Anda di halaman 1dari 108

No.

06/PKL/TS-SST-PJJ-JT/2015

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL
BEKASI CAWANG KAMPUNG MELAYU (BECAKAYU) SEKSI I

Disusun Oleh :
Muhammad Helmi
NIM: 4111110017
Rikki Sofyan Rizal
NIM: 4111110007

Pembimbing :
Tjaturoso Iman M., S.T.
PT. Waskita Karya
(Eko Wiyono, Drs., S.T., M.Eng.)
NIP. 19601228 198603 1 003

PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


KONSENTERASI JALAN TOL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2015

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu
(BECAKAYU) Seksi I

Diajukan Oleh:
Mahasiswa I

Mahasiswa II

Muhammad Helmi
NIM : 4111110017

Rikki Sofyan Rizal


NIM : 4111110007

Menyetujui,
Pembimbing Industri

Pembimbing Jurusan

Tjaturoso Iman M., S.T.


PT. Waskita Karya

(Eko Wiyono, Drs., S.T., M.Eng.)


NIP. 19601228 198603 1 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta

Putera Agung Maha Agung, Ph.D


NIP. 19660602 199003 1 002

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesikan laporan praktik
kerja lapangan ini dengan judul Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi
Cawang Kampung Melayu (BECAKAYU) Seksi I.
Maksud dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan nilai Praktik Kerja Lapangan pada semester ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulisan Laporan ini sehingga dapat
selesai tepat pada waktunya. Adapun ucapan terimakasih tersebut penulis tujukan
kepada :
1. Bapak Eko Wiyono, Drs., S.ST., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing
Jurusan.
2. Bapak Tjaturoso Iman M., S.T. selaku Dosen Pembimbing Industri.
3. Kedua Orang Tua Tercinta beserta adik dan kakak tersayang, yang
telah memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat
terus meraih yang terbaik.
4. Seluruh Staff PT. Waskita Karya yang telah banyak membantu dan
memberikan masukan selama Praktik Kerja Lapangan berlangsung.
5. Teman-teman praktik kerja lapangan yang membantu dalam segala hal.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan
ini, maka dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala saran dari
pembaca dengan harapan semoga laporan praktik kerja lapangan ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya di Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta.
Depok, Maret 2014
Penulis

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ----------------------------------------------------- i
KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- iii
DAFTAR TABEL -------------------------------------------------------------------- v
DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------------- vi
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------- ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1.-----------------------------------------------------------------------------Latar
Belakang ----------------------------------------------------------------- 1
1.2.-----------------------------------------------------------------------------Tujua
n Praktik Kerja Lapangan ---------------------------------------------- 2
1.2.1. Tujuan Umum--------------------------------------------------- 2
1.2.2. Tujuan Khusus -------------------------------------------------- 2
1.3.-----------------------------------------------------------------------------Siste
matika Penulisan -------------------------------------------------------- 3
BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN
2.1.-----------------------------------------------------------------------------Sejar
ah PT. Waskita Karya --------------------------------------------------- 4
2.2.-----------------------------------------------------------------------------Visi
dan Misi PT. Waskita Karya ------------------------------------------- 6
2.3.-----------------------------------------------------------------------------Buda
ya PT. Waskita Karya --------------------------------------------------- 6
2.4.-----------------------------------------------------------------------------Orga
nisasi Perusahaan ------------------------------------------------------- 7
2.4.1. Dewan Komisaris ---------------------------------------------- 7
2.4.2. Jajaran Direksi -------------------------------------------------- 7
2.4.3. Komite Audit --------------------------------------------------- 7
2.4.4. Tugas, Kewajiban, Wewenang, Tanggung Jawab,
dan Hak ---------------------------------------------------------- 9
2.5.-----------------------------------------------------------------------------Nilai
Budaya Perusahaan ----------------------------------------------------- 20
2.6.-----------------------------------------------------------------------------Kode
Etik dan Good Corporate Governance (CGC) ---------------------- 21
2.6.1. Kode Etik -------------------------------------------------------- 21
2.6.2. Good Corporate Governance (CGC)------------------------ 23

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2.7.-----------------------------------------------------------------------------Kebij
akan Waskita ------------------------------------------------------------- 23
2.8.-----------------------------------------------------------------------------Pelak
sanaan Disiplin Kerja--------------------------------------------------- 24
BAB III PENGENALAN PROYEK
3.1.-----------------------------------------------------------------------------Prose
dur Mendapatkan Proyek ---------------------------------------------- 25
3.2.-----------------------------------------------------------------------------Gam
baran Umum Proyek ---------------------------------------------------- 25
3.2.1. Data Umum ----------------------------------------------------- 26
3.2.2. Data Teknis ------------------------------------------------------ 27
3.3.-----------------------------------------------------------------------------Struk
tur Organisasi Proyek --------------------------------------------------- 28
3.4.-----------------------------------------------------------------------------Perso
nalia dan Organisasi Proyek ------------------------------------------- 29
3.5.-----------------------------------------------------------------------------Prose
s Pelaksanaan Proyek --------------------------------------------------- 33
BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI
4.1.-----------------------------------------------------------------------------Ling
kup Pekerjaan ------------------------------------------------------------ 38
4.1.1. Pekerjaan Persiapan -------------------------------------------- 38
4.1.2. Pekerjaan Galian Tanah --------------------------------------- 43
4.1.3. Pekerjaan Timbunan dan Perataan Tanah ------------------- 44
4.1.4. Pekerjaan Struktur --------------------------------------------- 45
4.2.-----------------------------------------------------------------------------Kegi
atan yang Diamati ------------------------------------------------------- 52
4.2.1. Pekerjaan Pancang --------------------------------------------- 53
4.2.2. Tes Pile Dynamic Analyzer (PDA)--------------------------- 61
4.2.3. Pemotongan Tiang Pancang ---------------------------------- 66
4.2.4. Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja (Lean Concrete)------ 68
4.2.5. Pekerjaan Pembesian Pile Cap-------------------------------- 71
4.2.6. Pembobokan Pilar ---------------------------------------------- 74
4.2.7. Pekerjaan Steel Sheet Pile ------------------------------------- 76
4.2.8. Pengujian Standart Penetration Test (SPT) di Lapangan- 79
4.2.9. Stressing I Girder Segmental---------------------------------- 83
4.3.-----------------------------------------------------------------------------Studi
Kasus---------------------------------------------------------------------- 91
BAB V PENUTUP

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

5.1.-----------------------------------------------------------------------------Kesi
mpulan -------------------------------------------------------------------- 99
5.2.-----------------------------------------------------------------------------Saran
----------------------------------------------------------------------------- 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data pancang PWB-180/22---------------------------------------------- 93
Tabel 4.2. Data pancang PWB-180/21---------------------------------------------- 94
Tabel 4.3. Data pancang PWB-180/20---------------------------------------------- 95
Tabel 4.4. Data pancang PWB-180/13---------------------------------------------- 96
Tabel 4.5. Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Daya Dukung ------------------ 98

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Strutur Organisasi PT Waskita Karya-------------------------------- 8
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Proyek------------------------------------------- 28
Gambar 3.2. Peta Lokasi Proyek Jalan Tol Becakayu----------------------------- 33
Gambar 3.3. Kebijakan PT Waskita Karya yang Berkaitan dengan K3-------- 36
Gambar 4.1. Bagan Alir Pekerjaan Galian------------------------------------------ 43
Gambar 4.2. Galian Pile Cap--------------------------------------------------------- 45
Gambar 4.3. Pembobokan Tiang Pancang------------------------------------------ 46
Gambar 4.4. Proses Dewatering----------------------------------------------------- 46
Gambar 4.5. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian--------------------------------- 46
Gambar 4.6. Pekerjaan Pengecoran Pile Cap-------------------------------------- 46
Gambar 4.7. Curing------------------------------------------------------------------- 47
Gambar 4.8. Bearing Pad------------------------------------------------------------- 49
Gambar 4.9. Pekerjaan Pegecoran Diafragma------------------------------------- 50
Gambar 4.10. Pekerjaan Pemasangan RC Plat------------------------------------- 50
Gambar 4.11. Penulangan Lantai Jembatan---------------------------------------- 51
Gambar 4.12. Bagan Alir Pekerjaan Rambu-rambu------------------------------- 52
Gambar 4.13. Bagan Alir Metode Pelaksanaan------------------------------------ 54
Gambar 4.14. Mobilisasi Dan Penurunan (unloading) Square Pile Ke Lokasi
Stock Yard------------------------------------------------------------- 55
Gambar 4.15. Pengangkatan Tiang Pancang--------------------------------------- 56
6

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.16. Pengaturan Posisi Tiang Pancang----------------------------------- 57


Gambar 4.17. Pembuatan Data Kalendering--------------------------------------- 58
Gambar 4.18. Tiang Pancang yang Baru di Datangkan ke Lokasi-------------- 60
Gambar 4.19. Penempatan Tiang Pancang Dilapangan--------------------------- 60
Gambar 4.20. Pengangkatan Tiang Pancang untuk Sambungan ---------------- 60
Gambar 4.21. Proses Pemancangan ------------------------------------------------ 61
Gambar 4.22. Tiang Pancang yang Sudah Terpasang untuk Satu Pile Group- 61
Gambar 4.23. Strain transducer dan Accelorometer------------------------------ 62
Gambar 4.24. Pile Driving Analyzer ----------------------------------------------- 62
Gambar 4.25 Tanah sekeliling tiang pancang digali untuk tes PDA----------- 64
Gambar 4.26. Tanah sekeliling pancang yang sudah digali dan siap untuk di
tes PDA--------------------------------------------------------------- 64
Gambar 4.27. Pemasangan Strain Tranducer dan Accelorometer dan Setting
data PDA -------------------------------------------------------------- 65
Gambar 4.28. Pelaksanaan Tes PDA ------------------------------------------------ 65
Gambar 4.29. Pelaksanaan PDA ---------------------------------------------------- 65
Gambar 4.30. Pahat-------------------------------------------------------------------- 67
Gambar 4.31. Pekerja yang sedang melakukan pemotongan tiang pancang--- 67
Gambar 4.32. Beberapa Tiang Pancang yang Sudah di Potong----------------- 67
Gambar 4.33. Semua tiang pancang sudah di potong----------------------------- 68
Gambar 4.34. Pekerja sedang membersihkan puing-puing sisa pemotongan
tiang pancang--------------------------------------------------------- 68
Gambar 4.35.Truck Mixer sedang menuangkan beton---------------------------- 70
Gambar 4.36. Pekerja sedang meratakan beton------------------------------------ 70
Gambar 4.37. Pekerja sedang mendorong beton yang masih tersisa di papan
agar jatuh ke lokasi--------------------------------------------------- 70
Gambar 4.38. Baja tulangan pile cap------------------------------------------------ 73
Gambar 4.39. Silinder beton decking----------------------------------------------- 73
Gambar 4.40. Block decking yang telah terpasang-------------------------------- 74
Gambar 4.41. Pemasangan tulangan pile cap-------------------------------------- 74
Gambar 4.42. Pemasangan tulangan pile cap-------------------------------------- 74
Gambar 4.43. Pilar eksisting dari tahun 1998-------------------------------------- 76

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.44. Pekerja sedang membobok pilar------------------------------------ 76


Gambar 4.45. Peletakan steel sheet pile di lapangan------------------------------ 78
Gambar 4.46. Peralatan yang digunakan dalan pemancangan steel sheet pile
(a) Crawler crene Hitachi KH150--------------------------------- 78
(b) vibratory hammer------------------------------------------------ 78
(c) genset-------------------------------------------------------------- 78
Gambar 4.47. Proses pemancangan steel sheet pile dengan menggunakan
vibratory hammer---------------------------------------------------- 79
Gambar 4.48.Steel sheet pile yang telah terpasang-------------------------------- 79
Gambar 4.49. Pengujian SPT di Lapangan----------------------------------------- 82
Gambar 4.50. Pekerja sedang mengambil sampel tanah dari dalam lubang- - - 82
Gambar 4.51. Pekerja sedang mengeluarkan sampel tanah dari tabung belah- 83
Gambar 4.52. Pekerja sedang mengidentifikasi sampel tanah------------------- 83
Gambar 4.53. Install Strand---------------------------------------------------------- 85
Gambar 4.54. Pemasangan Wedge Plate-------------------------------------------- 85
Gambar 4.55. Wadges Plate dan Wadges/Baji------------------------------------- 86
Gambar 4.56. Proses stressing balok girder---------------------------------------- 88
Gambar 4.57. Alur Pekerjaan Stressing--------------------------------------------- 89
Gambar 4.58. Proses Grouting PCI Grider----------------------------------------- 90

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan PKL dari Jurusan Teknik Sipil
Lampiran 2 Surat Jawaban dari Perusahaan
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai PKL
Lampiran 4 Formulir PKL-2 : Daftar Hadir PKL
Lampiran 5 Formulir PKL-3 : Catatan Kegiatan Harian
Lampiran 6 Formulir PKL-7 : Lembar Asistensi
Lampiran 7 Foto Pilling Driving Record PWB 180/ 13, 20, 21, dan 22
Lampiran 8 Foto Grafik S dan K PWB 180/ 13, 20, 21, dan 22

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

10

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Transportasi merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Seiring dengan pertumbuhan jumlah
penduduk yang semakin padat dan perkembangan masyarakat yang semakin maju,
maka pergerakan barang dan jasa juga akan meningkat yang kemudian harus
diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi, diantaranya
penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu lintas.
Penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu lintas ini sangat diperlukan
terutama disepanjang Jl. Inspeksi Kalimalang hingga Jl. Bypas dan Jl. Otto
Iskandardinata yang merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting
menghubungkan kota bekasi dengan Jakarta. Penambahan jaringan jalan tersebut
sangat perlu dilaksanakan mengingat volume lalu lintas yang melewati jalur
tersebut semakin hari semakin padat apalagi pada saat memasuki jam padat pada
pagi dan sore hari, sementara kapasitas dan kemampuan jalan untuk melayani lalu
lintas kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut tidak bertambah. Berdasarkan
hal tersebut, dilaksanakan penambahan jaringan jalan yaitu dengan membangun
jalan tol yang menghubungkan Bekasi Cawang Kampung Melayu
(BECAKAYU).
Proyek pembangunan Jalan tol BECAKAYU (Bekasi Cawang-Kampung
Melayu) yang merupakan salah satu program Presiden Jokowi untuk membangun
1000 km jalan tol, merupakan konstruksi layang yang dibangun di atas sungai
Kalimalang. Jalan tol ini dimulai pembangunannya pada tahun 1996 oleh PT.
Kresna Kusuma Dyandra Marga, namun terhenti dua tahun kemudian akibat krisis
moneter yang melanda. Selain dari krisis moneter, pembangunan jalan tol
Becakayu terkendala pembebasan lahan seluas 7 hektar dan juga tidak
diperbaruinya analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Setelah 16 tahun terbengkalai, PT. Waskita Toll Road selaku investor dan
pengelola Tol Becakayu yang merupakan anak perusahaan dari PT. Waskita
Karya (Persero) Tbk. memulai kembali pembangunan jalan tol ini pada bulan

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Oktober 2014. Jalan Tol Becakayu terdiri dari dua seksi yaitu seksi 1 (Kasablanka
Jaka Sampurna) dan seksi 2 (Jaka Sampurna Duren Jaya). Panjang seksi 1 ini
adalah 11 km, dan seksi 2 adalah 10,4 km. Jalan Tol Becakayu ini diharapkan
dapat memberikan konstribusi nyata dalam mengurangi kemacetan yang ada di
wilayah Jabodetabek, terutama di Jalan Raya Kalimalang.
1.2.Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1.2.1. Tujuan Umum
Dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adapun tujuannya
secara umumya itu, mahasiswa diharapkan mampu mengenal situasi dan
kondisi proyek yang sesungguhnya, sebagai bekal untuk terjun ke dalam
dunia kerja dan membuka komunikasi yang baik antara organisasi yang
berkecimpung dalam dunia industri konstruksi, dimana secara tidak langsung
akan memberikan informasi tentang keberadaan Program Studi S1 Terapan
Jalan Tol Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, dengan harapan
pada akhirnya nanti akan memberikan peluang lapangan kerja baru untuk
lulusan Program Studi S1 Terapan Perancangan Jalan dan Jembatan
Konsentrasi Jalan Tol Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.

