KTL.II02.229.01
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menginspeksi
Instalasi PLC sesuai Prosedur Operasi Standar.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menginspeksi
Instalasi PLC ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Perintah kerja yang diterima dipahami untuk memastikan bahwa instruksi dapat
dilaksanakan, Program Kerja pemeriksaan pemasangan instalasi PLC disiapkan,
Gambar kerja/pengawatan instalasi fasa tunggal dan atau fasa tiga, surat perintah
kerja dan dokumen terkait disiapkan, dipelajari dan dipahami, Alat uji dan alat K3
dan alat bantu yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan keperluan dan kondisi
dapat bekerja dengan baik dan aman serta terkalibrasi;
2. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan selama
pelaksanaan pekerjaan, instalasi PLC dan kelengkapannya diperiksa dan diuji
sesuai prosedur inspeksi, komponen Instalasi PLC dan tingkat pengamanan (IP)
diperiksa sesuai dengan standar dan fungsi kerjanya, setiap rangkaian listrik
diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas
sesuai persyaratan, periksa dan bandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran
instalasi PLC yang dilakukan oleh pemasang untuk memastikan nilainya telah
sesuai persyaratan, identifikasi penyebab penyimpangan hasil uji yang terjadi;
3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku,
berita acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku
dan ditanda tangani oleh pihak yang terkait.
BAB II
MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN INSPEKSI
a. Merencanakan pekerjaan
Perencanaan ( planning ) adalah fungsi dasar manajemen. Agar resiko yang
ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan/perkerjaan, tindakan
dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan memberikan
gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.
b. Menyusun rencana kerja
Merupakan kegiatan membuat urutan langkah-langkah pelaksanaan
pekerjaan yang paling efisien. Dalam menyusun rencana kerja diprioritaskan
bagian-bagian yang mudah dikerjakan terlebih dahulu, kemudian baru bagian
yang sulit. Ada banyak metoda dalam memasang instalasi PLC. Dibawah ini
diberikan beberapa panduan yang dapat digunakan dalam memasang suatu
instalasi PLC. Tentu saja anda harus mengikuti prosedur yang ada dan juga
Prosedur Kerja Standar yang telah ditetapkan.
Langkah dibawah ini hanya merupakan salah satu contoh praktis pelaksanaan
pekerjaan:
1) Mempelajari gambar pengawatan dan konfigurasi PLC yang akan dipasang
2) Mempelajari petunjuk pemasangan yang ada pada Installation guide PLC
3) Memasang Unit CPU, Unit I/O dan Unit unit tambahan
4) Memasang peralatan I/O (tombol, sensor, relay, motor dll
5) Memasang kabel Power Suply dan pengkabelan peralatan I/O dengan Unit
I/O
6) Memasang koneksi peralatan komunikasi jika diperlukan
7) Melakukan inspeksi program dan sambungan kabel I/O
c. Mengkoordinasikan pekerjaan
Setelah rencana kerja disusun, pihak yang terkait dalam hal ini adalah
anggota tim yang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman pada saat pelaksanaan pekerjaan.
d. Merencanakan alat kerja, bahan, perlengkapan K3 dan alat bantu
Setiap proses perakitkan selalu di identifikasi penggunaan alat yang
diperlukan dan juga bahan yang akan dipakai termasuk alat bantu.
Peralatan dan bahan yang biasa dibutuhkan antara lain :
1) PLC Unit
2) Tool set (obeng, tang, Alat ukur/Multimeter, dll)
3) Peralatan I/O(tombol, sensor, relay, motor, dll)
4) Lemari/box panel dan kabel
5) Perlengkapan K3 dan Perlengkapan daya/power suply (MCB, sekring,
dll)
e. Merencanakan perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap bantu.
Selain merencanakan alat kerja dan bahan juga direncanakan perlengkap-
an utama dan perlengkapan bantu yang mungkin diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya.
