Anda di halaman 1dari 41

BUKU INFORMASI

MENGOPERASIKAN DIAGNOSTIC TOOLS


G.45TSM01.055.2

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------ 5
A. Tujuan Umum --------------------------------------------------------------------- 5
B. Tujuan Khusus -------------------------------------------------------------------- 5
BAB II MENYIAPKAN PENGOPERASIAN DIAGNOSTIC TOOLS -------------------------- 6
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan pengoperasian
diagnostic tools -------------------------------------------------------------------- 6

1. Cara pengoperasian diagnostic tools dan tampilan data diidentifikasi.6

2. Jenis, fungsi dan cara kerja sistem injeksi diidentifikasi......................10

3. Kondisi normal sistem injeksi sepeda motor diidentifikasi..................12

4. Kondisi ketidaknormalan bagian dari sensor dan actuator

diidentifikasi....................................................................................13

5. Tools dan alat ukur untuk setiap ketidaknormalan sistem injeksi sepeda
motor didentifikasi...........................................................................14

6. Prosedur bongkar pasang cover body diidentifikasi.........................16

7. Prosedur bongkar pasang setiap bagian sistem injeksi diidentifikasi..17

8. Prosedur deteksi ketidaknormalan sistem injeksi sepeda motor


diidentifikasi....................................................................................18

9. Prosedur troubleshooting ketidaknormalan sistem injeksi

diidentifikasi...................................................................................18

10. Prosedur K3 diterapkan pada pelaksanaan proses kerja...............19

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan pengoperasian


diagnostic tools ------------------------------------------------------------------ 20
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan pengoperasian
diagnostic tools ------------------------------------------------------------------ 20

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 2 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

BAB III MENGIDENTIFIKASI STANDAR KONDISI NORMAL SISTEM INJEKSI --------- 21


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi standar kondisi
normal sistem injeksi ------------------------------------------------------------- 21

1. Standar kondisi normal pada bagian sensor diidentifikasi.......... 21

2. Standar kondisi normal pada bagian actuator diidentifikasi. ---------- 25


B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi standar kondisi
normal sistem injeksi -------------------------------------------------------------- 26
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi standar kondisi
normal sistem injeksi -------------------------------------------------------------- 26
BAB IV MENENTUKAN SISTEM INJEKSI YANG TIDAK NORMAL ------------------------- 27
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menentukan sistem injeksi yang
tidak normal ------------------------------------------------------------------- 27

1. Gejala ketidaknormalan sistem injeksi dianalisis sesuai prosedur untuk


mencari bagian sensor dan actuator yang tidak normal..................27

2. Cover body dibongkar sesuai prosedur......................................... 28

3. Bagian sensor dan atau actuator yang tidak normal dibongkar sesuai
prosedur......................................................................................29

4. Tegangan, Tahanan standar dan servis Limit komponen sensor diukur


untuk menentukan yang tidak normal...........................................31

5. Penyebab ketidaknormalan komponen dianalisis sesuai prosedur..36

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menentukan sistem injeksi yang


tidak normal --------------------------------------------------------------------- 37
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menentukan sistem injeksi yang
tidak normal --------------------------------------------------------------------- 37
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 38
A. Dasar Perundang-undangan ---------------------------------------------------- 38
B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------- 38
C. Majalah atau Buletin -------------------------------------------------------------- 38
D. Referensi Lainnya ----------------------------------------------------------------- 38

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 3 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --------------------------------------------------- 39


A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 39
B. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------------- 39
DAFTAR PENYUSUN ----------------------------------------------------------------------------- 40