1.2.2. Tujuan Khusus


Selain adanya tujuan umum kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
juga ada tujuan khusus, diantaranya:
a. Untuk memenuhi tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi S1
Terapan Jalan Tol Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai
pengetahuan di lapangan yang merupakan aplikasi dari teori yang
didapat dari bangku kuliah.
c. Mampu menerapkan teori-teori dan praktek yang pernah
didapatkan dibangku kuliah serta membandingkan dengan kondisi
dilapangan.
d. Mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai jalannya pelaksanaan
suatu proyek baik secara teknis maupun nonteknis.

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

e. Menjalin hubungan komunikasi antara mahasiswa dengan pihak


yang terlibat dalam proyek.
1.3.Sistematika Penulisan
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang proyek yang di amati, tujuan praktek
kerja lapangan baik tujuan umum maupun tujuan khusus, dan
sistematika penulisan.
b. BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, organisasi
perusahaan, pelaksanaan disiplin kerja dan lain-lain.
c. BAB III PENGENALAN PROYEK
Bab III ini berisikan bagaimana prosedur mendapatkan proyek yang
sedang di jalankan, gambaran umum proyek, personalia dan organisasi
proyek, serta proses pelaksanaan proyek.
d. BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATAI
Pada bab ini dijelaskan mengenai kegiatan yang di amati selama PKL,
lingkup pekerjaan, tugas selama praktik, dan studi kasus yang terjadi
pada saat PKL.
e. BAB V KESIMPULAN
Bab V ini berisikan kesimpulan dan saran yang di ambil dari bab-bab
sebelumnya yang didapatkan selama praktek kerja lapangan ini
berlangsung.

BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
2.1.

Sejarah PT. Waskita Karya

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 PT. Waskita Karya merupakan salah
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di Indonesia yang
memainkan peran utama dalam pembangunan negara. Berasal dari sebuah
perusahaan Belanda bernama "Volker Aannemings Maatschappij NV", yang
diambil alih berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62/1961, PT. Waskita Karya
pada awalnya adalah perkembangan yang hanya berhubungan dengan air seperti
reklamasi, pengerukan pelabuhan, dan irigasi.
Selama rentang waktu tahun 1973, status hukum Waskita Karya telah
berubah menjadi PT "Persero". PT. Waskita Karya sendiri lebih familliar dengan
panggilan "Waskita" karena lebih mudah untuk diucapkan. Sejak saat itu,
perusahaan mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor umum terlibat
dalam berbagai kegiatan pembangunan yang lebih luas termasuk jalan raya,
jembatan, pelabuhan, bandar udara, bangunan, tanaman selokan, pabrik semen,
pabrik dan fasilitas industri lainnya.
Pada tahun 1980, PT. Waskita Karya mulai melakukan berbagai proyek
dengan melibatkan beberapa alat teknologi yang sudah canggih. Transfer
teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis dalam bentuk kerjasama operasi dan
joint venture dengan perusahaan asing terkemuka. Prestasi yang luar biasa dan
bukti signifikan adalah membangun bandara kebanggaan nasional yaitu bandara
Soekarno-Hatta, Reaktor Serbaguna Siwabessy, dan Muara Karang PLTU di
Jakarta. Memasuki tahun 1990, PT. Waskita Karya telah menyelesaikan beberapa
bangunan bertingkat dengan baik dan telah memperoleh reputasi seperti BNI City
46 (bangunan tertinggi di Indonesia), Kantor Bangunan Bank Indonesia, Graha
Niaga Tower, Plaza Mandiri Tower, Shangri-La Hotel dan beberapa bangunan
apartemen bertingkat di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.
Kinerja yang telah dicapai oleh PT. Waskita Karya dibedakan dalam
pembangunan jangka panjang jembatan beton yang menggunakan sistem free
cantilever yang telah berhasil menyelesaikan tiga jembatan: Raja Mandala,
Rantau Berangin, dan IV Barelang. Prestasi besar lainnya yang menggunakan
teknologi serupa dicapai dalam pembangunan "Pasteur-Cikapayang-Surapati"
yaitu melakukan peninggian jalan dan kabel untuk jembatan di Bandung. Kisah
sukses yang sama juga dicapai dalam pembangunan bendungan besar beberapa

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

seperti Pondok, Grogkak, Tilong, Gapit, dan Sumi, Pembangunan diselesaikan


lebih cepat dari jadwal dengan hasil kualitas memuaskan.
Upaya yang selalu mengutamakan kualitas dibandingkan dengan yang
lainnya telah memungkinkan PT. Waskita Karya dalam memperoleh sertifikasi
ISO 9002:1994 pada bulan November 1995 dan mendapatkan pengakuan
internasional yang meyakinkan di Sistem Manajemen Mutu ISO diterapkan oleh
perusahaan dan titik awal menuju era global persaingan. Pada bulan Juni 2003,
Waskita telah berhasil memperbarui Sistem Manajemen Mutu dan mampu
memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Hal ini menjadi indikasi yang kuat
tentang bagaimana perusahaan memahami dan selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhan spesifik pelanggan. Selama krisis ekonomi yang melanda beberapa
daerah di dunia pada tahun 1997, Perusahaan yang tidak terhitung khususnya
dalam bidang industri konstruksi menderita kerugian besar dan didorong ke dalam
kebangkrutan. Namun, PT. Waskita Karya 47 merupakan satu-satunya yang
memiliki daya tahan dan kekuatan untuk bertahan hidup melalui krisis parah
tersebut.
Dengan

menggunakan

implementasi

strategi

yang

tepat,

sistem

manajemen, dan adanya struktur organisasi merupakan bukti bukti yang kuat
kalau PT. Waskita Karya dapat menahan semua cobaan di saat kondisi sulit.
Mereka juga memiliki moto perusahaan yaitu " Onward through high quality
performance" yang telah ditanam di hati dan pikiran semua orang yang bekerja di
perusahaan. Hal ini menghasilkan motivasi yang kuat dalam kehidupan kerja
orang-orang yang selalu bersedia untuk memberikan kinerja terbaik dari mereka
untuk kemajuan perusahaan. Dengan segala cara tingkat kepercayaan untuk
tumbuh menjadi perusahaan besar dan kuat berkembang di era globalisasi dan
otonomi daerah, PT. Waskita Karya mengakui perlunya untuk melakukan
konsolidasi dan introspeksi melalui tindakan nyata.
Untuk memungkinkan memberikan orientasi yang jelas dalam menentukan
tujuan perusahaan dalam memasuki milenium ketiga, PT. Waskita Karya telah
dirumuskan visi, misi, filosofi kerja, dan budaya perusahaan yang telah menjadi
milik perusahaan selama lebih dari lima belas tahun.

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2.2.

Visi dan Misi PT Waskita Karya


2.2.1. Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka di bidang industri
Konstruksi, Rekayasa, Investasi, Infrastruktur dan Property/Realty
2.2.2. Misi
Meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui :
1. Sumber daya yang kompeten,
2. Sistem dan teknologi terintegrasi,
3. Sinergi dengan mitra usaha,
4. Inovasi,
5. Diversifikasi usah.

2.3.

Budaya PT Waskita Karya


Setiap manusia di Waskita memiliki sikap dan perilaku, yang didasarkan

pada kreativitas, dinamis, militansi, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas
profesionalnya. PT Waskita Karya (Persero) suka mengadakan program orientasi
pegawai baru yang diselenggarakan oleh Biro Sumber Daya Manusia (SDM),
program orientasi dilakukan melalui pengenalan terhadap nilai-nilai budaya
perusahaan, sejarah, visi dan misi perusahaan, sistem dan prosedur yang ada,
fasilitas yang ada (fisik dan non fisik), business process perusahaan, peluang dan
kesempatan karir yang ada maupun wawasan dari para senior yang telah berhasil
dalam karirnya ( meet the star), serta kunjungan ke proyek-proyek yang dikemas
melalui class training. Setelah itu pegawai baru akan menjalankan masa On Job
Training (OJT) selama 6 enam) bulan sebelum akhirnya mendapatkan Permanen
placement.
2.4.

Organisasi Perusahaan
2.3.1. Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris
Komisaris
Komisaris

: Mohamad Hasan
: Iwan Nursyirwan
: Kohirin Suganda Saputra
: Arif Baharudin
: Imam Majdi Achid
: Satya Arinanto

2.3.2. Jajaran Direksi


Direktur Utama
Direktur

: M. Choliq
: Agus Sugiono

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Direktur
Direktur
Direktur
Direktur

: Tunggul Rajagukguk
: Desi Arryani
: Adi Wibowo
: Didi Triyono

2.3.3. Komite Audit


Ketua Komite Audit
Anggota
Anggota
Anggota

: Iwan Nursyirwan Diar


: Arif Baharudin
: Muhammad Danial
: Agus Suparto

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 2.1. Strutur Organisasi PT Waskita Karya

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2.3.4. Tugas, Kewajiban, Wewenang, Tanggung jawab dan Hak


1. Komisaris
Komisaris merupakan organ Perusahaan yang berfungsi untuk
melakukan pengawasan secara umum dan memberikan nasihat kepada
Direksi dalam menjalankan kepengurusan PT Waskita Karya (Persero)
Tbk.
a. Tugas :
1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh
Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana
Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan
Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan serta
peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia,
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan perseroan, serta melakukan tugas yang secara khusus
diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, perundangundangan dan/ atau keputusan RUPS
2. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan
Komisaris harus:
Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi,

kemandirian,

akuntabilitas,

pertanggung

jawaban, serta kewajaran;


Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat

kepada Direksi untuk


b. Kewajiban
Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berkewajiban
untuk :
1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan
pengurusan Perseroan;
2. Menelaah, memberikan pendapat dan persetujuan Rencana
Jangka Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Tahunan Perseroan, serta rencana lainnya, yang disiapkan


Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
3. Mengikuti, mengawasi perkembangan kegiatan Perseroan,
memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai
setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan
Perseroan;
4. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala
menurunnya kinerja Perseroan disertai saran mengenai langkah
perbaikan yang harus ditempuh;
5. Mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang
akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;
6. Meneliti dan menelaah serta memberikan tanggapan atas
laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi
serta menandatangani Laporan Tahunan;
7. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS
mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;
8. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan
salinannya;
9. Melaporkan

kepada

Perseroan

mengenai

kepemilikan

sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan


Perseroan lain;
10. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah
dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS;
11. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas
pengawasan

dan

pemberian

nasihat,

sepanjang

tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta


peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia,
Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.
c. Wewenang
Dewan Komisaris berwenang untuk:
1. Memeriksa

buku-buku,

surat-surat,

dokumen

lainnya,

persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan


keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi) dan lainlain
surat berharga sera mengetahui segala tindakan yang telah
dijalankan oleh Direksi;

10

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau


tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh
Perseroan;
3. Meminta keterangan/ penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat
lainnya

mengenai

pengelolaan

segala

Perseroan

semuaketerangan/

persoalan

yang

menyangkut

Direksi

harus

memberikan

dan

penjelasan

yang

berkenaan

dengan

Perseroan sebagaimana diperlukan Komisaris


4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan
dijalankan Direksi;
5. Meminta Direksi dan/ atau pejabat lainnya dibawah Direksi
dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan
Komisaris;
6. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan
Komisaris
7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar;
8. Membentuk Komite Audit, Komite Risiko dan Asuransi, dan
Komite lainnya jika dianggap perlu dengan memperhatikan
kemampuan Perseroan;
9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu aras beban Perseroan, jika dianggap perlu
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku;
10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan
tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
11. Menghadiri Rapat Direksi dan memberikan pandanganpandangan tehadap hal-hal yang dibicarakan;
12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
serta peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di
Indonesia, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS;
d. Tanggung Jawab
Setiap Anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh secara
pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali anggota
Dewan Komisaris yang bersangkutan dapat membuktikan:
11

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

1. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehatihatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan;
2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun
tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang
mengakibatkan kerugian dan;
3. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah
timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut;
e. Hak
Dewan Komisaris berhak untuk:
1. Mendapatkan honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk
tantiem dan santunan puma jabatan yang jenis dan jumlahnya
ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Melakukan pembagian kerja di antara para anggota Dewan
Komisaris yang diatur oleh mereka sendiri, dan untuk
kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh
seorang Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh
Dewan Komisaris;
3. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri
dari jabatannya dengan kewajiban memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.
2. Direksi
a. Tugas pokok Direksi adalah :
1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan
dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan baik didalam maupun diluar Pengadilan tentang
segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
2. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi wajib mencurahkan
tenaga, pikiran,
3. perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas ,
kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan.

12

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I
4. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi hrs mematuhi

AD Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta wajib


melaksanakan prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian,

akuntabilitas,

pertanggungjawaban

serta

kewajaran.
b. Kewajiban
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan
kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta
kegiatan usahanya.
2. Menyiapkan pada waktunya RJPP, RKAP dan rencana kerja
lainnya, berikut perubahannya serta menyampaikannya paling
lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai
kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.
3. Memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris mengenai
RJPP dan RKAP.
4. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.
5. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggung
jawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan
perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Dokumen Perseroan.
6. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk
diaudit.
7. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan
Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan
setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk
disetujui dan disahkan .
8. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan
Tahunan.
9. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah
disahkan oleh RUPS kepada Menteri yang membidangi
Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

13

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

10. Menyampaikan pemberitahuan perubahan susunan Pemegang


Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang
membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
11. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat
Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan perseroan
serta dokumen perseroan lainnya.
12. Menyimpan ditempat kedudukan perseroan:Daftar Pemegang
Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan
Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan
dokumen keuangan perseroan serta dokumen perseroan
lainnya.
13. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern,
terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan
pengawasan.
14. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap
kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham
seri

Dwiwarna,

dengan

memperhatikan

peraturan

perundanganundangan serta peraturan yang berlaku dibidang


Pasar Modal di Indonesia.
15. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan
perincian dan tugasnya.Memberikan penjelasan tentang segala
hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan
Komisaris dan para Pemegang Saham seri A Dwiwarna,
dengan memperhatikan peraturan perundangan-undangan serta
peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia.
16. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perseroan.
17. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar ini dan yang
ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundangundangan.
c. Wewenang
1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.

14

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili


perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau
nbeberapa anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau
kepada seorang atau beberapa orang pegawai perseroan baik
sendiri sendiri amupun bersama-sama atau kepada orang lain
dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili
perseroan kepada kepala cabang atau kepala perwakilan di
dalam atau di luar negeri.
3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan
termasuk penetapan gaji, pensiun/jaminan hari tua dan
penghasilan lain bagi pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
perundang-undangan, dg ketentuan penetapan gaji, pensiun
atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang
melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundangundangan, harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
4. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan
berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan
perundang-undangan.
5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan.
6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai
pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat
Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan
Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada optimalisasi
pemanfaatan aset Perseroan, dengan pembatasan-pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar dan/atau keputusan RUPS
d. Tanggung Jawab
1. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan
usaha Perseroan dg mengindahkan perundang-undangan18.
2. Setiap anggota Direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali

15

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

apabila

anggota

Direksi

membuktikan bahwa :
Kerugian tersebut
kelalaiannya.
Telah melakukan

yang

bukan

bersangkutan

karena

pengurusan

dg

kesalahan
itikad

baik

dapat
atau
dan

kehatihatian untuk kepentingan dan sesuai dg maksud &


tujuan Perseroan.
Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian.
Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.
3. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi diluar yang
diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi
yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui
oleh rapat Direksi.
4. Salah seorang anggota direksi ditunjuk oleh rapat direksi
sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan
GCG
5. Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas,
pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan dewan komisaris di
anak perusahaan/ perusahaan patungan dan/atau perusahaan
lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun
buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Dewan
Komisaris) serta fasilitas dan/atau tunjangan lain yang diterima
dari

BUMN

yang

bersangkutan

dan

akan

perusahaan/perusahaan patungan BUMN yang bersangkutan,


untuk dimuat dalam laporan tahunan BUMN.
6. Direksi wajib melaporkan kepada BUMN

mengenai

kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya (istri, suami dan


anak-anaknya)

pada

BUMN

yang

bersangkutan

dan

perusahaan lain, termasuk perubahannya.


