DAFTAR ISI
1. Part/komponen yang telah siap kirim ke lini tujuan sesuai slip yang
ada --------------------------------------------------------------------------- 20
2. Part/komponen ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan ---- 23
3. Catatan pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan menggunakan dan
diadministrasikan sesuai dengan SOP ----------------------------------- 23
4. Serah terima part/komponen dilakukan terhadap penanggung
jawab masing-masing lini dengan tanda bukti ------------------------- 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menyusun laporan
akhir hasil mempersiapkan Part atau Komponen untuk Assembly (Part Supply).
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Mempersiapkan
Part atau Komponen untuk Assembly (Part Supply) ini guna memfasilitasi peserta
latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Menerima dan menyimpan slip order dengan baik dan benar.
2. Mempersiapkan dan mengkonfirmasi jumlah part/komponen sesuai kode
part/komponen Slip order.
3. Memperbaharui kartu stok barang sesuai pengeluaran dan pemasukan barang.
4. Menjamin barang yang akan dipasok aman dan tidak tercecer.
5. Melakukan serah terima barang dengan tanda bukti yang syah.
BAB II
MENERIMA SLIP / DAFTAR SUPPLY
BAB III
MEMPERSIAPKAN PART/KOMPONEN
Gudang Part merupakan bagian dari Departemen yang ada didalam Produksi
sehingga berada dibawah pengawasan Produksi. Kegiatan yang dilakukan oleh
Gudang Part sepenuhnya bertanggungjawab kepada Plant Manager.
Keberadaan Gudang Part perlu dapat dukungan dari Departemen lainnya, karena
fungsi dari Gudang Part tidak hanya menerima dan mengeluarkan part, tetapi lebih
jauh dapat berfungsi sebagai sumber data yang dapat digunakan oleh siapapun
tergantung dari tujuan pemakaiannya. Agar data yang diperoleh dapat akurat
maka penggunaan transfer ticket harus dilakukan dari satu Departemen ke
Departemen lainnya termasuk pengiriman ke Gudang Part harus disertai dengan
transfer ticket.
Dengan penataan yang teratur diharapkan proses FIFO (first in first out) bisa
berjalan, dimana part-part yang terlebih dahulu masuk akan diutamakan lebih awal
keluar dari Gudang Part untuk diassembling.
Cara kerja Gudang Part prinsipnya adalah sama dengan gudang yang lain tetapi
operasionalnya dibawah pengawasan Produksi. Untuk mengoptimalkan cara kerja
dari Gudang Part maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Luas Areal
Luas areal yang akan digunakan untuk Gudang Part perlu dipersiapkan karena
melihat kapasitas yang sekarang, ternyata dirasa perlu untuk menambah
areal. Terdapat 31 item dengan berisi ribuan part yang terdiri dari Produk
3000, 4000 dan 7000 series.
2. Man Power
Dengan melihat banyaknya part yang harus ditangani maka untuk
memudahkan didalam menata dan mengatur part yang masuk atau keluar
dibutuhkan beberapa orang.
Koordinator
Dibutuhkan 1 orang yang bisa mengatur/mengkoordinir anak buah dalam
menerima – menyimpan – dan mengeluarkan part.
Administrasi
Dibutuhkan 1 orang yang mengerti pengoperasian komputer . Bertugas
mengentry transfer ticket (Part masuk ) dan issue ticket (Part keluar), juga
melakukan dokumentasi arsip.
Penerimaan
Dibutuhkan 2 orang yang akan menerima dan mengecek jumlah part yang
masuk dengan mengecek transfer ticket. Satu orang untuk Crown Mark
#3000 dan #4000 dan satu orang untuk Crown Mark #7000, tiap penerima
harus mengerti Standard Part tiap series. Kemudian menata part-part tersebut
sesuai dengan lokasinya.
Pengeluaran
Dibutuhkan 2 orang yaitu untuk menghitung part yang diminta dan
mengeluarkannya dari Gudang Part.
Repair
Dibutuhkan 1 orang untuk proses Repair.
Quality Control
Dibutuhkan 1 orang QC (bisa menetap, bisa tidak/sementara) yang mengerti
kualitas part/component. Bertugas membantu bagian penerimaan tentang
pengertian standard kualitas part saat menyortir part yang masuk ke Gudang
Part. Dan menjamin part yang masuk ke Gudang sesuai dengan kualitas
produk.
3. Lokasi Repair
Perlu disediakan lokasi untuk proses repair, di dalam area Gudang Part.
Penjelasan :
Dari hasil sortir bagian penerimaan diperoleh part-part dengan status good
(baik), riject (rusak/salah proses) dan repair.
