Anda di halaman 1dari 26

LAMPIRAN I.

01
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
TANGGAL 22 OKTOBER 2010

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


BERBASIS AKRUAL

KERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual – (i)


DAFTAR ISI

Paragraf

PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------------------- 1-5


TUJUAN --------------------------------------------------------------------------------------------- 1-3
RUANG LINGKUP -------------------------------------------------------------------------------- 4-5

LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN--------------------------------------------------- 6-16


BENTUK UMUM PEMERINTAHAN DAN PEMISAHAN KEKUASAAN ------------- 8-9
SISTEM PEMERINTAHAN OTONOMI DAN TRANSFER PENDAPATAN ANTAR
PEMERINTAH ------------------------------------------------------------------------------------- 10
PENGARUH PROSES POLITIK --------------------------------------------------------------- 11
HUBUNGAN ANTARA PEMBAYARAN PAJAK DAN PELAYANAN
PEMERINTAH ------------------------------------------------------------------------------------- 12
ANGGARAN SEBAGAI PERNYATAAN KEBIJAKAN PUBLIK, TARGET FISKAL,
DAN ALAT PENGENDALIAN ------------------------------------------------------------------ 13
INVESTASI DALAM ASET YANG TIDAK LANGSUNG MENGHASILKAN
PENDAPATAN ------------------------------------------------------------------------------------- 14
KEMUNGKINAN PENGGUNAAN AKUNTANSI DANA UNTUK TUJUAN
PENGENDALIAN ---------------------------------------------------------------------------------- 15
PENYUSUTAN ASET TETAP ------------------------------------------------------------------ 16

PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI PARA PENGGUNA---------- --------------- 17-20


PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN-------------------------------------------------------- 17
KEBUTUHAN INFORMASI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ---------- 18-20

ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN -------------------------------------------------------- 21-23


PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN ----------------------------------------- 24-27
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN ------------------------------------------------------ 24-25
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN --------------------------------------------------------- 26-27

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN --------------------------------------------------------------- 28-29


DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN ------------------------------------------------------ 30
ASUMSI DASAR ------------------------------------------------------------------------------------------- 31-34
KEMANDIRIAN ENTITAS ----------------------------------------------------------------------- 32
KESINAMBUNGAN ENTITAS------------------------------------------------------------------ 33
KETERUKURAN DALAM SATUAN UANG (MONETARY MEASUREMENT) ------ 34

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN -------------------------------------- 35-40


RELEVAN ------------------------------------------------------------------------------------------- 36-37
ANDAL ----------------------------------------------------------------------------------------------- 38
DAPAT DIBANDINGKAN ------------------------------------------------------------------------ 39
DAPAT DIPAHAMI -------------------------------------------------------------------------------- 40

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual – (ii)


PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN --------------------------------------- 41-55
BASIS AKUNTANSI ------------------------------------------------------------------------------ 42-45
NILAI HISTORIS (HISTORICAL COST) ----------------------------------------------------- 46-47
REALISASI (REALIZATION) ------------------------------------------------------------------- 48-49
SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL (SUBSTANCE OVER FORM) 50
PERIODISITAS (PERIODICITY) -------------------------------------------------------------- 51
KONSISTENSI (CONSISTENCY) ------------------------------------------------------------- 52
PENGUNGKAPAN LENGKAP (FULL DISCLOSURE) ----------------------------------- 53
PENYAJIAN WAJAR (FAIR PRESENTATION) -------------------------------------------- 54-55

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL --------------------------------------- 56-59


MATERIALITAS ----------------------------------------------------------------------------------- 57
PERTIMBANGAN BIAYA DAN MANFAAT -------------------------------------------------- 58
KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTERISTIK KUALITATIF----------------------------- 59

UNSUR LAPORAN KEUANGAN---------------------------------------------------------------------- 60-83


LAPORAN REALISASI ANGGARAN --------------------------------------------------------- 61-62
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH---------------------------------- 63
NERACA--------------------------------------------------------------------------------------------- 64-77
Aset -------------------------------------------------------------------------------------------------- 66-72
Kewajiban ------------------------------------------------------------------------------------------- 73-76
Ekuitas ----------------------------------------------------------------------------------------------- 77
LAPORAN OPERASIONAL --------------------------------------------------------------------- 78-79
LAPORAN ARUS KAS --------------------------------------------------------------------------- 80-81
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ---------------------------------------------------------- 82
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN -------------------------------------------------- 83

