Anda di halaman 1dari 50

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


RESORT LOMBOK TIMUR
SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU
POLRES LOMBOK TIMUR

Selong, Februari 2019


i

KATA PENGANTAR

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan pedoman kerja bagi satker SPKT Polres Lotim
Timur dan jajarannya, yang merupakan penjabaran dari tugas pokok, fungsi dan peranan yang ada dalam
Perkap Nomor 22 dan Perkap 23 tahun 2010 , serta kewenangan dan tanggung jawab yang di berikan oleh
pimpinan dari penjabaran penggelaran Operasional SPKT sesuai dengan Perkap Nomor 22 dan Nomor 23
tahun 2010, baik di tingkat Polda dan Polres-polres jajaran.

Sebagai Satker baru di lingkungan Polres dengan mendasari tugas tanggung jawab dan wewenang
yang di berikan, maka kinerja SPKT di tingkat Polres dan tingkat Polsek dapat terukur.Tentunya dengan
Indikator produk-produk yang di hasilkan dalam kinerjanya untuk memberikan Pelayanan Prima Kepolisian
kepada masyarakat yang membutuhkan.

Pelayanan Prima yang dilaksakan tentunya tidak lepas dari hubungan sinergis dengan Satker-satker
lain dalam bertindak dan dapat di pertanggungjawab kan pelaksananan tugas nya kepada pimpinan. Sinergitas
tersebut dapat berupa kinerja yang bersifat internal dan eksternal serta melaksanakan kebijakan pimpinan dari
tingkat Polda dan Polres. Pada SPKT yang ada di tingkat Polsek, akan menjabarkan pelaksanaan kinerja
sesuai Perkap Nomor 23 tahun 2010 dengan petunjuk dari pimpinan melalui SPKT polda.

Dengan adanya tugas SPKT Polres Lombok Timur, Polsek jajaran di harapkan adanya pemahaman,
penerapan dan operasional penggelarannya lebih efektif dan efisien sesuai dengan Tupoksi dan HTCK yang
ada. Dengan demikian Perkap nomor 22 dan 23 tahun 2010 dan program RBP dapat dilaksanakan dengan
baik.

Demikian yang dapat kami berikan untuk Standar Operasionala prosedur yang dapat di jadikan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas SPKT Polres Lombok Timur dan jajarannya. Mudah-mudahan buku ini
dapat bermanfaat bagi organisai Polri,kususnya penggelaran SPKT yang ada di Polres Lombok Timur dalam
rangka mengubah Mind Set dan Culture Set dalam melayani masyarakat, sebagaimana di jabarkan dalam UU
No. 2 Tahun 2002. Lebih kurangnya kami mohon maaf bila ada kekurangan dan kami berharap bila ada
pembenahan dan saran pendapat untuk kesempurnaan buku ini tentunya akan di terima dengan sepenu hati.

Demikian yang dapat kami sampaikan , selanjutnya mohon petunjuk lebih lanjut
kepada pimpinan.

Selong, 25 Februari 2019

KEPALA SPKT POLRES LOMBOK TIMUR

M. ANHAR
IPDA NRP 71120352
ii

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SPKT POLRES LOMBOK TIMUR

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ii

I. PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------------------------- 1

1. Umum -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
2 Dasar -------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
3. Maksud dan Tujuan ---------------------------------------------------------------------------- 2
4. Ruang dan Lingkup ---------------------------------------------------------------------------- 2
5. Pengertian --------------------------------------------------------------------------------------- 2

II. TUGAS POKOK DAN KEDUDUKAN SPKT --------------------------------------------------------- 5

1. Pelaksanaan Pada Tingkat Polres Lombok Timur dan Polsek Jajarannya ---------- 5
2. Struktur Organisasi dan Job Discription ------------------------------------------------------ 7

III. OPERASIONAL PENGGELARAN SPKT. ------------------------------------------------------------- 12

1. Keadaan Personel SPKT ------------------------------------------------------------------------ 12


2. Keadaan Sarana dan Prasarana pendukung Pelayanan ------------------------------- 15
3. Dukungan Anggaran Operasional SPKT ------------------------------------------------- 16
4. Sinergitas Dalam PelaksanaanTugas ------------------------------------------------- 17

IV. PRINSIP-PRINSIP DASAR TUGAS SPKT -------------------------------------------------------- 19

1. Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan Tugas ------------------------------------------------- 19


2. Pelayanan Prima Kepolisian sebagai Dasar Dalam Bertugas --------------------- 19
3. Prinsip-prinsip Dasar Perubahan Polri Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Prima di SPKT ------------------------------------------------- 20

V. BENTUK-BENTUK PELAYANAN PELAKSANAAN TUGAS SPKT --------------------------- 24

1. Asal dari Laporan/Pengaduan Masyarakat ------------------------------------------------- 24


2. Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Oleh Petugas di SPKT -------------------------------- 25

VI. KETENTUAN DAN TATA CARA PELAYANAN PENGADUAN SAMPAI


PEMBUATAN LAPORAN POLISI ----------------------------------------------------------------------- 26

1. Tugas Pelayanan Pengaduan dan Pembuatan Laporan Polisi --------------------- 26


2. Mekanisme Pelayanan Pengaduan Sampai Pembuatan LP. –---------------------------- 29

3. Pembuatan -----
iii

3. Pembuatan dan Pengiriman Laporan Polisi ke Piknas Mabes Polri ----------------- 31

VII. PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT YANG


TERPADU -------------------------------------------------------------------------------------------------- 33

1. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Langsung ---------------------- 33


2. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Tidak Langsung ----------- 34

VIII. PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN INTERNAL SATKERSPKT POLDA NTB --- 37

1. Umum -------------------------------------------------------------------------------------------------- 37
2. Prosedur Operasional Tugas Internal Satker SPKT------------------------------------------ 37

IX. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ----------------------------------------------------------------- 43

1. Pengawasan Internal SPKT ----------------------------------------------------------------- 43


2. Pengawasan Eksternal SPKT ----------------------------------------------------------------- 43

X. PENUTUP -------------------------------------------------------------------------------------------------- 45

STANDAR -----
1

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SPKT POLRES LOMBOK TIMUR

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Tugas Pokok Polri sesuai dengan Undang-undang nomor 2 tahun 2002 yaitu sebagai
Pelindung, Pengayom dan Pelayanan Masyarakat, Pemelihara Kamtibmas dan Penegakan
Hukum. Sesuai dengan aplikasi pelaksanaan tugas SPKT, maka pelayanan yang ada pada
setiap Sentra Pelayanan Kepolisian harus merupakan pelayanan prima.

b. SPKT merupakan Satker yang baru dibentuk sebagai emplementasi dari pelayanan prima
Kepolisian, yang berhubungan dengan adanya pengaduan masyarakat dan pelayananlainnya
sesuai dengan Perkab nomor 22 dan 23 Tahun 2010. Sehingga lebih optimal melayani
masyarakat dengan pelayanan prima yang lebih efektik dan efisien dalam rangka pengabdian
pada masyarakkat bangsa dan negara.

c. Sebagai Etalase Polres Lombok Timur dan Polsek jajaran tentunya harus memberikan kesan
yang humanis, mudah dan pleksibel dengan memperhatikan prinsip etis dan estetis atau
ramah tamah, senyum, sapa, salam (3S), serta memberikan adanya kenyamanan dan
keindahan dalam pelayanan kepada masyarakat.

d. Dengan harapan kedepan melalui pelayanan prima yang di koordinir oleh SPKT sebagai
penjuru terdepan dalam melayani masyarakat, maka kepercayaan masyarakat akan
meningkat sehingga kesan miiliteristik terhadap organisasi Polisi semakin hilang atau
menurun. Pada titik puncaknya masyarakat akan dekat dengan Polisi, tidak takut melapor dan
semakin dipercaya (Public Trust).

e. Oleh karena itu untuk kelancaran dalam pelaksanaan tugas pokoknya, maka SPKT Polres
Lombok Timur mempunyai SOP yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas
pelayanan kepolisian yang terpadu.

2. Dasar

a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 Tentang Susunan
Organisai dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.

3. Maksud -----
2

3. Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari pembuatan Standar Operasional Prosedur SPKT, yaitu untuk memberi gambaran
dan penjelasan tentang pelaksanaan tugas dalam rangka pelayanan pengaduan atau penerimaan dan
penanganan laporan masyarakat khususnya, serta pelayanan Kepolisian secara terpadu pada
umumnya yang lebih terarah dan mempunyai pedoman, sehingga akan efektif dan efisien serta
menghasillkan kinerja yang optimal.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan Standar Operasional Prosedur SPKT, yaitu untuk memberikan
kemudahan pemahaman dan penerapan pelaksanaan tugas yang didukung sarana dan prasarana
serta personil organik, sehingga pelaksanaan tugas SPKT baik ditingkat Polres maupun Polsek jajaran
dapat beroperasional sesuai ketentuan. Pada akhirnya satker SPKT akan mempunyai andil dalam
pelaksanaan tugas Kepolisian di Polres Lombok Timur.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Standar Operasional Prosedur SPKT, yaitu menguraikan pokok-pokok
pelaksanaan tugas SPKT sesuai dengan Perkab 23 tahun 2010 yang berlaku dilingkungan Polres
Lombok Timur dan sebagai baro meter bagi Operasional SPKT Polsek jajaran. Adapun sistematika
adalah sebagai berikut :

a. BAB I Pendahuluan
b. BAB II Tugas Pokok dan Kedudukan SPKT
c. BAB II Operasional Penggelaran SPKT
d. BAB IV Prinsip-prinsip Dasar Tugas SPKT
e. BAB V Bentuk-bentuk Pelayanan Pelaksanaan Tugas SPKT
f. BAB VI KetentuanDan Tata Cara Pelayanan Pengaduan Sampai Pembuatan Laporan
Polisi
g. BAB VII Prosedur Operasional Pelayanan Masyarakat Yang Terpadu
h. BAB VIII Prosedur Operasional Pelayanan Internal Satker SPKT Polres Lombok Timur
i. BAB IX Pengawasan dan Pengendalian
j. BAB X Penutup

5. Pengertian

a. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat menjadi SOP adalah merupakan
prosedur operasioanal dalam pelaksanaan tugas pada suatu satker yang berupa mekanisme
atau tata cara (urut-urutan) dari tugas tersebut, sehingga akan jelas Prosedur Operasionalnya;

b. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu yang selanjutnya disingkat menjadi SPKT, adalah
unsur pelaksanaan tugas pokok yang berada dibawah Kapolres yang memberikan pelayanan
Kepolisian secara terpadu kepada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan
laporan atau pengaduan/pemberian bantuan atau pertolongan dan pelayanan surat
keterangan, dalm pelaksanaan tugas Kepolisian kepada masyarakat;

c. Ka SPKT -----
3

c. KA SPKT Polres adalah Pejabat Polres yang merupakan unsur pelaksanaan tugas pokok
yang berada dibawah Kapolres dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Kapolres, dalam pelaksanaan tugas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat;

d. Ka SPKT Polsek adalah Pejabat Polsek yang merupakan unsur pelaksanaan tugas pokok
yang berada dibawah Kapolsek dan brtanggung jawab atas pelaksanaan tugas kepada
Kapolsek, dalam pelaksanaan tugas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat;

e. Pelayanan Polri adalah merupakan implementasi dari pelaksanaan tugas pokok Polri sesuai
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002, dengan memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat, sehingga masyarakat akan merasa terlayani hak-haknya sesuai prosedur yang
berlaku, sehingga dengan adanya kepuasan tersebut akan timbul kepercayaan masyarakat
(Public Trust);

f. Pengaduan Masyarakat adalah bentuk menyampaikan langsung dan tidak langsung (media)
laporan kepada Polri (SPKT) yang dilakukan oleh masyarakat, baik perorangan maupun
kelompok dengan tujuan agar ada penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi atau
yang merygikan dirinya;

g. Pelayanan Kepolisian Terpadu adalah suatu bentuk pelayanan prima Kepolisian, dengan
cara menerima pengadduan masyarakat melalui keterpaduan fungsi, dalam melakukan
kinerjanya yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat dan dilaksanakan 1 x
24 jam;

h. Pelayanan Prima Kepolisian adalah pelayanan terbaik kepada masyarakat yang dilakukan
oleh setiap anggota Polisi baik secara perorangan maupun satker, sehingga akan
mendatangkan kepuasan dengan tujuan akirmasyarakat akan merasa puas dan percaya
terhadap kinerja Polri;

i. Personel SPKT adalah Personel organik yang berada pada satker SPKT Polres maupun
Polsek, bail yang ada di Piket Siaga maupun staf SPKT dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat;
j. Personel Piket Fungsi adalah Personel dari Satfung opsnal diluar SPKT, yang
melaksanakan piket siaga di SPKT (Polres) dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, baik
internal maupun eksternal.

