Anda di halaman 1dari 374

ii RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019

KATA PENGANTAR

Dokumen ini merupakan Dokumen Rencana Tindakan Tahunan Restorasi Gambut Provinsi Papua
Tahun 2019. RTT ini disusun untuk mendukung keterlaksanaan program pemulihan gambut pada KHG
S. Aleki Male - S. Ifuleki Bian, KHG Alekikos Bakian - S. Ifuleki Bian, KHG S. Alekikosi Digoel - S. Aleki
Seme, KHG S. Buru Mappi - S. Buru Obaa, KHG S. Ferkame - S. Orei, KHG S. Ifuleki Bian - S. Lekiage
Sentuf, KHG S. Ifuleki Bian - S. Dalik, dan KHG S. Ifuleki Onam/Wanam - S. Fly. Rencana Tindakan
Tahunan ini merupakan pedoman bagi para pihak terutama Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)
dalam melaksanakan restorasi gambut pada wilayah tanggung jawabnya masing-masing.

Dokumen Rencana Tindakan Tahunan berisi:

1. Pendahuluan, meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan, output dokumen, ruang lingkup
dokumen, serta analisis lanjutan untuk pelaksanaan kegiatan restorasi.
2. Metodologi, meliputi: pengumpulan data, analisis data, konsultasi publik dan penyajian informasi.
3. Deskripsi umum, meliputi: kondisi biogeofisik, dan kondisi sosial ekonomi budaya.
4. Rencana restorasi, meliputi: arahan tindakan restorasi, sasaran pelaksanaan restorasi, pelaksanaan
restorasi gambut dan areal terdampak; diuraikan berdasarkan masing-masing KHG Sasaran.
Sasaran.
5. Pembiayaan, meliputi: sumber pendanaan, standar biaya, dan biaya restorasi.
6. Monitoring dan evaluasi, meliputi: prinsip monitoring dan evaluasi, pengertian, pelaksanaan
pemantauan, pelaksanaan evaluasi, mekanisme monitoring dan evaluasi, pengembangan sistem
informasi untuk monev, monitoring dan evaluasi restorasi gambut.
7. Penutup, meliputi kesimpulan dan saran / rekomendasi.

Badan Restorasi Gambut menyampaikan terima kasih yang sebesara-besaranya kepada semua pihak
yang membatu penyusunan dokumen ini.

Jakarta, Desember 2018.

Deputi Bidang Perencanaan dan Kerjasama,

Budi S. Wardhana

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 iii


DAFTAR ISI
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ------------------------------------------------------------------------------------------ ii


KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------ iii
DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- iv
DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------------------------------------------- ix
DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------------------------------------------------------- xiv
DAFTAR PETA ------------------------------------------------------------------------------------------------------ xv
DAFTAR LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------------------------------------- xvii
DAFTAR LAMPIRAN PETA --------------------------------------------------------------------------------------- xviii

BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------------------- 1


A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------------------- 1
B. Maksud dan Tujuan ------------------------------------------------------------------------- 2
C. Output ------------------------------------------------------------------------------------------ 3
D. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------------------- 3
E. Analisis Lanjutan Untuk Pelaksanaan Kegiatan Restorasi -------------------------- 3

BAB II METODOLOGI ---------------------------------------------------------------------------------------- 5


A. Pengumpulan Data -------------------------------------------------------------------------- 5
1. Pengumpulan Data Sekunder ------------------------------------------------------- 5
2. Pengumpulan Data Primer----------------------------------------------------------- 6
a. Wawancara ------------------------------------------------------------------------- 6
b. Focus Discussion Group (FGD) -------------------------------------------------- 7
c. Pelaksanaan Survey Lapangan ------------------------------------------------- 8
B. Analisis Data ---------------------------------------------------------------------------------- 15
1. Analisis Data Spasial ------------------------------------------------------------------- 15
2. Analisis Citra ---------------------------------------------------------------------------- 15
3. Analisis Data Non Spasial ------------------------------------------------------------ 16
4. Analisis Peran Lahan Gambut terhadap Kehidupan Masyarakat ----------- 16
5. Analisis Konflik-------------------------------------------------------------------------- 20
6. Penentuan Arahan Tindakan -------------------------------------------------------- 20
a. Pembuatan SLRG ---------------------------------------------------------------- 20
b. Pembuatan UPRG ---------------------------------------------------------------- 21
c. Penentuan Arahan Tindakan Restorasi ------------------------------------- 21
7. Penentuan Lokasi Intervensi Restorasi Ekosistem Gambut pada Rencana
Tindakan Tahunan --------------------------------------------------------------------- 23
a. Pembasahan Kembali (Rewetting) / R.1 ------------------------------------ 23
b. Penanaman Kembali (Revegetation) / R2 ---------------------------------- 23
c. Pemulihan Daya Dukung Sosial – Ekonomi (Revitalisasi)/R3 ---------- 24

iv
iv RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR ISI
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

8. Penetapan Areal Terdampak -------------------------------------------------------- 29


9. Penghitungan Biaya Tindakan Restorasi ------------------------------------------ 30
10. Penentuan Teknis Monitoring dan Evaluasi ------------------------------------- 30
C. Penyajian Informasi ------------------------------------------------------------------------- 32

BAB III DESKRIPSI UMUM KONDISI EKOSISTEM GAMBUT KHG SASARAN --------------------- 33
A. KONDISI BIOGEOFISIK ----------------------------------------------------------------------- 33
1. Letak KHG Sasaran --------------------------------------------------------------------- 33
2. Luas KHG Sasaran ---------------------------------------------------------------------- 36
3. Iklim --------------------------------------------------------------------------------------- 39
4. Topografi --------------------------------------------------------------------------------- 42
5. Geologi, Jenis Tanah dan Fungsi Hidrologis Gambut -------------------------- 45
6. Hidrologi --------------------------------------------------------------------------------- 54
7. Fungsi Hutan ---------------------------------------------------------------------------- 56
8. Penutupan Lahan ---------------------------------------------------------------------- 57
9. Areal Kebakaran ------------------------------------------------------------------------ 62
10. Areal Konsesi Di Dalam KHG Sasaran ---------------------------------------------- 65
11. Ketinggian Tempat--------------------------------------------------------------------- 65
12. Flora dan Fauna ------------------------------------------------------------------------ 70
13. Aksesibilitas ----------------------------------------------------------------------------- 72
B. Sosial Ekonomi Budaya --------------------------------------------------------------------- 73
1. Kabupaten Mappi ---------------------------------------------------------------------- 74
a. Sosial Ekonomi ------------------------------------------------------------------- 74
b. Sosial Budaya --------------------------------------------------------------------- 84
2. Kabupaten Sarmi ----------------------------------------------------------------------- 87
a. Sosial Ekonomi ------------------------------------------------------------------- 88
b. Sosial Budaya --------------------------------------------------------------------- 92
3. Kabupaten Boven Digoel ------------------------------------------------------------- 94
a. Sosial Ekonomi ------------------------------------------------------------------- 95
b. Sosial Budaya --------------------------------------------------------------------- 96
4. Kabupaten Merauke ------------------------------------------------------------------ 101
a. Sosial Ekonomi ------------------------------------------------------------------- 102
b. Sosial Budaya --------------------------------------------------------------------- 108
5. Kabupaten Asmat ---------------------------------------------------------------------- 110
a. Sosial Ekonomi ------------------------------------------------------------------- 110
b. Sosial Budaya --------------------------------------------------------------------- 114
C. Jaringan Kanal -------------------------------------------------------------------------------- 116
D. Data Primer Hasil Survey Lapang --------------------------------------------------------- 117

v
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 v
DAFTAR ISI
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB IV RENCANA RESTORASI ------------------------------------------------------------------------------ 118


A. Rencana Restorasi KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian di Kabupaten
Merauke --------------------------------------------------------------------------------------- 118
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 118
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 118
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 119
4. Arahan Tindakan Restorasi KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian--- 122
5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut ---------------------------- 133
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 134
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 137
B. Rencana Restorasi KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian di
Kabupaten Merauke ------------------------------------------------------------------------- 138
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 138
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 138
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 139
4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian -------- 142
5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut ---------------------------- 151
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 152
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 154
C. Rencana Restorasi KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme di
Kabupaten Boven Digoel-------------------------------------------------------------------- 155
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 155
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 155
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 156
4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme-------- 159
5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut ---------------------------- 169
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 170
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 173
D. Rencana Restorasi KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa di Kabupaten
Asmat dan Mappi ---------------------------------------------------------------------------- 174
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 174
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 174
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 175
4. Arahan Tindakan Restorasi KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa - 178
5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut---------------------------- 193
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 194
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 203
E. Rencana Restorasi KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei di Kabupaten Sarmi ----- 204
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 204
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 204
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 205

vi
vi RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR ISI
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei-------------- 208


5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut ---------------------------- 209
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 209
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 209
F. Rencana Restorasi KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf di
Kabupaten Merauke ------------------------------------------------------------------------- 210
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 210
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 210
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 211
4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf --------- 214
5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut ---------------------------- 225
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 226
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 229
G. Rencana Restorasi KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik di Kabupaten
Merauke---------------------------------------------------------------------------------------- 230
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 230
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 230
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 231
4. Arahan Tindakan Restorasi KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik ---------- 234
5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut ---------------------------- 244
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 245
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 247
H. Rencana Restorasi KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam - Sungai Fly di
Kabupaten Merauke dan Boven Digoel -------------------------------------------------- 248
1. Luas dan Letak KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 248
2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SRLG) ------------------------------------------ 248
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) --------------------------------------- 249
4. Arahan Tindakan Restorasi KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam - Sungai Fly 252
5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut ---------------------------- 261
6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut ------------------------------------------ 264
7. Areal Terdampak ----------------------------------------------------------------------- 266

BAB V PEMBIAYAAN --------------------------------------------------------------------------------------- 267


A. Sumber Pendanaan-------------------------------------------------------------------------- 267
B. Standar Biaya --------------------------------------------------------------------------------- 267
C. Biaya Restorasi ------------------------------------------------------------------------------- 268

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI ------------------------------------------------------------------- 276


A. Landasan Hukum ----------------------------------------------------------------------------- 276
B. Pengertian ------------------------------------------------------------------------------------- 276
C. Prinsip Monitoring dan Evaluasi ---------------------------------------------------------- 277
D. Pelaksanaan Monitoring RTT Restorasi Gambut Papua----------------------------- 277

vii
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 vii
DAFTAR ISI
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

E. Pelaksanaan Evaluasi RTT Restorasi Gambut Papua --------------------------------- 279


F. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi RTT Restorasi Gambut Papua ------------- 280
G. Pengembangan Sistem Informasi Untuk Monitoring dan Evaluasi RTT
Restorasi Gambut Papua ------------------------------------------------------------------- 280
H. Monitoring dan Evaluasi Restorasi Gambut ------------------------------------------- 281

BAB VII PENUTUP --------------------------------------------------------------------------------------- 292

DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------------------------- 299

LAMPIRAN DAN DATA

viii
viii RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR TABEL
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DAFTAR TABEL

Tabel-1. Prosedur Pengumpulan Data Sekunder ----------------------------------------------------- 5


Tabel-2. Jenis data primer dan teknik pengumpulannya ------------------------------------------- 6
Tabel-3. Para Pihak yang Menjadi Sasaran Wawancara -------------------------------------------- 7
Tabel-4. Prosedur Pengamatan Lapangan Aspek Biofisik ------------------------------------------ 9
Tabel-5. Prosedur Pengamatan Lapangan Aspek Sosial Ekonomi Budaya ---------------------- 12
Tabel-6. Kegiatan dalam Program Pembentukan DPG (R.3.1) ------------------------------------ 18
Tabel-7. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) - 19
Tabel-8. Matrik Arahan Tindakan Restorasi pada Skala SLRG ------------------------------------- 22
Tabel-9. Tabel Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Restorasi Gambut---------------------------- 31
Tabel-10. Tabel Evaluasi Pelaksanaan Restorasi Gambut -------------------------------------------- 31
Tabel-11. Gambaran Letak KHG Sasaran ----------------------------------------------------------------- 34
Tabel-12. Prioritas Restorasi Gambut -------------------------------------------------------------------- 36
Tabel-13. Data Rata-rata Curah Hujan, Hari Hujan di Sekitar Wilayah Studi (Tahun 2007-
2016) ------------------------------------------------------------------------------------------------ 40
Tabel-14. Sebaran Kelas Lereng ---------------------------------------------------------------------------- 42
Tabel-15. Sebaran Formasi Geologi ----------------------------------------------------------------------- 45
Tabel-16. Sebaran Tanah ------------------------------------------------------------------------------------ 48
Tabel-17. Sebaran Fungsi Ekosistem Gambut ---------------------------------------------------------- 51
Tabel-18. Luas Sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS) -------------------------------------------------- 54
Tabel-19. Kondisi Keadaan Hutan KHG Sasaran Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan --------- 56
Tabel-20. Gambaran Kondisi Penutupan Lahan KHG Sasaran --------------------------------------- 58
Tabel-21. Areal Konsesi di Sekitar KHG Sasaran -------------------------------------------------------- 65
Tabel-22. Grup Kelompok Hutan di KHG Sasaran ---------------------------------------------------------- 70
Tabel-23. Cakupan Wilayah Administrasi KHG Sasaran --------------------------------------------------- 73
Tabel-24. Demografi Penduduk Di Wilayah Studi Kabupaten Mappi --------------------------------- 74
Tabel-25. Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar dan yang Dapat Ditempatkan Menurut
Tingkat Pendidikan di Kabupaten Mappi Tahun 2016 ----------------------------------- 75
Tabel-26. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Mappi Tahun 2011 –
2016 ------------------------------------------------------------------------------------------------- 77
Tabel-27. PDRB ADHB dan ADHK Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011- 2016 di
Kabupaten Mappi -------------------------------------------------------------------------------- 77
Tabel-28. Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Menurut Jenis Penerimaan di
Kabupaten Mappi (Rupiah) Tahun 2015 ---------------------------------------------------- 78
Tabel-29. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Di Distrik Obaa dan
Passue Tahun 2015 ------------------------------------------------------------------------------ 80
Tabel-30. Luas Tanam, Panen, dan Produksi Palawija Di Distrik Obba dan Passue Tahun
2015 ------------------------------------------------------------------------------------------------- 80
Tabel-31. Luas Panen dan Produksi Hortikultur Sayuran Di Distrik Obaa dan Passue Tahun
2015 ------------------------------------------------------------------------------------------------- 81
Tabel-32. Luas Panen dan Produksi Hortikultur Buah-buahan Di Distrik Obaa dan Passue
Tahun 2015 ---------------------------------------------------------------------------------------- 81
Tabel-33. Produksi Ikan untuk Konsumsi Lokal menurut Jenis di Distrik Obaa dan Passue
Tahun 2015 dalam Kabupaten Mappi dalam angka 2016 ------------------------------ 83
Tabel-34. Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2015
dalam Kabupaten Mappi dalam angka 2016 ----------------------------------------------- 83

ix
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 ix
DAFTAR TABEL
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-35. Populasi dan Produksi Daging Ternak Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2014 --- 84
Tabel-36. Populasi, Produksi Daging dan Telur Unggas Di Distrik Obaa dan Passue Tahun
2014 ------------------------------------------------------------------------------------------------ 84
Tabel-37. Sebaran Jumlah Sarana Pendidikan TK, SD, SMP, SMU, dan SMK Di Distrik Obaa
dan Passue Tahun 2014 ------------------------------------------------------------------------- 85
Tabel-38. Sebaran Jumlah Guru dan Murid menurut Pendidikan TK, SD, SMP, SMU, dan
SMK Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2014 ---------------------------------------------- 85
Tabel-39. Sebaran Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2016 ----- 86
Tabel-40. Sebaran Jumlah Tenaga Kesehatan Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2016 ------ 86
Tabel-41. Sebaran Penduduk menurut Agama Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2015 ----- 86
Tabel-42. Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan di Kabupaten Sarmi ---- 88
Tabel-43. Ketenagakerjaan di Kabupaten Sarmi ------------------------------------------------------------ 89
Tabel-44. Laju Pertumbuhan Ekonomi dalam Persen 2012-2016 Kabupaten Sarmi ------------- 89
Tabel-45. Pendapatan Domestik Regional Bruto tiap Kabupaten 2012-2016 ---------------------- 90
Tabel-46. Distribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten Sarmi 2013-2017 (%) --- 90
Tabel-47. Luas Panen Padi Palawija di Kabupaten Sarmi ------------------------------------------------- 91
Tabel-48. Produksi Buah-buahan di Kabupaten Sarmi ---------------------------------------------------- 92
Tabel-49. Luas Areal dan Tanaman Perkebunan Rakyat di Kabupaten Sarmi ---------------------- 92
Tabel-50. Jumlah Keluarga, Jumlah Penduduk, Tingkat Kepadatan Penduduk dan Rasio
Jenis Kelamin di Distrik Sekitar KHG sasaran (Kabupaten Boven Digoel) ------------- 95
Tabel-51. Sarana Peribadatan di Distrik Sekitar KHG sasaran (Kabupaten Boven Digoel) ----- 97
Tabel-52. Fasilitas Pendidikan di Distrik Sekitar KHG sasaran (Kabupaten Boven Digoel) ----- 98
Tabel-53. Fasilitas Kesehatan di Distrik Sekitar KHG sasaran (Kabupaten Boven Digoel) ------ 99
Tabel-54. Sebaran Penduduk Distrik Sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke) ------------- 102
Tabel-55. Jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan Kabupaten Merauke ------------ 102
Tabel-56. Bimbingan Kewirausahaan menurut Profesi ----------------------------------------------- 102
Tabel-57. Kondisi Perekonomian Kabupaten Merauke Di tingkat Lapangan Usaha ----------- 103
Tabel-58. Luas Panen, Produksi & Produktivitas Komoditas Unggulan di Distrik sekitar
KHG Sasaran (Kabupaten Merauke) --------------------------------------------------------- 104
Tabel-59. Luas Panen dan Produksi Tanaman Holtikultura di Distrik sekitar KHG Sasaran
(Kabupaten Merauke) --------------------------------------------------------------------------- 105
Tabel-60. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan di Distrik sekitar KHG Sasaran
(Kabupaten Merauke) --------------------------------------------------------------------------- 106
Tabel-61. Populasi Hewan Ternak dan Hewan Unggas di Distrik sekitar KHG Sasaran
(Kabupaten Merauke) --------------------------------------------------------------------------- 107
Tabel-62. Jumlah Industri Kecil, Menengah, Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai
Produksi Menurut Cabang Industri di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten
Merauke) ------------------------------------------------------------------------------------------- 107
Tabel-63. Jumlah Unit Sekolah, Murid, dan Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan di
Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke) --------------------------------------- 108
Tabel-64. Sarana Kesehatan di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke) ------------ 108
Tabel-65. Tenaga Kesehatan di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke) ----------- 108
Tabel-66. Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten
Merauke) ------------------------------------------------------------------------------------------- 109
Tabel-67. Penduduk di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Asmat) ------------------------- 110
Tabel-68. Produktifitas tanaman pangan dalam ton di Distrik sekitar KHG Sasaran
(Kabupaten Asmat) ------------------------------------------------------------------------------ 112
Tabel-69. Hasil Perkebunan di Distrik di KHG Sasaran (Kabupaten Asmat) ---------------------- 113
Tabel-70. Sarana Pendidikan beserta Jumlah Siswa dan Jumlah Guru per Tingkat
Pendidikan di Kabupaten Asmat -------------------------------------------------------------- 114

x
x RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR TABEL
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-71. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian 119
Tabel-72. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian. --- 119
Tabel-73. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) - 131
Tabel-74. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata
Pencaharian (R.3.3) Kampung Boha dan Pachas pada KHG S. Aleki Male – S.
Ifuleki Bian ----------------------------------------------------------------------------------------- 132
Tabel-75. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian ---------------- 133
Tabel-76. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian ------------- 134
Tabel-77. Matriks Arahan Tindakan Restorasi Gambut Pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki
Bian -------------------------------------------------------------------------------------------------- 135
Tabel-78. Matriks Arahan Tindakan dan Pelaksana Revitalisasi pada KHG S. Aleki Male – S.
Ifuleki Bian ----------------------------------------------------------------------------------------- 136
Tabel-79. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki
Bian -------------------------------------------------------------------------------------------------- 138
Tabel-80. Pelaksana Restorasi Gambut/UPRG pada S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian------ 139
Tabel-81. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) - 150
Tabel-82. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata
Pencaharian (R.3.3) pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian-------------------- 151
Tabel-83. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian --- 151
Tabel-84. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian ------------- 152
Tabel-85. Matrik Arahan Tindakan Rewetting pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian 153
Tabel-86. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki
Bian -------------------------------------------------------------------------------------------------- 153
Tabel-87. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki
Seme ------------------------------------------------------------------------------------------------ 155
Tabel-88. Pelaksana Restorasi Gambut /UPRG pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme 156
Tabel-89. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) - 168
Tabel-90. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata
Pencaharian (R.3.3) pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme ------------------- 155
169
Tabel-91. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme --------- 160
Tabel-92. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme ------ 170
Tabel-93. Matriks Arahan Tindakan Restorasi Gambut pada KHG S. Alekikos Digoel – S.
Aleki Seme ----------------------------------------------------------------------------------------- 171
Tabel-94. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Alekikos Digoel – S. Aleki
Seme ------------------------------------------------------------------------------------------------ 172
Tabel-95. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa 174
Tabel-96. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa --- 175
Tabel-97. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) - 189
Tabel-98. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa --------------- 194
Tabel-99. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa ------------ 196
Tabel-100. Matriks Arahan Tindakan Rewetting pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa. --- 198
Tabel-101. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa -- 199
Tabel-102. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ferkame – S. Orei ----------- 204
Tabel-103. Pelaksana Restorasi Gambut/UPRG pada KHG S. Ferkame – S. Orei ----------------- 205
Tabel-104. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf ----------------------------------------------------------------------------------------------- 210
Tabel-105. Pelaksana Restorasi Gambut/UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf 211
Tabel-106. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf ----------------------------------------------- 224

xi
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 xi
DAFTAR TABEL
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-107. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata


Pencaharian (R.3.3) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf --------------------- 225
Tabel-108. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf ----------- 226
Tabel-109. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf -------- 227
Tabel-110. Matriks Arahan Tindakan Rewetting dan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian –
S. Lekiage Sentuf---------------------------------------------------------------------------------- 228
Tabel-111. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi Gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S.
Lekiage Sentuf------------------------------------------------------------------------------------- 228
Tabel-112. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik ------- 230
Tabel-113. Pelaksana Restorasi Gambut/UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik ------------- 231
Tabel-114. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) - 243
Tabel-115. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata
Pencaharian (R.3.3) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik --------------------------------- 244
Tabel-116. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik ----------------------- 244
Tabel-117. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik -------------------- 245
Tabel-118. Matriks Arahan Tindakan Restorasi Gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik -- 246
Tabel-119. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi Gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik 246
Tabel-120. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S.
Fly ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 248
Tabel-121. Pelaksana Restorasi Gambut/UPRG pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly -- 249
Tabel-122. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly ------------------------------------------------- 262
Tabel-123. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata
Pencaharian (R.3.3) pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly----------------------- 263
Tabel-124. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly --------- 264
Tabel-125. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian ---------------- 264
Tabel-126. Matriks Arahan Tindakan Rewetting dan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki
Onam/Wanam – S. Fly -------------------------------------------------------------------------- 265
Tabel-127. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi Gambut pada KHG S. Ifuleki
Onam/Wanam – S. Fly -------------------------------------------------------------------------- 265
Tabel-128. Tanggung Jawab dan Sumber Pendanaan Berdasarkan UPRG------------------------- 267
Tabel-129. Standar Biaya Satuan Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut-------------------------- 268
Tabel-130. Biaya Restorasi Ekosistem Gambut Provinsi Papua Tahun 2019 pada Seluruh
KHG Sasaran --------------------------------------------------------------------------------------- 268
Tabel-131. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Aleki
Male - Sungai Ifuleki Bian Berdasarkan UPRG --------------------------------------------- 269
Tabel-132. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai
Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian Berdasarkan UPRG ------------------------------- 270
Tabel-133. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai
Alekikos Digoel - Sungai Aleki Seme Berdasarkan UPRG -------------------------------- 270
Tabel-134. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Buru
Mappi - Sungai Buru Obaa Berdasarkan UPRG -------------------------------------------- 271
Tabel-135. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai
Ferkame - Sungai Orei Berdasarkan UPRG ------------------------------------------------- 272
Tabel-136. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Ifuleki
Bian - Sungai Lekiage Sentuf Berdasarkan UPRG ----------------------------------------- 273
Tabel-137. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut Sungai Ifuleki Bian
- Sungai Dalik Berdasarkan UPRG ------------------------------------------------------------- 274
Tabel-138. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Ifuleki
Onam/Wanam - Sungai Fly Berdasarkan UPRG ------------------------------------------- 275

xii
xii RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR TABEL
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-139. Indikator/Variabel dalam Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Restorasi Gambut -- 283


Tabel-140. Indikator/Variabel dalam Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Restorasi Gambut ------ 288

xiii
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 xiii
DAFTAR GAMBAR
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar-1. Kategori Aktor/Stakeholders berdasarkan Kepentingan dan Pengaruh --------- 25


Gambar-2. Kerangka Proses Penyusunan Program dan Kegiatan Revitalization dalam
rangka Penyusunan RTT Provinsi Papua Tahun 2019-------------------------------- 28
Gambar-3. Kejadian kebakaran di KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa ------------ 62
Gambar-4. Kejadian kebakaran di KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG
Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai
Lekiage Sentuf, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik ------------------------------ 62
Gambar-5. Kejadian kebakaran di KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly --------------------- 63
Gambar-6. Kejadian kebakaran di KHG Sungai Alekikosi Digeol – Sungai Aleki Seme ------ 63
Gambar-7. Bentuk Permukaan Wilayah KHG Sasaran --------------------------------------------- 67
Gambar-8. DEM KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikos Bakian -
Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf, KHG
Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik-------------------------------------------------------------- 68
Gambar-9. DEM KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikos Bakian -
Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf, KHG
Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik-------------------------------------------------------------- 69
Gambar-10. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sarmi ------------------------------------------- 89
Gambar-11. PDRB ADHB Kabupaten Asmat ---------------------------------------------------------------- 111
Gambar-12. Pengamatan drone terhadap Keberadaan Kanal ----------------------------------------- 116
Gambar-13. Pengamatan drone terhadap Hambatan Tracking --------------------------------------- 116
Gambar-14. Kerangka Logis (Logical Framework) Pelaksanaan Monitoring-------------------- 278
Gambar-15. Kerangka Logis (Logical Framework) Pelaksanaan Evaluasi Bulanan &
Triwulan ---------------------------------------------------------------------------------------- 279

xiv
xiv RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR PETA
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DAFTAR PETA

Peta-1. Peta Realisasi Pengambilan Plot Sampel pada Aspek Biofisik------------------------ 11


Peta-2. Peta Realisasi Pengamatan Lapangan pada Aspek Sosial Ekonomi Budaya ------ 14
Peta-3. Peta Administrasi------------------------------------------------------------------------------- 37
Peta-4. Peta Indikatif Prioritas ------------------------------------------------------------------------ 38
Peta-5. Peta Iklim----------------------------------------------------------------------------------------- 41
Peta-6. Peta Kelas Lereng ------------------------------------------------------------------------------ 44
Peta-7. Peta Geologi ------------------------------------------------------------------------------------- 47
Peta-8. Peta Tanah --------------------------------------------------------------------------------------- 50
Peta-9. Peta Fungsi Ekosistem Gambut ------------------------------------------------------------- 53
Peta-10. Peta DAS ------------------------------------------------------------------------------------------ 55
Peta-11. Peta Fungsi Kawasan Hutan ----------------------------------------------------------------- 60
Peta-12. Peta Penutupan Lahan ------------------------------------------------------------------------ 61
Peta-13. Peta Areal Bekas Kebakaran ----------------------------------------------------------------- 64
Peta-14. Peta Sebaran Konsesi-------------------------------------------------------------------------- 66
Peta-15. Peta SLRG pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian ------------------------------------ 120
Peta-16. Peta UPRG pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian ----------------------------------- 121
Peta-17. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian ------ 128
Peta-18. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian------ 129
Peta-19. Peta SLRG pada S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian ------------------------------------ 140
Peta-20. Peta UPRG pada S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian ----------------------------------- 141
Peta-21. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian 146
Peta-22. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian 147
Peta-23. Peta SLRG pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme ------------------------------ 157
Peta-24. Peta UPRG pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme ----------------------------- 158
Peta-25. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme 165
Peta-26. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme 166
Peta-27. Peta SLRG pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa ----------------------------------- 176
Peta-28. Peta UPRG pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa ---------------------------------- 177
Peta-29. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa ----- 180
Peta-30. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa ---- 187
Peta-31. Peta SLRG pada KHG S. Ferkame – S. Orei ------------------------------------------------ 206
Peta-32. Peta UPRG pada KHG S. Ferkame – S. Orei ----------------------------------------------- 207
Peta-33. Peta SLRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf ---------------------------------- 212
Peta-34. Peta UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf --------------------------------- 213
Peta-35. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf- 216
Peta-36. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf 222
Peta-37. Peta SLRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik -------------------------------------------- 232
Peta-38. Peta UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik ------------------------------------------- 233
Peta-39. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik ------------- 236

xv
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 xv
DAFTAR PETA
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Peta-40. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik. ------------ 241
Peta-41. Peta SLRG pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly -------------------------------------------- 250
Peta-42. Peta UPRG pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly ------------------------------------------- 251
Peta-43. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly -------------- 254
Peta-44. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly ------------- 260

xvi
xvi RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-1. Rekapitulasi Database Hasil Survey Lapangan Biofisik dari Masing-Masing KHG
Sasaran.

Lampiran-2. Rekapitulasi Database Hasil Survey Lapangan Sosial Ekonomi dan Budaya dari
Masing-Masing KHG Sasaran.

Lampiran-3. Teknis Analisis Pemilihan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian.

Lampiran-4. Citra Landsat 8 per KHG Sasaran.

xvii
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 xvii
DAFTAR LAMPIRAN PETA
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DAFTAR LAMPIRAN PETA

Lampiran Peta-1. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3309-31).
Lampiran Peta-2. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3309-32).
Lampiran Peta-3. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3309-33).
Lampiran Peta-4. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3309-34).
Lampiran Peta-5. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3309-61).
Lampiran Peta-6. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3309-62).
Lampiran Peta-7. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3309-64).
Lampiran Peta-8. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3310-31).
Lampiran Peta-9. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3310-32).
Lampiran Peta-10. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3310-33).
Lampiran Peta-11. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3310-34).
Lampiran Peta-12. Peta KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei, RTT Provinsi Papua 2019 (NLP
3314-21).
Lampiran Peta-13. Peta KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik, RTT Provinsi Papua 2019 (NLP
3408-24).
Lampiran Peta-14. Peta KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikos
Bakian - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifileki Bian - Sungai Lekiage Sentuf,
KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik, RTT Provinsi Papua 2019 (NLP 3408-
52).
Lampiran Peta-15. Peta KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme, RTT Provinsi Papua
2019 (NLP 3408-53).
Lampiran Peta-16. Peta KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikosi
Digoel - Sungai Aleki Seme, RTT Provinsi Papua 2019 (NLP 3408-54).
Lampiran Peta-17. Peta KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme, RTT Provinsi Papua
2019 (NLP 3409-21).
Lampiran Peta-18. Peta KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme, RTT Provinsi Papua
2019 (NLP 3409-22).

xviii
xviii RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
DAFTAR LAMPIRAN PETA
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Lampiran Peta-19. Peta KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly, RTT Provinsi Papua 2019 (NLP
3409-32).
Lampiran Peta-20. Peta KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly, RTT Provinsi Papua 2019 (NLP
3409-33).
Lampiran Peta-21. Peta KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly, RTT Provinsi Papua 2019 (NLP
3409-34).
Lampiran Peta-22. Peta KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, RTT Provinsi Papua 2019
(NLP 3409-41).
Lampiran Peta-23. Peta RTT Per KHG Sasaran.

xix
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 xix
BAB I Pendahuluan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB-I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki lahan gambut tropis terluas di dunia, yaitu sekitar 21 juta ha yang tersebar di
pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Lahan Pertanian, 2008 dalam Agus dan Subiksa, 2008). Pembentukan gambut
menunjukkan lambatnya laju dekomposisi bahan organik karena kondisi yang tergenang air
(anaerob), sehingga terjadi penumpukan bahan organik. Ekosistem gambut dicirikan dengan
sifat yang rapuh/fragile atau mempunyai sifat yang mudah rusak/terdegradasi.

Fenomena degradasi ekosistem gambut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain alih fungsi
lahan, deforestasi, penebangan ilegal, kebakaran hutan, banjir, dan lainnya. Dengan adanya
kegiatan yang menyebabkan kerusakan gambut tersebut, maka terbitlah Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 16/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang Pedoman
Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut. Di dalam aturan tersebut disebutkan bahwa
ekosistem gambut dinilai rusak/terdegradasi jika melampaui kriteria baku kerusakan, yaitu
terdapat drainase buatan, tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kuarsa di bawah lapisan
gambut, terjadinya pengurangan luas dan/atau volume tutupan lahan, serta muka air tanah di
lahan gambut lebih dari 0,4 meter di bawah permukaan gambut pada titik penataan.

Dalam rangka percepatan pemulihan kawasan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut
akibat kebakaran hutan dan lahan secara khusus, sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh
maka Presiden membentuk Badan yang akan melaksanakan kegiatan Restorasi Gambut. Hal
tersebut menjadi dasar terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016
tentang Badan Restorasi Gambut. Badan Restorasi Gambut menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan koordinasi dan penguatan kebijakan pelaksanaan restorasi gambut;
2. Perencanaan, pengendalian dan kerja sama penyelenggaraan restorasi gambut;
3. Pemetaan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG);
4. Penetapan zonasi fungsi lindung dan fungsi budidaya;
5. pelaksanaan konstruksi infrastruktur pembasahan (Rewetting) gambut dan segala
kelengkapannya;
6. Penataan ulang pengelolaan areal gambut terbakar;
7. Pelaksanaan sosialisasi dan edukasi restorasi gambut;
8. Pelaksanaan supervisi dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan infrastruktur di lahan
konsesi; dan
9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Hal -1
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 1
BAB I Pendahuluan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, Badan Restorasi Gambut mempunyai tugas
mengkoordinasi dan memfasilitasi restorasi gambut di 7 provinsi di Indonesia, salah satunya
adalah Provinsi Papua. Sejalan dengan hal tersebut, telah dilakukan pemetaan KHG di Provinsi
Papua dan diperoleh hasil sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan No. SK.129/MENLHK/SETJEN/PKL.0/2/2017 dan No. SK.130/MENLHK/SETJEN/
PKL.0/2/2017 bahwa di Provinsi Papua terdapat 233 (dua ratus tiga puluh tiga) KHG.

Pada tahun ini, Badan Restorasi Gambut menyusun Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi
Papua untuk 8 (delapan) KHG Sasaran yaitu :
1. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian (KHG.91.01.06) seluas ± 4.011 ha (merupakan
fungsi lindung) terletak di Kabupaten Merauke.
2. KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian (KHG.91.01.08) seluas ± 2.133 ha (merupakan
fungsi lindung) terletak di Kabupaten Merauke.
3. KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme (KHG.91.16-01.01) seluas ± 25.521 ha (fungsi
lindung = 6.195 ha dan fungsi budidaya = 19.326 ha) terletak di Kabupaten Boven Digoel.
4. KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa (KHG.91.18-17.01) seluas ± 402.643 ha (fungsi
lindung = 159.927 ha dan fungsi budidaya = 242.716 ha) terletak di Kabupaten Asmat dan
Mappi.
5. KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei (KHG.91.10.06) seluas ± 13.241 ha (fungsi lindung = 5.429
ha dan fungsi budidaya = 7.812 Ha) terletak di Kabupaten Sarmi.
6. KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf (KHG.91.01.07) seluas ± 6.950 ha (fungsi
lindung = 6.682 Ha dan fungsi budidaya = 267 ha) terletak di Kabupaten Merauke.
7. KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik (KHG.91.01.09) seluas ± 1.421 ha (fungsi lindung = 948 ha
dan fungsi budidaya = 474 ha) terletak di Kabupaten Merauke.
8. KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly (KHG.91.01.13) seluas ± 11.890 ha (fungsi lindung = 2.689
ha dan fungsi budidaya = 9.201 ha) terletak di Kabupaten Merauke dan Boven Digoel.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud RTT Provinsi Papua tahun 2019 adalah untuk memberikan arahan restorasi, panduan
pelaksanaan restorasi serta panduan pencapaian target restorasi pada KHG sasaran 2019.

Penyusunan
Penyusunan RTT
RTTProvinsi
ProvinsiJambi
Papuatahun 2019
tahun bertujuan
2019 agar pelaksanaan
adalah tersedianya restorasi
arahan tindakandi Provinsi
restorasiPapua
yang
sesuai arahan tindakan dan dapat mencapai target restorasi yang ditetapkan sesuai
meliputi pembasahan kembali gambut (R1/Rewetting), penanaman kembali area gambut ketentuan
peraturan perundangan.
terbuka (R2/Revegetation), dan pemulihan daya dukung sosial ekonomi (R3/Revitalization).

Hal -2
2 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB I Pendahuluan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

C. Output

Output dari pekerjaan ini antara lain:


1. Dokumen RTT Provinsi Papua Tahun 2019.
2. Matrik Arahan Tindakan Tahunan Restorasi Gambut pada KHG Sungai Aleki Male - Sungai
Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikosi Digoel -
Sungai Aleki Seme, KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, KHG Sungai Ferkame - Sungai
Orei, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
dan KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly.
3. Peta-Peta Rencana Tindakan yang mendukung Dokumen RTT dalam skala 1:50.000.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan penyusunan Dokumen RTT Provinsi Papua Tahun 2019:
1. Identifikasi arahan kegiatan pembasahan yang terdiri dari penempatan titik lokasi
pembangunan sumur bor, titik lokasi sekat kanal dan/atau penimbunan kanal.
2. Identifikasi arahan kegiatan penanaman kembali dengan kajian berdasarkan penutupan
lahan sebagai dasar penetapan tipe revegetasi yang berupa penanaman pola maksimal,
pengkayaan dan suksesi alami.
3. Identifikasi arahan tindakan peningkatan ketahanan ekonomi sosial yang meliputi kegiatan
identifikasi Desa Peduli Gambut (DPG), pelaksanaan kegiatan dalam DPG, pembangunan
alternatif komoditas dan sumber mata pencaharian serta peningkatan kelembagaan
masyarakat DPG.
4. Identifikasi areal terdampak.
5. Identifikasi pembiayaan restorasi.

E. ANALISA LANJUTAN UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN RESTORASI

RTT Restorasi Gambut yang tertuang di dalam dokumen ini masih mengandung beberapa
kelemahan, diantaranya yaitu yang berhubungan dengan validitas data::

1. Pengumpulan data dilakukan dengan sistem sampling sehingga mengandung kelemahan di


dalam penerapannya untuk perencanaan secara keseluruhan.
2. Data sekunder, termasuk data yang bersumber dari instansi pemerintah banyak
diantaranya yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan, terutama data spasial (peta-peta).
3. Beberapa temuan penting yang diperoleh dari lapangan tidak cukup memenuhi syarat
untuk memperbaiki ketidaksesuaian data spasial.
4. Data biofisik (tanah) ada diantaranya yang mengalami perubahan; misalnya areal yang
beberapa tahun yang lalu merupakan tanah gambut, sekarang sudah berupa tanah
mineral.
5. Data biofisik (penutupan lahan) bersifat dinamis yang disebabkan oleh berbagai faktor,

Hal -3
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 3
BAB I Pendahuluan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

diantaranya adalah akibat kebakaran lahan, aktivitas manusia dan sebagainya.


6. Data sosial ekonomi budaya bersifat dinamis sehubungan dengan data kependudukan,
perkembangan wilayah dan sebagainya.
7. Perubahan-perubahan lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk dapat dilaksanakan di lapangan, masih diperlukan
kajian dan analisis lanjutan dalam skala yang lebih detail skala tapak. Beberapa kajian dan
analisis yang diperlukan antara lain adalah::

1. Sinkronisasi program restorasi oleh berbagai pihak, baik instansi Pemerintah (pusat dan
daerah), perusahaan swasta, atau masyarakat secara mandiri.
2. Penyusunan Survey Investigation Design (SID) dan Detailed Engineering Design (DED) yang
terkait dengan pembangunan fisik.
3. di Awal
Pelaksanaan Persetujuan Atas Dasar Informasi Di Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA) untuk
program terkait revitalisasi (R3).
4. Penyusunan Rancangan Teknis (Rantek) kegiatan Revegetation (R2).

Hal -4
4 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB-II
METODOLOGI

A. PENGUMPULAN DATA

1. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan mulai tahap persiapan, survei pendahuluan, dan
survei utama. Pengumpulan data sekunder dilakukan di beberapa instansi yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan.

Data sekunder telah mulai dikumpulkan pada saat survei pendahuluan, yang dilaksanakan
pada minggu kedua bulan Agustus 2018. Adapun survei utama dilakukan pada bulan
September-Oktober 2018. Data sekunder yang dikumpulkan pada saat survei utama
meliputi seluruh kekurangan dan update data awal (kekurangan, koreksi, dll) yang belum
berhasil dikumpulkan, ditambah beberapa data lain yang relevan. Gambaran teknis
pengumpulan data sekunder disajikan pada Tabel-1.

Tabel-1. Prosedur Pengumpulan Data Sekunder


Sumber Data /
No Jenis Data Lokasi Pengambilan data
Rujukan
1. Peta KHG Sasaran SK 129/Menlhk/Setjen/ • Kementerian Lingkungan
PKL.0/2/2017 Hidup dan Kehutanan (KLHK)
2. Peta Fungsi Ekosistem Gambut SK 130/Menlhk/Setjen/ • Kementerian Lingkungan
Nasional pada KHG Sasaran PKL.0/2/2017 Hidup dan Kehutanan (KLHK)
3. Peta Indikatif Restorasi Gambut SK 05/BRG/Kpts/2016 tentang Penetapan Badan Restorasi Gambut
yang telah diupdate dengan data Fungsi Indikatif Restorasi Gambut
kebakaran dan FEG, PIPPIB, dan
Penutupan Lahan
4. Data / Peta Izin Usaha SK masing-masing IUPHHK-HT/HA / RE Ditjen PHPL (KLHK)
Pemanfaatan Hutan
5. Data / Peta Hak Guna Usaha (HGU) HGU dan IUP masing-masing Perkebunan • Dinas Perkebunan
dan Peta IUP Perkebunan • Sumber Lain (Masyarakat,
Perkebunan, dll)
6. Peta Identifikasi Kebakaran Hutan SK 282/Menlhk/Setjen/ PLA.1/6/2017 Ditjen PKTL (KLHK)
dan Lahan 2015, 2016, 2017
7. Peta Penutupan Lahan Tahun 2016 Citra SPOT5 (Kementerian Lingkungan Ditjen PKTL (KLHK)
Hidup dan Kehutanan)
8. Peta Batas Wilayah Administrasi Batas administrasi Provinsi / Kabupaten / • PPBW (BIG)
kabupaten/Kota Tahun 2016 Kecamatan (Distrik) / Desa (Kampung) • Bappeda
9. Data Topografi dan Ketinggian DEMNAS BIG
Tempat
10. Peta Penunjukkan Kawasan Hutan Peta Kawasan Hutan Provinsi Papua Ditjen PKTL (KLHK)
Provinsi Papua SK.458/Menhut-II/2012
11. Peta Areal Konservasi Peta Areal Konservasi Provinsi Papua Ditjen KSDAE
12. Peta Tanah Peta Landsystem Provinsi Papua Skala • BIG
1:250.000 tahun 2015 • BBSDLP (Kementan)
13. Provinsi Papua Dalam Angka BPS • Badan Pusat Statistik
14. Kabupaten Merauke Dalam Angka BPS • Badan Pusat Statistik
15. Kabupaten Boven Digoel Dalam BPS • Badan Pusat Statistik
Angka
16. Kabupaten Asmat Dalam Angka BPS • Badan Pusat Statistik

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -5 5


BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Sumber Data /
No Jenis Data Lokasi Pengambilan data
Rujukan
17. Kabupaten Mappi Dalam Angka BPS • Badan Pusat Statistik
18. Kabupaten Sarmi Dalam Angka BPS • Badan Pusat Statistik
19. Kecamatan/Distrik Dalam Angka BPS • Badan Pusat Statistik
20. Profil Desa (Kampung) / Monografi Kantor Desa (Kampung) Kantor Desa (Kampung)
Desa (Kampung)
21. Data Lainnya yang Relevan (Iklim, • Sesuai dengan wali data • Sesuai dengan wali data yang
dll) berwenang

2. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan pada tahap survei pendahuluan dan survei utama.
Jenis data primer yang dikumpulkan disajikan pada Tabel-2.

Tabel-2. Jenis data primer dan teknik pengumpulannya


No Data Primer Teknik Pengumpulan Data Primer
A Survei Pendahuluan
1. Aksesibilitas Mendatangi lokasi (Survei pendahuluan) dan bertanya kepada
instansi dan masyarakat terdekat dengan KHG sasaran.
2. Gambaran Umum KHG dan stakeholder Mendatangi instansi yang berkepentingan
B Survei Utama
1. Data Biofisik (Tanah) Pengeboran jenis tanah di lokasi titik sampling masing-masing
KHG dan pengamatan langsung
2. Data sosial, ekonomi, dan budaya Wawancara dengan masyarakat, pengamatan langsung, dan Focus
Group Discussion (FGD)

Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara dan Focus Group Discussion (FGD).

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu metode pengambilan informasi dari narasumber yang


merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar gagasan melalui tanya jawab
(Sugiyono, 2013). Pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview)
dengan mewawancarai sejumlah pejabat, tokoh masyarakat, LSM, masyarakat serta
pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pengelolaan dan restorasi gambut.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan pertanyaan. Tujuannya


mengetahui permasalahan seputar pengelolaan dan restorasi gambut. Informan yang
diwawancarai adalah pihak yang berkepentingan secara langsung terhadap pengelolaan
dan restorasi gambut yang dapat memberikan informasi yang benar dan akurat. Asas
keterwakilan menjadi unsur penting dalam penentuan responden. Para pihak yang
menjadi sasaran wawancara terkait dengan pengelolaan dan restorasi gambut disajikan
pada Tabel-3.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -6


6
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-3. Para Pihak yang Menjadi Sasaran Wawancara


No Stakeholder Keterangan
1. Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Provinsi TRGD merupakan tim yang dibentuk oleh Gubernur
Papua mendukung dan melancarkan tugas BRG dan pada tingkat
tapak, BRG bersama TRGD melakukan restorasi ekosistem
gambut.
2. Dinas Kehutanan Provinsi Papua Dinas yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan
hutan di Provinsi Papua.
3. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Dinas yang memiliki kewenangan dalam perencanaan dan
Provinsi Papua pembangunan daerah Provinsi Papua.
4. Dinas Lingkungan Hidup / BLHD Provinsi Papua Dinas yang menangani masalah lingkungan hidup pada
lingkup provinsi
5. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Dinas yang memiliki kewenangan dalam perencanaan dan
Kabupaten / Kota pembangunan daerah Kabupaten / Kota
6. Dinas Lingkungan Hidup / BLHD Kabupaten / Kota Dinas yang menangani masalah lingkungan hidup pada
lingkup Kabupaten / Kota
7. Akademisi/Tenaga Ahli/Pakar Akademisi/Tenaga Ahli/Pakar adalah pihak yang
mengetahui secara komprehensif hal-hal terkait
gambut/kehutanan/sosial budaya.
8. Kepala/Tokoh Adat Tokoh/Kepala Adat Tokoh/Kepala Adat adalah pihak yang
memiliki pengaruh besar secara adat dalam kehidupan
masyarakat
9. Perwakilan Masyarakat Pihak yang terkena dampak dari adanya kegiatan
pengelolaan dan restorasi gambut
10. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pihak yang melakukan advokasi permasalahan lingkungan
dan sosial dalam konteks Pelestarian Lingkungan dan hak-
hak adat masyarakat.

Informan kunci adalah seseorang yang dianggap menguasai informasi dan atau terkait
langsung dengan pengelolaan dan restorasi gambut. Mereka juga merupakan orang
yang dianggap mewakili kelompok yang lebih besar. Pemilihan juga dikaitkan dengan
penguasaan atas topik yang menjadi tema pertanyaan dalam hal ini permasalahan yang
berkaitan pengelolaan dan restorasi gambut.

b. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan pada kegiatan RTT ini dalam suasana
formal dengan melibatkan beberapa informan sekaligus yang mewakili perwakilan
unsur pemerintah, pengusaha, masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
setempat. FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis
mengenai suatu permasalahan tertentu yang spesifik melalui diskusi kelompok. Dengan
demikian data yang digunakan/dianalisis akurat.

Para pihak yang terlibat di dalam FGD adalah Tim Penyusun, Moderator, Narasumber,
dan Peserta. Secara keseluruhan para pihak yang terlibat pada FGD, yaitu:

a) Tim Penyusun (penyelenggara);


b) Dinas Kehutanan Provinsi (moderator / narasumber / peserta);
c) Bappeda Provinsi;

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -7 7


BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

d) Bappeda Kabupaten;
e) Dinas Lingkungan Hidup / BLHD;
f) UPT Bidang Kehutanan
g) Perguruan tinggi / Litbang (nara sumber / peserta);
h) Camat;
i) Kepala Desa (Kampung);
j) Tokoh masyarakat;
k) Perwakilan Masyarakat;
l) Pengusaha;
m) Lembaga Swadaya Masyarakat.

Narasumber dipilih personal yang memiliki kualifikasi baik pada bidang kehutanan /
lingkungan hidup / gambut / hidrologi/sosial ekonomi budaya/ antropologi/ sosiologi.

Lokasi FGD dilakukan diditempat


tempat netral yang memungkinkan partisipan dapat
mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Pelaksanaan FGD dalam rangka RTT Provinsi
Papua Tahun 2019 dilakukan sebanyak 2 (dua) lokasi yaitu di Merauke (dilaksanakan
tanggal 25 September 2018) dan Mappi (dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2018) masing-
masing 20 (dua puluh) peserta.

c. Pelaksanaan Survei Lapangan

1) Aspek Biofisik

a) Prosedur Pengamatan Lapangan

Komponen biofisik yang dikaji terdiri atas parameter-parameter spesifik yang


dibutuhkan dalam penyusunan RTT Provinsi Papua Tahun 2019 dilakukan pada
plot contoh (indikatif) yang telah ditetapkan. Plot contoh (indikatif) diarahkan
pada kepentingan untuk verifikasi data biofisik.

(a) Pengambilan data primer plot contoh biofisik, secara umum meliputi :
- Verifikasi Jenis tanah (gambut / non gambut),
- Kedalaman gambut;
- Kematangan gambut;
- Kemiringan lereng;
- Ketinggian tempat;
- Pengukuran pH tanah;
- Pengukuran pH air;
- Pengujian keberadaan pirit;
- Keberadaan bekas-bekas kebakaran;
- Pengelolaan gambut yang telah dilakukan oleh para pihak;

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -8


8
BAB II Metodologi
BAB II Tindakan
Rencana Metodologi
Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

- Status / fungsi lahan;


- Status / fungsi lahan;
- Penutupan lahan;
- Penutupan lahan;
- Flora (flora asli, endemik, dilindungi, dll);
- Flora (flora asli, endemik, dilindungi, dll);
- Fauna (jenis, status jenis dan penyebarannya, dilindungi, dll).
- Fauna (jenis, status jenis dan penyebarannya, dilindungi, dll).
(b) Verifikasi kanal. Berdasarkan berbagai sumber data sekunder dan data
(b) Verifikasi kanal. Berdasarkan berbagai sumber data sekunder dan data
primer yang dikumpulkan sebelumnya.
primer yang dikumpulkan sebelumnya.

Gambaran prosedur pengamatan aspek biofisik di lapangan disajikan pada


Gambaran prosedur pengamatan aspek biofisik di lapangan disajikan pada
Tabel-4.
Tabel-4.