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN -------------------------------------------------- 84-97


KEMUNGKINAN BESAR MANFAAT EKONOMI MASA DEPAN TERJADI --------- 87
KEANDALAN PENGUKURAN ----------------------------------------------------------------- 88-89
PENGAKUAN ASET ------------------------------------------------------------------------------ 90-92
PENGAKUAN KEWAJIBAN -------------------------------------------------------------------- 93-94
PENGAKUAN PENDAPATAN ----------------------------------------------------------------- 95
PENGAKUAN BEBAN DAN BELANJA ------------------------------------------------------ 96-97

PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN------------------------------------------------ 98-99

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual – (iii)


1 PENDAHULUAN
2 TUJUAN
3 1. Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang
4 mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi
5 Pemerintahan yang selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya adalah
6 sebagai acuan bagi:
7 (a) penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;
8 (b) penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah
9 akuntansi yang belum diatur dalam standar;
10 (c) pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
11 keuangan disusun sesuai dengan standar; dan
12 (d) para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang
13 disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
14 standar.
15 2. Kerangka Konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal
16 terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar
17 akuntansi pemerintahan.
18 3. Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual
19 dan standar, maka ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap
20 kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian
21 diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar
22 akuntansi pemerintahan di masa depan.

23 RUANG LINGKUP
24 4. Kerangka konseptual ini membahas:
25 (a) tujuan kerangka konseptual;
26 (b) lingkungan akuntansi pemerintahan;
27 (c) pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
28 (d) entitas akuntansi dan entitas pelaporan;
29 (e) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan
30 keuangan, serta dasar hukum;
31 (f) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat
32 informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala
33 informasi akuntansi; dan
34 (g) unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan
35 pengukurannya.
36 5. Kerangka konseptual ini berlaku bagi pelaporan keuangan
37 pemerintah pusat dan daerah.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 1


1 LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2 6. Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh
3 terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.
4 7. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu
5 dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan
6 keuangan adalah sebagai berikut:
7 (a) Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
8 (1) bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
9 (2) sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar
10 pemerintah;
11 (3) pengaruh proses politik;
12 (4) hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan
13 pemerintah.
14 (b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
15 (1) anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan
16 sebagai alat pengendalian;
17 (2) investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan
18 pendapatan;
19 (3) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan
20 pengendalian; dan
21 (4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena
22 digunakan dalam kegiatan operasional pemerintahan.

23 BENTUK UMUM PEMERINTAHAN DAN PEMISAHAN


24 KEKUASAAN
25 8. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasas
26 Pancasila, kekuasaan ada di tangan rakyat sesuai dengan sila keempat.
27 Rakyat mendelegasikan kekuasaan kepada pejabat publik melalui proses
28 pemilihan. Sejalan dengan pendelegasian kekuasaan ini terdapat
29 pemisahan wewenang di antara eksekutif, legislatif, yudikatif, dan
30 penyelenggara negara lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-
31 Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sistem ini
32 dimaksudkan untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan terhadap
33 kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan di antara penyelenggara
34 negara.
35 9. Sebagaimana berlaku dalam lingkungan keuangan negara,
36 pemerintah menyusun anggaran dan menyampaikannya kepada
37 DPR/DPRD untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat
38 persetujuan, pemerintah melaksanakannya dalam batas-batas apropriasi
39 dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 2


1 apropriasi tersebut. Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
2 keuangan tersebut kepada DPR/DPRD.

3 SISTEM PEMERINTAHAN OTONOMI DAN TRANSFER


4 PENDAPATAN ANTAR PEMERINTAH
5 10.Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan
6 dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat,
7 pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang
8 lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang
9 cakupannya lebih sempit. Adanya pemerintah yang menghasilkan
10 pendapatan pajak atau bukan pajak yang lebih besar mengakibatkan
11 diselenggarakannya sistem bagi hasil, alokasi dana umum, hibah, atau
12 subsidi antar entitas pemerintahan.