k. Penjagaan SPKT adalah merupakan suatu wadah dari piket siaga pelayanan sekaligus
sebagai etalase Polres dan Polsek yang dipakai sebagai pelaksanaan tugas melayani segala
bentuk kepentingan masyarakat, baik laporan maupun pengaduan;

l. Piket Siaga SPKT adalah Anggota SPKT dan piket fungsi opsnal lain yang melaksanakan
piket selama 1x24 jam di penjagaan SPKT dengan bertugas di samping melakukan penjagaan
yang utama, yaitu pelayanan kepada masyarakat;

m. Call Center SPKT adalah merupakan sarana pengaduan atau laporan masyarakat secara
tidak langsung datang ke SPKT melainkan melalui telepone sebagai sarana komunikasi,
dimana Call Center tersebut diketahui oleh masyarakat dan di pampang di pelayanan SPKT;

n. Call Center -----


4

n. Call Center 110 adalah sarana pengaduan masyarakat secara tidak langsung dengan melalui
jaringan telepone 110 yang tersentra di Mabes Polri, selanjutnya laporan / pengaduan
masyarakat tersebut akan dilanjutkan ke SPKT Polres sesuai dengan wilayah hokum
terdapatnya kejadian tersebut, selanjutnya untuk dilakukan penanganan tindakan Kepolisian
oleh Polres setempat;

o. Laporan Polisi adalah Laporan yang di buat oleh petugas Kepolisian, sebagai tindak lanjut
adanya laporan pengaduan masyarakat atau ditemukan/tertangkap tangan oleh petugas
(Model A dan Model B) yang akan dilanjutkan dengan inventigasi oleh petugas reskrim;

p. Operasional Prosedur Pelayanan Pengaduan Masyarakat adalah tata cara atau


mekanisme yang dijadiakn ketentuan untuk di pedomani dalam pelaksanaan suatu tugas pada
suatu satker;

q. Operasional Prosedur Internal Satker SPKT adalah tata cara atau mekanisme yang
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok satker SPKT yang dilaksanakan sesuai
Job Discription atau tugas dan tanggung jawab jabatan;

BAB II -----
5

BAB II

TUGAS POKOK DAN KEDUDUKAN SPKT

1. Pelaksanaan Pada Tingkat Polres Lombok Timur dan Polsek Jajarannya

Dengan mempedomani ketentuan yang ada di Perkap Nomor 23 tahun 2010, maka tugas
pokok, fungsi dan peranan SPKT ditingkat Polres dan Polsek dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Tugas Pokok SPKT Polres/Polsek

SPKT pada tingkat Polres/Polsek, merupakan unsur pelaksanaan tugas pokok yang
berada di bawah Kapolres/Kapolsek. Sebagai unsur pelaksanaan tugas pokok di tingkat
Polres/Polsek, maka SPKT mempunyai tugas yaitu :

1) Memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu terhadap laporan/pengaduan


masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan serta memberikan pelayanan
informasi.

2) Melaporkan setiap laporan polisi (LP) yang masuk ke Mabes Polri melalui jaringan
Piknas (On Line).

b. Fungsi dan Peranan SPKT

Fungsi dan peranan SPKT di tingkat Polres/Polsek sesuai Perkap Nomor 23 tahun
2010, dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara terpadu, antara lain : Laporan Polisi
(LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan
Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan
(SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Tanda Terima
Pemberitahuan (STTP), Surat Keterangan Laporan Diri (SKLD), Surat Ijin Keramaian,
Surat Rekomendasi Ijin Usaha Jasa Pengamanan, Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan
Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

2. Pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan, antara lain tindakan


pertama ditempat kejadian perkara (TPTKP), Turjawali dan pengamanan kegiatan
masyarakat dan intansi pemerintah.

3) Pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi antara lain telepone, pesan
singkat, faximili, jejaringan sosial (internet).

4) Pelayanan Informasi yang berkaitan dengan kepentinagn masyarkat sesuai dengan


ketentuan pertaruan Perundang-undangan; dan

5) Penyiapan -----
6

5) Penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan penyampaian lapooran harian


kepada Kapolres melalui Bag ops.

Dengan mempedomani Perkap 23 tahun 2010, maka sesuai kewenangan dan tanggung jawab
yang diberikan dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan peranan SPKT pada tingkat Polres dan
Polsek jajaran Polres Lombok Timur dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Penerapan tugas pokok serta fungsi dan peranan SPKT pada tiap-tiap Polres dan Polsek
jajaran polres Lombok Timur tentunya, dimaksimalkan sesuai tugas pokok, fungsi dan peranan
yang ada, tetapi dengan memperhatikan kewenangan yang diberikan sesuai dengan kebijakan
dari Pimpinan. Dengan kata lain tetap mengutamakn situasi dan kondisi yang ada di Polres
dan Polsek dan berdasarkan kebutuhan skala prioriras, tetapi tidak menghilangkan makna
dari pelayanan kepada masyarakat yang terpadu sesuai Perkap nomor 23 tahun 2010 dengan
melibatkan semua fungsi operasional.

b. Dengan tergelarnya SPKT baik ditingkat Polres Lombok Timur dan Polsek jajarannya, maka
diharapkan pelayanan kepada masyarakat akan lebih dirasakan dalam rangka public trust atau
pencitraan Polri dalam rangka pelayanan prima Kepolisian. Adapun tugas pokok, fungsi dan
peranan yang dapat dilaksanakan untuk melayani masyarakat tersebur berupa : pelayanan
seluruh kepentingan masyarakat baik internal maupun eksternal, laporan kehilangan dan
laporan pengaduan, menyalurkan masyarakat terhadap pelayanan SKCK, SIM dan lain-lain,
mengkoordinir piket fungsi dan PPA, serta pembuatan Laporan Polisi (LP) dari pengaduan
masyarakat dari semua bentuk-bentuk layanan yang ada tentunya harus diikuti dengan
registrasi terhadap setiap tamu yang datang di SPKT.

c. Sebagai etalase Polres dan Polsek jajarannya dan sebagai ujung tombak dalam menerima
laporan masyarakat pada garda terdepan tentunya sarana dan prasarana dan personel harus
benar-benar mendukung operasional SPKT pada tingkat Polres dan Polsek jajarannya sesuai
DSP atau sesuai kebutuhan maksimal agar dapat beroperasional dengan baik. Disamping itu
dengan mengkoordinir piket fungsi yang ada, maka pelayanan pada masyarakat akan semakin
optimal khususnya pelayanan eksternal dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada
masyarakat dan dalam mendatangi TKP, termasuk untuk kegiatan rutin yang bisa
dimaksimalkan dalam bentuk Patroli di tempat-tempat rawan, keramaian dan pelayanan
Kepolisian.

d. Melakukan tugas penjagaan bersama unit preventif yang lain di Polres/ Polsek, disamping itu
juga melakukan pelayanan kepada masyarakat sesuai kepentingannya dengan melakukan
piket siaga SPKT selama 1 x 24 jam. Piket siaga SPKTmelayani masyarakat bersama piket
fungsi yang lain, bersinergi sesuai tugas pokok masing-masing dan tugas pelayanan di SPKT,
baik dalam hal menerima laporan masyarakat, pelayanan kepentingan masyarakat dan
pengaduan masyarakat, sampai pembuatan laporan Polisi bila telah memenuhi unsur-unsur
tindak pidana. Pembuatan LP yang merupakan awal dilakukan tindakan penyidikan, harus
melalui proses pemeriksaan awal dan diskusi dengan piket reskrim, agar tidak meyulitkan
penyidikan yang akan dilakukan. Hal tersebut dikandung maksud, agar tidak terjadi tunggakan
kasus dari laporan polisi yang telah dibuat.

e. Menerima -----
7

e. Menerima setiap laporan masyarakat yang harus segera di tangani melalui jaringan CallCenter
110 / Kontak center 110 dari Mabes Polri melalui jarinagn Telkom Pusat, dalam rangkaQuick
Respon terhadap penanganan laporan masyarakat atau setiap kejadian di wilayah hokum
masing-masing Polres / Polsek. Dengan adanya pantauan dari Mabes polri, maka penanganan
kasus atau laporan masyarakat melalui Call Center 110 menjadi prioritas untuk segera di
tangani, karena setiap penanagan laoran dari Mabes Polri akan dapat di pantau Quick
Responnya. Disamping laporan yang masuk melalui Call Center 110, tentunya laporan yang
dilaporkan masyarakat lainnya diluar Call Center 110 juga harus mendapatkan perhatian yang
sama.

f. Membuat Lapooran Polisi atau pengaduan masyarakat yang memenuhi unsur-unsur tindak
pidana dengan koordinasi dan diskusi dengan piket reskrim, sehingga benar-benar valid dan
tidak ada unsur rekayasa dan dipaksakan. Mengirimkan setiap laporan polisi yang telah dibuat
ke Piknas Mabes Polri melalui jaringan on line dengan operator Piknas dari siaga SPKT yang
sedang piket saat itu dan keberadaan computer piknas tidak berada pada fungsi yang lain,
tetapi idealnya diarahkan pada piket siaga SPKT Polres Lombok Timur.

2. Struktur Organisasi dan Job Discription

Struktur organisasi dan job diskription merupakan salah satu dasar utama bahwa
organisasi/unit organisasi tersebut ada dan beroprasional.Karena dalam struktur organisasi sudah jelas
secara hirarki, siapa berbuat apa dan bertanggung jawab kepada siapa. Dan untuk job diskription
mengarah pada jabatan yang di emban oleh petugas Polri dengan resiko dan tanggung jawab, dengan
berbuat apa atau melakukan apa dalam melaksanakan tugas pokok dan kinerjanya.

Secara legal formal dan sebagai acuan kerja yang paling utama, maka struktur organisasi
harus ada dan di buat oleh masing-masing SPKT serta jabatan-jabatan yang ada di bawahnya dibuat
dalam bentuk job discription yang telah di jabarkan dalam Perkap Nomor 23 tahun 2010. Semua itu
harus dilaksanakan setiap SPKT jajaran polres, bahwa struktur organisasi dan job discription tersebut
harus ada dan di temple diruangan untuk menunjang dalam pelaksanaan kinerjanya.

Tentunya struktur organisasi dan job discription tersebut harus mempedomani Perkap Nomor
23 tahun 2010.

Adapaun struktur orgsnisasi dan job discription dalam pelaksanaan tugas pokok, Fungsi dan
peranan SPKT Polres dan Polsek jajaranya dapat di jabarkan sebagai berikut :

a. Struktur Organisasi dan Job Discription SPKT Polres

1) Kedudukan SPKT Tingkat Polres Lombok Timur

a) SPKT

SPKT pada tingkat Polres Lombok Timur di pimpin oleh Ka SPKT


yang bertanggung jawab kepada Kapolres LombokTimur dibawah koordinasi
dan arahan Kabag Ops, serta dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah
kendali Waka Polres.

Job -----
8

Job Discription Ka SPKT

(1) Rutin :

- Memberikan arahan tentang teknis pelaksanaan pelayanan


kepada masyarakat.
- Memberikan arahan tentang penanganan tindakan pertama di
TKP dan pengolahan TKP (TPTKP/Olah TKP).
- Memberikan arahan tentang pembuatan Laporan Polisi,
pembuatan surat tanda terima Laporan Polisi.
- Memberikan arahan tentang prosedur pemberian SP2HP.
- Memberikan arahan tentang penerbitan Surat Keterangan
Catatan Kepolisian (SKCK).
- Memberikan arahan tentang prosedur pemberian Surat
Keterangan Laporan Diri (SKLD).
- Memberikan arahan tentang tata cara pemberian Surat Ijin
Keramaian (SIK), Surat Rekomendasi Ijin UsahaJasa
Pengamanan (SRIUJP), Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan
Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).
- Memberikan arahan tentang cara pemberian atau
menayajikan informasi yang berkaitan dengan tugas
Kepolisian.
- Memberikan arahan tugas kepada satuan bawah antara lain
pelaksanaan tugas piket fungsi dan tugas-tugasKa SPKT.

