SUBSEKTOR SIPIL
BUKU INFORMASI
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan
yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.
Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi. Modul pelatihan berbasis kompetensi
terdiri dari 3 buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang
lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu
pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi.
Surakarta, 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
----------------------------------------------------------------------------------------------------
1
DAFTAR ISI
----------------------------------------------------------------------------------------------------
2
BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
4
A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)
4
B. Unit Kompetensi Prasyarat
7
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)
8
BAB II MENILAI KEMAJUAN KOMPETENSI PESERTA PELATIHAN SECARA
INDIVIDU
13
A. Latar Belakang
14
B. Tujuan
14
C. Ruang Lingkup
14
D. Pengertian Istilah
14
E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi
18
F. Materi penguasaan alat ukur
18
1. Memeriksa peralatan ukur
----------------------------------------------------------------------------------
16
a. Pedoman mempersiapkan peralatan ukur berdasarkan jenis
pekerjaan
----------------------------------------------------------------------------
16
b. Pedoman mengecek kondisi peralatan ukur yang sudah
terkalibrasi
----------------------------------------------------------------------------
25
c. Pedoman membuat laporan kondisi / kualitas peralatan ukur
terkalibrasi
----------------------------------------------------------------------------
30
2. Menggunakan peralatan ukur
----------------------------------------------------------------------------------
30
a. Cara mempersiapkan peralatan ukur di lapangan berdasarkan
jenis pekerjaan
----------------------------------------------------------------------------
32
b. Cara menyetel/mensetting peralatan pengukuran sebelum
pengukuran
----------------------------------------------------------------------------
32
c. Cara mengoperasikan peralatan ukur berdasarkan jenis
pekerjaan sesuai prosedur standar
----------------------------------------------------------------------------
38
----------------------------------------------------------------------------
49
b. Cara menjaga kondisi kelembaban & suhu tempat
penyimpanan peralatan
----------------------------------------------------------------------------
49
c. Cara memelihara fungsi dan kebersihan peralatan ukur
----------------------------------------------------------------------------
49
BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. Sumber-sumber Perpustakaan
51
1. Daftar Pustaka
---------------------------------------------------------------------------------
51
2. Buku Referensi
---------------------------------------------------------------------------------
51
B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
51
1. Daftar Peralatan/Mesin
51
2. Daftar Bahan
52
BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
4. Batasan Variabel:
a. Batasan konteks:
1) Kompetensi ini diterapkan secara perorangan.
2) Tersedianya manual/prosedur penggunaan peralatan ukur.
3) Tersedianya daftar simak keberadaan peralatan ukur.
b. Perlengkapan yang digunakan mencakup:
1) Instrumen penilaian (assessment tools).
2) Buku Kerja.
3) Buku penilaian.
4) Buku literatur/ referensi.
5) Alat tulis kantor.
6) Peralatan ukur.
c. Tugas penguasaan alat ukur sebagai bagian dari program pelatihan meliputi:
1) Mempersiapkan jenis alat yang akan digunakan sesuai pekerjaan.
2) Mengecek kondisi alat ukur yang sudah terkalibrasi.
3) Memilih ketelitian alat ukur sesuai spesifikasi.
4) Membuat pelaporan.
5) Mempersiapkan alat ukur yang akan dipakai di lapangan.
6) Melakukan penyetelan alat ukur sebelum pengukuran.
7) Menggunakan peralatan ukur berdasar jenis pekerjaan.
8) Mengisi data dalam form pengukuran.
9) Mempersiapkan kelayakan tempat menyimpan alat ukur.
10)Menjaga suhu dan kelembaban tempat penyimpanan alat dengan
termometer.
Judul Modul: Penguasaan Peralatan Ukur Halaman: 6 dari 57
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor Sipil INA.5230.223.23.03.07
5. Panduan Penilaian:
a. Penjelasan prosedur penilaian:
Alat, bahan, dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi
ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait:
1) INA.5230.223.23.01.07 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K-3) dengan benar.