13 PENGARUH PROSES POLITIK


14 11.Salah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan
15 kesejahteraan seluruh rakyat. Sehubungan dengan itu, pemerintah
16 berupaya untuk mewujudkan keseimbangan fiskal dengan
17 mempertahankan kemampuan keuangan negara yang bersumber dari
18 pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi kebutuhan
19 masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan
20 keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk
21 menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.

22 HUBUNGAN ANTARA PEMBAYARAN PAJAK DAN


23 PELAYANAN PEMERINTAH
24 12.Walaupun dalam keadaan tertentu pemerintah memungut
25 secara langsung atas pelayanan yang diberikan, pada dasarnya sebagian
26 besar pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak dalam
27 rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah pajak yang
28 dipungut tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diberikan
29 pemerintah kepada wajib pajak. Pajak yang dipungut dan pelayanan yang
30 diberikan oleh pemerintah mengandung sifat-sifat tertentu yang wajib
31 dipertimbangkan dalam mengembangkan laporan keuangan, antara lain
32 sebagai berikut:
33 (a) Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang
34 sifatnya suka rela.
35 (b) Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan pajak
36 sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan,
37 seperti penghasilan yang diperoleh, kekayaan yang dimiliki, aktivitas
38 bernilai tambah ekonomis, atau nilai kenikmatan yang diperoleh.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 3


1 (c) Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan dengan
2 pungutan yang digunakan untuk pelayanan dimaksud sering sukar
3 diukur sehubungan dengan monopoli pelayanan oleh pemerintah.
4 Dengan dibukanya kesempatan kepada pihak lain untuk
5 menyelenggarakan pelayanan yang biasanya dilakukan pemerintah,
6 seperti layanan pendidikan dan kesehatan, pengukuran efisiensi
7 pelayanan oleh pemerintah menjadi lebih mudah.
8 (d) Pengukuran kualitas dan kuantitas berbagai pelayanan yang
9 diberikan pemerintah adalah relatif sulit.

10 ANGGARAN SEBAGAI PERNYATAAN KEBIJAKAN PUBLIK,


11 TARGET FISKAL, DAN ALAT PENGENDALIAN
12 13.Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil
13 kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang
14 ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan
15 yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau
16 pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau
17 surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja
18 pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan
19 pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya
20 mencakup periode tahunan. Namun, tidak tertutup kemungkinan
21 disiapkannya anggaran untuk jangka waktu lebih atau kurang dari satu
22 tahun. Dengan demikian, fungsi anggaran di lingkungan pemerintah
23 mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan,
24 antara lain karena:
25 (a) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
26 (b) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan
27 keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang
28 diinginkan.
29 (c) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki
30 konsekuensi hukum.
31 (d) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.
32 (e) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan
33 pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah
34 kepada publik.

35 INVESTASI DALAM ASET YANG TIDAK LANGSUNG


36 MENGHASILKAN PENDAPATAN
37 14.Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam
38 bentuk aset yang tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi
39 pemerintah, seperti gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan
40 kawasan reservasi. Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 4
1 manfaat yang lama sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi yang
2 memadai diperlukan untuk mempertahankan manfaat yang hendak
3 dicapai. Dengan demikian, fungsi aset dimaksud bagi pemerintah berbeda
4 dengan fungsinya bagi organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut
5 tidak menghasilkan pendapatan secara langsung bagi pemerintah, bahkan
6 menimbulkan komitmen pemerintah untuk memeliharanya di masa
7 mendatang.

8 KEMUNGKINAN PENGGUNAAN AKUNTANSI DANA UNTUK


9 TUJUAN PENGENDALIAN
10 15. Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem
11 akuntansi dan pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan
12 pemerintah yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya,
13 sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu
14 menunjukkan keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer
15 yang diterima. Akuntansi dana dapat diterapkan untuk tujuan
16 pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok dana
17 umum (the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan dalam
18 pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.