Tabel-4. Prosedur Pengamatan Lapangan Aspek Biofisik


Tabel-4. Prosedur Pengamatan Lapangan Aspek Biofisik
No Parameter yang Diamati Teknis Pengamatan Alat dan Bahan yang Digunakan
No Parameter yang Diamati Teknis Pengamatan Alat dan Bahan yang Digunakan
1 Koordinat - Berdasarkan koordinat plot contoh yang Peralatan GPS
1 Koordinat - Berdasarkan koordinat
telah ditentukan dalamplot
petacontoh
kerja yang Peralatan GPS
telah ditentukan
ditetapkan dalam peta kerja
di lapangan
ditetapkan di lapangan
2 Status (Lindung / - Mengamati tutupan lahan pada plot Peta Fungsi Ekosistem Gambut
2 Status (Lindung /
budidaya) - Mengamati
contoh, tutupan lahan pada plot Peta Fungsi Ekosistem Gambut
3 budidaya)
Jenis tanah - contoh,
Identifikasi jenis tanah (gambut/mineral) Bor tanah
3 Jenis tanah - Identifikasi jenis tanah (gambut/mineral) Bor tanah
4 Kedalaman gambut - Mengukur kedalaman gambut pada satu Bor gambut dan meteran
4 Kedalaman gambut - Mengukur kedalaman
titik pengeboran untukgambut
kemudian pada satu
diukur Bor gambut dan meteran
titik pengeboran untuk
berapa meter kedalaman gambut.kemudian diukur
5 Kematangan gambut - berapa
Tingkat meter kedalaman
kematangan gambutgambut.
ada 3 Sekop kecil untuk mengambil tanah
5 Kematangan gambut - Tingkat
macam kematangan
yaitu (1) Fibrik,gambut ada 3dan
(2) Hemik, Sekop
gambutkecil untuk mengambil tanah
macam yaitu
(3) Saprik. (1) Fibrik, (2) Hemik, dan gambut
- (3) Saprik.
Teknik pengamatan: segenggam tanah
- Teknik
gambutpengamatan:
kemudian peras segenggam tanah
dengan telapak
gambut kemudian peraslalu
tangan perlahan-lahan, dengan telapak
dilihat sisa
tangan perlahan-lahan,
serat yang tertinggal. lalu dilihat sisa
- serat
Fibrik yang
: Bilatertinggal.
kandungan serat yang
- Fibrik : Biladikandungan
tertinggal seratsetelah
telapak tangan yang
tertinggal
pemerasandiadalahtelapak>¾tangan
bagiansetelah
- pemerasan
Hemik : Bilaadalah >¾ bagian
kandungan serat yang
- Hemik : Bila kandungan
tertinggal di dalam telapak serat yang ¾ - ¼
tangan
- tertinggal
Saprik : Bila kandungan serat yang ¾ - ¼
di dalam telapak tangan
- Saprik : Bila
tertinggal dikandungan
dalam telapak serat yang <¼
tangan
tertinggal di dalam telapak tangan <¼
6 Kemiringan lahan - Pengukuran langsung pada plot contoh Clinometer
6 Kemiringan lahan - Pengukuran langsung pada plot contoh Clinometer
7 Ketinggian tempat - Pengukuran langsung pada plot contoh Altimeter
7 Ketinggian tempat - Pengukuran langsung pada plot contoh Altimeter
8 Pengelolaan gambut - Deskriptif -
8 Pengelolaan
yang gambut
telah dilakukan - Deskriptif -
yang telahpihak
oleh para dilakukan
oleh para pihak
9 pH tanah - Membuat larutan dengan perbandingan pH indikator
9 pH tanah - Membuat
1:1 larutan dengan perbandingan pH indikator
10 pH air 1 : 1
- Mengukur langsung sampel air pH indikator
10 pH air - Mengukur langsung sampel air pH indikator
11 Keberadaan pirit - Memberikan larutan H2O2 30 % pada H2O2 30 %
11 Keberadaan pirit - Memberikan
sampel sebanyaklarutan
3 – H2O2
4 tetes30 % pada
atau kurang H2O2 30 %
sampel sebanyak
lebih 0,5 - 1 ml 3 – 4 tetes atau kurang
12 Keberadaan bekas-bekas - lebih 0,5 - 1 ml
Pengamatan langsung -
12 Keberadaan
kebakaran bekas-bekas - Pengamatan langsung -
13 kebakaran
Status / fungsi lahan - Pengamatan langsung -
13 Status / fungsi lahan - Pengamatan langsung -
14 Penutupan lahan - Pengamatan langsung dan disesuaikan -
14 Penutupan lahan - Pengamatan langsung
dengan data peta kerjadan disesuaikan -
dengan data peta kerja

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -9


Hal -9 9
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

No Parameter yang Diamati Teknis Pengamatan Alat dan Bahan yang Digunakan

dengan data peta kerja


15 Kondisi flora - Identifikasi langsung jenis-jenis flora dan -
wawancara
16 Potensi HHBK - Identifikasi langsung dan wawancara -
17 Vegetasi Budidaya - Identifikasi langsung dan wawancara -
18 Kondisi fauna - Identifikasi langsung, jejak, dan -
wawancara
19 Binatang peliharaan - Identifikasi langsung dan wawancara -

b) Lokasi Plot Sampel

Pengamatan lapangan aspek biofisik dilakukan dengan memperhatikan


keterwakilan sebaran spasial, sebaran berbagai kondisi biofisik, meliputi (jenis
tanah, lereng, status kawasan kesatuan hidrologi gambut, fungsi lahan,
keterkaitan dengan pemangku kepentingan, dll).

Adapun penentuan titik pengamatan dilaksanakan secara sistematis


berdasarkan justifikasi yang memperhatikan kecenderungan kondisi / data
serta informasi awal yang penting untuk dipertimbangkan, serta
aksesibilitasnya.

Lokasi pengambilan plot sampel pada aspek biofisik disajikan pada Peta-1.
Plot sampel pada saat pelaksanaan lapangan dapat diubah/digeser sesuai
pertimbangan kondisi lapangan.

c) Penggunaan Drone

Pada saat survei utama juga dilakukan perekaman data biofisik dengan
menggunakan pesawat drone. Penggunaan pesawat drone diutamakan pada
bagian-bagian areal yang sulit dijangkau. Data yang direkam dengan drone ini
akan sangat bermanfaat dalam melakukan verifikasi berbagai data tapak
lapangan, yaitu:
(a) Verifikasi penutupan lahan;
(b) Verifikasi kebakaran hutan dan lahan;
(c) Verifikasi pemukiman.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -10


10
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-1 Peta Pengambilan Plot Sampel pada Aspek Biofisik

11
Hal -11
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

2) Aspek Sosial Ekonomi Budaya

a) Prosedur Pengamatan Lapangan

Komponen Sosial ekonomi dan budaya yang dikaji merupakan parameter-


parameter spesifik yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Tindakan
Tahunan meliputi:
- Nama desa (Kampung);
- Koordinat (pusat) desa (Kampung);
- Aksesibilitas (sarana transportasi);
- Sarana perhubungan (komunikasi);
- Kependudukan;
- Mata pencaharian dan aktivitas ekonomi;
- Keterkaitan masyarakat dengan KHG;
- Agama dan kepercayaan;
- Pendidikan;
- Kesehatan;
- Adat Istiadat.

Gambaran prosedur pengamatan aspek sosial ekonomi budaya di lapangan


disajikan pada Tabel-5.

Tabel-5. Prosedur Pengamatan Lapangan Aspek Sosial Ekonomi Budaya.


No Parameter yang Diamati Teknis Pengamatan Alat dan Bahan yang Digunakan
1 Nama desa / kampung Identifikasi / wawancara -
2 Koordinat (pusat) desa Pengamatan langsung Peralatan GPS
3 Aksesibilitas (sarana Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
transportasi)
Sarana perhubungan Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
4
(komunikasi)
5 Kependudukan Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
6 Mata pencaharian dan aktivitas Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
ekonomi
7 Pemanfaatan HHBK oleh Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
masyarakat
8 Gambaran pendapatan wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
Masyarakat
9 Keterkaitan masyarakat dengan Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
KHG
10 Potensi konflik Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
11 Agama dan kepercayaan Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
12 Pendidikan Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
13 Kesehatan Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis
14 Adat istiadat Pengamatan / wawancara Daftar isian / alat perekam / alat tulis

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -12


12
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b) Lokasi Plot Sampel

Penentuan sampel menggunakan teknik pengambilan contoh non-probability


sampling dengan metode purposive sampling, yaitu memilih unit-unit yang
akan dianalisis dengan beberapa pertimbangan tertentu yang sesuai dengan
penelitian (Sugiyono, 2010). Metode purposive sampling dalam penentuan
sampel desa di wilayah KHG Sasaran menggunakan beberapa dasar
pertimbangan yaitu aksesibilitas desa, kegiatan sosial ekonomi desa yang
berkaitan langsung dengan wilayah KHG Sasaran, kedekatan lokasi desa
dengan KHG dan ketersediaan waktu efektif pada saat pengumpulan data
primer. Berdasarkan pertimbangan pengambilan sampel sosial tersebut,
terdapat beberapa lokasi desa yang menjadi lokasi plot sampel yang berada di
luar kawasan KHG Sasaran. Pertimbangan lainnya adalah terdapat KHG
Sasaran yang tidak terdapat desa di dalamnya, namun perlu dilakukan
pengambilan sampel untuk melihat ada/tidaknya aktivitas masyarakat di
sekitar lokasi tersebut. Total lokasi desa yang menjadi sasaran sampling
sebanyak 45 kampung. Lokasi (indikatif) pengamatan lapangan pada aspek
sosial ekonomi budaya disajikan pada Peta-2.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -13 13


BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

14
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-2 Peta Realisasi Pengamatan Lapangan pada Aspek Sosial Ekonomi Budaya

Hal -14
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

B. ANALISIS DATA

1. Analisis Data Spasial

Teknis analisis data spasial dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :


a. Persiapan. Data spasial yang terkumpul yang ada akan disiapkan, sehingga memiliki
format yang sama. Teknisnya melalui proses digitasi menggunakan aplikasi GIS.
Output-nya adalah sekumpulan data (data set) yang meliputi data dalam bentuk
shapefile (.shp) dan data atribut. Standar simbolisasi dan kenampakan obyek
disesuaikan dengan skala masing-masing sumber peta.
b. Penyusunan Database Spasial. Keseluruhan data yang telah dibuat selanjutnya akan
disimpan dalam database spasial. Dalam membangun database spasial, dilakukan
klasifikasi data dan informasi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu data grafis dan data
atribut sebagai berikut :
- Data Grafis. Data grafis mencakup peta-peta yang sudah didigitasi dalam format
perangkat lunak GIS, serta peta-peta tematik yang diturunkan dari kompilasi data
sekunder. Data grafis akan ditampilkan dalam bentuk peta digital yang terdiri atas
unsur-unsur pembentuknya, yaitu titik, garis dan area.
- Data Atribut. Data atribut akan disimpan dalam tabel-tabel intern SIG sesuai
dengan kelas masing-masing yang akan diberikan unsur pengenal (identifier)
secara unik. Setiap record (data atribut) akan dipasangkan dengan data peta
sesuai dengan kriteria spasialnya.
c. Analisis Lanjutan. Analisis lanjutan data spasial dilakukan dengan teknis overlay
(tumpang susun) secara komputasi dengan aplikasi program GIS. Teknis overlay akan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan-tahapan analisis dan sesuai tujuan
yang diinginkan.

2. Analisis Citra

Analisis citra (Sentinel2A/SPOT5/GoogleEarth) dilakukan dengan cara interpretasi


penutupan lahan berdasarkan klasifikasi standar dengan merujuk pada ketentuan yang
ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Klasifikasi berdasarkan tutupan lahan menggunakan data sekunder dari KLHK 2017 yang
diupdate dari citra SPOT5/GoogleEarth dibedakan menjadi 22 kelas, yaitu (1) Hutan Lahan
Kering Primer, (2) Hutan Lahan Kering Sekunder, (3) Hutan Rawa Primer, (4) Hutan Rawa
Sekunder, (5) Hutan Mangrove Primer, (6) Hutan Mangrove Sekunder, (7) Hutan Tanaman,
(8) Semak/Belukar, (9) Perkebunan, (10) Pemukiman, (11) Tanah Terbuka, (12) Savana, (13)
Tubuh Air (14) Transmigrasi, (15) Belukar Rawa, (16) Pertanian Lahan Kering, (17) Pertanian
lahan Kering Campuran, (18) Sawah, (19) Tambak, (20) Lapangan Udara, (21)
Pertambangan dan (22) Rawa.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -15 15


BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Untuk mendukung analisis penentuan tindakan restorasi khususnya R.2 (Revegetation)


tutupan lahan disederhanakan menjadi 4 (empat) kelas kerapatan, yaitu (1) tutupan tajuk
rapat (> 50 %), (2) tutupan tajuk sedang (25 – 50 %), dan tutupan tajuk terbuka (< 25 %).
Metode untuk menetapkan kelas kerapatan ini menggunakan metode expert judgement
dari kenampakan citra. Adapun uraian dari masing-masing kategori tutupan tajuk adalah
sebagai berikut:

1) Tutupan tajuk yang rapat yaitu tajuk pohon yang saling menutupi pada kondisi jarak
antar pohon rapat. Areal dengan tutupan tajuk baik mengindikasikan bahwa areal
tersebut intensitas pemanfaatannya rendah, sehingga kondisi lahan gambut masih
alami atau mendekati kondisi alaminya. Kondisi tutupan tajuk rapat meliputi
penutupan: (1) Hutan Lahan Kering Primer, (2) Hutan Rawa Primer, dan (3) Hutan
Mangrove Primer.
2) Tutupan tajuk sedang yaitu tajuk pohon yang kurang saling menutupi pada kondisi
jarak antar pohon relatif lebih jauh. Areal dengan tutupan tajuk sedang
mengindikasikan bahwa areal tersebut cukup dinamik dan intensitas
pemanfaatannya cukup tinggi. Penutupan/penggunaan lahan yang direklasifikasi
menjadi tutupan tajuk sedang adalah: (1) Hutan Lahan Kering Sekunder, (2) Hutan
Rawa Sekunder, (3) Hutan Mangrove Sekunder, (4) Perkebunan (Pb), (5) Kebun
Campuran (Kc) dan (6) Semak belukar (Sb).
3) Tutupan tajuk terbuka yaitu areal yang tidak atau sedikit tutupan tajuknya karena
areal tersebut tidak atau sedikit memiliki pohon. Areal dengan tutupan tajuk jarang
mengindikasikan bahwa areal tersebut sangat dinamik dan intensitas
pemanfaatannya tinggi. Penutupan/penggunaan lahan yang direklasifikasi menjadi
tutupan tajuk terbuka adalah: (1) Pemukiman, (2) Tanah Terbuka, (3) Savana, (4)
Tubuh Air (5) Transmigrasi, (6) Belukar Rawa, (7) Pertanian Lahan Kering, (6)
Pertanian lahan kering campuran, (9) Sawah, (10) Tambak, (11) Lapangan Udara, (12)
Pertambangan dan (13) Rawa.

3. Analisis Data Non Spasial

Analisis data non spasial dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:


a. Pembuatan daftar topik;
b. Deskriptif;
c. Tabulasi;
d. Komparasi;
e. Naratif.

4. Analisis Peran Lahan Gambut terhadap Kehidupan Masyarakat

Lahan gambut dinilai berperan besar terhadap kehidupan masyarakat apabila terdapat
kondisi sebagai berikut:

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -16


16
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

a. Masyarakat memanfaatkan lahan gambut sebagai sumber mata pencaharian


(perkebunan, pertanian, hasil hutan non kayu, perikanan, dll).
b. Lahan gambut berfungsi secara langsung sebagai sumber cadangan air.
c. Terdapat saluran air (sungai / kanal) yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
prasarana transportasi.

Atas dasar peran lahan gambut terhadap kehidupan masyarakat maka perlu dilakukan
analisis mengenai Pembentukan Desa/Kampung Peduli Gambut (DPG)/R.3.1, Peningkatan
Kelembagaan/R.3.2, dan Pembangunan alternatif komoditas dan mata pencaharian/R.3.3 .

a) Pembentukan Desa/Kampung Peduli Gambut (DPG)/R.3.1

• Tujuan Pembentukan DPG

Tujuan pembentukan DPG adalah untuk penguatan kapasitas, fungsi, dan peran
kelembagaan lokal sehingga dapat mensinergikan pelaksanaan berbagai program
dan kegiatan pembangunan dari berbagai sektor dan pihak (multi sektor dan multi
pihak) dalam rangka untuk mendorong dan meningkatkan perbaikan fungsi
ekosistem rawa dan juga termasuk ekosistem DAS, kemandirian ekonomi
masyarakat kampung, ketahanan institusi sosial, serta memperteguh kebhinekaan
dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Program DPG melakukan intervensi pada seluruh indikator ketahanan lingkungan,


dan sebagian pada indikator ketahanan ekonomi dan sosial. Dalam hal ketahanan
lingkungan, program DPG antara lain mendorong pengurangan kerusakan dan
pencemaran tanah dan air, meningkatnya upaya mitigasi kebakaran gambut,
meningkatnya tindakan peringatan dini dan tanggap bencana kebakaran pada
desa-desa/kampung-kampung gambut. Pada indikator ketahanan sosial, dilakukan
pendidikan lingkungan, solidaritas pemadaman dan pencegahan kebakaran gambut
kelembagaan sosial, kepastian hak dan akses dan dalam hal ketahanan ekonomi
dilakukan pemberdayaan pertanian paludikultur dan pengembangan
koperasi/Badan Usaha Milik Desa/Kampung.

• Program Kegiatan Pembentukan DPG

Pembentukan DPG dijalankan melalui sejumlah kegiatan. Terdapat paling tidak


sepuluh kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjalankan program ini disajikan
pada Tabel-6.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -17 17


BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-6. Kegiatan dalam Program Pembentukan DPG (R.3.1)


Kode
No. Program Pembinaan Desa/Kampung Peduli Gambut (R.3.1)
Kegiatan
1 Penempatan fasilitator desa 1
2 Pemetaan sosial dan pemetaan partisipatif untuk penentuan wilayah desa dan 2
wilayah ekosistem gambut yang dilindungi dan dikelola masyarakat
3 Pengintegrasian aspek perlindungan dan pengelolaan gambut ke dalam 3
perencanaan desa
4 Pembentukan kawasan perdesaan di dalam lingkup KHG 4
5 Penguatan kelembagaan yang dilakukan melalui pembentukan peraturan di 5
tingkat desa/kampung serta kelompok masyarakat yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan restorasi gambut
6 Penguatan inovasi terhadap pengetahuan lokal dan pengembangan teknologi 6
tepat guna dalam pengelolaan gambut
7 Pemberdayaan ekonomi desa dan kelompok masyarakat 7
8 Resolusi konflik intra dan antar desa serta antara desa dengan pihak lain 8
9 Pengakuan hukum negara atau legalisasi terhadap hak dan atau akses masyarakat 9
pada lahan gambut di dalam dan di luar kawasan hutan negara
10 Partisipasi dan pemantauan warga masyarakat terhadap pelaksanaan restorasi 10
gambut

b) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

• Tujuan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Tujuan program peningkatan kapasitas kelembagaan adalah untuk meningkatkan


kapasitas, fungsi, dan peran strategis kelembagaan pada tingkat lokal/kampung,
baik kelembagaan formal maupun informal, sehingga dapat memberikan kontribusi
nyata dalam pembangunan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat kampung serta
upaya-upaya perlindungan dan menjaga kelestarian sumber daya alam kampung
dan kelestarian lingkungan hidup setempat (terutama ekosistem rawa dan DAS).

Kelembagaan di level kampung yang juga sangat penting selain BUMDes/Kam


untuk konteks Papua adalah Lembaga Masyarakat Adat (LMA). Keberadaan LMA
sebagai lembaga adat dan sosial di tingkat kampung yang telah diakui secara
formal oleh pemerintah, memiliki peran penting dan strategis bagi terwujudnya
tujuan program restorasi ekosistem gambut/rawa. Peran strategis LMA antara lain
adalah pengaturan dan penyelesaian sengketa/konflik terkait dengan pemanfaatan
sumber daya (terutama lahan dan air/perairan dan konflik sosial lainnya). Ketika
lembaga negara mengalami krisis kepercayaan masyarakat dalam menyelesaikan
sengketa dalam masyarakat, muncul permintaan untuk memperkuat peran
lembaga adat sebagai lembaga alternatif penyelesaian sengketa.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -18


18
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

• Kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Bentuk program peningkatan kapasitas kelembagaan disajikan pada Tabel-7.

Tabel-7. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
67 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7. Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Inisiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan 16
air tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan 17
kehutanan
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

c) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

• Tujuan Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian

Pengembangan alternatif komoditas dan sumber mata pencaharian bertujuan


untuk mengembangkan beberapa komoditas/sumber daya alam termasuk
lingkungan hidup yang potensial/dapat menjadi sumber mata pencaharian baru
untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat kampung dan dalam jangka panjang dapat menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat kampung yang bekelanjutan (sustainable rural livelihood)

Hal -19
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 19
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat kampung di dalam


dan sekitar KHG Sasaran atau ekosistem rawa dan DAS.
Pengembangan sumber mata pencaharian masyarakat adalah kegiatan untuk
menggali berbagai potensi dan peluang usaha yang dapat dikembangkan sebagai
mata pencaharian baru atau menambah sumber mata pencaharian yang sudah
ada. Hal ini ditujukan terutama bagi masyarakat yang terkena dampak kegiatan
restorasi gambut karena kehidupannya bergantung pada sumber daya lahan
gambut baik di dalam dan sekitar areal restorasi gambut. Jika masyarakat setempat
tidak/belum terkena dampak kegiatan restorasi gambut, program ini ditujukan
untuk upaya mitigasi terjadinya kerusakan ekologi lahan gambut/rawa, sehingga
pemilihan komoditas dan cara budidaya harus ramah lahan gambut/rawa.
Revitalisasi sumber-sumber mata pencaharian masyarakat bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar areal
restorasi gambut.

• Kegiatan Program Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata


Pencaharian

Program revitalisasi yang dilakukan mendorong sistem pertanian terpadu di lahan


gambut dimana sistem surjan dan paludikultur menjadi pilihan utamanya.
Pengembangan komoditas/sumberdaya kampung berdasarkan sub sektor
pertanian (tanaman pangan dan palawija), perkebunan, peternakan, perikanan,
kehutanan, ekowisata, dan pengolahan hasil.

5. Analisis Konflik

Pada KHG Sasaran dinilai terjadi konflik apabila:


a. Terdapat tumpang tindih pemanfaatan lahan gambut, baik oleh masyarakat,
perusahaan atau instansi pemerintah.
b. Terdapat pemanfaatan lahan gambut yang tidak sesuai dengan fungsinya.
c. Terdapat ketidakteraturan di dalam pengelolaan / kepemilikan hak pada lahan
gambut.
d. Terdapat ketidakjelasan batas-batas hak pengelolaan lahan gambut.

6. Penentuan Arah Tindakan

a. Pembuatan SLRG

Pembuatan peta satuan lahan restorasi gambut (SLRG) didasarkan pada hasil overlay /
tumpang susun dari berbagai peta, yaitu:
1) Peta Kesatuan Hidologis Gambut
2) Peta Fungsi Ekosistem Gambut
3) Peta Indikatif Restorasi Gambut
4) Peta Kebakaran Hutan dan Lahan
5) Peta Kerapatan Tajuk Penutupan Lahan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -20


20
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Setiap satuan SLRG akan diberi kode dengan menginduk kepada kode KHG. Dengan
demikian diharapkan seluruh SLRG dapat dikenali dengan mudah.

b. Pembuatan UPRG

Penetapan unit pelaksana restorasi gambut (UPRG) didasarkan pada tumpang susun
antara peta SLRG dengan beberapa peta, yaitu:
1) Peta Kawasan Hutan
2) Peta Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi / Lindung (KPHP / KPHL)
3) Peta Administrasi Pemerintahan (Bappeda, Dinas Kehutanan, dll)
4) Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (HA / HT / RE)
5) Peta Izin Usaha Perkebunan (HGU) dan Peta IUP
6) Peta Kawasan Konservasi
7) Hutan Desa / HTR / HKm
8) Hutan Adat / Ulayat

Penetapan UPRG akan didasarkan pada status areal berdasarkan hak pengelolaannya,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pada areal yang dibebani izin (IUPHHK-HA / IUPHHK-HT, IUPHHK-RE / HGU / IUP,
HD, Hkm, HTR, HA), UPRG-nya adalah instansi / perusahaan pemegang izinnya.
2) Pada areal kawasan konservasi (taman nasional, suaka alam, suaka margasatwa,
hutan raya / hutan kota, dll), UPRG-nya adalah Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK), c.q Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem (KSDAE).
3) Pada areal kawasan hutan lindung dan hutan produksi (hutan produksi tetap,
hutan produksi terbatas dan hutan produksi yang dapat dikonversi), UPRG-nya
adalah Dinas Kehutanan Provinsi/Kesatuan Pemangkuan Hutan Produksi (KPHP)
Kesatuan Pemangkuan Hutan Lindung (KPHL).
4) Pada areal penggunaan lain (APL) yang tidak dibebani izin, UPRG-nya adalah
Pemerintah daerah (Provinsi / Kabupaten).

c. Penentuan Arahan Tindakan Restorasi

Penentuan arahan tindakan restorasi didasarkan pada SLRG, di mana unsur kondisi
yang dijadikan pertimbangan terutama adalah :
1) Status / fungsi KHG Sasaran (lindung / budi daya)
2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar)
3) Penutupan lahan (terbuka / tertutup jarang / tertutup rapat)
4) Kondisi sosial ekonomi masyarakat (ketergantungan masyarakat terhadap hasil
hutan / hasil pertanian budi daya / perikanan, dll
5) Sebaran spasial SLRG
6) Aspirasi masyarakat yang relevan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Hal -21
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 21
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Acuan / arahan dasar penetapan tindakan restorasi disajikan pada matriks arahan
tindakan restorasi pada skala SRLG disajikan pada Tabel-8 (Matriks Arahan Tindakan
Restorasi pada skala SLRG).

Tabel-8. Matriks Arahan Tindakan Restorasi pada Skala SLRG


Fungsi Ekositem
Kebakaran Penutupan Lahan Arah Tindakan
Gambut
Lindung Terbakar - Terbuka (<25%) - Revegetation
- Jarang (25% - 50%) - Revegetation dengan Pengkayaan Tanaman
- Rapat (>50%) - Suksesi alami
- Terbuka (<25%) - Pembasahan dengan Pemompaan air
- Revegetation
- Jarang (25% - 50%) - Pembasahan dengan Pemompaan air
- Revegetation dengan Pengkayaan Tanaman
- Rapat (>50%) - Pembasahan dengan Pemompaan air
- Suksesi Alami
Tidak Terbakar - Terbuka (<25%) - Revegetation dengan jenis tanaman lokal /
endemik
- Jarang (25% - 50%) - Revegetation dengan Pengkayaan Tanaman
jenis tanaman lokal / endemik
- Rapat (>50%) - Suksesi Alami
- Terbuka (<25%) - Revegetation dengan jenis tanaman lokal /
endemik
- Jarang (25% - 50%) - Revegetation dengan Pengkayaan Tanaman
jenis tanaman lokal / endemik
- Rapat (>50%) - Pemantapan Pengelolaan kawasan
Budidaya Terbakar - Terbuka (<25%) - Revegetation total
- Jarang (25% - 50%) - Revegetation melalui Pengkayaan Tanaman
- Rapat (>50%) - Revegetation melalui Suksesi Alami
- Terbuka (<25%) - Pembasahan dengan pemompaan dan
pebaikan tata air
- Revegetation total
- Jarang (25% - 50%) - Pembasahan dengan pemompaan dan
perbaikan tata air
- Revegetation melalui Pengkayaan Tanaman
- Rapat (>50%) - Pembasahan dengan pemompaan dan
perbaikan tata air
- Revegetation melalui Suksesi Alami
Tidak Terbakar - Terbuka (<25%) - Pengelolaan tata air
- Revegetation total
- Jarang (25% - 50%) - Pengelolaan tata air
- Revegetation melalui Pengkayaan Tanaman
- Rapat (>50%) - Pengelolaan tata air
- Revegetation melalui Suksesi Alami
- Terbuka (<25%) - Penanaman ulang tanaman usaha
- Jarang (25% - 50%) - Pengkayaan Tanaman usaha
- Rapat (>50%) - Penyulaman Tanaman usaha

Rencana tindakan restorasi akan ditetapkan berdasarkan kondisi satuan lahan


restorasi gambut dengan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. P.16/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang Pedoman Teknis
Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut.

Adapun teknik rencana tindakan restorasi terdiri dari tindakan pembasahan kembali
(Rewetting), R.1, penanaman kembali (Revegetation), R.2 dan Revitalization ,R.3.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -22


22
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Penentuan Lokasi Intervensi Restorasi Ekosistem Gambut pada Rencana Tindakan


Tahunan

a. Pembasahan Kembali (Rewetting) / R.1

Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan


Lingkungan Nomor: P.3/PPKL/PKG/PKL.0/3/2018 Tentang Pedoman Pembangunan
Infrastruktur Pembasahan Untuk Pemulihan Ekosistem Gambut, pembasahan kembali
lahan gambut dilakukan melalui pembangunan infrastruktur pembasahan kembali
Gambut yang meliputi:

Pembasahan / Rewetting (R.1) yang terdiri dari :


- R.1.1. Pembangunan sumur bor. Titik lokasi sumur bor ditentukan di atas peta
kerja pada areal bekas kebakaran / prioritas 1 (warna merah) menggunakan
metode grid dengan jarak 200 meter. Sumur bor dibuat dengan jarak 200 meter
dari badan/sumber air dan jarak antar sumur bor 200 meter.
- R.1.2. Pembangunan sekat kanal. Pembangunan sekat kanal dilakukan pada
setiap pertemuan / perpotongan antar kanal dan pada titik pertemuan kanal
dengan batas PIR (Prioritas Indikatif Restorasi) gambut. Sekat kanal juga dibuat
khusus pada areal prioritas 1 (merah) dan prioritas 2 (biru) serta perpotongannya,
sedangkan untuk areal kuning dan hijau tidak perlu terdapat sekat kanal.
- R.1.3. Penimbunan kanal. Penimbunan kanal dilakukan pada kanal yang berada
di dalam kawasan konservasi. Penimbunan kanal pada setiap jarak 1 (satu) km
dengan jarak antara titik penimbunan adalah 300 (tiga ratus) meter.

b. Penanaman Kembali (Revegetation) / R.2

Tindakan pemulihan dengan cara Revegetation atau penanaman kembali dilakukan


pada areal:
- Bekas terbakar;
- Bekas tebang habis;
- Bekas tebang selektif.

Revegetation dilakukan dengan:


- R.2.1. Suksesi alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (> 50%).
Suksesi alami dapat dilakukan terhadap ekosistem gambut berkanal yang telah
disekat dan tidak terdapat gangguan dari aktivitas manusia.
- R.2.2. Pengkayaan, dilakukan dilakukan
Pengkayaan Tanaman, pada SLRGpada
dengan
SLRGpenutupan jarang (25 –jarang
dengan penutupan 50%).(25 -
- 50%).
R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
- R.2.3.
terbukaPenanaman
(< 25%). Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan jarang
(<25%).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -23 23


BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Kegiatan Revegetation dilakukan dengan mengutamakan jenis tanaman asli dan


dengan mempertimbangkan:

- Kesesuaian lahan (dalam hubungannya dengan jenis tanaman);


- Aspek lingkungan;
- Aspek sosial; dan
- Aspek ekonomi.

Jenis-jenis tanaman asli yang dapat digunakan untuk kegiatan Revegetation tercantum
dalam Lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.16/Menlhk/Setjen/ Kum.1/2/2017 tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi
Ekosistem Gambut.

Untuk Rencana Tindakan Tahunan Restorasi Gambut di Provinsi Papua, khususnya


kegiatan Revegetation, khusus di areal bekas kebakaran adalah Pengkayaan Tanaman
dan Penanaman Pola Maksimal.

c. Pemulihan Daya Dukung Sosial – Ekonomi (Revitalization)/R.3

(1) Metode Identifikasi dan Pemetaan Aktor/Stakeholders di Lapangan

Stakeholder adalah aktor/institusi yang bisa/mampu mempengaruhi proses


pencapaian hasil dan tujuan suatu program pembangunan atau pihak-pihak
yang terkena dampak dari implementasi suatu kebijakan/program. Secara
umum pemetaan aktor/stakeholder di lapangan diawali dengan
mengidentifikasi siapa saja pihak yang berkepentingan dan berpengaruh
terhadap program dan kegiatan yang terkait dengan rencana restorasi gambut.
Langkah berikutnya ialah mengembangkan pemahaman secara komprehensif
tentang stakeholder agar kita mengetahui bagaimana respons mereka sehingga
kita bisa mengetahui bagaimana strategi yang tepat untuk menyampaikan
pesan secara baik kepada stakeholder terkait. Beberapa aktor/stakeholders di
lapangan yang terkait dengan rencana restorasi gambut khususnya di Provinsi
Papua antara lain adalah: Kepala Distrik (Camat), Kepala Suku, Kepala Kampung,
tokoh masyarakat/adat, tokoh agama, LSM, media masa, koperasi, kelompok
tani/nelayan, rumah tangga, dan masyarakat/warga yang bertempat tinggal di
dalam dan sekitar KHG, dll.

Identifikasi dan pemetaan aktor/stakeholders diperlukan sebagai langkah awal


atau prakondisi sebelum dilaksanakannya program dan kegiatan restorasi
gambut. Hal ini untuk melihat pihak yang terkait langsung dan pihak yang
terkena dampak dari implementasi kebijakan dan program restorasi gambut.
Identifikasi dan pemetaan aktor/stakeholders dapat dilakukan dengan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -24


24
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB II Metodologi
Identifikasi
Rencana Tindakan Tahunan dan
(RTT) Provinsi pemetaan
Papua aktor/stakeholders
Tahun 2019 diperlukan sebagai langkah awal
atau prakondisi sebelum dilaksanakannya program dan kegiatan restorasi
gambut. Hal ini untuk melihat pihak yang terkait langsung dan pihak yang
pendekatan
terkena dampakkepentingan (interest) dan
dari implementasi pengaruh
kebijakan (power) yang
dan program dimiliki
restorasi oleh
gambut.
setiap aktor/stakeholders.
Identifikasi dan pemetaanMenurut dapat stakeholders
Mendelow (1991),
aktor/stakeholders dilakukan dengandapat
dikategorikan menjadi 4 (empat)
pendekatan kepentingan kategori:
(interest) dan pengaruh (power) yang dimiliki oleh
1. Stakeholders
setiap A (Crowd/Pengikut
aktor/stakeholders. Lain). Stakeholders
Menurut Mendelow (1991), ini memiliki tingkat
stakeholders dapat
kepentingan
dikategorikan (interest)
menjadi 4 (empat)dan kategori:
pengaruh (power) yang rendah. Walaupun
1. tingkat kepentingan
Stakeholders dan pengaruhLain).
A (Crowd/Pengikut rendah, stakeholders
yang Stakeholders kategori
ini memiliki ini
tingkat
harus tetap dimonitor
kepentingan (interest)dan dijalin
dan komunikasinya
pengaruh (power) dengan baik. Walaupun
yang rendah.
2. Stakeholders
tingkat kepentingan B (Subjects/Subyek).
dan pengaruh yang rendah,Stakeholders dengan
stakeholders tingkat
kategori ini
kepentingan (interest) dan
harus tetap dimonitor yangdijalin
tinggi,komunikasinya
namun memiliki pengaruh
dengan baik. (power) yang
2. rendah. Stakeholders
Stakeholders ini memiliki kapasitas
B (Subjects/Subyek). yang rendah dalam
Stakeholders denganpencapaian
tingkat
tujuan, tetapi dapat menjadi berpengaruh apabila beraliansi
kepentingan (interest) yang tinggi, namun memiliki pengaruh (power) yang dengan
stakeholders lainnya. ini
rendah. Stakeholders Stakeholders ini sering
memiliki kapasitas yangbisa
rendahmembantu, sehingga
dalam pencapaian
hubungan baik harus
tujuan, tetapi dapatselalu dijaga.berpengaruh apabila beraliansi dengan
menjadi
3. Stakeholders C (Contest
stakeholders lainnya. setters/Pendukung).
Stakeholders Stakeholders
ini sering bisa membantu, ini sehingga
memiliki
tingkat
hubungan kepentingan (interest)
baik harus selalu yang rendah, namun memiliki pengaruh
dijaga.
3. (power) yang C
Stakeholders tinggi. Stakeholders
(Contest ini juga berpotensi
setters/Pendukung). menjadiinikeymemiliki
Stakeholders player,
sehingga perlu dipantau
tingkat kepentingan dan dikelola
(interest) yangdengan
rendah,baik.
namun memiliki pengaruh
4. Stakeholders D (Key player/Pemain Kunci). Stakeholders
(power) yang tinggi. Stakeholders ini juga berpotensi menjadi dengan
key tingkat
player,
kepentingan (interest) dan pengaruh
sehingga perlu dipantau dan dikelola dengan baik.(power) yang tinggi. Stakeholders ini
4. harus lebih aktif
Stakeholders D (Keydilibatkan secara penuh,
player/Pemain Kunci).termasuk dalamdengan
Stakeholders mengevaluasi
tingkat
berbagai
kepentingan kebijakan,
(interest) program, dan kegiatan
dan pengaruh (power)yang
yangterkait
tinggi.dengan restorasi
Stakeholders ini
gambut.
harus lebih aktif dilibatkan secara penuh, termasuk dalam mengevaluasi
berbagaiaktor/stakeholders
Kategori kebijakan, program, dan kegiatan yang terkait
berdasarkan dengan restorasi
Low Interest kepentingan dan pengaruh
High disajikan
gambut.
pada Gambar-1.
High
Low Interest High
C D
Contest Key Players/
High Setters/Pendukung Pemain Kunci
C D
Contest Key Players/
Power Setters/Pendukung Pemain Kunci

A
Power Crowd/Pengikut
B
Subjects/Subyek
Lain
Low A B
Crowd/Pengikut Subjects/Subyek
Lain B
Subjects/Subyek
Low
Sumber: Adopsi kategori stakeholders menurut Mendelow 1991, Stakeholders Mapping
B
Gambar-1. Kategori Aktor/Stakeholders berdasarkan
Subjects /Subyek Kepentingan dan Pengaruh
Sumber: Adopsi kategori stakeholders menurut Mendelow 1991, Stakeholders Mapping
Gambar-1. Kategori Aktor/Stakeholders berdasarkan Kepentingan dan Pengaruh

Hal -25

Hal -25
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 25
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

(2) Revitalization (R.3)

Revitalization (R.3) merupakan salah satu atau bagian dari RTT Restorasi Gambut
pada KHG yang terdapat di Provinsi Papua, selain Pembasahan/Rewetting (R1) dan
Penanaman Kembali/Revegetation (R.2). Revitalization merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan vitalitas (kehidupan) kawasan melalui peningkatan dan pembaharuan
kualitas lingkungan, dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya dan
karakteristik kawasan. Tindakan pemulihan dengan cara Revitalization dilakukan untuk
mengurangi dampak kegiatan restorasi kepada masyarakat.

Kerangka proses yang dituangkan dalam bentuk alur proses (flow chart) memberikan
gambaran secara keseluruhan proses penyusunan rumusan/rancangan program dan
kegiatan Revitalization, termasuk para pihak/stakeholders yang akan melaksanakan
program/kegiatan tersebut dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Dalam kerangka
proses tersebut menggambarkan tahapan aktivitas yang harus dilakukan, kebutuhan
data, metode analisis yang akan digunakan, serta output dari masing-masing tahapan
kegiatan yang terdapat di dalamnya.

Tahapan proses yang harus dilakukan, kebutuhan data, metode analisis yang akan
digunakan, serta output dari masing-masing tahapan kegiatan yang terdapat di
dalamnya harus mampu menjawab kebutuhan dalam penyusunan rancangan
program/kegiatan Revitalisasi sosial ekonomi dan budaya bagi masyarakat di dalam
dan sekitar KHG yang terdampak dari kegiatan restorasi gambut pada KHG kajian yang
terdapat di Provinsi Papua. Data dan informasi yang digunakan sebagai input dalam
penyusunan program/kegiatan Revitalization dapat berupa data sekunder maupun
data primer hasil survei/observasi lapangan, wawancara, dan pelaksanaan FGD.
Pelaksanaan FGD dilaksanakan di tingkat kabupaten di 2 tempat, yaitu Kabupaten
Mappi dan Kabupaten Merauke.

Beberapa data/informasi yang didapat selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis.


Beberapa metode/alat analisis yang digunakan merupakan perpaduan/gabungan dari
analisis deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif. Metode analisis deskriptif merupakan
metode analisis yang digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena, gejala, peristiwa,
atau kejadian dan mencoba menganalisis hubungan kausalitasnya. Metode analisis
deskriptif mencakup analisis persentase, rasio atau perbandingan terhadap beberapa
data/informasi yang dibutuhkan dalam studi ini. Untuk memudahkan melakukan
analisis deskriptif, data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel, matriks,
gambar/grafik, dan/atau bagan alir untuk menghasilkan sebuah informasi penting.
Metode analisis kualitatif digunakan untuk lebih mengukur persepsi, alternatif
solusi/pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat, serta bagaimana
partisipasi/peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat di dalam sebuah program

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -26


26
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

pembangunan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis


data/informasi numerik, skala, maupun rasio, dan perkiraan (forecasting).

Metode pengolahan dan gabungan analisis data yang digunakan harus mampu
mengambarkan/menjelaskan (deskripsi) antara lain:
1. Sebaran secara spasial dan karakteristik kampung gambut di dalam dan sekitar
KHG Papua;
2. Kondisi SDM, sosial budaya, kelembagaan, dan kearifan lokal yang hidup dan
tumbuh di dalam masyarakat;
3. Potensi konflik sosial dan konflik pemanfaatan SDA di dalam dan sekitar KHG
Sasaran;
4. Potensi SDA, sektor, komoditas unggulan serta infrastruktur pendukung di
dalam dan sekitar KHG sasaran; dan
5. Sumber mata pencaharian utama masyarakat kampung di dalam dan sekitar
KHG Sasaran.

Selanjutnya penjelasan/deskripsi tersebut berguna untuk menggambarkan potensi


dan permasalahan sosial ekonomi dan budaya kampung di dalam dan sekitar KHG di
Provinsi Papua kaitannya dengan Rencana Restorasi Gambut. Gambaran potensi,
permasalahan sosial ekonomi dan budaya kampung di dalam dan sekitar KHG di
Provinsi Papua kaitannya dengan Rencana Restorasi Gambut tersebut berguna bagi
perumusan rancangan program/kegiatan Revitalization (R.3) dalam rangka
penyusunan RTT Restorasi Gambut pada KHG Sasaran di Provinsi Papua untuk Tahun
2019. Hasil rumusan program dan kegiatan Revitalization ini, termasuk input
data/informasi pendukung, selanjutnya dilakukan konsultasi publik di tingkat provinsi
yang dilaksanakan di Kota Jayapura.

Dalam pelaksanaan FGD di kabupaten (Mappi dan Merauke) dan juga konsultasi publik
di Provinsi Papua (Kota Jayapura) dapat menggunakan format WCM (World Cafe
Method) (The World Café Community Foundation, 2015). FGD dan konsultasi publik
dengan format World Cafe menjadi pilihan, karena metode terkini dan paling efektif
dan efisien dalam menampung informasi, dialog, saran dan pendapat dalam
membahas permasalahan yang kompleks. Teknik World Cafe mengandalkan dialog
yang kolaboratif serta pentingnya peran aktif peserta. Selain itu, World Cafe juga
merupakan teknik yang fleksibel dan adaptif, sehingga dapat digunakan dalam
berbagai konteks FGD atau konsultasi publik. Kerangka proses dalam bentuk flow
chart penyusunan program/kegiatan Revitalization disajikan pada Gambar-2.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -27 27


BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

28
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Gambar-2. Kerangka Proses Penyusunan Program dan Kegiatan Revitalization dalam rangka Penyusunan RTT Provinsi Papua Tahun 2019

Hal -28
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tindakan pemulihan dengan cara Revitalization dilakukan untuk mengurangi dampak


kegiatan restorasi kepada masyarakat. Tindakan beberapa kemungkinan dampak
restorasi gambut terhadap masyarakat adalah :
- Terhambatnya, bahkan terputusnya akses dan mobilitas penduduk akibat
penyekatan kanal (jika terdapat kanal).
- Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan gambut untuk
usaha/budidaya pertanian, perikanan, maupun kehutanan oleh masyarakat,
karena usaha tersebut harus dihentikan/dikurangi intensitasnya.
- Masyarakat di dalam dan di sekitar areal restorasi gambut akan kehilangan
sebagian mata pencahariannya
- Penurunan pendapatan masyarakat, karena pembatasan aktivitas budi
daya/usaha pertanian
- Dampak jangka panjang adalah pengangguran dan kemiskinan masyarakat
pedesaan di dalam dan sekitar areal restorasi gambut.

Arahan tindakan R.3 ini dibuat untuk mendukung dan bersinergis dengan arahan
tindakan R.1 dan R.2. Program DPG adalah pembangunan desa berbasis lanskap
ekosistem gambut. Diharapkan program DPG akan meningkatkan ekonomi
masyarakat, ketahanan institusi sosial dan memperkuat restorasi. Penentuan arahan
tindakan R.3 ini mengacu pada Pedoman Pelaksanaan DPG BRG.

Adapun beberapa alternatif tindakan Revitalization masyarakat adalah:


- R.3.1. Pembinaan DPG;
- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; dan
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian.

8. Penetapan Areal Terdampak

a) Rewetting (R.1)

Areal terdampak merupakan areal yang berhasil digenangi setelah dilakukan


intervensi tindakan restorasi. Areal yang mungkin bisa digenangi akan diperoleh
melalui analisis 3D dengan menggunakan data DEM/SRTM. Analisis 3D (3 dimensi)
dapat menggambarkan bentuk permukaan dan menghasilkan kontur dengan interval 1
meter sehingga dapat menggambarkan cekungan-cekungan atau bagian permukaan
bumi yang memungkinkan dapat digenangi. Dalam hal ini, dapat dilakukan pula
analisis aliran sungai atau kondisi kebasahan lahan. Dengan demikian penempatan
bangunan dan penentuan sekat kanal dapat dilakukan lebih efektif. Disamping itu,
terlebih dahulu akan dilakukan pengamatan terhadap areal terbakar berdasarkan data
hotspot.

Hal -29
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 29
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Gambaran teknis analisis areal terdampak adalah sebagai berikut :


1) Analisis didasarkan pada data ketinggian tempat seluruh areal KHG Sasaran. Data
ketinggian didasarkan pada data DEM / SRTM (sesuai dengan ketersediaannya).
2) Areal terdampak meliputi areal yang memiliki ketinggian sama dan / atau lebih
rendah dari lokasi bangunan air (sekat kanal dan timbunan kanal) yang terhubung
dalam jaringan air (pendekatan tidak memperhitungkan gaya kapiler tanah).
3) Batas areal terdampak adalah garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari
areal terdampak.

b) Revegetation (R.2)
Penetapan areal terdampak R.2 pada prinsipnya mencakup seluruh areal KHG yang
menjadi sasaran tindakan Revegetation baik Suksesi Alami (R.2.1), Pengkayaan
Tanaman (R.2.2) dan Penanaman Pola Maksimal (R.2.3) hanya sebatas pada tapak
tindakan Revegetation.

c) Revitalization (R.3)
Penetapan areal terdampak R.3 dilakukan dengan:
1) Identifikasi areal tergenangi yang menyebabkan terjadinya pengurangan
produktivitas lahan/tapak.
2) Mencakup areal pemukiman dimana masyarakatnya memiliki sumber
penghidupan (kebun dan HHBK) di areal terdampak R.3.

9. Penghitungan Biaya Tindakan Restorasi

Perhitungan pembiayaan restorasi mengacu pada Perdirjen PPKL No P.9 Tahun 2018
Standar Biaya Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Lahan Gambut Lingkup Badan
Restorasi Gambut, telah mengatur besarnya biaya restorasi gambut, yang didasarkan
beberapa hal sebagai berikut :
a) Jenis tindakan restorasi gambut.
b) Volume dan jumlah masing-masing tindakan rekomendasi.
c) Standar biaya restorasi.

10. Penentuan Teknis Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap semua program dan kegiatan yang
terkait dengan aktivitas restorasi gambut, yang terbagi kedalam 3 tindakan, yaitu: Tindakan
Rewetting (R.1), Revegetation (R.2), dan Revitalization (R.3). Kegiatan monitoring lebih
ditekankan pada proses persiapan hingga pelaksanaan restorasi gambut, sedangkan
kegiatan evaluasi dilakukan pasca-pelaksanaan restorasi gambut. Namun demikian,
terdapat beberapa kegiatan/aktivitas restorasi gambut yang dilakukan monitoring dan
evaluasi sekaligus. Kegiatan monitoring adalah pengawalan, pengawasan, dan
pengendalian pelaksanaan restorasi gambut sesuai dengan rencana dan mengetahui

Hal -30
30 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

permasalahan dan kendala yang dihadapi di lapangan dan segera mencari solusi
permasalahan/kendala tersebut.

Kegiatan monitoring adalah kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi seluruh pelaksanaan
restorasi gambut, termasuk keberlanjutannya serta menilai dampak restorasi gambut yang
telah dilaksanakan terhadap pemulihan ekologis/ekosistem lahan gambut, sosial, ekonomi,
dan budaya. Teknis monitoring dan evaluasi mengacu pada Peraturan Pemerintah
No.39/2016 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan. Kegiatan monitoring dan evaluasi dirinci kedalam beberapa
variabel/indikator yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan monitoring dan
evaluasi, akan disajikan pada format Tabel-9 dan Tabel-10.

Tabel-9. Tabel Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Restorasi Gambut


Lokasi Capaian/Tolok Metode
Jenis Tindakan Indikator/Varia Lokasi Periode
No. Tindakan Ukur Pengumpulan
Restorasi bel Monitoring Monitoring Monitoring
Restorasi Monitoring Data
A Tindakan
Rewetting (R.1)
B Tindakan
Revegetation
(R.2)
C Tindakan
Revitalization
(R.3)
1 Pembinaan DPG
(R.3.1)
2 Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
(R.3.2)
3 Pengembangan
Alternatif
Komoditas dan
Sumber Mata
Pencaharian
(R.3.3)

Tabel-10. Tabel Evaluasi Pelaksanaan Restorasi Gambut


Lokasi Metode
Jenis Tindakan Indikator/Variabel Capaian/Tolok Lokasi Periode
No. Tindakan Pengumpulan
Restorasi Evaluasi Ukur Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Restorasi Data
A Tindakan
Rewetting
(R.1)
B Tindakan
Revegetation
(R.2)
1 Suksesi Alami
(R.2.1)
2 Pengkayaan
Tanaman
(R.2.2)
3 Penanaman

Hal -31
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 31
BAB II Metodologi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Lokasi Metode
Jenis Tindakan Indikator/Variabel Capaian/Tolok Lokasi Periode
No. Tindakan Pengumpulan
Restorasi Evaluasi Ukur Evaluasi Evaluasi Evaluasi
Restorasi Data
Pola Maksimal
(R.2.3)
C Tindakan
Revitalization
(R.3)
1 Pembinaan
DPG (R.3.1)
2 Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
(R.3.2)
3 Pengembanga
n Alternatif
Komoditas dan
Sumber Mata
Pencaharian
(R.3.3)

C. PENYAJIAN INFORMASI

Informasi arahan tindakan restorasi disajikan dalam bentuk matriks rencana teknis tahunan dan
peta. Pembuatan matriks rencana teknis tahunan restorasi mengacu pada SLRG, UPRG dan
uraian tindakan restorasi. Matriks rencana pemulihan fungsi ekosistem gambut berisikan:
- UPRG yang bertanggung jawab;
- Lokasi pemulihan (kabupaten/distrik/kampung);
- Luas lahan SLRG;
- Teknis pemulihan;
- Volume pemulihan;
- Komponen dan jadwal kegiatan;
- Rencana biaya;
- Rencana monitoring dan evaluasi.

Informasi arahan tindakan restorasi juga disajikan dalam bentuk Peta Lokasi Tindakan Restorasi
yang dilayout pada skala 1:50.000.

Hal -32
32 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB-III
DESKRIPSI UMUM KONDISI EKOSISTEM GAMBUT
KHG SASARAN

A. KONDISI BIOGEOFISIK

1. Letak KHG Sasaran

Gambaran letak KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian (KHG.91.01.06), KHG Sungai
Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian (KHG.91.01.08), KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai
Aleki Seme (KHG.91.16-01.01), KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa (KHG.91.18-
17.01), KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei (KHG.91.10.06), KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai
Lekiage Sentuf (KHG.91.01.07), KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik (KHG.91.01.09), KHG
Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly (KHG.91.01.13) berdasarkan letak geografis, letak kelompok
hutan, letak administrasi pemerintahan, letak administrasi kehutanan; serta batas-
batasnya di lapangan secara rinci disajikan pada Tabel-11 dan Peta-3.