(2) Insidentil:

- Menghadiri rapat Internal maupun Eksternal sesuai dengan


arahan Kapolres.
- Melaksanakan pengawasan terhadap kesatuan bawah sesuai
dengan ruang lingkup tugas SPKT Polres Lombok Timur.

b) Unit-unit

Ka SPKT dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah dibantu oleh


Unit-unit.

c) Susunan Personel

Menurut DSP sesuai Perkap Nomor 23 tahun 2010, yaitu :

(1) AKP : 1 orang


(2) IP : 3 orang
(3) BANIT : 12 orang

d) Persentase -----
9

d) Persentase susunan personel SPKT Polres Lombok Timur DSP dan RIIL,
yaitu :

NO PANGKAT DSP RIIL TAMBAH KURANG KET


1 INSPEKTUR 4 1 3 Persentase
2 BINTARA 9 9 0 76,9%
3 PNS 0 0 0
JUMLAH 13 11 2

e) Struktur Organisasi SPKT Polres Lombok Timur

KA SPKT

M. ANHAR
IPDA NRP 71120352

BANUM

KANIT I SPKT KANIT II SPKT KANIT III SPKT


I DEWA KETUT MURJANA RUSLI LALU MUH. IHSAN
AIPTU NRP 63010080 AIPTU NRP 75030016 AIPTU NRP 74100433

BANIT I BANIT II BANIT III


RIAWAN ROHADI MUHAMAD ALI H. UNTUNG WIJAYA
BRIGADIR NRP 84091331 BRIPKA NRP 82120424 AIPDA NRP 77120835

BANIT I BANIT II BANIT III


AHMAD WATHONI MINSADIL, SH MUHAMMAD
BRIGADIR NRP 86080283 BRIGADIR NRP 78040574 BRIGADIR NRP 81080881

BANIT II
SOPIANDI
BRIPKA NRP 83070790

2) Struktur -----
10

2) Struktur Organisasi dan Job Discription SPKT Polsek


a) SPKT
SPKT pada tingkat Polsekdi pimpin oleh Ka SPKT yang bertanggung
jawab kepada Kapolsek, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah
kendali Waka Polsek.
Job Discription Ka SPKT

Rutin :

- Memberikan arahan tentang teknis pelaksanaan pelayanan kepada


masyarakat.
- Memberikan arahan tentang penanganan tindakan pertama di TKP
dan pengolahan TKP (TPTKP/Olah TKP).
- Memberikan arahan tentang pembuatan Laporan Polisi, pembuatan
surat tanda terima Laporan Polisi.
- Memberikan arahan tentang prosedur pemberian SP2HP.
- Memberikan arahan tentang penerbitan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK).
- Memberikan arahan tentang prosedur pemberian Surat Keterangan
Laporan Diri (SKLD).
- Memberikan arahan tentang tata cara pemberian Surat Ijin Keramaian
(SIK), Surat Rekomendasi Ijin Usaha Jasa Pengamanan (SRIUJP),
Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor (STNK).
- Memberikan arahan tentang cara pemberian atau menayajikan
informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian.
- Memberikan arahan tugas kepada satuan bawah antara lain
pelaksanaan tugas piket fungsi dan tugas-tugas Ka SPKT.

b) Unit-unit

Ka SPKT dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh unit-unit.

c) Susunan Personel

Menurut DSP sesuai Perkap Nomor 23 tahun 2010

- Banit : 3 orang

d) Daftar susunan personel SPKT Tingkat Polsek

NO Pangkat Uraian Jumlah KET


1 INSPEKTUR SPKT 3
2 BINTARA Ba SPKT 3

e) Daftar -----
11

e) Daftar Susunan Personel sesuai pangkat

NO Unit Organisasi Pangkat Jumlah KET


1 Ka SPKT IP 3
2 Ba SPKT BA 3

d) Struktur Organisasi SPKT Polsek

KAPOLSEK

UNSUR PIMPINAN
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

UNIT PROVOS

UNSUR PENGAWAS
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SIUM

UNSUR PELAYANAN DAN PEMBANTU PIMPINAN


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

URENMIN URTAUD URTAHTI

SENTRA PELAYANAN UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT


KEPOLISIAN TERPADU INTELKAM RESKRIM BINMAS SABHARA LANTAS POLAIR

UNSUR PELAKSANA TUGAS POKOK


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

POLSUBSEKTOR

BAB III ------


12

BAB III

OPERASIONAL PENGGELARAN SPKT

Ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur dan dapat di pedomani agar Satker atau Subsatker dapat
operasional dalam menjalankan tgas pokok dan kewenangannya yang berlaku secara universal.

Beberapa hal pokok tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut :

1. Keadaan Personel SPKT

a. Personel SPKT Polres dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur

Kebutuhan personel secara DSP dan RIIL yang ada di SPKT sangat menentukan
operasionalnya SPKT Polres Lombok Timur.

Disamping itu juga dipengaruhi oleh kompetensi dan kapasitas personel yang mengawaki
untuk menjamin pelaksanaan tugas yang profesional dan proposional. Tentunya semua itu
akan dikaitkan dengan kebutuhan organisasi yang berhubungan dengan beban kerja dalam
pelaksanaan tugas pokok dan kewenangan yang diberikan oleh pimpinan dan disesuaikan
dengan jumlah personel secara keseluruhan, baik ditingkat Polres dan Polsek.

Pada SPKT Polres Lombok Timur, sama dengan Satker/Subsatker yang lain yaitu terkendala
masalah kekurangan jumlah personel yang mengawaki Satker/Subsatker yang ada. Hal
tersebut sebagai dampak, bahwa keadaan personel untuk Polres Lombok Timur masih jauh
dari DSP untuk RIIL yang ada.Oleh karena itu semuanya harus dimaksimalkan agar dalam
pelaksanaan tugas kinerjanya tetap bisa dipertanggung jawabkan.

Dalam melakukan tugas pokok, yaitu pelayanan yang terpadu kepada masyarakat yang
melapor/mengadu, maka kekurangan personel organik SPKT Polres Lombok Timur dan
Polsek Jajaran Polres Lombok Timur bisateratasi dengan melibatkan piket fungsi operasional
dan memaksimalkan keberadaan piket fungsi dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
Polres Lombok Timur dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur.

Kebutuhan personel SPKT Polres Lombok Timur tentunya harus mempedomani Perkap
Nomor 23 tahun 2010 dan pemenuhan personel secara DSP dan RIIL sewaktu-waktu bisa
berubah sesuai perkembangan organisasi dan kebutuhan operasionalnya dalam pelayanan
kepada masyarakat.

Akan tetapi yang akan menjadi prinsip untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan
kewenangan, masalah kebutuhan personel untuk mengawaki pelaksanaan tugas dan
kinerjanya, tentu SPKT di tingkat Polsek Jajaran Polres Lombok Timur harus lebih dipenuhi
sampai mendekati DSP, karena SPKT Polsek harus lebih operasional dan secara kebutuhan
pelayanan untuk masyarakat yang kuantitasnya lebih banyak ditingkat Polsek daripada di
SPKT Polres Lombok Timur.

Hal -----
13

Hal tersebut diperkuat dengan fakta bahwa di tingkat Polsek-Polsek Jajaran Polres Lombok
Timur, bahwa SPKT secara Job Discription dan dalam operasional pelaksanaan tugas di
tingkat Polsek dalam melakukan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat merupakan etalase
Polsek dan tempat pertama masyarakat melapor dan mempunyai kepentingan kepada Polri
untuk dilayani.

Dengan kata lain bahwa piket siaga SPKT sebagi bentuk pelaksanaan tugas operasional
dalam melayani masyarakat baik pelayanan internal dan eksternal secara fakta dan boleh
dikatakan bahwa SPKT adalah suatu Satfung atau Sub Satfung yang melaksankan tugas
pelayanan kepada masyarakat yang datang di Kantor Polisi dan telah menggantikan piket
penjagaan Sabhara sebelum adanya Perkap nomor 23 tahun 2010 diberlakukan.

Untuk lebih menunjang dalam operasional SPKT di tingkat Polres dan Polsek Jajaran Polres
Lombok Timur, maka akan diberikan gambaran tentang DSP yang ada sesuai Perkap untuk
dijadikan pedoman operasional SPKT baik di tingkat Polres dan Polsek. Dengan
mempedomani Perkap Nomor 23 tahun 2010, maka kebutuhan personel SPKT dapat
dijelaskan sesuai dengan tipe Polres dan tipe Polsek, yaitu sebagai berikut :

1) Kebutuhan Personel Tingkat Polres “ B “

Nomor Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket


unit Jabatan
09 00 SPKT
01 Ka SPKT IP VI B 1
02 Kanit IP VI B 3
03 Banit BA - 9
13

2) Kebutuhan Personel Tingkat Polsek

a) Polsek Urban

Nomor Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket


unit Jabatan
06 00 SPKT
01 Ka SPKT IP VI A 3
02 Ba SPKT BA - 6
9

b) Polsek Rural

No Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket


unit Jabatan
05 00 SPKT
01 Ka SPKT IP VI B 3
02 Ba SPKT BA - 3
6

c) Polsek Prarural -----


14

c) Polsek Prarural

No Uraian Pangkat Eselon Jumlah Ket


Unit Jabatan
04 00 SPKT
01 Ba SPKT BA - 3
3

b. Pelibatan Piket Fungsi

Pelibatan piket fungsi sebagai pesonel non organik SPKT pada SPKT Polres Lombok
Timur dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur, merupakan hal yang menjadi utama dan
harus mendapat perhatian, sebagai komponen sentra pelayanan yang terpadu dalam
melakukan tugasnya.

Personel piket fungsi yang bertugas di SPKT khususnya yang ada di Polres Lombok Tiimur
berasal dari organik masing-massing fungsi dan untuk Polsek Jajaran Polres Lombok Timur
bisa dimaksimalkan seperti SPKT Polres.

Dengan keterbatasan sarana dan prasarana, maka dapat diaksanakan dengan mengkoordinir
piket fungsi yang ada di Polsek dalam pelayanan internal dan eksternal kepada masyarakat.

Dalam mendukung personel dalam piket siaga pelayanan selama 1 x 24 jam pada tingkat
Polres Lombok Timur dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur, penggelaran SPKT bisa
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang ditentukan dengan 3 (tiga) hal yaitu :

1) Kebutuhan pelayanan kepada masyarakat;


2) Keadaan personel; dan
3) Keadaan sarana dan prasarana yang menunjang.

Tetapi pelayanan SPKT yang ideal, jika personel SPKT dan siaga piket fungsi
operasional berada dalam satu ruangan SPKT Polres dan Polsek yang siap siaga untuk
melayani setiap kepentingan masyarakat yang datang di Kantor Polisi (Untuk tingkat SPKT
Polsek menyesuaikan).

Karena konsep awal bahwa siaga di SPKT merupakan etalse Polres dan polsek dalam
melayani setiap kepentingan masyarakat.

Sebagai pelayanan kepada masyarakat yang terpadu, maka piket fungsi masing-masing
Satfung operasional yang berada di piket siaga SPKT, merupakan perwakilan yang berdiri sendiri
dalam melayani kepentingan masyarakat dan tetapi dalam pelaksanaan tugasnya di bawah kendali
dan pengawasan Ka SPKT dengan kata lain masing-masing piket fungsi tersebut bertanggung jawab
kepada Satfung masing-masing, kecuali anggota piket fungsi tersebut mendapat Sprin tetap bertugas
di SPKT dari Kapolres.

2. Keadaan -----
15

2. Keadaan Sarana Prasarana Pendukung Pelayanan

Sarana prasarana pendukung pelayanan di SPKT dilihat ari bentuk pelayanannya dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pelayanan internal dan pelayanan eksternal. Berkaitan dengan sarana
prasarana pendukung tersebut, sarana prasarana pelayanan di SPKT dapat dijabarkan sebagai
berikut:

a. Sarana Pendukung Pelayanan Internal

Yang dimaksud dengan pelayanan internal yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
petugas piket siaga SPKT dan piket fungsi operasional di lingkungan gedung SPKT khususnya
dan pelayanan di dalam lingkungan Polres umumnya, atau pada SPKT Polsek, jika berada
pada lingkungan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya SPKT, maka sebagimana terdapat dalam Perkap Nomor
23 tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut :

1) SPKT bertugas memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu kepada masyarakat


dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan serta menyajikan
informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian guna dapat di akses sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan;

2) SPKT menyelenggarakan fungsi pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara


terpadu antara lain : Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP),
Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan
Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK),
Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), Surat Keterangan Laporan Diri (SKLD),
Surat Ijin Keramaian, Surat Rekomendasi Ijin Usaha Jasa Pengamanan, Surat Ijin
Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Pelayanan masyarakat melalui telepon (call center SPKT dan laporan pengaduan call
center 110) dan surat serta menyampaikan laporan harian kepada Kapolres melalui
Bag Ops.

