Anda di halaman 1dari 30

BUKU INFORMASI

MEMPERSIAPKAN PART ATAU KOMPONEN


UNTUK ASSEMBLY (PART SUPPLY)
ELM.UM02.016.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------- 4
A. Tujuan Umum -------------------------------------------------------------------- 4
B. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------- 4
BAB II MENERIMA SLIP / DAFTAR SUPPLY ----------------------------------------------- 5
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menerima Slip / Daftar Supply - - - 5
1. Persiapan part/komponen didasarkan pada slip order yang dibuat
oleh Production Plan Control --------------------------------------------- 5
2. Slip order diturunkan berdasarkan rencana harian atau bulanan
produksi --------------------------------------------------------------------- 6
3. Slip order yang diterima diperiksa kesesuaiannya dengan rencana
produksi harian atau bulanan yang absah ------------------------------ 7
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menerima Slip / Daftar Supply---- 8
C. Sikap Kerja dalam Menerima Slip / Daftar Supply -------------------------- 8
BAB III MEMPERSIAPKAN PART / KOMPONEN -------------------------------------------- 9
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Part/Komponen
-------------------------------------------------------------------------------------- 9
1. Jumlah part/komponen disiapkan dan dikonfirmasikan berdasarkan
kode part/komponen pada Slip order yang berlaku-------------------- 9
2. Part/komponen ditempatkan dalam standard tempat yang telah
disediakan ------------------------------------------------------------------- 10
3. Untuk part/komponen Safety dan B3 diperlakukan sesuai standard
penanganan safety part dan B3 ------------------------------------------ 15
4. Stock Card/Kartu stok part/komponen diisi sesuai pengurangan
atau penambahan part/komponen --------------------------------------- 18
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Part/Komponen- - 19
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Part/Komponen - - - 19
BAB IV MEMASOK PART / KOMPONEN KE LINI ------------------------------------------- 20
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasok Part / Komponen Ke
Lini --------------------------------------------------------------------------------- 20

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 2 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

1. Part/komponen yang telah siap kirim ke lini tujuan sesuai slip yang
ada --------------------------------------------------------------------------- 20
2. Part/komponen ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan ---- 23
3. Catatan pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan menggunakan dan
diadministrasikan sesuai dengan SOP ----------------------------------- 23
4. Serah terima part/komponen dilakukan terhadap penanggung
jawab masing-masing lini dengan tanda bukti ------------------------- 25

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasok Part / Komponen Ke


Lini --------------------------------------------------------------------------------- 26
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memasok Part / Komponen Ke Lini 26
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------ 27
A. Dasar Perundang-undangan --------------------------------------------------- 27
B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------- 27
C. Majalah atau Buletin------------------------------------------------------------- 27
D. Referensi Lainnya---------------------------------------------------------------- 27
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN--------------------------------------------------- 28
A. Daftar Peralatan/Mesin---------------------------------------------------------- 28
B. Daftar Bahan---------------------------------------------------------------------- 28
LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------------------------- 20

DAFTAR PENYUSUN ---------------------------------------------------------------------------- 30

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 3 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menyusun laporan
akhir hasil mempersiapkan Part atau Komponen untuk Assembly (Part Supply).
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Mempersiapkan
Part atau Komponen untuk Assembly (Part Supply) ini guna memfasilitasi peserta
latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Menerima dan menyimpan slip order dengan baik dan benar.
2. Mempersiapkan dan mengkonfirmasi jumlah part/komponen sesuai kode
part/komponen Slip order.
3. Memperbaharui kartu stok barang sesuai pengeluaran dan pemasukan barang.
4. Menjamin barang yang akan dipasok aman dan tidak tercecer.
5. Melakukan serah terima barang dengan tanda bukti yang syah.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 4 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

BAB II
MENERIMA SLIP / DAFTAR SUPPLY

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menerima Slip / Daftar Supply