Hal -33
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 33
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

34
Tabel-11. Gambaran Letak KHG Sasaran

KHG.91.16- KHG.91.18- KHG.91.10.06 KHG.91.01.07 KHG.91.01.09 KHG.91.01.13


No. Uraian (KHG.91.01.06) KHG.91.01.08
01.01 17.01
1.1. Astronomis 140° 24’46.468” - 140° 140°21’18.025” - 140°6’2.048’ - 138°57’42.648” - 138°37’40.612” 140°21’21.295” 140°24’6.238” 140°
28’56.771” LS dan 7° 140°25’42.309” LS 140°16’55.237” 139° 33’38.834” - - - 42’24.853” -
12’20.638” - 7°20’36.971” dan 7°26’6.125” - LS dan LS dan 138°45’25.545” 140°29’21.066” 140°25’47.198” 140°53’58.636”
BT 7°29’49.097” BT 6°50’24.327” 5°39’38.247” - LS dan LS dan LS dan LS dan
7°5’56.731” BT 6°59’13.893” BT 1°48’23.524” - 7°19’49.914” - 7°28’43.013” - 6°37’42.021” -
1°58’5.523” BT 7°28’18.727” 7°32’10.378” 6°48’10.445”
BT BT BT
2.2. Administrasi - Distrik Muting, - Distrik Muting, Distrik Subur, - Distrik Atsy - Distrik Sarmi - Distrik - Distrik - Distrik Jair,
Pemerintahan Kabupaten Merauke Kabupaten Kabupaten dan Suator, dan Sarmi Muting, Muting, Kabupaten
Merauke Bovendigoel Kabupaten Selatan, Kabupaten Kabupaten Boven Digoel
Asmat Kabupaten Merauke Merauke - Distrik Ulin,
- Distrik Assue, Sarmi Kabupaten
Citakmitak, Merauke
Edera, Haju,
Kaibar,
Nambioman
Bapai, Obaa,
Passue

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Kabupaten
Mappi
3. Wilayah - Dinas Kehutanan Provinsi Papua
Pemangkuan
Hutan
4. Batas - - - - - - -
- Sebelah Utara - Selil - KHG Ifuleki Bian – - Distrik Kia - Distrik Kaibar - Sarmi - Selil - Selil -
Sentuf
- Sebelah Timur - Muting - Afkab Makmur - Distrik Subur - Distrik Obba - Sarmi Timur - muting - muting - Papua
Nugini
- Sebelah Selatan - KHG Ifuleki Bian 0 - KHG Ifuleki Buan – - Kaisah - Wagin - Sarmi - Selauw - Selauw - Distrik Ulilin
Sentuf Dalik Selatan
- Sebelah Barat - Selau - Salow - Distrik - Distrik Assue - Pantaii Barat - Afkab - Afkab - Kaisa
Venaha Makmur Makmur

Hal -34
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Keterangan : KHG.91.01.06 = KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian


KHG.91.01.08 = KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
KHG.91.16-01.01 = KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
KHG.91.18-17.01 = KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
KHG.91.10.06 = KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
KHG.91.01.07 = KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
KHG.91.01.09 = KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
KHG.91.01.13 = KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


35
Hal -35
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

2. Luas KHG Sasaran

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.


SK.129/MENLHK/SETJEN/PKL.0/2/2017 dan No. SK.130/MENLHK/ SETJEN/PKL.0/2/2017,
luas Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
(KHG.91.01.06) , KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian (KHG.91.01.08), KHG Sungai
Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme (KHG.91.16-01.01), KHG Sungai Buru Mappi - Sungai
Buru Obaa (KHG.91.18-17.01), KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei (KHG.91.10.06), KHG Sungai
Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf (KHG.91.01.07), KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
(KHG.91.01.09), KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly (KHG.91.01.13). Sesuai dengan
kondisinya, pada kedua KHG telah ditetapkan kawasan yang dikaitkan dengan prioritasnya
untuk program restorasi, yaitu melalui Keputusan Kepala Badan Restorasi Gambut No. SK.
05/BRG/KPTS/2016 tentang Penetapan Peta Indikatif Restorasi Gambut yang ditetapkan
oleh Badan Restorasi Gambut, terdiri dari :
a. Kawasan prioritas restorasi paska kebakaran.
b. Kawasan prioritas restorasi gambut
lindung lindung
gambut berkanal.
berkanal.
c. Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal..
d. Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya..

Gambaran letak KHG Sasaran pada Restorasi Gambut Provinsi Papua Tahun 2019 serta
kondisi umumnya berdasarkan prioritas restorasi disajikan pada Tabel-12 dan Peta-4 (Peta
Indikatif Prioritas).

Tabel-12. Prioritas Restorasi Gambut


Prioritas Restorasi

Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Jumlah


No. KHG Sasaran
prioritas pasca prioritas lindung prioritas gambut prioritas gambut (ha)
kebakaran gambut berkanal tidak berkanal budidaya

KHG Sungai Aleki Male - Sungai


1 757 - 1.434 - 2.191
Ifuleki Bian

KHG Sungai Alekikos Bakian -


2 384 - 478 - 862
Sungai Ifuleki Bian
KHG Sungai Alekikosi Digoel -
3 1.638 - 7.412 6.043 15.093
Sungai Aleki Seme
KHG Sungai Buru Mappi -
4 6.293 - 123.798 188 130.279
Sungai Buru Obaa
KHG Sungai Ferkame - Sungai
5 - - 8.814 287 9.101
Orei
KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai
6 1.542 - 1.588 177 3.307
Lekiage Sentuf
KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai
7 507 - 55 - 562
Dalik
KHG Sungai Ifuleki
8 1.333 - 3.068 2.114 6.515
Onam/Wanam - Sungai Fly
Jumlah (ha) 12.454 0 146.647 8.809 167.910
% 7,42 0,00 87,34 5,25 100,00

Hal -36
36 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-3. PetaAdministrasi

37
Peta-3. Peta Administrasi
Hal-37
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

38
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-4. PetaIndikatifPrioritas
Peta-4. Peta Indikasi Prioritas

Hal-38
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3. Iklim

Kondisi iklim 8 (delapan) kelima KHG Sasaran


sasaran RTT Provinsi Papua Tahun 2019 secara garis
besar dibagi kedalam tiga zona, yaitu zona Kabupaten Sarmi, zona Kabupaten Mappi dan
zona Kabupaten Merauke dan Boven Digoel. Zona Kabupaten Sarmi meliputi KHG Sungai
Ferkame – Sungai Orei. Kondisi iklim ini didasarkan pada besaran curah hujan yang
ditangkap oleh masing-masing stasiun penakar curah hujan.

Kabupaten Sarmi memiliki stasiun penakar curah hujan sebanyak 5 (lima) stasiun dengan
jenis stasiun UPT, AWS dan Pos hujan kerja sama. Salah satu lokasi stasiun yakni Stasiun
Meteorologi Mararena. Lokasi Stasiun Meteorologi Mararena merupakan stasiun penakar
curah hujan yang memiliki liputan di sekitar KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
(KHG.91.10.06). Data BMKG menunjukkan bahwa dari tahun 2007 – 2016 rata-rata curah
hujan bulanan adalah sebesar 168 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak 14 hari
kejadian hujan. Dan berdasarkan catatan Stasiun Meteorologi Mararena dari data terkini
yakni pada bulan September 2017, diperoleh bahwa rata-rata suhu minimum wilayah KHG
Sungai Ferkame - Sungai Orei (KHG.91.10.06) berkisar antara 22,4 – 25,3 oC dan suhu
maksimum berkisar antara 29 – 32,7 oC. Tingkat Curah hujan tergolong kelas menengah
yakni dengan tingkat curah hujan 2000 – 3000 mm.

Stasiun penakar curah hujan di zona Kabupaten Merauke dan Boven Digoel yang meliputi
stasiun penakar curah hujan Mopah, Kepi, Tanah Merah, Genyem, Sentani dan lainnya.
Zona ini memiliki rata-rata curah hujan bulanan sebesar 192 mm dengan rata-rata jumlah
hari hujan sebanyak 16 hari kejadian hujan. Sementara itu, KHG Sungai Ifuleki Onam -
Sungai Fly (KHG.91.01.13), KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian (KHG.91.01.06) ,
KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian (KHG.91.01.08), KHG Sungai Alekikosi
Digoel - Sungai Aleki Seme (KHG.91.16-01.01), KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
(KHG.91.01.09) memiliki kondisi iklim yang sedikit berbeda. KHG tersebut berada pada satu
situasi iklim yang sama, dimana wilayah-wilayah ini diantaranya berada pada area liputan
stasiun penakar curah hujan Tanah Merah dan Mopah. Rata-rata suhu minimum berkisar
23 – 25,3 oC dan suhu maksimum berkisar antara 28,4 – 32 oC. Adapun curah hujan berada
pada tingkat curah hujan rendah sampai menengah, yakni besaran curah hujan 500 sampai
2000 mm.

Adapun KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa (KHG.91.18-17.01) diliput oleh Stasiun
Kepi dan Stasiun Tanah Merah memiliki suhu rata-rata minimum 22,8 – 25 oC dan
maksimum 26,3 – 33,9 oC. KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa (KHG.91.18-17.01)
memiliki tingkat curah hujan yang tergolong menengah dengan besaran curah hujan 2000
mm – 3000 mm per tahun.

Hal -39
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 39
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Berdasarkan Klasifikasi Iklim Schmidt dan Fergusson zona Kabupaten Merauke termasuk ke
dalam tipe iklim C (Agak Basah), dengan nilai Q = 0,44. Curah hujan antara 1.261 s/d 2.964
mm/tahun dengan hari hujan 129 s/d 210 hari. Untuk zona Kabupaten Sarmi termasuk ke
dalam tipe iklim A (sangat basah) dengan nilai Q = 0,04. Curah hujan antara 1.351 mm s/d
3.244 mm dengan hari hujan 73 s/d 225 hari hujan per tahun. Untuk zona Kabupaten
Mappi termasuk ke dalam tipe iklim A (sangat basah) dengan nilai Q = 0,14. Curah hujan
rata-rata bulanan pada tahun 2012 adalah 241 mm dengan jumlah hari hujan bulanan rata-
rata 17 hari hujan. Distribusi hujan bulanan hampir merata sepanjang tahun dengan curah
hujan tinggi terjadi pada bulan Januari - Mei dan terendah pada bulan September.

Gambaran kondisi iklim disajikan pada Tabel-13 dan Peta-5 (Peta Iklim).

Tabel-13. Data Rata-rata Curah Hujan, Hari Hujan di Sekitar KHG Sasaran (Tahun 2007-2016)
Zona Kab. Merauke dan
Zona Kab. Sarmi *) Zona Kab. Mappi ***)
Boven Digoel **)
No. Bulan Curah Hari Hari Curah Hari
Curah Hujan
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
(mm)
(mm) (hari) (hari) (mm) (hari)
1. Januari 297 18 248 18 343 20
2. Februari 333 19 163 17 316 20
3. Maret 370 19 177 18 249 20
4. April 228 17 175 16 650 22
5. Mei 147 14 165 16 810 21
6. Juni 108 16 177 16 211 20
7. Juli 40 13 172 14 169 19
8. Agustus 36 10 223 16 417 24

9. September 37 8 164 13 282 13

10. Oktober 79 9 155 12 136 13


11. November 103 9 258 14 264 11
12. Desember 241 14 232 15 401 20
Jumlah 2.020 167 2.309 186 4.248 223
Rata-rata 168 14 192 16 354 19
Sumber: *) = Kabupaten Sarmi dalam Angka (Tahun 2007-2016)
**) = Kabupaten Merauke dalam Angka (Tahun 2007-2016)
***) = Kabupaten Mappi dalam Angka (Tahun 2007-2016)

Hal -40
40 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-5. Peta
Peta-5. Peta Iklim
Iklim

41
Hal-41
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Topografi

Berdasarkan Peta Landsystem Indonesia Provinsi Papua skala 1 : 250.000, 8 (delapan) KHG
sasaran RTT Provinsi Papua Tahun 2019 bervariasi dari datar hingga sangat curam. Sebaran
luas kelas lereng disajikan pada Tabel-14, sedangkan gambaran spasialnya disajikan pada
Peta-6 (Peta Kelas Lereng).

Tabel-14. Sebaran Kelas Lereng

Luas Berdasarkan Lereng (ha) Jumlah


No. KHG Sasaran Prioritas Sangat
Datar (A) Landai (B) Ha %
Curam (E)
A. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
1. Prioritas 1 757 - - 757 18,87
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 1.434 - - 1.434 35,74
4. Prioritas 4 - - - -
5. Non Prioritas 1.821 - - 1.821 45,39
Jumlah A 4.011 - - 4.011 100,00
B. KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
1. Prioritas 1 384 - - 384 18,00
2. Prioritas 2 - - -
3. Prioritas 3 478 - - 478 22,40
4. Prioritas 4 - - -
5. Non Prioritas 1.271 - - 1.271 59,60
Jumlah B 2.133 - - 2.133 100,00
C. KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
1. Prioritas 1 1.638 - - 1.638 6,42
2. Prioritas 2 - - - - -
3. Prioritas 3 7.378 34 - 7.412 29,04
4. Prioritas 4 5.993 50 - 6.043 23,68
5. Non Prioritas 10.413 15 - 10.428 40,86
Jumlah C 25.422 100 - 25.521 100,00
D KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
1. Prioritas 1 5.684 610 - 6.293 1,56
2. Prioritas 2 - - - - -
3. Prioritas 3 107.961 15.837 - 123.798 30,75
4. Prioritas 4 188 - - 188 0,05
5. Non Prioritas 95.708 176.655 - 272.363 67,64
Jumlah D 209.541 193.101 - 402.643 100,00
E KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
1. Prioritas 1 - - - - -
2. Prioritas 2 - - - - -
3. Prioritas 3 8.696 - 118 8.814 66,56

Hal -42
42 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Luas Berdasarkan Lereng (ha) Jumlah


No. KHG Sasaran Prioritas Sangat
Datar (A) Landai (B) Ha %
Curam (E)
4. Prioritas 4 265 - 22 287 2,17
5. Non Prioritas 3.327 - 814 4.141 31,27
Jumlah E 12.288 - 953 13.241 100,00
F Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
1. Prioritas 1 1.542 - - 1.542 22,19
2. Prioritas 2 - - 0,00
3. Prioritas 3 1.588 - - 1.588 22,85
4. Prioritas 4 177 - - 177 2,54
5. Non Prioritas 3.643 - - 3.643 52,42
Jumlah F 6.950 - - 6.950 100,00
G KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
1. Prioritas 1 507 - - 507 35,65
2. Prioritas 2 - - - 0,00
3. Prioritas 3 55 - - 55 3,90
4. Prioritas 4 - - - 0 0,00
5. Non Prioritas 859 - - 859 60,45
Jumlah G 1.421 - - 1.421 100,00
H KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly
1. Prioritas 1 1.140 193 - 1.333 11,21
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 2.210 858 - 3.068 25,80
4. Prioritas 4 1.473 641 - 2.114 17,78
5. Non Prioritas 1.793 3.581 - 5.375 45,21
Jumlah H 6.616 5.273 - 11.890 100,00
Sumber: Peta Landsystem Indonesia Provinsi Papua 1 : 250.000
Keterangan: Prioritas 1 = Kawasan prioritas restorasi pasca kebakaran
Prioritas 2 = Kawasan prioritas restorasi lindung gambut berkanal
Prioritas 3 = Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal
Prioritas 4 = Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya
Non Prioritas = Tidak menjadi prioritas restorasi

Hal -43
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 43
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

44
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-6. PetaKelas
Peta-6. Peta KelasLereng
Lereng

Hal-44
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

5. Geologi, Jenis Tanah dan Fungsi Hidrologis Gambut

a. Geologi

Berdasarkan Peta Geologi skala 1 : 250.000 Lembar Muting (3408), Oksibil (3410),
Sarabih (3309), Sarmi-Befareh (3313-3314), Sawai (3214), Tanah Merah (3409), dan
Yapero-Bufuru (3210 dan 3310), pada 8 (delapan) KHG Sasaran RTT Provinsi Papua
Tahun 2019 terdapat formasi geologi 10 (sepuluh) jenis yaitu aluvial, endapan rawa,
endapan rawa tua, endapan sungai, endapan sungai muda, endapan sungai tua, batu
gamping koral, formasi jayapura, formasi kukunduri, formasi unk. Sebaran luas formasi
geologi disajikan pada Peta-7 dan Tabel-15.

Tabel-15. Sebaran Formasi Geologi

Luas Berdasarkan Prioritas Jumlah


No. KHG / Prioritas
Non-
1 2 3 4 ha %
Prioritas
A. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
1. Aluvial 476 - 174 - 365 1.015 25,31
2. Endapan Rawa 281 - 1.259 - 1.456 2.996 74,69
Jumlah 757 - 1.434 - 1.821 4.011 100,00
B. KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
1. Aluvial 384 - 478 - 1.255 2.117 99,24
2. Endapan Rawa - - - - 16 16 0,76
Jumlah 384 - 478 - 1.271 2.133 100,00
C KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
1. Aluvial 1.231 - 1.073 1.154 6.312 9.770 38,28
2. Endapan Rawa Tua 390 - 1.940 2.486 2.364 7.181 28,14
3. Endapan Sungai Tua 17 - 4.399 2.403 1.752 8.571 33,58
Jumlah 1.638 - 7.412 6.043 10.428 25.521 100,00
D KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
1. Aluvial 447 - 41.744 83 28.480 70.754 17,57
2. Endapan Rawa Tua - 17.834 52.165 69.999 17,38
3. Endapan Sungai 54 - 20.192 14 21.793 42.053 10,44
Endapan Sungai
4. - - 7.446 7 3.834 11.286 2,80
Muda
5. Endapan Sungai Tua 2.088 - 1.063 19 4.285 7.455 1,85
6. Endapan Rawa 3.705 - 35.520 66 161.807 201.097 49,94
Jumlah 6.293 - 123.798 188 272.364 402.643 100,00
E KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
1. Aluvial - - 8.243 287 2.906 11.436 86,37
2. Batu gamping Koral - - - - 52 52 0,39
3 Formasi Jayapura - - - - 35 35 0,26

Hal -45
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 45
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Luas Berdasarkan Prioritas Jumlah


No. KHG / Prioritas
Non-
1 2 3 4 ha %
Prioritas
4 Formasi Kukunduri - - 10 - 100 110 0,83
5 Formasi Unk - - 561 - 1.047 1.608 12,14
Jumlah - - 8.814 287 4.140 13.241 100,00
F KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
1 Aluvial 654 - 40 1.913 2.606 37,50
2 Endapan Rawa Tua 889 - 1.548 177 1.730 4.343 62,50
Jumlah 1.542 - 1.588 177 3.643 6.950 100,00
G KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
1 Aluvial 457 - 55 - 446 958 67,39
2 Endapan Rawa Tua 49 - - - 413 463 32,61
Jumlah 507 - 55 - 859 1.421 100,00
H KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly
1 Aluvial 129 - 12 133 910 1.184 9,96
2 Endapan Rawa Tua 250 - 2.992 1.839 3.738 8.819 74,17
3 Endapan Sungai Tua 953 - 64 142 727 1.887 15,87
Jumlah 1.333 - 3.068 2.114 5.375 11.890 100,00
Sumber: Peta Geologi Bersistem Indonesia skala 1 : 250.000 Provinsi Papua.
Keterangan: Prioritas 1 = Kawasan prioritas restorasi pasca kebakaran
Prioritas 2 = Kawasan prioritas restorasi lindung gambut berkanal
Prioritas 3 = Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal
Prioritas 4 = Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya
Non Prioritas = Tidak menjadi prioritas restorasi

Hal -46
46 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-7.
Peta-7.Peta Geologi
PetaGeologi

47
Hal-47
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Tanah

Berdasarkan Landsystem Indonesia Provinsi Papua skala 1:250.000, kondisi tanah di 8


KHG disajikan pada Tabel-16 dan Peta-8.

1) Aluvial merupakan tanah yang terbentuk dari endapan sungai, tanah ini
berkembang dari bahan aluvium muda (resen), belum memiliki horison penciri
dan tekstur lebih halus dari pasir berlempung pada kedalaman antara 25-100
cm dari permukaan tanah mineral.
2) Organosol hemik merupakan tanah dengan horison H (organik) ≥ 50 cm dan
didominasi bahan hemik. Hemik adalah bahan organik yang mempunyai tingkat
dekomposisi antara fibrik dengan saprik dengan bobot isi 0,075 sampai 0,195
g/cm3.
3) Podsolik merupakan tanah yang telah mengalami perkembangan lanjut,
dicirikan oleh susunan horison A-Bt-C, mempunyai horison B argilik dengan
kadar liat tinggi dan terdapat penurunan kadar liat < 20% terhadap liat
maksimum dalam penampang tanah.
4) Mediteran termasuk tanah-tanah yang sudah berkembang lanjut ditunjukkan
oleh susunan horison A-Bt-C, dan struktur yang mempunyai tingkat
perkembangan cukup kuat di horison B (argilik).
5) Regosol merupakan tanah-tanah yang belum berkembang, dicirikan oleh
susunan horizon A-C serta mempunyai tekstur kasar pada kedalaman 25-100 cm
dari permukaan tanah mineral.

Tabel-16. Sebaran Tanah


Luas (ha) Jumlah
No. KHG / Prioritas
1 2 3 4 Non-Prioritas ha %
A. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
1. Aluvial 160 225 385 9,60
2. Organosol Hemik 266 487 9 761 18,98
3. Podsolik 331 947 1.587 2.865 71,42
Jumlah 757 - 1.434 - 1.821 4.011 100,00
B. KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
1. Aluvial 244 296 1.215 1.755 82,28
2. Organosol Hemik 42 12 55 2,57
3. Podsolik 97 182 44 323 15,15
Jumlah 384 478 1.271 2.133 100,00
C KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
1. Aluvial 1.248 5.968 4.048 7.160 18.424 72,19
2. Organosol Hemik 253 707 1.360 763 3.082 12,08
3. Podsolik 137 737 635 2.506 4.015 15,73
Jumlah 1.638 - 7.412 6.043 10.428 25.521 100,00
D KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
1. Aluvial 5.412 51.078 136 43.513 99.978 24,83
2. Organosol Hemik 272 56.959 53 53.245 110.528 27,45
3. Podsolik 610 15.761 175.606 191.977 47,68

Hal -48
48 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Luas (ha) Jumlah


No. KHG / Prioritas
1 2 3 4 Non-Prioritas ha %
Jumlah 6.293 123.798 188 272.364 402.643 100,00
E KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
1. Aluvial 222 13 1.854 2.089 15,77
2. Mediteran 73 22 614 709 5,35
3. Organosol Hemik 8.474 252 510 9.237 69,76
4. Podsolik 45 176 221 1,67
5. Regosol 0 986 986 7,45
Jumlah 8.814 287 4.141 13.241 100,00
F KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
1 Aluvial 502 338 2.529 3.369 48,48
2 Organosol Hemik 281 367 390 1.038 14,94
3 Podsolik 759 883 177 724 2.542 36,58
Jumlah 1.542 1.588 177 3.643 6.950 100,00
G KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
1 Aluvial 393 41 319 753 52,99
2 Podsolik 114 15 0 540 668 47,01
jumlah 507 55 0 859 1.421 100,00
H KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam - Sungai Fly
1 Aluvial 618 675 1.317 1.299 3.909 32,87
2 Organosol Hemik 521 1.535 164 645 2.865 24,10
3 Podsolik 193 858 633 3.431 5.116 43,03
Jumlah 1.333 - 3.068 2.114 5.375 11.890 100,00
Sumber: Peta Landsystem Indonesia Provinsi Papua skala 1 : 250.000
Keterangan: Prioritas 1 = Kawasan prioritas restorasi pasca kebakaran
Prioritas 2 = Kawasan prioritas restorasi lindung gambut berkanal
Prioritas 3 = Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal
Prioritas 4 = Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya
Non Prioritas = Tidak menjadi prioritas restorasi

Hal -49
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 49
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

50
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-8.Peta-8.
PetaPetaTanah
Tanah

Hal-50
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

c. Fungsi Hidrologis Gambut

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.


SK.129/MENLHK/SETJEN/PKL.0/2/2017 dan No. SK.130/MENLHK/ SETJEN/PKL.0/2/
2017 setiap unit KHG merupakan tanah gambut. Setiap KHG Sasaran terdiri dari fungsi
lindung dan fungsi budidaya ekosistem gambut. Fungsi ekosistem gambut berdasarkan
prioritas restorasi disajikan pada Tabel-17, secara spasial disajikan pada Peta-9.

Tabel-17. Sebaran Fungsi Ekosistem Gambut

Luas (ha) Jumlah


No. KHG Sasaran Prioritas
Fungsi Lindung Fungsi Budidaya ha %
A. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
1. Prioritas 1 757 - 757 18,87
2. Prioritas 2 - -
3. Prioritas 3 1.434 - 1.434 35,74
4. Prioritas 4 - -
5. Non Prioritas 1.820 - 1.820 45,37
Jumlah A 4.011 - 4.011 100,00
B. KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
1. Prioritas 1 384 - 384 18,00
2. Prioritas 2 - -
3. Prioritas 3 478 - 478 22,40
4. Prioritas 4 - -
5. Non Prioritas 1.271 - 1.271 59,60
Jumlah B 2.133 - 2.133 100,00
C KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
1. Prioritas 1 481 1.157 1.638 6,42
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 5.715 1.697 7.412 29,04
4. Prioritas 4 - 6.043 6.043 23,68
5. Non Prioritas - 10.428 10.428 40,86
Jumlah C 6.195 19.326 25.521 100,00
D KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
1. Prioritas 1 6.293 - 6.293 1,56
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 123.786 12 123.798 30,75
4. Prioritas 4 - 188 188 0,05
5. Non Prioritas 29.848 242.516 272.364 67,64
Jumlah D 159.927 242.716 402.643 100,00
E KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
1. Prioritas 1 - - - -
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 5.429 3.384 8.814 66,56
4. Prioritas 4 - 287 287 2,17
5. Non Prioritas - 4.141 4.141 31,27
Jumlah E 5.429 7.812 13.241 100,00

Hal -51
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 51
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Luas (ha) Jumlah


No. KHG Sasaran Prioritas
Fungsi Lindung Fungsi Budidaya ha %
F KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
1. Prioritas 1 1.542 - 1.542 22,19
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 1.578 10 1.588 22,85
4. Prioritas 4 - 177 177 2,54
5. Non Prioritas 3.563 80 3.643 52,42
Jumlah F 6.683 267 6.950 100,00
G KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
1. Prioritas 1 457 50 507 35,63
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 55 - 55 3,90
4. Prioritas 4 - - - 0,00
5. Non Prioritas 436 424 860 60,47
Jumlah G 948 474 1.422 100,00
H KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly
1. Prioritas 1 597 736 1.333 11,21
2. Prioritas 2 - - - -
3. Prioritas 3 2.092 976 3.068 25,80
4. Prioritas 4 - 2.114 2.114 17,78
5. Non Prioritas - 5.375 5.375 45,21
Jumlah H 2.689 9.201 11.890 100,00
Sumber: Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, skala 1 : 250.000.
Keterangan: Prioritas 1 = Kawasan prioritas restorasi pasca kebakaran
Prioritas 2 = Kawasan prioritas restorasi lindung gambut berkanal
Prioritas 3 = Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal
Prioritas 4 = Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya
Non Prioritas = Tidak menjadi prioritas restorasi

Hal -52
52 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-9. Peta-9.
Peta Peta
Fungsi EkosistemGambut
FungsiEkosistem Gambut

53
Hal-53
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

6. Hidrologi

Secara umum DAS yang terdapat pada areal kajian antara lain DAS Bian, DAS Digul, Das
Elianden/Baliem, DAS Juliana, DAS Odamun, DAS Orai, DAS Ferkame, dan DAS Fly.
Gambaran penyebaran luas DAS/Sub DAS disajikan pada Tabel-18 dan Peta-10 (Peta
Daerah Aliran Sungai).

Tabel-18. Luas Sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS)

Luas (Ha) Jumlah


No. KHG Sasaran Prioritas Non-
1 2 3 4 ha %
Prioritas
A. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
1. Bian 757 - 1.434 - 1.821 4.011 100,00
Jumlah 757 - 1.434 - 1.821 4.011 100,00
B. KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
1. Bian 384 - 478 - 1.271 2.133 100,00
Jumlah 384 - 478 - 1.271 2.133 100,00
C KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
1. Digul 1.638 - 7.412 6.043 10.428 25.521 100,00
Jumlah 1.638 - 7.412 6.043 10.428 25.521 100,00
D KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
1. Eilanden/Baliem 583 - 84.658 24 116.272 201.537 50,05
2. Juliana - - - - 1.414 1.414 0,35
3. Odamun 5.710 - 39.140 164 154.678 199.692 49,60
Jumlah 6.293 - 123.798 188 272.364 402.643 100,00
E KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
1. Orai - - 8.147 287 3.124 11.558 87,29
2. Verkame - - 666 1.017 1.683 12,71
Jumlah - - 8.814 287 4.141 13.241 100,00
F KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
1 Bian 1.542 - 1.588 177 3.643 6.950 100,00
Jumlah 1.542 - 1.588 177 3.643 6.950 100,00
G KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
1 Bian 507 - 55 - 859 1.421 100,00
jumlah 507 - 55 - 859 1.421 100,00
H KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly
1 Sungai Fly 1.333 - 3.068 2.114 5.375 11.890 100,00
Jumlah 1.333 - 3.068 2.114 5.375 11.890 100,00
Sumber: Peta DAS Areal Kerja, dibuat berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia
Keterangan: Prioritas 1 = Kawasan prioritas restorasi pasca kebakaran
Prioritas 2 = Kawasan prioritas restorasi lindung gambut berkanal
Prioritas 3 = Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal
Prioritas 4 =Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya
Non Prioritas = Tidak menjadi prioritas restorasi

Hal -54
54 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-10. PetaDAS
Peta-10. Peta DAS

55
Hal-55
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Fungsi Hutan

Fungsi hutan didasarkan pada Peta Kawasan Hutan Provinsi Papua, (SK Menhut SK
782/Menhut-II/2012). Gambaran status fungsi hutan 8 (delapan) KHG sasaran RTT Provinsi
Papua Tahun 2019 disajikan pada Peta-11 (Peta Fungsi Hutan), adapun rinciannya
berdasarkan wilayah kerja disajikan pada Tabel-19.

Tabel-19. Kondisi Keadaan Hutan KHG Sasaran Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan

Luas Berdasarkan Fungsi Hutan (Ha) Jumlah


KHG Sasaran
No. KSA/
Prioritas APL HL HP HPK HPT TA ha %
KPA
A. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
1. Prioritas 1 11 - - - - 745 757 18,87
2. Prioritas 2 - - - - - - - - -
3. Prioritas 3 8 - - - - 1.425 - 1.434 35,74
4. Prioritas 4 - - - - - - - - -
5. Non Prioritas - - - - - 1.821 - 1.821 45,39
Jumlah (Ha) 20 - - - - 3.992 - 4.011 100
% 0,5 - - - - 99,5 - -
B. KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
1. Prioritas 1 - - - - - 384 - 384 18
2. Prioritas 2 - - - - - - - -
3. Prioritas 3 - - - - - 478 - 478 22,4
4. Prioritas 4 - - - - - - - -
5. Non Prioritas - - - - - 1.271 - 1.271 59,6
Jumlah (Ha) - - - - - 2.133 - 2.133 100
% - - - - - 100 - - -
C KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
1. Prioritas 1 - - - - 1.638 - - 1.638 6,42
2. Prioritas 2 - - - - - - - - -
3. Prioritas 3 834 - 1.651 - 4.927 - - 7.412 29,04
4. Prioritas 4 280 - 1.099 - 4.664 - - 6.043 23,68
5. Non Prioritas 465 - 1.366 - 8.551 - 46 10.428 40,86
Jumlah (Ha) 1.578 - 4.117 - 19.780 - 46 25.521 100
% 6,18 - 16,13 - 77,5 - 0,18
D KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
1. Prioritas 1 - 1.443 83 4.762 - 4 6.293 1,56
2. Prioritas 2 - - - - - - - - -
3. Prioritas 3 1.172 3.575 27.323 91.358 - 371 123.798 30,75
4. Prioritas 4 - - - - 90 - 98 188 0,05
5. Non Prioritas 4.445 29.793 925 140.400 96.228 - 574 272.364 67,64
Jumlah (Ha) 5.617 34.811 925 167.806 192.437 - 1.047 402.643 100
% 1,4 8,65 0,23 41,68 47,79 - 0,26
E KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
1. Prioritas 1 - - - - - - - - -
2. Prioritas 2 - - - - - - - - -
3. Prioritas 3 438 - - 8.375 - - - 8.814 66,56
4. Prioritas 4 11 - - 276 - - - 287 2,17

Hal -56
56 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Luas Berdasarkan Fungsi Hutan (Ha) Jumlah


KHG Sasaran
No. KSA/
Prioritas APL HL HP HPK HPT TA ha %
KPA
5. Non Prioritas 839 - - 3.251 - - 50 4.141 31,27
Jumlah (Ha) 1.288 - - 11.903 - - 50 13.241 100
% 9,73 - - 89,89 - - 0,38
F KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
1. Prioritas 1 - - - - - 1.542 - 1.542 22,19
2. Prioritas 2 - - - - - - - -
3. Prioritas 3 40 - 86 - - 1.461 - 1.588 22,85
4. Prioritas 4 - - 177 - - - 177 2,54
5. Non Prioritas - - 82 - - 3.561 - 3.643 52,42
Jumlah (Ha) 40 - 345 - - 6.564 - 6.950 100
% 0,58 4,97 - - 94,46
G KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
1. Prioritas 1 - - 107 - - 400 - 507 35,65
2. Prioritas 2 - - - - - - - - -
3. Prioritas 3 - - 2 - - 54 - 55 3,9
4. Prioritas 4 - - - - - - - -
5. Non Prioritas - - 472 - - 387 - 859 60,45
Jumlah (Ha) - - 581 - - 841 - 1.421 100
% - 40,86 - - 59,14
H KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly
1. Prioritas 1 - - - 1.333 - - 1.333 11,21
2. Prioritas 2 - - - - - - - -
3. Prioritas 3 6 - 255 1.089 - - 1.717 3.068 25,8
4. Prioritas 4 6 - 99 2.009 - - 0 2.114 17,78
5. Non Prioritas 301 - 583 4.019 - - 473 5.375 45,21
Jumlah (Ha) 313 - 937 8.451 - - 2.190 11.890 100
% 2,63 - 7,88 71,07 - - 18,42
Sumber: Peta Penunjukkan Kawasan Hutan Provinsi Papua SK 782/Menhut-II/2012.
Keterangan: Prioritas 1 = Kawasan prioritas restorasi pasca kebakaran
Prioritas 2 = Kawasan prioritas restorasi lindung gambut berkanal
Prioritas 3 = Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal
Prioritas 4 = Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya
Non Prioritas = Tidak menjadi prioritas restorasi

8. Penutupan Lahan

Kondisi penutupan lahan pada 8 KHG menurut data penutupan lahan berdasarkan data
penutupan lahan dan update dari citra SPOT disajikan pada Tabel-20. Gambaran
penyebaran penutupan lahan disajikan pada Peta-12 (Peta Penutupan Lahan). Adapun
gambaran tentang penutupan lahan dari Citra Landsat 8 per KHG Sasaran tahun 2013 –
2016 disajikan pada Lampiran-4.

Hal -57
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 57
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-20. Gambaran Kondisi Penutupan Lahan KHG Sasaran


Prioritas Jumlah
No. KHG Sasaran Prioritas Non
1 2 3 4 ha %
Prioritas
A. KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
1 Bandara/ Pelabuhan - - - - 11 11 0,28
2 Hutan Lahan Kering Primer - - 162 - 1.478 1.640 40,88
3 Rawa 746 - 1.216 - 282 2.244 55,94
4 Semak Belukar - - 27 - 32 59 1,48
5 Semak Belukar Rawa - - 25 - 5 29 0,73
6 Tanah Terbuka - - - - 9 9 0,23
7 Tubuh Air 11 - 4 - 3 18 0,45
Jumlah 757 - 1.434 - 1.821 4.011 100,00
B KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
1 Hutan Lahan Kering Primer - - - - 231 231 10,85
2 Rawa 266 - 186 - 634 1.085 50,88
3 Semak Belukar Rawa 106 - 286 - 401 794 37,21
4 Tubuh Air 12 - 6 - 5 23 1,07
Jumlah 384 - 478 - 1.271 2.133 100,00
C KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
1 Hutan Lahan Kering Primer - - 1.079 - 1.006 2.085 8,17
2 Hutan Lahan Kering Sekunder - - 137 - 1.975 2.112 8,28
3 Hutan Rawa Primer - - 376 - 44 420 1,65
4 Hutan Rawa Sekunder - - 853 - 2.841 3.694 14,47
Pertanian Lahan Kering
5 - - - - 689 689 2,70
Campur
6 Rawa 374 - 474 1.750 1.043 3.641 14,27
7 Savana/ Padang Rumput 111 - 2.203 2.112 734 5.161 20,22
8 Semak Belukar Rawa 1.152 - 2.290 2.181 2.043 7.666 30,04
9 Tanah Terbuka - - - - 7 7 0,03
10 Tubuh Air - - - - 46 46 0,18
Jumlah 1.638 - 7.412 6.043 10.428 25.521 100,00
D KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
1 Bandara/ Pelabuhan - - - - 19 19 0,00
2 Hutan Lahan Kering Primer - - 17.391 - 46.515 63.906 15,87
3 Hutan Lahan Kering Sekunder 5 - 7.436 - 73.390 80.832 20,08
4 Hutan Mangrove Primer - - 59 - 539 598 0,15
5 Hutan Mangrove Sekunder - - - 855 855 0,21
6 Hutan Rawa Primer - - 37.335 - 37.794 75.129 18,66
7 Hutan Rawa Sekunder - - 9.688 - 11.333 21.021 5,22
8 Permukiman - - 103 - 623 726 0,18
9 Pertanian Lahan Kering - - 59 - 59 0,01
Pertanian Lahan Kering
10 - - 644 - 7.343 7.988 1,98
Campur
11 Rawa 495 - 24.904 77 19.500 44.976 11,17
12 Savana/ Padang Rumput 4.289 - 4.414 2 3.682 12.388 3,08
13 Semak Belukar 90 - 5.746 11.233 17.069 4,24
14 Semak Belukar Rawa 1.354 - 14.852 10 33.155 49.371 12,26
15 Tanah Terbuka 56 - 795 25.809 26.661 6,62
16 Tubuh Air 4 - 371 99 574 1.048 0,26
Jumlah 6.293 - 123.798 188 272.364 402.643 100,00

Hal -58
58 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Prioritas Jumlah
No. KHG Sasaran Prioritas Non
1 2 3 4 ha %
Prioritas
E KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei
1 Hutan Lahan Kering Primer - - - - 12 12 0,09
2 Hutan Lahan Kering Sekunder - - 899 - 2.330 3.229 24,39
3 Hutan Rawa Primer - - 7.586 - 677 8.264 62,41
4 Hutan Rawa Sekunder - - 260 - 260 1,96
5 Permukiman - - - - 111 111 0,84
6 Pertanian Lahan Kering - - - 11 495 505 3,82
7 Semak Belukar - - 68 276 464 808 6,11
8 Tubuh Air - - - - 51 51 0,38
Jumlah - - 8.814 287 4.140 13.241 100,00
F KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
1 Hutan Lahan Kering Primer - - 22 - 7 30 0,43
2 Hutan Lahan Kering Sekunder - - 43 - 272 315 4,53
3 Hutan Rawa Sekunder - - 1 - 16 17 0,25
Pertanian Lahan Kering
4 - - 13 47 39 99 1,42
Campur
5 Rawa 1.277 - 1.277 130 2.978 5.661 81,46
6 Savana/ Padang Rumput 12 - 17 - 2 31 0,45
7 Semak Belukar 156 - 34 - 205 395 5,68
8 Tanah Terbuka 72 - - - 22 94 1,36
9 Tubuh Air 24 - 180 - 103 307 4,42
Jumlah 1.542 - 1.588 177 3.643 6.950 100,00
G KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
1 Hutan Lahan Kering Sekunder - - - - 23 23 1,60
2 Rawa 419 - 21 - 315 754 53,08
3 Semak Belukar Rawa 81 - 35 - 503 619 43,46
4 Tanah Terbuka - - - - - - 0,09
5 Tubuh Air 7 - - - 18 25 1,76
Jumlah 507 - 55 - 859 1.421 100,00
H KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly
1 Hutan Lahan Kering Primer - - 2.140 - 1.964 4.105 34,52
2 Hutan Lahan Kering Sekunder - 166 - 295 462 3,88
3 Hutan Rawa Sekunder - 49 - 10 59 0,50
4 Perkebunan/ Kebun - 29 - 84 113 0,95
5 Rawa 1.036 - 570 1.993 2.151 5.751 48,36
6 Semak Belukar - - - 8 8 16 0,14
7 Semak Belukar Rawa 291 - 112 113 860 1.376 11,57
8 Tanah Terbuka 9 - - - - 9 0,08
Jumlah 1.333 - 3.068 2.114 5.372 11.890 100,00
Sumber: Analisis citra spot.
Keterangan: Prioritas 1 = Kawasan prioritas restorasi pasca kebakaran
Prioritas 2 = Kawasan prioritas restorasi lindung gambut berkanal
Prioritas 3 = Kawasan prioritas restorasi gambut tidak berkanal
Prioritas 4 = Kawasan prioritas restorasi gambut budidaya
Non Prioritas = Tidak menjadi prioritas restorasi

Hal -59
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 59
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

60
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-11.
Peta-11.Peta FungsiKawasan
PetaFungsi Kawasan
Hutan Hutan

Hal-60
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

Peta-12. PetaPenutupanLahan
Peta-12. Peta Penutupan Lahan
Hal-61

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


61
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

9. Areal Kebakaran

Titik panas (hotspot) yang terekam oleh citra satelit pada area KHG Sasaran dari tahun 2014
sampai dengan Agustus 2018, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

( 2014 ) ( 2015 ) ( 2016 ) ( 2017 ) ( 2018 )

Gambar-3. Titik panas (hotspot) di KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa

( 2014 ) ( 2015 ) ( 2016 ) ( 2017 ) ( 2018 )

Gambar-4. Titik panas (hotspot) di KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG
Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai
Lekiage Sentuf, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik.

Hal -62
62 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

( 2014, 2016, 2017, 2018 ) ( 2015 )

Gambar-5. Titik panas (hotspot) di KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly

( 2014, 2016, 2017, 2018 ) ( 2015 )

Gambar-6. Titik panas (hotspot) di KHG Sungai Alekikosi Digeol – Sungai Aleki Seme

Berdasarkan kejadian kebakaran, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah


membuat Peta Kebakaran Lahan 2015 – 2017 pada 8 (delapan) KHG Sasaran RTT Provinsi
Papua Tahun 2019. Luas areal KHG Sasaran
yang terbakar secara spasial
yang terbakar secaradisajikan Peta-13.Peta-13.
spasial disajikan

Hal -63
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 63
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

64
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-13. PetaAreal
Peta-13.Peta ArealBekasKebakaran
Bekas Kebakaran

Hal-64
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

10. Areal Konsesi Di Dalam KHG Sasaran

Pada 8 (delapan) KHG Sasaran


sasaran RTT Provinsi Papua Tahun 2019 terdapat beberapa areal
konsesi yaitu hak pengelolaan hutan. Areal-areal konsesi yang terdapat ada KHG disajikan
pada Tabel-21 dan secara spasial disajikan pada Peta-14.

Tabel-21. Areal Konsesi di Sekitar KHG Sasaran


Bentuk Luas
No Nama Konsesi Nama KHG Sasaran Keterangan
Usaha (ha)
PT Wanakerta Eka KHG S. Buru Mappi – Sebagian areal HPH Di
1 HT 1.865
Lestari S. Buru Oba dalam areal
KHG. S. Ferkame – Sebagian areal HPH Di
2 PT Bina Balantak Utama HPH 92
Sungai Orei dalam areal
PT Tunas Timber (PT KHG S. Ifuleki Onam Sebagian areal HPH Di
3 HPH 804
Tunas Sawaerma) – S. Fly dalam areal
KHG S. Ifuleki
Sebagian areal HPH Di
4 PT Inocin Abadi HPH Onam/Wanam – S. 522
dalam areal
Fly
KHG S. Alekikosi
Sebagian areal HPH Di
5 Merauke Rayon Jaya HPH Digoel – S. Aleki 661
dalam areal
Seme

11. Ketinggian Tempat

Berdasarkan kajian terhadap Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 250.000, ) 8 (delapan) KHG
Sasaran RTT Provinsi Papua Tahun 2019 terletak pada ketinggian sekitar 1-10 meter dari
permukaan laut (m dpl).

Namun bila dilihat pada skala yang lebih detail yang diperoleh dari pengolahan data DEM,
bentuk permukaan wilayah KHG sebagaimana disajikan pada gambar di bawah ini,
menunjukkan bahwa area yang lebih gelap memiliki ketinggian tempat yang lebih rendah
daripada area yang berwarna lebih terang.

Hal -65
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 65
BABIIIDeskripsi UmumKondisi EkosistemGambutKHGSasaran
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

66
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-14. Sebaran
Peta-14. PetaPeta Sebaran
Konsesi Konsesi

Hal-66
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Gambar-7. Bentuk Permukaan Wilayah KHG Sasaran

Berdasarkan pengolahan DEM ini, diketahui pula bahwa dalam area KHG terdapat bagian-
bagian yang lebih dalam dan lebih tinggi dengan pola yang tidak beraturan. Pada area yang
lebih dalam, dapat menunjukkan bahwa area tersebut merupakan cekungan yang dapat
mengandung air atau merupakan tempat berkumpulnya air yang lebih banyak daripada area
di sekitarnya.

Hal -67
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 67
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Gambar-8. DEM KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikos Bakian -
Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf, KHG Sungai
Ifuleki Bian - Sungai Dalik

Hal -68
68 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DEM KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam - Sungai Fly

Gambar-9. DEM KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikos Bakian -
Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf, KHG Sungai
Ifuleki Bian - Sungai Dalik

Hal -69
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 69
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

12. Flora dan Fauna

Berdasarkan karakteristik wilayah dan kedekatan lokasinya, di 8 KHG kajian dikelompokkan


menjadi 3 grup kelompok hutan yang disajikan pada Tabel-22.

Tabel-22. Grup Kelompok Hutan di KHG Sasaran


No Grup Kelompok Hutan KHG Sasaran
1 Grup Kelompok Hutan SM Bian KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian
KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme
KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf
KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik
- Sungai-Fly
KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam Sungai Fly
2 Grup Kelompok Hutan Mappi - Asmat KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa
3 Grup Kelompok Hutan Sarmi KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei

Flora : Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 119/Kpts-II/1990, vegetasi


alami di SM Bian ini sangat beragam dan membentuk mosaik yang meliputi hutan semi
awet-hijau, yang didominasi Tristania sp. Syzigium sp. Acacia sp. dan Maranthes sp.
diselingi hutan savana yang didominasi Eucalyptus sp. dan Melaleuca sp. padang rumput,
rawa payau, dan padang gelagah yang banyak ditumbuhi Schizistachyum sp.

Fauna : Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 119/Kpts-II/1990,


Keanekaragaman jenis fauna di dalam dan sekitar kawasan SM Bian terdiri dari :

Buaya air tawar (Crocodylus novaguineae sp.) dan juga tempat singgah burung migran dari
Asia dan Australia, Dacelo tyro sp. (Kukabura aru); Tanysiptera hydrocharis sp. (Cekakak-
pita kecil); Cinclosoma ajax sp. (Anis-puyuh Ajax); Lonchura nevermanni sp. (Bondol topi-
putih); Lonchura stygia sp. (Bondol hitam); Megalurus albolimbatus sp. (Cica-koreng
mahkota-polos).

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, jenis flora dan fauna di KHG pada grup
kelompok hutan SM Bian, yaitu
- - Sungai Fly berdasarkan
KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam-Sungai hasilhasilsurvei
Fly berdasarkan survei lapangan,
lapangan,
terdapat beberapa flora alami, yaitu: gempol, rotan, ulin, Eucalyptus sp., gaharu,
teratai, anggrek kuning dan anggrek merah. Untuk fauna alami dan yang
dipelihara/budidaya adalah maleo, elang laut, bebek rawa, kakak tua, buaya, burung
nuri, elang, dan cendrawasih.
- Wilayah tiga terdapat 5 KHG yang berdekatan (KHG Sungai Aleki Male-Sungai Ifuleki
Bian, KHG Sungai Aleki Male-Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Alekikos Bakian-Sungai
Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian-Sungai Dalik, dan KHG Sungai Alekikos Digoel-

Hal -70
70 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Sungai Aleki Same) berdasarkan hasil survei lapangan, terdapat flora alami, yaitu:
Eucalyptus sp., rotan, sagu, gaharu, dan kayu ulin. Untuk fauna alami dan yang
dipelihara/budidaya adalah elang, kangguru, kasuari, burung perkutut, belibis, burung
nuri, burung kakak tua, burung pipit, burung mbahol, burung kafka, dan burung gagak.

• Grup Kelompok Hutan Mappi – Asmat

Berdasarkan studi literatur, jenis flora yang ada di grup kelompok hutan ini adalah
merupakan kelompok jenis meranti (damar, matoa, mersawa, nyatoh, bipa, merbau,
hiru); kelompok jenis rimba campuran (bintangur, jambu-jambu, cemara, ketapang,
pinus, surian, pala hutan, dan nani), kayu pulai dan kayu cina (Podocarpus rumphii).
Adapun jenis fauna/satwa liar yang ditemukan adalah kus-kus (Phalanger gymnotis),
kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), babi hutan (Sus sp.), dan rusa (Cervus
timorensis). Jenis aves yang ditemukan adalah kasuari (Casuaris casuarius), bangau
besar (Egretta alba), alap-alap (Accipiter fasciatus), elang (Haliastus indus), alap-alap
irian (Accipiter novallohandiae), mambruk (Goura cristata), burung gosong
(Megapodius freycinet), nuri merah kepala biru (Lorius lory), dll.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, jenis flora dan fauna di KHG pada grup
kelompok hutan Mappi – Asmat, yaitu KHG Sungai Buru Mapi - Sungai Buru Obaa
berdasarkan hasil survei lapangan, terdapat beberapa flora alami, yaitu eucalyptus
merah dan eucalyptus putih, gaharu, rotan, beringin, sagu, ketapang, buah wakung,
pakis, mangga hutan, damar, bambu, pandan rawa, cendana, tebu rawa, ulin, akasia,
rumput rawa, padi rawa, moda, kayu sulu, dan palem hutan. Sedangkan flora hasil
budidaya yang ditemui di masyarakat, yaitu pisang, rambutan, durian, kelapa, mangga,
nenas, pepaya, mangga, jambu, dan karet. Untuk fauna alami dan yang
dipelihara/budidaya adalah babi, buaya, kasuari, anjing, dan ayam.

• Grup Kelompok Hutan Sarmi

Berdasarkan USAID IFACS (2014), Kabupaten Sarmi mempunyai 18 tipe habitat dan
mempunyai 4 tipe ekosistem unik. Keempat ekosistem unik tersebut, yaitu ekosistem
riparian, danau, hutan rawa mangrove, dan rawa gambut. Jenis flora di grup kelompok
hutan ini, yaitu sagu, nipah, dll. Adapun jenis satwa liar yang ditemukan di grup
kelompok hutan ini adalah babi, kanguru, kasuari, burung kakak tua, elang kepala
putih dan cenderawasih.

Berdasarkan hasil survei , jenis flora yang ditemukan di KHG Sungai Ferkame - Sungai
Orei antara lain sagu, pinang, kayu besi/merbau, lingua, kayu putih, nipah, rotan,
matoa, kelapa dll. Jenis satwa liar yang ditemukan adalah burung jalak, nuri, elang,
urip, kasuari, babi, cenderawasih, blekok, kus-kus, buaya, kanguru pohon, dll.

Hal -71
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 71
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

13. Aksesibilitas

Aksesibilitas areal 8 (delapan) KHG sasaran RTT Provinsi Papua Tahun 2019 tergolong
rendah. Hal ini ditunjukkan oleh ketersediaan jaringan transportasi yang terbatas.
Ketersediaan sarana prasarana di areal KHG masih didominasi oleh sarana transportasi air.
Gambaran aksesibilitas masing-masing KHG adalah :

1. KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei terletak di Kabupaten Sarmi. Akses menuju
Kabupaten Sarmi via darat dapat ditempuh dari Kota Jayapura-Kabupaten Sarmi dengan
jarak tempuh 296,4 km. Waktu tempuh yang digunakan dengan kendaraan roda 4
berkisar antara 6-8 jam dengan medan jalan bervariasi, mulai jalan beraspal sampai
jalan tanah.
2. KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly dan KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki
Seme terletak di Kabupaten Boven Digoel. Akses menuju Kabupaten Boven Digoel dapat
dilalui dengan jalan darat dengan kendaraan Innova atau Hilux atau lainnya.
3. KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam - Sungai Fly (Distrik Ulilin), KHG Sungai Aleki Male -
Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf, KHG Sungai Alekikos
Bakian - Sungai Ifuleki Bian, KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik (Distrik Muting) di
Kabupaten Merauke. Akses menuju Kabupaten Merauke dapat dilalui dengan jalan
darat dengan kendaraan roda empat.
4. KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa di Kabupaten Mappi. Perjalanan ke
Kabupaten Mappi sementara hanya mengandalkan transportasi udara dari Kabupaten
Merauke dengan menggunakan Pesawat jenis Twin Otter Musamus milik Pemda
Merauke dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam. Perjalanan udara sangat
tergantung dengan cuaca, sehingga jadwal pesawat tidak bisa dipastikan, sedangkan
perjalanan melalui darat hanya bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor
dengan kondisi jalan tanah yang berlumpur dan harus menyeberangi 2 sungai, dengan
lama perjalanan yang 12 jam.
5. KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa di Kabupaten Asmat. Bila menggunakan
perjalanan laut, maka ditempuh dengan waktu 8 hingga 9 jam. Sedangkan dengan
perjalanan udara bisa ditempuh dalam waktu 45 menit dengan pesawat kecil jenis Twin-
Otter dan Caravan yang berkapasitas 8-10 orang saja. Jadwal penerbangan hanya
tersedia 3 kali seminggu.