Untuk melaksanakan pelayanan internal tersebut, maka akan dibutuhkan personel dan
sarana prasarana yang mendukung operasional pelaksanaan tugas.

Sarana prasarana yang dibuutuhkan dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Gedung SPKT

Gedung SPKT sebagai sentra pelayanan Kepolisian sekaligus sebagai


etalase Polres, tentunya harus memenuhi standar pelayanan Kepolisian yaitu
mengandung nilai-nilai estetika.

2) Sarana operasional pokok

a) Ruang piket siaga SPKT;

b) Ruang -----
16

b) Ruang piket fungsi operasional dan penataan meja, kursi serta peralatan lain
masing-masing fungsi operasional yang ada di SPKT;
c) Tempat resepsionis;
d) Ruang Ka SPKT.

b. Sarana Pendukung Pelayanan Eksternal

Yang dimaksud dengan pelayanan eksternal yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
petugas piket siaga SPKT dan piket fungsi operasional diluar pelayanan yang ada di SPKT
dan atau diluar Polres dan Polsek sebagaimana terdapat dalam Perkap nomor 23 tahun 2010
yang dapat disebutkan yaitu :

1) SPKT bertugas memberikan pelayanan Kepolisian secara terpadu kepada masyarakat


dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan serta menyajikan
informasi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian guna dapat di akses sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan;

2) Pengkoordinasian an pemberian bantuan serta pertolongan, antara lain : Penanganan


Tempat Kejadian Perkara (TKP) menjadi Tindakan Pertama di TKP (TPTKP) dan
pengolahan TKP, Turjawali dan Pengamanan.

Untuk melaksanakan pelayanan eksternal khususnya di tingkat Polres dan Polsek


dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung operasional pelayanan eksternal dalam
melaksanakan tugas.

Tugas untuk patroli dan mendatangi TKP kalau tidak dapat di maksimalkan atau dilaksanakan,
maka dapat dilakukan dengan mengkoordinir dalam pelaksanaan patroli dan mendatangi TKP
dengan mengdepankan fungsi yang berkepentingan sesuai dengan tupoksinya.

Agar lebih optimal, maka di SPKT Polres pada khususnya harus ada ranmor roda 2 /
roda 4 untuk mendukung dalam pelayanan kepada masyarakat yang bersifat eksternal.

3. Dukungan Anggaran Operasional SPKT

a. Dukungan anggaran operasional SPKT

Operasional SPKT Polres dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur tidak ada dalam
mata anggaran yang ada di Polres dan Polsek.

Akan tetapi dengan penggelaran SPKT sesuai Perkap Nomor 22 dan 23 tahun 2010,
maka bagaimanapun juga untuk operasionalnya pasti akan menggunakan anggaran juga baik
untuk membuat laporan harian, mingguan, bulanan, serta tahunan dan juga administrasi dalam
pelayanan semua kepentingan masyarakat.

Tentunya itu harus menggunakan anggaran dan harus di penuhi oleh Kapolres dan
Kapolsek, karena SPKT sudah masuk dalam sinergitas kinerja satuan yang harus ada dan

beroperasional -----
17

beroperasional dalam menjalankan kinerja di tingkat Polres dan Polsek.

Dengan tidak ada mata anggaran di tingkat Polres dan Polsek tersebut tentunya
anggaran itu harus di munculkan dalam TOR dan masuk dalam DIPA Polres dan Polsek
sesuai dengan konsep anggaran berbasis kinerja.

Oleh karenanya untuk menunjuk pelaksanaan tugasdan beban kinerja operasional


SPKT baik di tingkat Polres dan Polsek , tentu harus ada dukungan anggaran karena salah
satu syarat mutlak bahwa Satker atau Sub Satker akan beroprasi dengan baik, jika di dukung
dengan anggaran sesuai tupoksi dan kinerja yang di harapkan.

4. Sinergitas Dalam Pelaksanaan Tugas

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan realisasi beban kinerja yang harus dipenuhi,maka SPKT
Polres dan Polsek harus bersinergi dengan Satfung yang lain dalam menjamin pelaksanaan
tugasKepolisian pada umumnya.

Oleh karena itu SPKT Polres dan Polsek harus membuat HTCK dan SOP, sesuai dengan satuanfungsi
masing-masing. Secara garis besar sinergitas dalam pelaksanaan tugas pokok dapat dijabarkan
sebagai berikut:

a. Sinergitas Internal

Yaitu melaksanakan sinergitas dengan internal Polri sesuai dengan satuan fungsi
masing-masing dalam hubungan kerja pelayanan kepada masyarakat, sehingga menghasilkan
suatu kerjasama yang optimal dalam menjalankan tugas-tugas Kepolisian di Polres dan Polsek
sesuai tupoksi SPKT.

Sinegitas kerja sama tesebut dapat berupa hubungan vertical, horizontal dan diagonal
dan dalam pelaksanaannya dapat berupa koordinasi, kewenangan dan tanggung jawab,
arahan dan petunjuk serta pengawasan dan pengendalian.

Secara keseluruhan, maka sinergitas kinererja tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut :

1) Sinergitas dengan satfung SPKT (Ka SPKT, Ka Siaga).


2) Sinergitas SPKT dengan fungsi operasional.
3) Sinergitas SPKT dengan fungsi pembinaan.
4) Sinergitas SPKT dengan pimpinan (wasdal).
5) Sinergitas dengan piket fungsi.
6) Sinergitas dengan satuan kepolisian yg lain.

b. Sinergitas Eksternal.

Yaitu melaksanakan sinergitas dengan eksternal Polri sesuai dengan satfung masing-
masing dalam hubungan kerja pelayanan kepada masyarakat, sehingga menghasilkan suatu
kerja sama yang optimal dalam menjalankan tugas-tugas Kepolisian di Polres dan Polsek
sesuai tupoksi SPKT.

Sinergitas -----
18

Sinergitas kerjasama tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut :

1) Dengan instansi terkait

Dalam hal mengatasi dan antisipasi gangguan Kamtibmas berupa kejahatan yang
terjadi di masyarakat maupun berupa bencana alam, rawan politik dan rawan konflik.

2) Dengan masyarakat

Dalam hal mengatasi gangguan kamtibmas dan laporan masyarakat khususnya


melalui telepon,baik call center SPKT dan telepon pengaduan 110 dari Mabes Polri.
Termasuk dalam hal ini sesuai dengan bentuk pelayanan SPKT yaitu
mengantar/mengarahkan masyarakat sesuai kepentingannya serta mengidentifikasi
masyarakat yang membutuhkan pelayanan Kepolisian.

BAB IV -----
19

BAB IV

PRINSIP-PRINSIP DASAR TUGAS SPKT

1. Prinsip-Prinsip Dasar Pedoman Pelaksanaan Tugas

Dalam melaksankan tugas sebagai Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu, maka harus
mempunyai pegangan berupa prinsip-prinsip yang harus dijalankan, agar pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dapat berjalan baik dan memuaskan.

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaan tugas SPKT Polres Lombok Timur dan
Polsek Jajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Tugas SPKT berati tugas siaga dengan anggota piket siaga SPKT dan piket fungsi dalam
melayani kepentingan masyarakat Polres dan polsek Jajaran.

c. Sebagai etalase Polres dan Polsek dalam menerima segala kepentingaan masyarakat yang
harus mendapatkan pelayanan Kepolisian yang mempunyai letak di depan polres dan polsek.

d. Karena tugas piket siaga dan penjagaan, maka harus mempedomani menejemen penjagaan,
ikut mendatangi TKP (TPTKP dan Olah TKP), serta menrima laporan masyarakat/Dumas baik
yang datang lagsung maupun melalui Call Center SPKT dan Call Center 110 dari Mabes Polri.

e. Dalam pelaksanaan tugas pokoknya SPKT Polres dan Polsek harus melaksanakan pelayanan
prima Kepolisian.

f. Operasional SPKT Polres dan Polsek harus optimal, baik personel/DSP maupun sarana dan
prasarananya mulai dari gedung call center dan logo SPKT, mebeler, computer, ranmor,
dukungan anggota dan lain-lain mendukung dalam pelayanan kepada masyarakat yang harus
memenuhi standar pelayanan minimal .

g. Adanya pamplet mekanisme pelayanan masyarakat, baik Dumas yang memmenuhi syarat
untuk dibuatkan laporan polisi (LP), maupunmekanisme pelayanan secara umum yang akan
disalurkan pada fungsi yang berkepentingan. Hal tersebut untuk sebagai pedoman
pelaksanaan tugas dari masyarakat dapat mudah memahami.

h. Segala sesuatu palaksanaan tugas di SPKT menjadi tanggung jawab Ka SPKT baik Polres
dan Polsek dan hal-hal yang penting atau prinsip dalam pelayanan atau pememcahan
masalah, harus melalui alngkah diskusi dan koorddinasi baik internal SPKT atau dengan
satfung diluar SPKT.

2. Pelayanan Prima Kepolisian Sebagai Dasar Dalam Bertugas

Setiap pelayanan yang ada di Polri tentunya harus merupakan pelayanan prima Kepolisian.
Tentunya hal tersebut harus di awali dengan perubahan mind set dan culture set, karena hal tersebut
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Pelayanan -----
20

Pelayanan prima Kepolisian mengandung pengertian yaitu pelayanan terbaik yang diberikan
Polri kepada masyarakat sebagai pelanggan atau pelapor atau orang yang mmepunyai kepentingan di
Kepolisian, sehngga dengan pelayanan Kepolisian tersebut masyarakat akan merasa puas (public
trust).

Ada beberapa hal yang harus dipedomani dan merupakan penjabaran dari prinsip-prinsip
pelayanan agar pelayanan Kepolisina dan pelayanan lain pada umumnya dapat dikatakan prima yaitu :

a. Mudah
b. Murah
c. Cepat
d. Ramah/Sopan
e. Tidak Birokratis
f. Mengutamakan Pelanggan
g. Tidak Ada Pungutan Liar
h. Keamanan
i. Kenyamanan
j. Memuaskan Pelanggan / masyarakat.

3. Prinsip-Prinsip Dasar Perubahan Polri Dalam Pelaksanaan Pelayanan Prima di SPKT

Untuk melaksanakan pelayanan prima di tubuh Polri, maka harus action plan dan kita perlu
harus ada perubahan-perubahan yang dilakukan, sehingga prinsip-prinsip yang menjadi peddoman
dalam pelaksanaan tugas SPKT Polres Lombok Timur khususnya, dapat berjalan dan dipedomani
dengan baik dalam pelaksanaan tugas pelayanan.

Oleh karena itu ada beberapa hal yang dapat dipedomani dan diterapkan dalam pelaksanaan
tugas SPKT Polres dan Polsek jajara, agar dapat meaksanakan pelayanan prima Kepolisian kepada
masyarakat, adapun beberapa prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Melaksanakan Prinsip Perubahan Kultur Polri (Culture Set).

Untuk merubah kultur di lingkungan Polri, tentunya bukan merupakan hal yang
mudah,tentunya harus ada etika untuk melaksanakan perubahan dan gerakan rekonsiliasi
atau kebersamaan bertindak untuk mencapai tujuan.

Dalam perubahan kultur tersebut ada beberapa kreteria pokok yang harus di
laksanakan dan merupakan inti dari action plan serta harus dilaksanakan oleh Polri, jika Polri
yang kita cintai mau berubah.

Adapun 3 (tiga) kriteria tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :

1) Perubahan Artepak.

Merupakan perubahan kinerja Polri yang lebih baik, perubahan sarana prasarana
pendukung dan bangunan di lingkungan Polri, tampilan Polri secara individu dan
satuan seta sikap dan perilaku semua anggota Polri yang mencerminkan keberadaaan

Polri ------
21

Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat, penegak hokum serta
pemelihara Kamtibmas.

Perubahan artepak ini, merupakan penilaian dari masyarakat terhadap perubahan


nyata secara kasat mata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat secara
keseluruhan.

Dengan demikian perubahan artepak merupakan cara pandang dan penilaian yang
dilakukan oleh masyarakat terhadap apa yang dapat dilihat, dirasakan dan dialami
terhadap keberadaan Polri yang sudah berubah.

2) Perubahan Perilaku.

Merupakan perubahan sikap dan perilaku setiap anggota Polri baik individu maupun
secara kesatuan, dari perilaku yang kurang baik menjadi perilaku yang baik, perilaku
yang kurang terpuji menjadi perilaku yang terpuji dan perilaku yang kurang optimal
menjadi perilaku yang optimal. Hal tersebut dilakukan baik di lingkungan kerja maupun
diluar jam dinas.