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 4 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menyusun laporan
akhir hasil penyelenggaraan pelatihan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menyiapkan
Informasi dan Laporan Pelatihan ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada
akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi data yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelatihan yang
meliputi kegiatan menetapkan metode pengumpulan data yang akan digunakan,
memperoleh data yang berkaitan penyelenggaraan pelatihan dari sumber yang
valid, dan menganalisis data yang telah diperoleh;
2. Menetapkan data hasil analisis sebagai bahan informasi penyelenggaraan dan
laporan pelatihan yang meliputi kegiatan menetapkan data hasil analisis sebagai
data penyiapan informasi dan laporan pelatihan, memilih data hasil analisis
sebagai bahan informasi penyelenggaraan pelatihan;
3. Melaporkan data yang bisa digunakan sebagai informasi penyelenggaraan dan
laporan pelatihan yang meliputi kegiatan menyiapkan informasi yang telah
ditetapkan, memverifikasi dan memvalidasi informasi yang telah disiapkan.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 5 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

BAB II
MENYIAPKAN PENGOPERASIAN DIAGNOSTIC TOOLS

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan pengoperasian diagnostic


tools

1. Cara pengoperasian diagnostic tools dan tampilan data diidentifikasi.

Fungsi kerusakan tersimpan di dalam ECM. Gunakan special tool soket untuk
menghubungkan ke mode selection soket. Kode malfungsi yang tersimpan
ditunjukkan oleh pola berkedip dari lampu indikator FI. Malfungsi berarti bahwa
ECM tidak menerima sinyal normal dari perangkat. Perangkat yang terpengaruh
tersebutditunjukkan dalam bentuk kode.
Fungsi memori di ECM rusak. Gunakan alat khusus Mode Select Switch . Kode
malfungsi dimemori akan menunjukkan pola kedip dari MIL(Malfungsion
indikator lamp FI) dengan kode kedipan berirama.

Mode selection switch

1. Hubungkan alat khusus Mode select switch

2. Start mesin atau crank mesin selama


lebih dari 4 detik.
3. Rubah switch ke ON.
4. Periksa DTC untuk menentukan
bagian malfungsi.
5. Perbaikan
Bila mekanik sudah melakukan langkah DTC saat ini dan terlihat masalah
yang terjadi Maka selesaikan masalahnya terlebih dahulu baru masuk ke
langkah berikutnya

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 6 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Ada dua tipe DTC, Saat ini dan Masa lalu, dapat di memori dalam ECM.

 DTC saat ini

Menunjukan masalah yang terjadi dengan menunjukan kedipan kode

dan tidak dapat dihilangkan sebelum masalah di perbaiki dahulu.

 DTC Masa lalu

Masih tersimpan di ECM meskipun masalah sudah di tangani, tetapi tidak

akan muncul di user mode. Dan harus di hapus agar tidak menggangu memori

ECM.

CATATAN

Sebelum memeriksa kode malfungsi, jangan lepaskan soket ECM.Jika soket dari
ECM dicabut kode malfungsi tidak dapat diperiksa.

Cara membaca DTC

DTC ditunjukkan melalui pola berkedip MIL(Malfungsion indikator lamp FI) dari
angka terkecil ke angka terbesar sesuai urutan.

FI indikator Light

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 7 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Cara Memeriksa DTC masa lalau dan cara menghapusnya

1. Hubungkan alat khusus Mode select switch

2. Putar switch alat khusus ke ON dan buka penuh grip throttle.

3. Putar kunci kontak ON dan tahan throttle grip sampai lampu FI padam

lepaskan throttle grip.

4. Periksa DTC yang lalu (Past DTC).

5. Arahkan switch pada posisi OFF ke ON (OFF ON) tunggu 4


detik Dan diulang minimal 4 kali

6. Tunggu hingga indikator FI tidak memunculkan kode DTC lagi.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 8 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Untuk model tertentu mengunakan Diagnostic Tools berbeda.

Dengan menggunakan SDS sebagai interface box antara PC dan sepeda motor,
perangkat ini juga memiliki fungsi indikasi data grafik, trigger dan lain-lainnya .