Hal -72
72 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

B. SOSIAL EKONOMI BUDAYA

Secara spesifik 8 (delapan) KHG tersebut tersebar di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Sarmi,
Kabupaten Merauke, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi dan Kabupaten Asmat.
Cakupan uraian kondisi sosial ekonomi budaya pada laporan pendahuluan disajikan pada tingkat
kecamatan / distrik. Cakupan wilayah kecamatan / distrik masing-masing KHG Sasaran disajikan
pada Tabel-23.

Tabel-23. Cakupan Wilayah Administrasi KHG Sasaran

Jumlah Desa /
No KHG Sasaran Kabupaten Kecamatan / Distrik
Kampung Terkait
1 KHG Sungai Ferkame - Sungai Sarmi Sarmi 2
Orei (KHG.91.10.06) Sarmi Selatan 4
2 KHG Sungai Ifuleki Onam - Boven Digoel Jair 1
Sungai Fly (KHG.91.01.13) Merauke Ulilin 1
3 KHG Sungai Alekikosi Digoel - Boven Digoel Subur 2
Sungai Aleki Seme (KHG.91.16-
01.01)
4 KHG Sungai Aleki Male - Sungai Merauke Muting 2
Ifuleki Bian (KHG.91.01.06)
5 KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Merauke Muting 1
Lekiage Sentuf (KHG.91.01.07)
6 KHG Sungai Alekikos Bakian - Merauke Muting 1
Sungai Ifuleki Bian
(KHG.91.01.08)
7 KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Merauke Muting 1
Dalik (KHG.91.01.09)
8 KHG Sungai Buru Mappi - Mappi Nambioman Bapai 2
Sungai Buru Obaa (KHG.91.18- Minyamur 5
17.01) Obaa 13
Haju 2
Citakmitak 6
Assue 1
Kaibar 3
Asmat Atsy 2
Suator 2
Jumlah 5 14 48
Sumber: Overlay peta KHG Sasaran dan peta batas administrasi tahun 2018.

Hal -73
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 73
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Adapun gambaran masing-masing kabupaten / sasaran KHG adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Mappi

Wilayah Kabupaten Mappi terkait dengan KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa,
yaitu mencakup Distrik Nambioman Bapai, Minyamur, Obaa, Haju, Citakmitak, Assue dan
Kaibar.

a. Sosial Ekonomi

1) Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Mappi tahun 2016 tercatat sebanyak 93.592 jiwa
dengan luas wilayah 28.518 km2. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan
penduduk Kabupaten Mappi hanya 3,22 jiwa/km2. Pada tahun 2016, jumlah
penduduk terbanyak terdapat di Distrik Obaa dengan penduduk sebanyak
22.235 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki Kabupaten
Mappi adalah 48.227 jiwa dan perempuan 45.365 jiwa. Rasio jenis kelamin di
Kabupaten Mappi yaitu 106,31 yang berarti terdapat jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak 6,31% dari pada penduduk perempuan. Kepadatan penduduk
Kabupaten Mappi yaitu 2 jiwa/km2. Distrik Obaa merupakan distrik yang
memiliki tingkat kepadatan paling padat yakni 10 jiwa/km2 dimana jumlah
penduduk yang tersebar berjumlah 22.235 dengan jumlah KK sebanyak 4.905
KK. Hal ini dikarenakan Distrik Obaa merupakan pusat aktivitas Kabupaten
Mappi. Data kependudukan wilayah KHG Sasaran di Kabupaten Mappi dapat
dilihat pada Tabel-24.

Tabel-24. Demografi Penduduk di KHG Sasaran Kabupaten Mappi


Luas Jumlah Penduduk (Jiwa)
Sex Jiwa/
No. Distrik Wilayah Jumlah KK
Pria Wanita Total Ratio km2
(km2)
I. Kab. Mappi 28.518 48.227 45.365 93.592 106 20.277 2
1. Nambioman Bapai 4.704 4.440 4.634 9.074 95 1.895 2
2. Minyamur 2.054 2.515 2.430 4.945 103 1.073 2
3. Obaa 2.307 11.802 10.432 22.235 113 4.905 10
4. Haju 1.432 5.135 4.901 10.036 104 2.172 7
5. Citak Mitak 1.456 2.981 2.688 5.669 110 1.364 4
6. Assue 3.256 5.478 4.717 10.196 116 2.394 3
7. Kaibar 1.570 1.002 936 1.939 107 411 1
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2017.

Hal -74
74 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

2) Ketenagakerjaan

Jumlah pencari kerja di Kabupaten Mappi tahun 2013 tercatat 1.254 orang.
Sebagian besar pencari kerja berpendidikan SMA ke atas, dan hanya 775 orang
pencari kerja yang ditempatkan (61,8 %). Lowongan kerja yang terdaftar hanya
112 dan hanya 12 lowongan yang belum terpenuhi. Lowongan kerja yang
terbanyak terdaftar yaitu sektor perdagangan besar, eceran, restoran dan hotel.
Berdasarkan data kependudukan tahun 2015, penduduk usia kerja Kabupaten
Mappi (15 – 64 tahun) sebanyak 54.872 jiwa. Peluang lapangan pekerjaan di
Kabupaten Mappi mayoritas berada di sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, perkebunan dan perikanan serta sektor perdagangan besar, eceran,
restoran dan hotel.

Tabel-25. Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar dan yang Dapat Ditempatkan Menurut Tingkat
Pendidikan di Kabupaten Mappi Tahun 2016
Terdaftar (jiwa) Ditempatkan (Kab. Mappi; jiwa)
No. Tingkat Pendidikan
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
1. ≥ SD 15 12 27 13 10 23
2. SMP 17 10 27 17 10 27
3. SMA ≤ 651 549 1.200 375 350 725
Jumlah 683 571 1.254 405 370 775
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Salah satu kegiatan revitalisasi atau pemulihan daya dukung sosial-ekonomi


pada RTT restorasi ekosistem gambut di Distrik Obba dan Passue yaitu
pembangunan alternatif komoditas dan sumber mata pencaharian. Secara
umum, ekosistem lahan basah (wetland) yang bisa dimanfaatkan di Kabupaten
Mappi antara lain yaitu ekosistem mangrove, rawa sagu, savanna, gambut,
hutan-hutan dataran rendah. Pemanfaatan sumber daya alam yang ada di
ekosistem tersebut dapat membuka peluang usaha dan kerja dalam rangka
kegiatan revitalisasi atau pemulihan daya dukung sosial-ekonomi di Distrik Obaa
dan Passue.

3) Kondisi Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan


untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembangunan. Pertumbuhan
ekonomi dapat bernilai positif ataupun negatif. Pertumbuhan ekonomi positif
menandakan adanya peningkatan produksi barang dan jasa secara riil (atau
pada kondisi harga konstan) dalam perekonomian, sedangkan perekonomian
yang negatif menandakan hal sebaliknya. Penurunan laju pertumbuhan positif
menandakan bahwa perekonomian di suatu daerah tetap tumbuh, akan tetapi
terjadi perlambatan dibanding tahun sebelumnya.

Hal -75
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 75
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Perekonomian Kabupaten Mappi tahun 2016 sebesar 6,92 % yang mengalami


peningkatan sebesar 7 % dari tahun sebelumnya. Perekonomian tahun 2015
hanya berhasil tumbuh 6,85 %. Pada tahun 2016, laju pertumbuhan sektor
pertanian sebesar 2,59 % mengalami penurunan dari tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena pengembangan sektor pertanian masih secara tradisional
dan mengandalkan sumber daya alam. Tingkat kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya alam masih rendah dan masih bertumpu pada
prioritas ekonomi, sementara aspek ekologi, sosial dan kelestarian alam sering
diabaikan. Distrik Obaa dan Passue yang merupakan lokasi KHG Sungai Buru
Obaa – Sungai Buru Mappi memiliki potensi di sektor pertanian, kehutanan dan
perkebunan. Kegiatan pemulihan daya dukung sosial ekonomi pada revitalisasi
(R3) di distrik yang terkait KHG Sasaran yaitu pembinaan Desa Peduli Gambut,
peningkatan kapasitas kelembagaan dan pembangunan alternatif komoditas
dan sumber mata pencaharian. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perkebunan baik di tingkat
distrik maupun tingkat Kabupaten Mappi.

4) Struktur Ekonomi Regional

Struktur perekonomian regional ditentukan oleh kontribusi masing-masing


kategori lapangan usaha yang bergerak di suatu daerah. Kategori dengan
kontribusi terbesar biasanya menjadi penyangga utama perekonomian regional
dan berpengaruh terhadap pola perekonomian masyarakat. Perekonomian
Kabupaten Mappi selama tahun 2011 – 2013 didominasi oleh kategori
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sedangkan tahun 2014 – 2016 struktur
perekonomian mengalami pergeseran ke kategori Konstruksi. Pada tahun 2016,
sektor Konstruksi memberikan kontribusi sebesar 32,28 %, sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan memberikan kontribusi sebesar 25,38 % dan sektor
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib memberikan
kontribusi sebesar 23,02 % terhadap total PDRB Kabupaten Mappi.

Perkembangan kemampuan ekonomi Kabupaten secara makro menunjukkan


potensi yang akan terus berkembang. Kondisi tersebut dapat dilihat dari tren
pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan pada
tahun 2011 – 2016 yang mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh meningkatnya kapasitas produksi sektor-sektor unggulan
kontributor pembentuk PDRB seperti sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan, sektor konstruksi, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib dan sektor sekunder dan tersier lainnya.

Tabel-26 menyajikan peranan PDRB di Kabupaten Mappi.

Hal -76
76 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Kabupaten Mappi memiliki kekayaan alam dan kekayaan hayati yang potensial
untuk mendukung proses pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,
namun terbatas jumlahnya sehingga pendayagunaannya harus dilakukan secara
bertanggung jawab, dikelola dengan baik oleh seluruh masyarakat, dunia usaha
dan Pemerintah Daerah. Kegiatan revitalisasi atau pemulihan daya dukung
sosial-ekonomi pada RTT restorasi ekosistem gambut dapat membantu
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam pada sektor pertanian,
perkebunan dan kehutanan, perikanan, serta peternakan. Hal ini akan
berdampak pada peningkatan peranan sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan terhadap PDRB Kabupaten Mappi.

di Kabupaten Mappi Tahun 2011 – 2016 (%)


Tabel-26. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Di %
Tahun
No. Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 31,53 29,99 28,10 26,40 26,49 25,38
2. Pertambangan dan Penggalian 0,41 0,39 0,38 0,36 0,34 0,32
3. Industri Pengolahan 0,79 0,75 0,72 0,68 0,64 0,60
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
5. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Ulang
6. Konstruksi 26,11 26,40 27,26 30,01 30,87 32,28
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
7. 7,09 7,09 7,18 6,94 6,70 6,68
Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 2,31 2,39 2,92 2,83 2,73 2,69
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,24
10. Informasi dan Komunikasi 0,67 0,65 0,64 0,61 0,58 0,56
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,48 0,52 0,57 0,56 0,55 0,55
12. Real Estate 1,71 1,80 1,77 1,73 1,68 1,68
13. Jasa Perusahaan 0,13 0,12 0,11 0,11 0,11 0,11
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
14. 21,56 23,05 23,36 23,16 23,02 23,02
Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan 3,68 3,50 3,59 3,37 3,08 2,92
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,35 2,21 2,24 2,15 2,12 2,13
17. Jasa Lainnya 0,95 0,89 0,91 0,88 0,85 0,85
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

PDRB
PDRBADHB
ADHBdan
danADHK
ADHKdisajikan pada
disajikan Tabel-27.
pada Tabel-27.

Tabel-27. PDRB ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) dan ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2011- 2016 di Kabupaten Mappi
Tahun
No. Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PDRB ADHB 1.201.751,3 1.340.378,0 1.473.213,2 1.686.577,7 1.936.411,2 2.171.234,8
1.
(juta rupiah)
PDRB ADHK 1.134.225,6 1.199.346,2 1.261.826,9 1.366.024,1 1.459.655,4 1.560.687,3
2.
(juta rupiah)
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Hal -77
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 77
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Target dan Realisasi PAD di Kabupaten Mappi di sajikan pada Tabel-28.

Tabel-28. Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kabupaten
Mappi (Rupiah) Tahun 2015
No. Jenis Penerimaan Target (Rupiah) Realisasi (Rupiah)
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 23.931.855.500 15.950.609.807
a. Pajak Daerah 3.534.893.000 3.002.527.143
b. Retribusi Daerah 1.722.500.000 1.420.309.250
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
c. 3.800.000.000 -
yang dipisahkan
d. Pendapatan Lain-lain PAD yang sah 14.874.462.500 11.527.773.414
2. Dana Perimbangan 1.048.015.276.000 1.074.085.743.634
a. Bagi Hasil Pajak 30.560.175.000 16.069.595.100
b. Bagi Hasil Bukan Pajak 31.680.475.000 9.587.700.034
c. Dana Alokasi Umum (DAU) 781.105.420.000 1.008.927.826.000
d. Dana Alokasi Khusus (DAK) 204.669.206.000 39.500.622.500
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah 143.166.921.000 127.230.427,62
Jumlah 1.215.114.052.500 1.090.163.583.869
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

5) Pendapatan Masyarakat

Perekonomian Kabupaten Mappi tahun 2014 – 2016 mengalami pergeseran dari


sektor pertanian, kehutanan dan perikanan ke sektor konstruksi. Sektor
Konstruksi memberikan kontribusi sebesar 32,28 % terhadap total PDRB
Kabupaten Mappi. Hal ini disebabkan dalam tiga tahun terakhir di Kabupaten
Mappi masih dalam tahap pembangunan baik infrastruktur maupun
pembangunan komersial. Idealnya pembangunan infrastruktur berkorelasi
dengan penyerapan tenaga kerja lokal. Hal ini berdampak pada banyaknya
tenaga kerja lokal yang terserap sebagai buruh kasar pada pekerjaan
pembangunan konstruksi tersebut. Sementara itu, masyarakat adat menjadikan
alam sebagai sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti air, obat-
obatan, dan bahan bangunan yang menjadi jati diri hubungan mereka dengan
leluhur.

Pada tahun 2016, sebanyak 24.820 jiwa (26,64 %) dari 93.592 total penduduk
Kabupaten Mappi berstatus miskin. Garis kemiskinan penduduk Kabupaten
Mappi tahun 2016 mencapai Rp 273.699/kapita (Kabupaten Mappi dalam Angka
tahun 2016). Garis kemiskinan merupakan standar pendapatan per kapita
dalam menentukan status kemiskinan.

Hal -78
78 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

6) Potensi Wilayah

Potensi yang sangat prospektif di Kabupaten Mappi yaitu sektor kegiatan


pertanian, perkebunan, kehutanan, perairan (perikanan laut, rawa/sungai),
perdagangan dan jasa, serta industri (sub sektor jasa, keuangan, pariwisata). Hal
ini menjadi salah satu daya tarik investasi, baik internal (pengembangan Badan
Usaha Milik Daerah) maupun sektor eksternal (investor swasta). Sumber daya
alam yang tersedia di Kabupaten Mappi memiliki karakteristik yang sesuai
dengan kondisi biofisik wilayahnya. Kabupaten Mappi memiliki ekosistem-
ekosistem khas dataran rendah yang didominasi oleh ekosistem lahan basah
(wetland), antara lain: ekosistem mangrove, rawa sagu, savana, gambut, hutan
hujan dataran rendah. Ekosistem-ekosistem tersebut mengandung berbagai
sumber daya alam terbarukan (renewable resources) maupun sumber daya
alam tak terbarukan (non renewable resources) yang sangat melimpah.

Sumber daya alam terbarukan (renewable resources), yang dimanfaatkan


sebagai sumber daya di Kabupaten Mappi hingga saat ini didominasi oleh
sumber daya alam hutan dan perikanan. Sumber daya hutan, antara lain: kayu
besi, kayu meranti dan kayu jenis campuran untuk bahan bangunan, kulit
gambir, gaharu, masohi, kayu putih, anggrek, burung cenderawasih, babi,
kasuari, kanguru dan sebagainya. Sumber daya alam tak terbarukan (non
renewable resources), yang dimanfaatkan sebagai sumber daya di Kabupaten
Mappi hingga saat didominasi oleh sumber daya tambang golongan C yang
meliputi: batu alam, batu bata, pasir, potensi lahan, dan potensi air. Selain itu,
terdapat juga potensi dugaan bahan tambang yaitu: minyak bumi, batu bara
dan gas alam (RPJPD Kabupaten Mappi 2005-2025).

Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di darat, rawa,


sungai, laut dan udara memberikan potensi untuk kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Mappi, namun terbatas jumlahnya sehingga pendayagunaannya
harus dilakukan secara bertanggung jawab, dikelola dengan baik oleh seluruh
masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Daerah.

a) Pertanian dan Komoditas Unggul

Pada tahun 2015, tanaman pangan yang banyak dihasilkan di Kabupaten


Mappi adalah padi dengan jumlah produksi mencapai 374 ton. Tiga distrik
penghasil padi terbanyak adalah Distrik Edera dengan total produksi
sebanyak 140 ton, Distrik Obaa mencapai 104 ton dan Distrik Haju mencapai
55 ton. KHG Sungai Buru Obaa – Sungai Buru Mappi terletak di Distrik Obaa
dan Passue. Distrik Obaa memiliki potensi tanaman palawija yang lebih tinggi
dan beragam dibandingkan dengan Distrik Passue. Pada tahun 2015, Distrik

Hal -79
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 79
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Obaa menghasilkan 157,8 ton tanaman palawija yang terdiri dari tanaman
jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar, sedangkan Distrik
Passue hanya menghasilkan tanaman ubi kayu sebanyak 15 ton.

Luas tanam, luas panen, produksi dan produktifitas padi di Distrik Obaa dan
Passue disajikan pada Tabel-29.
Sedangkan Tabel-30 menyajikan Luas tanam, panen, dan produksi palawija di
Distrik Obaa dan Passue.

Tabel-29. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi di Distrik Obaa dan Passue
Tahun 2015.
Produktivitas
No. Distrik Luas Tanam (ha) Luas Panen (ha) Produksi (ton)
(ton/ha)
1. Obaa 54 50 104 2,1
2. Passue 10 7 15 2,1
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016

Tabel-30. Luas Tanam, Panen, dan Produksi Palawija di Distrik Obba dan Passue Tahun 2015.
Distrik Obaa Distrik Passue
No. Komoditi Luas Tanam Luas Panen Produksi Luas Tanam Luas Panen Produksi
(ha) (ha) (ton) (ha) (ha) (ton)
1. Jagung 20 18 45 - - -
2. Kedelai 1 0,7 0,8 - - -
3. Kacang Tanah 6 5 13 - - -
4. Ubi Kayu 25 20 60 6 5 15
5. Ubi Jalar 20 17 39 - - -
Jumlah 72 60,7 157,8 6 5 15
Sumber : Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

b) Hortikultura

Pada tahun 2015, produktivitas tanaman hortikultura sayuran dan buah-


buahan Distrik Obaa lebih tinggi dibandingkan dengan Distrik Passue. Jenis
sayuran yang diproduksi di Distrik Obaa antara lain cabe, kubis, sawi, tomat,
terung, kangkung, kacang panjang, bayam dan ketimun, sedangkan di Distrik
Passue hanya sayuran kacang panjang dan bayam. Jumlah produksi jenis
sayuran Distrik Obaa mencapai 118,3 ton, sedangkan jumlah produksi jenis
sayuran Distrik Passue hanya mencapai
di 9 ton.

Selain tanaman hortikultura sayuran, Distrik Obaa dan Distrik Passue


menghasilkan tanaman hortikultura buah-buahan. Jumlah produksi tanaman
hortikultura buah-buahan Distrik Obaa mencapai 232,9 ton, sedangkan
jumlah produksi tanaman hortikultura buah-buahan Distrik Passue hanya
mencapai 79 ton. Jumlah produksi buah pisang di Distrik Obaa dan Distrik
Passue merupakan produksi tertinggi dibandingkan dengan jenis buah-
buahan lain. Tabel-31 menyajikan luas panen dan produksi hortikultura
sayuran di Distrik Obaa dan Passue.

Hal -80
80 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-31. Luas Panen dan Produksi Hortikultura Sayuran Di DistrikdiObaa dan Passue Tahun 2015
Distrik Obaa Distrik Passue
No. Komoditi
Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton)
1. Cabe 6,10 6 - -
2. Kubis 1 4 - -
3. Sawi 6 16 - -
4. Tomat 7 13,20 - -
5. Terong 5 7,10 - -
6. Kangkung 8 18,70 - -
7. Kacang panjang 6 15,60 2 6
8. Bayam 7 19,50 1 3
9. Ketimun 6 18,20 - -
Jumlah 52,1 118,3 3 9
Sumber : Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Luas panen dan produksi hortikultura buah-buahan di Distrik Obaa dan Passue disajikan pada Tabel-
32.

Tabel-32. Luas Panen dan Produksi Hortikultura Buah-buahan Di Distrik Obaa dan Passue Tahun
2015
Distrik Obaa Distrik Passue
No. Komoditi
Luas Panen (ha) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton)
1. Mangga 14 16 4 7
2. Durian 15 40 5 14
3. Rambutan 20 40 5 7
4. Pisang 15 92 9 41
5. Pepaya 6 9 3 5
6. Nanas 6 20 2 5
7. Jambu biji 4 - - -
8. Jambu air 2 - - -
9. Jambu bol 1 - - -
10. Jeruk valensia 2 6,50 - -
11. Jeruk keprok 2 4,40 - -
12. Jeruk siam 1 2 - -
13. Jeruk besar 2 3 - -
Jumlah 90 232,9 28 79
Sumber : Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Program revitalisasi di desa yang terkait dengan KHG Sungai Buru Oba –
Sungai Buru Mappi dilakukan dengan mendorong sistem pertanian terpadu
di lahan gambut dimana sistem surjan dan paludikultur menjadi pilihan
utamanya. Sistem surjan adalah salah satu contoh usaha penataan lahan
untuk melakukan diversifikasi tanaman di lahan rawa. Dengan sistem surjan,
petani mendapat keuntungan ganda, mendapat 2 macam tanaman, yaitu
tanaman padi dan hortikultura. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan
petani dan kemandirian pangan pun terpenuhi karena dapat memproduksi
sendiri. Jenis tanaman yang dapat dikembangkan dengan sistem surjan di
kampung yang berada di Distrik Obaa dan Passue yaitu jeruk, nanas,
tanaman hortikultura, dan padi.

Hal -81
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 81
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

c) Perkebunan

Sagu dikenal sebagai salah satu sumber karbohidrat dan makanan pokok di
Papua. Sagu memiliki nilai ekonomi dan prospektif untuk dikembangkan
dalam skala bisnis. Selain itu untuk pangan dan aneka produk makanan
olahan tepung sagu, sagu dimanfaatkan sebagai sumber bioetanol (Syakir
dan Karmawati, 2013 dalam Tata dan Susmianto, 2016). Salah satu kegiatan
revitalisasi atau pemulihan daya dukung sosial-ekonomi dalam RTT restorasi
ekosistem gambut yaitu pembangunan alternatif komoditas dan sumber
mata pencaharian. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tanaman
perkebunan yaitu sistem paludikultur yang dikembangkan dalam rangka
untuk mengembalikan kelestarian ekosistem gambut dengan tetap
memperhatikan kepentingan masyarakat sekitar.

Sagu berpotensi sebagai tanaman jenis paludikultur. Dari aspek ekonomi,


sagu layak untuk dikembangkan karena dapat menjadi sumber pangan dan
energi alternatif. Selain bernilai ekonomi, sagu pun dapat beradaptasi pada
daerah tergenang sehingga dapat meningkatkan serapan CO2, meningkatkan
cadangan karbon dan berperan dalam mitigasi emisi gas rumah kaca (GRK)
(Tata dan Susmianto, 2016).

Selain sagu, nipah memiliki potensi sebagai tanaman jenis paludikultur yang
dapat dikembangkan di daerah yang terkait dengan KHG. Selain bermanfaat
bagi lingkungan, pohon nipah bersifat multi guna. Daun nipah biasanya
digunakan sebagai atap rumah/pondok, topi, tikar. Buah nipah dapat diolah
menjadi manisan, dodol, tepung, kue, dan sirup. Nira segar nipah juga
berpotensi sebagai minuman segar dan gula merah (Imelda, 1980 dalam
Tata dan Susmianto, 2016). Hasil dari tanaman paludikultur tersebut bisa
dijadikan sebagai alternatif komoditas dan sumber mata pencaharian dalam
rangka revitalisasi atau pemulihan daya dukung sosial ekonomi di distrik
yang terkait dengan KHG Sungai Buru Obaa - Sungai Buru Mappi.

d) Perikanan

Jenis perikanan yang ada di Distrik Obaa dan Passue yaitu perikanan laut,
perikanan darat dan perikanan umum. Jumlah produksi perikanan di Distrik
Obaa mencapai 280,66 ton, sedangkan jumlah produksi perikanan di Distrik
Passue mencapai 288,51 ton. Produksi perikanan umum di Distrik Obaa dan
Passue lebih tinggi dibandingkan dengan produksi jenis perikanan lainnya.
Armada penangkapan ikan yang digunakan penduduk Distrik Obaa yaitu
perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor, sedangkan di
Distrik Passue menggunakan perahu tanpa motor dan perahu motor tempel.

Hal -82
82 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-33 dan Tabel-34 menyajikan data produksi ikan dan jumlah armada penangkapan ikan di
Distrik Obaa dan Passue.

Tabel-33. Produksi Ikan untuk Konsumsi Lokal menurut Jenis di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2015
dalam Kabupaten Mappi dalam angka 2016
Jumlah Produksi per Distrik (ton)
No. Jenis Perikanan
Distrik Obaa Distrik Passue
1. Perikanan laut 90,45 74,95
2. Perikanan darat 91,26 98,04
3. Perikanan umum 98,95 115,52
Jumlah 280,66 288,51
Sumber : Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Tabel-34. Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2015 dalam
Kabupaten Mappi dalam angka 2016
Jumlah Produksi per Distrik (ton)
No. Jenis Armada
Distrik Obaa Distrik Passue
1. Perahu tanpa motor 856 352
2. Perahu motor tempel 382 99
3. Kapal motor 29 -
Jumlah 1.267 451
Sumber : Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Untuk mengoptimalkan lahan gambut di Distrik Obaa dan Passue melalui


perikanan diperlukan suatu strategi untuk menanggulangi masalah pH
rendah yang ada. Pilihan strategis yang dapat diterapkan melalui pendekatan
biologis yaitu dengan memanfaatkan secara optimal ikan lokal yang telah
beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Pada umumnya ikan-ikan lokal
perairan gambut didominasi oleh jenis-jenis ikan yang mampu
mengambil/bernafas menggunakan oksigen dari udara (air breathing),
seperti ikan betok/ papuyu (Anabas testudineus), tambakan/biawan
(Helostoma temminckii), sepat siam (Trichogaster pectolaris), gurame / kalui
(Osphronemus gouramy), gabus/haruan (Channa striata), dan toman
(Channa micropeltes). Strategi pendekatan secara biologis lainnya adalah
dengan melakukan introduksi ikan-ikan dari luar dan hasil rekayasa yang
tahan terhadap perairan gambut dengan kondisi pH yang rendah. Beberapa
jenis ikan yang bisa dikembangkan di perairan gambut yaitu ikan patin Siam
(Pangasianodon hypophthalmus), lele dumbo (Clarias gariepinus), dan ikan
nila (Oreochromis niloticus).

e) Peternakan

Pada tahun 2014, populasi hewan ternak yang ada di Distrik Obaa yaitu sapi
potong, kambing dan babi, sedangkan populasi hewan ternak yang ada di
Distrik Passue hanya ada babi. Produksi daging ternak di Distrik Obaa
mencapai 13.571,95 kg, sedangkan di Distrik Passue hanya mencapai
1.723,50 kg. Populasi jenis hewan unggas di Distrik Obaa yaitu ayam

Hal -83
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 83
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

kampung, ayam petelur dan itik. Populasi jenis hewan unggas di Distrik
Passue yaitu hanya ayam kampung. Produksi daging unggas di Distrik Obaa
mencapai 6.053,53 kg, sedangkan di Distrik Passue mencapai 2.350,04 kg.
Produksi telur di Distrik Obaa mencapai 7.537,28 kg, sedangkan di Distrik
Passue mencapai 1.392,48 kg. Populasi dan Produksi daging di Distrik Obaa
dan Passue disajikan pada Tabel-35.

Tabel-35. Populasi dan Produksi Daging Ternak Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2014
Distrik Obaa Distrik Passue
Jenis Hewan
No. Populasi Ternak Produksi Daging Populasi Ternak Produksi Daging
Ternak
(ekor) Ternak (kg) (ekor) Ternak (kg)
1. Sapi potong 5 340 - -
2. Kambing 9 75,90 - -
3. Babi 481 13.156,05 64 1.723,50
Jumlah 495 13.571,95 64 1.723,50
Sumber : Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Tabel-36 menyajikan populasi produksi daging dan telur di Distrik Obaa dan Passue.

Tabel-36. Populasi, Produksi Daging dan Telur Unggas Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2014
Distrik Obaa Distrik Passue
Produksi Produksi
Jenis Hewan
No. Populasi Daging Produksi Populasi Daging Produksi
Unggas
Unggas(ekor) Unggas Telur (kg) Unggas(ekor) Unggas Telur (kg)
(kg) (kg)
1. Ayam kampung 5.164 5.566,33 3.299 2.180 2.350,04 1.392,48
2. Ayam petelor 350 - - - - -
3. Itik 772 487,20 4.238,28 - - -
Jumlah 6.286 6.053,53 7.537,28 2.180 2.350,04 1.392,48
Sumber : Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

f) Perindustrian dan Perdagangan

Sektor industri di Kabupaten Mappi terbagi menjadi dua yaitu industri kecil
formal dan industri kecil non formal. Pada tahun 2015, Kabupaten Mappi
memiliki 59 unit usaha industri kecil formal dan 49 unit usaha industri kecil
non formal. Jenis usaha industri kecil non formal dan non formal antara lain
industri kecil; industri logam, mesin dan alat angkut; industri agro dan hasil
kehutanan; serta industri kimia dan elektronik.

Sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor
menyumbang 6,68 % terhadap total PDRB Kabupaten Mappi pada tahun
2016. Di Distrik Obaa terdapat 54 unit perdagangan menengah dan 288 unit
perdagangan kecil, sedangkan Distrik Passue hanya terdapat 21 unit
perdagangan kecil. Secara keseluruhan, perdagangan yang terdapat di
Kabupaten Mappi yaitu 61 unit perdagangan menengah dan 681 unit
perdagangan kecil.

Hal -84
84 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Kegiatan revitalisasi atau pemulihan daya dukung sosial-ekonomi dalam


rangka RTT di Distrik Obba dan Passue akan menghasilkan komoditas yang
dapat diolah di industri kecil maupun menengah dan dijual ke unit
perdagangan. Hal ini secara perlahan akan meningkatkan sektor
perindustrian dan perdagangan mulai dari skala kecil, menengah dan besar.

b. Sosial Budaya

1) Sarana Pendidikan

Unit sekolah yang ada di Distrik Obaa yaitu 6 unit bangunan sekolah TK, 25 unit
bangunan SD, 4 unit bangunan SMP, 3 unit bangunan SMA dan 1 unit bangunan
SMK. Distrik Passue hanya memiliki 10 unit bangunan sekolah SD dan 1 unit
bangunan sekolah SMP. Jumlah murid dan guru di Distrik Obaa lebih banyak
dibandingkan dengan Distrik Passue. Pada tahun 2014, jumlah penduduk yang
mengenyam pendidikan di tingkat SD lebih banyak dibandingkan dengan
penduduk yang mengenyam pendidikan di tingkat sekolah lainnya. Sebaran
Sarana Pendidikan di Distrik Obaa dan Passue disajikan pada Tabel-37 sedangkan
sebaran guru dan murid sesuai tingkat pendidikan disajikan pada Tabel-38.

Tabel-37. Sebaran Jumlah Sarana Pendidikan TK, SD, SMP, SMU, dan SMK Di Distrik Obaa dan
Passue Tahun 2014
Jumlah Unit Sekolah (Unit(
No. Distrik
TK SD SMP SMA SMK
1. Obaa 6 25 4 3 1
2. Passue - 10 1 - -
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Tabel-38. Sebaran Jumlah Guru dan Murid menurut Pendidikan TK, SD, SMP, SMU, dan SMK Di
Distrik Obaa dan Passue Tahun 2014
Jumlah Guru dan Murid (orang)
No. Distrik TK SD SMP SMA SMK
Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid
1. Obaa 34 411 173 5.023 97 1.496 80 943 34 406
2. Passue - - 39 1.284 10 243 - - - -
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

2) Sarana Kesehatan

Salah satu indikator kesejahteraan penduduk suatu daerah adalah kondisi


kesehatan masyarakatnya yang ditunjang oleh fasilitas dan tenaga kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Distrik Obaa yaitu 1 unit RS, 1 unit puskesmas
perawatan, 1 unit puskesmas, 11 unit puskesmas pembantu, 17 unit poskeskam,
1 unit klinik dan 29 unit posyandu. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Distrik

Hal -85
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 85
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Passue yaitu 1 unit puskesmas perawatan, 5 unit puskesmas pembantu, 10 unit


poskeskam, dan 11 unit posyandu. Selain sarana kesehatan, Distrik Obaa dan
Distrik Passue memiliki tenaga kesehatan yang membantu masyarakat di bidang
kesehatan. Sebaran fasilitas kesehatan di Distrik Obaa dan Passue disajikan pada
Tabel-39.

Tabel-39. Sebaran Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2016
Jumlah Fasilitas Kesehatan (Unit)
No. Distrik Puskesmas Puskesmas
RS Puskesmas Poskeskam Klinik Posyandu
Perawatan Pembantu
1. Obaa 1 1 1 11 17 1 29
2. Passue - 1 - 5 10 - 11
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

Tabel 40 menyajikan sebaran tenaga kesehatan di Distrik Obaa dan Passue.

Tabel-40. Sebaran Jumlah Tenaga Kesehatan Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2016
Jumlah Tenaga Kesehatan (orang)
Tenaga
No. Distrik Dokter Dokter Dokter Ahli Kesmas
Bidan Perawat Farmasi Analis
Umum Spesialis Gigi Gizi dan
Sanitasi
1. Obaa 25 1 2 41 96 1 2 - 3
2. Passue 1 - - 5 11 - - 1 1
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

3) Keagamaan

Mayoritas penduduk Kabupaten Mappi memeluk agama Katolik sebanyak 80.752


jiwa. Mayoritas penduduk Distrik Obaa sebanyak 21.335 jiwa memeluk agama
Katolik. Penduduk di Distrik Passue lebih banyak memeluk agama Protestan yang
mencapai 3.862 jiwa. Tempat peribadatan di Distrik Obaa yaitu 3 unit bangunan
masjid, 24 unit gereja dan kapel untuk umat Katolik, 1 unit bangunan gereja
untuk umat Protestan dan 1 unit bangunan pura. Tempat peribadatan di Distrik
Passue yaitu 1 unit bangunan masjid, 10 unit gereja dan kapel untuk umat Katolik,
15 unit bangunan gereja untuk umat Protestan. Lembaga-lembaga keagamaan
yang ada yaitu: Katolik, Protestan, Islam, Pemuda Katolik, Wanita Katolik Republik
Indonesia, Pemuda Masjid, Angkatan Muda GPI (RPJPD Kabupaten Mappi 2005-
2025). Sebaran penduduk menurut agama disajikan pada Tabel-41.

Tabel-41. Sebaran Penduduk menurut Agama Di Distrik Obaa dan Passue Tahun 2015
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut
Jumlah PendudukKHG Sasaran
Menurut Agama (jiwa)
No. Distrik
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019
Islam Katolik Protestan Hindu Budha
1. Obaa 7.967 21.335 2.465 42 10
2. Passue 53 2.423 3.862 - -
Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.

4) Adat dan Budaya Masyarakat Hal -86


86 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Mappi masih mempertahankan
kearifan lokal dalam memanfaatkan ruang secara tradisional. Pemanfaatan ruang
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana
BAB IIITindakan Tahunan
Deskripsi (RTT) Provinsi
Umum KondisiPapuaEkosistem
Tahun 2019 Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.


Sumber: Kabupaten Mappi dalam angka 2016.
4) Adat dan Budaya Masyarakat
4) Adat dan Budaya Masyarakat
Dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Mappi masih mempertahankan
Dari segilokal
kearifan sosial budaya,
dalam masyarakatruang
memanfaatkan Kabupaten
secara Mappi masihPemanfaatan
tradisional. mempertahankan
ruang
kearifan
di Mappi mulai dari batas ruang marga, dengan begitu terlihat batas tata ruang
lokal dalam memanfaatkan ruang secara tradisional. Pemanfaatan
di Mappi mulai
kampung, darikabupaten,
distrik, batas ruanghingga
marga,provinsi.
dengan begitu terlihatadat
Masyarakat batasyang
tata masih
ruang
kampung,
bergantungdistrik, kabupaten,
pada sumber dayahingga
alam, provinsi.
baik hutan Masyarakat adat yang
maupun sungai dan masih
rawa,
bergantung pada sumber daya alam, baik hutan maupun
menciptakan hubungan ekologis antara tempat-tempat penting mereka dengan sungai dan rawa,
menciptakan
banyak spesies. hubungan ekologis
Masyarakat antara tempat-tempat
menjadikan alam sebagai penting
sumber mereka dengan
pemenuhan
banyak spesies.
kebutuhan Masyarakat
sehari-hari, sepertimenjadikan alam sebagai
air, obat-obatan, dan bahansumber pemenuhan
bangunan yang
kebutuhan
menjadi jati sehari-hari,
diri hubungan seperti
merekaair, obat-obatan,
dengan dan bahanadat
leluhur. Masyarakat bangunan yang
Mappi masih
menjadi jati
memiliki poladiripemanfaatan
hubungan mereka dengan
yang arif leluhur.
sehingga Masyarakat
membantu adat Mappi
menekan masih
kerusakan
memiliki pola pemanfaatan yang arif sehingga membantu menekan kerusakan
alam.
alam.
Pembangunan pada bidang budaya telah berjalan dengan baik, didukung oleh
Pembangunan pada
penyelenggaraan bidang budaya
Otonomi Khusus telah
bagi berjalan
Provinsi dengan
Papua baik,
yangdidukung
memberikanoleh
penyelenggaraan
pengakuan terhadapOtonomi
budayaKhusus bagi Provinsi
masyarakat asli Papua Papuayangyang
saat memberikan
ini menuju
pengakuan Kabupaten
kepunahan. terhadap budaya masyarakat
Mappi yang asli3 Papua
terdiri dari yangyaitu
suku besar saatYaghai,
ini menuju
Awyu
kepunahan.
dan WiyagarKabupaten Mappiterdiri
(suku Wiyagar yang dari
terdiri dari 3 suku
sub-sub suku yaitu
besarTamacharijo,
yaitu Yaghai, Jocho,
Awyu
dan Wiyagar
Utumi, Chaepkir,(suku Wiyagar
Kayagar, terdiri
Bisme dandari sub-sub
Chomir). sukuituyaitu
Selain Tamacharijo,
terdapat Jocho,
pula suku-suku
Utumi,
lain Chaepkir,
yaitu Koroway,Kayagar, Bisme
Kombai, dan Chomir).
Asmat, Citak danSelain
Mitakituyang
terdapat pula suku-suku
menempati wilayah
lain yaitu
Distrik CitakKoroway, Kombai,
Mitak (RPJPD Asmat, Mappi
Kabupaten Citak dan Mitak yang menempati wilayah
2005-2025).
Distrik Citak Mitak (RPJPD Kabupaten Mappi 2005-2025).
Suku-suku pada Kabupaten Mappi pada umumnya selalu berpindah pindah dari
Suku-suku
satu tempatpada Kabupaten
ke tempat Mappi
lainnya. padakondisi
Dengan umumnyaalamselalu
Papuaberpindah pindah
yang memiliki dari
banyak
satu tempat
sungai, kali, ke tempat
telaga, lainnya. Dengan
rawa-rawa, hutan,kondisi alam
gunung, Papualembah,
bukit, yang memiliki banyak
serta wilayah
sungai,
perairankali,
yangtelaga, rawa-rawa,
cukup luas. hutan, gunung,
Kondisi tersebut bukit, lembah,
mempengaruhi serta
pola hidup wilayah
masyarakat
perairan
Mappi padayang umumnya
cukup luas.yakni
Kondisi tersebut
wilayah mempengaruhi
pegunungan polakarakter
dengan hidup masyarakat
bercocok
Mappi pada umumnya yakni wilayah pegunungan dengan karakter
tanam dan berburu, wilayah pedalaman seperti gunung, rawa rawa, dan bercocok
danau
tanam dan berburu, wilayah pedalaman seperti gunung, rawa rawa, dan
mereka suka mencari ikan, meramu, dan bercocok tanam, serta wilayah pesisir danau
mereka suka mencari
berkehidupan ikan, meramu,
dengan mencari dan bercocok
ikan, meramu, tanam, serta wilayah pesisir
dan berburu.
berkehidupan dengan mencari ikan, meramu, dan berburu.
Pencarian identitas dan jati diri setiap etnis di Kabupaten Mappi tetap dilakukan
Pencarian identitas dan
dengan membentuk jati Adat
Dewan diri setiap
Papuaetnis
yangdimerupakan
Kabupatenbagian
Mappidari
tetap dilakukan
Dewan Adat
dengan membentuk Dewan Adat Papua yang merupakan bagian
Papua dan untuk Kabupaten dikenal dengan “Dewan Adat YAKWAT Kabupatendari Dewan Adat
Papua
Mappi”,danselain
untuk itu
Kabupaten dikenal
dilakukan dengan
upaya “Dewan Adat YAKWAT
mempertahankan Kabupaten
hak ulayat dan
Mappi”, selain itu dilakukan upaya mempertahankan hak
pemberlakuan pengadilan adat dalam menyelesaikan berbagai masalah yang ulayat dan
pemberlakuan pengadilanadat.
dihadapi oleh masyarakat adatSelain
dalamnilai-nilai
menyelesaikan
adat yangberbagai masalah yang
ditumbuhkembangkan
dihadapi
juga senioleh
tari masyarakat
dan bahasaadat. Selain
daerah nilai-nilai
yang saat iniadat yang
juga ditumbuhkembangkan
sudah mulai mengalami
juga
kemerosotan karena generasi muda tidak lagi menganggap budaya mengalami
seni tari dan bahasa daerah yang saat ini juga sudah mulai asli Mappi
kemerosotan karena generasi muda tidak lagi menganggap budaya asli Mappi

Hal -87
Hal -87
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 87
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

relevan dengan perkembangan zaman atau dianggap ketinggalan zaman (RPJPD


Kabupaten Mappi 2005-2025).

Kelembagaan yang merepresentasikan budaya luar dapat dilihat dari data-data


organisasi masyarakat yang terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten
Mappi dalam kurun waktu tahun 2005-2009, yaitu : Ikatan keluarga suku Muyu,
Biak, Jawa, Maluku Tepa, Kei, Flores, Bugis, Toraja, Marind, Tanimbar, Batak,
Sulawesi Utara, Buton. Selain itu, terdapat juga lembaga-lembaga keagamaan,
yaitu: Katolik, Protestan, Islam, Pemuda Katolik, Wanita Katolik Republik
Indonesia, Pemuda Masjid, Angkatan Muda GPI (RPJPD Kabupaten Mappi 2005-
2025).

2. Kabupaten Sarmi

Wilayah Kabupaten Sarmi terkait dengan KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei, yaitu
mencakup Distrik Sarmi dan Sarmi Selatan.
a. Sosial Ekonomi

1) Kependudukan

Penduduk Kabupaten Sarmi pada tahun 2016 sebanyak 37.511 jiwa yang terdiri
atas 19.993 jiwa penduduk laki-laki dan 17.518 jiwa penduduk perempuan. Angka
rasio jenis kelamin Kabupaten Sarmi tahun 2016 penduduk laki-laki terhadap
penduduk perempuan sebesar 114,13. Sex ratio terbesar terdapat di Distrik
dengan nilai 119,65, sedangkan sex ratio nilai terendah terdapat di Distrik Apawer
Hulu dengan nilai 102,05. Distrik dengan jumlah penduduk terbesar adalah Distrik
Sarmi, yaitu 7.178 jiwa dengan kepadatan penduduk 27,48 jiwa/km2. Sedangkan
distrik dengan jumlah penduduk paling rendah adalah Distrik Apawer Hulu
dengan kepadatan 1,37 jiwa/km2. Kepadatan penduduk Kabupaten Sarmi tahun
2016 mencapai 2,11 jiwa/km2. Perbandingan jumlah penduduk di Kabupaten
Sarmi disajikan pada Tabel-42.

Tabel-42. Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan di Kabupaten Sarmi


Luas
Laki-laki Perempuan Total
No Distrik Wilayah Sex Ratio Jiwa/km2
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
(km2)
1 Pantai Timur Barat 1 751 2 231 2 017 4 248 110,61 1,03
2 Pantai Timur 471 1 272 1 149 2 421 110,70 0,76
3 Bonggo 519 2 384 2 009 4 393 118,67 5,60
4 Bonggo Timur 504 1 696 1 549 3 245 109,49 3,69
5 Tor Atas 4 499 1 015 945 1 960 107,41 0,43
6 Sarmi 3 139 7 178 5 999 13 177 119,65 27,48
7 Sarmi Timur 4 020 934 838 1 772 111,46 3,35
8 Sarmi Selatan 770 1 101 932 2 033 118,13 3,96
9 Pantai Barat 863 1 334 1 249 2 583 106,81 1,44

Hal -88
88 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Luas
Laki-laki Perempuan Total
No Distrik Wilayah Sex Ratio Jiwa/km2
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
(km2)
10 Apawer Hulu 1 204 848 831 1 679 102,05 1,37
Sarmi 17.740 19.933 17.518 7.511 114,13 2,07
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2017.

2) Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan beberapa indikator seperti, angkatan


kerja, bukan angkatan kerja, tingkat partisipasi kerja, hingga tingkat
pengangguran. Ketenagakerjaan menghitung jumlah penduduk diatas 15 tahun
selama kurang lebih seminggu terakhir sehingga dapat diklasifikasikan apakah
yang bersangkutan tersebut termasuk angkatan kerja atau bukan angkatan kerja.
Berikut ini data ketenagakerjaan di seluruh kabupaten terkait wilayah kajian
disajikan pada Tabel-43.

Tabel-43. Ketenagakerjaan di Kabupaten Sarmi


Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Tingkat
Tingkat
Mengurus Partisipasi
Kabupaten Total Pengangguran
Bekerja Pengangguran Sekolah Rumah Lainnya Angkatan
(%)
Tangga Kerja (%)
Sarmi 18017 570 3157 3180 818 25742 72,20 3,07
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angkat 2017

3) Kondisi Perekonomian

Kabupaten Sarmi mengalami pertumbuhan dengan tren terus mengalami


peningkatan pada kurun waktu 2012-2015 dari 6,51 persen pada tahun 2012
menjadi 7,14 persen pada tahun 2015. Namun pada tahun 2016 perekonomian
Kabupten Sarmi mengalami penurunan menjadi 6,78 persen. Laju pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Sarmi disajikan pada Tabel-44

Tabel-44. Laju Pertumbuhan Ekonomi dalam Persen 2012-2016 Kabupaten Sarmi


Laju pertumbuhan ekonomi dalam persen
Kabupaten
2012 2013 2014 2015 2016
Sarmi 6,51 6,69 6,76 7,14 6,78
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angka, 2017.

Hal -89
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 89
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Laju Pertumbuhan Ekonomi Sarmi (%)


7,2
7,1
7
6,9
6,8
6,7
6,6
6,5
6,4
6,3
6,2
6,1
2012 2013 2014 2015 2016
Laju Pertumbuhan
6,51 6,69 6,76 7,14 6,78
Ekonomi Sarmi (%)

Gambar-10. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sarmi


(Sumber : Kabupaten Sarmi Dalam Angka, 2017).

4) Struktur Ekonomi Regional

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sarmi masih tergolong


rendah, dimana pada tahun 2012 masih mencapai Rp 1,2 triliun dan pada tahun
2016 sebesar Rp 2,1 triliun (berdasarkan harga berlaku tahun 2010). PDRB tahun
2012 hingga 2016 untuk setiap kabupaten terdapat pada Tabel-45.

Tabel-45. Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Sarmi 2012-2016


PDRB tiap Kabupaten (2013-2017) (Juta Rupiah)
Kabupaten
2012 2013 2014 2015 2016
Sarmi 1 273 065,2 1 416 874,5 1 601 475,7 1 835 574,4 2 059 643,6
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angka, 2018

Struktur perekonomian Kabupaten Sarmi pada tahun 2012-2016 masih


didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkisar antara
35,53 % - 37,58 %, kemudian disusul oleh sektor konstruksi (15,97 % - 18,11 %),
dan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib
(13,01 % - 14,45 %). Sektor insustri pengolahan di Kabupaten Sarmi belum
berkembang dimana kontribusinya masih di angka 2,00 % saja. Distribusi PDRB di
Kabupaten Sarmi disajikan pada Tabel-46.

Tabel-46. Distribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten Sarmi 2013-2017 (%)
No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 37,58 37,17 36,38 36,35 35,53
2 Pertambangan dan Penggalian 1,29 1,28 1,26 1,27 1,27
3 Industri Pengolahan 2,37 2,30 2,19 2,09 2,05
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,01 0,02 0,03 0,03
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06
6 Konstruksi 15,97 16,14 17,20 17,52 18,11

Hal -90
90 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016


7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi mobil
dan Sepeda Motor 8,88 8,69 8,37 8,23 8,35
8 Transportasi dan Pergudangan 6,56 6,62 6,45 6,20 6,08
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,57 0,57 0,57 0,56 0,57
10 Infomasi dan Komunikasi 3,05 2,97 2,86 2,73 2,67
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,14 1,24 1,24 1,23 1,27
12 Real Estate 2,83 2,85 2,85 2,82 2,87
13 Jasa Perusahaan 0,50 0,51 0,52 0,51 0,52
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 13,01 13,34 13,84 14,27 14,45
15 Jasa Pendidikan 2,73 2,76 2,76 2,71 2,73
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,93 1,96 1,96 1,98 2,01
17 Jasa Lainnya 1,50 1,49 1,46 1,43 1,43
PDRB 100 100 100 100 100
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angka, 2017.

5) Potensi Daerah

Dalam pengembangan daerah tentunya perlu mengetahui gambaran umum


potensi wilayah tersebut. Potensi-potensi yang terdapat di Kabupaten Sarmi,
Merauke, Mappi, Boven Digoel, dan Asmat, khususnya distrik terkait wilayah
kajian adalah pertanian, perkebunan, peternakan, dan industri.

Dilihat dari segi luas tanam, ubi jalar menduduki luas lahan paling besar di
Kabupaten Sarmi mencapai 92 ha, kemudian disusul oleh padi ladang dan kacang
tanah. Luas panen padi palawijaya di Distrik Sarmi disajikan pada Tabel-47.

Tabel-47. Luas Panen Padi Palawija di Kabupaten Sarmi


Luas Panen (ha)
Distrik Padi Padi Ubi Ubi Kacang Kacang
Jagung Kedelai
Sawah Ladang Kayu Jalar Tanah Hijau
Kabupaten Sarmi
Pantai Barat - - 6 6 20 - - - - - - -
Sarmi - - 4 4 6 4 4 - - - - -
Sarmi Timur - - 6 6 4 4 4 4 4 - - -
Sarmi Selatan - - 2 2 2 2 2 - - - - -
Muara Tor - - 6 6 6 5 5 - - 66 -
Tor Atas - - 8 8 8 8 8 - - 88 -
Ismari - - 4 4 6 2 2 4 4 - - -
Pantai Timur - 2 3 3 6 2 2 3 3 - - -
Sungai Biri - - 3 3 2 - - 2 2 - - -
Pantai Timur Barat - 8 5 5 12 - - 2 2 - - -
Feen’en - - 3 3 2 1 1 - - - - -
Bonggo - 38 7 7 9 1 1 18 18 1414 1
Bonggo Timur 9 9 2 2 3 - - 17 17 99 1
Bonggo Barat - - 5 5 6 2 2 6 6 11 -
Sarmi 9 57 64 92 31 56 38 2
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2017.