1. Anggota Direksi diberi gaji berikut fasilitas dan/atau tunjangan
lainnya termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya

16

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat


dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
2. seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis maksudnya
tersebut kepada Perseroan, perseroan wajib menyelenggarakan
RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam
puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri, dalam
hal perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud, maka dengan lampaunya kurun
waktu tersebut, pengunduran diri anggota direksi menjadi sah
tanpa memerlukan persetujuan RUPS, namun perseroan wajib
menyampaikan laporan/ pengunduran diri tersebut dalam
RUPS yang akan datang
3. sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota direksi yang
bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan
tanggungjawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan serta peraturan yang berlaku dibidang
pasar modal di Indonesia
4. Direksi yang mengundurkan diri baru bebas dari tanggung
jawab setelah memperoleh pembebasan tanggung jawab dari
RUPS Tahunan
3. Komite Audit
Komite Audit terdiri dari satu orang Komisaris Independen dan
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya yang berasal dari
luar PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Komite Audit diketuai oleh
Komisaris Independen yang juga merangkap sebagai anggota Komite
Audit. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit adalah membantu
Komisaris dalam hal :
a. Melakukan review atas laporan efektifitas pengendalian internal
perusahaan.
b. Melakukan review atas upaya manajemen dalam menindaklanjuti
rekomendasi auditor internal (SPI) berkaitan dengan pengendalian
internal.
17

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

c. Membuat rekomendasi mengenai sistem pengendalian manajemen


perusahaan serta pelaksanaannya.
d. Meyakinkan penerapan prinsip-prinsip akuntansi secara konsisten
dalam penyusunan laporan keuangan.
e. Meneliti pengumuman pendahuluan, laporan keuangan interim, dan
hasil pengujian analis.
f. Meneliti laporan keuangan tahunan dan meyakinkan bahwa laporan
telah lengkap dan konsisten dengan laporan sebelumnya.
g. Meneliti hasil audit laporan keuangan oleh auditor eksternal.
h. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur pengkajian yang
memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan,
termasuk laporan-laporan keuangan, proyeksi (forecast) dan
informasi keuangan lainnya yang disampaikan baik kepada
Pemegang Saham maupun Regulator.
i. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh
Satuan Pengawasan Intern (SPI). Untuk memenuhi tugas tersebut,
Komite Audit melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
Mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
(PKPT) dan mendorong tindak lanjutnya.
Mengevaluasi kebijakan pengawasan SPI dan penyusunan
PKPT.
Mengevaluasi hasil temuan-temuan SPI dan memberikan
masukan-masukan perbaikan yang diperlukan.
Membahas kebutuhan peningkatan kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia SPI dalam rangka pemberdayaan SPI.
Mengkaji kecukupan Piagam Auditor Internal.
Berkoordinasi dengan SPI dalam rangka menyamakan persepsi
dan operasi intern SPI.
Mengadakan koordinasi dan kerjasama antara Komite Audit,
SPI dan Auditor Eksternal.
Atas persetujuan Komisaris, Komite Audit dapat melakukan
konsultasi dengan Direksi untuk menyarankan bidang-bidang
yang perlu diaudit sebelum Direksi melakukan finalisasi rencana
audit internal tahunan.
Menilai peranan dan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal.
Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap
peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan
18

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan


dengan kegiatan perusahaan.
Membuat rencana kegiatan tahunan Komite Audit yang disetujui
oleh Komisaris.
Memberikan masukan kepada Komisaris tentang penyusunan
dan penyempurnaan Piagam Komite Audit secara berkala.
Komite audit wajib menyampaikan laporan kepada Komisaris.
Laporan yang disampaikan berupa :
a. Laporan atas aktivitasnya yang disampaikan secara berkala
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.
b. Laporan khusus yang berisi temuan yang diperkirakan dapat
mengganggu

kegiatan

Perusahaan.

Laporan

khusus

wajib

disampaikan kepada Komisaris selambat-lambatnya 10 (sepuluh)


hari kerja sejak tanggal temuan diketahui, dan dalam tempo paling
lama 3 x 24 jam disampaikan oleh Komisaris kepada Menteri
BUMN.
c. Komite Audit membuat Laporan Tahunan kepada Komisaris
mengenai pelaksanaan kegiatan Komite Audit dan dimuat pada
Laporan Tahunan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, antara lain
berkait dengan hal-hal :
Pelanggaran yang dilakukan oleh Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku (jika ada)
Kesalahan/kekeliruan penyajian laporan Keuangan, Sistem
Pengendalian Internal dan Independensi Auditor Eksternal (jika
ada)
Kajian atas pelaksanaan paket remunerasi Komisaris dan Direksi
sesuai dengan keputusan RUPS.
2.4.Nilai Budaya Perusahaan
Insan PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah manusia berintegritas dan
professional yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan
bisnis, manajemen dan teknologi untuk kemajuan perusahaan dan kesejahteraan
umat manusia. Perumusan budaya perusahaan tersebut dalam kesehariannya
dianut dalam semua aspek kegiatan sebagai berikut :
IPTEX
19

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

1. Integrity (Integritas) :
a. Jujur
b. Adil
c. Disiplin
2. Profesionalism (Profesionalisme) :
a. Ahli di bidangnya
b. Menjalankan hak dan kewajiban
c. Bekerja efektif dan efisien
3. Team Work (Kerjasama) :
a. Terbuka
b. Komunikatif
c. Peduli
4. Excellence (Unggul) :
a. Kreatif dan inovatif
b. Responsif dan proaktif
c. Tangguh dan militan
2.5.Kode Etik dan GCG
2.5.1. Kode Etik
Dalam Prosedur inti Waskita di Bidang Etika dan Perilaku PT Waskita
Karya (Persero) Tbk berisi persyaratan yang harus dilaksanakan dan larangan
yang harus dihindari sebagai implementasi terjemahan prinsip Good
Corporate

Governance

(GCG)

adalah:

Transparansi,

Akuntabilitas,

Responsibility, Independence, dan Keadilan.


1. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan
keputusan dan mengungkapkan informasi yang relevan mengenai
perseroan secara akurat dan tepat waktu.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban kinerja pimpinan perseroan
secara transparan dan wajar. Perseroan mengenal 3 (tiga) tingkatan
akuntabilitas dalam setiap aktivitas perseroan. Ketiga jenis akuntabilitas
tersebut adalah :
a. Akuntabilitas Korporasi
Akuntabilitas Korporasi adalah pertanggung jawaban atas aktivitas
bisnis yang dijalankan. Masing-masing organ perseroan dapat dimintai

20

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

akuntabilitas masing-masing sesuai tugas dan tanggungjawab dengan


mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Akuntabilitas Tim
Akuntabilitas Tim adalah pertanggung jawaban suatu unit kerja/bisnis
atas tercapai/tidak tercapai tugasnya.
c. Akuntabilitas Individual
Akuntabilitas Individual adalah pertanggung jawaban atas aktivitas
kinerja individu yang dijalankan dalam perseroan.
3. Responsibilitas
Responsibilitas

adalah

kepatuhan

pengelolaan

perseroan

terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Responsibilitas juga diikuti


komitmen untuk menjalankan aktivitas bisnis sesuai dengan standar etika
yang baik.
4. Independensi
Independensi adalah kemandirian perseroan yang dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun.
5. Fairness
Fairness adalah kewajaran, keadilan dan keseteraan di dalam memenuhi
hak-hak stakeholders.
Tujuan dan formulasi tujuan Waskita Prosedur di Bidang Etika dan
Perilaku ini tidak hanya untuk memastikan perusahaan yang harus mematuhi
semua peraturan perusahaan dan perundang-undangan terkait, namun
memberikan panduan bagi perusahaan atau karyawan untuk melakukan
interaksi berdasarkan pada nilai-nilai moral yang merupakan bagian dari
budaya perusahaan. Dengan demikian, etika bisnis dan etika kerja yang
dijalankan merupakan bagian dari budaya perusahaan.
2.5.2. Good Corporate Governance (GCG)
PT Waskita Karya (Persero) Tbk berkomitmen untuk menerapkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara menyeluruh dan konsisten
dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

21

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Corporate Governance pada dasarnya terdiri dari pelaksanaan, fungsi


tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dari perusahaan yang
terdiri oleh Rapat Umum Pemegang Saham ("RUPS"), Dewan Komisaris dan
Direksi. Sebagai Anggaran Dasar, Direksi bertugas menjalankan segala
tindakan yang berkaitan dengan manajemen Perseroan untuk kepentingan
Perseroan. Pelaksanaan tugas oleh Direksi diawasi oleh Dewan Komisaris,
Anggaran sesuai Anggaran Dasar Perseroan, memiliki tugas untuk memantau
jalannya manajemen dan kebijakan dan memberikan nasihat kepada Direksi.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada pemegang saham
melalui RUPS.
2.6.Kebijakan Waskita
PT. Waskita Karya (Persero), Tbk sebagai

Badan Usaha Jasa

Konstruksi selalu mengendalikan risiko terhadap Keselamatan - Kesehatan Kerja,


Lingkungan, Mutu, dan Pengamanan dengan cara menerapkan Sistem Manajemen
Waskita untuk memenuhi kepuasan Stakeholders.
Sebagai bentuk komitmen, manajemen selalu:
1. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku.
2. Meningkatkan kinerja secara berkesinambungan.
3. Mencegah cedera, sakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dan
terjadinya insiden keamanan yang berdampak pada

proses bisnis

perusahaan.
4. Memberikan pelatihan, menyediakan tempat dan sarana kerja yang sehat,
aman, dan nyaman kepada seluruh Stakeholders.

2.7.

Pelaksanaan Disiplin Kerja


PT. Waskita Karya melakukan beberapa tata tertib
perusahaan demi terciptanya disiplin kerja yang baik. Tata tertib
perusahaan yang diberlakuakan antara lain:
1. Jam Kerja

22

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

a. Jam kerja hari Senin s/d Jumat (kecuali jam kerja dilapangan, masuk
setiap hari).
b. Masuk kerja
c. Pulang kerja
d. Istirahat
2. Jam Lembur
Bagi karyawan yang

: Pukul 08.00 WIB


: Pukul 17.00 WIB
: Pukul 12.00 13.00 WIB
bekerja terus selama 1 (satu) jam atau lebih bahkan

bisa sampai 24 jam setelah jam 18.00 WIB bisa diperhitungkan sebagai
jam lembur, begitu pula untuk hari minggu diperhitungkan hari lembur.
Besarnya uang lembur per jam diberikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Tidak Masuk Kerja
Bagi karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit selama 1 (satu) hari
atau lebih,harus ada bukti surat keterangan dari dokter. Bila tidak ada surat
keterangan dari dokter maka dipotong dari hak cutinya.

BAB III
PENGENALAN PROYEK
3.1.

Prosedur Mendapatkan Proyek


Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung

Melayu seksi I C STA 1+011 STA 11+501, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga
selaku pemilik proyek/ owner mengadakan dan memilih pelaksana konstruksi

23

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

dengan cara Pelelangan Terbatas (metode pemilihan penyedia barang/jasa yang


dilakukan dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan
pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah
diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya
yang memenuhi kualifikasi).
Untuk mendapatkan Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang
Kampung Melayu seksi I STA 1+011 STA 11+501 ini, terlebih dahulu PT
WASKITA KARYA (Persero) mengikuti tata cara yang berlaku, yaitu dengan
mengikuti dan memenangkan pelelangan yang diselenggarakan oleh PT Kresna
Kusuma Dyandra Marga (MKKD).
Pengumuman pelelangan diumumkan melalui media cetak, lalu diadakan
pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi. Dokumen tersebut
dikembalikan dan di evaluasi oleh panitia lelang. Setelah dievaluasi oleh panitia,
maka diumumkanlah kontraktor pemenang prakualifikasi, salah satunya PT
Waskita Karya. Proses selanjutnya yaitu kontraktor yang lolos prakualifikasi
memasukkan dokumen penawaran dan penawaran harga, maka dibukalah
pembukaan dokumen penawaran. Setelah itu dokumen penawaran dievaluasi oleh
panitia. Dari hasil evaluasi tersebut didapatkanlah pemenang lelang yang jatuh
kepada PT Waskita Karya.
3.2.

Gambaran Umum Proyek


Jalan tol Bekasi Cawang Kampung Melayu ini melewati 12 Kelurahan

dan terdiri dari 2 provinsi yaitu Jawa Barat dan DKI Jakarta. Untuk Seksi I ini
dibagi menjadi 3 yaitu seksi 1A, 1B, dan 1C yaitu dari Kelurahan Rawa Bunga
Jakarta sampai dengan Kelurahan Jaka Sampurna, Bekasi. Jalan tol ini merupakan
jalan layang tol yang berada di sisi kali malang.
3.2.1. Data Umum

Pekerjaan

: Pembangunan

Nomor AB
Lokasi Pekerjaan
Pemilik Proyek

Cawang-Kampung Melaui Seksi 1


: DS 2B 14 143
: Jakarta dan Bekasi
: PT Kresna Kusuma Dyandra Marga
(KKDM)
24

Jalan

Tol

Bekasi-

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Kontraktor
Konsultan Supervisi
Konsultan Perencana
Nilai Kontrak
Jenin Kontrak
Sumber Dana

:
:
:
:
:
:

PT Waskita Karya Divisi Sipil


PT Virama Karya
PT Buana Archicon
Rp 1,167,705,617,273 (Exc PPN)
Lump Sump Price
PT Kresna Kusuma Dyandra Marga

Waktu Pelaksanaan
Terhitung sejak

(MKKD)
: 1095 hari kalender
: 28 November 2014 31 Desember

Masa Pemeliharaan
Terhitung sejak

2017
: 365 Hari kalender
: 1 Januari 2017 31 Desember 2017

3.2.2. Data Teknis

Panjang Jalan
Lebar Jalan
Perkerasan Jalan
Jenis Struktur
a. Pondasi Tiang
Pancang
b. Pilar / Kolom

: 10.500 meter
: 2 x 14.0 meter (2 Jalur / 4 Lajur)
: Flexible Pavement (ACWC)
: Square Pile 45 x 45 cm
: Oktagonal (Pilar Existing) : 79 Pilar
Square 2.50 x 2.50 m (Pilar Lanjutan) :

c. Gelagar Jembatan

485 Pilar
: PCI Girder Span 25, 29, 32, dan 38

d.
e.
f.
g.

:
:
:
:

Metode Erection
Crossing NS Link
Crossing JORR
On / Off Ramp
(7bh)

Mtr
Crane dan Launching Gantry
Steel Girder Span 40 80 40 Meter
Steel Girder Span 60 Meter
On Ramp Panjaitan
On / Off Ramp NS Link
On / Off Ramp Cipinang
On / Off Ramp Jatiwaringin
On / Off Ramp Pondok Kelapa 1 & 2
On / Off Ramp Patriot

25

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

26

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

3.3.

Struktur Organisasi Proyek

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Proyek

28

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

3.4.