2. Memeriksa Kelengkapan Instalasi PLC
Memeriksa Kelengkapan Instalasi PLC ,harus bekerja dengan penuh
konsentrasi dan hati – hati sebelum melakukan , perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Siapkan peralatan Bantu sebagai berikut :
1) Multimeter
2) Obeng kecil (+ dan -)
3) Tang Lancip
Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC
Halaman: 5 dari 87
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri KTL.II02.229.01
4) Tang Kombinasi
b. Siapkan juga buku catatan untuk mencatat hal-hal penting.
c. Lakukan pengecekan peralatan, dan pastikan bahwa semua peralatan
d. dapat berfungsi dengan baik dan benar.
e. Memahami dengan baik, rangkaian Kontrol magnetic, dan dapat membaca
gambar rangkain Kontrol
f. Mampu mengoperasikan Komputer, dan tahu tata letak port-port connector
pada Komputer
Jangan memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai
berikut :
1) Terkena sinar matahari langsung.
2) Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.
3) Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.
4) Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.
5) Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.
6) Berdebu.
7) Terkana kejutan atau getaran.
8) Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.
a. Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut :
1) Terkena muatan listrik statis.
2) Terkena medan elektromagnet yang kuat.
3) Terkena pancaran radiasi.
4) Dekat dengan jaringan catu daya.
b. Dalam memasang PLC pastikan ada ventilasi untuk pendinginan
1) Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.
2) Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang membangkitkan
panas seperti heater, transformer, atau resistor berukuran besar
3) Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55 oC.
4) Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan
tegangan tinggi.
Gambar 3
Pengawatan input
Gambar 4
Pengawatan output
g. Rangkaian output internal dapat rusak saat beban yang tersambung ke output
terhubung singkat, maka pasanglah sekering pengaman pada tiap rangkaian
output.
h. Berikanlah rangkaian Emergency Stop, rangkaian insterlock, rangkaian
pembatas, dan tindakan pengamanan sejenis pada rangkaian kendali luar
(yaitu bukan pada PLC) untuk menjamin keselamatan pada sistem jika terjadi
ketidak-normalan yang disebabkan oleh mal-fungsi PLC atau faktor luar
lainnya yang mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak, dapat mengakibatkan
kecelakaan serius.
i. Saat menyambung beban induktif ke output, sambunglah pengaman surja
atau dioda yang disambung paralel dengan beban.
00 00
¯ 02
01 + 02
01
24 V 03 24 V 03
+ 04
05 ¯
04
05
06 06
07 07
Com Com
08 08
09 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
Com Com
Gambar 5 Gambar 6
Wiring diagram instalasi input PLC Wiring diagram instalasi output PLC
Gambar 7 Gambar 8
Sakelar sebagai peralatan input PLC Lampu indikator sebagai peralatan
output PLC
Gambar 1
Rangkaian Kontrol On /Off
Gambar 2
Pengawatan I/O Rangkaian On /Off
Gambar 3
Rangkaian Kontrol AND
Gambar 4
Pengawatan I/O Rangkaian AND
Gambar 5
Rangkaian Kontrol OR
Gambar 6
Pengawatan I/O Rangkaian OR
Gambar 7
Rangkaian Self Holding/Leatching
Gambar 8
Pengawatan I/O Rangkaian Self Holding/Leatching
Gambar 9
Rangkaian Kontrol Interlock
Gambar 10
Gambar 11
Rangkaian Kontrol ON Delay
Gambar 12
Pengawatan I/O Rangkaian Kontrol ON Delay
Gambar 13
Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Forward-Reverse
Gambar 14
Pengawatan I/O Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Forward-Reverse
Gambar 15
Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Bintang-Delta Manual
Gambar 16
Pengawatan I/O Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Bintang-Delta Manual
Gambar 17
Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Bintang Delta Otomatis
menyebabkan gangguan kerja pada alat, komponen atau mesin listrik, yang
disebabkan oleh adanya:
Beban lebih (over load),
Hubung singkat (Short Circuit)
a) Data Motor
Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber
pasokan lain harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada
nameplate motor. Untuk keperluan disain instalasi yang penting untuk dicatat
minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.
Gambar 1
Nameplate motor
Gambar 2
MCB 3 fase
Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC
Halaman: 22 dari 87
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri KTL.II02.229.01
Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A.