2) INA.5230.223.23.02.07 Penerapan Jadwal Konstruksi.
b. Kondisi Penilaian:
1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan
Memeriksa peralatan ukur, Menggunakan peralatan ukur, Melakukan
perawatan peralatan ukur yang digunakan untuk Menguasai peralatan
ukur sebagai bagian dari program pelatihan.
2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/
praktik,
3) Penilaian dapat dilaksanakan secara : simulasi di workshop, lapangan
dan/atau di tempat kerja.
c. Pengetahuan yang dibutuhkan:
1) Jenis-jenis alat ukur
2) Jenis pekerjaan pengukuran
3) Verifikasi kelayakan dan koreksi
4) Ketelitian alat ukur
5) Fungsi dan manfaat setiap alat ukur
6) Teknik pelaporan
7) Bagian dan fungsi alat ukur
8) Tahapan pengukuran
9) Isi data/form pengukuran
10) Kriteria tempat yang sesuai guna penyimpanan alat ukur
11) Jenis suhu yang sesuai untuk menyimpan peralatan ukur
d. Keterampilan yang dibutuhkan:
1) Mempersiapkan jenis alat yang akan digunakan sesuai pekerjaan.
2) Mengecek kondisi alat ukur yang sudah terkalibrasi.
3) Memilih ketelitian alat ukur sesuai spesifikasi.
4) Membuat pelaporan.
5) Mempersiapkan alat ukur yang akan dipakai di lapangan.
6) Melakukan penyetelan alat ukur sebelum pengukuran.
7) Menggunakan peralatan ukur berdasar jenis pekerjaan.
8) Mengisi data dalam form pengukuran.
9) Mempersiapkan kelayakan tempat menyimpan alat ukur.
10) Menjaga suhu dan kelembapan tempat penyimpanan alat dengan
termometer.
11) Membersihkan peralatan setelah digunakan.
e. Aspek Kritis:
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja yang harus diperhatikan dalam
mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut:
1) Ketelitian dan kecermatan dalam memeriksa peralatan ukur.
2) Kemampuan menggunakan peralatan ukur.
3) Kemampuan menyetel peralatan ukur.
4) Kemampuan merawat peralatan ukur.
6. Kompetensi Kunci
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 2
3. Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini merupakan kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1. Memeriksa 1.1 Peralatan ukur Dapat menyebutkan jenis- Jenis-jenis alat ukur Mempersiapkan jenis alat Cermat 6 48
Peralatan ukur berdasarkan jenis peralatan ukur sesuai yang akan digunakan
Jenis pekerjaan Teliti
jenis pekerjaan pekerjaan sesuai pekerjaan
dipersiapkan pengukuran
Dapat menyebutkan jenis
secara lengkap
pekerjaan pengukuran
Mampu mempersiapkan jenis
alat yang akan digunakan
sesuai pekerjaan
Harus bekerja cermat,teliti
Judul Modul: Penguasaan Peralatan Ukur dalam mempersiapkan alat
Halaman: 10 dari 57
Buku Informasi ukur
Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor: Sipil INA.5230.223.23.03.07
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1.2 Pengecekan Dapat menyebutkan kriteria Verifikasi kelayakan dan Mengecek kondisi alat Cermat
terhadap kelayakan jenis-jenis alat ukur koreksi ukur yang sudah
Teliti
kondisi yang akan digunakan terkalibrasi
Ketelitian alat ukur
peralatan ukur
Mampu mengecek kondisi alat Memilih ketelitian alat
yang sudah Fungsi dan manfaat setiap
terkalibrasi ukur yang sudah terkalibrasi ukur sesuai spesifikasi
alat ukur
dilakukan Harus bekerja teliti,cermat
secara teliti dalam pengecekan kondisi
alat ukur
1.3 Laporan kondisi Dapat menyebutkan teknik Teknik pelaporan Membuat pelaporan Cermat
/ kualitas pelaporan sesuai form yang
Teliti
peralatan ukur ada
terkalibrasi
Mampu membuat laporan
dibuat secara
lengkap. kondisi alat ukur yang telah