Personalia dan Organisasi Proyek


PT. Waskita Karya (Persero), Tbk memiliki tugas melaksanakan pekerjaan

sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Pelaksana proyek ini mempunyai
tanggung jawab dan kewajiban yang semuanya dikoordinasi oleh pemilik proyek
dan diawasi oleh pengawas proyek. Dengan adanya struktur organisasi saat di
lapangan dapat memperjelas pembagian tugas dan menunjang kinerja pelaksanaan
proyek.
A. Kepala Proyek
Kepala Proyek berkedudukan sebagai penanggung jawab proyek. Tugas
dan tanggung jawab manajer proyek adalah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan sistem quality dan analisis proyek dengan cara
package project.
2) Mengatur sistem pelaksanaan proyek.
3) Membuat master schedule dan membuat time schedule detail,
bulanan, mingguan, harian, dan memonitor realisasinya serta
menemukan langkah-langkah yang harus diambil apabila terjadi
kesalahan atau penyimpangan.
4) Menjaga dan menjamin quality status dari proyek.
5) Mempersiapkan laporan-laporan progress dari setiap bagian.
6) Mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan proyek baik dalam hal
teknis maupun non teknis dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan dalam ruang lingkup internal dan eksternal.
7) Mengelola

dana

mempertimbangkan

proyek
faktor

seefisien
kelayakan

mungkin
teknis

sesuai

dengan
dengan

spesifikasi yang telah ditentukan oleh konsultan perencana.


8) Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pemilik proyek
atau badan yang ditunjuk oleh pemilik proyek dalam hal pekerjaan
yang dilakukan.
9) Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan di lapangan dengan
rencana pelaksanaan proyek.

29

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

B. Kepala Seksi Teknik


Kepala Seksi Teknik mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :
1) Melakukan

review

dan

mengevaluasi

dokumen-dokumen

perencanaan yang dihasilkan oleh konsultan perencana.


2) Melakukan review dan mengevaluasi gambar-gambar desain
pelaksanaan yang telah disiapkan oleh kontraktor agar kualitas
pelaksanaan tetap baik.
C. Drafter
Drafter mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :
1) Melakukan gambar desain pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2) Bekerja sama dengan engineer dalam menyiapkan gambar
pelaksanaan.
3) Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Engineering.
D. Surveyor
Surveyor mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1) Memahami dan melaksanakan pekerjaan sesuai gambar kerja dan
spesifikasi.
2) Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana.
3) Mengadakan hubungan langsung dengan pekerja lain terkait
pekerjaan.
4) Melakukan pengukuran dan pekerjaan teknis.
5) Melakukan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di
lapangan.
6) Bertanggung jawab kepada Manajer Konstruksi.
E. Quality Control
1) Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang
untuk intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan
pengawas atau owner untuk memastikan material yang akan

30

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

digunakan sudah sesuai dengan criteria yang diinginkan pemilik


proyek bangunan.
2) Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada
pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan atau pemngadaan material yang mempengaruhi
mutu hasil pekerjaan dilapangan.
3) Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status
kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah
melihat kualitas bahan.
4) Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu
pekerjaan dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan
pengecekan pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi
mutu yang kurang baik harus dilakukan bingkar pasang yang dapat
menyebabkan biaya tambahan.
5) Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan
sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.
6) Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material
bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga
material terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak
kerja.
7) Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek
bangunan.
F. Kepala Seksi Keuangan Umum dan SDM
Kepala Seksi Keuangan Umum dan SDM mengurusi masalah suratsurat keluar dan masuk, seperti surat kontrak, perjanjian dan lain-lain.
Kepala Seksi Keuangan Umum dan SDM mempunyai fungsi, tugas dan
kewajiban sebagai berikut :
1) Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Kepala Proyek
tentang masalah administrasi proyek.

31

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2) Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up data in-voice ke


pemilik proyek.
3) Bekerjasama dengan engineer didalam mempersiapkan paket-paket
pekerjaan.
4) Mempersiapkan surat perjanjian/kontrak kerja kepada masingmasing kontraktor/spesialis.
5) Memeriksa kelengkapan administrasi in-voice kontraktor sebelum
disetujui oleh Kepala Proyek.
G. Pelaksana
1) Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.
2) Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode
pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
3) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan
sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah
ditetapkan.
4) Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan
kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.
5) Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
6) Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila
terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.
7) Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan
memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.
8) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan,
metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
9) Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan
mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.
3.5.

Proses Pelaksanaan Proyek


Pada pelaksanaan proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu seksi

I ini di bagi menjadi 3 yaitu :


1. Seksi I A

32

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Seksi I A ini melintasi Kelurahan Rawa Bunga, Kelurahan Cipinang Besar


Utara, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kelurahan Cipinang Besar Selatan,
dan Kelurahan Cipinang Melayu.
2. Seksi I B
Seksi I B melintasi Kelurahan Pondok Bambu dan Kelurahan Cipinang
Melayu.
3. Seksi I C
Seksi I C melintasi Kelurahan Duren Sawit, Kelurahan Pondok Kelapa,
Kelurahan Bintara Jaya, Kelurahan Jati Bening, dan Kelurahan Jaka
Sampurna

Gambar 3.2. Peta Lokasi Proyek Jalan Tol Becakayu


Dalam proses pelaksanaan proyek juga perlu memperhatikan Rencana
Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (RMK3L). RMK3L
merupakan

gambaran untuk memenuhi komitmen perusahaan yaitu, untuk

memenuhi kepuasan pelanggan dan seluruh komunitas yang berhubungan dengan


seluruh kegiatan, khususnya Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang
Kampung Melayu Seksi I dengan cara mengendalikan setiap resiko terhadap
Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L) sehingga akan
dihasilkan proses kerja dan produk yang berkualitas, sehat dan aman baik
terhadap manusia maupun lingkungan.
Rencana Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan
merupakan integrasi pemenuhan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000,
33

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

OHSAS 18001 dan ISO 14001 yang dituangkan dalam prosedur yang dapat
digunakan untuk melihat, memeriksa, mengkaji, menilai, mengukur efektifitas,
mengetahui ketaatan atau kepatuhan petugas selama proses pelaksanaan proyek.
Sistem Manajemen

Mutu,

Keselamatan & Kesehatan Kerja dan

Lingkungan (SMMK3L) ini merupakan bagian dari RMK3L yang terintegrasi


dari sistem manajemen mutu (SMM), sistem manajemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja (SMK3) dan sistem manajemen Lingkungan (SML) yang
sebelumnya dilaksanakan dengan sistem terpisah. Tujuan dilakukannya integrasi
sistim manajemen mutu, K3 & Lingkungan adalah agar dapat diperoleh sistim
manajemen perusahaan yang ringkas, praktis dan efektif serta mengikuti
perkembangan teknologi informatika.
1) Sistim Manajemen Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (SMMK3L)
Tujuan yang akan dicapai dari Sistim Manajemen Mutu, Keselamatan &
Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMMK3L) ini antara lain:
a. Segi Mutu:
1. Memenuhi semua persyaratan dan ketentuan peraturan Kesehatan
& Keselamatan Kerja yang terkait.
2. Mengendalikan proses suatu kegiatan di dalam Proyek untuk
mengurangi resiko ketidak-sesuaian terhadap Kesehatan &
Keselamatan Kerja.
3. Dapat meningkatkan kepedulian karyawan terhadap Kesehatan &
Keselamatan Kerja.
4. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya kecelakaan
dan sakit akibat kerja.
5. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali

adanya resiko

kerugian material akibat terjadinya kecelakaan kerja.


b. Segi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja:
1. Memenuhi semua persyaratan dan ketentuan peraturan Kesehatan
& Keselamatan Kerja yang terkait.

34

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2. Mengendalikan proses suatu kegiatan di dalam Proyek untuk


mengurangi resiko ketidak-sesuaian terhadap Kesehatan &
Keselamatan Kerja.
3. Dapat meningkatkan kepedulian karyawan terhadap Kesehatan &
Keselamatan Kerja.
4. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya kecelakaan
dan sakit akibat kerja.
5. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali

adanya resiko

kerugian material akibat terjadinya kecelakaan kerja.


c. Segi Lingkungan:
1. Memenuhi

semua persyaratan dan ketentuan peraturan

yang

terkait Lingkungan (AMDAL).


2. Mengendalikan proses suatu kegiatan di dalam Proyek untuk
mengurangi resiko terhadap kerusakan/pencemaran Lingkungan.
3. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya keluhan dari
penduduk sekitar lokasi pekerjaan tentang adanya gangguangangguan

yang

terjadi

sebagai

akibat

kegiatan

Proyek

Pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Seksi I


ini.

35

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 3.3. Kebijakan PT Waskita Karya yang Berkaitan dengan K3


2) Monitoring dan Pelaporan
Sebagai kewajiban kontraktor dalam memberikan hasil nyata sesuai
dengan spesifikasi yang disyaratkan maka kontraktor akan melakukan monitoring
semua hasil pekerjaan yang dicapai. Tata cara pelaporan dibuat seefektif dan
seefisien mungkin, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam melakukan
evaluasi terhadap tahapan proyek yang sedang berjalan. Evaluasi ini berfungsi
sebagai kontrol dan pedoman tindak lanjut apa yang harus dilakukan apakah
pekerjaan yang dilaksanakan sesuai rencana schedule dan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.
Sistim laporan PT. Waskita Karya secara garis besar seperti dibawah ini :
a. Pelaksanaan (dari tiap staf) diwajibkan membuat catatan berupa laporan
harian atau mingguan yang memberikan gambaran dan catatan yang jelas
mengenai:
36

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Produktivitas kerja & jumlah TK.


Pekerjaanpekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor.
Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan lisan

maupun tulisan.
Hal ikhwal mengenai bahanbahan (yang masuk dan terpakai), serta

yang ditolak.
Keadaan cuaca serta kendalakendala yang dihadapi.
Hasil laboratorium/pengujian lainnya.

b. Setiap laporan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek diperiksa


dan disetujui kebenarannya oleh pimpinan masingmasing unit.
c. Laporan mengenai pelaksanaan harus disertai dengan fotofoto kegiatan
proyek dalam bagian/tahapan yang penting, sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas sebagai dokumen dari awal proyek sampai akhir proyek.
d. Laporan yang berhubungan dengan pelaksanaan di lapangan yang bersifat
extern harus diketahui oleh Konsultan Pengawas.
Secara umum, PT. Waskita Karya membuat laporan harian dan mingguan
mengenai kemajuan pekerjaan yang harus ditandatangani oleh Konsultan
Pengawas dengan tembusan kepada Pemberi Tugas, yang berisi:

Jumlah pekerjaan yang dikerjakan


Jumlah tenaga kerja yang bekerja
Uraian kemajuan pekerjaan diakhir minggu
Bahanbahan dan perlengkapan yang telah masuk
Keadaan cuaca
Kunjungan tamutamu
Kejadiankejadian khusus
Rencana minggu depan

BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI
4.1.
Lingkup Pekerjaan
4.1.1. Pekerjaan Persiapan
A. Lingkup Pekerjaan
1

Penyediaan sebidang lahan yang diperlukan untuk kantor direksi.


37

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

1.

Penyediaan gudang bahan dan bedeng pekerja.

2.

Pemasangan instalasi listrik untuk kantor proyek.

3.

Penyediaan generator untuk keperluan sumber listrik kantor


kontraktor.

4.

Penyediaan meja, kursi dan peralatan administrasi (standar


perkantoran yang layak)

5.

Penyediaan transportasi untuk staf proyek.

6.

Penyediaan rambu pengaman lalu lintas, traffic cone pers release.

7.

Pemasangan alat pendingin di setiap ruang kerja.

8.

Penyediaan air bersih yang memadai.

9.

Penyediaan fasilitas untuk keamanan proyek dan tenaga pengatur


lalu lintas

10. Penyediaan papan nama proyek.


11. Penyediasan foto proyek.
12. Penyediaan alat pemadam kebakaran.
13. Penyediaan peralatan komunikasi (telepon/radio komunikasi).
14. Menyewa alat penerangan untuk kerja malam.
15. Penyediaan pagar seng untuk pengaman proyek dilengkapi
dengan lampu pagar.
16. Pemeliharaan jalan dan pelestarian lingkungan menuju lokasi
proyek dan lokasi buangan serta area lokasi buangan.
17. Pengadaan dokumentasi audio visual(film/video) selama tahap
pembangunan.
18. Pengadaan lahan stock yard.
B. Pembuatan Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya
Kontraktor

akan

menyediakan,

memasang,

memelihara,

membersihkan, menjaga dan pada saat selesainya kontrak harus


memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat,
gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkelbengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek.
Dimana :

38

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

1. Kontraktor akan mentaati semua peraturan-peraturan Nasional


maupun Daerah.
2. Kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sesuai dengan Lokasi
Umum

dan

Denah

Lapangan

yang

telah

disetujui

dan

penempatannya diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja


(site) yang telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
3. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh
kegiatan pelaksanaan.
4. Bangunan yang dibuat akan mempunyai kekuatan struktural yang
baik, tahan cuaca dan elevasi lantai yag lebih tinggi dari tanah
disekitarnya.
5. Bangunan untuk penyimpanan bahan akan diberi bahan pelindung
yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan
mengalami kerusakan.
6. Kantor lapangan dan gudang sementaraa akan didirikan diatas
pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk
pelayanan utilitas.
7. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk
bangunan adalah bekas pakai, tetapi dengan syarat masih berfungsi,
cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan
dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
8. Kontraktor akan menyediakan alat pemadam kebakaran, kebutuhan
P3K serta kebutuhan sanitasi yang memadai diseluruh barak,
kantor, gudang dan bengkel.
9. Perlengkapan dalam ruang rapat dan ruang penyimpanan
dokumentasi proyek.
C. Bengkel dan gudang
1. Kontraktor akan menyediakan sebuah bengkel dilapangan yang
diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya

39

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

listrik, sehingga dapat digunakan untuk merawat dan memperbaiki


peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Bengkel

tersebut

akan

dikelola

oleh

seorang

kepala

peralatan/mekanik yang mampu melakukan perawatan dan


perbaikan mekanis serta memiliki sejumlah pembantu yang terlatih.
D. Material & penyimpanan
Material yang digunakan disini harus :
1. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
2. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan
dalam gambar dan seksi lain dari spesifikasi atau sebagaimana
secara khusus disetujui tertulis oleh direksi pekerjaan umum.
3. Material berasal dari supplier yang telah diajukan dan disetujui
oleh direksi.
Setelah didatangkan, material sedapat mungkin ditempatkan didalam
lingkungan

lokasi

pagar

untuk

menghindari

kehilangan

material.Sebelum material dibongkar terlebih dahulu petugas gudang


bersama pengawas mutu melakukan inspeksi apakah sesuai dengan
spesifikasi yang dikehendaki.
Pada awal sebelum pendatangan material ke lokasi proyek, maka
kontraktor harus mengajukan ijin pendatangan material terlebih
dahulu dengan menyerahkan contoh material bersama dengan detail
lokasi sumber material yang akan dipakai, untuk selanjutnya
dimintakan persetujuan.

E. Mobilisasi & Demobilisasi


Pekerjaan ini mencakup tenaga kerja, bahan, perlengkapan, dan Alat
Berat.

