Anda di halaman 1dari 81

BUKU INFORMASI

MELAKUKAN PERAWATAN INSTRUMEN


KELISTRIKAN (Sistem Sinyal dan Penerangan)
G.45TSM01.040.2

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------ 5
A. Tujuan Umum --------------------------------------------------------------------- 5
B. Tujuan Khusus -------------------------------------------------------------------- 5
BAB II MENYIAPKAN PERAWATAN INSTRUMEN KELISTRIKAN (Sistem
Sinyal Dan Penerangan) ----------------------------------------------------------- 6
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan Perawatan
Instrumen Kelistrikan (Sistem Sinyal Dan Penerangan) -------------------- 6
1. Cara mengidentifikasi fungsi, jenis, spesifikasi, wiring, dan cara
kerja dari komponen pada instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan). ----------------------------------------------------------------- 6
2. Cara mengidentifikasi kondisi normal dan tidak normal dari
komponen-komponen pada istrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan) ------------------------------------------------------------------ 9
3. Cara mengidentifikasi standar kinerja dari setiap komponen
instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) ----------------- 14
4. Cara mengidentifikasi prosedur bongkar pasang instrumen
kelistrikan --------------------------------------------------------------------- 22
5. Cara mengidentifikasi prosedur pemeriksaan sistem kelistrikan. ---- 23
6. Cara mengidentifikasi perintah kerja ------------------------------------- 24
7. Cara mengidentifikasi dan menyiapkan general tools, alat ukur,
dan alat pembersih ---------------------------------------------------------- 24
8. Cara penerapan Prosedur K3 pada pelaksanaan proses kerja ------- 24
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Perawatan Instrumen
Kelistrikan (Sistem Sinyal dan Penerangan) ---------------------------------- 25
C. Sikap Kerja dalam Melakukan Perawatan Instrumen Kelistrikan (Sistem
Sinyal dan Penerangan) --------------------------------------------------------- 25
BAB III MELAKUKAN PEMERIKSAAN KOMPONEN DARI INSTRUMEN KELISTRIKAN
(SISTEM SINYAL DAN PENERANGAN) ---------------------------------------------- 26

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 2 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan pemeriksaan


komponen dari instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) --- 26
1. Cara memeriksa Fungsi instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan) sesuai prosedur ---------------------------------------------- 26
2. Cara memeriksa Komponen sesuai prosedur ---------------------------- 28
3. Cara memeriksa Kondisi dan kelengkapan instrumen kelistrikan
(sistem sinyal dan penerangan) sesuai standar ------------------------ 28

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan pemeriksaan


komponen dari instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) --- 34
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melakukan pemeriksaan komponen
dari instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) ---------------- 35

BAB IV MEMASTIKAN KINERJA INSTRUMEN KELISTRIKAN (SISTEM SINYAL DAN


PENERANGAN) SESUAI STANDAR -------------------------------------------------- 36
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memastikan kinerja instrumen
kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai standar ----------------- 36
1. Cara merakit dan memasang Komponen-komponen Instrumen
kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai prosedur. --------- 36
2. cara memastikan Instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan) berfungsi sesuai standar ----------------------------------- 38

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memastikan kinerja instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai standar ----------------- 43
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memastikan kinerja instrumen
kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai standar ----------------- 43
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 44
A. Dasar Perundang-undangan ---------------------------------------------------- 44
B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------- 44
C. Majalah atau Buletin -------------------------------------------------------------- 44
D. Referensi Lainnya ----------------------------------------------------------------- 44
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --------------------------------------------------- 45

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 3 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 45


B. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------------- 45
LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------------------- 46
Lampiran 1 Contoh Kuesioner ------------------------------------------------------- 46
DAFTAR PENYUSUN ----------------------------------------------------------------------------- 47

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 4 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Melakukan
Perawatan Instrumen Kelistrikan (Sistem Sinyal dan Penerangan).
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Melakukan
Perawatan Instrumen Kelistrikan (Sistem Sinyal dan Penerangan) ini guna
memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan perawatan instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
meliputi cara mengidentifikasi fungsi, jenis, spesifikasi, wiring, dan cara kerja
dari komponen pada instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan);
mengidentifikasi kondisi normal dan tidak normal dari komponen-komponen
pada istrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan); mengidentifikasi
standar kinerja dari setiap komponen instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan); mengidentifikasi prosedur bongkar pasang instrumen kelistrikan;
mengidentifikasi perintah kerja; mengidentifikasi dan menyiapkan general tools,
alat ukur, dan alat pembersih; menerapkan prosedur k3 pada pelaksanaan
proses kerja.
2. Melakukan pemeriksaan komponen dari instrumen kelistrikan (sistem sinyal
dan penerangan) meliputi memeriksa fungsi instrumen kelistrikan (sistem sinyal
dan penerangan) sesuai prosedur; melepas komponen sesuai prosedur;
memeriksa kondisi dan kelengkapan instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan) sesuai standar.
3. Memastikan kinerja instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
sesuai standar meliputi perakitan dan pemasangan komponen-komponen
instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan); memastikan instrumen
kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) berfungsi sesuai standar

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 5 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

BAB II
MENYIAPKAN PERAWATAN INSTRUMEN KELISTRIKAN (SISTEM
SINYAL DAN PENERANGAN)

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan perawatan instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
Sistem penerangan dan sinyal adalah secara standar harus dimiliki oleh sebuah
kendaran, termasuk sepeda motor, karena hal tersebut sangat diperlukan untuk
keselamatan pengendara dan orang lain. Adapun fungsi system penerangan dan
sinyal adalah sebagai penerangan jalan dan pemberi sinyal (tanda) kepada
pengemudi dan orang lain untuk ketertiban dan keselamatan bersama.
Yang termasuk komponen system penerangan adalah Lampu kepala. Lampu kepala
terletak di depan kendaraan yang berfungsi sebagai penerangan jalan sekaligus agar
terlihat posisi kita oleh orang lain terutama pada malam hari. system penerangan
Lampu kepala terdiri dari rangkaian kelistrikan yang saling berhubungan satu sama
lain, komponen penunjang tersebut antara lain: alternator, regulator, kabel
penghubung, saklar lampu, bola lampu dan lain sebagainya.
Sistem sinyal pada sepeda motor terdiri dari sistem:
a. belakang Lampu tanda belok
b. Lampu Kota belakang/lampu posisi
c. Lampu rem
d. Klakson.

1. Cara mengidentifikasi fungsi, jenis, spesifikasi, wiring, dan cara kerja


dari komponen pada instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan).
A. SISTEM PENERANGAN
1. Lampu kepala

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 6 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Lampu kepala terletak di depan kendaraan yang berfungsi sebagai


penerangan jalan sekaligus agar terlihat posisi kita oleh orang lain terutama
pada malam hari.

Gambar 1. Lampu Kepala

Sistem lampu kepala terdiri dari lampu jauh dan lampu dekat, dimana
lampu dekat digunakan sebagai penerangan jalan terutama pada malam hari
sedangkan lampu jauh sering digunakan sebagai tanda pengganti klakson,
antara lain ketika akan mendahului kendaraan lain. Perbedaan panjang sinar
lampu kepala ( jauh dan dekat ) sangat terkait dengan konstruksi reflector
dan titik apinya serta posisi nyala bohlamnya. Adapun reflektor merupakan
cermin cekung yang berbentuk parabola fungsinya untuk memantulkan sinar
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 7 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

lampu pijar, supaya sifat refleksi cukup baik maka permukaan reflektor
dilapisi dengan alumunium. Hal ini dilakukan dengan melapisi pada bidang
parabola dengan aluminium atau chrom melalui proses elektrolisa.
Sedangakan Titik api adalah apabila sinar datang dari titik api maka sinar
akan dipantulkan sejajar sumbu utama reflektor
Supaya satu reflektor dapat digunakan untuk lampu jauh dan dekat maka
lampu kepala dibuat terdiri dari dua filament yang dikonstruksi secara kusus
agar sinar masing-masing filament lampu sinarnya dapat memantul jauh atau
dekat.

Gambar 3. Lampu 2 filamen a)Lampu dekat b)lampu jauh


a. Pada nyala lampu dekat filament terletak lebih ujung dari titik api dan pada
bagian bawah filament diberi penutup yang bertujuan agar sinar filament
hanya memantul ke atas menuju lengkungan reflector bagian atas sehingga
arah pantulan cenderung kea rah bawah
b. Pada nyala lampu jauh nyala filament terletak tepat pada titik api reflector
sehingga sinar dipantulkan lurus dengan sumbu reflector.

Komponen Sistem lampu Kepala


 Baterai
Sebagai sumber tegangan DC, umumnya mempunyai tegangan
sebesar 12 Volt
 Generator
Sebagai sumber tegangan AC, generator ini bekerja berdasarkan
putaran mesin.
 Kunci kontak
Berfungsi untuk menghubungkan sumber tegangan baterai dengan
rangkaian
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 8 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

 Saklar lampu kepala


Berfungsi untuk menghubungkan arus utama untuk mengaktifkan
rangkaian lampu kepala
 Saklar Dim
Berfungsi sebagai saklar pemindah lampu jauh dan lampu dekat.
 Lampu indicator jauh
Sebagai tanda bagi pengendara bahwa lampu jauh sedang menyala.
 Bola Lampu Kepala
Adalah komponen yang mengubah energy listrik menjadi energy panas
berupa cahaya yang digunakan sebagai penerangan jalan kendaraan
serta agar pengendara lain mengetahui posisi pengendara.
Jenis lampu untuk sepeda motor
 lampu Kawat (wolfram)
 lampu halogen
 Lampu Gas Discharge
 LED

Secara standar penyalaan lampu kepala secara otomatis sekaligus menyalakan


lampu kota dan lampu panel, sehingga secara umum rangkaian lampu kota dan
lampu panel adalah bagian dari rangkaian lampu kepala. Berdasarkan
sumbernya, sistem lampu kepala pada sepedamotor terdiri dari dua macam yaitu
system DC dan system AC.
 Sistem Lampu Kepala DC
Komponennya yaitu Baterai, sekering, kunci kontak, saklar lampu
kepala, saklar dim dan lampu kepala.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 9 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 4. Rangkaian Lampu kepala DC


Keterangan
1. Baterai
2. Sekering
3. Kunci kontak
4. Saklar lampukepala
5. Saklar dim
6. Lampu kepala
7. Lampu control jauh
8. Lampu kota depan
9. Lampu kota belakang (lampu plat nomer)

Cara kerja rangkaian


Ketika Kunci kontak di hubungkan maka arus mengalir dari baterai
menuju saklar lampu kepala, saat lampu kepala di gerakkan sekali
(posisi 1) tuas saklar lampu kepala terhubung dengan lampu kota
sehingga lampu kota bagian depan, bagian belakang dan lampu panel
nyala bersamaan karena terhubung parallel. Saat saklar lampu kepala
digerakkan dua kali maka disamping lampu kota tetap menyala, tuas
saklar lampu kepala (posisi 2 arus akan mengalir menuju saklar dim
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 10 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

kemudian saklar dim akan mengalirkan arus untuk lampu dekat atau
lampu jauh sekaligus lampu control jauh yang terhubung parallel
dengan lampu jauh.