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 9 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

2. Jenis, fungsi dan cara kerja sistem injeksi diidentifikasi.

Antara Carburator dengan FI system sebenarnya mempunyai tujuan yang sama,


yaitu memberikan campuran udara dan bensin dalam jumlah yang tepat sesuai
dengan tuntutan kondisi kerja mesin. Hanya metode pencampurannya saja yang
berbeda.
 Merubah bensin menjadi partikel – partikel bercampur dengan Udara sehingga
mudah di semburkan.
 Mengatur Perbandingan campuran bahan bakar dan bensin.
 Mengatur Jumlah Campuran bahan bakar yang masuk ke mesin.
a. Keuntungan dan kerugian mengunakan system injeksi:
Keuntungan
 Menyempurnakan atomisasi
 Distribusi bahan bakar lebih baik
 Putaran stationer lebih lembut
 Irit bahan bakar
 Emisi gas buang rendah
 Mudah dioperasikan pada segala kondisi suhu
 Meningkatkan tenaga mesin
Kerugian
 Memerlukan pump, regulator dan injektor
 Memerlukan desain fuel tank khusus
 Memerlukan energi listrik yang relatif lebih besar

b. Keistimewaan mengunakan sistem injeksi

1. Memungkikan pembentukan campuran yang homogen pada setiap silinder

• Satu silinder satu injektor

• Volume injeksi bahan bakar dikontrol oleh ECM sesuai dengan rpm dan

beban

2. Perbandingan udara dan bahan bakar akurat

• Pengiriman campuran udara dan bahan bakar berlangsung terus


menerus secara tepat tidak tergantung pada putaran dan beban

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 10 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

3. Respon yang baik sesuai dengan pembukaan sudut throttle

• Injektor dipasang dekat dengan katup masuk ( Indirect Injection / ID )

• Bahan bakar ditekan dengan tekanan 2 – 3 kg/cm2

• Bahan bakar di injeksikan melalui lobang yang sangat kecil

4. Koreksi campuran udara dan bahan bakar

• Ada penambahan bahan bakar selama mesin distart.

• Ada penghentian bahan bakar selama deselerasi

5. Effisiensi pemasukan campuran udara dan bahan bakar

• Tidak memerlukan ventury untuk mempercepat aliran udara masuk

c. Secara Umum Injection dibagi menjadi :

1. Berdasarkan jumlah injektornya

a. Single Point Injection

Single Point Injection System biasa disebut juga Throttle Body Injection
(TBI). Sebuah injektor terletak di throttle body pada intake manifold, bensin
disemprotkan ditengah-tengah intake manifold untuk menyuplai kebutuhan
semua silinder

b. Multi Point Injection

Multi Point Injection System mempunyai injektor pada setiap saluran


untuk menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan
ke masing-masing saluran pada intake valve. Oleh Karena itu istilah Multi
Point (lebih dari satu lokasi/titik) Fuel Injection digunakan

Single Point Injection Multi Point Injection

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 11 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

2. Berdasarkan penempatan injektornya

a. Indirect Injection

Indirect injection system menyemprotkan

bahan bakar ke intake manifold seperti

yang digunakan pada system penginjeksian

mesin bensin, bensin disemprotkan tidak

langsung ke dalam ruang bakar.

b. Direct Injection

Pada direct injection system bahan bakar

disemprotkan langsung ke dalam ruang bakar.

Sistem penginjeksian langsung ini digunakan

di sistem penginjeksian mesin diesel.

3. Kondisi normal sistem injeksi sepeda motor diidentifikasi.

a. Dasar Sistem Injeksi

Basic injection bersandarkan input dari dari 2 sensor utama, yaitu : sensor udara
masuk, dan sensor putaran mesin. Untuk menyempurnakan besarnya waktu
penginjeksian maka ada system koreksi dari sensor-sensor yang lain sebagai input
ECM untuk mengirimkan signal penginjeksian (injection pulse width signal).
Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 12 dari 41
Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Banyaknya bensin yang disemprotkan harus sebanding dengan jumlah udara


yang masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk ke
dalam silinder, maka bensin harus semakin banyak disemprotkan. Semakin sedikit
udara yang masuk , maka volume bensin yang disemprotkan juga semakin sedikit.