diperiksa
Harus bekerja cermat,teliti
dalam pembuatan pelaporan
kondis alat ukur yang telah
diperiksa
Asesmen
2.1 Peralatan ukur Mampu mempersiapkan alat - Mempersiapkan alat ukur Cermat
2. Menggunakan
di lapangan ukur yang akan dipakai di yang akan dipakai di
peralatan ukur
berdasarkan lapangan lapangan
jenis pekerjaan Harus bekerja dengan cermat
dipersiapkan dalam mempersiapkan
secaraUkur
Judul Modul: Penguasaan Peralatan lengkap peralatan yang akan Halaman: 11 dari 57
Buku Informasi dan cermat Versi: 2015
digunakan di lapangan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor: Sipil INA.5230.223.23.03.07
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
Bagian dan fungsi alat Melakukan penyetelan alat Cermat
2.2 Penyetelan / Dapat menyebutkan bagian
setting ukur ukur sebelum pengukuran Teliti
dan fungsi alat ukur
peralatan
Mampu melakukan
pengukuran
dilakukan penyetelan alat ukur sebelum
sebelum pengukuran
pengukuran Harus bekerja cermat, teliti
dalam menyetel alat ukur
Tahapan pengukuran Menggunakan peralatan Taat asas
2.3 Peralatan ukur Dapat menyebutkan tahapan
Isi data/form pengukuran ukur berdasar jenis
berdasarkan pengukuran
pekerjaan
jenis pekerjaan
Dapat menyebutkan isi Mengisi data dalam form
dioperasikan
sesuai prosedur data/form pengukuran pengukuran
standar Mampu menggunakan
peralatan ukur berdasar jenis
pekerjaan
Mampu mengisi data dalam
form pengukuran
Harus bekerja sesuai SOP
Asesmen
Kriteria tempat yang Mempersiapkan kelayakan Taat asas
3. Melakukan 3.1 Kesiapan dan Dapat menyebutkan kriteria
perawatan kelayakan sesuai guna penyimpanan tempat menyimpan alat
tempat yang sesuai guna
peralatan ukur tempat alat ukur ukur
penyimpanan alat ukur
penyimpanan
peralatan ukur Mampu mempersiapkan
diperiksa kelayakan tempat menyimpan
dengan
Judul Modul: Penguasaan Peralatan cermat
Ukur
alat ukur
Halaman: 12 dari 57
Buku Informasi Versi:
2015
Harus bekerja sesuai SOP
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor: Sipil INA.5230.223.23.03.07
Perkiraan
Materi Pelatihan
Elemen Kriteria Indikator Waktu Pelatihan
Kompetensi Unjuk Kerja Unjuk Kerja Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
3.2 Kondisi Dapat menyebutkan jenis Jenis suhu yang sesuai Menjaga suhu dan Taat asas
kelembaban & suhu yang sesuai untuk untuk menyimpan kelembapan tempat
suhu tempat menyimpan peralatan ukur peralatan ukur penyimpanan alat dengan
penyimpanan thermometer
Mampu menjaga suhu dan
peralatan dijaga
kelembapan tempat
penyimpanan alat
Harus bekerja sesuai SOP
BAB II
PENGUASAAN ALAT UKUR
A. Latar Belakang
Bidang survey pemetaan dalam kaitannya dengan dunia konstruksi telah menjadi
bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembuatan sebuah
konstruksi bangunan. Proses survey sendiri merupakan pekerjaan awal yang
mengawali pekerjaan konstruksi sekaligus menjadi titik tolak berhasil atau tidaknya
suatu pekerjaan konstruksi. Adapun proses survey bangunan secara garis besar
terbagi menjadi beberapa tahap, diantaranya pembuatan jadwal, pengukuran
lapangan, perhitungan dimensi dan volume, serta pembuatan laporan pengukuran
yang kesemuanya telah terangkum dengan baik dalam program pelatihan berbasis
kompetensi berjudul Technician Surveying (Juru Ukur). Sesuai dengan amanat
Undang-undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, PP. No. 31 Tahun
2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional dan PP No. 23 Tahun 2004 tentang