 Sistem Lampu Kepala AC


Komponennya yaitu Generator, regulator, saklar lampu kepala, saklar
dim dan lampu kepala

Gambar 5. Rangkaian Lampu kepala AC

Keterangan
1. Kumparan Pembangkit tegangan
2. Magnet permanen
3. Regulator tegangan
4. Saklar lampu kepala
5. Saklar dim
6. Lampu kepala
7. Lampu control jauh
8. Lampu kota depan
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 11 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

9. Lampu kota belakang (lampu plat nomer)

Cara kerja rangkaian


Secara prinsip sama dengan system lampu kepala DC, namum karena
sumber utama dari generator AC yang berputar sesuai dengan putaran
mesin, maka perlu dipasang regulator pembatas tegangan agar
tegangan pada lampu kepala tidak melebihi tegangan system yaitu 12
volt meskipun putaran mesin sedang tinggi.
Terdapat dua tipe lampu besar atau lampu kepala (headlight), yaitu;
1) tipe semi sealed beam, dan 2) tipe sealed beam. Lampu kepala
biasanya menggunakan low filament beam untuk posisi lampu dekat
dan high filament beam untuk posisi lampu jauh. Penjelasan kapan
saatnya menggunakan lampu dekat dan lampu jauh sudah dibahas
pada bagian saklar lampu kepala.

1. Tipe Semi Sealed Beam


Tipe semi sealed beam adalah suatu konstruksi lampu yang dapat
mengganti dengan mudah, dan cepat bola lampunya (bulb) tanpa
memerlukan penggantian secara keseluruhan jika bola lampunya
terbakar atau putus. Bola lampu yang termasuk tipe semi sealed beam
adalah:
 Bola lampu biasa (filament tipe wolfram/tungsten )
Bola lampu biasa adalah bola lampu yang menggunakan filamen
(kawat pijar) tipe tungsten.

Gambar 6. Konstruksi Bola Lampu filament tungsten

 Bola lampu quartz-halogen

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 12 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Pada bola lampu quartz-halogen, gas halogen tertutup rapat


didalam tabungnya, sehingga bisa terhindar dari efek
penguapan yang terjadi akibat naiknya suhu. Bola lampu
halogen cahayanya lebih terang dibanding bola lampu tungsten,
namun lebih sensitif terhadap perubahan suhu.

Gambar 7. Konstruksi bola lampu halogen

Perbandingan bola lampu tungsten dan Halogen

Gambar 8. Cara kerja bola lampu tungsten


Cara kerja
Daya listrik membuat filamen membara. Pada saat filamen
membara, tungsten akan menguap. Tungsten yang menguap,
kemudian terkondensasi pada dinding kaca yang lebih dingin.
Hal ini terjadi terus menerus selama lampu menyala, sehingga
semakin lama kaca lampu akan terlihat menghitam, kemudian
hingga suatu saat filamen tungsten akan terus menipis dan
akhirnya putus, lampu mati. Lampu halogen termasuk dalam
jenis lampu pijar. Lampu halogen diciptakan dengan

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 13 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

memperbaiki proses lampu pijar biasa di atas, yaitu dengan


mengurangi masalah menguapnya tungsten. Kaca lampu dibuat
dari kaca kuarsa yang tipis dan tahan panas, kemudian gas
yang diisikan ditambahkan sedikit gas halogen. Pada tahun
1959 lampu halogen diperkenalkan untuk kepentingan
komersial. Perhatikan gambar di bawah ini

Gambar 9. Cara kerja bola lampu Halogen


Cara kerja
Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen.
Secara kimia, gas halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap
tungsten(butir hitam) yang kemudian menghasilkan halida tungsten.
Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap. Gas
halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika
halida tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara,
senyawa tersebut kembali terpecah dimana gas halogen kembali
terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen. Siklus ini
berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil
dan umur lampu yang panjang.

Siklus tersebut di atas disebut dengan siklus halogen atau Halogen-


Cycle. Namun syarat utama untuk terjadinya siklus halogen adalah
suhu permukaan kaca lampu harus sangat panas. Suhu harus minimal
sekitar 250°C hingga 900°C (tergantung besar daya lampu). Jika suhu
kaca lampu berada di bawah itu, maka halogen tidak akan mampu
mengikat uap tungsten, akibatnya tungsten akan melekat pada
dinding kaca bagian dalam, hingga lama kelamaan kaca lampu akan
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 14 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

menghitam, dan lampuhalogen lebih cepat putus. proses di atas


adalah alasan mengapa lampu halogen tidak boleh dipegang pada
bagian kacanya.

Gambar 10. Cara memegang bola lampu Halogen

Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 11. Cara kerja bola lampu Halogen


Keterangan :
1. Jari tangan kita selalu meninggalkan sidik jari berupa lapisan
lemak tipis.
2. Lapisan lemak yang menempel pada kaca lampu halogen
membuat suhu permukaan kaca lebih dingin dibanding
permukaan kaca yang lain. Hal ini karena lemak tadi pada suhu
yang sangat tinggi akan melebur menyatu dengan kaca yang
berbahan dasar Quartz sehingga koefisien muainya menjadi
berbeda dengan bagian yang bersih. Jika perbedaan koefisien
muainya sangat besar, bisa menyebabkan kaca pecah.
3. Akibat perbedaan suhu kaca di atas, proses siklus halogen tidak
dapat bekerja sempurna.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 15 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

4. Semakin banyak uap tungsten yang terkondensasi pada kaca


lampu, tepatnya pada bagian kaca yang lebih dingin (ada
lemak). Bagian tersebut biasanya akan menjadi berkabut hitam,
abu-abu atau putih.
5. Akhirnya lampu menjadi cepat putus, akibat filamen tungsten
yang cepat menipis karena menguap.

2. Tipe Sealed Beam


Pada beberapa model sepeda motor generasi sebelumnya, lampu
kepalanya menggunakan tipe sealed beam. Tipe ini terdiri dari lensa
(glass lens), pemantul cahaya (glass reflector), filamen dan gas di
dalamnya. Jika ada filamen yang rusak/terbakar, maka
penggantiannya tidak dapat diganti secara tersendir, tapi harus
keseluruhannya.

Gambar 12. Konstruksi bola lampu tipe sealed beam


2. Lampu kota
Lampu Kota disebut juga lampu posisi dinyalakan ketika mulai senja
atau keadaan jalan belum gelap, dengan kata lain lampu kota ini juga
berfungsi agar pengendaraan lain mengetahui keberadaan pengendara,
pada umumnya lampu kota terdiri dari lampu kota bagian depan dan
bagian belakang dimana sebagian besar sepeda motor lampu kota
bagian belakang sekaligus difungsikan sebagai lampu plat nomer
kendaraan. Daya lampu kota lebih kecil dibanding lampu kepala yaitu
antara 7 – 10 watt
3. Lampu panel

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 16 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Lampu panel berfungsi sebagai penerangan pada panel pengemudi


antara lain penerangan speedometer, penerangan meter bahan bakar,
temperature mesin. Daya lampu panel umumnya sama dengan lampu
kota.

B. SISTEM SINYAL (TANDA)


Sistem sinyal atau tanda adalah system kelistrikan yang ada pada sebuah
sepeda motor yang berfungsi sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun
orang lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi.yang termasuk
system kelistrikan sinyal antara lain
1. Lampu Rem
2. Lampu sein/tanda belok
3. Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil)
4. Netral light (lampu netral untuk transmisi/perseneling)
5. Fuelmeter (pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki).
6. Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor dengan
sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI) , kadang-kadang terdapat juga
hazard lamp (lampu hazard/tanda bahaya), low fuel warnig (pemberi
peringatan bahan bakar sudah hampir kosong), temperature warning
(pemberi peringatan suhu), electronic fault warning (pemberi
peringatan terjadinya kesalahan/masalah pada komponen elektronik),
dan sebagainya.
7. Sistem Klakson

Contoh penempatan sistem penerangan (lighting system), baik yang


berfungsi sebagai penerangan maupun pemberi isyarat adalah seperti
pada gambar di bawah ini:

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 17 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 13. Penempatan sistem penerangan dan sinyal pada sepedamotor

1. Lampu Belakang dan Rem (Tail light dan Brake light)

Lampu belakang berfungsi memberikan isyarat jarak sepeda motor pada


kendaraan lain yang berada di belakangnya ketika malam hari. Lampu
belakang pada umumnya menyala bersama dengan lampu kecil yang
berada di depan. Lampu ini sering disebut dengan lampu kota,bahkan
kadang-kadang disebut lampu senja karena biasanya sudah mulai
dinyalakan sebelum hari terlalu gelap. Untuk bagian depan disebut lampu
jarak (clereance light) dan untuk bagian belakang disebut lampu belakang
(tail light). Sedangkan rem berfungsi untuk memberikan isyarat pada
kendaraan lain agar tidak terjadi benturan saat kendaraan mengerem.
Lampu rem pada sepeda motor biasanya digabung dengan lampu
belakang. Maksudnya dalam satu bola lampu terdapat dua filamen, yaitu
untuk lampu belakang dan lampu rem (lihat gambar 3.54 di bawah ini).
Lampu yang menyalanya lebih redup (diameter kawat filament-nya lebih

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 18 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

kecil) untuk lampu belakang dan lampu yang menyalanya lebih terang
(diameter kawat filament-nya lebih besar) untuk lampu rem.

Gambar 14. Posisi bola lampu belakang dan rem


Komponen-komponen untuk sistem lampu belakang selain kabel-kabel dan
konektor antara lain (lihat gambar 14):

1). Saklar lampu (lighting switch)


Penjelasan saklar lampu sudah dibahas pada bagian lampu kepala.