19 PENYUSUTAN ASET TETAP


20 16.Aset yang digunakan pemerintah, kecuali beberapa jenis
21 aset tertentu seperti tanah, mempunyai masa manfaat dan kapasitas yang
22 terbatas. Seiring dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu
23 aset dilakukan penyesuaian nilai.

24 PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI


25 PARA PENGGUNA
26 PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
27 17.Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan
28 keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada:
29 (a) masyarakat;
30 (b) wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
31 (c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi,
32 dan pinjaman; dan
33 (d) pemerintah.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 5


1 KEBUTUHAN INFORMASI PARA PENGGUNA LAPORAN
2 KEUANGAN
3 18.Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan
4 umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok
5 pengguna. Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah tidak
6 dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing
7 kelompok pengguna. Namun demikian, berhubung laporan keuangan
8 pemerintah berperan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan
9 negara, maka komponen laporan yang disajikan setidak-tidaknya
10 mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan oleh
11 ketentuan peraturan perundang-undangan (statutory reports). Selain itu,
12 karena pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah, maka
13 ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para
14 pembayar pajak perlu mendapat perhatian.
15 19.Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional
16 pemerintahan serta posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi
17 dengan lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis akrual,
18 yakni berdasarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan
19 berdasarkan pada arus kas semata. Namun, apabila terdapat ketentuan
20 peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian suatu
21 laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud
22 wajib disajikan demikian.
23 20.Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang
24 tercantum di dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan
25 informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan
26 perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Selanjutnya,
27 pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk
28 kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka
29 konseptual ini maupun standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih
30 lanjut.

31 ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN


32 21.Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang
33 mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan
34 akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang
35 diselenggarakannya.
36 22. Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri
37 dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
38 perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban,
39 berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
40 (a) Pemerintah pusat;
41 (b) Pemerintah daerah;

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 6


1 (c) Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan
2 pemerintah pusat;
3 (d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
4 organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan
5 satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
6 23.Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan
7 syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas
8 pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan
9 bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas
10 pelaporan lainnya.

11 PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN


12 KEUANGAN
13 PERANAN PELAPORAN KEUANGAN
14 24.Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi
15 yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
16 dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.
17 Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber
18 daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan
19 operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
20 efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu
21 menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
22 25.Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk
23 melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai
24 dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu
25 periode pelaporan untuk kepentingan:
26 (a) Akuntabilitas
27 Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
28 pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan
29 dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
30 (b) Manajemen
31 Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan
32 kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga
33 memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian
34 atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk
35 kepentingan masyarakat.
36 (c) Transparansi
37 Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
38 masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
39 hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 7


1 pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya
2 yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
3 perundang-undangan.
4 (d) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
5 Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan
6 penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai
7 seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang
8 akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
9 pengeluaran tersebut.
10 (e) Evaluasi Kinerja
11 Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam
12 penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk
13 mencapai kinerja yang direncanakan.

14 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


15 26. Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan
16 informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
17 akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
18 maupun politik dengan:
19 (a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan
20 sumber daya keuangan;
21 (b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
22 berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
23 (c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
24 yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil
25 yang telah dicapai;
26 (d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
27 mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
28 (e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
29 entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya,
30 baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal
31 dari pungutan pajak dan pinjaman;
32 (f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
33 entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
34 sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
35 27.Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan
36 menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya
37 keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan
38 anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO),
39 aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 8


1 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
2 28.Laporan keuangan pokok terdiri dari:
3 (a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
4 (b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan
5 SAL);
6 (c) Neraca;
7 (d) Laporan Operasional (LO);
8 (e) Laporan Arus Kas (LAK);
9 (f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
10 (g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
11 29.Selain laporan keuangan pokok seperti disebut pada
12 paragraf 28, entitas pelaporan wajib menyajikan laporan lain dan/atau
13 elemen informasi akuntansi yang diwajibkan oleh ketentuan peraturan
14 perundang-undangan (statutory reports).

