01
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
TANGGAL 22 OKTOBER 2010
KERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Paragraf
23 RUANG LINGKUP
24 4. Kerangka konseptual ini membahas:
25 (a) tujuan kerangka konseptual;
26 (b) lingkungan akuntansi pemerintahan;
27 (c) pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
28 (d) entitas akuntansi dan entitas pelaporan;
29 (e) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan
30 keuangan, serta dasar hukum;
31 (f) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat
32 informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala
33 informasi akuntansi; dan
34 (g) unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan
35 pengukurannya.
36 5. Kerangka konseptual ini berlaku bagi pelaporan keuangan
37 pemerintah pusat dan daerah.
33 ASUMSI DASAR
34 31.Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan
35 pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran
36 tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang
37 terdiri dari:
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 9
1 (a) Asumsi kemandirian entitas;
2 (b) Asumsi kesinambungan entitas; dan
3 (c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
4 KEMANDIRIAN ENTITAS
5 32.Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit
6 organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban
7 untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan
8 antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu
9 indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk
10 menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab
11 penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber
12 daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya,
13 termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya
14 dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta
15 terlaksana atau tidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.
16 KESINAMBUNGAN ENTITAS
17 33.Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas
18 pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah
19 diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan
20 dalam jangka pendek.
2 RELEVAN
3 36.Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi
4 yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
5 dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa
6 kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
7 hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan
8 keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
9 penggunaannya.
10 37.Informasi yang relevan:
11 (a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
12 Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau
13 mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
14 (b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
15 Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang
16 akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
17 (c) Tepat waktu
18 Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
19 berguna dalam pengambilan keputusan.
20 (d) Lengkap
21 Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
22 mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
23 mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan
24 kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir
25 informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan
26 dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut
27 dapat dicegah.
28 ANDAL
29 38.Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian
30 yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
31 secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika
32 hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
33 informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang
34 andal memenuhi karakteristik:
35 (a) Penyajian Jujur
36 Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
37 lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
38 diharapkan untuk disajikan.
39 (b) Dapat Diverifikasi (verifiability)
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 11
1 Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan
2 apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
3 berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
4 jauh.
5 (c) Netralitas
6 Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
7 kebutuhan pihak tertentu.
8 DAPAT DIBANDINGKAN
9 39.Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
10 berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
11 sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
12 umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
13 Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
14 menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
15 Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang
16 diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
17 entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik
18 daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan
19 tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
20 DAPAT DIPAHAMI
21 40.Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
22 dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
23 disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
24 pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
25 kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan
26 pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
6 BASIS AKUNTANSI
7 42.Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
8 pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban,
9 aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan
10 mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka
11 entitas wajib menyajikan laporan demikian.
12 43.Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada
13 saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas
14 belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
15 pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan
16 penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum
17 dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas
18 pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk
19 jasa disajikan pula pada LO.
20 44.Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar
21 basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa
22 pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di
23 Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta
24 belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
25 dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian,
26 bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual,
27 maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.
28 45.Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban,
29 dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada
30 saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
31 pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
32 dibayar.
4 REALISASI (REALIZATION)
5 48. Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang
6 telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi
7 akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode
8 tersebut. Mengingat LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun,
9 maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui
10 anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas.
11 49. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against
12 revenue principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat
13 penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
23 PERIODISITAS (PERIODICITY)
24 51.Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas
25 pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga
26 kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat
27 ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun,
28 periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
29 KONSISTENSI (CONSISTENCY)
30 52.Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian
31 yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip
32 konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi
33 perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.
34 Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa
35 metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih
36 baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan
37 metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
35 MATERIALITAS
36 57.Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan
37 keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang
38 memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila
Lampiran I.01 Kerangka Konseptual - 15
1 kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
2 tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil
3 atas dasar laporan keuangan.
30 NERACA
31 64.Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
32 pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
33 65.Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban,
34 dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
35 (a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki
36 oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
37 mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan
38 dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta
39 dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
40 nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
8 Aset
9 66. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset
10 adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik
11 langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah,
12 berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
13 67. Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar.
14 Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera
15 untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam
16 waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat
17 dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset
18 nonlancar.
19 68. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
20 pendek, piutang, dan persediaan.
21 69. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang,
22 dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak
23 langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat
24 umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang,
25 aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.
26 70. Investasi jangka panjang merupakan investasi yang
27 diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan
28 manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.
29 Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen.
30 Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara,
31 penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan investasi
32 nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal
33 pemerintah dan investasi permanen lainnya.
34 71. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
35 bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi
36 dalam pengerjaan.
37 72. Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya.
38 Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja
39 sama (kemitraan).
22 Ekuitas
23 77. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
24 selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo
25 ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan
26 Perubahan Ekuitas.
27 LAPORAN OPERASIONAL
28 78.Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya
29 ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
30 pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
31 dalam satu periode pelaporan.
32 79.Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan
33 Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar
34 biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
35 (a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
36 penambah nilai kekayaan bersih.
37 (b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang
38 nilai kekayaan bersih.
5 KEANDALAN PENGUKURAN
6 88. Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai
7 uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan
8 pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil
9 estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi
10 yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian
11 cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
12 89. Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat terjadi
13 apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi
14 peristiwa atau keadaan lain di masa mendatang.
15 PENGAKUAN ASET
16 90. Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
17 diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
18 diukur dengan andal.
19 91. Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk
20 piutang atau beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk
21 mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas
22 lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur
23 atau diestimasi.
24 92. Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain
25 bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan bukan pajak,
26 retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer, dan
27 setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman.
28 Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam
29 dan melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik
30 pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan
31 pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk
32 pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai
33 penyetorannya ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak diakui
34 jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak
35 mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.
36 PENGAKUAN KEWAJIBAN
37 93. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa
38 pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
39 kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas
5 PENGAKUAN PENDAPATAN
6 95. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas
7 pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi.
8 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
9 Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.