2). Lampu belakang dan dudukannya


Seperti terlihat pada gambar 14 di atas, bola lampu belakang digabung
langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu belakang
biasanya disebut dengan tipe bayonent yaitu menempatkan bola lampu
pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus
masuk pada alur yang berada pada dudukannya.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 19 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Komponen-komponen untuk sistem lampu rem selain kabel-kabel dan


konektor antara lain (lihat gambar 14):
2.1 Saklar lampu rem depan (front brake light switch)
Saklar lampu rem depan berfungsi untuk menghubungkan arus dari
baterai ke lampu rem jika tuas/handel rem ditarik (umumnya berada
pada stang/kemudi sebelah kanan). Dengan menarik tuas rem tersebut,
maka sistem rem bagian depan akan bekerja, oleh karena itu lampu
rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara
lainnya.
2.2. Saklar lampu rem belakang (rear brake light switch)
Saklar lampu rem belakang berfungsi untuk menghubungkan arus dari
baterai ke lampu rem jika pedal rem ditarik (umumnya berada pada
dudukan kaki sebelah kanan). Dengan menginjak pedal rem tersebut,
maka sistem rem bagian belakang akan bekerja, oleh karena itu lampu
rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara
lainnya.
2.3. Lampu rem dan dudukannya
Lampu rem pada kendaraan berfungsi sebagai tanda sinyal bagi
pengendara lain yang berada dibelakangnya bahwa kendaraan sedang
memperlambat laju kendaran dan menghentikan laju kendaraan.
Seperti terlihat pada gambar 14 di atas, bola lampu belakang digabung
langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu belakang
biasanya disebut dengan tipe bayonent yaitu menempatkan bola lampu
pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus
masuk pada alur yang berada pada dudukannya.

2. Sistem Lampu Tanda Belok (Turn Signals system)


Semua sepeda motor yang dipasarkan dilengkapi dengan system
lampu tanda belok. Pada beberapa model sepeda motor besar,
dilengkapi saklar terpisah lampu hazard (tanda bahaya), yaitu dengan
berkedipnya semua lampu sein kiri, kanan, depan dan belakang secara
bersamaan. Fungsi lampu tanda belok adalah untuk memberikan

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 20 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang ataupun di


sisinya bahwa sepeda motor tersebut akan berbelok ke kiri atau kanan
atau pindah jalur. Sistem tanda belok terdiri dari komponen utama,
yaitu dua pasang lampu, sebuah flasher/turn signal relay, dan three
way switch (saklar lampu tanda belok tiga arah).

Flasher tanda belok merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu


tanda belok mengedip secara interval/jarak waktu tertentu yaitu antara
antara 60 dan 120 kali setiap menitnya. Terdapat beberapa tipe
flasher, diantaranya; 1) flasher dengan kapasitor, 2) flasher dengan
bimetal, dan 3) flasher dengan transistor

a. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe kapasitor


Contoh rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor
seperti terlihat di bawah ini:

Gambar 15. Rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe


kapasitor
Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor Pada
saat kunci kontak dihubungkan, namun saklar lampu sein masih
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 21 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

dalam posisi ‘off”, arus mengalir ke L2 melalui plat kontak P


kemudian mengisi kapasitor. Setelah saklar lampu sein diarahkan
ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke
lampu tanda belok sehingga lampu menyala. Saat ini L1 menjadi
magnet (gambar 15)

Gambar 16 Cara kerja rangkaian sistem tanda belok dengan flasher


tipe kapasitor (1)
Sesaat setelah kumparan L1 menjadi magnet, plat kontak (contact
point) P terbuka, sehingga arus yang mengalir ke lampu kecil
karena melewati tahanan R. Plat kontak tetap dalam kondisiterbuka
selama kumparan L2 masih menjadi magnet yang diberikan oleh
kapasitor sampai muatan dalam kapasitor habis (gambar 16).

Gambar 17. Cara kerja rangkaian sistem tanda belok dengan


flasher tipe kapasitor (2)
Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan
hilang dan plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar
mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 22 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini


berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.

b. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal


Sistem tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari
dua keping/bilah (strip) bimetal untuk mengontrol kedipannya.
Bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda (biasanya kuningan
dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran
listrik yangmasuk ke bimetal, maka akan terjadi
pengembangan/pemuaian dari logam yang berbeda tersebut
dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan
bimetal cenderung menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam
flasher tipe bimetal terdapat dua keping bimetal yang dipasang
berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak pada salah
satu ujungnya (lihat gambar 18 di bawah ini).

Gambar 18. Konstruksi bimetal

Gambar 19. Rangkaian sistem tanda belok dengan tipe bimetal

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 23 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe bimetal Pada
saat saklar lampu sein digerakan (ke kiri atau kanan), arus mengalir
ke voltage coil (kumparan) yang akan membuat kumparan tersebut
memanasdan bengkok. Setelah kebengkokannya sampai
menghubungkan kedua plat kontak di bagian ujungnya, arus
kemudian mengalir ke current coil (kumparan arus) terus ke lampu
sein/tanda belok dan akhirnya ke massa (gambar 20). Saat ini
lampu sein menyala dan current coil akan mulai bengkok menjauhi
voltage coil.

Gambar 20. Cara kerja rangkaian sistem tanda belok dengan tipe
bimetal
Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak
terpisah/terbuka, maka lampu sein mati. Selanjutnya current coil
akan menjadi dingin setelah arus yang mengalir hilang dan
akhirnya bimatalnya akan lurus kembali posisinya sehingga plat
kontak menempel kembali dengan plat kontak yang dari voltage
coil. Arus akan mengalir kembali untuk menghidupkan lampu sein.
Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok
berkedip.

3. Klakson (Horn)
Klakson berfungsi untuk : memberi tanda/isyarat dengan bunyi.
Sedangkan bunyi itu timbul karena adanya getaran. Agar klakson
dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka
klakson harus mempunyai frekuensi getaran antara 1800 – 3550 Hz.
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 24 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Pada umumnya klakson dapat dibagi dalam beberapa macam antara


lain :
 Klakson listrik :
- Arus bolak-balik (AC)
- Arus searah (DC)
 Klakson udara
- Dengan kompresor listrik
- Memakai katup elektro pneumatis (dengan kompresor rem
angin)

a. Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC)

Gambar 22. Konstruksi klakson listrik AC

Cara kerja
Pada magnet listrik akan terjadi pergantian kutub-kutub utara dan
selatan sesuai dengan frekuensi listrik, akibatnya membran
bergetar.Klakson ini dipakai pada kendaraan-kendaraan jenis kecil
dengan pembangkit listrik memakai dinamo AC, tanpa.Kerugian
klakson ini frekuensi klakson turun bila putaran motor turun, karena
frekuensi listrik tergantung dari putaran motor.

b. Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC


Klakson jenis ini ada dua macam :
- Model piringan

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 25 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Klakson piringan tidak memakai corong resionansi. Tapi


menggunakan plat resonansi agar suara lebih harmonis.
Jenis klakson ini merupakan perlengkapan standar pada
setiap kendaraan baru.

- Model siput (spiral)


Memakai corong resonansi agar suara lebih harmonis

Adapun konstruksi dari klakson DC seperti pada gambar di


bawah ini Gambar 23.

Gambar 23. Klakson DC


Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 26 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Cara kerja klakson listrik


Saat saklar klakson ditekan, arus dari baterai mengalir melalui
saklar klakson, terus ke kumparan, menuju platina dan selanjutnya
ke massa. Inti besi kumparan menjadi magnet dan menarik
armature. Kemudian armature membukakan platina sehingga arus
ke massa terputus. Dengan terputusnya arus tersebut, kemagnetan
pada Inti besi kumparan hilang, sehingga armature kembali ke
posisi semula.karena adanya plat pegas. Hal ini menyebabkan
platina menutup kembali untuk menghubungkaan arus ke massa
Proses ini berlangsung cepat, dan diafragma membuat armature
bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan sebuah getaran
yang ditangkap oleh telinga manusia sebagai suara atau bunyi.

Gambar 24. Konstruksi klakson listrik jenis piringan


Keterangan
1. Plat resonansi
2. Membran
3. Jangkar
4. Magnet listrik
5. Pegas
6. Baut pengikat
7. Kontak pemutus
8. Kondensator
9. Mur penyetel kontak
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 27 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

10. Baut penyetel kontak

Cara kerja
Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan
membran, gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak
pemutus, kemagnetan hilang, jangkar kembali pada posisi semula
akibat dorongan pegas plat.Kondensator gunanya menghilangkan
percikan api pada kontak pemutus. Baut penyetel berfungsi untuk
menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan jangkar

4. Sistem Instrumentasi dan Tanda Peringatan (Instrumentation and


Warning System)
Yang dimaksud dengan instrumentasi adalah perlengkapan sepeda
motor berupa alat ukur yang memberikan informasi kepada
pengendara tentang keadaan sepeda motor tersebut. Sistem
instrumentasi pada sepeda motor tidak sama jumlahnya, mulai dari
sepeda motor dengan instrumentasi sederhana sampai sepeda motor
yang dilengkapi dengan instrumen yang banyak. Sistem instrumentasi
yang lengkap antara lain terdiri dari; speedometer (pengukur
kecepatan kendaraan), tachometer (pengukur putaran mesin),
ammeter (pengukur arus listrik), voltmeter (pengukur tegangan listrik),
clock (jam), fuel and temperature gauges (pengukur suhu dan bahan
bakar), oil pressure gauge (pengkur tekanan oli) dan sebagainya.
Sama halnya dengan sistem instrumentasi, sistem tanda peringatan
(warning system) pada sepeda motor juga tidak sama jumlahnya.
Kebanyakan model sepeda motor generasi sekarang, lampu-lampu
tanda peringatan disusun dan dipasangkan pada suatu tampilan
(display) lengkap yang akan menampilkan status/keadaan dan kondisi
umum dari mesin. Pada beberapa model, instrumentasi di
dihubungkan dengan central control unit (unit pengontrol) yang akan
memonitor seluruh aspek dari mesin dan fungsi sistem kelistrikan saat

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 28 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

mesin dijalankan. Informasinya diperoleh dari berbagai swicth (saklar)


dan sensor. Jika dalam sistem muncul kesalahan (terdapat masalah)
akan ditampilkan dalam bentuk warning light (lampu tanda peringatan)
atau dalam panel LCD (liquid crystal display) bagi beberapa model
sepeda motor.

Gambar 23. Contoh tampilan (display) instrument tanda pada


sepedamotor

a.) Speedometer
Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada
pengendara tentang kecepatan kendaraan (sepeda motor).
Speedometer pada sepeda motor ada yang digerakkan secara
mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara elektronik.
Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya dihubungkan ke
gigi penggerak pada roda depan, tetapi ada juga yang dihubungkan ke
output shaft (poros output) transmisi/persneling untuk mendapatkan
putarannya.