15 DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN


16 30.Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan
17 berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan
18 pemerintah, antara lain:
19 (a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
20 khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
21 (b) Undang-Undang di bidang keuangan negara;
22 (c) Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
23 dan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
24 Daerah;
25 (d) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah
26 daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah;
27 (e) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
28 perimbangan keuangan pusat dan daerah;
29 (f) Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran
30 Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah; dan
31 (g) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang
32 keuangan pusat dan daerah.

33 ASUMSI DASAR
34 31.Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan
35 pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran
36 tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang
37 terdiri dari:
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 9
1 (a) Asumsi kemandirian entitas;
2 (b) Asumsi kesinambungan entitas; dan
3 (c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

4 KEMANDIRIAN ENTITAS
5 32.Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit
6 organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban
7 untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan
8 antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu
9 indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk
10 menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab
11 penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber
12 daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya,
13 termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
14 dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta
15 terlaksana atau tidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.

16 KESINAMBUNGAN ENTITAS
17 33.Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas
18 pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah
19 diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan
20 dalam jangka pendek.

21 KETERUKURAN DALAM SATUAN UANG (MONETARY


22 MEASUREMENT)
23 34.Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan
24 setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal
25 ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran
26 dalam akuntansi.

27 KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN


28 KEUANGAN
29 35.Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-
30 ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
31 sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini
32 merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
33 pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
34 (a) Relevan;
35 (b) Andal;
36 (c) Dapat dibandingkan; dan

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 10


1 (d) Dapat dipahami.

2 RELEVAN
3 36.Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi
4 yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
5 dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa
6 kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
7 hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan
8 keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
9 penggunaannya.
10 37.Informasi yang relevan:
11 (a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
12 Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau
13 mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
14 (b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
15 Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang
16 akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
17 (c) Tepat waktu
18 Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
19 berguna dalam pengambilan keputusan.
20 (d) Lengkap
21 Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
22 mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
23 mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan
24 kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir
25 informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan
26 dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut
27 dapat dicegah.

28 ANDAL
29 38.Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian
30 yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
31 secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika
32 hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
33 informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang
34 andal memenuhi karakteristik:
35 (a) Penyajian Jujur
36 Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
37 lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
38 diharapkan untuk disajikan.
39 (b) Dapat Diverifikasi (verifiability)
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 11
1 Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan
2 apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
3 berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
4 jauh.
5 (c) Netralitas
6 Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
7 kebutuhan pihak tertentu.

8 DAPAT DIBANDINGKAN
9 39.Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
10 berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
11 sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
12 umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
13 Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
14 menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
15 Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang
16 diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
17 entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik
18 daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan
19 tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

20 DAPAT DIPAHAMI
21 40.Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
22 dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
23 disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
24 pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
25 kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan
26 pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

27 PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN


28 KEUANGAN
29 41.Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan
30 sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam
31 menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan
32 dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam
33 memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan
34 prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
35 pemerintah:
36 (a) Basis akuntansi;
37 (b) Prinsip nilai historis;
38 (c) Prinsip realisasi;

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 12


1 (d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
2 (e) Prinsip periodisitas;
3 (f) Prinsip konsistensi;
4 (g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
5 (h) Prinsip penyajian wajar.

6 BASIS AKUNTANSI
7 42.Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
8 pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban,
9 aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan
10 mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka
11 entitas wajib menyajikan laporan demikian.
12 43.Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada
13 saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas
14 belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
15 pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan
16 penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum
17 dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas
18 pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk
19 jasa disajikan pula pada LO.
20 44.Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar
21 basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa
22 pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di
23 Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta
24 belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
25 dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian,
26 bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual,
27 maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.
28 45.Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban,
29 dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada
30 saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
31 pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
32 dibayar.

33 NILAI HISTORIS (HISTORICAL COST)


34 46.Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang
35 dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk
36 memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
37 sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan
38 untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan
39 kegiatan pemerintah.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 13


1 47.Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang
2 lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat
3 nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

4 REALISASI (REALIZATION)
5 48. Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang
6 telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi
7 akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode
8 tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun,
9 maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui
10 anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas.
11 49. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against
12 revenue principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat
13 penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.