1. Persiapan part/komponen didasarkan pada slip order yang dibuat oleh Production
Plan Control.
Production Planning and Control (PPC) dapat diartikan dengan banyak
pengertian. Namun bila dilihat dari susunan katanya, PPC dapat diartikan sebagai
suatu sistem pengendalian proses produksi dengan dilakukannya perencanaan,
pengaturan, dan pemeriksaan setiap aspek dalam kegiatan produksi. Menurut
suatu artikel yang berjudul Pendahuluan Perencanaan dan Pengaturan Produksi ,
definisi PPC dapat disimpulkan sebagai proses perencanaan dan pengendalian
arus produksi untuk dicapainya penghematan dalam biaya  bahan, pemanfaatan
sumber daya baik fasilitas, tenaga kerja atau waktu yang optimal untuk
tercapainya keuntungan yang optimal. Untuk itulah pada setiap proses produksi
selalu ada Production Planning and Control (PPC).
Dengan harapan dapat menekan proses produksi untung mencapai
keuntungan maksimal tanpa membebani kapasitas produksi dan tidak
memberikan efek negatif bagi proses produksi itu sendiri. Adapun ruang lingkup
PPC yaitu, meliputi kegiatan perencanaan dan  pengendalian proses produksi
mulai dari, penjadwalan, penyediaan material,  penghitungan material, dan
mengontrol kegiatan produksi agar tercapai sesuai target. Semua kegiatan itu
sangatlah penting pada setiap proses produksi agar  proses produksi tidak
terhambat.  Namun pada pelaksanaannya, PPC sangatlah dipengaruhi oleh divisi
yang saling berhungan dengan PPC baik divisi yang di atas ataupun yang di
bawah  pada struktur organisasi. Jadi dapat dikatakan PPC tidak dapat
dilaksanakan secara tunggal atau berdiri sendiri.
Perencanaan pengendalian produksi meliputi proses perakitan dari bahan-bahan,
mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi
dalam periode tertentu yang selanjutnya dilakukan proses penyimpanan sampai
proses produksi. PPC megatur aliran material dari proses produksi mulai bahan
mentah sampai produk jadi bahkan sampai produk diterima konsumen. Dengan

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 5 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

melakukan PPC yang optimal perusahaan akan mendapatkan keuntungan


maksimal serta menguasai pasar tertentu.
Slip pengambilan barang (SPB) yaitu dokumen yang dipakai untuk proses
pengambilan barang digudang. Terdiri dari tiga rangkap, putih untuk gudang,
merah untuk bagian accounting, dan kuning untuk bagian yang mengambil
barang.
SPB harus ditandatangani oleh orang yang meminta barang, dan diketahui oleh
kepala bagian/ketua regu pada bagian yang sama. Pada saat barang sudah
diserahkan bagian gudang dan orang yang menerima/mengambil barang akan
ikut menandatangani SPB.

2. Slip order diturunkan berdasarkan rencana harian atau bulanan produksi


Prosedur pengeluaran barang pada sistem yang sedang berjalan adalah sebagai
berikut :
1. Bagian yang membutuhkan barang (terutama bagian produksi) akan mengisi
slip pengambilan barang, berisi daftar nama barang yang dibutuhkan berikut
jumlahnya, kemudian ditandantangi oleh peminta barang.
2. Form yang sudah ditandatangi selanjutnya diberikan leader/ pimpinan
subbagian-nya untuk mendapat persetujuan permohonan permintaan barang.
3. Form yang sudah mendapat persetujuan kemudian dibawa ke bagian gudang.
4. Setelah menerima slip pengeluaran barang, petugas gudang menyiapkan
barang-barang yang diperlukan sesuai dengan slip pengambilan barang itu.
5. Barang-barang yang sudah disiapkan kemudian diserahkan ke orang yang
meminta, sambil melakukan re-check berdasarkan slip pengambilan tersebut.
6. Setelah selesai menyerahkan barang, petugas gudang menandatangani slip,
begitu juga yang mengambil barang ikut menandatangani slip pengambilan
barang tersebut
7. Rangkap warna kuning diberikan kepada yang mengambil barang. Putih untuk
arsip gudang dan yang kuning untuk bagian accounting.
8. Bagian gudang mencatat transaksi ke dalam kartu stock.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 6 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

3. Slip order yang diterima diperiksa kesesuaiannya dengan rencana produksi


harian atau bulanan yang absah.
Prosedur penerimaan barang pada sistem yang baru adalah sebagai berikut :
1. Setelah menerima Purchase Order (PO), dan syarat-syarat pembelian barang,
suplier akan mengirim barang yang dipesan dari pabrik/kantor suplier tersebut
ke bagian gudang. Disertai dengan Surat Jalan/Delivery Order. Cepat
lambatnya barang diterima tergantung jarak suplier dengan gudang.
2. Pengirim barang (dalam hal ini masih dianggap suplier) akan memberikan
surat jalan/delivery orde disertai copy-an PO sebagai bukti telah membawa
barang.
3. Petugas gudang akan memeriksa kualitas dan kuantitas barang yang datang,
disesuaikan dengan PO dan surat jalan/delivery order.
4. Setelah dilakukan pengecekan dan barang sudah diperiksa, petugas gudang
menerima barang yang dikirim suplier.
5. Petugas gudang selanjutnya menandantangi surat jalan/delivery order dari
suplier, dan mengambil salah satu rangkapannya.
6. Petugas gudang menyimpan barang yang baru datang & mencatat transaksi
ke dalam kartu stock.
7. Petugas gudang membuat laporan penerimaan barang dengan cara memilih
menu transaksi input Data Transaksi – Penerimaan Barang.
8. Petugas gudang memasukkan data sesuai dengan data yang diminta pada
form Penerimaan barang tersebut. Form dicetak 3 rangkap.
9. Laporan penerimaan barang ditandatangani dan diserahkan ke bagian
Purchasing.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 7 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menerima Slip / Daftar Supply