Hal -91
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 91
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jika dilihat dari produksinya, buah-buahan utama kabupaten Sarmi adalah pisang,
pepaya, mangga, dan nangka. Tabel-48 menyajikan produksi buah-buahan di
Kabupaten Sarmi.

Tabel-48. Produksi buah-buahan di Kabupaten Sarmi


Luas Panen (ha)
Distrik
Mangga Durian Jeruk Pisang Salak Nanas Pepaya Nangka
Kabupaten Sarmi
Pantai Barat 5 3 5 10 7 10 10
Sarmi 2 - - 8 - 1 2 2
Sarmi Timur 4 2 - 10 - 2 2 2
Sarmi Selatan 1 - - 2 - - 2 2
Muara Tor 2 - 2 2 - - 2 2
Tor Atas 2 - 2 3 - - 1 1
Ismari 1 - 1 1 - - 1 1
Pantai Timur 2 1 1 3 - 2 2 2
Sungai Biri 2 - 1 2 - - 1 1
Pantai Timur Barat 1 1 2 3 1 3 2 2
Feen’en 3 1 1 3 - - - 2
Bonggo 3 1 1 3 1 1 3 2
Bonggo Timur 3 1 1 3 1 1 2 2
Bonggo Barat 2 - 1 2 - - 3 2
Sarmi 33 10 18 55 3 17 33 33
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2017.

Kabupaten Sarmi memiliki luas tanam dan produksi kelapa terbesar dibandingkan
dengan tanaman perkebunan rakyat lainnya. Sementara itu, tanaman kakao
menempati urutan kedua baik dari segi luas tanam maupun produksi. Luas areal
dan tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Sarmi disajikan pada Tabel-49.

Tabel-49. Luas Areal dan Tanaman Perkebunan Rakyat di Kabupaten Sarmi


Kakao Kelapa Pinang
Distrik
Luas (ha) ton Luas (ha) ton Luas (ha) ton
Pantai Barat *27,43 *3,5 *12,54 *5,25 *5.353 *10,62
Apawer Hilir 45,47 0,08 34,51 7,5 4,653 5,12
Sarmi 59,32 9,8 6,8 5,25 3,143 5,62
Sarmi Timur 86,87 12,55 84,38 31,16 15,270 24,95
Sarmi Selatan 217,36 21,08 255,313 144,75 12,940 21,50
Sobey 123,35 20,03 184,4 110,44 56,821 150,32
Muara Tor 188,91 38,15 337,35 114,17 8,860 19,44
Ferkame 11,66 1,33 15,14 4,93 12,969 38,74
Tor Atas 44,03 6,55 66,74 33,86 8,550 13,03
Ismari 64,34 8,79 346,29 137,87 11,416 27,39
Pantai Timur 127,07 16,8 292,68 106,69 36,301 87,83
Sungai Biri 134,43 18,79 275,74 133,54 27,118 101,17
Pantai Timur Barat 120,35 10,58 140,09 60 14,520 25,50
Feen’en 97,97 22,51 22,66 6,38 9,559 7,96
Bonggo 76,96 8,48 14,81 2,26 34,944 108,76
Bonggo Timur 83,24 6,69 110,11 52,5 14,420 31,50
Bonggo Barat 73,88 17,27 255,33 96,00 11,521 20,07

Hal -92
92 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Kakao Kelapa Pinang


Distrik
Luas (ha) ton Luas (ha) ton Luas (ha) ton
Apawer Hulu 236,36 42,08 86,11 15 13,450 26,00
Apawer Tengah 84,26 9,89 151,5 48,59 49,082 92,09
Sarmi 1.903,26 274,95 2.692.493 1.116,14 350,89 817,61
Sumber: Kabupaten Sarmi Dalam Angka 2017.

6) Pendapatan Masyarakat

Sebagian besar pendapatan masyarakat Kabupaten Sarmi masih bertumpu pada


sektor yang mengandalkan ekstraksi sumber daya alam, yaitu sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan. Pendapatan per kapita Kabupaten Sarmi (berdasarkan
harga berlaku 2010) pada tahun 2016 cukup besar yaitu Rp 4.576.000,- per bulan
atau Rp 54.907.000,- per tahun.

b. Sosial Budaya

Sebagian besar masyarakat/orang berdiam di antara daerah aliran Sungai


Memberamo dan Sungai Tor yang mengalir ke pantai utara Papua. Batas wilayah
persebaran mereka di pedalaman sampai ke kaki pegunungan dan danau-danaunya.

Daerah mereka berupa dataran rendah berawa-rawa dan mereka sendiri mendirikan
perkampungan di pinggir sungai-sungai. Jumlah populasinya sekitar 400 jiwa. Mata
pencaharian masyarakat suku Sarmi ini adalah mengolah sagu yang pohonnya banyak
tumbuh liar di hutan berawa-rawa. Lauk pauk, mereka peroleh dari perburuan babi,
kuskus, burung serta menangkap ikan dan udang di sungai-sungai.

Di tanah yang cukup kering mereka juga berusaha menanam ubi, keladi, labu, pisang,
dan tembakau untuk keperluan sehari-hari. Orang Sarmi hidup mengelompok dalam
kesatuan kekerabatan yang bilateral sifatnya. Bentuk kesatuan kekerabatan yang
paling penting adalah keluarga besar yang terdiri dari satu keluarga seorang lelaki dan
keluarga anak-anak lelakinya. Jika sudah menikah, suku Sarmi pada umumnya tinggal
di lingkungan keluarga pihak lelaki. Walaupun begitu hubungan kekerabatan dengan
pihak ibu tetap penting, terutama dalam rangka inisiasi bagi pemuda dan anak gadis.

Masyarakat di Kabupaten Sarmi terutama di Kampung Sawar dan Pulau Liki atau Pulau
Kumamba, belum sepenuhnya beradaptasi dengan alat perlengkapan semi modern.
Sampai sekarang mereka masih menggunakan alat tradisional dalam mencari ikan.
Bahkan mereka selalu mencegah agar jangan menggunakan peralatan semi modern
yang cenderung merusak biota dan ikan di laut sekitar mereka tinggal. Larangan
memakai alat tangkap semi modern bagi warga Kampung Sawar karena mereka tak
suka memakai alat pemusnah massal apalagi memakai bahan peledak maupun

Hal -93
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 93
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

potassium. Masyarakat juga jarang memakai akar tuba dalam mencari ikan saat air
surut.

Pelarangan ini bagi masyarakat sangat penting karena prinsip mereka bahwa
kehidupan itu tidak hanya untuk generasi sekarang saja tetapi bagi generasi dan anak
cucu masa depan. Ini mengandung nilai bahwa bumi ini adalah titipan Tuhan yang
harus dijaga dan dipelihara bagi anak cucu. Meski ada pelarangan, bukan berarti
membatasi ruang mereka untuk mencari, bagi nelayan migran yang hendak mencari
mendapat kebijakan mencari dan menangkap ikan dan udang pada zona tertentu.
Terutama jauh dari permukiman masyarakat agar tidak mengganggu kehidupan
mereka.

Setiap klan dan marga memiliki wilayah tangkapan tertentu dan terbatas, misalnya
suatu wilayah terumbu karang atau yang dikenal dengan sebutan reff. Wilayah ini
diyakini sebagai tempat mencari ikan dan sebagai bahan konsumsi keluarga maupun
untuk dijual ke pasar terdekat. Bagi kaum migran dilarang memakai peralatan semi
modern yang cenderung mengeksploitasi atau pun merusak kawasan sumber
kehidupan atau reep. Apalagi kalau alat tangkapan itu dianggap tak ramah lingkungan
menyebabkan masyarakat cenderung melarang.

Selain itu ada klan atau marga yang tidak boleh mengonsumsi jenis ikan tertentu,
misalnya marga Wayaso pemali memakan ikan layar (Lafai), bobara (Nparden) dan
tongkol. Pelarangan atau istilah antropologi disebut totem. Menurut kisah marga
Wayaso suatu ketika terjadi air bah atau tsunami, marga tersebut terseret air ke laut
lepas dan menjelma menjadi ikan layar, ikan tongkol dan ikan bobara. Hal ini
menyebabkan mereka pantang atau pamali mengkonsumsi ikan jenis tersebut jika
melanggar akan kena penyakit kulit, gatal-gatal. Mereka bisa disembuhkan oleh tokoh
adat yang memiliki kekuatan magis.

Kedua larangan atau Vetraw kali, larangan terhadap hewan di sungai terutama buaya
karena dianggap sebagai turunan manusia. Tak heran kalau buaya dipandang sebagai
nenek moyang yang harus dihormati dan dilestarikan. Masyarakat setempat percaya
pada cerita nenek moyang mereka bahwa dulu terdapat seorang ibu mengidam dan
melahirkan anak kembar. Anak kembar pertama menjadi manusia, sedangkan
kembarannya menjelma menjadi anak buaya.

Ketiga Vetraw darat, masyarakat percaya bahwa daerah-daerah sakral termasuk mata
air tidak boleh diganggu. Begitu merusak sumber mata air, maka petaka banjir akan
menghancurkan seisi kampung. Gunung Taraway dianggap sebagai gunung keramat
sehingga setiap orang dilarang untuk mengambil kayu ataupun hasil hutan lainnya.

Hal -94
94 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

“SARMI” sebenarnya lebih sesuai ditulis dengan huruf besar, SARMI, yang merupakan
singkatan dari nama suku-suku besar, yakni Sobey, Armati, Rumbuai, Manirem, dan
Isirawa. Keberadaan mereka telah lama menjadi perhatian antropolog Belanda, Van
Kouhen Houven, yang kemudian memberikan nama Sarmi. Singkatan Sarmi
sebenarnya belum mencerminkan suku-suku di sana mengingat di wilayah ini terdapat
87 bahasa yang dipergunakan. Dari bahasa yang ada, paling tidak bisa disimpulkan
terdapat 87 suku, dan setiap suku mempunyai bahasa sendiri-sendiri.

Sebagian besar penduduk Sarmi menggantungkan kebutuhan hidup mereka pada


kemurahan alam. Hutan menyediakan kebutuhan mereka. Sagu sebagai makanan
pokok penduduk tumbuh subur di hampir semua wilayah kabupaten ini. Potensi lahan
yang tersedia untuk tanaman bahan pangan dan hortikultura sedemikian luas.
Pengembangan komoditas pertanian seperti padi, palawija, dan sayuran masih dalam
skala kecil untuk kebutuhan sendiri. Lahan yang sudah diolah dan menghasilkan
tanaman bahan pangan terdapat di Distrik Bongo. Hanya di distrik ini padi sudah dapat
dituai hasilnya. Demikian juga produksi palawija Kabupaten Sarmi sebagian besar
dihasilkan di Bonggo.

3. Kabupaten Boven Digoel

Wilayah Kabupaten Boven Digoel terkait dengan KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly, yaitu
mencakup Distrik Ulilin.

a. Sosial Ekonomi

1) Kependudukan

Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Boven Digoel terbagi


menjadi 20 distrik. Adapun secara wilayah administrasi distrik, areal kerja masuk
dalam wilayah Distrik Jair dan Distrik Sesnukt, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi
Papua. Gambaran jumlah keluarga dan jumlah penduduk serta tingkat
kepadatan penduduk disajikan pada Tabel-50.

Tabel-50. Jumlah Keluarga, Jumlah Penduduk, Tingkat Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
di Distrik Sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Boven Digoel)
Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Rasio Jenis
No. Distrik Luas (km2)
Laki-Laki Perempuan Jumlah (jiwa/km2) Kelamin

1. Jair 3.061,73 11.364 8.820 19.682 6,59 128,84

2. Sesnukt 1.306,63 1.382 1.087 2.469 1,89 127,14

Hal -95
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 95
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Rasio Jenis


No. Distrik Luas (km2)
Laki-Laki Perempuan Jumlah (jiwa/km2) Kelamin

Kabupaten
27.108,29 34.795 29.879 64.674 2,3 116,45
Boven Digoel

Sumber : Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka 2017.

Menurut Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka (2017) jumlah penduduk


Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2016 tercatat sebanyak 64.674 jiwa, yang
terdiri atas 34.795 orang penduduk laki-laki (53,80%) dan 29.879 orang
penduduk perempuan (46,20%). Sementara itu, tingkat kepadatan penduduk
pada tahun 2015 tercatat hanya 2 orang/km2. Distrik Mindiptana memiliki
tingkat kepadatan tertinggi yaitu 9 orang/km2. Sedangkan yang terendah di
Distrik Subur, Ki, Kombut, Fofi, Firiwage, Manggelum, Yaniruma, Kawagit dan
Ambatkwi yang hanya 1 orang/km2. Sex Ratio atau perbandingan jenis kelamin
penduduk di Kabupaten Boven Digoel sebesar 116,45 artinya setiap 100
penduduk perempuan ada 116 penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki
yang lebih banyak dari perempuan terjadi di hampir semua distrik. Hal ini
ditandai dengan nilai sex ratio diatas 100.

Adapun kampung/kelurahan yang berada di Distrik Jair adalah Getentiri,


Butiptiri, Anggai, Asiki dan Miri, sedangkan di Distrik Sesnukt adalah Sesnukt,
Anggamburan, Kanggup, Yomkondo dan Amboran.

2) Situasi Agro-Ekonomi

Menurut Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka (2017), tingginya tingkat


partisipasi tenaga kerja tersebut berbanding lurus dengan besarnya
ketersediaan lapangan kerja di bidang pertanian. Hal ini tidaklah mengherankan
karena Kabupaten Boven Digoel merupakan daerah yang memiliki potensi
pertanian dan kehutanan yang besar, dimana sebagian besar penduduknya
memiliki mata pencaharian di bidang pertanian.

b. Sosial Budaya

1) Agama dan Kepercayaan

Mayoritas penduduk di kampung sekitar areal kerja sebagian besar beragama


Kristen Katolik. Agama lain yang dianut penduduk adalah Kristen Protestan,
Islam, Hindu dan Budha. Data mengenai penyebaran sarana peribadatan dan
penganut agama di distrik sekitar KHG sasaran disajikan pada Tabel-51.

Hal -96
96 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-51. Sarana Peribadatan di Distrik Sekitar KHG sasaran (Kabupaten Boven Digoel)
Sarana Peribadatan (unit) Agama (jiwa)
No. Distrik Gereja Gereja Masjid Pura/
Katolik Protestan Islam Hindu Budha
Khatolik Protestan Mushola Wihara
1. Jair 12 15 18 1 12.038 4.201 10.656 34 6

2. Sesnukt 2 - - - 548 - 68

Jumlah se-Kabupaten 70 28 18 & 6 1 44.570 22.164 19.240 103 46

Sumber : Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka 2017.

2) Pendidikan

Peningkatan mutu dan perluasan pendidikan dasar merupakan titik berat


pendidikan formal. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi harus dilakukan. Menurunnya angka buta huruf
merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidikan. Tingkat buta huruf
merupakan bagian indikator kemampuan penduduk untuk berkomunikasi
secara tertulis. Kemampuan baca tulis merupakan pengetahuan minimum yang
dibutuhkan untuk hidup sejahtera.

Sarana dan prasarana pendidikan berupa tenaga guru dan sekolah yang
memadai merupakan hal penting yang harus tersedia dalam rangka
meningkatkan partisipasi pendidikan penduduk usia sekolah. Pada 2016, SD di
Kabupaten Boven Digoel sebanyak 101 sekolah, SLTP sebanyak 15 sekolah dan
SMA sebanyak 4 sekolah.

Jumlah guru SD hingga tahun 2016 di Kabupaten Boven Digoel sebanyak 524
orang. Guru SLTP/sederajat dan SLTA/sederajat masing-masing sebanyak 223
dan 88 orang. Jumlah murid SD di Kabupaten Boven Digoel tahun 2016 tercatat
sebanyak 10.995 siswa. Jumlah murid SLTP/sederajat dan SLTA/sederajat
masing-masing sebanyak 3.103 dan 1.009 siswa.

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, daya tampung kelas
terhadap jumlah murid haruslah seimbang. Daya tampung ruang kelas SD pada
tahun 2016 mencapai 18 siswa, sedangkan daya tampung ruang kelas SLTP dan
SLTA masing masing 26 siswa dan 25 siswa.

Seorang guru SD di Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2016, rata-rata


mengajar 21 orang siswa. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin sedikit
beban seorang guru untuk mengajar siswanya. Seorang guru SLTP rata-rata
mengajar 14 orang siswa, sedangkan seorang guru SLTA rata-rata mengajar 11
orang siswa.

Hal -97
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 97
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Fasilitas pendidikan bagi penduduk kampung di sekitar lokasi disajikan pada


Tabel-52.

Tabel-52. Fasilitas Pendidikan di Distrik Sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Boven Digoel)
TK SD SLTP SMU & SMK
No. Distrik
(unit) (unit) (unit) (unit)

1. Jair - 11 3 1

2. Sesnukt - 2 - -

Jumlah se-Kabupaten Boven Digoel - 101 15 4

Sumber : Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka, 2017.

3) Kesehatan

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan yang berada
di wilayah distrik dan melaksanakan fungsi operasional kesehatan. Pada 2016
Kabupaten Boven Digoel telah memiliki 20 Puskesmas. Selain itu, untuk
memudahkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, Kabupaten
Boven Digoel juga memilki fasilitas puskesmas keliling berupa kendaraan roda 4
dan roda 2, masing-masing sebanyak 2 unit dan 10 unit.
Peningkatan derajat kesehatan juga diusahakan dengan penambahan jumlah
tenaga kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Boven Digoel pada
tahun 2016 sebanyak 286 orang. Jumlah tersebut diantaranya adalah tenaga
medis sebanyak 11 orang, 136 orang perawat, 92 orang bidan, 4 orang tenaga
farmasi dan tenaga kesehatan lainnya 43 orang.

Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Boven Digoel ini telah memenuhi rasio
ideal terhadap jumlah penduduk yang dikemukakan oleh Kementerian
Kesehatan. Idealnya, dalam 100.000 penduduk terdapat 30 dokter. Di
Kabupaten Boven Digoel, terdapat 34 dokter untuk melayani 64.674 penduduk.
Sedangkan rasio ideal perawat adalah terdapat 158 perawat untuk melayani
100.000 penduduk. Di Kabupaten Boven Digoel terdapat 136 perawat untuk
melayani 64.674 penduduk.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tahun 2016 ada temuan baru pengidap
HIV/AIDS sebanyak 2 penderita. Selain itu, terdapat penderita DBD dan diare,
masing-masing berjumlah 547 penderita dan 10.072 penderita. Adapun fasilitas
kesehatan yang ada di sekitar areal kerja berupa balai pengobatan, poskeskam,
posyandu dan poskesling. Sedangkan tenaga kesehatan terdiri dari tenaga

Hal -98
98 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

medis, perawat, dan bidan. Jenis fasilitas dan tenaga kesehatan di sekitar KHG
sasaran disajikan pada Tabel-53.

Tabel-53. Fasilitas Kesehatan di Distrik Sekitar KHG sasaran (Kabupaten Boven Digoel)
Tenaga Kesehatan (orang) Fasilitas Kesehatan (unit)
No Distrik Tenaga Rumah
Perawat Bidan Lain-lain Puskesmas Pos yandu Klinik Polindes
Medis Bersalin

1. Jair 1 12 12 6 2 1 11 3 3

2. Sesnukt - 3 2 - - 1 3 - -

Jumlah se-Kabupaten
11 136 92 43 5 20 87 5 13
Boven Digoel

Sumber : Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka 2017.

c. Rencana Pengembangan Wilayah

Dalam era otonomi daerah, rencana pengembangan wilayah di wilayah Papua semakin
mengemuka. Kabupaten Boven Digoel dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Merauke
sebelum pemekaran pada tahun 2003. Selanjutnya pada saat ini pemekaran Kabupaten
Muyu-Mandobo sudah diwacanakan. Dalam wacana tersebut, pemekaran Kabupaten
Muyu-Mandobo merupakan bagian dari Kabupaten Boven Digoel sebagai kabupaten induk
dengan posisi ibukota yang diusulkan berada di Distrik Mindiptana. Sedangkan Pemekaran
Kabupaten Muara Digoel adalah bagian dari Kabupaten Mappi sebagai kabupaten induk
dengan ibukota yang diusulkan berada di Bade, Distrik Nambai.
Gubernur Papua pada Juni 2011 telah mengeluarkan rekomendasi untuk Kabupaten Muyu
dan Kota Merauke sebagai calon kabupaten baru. Surat rekomendasi persetujuan Kota
Merauke bernomor 66 tertanggal 23 Juni 2011. Sedangkan untuk calon Kabupaten Muyu
bernomor 67 tertanggal 24 Juni 2011. Keduanya ditandatangani Gubernur Papua dengan
salinan foto kopi sesuai aslinya ditandatangani Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Papua,
Rosina Upessy, SH. Kedua surat rekomendasi tersebut, kemarin langsung dibawa Ketua
Tim Pemekaran Kabupaten Muyu bersama Tim Pemekaran Kabupaten Muyu ke
Merauke. Dalam SK persetujuan tersebut, selain menyetujui terbentuknya 2 kabupaten
baru di Selatan Papua, Pemerintah Provinsi Papua juga akan bersedia memberikan
dukungan pembiayaan untuk Pemilukada pertama sebesar Rp 1 miliar dan
penyelenggaraan pemerintahan baru sebesar Rp 7 miliar. ‘’Untuk Pemerintahan Kota
juga akan diberikan dukungan dana yang sama’’.

Pemekaran harus melihat berbagai aspek dengan mengacu pada Undang-undang Nomor
32 tahun 2004, dimana dalam pasal 5 ayat 4 tentang “pemerintahan daerah”, disebutkan
bahwa daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah,
sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertimbangan lain yang
memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.

Hal -99
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 99
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

d. Situasi Kepemerintahan Lokal

Kabupaten Boven Digoel adalah salah satu kabupaten pemekaran yang berasal dari
Kabupaten Merauke berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2002. Dari awal
pemekarannya, Kabupaten Boven Digoel memiliki 6 distrik (Getentiri, Jair, Mandobo,
Mindiptana, Waropko dan Bomakia) yang terdiri dari 88 kampung, hingga pada tahun 2006
mekar menjadi 15 distrik berdasarkan SK Mendagri No. 25 Tahun 2005.

Pada tahun 2008 dikeluarkan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Distrik dan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kampung,
sehingga sejak Tahun 2009 sampai tahun 2017 jumlah distrik di Kabupaten Boven Digoel
telah mekar menjadi 20 Distrik dan 112 Kampung. Adapun nama distrik-distrik tersebut
adalah Distrik Jair, Distrik Subur, Distrik Ki, Distrik Mindiptana, Distrik Iniyandit, Distrik
Kombut, Distrik Sesnukt, Distrik Mandobo (Tanah Merah Ibukota Kabupaten), Distrik Fofi,
Distrik Kouh, Distrik Arimop, Distrik Manggelum, Distrik Firiwage, Distrik Bomakia, Distrik
Yaniruma, Distrik Waropko, Distrik Ambatkwi, Distrik Kawagit, Distrik Ninati dan Distrik
Kombay.

Berdasarkan Kabupaten Boven Digoel Dalam Angka (2017) jumlah kampung yang berada
distrik sekitar areal kerja masing-masing 5 kampung baik Distrik Jair maupun Distrik
Sesnukt. Distrik Mindiptana dan Waropko merupakan distrik dengan jumlah kampung
terbanyak yakni masing-masing 13 kampung dan 9 kampung. Sedangkan distrik dengan
jumlah kampung paling sedikit adalah Distrik Kouh dan Yaniruma, dengan jumlah kampung
masing-masing 3 kampung.

Dalam bidang politik, Partai Demokrat memiliki jumlah perwakilan terbanyak di DPRD,
yaitu sebanyak 3 orang, sementara itu Partai Bulan Bintang adalah partai yang paling
sedikit menempatkan wakilnya di parlemen, yaitu hanya berjumlah 1 orang. Adapun
jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Boven Digoel pada Tahun 2015 mencapai
2.151 orang, dengan jumlah terbanyak pada PNS Golongan Ruang II/C, yaitu sebanyak 363
orang.

e. Situasi Penegakan Hukum

Boven Digoel adalah sebuah Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Merauke pada bulan
Desember 2002. Perhatian utama masyarakat setempat di wilayah ini adalah hak-hak
tanah dan politik etnis. Masalah-masalah yang penting bagi mereka adalah bagaimana
menyeimbangkan hak-hak tanah adat Papua dengan investasi di bidang kehutanan dan
kelapa sawit, dan juga pengelolaan ketegangan sosial sehubungan dengan kedatangan
penduduk non-Papua.

Hal -100
100 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Keprihatinan lokal lainnya, yang sebenarnya setelah pemilihan kepala daerah tingkat
kabupaten pada tahun 2014 sudah berkurang, adalah persaingan antara elit-elit suku Muyu
dan suku Mandobo untuk mendapatkan kekuasaan politik, dan bagaimana persaingan
tersebut bersentuhan dengan perpolitikan di Merauke yang berbatasan dengan wilayah ini
di mana saat ini ada upaya untuk mendirikan suatu provinsi baru bernama Papua Selatan.

Korindo, sebuah perusahaan milik Korea, dan anak-anak perusahaan Indonesianya, telah
beroperasi di wilayah ini sejak tahun 1993 dengan menebang pohon dari hutan alam untuk
dijadikan kayu lapis (plywood) dan sejak tahun 1997 juga mengelola perkebunan kelapa
sawit untuk memproduksi bahan bakar nabati. Walaupun belum ada konflik besar yang
pecah namun di wilayah ini sering terjadi konflik antara perusahaan dengan para pemilik
tanah adat sehubungan dengan akses dan ganti rugi, juga ada konflik antara suku-suku
mengenai perbatasan tanah adat dan di dalam suku-suku itu sendiri atas pembagian ganti
rugi.

Beberapa tahun lalu, ketidakpuasan dengan Korindo pernah bersinggungan dengan


gerakan kemerdekaan, contohnya penculikan beberapa pegawai perusahaan tersebut pada
bulan Januari 2001 oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tetapi sejak terbunuhnya
Willem Onde, pimpinan OPM setempat pada bulan September 2001, kelompok
pengikutnya yang kecil sudah tidak aktif lagi. Di Kabupaten Boven Digoel belum ada
Pengadilan Negeri, sehingga kasus-kasus hukum masih disidangkan di Kabupaten Merauke.
Penanganan kasus hukum memerlukan biaya tinggi dalam proses penyelesaiannya. Contoh
kasus yang terjadi di kampung atau Distrik, perlu transportasi ke Polres di ibukota
Kabupaten di Tanah Merah, untuk menjalani sidang pengadilan perlu transportasi ke/dari
Merauke. Setelah kasus divonis hakim maka kembali ke penjara di Tanah Merah.

Informasi dari Kepolisian maupun dari tokoh masyarakat, tidak ada aktivitas illegal logging
di dalam dan di sekitar areal kerja. Hal ini disebabkan karena adanya aturan adat
penguasaan hak ulayat tanah adat oleh marga yang diwakili oleh Tuan Dusun/Kepala
Marga. Hanya anggota marga pemilik hak ulayat yang berhak mengambil hasil hutan dalam
wilayahnya yang berupa kayu maupun non-kayu, apabila ada anggota marga lain yang
mengambil satwa hasil buruan di dalam wilayah hak adat suatu marga maka harus ijin
dahulu kepada perwakilan marga pemilik hak ulayat. Apabila langsung mengambilnya dan
diketahui oleh marga pemilik hak ulayat, maka dapat dikenakan denda adat.

4. Kabupaten Merauke

Wilayah Kabupaten Merauke terkait dengan KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian,
KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage, KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian
dan KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik yang terletak di Distrik Muting dan KHG Sungai
Ifuleki Onam - Sungai Fly yang terletak di Distrik Ulilin.

Hal -101
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 101
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

a. Sosial Ekonomi

1) Kependudukan

Jumlah penduduk terbanyak didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan


jumlah laki-laki 2.350 di Distrik Ulilin dan 2.915 di Distrik Muting. Distrik Ulilin
memiliki sex ratio dengan nilai 107 yang bermakna setiap 100 wanita akan ada
107 laki-laki. Dengan luas 5.092 km2, Distrik Ulilin mempunyai kepadatan 0,89
jiwa per km2. Sebaran penduduk pada KHG Sasaran disajikan pada Tabel-54.

Tabel-54. Sebaran Penduduk Distrik Sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke)

Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Rasio Jenis


No. Distrik Luas (km2)
Laki-Laki Perempuan Jumlah (jiwa/km2) Kelamin

1. Ulilin 5.092,57 2.350 2.184 4.534 0,89 107,6

2. Muting 3.501,67 2.915 2.790 5.705 1,63 104,48

Kabupaten Merauke 56.791,63 114.429 108.960 223.389 24,77 105,02


Kabupaten Merauke Dalam Angka (2018).

Pada tingkat Kabupaten Merauke populasi didominasi oleh jenis kelamin laki-
laki dengan sex ratio 105. Sex ratio 105 bermakna setiap 100 jiwa perempuan
akan ada 105 jiwa laki-laki. Luas total Kabupaten Merauke sebesar 56.791 km2,
memiliki kepadatan sebesar 24,77 jiwa/km2.

2) Ketenagakerjaan

Pada Kabupaten Merauke jumlah pencari kerja terbanyak merupakan jenis


kelamin laki-laki. Jumlah tingkat pendidikan terbanyak yang mencari kerja pada
Kabupaten Merauke adalah lulusan SMA sederajat dengan total pencari kerja
sebanyak 2.204 jiwa. Telah terdapat sarjana dan magister dalam pencari kerja di
tingkat Kabupaten Merauke. Jumlah sarjana sebanyak 1.155 jiwa dengan laki-
laki sebanyak 562 jiwa dan perempuan 593 jiwa perempuan. Sedangkan master
dengan total 29 jiwa dengan proporsi laki-laki 15 jiwa dan perempuan 1 jiwa.

Tabel-55. Jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan Kabupaten Merauke


Tingkat pendidikan yang
Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa)
diselesaikan
Belum tamat SD 55 13 68
SD 28 2 30
SLTP/SMP 76 12 88
SLTA/SMA 1.244 960 2.204
Sarjana Muda 96 255 351
Sarjana 562 593 1.155

Hal -102
102 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tingkat pendidikan yang


Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa)
diselesaikan
Master 15 14 29
Total 2.076 1.849 3.925
Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka (2018).

Sedangkan menurut data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten


Merauke jumlah bimbingan kewirausahaan sesuai profesi disajikan dalam
Tabel-56.

Tabel-56. Bimbingan Kewirausahaan menurut Profesi


No Profesi Jumlah
1 Sol Sepatu 20
2 Menjahit 20
3 Gerobag Air 20
4 Pembuatan Terasi 60
5 Pengolahan Pertanian dan Perikanan 40
6 Perdagangan 20
Total 160
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Kabupaten Merauke (2015).

Dari tabel tersebut diketahui bahwa pelatihan terbanyak adalah pembuatan


terasi dengan jumlah peserta mencapai 60 orang, diikuti dengan pengolahan
pertanian dan perikanan sebanyak 40 peserta.

3) Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian Kabupaten Merauke ditopang oleh beberapa sektor,


kondisi perekonomian dalam tiap lapangan usaha disajikan pada Tabel-57.

Tabel-57. Kondisi Perekonomian Kabupaten Merauke Di tingkat Lapangan Usaha


No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 31,57 29,93 28,41 27,37 26,19
2 Pertambangan dan Penggalian 1,58 1,44 1,41 1,44 1,42
3 Industri Pengolahan 4,27 4,04 3,94 3,79 3,71
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,04 0,04 0,05 0,05
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,14 0,14 0,14 0,13 0,13
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 12,12 13,11 14,83 16,39 17,14
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
12,56 13,6 13,93 14,23 14,72
mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 8,08 8,14 8,31 8,17 8,28
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan
1,22 1,25 1,26 1,29 1,31
Minum
10 Infomasi dan Komunikasi 5,65 5,87 6,24 6,67 7,12
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2,58 3 2,96 2,72 2,6

Hal -103
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 103
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016


12 Real Estate 3,18 2,92 2,7 2,6 2,56
13 Jasa Perusahaan 1,66 1,65 1,61 1,54 1,5
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
9,77 9,35 8,89 8,58 8,34
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 2,48 2,35 2,3 2,12 2,00
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,79 1,81 1,76 1,73 1,77
17 Jasa Lainnya 1,29 1,34 1,27 1,19 1,16
Sumber : BPS Kabupaten Merauke 2018.

Dari tabel tersebut diketahui bahwa secara dominan penyusun perekonomian di


Kabupaten Merauke berasal dari sektor pertanian, kehutanan, dan perairan
pada tahun 2016 menyumbangkan 26,19 % dari total struktur perekonomian
daerah Kabupaten Merauke, disusul dengan 17,14 % di sektor konstruksi, hal ini
terjadi karena kondisi di Kabupaten Merauke yang sedang melakukan
pembangunan sehingga tingginya perekonomian dari sektor konstruksi, ketiga
berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor dengan nilai penyusun struktur ekonomi daerah Kabupaten Merauke
sebesar 14,72 %.

4) Potensi Wilayah

a) Pertanian dan Komoditas Unggul

Kabupaten Merauke pada tahun 2017 merupakan penghasil tanaman padi


terbesar di Provinsi Papua. Produksi padi tahun 2017 mencapai 190.496,36 ton.
Produksi padi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Produksi tanaman
padi di Distrik Muting tahun 2017 mencapai 167,40 ton lebih rendah
dibandingkan dengan produksi padi di Distrik Ulilin yang mencapai 790,40 ton.
Tanaman pangan lain yang dihasikan di wilayah Kabupaten Merauke yaitu
komoditas jagung, ubi kayu, ubi jalar. Untuk melihat data luas panen, produksi,
produktivitas komoditas padi, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar di Distrik Muting
dan Distrik Ulilin dapat dilihat pada Tabel-58.

Tabel-58. Luas Panen, Produksi & Produktivitas Komoditas Unggulan di Distrik Sekitar KHG
Sasaran (Kabupaten Merauke)
Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar

No. Distrik Luas Luas Luas Luas


Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen Panen Panen
(ton) (ton/ha) (ton) (ton/ha) (ton) (ton/ha) (ton) (ton/ha)
(ha) (ha) (ha) (ha)

1. Muting 62 167,40 2,70 - - - 23 345 15 2 20 10

BAB
2. Ulilin III Deskripsi
247 Umum Kondisi
790,40 3,20 41 Ekosistem
114,80 Gambut
2,80 44 KHG
1.100Sasaran
25 17 187 11
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019
Se-
Kabupaten 43.670,30 190.496,36 4,36 307 925,20 3,01 344 6.708 19,50 320 4.018,50 12,56
Merauke
Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

Hal -104
104
b) Hortikultura
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019

Tanaman hortikultura dengan produksi tertinggi di Kabupaten Merauke tahun


BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

b) Hortikultura

Tanaman hortikultura dengan produksi tertinggi di Kabupaten Merauke tahun


2017 yaitu tanaman kubis yang mencapai 14.940 ton. Untuk luas panen terluas
di Kabupaten Merauke tahun 2017 yaitu tanaman cabai mencapai 58 ha. Distrik
Muting pada tahun 2017 tidak menghasilkan produksi tanaman hortikultura.
Distrik Ulilin memproduksi tanaman hortikultura dengan produksi tertinggi
1.245 ton dengan jenis tanaman kubis. Data luas panen, luas produksi di
Kabupaten Merauke dan distrik terkait wilayah studi dapat dilihat pada Tabel-
59.

Tabel-59. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hortikultura di Distrik Sekitar KHG Sasaran
(Kabupaten Merauke)
Distrik Muting Distrik Ulilin Kabupaten Merauke
Tanaman
No. Luas Panen Luas Panen
hortikultura Produksi (ton) Produksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton)
(ha) (ha)
1. Bawang Merah - - - - 19 1.710

2. Cabai - - 5 320 58 3.712

3. Kubis - - 5 1.245 51 14.940

4. Sawi - - 5 855 31 5.310

5. Tomat - - 4 664 26 4.814

6. Terung - - 5 400 31 2.480

7. Kangkung - - 5 510 34 3.468

8. Kacang panjang - - 5 210 57 2.394

9. Bayam - - 5 493,50 21 2.072,70

10. Timun - - 5 470 29 2.726


Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

c) Perkebunan

Komoditas kelapa merupakan tanaman perkebunan yang banyak dihasilkan di


Kabupaten Merauke tahun 2017 yang mencapai 567,36 ton dengan luas lahan
tanaman 6.726 ha. Komoditas tanaman perkebunan yang banyak dihasilkan di
Distrik Muting dan Ulilin tahun 2017 yaitu karet dengan jumlah produksi 37,18
ton dan 30 ton. Data luas lahan dan produksi tanaman perkebunan di
Kabupaten Merauke dan distrik KHG sasaran dapat dilihat pada Tabel-60.

Hal -105

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 105


BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-60. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan di Distrik sekitar KHG Sasaran
(Kabupaten Merauke)
Distrik Muting Distrik Ulilin Kabupaten Merauke
Tanaman
No. Luas Lahan Luas Lahan
hortikultura Produksi (ton) Produksi (ton) Luas Lahan (ha) Produksi (ton)
(ha) (ha)
1. Karet 980 37,18 895 30,00 3.881 197,85

2. Kelapa 127 11,73 60 5,54 6.726 567,36

3. Kelapa Sawit 15.672 * 10.443 * 38.149 *

4. Lada 6 2,50 4 2 12 5,5

5. Jambu mete * * * * 668 36,00

6. Pinang 7 0,17 7 0,17 207 2,85

7. Kapuk Randu 44 4,68 * * 204 60,77

8. Kemiri 11 * * * 207 62,82

9. Jahe 25 50,00 20 45,00 20 223,00


Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.
(*) : tidak ada data

d) Perikanan

Selain sektor pertanian, sektor perikanan Kabupaten Merauke memiliki potensi


yang cukup besar. Jumlah produksi ikan untuk konsumsi lokal dari perikanan
laut di Kabupaten Merauke tahun 2017 mencapai 6.737.637,99 kg, sedangkan
yang berasal dari perikanan darat mencapai 2.233.934 kg. Tiga jenis ikan laut
dengan hasil produksi terbanyak yaitu ikan kakap, ikan kuru, ikan paha/tembuk,
sedangkan yang berasal dari perikanan darat yaitu ikan mujair, ikan gabus dan
ikan betik.

Pada tahun 2017, ikan beku campuran tidak lagi diekspor. Hal ini disebabkan
karena adanya moratorium dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk
menutup perusahaan penangkap ikan asing yang beroperasi di Merauke dan
wilayah lain di Indonesia. Akibatnya produksi ikan banyak berpindah
distribusinya dari ekspor menjadi antar pulau.

e) Peternakan

Jenis hewan ternak dengan populasi tertinggi di Kabupaten Merauke tahun


2017 yaitu sapi dengan jumlah populasi 36.923 ekor, sedangkan hewan unggas
populasi tertinggi yaitu ayam kampung 1.195.920 ekor. Populasi hewan ternak
di Distrik Ulilin lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah populasi hewan ternak
di Distrik Muting. Data jumlah populasi hewan ternak besar, ternak kecil dan
unggas di Kabupaten Merauke dan distrik wilayah studi dapat dilihat pada
Tabel-61.

Hal -106
106 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-61. Populasi Hewan Ternak dan Hewan Unggas di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten
Merauke) tahun 2015
Kabupaten Merauke
No. Jenis Hewan Ternak Distrik Muting (ekor) Distrik Ulilin (ekor)
(ekor)
A. Ternak Besar dan Kecil
1. Sapi 832 2.086 36.923
2. Kerbau - - 561
3. Kuda 74 26 1.973
4. Kambing 74 69 8.753
5. Babi 116 44 8.987
B. Ternak Unggas
1. Ayam kampung 50.588 89.748 1.195.920
2. Ayam petelur - - 318.934
3. Ayam pedaging - - 477.022
4. Itik 1.477 985 33.010
Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

f) Perindustrian dan Perdagangan

Jumlah unit usaha di Kabupaten Merauke tahun 2017 sebanyak 869 unit usaha
yang meningkat dari tahun sebelumnya 828 unit usaha. Sebagian besar unit
usaha di Kabupaten Merauke yaitu industri kecil non formal yang mencapai 516
unit usaha dan menyerap tenaga kerja lebih banyak yaitu 1.124 orang. Industri
kecil formal, industri kecil non formal dan industri menegah sebagian besar
merupakan industri agro dan hasil kehutanan. Data jumlah industri kecil,
menengah, tenaga kerja, nilai investasi dan nilai produksi di Kabupaten
Merauke tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel-62.

Tabel-62. Jumlah Industri Kecil, Menengah, Tenaga Kerja, Nilai Investasi dan Nilai Produksi
Menurut Cabang Industri di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke)
Nilai Investasi (000 Nilai Produksi (000
No. Klasifikasi Industri Unit Usaha (unit) Tenaga Kerja (orang)
Rp) Rp)
1. Industri kecil formal 347 1.222 1.350.915 88.818.869
Industri kecil non
2. 516 1.124 2.633.200 11.550.850
formal
3. Industri menengah 6 56 3.568.000 6.968.518

Jumlah 869 2.402 19.702.115 107.338.237


Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

Hal -107
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 107
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Sosial Budaya

1) Sarana Pendidikan

Angka partisipasi penduduk Kabupaten Merauke usia 5-6 tahun yaitu 26,33, usia
7-12 tahun yaitu 97,30, usia 13-15 tahun yaitu 96,98, dan usia 16-18 tahun yaitu
86,33. Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Merauke tahun 2017 yaitu
8,27 setara dengan jenjang pendidikan SMP kelas 2. Data jumlah unit sekolah,
murid, dan guru berdasarkan jenjang pendidikan tahun 2017 di distrik wilayah
studi Kabupaten Merauke dapat dilihat pada Tabel-63.

Tabel-63. Jumlah Unit Sekolah, Murid, dan Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Distrik sekitar
KHG Sasaran (Kabupaten Merauke)
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
Distrik /
No. Unit Murid Guru Unit Murid Guru Unit Murid Guru
Kabupaten
Sekolah (siswa) (orang) Sekolah (siswa) (orang) Sekolah (siswa) (orang)
1. Muting 6 1.006 58 2 326 23 1 230 *

2. Ulilin 10 856 58 1 188 10 - - -

Kabupaten
107 29.585 1.487 40 11.624 727 12 6.360 398
Merauke
Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

2) Sarana Kesehatan

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam suatu wilayah untuk menunjang


segala aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat. Aspek kesehatan meliputi
beberapa komponen seperti sarana kesehatan dan tenaga kesehatan. Data
sarana kesehatan disajikan pada Tabel-64 dan tenaga kesehatan pada Tabel-65.

Tabel-64. Sarana Kesehatan di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke)

No Distrik Puskesmas (unit) Posyandu (unit) Klinik (unit)


1 Muting 1 14 0
2 Ulilin 1 11 1
Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

Tabel-65. Tenaga Kesehatan di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke)


Tenaga Tenaga
Bidan Farmasi Lainnya
No Distrik Medis Keperawatan
(orang) (orang) (orang)
(orang) (orang)
1 Muting 2 22 9 0 3
2 Ulilin 1 11 9 1 6
Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

Hal -108
108 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Dari tabel di atas diketahui bahwa Distrik Ulilin dan Muting sudah memiliki sarana
kesehatan yang mencukupi, seperti telah adanya puskesmas pada masing-masing
wilayah, serta adanya posyandu yang cukup. Tenaga kesehatan untuk setiap
distrik sedikit berbeda, seperti pada Distrik Muting terdapat 22 tenaga perawat
sedangkan di Distrik Ulilin terdapat 11 tenaga perawat. Sedangkan untuk tenaga
medis di Distrik Muting terdapat 2 orang sedangkan pada Distrik Ulilin terdapat 1
orang. Sedangkan untuk jumlah dokter pada tingkat Kabupaten Merauke
terdapat dokter spesialis sebanyak 26 orang, dokter umum 74 orang, dan dokter
gigi sebanyak 13 orang.

3) Keagamaan

Sebagian besar penduduk Kabupaten Merauke beragama Islam sebanyak 131.115


orang (48,27 %) dan agama Katolik sebanyak 98.138 orang (35,01 %). Dengan
proporsi ini sehingga ditemui ada sebanyak 135 masjid, 191 gereja Katolik, dan
165 gereja Protestan di Kabupaten Merauke. Data jumlah penduduk pemeluk
agama di distrik wilayah studi dapat dilihat pada Tabel-66.

Tabel-66. Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Merauke)
Distrik / Islam Protestan Katolik Hindu Budha
No.
Kabupaten (orang) (orang) (orang) (orang) (orang)
1. Muting 2.237 1.241 2.839 9 -
2. Ulilin 3.501 661 1.249 17 47
Se-Kabupaten
131.115 42.896 98.138 547 233
Merauke
Sumber : Kabupaten Merauke Dalam Angka 2017.

4) Adat dan Budaya Masyarakat

Kebudayaan yang terdapat di Kota Merauke antara lain tarian khasnya. Yospan
merupakan tarian adat merauke, yang ditampilkan dalam situasi khusus. Yospan
merupakan tarian persahabatan masyarakat Papua, karena hampir seluruh
masyarakat papua mengenal tarian yospan. Selain yospan, Merauke juga memiliki
beberapa tarian adat antara lain tari perang dan tari gatsi. Tari perang biasanya
dilakukan pada upacara adat tertentu juga pada festival Kota Merauke yang
diadakan satu tahun sekali, dalam memperingati ulang tahun kota Merauke.
Sedangkan tari gatsi dilakukan pada acara tertentu dan upacara adat tertentu,
tarian ini adalah tarian adat suku asli Kota Merauke,yaitu suku marind. Alat musik
yang digunakan untuk mengiringi tarian ini adalah tifa yang terbuat dari kayu
yang dibolongi atau di kosongkan isinya, dan pada satu sisinya diberi penutup.
Penutupnya terbuat dari kulit rusa dan juga kulit biawak yang dikeringkan,agar
bunyinya menjadi lebih merdu.

Hal -109
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 109
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

5. Kabupaten Asmat

Kabupaten Asmat terkait dengan KHG S. Buru Obaa – S. Buru Mappi, distrik di dalam
Kabupaten Asmat yang berhubungan langsung dengan KHG adalah Distrik Atsy dan Suator.

a) Sosial Ekonomi
1) Kependudukan
Penduduk Kabupaten Asmat pada tahun 2016 sebanyak 90.316 jiwa yang terdiri dari
45.585 laki-laki dan 44.731 jiwa perempuan. Kabupaten Asmat mengalami
pertumbuhan penduduk sekitar 2,3 persen dari tahun sebelumnya. Kepadatan
penduduk di Kabupaten Asmat tahun 2016 sebesar 2,82. Setiap 1 km2 terdapat 2-3
jiwa, dengan rata-rata jumlah penduduk per satu rumah tangga 4-5 orang. Pada
distrik terkait yaitu Atsy dan Suator jumlah penduduk disajikan pada Tabel-67.

Tabel-67. Penduduk di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten Asmat)


Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Rasio Jenis
No. Distrik Luas (Km2)
Laki-Laki Perempuan Jumlah (jiwa/km2) Kelamin

1. Atsy 1.260,99 3.216 3.116 6.332 5,02 103,21

2. Suator 949,26 1.824 1.671 3.495 3,68 109,16


Sumber: Kabupaten Asmat dalam Angka 2018.

Distrik Atsy dan Suator memiliki jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk
sedang, berbeda dengan Distrik Agats yang memiliki jumlah penduduk kurang lebih
15 ribu jiwa. Melihat dari angka rasio kependudukan yang bernilai diatas 100, terkait
dengan ketenagakerjaan maka penduduk umumnya mencari penghasilan di sekitar
wilayah mereka tinggal atau di distrik mereka tinggal.

2) Ketenagakerjaan
Mayoritas penduduk Kabupaten Asmat bekerja sebagai petani sebanyak 92,18 %.
Selain itu, penduduk juga bekerja di sektor jasa sebanyak 7,67 % dan sektor industri
0,14 persen. Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Asmat pada Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Asmat
pada tahun 2016 sebesar 1.473 pekerja dengan kenaikan sebesar 99,05 persen. Hal
tersebut karena pandangan di masyarakat bahwa lebih enak menjadi pegawai negeri
sipil, sehingga ketika tidak ada rekrutmen pegawai PNS, maka angka pencari kerja
yang tercatat melonjak secara signifikan. Jumlah pencari kerja didominasi oleh
tenaga kerja dengan pendidikan terakhir SMA/SLTA/Sederajat dengan proporsi
sebesar 71,43 persen.

Hal -110
110 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3) Kondisi Perekonomian
Pada tahun 2017 rata-rata pengeluaran penduduk ditinjau dari aspek ekonomi,
pengeluaran penduduk sekitar Rp 509.836,- dengan pengeluaran untuk makanan
sebanyak Rp 346.929,- atau sebesar kurang lebih 68,05 persen. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Asmat masih sangat
kurang, terlihat dari besarnya proporsional pengeluaran yang didominasi untuk
pemenuhan makanan, karena pada dasarnya semakin rendah proporsi pengeluaran
untuk makanan terhadap total pengeluaran maka daerah tersebut semakin
sejahtera.

PDRB Kabupaten Asmat pada tahun 2017 sebesar 2,03 Triliun Rupiah, PDRB tersebut
meningkat dari tahun sebelumnya, peningkatan sebesar 205 Miliar Rupiah.
Lapangan usaha konstruksi menjadi penyumbang tersebar dari PDRB Kabupaten
Asmat, hal tersebut karena pembangunan infrastruktur menjadi program utama di
Pulau Papua sehingga terjadi peningkatan nilai pada sektor konstruksi yang
berdampak pada dominasi nilai PDRB oleh sektor konstruksi. Sektor konstruksi
menyumbang proporsi pada PDRB Kabupaten Asmat sebesar 30,3 persen, disusul
oleh Administrasi pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan sosial sebesar 21,17
persen hal ini karena pandangan masyarakat tentang kenyamanan ketika menjadi
PNS atau pegawai negeri sipil, sehingga masyarakat berlomba lomba untuk menjadi
PNS. Hal tersebut yang mendasari bahwa besarnya proporsi sektor administrasi
pemerintahan, pertahan, dan jaminan sosial karena di masyarakat lebih populer
untuk menjadi PNS.