Kita (dalam kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini
beban yang akan diberikan memang besar.
Jadi pengaman jaringan kita pasang MCB, IN = 63 A.
2) Kontaktor
pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati
sebesar arus beban maksimum.
Gambar 3
Kontaktor magnet
dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman
diatasnya (MCB) yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu
P = 15 kW. Jadi kontaktor minimal 15 kW.
Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat
dari bahan perak sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas
temperature yang diijinkan (fungsi arus listrik).
Gambar 5
NYA 25 mm2
Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua
(KHA) minimal sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel
minimal dipilih yang mempunyai kapasitas > 63 A.
Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat
PUIL 2000, Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA = 83 A.
Jadi kabel yang dipasang adalah NYA 25 mm2.
4) Pengaman motor
pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan Thermal
Overload Relay (TOR)
Gambar 6
Thermal Over Load ( TOR )
Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam kondisi
beban normal arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan pada bimetal
untuk memanaskan belum cukup dapat menyebabkan pemutusan arus. Tetapi
saat arus beban melebihi arus nominal semakin lama bimetal akan bengkok dan
akan menyentuh tuas kontak kontrol akibatnya arus ke beban akan putus, motor
berhenti. Karena fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan motor tepatnya
kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar arus
nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal Overload
Relay, Ith= 28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting) dengan memutar
obeng minus ke angka 29 A atau mendekati angka 29.
Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya
(disesuaikan).
5) Sambungan kumparan motor
sambungan kumparan motor harus sesuai antara spesifikasi motor dengan
tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3 x
380 Volt dan data nameplate motor tertluis Δ / Y, tegangan 400/ 690 V
maka arti data ini bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah:
b. Kapasitas tegangan kumparan fase 400 V;
c. Sehingga yang cocok dengan pasokan PLN 380V, kumparanya disambung
Δ (delta).
d. Kumparan dapat disambung Y, tetapi operasi dalam waktu singkat (dalam
hitungan detik) atau hanya cocok untuk “Starting” yang kemudian dikenal
dengan pengasutan Bintang-Segitiga.
Catatan: Jika beban motor kapasitasnya melebihi 4 kW maka untuk
menghindari Starting Current (arus awal) yang tinggi motor
tersebut harus dioperasikan menggunakan sistem Y ke Δ
(bintang- segitiga).
Gambar 7
Diagram sambungan kumparan Δ dan Y
Gambar 8
Terminal motor 3 fase sambungan bintang
Gambar 9
Terminal motor 3 fase sambungan segitiga
Dengan contoh rancangan disain instalasi beban motor tersebut kita dapat
mengembangkan rancangan secara global dengan memperhitungkan faktor
keserempakan, arus hubung singkat ( Ik ), selektivitas, rangkaian kontrol serta
tipe pemutus sirkit. Sehingga bila digambarkan secara keseluruhan dimulai dari
Main Distribution Panel (panel Utama) hingga pada titik beban dapat dilihat
seperti gambar 10.
Gambar 10
Instalasi tenaga sederhana
Gambar 1
Rangkaian Daya Motor Listrik 3 Fhasa secara Self Holding
Tabel 1
hubungan pemasangan forward Reverse
PUTAR KANAN PUTAR KIRI
U–R U–T
V–S V–S
W–T W–R
U–T U–T
V–S W–R
W–R W–S
U–S U–T
V–T V–S
W–R W–R
Off
On-F
On-R
Out-F
Out-R
Gambar 1
Time Chart Rangkaian Forward - Reverse
R
S
T
PE
K.1 K.2
TOR
U V W
K1 K2
M
3
Z X Y PLC
PLC
Gambar 2
Wirring diagram kontrol motor kerja forward - reverse
R S T R U
U V W Y X
Z
V
S W
X Y Z
T
Gambar 1
Belitan motor 3 fase dalam hubungan bintang (Y)
R S T R S T
U V W U V W
atau
X Y Z X Y Z
R
U Z
X W
S
V Y
T
Gambar 2
Belitan motor 3 fase dalam hungungan segi tiga (Δ)
Off
On
Ku
Kγ
KΔ
t = 60 scan
Gambar 3
Time Chart Kerja Rangkaian Star – Delta
Rangkaian star-delta mempunyai 2 buah input yaitu button switch on dan button
switch off, dan 3 buah output external relay untuk menggerakkan 3 buah relay
24 Volt DC dan relay-relay DC ini akan menggerakkan 3 buah kontaktor 380 Volt
AC. Kerja rangkaian star-delta seperti time chart di atas dan wirring diagram
kontrolnya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang instalasi kontrol mekanik yaitu
pada kontaktor juga relay Y - Δ harus dipasang rangkaian interlock. Hal ini demi
keselamatan, yaitu untuk menjaga agar saat motor kerja bintang tidak bisa
bekerja dalam hubungan segi tiga demikian juga sebaliknya.
Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC
Halaman: 32 dari 87
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri KTL.II02.229.01
R
S
T
N
TOR
U Z
M
V 3 X
W Y
K1 K2 K3
PLC
Gambar 4
Wirring diagram kontrol motor kerja star-delta
NamaPeralatan Fisik
b. Helm pelindung
4. Pakaian kerja
6. Sarung tangan
7. Sepatu pelindung
3. Ramset 10 mm
6. Kunci pas/ring
8,9,10,11,12,13,14,15mm
7. Gergaji besi
8. Palu besi 1 kg
9. Senter punch
c. Peralatan Listrik
Peralatan kerja listrik adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan pemasangan instalasi seperti
pengerjaan memotong kabel, mengupas isolasi , harness kabel, pemasangan
sepatu kabel, pemasangan end sleeve kabel, terminasi, pemeriksaan rangkaian
listrik dan pengujian. Semua jenis peralatan listrik harus digunakan
sebagaimana mestinya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis
pekerjaanya dan keselamatan kerjanya.
4. Tes pen
5. Tang kombinasi 8 x 56 mm
6. Tang pemotong 64 mm
mA : 50µA sd 250 mA
d. Material
Material merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
kebutuhan gambar kerja yang akan dirakit. Semua jenis materialspesifikasinya
harus sesuai dengan kemampuan daya hantarnya, gunakan dengan tepat dan
benar sesuai dengan jenis fungsi dari materialnya. Kesalahan dalam
menentukan spesikasi material berarti sudah melalaikan keselamatan kerjanya.
Tabel 4
Daftar Material
1. Kabel NYY 4 x 6
mm²
2. Kabel NYA 6
mm², 2,5 mm²,
1,5 mm²
5. No Fuse Breaker
(NFB) 30 A
NF 30 SP
6. Miniatur Circuit
Breaker
(MCB) 3 pole,
NC45N – C10
7. Miniatur Circuit
Breaker
(MCB) 1 pole,
NC45N – C6
9. PLC
10.Tombol
13. Kontaktor
21. Sekrup
BAB III
MEMERIKSA INSTALASI PLC
PLC
tipe
besar
PLC
tipe kecil
Gambar 1
Penempatan PLC dalam sebuah box panel
1) Posisi pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang ada seperti yang
diperlihatkan gambar dibawah ini.
benar salah salah
Gambar 2
Posisi pemasangan PLC
Gambar 3
PLC CPM2A dipasang pada Rel DIN
Cara pemasangannya adalah dengan memiringkan PLC agar takik dibagian bawah
PLC mencengkeram bagian atas Rel DIN kemudian tekan PLC agar PLC terkunci
pada Rel DIN.
Gambar 4
Cara pemasangan pada Rel DIN
3) Sedangkan untuk PLC tipe besar seperti PLC Omron C200 dengan Unit unit yang
terpisah pisah, maka PLC terlebih dahulu harus disusun konfigurasinya sebelum
dipasang pada sebuah Rel DIN. Penyusunan konfigurasi PLC tipe besar ini
dilakukan pada sebuah rak PLC yang disebut backplane. Backplane untuk PLC
Omron C200 terlihat seperti gambar dibab ini.