1) Lampu indicator gigi persneling

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 29 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Pada tampilan pada panel instrument sepedamotor juga


dilengkapi dengan lampu indicator gigi persneling dari gigi
nol (netral) sampai gigi tertinggi. Namum yang perlu
dicermati adalah Neutral Switch (Saklar Netral) Yaitu saklar
yang menunjukkan gigi transmisi posisi sedang netral hal ini
penting dimunculkan karena terkait dengan keamanan
pengendara ketika akan memulai (starter) menghidupkan
mesin kendaraan. Sehingga kendaran tidak meloncat saat
mesin akan dihidupkan (baik menggunakan motor listrik
maupun menggunakan engkol kaki (kick starter). Umumnya
posisi neutral switch berada di rumah transmisi dan
dihubungkan dengan (poros mekanisme pemindah gigi yang
disebut sift drum. Pada saat gigi transmisi netral, kontak
pada saklar akan terhubung dengan massa, sehingga
mengakibatkan lampu netral menyala. Pada sepeda motor
yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga
digunakan untuk mencegah sistem starter tidak bisa
dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi.

Gambar 24. Rangkaian neutral, clutch, dan sidestand switch

Berdasarkan gambar 24 di atas, dapat diambil kesimpulan


bahwa rangkaian starter relay pada sistem starter baru bisa
dihubungkan ke massa jika clutch switch dan kickdown
switch posisi menutup atau neutral switch saja yang
menutup. Clucth switch menutup jika kopling sedang ditarik,
sidestand switch menutup jika posisi sidestand sedang
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 30 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

dinaikkan (tidak sedang dipakai untuk menyandarkan sepdea


motor). Sedangkan neutral swicth menutup kalau posisi gigi
transmisi sedang netral (transmisi tidak masuk gigi).

2) Brake light switch (saklar lampu rem)


Fungsi brake light switch adalah untuk menghidupkan lampu
rem ketika rem depan atau rem belakang sedang digunakan.
Saklar rem depan biasanya tipe pressure switch (saklar
tekanan) yang digerakkan oleh sistem hidrolik
rem depan. Sedangkan saklar rem belakang biasanya tipe
plunger yang digerakkan melalui pegas pedal rem belakang,
dan dapat distel sesuai ketinggian pedal dan jarak bebas
rem. Gambar 25. Saklar rem belakang (A = saklar rem
belakang tipe plunger, B = pegas, dan C = pedal rem)

Gambar 26. Rangkaian sistem lampu rem

Berdasarkan gambar di atas, jika pedal rem ditarik/ditekan,


maka saklar rem akan menutup yang akan menghubungkan

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 31 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

arus dari baterai ke massa melalui lampu rem. Akibanya


lampu rem akan menyala

3) Meter bahan bakar (Fuel level meter)


Salah satu kelengkapan system instrumentasi pada
sepedamotor adalah pengukur kapasitas bahan bakar dalam
tangki, dimana system ini terdiri dari beberapa komponen
antara ain :
a. Variable resitor, yaitu tahanan yang mempunyai nilai
berubah-ubah yang berfungsi sebagai perubah arus
listrik, yang mengalir pada unit fuel meter. (diletakkan
pada kemudi).
b. Pelampung, yaitu komponen yang berfungsi merubah
nilai tahanan berdasarkan ketinggian permukaan bahan
bakar pada tangki bahan bakar. (diletakkan di dalam
tangki bahan bakar).

Prinsip Kerja :
Pada saat bensin penuh.
.

Gambar 27. Saat bahan bakar dalam kondisi penuh

Pada saat bensin kosong :


Tangkai pelampung berada pada nilai tahanan listrik yang
besar, sehingga arus listrik pada kumparan 1 berkurang,
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 32 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

yang menjadikan kumparan 2 arus listriknya bertambah,


dan akan menghasilkan garis gaya medan magnit yang
sejenis dengan kutub magnit jarum, sehingga magnit
akan saling tolak menolak, dan lempengan magnit akan
berputar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam)
sampai jarum tepat berada pada posisi “Empty” (kosong)

Gambar 28. Saat bahan bakar dalam kondisi kosong

Bila kunci kontak dimatikan, maka tidak terjadi Flux


magnetik pada kedua kumparan, sehingga magnit
kembali bergerak berputar pada posisi semula, hal ini
disebabkan oleh adanya kemagnitan pada lempengan
yang memungkinkan lempengan selalu berada pada
posisi tertentu, (kutub magnit selalu menunjuk ke arah
utara/seperti halnya kompas).

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 33 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

JENIS-JENIS BOLA LAMPU YANG DIGUNAKAN PADA KENDARAAN

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 34 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

2. Cara mengidentifikasi kondisi normal dan tidak normal dari komponen-


komponen pada istrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)

komponen yang diperiksa meliputi: Pemeriksaan sakelar, pemeriksaan lampu


kepalam pemeriksaan lampu sein, pemeriksaan klakson dan pemeriksaan
pengukur tinggi bahan bakar
a. Pemeriksaan Saklar (Switch)
1. Periksa sambungan antar terminal yang ada switch (atau konektor
switch) dengan menggunakan multimeter (skala ohmmeter x 1Ω)
untuk menentukan benar atau baik tidaknya sambungan.
2. Tanda “0 0” menunjukkan terminal yang memiliki hubungan
(kontinuitas) yaitu sirkuit/rangkaian tertutup pada posisi switch
yang ditunjukkan (yang bersangkutan).
3. Jika terdapat sambungan yang kurang baik atau tidak ada
hubungan (kontinuitas), perbaiki atau ganti (bila perlu) switch
tersebut.

Catatan:
 Warna kabel pada switch (konektor switch) setiap merek sepeda motor
kemungkinan berbeda, lihat buku manual yang bersangkutan untuk lebih
jelasnya.
 Bentuk switch setiap merek sepeda motor kemungkinan berbeda, lihat buku
manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
 Tabel berikut ini adalah contoh pemeriksaan switch (saklar) pada sepeda
motor Honda Supra PGM-FI

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 35 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Keterangan warna :
Y/R = Kuning/merah W = Putih
Br = Coklat BI = Hitam
Bu = Biru G = Hijau
Lb = Biru muda Gr = Abu-abu
Lg = Hijau muda

b. Pemeriksaan Lampu Kepala


Jika lampu kepala (depan) tidak menyala, maka:
1. Periksa bola lampu, ganti bila bola lampu putus.
2. Periksa tahanan lighting coil (kumparan penerangan atau spul
lampu).Standar tahanan dan warna kabel kumparan penerangan
berbeda setiap merek sepeda motor, lihat buku manual masing-
masing. Jika hasil pengukuran terlalu dari standar, ganti kumparan
penerangan atau stator alternator.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 36 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

3. Periksa saklar (switch) lampu. Lihat bagian 9.a tentang


pemeriksaan saklar.
4. Periksa saklar lampu jauh dekat (dimmer switch). Untuk memeriksa
tahanannya (kontinuitas-nya), lihat bagian 9.a tentang pemeriksaan
saklar. Untuk memeriksa tegangannya:
 Hubungkan multimeter (skala voltmeter) terminal (+) ke
konektor lampu lauh maupun lampu dekat secara bergantian
(tergantung posisi saklar dimmer tersebut).
 Hubungkan terminal (-) multimeter ke massa atau kabel
yang menuju massa.

 Hidupkan mesin
 Geser saklar lampu ke posisi ON
 Geser saklar dimmer ke posisi lampu dekat atau ke lampu
jauh bergantian.
 Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar tegangan
baterai (12 V) pada sambungan konektor bola lampu depan
tersebut. Jika tegangan yang diperoleh di luar spesifikasi,
terdapat kerusakan rangkaian kabel dari kunci kontak ke
sambungan soket tersebut.

5. Periksa sambungan kabel.


Periksa seluruh sambungan kabel sistem penerangan. Perbaiki jika
ada yang rusak, terputus, longgar dan sebagainya. 6) Periksa
kondisi tiap sirkuit/rangkaian sistem penerangan.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 37 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

c. Pemeriksaan Lampu Sein


Jika lampu tanda belok (sein) tidak menyala, maka:
1. Periksa bola lampu, ganti bila bola lampu putus.
2. Periksa sekering, ganti jika sekering terbakar atau putus. Periksa
sambungan kabel rangkaian sistem lampu sein. Perbaiki jika ada
yang rusak, terputus, longgar dan sebagainya.
3. Periksa relay (flasher) lampu sein Jika seluruh sambungan dan
kabel sistem lampu sein masih bagus, periksa relay lampu sein
dengan cara menghubungsingkatkan antara terminal yang ada
dalam lampu sein menggunakan kabel jumper. Kemudian periksa
nyala lampu sein dengan memposisikan saklar lampu sein ke ‘ON”.
Jika lampu sein menyala, berarti relay rusak dan harus diganti
dengan yang baru.

d. Pemeriksaan Klakson
Jika klakson tidak berbunyi, maka:
1. Periksa saklar/tombol klakson. Lihat bagian 9.a tentang
pemeriksaan saklar.
2. Periksa tegangan yang menuju klakson, dengan cara:
 Periksa dengan menggunakan multimeter (skala voltmeter),
yaitu terminal (+) multimeter ke kabel di terminal klakson
(kabel yang mendapat arus dari baterai) dan terminal (-)
multimeter ke massa.
 Putar kunci kontak ke posisi ON
 Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar tegangan
baterai (12 V) pada pengukuran tersebut. Jika tegangan
yang diperoleh di luar spesifikasi, terdapat kerusakan
rangkaian kabel dari kunci kontak ke klakson.
3. Periksa klakson, dengan cara:
 Periksa dengan menggunakan multimeter (skala
voltmeter),yaitu terminal (+) multimeter ke terminal klakson

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 38 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

(terminal yang kabelnya menuju massa) dan terminal (-)


multimeter ke massa.
 Putar kunci kontak ke posisi ON
 Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar tegangan
baterai (12 V) pada pengukuran tersebut. Jika tegangan
yang diperoleh di luar spesifikasi, terdapat kerusakan pada
klakson.Ganti klakson dengan yang baru.
4. Cara lain memeriksa klakson adalah dengan menghubungkan
langsung baterai 12V ke terminal klakson seperti terlihat pada
gambar di bawah ini:

5. Jika klakson berbunyi nyaring, maka klakson normal.

e. Pemeriksaan Pengukur Tinggi Permukaan Bensin


1. Buka/lepaskan pengukur tinggi permukaan bensin.
2. Periksa tahanan dengan menggunakan multimeter (skala
ohmmeter) pada setiap posisi pelampung.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 39 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

3. Standar tahanan masing-masing terminal pengukur tinggi


permukaan bensin setiap merek sepeda motor berbeda. Lihat buku
manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
4. Jika nilai tahanan yang diukur tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti
satu set pengukur tinggi permukaan bensin tersebut.