PDRB ADHB Kabupaten Asmat (Triliun)


2.5

1.5

0.5

0
2013 2014 2015 2016 2017

PDRB ADHB

Gambar-11. PDRB ADHB Kabupaten Asmat

Hal -111
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 111
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
BAB IIITindakan
Rencana Deskripsi Umum
Tahunan Kondisi
(RTT) Provinsi PapuaEkosistem
Tahun 2019 Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4) Potensi Wilayah
4) Potensi
Mengacu Wilayah
pada ketenagakerjaan yang didominasi sebagai petani, tentunya potensi
Mengacu pada ketenagakerjaan
hasil pertanian menjadi menarikyang didominasi
untuk sebagai
dikaji lebih petani,
lanjut. tentunya
Beberapa potensi
jenis hasil
hasil pertanian menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut. Beberapa
pertanian meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan jenis hasil
pertanian meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan
perikanan.
perikanan.
a) Tanaman Pangan
a) Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan di Kabupaten Asmat sebagian besar merupakan
Pertanian ubi
pertanian tanaman
kayu dan pangan di Hal
ubi jalar. Kabupaten Asmat
ini mengingat sebagian
kondisi besar
wilayah pada merupakan
Kabupaten
pertanian ubi kayu dan ubi jalar. Hal ini mengingat kondisi wilayah pada
Asmat yang sebagian besar merupakan wilayah dataran rendah dan rawa. Sehingga Kabupaten
Asmat yang
tanaman sebagian
yang palingbesar
cocokmerupakan wilayah dataran
untuk dibudidayakan rendah
adalah dan rawa.
tanaman Sehingga
tersebut dan
banyak dibudidayakan oleh masyarakat setempat. Selain dengan ubi jalar dan dan
tanaman yang paling cocok untuk dibudidayakan adalah tanaman tersebut ubi
banyak dibudidayakan oleh masyarakat setempat. Selain dengan ubi
kayu, tanaman lain sebagai pemenuhan makanan dengan memanfaatkan hasil hutan jalar dan ubi
kayu, tanaman
yaitu tanaman sagu
lain sebagai pemenuhan
yang dijadikan sebagaimakanan
sumberdengan memanfaatkan hasil hutan
makanan.
yaitu tanaman sagu yang dijadikan sebagai sumber makanan.
Tabel-68. Produktivitas tanaman pangan dalam ton di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten
Tabel-68. Produktivitas tanaman pangan dalam ton di Distrik sekitar KHG Sasaran (Kabupaten
Asmat)
No Asmat)
Distrik Ubi Jalar Ubi Kayu Beras Keladi/Talas
1No Atsy Distrik Ubi Jalar 24 Ubi Kayu
87,50 Beras23,10 Keladi/Talas
5,5
1
2 Atsy
Suator 244 87,50
25 23,10 5,5
2
Sumber :Suator
Kabupaten Asmat dalam angka 2018. 4 25 5,5
Sumber : Kabupaten Asmat dalam angka 2018.
Seperti tabel di atas, ubi kayu menjadi tanaman pangan dengan produktivitas
Seperti
tertinggi.tabel di atas,
Ubi kayu ubidan
cocok kayu menjadi
sesuai tanaman
di tanam pangan
dengan kondisidengan
lahan produktivitas
pada wilayah
tertinggi. Ubi
kabupaten Asmat.kayu cocok dan sesuai di tanam dengan kondisi lahan pada wilayah
kabupaten Asmat.
b) Hortikultura
b) Hortikultura
Hortikultura terdiri dari komoditas sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.
Hortikultura
Tanaman hiasterdiri
tidak dari komoditas di
dibudidayakan sayuran, buah-buahan,
Kabupaten dan tanaman
Asmat, karena hias.
fokus utama
Tanaman
masyarakathias
yangtidak
masihdibudidayakan
berupaya dalam di pemenuhan
Kabupaten kebutuhan
Asmat, karena fokus utama
dasar mereka. Jenis
masyarakat yang masih berupaya dalam pemenuhan kebutuhan dasar
tanaman yang menjadi tanaman utama dalam aspek hortikultura di Kabupaten mereka. Jenis
tanaman yang menjadi
Asmat adalah tanaman tanaman
kangkungutama
dengandalam aspek
total hortikultura
produksi mencapaidi Kabupaten
309 ton.
Asmat
Sedangkan untuk komoditas buah-buahan yang menjadi buah dominan309
adalah tanaman kangkung dengan total produksi mencapai yangton.
di
Sedangkan untuk komoditas buah-buahan yang menjadi buah dominan
produksi di Kabupaten Asmat adalah buah pisang dengan total produksi sebanyak yang di
produksi ton.
2.177,42 di Kabupaten
KangkungAsmat adalahmenjadi
dan pisang buah pisang
sayuran dengan total produksi
dan buah-buahan sebanyak
yang paling
2.177,42 ton. Kangkung dan pisang menjadi sayuran dan buah-buahan
mendominasi di Kabupaten Asmat karena penyerapan pasar yang baik pada yang paling
dua
mendominasi di Kabupaten Asmat karena penyerapan pasar yang
produk hortikultura ini, sehingga masyarakat membudidayakan kedua produk baik pada dua
produk hortikultura
hortikultura ini secara ini, sehingga masyarakat membudidayakan kedua produk
massal.
hortikultura ini secara massal.
c) Perkebunan
c) Perkebunan
Tanaman perkebunan di Kabupaten Asmat didominasi oleh tanaman sagu dan
TanamanSagu
kelapa. perkebunan di Kabupaten
masih menjadi Asmat
makanan didominasi
pokok olehdi tanaman
masyarakat sagu
Kabupaten dan
Asmat
kelapa. Sagu masih menjadi makanan pokok masyarakat di Kabupaten Asmat

Hal -112
112 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -112
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

sehingga produksi sagu pada tahun 2017 mencapai 15.865 ton. Selain karena sagu
merupakan makanan pokok, wilayah Asmat yang merupakan wilayah pesisir
sehingga menghasilkan hasil padi yang kurang baik. Kabupaten Asmat yang
merupakan wilayah pesisir sehingga hasil produksi kelapa juga cukup baik. Berikut
sajian data terkait hasil perkebunan di Kabupaten Asmat.

Tabel-69. Hasil Perkebunan di Distrik di KHG Sasaran (Kabupaten Asmat)


No Distrik Kelapa (ton) Ubi Kayu (ton)
1 Atsy 0,136 0,630
2 Suator 0,127 1,260
Total pada Kabupaten Asmat 2,784 15,865

Sumber: Kabupaten Asmat Dalam Angka 2018.

d) Peternakan

Pada tahun 2017 sektor peternakan didominasi oleh babi dengan jumlah populasi
babi mencapai 1.142 ekor, meningkat dari tahun lalu yang hanya 1.012 ekor. Namun
dalam sudut pandang produksi ternak, jumlah produksi daging lebih banyak
dihasilkan oleh sapi. Produksi daging sapi dan babi berturut-turut adalah 85 ton dan
19 ton. Daging sapi yang lebih banyak dibandingkan daging babi karena Kabupaten
Asmat menerima pasokan daging sapi dari daerah lain, sehingga stok daging sapi
lebih banyak dibandingkan daging babi, meskipun jumlah populasi sapi lebih sedikit
dibandingkan babi. Untuk ternak unggas pada tahun 2017 ayam buras sebanyak
9.719 ekor yang mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu 9.440 ekor. Jumlah
populasi itik menurun yang pada tahun sebelumnya sebanyak 1.266 ekor menjadi
1.121 ekor.

e) Perikanan

Produksi perikanan pada tahun 2017 tercatat sebanyak 10.684,80 ton yang terdiri
dari 9.935,3 ton perikanan laut atau sebesar 92,99 persen dan 749,5 ton perikanan
darat (7,01 persen). Terlihat bahwa perikanan laut mendominasi hasil perairan pada
Kabupaten Asmat, hal tersebut karena letak geografis Kabupaten Asmat yang
merupakan wilayah pesisir sehingga dekat dengan daerah laut, maka masyarakat
banyak memanfaatkan keunggulan geografis tersebut untuk mencari hasil laut
berupa ikan. Ikan menjadi sektor potensi yang menjanjikan selain daya serap
ekonomi masyarakat yang menyukai ikan, ikan dapat menjadi salah satu pemenuhan
gizi masyarakat di Kabupaten Asmat.

Hal -113
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 113
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Sosial Budaya

1). Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mencerminkan kualitas sumber daya
manusia suatu daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki maka akan
semakin mudah dalam menyerap dan mengembangkan pengetahuan teknologi.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu daerah maka diperlukan tenaga
pendidik yang berkompeten di bidangnya.

Tabel-70. Sarana Pendidikan beserta Jumlah Siswa dan Jumlah Guru per Tingkat Pendidikan di
Kabupaten Asmat
No Tingkat Pendidikan Jumlah Sarana Jumlah Siswa Jumlah Guru
1 TK 17 1.312 57
2 SD 137 19.765 695
3 SMP 19 2.777 291
4 SMA 4 1.276 126
5 SMK 1 46 15
Sumber: Kabupaten Asmat Dalam Angka 2018.

Sudah terdapat sarana pendidikan yang terbilang cukup mencukupi, hanya saja
melihat dari jumlah siswa yang cenderung menurun dari tingkat SD, SMP, SMA dan
SMK disebabkan oleh kurangnya daya tampung pada pendidikan selanjutnya.
Sehingga masyarakat perlu mencari sekolah di luar Kabupaten Asmat, serta tidak
sedikit peserta didik yang harus berhenti sekolah karena keterbatasan biaya maupun
keterbatasan daya tampung sarana pendidikan.

2) Kesehatan
2). Kesehatan

Pada tahun 2017 hanya terdapat 1 rumah sakit di Kabupaten Asmat serta puskesmas
sebanyak 12 unit, sedangkan puskesmas pembantu sebanyak 66 unit. Jumlah dokter
meningkat dari 26 dokter pada tahun 2016 menjadi 35 dokter pada tahun 2017.
Peningkatan tenaga kesehatan juga terjadi pada jumlah bidan, dimana pada tahun
2016 jumlah bidan tercatat sebanyak 97 orang menjadi 106 orang. Jumlah perawat
juga mengalami peningkatan dari 199 orang menjadi 217 perawat. Upaya
pemenuhan sarana kesehatan masih kurang meskipun sudah ada upaya peningkatan
jumlah tenaga kesehatan. Rumah sakit yang tersedia masih hanya 1 unit, sehingga
kurang dalam penyelesaian masalah kesehatan di Kabupaten Asmat. Pemerintah
perlu memperhatikan sarana kesehatan di Kabupaten Asmat, karena akan sia-sia
apabila upaya peningkatan jumlah tenaga medis namun tidak selaras dengan jumlah
sarana kesehatan itu sendiri.

Hal -114
114 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3). Kriminalitas

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepolisian Resor Asmat, terdapat 117 kasus
tindak pidana selama tahun 2017. Kasus yang terjadi di Kabupaten Asmat sebagian
besar merupakan tindak penganiayaan dan pencurian. Kepolisian Resor Asmat
mencatat sebanyak 53 kasus pencurian dan 16 kasus penganiayaan terjadi di
Kabupaten Asmat. Jika dilihat dari waktu, maka kasus-kasus pidana tersebut paling
banyak terjadi pada bulan Februari, Mei, dan Desember. Catatan terbanyak
merupakan kasus pencurian dan penganiayaan tingginya angka kriminalitas
diindikasikan karena pengaruh minuman keras serta kondisi lingkungan.

4). Budaya

Kabupaten Asmat merupakan wilayah yang ditempati oleh Suku Asmat itu sendiri.
Suku Asmat adalah nama sebuah suku terbesar dan paling terkenal diantara sekian
banyak suku yang terdapat di Papua. Salah satu hal yang membuat suku Asmat
begitu dikenal karena hasil ukiran kayu tradisional mereka yang sangat khas.
Beberapa ornamen/motif yang seringkali digunakan dalam pemahatan patung oleh
suku Asmat umumnya menggunakan tema nenek moyang atau biasa disebut mbis.
Tak hanya itu, seringkali ditemui ornamen berbentuk perahu atau warumon.
Warumon merupakan simbol yang dipercaya oleh suku Asmat sendiri sebagai
perahu yang membawa arwah nenek moyang mereka ke alam kematian. Bagi suku
Asmat, seni pahat merupakan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
Rumah Tradisional Suku Asmat adalah Jeu dengan panjang sampai 25 meter. Sampai
sekarang masih dijumpai Rumah Tradisional ini jika kita berkunjung ke Asmat
pedalaman.

Suku Asmat sendiri mengakui dirinya sebagai keturunan dewa yang berasal dari
dunia mistik yang lokasinya berada di horizon tempat terbenamnya matahari. Suku
asmat yakin nenek moyangnya pada zaman dahulu melakukan pendaratan di bumi
di daerah pegunungan. Suku Asmat meyakini di wilayahnya terdapat tiga macam roh
yang mempunyai sifat baik, jahat, dan jahat namun mati. Merunut dari mitologi
masyarakat Asmat berdiam di teluk Flamingo, dewa itu bernama Fumuriptis. Selain
itu Suku Asmat percaya ada beberapa roh yang berdekatan dengan kita yaitu:
a. Yi-ow atau roh nenek moyang bersifat baik untuk keturunannya;
b. Osbopan yang merupakan perwujudan dari roh jahat;
c. Dambin-ow atau roh jahat yang mati konyol.

Selain roh nenek moyang, kehidupan asmat diikuti oleh beberapa upacara-upacara
adat yang terkait dengan penghormatan terhadap nenek moyang, yaitu:
a. Mbismbu (Pembuatan tiang);
b. Yentpokmbu (pembuatan dan pengukuhan rumah yew);
c. Tsyimbu (pembuatan dan pengukuhan perahu lesung);
d. Yamasy pokumbu (upacara perisai);

Hal -115
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 115
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

e. Mbipokumbu (Upacara Topeng).

Suku ini percaya bahwa sebelum memasuki surga, arwah orang yang sudah
meninggal akan mengganggu manusia. Gangguan bisa berupa penyakit, bencana,
bahkan peperangan. Maka, demi menyelamatkan manusia serta menebus arwah,
mereka yang masih hidup membuat patung dan menggelar pesta seperti pesta
patung bis (Bioskokombi), pesta topeng, pesta perahu, dan pesta ulat-ulat sagu.

C. Jaringan Kanal

Jaringan kanal terbagi menjadi 3 tipe yaitu kanal besar (lebar 10 - 30 m), kanal sedang (lebar 5 -
10 m), dan kanal kecil (lebar < 5 m). Berdasarkan data sekunder yang bersumber dari Peta
Digitasi Indikatif Kanal di Tujuh Provinsi dari Hasil Survei GIS oleh Jurusan Geodesi, Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada Tahun 2016, pada areal 8 (delapan) KHG Sasaran RTT Provinsi
Papua Tahun 2019 tidak terdapat jaringan kanal.

Berdasarkan hasil penggunaan drone di area KHG sasaran juga menunjukkan tidak terdapat
jaringan kanal. Drone yang digunakan pada kegiatan survei, memilki kemampuan jelajah kurang
lebih maksimal 5 km dengan waktu tempuh sekitar 27 menit termasuk persiapan take off dan
landing. Pengamatan kondisi lapangan dengan menggunakan drone dilakukan di beberapa
tempat. Beberapa hasil penggunaan drone terlihat pada Gambar-12. Penggunaan drone juga
dilakukan untuk areal-areal yang terkendala/mengalami hambatan tracking seperti terlihat pada
Gambar-13.

Gambar-12. Pengamatan drone terhadap Keberadaan Kanal

Gambar-13. Pengamatan drone terhadap Hambatan Tracking

Hal -116
116 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB III Deskripsi Umum Kondisi Ekosistem Gambut KHG Sasaran
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Namun demikian, penggunaan drone pada kegiatan survei ini masih memiliki keterbatan-
keterbatasan, diantaranya:
- Kecepatan angin di lokasi pemotretan dirasakan cukup agak kencang
- Jam terbang pesawat yang relatif singkat (keterbatasan power / battery)
- Kemampuan pilot yang masih terbatas (kurang berpengalaman)

D. DATA PRIMER HASIL SURVEI LAPANG

1. Data Biofisik
Rekapitulasi database hasil survei lapangan biofisik dari masing-masing KHG disajikan pada
Lampiran-1.

2. Data Sosial Ekonomi Budaya


Rekapitulasi database hasil survei lapangan sosial ekonomi dan budaya dari masing-masing
KHG Sasaran disajikan pada Lampiran-2.

Hal -117
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 117
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB-IV
RENCANA RESTORASI

A. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI ALEKI MALE - SUNGAI IFULEKI BIAN DI KABUPATEN
MERAUKE

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian seluas 4.011 ha. Areal KHG yang menjadi prioritas
tindakan restorasi adalah seluas 2.191 ha. Lokasi KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 140° 24’46.468” - 140° 28’56.771” LS dan
7° 12’20.638” - 7°20’36.971” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Muting, Kabupaten Merauke
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua
- Kelompok Hutan : S. Aleki Male – Ifuleki Bian

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya didasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan berdasarkan : (1) Fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung /
budidaya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Kerapatan penutupan lahan (terbuka / sedang/
rapat). Pada areal KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian terdapat 4 (empat) SLRG (Tabel-
71) dan Peta-15 (Peta SLRG).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -117


118
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-71. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 • R.2.1 713 32,55
Lindung E.G. Berkanal Sedang F1.B1.K2.C2 • R.2.1 - -
Rapat F1.B1.K2.C3 • R.2.1 44 2,00
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 Pemantapan 1.037 47,34
Terbakar Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan - -
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan 397 18,11
Total (1) 2.191 100,0
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F2.B1.K2.C1 • R.2.1 - -
Budidaya Berkanal Sedang F2.B1.K2.C2 • R.2.1 - -
E.G. Rapat F2.B1.K2.C3 • R.2.1 - -
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 - -
Terbakar Sedang F2.B2.K2.C2 - - -
Rapat F2.B2.K2.C3 - -
Total (2) - -
Total 2.191 100,0
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa Suksesi Alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), Pengkayaan
Tanaman (R.2.2) dan Penanaman Pola Maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.

3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 2 (dua) UPRG (Tabel-
72). Sebaran UPRG pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian disajikan pada Peta-16 (Peta
UPRG).

Tabel-72. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.
Total Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG Keterangan
(ha) (ha)
1 KSDAE / KSA 2.171 746 KSA
2 Pemda Kabupaten Merauke 20 11 Areal APL non hak
Total 2.191 757

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -118119


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

120
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-15. Peta SLRG pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

Hal -119
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-16. Peta UPRG pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

121
Hal -120
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian tidak diperlukan pembuatan sumur bor
(R.1.1) untuk tindakan pembasahan, walaupun terdapat areal bekas kebakaran
tahun 2015, 2016 dan 2017 seluas 757 ha. Hal ini diputuskan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan beberapa hal, yaitu :
• Secara umum (hampir seluruh) areal eks kebakaran tersebut bertanah
mineral (bukan gambut).
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan pada tanah gambut.
• Pada areal eks kebakaran tersebut tidak terdapat sistem drainase (kanal /
sungai) yang secara teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) dari areal
eks kebakaran ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki
Bian merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan/ mengumpulkan
ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian tidak diperlukan pembuatan sekat kanal
(R.1.2) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Aleki Male – S.
Ifuleki Bian tidak terdapat kanal.

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian tidak diperlukan penimbunan kanal
(R.1.3) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Aleki Male – S.
Ifuleki Bian tidak terdapat kanal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -121


122
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Penanaman Kembali (Revegetation)/R.2

Revegetasi adalah upaya pemulihan tutupan lahan pada ekosistem gambut melalui
penanaman jenis tanaman asli pada fungsi lindung atau dengan jenis tanaman lain
yang adaptif terhadap lahan basah dan memiliki nilai ekonomi pada fungsi budidaya.
Tujuan pemulihan vegetasi pada program restorasi di KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki
Bian adalah mengembalikan kondisi tutupan lahan pada KHG yang terganggu/rusak,
sehingga fungsi hidrologis tetap terjaga. Revegetasi dilakukan pada areal eks
terbakar.

Pemulihan vegetasi meliputi :


• R.2.1. Suksesi Alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (penutupan
> 50%).
• R.2.2. Pengkayaan Tanaman, dilakukan pada SLRG dengan penutupan sedang
(penutupan 25 – 50 %).
• R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
terbuka (penutupan < 25 %).

Hasil survei di lapangan menemukan jenis tanaman lokal yang banyak terdapat di
sekitar areal KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian adalah jenis-jenis kayu Bus
(Eucalyptus sp.), ketapang (Terminallia sp.), akaway (Campnosperma montanum),
sagu (Metroxylon sagu), Gelam/kayu putih (Melaleuca leucadendra), bambu, Gaharu
(Aquilaria spp) dan gambir (Uncaria gambir); sehingga arahan penamanan
pengkayaan (Enrichment planting) akan menggunakan jenis tanaman lokal tersebut.

1) Suksesi Alami (R.2.1)

Areal eks terbakar pada periode tahun 2015 s/d 2017 pada KHG S. Aleki Male –
S. Ifuleki Bian adalah 757 ha, terdiri dari penutupan rapat (hutan alam) seluas 44
Ha, penutupan terbuka (semak, padang rumput, tanah terbuka, dll) seluas 713
ha. Seluruh bagian areal eks terbakar tersebut direncanakan perlakuan tindakan
restorasi berupa suksesi alami (R.2.1). Sebaran areal tindakan suksesi alami
(R.2.1) pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian disajikan pada Peta-17 (Peta
Arahan Tindakan Revegetasi).

Areal berpenutupan rapat seluas 44 ha diprogramkan dengan suksesi alami


dengan pertimbangan berikut :
• Areal berpenutupan rapat kondisinya masih berupa hutan alam yang
secara ekologi sudah relatif mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang
tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun
2015 – 2017.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -122123


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

• Areal berpenutupan rapat kondisi lapangannya merupakan lahan kering


(berupa dataran) dan lahan pasang surut / dataran yang secara periodik
tergenang oleh luapan air (banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan

Adapun areal berpenutupan terbuka adalah areal yang paling luas (dominan 94%)
merupakan semak, padang rumput, tanah terbuka seluas 713 ha. Areal ini yang
secara faktual semak belukar, sengaja dibakar jika semak atau padang rumput
mulai tinggi untuk tujuan berburu dan penangkapan ikan di rawa. Oleh
karenanya hanya diprogramkan dengan suksesi alami dengan pertimbangan
bahwa bagian areal tersebut juga memerlukan program perlindungan (sesuai
dengan sebagian kegiatan program Suksesi Alami).

Adapun bentuk-bentuk tindakan revegetasi pola Suksesi Alami (R.2.1) yang


diprogramkan adalah :
a) Penyuluhan konservasi. Penyuluhan konservasi dilakukan dengan
berbagi cara, diantaranya adalah dengan pertemuan langsung dengan
masyarakat (presentasi, diskusi, dll), pemutaran film bertema lingkungan
hidup, penyebaran pamflet, pemasangan papan larangan / himbauan /
informasi, dll.
b) Patroli kawasan. Patroli dilakukan dengan memantau langsung seluruh
kawasan / lapangan dengan jadwal yang ditentukan.

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)

Secara normatif bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017
yang berpenutupan sedang (25 – 50 %) perlu dilakukan Pengkayaan Tanaman
(R.2.2). Namun demikian pada kasus di KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian hal
ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan. Beberapa dasar pertimbangannya
adalah :
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan pada
kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan untuk
menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan buruan.
Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang buruan
(terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dan masyarakat
menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain itu, pembakaran
lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan ikan, sehingga
masyarakat lebih mudah menangkap ikan.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -123


124
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

• Di lapangan, kondisi areal ini berupa lahan yang mengalami banjir


(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air lebih dari 1 m,
sehingga teknis Pengkayaan Tanaman sulit dilakukan.
• Jika program Pengkayaan Tanaman (R.2.2) dilakukan tingkat
keberhasilannya diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

3) Penanaman Pola Maksimal (R.2.3)

Bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 yang berpenutupan
terbuka ( < 25 %) perlu dilakukan penanaman dengan pola maksimal (R.2.3).
Namun demikian pada kasus di KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian hal ini tidak
diperlukan / tidak diprogramkan, dengan pertimbangan beberapa hal, yaitu :
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan pada
kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan untuk
menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan buruan.
Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang buruan
(terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dan masyarakat
menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain itu, pembakaran
lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan ikan, dan dengan
demikian masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Kondisi bagian areal ini merupakan areal yang mengalami banjir (terendam)
secara periodik dengan level ketinggian air mencapai 2 m, sehingga teknis
Penanaman Pola Maksimal sulit dilakukan.
• Jika Penanaman Pola Maksimal dilakukan, maka tingkat keberhasilannya
diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -124125


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

c. Revitalisasi (Revitalization) /R.3

Revitalisasi adalah upaya menggiatkan dan mengembangkan kembali kapasitas


masyarakat dalam mengelola sumber daya ekosistem gambut secara berkelanjutan
dengan mengoptimalisasikan berbagai potensi yang ada, yang dilaksanakan baik
bersamaan maupun setelah dilaksanakannya restorasi hidrologis dan/atau
revegetasi (Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut Nomor P.4/BRG-KB/2017).
Revitalisasi masyarakat di lahan gambut difokuskan pada peningkatan kesejahteraan
penduduk yang tinggal di dalam atau di sekitar ekosistem gambut melalui
pengelolaan gambut berkelanjutan. Kegiatan revitalisasi tersebut
mempertimbangkan aspek sosial budaya dan karakteristik kawasan. Beberapa dasar
pertimbangan diperlukannya program revitalisasi adalah :
1) Kualitas / tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih kurang dan
perlu ditingkatkan.
2) Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan gambut untuk aktivitas
masyarakat (dalam hal ini kegiatan pembakaran lahan) secara perlahan akan
dikurangi), atau bahkan harus dihentikan.

Sistem kelembagaan ada di Papua berbeda dengan daerah lain di Indonesia sehingga
dipandang perlu dilakukan pemetaan wilayah terkait hak ulayat (wilayah marga).
KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian termasuk areal yang masih kental memegang
budaya kepemilikan tanah ulayat. Pelaksanaan kegiatan restorasi Gambut harus di
dasarkan pada pembagian dan hak kepemilikan tanah marga tersebut (prakondisi).
Maka dalam hal penentuan rencana revitalisasi perlu dilakukan Pemetaan Hak
Ulayat. Setelah batas areal marga menjadi jelas, maka kegiatan revitalisasi
masyarakat diharapkan dapat segera dilakukan melalui program :
- R.3.1. Pembentukan DPG;
- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian.

Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis


sebagai berikut :
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG Sasaran khususnya areal prioritas
restorasi. Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya diprogramkan pada
kampung yang terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforestry, ekowisata, dan
pengolahan / industri.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -125


126
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

- Aspirasi masyarakat terkait dengan pengembangan perekonomian lokal.


Masyarakat menyampaikan beberapa harapan terkait rencana
pengembangan potensi kawasan pada beberapa bidang, terutama yang
paling penting adalah bantuan sarana produksi dan dilengkapi dengan
pendampingan, tidak sekedar pelatihan dan bantuan sarana.
- Kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan. Inovasi diperlukan dengan
mempertimbangkan potensi yang ada, sementara masyarakat kemungkinan
belum mengenal / memikirkannya.
- Jumlah penduduk kampung dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan
kapasitas produksi dan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan harus
jelas pasarnya. Produk yang tidak dapat diawetkan otomatis pasarnya
adalah masyarakat kampung dan sekitarnya. Produk dapat diawetkan /
diolah dan awet perlu dipikirkan pemasarannya ke luar wilayah.

Gambaran lokasi (Desa / Kampung) rencana restorasi gambut dengan revitalisasi


pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian disajikan pada Peta-18 (Peta Arahan
Tindakan Revitalisasi (R.3)

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -126127


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

128
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-17. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

Hal -127
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-18. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

129
Hal -128
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Pembentukan DPG /R.3.1

Program DPG adalah kerangka penyelaras untuk program-program


pembangunan yang ada di perdesaan gambut, khususnya di dalam dan sekitar
areal restorasi gambut. Program DPG dibangun atas dasar konsep mata
pencaharian masyarakat desa/kampung yang berkelanjutan (sustainable rural
livelihood, SRL). Livelihood merupakan gabungan dari kemampuan, modal alam
dan modal sosial serta kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat
desa. Livelihood akan berkelanjutan jika seluruh elemennya itu mampu
bertahan, pulih, terpelihara dan meningkat tanpa mengurangi kelestarian
lingkungan, dalam hal ini adalah ekosistem gambut.

Pendekatan Program DPG berbasis bentang alam ekosistem gambut dengan


merajut kerja sama antar desa dalam sebuah kawasan pedesaan di dalam KHG
Sasaran. Perlu didorong kerja sama antar desa dalam perlindungan pengelolaan
ekosistem gambut. Pemerintah Desa / kampung perlu didampingi agar mampu
menjalin kerja sama secara kolaboratif dengan desa-desa lainnya dan dengan
berbagai stakeholders lainnya seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat dan swasta. Pembentukan kawasan pedesaan / perkampungan
gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-
desa/kampung-kampung tersebut.

Bentuk-bentuk kerja sama antar Desa/Kampung Peduli Gambut di KHG S. Aleki


Male – S. Ifuleki Bian, yaitu melalui:

• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu Badan
Restorasi Gambut, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemegang
Izin/Konsesi, Lembaga Swadaya Masyarakat/Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian.
• Membuat peraturan bersama kepala desa/kampung terkait kerja sama
ekonomi atau kerja sama untuk perlindungan dan pengelolaan gambut
antar desa. Peraturan tersebut memuat bentuk-bentuk kerja sama,
pembagian tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan serta evaluasi dan
pendanaan.
• Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Gambut sebagai wadah
partisipasi efektif dari masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
ekosistem gambut.
• Melakukan pertemuan secara rutin dalam rangka penguatan kelembagaan.
• Melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran produk lokal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -129


130
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pengelompokan desa / kampung sasaran kegiatan pembentukan


Desa/Kampung Peduli Gambut yaitu berdasarkan pendekatan batas hidrologis
gambut, batas administratif kecamatan dan sebaran luas desa di KHG S. Aleki
Male – S. Ifuleki Bian. Pengelompokkan dan penamaan kawasan
Desa/Kampung Peduli Gambut untuk KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian yaitu
Kawasan Pedesaan Gambut Aleki Male – Ifuleki Bian, terdiri dari 1 distrik
berada di Kabupaten Merauke dengan jumlah kampung 2 kampung, Boha dan
Pachas.

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

Bentuk-bentuk program kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam


rangka restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian meliputi:

Tabel-73. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
6 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7. Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Insiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan 16
air tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan 17
kehutanan
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -130131


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

Berikut hasil identifikasi beberapa calon komoditas/sumber daya alam yang


potensial dikembangkan berdasarkan hasil survei/observasi dan wawancara di
tingkat kampung. Ringkasan teknis pemilihan program pembangunan alternatif
komoditas dan sumber mata pencaharian pada desa / kampung yang terkait
dengan KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian disajikan pada Lampiran-3.

Jumlah desa/kampung yang akan dilakukan program R.3.3. Pembangunan


Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian KHG S. Aleki Male – S.
Ifuleki Bian yang terdiri dari 1 kecamatan dengan jumlah desa 2 desa/kampung
gambut. Gambaran Potensi pengembangan alternatif komoditas dan sumber
mata pencaharian pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian disajikan pada Tabel-
74.

Tabel-74. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
(R.3.3) Kampung Boha dan Pachas pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.
Jenis/Potensi Komoditas/Produk/Obyek
No. Kategori Kegiatan
Kampung Boha Kampung Pachas
1 Pertanian Sawi, cabai, tomat, jagung, ubi kayu, Rambutan, pisang, jagung
(Tanaman Pangan, ubi jalar, rambutan, nanas, pisang
Palawija, dan
Hotikultura)
2 Tanaman Kelapa, karet, kelapa sawit Karet
Perkebunan
3 Peternakan Sapi, kambing, babi, ayam Babi dan ayam
4 Perikanan Perairan Perikanan tangkap (Gastor, Mujair/ Perikanan tangkap (mujair, gurame,
Umum (rawa, Nila, Sembilang, Kakap Putih, Kakap kakap putih, gastor, ikan kaca, dll
sungai) dan Batu, Ikan kaca, Ikan duri, Udang, dll)
Budidaya Kolam / Keramba (Mujaer, Gurame,
Perikanan Air Lele).
Tawar (kolam,
keramba)
5 Kehutanan / Kayu Bus /Minyak kayu putih (alami) Kayu bus, kayu besi
Agroforestry /
Wanatani
6 Pengolahan hasil Kerajinan bambu, pengolahan ikan Pengolahan ikan dan daging rusa
pertanian, (ikan asin), pengolahan daging
perkebunan, (dendeng)
peternakan,
perikanan, dan
hasil hutan

Keterangan: *) Perlu tindakan sosialisasi & penegakkan hukum terhadap jenis-jenis flora/fauna
dilindungi.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -131


132
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksanaan restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
meliputi 2 desa / kampung, yaitu Desa / Kampung Boha dan Pachas (Distrik Muting,
Kabupaten Merauke). Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya
disajikan pada Tabel-75.

Tabel-75. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.
Kecamatan / Desa / Tindakan Restorasi
No Kabupaten
Distrik Kampung Simbol Satuan Jumlah
1 Merauke Muting Boha R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 474
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
2 Merauke Muting Pachas R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 280
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
3 Merauke Muting Kolam *) R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 3
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 0
R.3.2 Paket 0
R.3.3 Paket 0
Keterangan *) = program revitalisasi pada Kampung Kolam masuk pada program revitalisasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -132133


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksana restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian adalah
KSDAE / KSA dan Pemda Kabupaten Merauke. Adapun bentuk-bentuk dan volume
tindakan restorasinya disajikan pada Tabel-76.

Tabel-76. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
1 KSDAE / KSA R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 746 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 2 Kampung Boha dan
R.3.2 Desa 2 Pachas
R.3.3 Desa 2
2 Pemda Kabupaten Merauke R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 11 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 1 Kampung Boha
R.3.2 Desa 1
R.3.3 Desa 1

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -133


134
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-77. Matriks Arahan Tindakan Restorasi Gambut Pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

Luas Rewetting (R.1) Revegetasi (R.2)


UPRG Kabupaten Distrik Kampung Restorasi R.1.1 R.1.2 R.1.3 R.2.1 R.2.2 R.2.3
(ha) (Unit) (Unit) (Unit) (ha) (ha) (ha)

KSDAE/KSA Merauke Muting Boha 462 - - - 462 - -

Kolam *) 3 - - - 3 - -

Pachas 280 - - - 280 - -

Pemda Kabupaten Merauke Merauke Muting Boha 11 - - - 10 - -

Jumlah 757 - - - 757 - -

Keterangan : *) Dimasukkan program restorasi KHG Sungai Ifuleki Bian – Sungai Lekiage Sentuf.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


135
Hal -134
BAB IV Rencana Restorasi

136
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-78. Matriks Arahan Tindakan dan Pelaksana Revitalisasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

R.3.3
No Kampung R.3.1. R.3.2. Tanaman Tanaman Wisata
Peternakan Perikanan Kehutanan Pengolahan
Pangan Perkebunan Kampung
Distrik Muting, Kabupaten Merauke
1 Boha Program 1 s/d 10 Program 1 s/d 20 Sawi, cabai, Kelapa Sapi, Bantuan Eucalyptus - Minyak kayu putih,
tomat, kambing, alat tangkap kerajinan bambu,
jagung, ubi babi, ayam ikan pengolahan ikan
kayu, ubi (misal ikan asap, dan
jalar, abon), pengolahan
rambutan, daging (misal
nanas, pisang dendeng, dan abon)
2 Pachas Program 1 s/d 10 Program 1 s/d 20 Pisang dan Karet Babi dan Bantuan Eucalyptus, - Pengolahan ikan (ikan
jagung ayam alat tangkap Kayu besi asin, ikan asap) dan
ikan daging rusa (abon,
dengdeng)

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Hal -135
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Areal Terdampak

a. Rewetting

Pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian tidak terdapat areal terdampak yang
ditimbulkan tindakan rewetting (R.1.1 / pembuatan sumur bor, R.1.2 / pembuatan
sekat kanal, dan R.2.3 / penimbunan kanal) karena pada KHG S. Aleki Male – S.
Ifuleki Bian tidak ada tindakan rewetting (R.1.1, R.1.2, dan R.1.3).

b. Revegetation

Kegiatan revegetasi dengan Suksesi Alami (R.2.1) pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki
Bian diharapkan menimbulkan keamanan kawasan areal eks terbakar, yaitu seluas
757 ha.

c. Revitalization

Areal terdampak tindakan revitalisasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
mencakup 2 (dua) ruang dampak, yaitu :
• Ruang dampak 1 (dampak langsung), mencakup areal seluas pusat-pusat
pemukiman di desa-desa / kampung-kampung yang menjadi sasaran tindakan
R.3.1, R.3.2 dan R.3.3, yaitu Desa / Kampung Boha dan Pachas, Kecamatan /
Distrik Muting, Kabupaten Merauke. Dengan dilaksanakannya R.3.1, R.3.2,
dan R.3.3 diperkirakan aspek-aspek kehidupan masyarakat (pendapatan,
pendidikan dan kesehatan masyarakat) di Desa / Kampung Boha dan Pachas
dapat lebih meningkat dibandingkan jika tidak ada tindakan R.3.
• Ruang dampak 2 (dampak tidak langsung), mencakup seluruh areal KHG
Sasaran, atau minimal pada areal yang biasa menjadi sasaran pembakaran
oleh masyarakat.

Hal -136
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 137
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

B. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI ALEKIKOS BAKIAN - SUNGAI IFULEKI BIAN DI KABUPATEN
MERAUKE

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

Areal KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian adalah seluas 2.133 ha. Areal KHG yang
menjadi prioritas untuk tindakan restorasi seluas 862 ha. Lokasi KHG S. Alekikos Bakian
– S. Ifuleki Bian adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 140°21’18.025” - 140°25’42.309” LS dan
7°26’6.125” - 7°29’49.097” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Muting, Kabupaten Merauke
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua
- Kelompok Hutan : S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya didasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan berdasarkan : (1) Fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung /
budidaya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Kerapatan penutupan lahan (terbuka / sedang/
rapat). Di areal KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian terdapat 2 (dua) SLRG (Tabel-79)
dan Peta-19 (Peta SLRG).

Tabel-79. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian.
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 R.2.1 384 44,54
Lindung Berkanal
Sedang F1.B1.K2.C2 R.2.1 - -
Rapat F1.B1.K2.C3 R.2.1 - -
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 478 55,45
Terbakar Pemantapan
Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan - -
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan
- -
Total (1) 862 100,0
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka ` R.2.1 - -
Budidaya Berkanal
Sedang F2.B1.K2.C2 R.2.1 - -
Rapat F2.B1.K2.C3 R.2.1 - -
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 - -
-
Terbakar
Sedang F2.B2.K2.C2 - -

Hal -137

138 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
Rapat F2.B2.K2.C3 - -
Total (2) - -
Total (1+2) 862 100,0
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa suksesi alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), pengkayaan
(R.2.2) dan penanaman pola maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.

3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 1 (satu) UPRG
(Tabel-80). Sebaran UPRG pada S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian disajikan pada Peta-
20 (Peta UPRG).

Tabel-80. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian.
Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG Keterangan
(ha) (ha)
1 KSDAE / KSA 862 384 KSA
Total 862 384

Hal -138
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 139
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

140
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-19. Peta SLRG pada S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian

Hal -139
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-20. Peta UPRG pada S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian

141
Hal -140
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian tidak diperlukan pembuatan sumur
bor (R.1.1) untuk tindakan pembasahan, walaupun terdapat areal bekas
kebakaran tahun 2015, 2016 dan 2017 seluas 384 ha. Hal ini diputuskan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, yaitu:
• Secara umum (hampir seluruh) areal eks kebakaran tersebut bertanah
mineral (bukan gambut).
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan pada tanah gambut.
• Pada areal eks kebakaran tersebut tidak terdapat sistem drainase (kanal /
sungai) yang secara teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) dari areal
eks kebakaran ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Alekikos Bakian – S.
Ifuleki Bian merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan /
mengumpulkan ikan, dan dengan demikian masyarakat lebih mudah
menangkap ikan.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian tidak diperlukan pembuatan sekat
kanal (R.1.2) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Alekikos
Bakian – S. Ifuleki Bian tidak terdapat kanal.

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian tidak diperlukan penimbunan kanal
(R.1.3) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Alekikos Bakian
– S. Ifuleki Bian tidak terdapat kanal.

Hal -141

142 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Penanaman Kembali (Revegetation)/R.2

Tujuan kegiatan revegetasi pada program tindakan restorasi di KHG S. Alekikos


Bakian – S. Ifuleki Bian adalah mengembalikan kondisi tutupan lahan pada KHG yang
sebelumnya terganggu/rusak, sehingga fungsi hidrologis tetap terjaga. Revegetasi
dilakukan pada areal eks terbakar.

Kegiatan revegetasi meliputi :


• R.2.1. Suksesi Alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (penutupan
> 50%).
• R.2.2. Pengkayaan Tanaman, dilakukan pada SLRG dengan penutupan sedang
(penutupan 25 – 50 %).
• R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
terbuka (penutupan < 25 %).

Hasil survei di lapangan menemukan jenis tanaman lokal yang banyak terdapat di
sekitar areal KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian adalah jenis-jenis kayu Bus
(Eucalyptus sp.), ketapang (Terminallia sp.), akaway (Campnosperma montanum),
sagu (Metroxylon sagu), Gelam/kayu putih (Melaleuca leucadendra), bambu, gaharu
(Aquilaria spp.) dan gambir (Uncaria gambir); sehingga arahan penamanan
pengkayaan (Enrichment planting) akan menggunakan jenis tanaman lokal tersebut.

Luas areal eks kebakaran yang ada adalah 384 ha, kerapatan penutupan terbuka
(semak, padang rumput, tanah terbuka, dll).

1) Suksesi Alami (R.2.1)

Suksesi alami (R.2.1) mencakup seluruh areal eks kebakaran (berpenutupan


rapat, sedang, jarang dan terbuka). Inti dari program suksesi alami adalah
perlindungan kawasan. Pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian terdapat
areal eks kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 seluas 384 ha, seluruhnya
berpenutupan terbuka.

Adapun areal berpenutupan terbuka dan jarang diprogramkan dengan suksesi


alami dengan pertimbangan bahwa bagian areal tersebut juga memerlukan
program perlindungan (sesuai dengan sebagian kegiatan kegiatan program
suksesi alami). Sebaran areal tindakan suksesi alami (R.2.1) pada KHG S.
Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian disajikan pada Peta-21 (Peta Rencana Tindakan
Revegetasi).

Hal -142
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 143
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Adapun bentuk-bentuk tindakan revegetasi pola suksesi alami (R.2.1) yang


diprogramkan adalah :
a) Penyuluhan konservasi. Penyuluhan konservasi dilakukan dengan berbagi
cara, diantaranya adalah dengan pertemuan langsung dengan
masyarakat (prsentasi, diskusi, dll), pemutaran film bertema lingkungan
hidup, penyebaran pamflet, pemasangan papan larangan / himbauan /
informasi, dll.
b) Patroli kawasan. Patroli dilakukan dengan memantau langsung selurh
kawasan / lapangan dengan jadwal yang ditentukan.

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)

Secara normatif bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017
yang berpenutupan sedang (25 – 50 %) perlu dilakukan Pengkayaan Tanaman
(R.2.2). Namun demikian pada kasus di KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
tidak terdapat kondisi yang demikian.

3) Penanaman Pola Maksimal (R.2.3)

Bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 yang berpenutupan
terbuka (<25 %) seluas 384 ha perlu dilakukan dengan pola maksimal (R.2.3).
Namun demikian pada kasus di KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian hal ini
tidak diperlukan / tidak diprogramkan, dengan pertimbangan beberapa hal,
yaitu:

• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki
Bian merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan
pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan
untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan
buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang
buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dan
masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Disamping
itu pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan
ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Kondisi bagian areal ini di lapangan merupakan areal yang mengalami banjir
(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air mencapai 2 m,
sehingga teknis Penanaman Pola Maksimal sulit dilakukan.
• Jika Penanaman Pola Maksimal dilakukan tingkat keberhasilannya
diragukan.
• Kondisi penutupan di lapangan berupa belukar rawa yang secara alami
diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi areal yang lebih rapat.

Hal -143

144 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB IV Rencana Restorasi


Rencana Tindakan Tahunan
• (RTT) Provinsi
Jenis tanah Papua
padaTahun 2019ini
areal hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

Peta •arahan
Jenistindakan
tanah pada arealpada
revegetasi ini hampir seluruhnya
KHG S. Alekikos merupakan
Bakian – S. Ifulekitanah mineral
Bian disajikan
c. Revitalisasi (Revitalization) / R.3
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.
pada Peta-21.

Lokasi perkampungan di KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian berada di pinggiran


c. Revitalisasi (Revitalization) / R.3
sungai Ifuleki Bian yang hanya dapat ditempuh oleh ketinting/perahu dalam waktu
tempuh sekitar 10 jam. Jarak tempuh yang cukup lama ini menyebabkan masyarakat
Lokasi perkampungan di KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian berada di pinggiran
tersebut belum cukup berkembang. Mengingat hal tersebut, di KHG S. Alekikos
sungai Ifuleki Bian yang hanya dapat ditempuh oleh ketinting/perahu dalam waktu
Bakian – S. Ifuleki Bian perlu dilakukan / diprogramkan tindakan revitalisasi untuk
tempuh sekitar 10 jam. Jarak tempuh yang cukup lama ini menyebabkan masyarakat
dapat lebih meningkat kualitas kehidupan masyarakat, sekaligus untuk mengurangi
tersebut belum cukup berkembang. Mengingat hal tersebut, di KHG S. Alekikos
dampak kegiatan restorasi kepada masyarakat. Adapun dasar pertimbangan
Bakian – S. Ifuleki Bian perlu dilakukan / diprogramkan tindakan revitalisasi untuk
diperlukannya program revitalisasi adalah :
dapat lebih meningkat kualitas kehidupan masyarakat, sekaligus untuk mengurangi
1) Kualitas / tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih kurang dan
dampak kegiatan restorasi kepada masyarakat. Adapun dasar pertimbangan
perlu ditingkatkan.
diperlukannya program revitalisasi adalah :
2) Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan untuk aktivitas
1) Kualitas / tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih kurang dan
masyarakat (dalam hal ini kegiatan pembakaran lahan) secara perlahan akan
perlu ditingkatkan.
dikurangi), atau bahkan harus dihentikan.
2) Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan untuk aktivitas
masyarakat (dalam hal ini kegiatan pembakaran lahan) secara perlahan akan
Pelaksanaan revitalisasi di KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian perlu
dikurangi), atau bahkan harus dihentikan.
memperhatikan sistem kelembagaan yang ada di wilayah tersebut. Sistem
kelembagaan yang dimaksud adalah menyangkut budaya kepemilikan tanah yakni
Pelaksanaan revitalisasi di KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian perlu
kepemilikan tanah ulayat. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan wilayah terkait hak
memperhatikan sistem kelembagaan yang ada di wilayah tersebut. Sistem
ulayat (wilayah marga). Dimana pemetaan tanah ulayat tersebut akan menjadi dasar
kelembagaan yang dimaksud adalah menyangkut budaya kepemilikan tanah yakni
pelaksanaan kegiatan restorasi. Dengan demikian, kegiatan revitalisasi masyarakat
kepemilikan tanah ulayat. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan wilayah terkait hak
diharapkan dapat segera dilakukan melalui program :
ulayat (wilayah marga). Dimana pemetaan tanah ulayat tersebut akan menjadi dasar
pelaksanaan kegiatan restorasi. Dengan demikian, kegiatan revitalisasi masyarakat
- R.3.1. Pembentukan DPG
diharapkan dapat segera dilakukan melalui program::
- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
-- R.3.3. Pembentukan
R.3.1. Pembangunan DPG
Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
sebagai berikut :
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG khususnya areal prioritas restorasi.
Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis
Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya diprogramkan pada kampung yang
sebagai berikut :
terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG khususnya areal prioritas restorasi.
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya diprogramkan pada kampung yang
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforestry, ekowisata, dan
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
pengolahan / industri.
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforestry,
agroforestry, ekowisata,
Hal dan
-144
pengolahan / industri.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -144145


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

- Aspirasi masyarakat terkait dengan pengembangan perekonomian lokal.


Masyarakat menyampaikan beberapa harapan terkait rencana
pengembangan potensi kawasan pada beberapa bidang, terutama yang
paling penting adalah bantuan sarana produksi dan dilengkapi dengan
pendampingan (tidak sekedar pelatihan dan bantuan sarana).
- Kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan. Inovasi diperlukan dengan
mempertimbangkan potensi yang ada, sementara masyarakat kemungkinan
belum mengenal / memikirkannya.
- Jumlah penduduk kampung dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan
kapasitas produksi dan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan harus jelas
pasarnya. Produk yang tidak dapat diawetkan otomatis pasarnya adalah
masyarakat kampung dan sekitarnya. Produk dapat diawetkan / diolah dan
awet perlu dipikirkan pemasarannya ke luar wilayah.

Gambaran sebaran lokasi (Desa / Kampung) rencana restorasi gambut dengan


revitalisasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian disajikan pada Peta-22 Peta
Arahan Tindakan Revitalisasi (R.3).

Hal -145

146 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-21. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S . Ifuleki Bian

147
Hal -146
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

148
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-22. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian

Hal -147
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Pembentukan DPG /R.3.1

Pembentukan DPG adalah kerangka program untuk intervensi pembangunan


pada desa-desa/kampung-kampung di dalam dan sekitar KHG Sasaran, yang
menjadi target restorasi gambut. Program DPG dibangun atas dasar konsep
mata pencaharian masyarakat desa/kampung yang berkelanjutan (sustainable
rural livelihood, SRL). Sebagaimana dinyatakan oleh Scoones (1988), 2 livelihood
merupakan gabungan dari kemampuan, modal alam dan modal sosial serta
kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat desa. livelihood akan
berkelanjutan jika seluruh elemennya itu mampu bertahan, pulih, terpelihara
dan meningkat tanpa mengurangi kelestarian lingkungan, dalam hal ini adalah
ekosistem gambut.

Pendekatan Program DPG berbasis lanskap ekosistem gambut dengan merajut


kerja sama antar desa dalam sebuah kawasan pedesaan di dalam KHG sasaran.
Perlu didorong kerja sama antar desa dalam perlindungan pengelolaan
ekosistem gambut. Pemerintah Desa / kampung perlu didampingi agar mampu
menjalin kerja sama secara kolaboratif dengan desa-desa lainnya dan dengan
stakeholder
berbagai stake holder lainnya seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat dan swasta. Pembentukan kawasan perdesaan / perkampungan
gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-
desa/kampung-kampung tersebut.

Bentuk-bentuk kerja sama antar Desa/Kampung Peduli Gambut di KHG S.


Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian, yaitu melalui:

• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu Badan
Restorasi Gambut, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemegang
Izin/Konsesi, Lembaga Swadaya Masyarakat/Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian.
• Membuat peraturan bersama kepala desa/kampung terkait kerja sama
ekonomi atau kerja sama untuk perlindungan dan pengelolaan gambut
antar desa. Peraturan tersebut memuat bentuk-bentuk kerja sama,
pembagian tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan serta evaluasi dan
pendanaan.
• Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Gambut sebagai wadah
partisipasi efektif dari masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
ekosistem gambut.
• Melakukan pertemuan secara rutin dalam rangka penguatan kelembagaan.
• Melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran produk lokal.

Hal -148
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 149
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pengelompokan desa / kampung sasaran kegiatan pembentukan


Desa/Kampung Peduli Gambut yaitu berdasarkan pendekatan batas hidrologis
gambut, batas administratif distrik dan sebaran luas desa di KHG S. Alekikos
Bakian – S. Ifuleki Bian. Pengelompokkan dan penamaan kawasan
Desa/Kampung Peduli Gambut untuk KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
yaitu Kawasan Pedesaan Gambut Alekikos Bakian – Ifuleki Bian, terdiri dari 1
distrik berada di Kabupaten Merauke dengan jumlah 1 kampung yaitu Kampung
Waan.

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

Bentuk-bentuk program kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam


rangka restorasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian meliputi:

Tabel-81. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
6 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7.
7 Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Insiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan air 16
tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan kehutanan 17
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

Hal -149

150 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

Ringkasan teknis pemilihan program pembangunan alternatif komoditas dan


sumber mata pencaharian pada desa / kampung yang terkait dengan KHG S.
Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian disajikan pada Lampiran-3.

Tabel-82. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
(R.3.3) pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
No. Kegiatan Jenis/Potensi Komoditas/Produk/Obyek
1 Pertanian (Tanaman Pangan, Palawija, dan Hotikultura) Rambutan, nanas, pisang,

2 Tanaman Perkebunan -
3 Peternakan Sapi, kambing, babi, ayam

4 Perikanan Perairan Umum (rawa, sungai) dan Budidaya Perikanan tangkap (gastor, mujaer/ nila,
Perikanan Air Tawar (kolam, keramba) sembilang, kakap utih, kakap batu, ikan
kaca, ikan duri, udang, dll)
Kolam / keramba (mujaer, gurame, lele).
5 Kehutanan / Agroforestry / Wanatani Kayu Bus /Minyak kayu putih (alami)
6 Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, Pengolahan ikan (ikan asin)
perikanan, dan hasil hutan Pengolahan daging (dendeng)

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksanaan restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
meliputi 1 desa / kampung, yaitu Desa / Kampung Boha (Distrik Muting, Kabupaten
Merauke). Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya disajikan pada
Tabel-83.

Tabel-83. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian.

No Kabupaten Kecamatan / Desa / Kampung Tindakan Restorasi


Distrik Simbol Satuan Jumlah
1 Merauke Muting Waan R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 384
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3

Hal -150
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 151
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksana restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
adalah KSDAE / KSA. Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya
disajikan pada Tabel-84.

Tabel-84. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
1 KSDAE / KSA R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 384 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 1
R.3.2 Desa 1
R.3.3 Desa 1

Matriks arahan tindakan rewetting pada KHG S. Alekikos – S. Ifuleki Bian disajikan
pada Tabel-85. Sedangkan Tabel-86 menyajikan matriks arahan tindakan
revitalisasi pada KHG S. Alekikos – S. Ifuleki Bian.