Dengan perlakuan :
Part dengan status good/baik : diterima dan dientry dalam komputer.
6. Rak
Untuk menata part-part yang masuk gudang perlu disediakan rak yang
tujuannya supaya memudahkan dalam penataan keluar masuknya part
tersebut.
7. Hand Lift (Jerk)
Dalam kegiatannya sehari-hari di Gudang Part akan banyak berkaitan dengan
penerimaan, penataan dan pengeluaran part-part, sehingga proses
pemindahan part-part akan sering dilakukan untuk mempercepat dan
mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan hand lift
(jerk).
8. White Board
Proses pencatatan baik dalam penerimaan dan pengeluaran akan sangat
menolong apabila dibantu pencatatannya di papan tulis dimana informasi
tersebut dapat diketahui secara umum.
Metode Kerja
Proses kerja dari Gudang Part adalah sama dengan gudang lainnya yang
membedakan adalah Gudang Part merupakan bagian dari Departemen yang ada
di Produksi dimana part-part yang diterima di Gudang Part harus melalui transfer
dari Departemen yang mengirimnya.
ALUR TRANSFER MATERIAL DI PRODUKSI (Plant I)
Sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.18 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3
terbagi atas dua macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik.
Perbedaan pokok antara limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara
penggolongannya. Pada limbah spesifik digolongkan kedalam jenis industri,
sumber pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah
tidak spesifik penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah struktur dan
kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.
Limbah B3 diinjeksikan se dalam suatu formasi berpori yang berada jauh di bawah
lapisan yang mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat
lapisan impermeable seperti shale atau tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan
limbah tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari
permukaan tanah.
Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena beberapa
jenis limbah dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur dan
formasi penerima limbah. Hal tersebut dapat dihindari dengan tidak memasukkan
limbah yang dapat mengalami presipitasi, memiliki partikel padatan, dapat
membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa kuat, bersifat aktif secara kimia,
dan memiliki densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan alami
dalam formasi geologi.
Terdapat cukup banyak jenis bahan kimia dan limbah bahan kimia tergolong
bahan beracun dan berbahaya (B3). Masing-masing jenis bahan kimia mempunyai
sifat dan penanganan yang berbeda sehingga sebagai pengguna harus mengenal
tiap jenisnya. Kata orang ‘tak kenal maka tak sayang’. Dapat dijabarkan bahwa
penggunaan dan penanganan yang aman juga harus memperhatikan informasi
data keamanan bahan (MSDS) yang berisi informasi tentang uraian umum bahan,
sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan dan pengelolaan bahan
buangan.
Pada kasus preparasi larutan asam sulfat juga perlu diperhatikan bagaimana
prosedur preparasi, sarana perlindungan diri dan bagaimana proses
penyimpanan. Informasi aturan pada pelabelan EC Directive, asam sulfat
mempunyai symbol C yang berarti korosif. Disisi lain dapat mengakibatkan luka
bakar pada kulit. Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, bilas langsung dengan
air yang banyak dan minta nasehat medik. Jangan pernah menambahkan air ke
dalam produk ini.
Contoh lain manfaat MSDS pada kasus kecelakaan kebakaran akibat petroleum
ether perlu diperhatikan bagaimana teknik pemadaman dan pertolongan
pertamanya. Dalam hal ini tindakan yang cocok untuk mencegah kebakaran
berlanjut adalah dengan menyemprotkan media pemadam CO 2, busa atau
powder. Resiko khusus yang muncul pada petroleum ether adalah mudah
terbakar, uap lebih berat dari udara, dan dapat membentuk campuran yang dapat
terbakar dengan air.
Sedang perlindungan khusus untuk kebakaran yaitu jangan berada di zona
berbahaya tanpa peralatan pelindung pernafasan. Untuk menghindari kontak
dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang sesuai.
Selanjutnya berhati-hati dengan ledakan awal. Jangan lupa mencegah air
pemadam kebakaran memasuki air permukaan atau air tanah.
Kartu stok
Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan
tersendiri yang disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan
dari kartu stok, untuk semua jenis barang yang ada, disebut buku stok atau buku
persediaan. Ada tiga hal yang dicatat dalam kartu stok, yaitu penambahan,
pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya suatu transaksi. Kartu stok
menyediakan tiga kolom untuk hal tersebut. Masing-masing kolom dibagi dalam
tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit (kuantitas), harga pokok/unit dan
jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit). Tiap transaksi dicatat kuantitas
barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya.
Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang.
Di samping pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari
penjualan retur. Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari
penjualan barang dagang. Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.