Gambar 5
Backplane/Rack
Backplane adalah peralatan sederhana yang memiliki dua fungsi. Yang pertama
menyediakan dukungan fisik untuk Unit unit yang terpasang padanya. Yang
kedua untuk menyediakan sambungan dan jalur kelistrikan yang penting untuk
menghubungkan Unit unit yang terpasang padanya. Inti dari PLC adalah Unit
CPU. Unit CPU biasanya menyatu dengan power supply diletakan pada bagian
paling kanan dari backplane seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 6
Pemasangan CPU pada Backplane
Setelah Unit CPU terpasang, selanjutnya Unit I/O dipasang satu persatu pada
backplane. Pasang Unit I/O pada backplane dengan penguncian ujung atas
Unit I/O kedalam slot pada backplane kemudian putar Unit I/O kearah bawah
seperti yang terlihat pada gambar. Tekan kebawah tab kuning pada bagian
bawah slot, tekan Unit I/O secara perlahan pada posisinya kemudian lepaskan
tab kuning tersebut.
Gambar 7
Cara pemasangan Unit I/O pada Backplane
4) Setelah konfigurasi PLC terpasang pada backplane selanjutnya konfigurasi
tersebut baru dapat dipasangkan pada sebuah Rel DIN. Agar dapat terpasang
pada Rel DIN diperlukan perlengkapan tambahan yaitu sebuah Mounting
bracket.
Gambar 8
Mounting bracket
Pasang mounting bracket pada ujung kanan dan kiri bagian bawah backplane,
seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 9
Pemasangan Mounting bracket pada Backplane
Gambar 10
Pemasangan Backplane pada Rel DIN
Gambar 11
Cara pemasangan Backplane pada Rel DIN
Gambar 12
Unit I/O tambahan untuk PLC Omron CPM2A
Gambar 13
Unit I/O tambahan untuk PLC Omron C200
Pada PLC CPM2A dapat dipasangkan hingga 3 Unit I/O tambahan. Cara
pemasangan Unit I/O tambahan pada PLC CPM2A adalah sebagai berikut:
Lepaskan tutup konektor tambahan pada Unit CPU dan Unit I/O tambahan.
Gunakan obeng minus untuk membuka penutup konektor dari I/O tambahan.
Gambar 15
Memasang kabel penghubung
Pasang kembali penutup pada tempatnya.
Gambar 16
Memasang kembali penutup konektor
Untuk PLC C200 caranya hampir sama yaitu dengan memasang kabel
penghubung dari Unit CPU ke Unit I/O tambahan pada konektor yang terletak
diujung kiri Backplane/rack. Panjang kabel penghubung dapat mencapai 10m
tetapi total panjang kabel antar semua rack jangan lebih dari 12m.
Gambar 17
Memasang Unit I/O tambahan
Gambar 1
Push Button
Gambar 2
Komponen input berupa limit switch
Saklar pembatas tipe ini biasanya dipakai bila saklar pembatas mekanik
tidak dapat digunakan. Macam sakelar pembatas tipe ini antara lain:
Saklar Pembatas (sensor) Buluh
Penggunaan sakelar ini biasanya dikarenakan keadaan sekitar yang tidak
memungkinkan dipasangnya saklar mekanik, misalnya karena banyaknya
debu, pasir ataupun lembab. Saklar ini diaktuasikan/diaktifkan dengan
magnet yang terpasang pada silinder.
Dengan adanya magnet maka buluh kawat akan tersambung atau terputus
bila magnet itu mendekati atau menjauhi buluh kawat tersebut
Saklar Pembatas Induktif
Digunakan bila saklar pembatas mekanik ataupun buluh tidak dapat
digunakan. Biasa dipakai untuk sensor penghitung benda kerja yang
terbuat dari logam, pada suatu mesin atau ban berjalan. Saklar pembatas
ini hanya akan beraksi atau terpakai untuk logam.
Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC
Halaman: 55 dari 87
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri KTL.II02.229.01
Gambar 2
Sensor sebagai input PLC
Sensor logam adalah sensor yang peka terhadap logam disebut Proximity
Sensor terdiri atas :
1) PH sensor (separate)
2) PH Sensor (Reflektif)
Gambar 3
Proximty detector
Proximity detectors pada dasarnya adalah detektor logam. Alat ini digunakan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu logam tanpa sentuhan secara phisik.
Ini untuk mencegah kerusakan dari alat dan memberi kemampuan mendeteksi
adanya logam panas. Umumnya proximity detectors dirancang untuk mende-
teksi bahan logam ferro baja. Tetapi ada beberapa jenis yang dipakai untuk
mendeteksi logam lain. Bila proximity detector digunakan digunakan pada per-
mukaan yang mengandung metal atau serbuk metal, perlu dilakukan pengama-
nan dalam penempatan sensor supaya terhindar dari bahan yang mengandung
metal atau serbuk di daerah sekitarnya.
2) Peralatan output
Peralatan output PLC adalah peralatan yang dipasang pada output PLC seperti :
motor listrik, solenoid, kontaktor magnit, relay, buzzer, lampu, heater dengan
syarat besar arus untuk output PLC maksimal sebesar 2 ampere jika lebih maka
harus digunakan bantuan kontak (penghubung arus) seperti kontaktor magnit
atau relay.
Peralatan output PLC dapat berupa arus DC (untuk PLC jenis transistor relay
output ) ataupun arus ac (hanya untuk relay output) dengan tegangan 5 s.d 240
Volt.
Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC
Halaman: 57 dari 87
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri KTL.II02.229.01
Gambar 5
Peralatan Output
Dari peralatan input dan output maka dapat hubungan peralatan tersebut
dengan PLC sbb :
Gambar 4
Hubungan peralatan I/ O dengan CPU
a. Memasang kabel
Instalasi kabel ditempatkan pada sebuah saluran kabel (duct) yang terbuat
dari logam. Untuk menghindari interferensi atau nosie maka kabel power
listrik dipisahkan dari kabel I/O dan duct dihubungkan ke sistem pembumian.
Ada tiga jenis duct yang biasa digunakan yaitu:
1) Hanging duct
Pisahkan kabel Power dan kabel I/O paling sedikit pada 300mm.
Gambar 18
Hanging duct
2) Floor duct
Beri jarak 200mm antara kabel dengan ujung atas duct.
Gambar 19
Floor duct
3) Conduit
Pisahkan kabel power dan kabel I/O seperti gambar berikut ini.
Gambar 20
Conduit
Gambar 21
Pemasangan kabel pada terminal I/O
3) pada PLC diatas tegangan yang telah ditentukan, karena PLC sangat
4) sensitif tehadap kenaikan tegangan suplay dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada PLC itu sendiri
Berikut contoh pemasangan konfigurasi Input pada Unit Input PLC C200H –
ID212 dan PLC CPM2A.