Sebelum

dilakukan

mobilisasi,

kontraktor

harus

memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap jenis/kapasitas


alat berat yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
Lapangan. Mobilisasi dilakukan sejak Surat Perintah Mulai Kerja

40

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

(SPMK) diterbitkan kepada kontraktor. Demobiliassi dilakukan bila


Tenaga Kerja/Perlengkapan/Alat Berat sudah tidak dibutuhkan lagi.
F. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Pekerjaan Pembersihan Lahan bertujuan membersihan lokasi dari
pohon, perdu, rumput, tanah sampah dan bangunan agar pekerja
mudah melaksanakan kegiatan.
1. Penebangan pohon dilkukan dengan gergaji mesin sementara
pembersihan sampah, perdu dilakukan dengan bulldozer.
2. Hasil pembersihan dikumpulkan kemudian dibuang menggunakan
dump truck pada dizposol area yang telah disetujui.
G. Pekerjaan Pengukuran
1. Pekerjaan pengukuran bertujuan untuk melaksanakan pekerjaan
pengukuran untuk mengambil data data eksisting di lapangan
maupun untuk mengaplikasikan data data yang ada dalam
gamabr dilapangan serta mendapatkan peta proyek secara
keseluruhan dan kondisi lapangan di sekitar proyek sehingga
didapatkan koordinat dan elevasi jalan dan jembatan secara presisi.
2. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran pada pekerjaan
yang memerlukan akuasi.
3. Alat yang digunakan diantaranya:
a) Waterpass
b) Rambu Baca 5 m
c) Meteran 50 m
d) Theodolite
4. Bahan yang digunakan:
a) Cat Minyak
b) Cat Semprot
c) Kayu
5. Tahap pelaksanaan pengukuran
a) Kontrak drawing dan data titik acuan lokal diberikan kepada
Surveyor dari Kepala Teknik.
b) Surveyor melakukan pengecekan dan penandaan titik acuan
lokal yang akan digunakan untuk pengukuran selanjurnya,
kemudian pengesahan titik acuan lokal tersebut yang akan
digunakan.
c) Pengukuran CL (Center Line) bedasarkan titik acuan lokal
yang telh disetujui.
41

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

d) Pengukuran melintang jalan per 5 m sampai batas-batas jalan


yang akan
4.1.2. Pekerjaan Galian Tanah
Tujuan pelaksanaan pekerjaan galian tanah sesuai dengan elevasi rencana.
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah, urugan limestone, urugan tanah
dan pemadatan menggunakan alat berat dan stamper. Volume pekerjaan galian
tanah memiliki variasi tergantung kedalaman penggaliannya. Ruang lingkup
pekerjaan galian tanah:
a) Penyiapan Steak out elevasi sesuai rencana
b) Galian sesuai dengan elevasi rencana
Alat yang digunakan
a)
b)
c)
d)
e)

Cangkul
Alat Bantu
Light truck
Excavator
Dump Truck

Gambar 4.1. Bagan Alir Pekerjaan Galian


A. Pekerjaan Galian Untuk Timbunan
1) Galian untuk timbunan diperlakukan terhadap material eksisting yang
berada pada area pekerjaan , memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan
sebagai bahan timbunan pada lokasi pekerjaan
2) Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, sesuai spesifikasi, garis
ketinggian, kelandaian, sampai dengan kedalaman yang ditentukan,
disesuiakan jenis tanah (grafik kemiringan lereng dan kedalaman yang
disyaratkan) agar tidak longsor, sedangkan kemiringan arah memanjang
memungkinkan alat berat bermuatan bisa lewat,

42

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

3) Penggalian dengan menggunakan Excavator dan diangkut ke lokasi


timbunan dengan dump truk pada lokasi yang membutuhkan pekerjaan
galian timbunan.
B. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Dibuang/Dipindahkan
1) Pekerjaan Galian untuk dibuang dilakukan terhadap unsuitable material yg
berada pada lokasi konstruksi badan jalan yang membutuhkan pekerjaan
galian
2) Penggalian

tanah

dilakukan

sesuai

spesifikasi,

garis

ketinggian,

kelandaian, sampai dengan kedalaman yang ditentukan.


3) Penggalian dengan menggunakan Excavator.
4) Hasil galian dibuang dengan bantuan Dump Truck ke daerah yang telah
disetujui.
5) Pekerjaan galian selesai apabila elevasi akhir sudah sesuai gamabr dengan
toleransi yang diterima.
4.1.3. Pekerjaan Timbunan dan Perataan Tanah
Tujuan pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah sesuai dengan elevasi
rencana. Ruang lingkup pekerjaan timbunan tanah:
a) Penyiapan Steak out elevasi sesuai rencana
b) Timbunan sesuai dengan elevasi rencana
A.

Alat yang digunakan


1) Tamping Rammer
2) Alat Bantu
3) Roller
4) Dump Truck
5) Motor Grader

B.

Tahap pelaksanaan
1) Jarak dumping tanah adalah diperhitungkan terhadap volume tanah
per ritase dump truk, lebar timbunan / badan jalan dan tebal timbunan.
2) Pekerjaan timbunan dilakukan per layer padat dan dibentuk
kemiringan melintang agar air hujan dapat langsung melimpas.
3) Penghamparan dengan bulldozer dan pemadatan dengan vibratory
roller sesuai hasil trial compaction hingga 95% kepadatan maksimum.
4) Segera setelah setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat
yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan.

43

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

4.1.4. Pekerjaan Struktur


A. Pekerjaan Drainase
1) Drainase yang dibuat adalah drainase pipa, karena jalan tol ini
merupakan jalan layang.
2) Pembuatan saluran pengelak untuk mengalirkan aliran air eksisting.
Kemudian dilanjutkan dengan penggalian pada saluran yang akan
dibangun seuai ukuran yang diperlukan.
.
B. Pekerjaan Pemancangan
C. Pekerjaan Pile Cap
Setelah pekerjaan galian struktur dilaksanakan pemotongan kepala tiang
pancang. Pemotongan kepala tiang pancang diawali dengan pemotongan
elevasi top kepala tiang pancang dengan concrete cutter. Di atas batas
potongan tersebut dilakukan pembobokan tiang sampai batas besi yang
harus masuk ke pile cap. Kemudian besi dipotong dengan gergaji besi dan
sisa tiang dibuang ke disposal area.
1) Galian Pile Cap
Pekerjaan ini mencakup penggalian area pile cap (open cut) sesuai
kedalaman yang direncanakan. Alat yang digunakan yaitu : excavator
dan dump truck

Gambar 4.2. Galian Pile Cap


2) Pembobokan Tiang Pancang
Pekerjaan ini pemotongan kepala tiang bor sesuai dengan tinggi yang
direncanakan. Alat yang digunakan yaitu : palu, gergaji dan alat las
untuk potong besi.

44

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.3. Pembobokan Tiang Pancang


3) Dewatering
Untuk jumlah unit alat disesuaikan dengan kondisi air . Air dibuang ke
saluran pembuang terdekat, dan tidak mengganggu area. Kondisi air,
terus tetap dikontrol oleh pengawas dengan pengawasan yang baik
agar tidak sampai mengganggu struktur utama. Alat yang digunakan :
mesin penyedot air.

Gambar 4.4. Proses Dewatering


4) Leveling Bottom Pile Cap
Pastikan sesuai dengan posisi, dimensi ukuran gambar desain Pastikan
kondisi

permukaan

telah

bersih

dari

air,

kotoran

sebelum

penghamparan pasir, dan pengecoran lantai kerja. Pasir dipadatkan


dengan mesin stamper seluas bidang yang ditentukan. Sebelum
penghamparan lean concrete maka harus dipersiapkan batas tepi
penghamparan dengan kaso yang mana tinggi kaso harus sama dengan
tinggi pengecoran lean concrete. Pengecoran lean concrete akan
dilaksanakan secara manual. Penurunan concrete dari truk mixer
sampai batas pengecoran di bawah dilakukan dengan menggunakan
chute.
5) Bekisting dan Pembesian
Pekerjaan ini pemasangan formwork pile cap serta pemasangan besi
(rebar) sesuai dengan gambar kerja.

45

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.5. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian


6) Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan ini mencakup pengecoran beton pile cap, menggunakan
concrete mixer dan concrete pump.

Gambar 4.6. Pekerjaan Pengecoran Pile Cap

7) Pekerjaan Curing

Gambar 4.7. Curing


D. Pekerjaan Pier
1) Pekerjaan pembesian.
Pembesian kolom dirakit di workshop dan dibawa ke lapangan dengan
truck. Rakitan besi kolom disetel di lapangan dengan alat crane.
2) Pekerjaan Bekisrting
Panel bekisting dibuat dari plat baja dan rangka baja. Bekisting disetel
dilapangan setelah penyetelan pembesian kolom.
3) Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran kolom beton dengan meggunakan alat truck mixer &
pompa beton. Selama pengecoran, dilakukan proses pemadatan beton
dengan alat concrete vibrator. Bekisting dapat dibuka sehari setelah
pengecoran dan dilanjutkan dengan pekerjaan pembetonan berikutnya.
46

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

E. Pekerjaan Pier Head


1) Pembesian pier head
Jarak pembesian sesuai drawing yang telah disetujui bersama.
Pemasangan dilakukan dengan man power.
2) Bekisting pier head
Pemasangan bekisting harus sesuai dengan desain yang telah disetujui
bersama. Pemasangan dilakukan dengan man power.
3) Pengecoran Pier Head
Setelah pembesian, dilakukan pengecoran beton.

Pengecoran

dilakukan secara bertahap, menggunakan truck mixer dan concrete


pump. Untuk pemadatan menggunakan concrete vibrator.
F. Pekerjaan Bearing Pads
1) Tahapan Bearing Shoes
Bearing Shoes dipasang tepat pada posisi yang ditentukan. Pekerjaan
pemasangan dikerjakan hati-hati dengan adukan mortar khusus yang
tidak susut sehingga alas bearing shoes dapat melekat pada bagian atas
pier atau abutment.
2) Tahapan Bearing Pads
Dipasang tepat di tempatnya sesuai petunjuk konsultan pengawas atau
ketentuan gambar. Bila dipasang diatas lapisan tipis adukan
semen(mortar). Adukan itu harus dirawat hingga mencapai kekuatan
yang cukup sebelum balok jembatan diletakkan. Bearing pads dijaga
tetap pada posisinya selama penempatan jembatan

Gambar 4.8. Bearing Pad


G. Pekerjaan Girder
Girder diangkat menggunakan dua buah crawler crane. Satu bentang girder
terdiri dari 5 segmen. Potongan-potongan girder disusun, setelah selesai

47

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

dimasukkan tendon, lalu d prestress. Untuk mencegah karat, block


pengunci di tutup dengan mortar, setelah itu d grouting. Apabila dalam
satu span girder sudah siap maka girder siap di pasang pada pier head.
H. Pemasangan Diafragma & RC Plate
1) Pemasangan stager sementara untuk pekerja. Pemasangan diafragma
yang dilakukan dengan pengecoran ditempat. Pemasangan bekisting,
Pemasangan

besi

tulangan,

pengecoran

diafragma

dengan

menggunakan concrete pump, curing dan pembongkarang bekisting.

Gambar 4.9. Pekerjaan Pegecoran Diafragma


2) Pemasangan stager sementara untuk pekerja Pemasangan precast RC
Plate yang sudah dipabrikasi sebelumnya Loading material RC Plate
ke atas jembatan, pengangakatan dengan menggunakan mobile crane.
Sementara material diletakkan di atas girder. Pemasangan precast RC
Plate pada posisinya, dengan bantuan manpower, mobil crane atau
kaki tiga dan katrol.

Gambar 4.10. Pekerjaan Pemasangan RC Plat


I. Pekerjaan Lantai Jembatan

48

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Pada pekerjaan ini mencakup pemasangan formwork, rebar dan


pengecoran lantai jembatan. Alat yang digunakan : concrete pump, truck
mixer.

Gambar 4.11. Penulangan Lantai Jembatan


J. Pekerjaan Paraphet
Pekerjaan penulangan parapet dan pemasangan bekisting, kemudian
dilanjutkan pengecoran beton untuk parapet. Pekerjaan dikerjakan dimulai
pada jembatan kesatu sisi kiri kanan, setelah itu pada jembatan kedua
kiri kanan
K. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing dilaksanakan setelah semua pekerjaan selesai.
Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi seperti penyambungan pipa
,pemotongan dan pekerjaan penyiapan lainnya dilakukan secara pabrikasi,
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan dan penyetelan di proyek lokasi
proyek.
1) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Berupa kegiatan penyediaan perakitan dan pemasangan penerangan
lampu penerangan serta instalasi listrik lainnya sesuai yang
direncanakan.
2) Pekerjaan Pemasangan Pelengkap Jalan
Pelengkap jalan seperti pemasangan kilometer post dipasang setiap
200 meter. Serta pemasangan Guadrail pada tikungan horizontal.
3) Pekerjaan Marka Jalan dan Rambu Jalan
Berupa kegiatan penyediaan perakitan dan pemasangan rambu serta
pengecatan marka sesuai yang direncanakan.

49

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.12. Bagan Alir Pekerjaan Rambu-rambu


4) Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan
Berupa kegiatan membongkar bangunan non-permanen dengan tenaga
kerja tukang dan membersihkan lokasi proyek sehingga proyek bersih
sesuai yang direncanakan. Jika diperlukan menggunakan alat berat
untuk membersihkan lokasi.
5) Pekerjaan Demobilisasi
Untuk Demobilisasi berbagai alat berat menggunakan Truck Trailer.
4.2.

Pekerjaan yang Diamati


Adapun pekerjaan yang kami amati selama Praktik Kerja Lapangan (PKL)

pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu sebagai


berikut :
1. Pekerjaan Pancang
2. Tes Pile Dynamic Analyzer (PDA)
3. Pemotongan Tiang Pancang
4. Pengecoran Lantai Kerja (Lean Concrete)
5. Pembesian Pile Cap
6. Pembobokan Pilar
7. Pemancangan steel sheet pile
8. Stressing PC-I Gireder
9. Standar Penetration Test (SPT) di Lapangan
Betikut penjelasan dari setiap pekerjaan yang kami amati selama praktik
kerja lapangan di proyek tersebut.
4.2.1. Pekerjaan Pancang
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan
cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang
pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton,
tiang pancang baja dan tiang pancangkomposit (kayu beton dan baja beton).
Tiang pancang beton berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi
dua macam, yaitu Cast in place (tiang beton cor ditempat atau fondasi tiang bor)
dan Precast pile (tiang beton dibuat di tempat lain atau di pabrik).Pondasi tiang

50

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai
dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil,
sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah
diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul
pada waktu pengangkatan dan pemancangan.
Pekerjaan pemancangan pondasi dalam berupa square pile 40 x 40cm
dengan menggunakan Diesel hammer 650 pada titik yang ditentukan.Lokasi yang
diamati pada titik P 188 P 193 di seksi 2 (Jakasampurna Duren Jaya).

a.

Metode pelaksanaan
PEMESANAN

MOBILISASI &UNLOADING
SPUN PILE(segmental)
KE STOCK YARD

PEMANCANGAN
PENGETESAN
SELESAI

Gambar 4.13. Bagan Alir Metode Pelaksanaan


b.

Pemesanan Square Pile


Pengadaan Square pile produksi Waskita Beton Precast dengan panjang
tiang bottom 12 m, tiang top 10 mdan Beton K-500 dengan kebutuhan:
P 188 dibutuhkan 45 titik
P 189 dibutuhkan 45 titik
P 190 dibutuhkan 45 titik
P 191 dibutuhkan 42 titik
P 192 dibutuhkan 45 titik
P 193 dibutuhkan 45 titik

51

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

c.

Mobilisasi Dan Penurunan (unloading) Square Pile Ke Lokasi Stock


Yard
Urutan pekerjaan mobilisasi dan penurunan (unloading) segmen Square
Pile Lokasi Stock Yard sekitar lokasi proyek. Terlihat pada bagan alir
dibawah ini :

PERSIAPAN
MOBILISASI DENGAN TRAILLER TRUCK

PENURUNAN SEGMEN
SQUARE PILE DENGAN CRANE

PENEMPATAN SQUARE PILE

SELESAI

Gambar 4.14. Mobilisasi Dan Penurunan (unloading) Square Pile Ke Lokasi


Stock Yard
Urutan pelaksanaan mobilisasi dan penurunan (unloading) Square Pile
antara lain :

Persiapan material, alat, dan tenaga kerja yang dibutuhkan serta

persiapan lokasi stock yard.