3. Cara mengidentifikasi standar kinerja dari setiap komponen instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
1. Lampu depan (Head Light)
Lampu depan di pasang pada bagian kepala sepeda motor, berfungsi untuk
penerangan dengan lampu saat sepeda motor berjalan di malam hari.
Lampu depan menggunakan dua filament (lampu), yaitu lampu jauh digunakan
untuk penerangan jalan dengan jarak pandang yang jauh (lurus), yang satu
lagi yaitu lampu dekat untuk penggunaan dalam kota dengan jarak pandang
yang pendek.
Syarat – syarat penggunaan lampu depan adalah :
1. Kekuatan lampu depan untuk penerangan dengan daya 25 watt.
2. Untuk lampu jauh jarak pandang tidak lebih dari 100 m dan dapat
dengan jelas melihat keadaan jalan di depan.
3. Untuk menghidupkan lampu dan memindah lampu jauh – dekat
menggunakan saklar lampu dan saklar dim.

Gambar 1. Lampu Kepala Sepeda Motor

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 40 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 2. Contoh rangkaian kelistrikan pada Honda Astrea Grand

Gambar 3. Saklar lampu kepala

Gambar 4. Holder Saklar Kemudi (Saklar Dim)


Cara kerja diagaram kelistrikan system penerangan.
1. Mesin dalam keadaan hidup
2. Sakelar lampu pada posisi P maka ada aliran arus dari kumparan
pembangkit/ generator ke lampu – lampu kota dan lampu panel
(speedometer)
3. Sakelar lampu pada posisi HL maka ada aliran arus dari kumparan
pembangkit/ generator ke lampu – lampu kota dan ke sakelar DIM.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 41 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

4. Jika sakelar DIM pada posisi Low (lampu dekat) maka aliran listrik
mengalir dari kumparan pembangkit ke sakelar lampu ,sakelar DIM
(Low)
5. Filamen lampu dekat kemudian ke massa. Lampu dekat menyala.
6. Jika sakelar DIM pada posisi High (lampu jauh) maka aliran listrik
mengalir dari kumparan pembangkit ke sakelar lampu, sakelar DIM
(High),
7. Filamen lampu jauh kemudian ke massa. Lampu jauh menyala.
2. Lampu Belakang (Tail Light)
Lampu belakang pada sepeda motor umumnya disamping sebagai tanda posisi
sepedadamotor bagi pengendara lain, tetapi juga sekaligus sebagai lampu plat
nomer kendaraan.

Gambar 5. Lampu Belakang Sepeda Motor


3. Gangguan Yang Terjadi Pada Lampu Penerangan
Gangguan – gangguan yang sering terjadi pada sistem penerangan serta
perbaikan sebagai berikut :Lampu mati Pada saat mesin hidup saklar lampu
pada posisi HL, lampu tidak mau menyala. Urutan pemeriksaan serta perbaikan
sebagai berikut :
1. Periksa bola lampu depan dengan multimeter
2. Kemungkin filament lampu putus atau dudukan lampu kotor atau
berkarat → bersihkan.
3. Ukur tegangan keluaran dari kumparan dari kumparan pembangkit/
generator dengan Voltmeter.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 42 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

4. Periksa keadaan sambungan kabel – kabelnya kemungkinan ada


yang putus atau kendor. Periksa juga kemungkinan ada kabel yang
terjadi hubungan singkat
5. Kabel massa untuk lampu putus, terlepas/kotor
6. Bodi dari lampu kotor/karat sehingga massa tidak ada → bersihkan
Jika bola lampu pada system penerangan selalu mati saat mesin hidup pada
putaran tinggi, berarti ada gangguan pada sistem pengisian yang disebabkan :
a.) Baterai rusak atau elektroniknya kosong
b.) Regulator Rectifier (Kiprok) rusak

4. Pemeriksaan Regulator Rectifier


Regulator rectifier tidak dapat diperbaiki, apabila diketahui rusak harus diganti.
Hal ini dapat diketahui dengan cara memeriksa regulator recifier melalui
terminal masing-masing konector.

Gambar 6. Regulator Rectifier sistem sistem pengisian

Warna Kabel Hasil Pengecekan

1. Kabel baterai
Harus ada tegangan antara kabel merah
(merah/putih atau
dengan massa (menggunakan Voltmeter)
merah)

Harus ada kontinyuitas antara kabel massa


2. Kabel massa (hijau)
dengan body (Ohmmeter)

3. Kabel pengisian (putih) Harus ada tahanan sesuai standar

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 43 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Setelah melakukan pemeriksaan beberapa poin diatas perlu juga dilakukan


pengecekan terhadap saklar lampu kepala dan saklar lampu dim dalam
pemeriksaan sistem penerangan sepeda motor secara keseluruhan

5. Pemeriksaan saklar lampu kepala sepeda motor

KETERANGAN:
OFF : Posisi sakelar mati
POSISI (P) : Posisi lampu kecil/kota
ON : Posisi lampu besar
REC : Kabel dari rectifier regulator
E : Massa
CL : Charging Light Kabel spull
HL : Head Light Kabel untuk ke lampu besar
TL : Tail Light Kabel untuk ke lampu belakang
P : Potition Lamp Kabel untuk ke lampu kota

6. Pemeriksaan sakelar dim


KETERANGAN
Dekat : Posisi lampu depan dekat Lo : Kabel untuk lampu dekat
Jauh : Posisi lampu depan jauh Hi : Kabel untuk lampu jauh
Sistem Lampu tanda atau sinyal
Lampu Rem
Penempatan lampu di bagian belakang sepeda motor, dan dijadikan satu
dengan lampu belakang (Tail Light), namun saklar atau switch rem
ditempatkan pada mekanis pedal rem kaki dan rem tangan (kemudi). Bila
pedal rem diinjak / ditarik maka saklar rem ON dan lampu rem menyala

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 44 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gb. 42. Rangkaian sistem rem


Kegunaan lampu rem memberikan tanda isyarat kepada kendaraan yang
ada di belakang, bahwa isyarat memperlambat kecepatan laju kendaraan
atau tanda berhenti. Saat sepeda motor melakukan pengereman saklar ON,
maka
aliran listrik dari baterai sekring saklar lampu stop massa. Aliran arus
listrik tersebut menjadikan lampu stop menyala.
Switch rem gunanya untuk menghubungkan dan memutuskan arus DC
dari baterai ke lampu rem. Semua lampu rem, baik pada motor penyalaan
sistem baterai : ataupun magnet, semuanya memakai arus listrik DC dari
baterai, kecuali motor Vespa, Bajay dan Lambreta.
Tidak semua motor memakai 2 switch rem tetapi hanya pada motor
tertentu saja.
2) Gangguan - Gangguan yang Terjadi Pada Lampu Rem
a. Lampu rem tidak menyala, kemungkinan kerusakannya adalah :
􀂙 Switch rem tidak bekerja (tidak menyambung)
􀂙 Kabel - kabel dari baterai ke switch rem dan dari switch rem
ke lampu rem tidak tersambung.
􀂙 Massa/body untuk kedudukan lampu rem kotor/karat.
􀂙 Filament lampu rem putus
􀂙 Sekring putus
b. Lampu rem menyala tidak mau mati, kemungkinan kerusakannya
adalah :
Switch rem tidak bekerja (tidak memutus)
Switch rem setelannya terlalu tertarik.
Ada kabel dari baterai yang langsung bersambungan dengan lampu rem. .
3) Cara Memeriksa Switch Rem
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 45 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Cara memeriksa swictch rem depan dan belakang dengan ohm meter.
Putuskan/ lepaskan semua kabel switch rem depan maupun belakang
yang dihubungkan dengan lain alat pada sambungannya, lalu tes dengan
ohm meter sebagai berikut
Kabel hijau kuning dihubungkan dengan positif ohm meter, dan negatif
ohm meter dihubungakn dengan kabel hitam. Jika handle rem ditarik atau
pedal rem diinjak, jarum ohm meter bergerak. Jika handle/ pedal dilepas
jarum ohm meter diam.

7. Sistem Lampu Tanda Belok


System lampu tanda belok memberikan petunjuk bagi kendaraan yang
ada di belakang dan depan bahwa kendaraan akan belok atau pindah /
jalur jalan.
Komponen system lampu tanda belok adalah :
a.) Kunci kontak untuk mengalirkan arus dari baterai ke system lampu
tanda belok
b.) Flaser sebagai pengedip lampu dengan frekwensi kedipan antara 40
– 80 kedipan setiap menit.
c.) Sakelar lampu tanda belok
d.) Lampu tanda belok kanan kiri/ muka belakang dan lampu indicator
lampu belok.
Cara kerja rangkaian system lampu tanda belok
Kunci kontak ON arus baterai mengalir ke terminal B/ X pada flaser keluar
Flaser lewat terminal L sakelar lampu tanda belok massa lampu tanda belok
menyala berkedip. Apabila lampu tanda belok (sein) tidak berfungsi lakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 46 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

 Periksa kondisi baterai


 Periksa kondisi bola lampu
 Periksa spesifikasi bola lampu
 Periksa kondisi kabel dan konektor – konektornya.

Apabila kondisi diatas dalam keadaan normal lakukan pemeriksaan sebagai


Berikut:

 Lepaskan kabel Flaser / pengedip (turn signal relay) kemudian


hubungkan kabel yang terlepas tersebut dengan kabel jumper dan posisi
kunci kontak ON, apabila :
 Lampu tidak menyala terjadi kerusakan pada rangkaian
sistem wire harness/ kabel bodi
 Lampu menyala, terjadi kerusakan pada flasher/ pengedip

8. Sistem Klakson
Klakson adalah komponeni pembuat tanda suara berdasarkan getaran
memberan yang bergetar berdasarkan elektromagnit yang terjadi pada lilitan
yang terdapat pada klakson. Apabila tombol ditekan maka arus listrik akan
mengalir dari baterai (accu) melalui sikring terus ke klakson, sehingga
memberan klakson akan bergetar dan menimbulkan suara atau bunyi.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 47 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Pemeriksaan Klakson:

Gambar 11. Rangkaian kelistrikan klakson sepeda motor

1. Hubungan secara seri sebuah ampermeter antara klakson dan


tombol klakson seperti pada gambar berikut :
a. Kendorkan baut penyetelan klakson
b. Putar kunci kontak pada posisi ON (putar ke kanan)
c. Aturlah kekerasan baut penyetelannya dengan memutar
ke kiri atau ke kanan sambil menekan tombol klakson.
Bunyi klakson yang terbaik adalah bila besar arusnya
sekitar 2 – 3 amper.

Jika klakson tidak berbunyi lakukan pemeriksaa sebagai berikut:


 Lepas klakson
 Sambungkan langsung kedua terminal baterai (lihat
gambar)

a. Jika klakson berbunyi berarti klakson baik.


Hubungan kabel dari tombol dengan kabel positip Voltmeter dan kabel
negatip Volmeter yang lain pada bodi untuk menguji kontinyuitas kabel,
jika kabel jelek/putus perbaiki. Apabila terdapat gangguan pada klakson,
maka terlebih dahulu memeriksa sumber arus listrik penggeraknya, apabila
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 48 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

penggeraknya baterai maka pemeriksaan dapat dilakukan tanpa


menghidupkan mesin, tetapi apabila sumber arus listriknya dari
pembangkit maka mesin atau motor harus dihidupkan. Klakson yang tidak
berbunyi : bisa disebabkan oleh rangkaian atau kabel kontak-kontak yang
mehubungkan klakson dengan sumber arus terputus kendor atau kotor.
Hubungan arus listrik yang terputus mengakibatkan membran/ diafragma
pada klakson tidak bergetar karena tidak terjadi kemagnetan. Dengan tidak
adanya getaran tersebut maka tidak timbul bunyi.

Kontak-kontak atau sambungan kabel yang kendor juga menghambat


jalannya arus listrik sehingga arus yang mengalir sangat kecil dan tidak
mampu menimbulkan kemagnetan yang kuat sehingga membran/
diafragma hanya bergetar lemah. Bunyi yang dihasilkan pun kurang keras

Gb.49. Klakson dengan sambungan pada terminal/ sepatu kabel kendor


Penyebab lain dari tidak berfungsinya klakson adalah diafragma yang
robek, penyetelan dafragma yang tidak tepat, atau unit kemagnetan rusak.
Diafragma yang robek berakibat udara di sebelah diafragma mengalir kesisi
yang lain sehingga getaran udara berkurang dan bunyi yang ditimbulkan
menjadi lemah. Demikian pula akibatya jika penyetelan diafragma tidak
tepat. Setelan diafragma yang terlalu kendor mengakibatkan getarannya

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 49 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

lemah sedangkan setelan diafragma yang terlalu keras mengakibatkan


tidak terjadinya getaran, sehingga tidak menimbulkan bunyi yang keras.

b. Klakson Tidak berbunyi


Klakson tidak berbunyi kerusakannya adalah :
1. Arus listrik dari baterai lemah/ tidak ada.
2. Fuse/ sekring putus

Gambar 52. Sekering putus

3. Tombol klakson kotor/ tidak bekerja, sehingga tidak


dapatmeneruskan arus listrik dari negatif/ massa klakson ke bodi
kendaraan.
4. Kabel-kabel dari baterai, kunci kontak dan tombol klakson ada yang
kotor/putus/ tidak tersambung/ korsleting, dan lain – lain

c. Klakson Berbunyi Terus – menerus


Klakson berbunyi tetapi tidak mau mati, kerusakannya adalah :
1. Tombol klakson tidak bekerja, dalam hal ini tetap menghubungi
massa dari body motor ke klakson.
2. Kabel massa klakson, terluka sehingga tersentuh pada body motor,
atau salah sambung, yaitu langsung diikat ke body motor.

Pemeriksaan Tombol Klakson


Pemeriksalah tombol klakson dengan Ohm Meter:
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 50 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Buka rumah lampu kepala/ depan, kemudian lepaskan kabel


yangberhubungan dengan tombol klakson (kabel hitam dan hijau
muda) kemudian hubungkan dengan ohmmeter yang telah
dikalibrasi Tekan tombol klakson, bila jarum ohmmeter
menunjukkan penyimpangan hingga 0 Ohm berarti tombol klakson
baik bila tidak 0 Ohm atau ∞ (tak terhingga) berarti tombol klakson
dalam kondisi tidak baik.

8. Pemeriksaan system sinyal meter bahan bakar (fuel meter)


a. Meter bensin terdiri dari 2 bagian utama, yaitu :
1. Meter bensin, yang terdapat pada sepedamotor
2. Pelampung (Fuel unit) yang terdapat didalam tangki bensin

Jarum pada meter bensin bergerak tergantung dari perubahan tahanan listrik
yang ditentukan oleh turun naiknya pelampung di dalam tanki bensin akibat oleh
tinggi/rendahnya permukaan bensin.

Pemeriksaan Sirkuit
Hubungan kabel kuning strip putih dengan kabel hijau (seperti terlihat pada
gambar ) dengan menggunakan sepotong kawat kemudian kunci kontak putar
pada posisi ON, dan perhatikan posisi jarum pada meter bensin,

Tidak bergerak
Periksa hubungan antara meter bensin dan kabel pelampung Periksa meter bensin
Apabila kondisi diatas ada hubungan Apabila tidak ada hubungan Periksa
tegangan pada kabel hitam dan kabel massa pada begian bagian pelampung

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 51 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Terjadi putus pada kabel-kabel Apabila tidak ada tegangan diantara meter bensin
dan pelampung Terjadi putus pada bagian power arus listrik Apabila ada
tegangan Terjadi perubahan pada bagian meter bensin

Pemeriksaan unit pelampung


Lepaskan konektor kabel yang menuju pelampung bahan bakar, hubungkan
kedua kabel dengan ohm meter seperti pada gambar di bawah, gerakkkan
pelampung naik turun jika jarum penunjuk pada ohm meter bergerak seiring naik
turunya pelampung berarti unit pelampung dalam keadaan baik. Jika penunjukkan
volume bahan bakar tidak sesuai, ukur besarnya tahanan pelampung ketika
rendah dan tinggi, jika tidak sesuai spesifikasi harus diganti.

Pemeriksaan Pada Bagian Meter Bensin


Hubungkan conector meter bensin kemudian putar kunci kontak pada posisi ON.
Gerakkan pelampung keatas dan kebawah jika Posisi jarum meter bahan bakar
bergerak pada posisi “RES” dan “F” berarti meter bahan bakar dalam keadaan
baik

4. Cara mengidentifikasi prosedur bongkar pasang instrumen kelistrikan.


Prosedur bongkar pasang komponen sistem kelistrikan disesuiakan dengan

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 52 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

pedoman buku manual sebagai contoh berikut ini perbaikan dan penggantian
bola
lampu (bohlam)
Lampu depan (Headlamp) Honda Beat

Gambar 41. Lampu Kepala (HEADLAMP) Honda Beat

1) Lepaskan tutup dek depan atas (the front upper cover)


2) Lepaskan tutup karet penahan debu kemudian soket ditekan dan
diputar berlawanan jarum jam
3) Lepaskan bola lampu kepala (Headlamp) dan ganti yang baru sesuai
Spesifikasi.
Jangan menyentuh bola lampu halogen dari lampu besar. Sidik jari dapat
menimbulkan titik-titik panas yang dapat merusak bola lampu Jika bola
lampu tersentuh dengan tangan telanjang bersihkan dengan kain yang
dilembabkan dengan alkohol untuk mencegah kerusakan yang terlalu dini.
4) Pasang bola lampu besar dengan menepatkan tab pada bola lampu
besar dengan alur pada unit lampu depan.
5) Pasang socket bola lampu besar dengan menepatkan tab-tab pada
socket bola lampu besar dengan alur-alur pada unit lampu depan dan
putar socket bola lampu searah jarum jam.
6) Pasang cover debu.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 53 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Lampu tanda belok


Pengantian bola lampu dapat dilakukan seperti berikut:
Bola lampu tanda belok depan dan belakang

Gambar. 43. Bola lampu tanda belok depan dan belakang


1) Putar socket dudukan bola lampu tanda belok berlawanan arah
jarum jam dan tarik ke luar.
2) Lepaskan bola lampu tanda belok dari socket dan ganti dengan
yang baru.
3) Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan

5. Cara mengidentifikasi prosedur pemeriksaan sistem kelistrikan


Dalam melaksanakan pemeriksaan sistem kelistrikan sepeda motor yang
dilakukan adalah melaksanakan pengukuran dengan alat visual yaitu lampu tester
dan alat ukur multimeter yang mendapatkan data – data pengukuran berupa
kontunyuitas
hubungan dan besaran tegangan atau arus pada sebuah komponen kelistrikan.
Berikut adalah salah satu contoh pengukuran dalam kelistrikan sepeda motor.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 54 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 14. Pengukuran kebocoran arus dalam rangkaian

Untuk pengukuran/pemeriksaan kelistrikan sepeda motor langkah pertama


adalah
a. menentukan komponen apa yang akan kita periksa
b. melihat posisi dan warna kabel yang berhubungan dengan bagian yang ingin
diperiksa di buku manual kendaraan bagian diagram pengabelan, warna kabel
yang

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 55 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 16. Diagram pengabelan Honda Beat


Pemeriksaan/pengukuran tegangan pada suatu komponen dapat pula dilakukan
dengan Avometer atau Lampu tester. Sebagai contoh pengukuran/pemeriksaan
Saklar Rem depan dan belakang sepeda motor Honda Beat FI:
a. Perhatikan diagram pengabelannya dan temukan komponen saklar rem,
sekering dan lampu rem serta warna kabel penghubung rangkaiannya.
b. Pada rangkaian kelistrikan rem didapatkan hubungan antara sumber tegangan
dari keluaran sekering dengan warna kabel Bl/Br (Hitam/Coklat) menuju ke
saklar rem depan maupun belakang dengan keluaran saklar warna kabelnya G/Y
(Hijau/Kuning) langsung menuju lampu rem (G/Y).

Gambar 17. Hubungan pengabelan rangkaian kelistrikan rem Honda Beat FI


Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 56 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

c. Lepaskan soket/konektor 2P pada saklar rem depan dan belakang kemudian


ukur hubungan terminal termial pada saklar rem saat ditekan handel remnya

Gambar 18. Pengukuran fungsi/kerja saklar rem depan dan belakang


Gunakan Voltmeter untuk mengukur tegangan pada kabel Bl/Br pada soket
konektor untuk saklar rem saat kunci kontak “ON”, tegangan terukur 12V dapat
juga menggunakan Lampu tester yang menunjukan adanya tegangan dengan
nyala lampu tester
Untuk pengukuran/pemeriksaan komponen yang lain dapat dilakukan dengan
pedoman buku manual kendaraan sesuai merk dan tipe kendaraan yang
digunakan.

6. Cara mengidentifikasi perintah kerja.


Pekerjaan pada sistem kelistriksn sepeda motor meliputi, perawatan
pemeriksaan, pembongkaran, dan pemasangan. Semua prosedur harus
berdasarkan Buku Pedoman Reparasi (BPR) atau Repair manual dari produsen
masing-masing kendaraan. Pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai prosedur dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralatan, komponen, bahkan kecelakaan kerja.
7. Cara mengidentifikasi dan menyiapkan general tools, alat ukur, dan
alat pembersih.
 Peralatan dipilih dan disiapkan sesuai kebutuhan
 Penggunaan peralatan harus sesuai SOP
 Penggunaan peralatan khusus/SST harus berdasarkan BPR
 Peralatan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan
Peralatan tangan dalam perbaikan sistem pengapian adalah peralatan
standar

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 57 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

yang ada dalam kotak alat sedangkan perlengkapan pengujian meliputi:


a. Multimeter digital
Multimeter yang dipergunakan sebaiknya multimeter digital mempunyai
fasilitas pengukuran dan pengujian tegangan, arus dengan batas ukur hingga
10 Amper, dan tahanan.

b. Multimeter analog
Multimeter analog biasanya hanya bisa dipakai untuk megukur tahanan dan
tegangan sedangkan pengukuran arus hanya dalam batas ukur yang kecil.

c. Lampu tester
Lampu tester dapat digunakan sebagai penunjuk bahwa pada suatu kabel
atau
terminal kabel terdapat tegangan dimana jepit buaya dhubungkan dengan
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 58 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

negatif bodi atau jalur negatif baterai

d. Tang kabel
Tang kabel berfungsi Untuk memotong dan mengupas isolator kabel . Selain
itu, dapat digunakan untuk memasang terminal kabel

e. Solder listrik
Solder digunakan untuk menyolder kabel yang sambung atau sepatu kabel
untuk menyakinkan hubungannya supaya tidak timbul rugi tegangan.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 59 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Pemilihan bahan dan komponen untuk perbaikan kelistrikan sepeda motor


ditentukan berdasarkan spesifikasi bagian rangkaian kelistrikan sepeda motor
yang meliputi jenis, bentuk dan ukuran. Bahan dan komponen untuk
perbaikan
yang sering digunakan yaitu:
a. Bola lampu
Lampu menjadi piranti yang wajib pada kendaraan bermotor, apalagi di
kendaraan roda dua, baik siang maupun malam. Untuk itu akan sangat
menguntungkan bila mengetahui macam-macam bola lampu yang ada di
motor
Bola lampu kepala / utama merupakan komponen yang paling vital pada
kendaraan motor, pada lampu utama ini juga terdapat berbagai acam-macam
jenis bola lampu utama motor sesuai dengan jenis motor masing-masing.

a) Tipe pertama yaitu bola lampu dengan kaki 1


Biasanya digunakan pada motor bebek seperti Honda grand, Yamaha
Jupiter, Yamaha mio dan Honda vario. Kaki 1 ini juga masih dibagi dalam
berbagai daya yaitu 18/18 watt, 25/25 watt,30/30 watt,35/35 watt
b) Tipe kedua yaitu bola lampu dengan kaki 2
Biasanya digunakan pada motor vespa, dan dibagi lagi dua macam pilihan
daya yaitu 25/25 watt dan 35/35 watt
c) Tipe ketiga yaitu bola lampu dengan kaki 3
Diaplikasikan pada bebek seperti Honda supra, Honda tiger dan Honda GL
terdapat dua macam pilihan daya yaitu 35/35 watt dan 35/30 watt

b. Sekering
Sekring atau fuse meski kecil memiliki fungsi yang besar, mencegah
terjadinya korsleting/hubung singkat pada sepeda motor. Jika
Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 60 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

korsleting/hubung singkat terjadi, sekring akan memutus arus yang


mencegah
komponen yang dialiri listrik terlindungi. Dalam rangkaian kelistrikan seepeda
motor digunakan sekering dengan bentuk/tipe BLADE seperti pada gambar
berikut ini

Pada fuse tipe blade, terdapat warna yang menunjukkan kapasitas dari fuse
tersebut. Berbeda dengan fuse tipe tabung, karena untuk fuse tipe tabung
tidak berwarna. Sebenarnya warna pada fuse tipe blade digunakan untuk
mempermudah dan mempercepat pembacaaan kapasitas fuse walaupun
sebenarnya angka yang menunjukkan kapasitas fuse nya sudah tertera di fuse
Berikut kode warna pada fuse tipe blade:
5 A = Warna coklat kekuning-kuningan atau orange
7,5 A = Warna coklat
10 A = Warna merah
15 A = Warna biru
20 A = Warna kuning
25 A = Tidak berwarna atau transparan
30 A = Warna hijau

c. Skun kabel.
Skun kabel adalah salah satu accessories kabel yang berfungsi untuk
penyambungan kabel ke terminal. Skun kabel ada beberapa macam seperti
berikut ini:
a) Skun kabel berisolasi

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 61 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 27. Skun kabel berisolasi


b) Skun kabel tak berisolasi

Gambar 28. Skun kabel tak berisolasi


d. Soket konektor kabel
Komponen connector digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antara
dua
jaringan kabel dengan jaringan kabel ke komponen. Connector
diklasifikasikan
dalam connector "jantan" dan "betina", karena bentuk terminalnya berbeda.
Semua connector memiliki bentuk yang umumnya berujung terbuka dengan
pengunci di bagian atas

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 62 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 29. Soket konektor dan skun kabel

Komponen – komponen lainnya yang saat pemeriksaan memerlukan


penggantian maka disesuaikan dengan pentunjuk buku manual

8. Cara menerapkan prosedur K3 dalam melaksanakan unit kompetensi


ini
 Memilih alat pelindung diri yang sesuai:
- Baju kerja
- Topi
- Safety shoes
- Apar
 Melakukan pekerjaan sesuai SOP

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan perawatan instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
1. Mengidentifikasi fungsi, jenis, spesifikasi, wiring, dan cara kerja dari komponen
pada instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan).
2. Mengidentifikasi kondisi normal dan tidak normal dari komponen-komponen pada
istrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan).
3. Mengidentifikasi standar kinerja dari setiap komponen instrumen kelistrikan
(sistem sinyal dan penerangan)
4. Mengidentifikasi prosedur bongkar pasang instrumen kelistrikan diidentifikasi.
5. Mengidentifikasi prosedur pemeriksaan sistem kelistrikan.
6. Mengidentifikasi perintah kerja.
7. Mengidentifikasi dan Menyiapkan general tools, alat ukur, dan alat pembersih.
8. Menerapkan Prosedur K3 pada pelaksanaan proses kerja

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 63 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

C. Sikap kerja
Harus bersikap disiplin, teliti dan cermat dalam:
1. Mengidentifikasi fungsi, jenis, spesifikasi, wiring, dan cara kerja dari komponen
pada instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan).
2. Mengidentifikasi kondisi normal dan tidak normal dari komponen-komponen pada
istrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan).
3. Mengidentifikasi standar kinerja dari setiap komponen instrumen kelistrikan
(sistem sinyal dan penerangan)
4. Mengidentifikasi prosedur bongkar pasang instrumen kelistrikan diidentifikasi.
5. Mengidentifikasi prosedur pemeriksaan sistem kelistrikan.
6. Mengidentifikasi perintah kerja.
7. Mengidentifikasi dan Menyiapkan general tools, alat ukur, dan alat pembersih.
8. Menerapkan Prosedur K3 pada pelaksanaan proses kerja

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 64 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

BAB III
MELAKUKAN PEMERIKSAAN KOMPONEN DARI INSTRUMEN
KELISTRIKAN (SISTEM SINYAL DAN PENERANGAN)

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan pemeriksaan komponen


dari instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
Pemeriksaan komponen dari instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
kendaraan perlu dilakukan untuk memastikan setiap komponen bekerja dengan baik.
Lingkup dari Pemeriksaan komponen dari instrumen kelistrikan meliputi pemeriksaan,
melepas dan membersihkan komponen.
1. Cara memeriksa Fungsi instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan) sesuai prosedur.
1. pemeriksaan lampu utama depan
a) Lepaskan cover front, lepaskan penutup karet [1], putar socket/fiiting
bola lampu besar [2] berlawanan arah jarum jam dan lepaskan
socke/fittingt bola lampu dan bola lampu besar [3].

Gambar 31. Pelepasan bola lampu utama Honda Beat dan merk/tipe lainnya
b) Periksa bola lampu secara visual filamennya putus atau tidak dan diuji
kontinuitas filamen dengan ohmmeter

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 65 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 32. Pemeriksaan kondisi filamen bola lampu

Gambar 33. Pemeriksaan hubungan/kontinyuitas antara filamen dan massa


c) Mengukur tegangan untuk lampu utama pada fitting lampu antara ujung
kabel yang disolder dengan massa seperti pada gambar di bawah ini.
Pengukuran tegangan pada putaran sedikit di atas putaran idle

Gambar 34. Mengukur tegangan untuk lampu utama


2. pemeriksaan lampu kota
a) Putar socket bohlam lampu senja [1] berlawanan arah jarum jam lalu
tarik ke luar. Lepaskan bohlam lampu senja [2] dari socket dan ganti
dengan yang baru.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 66 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 35. Lampu kota depan dan belakang Honda Beat


b) Periksa bola lampu secara visual filamennya putus atau tidak dan diuji
kontinuitas filamen dengan ohmmeter

Gambar 36. Macam – macam bohlam dan socket/fitting lampu kota


c) Pengukuran tegangan untuk lampu kota pada soket/fitting lampu kota
diukur antara terminal kabel warna Br (Coklat) dan terminal kabel warna
G (hijau) menggunakan multimeter (Avometer)

3. Pengukuran tegangan pada sumber tegangan sistem penerangan,


perhatikan gambar diagram pengabelan kabel warna Y (Yellow – Kuning)
bersumber dari kumparan generator terdapat pula di regulator rectifier