14 SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL


15 (SUBSTANCE OVER FORM)
16 50.Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar
17 transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi
18 atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
19 substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya.
20 Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
21 dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan
22 dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

23 PERIODISITAS (PERIODICITY)
24 51.Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas
25 pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga
26 kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat
27 ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun,
28 periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.

29 KONSISTENSI (CONSISTENCY)
30 52.Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian
31 yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip
32 konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi
33 perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.
34 Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa
35 metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih
36 baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan
37 metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 14


1 PENGUNGKAPAN LENGKAP (FULL DISCLOSURE)
2 53.Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi
3 yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh
4 pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on
5 the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

6 PENYAJIAN WAJAR (FAIR PRESENTATION)


7 54.Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan
8 Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
9 Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
10 Catatan atas Laporan Keuangan.
11 55.Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat
12 diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi
13 ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu
14 diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan
15 menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
16 Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
17 melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau
18 pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan
19 terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
20 memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi,
21 sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah, atau
22 sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga
23 laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

24 KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN


25 ANDAL
26 56.Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah
27 setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal
28 dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang
29 relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-
30 alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi
31 akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:
32 (a) Materialitas;
33 (b) Pertimbangan biaya dan manfaat;
34 (c) Keseimbangan antar karakteristik kualitatif.

35 MATERIALITAS
36 57.Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan
37 keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang
38 memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 15
1 kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
2 tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil
3 atas dasar laporan keuangan.

4 PERTIMBANGAN BIAYA DAN MANFAAT


5 58.Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi
6 biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah
7 tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil
8 dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat
9 merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga tidak
10 harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat
11 mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di samping mereka yang
12 menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada
13 kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas
14 pelaporan.

15 KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTERISTIK KUALITATIF


16 59.Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk
17 mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan
18 normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah.
19 Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda,
20 terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan
21 antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah
22 pertimbangan profesional.
23

24 UNSUR LAPORAN KEUANGAN


25 60. Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan
26 pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK.
27 Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan
28 SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK
29 merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-
30 pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan
31 merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan
32 anggaran maupun laporan finansial.

33 LAPORAN REALISASI ANGGARAN


34 61.Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber,
35 alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
36 pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
37 anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 16


1 62.Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi
2 Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.
3 Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
4 (a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum
5 Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah
6 lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
7 anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
8 tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
9 (b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
10 Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
11 Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
12 tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
13 (c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu
14 entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana
15 perimbangan dan dana bagi hasil.
16 (d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang
17 tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar
18 kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
19 bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
20 dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
21 menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan
22 pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil
23 divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
24 pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada
25 entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

26 LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH


27 63. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan
28 informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun
29 pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

30 NERACA
31 64.Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
32 pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
33 65.Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban,
34 dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
35 (a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki
36 oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
37 mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan
38 dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta
39 dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
40 nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 17


1 masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
2 alasan sejarah dan budaya.
3 (b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
4 penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
5 pemerintah.
6 (c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
7 antara aset dan kewajiban pemerintah.

8 Aset
9 66. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset
10 adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik
11 langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah,
12 berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
13 67. Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar.
14 Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera
15 untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam
16 waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat
17 dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset
18 nonlancar.
19 68. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
20 pendek, piutang, dan persediaan.
21 69. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang,
22 dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak
23 langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat
24 umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang,
25 aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.
26 70. Investasi jangka panjang merupakan investasi yang
27 diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan
28 manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.
29 Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen.
30 Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara,
31 penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan investasi
32 nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal
33 pemerintah dan investasi permanen lainnya.
34 71. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
35 bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi
36 dalam pengerjaan.
37 72. Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya.
38 Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja
39 sama (kemitraan).

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 18


1 Kewajiban
2 73. Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah
3 mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya
4 mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan
5 datang.
6 74. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi
7 pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu.
8 Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena
9 penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga
10 keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban
11 pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja
12 pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya.
13 75. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
14 konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-
15 undangan.
16 76. Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek
17 dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan
18 kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas
19 bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah
20 kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua
21 belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

22 Ekuitas
23 77. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
24 selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo
25 ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan
26 Perubahan Ekuitas.