Mobilisasi Square Pile dari tempat produksi ke lokasi stock yard
dengan menggunakan trailler truck.

52

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Penurunan dan penempatan Square Pile (segmental) dengan crane.

d. Pemancangan Square Pile dengan Diesel Hammer


Pekerjaan Pemancangan Square Pile adalah pekerjaan mengangkat dan
memancang Square Pile pada titik yang telah

ditentukan. Urutan

pelaksanaan pemancangan Square Pile sebagai berikut :


1. Stel Peralatan
Peralatan yang perlu disetel adalah peralatan pemancangan dan service
crane.Peralatan pemancangan dapat berupa service crane ditambah
leader dan hammer. Untuk menjaga keutuhan tiang pancang, maka
diperlukan bantalan penghubung antara tiang pancang dengan hammer
(biasanya terbuat dari kayu tebal lebih kurang 10 cm).
2. Angkat Tiang Pancang
Tiang pancang yang akan dipancangkan diletakkan dekat alat
pemancang dengan bantuan service crane/mobile crane. Tiang pancang
diangkat oleh alat pemancang dengan letak titik angkat sesuai
ketentuan dari pabrik.

hammer

Gambar 4.15. Pengangkatan Tiang


tiang Pancang
3. Pengaturan Posisi Tiang Pancang
Dirikan tiang pancang, dimana
crane as tiang pancang tepat pada titik
pemancangan (titik marking).Posisi
tiang pancang harus benar-benar
ALAT PEMANCANGAN
vertikal, pengecekan dilakukan dengan menggunakan theodolith pada
2 arah bumbu yang saling tegak lurus.

53

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

theodolith

90

theodolith

alat
pancang

PENGECEKAN
VERTIKALITAS
TIANG
PANCANG

Gambar 4.16. Pengaturan Posisi Tiang Pancang


4. Pemancangan Awal
Pemancangan dimulai

dengan

hati-hati,

sambil

tetap

dijaga

vertikalitasnya dengan theodolith.Pada pemancangan awal ini perlu


diperhatikan apabila terdapat lapisan tanah jelek, terutama di bagian
atas (dekat permukaan tanah).Hal ini disebabkan ada kemungkinan
tiang pancang tersebut terperosok kebawah dengan dengan cepat.
Untuk itu operator alat pemancangan harus diberitahukan agar ia dapat
mengantisipasinya.
5. Pencatatan Jumlah Pukulan
Catat jumlah pukulan (komulatif) per tiap-tiap kedalaman (biasanya
kelipatan 50 cm atau sesuai spesifikasi) pada form pencatatan,
perhitungan sebaiknya dilakukan dengan alat hitung mekanik
(counter).
6. Pembuatan Data Kalendering
Apabila penambahan kedalaman pada tiap pemukulan sudah hampir
tidak terlihat, lakukan monitoring penurunan dengan teliti, dengan
menggunakan kertas milimeter, yang biasanya disebut kalendering.
Urutan pembuatan kalendering adalah sebagai berikut :
Siapkan referensi (terbuat dari kayu atau besi) berbentuk u atau

kotak
Pasang kertas milimeter pada tiang pancang dengan cara dilem
atau diplakban

54

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Pukul tiang pancang dengan hammer seperti sebelumnya


Tarik garis horisontal ke kanan setiap selesai pemukulan,
dengan posisi alattulis (sebaiknya spidol) selalu menempel

pada kertas milimeter


Pencatatan di kertas milimeter ini minimal 10 kali pukulan
Ambil kertas milmeter tersebut, catat nama titik tiang pancang

dan mintakantanda tangan ke pengawas atau yang ditunjuk


Ukur jarak garis horisontal untuk 10 kali pukulan terakhir
(yang tertulis dikertas milimeter) dan bandingkan dengan
syarat yang harus dipenuhi.Apabila penurunan 10 pukulan
(kalendering) tersebut lebih kecil dari yangdisyaratkan, maka
pemancangan dapat dihentikan (selesai), tetapi jikasebaliknya,

maka lakukan pemukulan lagi sampai syarat tersebut terpenuhi.


Apabila tiang pancang sudah tertanam habis dan kalendering
belumpersyaratan, tiang pancang tersebut harus disambung

atau sesuai arahan daripengawas/konsultan.


Lakukan pencatatan pada form mengenai level atas tiang
pancang dan posisi tiamg terhadap titik yang seharusnya.

spidol atau
alat tulis

tiang
pancang
kertas
milimeter
dilem/diplakban
referensi
dari kayu

Gambar 4.17. Pembuatan Data Kalendering


7. Pemindahan Alat (Pemancangan Selanjutan)
Pindahkan alat pancang ke titik pancang berikutnya, dan pemancangan
dilakukan dengan cara sesuai urutan diatas.Apabila pemancangan
disuatu lokasi sudah selesai, lakukan pengukuran ulang mengenai
elevasi tiang dan bandingkan dengan data elevasi yang tercatat di form,
hal ini diperlukan untuk mengetahui heaving (elevasi tiang naik) tiang
pancang. Jika hal ini terjadi maka harus dilakukan redrive (pemukulan
ulang) sampai dengan elevasi sama dengan yang tercatat di form.

55

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

e. Pengujian Square Pile


Pemancangan akan dihentikan (mencapai final setting ) apabila dari hasil
kalendering pile turun kurang dari 10 mm setelah dilakukan pemukulan
sebanyak 10 kali.
Tenaga Kerja dan Alat yang digunakan
Tenaga kerja
- Operator Diesel Hammer
- Operator Crane
- Pengawas
- Tukang
- Surveyor
Alat yang digunakan

f.

Diesel Hammer machine 100 HP

Crawler crane 5 - 10 ton

Mesin Las

Theodolite, water pass meteran

Dokumentasi

Gambar 4.18. Tiang Pancang yang Baru di Datangkan ke Lokasi

56

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.19. Penempatan Tiang Pancang Dilapangan

Gambar 4.20. Pengangkatan Tiang Pancang untuk Sambungan

Gambar 4.21. Proses Pemancangan

57

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.22. Tiang Pancang yang Sudah Terpasang untuk Satu Pile Group

4.2.2. Tes Pile Dynamic Analyzer (PDA)


Pengujian loading test pada tiang pancang pada proyek jalan tol Becakayu
ini menggunakan PDA. PDA adalah sebuah komputer yang dapat mengolah data
yang diperoleh dari tes dinamis terhadap suatu tiang pancang. Dari test dinamis
tersebut diatas, dapat ditentukan bermacam-macam besaran yang terjadi pada
tiang, antara lain ; daya dukung ultimit, integritas tiang, gaya maksimum yang
terjadi pada tiang, energi yang di transfer. Pelaksanaan test PDA ini cukup singkat,
hanya membutuhkan waktu 30 menit saja untuk 1 titik tiang pancang. Adapun
informasi yang dibutuhkan dalam tes PDA ini adalah :
1. Nama Proyek dan Lokasi titik PDA,
2. Tanggal pemancangan,
3. Panjang tiang dan diameter tiang,
4. Panjang tiang tertanam,
5. Jenis tanah hasil borlog,
6. Daya dukung tiang ultimate.
a. Alat-alat yang diperlukan dalam tes ini adalah :
1. Pile Driving Analyzer ( PDA ),
2. strain transducer.
3. accelerometer
4. Kabel Penghubung.
Peralatan dapat dimasukkan dalam kotak perjalanan yang cukup kuat.
Setiap set PDA dan perlengkapannya membutuhkan satu atau dua kotak
yaitu berukuran sekitar 600 mm x 500 mm x 400 mm: dengan berat sekitar 30
kg.

58

Accelorometer

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Strain transducer

Gambar 4.23. Strain transducer dan Accelorometer

Gambar 4.24. Pile Driving Analyzer


b. Prosedur Pengujian PDA Test
1. Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu
dimensi yang terjadi ketika tiang dipukul oleh palu.
2. Regangan dan percepatan selama pemancangan diukur menggunakan
strain transducer dan accelerometer. Dua buah strain transducer dan
dua buah accelerometer ditempelkan (dengan cara di bor terlebih dahulu)
pada minimal 2x diamater tiang uji dari kepala tiang, dan 2 x diameter dari
dasar tanah. Hal ini untuk mengamankan alat transducer dan
accelerometer saja.Jika kepala tiang pecah saat dilakukan PDA, maka
posisi letak alat pembaca data tadi tetap aman. Demikian juga jika saat
pemancangan terjadi penurunan tiang, maka posisi alat baca terhadap dasar
tanah juga tetap aman. Karena menurut pihak aplikator PDA, harga alat
transducer dan accelerometer ini sangat mahal.
3. Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan
untuk menjamin hasil rekaman yang baik dan pengukuran tambahan
jika salah satu instrument tidak bekerja dengan baik.
4. Pengukuran direkam oleh PDA dan dianalisis dengan Case
Method yang sudah umum dikenal, berdasarkan teori gelombang satu

59

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

dimensi. Dari metode ini dapat ditentukan bermacam-macam besaran yang


terjadi pada tiang antara lain daya dukung ultimit, integritas tiang, gaya
maksimum yang terjadi pada tiang energi yang di transfer dan sebagainya.
c. Pemasangan Instrumen
Pengujian dinamis dilaksanakan untuk memperkirakan daya dukung
aksial tiang. Karena itu, pemasangan instrument dilakukan sedemikian rupa
sehingga pengaruh lentur selama pengujian dapat dihilangkan sebanyak
mungkin. Untuk itu harus dilakukan adalah :
1. Strain transducer harus dipasang pada garis netral dan accelerometer
2.

pada lokasi berlawanan secara diametral.


Posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap garis strain
transducer.

d. Persiapan Pengujian PDA TEST


Persiapan pengujian terdiri dari :
1.

Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala

2.

tiang sama rata permukaan tanah.


Pengeboran lubang kecil pada

tiang

untuk

pemasangan

strain

transducer dan accelerometer.


3. Pemasangan instrument.
Catatan :
Sebelum pelaksanaan PDA, sebaiknya minta pada pihak aplikator PDA
untuk :
1. Melakukan presentasi, dan
2. Menyerahkan bukti kalibrasi alat.
Hal ini dilakukan untuk menjamin kemampuan penguasaan personil pihak
aplikator dan kebenaran data yang dihasilkan oleh alat PDA tersebut.

Gambar 4.25 Tanah sekeliling tiang pancang digali untuk tes PDA

60

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.26. Tanah sekeliling pancang yang sudah digali dan siap untuk di tes
PDA

Gambar 4.27. Pemasangan Strain Tranducer dan Accelorometer dan Setting data
PDA

Gambar 4.28. Pelaksanaan Tes PDA

61

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.29. Pelaksanaan PDA


4.2.3. Pemotongan Tiang Pancang
Karena perbedaan kondisi tanah keras menyebabkan elevasi muka tiang
pancang tidak seragam.Agar tiang pacing tersebut elevasinya seragam perlu
dilakukan suatu tidakan yaitu dengan memotong tiang pancang tersebut.tentunya
pemotongan ini harus dilakukan sesuai Spesifikasi Teknis dalam Dokumen
Kontrak.
a. Metode Kerja
Pekerjaan pemotongan tiang pancang ini menggunakan alat Palu Godam
dan Pahat Besi.Pemotongan 1 buah tiang pancang memakan waktu 2 jam, di
karenakan alat yang digunakan hanya pahat dan palu godam.
Berikut adalah urutan metode pekerjaan pemotongan tiang pancang :
1. Ukur ketinggian tiang pancang yang harus dipotong dari Top LC,
pengukuran bisa dilakukan dengan menggunakan pita ukur.
2. Dari hasil pengukuran yang didapat, kemudian buat garis acuan di
sekeliling tiang pancang.
3. Kemudian lakukan pembobokan tiang pancang dengan menggunakan
pahat dan palu godam.
4. Tulangan dalam tiang pancang harus dipotong minimal 30 cm dari
ketinggian muka tiang pancang ditinjau dari Top LC.
5. Setelah proses pembobokan dan pemotongan, hasil pembobokan
kemudian diangkat menggunakan excavator yang dihubungkan
dengan katrol untuk mengangkat tiang pancang yang sudah dipotong.
b. Hal-hal yang Harus Diperhatikan

62

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Dalam pemotongan tiang pancang ini, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Pengukuran yang dilakukan untuk menentukan ketinggian tiang
pancang yang dipotong harus tepat, karena jika kurang atau berlebih
akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan hingga kegagalan
struktur.
2. Pemotongan tulangan pada tiang pancang harus dilakukan secara
presisi, tidak boleh kurang dari 30 cm, karena tulangan tersebut
berfungsi sebagai penyalur tegangan menuju tiang pancang secara
sempurna.

Gambar 4.30. Pahat

Gambar 4.31. Pekerja yang sedang melakukan pemotongan tiang pancang

63

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.32. Beberapa Tiang Pancang yang Sudah di Potong

Gambar 4.33. Semua tiang pancang sudah di potong

Gambar 4.34. Pekerja sedang membersihkan puing-puing sisa pemotongan tiang


pancang
4.2.4. Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja (Lean Concrete)
Setelah tanah di gali dan tiang pancang di potong sesuai dengan elevasi
yang telah di tentukan maka di buatlah lantai kerja (Lean Concreta) sebagai
landasan tulangan pile cap. Tujuan di buatnya lantai kerja ini adalah

64

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

1. Memudahkan pekerja berdiri d atas lahan datar, lahan menjadi tidak kotor dan
becek.
2. Merupakan dudukan besi lapis bawah.
3. Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.

a. Metode Kerja
Untuk pekerjaan ini di datangkan 1 truck mixer dengan kapasitas 7 m3 dan
pekerjaan ini dilakukan oleh 6 orang pekerja. Adapun metode pelaksanaannya :
1.

Dibuat bekisting sebagai acuan untuk lantai kerja, untuk ketebalan lantai kerja

2.
3.

10 cm.
Setelah itu di buat papan untuk mengalirkan beton yang di tuang dari truck mixer.
Lalu setelah papan untuk pengaliran beton segar telah selesai maka truck mixer
memulai untuk mengalirkan beton segar melaui bucketnya ke papan

4.

pengaliran beton sampai jatuh di tempat pengecoran yang di inginkan.


Beton yang sudah jatuh di lokasi lalu di ratakan oleh tukang sesuai dengan

5.

ketebalan yang di tentukan dengan menggunakan ruskam.


Lanjutkan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi.
b. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Dalam pengecoran lantai kerja ini ada beberapa hal yang harus di
perhatikan :
1. Tinggi jatuh beton tidak boleh melebihi dari 1 meter, karena apabial lebih dari
1 meter akan terjadi segregasi.
2. Waktu pengangkutan beton oleh truck mixer tidak boleh lebih dari 90 menit,
jika diperlukan jangka waktu tempuh yang lebih lama lagi, maka harus
dipakai bahan tambah penghambat waktu ikat (retarder).
3. Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus tanpa berhenti
hingga selesainya pengecoran, maka akan sangat baik apabila selang waktu
kedatangan antara truck mixer tidak lebih lama dari waktu pengecoran yang
dibutuhkan oleh 1 (satu) truck mixer.
4. Pastikan ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari kotoran.

65

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

c. Dokumentasi

Gambar 4.35.Truck Mixer sedang menuangkan beton

Gambar 4.36. Pekerja sedang meratakan beton

Gambar 4.37. Pekerja sedang mendorong beton yang masih tersisa di papan agar
jatuh ke lokasi
4.2.5. Pekerjaan Pembesian Pile Cap
Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang
pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap.Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur

66

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

bawah (sub structure) selesai dilaksanakan.Semua bahan yang digunakan untuk


pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap maka
terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan
secara umum.
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan
memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton
agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk
menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang
bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat
terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan
pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :
a. Ukuran diameter baja tulangan.
b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan
pada proyek ini antara lain:

a. Pabrikasi Besi
Proses

pabrikasi

besi

terdiri

dari

pekerjaan

pemotongan

dan

pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi


dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang
digunakan

terdiri

dari

bermacam-macam

ukuran

tulangan.Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

67

sesuai

perhitungan

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan


dengan perencanaan.Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi
tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini
untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut
karena sifat getas baja.Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan
berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun
daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop
drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :
1.

Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada


daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan
sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga
bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.

2.

Memperhitungkan

teknik

pemasangan

tulangan

sehingga

tidak

menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.

b. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa
ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
1.

Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum


baja tulangan tersebut dipasang.

2.

Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur
maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.

68

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

3.

Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada


tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

4.

Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan


lewatan dan panjang penjangkaran.

5.

Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai


acuan selimut beton yang akan dicor.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan

dengan pembesian pile cap.


Langkah-langkah pembesian pile cap :
1.

Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22


mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi
berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar
rencana.

2.

Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan


daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana.
Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.

3.

Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada
lokasi pile cap yang telah ditentukan.

4.

Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang
yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat
sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.

c. Dokumentasi

69

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.38. Baja tulangan pile cap

Gambar 4.39. Silinder beton decking

Gambar 4.40. Block decking yang telah terpasang

70

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.41. Pemasangan tulangan pile cap

Gambar 4.42. Pemasangan tulangan pile cap


4.2.6. Pembobokan Pilar
Pembobokan pilar ini dilakukan karena pilar yang sudah ada terbengkalai
selama 16 tahun, tanpa ada perawatan. Tulangan penyalur yang belum ditutupi
oleh beton selama 16 tahun membuat kondisi mulai berubah seperti berkarat,
penurunan tegangan, dan lain-lain yang di pengaruhi oleh faktor lingkungan
seperti cuaca dan suhu.Maka dari itu dilakukan pembobokan pilar untuk
mengambil tulangan penyalur dari dalam pilar yang sudah terbeton.
a. Metode Kerja
Adapun metode pembobokan pilar sebagai berikut :
1. Mengukur tinggi pilar yang harus di bobok dari top pilar, pengukuran ini dapat
menggunakan pita ukur.
2. Setelah hasil pengukuran yang didapat, kemudian buat garis acuan di sekeliling
pilar.
3. Untuk tinggi pilar yang harus di bobok dari top pilar yaitu 80 100 cm.
4. Setelah itu dilakukan pembobokan pilar dengan menggunakan jack hammer
sampai ketinggian yang telah di tentukan.

71

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Dalam pembobokan pilar ini jumlah pekerja yang dibutuhkan yaitu 3


orang, dengan menggunakan alat jack hammer. Untuk durasi pekerjaan ini
untuk 1 pilar yang di bobok 10 hari, ini dikarenakan karena mutu beton
pilar yang tinggi, sehingga beton sangat susah untuk di hancurkan.
b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Dalam pembobokan pilar ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Pengukuran yang dilakukan untuk menentukan ketinggian pilar yang
dibobok harus tepat, karena jika kurang atau berlebih akan
mengakibatkan keterlambatan pekerjaan.
2. Perlu di perhatikan lagi K3 pada saat proses ini, karena pekerjaan ini
di lakukan pada ketinggian 6 meter pekerja seharusnya
menggunakan tali pengaman.

c. Dokumentasi

Gambar 4.43. Pilar eksisting dari tahun 1998

72

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.44. Pekerja sedang membobok pilar


4.2.7. Pekerjaan Steel Sheet Pile
Sheet pile baja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan
permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah
penanganannya. Keuntungan-keuntungannya antara lain:
1. Kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancangan.
2. Bahan turap relative tidak begitu berat
3. Dapat digunakan berulang-ulang
4. Mempunyai keawetan yang tinggi
5. Menyambung mudah, bila kedalam turap besar.
Pada proyek ini alat yang digunakan yaitu vibratory hammer yang di
gantung pada crawler crane Hitachi KH150 dan sheet pile baja berbentuk
lengkung (arch) dengan tebal berkisar 10-13 mm.
a. Metode Kerja
Berikut metode kerja untuk pelaksanaan steel sheet pile :
1. Steel sheet pile yang telah di datangkan dari pabrik di letakkan pada
tempat yang dekat dengan alat pemancangan agar mudah di angkut
pada saat pemasangan.
2. Steel sheet pile di ambil dari stock pile dengan di jepitkan pada
vibratory hammer.
3. Setelah itu Steel Sheet Pile dipancang pada tempatnya untuk tahap 1
cukup pada kedalaman agar steel sheet pile dapat berdiri sendiri
dengan stabil.

73

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

4. Steel sheet pile berikutnya, dipancang dengan mengikuti alur


sambungan dengan steel sheet pile yang telah dipancang lebih dulu,
dengan kedalaman yang sama.
b. Hal yang perlu diperhatikan
Berikut hal yang perlu diperhatikan pada saat pemancangan steel sheet
pile:
1. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus , dapat dibantu
dengan pemasangan guide wall yang terdiri dari h-beam & unp.
2. Pastikan pemancangan pertama tegak lurus, karena akan berpengaruh
terhadap ketegakan sheet pile berikutnya. Pemancangan hanya sampai
elevasi + 1.00 m di atas level rencana, karena connecting antar sheet
pile dapat mengakibatkan sheet pile yang telah terpancang amblas
sewaktu pemancangan sheet pile sebelahnya.

Gambar 4.45. Peletakan steel sheet pile di lapangan

74

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

c
Gambar 4.46. Peralatan yang digunakan dalan pemancangan steel sheet pile
(a) Crawler crene Hitachi KH150
(b) vibratory hammer
(c) genset

Gambar 4.47. Proses pemancangan steel sheet pile dengan menggunakan


vibratory hammer

Gambar 4.48.Steel sheet pile yang telah terpasang

75

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

4.1.8. Pengujian Standar Penetration Test (SPT) di Lapangan


Standar Penetration Test adalah suatu metode uji yang dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui,baik perlawanan dinamik tanah
maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknikpenumbukan.Uji SPT terdiri
atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah,disertai pengukuran
jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mmvertikal. Dalam
sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang
dijatuhkansecara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian
dibagi dalam tiga tahap,yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing
tahap. Tahap pertama dicatatsebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk
memasukkan tahap ke-dua dan ke-tigadijumlahkan untuk memperoleh nilai
pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalampukulan/0,3 m).
a. Metode Pengujian
1. Persiapan pengujian
Persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut:
-

Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor;


Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di

atas penahan;
Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian

dari bekas-bekas pengeboran


Pasang split barrel sampler pada pipa bor, dan pada ujung lainnya

disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan;


Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai

kedalaman pengujian yang diinginkan;


Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian
15 cm, 30 cm dan 45 cm.

2. Prosedur Pengujian
Adapun pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
-

Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada

interval sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;


Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm);

76

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan Ulangi 2)

dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;


Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang

pertama;
Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan

ke-tiga;
Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:15 cm pertama

dicatat
N1; 15 cm ke-dua dicatat
N2; 15 cm ke-tiga dicatat
N3; Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3.
Nilai N1 tidak diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran;
Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan

tambah pengujian sampai minimum 6 meter;


Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah

batuan.
Hasil uji penetrasi lapangan dengan SPT dilaporkan menjadi satu
dengan log bor dari hasil pengeboran dalam bentuk, yang antara
lainmemuat hal-hal sebagai berikut:
a) Nama pekerjaan dan lokasi pekerjaan, dan tanggal pengujian;
b) Nama penguji, nama pengawas, dan nama penanggung jawab
hasil uji dengan disertaitanda tangan (paraf) yang jelas;
c) Nomor lubang bor, kedalaman pengeboran, muka air tanah
elevasi titik bor dan hasilpengujian SPT;
d) Tipe ujung split barrel yang digunakan, apakah berbentuk konus
terbuka atau konustertutup;
e) Catatan setiap penyimpangan pada waktu pengujian.

b. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian penetrasi dengan SPT
adalah:
1. Peralatan harus lengkap dan laik pakai;
2. Pengujian dilakukan dalam lubang bor;
3. Interval pengujian dilakukan pada kedalaman antara 1,50 m s.d 2,00 m (untuk
lapisan tanah tidak seragam) dan pada kedalaman 4,00 m kalau lapisan
seragam;

77

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

4. Pada tanah berbutir halus, digunakan ujung split barrel berbentuk konus
terbuka (open cone); dan pada lapisan pasir dan kerikil, digunakan ujung split
barrel berbentuk konustertutup (close cone);
5. Contoh tanah tidak asli diambil dari split barrel sampler;
6. Sebelum pengujian dilakukan, dasar lubang bor harus dibersihkan terlebih
dahulu;
7. Jika ada air tanah, harus dicatat;
8. Pipa untuk jalur palu harus berdiri tegak lurus untuk menghindari terjadinya
gesekan antara palu dengan pipa;
9. Formulir-formulir isian hasil pengujian.
c. Dokumentasi

Gambar 4.49. Pengujian SPT di Lapangan

Gambar 4.50. Pekerja sedang mengambil sampel tanah dari dalam lubang

78

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.51. Pekerja sedang mengeluarkan sampel tanah dari tabung belah

Gambar 4.52. Pekerja sedang mengidentifikasi sampel tanah


4.1.9. Stressing I Girder Segmental
Metode Stressing I Girder Segmental

1.

Tahap pelaksanaan 1

Pengiriman Precast Girder oleh trailer, dalam satu trailer dapat memuat 4
segmen dari girder

2.

Sesampainya di lokasi, girder di bongkar dari trailer

3.

1 girder mempunyai 5 segmen, dimana 3 adalah middle, lalu 2 nya adalah head
amd bottom

4.

Pensettingan girder di lokasi, lalu setelah tersetting, girder di elevasi dengan


menggunakan Jack Up. Untung mengatur ketinggian girder digunakanya
triplek/stampede untuk mengurangi gaya gesek.

5.

Setelah itu dilakukan check elevasi horizontal dan veritkal 5 segmen

6.

Pemasukan straind

7.

Terdapat 4 lubang dalam girder, lubang paling atas (C1) memuat 16 straind,
lubang ke dua (C2) memuat 17 straind, dan lubang ke tiga(C3)danempat(C4)
mencakup 12 straind

79

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

8.

Bentang girder itu sendiri adalah 32m

9.

Setelah pemasangan mulai dari C1 C4 selesai, lalu dipasangnya Block Anchor

10. Lalu dipasangnya wigies, tiap stressingnya

Tahap Pelaksanaan 2 (Stressing)


1. Setelah dilakukan tarikan atau stressing, lubang di girder akan di
tutup dengan menggunakan mortar yang berbentuk mangkok.
Dengan tujuan agar straind tidak kemasukan air yang bisa
menyebabkan karat.
2. Lalu proses selanjutnya adalah grouting, yaitu pengisian pipa
dengan beton.
3. Setelah 5 segmen girder menyatu, diberikannya lem Epoxy pada
setiap sambungan girder
4. Penarikan dilakukan dengan Hydraulic Jack, agar tercapai kuat
tekan 70%.

Tahapan pekerjaan stressing balok girder:


1.

Install Strand
Instalasi strand dipilih

Untuk simple

cara

girder biasanya

yang

paling

digunakan

efisien
dengan

dan
cara

ekonomis.
manual

karena girder tersebut relatif pendek.


Strand yang keluar dari angkur dan belum distressing atau sebagian
telahdistressing, untuk waktu lebih dari 3 minggu, sebaiknya ujung kawat untaian
yang terbuka tersebut diberi pembungkus untuk melindungi korosi dan untuk
pengaman dari kerusakan lain.

80

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.53. Install Strand


2.

Pemasangan Wedge Plate


Wedge Plate dipasang setelah instalasi strand selesai dan segera akan

dilakukan stressing. Wedge Plate dikirim ke site dengan material pencegah karat,
misalnya dilumuri sejenis minyak/oli.
Persiapan pemasangan wedge plate adalah :
- Buka pelindung strand di bagian ujung.
- Periksa panjang stressing
- Stressing lenght harus bersih dan serpihan beton yang akan menghalangi
masuknya strand ke dalam wedge plate.
- Posisi strand tidak boleh saling bersilangan yang dapat mengakibatkan
strand terjepit waktu stressing.

Gambar 4.54. Pemasangan Wedge Plate


3.

Pemasangan Wedges/baji
81

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Wedges dipasang sesaat sebelum dilakukan pekerjaan stressing. Prosedur


yang dipakai untuk pemasangan wedges pada wedge plate:
a.

Tekan wedge plate sampai menyentuh casting

b. Tkan wedges dengan tangan ke dalam lubang wedge plate


c. Kencangkan posisi wedge dengan memukul wedges biasanya menggunakan
pipa besi.

Gambar 4.55. Wadges Plate dan Wadges/Baji


Penting : setelah wedge plate dan wedges terpasang, periksa semuawedges telah
terpasang dengan baik dan tidak ada yang kendur.
4.

Proses stressing balok girder


Struktur beton balok girder yang akan distresssing harus mencapai

minimum kuat tekan karakteristik yang disyaratkan oleh konsultan perencana


yaitu Kelas A-1 (K-450).
Stressing dilakukan atas perintah penyedia jasa dan dengan persetujuan
konsultan

pengawas.

Sebelum

dilakukan stressing sub-penyedia

pekerjaaan prestressing harus mangajukan perhitungan elongasi

jasa

dan jacking

force untuk mendapat persetujuan konsultan pengawas sebagai acuan untuk


pelaksanaan. Selama pelaksanaan stressing harus dihadari oleh direksi atau
wakilnya.
Stressing harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan yang baik terhadap alat-alat yang digunakan. Kabelharus
ditarik pada ujung dan gaya jack yang ditentukan oleh gambar kerja atau instruksi
direksi. Tidak boleh ada kabel yang di tarik sebagian, lalu ditinggalkan kecuali

82

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

atas petunjuk gambar kerja atau direksi. Tegangan pada kabel harus diukur dari
perpanjangan kawat untaian (elongasi) dan selama proses penarikan dapat
dikendalikan dengan pembacaan alat ukur tekanan. Alat ukur tekanan
menunjukkan gaya yang telah diberikan ke tendon sementara elongasi berfungsi
scbagai counter check. Elongasi yang terjadi harus berada dalam interval yang
dlijinkan yaitu antara -7% sampai +7% (sesuai ACT 318 psl 18.18 dan SK SNI T15.1991 psl. 3.1 1.1 8).
Apabila hasil stressing yang dilakukan tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan, hal-hal yang harus dilakukan adalah:
a. Jika basil elongasi secara grafis masih lebih besar dan +7%, maka
dilakukan lift-off atau memeriksa gaya yang bekerja pada angkur kemudian
dibandingkan dengan gaya angkur hasil perhitungan. Jika masih belum
memenuhi maka harus di release dan dilakukan penarikan ulang.
b. Jika hasil elongasi secara grafis lebih kecil dari -7%, maka dilakukan
penarikan tambahan sampai batas gaya jacking force yang disyaratkan.
Tahap tahap pekerjaan stressing metode DSI
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pasang Jack force dengan perlengkapanya;


Nyalakan jack force, hal ini menandakan dimulai proses stressing;
Proses pengukuran perpanjangan strand dimulai pada pressure 50 MPa,
Tiap kelipatan 50 MPa ukur perpanjangan strand;
Pada pressure 150 MPa di ceck beda panjang strand gunanya untuk kontrol;
Pressure strand dengan jack force sampai 382,60 MPa. Pressure 382,60 MPa
didapat dari data dan perhitungan sub penyedia jasa sebelum melaksanakan

pekerjaan stressing balok girder;


g. Setelah semua selesai baru hitung elongasi dari tiap lubang girder;
h. Lanjutkan urutan seperti diatas pada lubang girder lainya.