Pengukuran tegangan dapat dilakukan di soket regulator rectifier pada


Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 67 dari 81
Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

terminal kabel Y (kuning) dan Bodi – massa dengan putaran mesin diatas
putaran Idle

pengukuran pada kabel warna kuning dibandingkan hasil pengukuran tegangan pada
soket dudukan lampu kepala dan soket dudukan lampu kota depan dan belakang Bila
terjadi perbedaan yang melebihi diatas 2 Volt itu berarti ada rugi tegangan pada
rangkaian yang menyebabkan lampu tidak dapat menyala maksimum atau juga
menyala redup. Gangguan biasanya terletak di soket – soket konektor/penghubung
kabel yaitu pada terminal sepatu kabel (skun) yang tidak terhubung rapat (kendor)
sehingga menjadi panas dan soket menjadi rusak

4. pemeriksaan sistem tanda belok


Seperti halnya sistem penerangan maka diagram pengabelan menjadi kunci
utama dalam pengujian / pemeriksaan sistem tanda belok

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 68 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 39. Diagram pengabelan sistem tanda belok


Sumber tegangan untuk sistem tanda belok adalah dari baterai lewat kunci kontak
yaitu kabel warna R/Bl (Red/Black – Merah/Hitam) kemudian melalui sekering
keluar kabel warna Bl (Black – Hitam). Kabel hitam terhubungdengan Flasher
(Turn Signal Relai), kabel keluaran Flasher warna Gr (Green – Hijau) terhubung
dengan sakla tanda belok yang kabel keluarnya untuk kiri kabel warna O (Orange)
dan kanan kabel warna Lb (Light blue – Biru muda), massa lampu kabel warna
Hijau Pengujiannya adalah dengan memperhatikan kedipan dari flasher harus
sesuai dengan spesifikasinya bila tidak sesuai kemungkinan ada lampu yang putus
atau tegangan untuk flasher kurang

Gambar 40. Flasher / Pengedip


Spesifikasi flasher tertera 12,8V 85 c/m berarti tegangan kerja 12,8V dan kedipan
85 kedipan per menit
Untuk pengujian dan pemeriksaan sistem kelistrikan yang lain dapat dilaksanakan
dengan pedoman buku manual sesuai dengan merk dan tipe sepeda motor

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 69 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

2. Cara melepas Komponen sesuai prosedur


Pelepasan komponen sistem kelistrikan disesuiakan dengan pedoman buku
manual sebagai contoh berikut ini perbaikan dan penggantian bola lampu
(bohlam)
Lampu depan (Headlamp) Honda Beat

Gambar 41. Lampu Kepala (HEADLAMP) Honda Beat

1) Lepaskan tutup dek depan atas (the front upper cover)


2) Lepaskan tutup karet penahan debu kemudian soket ditekan dan
diputar berlawanan jarum jam
3) Lepaskan bola lampu kepala (Headlamp) dan ganti yang baru sesuai
Spesifikasi.
Jangan menyentuh bola lampu halogen dari lampu besar. Sidik jari dapat
menimbulkan titik-titik panas yang dapat merusak bola lampu Jika bola
lampu tersentuh dengan tangan telanjang bersihkan dengan kain yang
dilembabkan dengan alkohol untuk mencegah kerusakan yang terlalu dini.
4) Pasang bola lampu besar dengan menepatkan tab pada bola lampu
besar dengan alur pada unit lampu depan.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 70 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

5) Pasang socket bola lampu besar dengan menepatkan tab-tab pada


socket bola lampu besar dengan alur-alur pada unit lampu depan dan
putar socket bola lampu searah jarum jam.
6) Pasang cover debu.

Lampu tanda belok


Pengantian bola lampu dapat dilakukan seperti berikut:
Bola lampu tanda belok depan dan belakang

Gambar. 43. Bola lampu tanda belok depan dan belakang


1) Putar socket dudukan bola lampu tanda belok berlawanan arah
jarum jam dan tarik ke luar.
2) Lepaskan bola lampu tanda belok dari socket dan ganti dengan
yang baru.
3) Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan

3. Cara memeriksa Kondisi dan kelengkapan instrumen kelistrikan (sistem


sinyal dan penerangan) sesuai standar.

1. pemeriksaan lampu utama depan


a) Lepaskan cover front, lepaskan penutup karet [1], putar socket/fiiting
bola lampu besar [2] berlawanan arah jarum jam dan lepaskan
socke/fittingt bola lampu dan bola lampu besar [3].

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 71 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 31. Pelepasan bola lampu utama Honda Beat dan merk/tipe lainnya
b) Periksa bola lampu secara visual filamennya putus atau tidak dan diuji
kontinuitas filamen dengan ohmmeter

Gambar 32. Pemeriksaan kondisi filamen bola lampu

Gambar 33. Pemeriksaan hubungan/kontinyuitas antara filamen dan massa


c) Mengukur tegangan untuk lampu utama pada fitting lampu antara ujung
kabel yang disolder dengan massa seperti pada gambar di bawah ini.
Pengukuran tegangan pada putaran sedikit di atas putaran idle

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 72 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 34. Mengukur tegangan untuk lampu utama


2. pemeriksaan lampu kota
a) Putar socket bohlam lampu senja [1] berlawanan arah jarum jam lalu
tarik ke luar. Lepaskan bohlam lampu senja [2] dari socket dan ganti
dengan yang baru.

Gambar 35. Lampu kota depan dan belakang Honda Beat


b) Periksa bola lampu secara visual filamennya putus atau tidak dan diuji
kontinuitas filamen dengan ohmmeter

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 73 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Gambar 36. Macam – macam bohlam dan socket/fitting lampu kota


c) Pengukuran tegangan untuk lampu kota pada soket/fitting lampu kota
diukur antara terminal kabel warna Br (Coklat) dan terminal kabel warna
G (hijau) menggunakan multimeter (Avometer)

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan perawatan instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
1. Memeriksa Fungsi instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai
prosedur
2. Melepas Komponen sesuai prosedur.
3. Memeriksa Kondisi dan kelengkapan instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan) sesuai standar.
C. Sikap kerja
Harus bersikap disiplin, teliti dan cermat dalam:
1. Memeriksa Fungsi instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai
prosedur
2. Melepas Komponen sesuai prosedur.
3. Memeriksa Kondisi dan kelengkapan instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan
penerangan) sesuai standar.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 74 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

BAB IV
MEMASTIKAN KINERJA INSTRUMEN KELISTRIKAN (SISTEM SINYAL
DAN PENERANGAN) SESUAI STANDAR

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memastikan kinerja instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai standar

1. Cara merakit dan memasang Komponen-komponen Instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai prosedur.
Untuk perakitan dan pemasangan adalah kebalikan proses dari pembongkaran
seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya
Contoh pemasangan bola lampu kepala:

Gambar 41. Lampu Kepala (HEADLAMP) Honda Beat

1) Pasang bola lampu kepala (Headlamp) dan ganti yang baru sesuai
Spesifikasi.
2) Pasang tutup karet penahan debu kemudian soket ditekan dan
diputar berlawanan jarum jam
3) Pasang tutup dek depan atas (the front upper cover)

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 75 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

2. cara memastikan Instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)


berfungsi sesuai standar.
Untuk memastikan Instrumen kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan)
berfungsi maka putar konci kontak ke ON kemudian nyalakan atau tes satu
persatu Instrumen kelistrikan.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memastikan kinerja instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai standar
1. Merakit dan memasang Komponen-komponen Instrumen kelistrikan (sistem
sinyal dan penerangan) sesuai prosedur.
2. Merakit dan memasang Komponen-komponen Instrumen kelistrikan (sistem
sinyal dan penerangan) sesuai prosedur.

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memastikan kinerja instrumen


kelistrikan (sistem sinyal dan penerangan) sesuai standar.
Harus bersikap cermat, teliti dan evaluatif dalam:
1. Merakit dan memasang Komponen-komponen Instrumen kelistrikan (sistem
sinyal dan penerangan) sesuai prosedur
2. Merakit dan memasang Komponen-komponen Instrumen kelistrikan (sistem
sinyal dan penerangan) sesuai prosedur.

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 76 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 77 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

Judul : Buku Pelatihan Mekanik Tingkat 1


Pengarang : Astra Honda Training Centre
Penerbit : Astra Honda Motor
Tahun terbit : -
Judul : Buku Pelatihan Mekanik Tingkat 2
Pengarang : Astra Honda Training Centre
Penerbit : Astra Honda Motor
Tahun terbit : -
Judul : Pedoman Pelatihan Teknis Sepeda Motor Tingkat Dasar
Pengarang : Divisi Servis Suzuki
Penerbit : PT Indomobil Suzuki Internasional
Tahun terbit : -
Judul : Pedoman Pelatihan Teknis Sepeda Motor Lanjutan
Pengarang : Divisi Servis Suzuki
Penerbit : PT Indomobil Suzuki Internasional
Tahun terbit : -
Judul : Teknik Sepeda Motor
Pengarang : Daryanto
Penerbit : Yrama Widya
Tahun terbit : 2006
Judul : Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor
Pengarang : M. Suratman
Penerbit : Pustaka Grafika
Tahun terbit : 2003
Judul : Servis Sepeda Motor
Pengarang : Handoko Soesilo
Penerbit : Karya Utama
Tahun terbit : -
Judul : Panduan Perawatan Mesin Sepeda Motor Supra X 125
Pengarang : Astra Honda Training Centre
Penerbit : Astra Honda Motor
Tahun terbit
Judul : Panduan Perawatan Sepada Motor Vega ZR
Pengarang : Yamaha
Penerbit : Yamaha Motor Co, Ltd
Tahun terbit : 2009

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 78 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

C. Majalah atau Buletin


1. –
D. Referensi Lainnya

1.

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN


A. Daftar Peralatan/Mesin
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Printer
3. Hechmachine (stapler/penjepret) 24 dan 10
4. Pelubang kertas
5. Penjepit kertas ukuran kecil dan sedang
6. Standar chart dan kelengkapannya
7. Peralatan Praktik terkait dgn keahlian
peserta (untuk evaluasi praktik)

B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
2. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
3. Kertas HVS A4
4. Spidol whiteboard
5. Spidol marker
6. Kertas chart (flip chart)
7. Tinta printer
8. ATK siswa
9. Brosur, leaflet

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 79 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 80 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang Teknik Sepeda Motor G.45TSM01.040.2

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI


1. Rendi Agung Purnomo

Judul Modul: Melakukan Perawatan Instrumen kelistrikan Halaman: 81 dari 81


Buk Informasi Versi: 2019

Anda mungkin juga menyukai