Stock Opname
Stock opname perlu dilakukan pada saat awal untuk mengetahui jumlah part yang
dimiliki oleh Gudang Part (sebagai stock)
Stock opname dilakukan pula disetiap Departemen untuk mengisi Ship Out di MP
dengan mengacu pada Job Order bulan berjalan.
Sehingga saat sistem Gudang Part diberlakukan stock sistem yang dimiliki oleh
Gudang Part dan data Ship Out MP dapat sesuai dan akurat.
Untuk tahap awal ini, langkah yang bisa dikerjakan :
Mengisi Stock Gudang Part di komputer
Diisi dengan Stock yang ada di Kartu Kontrol, sambil alur berjalan dengan lancar
dan benar. Untuk part yang belum terdata di kartu kontrol, dihitung secara fisik
dan dientry-kan ke komputer.
Bila sudah siap (+ 1 bulan), akan dilakukan stock opname untuk cek kebenaran
data komputer dengan fisik part.
2. Harus berpikir analitis serta evaluatif waktu menetapkan data menjadi informasi
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan.
3. Harus taat asas dalam mengaplikasikan cara, panduan, dan pedoman.
BAB IV
MEMASOK PART/KOMPONEN KE LINI
Mengirim part berupa panel yang tidak memerlukan proses tambahan, setelah
proses MP Panel ke Gudang Part.
Misal : – Shelf Screen
– Back panel
Mengirim part berupa panel/solid panel ke Departemen Panel untuk proses
tambahan (profile, boring dan router).
Misal: – Panel Drawer – Crown Panel Bed
5. Panel
Mengirim part berupa panel yang telah mengalami proses tambahan
(Laminating, edge banding, CNC Router, dll) ke Departemen Sanding
Misal : – Box Drawer
– Top Panel RS
6. Solid
Mengirim part yang terbuat dari solid wood (kayu) dan tidak memerlukan
proses sanding ke Gudang Part.
Misal: – Stile,front frame – Sliding Rail
– Back Frame
Mengirim part untuk di carving.
Misal: – Leg
– Face Drawer
7. Sanding
Mengirim part yang telah selesai di sanding ke Gudang Part.
Misal : – Side Panel – Leg (Carving)
– Top Panel – Semua part, setelah di sanding
Mengirim part ke Departemen Panel (setelah sub Assy), untuk proses profile –
router.
Misal: – Panel Drawer
– Panel Door
8. Assembling
Mengambil dari Gudang Part sejumlah part yang siap untuk diassembling
dengan batasan PO Container.
Pada kasus khusus (seperti pemasangan Dowel dan Cleat), Gudang Part
mengeluarkan stocknya tanpa batasan PO Container, dimana stock Gudang
Part berkurang dan berpindah di Stock Assembling.
Demikian pula untuk pembuatan frame / sub body assy, Gudang Part
mengeluarkan stocknya tanpa batasan PO Container, dimana stock Gudang
Part berkurang dan berpindah di Stock Assembling.
Setelah selesai proses pemasangan dowel, cleat dan sub body assy, barang
dikembalikan ke Gudang Part dan menjadi stock Gudang Part lagi.
Departemen Assembling mengirim hasil assembling (umumnya) ke Departemen
Finishing.
9. Finishing
Mengambil dari Gudang Part (hal khusus) seperti back panel, face drawer
dalam satuan besar. Setelah selesai proses Finishing, part dikembalikan ke
Gudang Part dan menjadi stock Gudang Part lagi.
Departemen Finishing mengirim part yang telah di-finishing (umumnya) ke
Departemen Packing.
10.Packing
Mengambil part dari Gudang Part untuk proses Packing
Misal: – Back Panel – Face Drawer
– Box Drawer
Menerima hasil dari Departemen Finishing untuk proses packing dan di kirim ke
Finish Good.
11.Departemen WH Produksi
Mengirim part yang tidak di proses Dept Produksi ke Gudang Part
Misal : – Dove Tail (Box Drawer)
12. Carving (Pengerjaan di Luar Departemen Produksi)
Mengambil material yang akan di-carving dari Departemen Solid, part ditransfer
ke lokasi carving diterima dan ditandatangani oleh administrasi carving.
Setelah selesai proses Carving, part di-transfer ke Departemen Solid lagi.
Misal : – Leg
– Drawer Face
PPC berfungsi untuk menginformasikan alokasi part untuk 3000 series dan
4000 series, kesiapan part yang sudah dicarving dan kelengkapan administrasi
pembayaran. Sedangkan pengiriman material yang akan di-carving ke bagian
carving menjadi tanggung jawab Departemen Solid.