Hal -151

152 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-85. Matrik Arahan Tindakan Rewetting Pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
Luas Rewetting (R.1) Revegetasi (R.2)
UPRG Kabupaten Distrik Kampung Restorasi R.1.1 R.1.2 R.1.3 R.2.1 R.2.2 R.2.3
(ha) (Unit) (Unit) (Unit) (ha) (ha) (ha)

KSDAE/KSA Merauke Muting Waan 384 - - - 384 - -

Jumlah 384 - - - 384 - -

Tabel-86. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian

R.3.3
No Kampung R.3.1. R.3.2. Tanaman Tanaman Wisata
Peternakan Perikanan Kehutanan Pengolahan
Pangan Perkebunan Kampung
Distrik Muting, Kabupaten Merauke
1 Waan Program 1 s/d 10 Program 1 s/d 20 Rambutan, Budidaya Sapi, Bantuan Eucalyptus - Minyak kayu putih,
nanas, pisang, tanaman kambing, alat tangkap pengolahan ikan
kayu putih babi, ayam ikan (misal ikan asap, dan
(bahan baku abon), pengolahan
kayu putih) daging (misal:
dendeng, dan abon)

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


153
Hal -152
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Areal Terdampak

a. Rewetting

Pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian tidak terdapat areal terdampak yang
ditimbulkan tindakan pembasahan (R.1.1 / pembuatan sumur bor, R.2.2 /
pembuatan sekat kanal, dan R.2.3 / penimbunan kanal) karena pada KHG S.
Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian tidak ada tindakan pembasahan (R.1.1, R.1.2, dan
R.1.3).

b. Revegetation

Kegiatan revegetasi dengan suksesi alami (R.2.1) pada KHG S. Alekikos Bakian – S.
Ifuleki Bian diharapkan terciptanya keamanan kawasan areal eks terbakar, yaitu
seluas 384 ha.

c. Revitalization

Areal terdampak tindakan revitalisasi pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
mencakup 2 (dua) ruang dampak, yaitu :
• Ruang dampak 1 (dampak langsung), mencakup areal seluas pusat-pusat
pemukiman di desa-desa / kampung-kampung yang menjadi sasaran tindakan
R.3.1, R.3.2 dan R.3.3, yaitu Desa / Kampung Waan, Kecamatan / Distrik
Muting, Kabupaten Merauke. Dengan dilaksanakannya R.3.1, R.3.2, dan R.3.3
diperkirakan aspek-aspek kehidupan masyarakat (pendapatan, pendidikan dan
kesehatan masyarakat dapat lebih meningkat dibandingkan jika tidak ada
tindakan R.3.
• Ruang dampak 2 (dampak tidak langsung), mencakup seluruh areal KHG
Sasaran, atau minimal pada areal yang biasa menjadi sasaran pembakaran
oleh masyarakat.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -153


154
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

C. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI ALEKIKOSI DIGOEL - SUNGAI ALEKI SEME DI KABUPATEN
BOVEN DIGOEL

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

Areal KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme adalah seluas 25.521 ha. Areal KHG yang
menjadi prioritas tindakan restorasi seluas 15.093 ha. Lokasi KHG Sungai Alekikosi
Digoel - Sungai Aleki Seme adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 140°6’2.048’ - 140°16’55.237” LS dan
6°50’24.327” 7°5’56.731” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Subur Kabupaten Boven digoel
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya didasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan berdasarkan : (1) Fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung /
budidaya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Kerapatan penutupan lahan (terbuka / sedang/
rapat). Di areal KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme terdapat 11 (sebelas) SLRG
(Tabel-87) dan Peta-23 (Peta SLRG).

Tabel-87. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme.
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 R.2.1 463 3,07
Lindung E.G. Berkanal
Sedang F1.B1.K2.C2 R.2.1 17 0,11
Rapat F1.B1.K2.C3 R.2.1 - -
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 5.084 33,68
Terbakar Pemantapan
Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan 538 3,57
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan
93 0,61
Total (1) 6.195 41,05
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F2.B1.K2.C1 R.2.1 1.143 7,57
Budidaya Berkanal
Sedang F2.B1.K2.C2 R.2.1 10 0,06
E.G.
Rapat F2.B1.K2.C3 R.2.1 5 0,03
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 5.795 38,39
Terbakar -
Sedang F2.B2.K2.C2 699 4,63
Rapat F2.B2.K2.C3 1.247 8,26
Total (2) 8.898 58,95

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -154155


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
Total (1+2) 15.093 100,0
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa suksesi alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), pengkayaan
(R.2.2) dan penanaman pola maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.

3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 4 (empat) UPRG
(Tabel-88). Sebaran UPRG pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme disajikan pada
Peta-24 (Peta UPRG).

Tabel-88. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme.
Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG (ha) Keterangan
(ha)
1 Pemda Kabupaten Boven Digoel 1.113 - Areal APL non hak
2 PT. Merauke Rayon Jaya – KPHP 661 - HPHTI
Unit LV
3 KPHP – Unit LIII 10.134 1.248 Areal HP dan HPT Non hak
4 KPHP – Unit LV 3.184 390 Areal HP dan HPT Non hak
Total 15.093 1.638

Total (ha)

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -155


156
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-23. Peta SLRG pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme

157
Hal -156
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

158
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-24. Peta UPRG pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme

Hal -157
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme tidak diperlukan pembuatan sumur
bor (R.1.1) untuk tindakan pembasahan, walaupun terdapat areal bekas
kebakaran tahun 2015, 2016 dan 2017 seluas 1.638 Ha. Hal ini diputuskan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, yaitu::
• Secara umum (hampir seluruh) areal eks kebakaran tersebut bertanah
mineral (bukan gambut).
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan pada tanah gambut.
• Pada areal eks kebakaran tersebut tidak terdapat sistem drainase (kanal /
sungai) yang secara teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) dari areal
eks kebakaran ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Alekikosi Digoel – S.
Aleki Seme merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan /
mengumpulkan ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme tidak diperlukan pembuatan sekat
kanal (R.1.2) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Alekikosi
Digoel – S. Aleki Seme tidak terdapat kanal.

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme tidak diperlukan penimbunan kanal
(R.1.3) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Alekikosi Digoel
– S. Aleki Seme tidak terdapat kanal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -158159


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Penanaman Kembali (Revegetation)/R.2

Tujuan revegetasi pada program tindakan restorasi di KHG S. Alekikosi Digoel – S.


Aleki Seme adalah mengembalikan kondisi tutupan lahan pada KHG yang
sebelumnya terganggu/rusak, sehingga fungsi hidrologis tetap terjaga. Revegetasi
dilakukan pada areal eks terbakar.

Kegiatan revegetasi meliputi :


• R.2.1. Suksesi Alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (penutupan
> 50%).
• R.2.2. Pengkayaan Tanaman, dilakukan pada SLRG dengan penutupan sedang
(penutupan 25 – 50 %).
• R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
terbuka (penutupan < 25 %).

Hasil survei di lapangan menemukan jenis tanaman lokal yang banyak terdapat di
sekitar areal KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme adalah jenis-jenis ecalyptus
(Eucalyptus sp.) / kayu bus, ketapang (Terminallia sp.), akaway (Campnosperma
montanum), sagu (Metroxylon sagu), kayu putih (Melaleuca leucadendron), bambu,
dan gambir (Uncaria gambir); sehingga arahan penamanan Pengkayaan akan
menggunakan jenis tanaman lokal tersebut.

Sebaran areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d tahun 2017 pada KHG S. Alekikosi
Digoel – S. Aleki Seme disajikan pada Peta-29 (Peta Penutupan Lahan pada Areal Eks
Kebakaran). Luas areal eks kebakaran yang ada adalah 1.638 ha, terdiri dari
penutupan rapat (hutan alam) seluas 5 ha, penutupan sedang (belukar) seluas 27
ha,dan penutupan terbuka (semak, padang rumput, tanah terbuka, dll) seluas 1.607
ha.

1) Suksesi Alami (R.2.1)

Suksesi Alami (R.2.1) mencakup seluruh areal eks kebakaran (kerapatan


penutupan rapat, sedang, jarang dan terbuka). Inti dari program suksesi alami
adalah perlindungan kawasan. Di KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme
terdapat areal eks kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017, dengan luas 1.638
ha, terdiri dari kerapatan penutupan rapat (hutan alam) seluas 5 ha, penutupan
sedang (belukar) seluas 27 ha, dan penutupan terbuka (semak, padang rumput,
tanah terbuka, dll) seluas 1.607 ha. Sebaran areal tindakan suksesi alami (R.2.1)
pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian disajikan pada Peta-25 (Peta
Rencana Tindakan Revegetasi).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -159


160
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Areal berpenutupan rapat diprogramkan dengan suksesi alami dengan


pertimbangan berikut:
• Areal berpenutupan rapat kondisinya masih berupa hutan alam yang
secara ekologi sudah relatif mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang
tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun
2015 – 2017.
• Areal berpenutupan rapat kondisi lapangannya merupakan lahan kering
(berupa dataran) dan lahan pasang surut / dataran yang secara periodik
tergenang oleh luapan air (banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / Pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Areal berpenutupan sedang diprogramkan dengan suksesi alami dengan


pertimbangan berikut:
• Secara ekologi, kondisi areal masih relatif mantap. Bagian areal ini
merupakan areal yang tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi
kebakaran pada periode tahun 2015 – 2017.
• Kondisi lapangan merupakan lahan kering (berupa dataran) dan lahan
pasang surut / dataran yang secara periodik tergenang oleh luapan air
(banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / Pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Adapun areal berpenutupan jarang dan terbuka diprogramkan dengan suksesi


alami dengan pertimbangan bahwa bagian areal tersebut juga memerlukan
program perlindungan (sesuai dengan sebagian kegiatan-kegiatan program
suksesi alami).

Bentuk-bentuk tindakan revegetasi pola suksesi alami (R.2.1) yang


diprogramkan adalah:
a) Penyuluhan konservasi. Penyuluhan konservasi dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah dengan pertemuan langsung dengan
masyarakat (presentasi, diskusi, dll), pemutaran film bertema lingkungan
hidup, penyebaran pamflet, pemasangan papan larangan / himbauan /
informasi, dll.
b) Patroli kawasan. Patroli dilakukan dengan memantau langsung seluruh
kawasan / lapangan dengan jadwal yang ditentukan.
c) Pembangunan menara pemantau kawasan / kebakaran. Pembangunan
menara pemantau dilakukan di lokasi yang strategis sesuai dengan tujuan
pemantauan kebakaran.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -160161


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

d) Pembuatan sekat / batas zona kebakaran. Hal ini ditujukan agar zona
kebakaran (pembakaran oleh masyarakat) tidak semakin meluas dari
tahun ke tahun. Penetapan batas / zona kebakaran mempertimbangkan
aspirasi masyarakat.

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)

Secara normatif bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017
yang berpenutupan sedang (25 – 50 %) seluas 27 ha perlu dilakukan Pengkayaan
(R.2.2). Namun demikian pada kasus di KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme
hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan. Beberapa dasar pertimbangannya
adalah:
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki
Seme merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan
ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Di lapangan, kondisi areal ini berupa lahan yang mengalami banjir
(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air lebih dari 1 m,
sehingga teknis penanaman Pengkayaan sulit dilakukan.
• Jika program penanaman Pengkayaan (R.2.2) dilakukan tingkat
keberhasilannya diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

3) Penanaman pola maksimal (R.2.3)

Bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 yang berpenutupan
terbuka (< 25 %) seluas 1.607 ha perlu dilakukan penanaman dengan pola
maksimal (R.2.3). Namun demikian pada kasus di KHG S. Alekikosi Digoel – S.
Aleki Seme hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan, dengan pertimbangan
beberapa hal, yaitu:
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki
Seme merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -161


162
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan


tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan
ikan, dan dengan demikian masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Kondisi areal ini di lapangan merupakan areal yang mengalami banjir
(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air mencapai 2 m,
sehingga teknis Penanaman Pola Maksimal sulit dilakukan.
• Jika Penanaman Pola Maksimal dilakukan tingkat keberhasilannya
diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

c. Revitalisasi (Revitalization) / R.3

Revitalisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan vitalitas (kehidupan)


kawasan melalui peningkatan dan pembaharuan kualitas lingkungan, dengan
mempertimbangkan aspek sosial budaya dan karakteristik kawasan. Pada kasus di
KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme tindakan revitalisasi perlu dilakukan /
diprogramkan untuk dapat lebih meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
sekaligus untuk mengurangi dampak kegiatan restorasi kepada masyarakat.
Beberapa dasar pertimbangan diperlukannya program revitalisasi adalah::
1) Kualitas / tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih kurang dan
perlu ditingkatkan.
2) Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan untuk aktivitas
masyarakat (dalam hal ini kegiatan pembakaran lahan) secara perlahan akan
dikurangi, atau bahkan harus dihentikan.

Untuk dapat menjalankan kegiatan revitalisasi masyarakat sangat diperlukan


pendekatan dan partisipasi dari lembaga adat setempat. Hal ini dikarenakan hampir
seluruh wilayah KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme di Kabupaten Boven Digoel
berada dalam kewenangan adat dimana tanah berada dalam kepemilikan tanah
ulayat. Namun demikian, batas wilayah kepemilikan tanah ulayat untuk masing-
masing marga masih berupa batas kesepakatan yang belum terpetakan secara sah.
Untuk itu, penentuan rencana revitalisasi perlu dilakukan Pemetaan Hak Ulayat.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -162163


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Setelah batas areal marga menjadi jelas dan sah, maka kegiatan revitalisasi
masyarakat diharapkan dapat segera dilakukan melalui program :
- R.3.1. Pembentukan DPG
- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian

Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis


sebagai berikut :
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG khususnya areal prioritas restorasi.
Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya programkan pada kampung yang
terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforestry,
agroforetry, ekowisata, dan
pengolahan / industri.
- Aspirasi masyarakat terkait dengan pengembangan perekonomian lokal.
Masyarakat menyampaikan beberapa harapan terkait rencana
pengembangan potensi kawasan pada beberapa bidang, terutama yang
paling penting adalah bantuan sarana produksi dan dilengkapi dengan
pendampingan (tidak sekedar pelatihan dan bantuan sarana).
- Kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan. Inovasi diperlukan dengan
mempertimbangkan potensi yang ada, sementara masyarakat kemungkinan
belum mengenal / memikirkannya.
- Jumlah penduduk kampung dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan
kapasitas produksi dan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan harus
jelas pasarnya. Produk yang tidak dapat diawetkan otomatis pasarnya adalah
masyarakat kampung dan sekitarnya. Produk dapat diawetkan / diolah dan
awet perlu dipikirkan pemasarannya ke luar wilayah.

Gambaran sebaran lokasi (Desa / Kampung) rencana restorasi gambut dengan


revitalisasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme disajikan pada Peta-26 Peta
Arahan Tindakan Revitalisasi (R.3).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -163


164
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-25. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme

165
Hal -164
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

166
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-26. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme

Hal -165
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Pembentukan Desa / Kampung Peduli Gambut (DPG) /R.3.1

Pembentukan DPG adalah kerangka program untuk intervensi pembangunan


pada desa-desa/kampung-kampung di dalam dan sekitar KHG, yang menjadi
target restorasi gambut. Program DPG dibangun atas dasar konsep mata
penghidupan masyarakat desa/kampung yang berkelanjutan (sustainable rural
livelihood, SRL). Sebagaimana dinyatakan oleh Scoones (1988), livelihood
merupakan gabungan dari kemampuan, modal alam dan modal sosial serta
kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat desa. livelihood akan
berkelanjutan jika seluruh elemennya itu mampu bertahan, pulih, terpelihara
dan meningkat tanpa mengurangi kelestarian lingkungan, dalam hal ini adalah
ekosistem gambut.

Pendekatan Program DPG berbasis lanskap ekosistem gambut dengan merajut


kerja sama antar desa dalam sebuah kawasan pedesaan di dalam KHG sasaran.
Perlu didorong kerja sama antar desa dalam perlindungan pengelolaan
ekosistem gambut. Pemerintah Desa / kampung perlu didampingi agar mampu
menjalin kerja sama secara kolaboratif dengan desa-desa lainnya dan dengan
berbagai stakeholders lainnya seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat dan swasta. Pembentukan kawasan pedesaan / perkampungan
gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-
desa/kampung-kampung tersebut.

Bentuk-bentuk kerja sama antar Desa/Kampung Peduli Gambut di KHG S.


Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme, yaitu melalui:

• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu (Unsur)
Badan Restorasi Gambut, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemegang
Izin/Konsesi, Lembaga Swadaya Masyarakat/Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian.
• Membuat peraturan bersama kepala desa/kampung terkait kerja sama
ekonomi atau kerja sama untuk perlindungan dan pengelolaan gambut
antar desa. Peraturan tersebut memuat bentuk-bentuk kerja sama,
pembagian tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan serta evaluasi dan
pendanaan.
• Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Gambut sebagai wadah
partisipasi efektif dari masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
ekosistem gambut.
• Melakukan pertemuan secara rutin dalam rangka penguatan kelembagaan.
• Melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran produk lokal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -166167


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pengelompokan desa / kampung sasaran kegiatan pembentukan


Desa/Kampung Peduli Gambut yaitu berdasarkan pendekatan batas hidrologis
gambut, batas administratif kecamatan dan sebaran luas desa di KHG S.
Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme. Pengelompokkan dan penamaan kawasan
Desa/Kampung Peduli Gambut untuk KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme
yaitu Kawasan Pedesaan Gambut Alekikosi Digoel – Aleki Seme, terdiri dari 1
distrik berada di Kabupaten Boven Digoel dengan jumlah 1 kampung yaitu
Kampung Kaisa.

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

Bentuk-bentuk program kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam


rangka restorasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme meliputi:

Tabel-89. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
6 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7.
7 Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Insiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan air 16
tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan kehutanan 17
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -167


168
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

Ringkasan teknis pemilihan program pembangunan alternatif komoditas dan


sumber mata pencaharian pada desa / kampung yang terkait dengan KHG S.
Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme disajikan pada Lampiran-3.

Jumlah desa/kampung yang akan dilakukan program R.3.3. Pembangunan


Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian KHG S. Alekikosi Digoel – S.
Aleki Seme yang terdiri dari 1 kecamatan dengan jumlah desa 1 desa/kampung
gambut.

Tabel-90. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
(R.3.3) pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme.
Jenis/Potensi Komoditas/Produk/Obyek
No. Kegiatan
Kampung Kaisa, Distrik Subur, Kab. Boven Digoel
1 Pertanian (Tanaman Pangan, Budidaya padi, ubi kayu, ubi jalar, salak, pisang, nangka, sirsak, pepaya
Palawija, dan Hotikultura)

2 Tanaman Perkebunan Sagu, rotan, karet

3 Peternakan Sapi, kambing, babi, ayam

4 Perikanan Perairan Umum Perikanan tangkap (gastor, mujaer/ nila, sembilang, kakap putih,
(rawa, sungai) dan Budidaya kakap batu, ikan kaca, ikan duri, udang, dll)
Perikanan Air Tawar (kolam,
keramba)

5 Kehutanan / Agroforestry / Gaharu, kayu besi, kayu bus


Wanatani
6 Pengolahan hasil pertanian, pengolahan daging (misal: dendeng, dan abon, kripik pisang, kripik
perkebunan, peternakan, singkong)
perikanan, dan hasil hutan

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksanaan restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme
meliputi 1 desa / kampung, yaitu Desa / Kampung Boha (Distrik Muting, Kabupaten
Merauke). Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya disajikan pada
Tabel-91.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -168169


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-91. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme.
No Kabupaten Kecamatan / Desa / Kampung Tindakan Restorasi
Distrik Simbol Satuan Jumlah
1 Boven Digoel Subur Kaisa/ Bhakti / Wagai R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 0
R.2.2 ha 1.638
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 7

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksana restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme
adalah Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Pemda Kabupaten Boven Digoel, dan PT.
Merauke Rayon Jaya. Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya
disajikan pada Tabel-92.

Tabel-92. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme.

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
1 KPHP – Unit LIII R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 1.248 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 1
R.3.2 Desa 1
R.3.3 Desa 1
2 KPHP – Unit LV R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 390 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 1
R.3.2 Desa 1
R.3.3 Desa 1
3 Pemda Kabupaten Boven R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
Digoel R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -169


170
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 0 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 1
R.3.2 Desa 1
R.3.3 Desa 1
4 PT. Merauke Rayon Jaya dan R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
KPHP Unit LV R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 0 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 1
R.3.2 Desa 1
R.3.3 Desa 1

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -170171


BAB IV Rencana Restorasi

172
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-93. Matriks Arahan Tindakan Restorasi Gambut pada KHG S. Alekikos Digoel – S. Aleki Seme.
Luas Rewetting (R.1) Revegetation (R.2)
UPRG Kabupaten Distrik Kampung Restorasi R.1.1 R.1.2 R.1.3 R.2.1 R.2.2 R.2.3
(Ha) (Unit) (Unit) (Unit) (ha) (ha) (ha)
KPHP – Unit LIII Boven Subur Kaisa / Bhakti / Wagai 1.248 - - - 1.248 - -
Digoel
KPHP – Unit LV Boven Subur Kaisa / Bhakti / Wagai 390 - - - 390 - -
Digoel
Jumlah 1.638 - - - 1.638 - -

Tabel-94. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Alekikos Digoel – S. Aleki Seme

R.3.3
No Kampung R.3.1. R.3.2. Tanaman Wisata
Tanaman Pangan Peternakan Perikanan Kehutanan Pengolahan
Perkebunan Kampung
Distrik Subur, Kabupaten Merauke
1 Kaisa / Program 1 Program 1 Budidaya padi, Sagu, rotan, Sapi, kambing, Bantuan alat Budidaya - Pengolahan daging (dendeng dan
Bhakti / s/d 10 s/d 20 ubi kayu, ubi karet babi, ayam tangkap ikan gaharu, abon), pengolahan ikan (ikan asap

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Wagai jalar, salak, Inokulasi dan abon), kripik pisang, kripik
pisang, nangka, gaharu singkong
sirsak, pepaya

Hal -171
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Areal Terdampak

a. Rewetting

Pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme tidak terdapat areal terdampak yang
ditimbulkan tindakan Pembasahan (R.1.1 / pembuatan sumur bor, R.2.2 /
pembuatan sekat kanal, dan R.2.3 / penimbunan kanal) karena pada KHG S.
Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme diputuskan tidak ada tindakan pembasahan (R.1.1,
R.1.2, dan R.1.3).

b. Revegetation

Kegiatan revegetasi dengan Suksesi Alami (R.2.1) pada KHG S. Alekikosi Digoel – S.
Aleki Seme diharapkan menimbulkan keamanan kawasan areal bekas terbakar,
yaitu seluas 1.638 ha.

c. Revitalization

Areal terdampak tindakan revitalisasi pada KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme
mencakup 2 (dua) ruang dampak, yaitu :
• Ruang dampak 1 (dampak langsung), mencakup areal seluas pusat-pusat
pemukiman di desa-desa / kampung-kampung yang menjadi sasaran tindakan
R.3.1, R.3.2 dan R.3.3, yaitu Desa / Kampung Subur dan Kaisa, Kecamatan /
Distrik Subur, Kabupaten Boven Digoel. Dengan dilaksanakannya R.3.1, R.3.2,
dan R.3.3 diperkirakan aspek-aspek kehidupan masyarakat (pendapatan,
pendidikan dan kesehatan masyarakat di Desa / Kampung Kaisa / Bhakti /
Wagai dapat lebih meningkat dibandingkan jika tidak ada tindakan R.3.
• Ruang dampak 2 (dampak tidak langsung), mencakup seluruh areal KHG, atau
minimal pada areal yang biasa menjadi sasaran pembakaran oleh masyarakat.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -172173


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

D. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI BURU MAPPI - SUNGAI BURU OBAA DI KABUPATEN
ASMAT DAN MAPPI

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

Areal KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa adalah seluas 402.643 ha. Bagian areal KHG
yang menjadi prioritas tindakan restorasi adalah seluas 130.279 ha. Lokasi KHG S. Buru
Mappi – S. Buru Obaa adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 138°57’42.648” - 139° 33’38.834” LS dan
5°39’38.247” - 6°59’13.893” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Atsy dan Suator Kabupaten Asmat; Distrik
Assue, Citakmitak, Edera, Haju, Kaibar,
Nambioman Bapai, Obaa, Passue Kabupaten
Mappi
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya didasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan berdasarkan : (1) Fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung /
budidaya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Kerapatan penutupan lahan (terbuka / sedang/
rapat). Pada areal KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa terdapat 8 (delapan) SLRG (Tabel-
95) dan Peta-27 (Peta SLRG).

Tabel-95. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 R.2.1 5.758 4,42
Lindung Berkanal
Sedang F1.B1.K2.C2 R.2.1 252 0,19
Rapat F1.B1.K2.C3 R.2.1 284 0,22
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 49.749 38,19
Terbakar Pemantapan
Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan 14.062 10,79
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan
59.975 46,04
Total (1) 130.079 99,85
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F2.B1.K2.C1 R.2.1 - -
Budidaya Berkanal
Sedang F2.B1.K2.C2 R.2.1 - -
Rapat F2.B1.K2.C3 R.2.1 - -
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 180 0,14
-
Terbakar
Sedang F2.B2.K2.C2 - -

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -173


174
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
Rapat F2.B2.K2.C3 20 0,01
Total (2) 200 0,15
Total (1+2) 130.279 100,0
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa Suksesi Alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), Pengkayaan
Tanaman (R.2.2) dan Penanaman Pola Maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.

3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 9 (sembilan) UPRG
(Tabel-96). Sebaran UPRG pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa disajikan pada Peta-
28 (Peta UPRG).

Tabel-96. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.
Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG (ha) Keterangan
(ha)
1 Dinas Kehutanan Provinsi Papua 35.584 89 Areal HP dan HPT Non Hak
2 KPHP – Unit XLIX 25.870 5.323 Areal HP dan HPT Non Hak
3 KPHP – Unit XLVII 30.564 57 Areal HP dan HPT Non Hak
4 KPHP – Unit XLVIII 35.024 823 Areal HP dan HPT Non Hak
5 BPDAS-HL 157 - Hutan Lindung
6 Pemda Kabupaten Mappi 1.196 - Areal APL Non Hak pada Kab.
Mappi
7 Pemda Kabupaten Asmat 20 - Areal APL Non Hak pada Kab.
Asmat
8 PT. Wanakerta Eka Lestari 885 - HPHTI
9 PT. Wanakerta Eka Lestari dan 982 - Tumpang Tindih
KPHP – Unit XLVIII
Total 130.282 6.293

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -174175


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

176
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-27. Peta SLRG pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa

Hal -175
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-28. Peta UPRG pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa

177
Hal -176
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa tidak diperlukan pembuatan sumur bor
(R.1.1) untuk tindakan pembasahan, walaupun terdapat areal bekas kebakaran
tahun 2015, 2016 dan 2017 seluas 6.293 ha. Hal ini diputuskan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan beberapa hal, yaitu :
• Secara umum (hampir seluruh) areal eks kebakaran tersebut bertanah
mineral (bukan gambut).
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan pada tanah gambut.
• Pada areal eks kebakaran tersebut tidak terdapat sistem drainase (kanal /
sungai) yang secara teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) dari areal
eks kebakaran ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru
Obaa merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan/mengumpulkan
ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa tidak diperlukan pembuatan sekat
kanal (R.1.2) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Buru
Mappi – S. Buru Obaa dapat dikatakan tidak terdapat kanal. Pada saat survei
lapangan ditemukan pembuatan kanal terbatas di Kampung Dagimon, Distrik
Obaa, Kabupaten Mappi. Kanal yang dibangun terletak pada tanah mineral yang
difungsikan.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -177


178
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa tidak diperlukan penimbunan kanal
(R.1.3) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Buru Mappi – S.
Buru Obaa tidak terdapat kanal.

b. Penanaman Kembali (Revegetation)/R.2

Tujuan pemulihan vegetasi pada program restorasi di KHG S. Buru Mappi – S. Buru
Obaa adalah mengembalikan kondisi tutupan lahan pada KHG yang sebelumnya
terganggu/rusak, sehingga fungsi hidrologis tetap terjaga. Revegetasi dilakukan pada
areal eks terbakar.

Pemulihan vegetasi meliputi :


• R.2.1. Suksesi Alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (penutupan
> 50%).
• R.2.2. Pengkayaan Tanaman, dilakukan pada SLRG dengan penutupan sedang
(penutupan 25 – 50 %).
• R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
terbuka (penutupan < 25 %).

Hasil survei di lapangan menemukan jenis tanaman lokal yang banyak terdapat di
sekitar areal KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa adalah jenis-jenis ketapang
(Terminallia sp.), kaauwe (Campnosperma montanum), sagu (Metroxylon sagu), kayu
putih (Melaleuca leucadendron), dan gambir (Uncaria gambir), sehingga arahan
penamanan Pengkayaan akan menggunakan jenis tanaman lokal.

Luas areal eks kebakaran yang ada adalah 6.293 ha, terdiri dari penutupan rapat
(hutan alam) seluas 284 ha, penutupan Sedang seluas 252 ha, dan penutupan
terbuka (semak, padang rumput, tanah terbuka, dll) seluas 5.758 ha.

Peta arahan tindakan revegetasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa disajikan
pada Peta-29.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -178179


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

180
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-29. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa

Hal -179
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Suksesi Alami (R.2.1)

Suksesi alami (R.2.1) mencakup seluruh areal eks kebakaran (kerapatan


penutupan rapat, sedang, jarang dan terbuka). Inti dari program suksesi alami
adalah perlindungan kawasan. Di KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa terdapat
areal eks kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 seluas 6.293 ha, terdiri dari
penutupan rapat (hutan alam) seluas 284 ha, penutupan Sedang seluas 252 ha,
dan penutupan terbuka (semak, padang rumput, tanah terbuka, dll) seluas
5.758 ha. Sebaran areal tindakan suksesi alami (R.2.1) pada KHG S. Buru Mappi
– S. Buru Obaa disajikan pada Peta-30 (Peta Rencana Tindakan Revegetasi).

Areal kerapatan penutupan rapat diprogramkan dengan suksesi alami dengan


pertimbangan berikut :
• Areal berpenutupan rapat kondisinya masih berupa hutan alam yang
secara ekologi sudah relatif mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang
tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun
2015 – 2017.
• Areal berpenutupan rapat kondisi lapangannya merupakan lahan kering
(berupa dataran) dan lahan pasang surut / dataran yang secara periodik
tergenang oleh luapan air (banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / Pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Areal kerapatan penutupan sedang yang diprogramkan dengan suksesi alami


dengan pertimbangan berikut::
• Secara ekologi, kondisi areal masih relatif mantap. Bagian areal ini
merupakan areal yang tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi
kebakaran pada periode tahun 2015 – 2017.
• Kondisi lapangan merupakan lahan kering (berupa dataran) dan lahan
pasang surut / dataran yang secara periodik tergenang oleh luapan air
(banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Adapun areal berpenutupan jarang dan terbuka diprogramkan dengan suksesi


alami dengan pertimbangan bahwa bagian areal tersebut juga memerlukan
program perlindungan (sesuai dengan sebagian kegiatan program suksesi alami).

Adapun bentuk-bentuk tindakan revegetasi pola Suksesi Alami (R.2.1) yang


diprogramkan adalah :

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -180181


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

a) Penyuluhan konservasi. Penyuluhan konservasi dilakukan dengan


berbagai cara, diantaranya adalah dengan pertemuan langsung dengan
masyarakat (presentasi, diskusi, dll), pemutaran film bertema lingkungan
hidup, penyebaran pamflet, pemasangan papan larangan / himbauan /
informasi, dll.
b) Patroli kawasan. Patroli dilakukan dengan memantau langsung seluruh
kawasan / lapangan dengan jadwal yang ditentukan.

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)

Di KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa tidak terdapat areal eks terbakar periode
tahun 2015 s/d 2017 di kerapatan penutupan sedang (25 – 50 %) 252 ha. Untuk
itu, diputuskan tidak ada program tindakan restorasi revegetasi dengan skema
Pengkayaan tanaman.

3) Penanaman Pola Maksimal (R.2.3)

Bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 – 2017 yang berpenutupan
jarang dan terbuka (< 25 %) seluas 5.758 ha perlu dilakukan penanaman dengan
pola maksimal (R.2.3). Namun demikian pada kasus di KHG S. Buru Mappi – S.
Buru Obaa hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan, dengan pertimbangan
beberapa hal, yaitu::

• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru
Obaa merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan
pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan untuk
menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan buruan.
Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang buruan
(terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dan masyarakat
menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain itu, pembakaran
lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan ikan, sehingga
masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Di lapangan, kondisi areal ini berupa lahan yang mengalami banjir
(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air lebih dari 2 m,
sehingga teknis Penanaman Pola Maksimal sulit dilakukan.
• Jika Penanaman Pola Maksimal dilakukan tingkat keberhasilannya
diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -181


182
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

c. Revitalisasi (Revitalization) / (R.3)

Program Revitalisasi (R.3) untuk konteks Papua, khususnya pada KHG S. Buru Mappi
– S. Buru Obaa di Kabupaten Mappi berbeda dengan daerah lain di Indonesia.
Revitalisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan vitalitas (kehidupan)
kawasan melalui perlindungan kelestarian lingkungan, bahkan peningkatan dan
pembaharuan kualitas lingkungan, dengan mempertimbangkan aspek sosial-
ekonomi dan budaya serta karakteristik kawasan.

Masyarakat kampung yang bermukim pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa di
Kabupaten Mappi secara umum memiliki tingkat perkembangan sosial-ekonomi dan
budaya yang relatif masih tertinggal jika dibandingkan dengan daerah lain di
Indonesia. Namun demikian, pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa di Kabupaten
Mappi ini memiliki sumber daya alam hayati dan kondisi lingkungan hidup yang
masih terjaga dengan baik. Potensi sumber daya alam hayati dan lingkungan hidup
tersebut baik berupa pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, maupun
keindahan alamnya (rawa, sungai, dan hutan). Sumber penghidupan sebagian besar
masyarakat pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa masih sangat bergantung pada
alam, dengan mata pencaharian utama berburu dan meramu dan masih sebagian
kecil saja yang sudah mulai bercocok tanam, namun masih dalam skala kecil dan
bersifat subsisten (tradisional).

Karakteristik unik lainnya pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa di Kabupaten
Mappi adalah terkait dengan sistem kelembagaan adat lokal yang berbeda dengan
daerah lainnya di Indonesia. Sistem kepemilikan lahan/tanah pada KHG S. Buru
Mappi – S. Buru Obaa di Kabupaten Mappi dipegang secara adat yang disebut tanah
adat atau tanah ulayat. Namun demikian, tanah ulayat tersebut belum terpetakan
secara jelas dan belum memilki legalitas, sehingga perlu dilakukan pemetaan wilayah
terkait hak ulayat (wilayah marga). Setelah diperoleh kejelasan menganai batas areal
tanah ulayat (tanah marga), maka kegiatan revitalisasi baru dapat dilaksanakan.

Jika dilihat dari karakteristik wilayahnya, KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa sebagain
besar merupakan lahan rawa dengan jenis tanah mineral (meskipun terdapat potensi
tanah gambut namun hanya pada titik/spot tertentu, dengan luasan yang relatif
kecil). Dengan karakteristik wilayah demikian, maka Kabupaten Mappi dikenal
dengan julukan kawasan sejuta rawa, dimana lahan rawa tersebut tergenang air
sepanjang tahun (kecuali jika terjadi kemarau panjang), dengan dominasi vegetasi
rumput rawa/rumput tikar, sebagian kecil terdapat tegakan/pohon (pada rawa
dangkal dan daratan), dan sebagian kecil daratan yang tidak tergenang (urat tanah =

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -182183


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

masyarakat Mappi menyebutnya) tersebut dijadikan sebagai pemukiman kampung.


Dengan karakteristik wilayah yang merupakan lahan rawa tergenang, maka moda
transportasi masyarakat antar kampung dan dari kampung ke kota distrik dan ke
kota kabupaten dan sebaliknya pada umumnya menggunakan perahu ketinting dan
sebagian speed boat.

Melihat kondisi sosial-ekonomi dan budaya serta karakteristik pada KHG S. Buru
Mappi – S. Buru Obaa tersebut, maka tindakan pemulihan (restorasi) dengan cara
Revitalisasi (R.3) bukan untuk mengurangi dampak kegiatan restorasi
(pembasahan/R.1 dan revegetasi/R.2) terhadap masyarakat, namun lebih diarahkan
untuk upaya pengembangan sosial-ekonomi dan pemberdayaan masyarakat
kampung guna meningkatkan kesejahteraannya dengan tetap menjaga dan
melakukan upaya-upaya perlindungan, pencegahan, dan miitigasi kemungkinan
terjadinya degradasi sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup, termasuk
antara lain merubah kebiasaan masyarakat melakukan pembakaran lahan rawa
untuk tujuan berburu dan menangkap ikan. Revitalisasi dilakukan melalui tiga
program, sebagai berikut:

- R.3.1. Pembentukan Desa/Kampung Peduli Gambut;


- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian.
Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis
sebagai berikut :
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG khususnya areal prioritas restorasi.
Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya diprogramkan pada kampung yang
terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforestry, ekowisata, dan
pengolahan / industri.
- Aspirasi masyarakat terkait dengan pengembangan perekonomian lokal.
Masyarakat menyampaikan beberapa harapan terkait rencana
pengembangan potensi kawasan pada beberapa bidang, terutama yang
paling penting adalah bantuan sarana produksi dan dilengkapi dengan
pendampingan (tidak sekedar pelatihan dan bantuan sarana).
- Kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan. Inovasi diperlukan dengan
mempertimbangkan potensi yang ada, sementara masyarakat kemungkinan
belum mengenal / memikirkannya.
- Jumlah penduduk kampung dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan
kapasitas produksi dan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan harus jelas

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -183


184
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

pasarnya. Produk yang tidak dapat diawetkan otomatis pasarnya adalah


masyarakat kampung dan sekitarnya. Produk dapat diawetkan / diolah dan
awet perlu dipikirkan pemasarannya ke luar wilayah.

Gambaran sebaran lokasi (Desa/Kampung/Kelurahan) rencana restorasi gambut


dengan revitalisasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa disajikan pada Peta-30
Peta Arahan Tindakan Revitalisasi (R.3).

1) Pembentukan DPG/R.3.1

Mengingat KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa sebagian besar merupakan lahan
rawa tergenang dengan jenis tanah mineral (bukan rawa gambut) dengan kondisi
masih terjaga dengan baik dan alami serta kondisi sosial-ekonomi dan budaya
masyarakatnya yang juga berbeda dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia,
maka Pembentukan Desa/Kampung Peduli Gambut (DPG) untuk konteks Papua,
khusunya pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa di Kabupaten Mappi juga
berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Dengan demikian, orientasi
pembentukan DPG adalah upaya-upaya/kepedulian segenap stakeholders di suatu
kawasan perdesaan/perkampungan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam
dan lingkungan hidup di suatu willayah yang oleh pemerintah pusat diindikasikan
sebagai KHG, yaitu KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.

Pembentukan DPG adalah program yang mengkoordinasikan dan memfasilitasi


program-program pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan pemerintah kampung, serta pendampingan pihak swasta dan lembaga
swadaya masyarakat yang ada di lokasi-lokasi prioritas untuk dijaga kelestarian
sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidupnya (ekosistem rawa, termasuk
ekosistem Daerah Aliran Sungai/DAS) yang terdapat pada KHG indikatif yaitu KHG
S. Buru Mappi – S. Buru Obaa di Kabupaten Mappi, Provinsi Papua. Dengan
demikian, pembentukan DPG merupakan kerangka program untuk intervensi
pembangunan pada kampung-kampung di dalam dan sekitar KHG indikatif
(sebenarnya ekosistem rawa bukan gambut), yang menjadi target untuk dijaga
kelestarian SDA dan lingkungan hidup, karena jika terjadi kerusakan/degredasi
akan berdampak buruk terhadap kelangsungan kehidupan sosial-ekonomi dan
budaya masyarakat kampung di dalam dan sekitar KHG indikatif tersebut. Oleh
karena itu, program DPG juga dibangun atas dasar konsep mata penghidupan
masyarakat kampung yang berkelanjutan (sustainable rural livelihood, SRL).
Sebagaimana dinyatakan oleh Scoones (1988), livelihood merupakan gabungan dari
kemampuan, modal alam dan modal sosial serta kegiatan yang diperlukan dalam
kehidupan masyarakat kampung. Livelihood akan berkelanjutan jika seluruh
elemennya itu mampu bertahan, pulih, terpelihara dan meningkat tanpa

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -184185


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

mengurangi kelestarian lingkungan, dalam hal ini adalah ekosistem rawa dan
daerah aliran sungai (DAS) yang terdapat pada KHG indikatif (KHG S. Buru Mappi –
S. Buru Obaa) di Kabupaten Mappi.

Pendekatan program DPG berbasis lanskap ekosistem rawa dan DAS dengan
merajut kerja sama antar kampung dalam sebuah kawasan pedesaan di dalam KHG
sasaran. Perlu didorong kerja sama antar kampung dalam perlindungan
pengelolaan ekosistem rawa dan juga termasuk ekosistem DAS. Pemerintah
kampung perlu didampingi agar mampu menjalin kerja sama secara kolaboratif
dengan kampung-kampung lainnya dan dengan berbagai stakeholders seperti
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan swasta. Pembentukan
kawasan pedesaan rawa menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan lahan
rawa dan juga termasuk DAS oleh beberapa kampung tersebut.

Bentuk-bentuk kerja sama antar Kampung Pedui Gambut di KHG indikaif Sungai
Buru Mappi –Sungai Buru Obaa, yaitu melalui:

a) Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu (unsur)
Badan Restorasi Gambut, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemegang
Izin/Konsesi, Lembaga Swadaya Masyarakat/Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian.
b) Membuat peraturan bersama kepala kampung terkait kerja sama ekonomi
atau kerja sama untuk perlindungan dan pengelolaan lahan rawa dan DAS
antar kampung. Peraturan tersebut memuat bentuk-bentuk kerja sama,
pembagian tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan serta evaluasi dan
pendanaan.
c) Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Kelestarian Lingkungan Hidup
sebagai wadah partisipasi efektif dari masyarakat dalam perlindungan dan
pengelolaan ekosistem rawa dan DAS.
d) Melakukan pertemuan secara rutin dalam rangka penguatan kelembagaan.
e) Melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran
komoditas/produk lokal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -185


186
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-30. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa

187
Hal -186
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pengelompokan kampung sasaran kegiatan pembentukan Kampung Peduli Gambut


yaitu berdasarkan pendekatan batas hidrologis rawa dan DAS, batas administratif
distrik dan sebaran luas kampung di KHG Sungai Buru Mappi-Sungai Buru Obaa.
Pengelompokkan dan penamaan kawasan Kampung Peduli Kelestarian Lingkungan
Hidup untuk KHG Sungai Buru Mappi –Sungai Buru Obaa yaitu Kawasan Pedesaan
Gambut Buru Mappi – Buru Oba, terdiri dari 3 distrik berada di Kabupaten Mappi
dengan jumlah kampung 6 kampung yaitu Kampung Enem, Linggua, Mur, Yatan,
Kogo, dan Obaa.

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

Kegiatan menjaga kelestarian ekosistem rawa dan termasuk juga ekosistem DAS
perlu mempertimbangkan keberadaan berbagai lembaga sosial yang hidup dan
tumbuh dalam komunitas, baik kelembagaan formal, adat dan informal. Termasuk
ke dalam kelembagaan formal antara lain adalah institusi kampung dan
perangkatnya, dusun, rukun warga atau rukun tetangga. Berbagai bentuk
organisasi ekonomi seperti halnya koperasi, Badan Usaha Milik Desa/Kampung,
atau unit-unit produksi lain adalah bagian dari kelembagaan formal yang penting
diidentifikasi. Lembaga desa/kampung yang dinilai paling efektif untuk dilakukan
peningkatan kapasitas kelembagaan yaitu melalui Badan Usaha Milik
Desa/Kampung (BUMDes/Kam). Bagi desa-desa/kampung yang telah terbentuk
lembaga BUMDes, maka akan dilakukan peningkatan kapasitas kelembagaan
melalui beberapa kegiatan. Namun apabila BUMDes/Kam belum terbentuk, maka
Badan Restorasi Gambut akan memberikan pelatihan-pelatihan kepada warga
terkait pembentukan dan pendirian BUMDes/Kam.

Sasaran peningkatan kapasitas kelembagaan adalah kelembagaan yang ada di


dalam dan sekitar KHG Sungai Buru Mappi Sungai Buru Obaa, baik kelembagaan
formal, adat, dan informal. Kelembaan tersebut adalah institusi kampung dan
perangkatnya, dusun, rukun warga atau rukun tetangga, koperasi, Badan Usaha
Milik Desa/Kampung (BumDes/Kam), atau unit-unit produksi lain, Lembaga
Masyarakat Adat (LMA), tokoh adat, tokoh agama, dan kelembaan lainnya yang
tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.

Bentuk-bentuk program kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam


rangka restorasi pada KHG Sungai Buru Mappi –Sungai Buru Obaa meliputi:

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -187


188
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-97. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
6 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7.
7 Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Insiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan 16
air tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan 17
kehutanan
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

Jumlah kampung yang akan dilakukan program R.3.2. Peningkatan Kapasitas


Kelembagaan dan SDM pada KHG Sungai Buru Mappi –Sungai Buru Obaa terdiri
dari 3 distrik dengan jumlah kampung 10 kampung dengan rincian sebagai berikut
Distrik Obaa sebanyak 5 kampung, Distrik Nambioman Bapai sebanyak 4 kampung,
dan Distrik Citak-mitak sebanyak 1 kampung.

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

Pembangunan alternatif komoditas dan sumber mata pencaharian masyarakat


adalah kegiatan untuk menggali dan mengambangkan beberapa potensi
komoditas/sumber daya alam, termasuk lingkungan hidup dan peluang-peluang
usaha produktif sebagai mata pencaharian baru atau menambah sumber mata
pencaharian yang sudah ada bagi masyarakat kampung. Pembangunan alternatif
komoditas dan sumber mata pencaharian dilaksanakan dengan cara

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -188189


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

mengembangkan kegiatan-kegiatan sumber mata pencaharian alternatif dan


berkelanjutan yang ramah ekosistem rawa termasuk DAS, baik berbasis lahan,
berbasis air, maupun berbasis jasa lingkungan.

Komoditas yang akan dikembangkan yaitu komoditas pertanian, peternakan,


kehutanan, perikanan, dan ekowisata yang dapat diusahakan di lahan rawa tanpa
(atau hanya sedikit) merubah fungsi ekologi/hidrologi lahan rawa tersebut (ramah
lahan rawa) dengan menerapkan sistem pertanian surjan, wanatani (agroforestry),
dan Paludikultur. Untuk pengembangan ke depan, beberapa komoditas baik hasil
pertanian, peternakan, kehutanan, maupun perikanan akan dikembangkan menjadi
produk olahan yang dapat dipasarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat luas baik
dalam Kabupaten Mappi sendiri, antar kabupaten, antar provinsi maupun ke luar
Pulau Papua.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka secara garis besar pengembangan alternatif


komoditas dan sumber mata pencaharian dibagi kedalam 7 program besar, sebagai
berikut:

1. Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura

Pengembangan tanaman pangan dan hortikultura dilaksanakan dengan


menerapkan pertanian tanpa bakar dengan sistem surjan dan berbasis
Paludikultur. Teknik pertanian tanpa bakar dengan sistem surjan dan berbasis
Paludikultur merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan/ekosistem
rawa (tanpa bakar) berbasis lahan basah/rawa dengan menerapkan teknologi
tepat guna yang disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi dan budaya
masyarakat setempat serta karakteristik wilayah kampung. Pengembangan
komoditas ini terutama dilakukan pada lahan rawa dengan kondisi tidak
tergenang air, namun dalam kondisi basah/lembab dengan kedalaman air
tanah tidak boleh lebih dari 0,4 meter, sehingga pemilihan komoditas yang
cocok (adaptif) dan teknik budidaya harus disesuaikan dengan kondisi lahan
rawa tersebut.

Jenis tanaman pangan yang adaptif terhadap lahan rawa basah yang potensial
dikembangkan di beberapa kampung yang terdapat dalam KHG S. Buru Mappi
– S. Buru Obaa di Kabupaten Mappi antara lain padi rawa, jagung (manis dan
hibrida), kedelai, keladi, ubi kayu, dan ubi jalar. Tanaman hortikultura jenis
sayur-sayuran antara lain terong, kangkung rawa, kacang panjang, bayam,
labu (labu putih dan labu kuning), bawang merah, gambas, ketimun, dan cabe
serta tanaman hortikulrura jenis buah-buahan antara lain nanas, pisang,
pepaya, jambu jamaika, nangka, cempedak, duku, sukun, sukun hutan/kluwih,

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -189


190
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

melinjo, durian, dan rambutan. Sesungguhnya tanaman pangan dan


hortikultura ini juga sudah diusahakan/ditanam oleh masyarakat kampung
pada lahan pekarangan, namun dengan luasan dan skala usaha yang masih
kecil, sebagian pada lahan di luar pekarangan, baik milik pribadi/rumah tangga
maupun milik kelompok/kolektif/marga yang pada umumnya merupakan
lahan kering/tegalan (urat tanah).

2. Pengembangan Peternakan
Pengembangan peternakan masih terbatas pada jenis ternak tertentu, dan
masih diusahakan pada lahan pekarangan rumah, misalnya ternak babi, ayam,
itik, dan bebek. Namun demikian terdapat beberapa jenis ternak yang
potensial untuk dikembangkan (belum dibudidayakan oleh masyarakat
setempat) misalnya bebek rawa, blibis, dan peternakan rusa.

3. Pengembangan Tanaman Perkebunan


Pengembangan komoditas perkebunan oleh masyarakat kampung secara
eksisting masih sebatas memanfaatkan lahan pekararang, meskipun terdapat
juga sebagian kecil di luar lahan pekarangan, namun kondisinya kurang
terawat. Beberpa jenis komoditas perkebunan yang sudah dibudidayakan oleh
masyarakat kampung dan potensial untuk dikembangkan dalam skala usaha
yang lebih luas adalah kelapa, karet, sagu, kopi, kakao, dan jambu mede.

4. Pengembangan Perikanan Air Tawar


Seluruh kampung pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa di Kabupaten Mappi
memiliki sumber daya perairan umum berupa rawa dan sungai yang kaya
dengan berbagai jenis ikan. Berbagai jenis ikan dari perairan umum rawa dan
sungai antara lain ikan gabus toraja (gastor), gabus biasa, mujair, ikan
sembilang, kalaso (arwana), betik, kakap putih, kakap batu, kakap rawa, udang
putih, udang batu, ikan papan, ikan duri/baung, dan ikan lais/ikan kaca. Selain
perairan umum, sebagian kecil masyarakat juga telah melakukan budidaya
perikanan air tawar berupa kolam, dengan beberapa jenis ikan yang telah
dibudidayakan adalah ikan nila, ikan mas, ikan lele, ikan mujair, dan ikan
gurame. Pengembangan perikanan air tawar, khususnya perairan umum rawa
dan sungai dengan melibatkan masyarakat lokal (berbasis masyarakat).

5. Pengembangan Wanatani (Agroforestry)


Wanatani atau agroforestry adalah suatu bentuk pengelolaan sumber daya
yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan
dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek/tanaman
pertanian semusim. Dengan demikian, wanatani merupakan suatu bentuk
pemanfaatan lahan secara optimal dalam satu tapak (site) yang

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -190191


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

mengusahakan produksi biologis berdaur pendek dan berdaur panjang


(merupakan kombinasi kegiatan kehutanan dengan kegiatan pertanian)
berdasarkan kelestarian baik secara serempak ataupun beruntun di dalam dan
di luar kawasan hutan untuk kesejahteraan masyarakat. Beberapa komoditas
kehutanan yang potensial untuk dikembangkan pada KHG S. Buru Mappi – S.
Buru Obaa adalah sagu duri, sagu licin, gambir, gaharu, dan masohi. Budidaya
beberapa jenis tanaman hutan tersebut dikombinasikian dengan penanaman
tanaman pangan dan hortikultura. Untuk tanaman hortikultra terutama jenis
sayur-sayuran. Pengembangan wanatani dilaksanakan dengan melibatkan
masyarakat lokal (berbasis masyarakat), dan dilaksanakan juga dalam rangka
revegetasi.

6. Pengembangan Eko-Wisata

Kampung-kampung yang berada pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa


memiliki keindahan alam berupa rawa, sungai, dan kawasan hutan, dengan
berbagai jenis flora dan fauna khas lahan rawa yang hidup di dalamnya.
Dengan demikian, beberapa kampung memiliki potensi untuk pengembangan
wisata berbasis pada keindahan alamnya, yaitu rawa (pasang surut), sungai,
kawasan hutan, serta flora dan fauna khas yang terdapat pada
lahan/ekosistem rawa. Pengembangan ekowisata dengan menerapkan konsep
pengembangan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism Development)
dan konsep pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism =
CBT). Kedua konsep pengembangan pariwisata ini dianggap benar dan
ramah terhadap lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak
atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan
biasanya berjalan selaras dengan konsep pariwisata berbasis masyarakat
(CBT). Kedua konsep ini bersifat saling bersinergi. "CBT adalah bentuk kegiatan
pariwisata, dalam hal ini ekowisata dimana “komunitas lokal memiliki peran
kontrol yang sangat sentral, dan keterlibatan dalam pengembangan dan
pengelolaan, dan bahwa proporsi dampak manfaat (benefits) dapat diserap
oleh komunitas setempat.”

7. Pengembangan Industri Pengolahan

Meskipun masih dalam bentuk usaha rumah tangga dengan skala kecil, di
beberapa kampung yang berada pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa telah
terdapat beberapa hasil olahan baik dari pertanian, peternakan, perikanan,

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -191


192
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

dan hasil hutan. Beberapa hasil olahan tersebut adalah sagu gulung, sagu bola,
sagu lempeng, VCO, minyak kelapa, minyak albumin dari ikan gabus, dendeng
rusa, ikan asap, ikan asin, ikan kering, keripik keladi, keripik sagu, keripik
pisang, keripik nangka, dan embal. Beberapa jenis produk olahan ini potensial
untuk dikembangkan dengan daerah pemasaran dalam Kabupaten Mappi dan
luar Kabupaten Mappi, seperti Kabupaten Asmat, Boven Digoel, Merauke, dan
Jayapura atau bahkan keluar pulau Papua. Pengembangan industri
pengolahan (selain juga komoditas yang masih segar, belum diolah) juga untuk
mendukung pengembangan ekowisata, mendukung wisata kuliner dan oleh-
oleh bagi wisatawan.