Secara kasat mata baik bangunan dan tampilan Polri dilapangan sudah maksimal,
akan tetapi sikap dan perilaku anggota Polri baik individu (oknum) atau secara
kesatuan tidak menunjukkan prilaku yang baik, maka masyarakat menilai bahwa Polri
belum kembali.

Oleh karena itu disetiap pelayanan-pelayanan Kepolisian di SPKT-SPKT baik di Polres


Lombok Timur dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur harus melaksanakan tugas
dengan prilaku yang benar dalam rangka perubahan kultur Polri.

3) Perubahan Paradigma Polri (Mind Set).

Perubahan paradigm Polri boleh dikatakan proes perubahan yang meluas kedalam
dan lebih di tekankan pada individu-individu anggota Polri yang berpengaruh pada
kesatuan.

Dengan adanya paradigma Polri dalam rangka perubahan kultur, maka setiap anggota
Polri di tuntut untuk berubah sikap prilaku dalam kinerja dan diluar jam kerja serta
kinerja polri secara keseluruhan harus berubah.

Perubahan Paradigma (Mind Set) tersebut mencakup perubahan terhadap hal-hal


yang lebih komplek dari 2 (dua) hal yang telah di bahas diatas dan lebih merupakan
dokterin Polri yang harus di pahami dan harus dilaksanakan sesuai kebijakan
Pimpinan.

Untuk melakukan Perubaha Paradigma tersebut ada beberapa hal yang harus
dilakukan secara menyeluruh (holistik) dan diikuti tindakan nyata berupa action plan
dan active police yang berupa perubahan-perubahan diantaranya adalah :

a) Perubahan -----
22

a) Perubahan Artefak
b) Perubahan Prilaku
c) Perubahan Tata Nilai
d) Manajemen Perubahan

Dari uraian ketiga perubahan tersebut di atas, maka dapat diberikan pandangan yang
berhubungan dengan setiap prilaku dalam pelaksanaan tugas yang harus di pedomani dalam
pelayanan di SPKT khususnya dan tugas Polri keseluruhan pada umumnya dapat di jelaskan
diantaranya :

SIKAP PRILAKU

Tidak diharapkan Diharapkan


- Antagonis - Protagonis
- Reaktif - Proaktif
- Legalitas - Legitimitas
- Elitis - Populis
- Arogan - Humanis
- Otoriter - Demokratis
- Tertutup - Transparan
- Akuntabilitas Vertikal - Akuntabilitas Public
- Monologis - Dialogis

Adapun gambaran secara global dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip perubahan kultur
dapat dilihat pada skema perubahan kultur dalam rangka reformasi kultur Polri dibawah ini :

ANTAGONIS PROTAGONIS
PERUBAHAN PROAKTIF
REAKTIF
ARTEFAK
LEGALITAS LEGITIMITAS

ELITIS POPULIS
REFORMASI PERUBAHAN AROGAN HUMANIS
KULTURAL PRILAKU
OTORITER DEMOKRATIS

PERUBAHAN TERTUTUP TRANSPARAN


PARADIGMA AKUNTABILITAS AKUNTABILITAS
(MIND SET)
VERTIKAL PUBLIK
MONOLOGIS DIALOGIS

b. Pelayanan Dengan Mengendepankan Prinsip Etika dan Estetika

Dari pokok bahasan sesuai dengan judul, maka ada 2 (dua) hal yang harus dipahami
dan ditetapkan yaitu :

1) Prinsip ------
23

1) Prinsip Etika secara harpiah dapat diterjemahkan sebagai perbuatan yang dapat
dikatakan baik atau tidak baik, sesuai dengan aturan atau tidak, menyenangkan atau
menyakiti orang lain dan lain-lain perbuatan serta tingkah laku yang secara mudah
dapat dikatakan etis atau tidak etis.

Oleh karena itu sikap dan prilaku petugas dalam pelayanan yang ada setiap
SPKT harus mengandung unsur-unsur :

(a) Ramah
(b) Sopan santun
(c) Humanis
(d) Senyum, sapa dan salam (3S)
(e) Profesional
(f) Proporsional
(g) Tidak ada pungutan liar
(h) Mengutamakan pelayanan masyarakat.

2) Prinsip Estetika dalam pelaksanaan pelayanan

Pengertian estetika secara harpiah dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan atau
situasi dan kondisi yang diciptakan untuk dapat dirasakan keindahan dan
kenyamanannya.

Oleh karena itu Prinsip Estetika dalam pelayanan pada masyarakat, maka baik
bangunan /gedung maupun petugas pelayanan yang ada di SPKT Polres dan Polsek
harus dapat memberikan kenyamanan pada masyarakat.

Secara global Prinsip estetika dlam pelayanan public dapat dijabarkan


sebagai berikut:

(a) Keindahan
(b) Kenyamanan
(c) Ketenangan
(d) Simpati
(e) Keamanan

Demikian Prinsip-prinsip dasar tugas SPKT diberikan untuk dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT Polres dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur dengan
harapan pelayanan Kepolisian kedepannya akan semakin lebih baik.

BAB V ------
24

BAB V

BENTUK – BENTUK PELAYANAN PELAKSANAAN TUGAS SPKT

Tugas pokok SPKT tentunya untuk melayani masyarakat yang akan melapor / mengadu ke Kantor
Polisi, tentunya ini bisa dilakukan dengan masyarakat datang langsung dan melapor, atau melalui media untuk
dilayani oleh petugas dari laporannya tersebut.

Begitu juga pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Polri tidak cukup hanya didalam Kantor
polisi saja atau di SPKT saja, tetapi harus dilakukan pelayanaan keluar Kantor Polisi sebagai tanggapan dari
laporan masyarakat.

Dari penjelasan tentang pelayanan yang harus dilakuka SPKT sebagai pelaksanaan tugas pokoknya,
makaa dapat dijabarkan menjadi beberapa bentuk pelayanan yaitu pelayanan langsung dan tidak langsung
serta pelayanan internal dan eksternal.

Untuk lebih jelasnya bentuk-bentuk pelayanan di SPKT dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Asal dari laporan/pengaduan masyarakat.

Ditinjau dari asal laporan/pengaduan masyarakat, maka dapat dibedakan menjadi 2 (dua) pelayanan di
SPKT yaitu :

a. Pelayanan Langsung

Pelayanan langsung apabila masyarakat akan melapor/mengadukan permasalahan


atau yang mempunyai kepentingan terhadap Polisi, datang langsung ke Kantor polisi atau ke
SPKT untuk menyelesaikan permaslahannya.

Kepolisian melalui SPKT Polres dan Polsek akan melayani masyarakat dengan pelayan prima
Kepolisian, dengan kata lain bahwa SPKT Polres dan Polsek sebagai etalase Kantor Polisi
untuk melayani masyarakat.

Disamping itu juga untuk mempermudah danmenyalurkan aspirasi masyarakat dalam rangka
mendapatkan pelayanan yang lain.

b. Pelayanan Tidak Langsung

Pelayanan tidak langsung apabila masyarakat yang akan melapor, mengadu atau
yang mempunyai kepentingan terhadap Polisi, tidak datang langsung , tetapi melalui media
elektronik khususnya melalui telepon baik call center SPKT dan call center 110 yang
tterhimpun di Mabes Polri untuk dilanjutkann ke Polres dimana asal tempat masyarakat
tersebut melapor kejadian tersebut terjadi.

Pada dasarnya Kepolisian akan menerima secara terbuka dan merespon etiap masyarakat
yang melapor melalui telepon ataupun sms untuk diambil tindakan Kepolisian sesuai bobot
kejadian yang terjadi di TKP atau cukup untuk dilakukan patroli saja.

untuk -----
25

Untuk yang paling ringan dari tanggapan pelayanan Kepolisian yaitu masyarakat yang
membutuhkan informasi, bisa langsung disalurkan pada piket fungsi operasional untuk
mendapatkan penjelasan atau cukup pada siaga SPPPKT saja.

2. Jenis Pelayanan Yang Dilakukan Oleh Petugas di SPKT

Ditinjau dari pelayanan yang dilakukan petugas di SPKT, maka bentuk pelayanan dapat dibagi menjadi
dua yaitu :

a. Pelayanan Internal

Pelayanan yang dilakukan oleh petugas SPKT dan piket fungsi operasional lainnya
dalam melayani masyarakat yang melapor/mengadu atau mempunyai kepentingan, yang
dilaksanakan secara internal di SPKT atau didalam lingkungan Kantor Polisi, baik Polres dan
Polsek.

Petugas SPKT dan piket fungsi tersebut akan melayani masyarakat sampai permaslahan yang
dilaporkan atau kepentingannya bisa terpenuhi atau terselesaikan.

Pelayanan internal tersebut dilakukan mulai dari masyarakat yang membutuhkan informasi,
mencari surat keterangankehilangan, sampai laporan pengaduan tindak pidana, jika
memenuhi pasal-pasal dalam KUHP dan selanjutnya akakn dibuatkan laporan polisi sebagai
awal dilakukan penyidikan oleh reskrim.

b. Pelayanan Eksternal

Pelayanan yang dilakukan oleh petugas SPKT dan piket fungsi operasional yang
lainnya dalam menanggapi laporan/pengaduan atau kepentingan masyarakat, yang dilakukan
secara eksternal pada SPKT atau diluar Kantor polisi, baik Polres dan Polsek.

Pelayanan eksternal petugas SPKT dan piket fungsi bisa dilakukan karena masyarakat datang
langsung melapor ke SPKT atau laporan melalui telepon.

Atau pelayanan eksternal dilakukan sebagai tindak lanjut dari penangana kasus atau tindak
lanjut dari mendasari laooran masyarakat yang dilakukan secara rutin guna antisipasi. Contoh
mendatangi TKP, patroli dan menolong korban bencana atau bisa juga laka lantas dan lain-
lain yang akan menyebabkan gangguan kamtibmas di wilayah hukum masing-masing, sebagai
contoh : pohon tumbang dijalan, bencana banjir, bencana tanaah longsor dan patroli ke
tempat-tempat rawan GKTM serta tempat pelayanan masyarakat lainnya.

Demikian bentuk-bentuk pelayanan di SPKT dalam melaksanakn tugas pokok sebagai tolak ukur
kinerja yang dituntut sebagai pelaksanaan tugas Kepolisian dalam pelayanan kepada masyarakat sesuai
kehendak Pimpinan.

Tentunya semua itu harus berpedoman pada institusi Polri yaitu Perkap Nomor 23 tahun 2010 tentang susunan
Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.

BAB VI -----
26

BAB VI

KETENTUAN DAN TATA CARA PELAYANAN PENGDUAN


SAMPAI PEMBUATAN LAPORAN

1. Tugas Pelayanan Pengaduan dan Pembuatan Laporan Polisi.

Pelaksanaan pelayanan pengaduan/laporan sampai pada pembuatan laporan Polisi (LP)


merupakan tugas yang membutuhkan suatu proses.
Hasil akhir dari proses tersebut bisa sampai pembuatan Laporan Polisi (LP) atau tidak bisa dibuatkan
LP karena tidak memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau tidak cukup bukti.

Tentu dalam hal ini harus ada koordinasi yang sinergis yang saling mendukung antara petugas
SPKT dengan fungsi Reskrim secara terpadu, kecuali bila tindak pidana tersebut ditemukan langsung
atau tertangkap tangan oleh petugas Reskrim. Jika hal tersebut terjadi, maka LP yang dibuat tentunya
Laporan Polisi model A, dan petugas reskrim baik Reskrimum, Reskrimsus dan Reskrim Narkoba.
Setelah membuat LP maka akan meminta nomor di SPKT.
Dengan kata lain LP model A yang dibuat oleh petugas Reskri akan meminta nomor di SPKT dan
mengetahui petugas siaga SPKT ubtuk pengesahannya. Pada laporan Polisi model B, tentunya
masyarakat datang melapor mengadukan permasalahannya ke SPKT. Hal ini harus melalui koordinasi
dan diskusi antar petugas Reskrim dengan siaga SPKT untuk menentukan perkara tersebut
merupakan tindak pidana atau bukan, karena tidak memenuhi unsur-unsur dan tidak cukup bukti. Jika
memenuhi unsur, maka Reskrim akan mengeluarkan rekomendasi untuk di buatkan LP dan
selanjutnya LP diserahkan ke eskrim dari SPKT dengan nota dinas.