Badan Nasional Sertifikasi Profesi, maka kurikulum Technician Surveying (Juru Ukur)
telah disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) Sektor Jasa Konstruksi, sub sektor Sipil yang dapat digunakan untuk
pelatihan berbasis kompetensi kerja secara klasikal ataupun individual/mandiri di
Lembaga Diklat profesi atau di tempat kerja. Pelatihan Technician Surveying (Juru
Ukur) ini mencakup 6 unit kompetensi sebagai berikut:
1. Kelompok unit kompetensi umum:
a. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) dengan benar
2. Kelompok unit kompetensi inti:
a. Penerapan Jadwal Konstruksi
b. Penguasaan Peralatan Ukur
c. Stake out dan Monitoring
d. Pengukuran Dimensi dan Perhitungan Volume
e. Pembuatan Laporan Pengukuran
Sebagai salah satu mata pelatihan yang termasuk ke dalam kelompok unit
kompetensi inti, Penguasaan Peralatan Ukur menjadi salah satu mata pelatihan
penting yang wajib disampaikan secara seksama pada pelatihan Technician
Judul Modul: Penguasaan Peralatan Ukur Halaman: 14 dari 52
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor Sipil INA.5230.223.23.03.07
Surveying (Juru Ukur). Melalui buku informasi Penguasaan Peralatan Ukur ini
diharapkan proses pembelajaran materi penguasaan alat ukur menjadi lebih mudah
namun tetap sesuai dengan standar yang ada.
B. Tujuan
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi Menilai Kemajuan Kompetensi Peserta
Pelatihan Secara Individu adalah sebagai berikut:
1. Untuk membekali pengajar/instruktur Kej. Konstruksi dengan pemahaman dan
penguasaan peralatan ukur di mana mata pelatihan tersebut merupakan salah
satu mata pelatihan yang termasuk ke dalam kelompok unit kompetensi inti
dalam program pelatihan Technician Surveying (Juru Ukur).
2. Untuk membekali pengajar dan atau personel terkait agar mampu melakukan
kegiatan pengukuran melalui penguasaan berbagai jenis alat ukur yang
belakangan ini sangat pesat perkembangannya di dunia industri konstruksi.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan menilai kemajuan kompetensi peserta secara individu dalam
unit kompetensi ini meliputi kegiatan memeriksa peralatan ukur, menggunakan
peralatan ukur, melakukan perawatan peralatan ukur yang digunakan untuk
menguasai peralatan ukur pada bidang sipil. Unit kompetensi ini tidak termasuk
uraian detail mengenai praktek pengukuran kerangka dasar vertikal dan horizontal
karena materi tersebut sudah termasuk dalam unit kompetensi Stake out dan
Monitoring, kode unit kompetensi INA.5230.223.23.04.07.
D. Pengertian-pengertian
1. Beda tinggi
Beda tinggi adalah perbedaan elevasi antar dua titik di atas permukaan tanah.
2. Geodesi
Geodesi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari dan
menyajikan informasi bentuk permukaan bumi dengan memperhatikan
kelengkungan bumi.
3. Topografi
Topografi adalah peta yang menyajikan informasi di atas permukaan bumi baik
unsur alam maupun unsur buatan manusia dengan skala sedang dan kecil
4. Azimuth
Azimuth adalah sudut yang dibentuk dari garis arah utara terhadap garis arah
suatu titik yang besarnya diukur searah jarum jam.
5. Inklinasi
Inklinasi adalah sudut vertical yang dibentuk dari garis bidik (dinamakan juga
sudut miring)
6. Zenith
Zenith adalah titik atau garis yang menjauhi pusat bumi dari permukaan bumi
7. Meridian
Meridian adalah garis-garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan
kutub utara dan kutub selatan bumi. Meridian nol berada di Kota Greenwich,
Inggris.
8. Ekuator
Ekuator adalah garis khatulistiwa yaitu garis yang membagi bumi bagian utara
dan bumi bagian selatan sama besar.
9. MSL
MSL = Mean Sea Level adalah permukaan air laut rata-rata yang diamati
selama periode tertentu di pinggir pantai. Sebagai acuan titik nol pengukuran
tinggi di darat.
10. Datum
Datum adalah titik perpotongan antara ellipsoid referensi dengan geoid (datum
relatif). Pusat ellipsoid referensi berimpit dengan pusat bumi (datum absolut)
11. Benchmark
Benchmark adalah titik ikat di lapangan yang ditandai oleh patok yang dibuat
dari beton dan besi dan telah diketahui koordinatnya hasil pengukuran
sebelumnya.
12. Garis Kontur
Garis Kontur adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-
titik dengan ketinggian yang sama dari permukaan air laut rata-rata (MSL).
Garis di atas peta yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama
dari permukaan air laut rata-rata dan kerapatannya bergantung pada ukuran
lembar penyajian (skala peta).
Judul Modul: Penguasaan Peralatan Ukur Halaman: 16 dari 52
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor Sipil INA.5230.223.23.03.07
13. Koordinat
Koordinat adalah Posisi titik yang dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi nol
sumbu Y.
14. Poligon
Poligon adalah serangkaian garis-garis yang membentuk kurva terbuka atau
tertutup untuk menentukan koordinat titik-titik di atas permukaan bumi
15. Total Station
Total Station adalah alat ukur theodolite yang dilengkapi dengan perangkat
elekronis untuk menentukan koordinat dan ketinggian titik detail secara
otomatis digital menggunakan gelombang elektromagnetis
16. Waterpass
Waterpass adalah alat atau metode yang digunakan untuk mengukur tinggi
garis bidik di atas permukaan bumi yang berkategori bermedan datar (slope < 8
%).
17. Theodolit
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horizontal maupun
vertical di atas permukaan bumi
18. Bak ukur
Bak ukur adalah sebuah batang panjang (3 atau 5 m) terbuat dari kayu atau
aluminium yang dilengkapi dengan skala ukuran tertentu digunakan untuk
pembacaan alat waterpass atau teodolit
19. Jalon/pole
Jalon/pole adalah batang besi seperti lembing berwarna merah dan putih
dengan panjang + 1,5 meter sebagai target bidikan arah horizontal.
20. Statif/Tripod
Statif/ Tripod adalah kaki tiga untuk menyangga alat waterpass atau theodolite
optis
21. Nivo
Nivo adalah gelembung udara dan cairan yang berada pada tempat berbentuk
bola atau silinder sebagai penunjuk bahwa teropong sipat datar atau theodolite
telah sejajar dengan bidang yang memiliki energi potensial yang sama.
22. Stadia
Judul Modul: Penguasaan Peralatan Ukur Halaman: 17 dari 52
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor Sipil INA.5230.223.23.03.07
Stadia adalah benang tipis berwarna hitam yang tampak di dalam teropong alat
23. Garis arah nivo
Garis khayal yang menyinggung titik sentral alat nivo, garis arah nivo akan
mendatar jika garis bidik/garis arah nivo dan gelembung nivo tepat berada di
tengah.
24. Garis bidik
Garis khayal yang melalui titik pusat lensa objektif dan titik potong benang
silang.
25. Tachymetri
Tachymetri adalah metode pengukuran titik-titik detail menggunakan alat
theodolite yang diikatkan pada pengukuran kerangka dasar vertikal dan
horisontal
MULAI
Alat ini merupakan alat yang sangat penting dalam surveying dan
pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat mengenali
permukaan tanah, bukan hanya itu theodolit juga dapat digunakan
untuk tujuan yang lain di tanah lapang seperti dalam meteorologi
dan teknologi peluncuran roket. Theodolit modern terdiri dari
telespkop yang dapat digerakan dengan 2 sumbu garis tegak lurus
untuk yang horizontal sumbu cembung putar, dan sumbu vertikal.
Ketika teleskop di arahkan ke benda yang di inginkan, sudut dan
sumbu dapat diukur dengan ketelitian yang baik.
Gambar 2.3
Theodolit digital electronic
a) Pemasangan Patok
Pada pemetaan situasi untuk perancanaan jalan, ada beberapa jenis
patok yang harus dipasang. Patok-patok tersebut adalah Patok
Benchmark, Patok Poligon, dan Patok Profil.
(1) Patok Benchmark
Patok Beton dengan ukuran 10 x 10 x 60 Cm harus ditanam
sedemikian rupa sehingga bagian patok yang ada di atas tanah
adalah kurang lebih 25 Cm, sebagai titik ikat poligon maupun
sebagai referensi selanjutnya. Di tanam dengan interval 500
meter dan dicat kuning serta hitam untuk penomoran.
(2) Patok Control Point (CP)
Patok Benchmark adalah titik kerangka dasar pemetaan di
lapangan, dipasang 2 patok Benchmark pada masing-masing
titik pemasangan.
BM bulat terbuat dari pipa PVC berukuran (8” x 100 cm) yang
diisi dengan beton, dan ditanam sedemikian rupa sehingga
bagian patok yang muncul diatas tanah 15 cm, patok BM bulat
ditanam berpasangan dengan interval 1000 meter dan dicat
kuning serta hitam untuk penomoran. Penamaan disesuaikan
dengan singkatan nama Kabupaten yang disurvey.
(3) Patok Poligon
Patok Poligon adalah patok yang merupakan titik poligon di
lapangan. Patok poligon terbuat dari kayu dengan ukuran (4 x 6
x 60) cm, dan ditanam sedemkian rupa sehingga bagian patok
yang muncul diatas tanah 10 cm. Patok poligon dipasang
dengan interval maksimum 100 meter.
(4) Patok Profil
Patok profil adalah patok yang merupakan titik pengukuran
potongan memanjang di lapangan. Patok profil dapat terbuat
seperti patok poligon dapat juga berupa paku yang ditanam
pada aspal jalan dan dilingkari dengan cat kuning sebagai tanda.
(4) Rantai
(5) Kayu ukur
b) Sebagai alat ukur beda tinggi:
(6) Sipat datar tipe kekar (dumpy level)
(7) Sipat datar tipe jungkit (titing level)
(8) Sipat datar tipe otomatis (automatic level)
c) Sebagai alat ukur sudut pada polygon, triangulasi dan rangkaian
segitiga:
(1) Theodolit sudut Wild T
(2) Theodolit sudut Wild T16
(3) Theodolit sudut Wild T2
(4) Theodolit sudut Wild T3
(5) Theodolit sudut Sokkisha TM-1A
(6) Theodolit sudut TM-6
(7) Theodolit sudut TM 10 E
(8) dan lain sebagainya
d) Sebagai alat ukur untuk mengukur azimuth magnetis, diantaranya
yaitu:
(1) Theodolit kompas Wild To
(2) Theodolit kompas Fnr
(3) Dan lain-lain
e) Sebagai alat ukur untuk mengukur azimuth geografi (utara
sebenarnya), diantaranya:
(1) Theodolit grro Wild GAK – 1 gyroscope
(2) Theodolit grro Sokkisha GP 1 gyroscope
(3) Dan sebagainya.
f) Sebagai alat ukur untuk mengukur jarak datar dan benda tinggi
secara optis, langsung di lapangan dan digunakan untuk keperluan
pemetaan situasi, antara lain:
(1) Theodolit dengan reduksi otomatis Wild RK – 1 (alat meja ukur-
plane table)
(2) Theodolit dengan reduksi otomatis Wild RDH
Judul Modul: Penguasaan Peralatan Ukur Halaman: 32 dari 52
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor Sipil INA.5230.223.23.03.07
a) Bab. I Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, ruang lingkup
pekerjaan, serta sistematika pembahasan.
