MGW Alarm yang muncul biasanya terjadi karena
gangguan Link Site Down, Power Down (PLN off), Signaling Down, dan
gangguan dari luar lainnya.
5. Selain memonitoring alarm, CS Core juga mempunyai tugas untuk
memonitoring SCR (Successfull Call Rate).
6. Penanganan gangguan pada NOC CS Core dilakukan berdasarkan alarm

yang muncul pada saat monitoring, penanganan dilakukan dengan cara


menghubungi bagian regional tempat dimana munculnya alarm
gangguan.
B. SARAN
Saran saran yang dapat diberikan berdasarkan pengalaman PKL yang
telah dilaksanakan atara lain :
1. Pahami terlebih dahulu mengenai arsitektur jaringan 3G.
2. Pahami tentang konfigurasi dan konsep dari jaringan GSM.
3. Pahami mengenai konsep switching network.

AKATEL SP Purwokerto

42

D310031

Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka
[1]Sejarah Berdirinya PT. Telkomsel. Dipetik Juli 25, 2012, dari scribd.com:
http://www.scribd.com/doc/60933645/8/sejarah-Berdirinya-PT-Telkomsel.
[2]Global System for Mobile Communicationss. Dipetik Juli 2, 2012, dari
id.wikipedia.org:
http://id.wikipedia.org/wiki/Global_System_for_Mobile_Communicationss
[3]Jaringan GSM Secara Umum. Dipetik Juli 2, 2012, dari diglib.ittelkom.ac.id:
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?view=article&catid=10%3Ajaringan&id
=133%3Ateknologi-softswitch&tmpl=component&print=1&page=com
content&Itemid=14
[4]Dipetik Juli 2, 2012, dari agfi.staff.ugm.ac.id:
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/12/distributed-control-systemdcs/
[5]3G. Dipetik 2 Juli, 2012, dari id.wikipedia.org: http://id.wikipedia.org/wiki/3G
[6]Circuit switching. Dipetik Juli 25, 2012, dari id.wikipedia.org:
http://id.wikipedia.org/wiki/Circuit_switching
[7]Pengertian Monitoring dan Evaluasi. (2009, Juni 16). Dipetik Juli 25, 2012,
dari hafidzf.wordpress.com:
http://hafidzf.wordpress.com/2009/06/16/pengertian-monitoring-dan-evaluasi/
[8]NOC 3G CS Core PT. Telkomsel. (2012). JUKLAK CS CORE. Jakarta: NOC
3G CS Core PT. Telkomsel.
[9]Mishra, A. R. (2007). Advanced Celluler Network Planning and Optimisation.
New Delhi, India: Antony Rowe Ltd. Chippenham, England.
[10]Hikmaturokhman, A. Arsitektur Jaringan 3G. Dipetik September 26, 2012, dari
Sinauonline.org: http://sinauonline.org//?s=arsitektur+jaringan+3G&x=0&y=0

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

PERTANYAAN DAN JAWABAN

A. Pertanyaan dan jawaban pada saat seminar PKL.


I.

Pertanyaan
1. Bagaimana prosedur penanganan jika terjadi gangguan ?
2. Pada tampilan monitoring SCR terdapat tanda bintang, apa maksud
dari tanda tersebut ?
3. Penjelasan dari sumber nilai SCR pada gambar III.10 ?
4. Perbedaan antara monitoring SCR menggunakan NSN dengan
menggunakan Ericsson ?
5. Apa penyebab dari terjadinya free charging ?
6. Maksud dari SCR dan monitoring yang dilakukan berada pada sisi
mana saja ?

II.

Jawaban
1. Ketika terjadi gangguan atau muncul alarm gangguan pada monitor,
hal yang pertama dilakukan yaitu dengan melakukan pengecekan
dengan memasukan beberaba comand tertentu ke Scure CRT. Jika
alarm yang muncul benar adanya, langkah selanjutnya yaitu
mengirimkan pesam melalui e-mail ke bagian regional tempat
terjadinya gangguan tersebut agar segera ditindak lanjuti. Jika
gangguan yang terjadi adalah penurunan nilai SCR, maka penanganan
yang dilakukan yaitu; pertama melakukan koordinasi dengan bagian
lainnya seperti bagian RAN dan Transmisi apakah ada gangguan yang
terjadi pada bagiannya. Setelah itu melakukan pemberitahuan ke
regional tempat terjadinya penurunan nilai SCR tersebut melalui
telephone untuk segera dilakukan investigasi.
2. Tanda bintang yang dimaksudkan yaitu sebagai tanda ketika terjadi
penurunan nilai SCR pada daerah tertentu.
3. Pada gambar III.10 terdapat beberapa data Traficability Performance
Of Exchange. Dari data tersebut dapat terlihat data jumlah pelanggan
yang sukses melakukan panggilan dan pelanggan yang melakukan
panggilan yang tidak terjawab atau dikatakan panggilan yang gagal

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

PERTANYAAN DAN JAWABAN

atau panggilan yang tidak sukses. Pada gambar III.10 terdapat delapan
grup dan beberapa data lainnya yang diantaranya merupakan sumber
dari nilai SCR yang terdapat dalam grup 1. Grup 2 dan grup 3
merupakan ganguan yang terdapat pada gagguan Transmisi dan
gangguan pada Radio. Sedangkan Grup 4 merupakan ganguan yang
disebabakan dari luar sistem, sebagai contoh pelanggan yang
melakukan panggilan namun tidak mempunyai pulsa. Panggilan
tersebut dianggap panggilan yang sukses meskipun tidak tersambung
ke nomor tujuan dikarenakan kesalahan yang terjadi bukan karena
kesalahan dari sistem melainkan kesalahan dari pelanggan itu sendiri.
4. Perbedaan antara monitoring SCR menggunakan NSN dengan
Ericsson yaitu terletak pada daerah yang dicover oleh kedua Vendor
tersebut. Untuk NSN menangani daerah Jawa dan sebagian Sumatra.
Sedangkan Ericsson menangani daerah Sumatra, Kalimantan serta
Indonesia Timur.
5. Penyebab terjadinya Free Charging adalah terpakainya seluruh kanal
yang digunakan untuk komunikasi Voice sehingga beberapa panggilan
yang dapt masuk tidak tercatat dalam reporting billing.
6. Monitoring SCR (Successfull Call Rate) yaitu memonitoring
kesukssan pelanggan dalam setiap melakukan panggilan. Tingkat
kesuksesan tersebut ditampilkan dalam bentuk prosentase. Nilai dari
SCR ini dapat mengalami penurunan hingga mengalami kegagalan
dalam melakukan panggilan. Hal yang menyebabkan turunnya nilai
SCR ini dapat dikarena adanya gangguan yang disebabkan oleh
banyak hal. Nilai dari SCR ini bukan hanya berkaitan dengan
performansi dari jaringan Switching Network saja, tetepi berkaitan erat
dengan performansi dari jaringan Radio Network dan Transmition
Network.
Monitoring yang dilakukan oleh bagian CS Core Network yaitu
monitoring alarm gangguan pada sisi MSS dan MGW atau lebih
dikenal dengan MSC dan GMSC.

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

DAFTAR NILAI

D310031

Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR HADIR

DAFTAR HADIR DATANG

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR HADIR

DAFTAR HADIR PULANG

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

PRINT SCREEN

Berikut ini merupakan screen shoot dari proses monitoring pada NOC-CORE CS

AKATEL SP Purwokerto

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Praktik Kerja Lapangan

AKATEL SP Purwokerto

PRINT SCREEN

D310031

Anda mungkin juga menyukai