83

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Gambar 4.56. Proses stressing balok girder

84

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I
Spesifikasi Gambar Kerja

Material
Pabrikasi strand
Instalasi strand
Install hook

Pemasangan Angkur hidup dan Angkur Mati

tidak

Inspeksi Bersama Kontraktor

ok
Pengecoran

Kuat Beton Saat Transfer

tidak
Menunggu Kuat B

ok
Stressing
tidak
Evaluasi Hasil
Stressing
ok
Grouting

Selesai

Gambar 4.57. Alur Pekerjaan Stressing


85

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Tahap Pelaksanaan 3 (Pekerjaan Grouting)


Grouting adalah proses pengisian rongga udara antara strand dengan
duct dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan grout.
Tujuannya adalah untuk menjaga bahaya korosi juga untuk mengikat
strand dengan beton disekelilingnya menjadi satu kesatuan.
Digunakan campuran semen dengan air dan ditambahkan non
shrinkage additives.
1. Ijin pelaksanaan grouting.
2. Persiapan material grouting diantaranya semen PC, air bersih dan
additive. Banyaknya material disesuaikan dengan komposisi yang
telah disetujui.
3. Persiapan lubang-lubang inlet dan outlet serta membersihkan jika
ada sumbatanpada lubang tersebut.
4. Air dimasukkan kedalam mixer, disusul semen PC dan additive
kemudian diadukhingga mencapai campuran yang homogen.
5. Grout pump dihubungkan dengan lubang inlet dengan
menggunakan hose dan selang grouting.
6. Mortar grouting dipompa kedalam tendon melalui lubang inlet
hingga keluar melalui lubang outlet benar-benar kental lalu tutup
lubang tersebut beberapa saat.

Gambar 4.58. Proses Grouting PCI Grider


7. Setelah tekanan pada manometer grout pump mencapai 5 Mpa,
tekuk PE grout pada lubang inlet dan ikat dengan kawat ikat
sehingga rapat.

86

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

8. Setelah hasil grouting diterima maka strand pada stressing lenght


dapat dipotong setelah 12 jam.
4.3. Studi Kasus
Studi kasus yang kami ambil adalah perhitungan daya dukung pondasi
tiang pancang. Kapasitas daya dukung tiang pancang dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus dinamis (Hiley), Metode Michigan State Highway of
Commision (1965) dan Wika. Berikut formula Hiley :
2

2 W H W +(N P)
R=

S+ K
W +P

Dimana :
R
W
P
H
S

= Kapasitas daya dukung batas (ton)


= Berat palu atau ram (ton)
= Berat tiang pancang (ton)
= tinggi jatuh ram
= Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau

set (cm)
= Rata-rata Rebound untuk 10 pukulan terakhir (cm)
= Koefisien restitusi*
0,4-0,5 untuk palu besi cor, tiang beton tanpa helm
0,3-0,4 untuk palu kayu (landasan kayu)
0,25-0,3 untuk tiang kayu
Setelah itu daya dukung mendapatkan faktor koreksi yaitu:
a. Efisiensi palu (ef) :
ef = 0,8-0,9 untuk diesel hammer
ef = 0,7-0,9 untuk drop hammer
ef= 0,7-0,85 untuk single/double acting hammer
b. Faktor aman (SF) :
SF = 3 untuk permanent load
SF = 1 untuk temporary load
K
N

Jadi daya dukung yang dipakai:


Rpakai = ef.R.(1/SF)
Dan untuk perhitungan daya dukung tiang menggunakan hasil dari
kalendering kita juga bisa memakai metode Wika dengan SF = 3, yaitu :
2
W +(N P)

2 W H
R=
x
S+ K
Dimana :

87

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

R
W
P
H
S

= Kapasitas daya dukung batas (ton)


= Berat palu atau ram (ton)
= Berat tiang pancang (ton)
= tinggi jatuh ram
= Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau

set (cm)
Efisiensi palu (ef) :
ef = 0,8-0,9 untuk diesel hammer
ef = 0,7-0,9 untuk drop hammer
ef= 0,7-0,85 untuk single/double acting hammer
Untuk rumus terakhir yang digunakan dalam perhitungan daya dukung
tiang pancang ini adalah dengan menggunakan Metode Michigan State Highway
of Commision (1965) dengan nilai Sf = 6.
2
W +( N P)

1.25 ef Eh
R=
x
S+ 0.254
Dimana
Eh=W H

1. Perhitungan Pile PWB-180/22


Tabel 4.1. Data pancang PWB-180/22
Equipment No
Pile No
Pile Length
Pile Type
Hammer Type
Pile Dia/Dimention
S
K
H
Berat Palu (W)
Berat Tiang (P)

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

C-823
PWB-180/22
12 meter
Square
D.53
450 mm
4 mm
16 mm
2.5 meter
5.300 kg
6.200 kg

a) Metode Hiley
2
2 W H W +(N P)
R=

S+ K
W +P

88

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I
2

2 5.3 250 5.3+(0.5 6.2)


R=

0.4+1.6
5.3+6.2

R=1325 0.596
R=787.7 ton

R pakai =ef R

1
SF

R pakai =0.85 787.7

(efisiensi yang di pakai 0.85 dan SF = 3)


1
3

R pakai =223.1ton
b) Metode Wika
Sf untuk metode ini adalah 3
2
W +( N P)

2 W H
R=
x
S+ K
5.3+(0.52 6.2)

2 5.3 250
R=
x
0.4+1.6
R=263.1 ton
c) Metode Michigan State Highway of Commision (1965)
Sf untuk metode ini adalah 3 dan ef =0.85
Eh=W H=5.3 250=1325 ton . cm

W +( N 2 P)

1.25 ef Eh
R=
x
S+ 0.254
5.3+(0.52 6.2)

1.25 0.85 1325


R=
x
0.4 +0.254
R=427.4 ton

89

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

2.

Perhitungan Pile PWB-180/21


Tabel 4.2. Data pancang PWB-180/21
Equipment No
Pile No
Pile Length
Pile Type
Hammer Type
Pile Dia/Dimention
S
K
H
Berat Palu
Berat Tiang

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

C-823
PWB-180/21
12 meter
Square
D.53
450 mm
1 mm
15 mm
2.7 meter
5.300 kg
6.200 kg

a) Metode Hiley
2
2 W H W +(N P)
R=

S+ K
W +P
2

R=

2 5.3 270 5.3+(0.5 6.2)

0.1+1.5
5.3+6.2

R=1788.75 0.596
R=1065.5 ton

R pakai =ef R

1
SF

R pakai =0.85 1065.5

(efisiensi yang di pakai 0.85 dan SF = 3)


1
3

R pakai =301.9 ton


b) Metode Wika
Sf untuk metode ini adalah 3
2
W +( N P)

2 W H
R=
x
S+ K

90

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

5.3+(0.52 6.2)

2 5.3 270
R=
x
0.1+1.5
R=355.2 ton

c) Metode Michigan State Highway of Commision (1965)


Sf untuk metode ini adalah 3 dan ef =0.85
Eh=W H=5.3 270=1431ton . cm
W +( N 2 P)

1.25 ef Eh
R=
x
S+ 0.254
5.3+(0.52 6.2)

1.25 0.85 1431


R=
x
0.1+0.254
R=852.8ton

3.

Perhitungan Pile PWB-180/20


Tabel 4.3. Data pancang PWB-180/20
Equipment No
Pile No
Pile Length
Pile Type
Hammer Type
Pile Dia/Dimention
S
K
H
Berat Palu
Berat Tiang

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

C-823
PWB-180/20
12 meter
Square
D.53
450 mm
4 mm
17 mm
2.5 meter
5.300 kg
6.200 kg

a) Metode Hiley
2
2 W H W +(N P)
R=

S+ K
W +P

91

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I
2

2 5.3 250 5.3+(0.5 6.2)


R=

0.4+1.7
5.3+6.2

R=1261.90 0.596
R=753.9 ton

R pakai =ef R

1
SF

R pakai =0.85 753.9

(efisiensi yang di pakai 0.85 dan SF = 3)


1
3

R pakai =213.6 ton


b) Metode Wika
Sf untuk metode ini adalah 3
2
W +( N P)

2 W H
R=
x
S+ K
5.3+(0.52 6.2)

2 5.3 250
R=
x
0.4+1.7
R=250.6 ton
c) Metode Michigan State Highway of Commision (1965)
Sf untuk metode ini adalah 3 dan ef =0.85
Eh=W H=5.3 250=1325 ton . cm

W +( N 2 P)

1.25 ef Eh
R=
x
S+ 0.254
5.3+(0.52 6.2)

1.25 0.85 1325


R=
x
0.4 +0.254
R=427.4 ton

92

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

4.

Perhitungan Pile PWB-180/13


Tabel 4.4. Data pancang PWB-180/13
Equipment No
Pile No
Pile Length
Pile Type
Hammer Type
Pile
Dia/Dimentio
n
S
K
H
Berat Palu
Berat Tiang

:
:
:
:
:

C-823
PWB-180/13
12 meter
Square
D.53

:
:
:
:
:
:

450 mm
3 mm
15 mm
2.6 meter
5.300 kg
6.200

a) Metode Hiley
2
2 W H W +(N P)
R=

S+ K
W +P
2
2 5.3 260 5.3+(0.5 6.2)
R=

0.3+1.5
5.3+6.2

R=1531.11 0.596

R=912.5ton
R pakai =ef R

1
SF

R pakai =0.85 912.5

(efisiensi yang di pakai 0.85 dan SF = 3)


1
3

R pakai =258.6 ton


b) Metode Wika
Sf untuk metode ini adalah 3
2
W +( N P)

2 W H
R=
x
S+ K

93

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I
2

5.3+(0.5 6.2)

2 5.3 260
R=
x
0.3+1.5
R=304.0 ton

d) Metode Michigan State Highway of Commision (1965)


Sf untuk metode ini adalah 3 dan ef =0.85
Eh=W H=5.3 260=1378 ton. cm
2

W +( N P)

1.25 ef Eh
R=
x
S+ 0.254
5.3+(0.52 6.2)

1.25 0.85 1378


R=
x
0.3+0.254
R=524.7 ton

Rekapitulasi

perhitungan

daya

dukung

tiang

pancang

dengan

menggunakan metode hiley sebagai berikut :

Tabel 4.5. Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Daya Dukung

Pile No

PWB-180/22
PWB-180/21
PWB-180/20
PWB-180/13
Total
Rata-rata

Kapasitas daya dukung batas R(ton)


Metode
Michigan State
Metode Hiley
Metode Wika
Highway of
Commision
223.1
263.1
427.4
301.9
355.2
853.8
213.6
250.6
427.4
258.6
304.0
524.7
997.2
1172.9
2233.3
249.3
293.2
558.3

94

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Dari hasil 4 titik pemancangan pada PWB 180, perhitungan daya dukung
singgle pile dengan dinamic capacity pile dengan menggunakan metode hiley,
diperoleh daya dukung izin rata-rata 249.3 ton, untuk metode Wika didapat nilai
rata-rata 293.225 ton dan dengan metode Michigan State Highway of Commision
didapat nilai rata-rata 558.3 ton. Dengan demikian nilai kapasitas daya dukung
yang dapat digunakan yaitu dengan formula hilay dengan nilai rata-rata 249.3 ton.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Proyek jalan tol BECAKAYU merupakan jalan yang menghubungkan kota
Bekasi dengan Jakarta dan sangat diperlukan mengingat volume lalu lintas
yang begitu padat di daerah ini.
2. Jalan tol ini dimulai pembangunannya pada tahun 1996 oleh PT. Kresna
Kusuma Dyandra Marga. PT. Waskita Toll Road selaku investor dan
pengelola tol Becakayu, yang merupakan anak perusahaan dari PT.
Waskita Karya (Persero) Tbk.PT. Waskita Karya adalah Perusahaan
95

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

Negara (PN) yang lahir sejak Januari 1961, dari perusahaan asing bernama
Volker Aannemings Maatschppij N. V.yang dinasionalisasi berdasarkan
peraturan pemerintah No 62/1961. Semula Waskita banyak bergerak di
bidang bangunan air, seperti pengerukan, pelabuhan dan irigasi. Sejak 5
Maret 1974 berdasarkan PP No. 40/1970 status berubah menjadi Persero
dan mulai mengembangkan jenis pekerjaan konstruksi seperti : Jalan,
Jembatan, Pelabuhan, Bandara, Gedung, Pabrik dan lain-lain.
3. Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung
Melayu seksi I STA 1+011 STA 11+501, PT Kresna Kusuma Dyandra
Marga selaku pemilik proyek/ owner mengadakan dan memilih pelaksana
konstruksi dengan cara Pelelangan Terbatas. Jalan tol Bekasi Cawang
Kampung Melayu ini melewati 12 Kelurahan dan terdiri dari 2 provinsi
yaitu Jawa Barat dan DKI Jakarta. Untuk Seksi I ini dibagi menjadi 3.
4. Pelaksanaan kegiatan pemancangan square pile terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan preboring di setiap titik pemacangan. Pre boring dilakukan
dengan tujuan membuktikan kedalaman tanah keras di lapangan sesuai
atau tidaknya dengan perencanaan di awal. Pada pemancangan dilakukan
test Pile Driving Analyzer (PDA) untuk mengetahui tekanan yang dapat
diterima tiang pancang. Pengamatan juga dilakukan pada pekerjaan
pemotongan tiang pancang karena perbedaan kondisi tanah keras
menyebabkan elevasi muka tiang pancang tidak seragam. Pekerjaan
pemotongan menggunakan alat palu godam dana pahat besi. Pemotongan
1 buah tiang pancang memakan waktu 2 jam.
5. Pada pekerjaan pelaksanaan girder, tahap pertama yang dilakukan adalah
setting girder. Mulai dari pengiriman Precast girder dengan trailer, satu
trailer dapat mengangkut 4 segmen dari girder. Dari 1 girder terdiri dari 5
segmen, 3 lalu 2 nya head dan bottom. Tahap pelaksanaan kedua stressing
dan tahapan selanjutnya grouting.
6. Dari hasil 4 titik pemancangan pada PWB 180, perhitungan daya dukung
singgle pile dengan dinamic capacity pile dengan menggunakan metode
hiley, diperoleh daya dukung izin rata-rata 249.3 ton, untuk metode Wika
didapat nilai rata-rata 293.225 ton dan dengan metode Michigan State
Highway of Commision didapat nilai rata-rata 558.3 ton. Dengan demikian

96

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

nilai kapasitas daya dukung yang dapat digunakan yaitu dengan formula
hilay dengan nilai rata-rata 249.3 ton.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan selama pelaksanaan praktek
kerja lapangan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjaga mutu dan kualitas pekerjaan, konsultan pengawas harus
lebih intensif dan tegas dalam melakukan pengawasan terhadap setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksanaan.
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangatlah penting, sebaiknya
dilakukan tindakan preventif seperti penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) untuk para pekerja di lapangan, untuk mencapai kondisi
zeroaccident.

97

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU)
Seksi I

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Rony dan Masrizal. Penerapan Formula Hiley Untuk TiangTiang Kayu (Friction Pile) Pada Bangunan RSU Dumai.
Ismail, Muhammad Adnan. 2014. Analisa Daya Dukung Tiang Statis dan
Dinamis pada Pembangunan Pelabuhan Batubara PT. Semen Tonasa
Kabupaten Pangkep. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Pranata, Andri S. dan Ayuningtyas A. 2014. Laporan Praktik Kerja Lapangan
Proyek Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar (JORR) Ruas W2 Utara
Seksi II (Joglo Ulujami) Paket-4 (STA 14+129 16+200). Jurusan
Teknik Sipil. Politeknik Negeri Jakarta. Depok.
Prosedur Waskita Bidang Tata Kelola Perusahaan. Ed. 28 November 2014.
Pengendali Sekertaris Perusahaan.
SNI 4153:2008. Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT
http://www.waskita.co.id/ diakses tanggal 20 Januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai