Anda di halaman 1dari 60

BUKU INFORMASI

MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI


KOMPONEN ELEKTRONIKA PASIF
ELM.UM01.011.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------- 4
A. Tujuan Umum ---------------------------------------------------------------------- 4
B. Tujuan Khusus --------------------------------------------------------------------- 4
BAB II MENYIAPKAN PEKERJAAN ------------------------------------------------------------ 5
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menyiapkan pekerjaan --------------- 5
1. Teori komponen elektronika --------------------------------------------------- 5
2. Peralatan dan instrumen ukur elektronika --------------------------------- 8
3. Tabel dan daftar komponen terstandar ------------------------------------- 11
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menyiapkan pekerjaan -------------- 13
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam menyiapkan pekerjaan ----------------- 13
BAB III MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN RESISTOR -------------------- 14
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen resistor ---------------------------------------------------------------- 14
1. Jenis resistor dan kode warna serta tanda lain ---------------------------- 14
2. Macam-macam komposisi bahan resistor ---------------------------------- 26
B. Keterampilan yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen resistor ----------------------------------------------------------------- 28
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen resistor ----------------------------------------------------------------- 28
BAB IV MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN KAPASITOR ------------------ 29
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen kapasitor ------------------------------------------------------------ 29
1. Jenis kapasitor dan kode warna serta tanda lain ------------------------- 29
2. Kegunaan kapasitor ------------------------------------------------------------ 40
3. Pengisian kapasitor dan Hukum Coulomb ---------------------------------- 42
B. Keterampilan yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen kapasitor -------------------------------------------------------------- 44
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen kapasitor -------------------------------------------------------------- 44

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 2 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
BAB V MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN INDUKTOR ------------------- 45
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen induktor --------------------------------------------------------------- 45
1. Jenis induktor dan cara mengidentifikasi ------------------------------------ 45
2. Kegunaan induktor -------------------------------------------------------------- 54
3. Cara menghitung nilai induktor ---------------------------------------------- 55
B. Keterampilan yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen induktor --------------------------------------------------------------- 57
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam membaca dan mengidentifikasi
komponen induktor --------------------------------------------------------------- 57
DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------------------- 58
A. Dasar Perundang-undangan ----------------------------------------------------- 58
B. Buku Referensi --------------------------------------------------------------------- 58
C. Majalah atau Buletin -------------------------------------------------------------- 58
D. Referensi Lainnya ----------------------------------------------------------------- 58
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --------------------------------------------------- 59
A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 59
B. Daftar Bahan ------------------------------------------------------------------------ 59
DAFTAR PENYUSUN ------------------------------------------------------------------------------ 60

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 3 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu membaca dan
mengidentifikasi komponen elektronika pasif Resistor-Inductance-Capasitor (RLC)
yang dilakukan di industri elektronika serta di maintenance dan repair Elektronika.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Membaca dan
Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif ini guna memfasilitasi peserta latih
sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan pekerjaan yang meliputi memahami teori tentang komponen
elektronika, menyiapkan instrumen dan alat ukur elektronika serta menyiapkan
tabel dan daftar komponen terstandar sesuai dengan kebutuhan.
2. Membaca dan mengidentifikasi komponen resistor meliputi membaca dan
mengidentifikasi harganya berdasarkan kode warna dan tanda lain serta
mengenali komposisi bahan resistor untuk keperluan yang berbeda-beda.
3. Membaca dan mengidentifikasi komponen kapasitor meliputi membaca dan
mengidentifikasi nilai dan tipenya berdasarkan tulisan atau kode warnanya,
menjelaskan masing-masing kegunaannya serta menjelaskan cara pengisiannya
dan memahami Hukum Coulomb.
4. Membaca dan mengidentifikasi komponen induktor meliputi mengidentifikasi dan
memahami nilainya untuk berbagai tipe inti, menjelaskan kegunaannya serta
menghitung nilainya berdasarkan besar ukuran diameter kawat belitan sesuai
nilainya.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 4 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

BAB II
MENYIAPKAN PEKERJAAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyiapkan Pekerjaan


1. Teori Komponen Elektronika
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemui suatu alat yang mengadopsi
elektronika sebagai basis teknologinya contoh ; Di rumah sering melihat televisi,
mendengarkan lagu melalui tape atau CD, mendengarkan radio, berkomunikasi
dengan telephone. Di kantor kita menggunakan computer, mencetak dengan
printer, mengirim pesan dengan faximile, berkomunikasi dengan telephone. Di
pabrik kita memakai alat deteksi, mengoperasikan robot perakit dan sebagainya.
Dari semua diatas kita dapat membuktikan bahwa pada zaman sekarang ini kita
tidak akan lepas dari perangkat yang menggunakan elektronika sebagai dasar
teknologinya.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika seperti diatas biasanya
disebut peralatan elektronika (electronic devices).
Gambar 1
Peralatan Elektronika (Electronic devices)

Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan
listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,
semikonduktor dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini
merupakan cabang ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit
elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik computer dan ilmu teknik
elektronika dan instrumentasi.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 5 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

Elektronika mempunyai 2 komponen diantaranya, yaitu :


1. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya
tidak membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen
pasif pada umumnya digunakan sebagai pembatas arus, pembagi tegangan,
tank circuit dan filter pasif. Komponen pasif terdiri dari Hambatan atau
Tahanan, Kapasitor atau Kondensator, Induktor atau kumparan. Komponen
pasif menggunakan bahan konduktor/penghantar.
2. Komponen Aktif
Komponen aktif merupakan komponen yang tidak dapat bekerja tanpa ada
sumber tegangan. Komponen aktif terdiri dari Dioda, Transistor, Thyristor dan
Komponen Optik. Komponen aktif menggunakan bahan semikonduktor.
Pada pembuatan rangkaian elektronika diperlukan peralatan seperti obeng,
tang, bor dan sebagainya dan juga papan sirkuit yang digunakan untuk
tempat menempelnya komponen elektronika (seperti PCB, Wisboard dan
sebagainya).
Komponen elektronika yaitu benda-benda yang berhubungan dengan
elektronika. Simbol yang digunakan pada skema menggambarkan komponen
dan penghubung pada rangkaian, tetapi sekali lagi bahwa simbol tidak
memperlihatkan bentuk fisik atau ukuran nyata dari komponen.
Pada konstruksi fisik sebuah komponen selalu mewakili dari simbol yang
sudah ditetapkan secara internasional, dalam hal ini jumlah kaki. Bila pada
simbol ada dua terminal, maka pada kontruksinya harus berjumlah dua.
Untuk komponen-komponen yang pasif seperti tahanan, kapasitor dan
induktor yang dipasang secara sendiri, kita tidak akan mengalami kesulitan
dalam membaca kontruksinya. Namun untuk komponen yang komplek, rumit
dan komponen aktif seperti integrated circuit (IC), maka kita harus mengerti
cara pembacaan komponen tersebut.
Gambar 2. menunjukkan sejumlah simbol komponen yang banyak digunakan.
Ketika kekhususan atau simbol yang unik digunakan pada skema, maka ia
diberi label serta identitas.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 6 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

Gambar 2
Simbol-simbol Komponen Elektronik

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 7 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

2. Peralatan dan Instrumen Ukur Elektronika


Untuk menentukan nilai maupun kondisi sebuah komponen elektronika kita bisa
menggunakan alat ukur yang bernama multimeter atau biasa disebut AVOmeter.
1. Multimeter Analog
Gambar 3
Multimeter Analog dan Bagian-bagiannya

Cara Mengkalibrasi Multimeter Analog


Gambar 4
Simulasi Cara Mengkalibrasi Multimeter Analog

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 8 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Cara Mengukur Komponen Elektronika

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 9 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
2. Multimeter Digital
Gambar 5
Multimeter Digital dan Bagian-bagiannya

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 10 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
3. Tabel dan Daftar Komponen Terstandar
Tabel 1
Resistor dan Simbolnya

Tabel 2
Resistor Variabel dan Simbolnya

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 11 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Tabel 3
Kapasitor Tetap dan Simbolnya

Tabel 4
Kapasitor Variabel dan Simbolnya

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 12 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Tabel 5
Induktor dan Simbolnya

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menyiapkan Pekerjaan


1. Mengidentifikasi komponen elektronika pasif.
2. Mengoperasikan peralatan dan instrumen ukur elektronika sesuai dengan
kebutuhan.
3. Membaca tabel dan daftar komponen yang terstandar sesuai keperluan.

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Menyiapkan Pekerjaan


Harus bersikap secara :
1. Tepat dalam mengidentifikasi komponen elektronika pasif.
2. Teliti dalam mengoperasikan peralatan dan instrumen ukur elektronika sesuai
dengan kebutuhan.
3. Cermat dalam membaca tabel dan daftar komponen yang terstandar sesuai
keperluan.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 13 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

BAB III
MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN RESISTOR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Membaca dan Mengidentifikasi


Komponen Resistor
1. Jenis-jenis Resistor, Kode Warna dan Tanda Lain pada Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan
arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai
tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir,
berdasarkan Hukum Ohm :

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor
dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi
(kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan
induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit,
kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus
rangkaian agar tidak terbakar.
Tahanan listrik adalah suatu perlawanan yang menghambat atau menahan arus
listrik yang mengalir. Adapun besarnya tahanan listrik diukur dengan satuan

listrik yaitu George Simon Ohm.


“ Satu Ohm (1 Ω) adalah besarnya perlawanan listrik sebuah kolom air raksa
dengan penampang yang serba sama (homogen) yang panjangnya 106,3 cm
dan luas penampangnya 1 mm2 pada suhu 00C ”.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 14 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Adapun tujuan dari pembuatan tahanan:
1. Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu
rangkaian elektronika.
2. Membagi tegangan.
3. Membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan
transistor dan kondensator (kapasitor)
4. Sebagai elemen pemanas pada alat-alat listrik misalnya filamen pada
seterika.
5. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian
elektronika.

a. Jenis-jenis Resistor
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua jenis, yakni resistor tetap (fixed
resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).
Resistor

Resistor Tetap (Fixed Resistor): Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):


1. Resistor Kawat 1. Potensiometer
2. Resistor Batang Karbon 2. Potensiometer Geser
3. Resistor Keramik atau Porselin 3. Trimpot
4. Resistor Film Karbon 4. NTC dan PTC
5. Resistor Film Metal 5. LDR

Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah
ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor
tersebut.
Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat
berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena
pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita
tentukan besar resistansinya.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 15 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Macam-macam Resistor Tetap (Fixed Resistor) :
1. Resistor Kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat
rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube).
Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini
biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki
resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang
masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang
dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating
daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt,
5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Gambar 6
Ilustrasi Resistor Kawat

2. Resistor Batang Karbon (Arang)


Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan
kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan
pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga
merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat.
Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika.
Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 7
Bentuk Resistor Batang Karbon (Arang)

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 16 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
3. Resistor Keramik atau Porselin
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah
dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin.
Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik
yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam
rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki
resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2
watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Gambar 8
Bentuk Resistor Keramik/Porselin

4. Resistor Film Karbon


Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang
karbon yang dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung
terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode
warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian
elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi.
Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan
dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2
watt, 1 watt, dan 2 watt.
Gambar 9
Bentuk Resistor Film Karbon

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 17 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
5. Resistor Film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film
karbon tetapi lebih tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum
pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Resistor film
metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
Gambar 10
Bentuk Resistor Film Metal

Macam-macam Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor) :


1. Potensiometer Putar
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada
umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon namun potensiometer
lebih banyak terbuat dari bahan karbon, ukurannya pun lebih kecil, dengan
resistansi yang besar. Pada umumnya, perubahan resistansi pada
potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud
dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding
dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan
perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan
perhitungan logaritmik. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer
tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian
belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut
logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai
resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut
merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 18 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Gambar 11
Bentuk Potensiometer Putar/Bahan Karbon

2. Potensiometer Geser
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah
dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya, jika
poteniometer biasanya dengan cara memutar gagang, untuk potensiometer
geser cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan menggeser gagang.
Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah
perubahan secara linier.
Gambar 12
Bentuk Potensiometer Geser

3. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari
trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki
ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer.
Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik.
Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya
secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk
mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan
trimpot dengan menggunakan obeng.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 19 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Gambar 13
Bentuk Komponen Trimpot

4. NTC dan PTC


NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature
Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi
perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik
jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik
jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan
sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.
Gambar 14
Bentuk dari komponen NTC dan PTC

5. LDR (Light Dependent Resistor)


LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya
berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada
prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk
menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan
naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya
gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang
diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 20 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada
lampu taman.
Gambar 15
Bentuk Komponen LDR

b. Kode Warna dan Tanda Lain


Gambar 16
Sistem Kode Warna Resistor

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 21 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Identifikasi Empat Pita
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan.
Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua
pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga
merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-
kadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus
dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit
resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%.
Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan
pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita
ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di
belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi
± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.

Identifikasi Lima Pita


Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%,
0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama
menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima
adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau
perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan
khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.

Identifikasi Enam Pita


Identifikasi enam pita, tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita
keempat adalah pengali, pita kelima adalah toleransi, dan pita keenam adalah
koefisien suhu.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 22 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Penandaan Resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan
resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandai secara numerik jika cukup besar
untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan
terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru,
atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau
abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada
salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit
ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor
dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau
emas (±5%) pada ujung lainnya.

Resistor SMD (Pasang Permukaan)


Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang
mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode
tiga digit, dua digit pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan
angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol).
Gambar 17
Sistem Kode Warna Resistor SMD

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 23 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Contoh:
"334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm
"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470.
Contoh:
"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm
"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah
kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik
desimal.
Contoh:
"4R7" = 4.7 ohm
"0R22" = 0.22 ohm
"0R01" = 0.01 ohm
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama
menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali.
Contoh:
"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm
"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul sebagai harga untuk resistor nol ohm

Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.


Gambar ini menunjukkan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri
atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm
sering digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan
mesin pemasang resistor.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 24 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Gambar 18
Resistor SMD terpasang pada PCB

Penandaan tipe Industri


Format: XX YYYZ
• X : Kode Tipe
• Y : Nilai Resistansi
• Z : Toleransi

Tabel 6
Rating Daya Resistor SMD

Rating Daya pada 70 °C


Teknik MIL-R- Teknik MIL-R-
Kode Tipe Rating Daya (Watt)
11 39008
BB ⅛ RC05 RCR05
CB ¼ RC07 RCR07
EB ½ RC20 RCR20
GB 1 RC32 RCR32
HB 2 RC42 RCR42
GM 3 - -
HM 4 - -

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 25 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Tabel 7
Kode Toleransi Resistor SMD

Kode Toleransi

Teknik Teknik
Toleransi
Industri MIL
±5% 5 J
±20% 2 M
±10% 1 K
±2% - G
±1% - F
±0.5% - D
±0.25% - C
±0.1% - B

Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri


dan kelas militer dan kelas standar.
• Kelas komersil : 0 °C hingga 70 °C
• Kelas industri : −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C)
• Kelas militer : −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C hingga 275 °C)
• Kelas standar : -5 °C hingga 60 °C

2. Macam-macam Komposisi Bahan Resistor


1. Komposisi Karbon
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung
dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor
dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas
mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar
ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat
dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator
(biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran.
Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 26 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an,
tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai
karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan
(resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih),
dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi
lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor
jadi rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan
tegangan lebih ataupun panas lebih. Resistor ini masih diproduksi, tetapi
relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga
22 MOhm.

2. Film Karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan
memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan
mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara
9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar. Resistor film
karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C.
Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat
bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan
kerja maksimum 200 hingga 600 V.

3. Film Logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus
setebal beberapa mikrometer. Resistor foil merupakan resistor dengan presisi
dan stabilitas terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi
stabilitas adalah koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor
foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar
0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun,
50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C,
desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi
0.5Pf.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 27 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Membaca dan Mengidentifikasi
Komponen Resistor
1. Membaca dan mengidentifikasi harga/nilai resistor berdasarkan kode warna dan
tanda lain.
2. Mengenali komposisi bahan resistor untuk keperluan yang berbeda-beda.
C. Sikap kerja
Harus bersikap secara :
1. Harus cermat dan tepat dalam membaca dan mengidentifikasi harga/nilai
resistor berdasarkan kode warna dan tanda lain.
2. Harus teliti dalam mengenali komposisi bahan resistor untuk keperluan yang
berbeda-beda.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 28 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
BAB IV
MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN KAPASITOR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Membaca dan Mengidentifikasi


Komponen Kapasitor
1. Jenis-jenis Kapasitor, Kode Warna dan Tanda Lain pada Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasaPerancis condensateur, Indonesia
dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
• Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan
negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung atau
disebut kondensator polar.
Gambar 19
Simbol Kondensator Polar (Mempunyai Kutub)

• Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih


rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan
berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet
atau kancing baju atau disebut juga dengan kapasitor non polar.

Gambar 20
Simbol Kondensator non Polar (Tidak Mempunyai Kutub)

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 29 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung
pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang
tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan
atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor
(capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf
(C).
Gambar 21
Kondensator dalam Rangkaian Elektronik

Kapasitansi
Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan
yang terlalu besar, sehingga digunakan:

• Pikofarad ( ) =

• Nanofarad ( ) =

• Microfarad ( ) =

Kapasitansi dari kondensator dapat ditentukan dengan rumus :

: Kapasitansi
: Permitivitas Hampa
: Permitivitas Relatif
: Luas Pelat
: Jarak Antar Pelat/Tebal Dielektrik

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 30 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Adapun cara memperbesar kapasitansi kapasitor atau kondensator dengan jalan:
1. Menyusunnya berlapis-lapis.
2. Memperluas permukaan variabel.
3. Memakai bahan dengan daya tembus besar.

Jenis-Jenis Kondensator
Berdasarkan Kapasitansinya kondensator dibagi menjadi :
a. Kondensator Tetap
b. Kondensator Variabel

a. Kondensator Tetap
Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak
berubah-ubah. Kapasitor tetap juga dapat dibedakan berdasarkan polaritasnya.
1. Kondensator Polar
2. Kondensator non Polar

1. Kondensator Polar
Kapasitor polar adalah kapasitor yang mempunyai kutub di kaki-kakinya,
sehingga pemasangannya tidak boleh terbalik. Biasanya kapasitor jenis ini
merupakan Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang
bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Mengapa kapasitor ini dapat
memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa
sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda.
Kapasitor ini biasa disebut kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini merupakan
kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan. Untuk
mengetahui besarnya nilai kapasitansinya dapat dibaca dibadan kapasitor elco
tersebut dan biasanya dicantumkan juga tegangan kerja nya. Misalnya : 100mF
16 V artinya elco memiliki kapasitas 100mF dan tegangan kerjanya tidak boleh
melebihi 16 volt.
Electrolytic Condenser (Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk
tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh
kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda
minus (-) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 µF (mikroFarad)
Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 31 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan
volt. Berbagai macam lambang gambar untuk kapasitor elektrolit pada skema
elektronika:
Gambar 22
Simbol dan Bentuk Kondensator Elektrolit

Tampak pada gambar di atas polaritas negatif pada kaki Kondensator Elektrolit.
Selain kondensator elektrolit yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada juga
kondensator yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.
Gambar 23
Kondensator Tantalum

Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah :


• Kering (kapasitasnya berubah)
• Konsleting
• Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan
negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.

2. Kondensator non Polar (Bipolar Kapasitor)

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 32 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Kapasitor non polar adalah kapasitor yang tidak mempunyai kutub di kaki-
kakinya, sehingga pemasangannya boleh terbalik. Biasanya kapasitor jenis ini
merupakan kapasitor electrostatic yaitu kelompok kapasitor yang dibuat dengan
bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Pada umumnya kapasitor yang
terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikrofarad (1μF).
Gambar 24
Kondensator non Polar

a. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)


Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau,
coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-
balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai
dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Nano Farad (nF). Dengan
tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai
ribuan volt.
Contoh cara membaca nilai kapasitansi jika di badannya tertulis :
203 artinya 20.000 pF = 20 nF = 0,02 µF (bukan 104pF)
502 artinya 5.000 = 5.000 pF = 5 nF = 0,005 µF
472J artinya 4700pF=4.7nF (J berarti toleransi 5%)

Gambar 25

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 33 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Kondensator Keramik

b. Kondensator Polyester
Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara
menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya
mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.
Gambar 26
Kondensator Polyester

c. Kondensator Kertas
Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator paper. Misal pada radio
dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang
dipakai pada sirkuit oscilator antara lain:
• Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave
/ MW) = 190 meter - 500 meter.
• Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave /
SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.
• Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13
meter - 49 meter.
Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung ada juga yang memakai kode warna.
Gambar 27

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 34 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Kondensator Kertas

Kapasitor isolatornya terbuat dari kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas
berkisar diantara 300pF sampai 4µF.
Tabel 8
Tabel Perkalian Kondensator Kertas

Warna Nomor Faktor Perkalian Toleransi Voltase maksimum


Hitam 0 ×1 ±20%
Coklat 1 ×101 100V
Merah 2 ×102 250V
3
Jingga 3 ×10 250V
4
Kuning 4 ×10 400V
5
Hijau 5 ×10 400V
Biru 6 630V
Ungu 7 630V
Abu-abu 8 630V
Putih 9 ±10% 630V

Kode Nomer Kapasitor


- Gelang ke-1 adalah digit pertama nilai kapasitor
- Gelang ke-2 adalah digit kedua nilai kapasitor
- Gelang ke-3 adalah jumlah 0 (nol) yang diberikan (kapasitansi dalam pF)
- Gelang ke-4 mengindikasikan toleransi
- Gelang ke-5 menyatakan tegangan kerja.

Kode warna digunakan pada kapasitor kertas. Cara membaca kode warna
kapasitor sama dengan membaca kode warna resistor. Gelang ke-1 dan ke-2
(dihitung dari atas) menyatakan angka dari kapasitor tersebut.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 35 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Catatan: tidak ada pembatas antara warna, jadi dua buah gelang yang berwarna
sama mungkin terlihat menjadi satu gelang.
Contoh cara membaca nilai kondensator dengan gelang warna :

Keterangan :
1. Gambar ke-1 : Kuning, Ungu, Hitam,
Hijau, Coklat.
Maka nilai kapasitor tersebut adalah
4.7 nF dengan toleransi +/- 5% dan
Voltase 100volt,
2. Gambar ke-2 : coklat, hitam, kuning,
coklat. Maka nilai kapasitor tersebut
adalah 100 nF voltase 100volt.

Tabel 9
Kode Huruf Toleransi Kapasitor
Letter B C D F G J K M Z
C <10pF ±pF 0.1 0.25 0.5 1 2
Tolerance
C >10pF ±% 0.5 1 2 5 10 20 60

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 36 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Tabel 10
Kode Warna Kapasitansi & Tegangan Kerja Kapasitor

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 37 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
d. Kondensator Polypropylene
Kapasitor Polypropylene adalah kapasitor yang bahan isolatornya terbuat dari
bahan Polypropylene. Material Polypropylene menyerap kelembaban lebih rendah
daripada material polyester film sehingga cocok untuk design terbuka tanpa
lapisan pembungkus apappun. Namun suhu maksimum 105°C menghalangi
penggunaan film PP dalam kemasan SMD. Ketergantungan suhu dan frekuensi
dari parameter listrik untuk kapasitor ini sangat rendah. Aplikasi kapasitor ini
cocok untuk rangkaian penentu frekuensi, filter, rangkaian osilator, rangkaian
audio dan timer. Kapasitor ini juga berguna untuk kompensasi kumparan induktif
dalam aplikasi filter yang presisi dan untuk aplikasi frekuensi tinggi.
Gambar 28
Kondensator Polypropylene

e. Kondensator Mika
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan isolatornya terbuat dari bahan Mika.
Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF.
Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas
arah.
Gambar 29
Kondensator Mika

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 38 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
f. Kondensator Epoxy
Gambar 30
Kondensator Epoxy

b. Kondensator Variabel
Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau
kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya
karena secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar dengan
menggunakan obeng.
Kapasitor ini terdiri dari :
1. Kapasitor Trimer
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar
porosnya dengan obeng. Kapasitor trimmer mempunyai nilai kapasitansi yang
sangat kecil, biasanya dibawah 100 pF. Nilai kapasitansi Kapasitor trimmer
tidak bisa diturunkan menjadi nol, biasanya kapasitor ini ditentukan
berdasarkan nilai minimum dan nilai maksimum nya, contoh nya 2-10 pF.
Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator
berfungsi untuk mengatur pemilihan gelombang frekuensi tersebut.
Kondensator trimer mempunyai kapasitas di bawah 100 pF (pikoFarad).

Gambar 31
Kondensator Trimer

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 39 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
2. Variabel Capasitor (Varco)
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros
yang tersedia (bentuk menyerupai potensiometer). Varco sering digunakan
pada rangkaian tuning radio. Varco mempunyai nilai kapasitansi yang sangat
kecil, biasanya sekitar 100pF dan 500pF. Kondensator variabel terbuat dari
logam, mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai
500 pF (100pF = 0.0001µF). Kondensator variabel dengan spul antena dan
spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang
akan ditangkap.
Gambar 32
Kondensator Varco

Gambar 33
Varian Kondensator Variabel

Kerusakan kondensator umumnya terjadi jika :


1. Korsleting
2. Setengah korsleting (penangkapan gelombang pemancar menjadi tidak normal)

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 40 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
2. Kegunaan Kapasitor
Fungsi kapasitor terbagi dua bagian besar, yaitu ada yang umum dan khusus.
Kalau secara umum adalah untuk menyimpan energi di dalam medan elektrik,
caranya dengan dikumpulkan ketidak-seimbangan internal dari muatan listriknya.
Hal ini lah yang pertamakali ditemukan oleh Michael Faraday, yang kemudian atas
komponen ini diberi lambang huruf C dan satuan dengan nama Farad sesuai
nama penemunya. Satu Farad itu sama jumlahnya dengan sembilan kali seribu
sebelas centimeter persegi, yang merupakan ukuran dari luas permukaan dari
kepingannya.
Sebelum ke fungsi kapasitor lainnya, mungkin lebih baik kita perdalam dulu
mengenai kapasitor. Umumnya kapasitor itu dibuat dengan dua buah lempeng
logam yg bersejajar antara satu dengan lainnya, kemudian diantara dua logam tsb
ada bahan isolator yg biasanya kita sebut dengan dielektrik.
Mengenai cara kerja komponen ini dalam sebuah rangkaian, kita bisa
menyimpulkan fungsi kapasitor itu. Apabila sebuah rangkaian diberikan suatu
tegangan, maka elektron menjadi mengalir ke kapasitor. Disaat kondensator ini
telah penuh oleh muatan elektron, tegangannya akan berproses atau berubah.
Kemudian elektron tersebut keluar dari kapasitor dan berjalan menuju rangkaian
yg memerlukannya. Dengan demikian maka komponen ini bisa membuat suatu
rangkaian menjadi bangkit daya reaktifnya.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 41 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Gambar 34
Konstruksi Kondensator

Fungsi Kapasitor secara khusus :


1. Sebagai kopling diantara satu rangkaian tertentu dengan rangkaian lainnya di
power supply.
2. Sebagai penyaring / filter didalam rangkaian power supply.
3. Dalam rangkaian antena berfungsi sebagai pembangkit gelombang / frekuensi.
4. Pada lampu neon adalah untuk penghemat daya listrik.
5. Berfungsi untuk mencegah terjadinya loncatan listrik pada rangkaian yang ada
kumparan pada saat terjadi pemutusan/terputusnya arus listrik
6. Pada mesin mobil dapat dipakai pada rangkaian yang berfungsi
menghidupkannya.
7. Pada pesawat penerima radio fungsinya untuk pemilih panjang frekuensi/
gelombang yang akan ditangkap.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 42 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
3. Pengisian Kapasitor dan Hukum Coulomb
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik
sehingga pada aplikasinya banyak digunakan untuk membuat osilasi, timer, serta
penstabil tegangan pada rangkaian power supply.
Kapasitor dapat menyimpan muatan listrik sesuai dengan kapasitas
kapasitansinya. Sesuai dengan Hukum Coulomb dirumuskan sebagai berikut :
C=Q.V
Keterangan:
C = Kapasitansi Kapasitor [Farad]
Q = Muatan Listrik [Coulumb]
V = Tegangan [Volt]

Proses pengisian muatan kapasitor dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 35
Proses Pengisian Muatan Kapasitor

Pada saat saklar / switch ditekan maka kapasitor akan membentuk loop tertutup
dengan battery 9 Volt, maka kapasitor akan melakukan pengisian sampai dengan
tegangan pada kapasitor sama dengan tegangan pada baterry, dapat dilihat pada
tampilan grafiknya.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 43 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Proses pengosongan muatan kapasitor dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 36
Proses Pengosongan Muatan Kapasitor

Pada saat saklar / switch dilepas maka polaritas positif kapasitor akan terhubung
singkat dengan polaritas negatif kapasitor, maka kapasitor akan melakukan
pengosongan muatan sampai dengan tegangan pada kapasitor habis, dapat dilihat
pada tampilan grafiknya.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Membaca dan Mengidentifikasi


Komponen Kapasitor
1. Membaca dan mengidentifikasi nilai serta tipe kapasitor berdasarkan tulisan atau
kode warna.
2. Membedakan masing-masing kegunaan kapasitor.
3. Memahami cara pengisiannya dan Hukum Coulomb.
A. Sikap kerja
Harus bersikap secara:
1. Cermat dalam membaca dan mengidentifikasi harga/nilai resistor berdasarkan
kode warna dan tanda lain.
2. Tepat dalam membedakan masing-masing kegunaan kapasitor.
3. Teliti dalam memahami cara pengisiannya dan Hukum Coulomb.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 44 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
BAB V
MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN INDUKTOR

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Membaca dan Mengidentifikasi


Komponen Induktor
1. Jenis-jenis Induktor dan Cara Mengidentifikasi Induktor
Induktor adalah komponen yang terdiri dari gulungan tembaga yang akan
mengubah-ubah jumlah arus dalam rangkaian yang mengikuti besar-kecil
diameter lilitan serta panjang-pendek lilitan dan juga diameter bahan dari lilitan
itu sendiri.
Dalam elektronika, Induktor merupakan salah satu komponen yang cara kerjanya
berdasarkan induksi magnet. Induktor biasa disebut juga spul dibuat dari bahan
kawat beremail tipis. Induktor dibuat dari bahan tembaga, diberi simbol L dan
satuannya Henry disingkat H.
Gambar 37
Proses Pengisian Muatan Kapasitor

Dengan aturan tangan kanan dapat diketahui arah medan listrik terhadap arah
arus listrik. Arah jempol adalah arah arus dan arah ke empat jari lain adalah
arah medan listrik yang mengitarinya.
Fungsi pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Induktor
berupa kawat yang digulung sehingga menjadi kumparan. Kemampuan induktor
untuk menimbulkan medan magnet disebut konduktansi. Satuan induktansi
adalah henry (H) atau milihenry (mH). Untuk memperbesar induktansi, didalam
kumparan disisipkan bahan sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan besi
disebut elektromagnet. Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan konduktif
terhadap arus DC.
Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 45 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Macam-Macam Induktor
Macam-macam induktor menurut bahan pembuat intinya dapat dibagi 4 yaitu :
1. Induktor dengan Inti Udara (air core)
Gambar 38
Simbol dan Bentuk Induktor dengan inti udara (air core)

2. Induktor dengan Inti Besi


Gambar 39
Simbol dan Bentuk Induktor dengan Inti Besi

3. Induktor dengan Inti Ferit


Gambar 40
Simbol dan Bentuk Induktor dengan Inti Ferit

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 46 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
4. Induktor dengan Perubahan Inti
Gambar 41
Simbol dan Bentuk Induktor dengan Perubahan Inti

Macam-macam Simbol Induktor

Gambar 42
Simbol Induktor

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 47 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Aplikasi Induktor Dalam Sistem Elektronik

Induktor dalam rangkaian listrik atau elektronika dapat diaplikasikan kedalam


komponen/rangkaian :

Gambar 43
Komponen Elektronika sebagai Aplikasi Induktor

Relay Speaker

Buzzer Bleeper

Induktor berfungsi sebagai :


1. Tempat Terjadinya Gaya Magnet
2. Pelipat Tegangan
3. Pembangkit Getaran

Berdasarkan kegunaannya Induktor bekerja pada :


1. Frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator
2. Frekuensi menengah pada spul MF
3. Frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga, spul
relay dan spul penyaring

Terjadinya Medan Magnet


Induktansi Searah
Bila kita mengalirkan arus listrik melalui kabel, terjadilah garis-garis gaya magnet.
Bila kita mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel
yang digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama yang membangkitkan
medan magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 48 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
magnet, dan berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam
kumparan dan arus listrik yang melalui kumparan tersebut.
Gambar 44
Induktor Terhubung Sumber Tegangan DC

Induktansi Bolak-balik
Bila dua kumparan ditempatkan berdekatan satu sama lain dan salah satu kumparan
(L1) diberi arus listrik AC, pada L1 akan terjadi fluks magnet. Fluk magnet ini akan
melalui kumparan kedua (L2) dan akan membangkitkan emf (elektro motorive
force) pada kumparan L2. Efek seperti ini disebut induksi timbal balik (mutual
induction). Hal seperti ini biasanya kita jumpai pada transformator daya.

Gambar 45
Induktor Terhubung Sumber Tegangan AC

Perlawanan yang diberikan kumparan tersebut dinamakan reaktansi induktif.


Reaktansi Induktif ini diberi simbol XL dalam satuan Ohm.
XL = 2πfL

Keterangan :
π = 3.14
F = frekwensi arus bolak-balik ( Hz)
L = Induktansi ( Henry )
∞ = kecepatan sudut ( 2πfL)
XL = reaktansi induktif ( Ω )

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 49 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Pengisian Induktor
Bila kita mengalirkan arus listrik I, maka terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita
mengalirkan arus melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang
digulung, akan terjadi garis-garis gaya dalam arah sama membangkitkan medan
magnet. Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet dan
berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus
listrik yang melalui kumparan tersebut. Contoh rangkaian :
Gambar 46
Rangkaian Pengisian Induktansi dengan tegangan DC

Bila arus bolak–balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik
(ggl) induksi. Hal ini berarti antara arus dan tegangan berbeda fase sebesar Л / 2 =
900 dan arus tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 900. 2Лf merupakan perlawanan
terhadap aliran arus.
Gambar 47
Rangkaian Pengisian Induktansi dengan tegangan AC

Pengosongan Induktor
Bila arus listrik l sudah memenuhi lilitan, maka arus akan bergerak berlawanan arah
dengan proses pengisian sehingga pembangkitan medan magnet dengan garis gaya
magnet yang sama akan menjalankan fungsi dari lilitan tersebut makin tinggi nilai L (
induktansi) yang dihasilkan maka makin lama proses pengosongannya.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 50 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Gambar 48
Rangkaian Pengosongan Induktansi dengan tegangan AC dan DC

Penggunaan induktor sering pada rangkaian kombinasi RL atau LC dalam osilator.


Atau penggunaan frekuensi tinggi, seperti Radio Frekuensi (RF). Bermacam-macam
kontruksi induktor yang ada saat ini. Pada kesempatan kali ini kita memberikan tiga
contoh konstruksi induktor yang sering kita lihat pada rangkaian elektronika, yaitu:
1. Induktor Axial
Gambar 49 menunjukkan konstruksi induktor axial yang menggunakan sistem
kode warna dalam menentukan nilainya. Namun untuk pembahasan sistem
warna akan kita jelaskan pada sub bab 1.4 nanti. Jenis induktor axial
menyerupai bentuk fisiknya seperti tahanan, tetapi biasanya mempunyai warna
dasar hijau muda.
Induktor jenis axial ini mempunyai range nilai antara 1H sampai 100mH,
dengan frekuensi operasi antara 7960 kHz sampai 79,6 MHz. Semakin besar nilai
induktansinya semakin kecil pula nilai frekuensinya.
Gambar 49
Konstruksi Fisik Induktor Axial

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 51 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
2. Choke RF
Choke RF biasanya untuk rangkaian daya pada rangkaian digital, untuk aplikasi
tune-IF atau rangkaian tapis. Terbuat dari tembaga dengan lebar diameter
0,7mm serta mengelilingi sebuah ferrite dengan diameter 5mm. Bentuk dari
Choke RF akan ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 50
Konstruksi Choke RF

Range nilai Choke RF di atas akan ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 10
Range Choke RF

Konstruksi Range Nilai Diameter Ferrite

A 100H – 4,7mH 8mm


B 10mH – 20mH 8mm
C 47mH – 100mH 10,5mm
D 4,7H - 470H 8,5mm
E 100H – 1mH 8,5mm

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 52 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
3. Induktor Variabel
Induktor variabel sangat berfungsi untuk penggunaan AM dan FM Intermediet
Frekuensi (IF), FM detektor, osilator SW, tuning radio frekuensi untuk AM serta
aplikasi induktansi yang lebar lainnya. Mempunyai nilai ant sampai
10%. Konstruksi dari induktor variabel seperti kita lihat
pada gambar 51.
Gambar 51
Konstruksi Induktor variabel

Induktor yang terbungkus dengan logam yang mempunyai lebar 10,5mm dan
tinggi 13,5mm tersebut sering kita lihat pada rangkaian komunikasi. Kontruksi
detail dapat kita perhatikan pada gambar 52 dibawah ini.
Gambar 52
Konstruksi Detail Ukuran Induktor Variabel

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 53 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Cara Pembacaan Induktor Dengan Gelang Warna :
Tabel 11
Kode Warna Induktor

2. Kegunaan Induktor
Karakter Dan Fungsi Induktor

Arus listrik yang melewati kabel, jalur-jalur pcb dalam suatu rangkain berpotensi
untuk menghasilkan medan induksi. Ini yang sering menjadi pertimbangan dalam
mendesain pcb supaya bebas dari efek induktansi terutama jika multilayer.
Tegangan emf akan menjadi penting saat perubahan arusnya fluktuatif. Efek emf
menjadi signifikan pada sebuah induktor, karena perubahan arus yang melewati
tiap lilitan akan saling menginduksi. Ini yang dimaksud dengan self-induced.
Secara matematis induktansi pada suatu induktor dengan jumlah lilitan sebanyak
N adalah akumulasi flux magnet untuk tiap arus yang melewatinya :

N
L
i
Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan
fluktuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian dc salah satunya
adalah untuk menghasilkan tegangan dc yang konstan terhadap fluktuasi beban
arus. Pada aplikasi rangkaian ac, salah satu gunanya adalah bisa untuk meredam

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 54 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
perubahan fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan lebih banyak lagi fungsi dari
induktor yang bisa diaplikasikan pada rangkaian filter, tuner dan sebagainya.

Bentuk Umum Induktor (Selenoida)


Gambar 53
Bentuk Umum Induktor

3. Cara Menghitung Nilai Konduktor


Dari pemahaman fisika, elektron yang bergerak akan menimbulkan medan elektrik
di sekitarnya. Berbagai bentuk kumparan, persegi empat, setegah lingkaran
ataupun lingkaran penuh, jika dialiri listrik akan menghasilkan medan listrik yang
berbeda. Penampang induktor biasanya berbentuk lingkaran, sehingga diketahui
besar medan listrik di titik tengah lingkaran adalah :

B  0.ni
Jika dikembangkan, n adalah jumlah lilitan N relatif terhadap panjang induktor l.
Secara matematis ditulis :

N
n
l
Lalu i adalah besar arus melewati induktor tersebut. Ada simbol μ yang
dinamakan permeability dan μo yang disebut permeability udara vakum. Besar
permeability μ tergantung dari bahan inti (core) dari induktor. Untuk induktor
tanpa inti (air winding) μ = 1. Jika rumus-rumus di atas di substitusikan maka
rumus induktansi (rumus 3) dapat ditulis menjadi :

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 55 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

 0 N 2 A
L
l
L : induktansi dalam H (Henry)
μ : permeability inti (core)
μo : permeability udara vakum
N : jumlah lilitan induktor
A : luas penampang induktor (m2)
L : panjang induktor (m)

Inilah rumus untuk menghitung nilai induktansi dari sebuah induktor :

 0  4 .107
Rumus ini bisa dibolak-balik untuk menghitung jumlah lilitan induktor jika nilai
induktansinya sudah ditentukan.

Rangkaian Induktor
Hubungan Seri
Caranya dengan menghubungkan ujung satu di samping ujung induktor yang satu
lagi. Besar reaktansinya adalah jumlah reaktansi induktif yang dihubungkan seri
tersebut.
Gambar 54
Rangkaian Seri Induktor

XLT = 2πfL1 + 2πfL2 + 2πfL3


LT = L1 + L2 + L3

Keterangan :
XLT = jumlah reaktansi induktif
LT = jumlah induksi total

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 56 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video
Hubungan Pararel
Hubungan pararel terjadi bila semua ujung induktor digabung menjadi satu dan
ujung yang lainnya juga digabungkan, kemudian setiap ujung gabungan dengan
suatu sumber tegangan.
Gambar 55
Rangkaian Paralel Induktor

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Membaca dan Mengidentifikasi


Komponen Induktor
1. Mengidentifikasi dan memahami nilai induktor untuk berbagai tipe inti.
2. Membedakan kegunaan induktor dan alasannya.
3. Menghitung nilai induktor berdasarkan besarnya ukuran diameter kawat belitan
sesuai nilainya.
C. Sikap kerja
Harus bersikap secara:
1. Cermat dalam mengidentifikasi dan memahami nilai induktor untuk berbagai tipe
inti.
2. Tepat dalam membedakan kegunaan induktor dan alasannya.
3. Teliti dalam menghitung nilai induktor berdasarkan besarnya ukuran diameter
kawat belitan sesuai nilainya.

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 57 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. –
B. Buku Referensi
1. Jayadin Ahmad, ELDAS (Ilmu Elektronika), jayadin.wordpress.com (e-book), 2007
2. Soedjana Sapiie, DR; Nishino Osamu, DR, Pengukuran dan Alat-Alat Ukur Listrik,
Pradnya Paramita, 1994
C. Majalah atau Buletin
1. –
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet, Komponen Pasif, 9 September 2015 pukul 09.00 WIB
2. Browsing Internet, Jenis-jenis Resistor, 9 September 2015 pukul 10.00 WIB
3. Browsing Internet, Jenis-jenis Kapasitor, 10 September 2015 pukul 09.00 WIB
4. Browsing Internet, Jenis-jenis Induktor, 11 September 2015 pukul 10.00 WIB

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 58 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laser pointer Untuk di ruang teori dan
2. Komponen resistor, kapasitor, dan induktor praktek
3. Tool set (obeng, tang, pinset dll)
4. Multimeter Analog
5. Multimeter Digital

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas HVS A4
3. Spidol whiteboard
4. Spidol marker
5. Kertas chart (flip chart)
6. ATK siswa

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 59 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Radio, Televisi, dan
ELM.UM01.011.01
Peralatan Komunikasi Serta Perlengkapannya Bidang Audio Video

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI


1. Atik Rahmawati M, ST Instruktur Pertama Kejuruan Listrik
BLK Surakarta

Judul Modul : Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika Pasif Halaman: 60 dari 60
Buku Informasi Versi: 2015

Anda mungkin juga menyukai