Pada alat sipat datar konvensional (sipat datar tipe kekar dan
tipe jungkit), pendataran garis teropong didasarkan pada
pengaturan nivo tabung. Dimana garis bidik didefinisikan
sebagai garis khayal yang melalui titik potong benang silang
dan pusat objektif yang juga merupakan garis pandangan
sepanjang sumbu optis (disebut juga garis kolimasi).
Dalam hal ini, bila sekrup atau sekrup kiap diputar sedikit saja
maka akan menyebabkan terjadinya deviasi sudut sebesar 5
pada landasan kiap, hal ini menyebabkan garis bidik juga
mengalami deviasi yang sama sehingga arah garis bidik
berubah. Namun pada sipat datar otomatik fungsi nivo tabung
digantikan oleh sistem kompensator yang dapat mengatur arah
pandangan mendatar secara otomatis.
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Tabel 2.1
Tabel 2.2
b) Theodolit
Gambar 2.9
Prinsip Konstruksi Theodolit
c) Total Station
Gambar 2.10
Total Station
Tabel 2.4
Judul Modul: Penguasaan Peralatan Ukur Halaman: 43 dari 52
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-sektor Sipil INA.5230.223.23.03.07
a) Tempatkan alat ukur theodolit di atas titik kerangka dasar atau titik
kerangka penolong dan atur sehingga alat siap untuk pengukuran,
ukur dan catat tinggi alat di atas titik ini.
b) Dirikan rambu di atas titik bidik dan tegakkan rambu dengan
bantuan nivo kotak.
c) Arahkan teropong ke rambu ukur sehingga bayangan tegak garis
diafragma berimpit dengan garis tengah rambu. Kemudian
kencangkan kunci gerakan mendatar teropong.
d) Kendorkan kunci jarum magnet sehingga jarum bergerak bebas.
Setelah jarum setimbang tidak bergerak, baca dan catat azimuth
magnetis dari tempat alat ke titik bidik.
e) Kencangkan kunci gerakan tegak teropong, kemudian baca bacaan
benang tengah, atas dan bawah serta catatan dalam buku ukur.
Bila memungkinkan, atur bacaan benang tengah pada rambu di titik
bidik setinggi alat, sehingga beda tinggi yang diperoleh sudah
merupakan beda tinggi antara titik kerangka tempat berdiri alat dan
titik detil yang dibidik.
BAB III
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN
1. Daftar Pustaka
a. Cici, Modul Gabungan Pelatihan Juru Ukur/ Teknisi Survey Pemetaan , Badan
Sertifikasi Keterampilan SMK – PU Jabar dan PTPN VIII, Bandung, 2009
b. Deddy, K.A. Penuntun Praktis Penggunaan DT 209L Topcon Theodolit
Electronis, PT. Timakon Surya Mandiri, Bandung, 2007
c. Kristian, Yosef, Modul Latihan Pengoperasian Autocad Ldt 2007 Survey, Civil
Design, Hidrology, Pipes, Set Sheet Manager. Badan Sertifikasi Keterampilan
SMK – PU Jabar dan PTPN VIII, Bandung, 2009
d. Kristian, Yosef, Pendekatan & Metodologi. Badan Sertifikasi Keterampilan
SMK – PU Jabar dan PTPN VIII, Bandung, 2009
e. Kristian, Yosef, Laporan Pengukuran & Pengeboran . Badan Sertifikasi
Keterampilan SMK – PU Jabar dan PTPN VIII, Bandung, 2009
f. Wirshing, R. James, B.S., Wirshing, H. Roy, B.I.E., Pengantar Pemetaan
Teori dan Soal-soal, Seri Buku Schaum, Erlangga, Jakarta, 1995
2. Buku Referensi
a. Wirshing, R. James, B.S., Wirshing, H. Roy, B.I.E., Pengantar Pemetaan
Teori dan Soal-soal, Seri Buku Schaum, Erlangga, Jakarta, 1995
B. DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN
1. Daftar Peralatan/Mesin