4. Kondisi ketidaknormalan bagian dari sensor dan actuator diidentifikasi.

Pastikan bahwa Malfunction Indicator Lamp (MIL) menunjukkan kode –kode


masalah dengan benar.

Bila speedometer tidak menunjukan kode masalah artinya motor dalam keadaan
baik.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 13 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

5. Tools dan alat ukur untuk setiap ketidaknormalan sistem injeksi sepeda motor
didentifikasi.

a. Peralatan Bengkel
Berdasarkan fungsinya:
1. General Tools (Alat Umum)

2. Measuring Tools (Alat Ukur)


a. Multicircuit tester

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 14 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

1. Diagnostic Tools

a. Mode selection switch

b. Digital Diagnostic

Untuk model tertentu

MENGGUNAKAN MULTI CIRCUIT TESTER


• Gunakan Suzuki multi circuit tester set
• Gunakan juga battery yang terisi penuh pada tester.
• Pastikan untuk mengatur tester ke range pengujian yangbenar.
Menggunakan tester
• Salah menghubungkan + dan - probe dapat menyebabkan bagian dalam tester
untuk terbakar.
• Jika tegangan dan arus tidak diketahui, lakukan pengukuran menggunakan
range yang tertinggi.
• Ketika mengukur tahanan dengan multi circuit tester 1,  akan ditampilkan
sebagai 10,00 MW dan “1” berkedip pada layar.
• Pastikan tidak ada tegangan yang diberikan sebelum melakukan pengukuran.
Jika terdapat tegangan yang diberikan, tester akan rusak.
• Setelah menggunakan tester, putar power ke off.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 15 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

6. Prosedur bongkar pasang cover body diidentifikasi.

Posisi sistem injeksi pada motor berada di posisi tengah ,Cover body yang akan di
lepas antara lain.

BAGASI
MELEPAS
• Buka jok.
• Lepas battery.
• Lepas CDI unit 1 dan starter relay 2.
• Lepas bagasi 3 dengan jok.

FRAME COVER DEPAN


MELEPAS
• Lepas screw dan pengencang.
• Tekan frame cover depan 1 dan geser frame cover depan
searah dengan arah tanda panah untuk melepasnya.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 16 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

7. Prosedur bongkar pasang setiap bagian sistem injeksi diidentifikasi.

Lokasi Part Injeksi

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 17 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

8. Prosedur deteksi ketidaknormalan sistem injeksi sepeda motor diidentifikasi.

Tabel Fungsi User-Mode


Sistem FI memiliki fungsi User-mode untuk memungkinkan mesin hidup dan
sepeda motor berjalan dalam kinerja minimum yang diperlukan bahkan di bawah
kondisi malfungsi.

Mesin dapat di start dan dapat hidup bahkan jika sinyal dalam tabel tidak diterima
dari masing-masing sensor. Tapi, kondisi mesin hidup tidak lengkap, hanya
menyediakan bantuan darurat (dengan sirkuit fali-safe). Dalam hal ini, perlu untuk
membawa sepeda motor ke bengkel untuk perbaikan lengkap.

9. Prosedur troubleshooting ketidaknormalan sistem injeksi diidentifikasi.

a. Fungsi Self-Diagnosis

Fungsi self-diagnosis tergabung dalam ECM. Fungsi memiliki dua mode, “User
mode” dan “Dealer mode”. Pengguna hanya dapat diberitahukan oleh
MIL(Malfungsion indikator lamp).

“User mode”

Mode A

Ketika salah satu sinyal tidak diterima oleh ECM. MIL(Malfungsion indikator
lamp FI) menyala dan sepeda motor dapat hidup.

“User mode”

Mode B

Untuk memeriksa fungsi perangkat sistem FI individu, tersedia mode dealer.