Dengan uraian tersebut diatas, maka dapat disampaikan beberapa ketentuan pembuatan Laporan
Polisi sesuai dengan jenisnya yaitu :

PEMBUATAN LAPORAN POLISI

a. Laporan Polisi Model A

1. Ditemukan langsung atau tertangkap tangan;


2. Laporan Polisi tanpa tanda tangan Pelapor;
3. Setiap Laporan Polisi mengetahui Ka siaga SPKT;
4. Tanpa ada Rekomendasi Reskrim;
5. Reskrimsus dan Narkoba.

b. Laporan Polisi Model B

1. Berdasarkan laporan/pengaduan masyarakat;


2. Laporan Polisi tanda tangan Pelapor;
3. Setiap Laporan Polisi mengetahui Ka Siaga SPKT;
4. Laporan Polisi dibuat setelah ada Rekomendasi dari Reskrim;
5. Reskrimum.

c. Dalam -----
27

c. Dalam Nomor Laporan Polisi harus tertera SPKT pada bagian akhir

contoh LAPORAN POLISI


Nomor : LP / / / 20-- / SPKT

d. Laporan Polisi dibuat unsur 2 yang disangkakan untuk menghindari tunggakan kasus setelah
dilaporkan ke Mabes Polri Piknas.

e. Laporan Polisi harus seragam dan sesuai ketentuan

Sedangkan petugas pelayanan laporan pengaduan sampai pembuatan Laporan Polisi


tentunya secara terpadu antara SPKT dan reskrim yang mempunyai kewenangan untuk investigasi
dalam hal ini penyidikan, penyelidikan dan upaya paksa terhadap suatu tindak pidana, termasuk dalam
hal ini petugas Propam jika masalah yang dilaporkan masyarakat tersangkanya anggota Polri.
Dengan kata lain pelayanan terhadap lapran pengaduan masyarakat akan ditangani secara terpadu
oelh petugas Polri yang diberikan suatu wadah yaitu di SPKT Polda NTB.

Adapun petugas pelayanan pengaduan masyarakat sampai pembuatan Lapran Polisi secara
tugas yang diemban dalam wadah SPKT dapat diuraikan sebagai berikut :

Petugas dalam pelayanan laporan pengaduan masayarakat

a. Ka SPKT

1) Menjamin kualitas pelayanan pengaduan masyarakat terhadap suatu tindak pidana


bisa terlayani dengan baik dan sesuai dengan ketentuan atau prosedur.

2) Sebagai kontol terhadap pelaksanaan diskusi atau koordinasi antara Siaga SPKT
dengan petugas Reskrim dalam menentukan pengaduan tersebut, merupakan tindak
pidana dan membuat LP sebagai awal dilakukan penyidikan oelh Reskrim.

3) Sebagai kontrol terhadap ketepatan dan kecepatan pengiriman LP ke Piknas mabes


Polri.

b) Siaga SPKT

1) menrima Laporan pengaduan masayrakat dengan pelayanan yang terbaik (Pelayanan


Prima) dan mengadakan pemeriksaan awal.

2) Melaksanakan koordinasi dan diikuti dengan piket Reskrim sesuai dengan perkara
yang dilaporkan (Reskrimum, Reskrimsus dan Reskrim Narkoba).

3) Membuat Lapran Polisi stelah mendaoat rekomendasi dari reskrim an melaorkan LP ke


Piknas Mabes Polri.

c) Staf SPKT

1) Membantu -----
28

1) Membantu Ka SPKT dalam tugas pelayanan laporan pengaduan masyarakat secara


umum.
2) Membantu segala bentuk administrasipendukung dalam pelaksanaan pelayanan
laporan pengaduan sampai pembuatan LP.

d) Petugas Reskrimum, Reskrimsus dan Reskrim Narkoba

1) Melayani setiap pangaduan masyarakat khususnya yang datang melapor ke SPKT


tentang tindak pidana.

2) Melaksankan diskusi dan koordinasi dengan Siaga SPKT untuk menentukan laporan
pengaduan tersebut merupakan tindak pidana atau bukan yang diawali dengan
pememriksaan terhadap pelapor.

3) Membuat rekomendasi kepada SPKT untuk pembuatan LP jika terbukti laporan


tersebut merupakan tindak pidana.

4) Jika tindak pidana tersebut tertangkap tangan atau ditemukan langsung oleh petugas
Reskrim, maka akan dibuatkan LP Model A dan selanjutnya memintakan nomor ke
SPKT dengan mengetahui Ka Siaga SPKT.

5) Memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat yang ingin mengetahui


hasil pekembangan penyidikan petugas terhadap masalah yang sedang ditangani.

6) Melayani public complain terhadap penyelesaian masalah kriminal yang sedang


ditangani petugas Reskrim.

e) Petugas Propam

1) Melayani setiap pengaduan masyarakat yang harus ditangani oleh petugas Propam.

2) Menerima Laporan pengaduan masyarakat terhadap pelanggaran atau penyimpangan


anggota Polri dan PNS Polri untuk ditangani sesuai dengan prosedur hukum.

3) Pelanggaran anggota yang dilaporkan masyarakat ke Propam lebih di tekankan pada


masalah tipiring atau pelanggaran disiplin.

4) Melayani laporan masyarakat terhadap penyimpangan anggota secara umum dan


melayani public complain terhadap prilakyu anggota dalam tugas dan diluar dinas.

f) Ptugas Resepsionis

1) Menerima setiap masyarakat yang datang ke SPKT

2) Memberikan buku tamu untuk diisi serta mencatat keperluannya

3) Mengarahkan serta mengantar masyarakat sesuai dengan kepentingannya.

2. Mekanisme -----
29

2. Mekanisme Pelayanan Pengaduan Sampai Pembuatan LP

Sebelum penjelasan tentang mekanisme untuk lebih memudahkan menerapkan mekanisme


tersebut berjalan, maka ada pemahaman yang perlu diberikan sebagai tambahan dalam pembuatan
LP.
Adapun syarat-syarat Laporan Polisi secara formil dan materil dapat diuraikan sebagai berikut :

LAPORAN POLISI MEMENUHI SYARAT

A. FORMIL

- KOP
- PRO JUSTITIA
- UNTUK PERADILAN DAN BEBAS BEA MATERAI
- LAPOAN MODEL A DAN MODEL B
- LAPORAN POLISI
- DIBAWAHNYA DITULIS NOMOR LAP BERDASARKAN URUTAN KEJADIAN
DALAM BUKU REGISTER
- LAPORAN MODEL A DITANDA TANGANI OLEH PETUGAS YANG
MEMBUAT
- LAPORAN MODEL B DITANDA TANGANI OELH
PELAPOR/PENGADU/PETUGAS YANG MEMBUAT
- APABILA MENGGUNAKAN JURU BAHASA, DITULIS NAMANYA PADA
BUKU REGISTER LP DAN PADA AKHIR URAIAN SINGKAT KEJADIAN
DITULIS NAMA IDENTITAS DAN TTD
- UPAYAKAN DIBUAT DENGAN CARA DIKETIK (KOMPUTER/MESIN TIK)
- KATA-KATA DITULIS LENGKAP, APABILA DISINGKAT GUANKAN
SINGKATAN YANG LAZIM
- NAMA ORNG DITULIS DENGAN LENGKAP DAN MENGGUNAKAN HURUF
BALOK/BESAR
- MENULIS ANGKA MENUNJKKAN JUMLAH DIULANGI DENGAN KATA-
KATA DI DALAM KURUNG
- PADA KOLOM TANDA TANGAN ATASAN YANG MENGETAHUI,
DIBUBUHKAN CAP DINAS/KESATUAN

B. MATERIL -----
30

B. MATERIL (ISI)

- SI = SIAPAKAH ? (YANG MELAPOR; KORBAN; PELAKU)

- A = APAKAH ?
 APA YANG TELAH TERJADI
 APAKAH PERBUATAN TERSEBUT MERUPAKAN TP
 APAKAH ADA KORBAN MANUSIA
 ALAT APAKAH YANG DIGUNAKAN
 APA AKIBAT DARI PEBUATAN PELAKU
 KERUGIAN APA YANG DITIMBULKAN

- DI = DIMANAKAH ?
 DIMANAKAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA
 DIMANA KORBAN, SAKSI-SAKSI, DAN TERSANGKA PADA
SAAT TERJADINYA TINDAK PIDANA
 DIMANA BARANG-BARANG YANG DIPERGUNAKAN
SEBELUM TERJADI TINDAK PIDANA

- DE = DENGAN APAKAH ?
 DENGAN ALAT APA YANG DIGUNAKAN UNTUK
MELAKUKAN TINDAK PIDANA
 MEMBAWA BARANG KORBAN

- MEN = MENGAPA ?
 MENGAPA PERBUATAN ITU DILAKUKAN
 MENGAPA MENGGUNAKAN CARA DEMIKIAN

- BA = BAGAIMANA ?
 BAGAIMANA PERBUATAN TERSEBUT DILAKUKAN /
TERJADI
 BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN SESUATU

- BI = BILAMANAKAH ?
 BILAMANA PERBUATAN ITU TERJADI
 BILAMANA PERBUATAN ITU DILAPORKAN

Dengan memahami tentang pembuatan Laporan Polisi setiap petugas pelayanan laporan
pengaduan masyarakat dapat menerapkan kedalam suatu tata cara atau mekanisme pelayanan
pengaduan yang ioptimal, serta produk Laporan Polisi yang dibuat akan optimal pula.

Tata cara kinerja yang telah disampaikan mengenai pelayanan pengaduan sampai pembuatan
Laporan Polisi semuanya akan mendukung. Jika petugas yang mengawaki memahami akan tugasnya
yang merupakan suatu proses kinerja yang dilaksanakan secara terpadu.

Adapun -----
31

Adapun mekanisme atau tata cara pelayanan pengaduan masyarakat ke SPKT dapat di
jelaskan pada skema alur pikir di bawah ini :

MEKANISME PELAYANAN SPKT POLRES LOMBOK TIMUR

3. Pembuatan dan Pengiriman Laporan Polisi ke Piknas Mabes Polri

Pelaksanaan tugas pembuatan Laporan Polisi merupakan tugas terahir terpadu yang
dilakukan dengan fungsi operasional Reskrim baik Reskrimum, Reskrimsus, dan Narkoba. Walaupun
demikian jika Laporan Polisi tersebut Model A, tetap saja harus mengetahui Siaga SPKT dan
mengambil noor. Pelaksanaan kegiatan selanjutnya, Reskrim akan menindak lanjuti Laporan Polisi
tersebut dengan melakukan investigasi dalam menegakkan hukum.

Dengan penjelasan yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumya, baik pembuatan
Laporan Polisi model A dan Laporan Polisi model B semuanya harus memenuhi syarat dan tata cara
yang telah menjadi ketentuan dan kebjakan Pimpinan. Dari masyarakat datang melapor tentang tindak
pidana yang diadukan ke SPKT, merima Laporan pengaduan sampai pada proses pemeriksaan atau
penanganan yang terpadu dan terahir pada pembuatan Laporan Polisi jika perkara yang dilaporkan
memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau cukup bukti, dengan pertimbangan berdasarkan
kepentingan (mesecytas) tertentu yang menuntut kewajiban petugas harus membuat Laporan Polisi.
Salah satu contoh yang dapat disampaikan disini yaitu : laporan pengaduan terhadp WNA yang datang
melapor karena peristiwa asusila atau pemerkosaan. Dengan azas pelayanan kepada masyarakat dan
kepentingan negara, maka hal tersebut segera dibuatkan Laporan Polisi untuk selanjutnya dilakukan
penyelidikan dan penyidikan oleh petugs Reskrim.

Dari -----
32

Dari Laporan Polisi yang sudh dibuat tersebut, maka harus dapat di pertanggungjawabkan,
karena setiap Laporan Polisi yang dibuat pada kesempatan pertama akan dilaporkan ke Siaga Ops
Polda NTB. Jadi pendataan oleh Polda NTB mengenai Laporan Polisi yang masuk dari SPKT Polres
Lombok Timur dan Polsek Jajran teap dilakukan dan menjadi penilaian tersendiri terhadap kelancaran
pelapornannya dan yang tidak kalh pentingnya yaitu tindak lanjut penangan perkara dari laporan Polisi
yang sudah masuk ke Siaga Ops Polda NTB.

Ketentuan Sistem dan Mekanisme Pelaporan Ke Polda

a. Laporan Polisi baik dari SPKT Polres Lombok Timur dan Polsek Jajaran dilaporkan ke Siaga
Ops Polda NTB

b. Pengiriman Laporan Polisi agar dilakuka pada kesempatan pertama.

c. Operator Komputer SPKT :

1) Operator harus Terampil/Terlatih;


2) Harus bisa mengisi aplikasi format LP yang telah ditentukan Siaga Ops Polda NTB
3) Operatur anggota siaga SPKT dan sudah di Sprinkan.

d. Jika ada kerusakan jaringan agar segera dilakukan perbaikan (koordinasi SITI).

BAB VII -----


33

BAB VII

PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PENGADUAN


MASYARAKAT YANG TERPADU

Untuk membahas mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan pada SPKT, maka tidak le[pas dari
penjelasan urutan langkah-langkah dari awal smpai akhir yang harus dilaksanakan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.

Proses urutan langkah-langkah tersebut tentunya diawali dari laorna masyarakat, pengaduan
masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung atau pelayanan terhadap seluruh kepentingan masyarakat
ke SPKT, kemudian dari laporan masyarakat tersebut dilanjutkan dengan proses pelayanan oleh petugas Polri
di SPKT dan fungsi-fungsi terkait sampai ada suatu pemecahan masalah, serta adanya out come yang dapat
dirasakan dan masyarakat menjadi puas.

Dari gambaran tersebut diatas, selanjutnya untuk membahas lebih dalam tentang mekanisme
pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT sesuai dengan proses pelayanan yang sudah dijelaskan, tentunya
sesuai dengan urutan langkah-langkah yang ada, yang diawali dari laporan masyarakat, pengaduan
masyarakat dan kepentingan masyarakat, maka mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan secara garis besar
dapat dibagi menjadi 2 (dua) dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Langsung

Pelayanan langsung apabila masyarakat yang melapor, mengadu dan mempumyai kepentingan
datang langsung ke Kantor Polisi atau lebih khususnya lgi di SPKT. Setelah datang dan melapor, maka
masyarakat tersebut akan dilayani oleh petugas pelayanan Polri sesuai dengan kepentingan dari
proses awal sampai akhir.

Dapun mekanisme terhadap pelayanan secara langsung tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Mekanisme laporan/pengaduan masyarakat yang merupakan Tindak Pidana kalau laoran /


pengaduan masyarakat tersebut merupakan tindak pidana, maka proes awal dari pelayanan
kepada masyarakat sesuai unsur-unsur pasal yang dipersangkakan akan dilakukan
pembuatan Laporan Polisi (LP).

Untuk lebih jelasnya, mekanisme yang dapat diberikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tuga pelayanan sesuai dengan urutan proses pelayanan yaitu :

1) Masyarakat mempunyai kepentingan


2) Masyarakat datang ke SPKT
3) Masyarakat diterima oleh piket siaga SPKT
4) Pelayanan awal terhadap laporan dan pengaduan masyarakat (pemeriksaan awal)
oleh siaga SPKT
5) Pelayanan pemeriksaan oleh piket siaga SPKT dan piket Reskrim
6) Proses diskusi terhadap tindak pidana atau bukan
7) Menetukan pasal-pasal atau unsur-unsur pidana yang dilanggar
8) Rekomendasi Reskrim kepada SPKT untuk dibuatkan LP

9) Pembuatan -----
34

9) Pembuatan LP oleh piket siaga SPKT


10) LP diserahkan ke Reskrim dengan nota dinas
11) Melaporkan LP ke Siaga Ops Polda NTB.

b. Meknisme lapoan / pengaduan masyarakat Bukan Tindak Pidana kalau laporan / pengaduan
masyarakat tersebut bukan merupakan tindak pidana, maka proses awal dari pelayanan
kepentingan dan laporan / pengaduan masyarakat yang tidak terbukti suatu tindak pidana
dapat dijelaskan sesuai dengan urutan mekanisme pelayanan sebagai beikut :

1) Masyarakat mempunyai kepentingan


2) Masyarakat datang ke SPKT
3) Masyarakat diterima oleh piket siaga SPKT
4) Pelayanan awal pengaduan masyarakat oleh piket SPKT (bukan tindak pidana)
5) Pelayanan kepentingan masyarakat
6) Petugas melaksanakan pelayanan prima (etika dan estetika)
7) Menruskan ke piket fungsi sesuai kepentingannya
8) Adanya pemecahan masalah
9) Kepentingan masyarakat terlayani dengan baik
10) Masyarakat puas
11) Public Trust

2. Prosedur Operasional Terhadap Pelayanan Laporan Tidak Langsung

Pelayanan laporan tidak langsung apabila masyarakat yang melapor, mengadu atau yang
mempunyai kepentingan tidak datang langsung ke Kantor Polisi atau di SPKT, tetapi melalui telepon
call center SPKT atau melalui call center 110 yang terhimpun di Mabes Polri.

Untuk pelayanan yang tidak langsung ini , maka pelayanannya dapat dilakukan secara internal
dan eksternal sesuai kebutuhan yang dilakukan petugas pelayanan SPKT dan piket fungsi yang ada.

Untuk lbih jelasnya dari pelayanan laporan tidak langsung secara mekanismenya dapat
dijabarkan senagai berikut :

a. Pelayanan Internal

Dari laporan, pengaduan atau kepentinagn masyarakat melalui call center sesuai urut-urutan
atau mekanisme pelayanan yang dilakukan SPKT dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Masyarakat mempunyai kepentingan


2) Masyarakat telepon ke call center SPKT atau call center 110 Mabes Polri
3) Penerimaan telepon dari masyarakat sesuai dengan etika pelayanan yang benar
4) Menanyakan secara detail baik identitas pelapor maupun kepentingannya
5) Petugas mencatat pada buku register
6) Adanya pemecahan masalah
7) Kepentingan masyarakat terlayani dengan baik
8) Masyarakat puas
9) Public Trust

b. Pelayanan -----
35

b. Pelayanan Eksternal

Dari laporan, pengaduan atau kepentingan masyarakat melalui call center yang membutuhkan
pelayanan eksternal oleh petugas diluar Kantor SPKT atau diluar kantor Kepolisian baik tingkat
Polres dan Polsek.

Adapun mekanisme pelayanan eksternal yang dilakukan oleh petugas SPKT dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1) Masayarakat mempunyai kepentingan


2) Masyarakat telepon ke call center SPKT atau call center 110 Mabes Polri
3) Penerimaan telepone dari masyarakat sesuai dengan etika pelayanan yang benar
4) Menanyakan secara detail baik identitas pelapor maupun kepentingannya
5) Petugas mencatat pada buku register
6) Piket SPKT menrusakan ke piket fungsi sesuai laporan/pengaduam masyarakat
dengan mengedapankan fungsi
7) Mengedepankan fungsi sabhara untuk pelayanan pengamanan dan patroli (presentif)
serta mendatangi TKP dan Pam TKP
8) Mengedepankan fungsi Reskrim untuk pelayanan mendatangi TKPdan olah TKP
9) Mengedepankan fungsi Intelijen untuk kegiatan yang perlu dilaksanakan penyelidikan
terlebih dahulu sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat.
10) Menindak lanjuti setiap laporan yang telah dilakukan tindakan awal sampai pada
tindakanm Kepolisian selanjutnya, bahkan sampai pembuatan Laporan Polisi bila
merupakan tindak pidana.

Mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT dibuat dalam bentuk pamplet dan dapat dilihat baik
oleh petugas dan masyarakat yang datang di SPKT baik ditingkat Polres dan Polsek.

Dengan adanya mekanisme tersebut pelaksanaan pelayanan di SPKT lebih jelas dan tekoordinir karena akan
menjadi sinergitas yangtelah disepakati dan SOP yang jela dalam pelaksanaan tugas masing-masing fungsi
operasional dengan SPKT.

Adapun Mekanisme pelaksanaan tugas pengauan masyarakat sebagaimana penerapan pembamgunan zona
integritas dalam rangka pelayanan kepentingandan laporan/pengaduan masyarakat beserta foto-foto
pelaksanaan tugas yang dilakukan di SPKT Polres Lombok Timur sebagaimana terlampir pada halaman
belakang.

Mekanisme pelaksanaan tugas pelayanan kepentingan dan laporan / pengaduan masyarakat sebaga pedoman
dan dapat diambil sebagai contih yang apat diterapkan pada tingkat Polsek sebagaimana yang sudah
diterapkan di SPKT Polres Lombok Timur.

Termasuk alam hal ini Label SPKT harus ada dan terpampang paa etalase terdepan sebagai pelayanan yang
terpadu antara piket SPKT dan piket fungsi yang lain khususnya Reskrim dalam pelayanan pengaduan
masyarakat.

Hal tersebut dengan acuan bahwa sebagian besar khususnya pada tingkat Polsek sudah melaksanakan
danmembuat Label SPKT pada etalase Polsek dan ruangan yang tersedia sebagai pelayanan kepada
m,asyarakat yang terpadu.

Oleh -----
36

Oleh karena itu bagi Polsek – Polsek Jajaran Polres Lombok Timur yang belum melaksanakan
penerapan baik Label SPKT, pelayanan yang terpadu danmembuat mekanisme pelayanan kepentingan dan
laporan/pengaduan masyarakat agar menyesuaikan dengan yang sudah terdapat pada lampiran buku SOP
Polres Lombok Timur.

Demikian yang bisa diberikan sebagai pedoman agar SPKT baik di tingkat Polres dan Polsek agar
optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan yang diamanatkan dalam
Perkap Nomor 23 tahun 2010.

Sehingga pelaksanaan tugas pelayanan pada SPKT baik Polres dan Polsek mempunyai suatu kinerja yang
bisa diukur dalam melaksnakan tugas pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

BAB VIII -----


37

BAB VIII

PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN PADA INTERNAL


SATUAN FUNGSI SPKT POLRES LOMBOK TIMUR

1. Umum

Pada penjabaran tentang prosedur operasional internal Satfung SPKT Polres Lombok Timur
maka akan dijabarkan tentang tugas-tugas rutin yang telah, sedang dan akan dilaksnakan yang
menjadi bahan kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan peran SPKT Polres Lombok Timur.
Masing-masing tugas tersebut tentunya akan mempunyai operasional prosedur yang berbeda-beda
disesuaikan dengan jenis tugasnya dan tanggung jawab serta job dicriptionnya.

Pada Satfung SPKT pelaksanaan tugasnya ada yang sama dengan Satfung lain ada pula
yang berbeda, karena SPKT mempunyai tugas pokok pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan
tugas-tugas rutin dan operasional tentu sesuai dengan jenisnya akan mempunyai prosedur operasional
yang lebih di formalkan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP).

Dari uraian tersebut diatas, maka ada beberapa SOP internal SPKT Polres Lombok Timur
yang merupakan prosedur operasional yang sepakati dan menjadi pedoman bagi pelaksanaan
beebapa jenis tugas yang telah, akan dan sedang dilaksanakan.

2 Prosedur Operasional Tugas Internal Satfung SPKT

Adapun Prosedur Operasional tugas internal Satfung SPKT dapat dijabarkan sesuai SOP yang
ada dibawah ini :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


USULAN KENAIKAN PANGKAT

a. Umum

1) Dalam rangka pembinaan karir anggota Polri/PNS diperlukan pedoman administrasi


tentang kenaikan pangkat Reguler dilingkungan Polri yang dalam pelaksanaannya
memerlukan penjabaran lebih lanjut;

2) Untuk menjamin keseragaman dalam pelaksanaan penyelesaian administrasibagi


anggota Polri yang mendapat kenaikan pangkat, perlu dikeluarkan pedoman
administrrasi tentang Kenaikan Pangkat Reguler dilingkungan Polri.

b. Proses Pelaksanaan Usulan Kenaikan Pangkat.

1) Bamin mendata seluruh personel yang sudah waktunya untuk diusulkan UKP;

2) Bamin -----
38

2) Bamin meminta seluruh personel yang akan UKP untukk melengkapi persyaratan
kenaikan pangkat;

3) Menyiapkan berkas kelengkapan administrasi yang diperlukan dalam Usulan


Kenaikan Pangkat (UKP);

4) Bamin membuat nota dinas kepada Kabag SDM;

5) Nota dinas ditandatangani oleh Ka SPKT;

6) Bamin mencarikan nomor dan mengirim berkas UKP ke SDM.

c. Mekanisme Usulan Kenaikan Pangkat

BAMIN KA SPKT

Mendata Personel yang UKP

Buat nota dinas

Minta Personel melengkapi Mohon


persyaratan UKP
Tanda Tangan

Cari nomor kirim berkas UKP ke


Bag SDM

Selesai

STANDAR -----
39

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PROSES PENERIMAAN PELAYANAN MASYARAKAT

a. Tujuan

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi personel SPKT
dalam melaksanakan tugas, membberikan pelayanan kepada masyarakat yang datang ke
Kantor SPKT Polres Lombok Timur.

b. Proses Penerimaan Pelayanan Masyarakat

1) Petugas Piket SPKT menyampaikan salam selamat datang di SPKT Polres Lombok
Timur;

2) Masyarakat dipersilahkan mengisi buku tamu;

3) Petugas Piket SPKT mempersilahkan masyarakat menunggu urutan antrean diruang


tunggu SPKT Polres Lombok Timur;

c. Mekanisme Proses Penerimaan Pelayanan Masyarakat

PETUGAS PIKET SPKT MASYARAKAT

MULA I

MENGISI
SAMPAIKAN SALAM

BUKU TAMU

MEMPERSILAHKAN MENUNGGU
URUTAN ANTREAN

MENGANTARKAN KE FUNGSI
PELAYANAN TERKAIT SE LESAI

STANDAR -----
40

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PROSES PENERIMAAN LAPORAN / PENGADUAN MASYARAKAT
YANG DATANG LANGSUNG

a. Tujuan

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi personel SPKT
dalam melaksanakan tugas menerima laporan/pengaduan masyarakat yang datang langsung ke kantor SPKT
Lombok Timur.

b Proses Penerimaan Pelayanan Masyarakat

1) Petugas Piket SPKT menyampaikan salam selamat datang di SPKT Polres Lombok
Timur;
2) Masyarakat dipersilahkan mengisi buku tamu;
3) Petugas Piket SPKT mempersilahkan masyarakat menunggu urutan antrean diruang
tunggu SPKT Polres Lombok Timur;
4) Petugas Piket SPKT menerima laporan/pengaduan masyarakat;
5) Petugas Piket SPKT membuatkan Laoran Polisi dan memberikan Surat Tanda
Penerimaan Laporan (STPL).

c. Mekanisme Proses Penerimaan Laporan / Pengaduan Masyrakat yang Datang Langsung

PETUGAS PIKET SPKT MASYARAKAT

MULA I

MENGISI
SAMPAIKAN SALAM
BUKU TAMU

MEMPERSILAHKAN MENUNGGU
URUTAN ANTREAN

SE LESAI
MENERIMA LAPORAN /
PENGADUAN

STANDAR -----
41

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PROSES PENERIMAAN LAPORAN / PENGADUAN MASYARAKAT
MELALUI TELEPON

a. Tujuan

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi personel SPKT
dalam melaksanakan tugas menerima laporan/pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui telepon ke
Kantor SPKT Polres Lombok Timur.

b. Proses Penerimaan Laporan/Pengaduan Masyarakat Melalui Telepon

1) Petugas Piket SPKT menyampaikan salam terima kasih telah menghubungi Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Lombok Timur;
2) Petugas Piket SPKT menanyakan dan mencatat identitas lengkap pelapor/pengadu
dalam buku penerimaan telepon;
3) Petugas Piket SPKT menerima pelapor/pengadu menutup telepon dan akan dihubungi
kembali;
4) Petugas Piket SPKT menghubungi pelapor/pengadu ;
5) Bila nomor telepon tidak bisa dihbungi beberapa kali, maka laporan tidak di tindak
lanjuti;
6) Jika pelapor/pengadu bisa dihubungi maka ditanyakan keperluannya dan diminta
untuk tidak menutup telepon karena laporan/pengaduan masyarakat akan diterima
petugas piket SPKT;
7) Petugas Piket SPKT menerima dan mencatat laporan/pengaduan serta menuangkan
dalam bentuk Laporan Polisi;
8) Petugas Piket SPKT meminta pelapor/pengadu datang ke Kantor SPKT untuk
menandatangani laporan/pengaduan setelah selesai dibuat.

c. Mekanisme Penerimaan Laporan/Pengaduan Masyarakat Melalui Telepon

PETUGAS PIKET SPKT MASYARAKAT


(PELAPOR/PENGADU)
SAMPAIKAN SALAM

MENCATAT IDENTITAS PELAPOR/PENGADU

MEMINTA PELAPOR/PENGADU TUTUP TELEPON TUTUP TELEPON

MENGHUBUNGKAN KEMBALI PELAPOR/PENGADU TERIMA TELEPON DARI


OPERATOR
TERIMA LAPORAN / PENGADUAN

MINTA PELAPOR/PENGADU KE KANTOR SPKT UTK TTD

STANDAR ------
42

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PROSES PENERIMAAN LAPORAN / PENGADUAN MASYARAKAT
MELALUI INTERNET, EMAIL, WEBSITE

a. Tujuan

Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi personel SPKT
dalam melaksanakan tugas menerima laporan/pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui internet,
email, website ke Kantor SPKT Polres Lombok Timur.

b. Proses Penerimaan/ Pengaduan Masyarakat melalui internet, email, website

1) Petugas Operator membuka internet, email, website;


2) Petugas Operator mengeprin Laporan/ pengaduan yang diterima;
3) Petugas Operator menyampaikan laporan yang telah di print ke Kanit Jaga SPKT;
4) Kanit Jaga SPKT menganalisa dan mendisposisikan ke fungsi terkait;
5) Piket Jaga SPKT meneruskan ke fungsi terkait
6) Petugas Operator menyampaikan salam dan terima kasih telah menghubungi Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu Polres Lombok Timur melalui internet, email dan
website;
7) Petugas Operator menyampaikan bawhwa laporan telah di tindak lanjuti
8) Petugas Operator menyampaikan untuk proses selanjutnya agar menghubungi nomor
telepon atau datang langsung ke Kantor SPKT Polres Lombok Tiimur.

c. Mekanisme Penerimaan laporan/Pengaduan Masyarakat Melalui Internet, Emaildan Website

PETUGAS PIKET SPKT KANIT SPKT


BUKA INTERNET, EMAIL,WEBSITE

ANALISA DAN
PRINT KOORDINASI DENGAN
FUNGSI TERKAIT

TERUSKAN KE FUNGSI TERKAIT

BALAS EMAIL

LAPORAN TELAH DI TINDAK LANJUTI, HUB SPKT POLRES


LOMBOK TIMUR

BAB XI ------
43

BAB IX

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan dan pengendalian merupakan satu hal yang sangat memegang peranan penting dalam
pelaksanaan tugas.

Pada teori manajemen yaitu adanya controlling disamping fungsi kegiatan manajemen lain berupa : Planning,
Organizing dan Actuating atau lebih dikenal dengan POAC.

Kegiatan pokok manajemen yang harus ada dilaksnakan beruapa 4 (empat) poin tersebut harus menjadi
pedoman dalam operasional organisasi, termasuk kinerja SPKT baik Polres dan Polsek.

Pada pengawasan dan pengendalian di lingkup pelaksanaan tugas SPKT dapat di bagi menjadi 2
(dua) yaitu : “ Pengawasan Internal “ secara berjenjangan didalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan yang
ada didalam SPKT sendiri dan “ Pengawasan Eksternal “ yang dilakukan oleh Pimpinan dan bisa juga
dilakukan oleh masyarakat terhadap pelaksanaan tugas pokok pelayanan yang ada di SPKT baik Polres dan
Polsek.

1. Pengawasan Internal SPKT

Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Ka SPKT dan berjenjang sampai ke bawah yang berupa
hirarki sesuai dengan job descriptionnya.

a. Pada SPKT Polres dan Polsek

Pada SPKT Polres dan polsek secara struktur organisasi, maka personel yang mengawaki
pelaksanaan tugas masih sederhana.
Sesuai Perkap nomor 23 tahun 2010 hanya ada Ka SPKT dan tiga kanit saja. Oleh karena itu
dalam pengawasan internal di SPKT Polres dan Polsek, pengawasan dan pengendalian hanya
dilakukan oleh Ka SPKT Polres atau Ka SPKT Polsek terhadap para Kait yang terdiri dari 3
(tiga) Perwira yang bertugas melaksanakan piket siaga dalam melayani masayarakat secara
terpadu yang artinya dengan melibatkan fungsi operasional yang lain dalam melayani
masyarakat.

2. Pengawasan Eksternal SPKT

Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Pimpinan dan berjenjang sampai ke bawah berupa
hirarki dan pengawasan oleh masyarakat sesuai dengan job discriptionnya.

a. Pada SPKT Polres dan Polsek

Merupakan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Pimpinan secara hirarki dalam
tugas dan juga pengawasan dari masyarakat terhadap pelaksanaan tugas SPKT, sehingga
masyarakat bisa menilai pelayanan yang dilakukan oleh Polri khususnya petugas SPKT baik
pelayanan internal dan eksternal.

Pengawasan -----
44

Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pelayanan di SPKT Polres dan Polsek
dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kapolres / Kapolsek

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap tugas SPKT Polres / Polsek


secara keseluruhan atau global dalam menjamin pelaksanaan pelayanan prima
Kepolisian di Polres / Polsek.

Ka SPKT Polres / Polsek bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada


Kapolres / kapolsek

2. Waka Polres / Waka Polsek

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap operasional pelaksanaan


tugas pelayanan di SPKT Polres / Polsek termasuk menjamin mutu pelayanan tugas
SPKT, yaitu petugas siaga SPKT Polres / Polsek dan piket fungsi yang ada SPKT di
Polres / Polsek.

Ka SPKT bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional tugas pelayanan


secara keseluruhan kepada Waka Polres / Waka Polsek dan sekaligus menjamin
standar minimal pelayanan di SPKT Polres / Polsek.

3. Kabag Ops Polres

Melaksanakan pengawasan kinerja danmemberikan arahan dalam pelaksanaan


tugas, baik pelayanan internal mauoun eksternal serta operasional pelaksanaan tugas
secara keseluruhan.

Ka SPKT Polres melaksanakan arahan Kabag Ops Polres untuk operasional


pelaksanaan tugas khususnya pengiriman laporan Polisi (LP) ke Piknas Mabes Polri.

4. Masyarakat / Stake Holder

Pada tingkat SPKT Polres dan SPKT Polsek membuka pengawasan eksternal kritik,
saran dan masukan dari setiap holder masyarakat yang peduli terhadap pelayanan
Kepolisian, khususnya SPKT dengan memberikan peluang control melalui “ kotak
Saran “ yang di pasang pada pelayanan SPKT Polres dan Polsek.

Pengawasan oleh masyarakat bisa dilakukan secara langsung baik kepada Ka SPKT
maupun Pimpinan Polres dan secara tidak langsung melalui tempat yang telah
disediakan berupa “ Kotak Saran “ yang ada di SPKT baik di Polres dan Polsek
Jajaran.

Oleh karena itu setiap SPKT Polres dan Polsek harus menyediakan “ kotak Saran “
sebagai sarana pengaduan masyarakat terhadap pelayanan Polri khususnya yang
dilaksanakan petugas di SPKT.

BAB X -----
45

BAB X

PENUTUP

Dengan selesainya pembuatan naskah ini, tentunya selaku penulis patut mengucapkan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena bisa berbuat untuk lebih optimalnya operasional SPKT, khususnya diwilayah
hukum Polres Lombok Timur.

Dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini diharapkan bisa dijadikan pedoman dalam melaksanakan
tugas pelayanan di SPKT, sehingga kinerja SPKT di Polres Lombok Timur bisa di ukur dan pertanggng
jawabkan sesuai Perkap nomor 23 tahun 2010 dalam melaksanakan pelayanan prima Kepolisian kepada
masyarakat.

Demikian yang bisa disampaikan dalam mengakhiri penulisan naskah ini, bila ada kekurangan dan
kesalahan kami selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya dan untuk lebih sempurnanya naskah Standar
Operasional Prosedur SPKT Polres Lombok Timur dan bisa juga dipakai sebagai acuan optimalnya
operasional SPKT Polres dan Polsek Jajaran Polres Lombok Timur, Tentunya kami akan menerima saran dan
masukan dari para pembaca, selanjutnya mohon petunjuk lebih lanjut kepada Pimpinan.

Ditetapkan di : Selong
Pada tanggal : 25 Februari 2019

KA SPKT POLRES LOMBOK TIMUR

M. ANHAR
IPDA NRP 71120352

Ditetapkan di : Selong
Pada tanggal : 25 Februari 2019

KEPALA KEPOLISIAN RESOR LOMBOK TIMUR

IDA BAGUS MADE WINARTA, S.I.K.


AKBP NRP 77061074
OPERASIONAL PENJABARAN DARI TUGAS POKOK

PELAYANAN YANG DILAKUKAN DI SPKT POLRES LOMBOK TIMUR BAIK PELAYANAN


KEPENTINGAN MASYARAKAT (SKTLK) MAUPUN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT
(PEMERIKSAAN AWAL DAN LANJUTAN) UNTUK PEMBUATAN LAPORAN POLISI

Anda mungkin juga menyukai