27 LAPORAN OPERASIONAL
28 78.Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya
29 ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
30 pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
31 dalam satu periode pelaporan.
32 79.Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan
33 Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar
34 biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
35 (a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
36 penambah nilai kekayaan bersih.
37 (b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang
38 nilai kekayaan bersih.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 19


1 (c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang
2 dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,
3 termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
4 (d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa
5 yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan
6 operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di
7 luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

8 LAPORAN ARUS KAS


9 80. Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan
10 dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang
11 menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir
12 kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
13 81. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari
14 penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan
15 sebagai berikut:
16 (a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara
17 Umum Negara/Daerah.
18 (b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari
19 Bendahara Umum Negara/Daerah.

20 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


21 82. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan
22 atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
23 sebelumnya.

24 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


25 83. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif
26 atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,
27 Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
28 Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan
29 juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan
30 oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
31 untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta
32 ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
33 laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan
34 mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:
35 (a) Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan
36 Entitas Akuntansi;
37 (b) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan
38 ekonomi makro;

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 20


1 (c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun
2 pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
3 pencapaian target;
4 (d) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
5 dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
6 transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
7 (e) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang
8 disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
9 (f) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan
10 Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam
11 lembar muka laporan keuangan;
12 (g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian
13 yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan
14 keuangan;

15 PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN


16 84. Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan
17 terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam
18 catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur
19 aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan,
20 pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada laporan
21 keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan
22 dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang
23 terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait.
24 85. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian
25 atau peristiwa untuk diakui yaitu:
26 (a) terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan
27 dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari
28 atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;
29 (b) kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
30 dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal.
31 86. Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa
32 memenuhi kriteria pengakuan, perlu dipertimbangkan aspek materialitas.

33 KEMUNGKINAN BESAR MANFAAT EKONOMI MASA


34 DEPAN TERJADI
35 87. Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep kemungkinan
36 besar manfaat ekonomi masa depan terjadi digunakan dalam pengertian
37 derajat kepastian tinggi bahwa manfaat ekonomi masa depan yang
38 berkaitan dengan pos atau kejadian/peristiwa tersebut akan mengalir dari
39 atau ke entitas pelaporan. Konsep ini diperlukan dalam menghadapi

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 21


1 ketidakpastian lingkungan operasional pemerintah. Pengkajian derajat
2 kepastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan
3 dilakukan atas dasar bukti yang dapat diperoleh pada saat penyusunan
4 laporan keuangan.

5 KEANDALAN PENGUKURAN
6 88. Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai
7 uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan
8 pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil
9 estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi
10 yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian
11 cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
12 89. Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat terjadi
13 apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi
14 peristiwa atau keadaan lain di masa mendatang.

15 PENGAKUAN ASET
16 90. Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
17 diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
18 diukur dengan andal.
19 91. Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk
20 piutang atau beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk
21 mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas
22 lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur
23 atau diestimasi.
24 92. Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain
25 bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak,
26 retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan
27 setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman.
28 Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam
29 dan melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik
30 pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan
31 pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk
32 pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai
33 penyetorannya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak diakui
34 jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak
35 mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.

36 PENGAKUAN KEWAJIBAN
37 93. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa
38 pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
39 kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 22


1 kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
2 dengan andal.
3 94. Sejalan dengan penerapan basis akrual, kewajiban diakui
4 pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.

5 PENGAKUAN PENDAPATAN
6 95. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas
7 pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi.
8 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
9 Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.

10 PENGAKUAN BEBAN DAN BELANJA


11 96. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya
12 konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi
13 jasa.
14 97. Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari
15 Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus
16 pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada
17 saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
18 yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

19 PENGUKURAN UNSUR LAPORAN


20 KEUANGAN
21 98. Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk
22 mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan.
23 Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai
24 perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber
25 daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
26 memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber
27 daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban
28 yang bersangkutan.
29 99. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata
30 uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi
31 terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 23

Anda mungkin juga menyukai