Dalam pemeriksaan ini, alat khusus di perlukan untuk membaca kode item
malfungsi Ketika salah satu sinyal tidak diterima oleh ECM. MIL(Malfungsion
indikator lamp FI) mengedip dan sepeda motor tidak dapat hidup.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 18 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

10. Prosedur K3 diterapkan pada pelaksanaan proses kerja.


Bahaya yang perlu diperhatikan dalam Menyiapkan pengoperasian diagnostic
tools :

CATATAN

Sebelum memeriksa kode malfungsi, jangan lepaskan soket ECM.Jika soket dari
ECM dicabut kode malfungsi tidak dapat diperiksa.

• Ketika melakukan perbaikan suku cadang elektrikal, jika prosedur perbaikan


tidak memerlukan penggunaan daya baterai, lepas hubungan kabel
negatif (–) dari baterai.

Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sikap Mekanik sebagai berkut :


• Cermat, Teliti dan efisien.
• Menguasai penggunaan general tools dan special tools.
• Menguasai penggunaan alat ukur.
• Dapat menggunakan dan merawat serta menjaga seluruh peralatan dengan
baik
Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sikap Mekanik
Hasilnya:

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 19 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan pengoperasian diagnostic


tools.

1. Dapat Melakukan identifikasi Cara pengoperasian diagnostic tools dan


tampilan data.

2. Dapat Melakukan identifikasi Jenis, fungsi dan cara kerja sistem injeksi.

3. Dapat Melakukan identifikasi Kondisi normal sistem injeksi sepeda motor .

4. Dapat Melakukan identifikasi Dapat melakukan indentifikasi Kondisi


ketidaknormalan bagian dari sensor dan actuator.

5. Dapat Melakukan identifikasi Tools dan alat ukur untuk setiap


ketidaknormalan sistem injeksi sepeda motor.

6. Dapat Melakukan identifikasi Prosedur bongkar pasang cover body .

7. Dapat Melakukan identifikasi Prosedur bongkar pasang setiap bagian


sistem injeksi.

8. Dapat Melakukan identifikasi Prosedur deteksi ketidaknormalan sistem


injeksi sepeda motor.

9. Dapat Melakukan identifikasi Prosedur troubleshooting ketidaknormalan


sistem injeksi.

10. Dapat Melakukan identifikasi Prosedur K3 diterapkan pada pelaksanaan


proses kerja.

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan pengoperasian diagnostic


tools.
1. Cermat dalam menyiapkan pengoperasian diagnostic tools.
2. Teliti dalam menyiapkan pengoperasian diagnostic tools.
3. Disiplin.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 20 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

BAB III
MENENTUKAN SISTEM INJEKSI YANG TIDAK NORMAL

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi standar kondisi


normal sistem injeksi

1. Standar kondisi normal pada bagian sensor diidentifikasi.

b. Sistem injeksi (ECM,Sensor dan actuator)

2. ECM : Terdiri dari micro computer memory secara keseluruhan


kelengkapan ECM ini di bawah kontrol electronic yang berfungsi
mengkontrol sensor sensor Setelah menerima signal masukan dari berbagai
sensor, komputer melakukan proses perhitungan dan menyesuaikan
dengan program yang sebelumnya, sehingga dapat menentukan signal
keluarannya. Bagian ini adalah sebagai otak didalam engine control system.

3. IAP : IAP sensor berfungsi untuk mensensor tekanan intake sebagai dasar
perhitungan jumlah udara yang masuk yang terdapat di dalam sensor ini
akan menghasilkan sinyal tegangan yang segera dikirim ke ECM. Oleh ECM
sinyal tegangan ini digunakan untuk menentukan basic injection time.
Semakin tinggi tekanan di intake semakin besar sinyal voltage yang
diberikan. IAP sensor (intake air pressure)

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 21 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

4. IAT :IAT berfungsi untuk mendeteksi temperatur udara masuk sensor ini
sama fungsinya dengan ET sensor yang memberikan sinyal ke ECM, sinyal
ini digunakan untuk memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan
bakar yang mempunyai sifat semakin panas temperatur maka nilai
tahanannya semakin kecil. Karena nilai tahanan pada sensor bervariasi
akibat perubahan temperatur maka tegangan yang mengalir dari ECM juga
akan bervariasi. Variasi tegangan inilah yang menjadikan dasar ECM untuk
menentukan temperatur udara masuk yang tepat sebagai input ECM untuk
menentukan jumlah bensin yang di semprotkan injektor