Apabila proses carving sudah selesai, pihak administrasi carving
menginformasikan kepada pihak PPC. Bagian carving harus menyertakan
transfer ticket hasil carving kepada administrasi Departemen Solid, sehingga
dapat diketahui berapa jumlah material yang masuk ke bagian caving dan
berapa jumlah hasil proses carving.
Bagian Proses Produksi (Panel, Solid dan Sanding) akan mengerjakan Rough
Part yang dikirim MP Solid/Panel untuk menjadi Part.
Pencatatan di Proses Produksi ini dilakukan setiap hari secara manual
menggunakan transfer ticket dan tidak dientry di sistem komputer (untuk tahap
ini). Pengontrolan stock dan pemenuhan pekerjaan dilakukan oleh administrasi
lapangan (manual) dan tanggung jawab Foreman/Senior Foreman.
Hasil part dari Proses Produksi akan dikirim ke Gudang Part dan akan dientry
oleh Gudang Part ke sistem komputer.
3. Gudang Part
Dilakukan proses pencatatan dan administrasi seperti di jelaskan diatas
(Penerimaan dan Pengeluaran).
4. Assembling
Mengambil part yang diperlukan untuk memenuhi PO Container dari Gudang
Part.
Pengeluaran dari Gudang Part yang dientry petugas Gudang Part, merupakan
pencatatan stock yang ada di Assembling.
Dept. Assembling meng-entry hasil assembling yang dikirim ke Finishing.
Sortir
Semua part yang masuk kedalam Gudang Part harus dalam kondisi baik dan siap
untuk diassembling. Tapi tidak menutup kemungkinan tercampur dengan part
reject, sehingga petugas penerimaan berdasar standard QC menolak part yang
reject.
Perlakuan pada part yang masuk Gudang Part :
Part dengan status good/baik : diterima dan dientry dalam komputer.
Part dengan status reject : ditolak/dikembalikan pada Departement yang
mengirim dan tidak dientry pada komputer.
Part dengan status repair : diterima dan dientry dalam komputer (jadi satu
bagian dengan status good), tetapi pisah lokasinya untuk proses repair dan
dijadikan satu dengan status good setelah direpair.
Part katagori Repair : Part dengan tingkat kerusakan tidak terlalu parah (tidak
perlu waktu lama dan tidak memerlukan mesin – repair dengan tangan)
Part repair dipisahkan di lokasi repair untuk diperbaiki dan setelah part itu baik
dikembalikan ke lokasi part.
Penerimaan
Part yang akan diterima di Gudang Part merupakan komponen yang siap untuk
diassembling, sebagian dari part tersebut berupa part yang sudah finishing.
Part-part yang dikirim oleh Departemen Produksi dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian yang diantaranya :
1) Simple Part adalah part-part yang umumnya dibuat dengan satu kali proses
diantaranya terbuat dari panel
Mis : Back panel , Shelf screen,
2) Complete Part yaitu gabungan dari beberapa simple part sehingga dapat
berfungsi sebagai part.
Mis : Top panel, Side panel.
3) Simple Assy yaitu part-part yang biasanya tidak memerlukan proses sanding
dan sering digunakan untuk membuat frame
Mis : Stile, Top rail, Bottom rail.
4) Complete Assy yaitu part-part yang sebagian sudah diassembling dan menjadi
sub assembling tetapi belum utuh menjadi satu unit produk.
Mis : Box drawer, Door, Body mirror dll.
Penerimaan Gudang Part tidak mengacu pada alur proses Produksi tetapi lebih
cenderung kepada proses pembuatan part, apabila dalam satu kali proses sudah
menjadi part (simple part) maka part tersebut harus dikirim ke Gudang Part.
Penerimaan Gudang Part tidak dibatasi Job Order pada Sistem Komputer, semua
part good/baik yang dikirim oleh proses produksi diterima dan dientry pada
komputer.
Setiap penerimaan part harus ada Transfer Tiket dari Departemen yang
mengirim, hal ini berguna sebagai bukti penerimaan part dan arsip.
B. Keterampilan
1. Menyiapkan informasi yang telah ditetapkan sebagai dasar memasok
part/komponen ke lini.
2. Memverifikasi dan memvalidasi informasi yang telah disiapkan.
C. Sikap kerja
1. Harus cermat dan teliti dalam menyiapkan,memverifikasi, dan memvalidasi
informasi yang dilaporkan
2. Harus taat asas dan memperhatikan SOP.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
C. Majalah atau Buletin
1. –
D. Referensi Lainnya
1. https://haedi.wordpress.com/2014/01/28/gudang-komponen-dan-part/
2. http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/metode-pencatatan-
persediaan.html
3. http://safetytrainingindonesia.blogspot.com/2012/08/penggunaan-msds-untuk-
pengelolaan-b3.html
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
LAMPIRAN