1. Menyiapkan metode pengumpulan data.
2. Memperoleh data yang bekaitan dengan penerimaan slip / daftar supply dari
sumber yang valid.
3. Menganalisis data yang diperoleh dari sumber yang valid untuk menentukan data
yang sesuai dengan kebutuhan slip / daftar supply.
C. Sikap kerja
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam menyiapkan metode, memperoleh dan menganalisis
data.
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan.
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu melakukan analisis.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 8 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

BAB III
MEMPERSIAPKAN PART/KOMPONEN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Part/Komponen


1. Jumlah Part/Komponen Disiapkan dan Dikonfirmasikan Berdasarkan Kode
Part/Komponen Pada Slip Order yang berlaku.

Proses Produksi yang berjalan sekarang memungkinkan terjadinya penumpukan


part, penumpukan ini dapat terjadi di tiap Departemen atau tiap mesin yang ada di
Produksi, hal ini disebabkan karena proses Produksi mengacu kepada Job Order,
sementara pengeluaran komponen atau part mengacu kepada PO container.
Jumlah part yang ada di Job Order lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan
dalam PO container sehingga menyebabkan adanya sisa part dalam satu kali
proses job order.

Untuk mempermudah dalam menginventarisasi part-part tersisa sebelum


diassembling, maka dirasa perlu untuk menyediakan tempat yang dapat
menampung part-part tersebut yang dinamakan Gudang Part. Part yang tersisa
akan diatur di Gudang Part sesuai dengan item-itemnya, dimana proses
penerimaan, penataan dan pengeluaran part akan diatur dalam suatu sistem yang
baku sehingga memudahkan dalam pengawasannya.

Gudang Part merupakan bagian dari Departemen yang ada didalam Produksi
sehingga berada dibawah pengawasan Produksi. Kegiatan yang dilakukan oleh
Gudang Part sepenuhnya bertanggungjawab kepada Plant Manager.
Keberadaan Gudang Part perlu dapat dukungan dari Departemen lainnya, karena
fungsi dari Gudang Part tidak hanya menerima dan mengeluarkan part, tetapi lebih
jauh dapat berfungsi sebagai sumber data yang dapat digunakan oleh siapapun
tergantung dari tujuan pemakaiannya. Agar data yang diperoleh dapat akurat
maka penggunaan transfer ticket harus dilakukan dari satu Departemen ke
Departemen lainnya termasuk pengiriman ke Gudang Part harus disertai dengan
transfer ticket.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 9 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

Dengan penataan yang teratur diharapkan proses FIFO (first in first out) bisa
berjalan, dimana part-part yang terlebih dahulu masuk akan diutamakan lebih awal
keluar dari Gudang Part untuk diassembling.

2. Part/Komponen Ditempatkan Dalam Standard Tempat Yang Telah Disediakan.


Gudang Part merupakan tempat penyimpanan (storage) sehingga dapat
mempermudah didalam mengatur keluar masuknya part, sebelum part tersebut
diassembling dan diharapkan dapat membantu dan mempermudah dalam proses
Produksi. Adapun tujuan dari pendirian Gudang Part adalah :
1. Mengetahui jumlah part siap assembly yang dimiliki oleh Produksi
2. Menghitung jumlah part yang ngeset dan dapat diassembling
3. Memberi informasi kepada PPC untuk pembuatan Job Order
4. Memberi informasi kepada PPC mengenai part yang kurang
5. Membantu Produksi dalam mempersiapkan part-part yang akan diassembling
6. Mengantisipasi kekurangan part sedini mungkin sebelum assembly
Barang yang disimpan di Gudang Part adalah Barang yang siap untuk di-
assembling. Jadi definisi part disini adalah “Barang atau material yang siap untuk
di Assembling dengan kondisi baik (Good – tanpa cacat berdasar standart
kualitas)”.

Cara kerja Gudang Part prinsipnya adalah sama dengan gudang yang lain tetapi
operasionalnya dibawah pengawasan Produksi. Untuk mengoptimalkan cara kerja
dari Gudang Part maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Luas Areal
Luas areal yang akan digunakan untuk Gudang Part perlu dipersiapkan karena
melihat kapasitas yang sekarang, ternyata dirasa perlu untuk menambah
areal. Terdapat 31 item dengan berisi ribuan part yang terdiri dari Produk
3000, 4000 dan 7000 series.
2. Man Power
Dengan melihat banyaknya part yang harus ditangani maka untuk
memudahkan didalam menata dan mengatur part yang masuk atau keluar
dibutuhkan beberapa orang.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 10 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

Koordinator
Dibutuhkan 1 orang yang bisa mengatur/mengkoordinir anak buah dalam
menerima – menyimpan – dan mengeluarkan part.
Administrasi
Dibutuhkan 1 orang yang mengerti pengoperasian komputer . Bertugas
mengentry transfer ticket (Part masuk ) dan issue ticket (Part keluar), juga
melakukan dokumentasi arsip.
Penerimaan
Dibutuhkan 2 orang yang akan menerima dan mengecek jumlah part yang
masuk dengan mengecek transfer ticket. Satu orang untuk Crown Mark
#3000 dan #4000 dan satu orang untuk Crown Mark #7000, tiap penerima
harus mengerti Standard Part tiap series. Kemudian menata part-part tersebut
sesuai dengan lokasinya.
Pengeluaran
Dibutuhkan 2 orang yaitu untuk menghitung part yang diminta dan
mengeluarkannya dari Gudang Part.
Repair
Dibutuhkan 1 orang untuk proses Repair.
Quality Control
Dibutuhkan 1 orang QC (bisa menetap, bisa tidak/sementara) yang mengerti
kualitas part/component. Bertugas membantu bagian penerimaan tentang
pengertian standard kualitas part saat menyortir part yang masuk ke Gudang
Part. Dan menjamin part yang masuk ke Gudang sesuai dengan kualitas
produk.

3. Lokasi Repair
Perlu disediakan lokasi untuk proses repair, di dalam area Gudang Part.
Penjelasan :
Dari hasil sortir bagian penerimaan diperoleh part-part dengan status good
(baik), riject (rusak/salah proses) dan repair.
Dengan perlakuan :
 Part dengan status good/baik : diterima dan dientry dalam komputer.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 11 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

 Part dengan status reject : ditolak/dikembalikan pada Departement yang


mengirim dan tidak dientry pada komputer.
 Part dengan status repair : diterima dan dientry dalam komputer (jadi satu
bagian dengan status good), tetapi pisah lokasinya untuk proses repair dan
dijadikan satu dengan status good setelah direpair.
Part katagori Repair :
Part dengan tingkat kerusakan tidak terlalu parah (tidak perlu waktu lama
dan tidak memerlukan mesin – repair dengan tangan).
4. Pagar
Untuk menjaga agar keadaan part yang terdapat didalam Gudang Part tidak
terganggu, maka diperlukan suatu pembatas yang memisahkan Gudang Part
dengan Departemen lainnya, hal ini diperlukan untuk menghindari
pengambilan diluar sepengetahuan petugas gudang dan menjaga keadaan
stok tetap sesuai.
5. Transfer Ticket
Gudang Part akan menerima part apabila disertai dengan transfer ticket
(menggunakan Form Transfer Tiket yang sudah ada), karena ini akan
digunakan untuk menyesuaikan antara data yang ada di transfer ticket
dengan jumlah fisik yang diterima.
Gudang Part akan mengeluarkan part apabila diminta oleh departemen yang
membutuhkan dengan disertai Issue Ticket (menggunakan Form Transfer
Tiket yang sudah ada – format besar).
Pengambilan bisa dilakukan tiap part dalam 1 PO atau tiap unit (bila lengkap
dalam unit) dalam 1 PO atau tiap PO (bila lengkap dalam 1 PO).
1.  Form Transfer Ticket (Untuk Pengiriman ke Gudang Part)

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 12 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

2.  Form Transfer Ticket (Untuk Pengeluaran dari Gudang Part)

3.  Kartu Kontrol


Kartu Kontrol akan berfungsi sebagai alat untuk mencatat penerimaan
dan pengeluaran part secara manual dan dapat berfungsi sebagai kartu
stock.
Form Kartu Kontrol

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 13 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

6. Rak
Untuk menata part-part yang masuk gudang perlu disediakan rak yang
tujuannya supaya memudahkan dalam penataan keluar masuknya part
tersebut.
7. Hand Lift (Jerk)
Dalam kegiatannya sehari-hari di Gudang Part akan banyak berkaitan dengan
penerimaan, penataan dan pengeluaran part-part, sehingga proses
pemindahan part-part akan sering dilakukan untuk mempercepat dan
mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan hand lift
(jerk).
8. White Board
Proses pencatatan baik dalam penerimaan dan pengeluaran akan sangat
menolong apabila dibantu pencatatannya di papan tulis dimana informasi
tersebut dapat diketahui secara umum.

Metode Kerja
Proses kerja dari Gudang Part adalah sama dengan gudang lainnya yang
membedakan adalah Gudang Part merupakan bagian dari Departemen yang ada
di Produksi dimana part-part yang diterima di Gudang Part harus melalui transfer
dari Departemen yang mengirimnya.
ALUR TRANSFER MATERIAL DI PRODUKSI (Plant I)

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 14 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

3. Untuk Part/Komponen Safety dan B3 Diperlakukan Sesuai Standard Penanganan


Safety Part dan B3.
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan
debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak
langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah
bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak,
sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila
memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut : mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-
lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi :
 Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada
pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang
stabil dan mudah menguap.
 Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi.
 Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan
dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa
lumpur dari hasil proses tersebut.
 Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan
digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan
cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

Sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.18 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3
terbagi atas dua macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 15 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

Perbedaan pokok antara limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara
penggolongannya. Pada limbah spesifik digolongkan kedalam jenis industri,
sumber pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah
tidak spesifik penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah struktur dan
kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.
Limbah B3 diinjeksikan se dalam suatu formasi berpori yang berada jauh di bawah
lapisan yang mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat
lapisan impermeable seperti shale atau tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan
limbah tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari
permukaan tanah.
Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena beberapa
jenis limbah dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur dan
formasi penerima limbah. Hal tersebut dapat dihindari dengan tidak memasukkan
limbah yang dapat mengalami presipitasi, memiliki partikel padatan, dapat
membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa kuat, bersifat aktif secara kimia,
dan memiliki densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan alami
dalam formasi geologi.

Penggunaan MSDS untuk Pengelolaan B3 dan Limbah B3


Sebuah laboratorium kimia tidak lepas dari penggunaan chemikalia yang salah
satu diantaranya bersifat sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3), yang
tentunya juga menghasilkan limbah sisa yang bersifat sejenis. Bagi pengguna,
baik itu praktikan, peneliti maupun tenaga labaratorium harus mengetahui sifat
bahan kimia tersebut agar terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan.
Paling tidak dapat meminimalisir terpaparnya bahan kimia, produk olahan dan
produk samping. Agar tetap aman oleh akibat efek samping tersebut tentunya
harus mengetahui sifat dan cara penanganan bahan kimia tersebut lewat
informasi data keamanan bahan atau biasa dikenal dengan MSDS (Material Safety
Data Sheet).
Didalam laboratorium, bahan kimia merupakan komponen :
 Bahan baku (starting material)
 Bahan produk utama

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 16 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

 Bahan produk samping


 Bahan untuk analisis
 Bahan buangan

Terdapat cukup banyak jenis bahan kimia dan limbah bahan kimia tergolong
bahan beracun dan berbahaya (B3). Masing-masing jenis bahan kimia mempunyai
sifat dan penanganan yang berbeda sehingga sebagai pengguna harus mengenal
tiap jenisnya. Kata orang ‘tak kenal maka tak sayang’. Dapat dijabarkan bahwa
penggunaan dan penanganan yang aman juga harus memperhatikan informasi
data keamanan bahan (MSDS) yang berisi informasi tentang uraian umum bahan,
sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan dan pengelolaan bahan
buangan.

Beberapa strategi pengelolaan MSDS di laboratorium antara lain :


1. Menginventarisasi bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium (tidak hanya
yang B3)
2. Mengumpulan dan penelusuran dokumen MSDS
3. Modifikasi MSDS
4. Mengarsipan (dapat diakses siapa saja secara mudah dan cepat)
5. Melaksanakan dan mematuhi rekomendasi dari MSDS
Contoh manfaat MSDS :
Pada kasus termometer pecah, perlu diperhatikan bagaimana mengumpulkan dan
membuang merkuri yang tercecer, termasuk menetralisir bahan merkuri tersebut.
Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran tersebut yaitu personil yang terkait
jangan sampai mengirup uap/aerosol. Kemudian hindari kontak dengan bahan,
pastikan tersedia udara bersih dalam ruangan tertutup dan bekerja dengan
Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part
Suplly) Halaman: 17 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

kerudung kepala. Sedang penyimpanan bahan harus tertutup rapat di tempat


yang berventilasi baik pada suhu 15 oC – 25oC dan dapat diakses oleh orang yang
berwenang.

Pada kasus preparasi larutan asam sulfat juga perlu diperhatikan bagaimana
prosedur preparasi, sarana perlindungan diri dan bagaimana proses
penyimpanan. Informasi aturan pada pelabelan EC Directive, asam sulfat
mempunyai symbol C yang berarti korosif. Disisi lain dapat mengakibatkan luka
bakar pada kulit. Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, bilas langsung dengan
air yang banyak dan minta nasehat medik. Jangan pernah menambahkan air ke
dalam produk ini.

Contoh lain manfaat MSDS pada kasus kecelakaan kebakaran akibat petroleum
ether perlu diperhatikan bagaimana teknik pemadaman dan pertolongan
pertamanya. Dalam hal ini tindakan yang cocok untuk mencegah kebakaran
berlanjut adalah dengan menyemprotkan media pemadam CO 2, busa atau
powder. Resiko khusus yang muncul pada petroleum ether adalah mudah
terbakar, uap lebih berat dari udara, dan dapat membentuk campuran yang dapat
terbakar dengan air.
Sedang perlindungan khusus untuk kebakaran yaitu jangan berada di zona
berbahaya tanpa peralatan pelindung pernafasan. Untuk menghindari kontak
dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang sesuai.
Selanjutnya berhati-hati dengan ledakan awal. Jangan lupa mencegah air
pemadam kebakaran memasuki air permukaan atau air tanah.

4. Stock Card/Kartu Stok Part/Komponen Diisi Sesuai Pengurangan atau Penambahan


Part/Komponen.

Kartu stok
Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan
tersendiri yang disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card).  Kumpulan
dari kartu stok, untuk semua jenis barang yang ada, disebut buku stok atau buku

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 18 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

persediaan.  Ada tiga hal yang dicatat dalam kartu stok, yaitu penambahan,
pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya suatu transaksi.  Kartu stok
menyediakan tiga kolom untuk hal tersebut.  Masing-masing kolom dibagi dalam
tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit (kuantitas), harga pokok/unit dan
jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit).  Tiap transaksi dicatat kuantitas
barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya.
Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang.
Di samping pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari
penjualan retur.  Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari
penjualan barang dagang.  Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.

Stock Opname
Stock opname perlu dilakukan pada saat awal untuk mengetahui jumlah part yang
dimiliki oleh Gudang Part (sebagai stock)
Stock opname dilakukan pula disetiap Departemen untuk mengisi Ship Out di MP
dengan mengacu pada Job Order bulan berjalan.
Sehingga saat sistem Gudang Part diberlakukan stock sistem yang dimiliki oleh
Gudang Part dan data Ship Out MP dapat sesuai dan akurat.
Untuk tahap awal ini, langkah yang bisa dikerjakan :
Mengisi Stock Gudang Part di komputer
Diisi dengan Stock yang ada di Kartu Kontrol, sambil alur berjalan dengan lancar
dan benar. Untuk part yang belum terdata di kartu kontrol, dihitung secara fisik
dan dientry-kan ke komputer.
Bila sudah siap (+ 1 bulan), akan dilakukan stock opname untuk cek kebenaran
data komputer dengan fisik part.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Part/Komponen


1. Menetapkan data sebagai informasi mempersiapkan part/komponen.
2. Memilih data hasil analisis sebagai informasi mempersiapkan part/komponen.

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Part/Komponen


1. Harus cermat dan teliti dalam menetapkan dan memilih data.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 19 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

2. Harus berpikir analitis serta evaluatif waktu menetapkan data menjadi informasi
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
3. Harus taat asas dalam mengaplikasikan cara, panduan, dan pedoman.
BAB IV
MEMASOK PART/KOMPONEN KE LINI

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasok Part/Komponen Ke Lini


1. Part/Komponen Yang Telah Siap Dikirim Ke Lini Tujuan Sesuai Slip Yang Ada.

Transfer material yang terjadi untuk order Plant I :


1. MP Solid
Mengirim material rough solid ke Departemen Solid.
Misal: – Leg , dll
Mengirim material solid panel (7000 Series) ke Departemen MP Panel.
Misal: – Panel Drawer
– Panel Door
keterangan di bawah:Mengirim material rough solid ke Plant II (Lathe Line)
Misal: – Top Post – Spindle RS, BD dan TV
– Leg RS dan TV – Accesoris 7000 Series

2. PLANT II (LATHE LINE)


Menerima meterial rough solid dari MP Plant I untuk di proses di Plant II (Lathe
Line)
Plant II mengerjakan order dari Plant I, sehingga keterangan untuk jenis
produk yang diminta (Qty 3000 series = …. pcs, Qty 4000 series = ….. pcs)
harus jelas dari MP Plant I.
Hasil proses untuk order Plant I ini kemudian di transfer ke Finishing Plant III.

3. PLANT III (FINISHING)


Menerima part orderan dari Plant I, melalui Lathe Line (Plant II).
Hasil proses untuk order Plant I ini kemudian di transfer ke Gudang Part.
4. MP Panel

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 20 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

Mengirim part berupa panel yang tidak memerlukan proses tambahan, setelah
proses MP Panel ke Gudang Part.
Misal : – Shelf Screen
– Back panel
Mengirim part berupa panel/solid panel ke Departemen Panel untuk proses
tambahan (profile, boring dan router).
Misal: – Panel Drawer – Crown Panel Bed
5. Panel
Mengirim part berupa panel yang telah mengalami proses tambahan
(Laminating, edge banding, CNC Router, dll) ke Departemen Sanding
Misal : – Box Drawer
– Top Panel RS
6. Solid
Mengirim part yang terbuat dari solid wood (kayu) dan tidak memerlukan
proses sanding ke Gudang Part.
Misal: – Stile,front frame – Sliding Rail
– Back Frame
Mengirim part untuk di carving.
Misal: – Leg
– Face Drawer
7. Sanding
Mengirim part yang telah selesai di sanding ke Gudang Part.
Misal : – Side Panel – Leg (Carving)
– Top Panel – Semua part, setelah di sanding
Mengirim part ke Departemen Panel (setelah sub Assy), untuk proses profile –
router.
Misal: – Panel Drawer
– Panel Door
8. Assembling
Mengambil dari Gudang Part sejumlah part yang siap untuk diassembling
dengan batasan PO Container.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 21 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

Pada kasus khusus (seperti pemasangan Dowel dan Cleat), Gudang Part
mengeluarkan stocknya tanpa batasan PO Container, dimana stock Gudang
Part berkurang dan berpindah di Stock Assembling.
Demikian pula untuk pembuatan frame / sub body assy, Gudang Part
mengeluarkan stocknya tanpa batasan PO Container, dimana stock Gudang
Part berkurang dan berpindah di Stock Assembling.
Setelah selesai proses pemasangan dowel, cleat dan sub body assy, barang
dikembalikan ke Gudang Part dan menjadi stock Gudang Part lagi.
Departemen Assembling mengirim hasil assembling (umumnya) ke Departemen
Finishing.
9. Finishing
Mengambil dari Gudang Part (hal khusus) seperti back panel, face drawer
dalam satuan besar. Setelah selesai proses Finishing, part dikembalikan ke
Gudang Part dan menjadi stock Gudang Part lagi.
Departemen Finishing mengirim part yang telah di-finishing (umumnya) ke
Departemen Packing.
10.Packing
Mengambil part dari Gudang Part untuk proses Packing
Misal: – Back Panel – Face Drawer
– Box Drawer
Menerima hasil dari Departemen Finishing untuk proses packing dan di kirim ke
Finish Good.
11.Departemen WH Produksi
Mengirim part yang tidak di proses Dept Produksi ke Gudang Part
Misal : – Dove Tail (Box Drawer)
12. Carving (Pengerjaan di Luar Departemen Produksi)
Mengambil material yang akan di-carving dari Departemen Solid, part ditransfer
ke lokasi carving diterima dan ditandatangani oleh administrasi carving.
Setelah selesai proses Carving, part di-transfer ke Departemen Solid lagi.
Misal : – Leg
– Drawer Face

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 22 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

PPC berfungsi untuk menginformasikan alokasi part untuk 3000 series dan
4000 series, kesiapan part yang sudah dicarving dan kelengkapan administrasi
pembayaran. Sedangkan pengiriman material yang akan di-carving ke bagian
carving menjadi tanggung jawab Departemen Solid.
Apabila proses carving sudah selesai, pihak administrasi carving
menginformasikan kepada pihak PPC. Bagian carving harus menyertakan
transfer ticket hasil carving kepada administrasi Departemen Solid, sehingga
dapat diketahui berapa jumlah material yang masuk ke bagian caving dan
berapa jumlah hasil proses carving.

2. Part/Komponen Ditempatkan Pada Lokasi Yang Telah Ditetapkan.


Opsi melakukan input barang adalah dengan menggunakan Input data PO
(Purchase Order) secara otomatis yang dilakukan Departemen Purchasing /
Pembelian, atau dengan input data manual. Prinsip utamanya adalah kesesuaian
fisik yang datang dengan kebutuhan di gudang, sehingga menghindari terjadinya
selisih stock pada saat melakukan cycle count atau stock opname.
Setelah fisik barang diterima, selanjutnya fisik barang tersebut harus diletakkan
pada lokasi tertentu di gudang (Putaway). Proses Putaway ini sangat penting
untuk mengetahui informasi dimana barang yang diterima diletakkan serta bisa
mensupport sistem FIFO/FEFO (First In First Out / First Expired First Out).

3. Catatan Pelaksanaan Pekerjaan Dibuat Dengan Menggunakan dan


Diadministrasikan Sesuai Dengan SOP.
Alur Pencatatan dan Administrasi :
1. MP Solid / Panel
Pengerjaan di MP Solid/Panel berdasar Job Order (Sistem Batch) dari PPC.
Sehingga pencatatan transfer ke “Proses Produksi” untuk memenuhi Job Order
yang diberikan.
MP Solid/Panel mengentry setiap transfer “Rough Part” ke Proses Produksi,
Gudang Part dan Plant II untuk memenuhi Job Order. Part yang siap
assembling dikirim ke Gudang Part, status barang dientry di Gudang Part untuk
pengisian stock Gudang Part.
2. Proses Produksi
Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part
Suplly) Halaman: 23 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

Bagian Proses Produksi (Panel, Solid dan Sanding) akan mengerjakan Rough
Part yang dikirim MP Solid/Panel untuk menjadi Part.
Pencatatan di Proses Produksi ini dilakukan setiap hari secara manual
menggunakan transfer ticket dan tidak dientry di sistem komputer (untuk tahap
ini). Pengontrolan stock dan pemenuhan pekerjaan dilakukan oleh administrasi
lapangan (manual) dan tanggung jawab Foreman/Senior Foreman.
Hasil part dari Proses Produksi akan dikirim ke Gudang Part dan akan dientry
oleh Gudang Part ke sistem komputer.
3. Gudang Part
Dilakukan proses pencatatan dan administrasi seperti di jelaskan diatas
(Penerimaan dan Pengeluaran).
4. Assembling
Mengambil part yang diperlukan untuk memenuhi PO Container dari Gudang
Part.
Pengeluaran dari Gudang Part yang dientry petugas Gudang Part, merupakan
pencatatan stock yang ada di Assembling.
Dept. Assembling meng-entry hasil assembling yang dikirim ke Finishing.

Sortir
Semua part yang masuk kedalam Gudang Part harus dalam kondisi baik dan siap
untuk diassembling. Tapi tidak menutup kemungkinan tercampur dengan part
reject, sehingga petugas penerimaan berdasar standard QC menolak part yang
reject.
Perlakuan pada part yang masuk Gudang Part :
 Part dengan status good/baik : diterima dan dientry dalam komputer.
 Part dengan status reject : ditolak/dikembalikan pada Departement yang
mengirim dan tidak dientry pada komputer.
 Part dengan status repair : diterima dan dientry dalam komputer (jadi satu
bagian dengan status good), tetapi pisah lokasinya untuk proses repair dan
dijadikan satu dengan status good setelah direpair.
Part katagori Repair : Part dengan tingkat kerusakan tidak terlalu parah (tidak
perlu waktu lama dan tidak memerlukan mesin – repair dengan tangan)

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 24 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

Part repair dipisahkan di lokasi repair untuk diperbaiki dan setelah part itu baik
dikembalikan ke lokasi part.

4. Serah Terima Part/Komponen Dilakukan Terhadap Penanggung Jawab Masing-


masing Lini Dengan Tanda Bukti.

Penerimaan
Part yang akan diterima di Gudang Part merupakan komponen yang siap untuk
diassembling, sebagian dari part tersebut berupa part yang sudah finishing.
Part-part yang dikirim oleh Departemen Produksi dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian yang diantaranya :
1) Simple Part adalah part-part yang umumnya dibuat dengan satu kali proses
diantaranya terbuat dari panel
Mis : Back panel , Shelf screen,
2) Complete Part yaitu gabungan dari beberapa simple part sehingga dapat
berfungsi sebagai part.
Mis : Top panel, Side panel.
3) Simple Assy yaitu part-part yang biasanya tidak memerlukan proses sanding
dan sering digunakan untuk membuat frame
Mis : Stile, Top rail, Bottom rail.
4) Complete Assy yaitu part-part yang sebagian sudah diassembling dan menjadi
sub assembling tetapi belum utuh menjadi satu unit produk.
Mis : Box drawer, Door, Body mirror dll.
Penerimaan Gudang Part tidak mengacu pada alur proses Produksi tetapi lebih
cenderung kepada proses pembuatan part, apabila dalam satu kali proses sudah
menjadi part (simple part) maka part tersebut harus dikirim ke Gudang Part.
Penerimaan Gudang Part tidak dibatasi Job Order pada Sistem Komputer, semua
part good/baik yang dikirim oleh proses produksi diterima dan dientry pada
komputer.
Setiap penerimaan part harus ada Transfer Tiket dari Departemen yang
mengirim, hal ini berguna sebagai bukti penerimaan part dan arsip.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 25 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

B. Keterampilan
1. Menyiapkan informasi yang telah ditetapkan sebagai dasar memasok
part/komponen ke lini.
2. Memverifikasi dan memvalidasi informasi yang telah disiapkan.

C. Sikap kerja
1. Harus cermat dan teliti dalam menyiapkan,memverifikasi, dan memvalidasi
informasi yang dilaporkan
2. Harus taat asas dan memperhatikan SOP.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 26 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
C. Majalah atau Buletin
1. –

D. Referensi Lainnya
1. https://haedi.wordpress.com/2014/01/28/gudang-komponen-dan-part/
2. http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/metode-pencatatan-
persediaan.html
3. http://safetytrainingindonesia.blogspot.com/2012/08/penggunaan-msds-untuk-
pengelolaan-b3.html

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 27 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Printer
3. Hechmachine (stapler/penjepret) 24 dan 10
4. Pelubang kertas
5. Penjepit kertas ukuran kecil dan sedang
6. Standar chart dan kelengkapannya
7. Peralatan Praktik terkait dgn keahlian
peserta (untuk evaluasi praktik)

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas HVS A4
3. Spidol whiteboard
4. Spidol marker
5. Kertas chart (flip chart)
6. Tinta printer
7. ATK siswa
8.
9.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 28 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

LAMPIRAN

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 29 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Kejuruan Elektronika ELM.UM02.016.01

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Edi Safrudin  Instruktur Penyelia Kejuruan


Listrik/Elektronika di BBLKI
Serang.

Judul Modul : Mempersiapkan Part atau Komponen Untuk Assembly (Part


Suplly) Halaman: 30 dari 30
Buku Informasi Versi: 2015

Anda mungkin juga menyukai