5. TPS : TP sensor berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve jika


throttle valve bergerak maka TP sensor akan mendeteksi perubahan
pembukaan throttle valve yang akan menghasilkan sinyal tegangan yang
segera dikirim ke ECM. Oleh ECM sinyal tegangan ini digunakan untuk
menentukan basic injection time. Semakin besar buakan throttle semakin
besar sinyal voltage yang di berikan

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 22 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

6. TO : TO adalah sensor mendeteksi kemiringan dari kendaraan di mana


sensor ini dipasang agar kendaraan yang kemiringannya 65° pada saat
bermanuver ataupun terjatuh akan memberikan sinyal ke ECM tidak lebih
dari 2 detik setelah ECM menerima sinyal akan mematikan fungsi fuel
injector dan pengapian sehingga motor dalam keadaan mati untuk
keselamatan pengendara. Untuk menghidupkan kembali sepeda motor
posisikan kunci kontak ke off kemudian on sepeda motor dalam keadaan
normal kembali.

6. O2 :HO2 sensor dipasang di saluran pembuangan/knalpot yang berfungsi


untuk mendeteksi kosentrasi oksigen pada gas buang kendaraan,
menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan
hasinya ke ECM. Sensor ini mengandung elemen zirconia (dilapisi platinum)
yang mengubah nilai tegangan menurut perbedaan kadar oksigen antara
permukaan luar dan dalam. Perubahan tegangan menunjukan kadar
oksigen dalam gas buang , karena itu besar tegangan yang terdeteksi ini
menunjukan kadar oxsigen. Tegangan terminal menurun jika kadar oksigen
tinggi dan tegangan meningkat jika kadar oksigen rendah.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 23 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

7. ET : ET adalah sensor temperatur selinder yang dipasang di bagian


kanan silinder di pakai untuk mendeteksi temperatur silinder. Sensor ini
merupakan tipe thermistor (hambatan yang berubah menurut suhu) dan
memasukan sinyal ke ECM sebagai nilai tegangan. Sinyal ini dipakai untuk
memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar. Sensor ini juga
dipakai untuk mendeteksi panas mesin yang berlebihan.

8. ISC :ECM mengontrol posisi dari katup ISC untuk tujuan menambah dan
mengurangi jumlah udara yang masuk ke intake saat throttle valve tertutup
dan temperatur masih dingin. Dengan bertambahnya jumlah udara yang
masuk maka maka ECM akan mendeteksi dan akan menambah bensin yang
disemprotkan ke injector sehingga putaran mesin menjadi lebih tinggi dari
putaran idle. Sistem ini digunakan dengan tujuan mempertahankan idling
pada putaran yang ditetapkan dan memperbaiki kinerja starter dan
pemanasan mesin.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 24 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

2. Standar kondisi normal pada bagian actuator diidentifikasi.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 25 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi standart kondisi


normal sistem injeksi

1. Dapat Melakukan identifikasi standar kondisi normal pada bagian sensor.

2. Dapat melakukan identifikasi standar kondisi normal pada bagian actuator

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Mengidentifikasi standar kondisi normal


sistem injeksi
1. Harus cermat, teliti, dan dispilin dalam mengindentifikasi standar kondidi
normal injeksi.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 26 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