Gambar 22
Konfigurasi Input pada Unit Input PLC C200H – ID212 & PLC CPM2A
Berikut contoh pemasangan konfigurasi Ouput pada Unit Output PLC C200H –
OC225 dan PLC
CPM
Gambar 23
Konfigurasi Output pada Unit Output PLC C200H – OC225
Gambar 24
Konfigurasi Output pada PLC CPM2A
Gambar 25
Pemasangan kabel Power supply pada PLC CPM2A
Class 3 grounding
Class 3 grounding
(A)Independent grounding : Best (B) Joint grounding : Good (C) Joint grounding : Not allowed
Gambar 26
Pemasangan Kabel Grounding
Gambar 1 Gambar 2
Digital Multimeter Analog Multimeter
Gambar 3
Megger
Terminal pembumian
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Terminal netral
Semua MCB
Kondisi on
M C B l a m p u IV
M CB pompa
M C B l a m p u II I
M C B l a m p u II
M C B la m p u I
MCB Utama
PHB
Kabel L dan N
dikopel
N Nilai minamal
M
L 0
0,2
5M Ohm 0,5
5
10 20 100
200
1000
MEGGER
Gambar 4
Pengukuran Resistansi Seluruh Instalasi
Terminal pembumian
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Terminal netral
Semua MCB
Kondisi on
M C B l a m p u IV
M CB pompa
M C B l a m p u II I
M C B l a m p u II
M C B la m p u I
MCB Utama
PHB
Nilai minamal 0
0,2
5M Ohm 0,5
5
10 20 100
200
1000
MEGGER
N L
Gambar 5
Pengukuran Resistansi Isolasi Seluruh Isolasi
Terminal pembumian
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Terminal netral
Semua MCB
Kondisi on
M C B l a m p u IV
M CB pompa
M C B l a m p u II I
M C B l a m p u II
M C B la m p u I
MCB Utama
PHB
Nilai minamal 0
0,2
5M Ohm 0,5
5
10 20 100
200
1000
MEGGER
N
L
Gambar 6
Pengukuran Resistansi Isolasi Seluruh Isolasi
Pemeriksaan tahanan isolasi pada instalasi satu phasa, hantaran yang diukur
yaitu:
Phasa – Netral
Phasa – pentanahan
Pemeriksaan tahanan isolasi pada instalasi tiga phasa, hantaran yang diukur
yaitu:
Phasa R – Netral
Phasa S – Netral
Phasa T – Netral
Phasa R – Pentanahan
Phasa S – Pentanahan
Phasa T – Pentanahan
Gambar 1
Menghubungkan PLC dengan Programming Console
b) Langkah pengecekan dengan Personal Komputer ( FC )
memakai software PLC :
Hubungkan Interface PLC dengan Komputer
Nyalakan Komputer
Masukan Catu daya ke PLC hingga Lampu Indikator power On
Buka Sofware PLC, misal Syswin
Lakukan Komunikasi antara PLC dan PC
Posisi Mode PLC pada kondisi stop, gambar dibawah ini
Gambar 2
Mode PLC Stop
Gambar 3
Program PLC
Lakukan proses pengujian dengan cara Klik menu Online kemudian Klik
Force.
Gambar 4
Program PLC
Tulis alamat Input atau Otput pada menu action pilih Force set kemudian
write lalu Yes
Gambar 4
Program PLC
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Memasang Instalasi PLC, Dirjen Binalattas Depanker, 2014
2. Mengoperasikan PLC, Dirjen Binalattas Depanker, 2014
3. Desain proteksi Motor, VEDC Malang, 2015
4. Modul Instalasi Tenaga, BBPLKDN Bandung, 2008
5. Instalasi listrik Otomasi, Dedi kardiaman, ST, 2015
D. Referensi Lainnya
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
LAMPIRAN
Kejuruan :
Mulai Diklat : Tgl. Bln. Thn. 20…
Akhir Diklat : Tgl. Bln. Thn. 20…
Pengisian Angket : Tgl. Bln. Thn. 20…
Saya merasa
NO BERKENAAN DENGAN PROGRAM
a b c d e
1 Program diklat yang diberikan
Kemanfaatan program diklat (mencari kerja atau
2
mandiri)
3 Kelengkapan materi pelajaran teori yang diberikan
4 Kelengkapan materi praktek yang diberikan
5 Kelengkapan modul diklat yang diberikan
Saya merasa
NO BERKENAAN DENGAN FASILITAS
a b c d e
Kelengkapan alat Bantu belajar di ruang teori atau
1
di kelas
Kelengkapan bahan, alat dan mesin untuk prakter
2
di workshop
Kenyamanan dan keteraturan belajar di ruang
3
teori / kelas
4 Kenyamanan dan keteraturan praktek di workshop
Saya merasa
NO BERKENAAN DENGAN MANAJEMEN
a b c d e
1 Pelayanan informasi dan pendaftaran
2 Pelayanan administrasi
3 Pelayanan kesehatan (bila sakit)
Perhatian terhadap masalah yang dihadapi (bila
4
ada)
Penegakan disiplin bagi siswa dan
5
instruktur/pelatih
Keamanan, kenyamanan dan ketertiban
6
lingkkungan