BAB IV
MENENTUKAN SISTEM INJEKSI YANG TIDAK NORMAL

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan pemeriksaan baterai

1. Gejala ketidaknormalan sistem injeksi dianalisis sesuai prosedur untuk


mencari bagian sensor dan actuator yang tidak normal.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 27 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Data Code kerusakan mencakup Honda : Code 12 injektor, 54 bank angle, 7 engine
oil temp, 1 MAP, 8 TP, 9 IAT, 33 ECM.
Yamaha : Code 12 CKP, 13 IAP, 14 saluran IAP, 15 TP, 16 TPS macet, 21 CTP, 22
IAT,30 sepeda motor terjatuh, 33 ingnition coil, 39 injektor, 41 lean angle sensor, 46
sistem FI tidak normal, 50 ECU.
Kawasaki : Code 11 TPS, 12 IAP, 13 IAT, 14 WTC, 21CKP, 25 Gear position, 31 VDS,
33 O2, 39 ECU, 41 Injector.
TVS : 0.6 TP, 0.9 MAP, 1.2 ET, 1.3 IAT, 6.6 CS, 3.3 Injektor, 3.7 IG, 4.1 Fuel Pump,
4.5 O2, 4.9 ISP

2. Cover body dibongkar sesuai prosedur

Posisi sistem injeksi pada motor matic biasanya berada di posisi tengah ,
Cover body yang akan di lepas antara lain.

BAGASI
MELEPAS
• Buka jok.
• Lepas battery.
• Lepas CDI unit 1 dan starter relay 2.
• Lepas bagasi 3 dengan jok.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 28 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

FRAME COVER DEPAN


MELEPAS
• Lepas screw dan pengencang.
• Tekan frame cover depan 1 dan geser frame cover depan
searah dengan arah tanda panah untuk melepasnya.

3. Bagian sensor dan atau actuator yang tidak normal dibongkar sesuai
prosedur.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 29 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 30 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 31 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

4. Tegangan, Tahanan standar dan servis Limit komponen sensor diukur


untuk menentukan yang tidak normal.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 32 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 33 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 34 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 35 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 36 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

5. Penyebab ketidaknormalan komponen dianalisis sesuai prosedur.

FITUR TEKNIS SISTEM FI


WAKTU INJEKSI (VOLUME INJEKSI)
Faktor-faktor untuk menentukan waktu injeksi meliputi basic fuel injection
time, yang dihitung berdasarkan intake air pressure, kecepatan mesin dan
sudut pembukaan throttle, dan berbagai kompensasi.
Kompensasi ini ditentukan sesuai dengan sinyal dari berbagai sensor yang
mendeteksi mesin dan kondisi pengendaraan.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 37 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menentukan sistem injeksi yang tidak


normal

1. Dapat Melakukan identifikasi Gejala ketidaknormalan sistem injeksi


dianalisis sesuai prosedur untuk mencari bagian sensor dan actuator yang
tidak normal.

2. Dapat Melakukan identifikasi Cover body dibongkar sesuai prosedur.

3. Dapat Melakukan identifikasi Bagian sensor dan atau actuator yang tidak
normal dibongkar sesuai prosedur.

4. Dapat Melakukan identifikasi Tegangan, Tahanan standar dan servis Limit


komponen sensor diukur untuk menentukan yang tidak normal.

5. Dapat Melakukan identifikasi Penyebab ketidaknormalan komponen


dianalisis sesuai prosedur.

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Menentukan sistem injeksi yang tidak
normal
1. Harus cermat, teliti, dan dispilin dalam menentukan sistem injeksi yang tidak
normal

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 38 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Suzuki Basic injeksi
2. Service Manual Suzuki Lets dan NEX injeksi

C. Majalah atau Buletin


1. –

D. Referensi Lainnya

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 39 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Unit Sepeda Motor injeksi
2. Bikelift
3. Injeksi tools
4. General Tools/Tools
5. Alat Ukur (Baterai tester, Multicircuit tester)
6. Service Manual
7. Meja Kerja

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Majun/kain
2. Part cleaner
3. Sarung Tangan

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 40 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.055.2

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Victor Ansani  Staff PT Suzuki Indomobil Sales.

Judul Modul: Mengoperasikan Diagnostic Tools Halaman: 41 dari 41


Buku Informasi Versi: 2019

Anda mungkin juga menyukai