Ringkasan teknis pemilihan program pembangunan alternatif komoditas dan


sumber mata pencaharian pada desa / kampung yang terkait dengan KHG S.
Buru Mappi – S. Buru Obaa disajikan pada Lampiran-3.

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksanaan restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa
Mencakup 10 distrik dengan jumlah kampung 29 kampung dengan rincian sebagai
berikut distrik Obaa sebanyak 11 kampung, distrik Nambai sebanyak 2 kampung, distrik
Passue sebanyak 3 kampung, Distrik Haju sebanyak 2 kampung, Distrik Nambioman
Bapai sebanyak 4 kampung, Distrik Citak-mitak sebanyak 1 kampung, Distrik Assue
sebanyak 1 kampung, Distrik Agga sebanyak 1 kampung, Distrik Suator Sebanyak 3
kampung, dan Distrik Siret sebanyak 1 kampung. Adapun bentuk-bentuk dan volume
tindakan restorasinya disajikan pada Tabel-98.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -192193


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-98. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.

Kecamatan / Tindakan Restorasi


No Kabupaten Desa / Kampung
Distrik Simbol Satuan Jumlah
1 Mappi Obaa Obaa R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 66
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
2 Mappi Obaa Kogo R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 525
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
3 Mappi Obaa Thogom R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 33
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
4 Mappi Obaa Muin R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 12
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
5 Mappi Nambioman Yatan R.1.1 Unit 0
Bapai R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 204
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -193


194
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Kecamatan / Tindakan Restorasi


No Kabupaten Desa / Kampung
Distrik Simbol Satuan Jumlah
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
6 Mappi Nambioman Linggua R.1.1 Unit 0
Bapai R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 108
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
7 Mappi Nambioman Mur R.1.1 Unit 0
Bapai R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 5.023
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
8 Mappi Citak-Mitak Tamanim R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 0
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
9 Mappi Nambioman Monana R.1.1 Unit 0
Bapai R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 26
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
10 Mappi Obaa Enem R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 238
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -194195


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Kecamatan / Tindakan Restorasi


No Kabupaten Desa / Kampung
Distrik Simbol Satuan Jumlah
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksana restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa adalah
KSDAE / Taman Nasional Wasur dan Pemda Kabupaten Merauke. Adapun bentuk-
bentuk dan volume tindakan restorasinya disajikan pada Tabel-99.

Tabel-99. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
1 Dinas Kehutanan Provinsi R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
Papua R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 89 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 4
R.3.2 desa 4
R.3.3 desa 4
2 KPHP – Unit XLIX R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 5.323 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 4
R.3.2 desa 4
R.3.3 desa 4
3 KPHP – Unit XLVII R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 57 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 1
R.3.2 desa 1
R.3.3 desa 1

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -195


196
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
4 KPHP – Unit XLVIII R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 823 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 3
R.3.2 desa 3
R.3.3 desa 3

Matriks arahan tindakan rewetting pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa
disajikan pada Tabel-100. Sedangkan Tabel-101 menyajikan matriks arahan
tindakan revitalisasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -196197


BAB IV Rencana Restorasi

198
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-100. Matriks Arahan Tindakan Rewetting pada) pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.

Luas Rewetting (R.1) Revegetation (R.2)


UPRG Kabupaten Distrik Kampung Restorasi R.1.1 R.1.2 R.1.3 R.2.1 R.2.2 R.2.3
(ha) (unit) (unit) (unit ) (ha) (ha) (ha)
Dinas Kehutanan Mappi Nambioman Mur 38 - - - 38 - -
Provinsi Papua Bapai

Obaa Muin 12 - - - 12 - -

Thogom 33 - - - 33 - -

Enem 6 - - - 6 - -

KPHP – Unit XLIX Mappi Nambioman Linggua 108 - - - 108 - -


Bapai
Monana 26 - - - 26 - -

Mur 4.985 - - - 4.985 - -

Yatan 204 - - - 204 - -

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


KPHP – Unit XLVII Mappi Asue Chanami 57 - - - 57 - -

KPHP – Unit XLVIII Mappi Obaa Enem 232 - - - 232 - -

Kogo 526 - - - 526 - -

Obaa 66 - - - 66 - -

Jumlah 6.293 - - - 6.293 - -

Hal -197
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-101. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.

R.3.3
No. Kampung R.3.1 R.3.2 Tanaman Pangan dan Tanaman Perikanan Air Wanatani Pengolahan /
Peternakan Ekowisata
Hortikultura Perkebunan Tawar (Agroforestry) Industri
Distrik Obaa, Kabupaten Mappi
1 Obaa Program 1 Program 1 Pelatihan teknik Pembukaan Pengadaan Pembangunan Penyiapan lahan Pelatihan
s/d 10 s/d 20 budidaya tanaman lahan baru pakan ternak kolam dan untuk penanaman pengolahan
durian untuk tanaman babi pengadaan sagu licin dan sagu minyak albumin
Pembukaan lahan kelapa di luar Pengadaan benih ikan duri secara kilektif Pembentukan
untuk kebun durian di lahan alat/mesin sesuai hak tanah kelompok
luar pekarangan pekarangan pengolahan ulayat/marga usaha bersama
Bantuan bibit durian Bantuan bibit pakan ternak Bantuan bibit sagu pengolahan
unggul kelapa (kelapa licin dan sagu duri minyak albumin
dalam dan Pengadaan
hibrida) alat/mesin
pengolahan
minyak albumin
Pengenalan
teknologi
packagaing dan
labeling
Promosi dan
pemasaran
minyak albumin
2 Kogo Program 1 Program 1 Pelatihan teknik Bantuan Pengolahan Pengadaan alat Bantuan
s/d 10 s/d 20 budidaya padi rawa permodalan alat/mesin tangkat ikan permodalan untuk
dan jagung manis untuk pengolahan (jaring, alat penyiapan lahan
Pengadaan benih padi pembukaan pakan ternak pancing, tombak penanaman sagu
dan jagung manis lahan baru Pengadaan ikan) Pengadaan bibit
unggul untuk ternak babi Pengadaan sagu licin dan sagu
Pengadaan perkebunan perahu duri
alat/mesin pertanian kelapa dan dayung/ketintin
sagu g
3 Toghom Non DPG Program 1 Bantuan permodalan Pengadaan Pengadaan Pengadaan Penyiapan lahan Penataan Pelatihan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


s/d 20 untuk pengembangan bibit sagu licin ternak babi ketinting, jaring, untuk kawasan industri

199
Hal -198
BAB IV Rencana Restorasi

200
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

R.3.3
No. Kampung R.3.1 R.3.2 Tanaman Pangan dan Tanaman Perikanan Air Wanatani Pengolahan /
Peternakan Ekowisata
Hortikultura Perkebunan Tawar (Agroforestry) Industri
kebun durian dan sagu duri dan itik alat pancing pengembangan kampung durian pengolahan dan
Pengadaan bibit Bantuan Bantuan alat Fasilitasi sagu Pelatihan kerajinan untuk
durian unggul permodalan pengolahan pemasaran hasil Bantuan pengelolaan oleh2
Fasilitasi promosi dan untuk pakan ternak tangkapan ikan permodalan untuk wisata kampung wisatawan
pemasaran buah perluasan mini penanaman sagu Pengadaan alat Promosi objek
durian kebun kelapa transportasi air wisata dan
dan kebun (ketinting dan pemasaran
sagu speed boad), produk olahan
Pelatihan
packaging dan
labeling
4 Muin Non DPG Program 1 Bantuan teknis Bantuan teknis Bantuan Bantuan teknis Bantuan bibit sagu - -
s/d 20 budidaya padi, ubi budidaya teknis ternak budidaya ikan
kayu, keladi, nanas, kelapa Babi, ayam, air tawar.
rambutan, durian itik Bantuan alat
tangkap ikan.
5 Enem Program 1 Program 1 Pelatihan teknik Bantuan bibit Pengadaan Pengadaan alat Penyiapan lahan - Pelatihn
s/d 10 s/d 20 budidaya, bantuan unggul sagu pakan ternak tangkap ikan untuk penanaman pengolahan
alat pertanian, dan kelapa, babi Pengadaan sagu licin dan sagu ikan dan daging

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


pendampingan dan pendampingan Pengadaan perahu duri secara kilektif rusa
pemasaran hasil tani dan pemasaran alat/mesin dayung/ketintin sesuai hak tanah
hasil budidaya pengolahan g ulayat/marga
pakan ternak Bantuan bibit sagu
licin dan sagu duri
Distrik Nambioman Bapai, Kabupaten Mappi
6 Yatan Program 1 Program 1 Pelatihan teknik Penyediaan Bantuan Pelatihan Pelatihan
s/d 10 s/d 20 budidaya padi rawa dan ternak babi budidaya pengolahan
dan jagung manis pembukaan perikanan air VCO
Penyediaan dan lahan untuk tawar Pembentukan
pembukaan lahan budidaya Pembangunan kelompok
untuk budidaya padi tanaman kolam usaha bersama
rawa kelapa dan pengadan benih untuk
Pemanfaatan lahan karet ikan mujair, nila, pengolahan dan
pekarangan dan Pengadaan dan lele pemasaran VCO

Hal -199
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

R.3.3
No. Kampung R.3.1 R.3.2 Tanaman Pangan dan Tanaman Perikanan Air Wanatani Pengolahan /
Peternakan Ekowisata
Hortikultura Perkebunan Tawar (Agroforestry) Industri
pembukaan lahan bibit kelapa pengadaan Pengadaan
baru untuk budidaya dan karet pakan ikan paket
psang dan nanas unggul Penempatan alat/mesin
Pengadaan pupuk, Bantuan modal tenaga pengolah Vco
benih padi rawa, zat kerja untuk Penyuluh dan Pengadaan
perangsang tumbuh, pembukaan pendamping alat/mesin
herbisida, kapur dan usaha budidaya pembuatan
dolomit penanaman air tawar keripik
Bantuan hand karet dan
sprayer, cangkul, arit, kelapa
parang
Penempatan tenaga
Penyuluh dan
pendamping usaha
budidaya padi rawa
7 Linggua Program 1 Program 1 Pelatihan teknik Penyediaan Bantuan Pelatihan Pelatihan
s/d 10 s/d 20 budidaya padi rawa dan ternak babi budidaya pengolahan
dan jagung manis pembukaan perikanan air VCO
Penyediaan dan lahan untuk tawar Pembentukan
pembukaan lahan budidaya Pembangunan kelompok
untuk budidaya padi tanaman kolam usaha bersama
rawa kelapa dan pengadan benih untuk
Pemanfaatan lahan karet ikan mujair, nila, pengolahan dan
pekarangan dan Pengadaan dan lele pemasaran VCO
pembukaan lahan bibit kelapa pengadaan Pengadaan
baru untuk budidaya dan karet pakan ikan paket
pisang dan nanas unggul Penempatan alat/mesin
Pengadaan pupuk, Bantuan modal tenaga pengolah Vco
benih padi rawa, zat kerja untuk Penyuluh dan Pengadaan
perangsang tumbuh, pembukaan pendamping alat/mesin
herbisida, kapur dan usaha budidaya pembuatan
dolomit penanaman air tawar keripik

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Bantuan hand karet dan
sprayer, cangkul, arit, kelapa
parang

201
Hal -200
BAB IV Rencana Restorasi

202
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

R.3.3
No. Kampung R.3.1 R.3.2 Tanaman Pangan dan Tanaman Perikanan Air Wanatani Pengolahan /
Peternakan Ekowisata
Hortikultura Perkebunan Tawar (Agroforestry) Industri
Penempatan tenaga
Penyuluh dan
pendamping usaha
budidaya padi rawa
8 Mur Program 1 Program 1 Bantuan teknis Bantuan teknis Bantuan Bantuan teknis Pengembangan Pengembangan -
s/d 10 s/d 20 Budidaya Kacang Budidaya teknis ternak Budidaya ikan hutan dan menjaga hutan dan
panjang, sawi, kelapa Sapi air tawar : kelestarian agar menjaga
kangkung, pepaya, Gurame, mujair, masyarakat tetap kelestarian agar
keladi, nanas, nila. bisa berburu masyarakat
rambutan, Bantuan atat tetap bisa
tangkap ikan berburu
9 Monana Non DPG Program 1 Penyuluhan, Bantuan modal Pendampinga Bantuan alat - Menjaga Perlu adanya
s/d 20 pelatihan, dan bibit n dan arahan tangkap ikan kelestarian pelatihan
pendampingan, unggul sagu pemasaran dan alat hutan mengenai
bantuan bibit dan licin dan sagu hasil ternak transportasi air (terutama dari pengawetan
arahan pemasaran duru kebakaran) ikan dan
hasil budidaya pengolahan
daging rusa,
perlu dibentuk

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


kelompok
untuk
pengawetan
daging rusa
Distrik Citak-Mitak, Kabupaten Mappi
10 Tamanim Non DPG Program 1 Bantuan teknis Bantuan teknis Bantuan Bantuan teknis Bantuan pembibitan - -
s/d 20 budidaya ubi kayu, budidaya teknis ternak budidaya ikan Gaharu dan
keladi, durian, kelapa ayam, babi air tawar. teknologi suntik
rambutan, kacang Bantuan alat gaharu.
panjang tangkap ikan. Bantuan bibit sagu.

Hal -201
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Areal Terdampak

a. Rewetting

Pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa tidak terdapat areal terdampak yang
ditimbulkan tindakan pembasahan (R.1.1 / pembuatan sumur bor, R.2.2 /
pembuatan sekat kanal, dan R.2.3 / penimbunan kanal) karena pada KHG S. Buru
Mappi – S. Buru Obaa tidak ada tindakan pembasahan ulang (R.1.1, R.1.2, dan
R.1.3).

b. Revegetation

Kegiatan revegetasi dengan Suksesi Alami (R.2.1) pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru
Obaa diharapkan menciptakan keamanan kawasan areal bekas terbakar, yaitu
seluas 6.293 ha.

c. Revitalization

Areal terdampak tindakan revitalisasi pada KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa
mencakup 2 (dua) ruang dampak, yaitu :
• Ruang dampak 1 (dampak langsung), mencakup areal seluas pusat-pusat
pemukiman di desa-desa / kampung-kampung yang menjadi sasaran tindakan
R.3.1, R.3.2 dan R.3.3, yaitu di :
o Kabupaten Mappi, meliputi (1) Distrik Obaa (mencakup desa / kampung
Obaa, Kogo, Thogom, Muin, Enem; (2) Distrik Nambioman Bapai
mencakup desa / kampung (Katan, Yatan, Linggua, Monana); (3) Distrik
Citak Mitak (meliputi desa / kampung Tamanim).
o Dengan dilaksanakannya R.3.1, R.3.2, dan R.3.3 diperkirakan aspek-aspek
kehidupan masyarakat (pendapatan, pendidikan dan kesehatan
masyarakat) pada desa-desa / kampung-kampung tersebut dapat lebih
meningkat dibandingkan jika tidak ada tindakan R.3.
• Ruang dampak 2 (dampak tidak langsung), mencakup seluruh areal KHG
Sasaran, atau minimal pada areal yang biasa menjadi sasaran pembakaran
oleh masyarakat.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -202203


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

E. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI FERKAME - SUNGAI OREI DI KABUPATEN SARMI

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

Areal KHG S. Ferkame – S. Orei adalah seluas 13.241 ha. Bagian areal KHG yang menjadi
prioritas tindakan restorasi adalah seluas 9.100 ha. Lokasi KHG S. Ferkame – S. Orei
adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 138°37’40.612” - 138°45’25.545” LS dan
1°48’23.524” - 1°58’5.523” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Sarmi dan Sarmi Selatan Kabupaten Sarmi
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya didasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan berdasarkan : (1) Fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung /
budidaya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Kerapatan penutupan lahan (terbuka / sedang/
rapat). Pada areal KHG S. Ferkame – S. Orei terdapat 6 (enam) SLRG (Tabel-102) dan
Peta-31 (Peta SLRG).

Tabel-102. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ferkame – S. Orei.
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 • R.2.1 - -
Lindung Berkanal Sedang F1.B1.K2.C2 • R.2.1 - -
Rapat F1.B1.K2.C3 • R.2.1 - -
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 Pemantapan 154 1,69
Terbakar Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan 1.603 17,62
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan 3.672 40,35
Total (1) 5.429 59,66
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F2.B1.K2.C1 • R.2.1 - -
Budidaya Berkanal Sedang F2.B1.K2.C2 • R.2.1 - -
Rapat F2.B1.K2.C3 • R.2.1 - -
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 95 1,04
Terbakar Sedang F2.B2.K2.C2 - 1.276 14,02
Rapat F2.B2.K2.C3 2.300 25,27
Total (2) 3.671 40,34
Total 9.100 100,00
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa suksesi alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), Pengkayaan
Tanaman (R.2.2) dan Penanaman Pola Maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -203


204
Terbakar Sedang F2.B2.K2.C2 - 1.276 14,02
Rapat F2.B2.K2.C3 2.300 25,27
Total (2) 3.671 40,34
Total 9.100 100,00
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
BAB IV Rencana Restorasi
*) = Arahan
Rencana tindakan
Tindakan hanya
Tahunan (RTT)berupa
Provinsisuksesi (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), Pengkayaan
alami 2019
Papua Tahun
Tanaman (R.2.2) dan Penanaman Pola Maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.
3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 3 (tiga) UPRG (Tabel-
103). Sebaran UPRG pada KHG S. Ferkame – S. Orei disajikan pada Peta-32 (Peta Hal
UPRG).
-203

Tabel-103. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Ferkame – S. Orei.


Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG (ha) Keterangan
(ha)
1 Dinas Kehutanan Provinsi Papua 8.559 0 Areal HPK non hak
2 Pemda Kabupaten Sarmi 449 0 Areal APL non hak
3 PT. Bina Balantak Utama 92 0 HPH (Perpanjangan)
Total 9.100 0

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 205


Hal -204
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

206
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-31. Peta SLRG pada KHG S. Ferkame – S. Orei

Hal -205
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-32. Peta UPRG pada KHG S. Ferkame – S. Orei

207
Hal -206
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Ferkame – S. Orei

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Areal KHG S. Ferkame – S. Orei tidak terdapat areal eks terbakar periode tahun
2015 s/d 2017, sehingga tidak ada program pembuatan sumur bor (R.1.1) untuk
tindakan pembasahan. Beberapa hasil temuan lapangan adalah::
• Sebagian besar areal KHG bertanah mineral (bukan gambut).
• Di KHG S. Ferkame – S. Orei tidak terdapat areal eks kejadian kebakaran.
• Pada areal ini tidak terdapat sistem drainase (kanal / sungai) yang secara
teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ferkame – S. Orei
merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat untuk pembuatan
ladang dengan ukuran yang sangat kecil (kisaran 5 x 5 meter), dimana
sebelum dilakukan pembakaran terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lahan pada areal tepi lahan yang akan dibakar sehingga api tidak akan
menjalar keluar areal rencana untuk berladang.
• Di areal gambut, perlakuannya adalah selalu mempertahankan ketinggian
muka air tanahnya agar tidak sampai kering lahannya.
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran baik di lahan tanah
mineral maupun tanah gambut adalah sangat rendah.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak diperlukan pembuatan sekat kanal (R.1.2)
untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ferkame – S. Orei
tidak terdapat kanal.

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak diperlukan penimbunan kanal (R.1.3) untuk
tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak
terdapat kanal.

b. Penanaman (Revegetation)/R.2

Di KHG S. Ferkame – S. Orei tidak terdapat areal eks terbakar periode tahun 2015 s/d
2017, sehingga tidak ada program Penanaman Kembali (revegetasi), baik program

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -207


208
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

R.2.1 (suksesi alami), R.2.2 (Pengkayaan Tanaman) maupun R.2.3 (Penanaman Pola
Maksimal).

1) Suksesi Alami (R.2.1)


Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program R.2.1 (Suksesi Alami).

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)


Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program R.2.2 (Pengkayaan Tanaman).

3) Penanaman Pola Maksimal (R.2.3)


Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program R.2.3 (Penanaman Pola
Maksimal).

c. Revitalisasi (Revitalization) / R.3

Di KHG S. Ferkame – S. Orei tidak terdapat areal eks terbakar periode tahun 2015 s/d
2017, sehingga tidak ada program revitalisasi, baik program R.3.1 (Pembentukan
DPG), R.3.2 (Peningkatan Kapasitas Kelembagaan) maupun R.3.3 (Pembangunan
Alternatif Komoditas dan Sumber Mata pencaharian).

1) Pebentukan DPG (R.3.1)


Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program R.3.1 (Pembentukan DPG).

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (R.3.2)


Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program R.3.2 (Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan).

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian (R.2.3)


Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program R.3.3 (Pembangunan
Alternatif Komoditas dan Sumber Mata pencaharian).

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program restorasi (R.1, R.2 dan R.3).

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program restorasi (R.1, R.2 dan R.3).

7. Areal Terdampak

Pada KHG S. Ferkame – S. Orei tidak ada program restorasi (R.1, R.2 dan R.3), sehingga
tidak terdapat areal dampak restorasi.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -208209


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

F. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI IFULEKI BIAN - SUNGAI LEKIAGE SENTUF DI KABUPATEN
MERAUKE

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

Areal KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf adalah seluas 6.950 ha. Bagian areal KHG
yang menjadi prioritas untuk tindakan restorasi adalah seluas 3.307 ha. Lokasi KHG S.
Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 140°21’21.295” - 140°29’21.066” LS dan
7°19’49.914” - 7°28’18.727” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Muting Kabupaten Merauke
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya didasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan berdasarkan : (1) Fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung /
budidaya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Kerapatan penutupan lahan (terbuka / sedang/
rapat). Pada areal KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf terdapat 8 (delapan) SLRG
(Tabel-104) dan Peta-35 (Peta SLRG).

Tabel-104. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 • R.2.1 1.385 41,89
Lindung Berkanal Sedang F1.B1.K2.C2 • R.2.1 151 4,57
Rapat F1.B1.K2.C3 • R.2.1 6 0,18
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 Pemantapan 1.283 38,81
Terbakar Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan 278 8,41
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan 16 0,48
Total (1) 3.119 93,34
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F2.B1.K2.C1 • R.2.1 - -
Budidaya Berkanal Sedang F2.B1.K2.C2 • R.2.1 - -
Rapat F2.B1.K2.C3 • R.2.1 - -
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 113 3,39
Terbakar Sedang F2.B2.K2.C2 - 75 2,27
Rapat F2.B2.K2.C3 - -
Total (2) 188 5,66
Total 3.307 100
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa Suksesi Alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), Pengkayaan
Tanaman (R.2.2) dan Penanaman Pola Maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -209


210
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 3 (tiga) UPRG (Tabel-
105). Sebaran UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf disajikan pada Peta-35
(Peta UPRG).

Tabel-105. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG (ha) Keterangan
(ha)
1 KSDAE / KSA 3.003 1.542 KSA
2 KPHP – Unit LV 263 - Areal HP dan HPT Non Hak
3 Pemda Kabupaten Merauke 40 - Areal APL non hak
Total 3.307 1.542

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -210211


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

212
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-33. Peta SLRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf

Hal -211
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-34. Peta UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf

213
Hal -212
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf tidak diperlukan pembuatan sumur
bor (R.1.1) untuk tindakan pembasahan, walaupun terdapat areal bekas
kebakaran tahun 2015, 2016 dan 2017 seluas 1.542 ha. Hal ini diputuskan
berdasarkan pertimbangan beberapa hal, yaitu : :
• Secara umum (hampir seluruh) areal eks kebakaran tersebut bertanah
mineral (bukan gambut).
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan pada tanah gambut.
• Pada areal eks kebakaran tersebut tidak terdapat sistem drainase (kanal /
sungai) yang secara teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) dari areal
eks kebakaran ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan /
mengumpulkan ikan, dan dengan demikian masyarakat lebih mudah
menangkap ikan.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf tidak diperlukan pembuatan sekat
kanal (R.1.2) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ifuleki
Bian – S. Lekiage Sentuf tidak terdapat kanal.

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf tidak diperlukan penimbunan kanal
(R.1.3) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ifuleki Bian – S.
Lekiage Sentuf tidak terdapat kanal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -213


214
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Penanaman Kembali (Revegetation)/R.2

Tujuan pemulihan vegetasi pada program restorasi di KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf adalah mengembalikan kondisi tutupan lahan pada KHG yang sebelumnya
terganggu/rusak, sehingga fungsi hidrologis tetap terjaga. Revegetasi dilakukan pada
areal eks terbakar.

Pemulihan vegetasi meliputi::


• R.2.1. Suksesi Alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (penutupan
> 50%).
• R.2.2. Pengkayaan Tanaman, dilakukan pada SLRG dengan penutupan sedang
(penutupan 25 – 50 %).
• R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
terbuka (penutupan < 25 %).

Hasil survei di lapangan menemukan jenis tanaman lokal yang banyak terdapat di
sekitar areal KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf adalah jenis-jenis eucalyptus
(Eucalyptus sp.) / kayu bus, ketapang (Terminallia sp.), akaway (Campnosperma
montanum), sagu (Metroxylon sagu), kayu putih (Melaleuca leucadendron), bambu,
dan gambir (Uncaria gambir); sehingga arahan penanaman Pengkayaan akan
menggunakan jenis tanaman lokal tersebut.

Sebaran areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d tahun 2017 pada KHG S. Ifuleki Bian –
S. Lekiage Sentuf disajikan pada Peta-36 (Peta Penutupan Lahan). Luas areal eks
kebakaran yang ada adalah 1.542 ha, terdiri dari penutupan rapat (hutan alam)
seluas 6 ha, penutupan sedang (belukar) seluas 151 ha, dan penutupan terbuka
(semak, padang rumput, tanah terbuka, dll) seluas 1.385 ha.

Peta arahan tindakan revegetasi pada KHG S. Ifleki Bian – S. Lekiage Sentuf disajikan
pada Peta-35.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -214215


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

216
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-35. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf

Hal -215
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Suksesi Alami (R.2.1)

Suksesi alami mencakup seluruh areal eks kebakaran (berpenutupan rapat,


sedang, jarang dan terbuka). Inti dari program suksesi alami adalah
perlindungan kawasan. Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf terdapat
areal eks kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017, seluas 1.542 ha, terdiri dari
penutupan rapat (hutan alam) seluas 6 ha, penutupan sedang (belukar) seluas
151 ha, dan penutupan terbuka (semak, padang rumput, tanah terbuka, dll)
seluas 1.385 ha. Sebaran areal tindakan suksesi alami (R.2.1) pada KHG S. Ifuleki
Bian – S. Lekiage Sentuf disajikan pada Peta-36 (Peta Rencana Tindakan
Revitaliasasi).

Areal berpenutupan rapat diprogramkan dengan suksesi alami dengan


pertimbangan berikut :
• Areal berpenutupan rapat kondisinya masih berupa hutan alam yang
secara ekologi sudah relatif mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang
tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun
2015 – 2017.
• Areal berpenutupan rapat kondisi lapangannya merupakan lahan kering
(berupa dataran) dan lahan pasang surut / dataran yang secara periodik
tergenang oleh luapan air (banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Areal berpenutupan sedang diprogramkan dengan suksesi alami dengan


pertimbangan berikut::
• Kondisi areal masih relatif mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang
tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun
2015 – 2017.
• Kondisi lapangan merupakan lahan kering (berupa dataran) dan lahan
pasang surut / dataran yang secara periodik tergenang oleh luapan air
(banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan..

Adapun areal berpenutupan jarang dan terbuka diprogramkan dengan suksesi


alami dengan pertimbangan bahwa bagian areal tersebut juga memerlukan
program perlindungan (sesuai dengan sebagian kegiatan program suksesi
alami).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -216217


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Adapun bentuk-bentuk tindakan revegetasi pola suksesi alami (R.2.1) yang


diprogramkan adalah:
a) Penyuluhan konservasi. Penyuluhan konservasi dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah dengan pertemuan langsung dengan
masyarakat (prsentasi, diskusi, dll), pemutaran film bertema lingkungan
hidup, penyebaran pamflet, pemasangan papan larangan / himbauan /
informasi, dll.
b) Patroli kawasan. Patroli dilakukan dengan memantau langsung seluruh
kawasan/lapangan dengan jadwal yang ditentukan.

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)

Secara normatif bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017
yang berpenutupan sedang (25–50%) seluas 151 ha perlu dilakukan Pengkayaan
(R.2.2). Namun demikian pada kasus di KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan. Beberapa dasar pertimbangannya
adalah:

• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan
ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Di lapangan, kondisi areal ini berupa lahan yang mengalami banjir
(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air lebih dari 1 m,
sehingga teknis penanaman Pengkayaan sulit dilakukan.
• Jika program Pengkayaan Tanaman (R.2.2) dilakukan tingkat
keberhasilannya diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -217


218
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3) Penanaman Pola Maksimal (R.2.3)

Bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 yang berpenutupan
terbuka (< 25 %) seluas 1.385 ha perlu dilakukan penanaman dengan pola
maksimal (R.2.3). Namun demikian pada kasus di KHG S. Ifuleki Bian – S.
Lekiage Sentuf hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan, dengan
pertimbangan beberapa hal, yaitu:

• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan
ikan, dan dengan demikian masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Kondisi bagian areal ini merupakan areal yang mengalami banjir (terendam)
secara periodik dengan level ketinggian air mencapai 2 m, sehingga teknis
Penanaman pola maksimal sulit dilakukan.
• Jika Penanaman pola maksimal dilakukan, maka tingkat keberhasilannya
diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

c. Revitalisasi (Revitalitation) / R.3

KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf berada di antara dua KHG lainnya yakni KHG
Sungai Aleki Male-Sungai Ifuleki Bian dan KHG Sungai Aleki Male-Sungai Ifuleki Bian.
Masyarakat di sekitar KHG ada yang berada di luar KHG seperti Kampung Andaito
dan ada yang di dalam KHG yakni Kampung Kolam. Akses ke Kampung Andaito lebih
terbuka sehingga upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih memungkinkan
untuk dijalankan. Namun tidak demikian dengan masyarakat di Kampung Kolam,
dimana lokasi kampung tersebut dikelilingi rawa yang cukup luas dan akses menuju
kampung hanya dapat ditempuh dengan ketinting sekitar 8 jam.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -218219


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Walaupun terdapat perbedaan kondisi masyarakat di luar KHG dan di dalam KHG,
namun keduanya masih memerlukan perhatian agar kualitas dan kesejahteraan
masyarakat dapat ditingkatkan. Dengan kata lain, di KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf tindakan revitalisasi perlu dilakukan / diprogramkan untuk dapat lebih
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, sekaligus untuk mengurangi dampak
kegiatan restorasi kepada masyarakat. Beberapa dasar pertimbangan diperlukannya
program revitalisasi adalah:
1) Kualitas / tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih kurang dan
perlu ditingkatkan.
2) Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan untuk aktivitas
masyarakat (dalam hal ini kegiatan pembakaran lahan) secara perlahan akan
dikurangi), atau bahkan harus dihentikan.

KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf di Kabupaten Merauke termasuk areal yang
masih juga kental memegang budaya kepemilikan tanah ulayat. Pelaksanaan
kegiatan restorasi Gambut harus di dasarkan pada pembagian dan hak kepemilikan
tanah marga tersebut (prakondisi). Maka dalam hal penentuan rencana revitalisasi
perlu dilakukan Pemetaan Hak Ulayat terlebih dahulu. Setelah batas areal marga
menjadi jelas, maka kegiatan revitalisasi masyarakat diharapkan dapat segera
dilakukan melalui program:

- R.3.1. Pembentukan DPG


- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian

Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis


sebagai berikut :
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG khususnya areal prioritas restorasi.
Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya programkan pada kampung yang
terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforestry, ekowisata, dan
pengolahan / industri.
- Aspirasi masyarakat terkait dengan pengembangan perekonomian lokal.
Masyarakat menyampaikan beberapa harapan terkait rencana
pengembangan potensi kawasan pada beberapa bidang, terutama yang
paling penting adalah bantuan sarana produksi dan dilengkapi dengan
pendampingan (tidak sekedar pelatihan dan bantuan sarana).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -219


220
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

- Kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan. Inovasi diperlukan dengan


mempertimbangkan potensi yang ada, sementara masyarakat kemungkinan
belum mengenal / memikirkannya.
- Jumlah penduduk kampung dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan
kapasitas produksi dan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan harus
jelas pasarnya. Produk yang tidak dapat diawetkan otomatis pasarnya
adalah masyarakat kampung dan sekitarnya. Produk dapat diawetkan /
diolah dan awet perlu dipikirkan pemasarannya ke luar wilayah.

Gambaran sebaran lokasi (Desa / Kampung) rencana restorasi gambut dengan


revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf disajikan pada Peta-36 Peta
Arahan Tindakan Revitalisasi (R.3).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -220221


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

222
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-36. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf

Hal -221
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Pembentukan DPG /R.3.1

Pembentukan DPG adalah kerangka program untuk intervensi pembangunan


pada desa-desa/kampung-kampung di dalam dan sekitar KHG, yang menjadi
target restorasi gambut. Program DPG dibangun atas dasar konsep mata
penghidupan masyarakat desa/kampung yang berkelanjutan (sustainable rural
livelihood, SRL). Sebagaimana dinyatakan oleh Scoones (1988), 2 livelihood
merupakan gabungan dari kemampuan, modal alam dan modal sosial serta
kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat desa. Livelihood akan
berkelanjutan jika seluruh elemennya itu mampu bertahan, pulih, terpelihara
dan meningkat tanpa mengurangi kelestarian lingkungan, dalam hal ini adalah
ekosistem gambut.

Pendekatan program DPG berbasis lanskap ekosistem gambut dengan merajut


kerja sama antar desa dalam sebuah kawasan pedesaan di dalam KHG sasaran.
Perlu didorong kerja sama antar desa dalam perlindungan pengelolaan
ekosistem gambut. Pemerintah Desa / kampung perlu didampingi agar mampu
menjalin kerja sama secara kolaboratif dengan desa-desa lainnya dan dengan
berbagai stakeholder lainnya seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat dan swasta. Pembentukan kawasan perdesaan / perkampungan
gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-
desa/kampung-kampung tersebut.

Bentuk-bentuk kerja sama antar Desa/Kampung Peduli Gambut di KHG S. Ifuleki


Bian – S. Lekiage Sentuf, yaitu melalui:

• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu (Unsur)
Badan Restorasi Gambut, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemegang
Izin/Konsesi, Lembaga Swadaya Masyarakat/Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian.
• Membuat peraturan bersama kepala desa/kampung terkait kerja sama
ekonomi atau kerja sama untuk perlindungan dan pengelolaan gambut
antar desa. Peraturan tersebut memuat bentuk-bentuk kerja sama,
pembagian tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan serta evaluasi dan
pendanaan.
• Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Gambut sebagai wadah
partisipasi efektif dari masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
ekosistem gambut.
• Melakukan pertemuan secara rutin dalam rangka penguatan kelembagaan.
• Melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran produk lokal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -222223


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pengelompokkan desa / kampung sasaran kegiatan pembentukan


Desa/Kampung Peduli Gambut yaitu berdasarkan pendekatan batas hidrologis
gambut, batas administratif kecamatan dan sebaran luas desa di KHG S. Ifuleki
Bian – S. Lekiage Sentuf. Pengelompokkan dan penamaan kawasan
Desa/Kampung Peduli Gambut untuk KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
yaitu Kawasan Pedesaan Gambut Ifuleki Bian – Lekiage Sentuf, terdiri dari 1
distrik berada di Kabupaten Merauke dengan jumlah 1 kampung yaitu Kampung
Kolam.

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

Bentuk-bentuk program kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam


rangka restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf meliputi:

Tabel-106. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) pada
KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
6 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7.
7 Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Insiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan 16
air tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan 17
kehutanan
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -223


224
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jumlah desa yang akan dilakukan program R.3.2. Peningkatan Kapasitas


Kelembagaan dan SDM pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf yang
terdiri dari 1 distrik dengan jumlah desa 1 desa/kampung gambut.

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

Ringkasan teknis pemilihan program pembangunan alternatif komoditas


dan sumber mata pencaharian pada desa / kampung yang terkait dengan
KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf disajikan pada Lampiran-3.

Jumlah desa/kampung yang akan dilakukan program R.3.3. Pembangunan


Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian KHG S. Ifuleki Bian – S.
Lekiage Sentuf yang terdiri dari 1 kecamatan dengan jumlah desa 1
desa/kampung gambut.

Tabel-107. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
(R.3.3) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.
No. Kegiatan Jenis/Potensi Komoditas/Produk/Obyek
1 Pertanian (Tanaman Pangan, Palawija, dan Sawi, cabai, tomat, jagung, ubi kayu, ubi jalar, rambutan,
Hotikultura) nanas, pisang,
2 Tanaman Perkebunan Pinang, kakao, kelapa
3 Peternakan Sapi, kambing, babi, ayam
4 Perikanan Perairan Umum (rawa, sungai) Perikanan tangkap (gastor, mujaer/ nila, sembilang,
dan Budidaya Perikanan Air Tawar (kolam, kakap putih, kakap batu, ikan kaca, ikan duri, udang,
keramba) dll)
Kolam / Keramba (mujaer, gurame, lele).
5 Kehutanan / Agroforestry / Wanatani Kayu Bus /Minyak kayu putih (alami)
6 Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, Pengolahan ikan (ikan asin)
peternakan, perikanan, dan hasil hutan Pengolahan daging (dendeng)

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksanaan restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
meliputi 1 desa / kampung, yaitu Desa / Kampung Kolam (Distrik Muting, Kabupaten
Merauke). Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya disajikan pada
Tabel-108.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -224225


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-108. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.

Kecamatan / Tindakan Restorasi


No Kabupaten Desa / Kampung
Distrik Simbol Satuan Jumlah
1 Merauke Muting Boha *) R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 34
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 0
R.3.2 Paket 0
R.3.3 Paket 0
Kolam R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 413
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 1
R.3.2 Paket 1
R.3.3 Paket 3
Waan **) R.1.1 Unit 0
R.1.2 Unit 0
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 1.095
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 Paket 0
R.3.2 Paket 0
R.3.3 Paket 0

Keterangan : *) = Sudah masuk program restorasi KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.
**) = Sudah masuk program restorasi KHG S. Aleki Bakian – S. Ifuleki Bian.

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksana restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
adalah KSDAE / KSA, Dinas Kehutanan Provinsi Papua, dan Pemda Kabupaten Merauke.
Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya disajikan pada Tabel-109.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -225


226
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-109. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
1 KSDAE / KSA R.1.1 Unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 Unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 Unit 0
R.2.1 ha 1.542 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 Desa 3
R.3.2 Desa 3
R.3.3 Desa 3

Matriks arahan tindakan rewetting dan revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S.
Lekiage Sentuf disajikan pada Tabel-110. Sedangkan Tabel-111 menyajikan matriks
arahan tindakan revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -226227


BAB IV Rencana Restorasi

228
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-110. Matrik Arahan Tindakan Rewetting dan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.
Luas Rewetting (R.1) Revegetation (R.2)
UPRG Kabupaten Distrik Kampung Restorasi R.1.1 R.1.2 R.1.3 R.2.1 R.2.2 R.2.3
(ha) (unit) (unit) (unit) (ha) (ha) (ha)

KSDAE/KSA Merauke Muting Boha 34 - - - 34 - -

Kolam 413 - - - 413 - -

Waan 1.095 - - - 1.095 - -

Jumlah 1.542 - - - 1.542 - -

Tabel-111. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi Gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.

R.3.3
No. Kampung R.3.1 R.3.2 Tanaman
Tanaman Perikanan Air Wanatani /

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Pangan dan Peternakan Ekowisata Pengolahan / Industri
Perkebunan Tawar Agroforestry
Hortikultura
Distrik Muting, Kabupaten Merauke
1 Kolam Program Program 1 Rambutan, Pinang, kelapa Pelatihan dan Bantuan Budidaya - Minyak kayu putih,
1 s/d 10 s/d 20 nanas, pisang, pendampingan peralatan kayu Bus pengolahan ikan (misal
budidaya tangkap ikan /Minyak ikan asap, dan abon),
ternak kayu putih pengolahan daging (misal:
Bantuan bibit dendeng, dan abon)
ternak

Hal -227
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Areal Terdampak

a. Rewetting

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf tidak terdapat areal terdampak yang
ditimbulkan tindakan pembasahan (R.1.1 / pembuatan sumur bor, R.2.2 /
pembuatan sekat kanal, dan R.2.3 / penimbunan kanal) karena pada KHG S. Ifuleki
Bian – S. Lekiage Sentuf tidak ada tindakan pembasahan ulang (R.1.1, R.1.2, dan
R.1.3).

b. Revegetation

Kegiatan revegetasi dengan Suksesi Alami (R.2.1) pada KHG S. Ifuleki Bian – S.
Lekiage Sentuf diharapkan menciptakan keamanan kawasan areal bekas terbakar,
yaitu seluas 1.542 ha.

c. Revitalization

Areal terdampak tindakan revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
mencakup 2 (dua) ruang dampak, yaitu :
• Ruang dampak 1 (dampak langsung), mencakup areal seluas pusat-pusat
pemukiman di desa-desa / kampung-kampung yang menjadi sasaran tindakan
R.3.1, R.3.2 dan R.3.3, yaitu Desa / Kampung Kolam, Kecamatan / Distrik
Muting, Kabupaten Merauke. Dengan dilaksanakannya R.3.1, R.3.2, dan R.3.3
diperkirakan aspek-aspek kehidupan masyarakat (pendapatan, pendidikan dan
kesehatan masyarakat) pada kedua desa / kampung tersebut dapat lebih
meningkat dibandingkan jika tidak ada tindakan R.3.
• Ruang dampak 2 (dampak tidak langsung), mencakup seluruh areal KHG
Sasaran, atau minimal pada areal yang biasa menjadi sasaran pembakaran
oleh masyarakat.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -228229


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

G. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI IFULEKI BIAN - SUNGAI DALIK DI KABUPATEN MERAUKE

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

Areal KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik adalah seluas 1.421 ha. Bagian areal KHG yang
menjadi prioritas untuk direstorasi adalah seluas 562 ha. Lokasi KHG S. Ifuleki Bian – S.
Dalik adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 140°24’6.238” - 140°25’47.198” LS dan
7°28’43.013” - 7°32’10.378” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Muting, Kabupaten Merauke
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya berdasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan, yaitu : (1) Fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung / budi
daya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Kerapatan penutupan lahan (terbuka / sedang/
rapat). Areal KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik terdapat 3 (tiga) SLRG (Tabel-112) dan Peta-
37 (Peta SLRG).

Tabel-112. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 • R.2.1 457 81,32
Lindung E.G. Berkanal Sedang F1.B1.K2.C2 • R.2.1 - -
Rapat F1.B1.K2.C3 • R.2.1 - -
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 Pemantapan 55 9,79
Terbakar Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan - -
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan - -
Total (1) 512 91,10
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F2.B1.K2.C1 • R.2.1 50 -
Budidaya Berkanal Sedang F2.B1.K2.C2 • R.2.1 - -
E.G. Rapat F2.B1.K2.C3 • R.2.1 - -
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 - -
Terbakar Sedang F2.B2.K2.C2 - - -
Rapat F2.B2.K2.C3 - -
Total (2) 50 8,90
Total 562 100,00
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa suksesi alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), Pengkayaan
Tanaman (R.2.2) dan Penanaman Pola Maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -229


230
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 3 (tiga) UPRG (Tabel-
113). Sebaran UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik disajikan pada Peta-38 (Peta
UPRG).

Tabel-113. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.
Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG (ha) Keterangan
(ha)
1 KSDAE / KSA 454 400 KSA
2 Dinas Kehutanan Provinsi Papua 7 6 Areal HP non hak
3 KPHP – Unit LV 102 101 Areal HP
Total (ha) 562 507

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -230231


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

232
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-37. Peta SLRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik

Hal -231
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-38. Peta UPRG pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik

233
Hal -232
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik tidak diperlukan pembuatan sumur bor
(R.1.1) untuk tindakan pembasahan, walaupun terdapat areal bekas kebakaran
tahun 2015, 2016 dan 2017 seluas 507 ha. Hal ini diputuskan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut::
• Secara umum (hampir seluruh) areal eks kebakaran tersebut bertanah
mineral (bukan gambut).
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan pada tanah gambut.
• Pada areal eks kebakaran tersebut tidak terdapat sistem drainase (kanal /
sungai) yang secara teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) dari areal
eks kebakaran ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran di KHG ini merupakan areal yang sengaja dibakar
oleh masyarakat yang dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran
lahan bertujuan menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
dan masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain
itu, pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan/mengumpulkan
ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik tidak diperlukan pembuatan sekat kanal
(R.1.2) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ifuleki Bian – S.
Dalik tidak terdapat kanal.

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik tidak diperlukan penimbunan kanal (R.1.3)
untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
tidak terdapat kanal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -233


234
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Penanaman kembali (Revegetation)/R.2

Tujuan revegetasi pada program restorasi di KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik adalah
mengembalikan kondisi tutupan lahan pada KHG yang sebelumnya terganggu/rusak,
sehingga fungsi hidrologis tetap terjaga. Revegetasi hanya dilakukan pada areal eks
terbakar.

Pemulihan vegetasi meliputi::


• R.2.1. Suksesi Alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (penutupan
> 50%).
• R.2.2. Pengkayaan Tanaman, dilakukan pada SLRG dengan penutupan sedang
(penutupan 25 – 50 %).
• R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
terbuka (penutupan < 25 %).

Hasil survei di lapangan menemukan jenis tanaman lokal yang banyak terdapat di
sekitar areal KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik adalah jenis-jenis eucalyptus (Eucalyptus
sp.) / kayu bus, ketapang (Terminallia sp.), akaway (Campnosperma montanum),
sagu (Metroxylon sagu), kayu putih (Melaleuca leucadendron), bambu, dan gambir
(Uncaria gambir); sehingga arahan Pengkayaan Tanaman akan menggunakan jenis
tanaman lokal tersebut.

Peta arahan tindakan revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik disajikan pada Peta-
39.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -234235


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

236
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-39. Peta Arahan Tindakan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik

Hal -235
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Suksesi Alami (R.2.1)


Suksesi alami mencakup seluruh areal eks kebakaran pada kerapatan
penutupan rapat, sedang, jarang dan terbuka. Inti dari program Suksesi Alami
adalah perlindungan kawasan. Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik terdapat areal
eks kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017, dengan luas 507 ha, yang terdapat
seluruhnya pada penutupan terbuka (semak, padang rumput, tanah terbuka,
dll). Sebaran areal tindakan Suksesi Alami (R.2.1) pada KHG S. Ifuleki Bian – S.
Dalik disajikan pada Peta-40 (Peta Rencana Tindakan Revegetasi).

Sasaran area yang diprogramkan yang mempunyai kerapatan penutupan rapat


dengan suksesi alami menggunakan pertimbangan sebagai berikut :
• Areal berpenutupan rapat kondisinya masih berupa hutan alam yang
secara ekologi sudah relatif mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang
tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun
2015 – 2017.
• Areal berpenutupan rapat kondisi lapangannya merupakan lahan kering
(berupa dataran) dan lahan pasang surut / dataran yang secara periodik
tergenang oleh luapan air (banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / /Pengkayaan
Pengkayaan
Tanaman), namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Areal berpenutupan sedang diprogramkan dengan Suksesi Alami dengan


pertimbangan berikut :
• Kondisi areal masih berupa hutan alam yang secara ekologi sudah relatif
mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang tidak terbakar. Secara
faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun 2015 – 2017.
• Kondisi lapangan merupakan lahan kering (berupa dataran) dan lahan
pasang surut / dataran yang secara periodik tergenang oleh luapan air
(banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman/Pengkayaan
Tanaman), namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Adapun areal berpenutupan jarang dan terbuka diprogramkan dengan suksesi


alami dengan pertimbangan bahwa bagian areal tersebut juga memerlukan
program perlindungan (sesuai dengan sebagian kegiatan kegiatan program
Suksesi Alami).

Adapun bentuk-bentuk tindakan revegetasi pola suksesi alami (R.2.1) yang


diprogramkan adalah :
a) Penyuluhan konservasi. Penyuluhan konservasi dilakukan dengan
berbagai cara, di antaranya adalah dengan pertemuan langsung dengan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -236237


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

masyarakat (presentasi, diskusi, dll), pemutaran film bertema lingkungan


hidup, penyebaran pamflet, pemasangan papan larangan / himbauan /
informasi, dll.
b) Patroli kawasan. Patroli dilakukan dengan memantau langsung seluruh
kawasan / lapangan dengan jadwal yang ditentukan.

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)

Di KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik, areal bekas kebakaran (kejadian tahun 2015 s/d
2017) yang berpenutupan sedang (25 – 50 %) perlu dilakukan Pengkayaan
(R.2.2). Namun demikian pada kasus di KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik hal ini tidak
diperlukan / tidak diprogramkan. Beberapa dasar pertimbangannya adalah :

• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan pada
kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan untuk
menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan buruan.
Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang buruan
(terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dimana
masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Disamping
itu pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan
ikan, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Di lapangan, kondisi areal ini berupa lahan yang mengalami banjir
(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air lebih dari 1 m,
sehingga teknis penanaman Pengkayaan sulit dilakukan.
• Jika program penanaman Pengkayaan (R.2.2) dilakukan tingkat
keberhasilannya diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

3) Penanaman Pola Maksimal (R.2.3)

Bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 yang mempunyai
kerapatan penutupan terbuka ( < 25 %) seluas 507 ha perlu dilakukan
penanaman dengan pola maksimal (R.2.3). Namun demikian pada kasus di KHG
S. Ifuleki Bian – S. Dalik hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan, dengan
pertimbangan beberapa hal, yaitu :
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan pada
kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan untuk

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -237


238
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan buruan.


Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang buruan
(terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dan masyarakat
menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain itu, pembakaran
lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan ikan, sehingga
masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Kondisi bagian areal ini merupakan areal yang mengalami banjir (terendam)
secara periodik dengan level ketinggian air mencapai 2 m, sehingga teknis
Penanaman Pola Maksimal sulit dilakukan.
• Jika Penanaman Pola Maksimal dilakukan tingkat keberhasilannya
diragukan.
• Kondisi penutupan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara alami).
Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi areal
yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

c. Revitalisasi (Revitalization) / R.3

Keberadaan masyarakat KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik terdapat di dalam area KHG
Sasaran. Aktivitas masyarakat cukup terbuka untuk ke wilayah luar KHG dengan
moda transportasi ketinting / perahu. Namun memakan waktu yang cukup lama
yakni sekitar 9 jam. Kondisi ini menyebabkan aktivitas ekonomi terutama hasil
tangkapan dan hasil panen dari ladang / kebun terhambat atau hanya berputar di
area sekitar saja (dalam KHG). Hal ini kurang mendorong peningkatan kesejateraan
bagi masyarakat. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perlu dilakukan tindakan revitalisasi yang sekaligus dapat mengurangi dampak
kegiatan restorasi kepada masyarakat.

Beberapa dasar pertimbangan diperlukannya program revitalisasi di KHG S. Ifuleki


Bian – S. Dalik adalah sbb:
1) Kualitas / tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih kurang dan
perlu ditingkatkan.
2) Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan untuk aktivitas
masyarakat (dalam hal ini kegiatan pembakaran lahan) secara perlahan akan
dikurangi), atau bahkan harus dihentikan.

Seperti di tempat lainnya di Kabupaten Merauke, sistem kelembagaan kepemilikan


tanah dipengaruhi oleh budaya kepemilikan tanah ulayat yang baru diakui secara
adat dan belum terpetakan. Agar kegiatan revitalisasi dapat berjalan dengan baik,
perlu dilakukan pemetaan wilayah terkait hak ulayat (wilayah marga) di KHG S.
Ifuleki Bian – S. Dalik. Sehingga pelaksanaan kegiatan restorasi Gambut di dasarkan
pada pembagian dan hak kepemilikan tanah marga tersebut (prakondisi). Setelah

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -238239


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

batas areal marga menjadi jelas, maka kegiatan revitalisasi masyarakat diharapkan
dapat segera dilakukan melalui program:

- R.3.1. Pembentukan DPG;


- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian.
Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis
sebagai berikut :
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG khususnya areal prioritas restorasi.
Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya diprogramkan pada kampung yang
terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforetry, ekowisata, dan
pengolahan / industri.
- Aspirasi masyarakat terkait dengan pengembangan perekonomian lokal.
Masyarakat menyampaikan beberapa harapan terkait rencana
pengembangan potensi kawasan pada beberapa bidang, terutama yang
paling penting adalah bantuan sarana produksi dan dilengkapi dengan
pendampingan (tidak sekedar pelatihan dan bantuan sarana).
- Kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan. Inovasi diperlukan dengan
mempertimbangkan potensi yang ada, sementara masyarakat kemungkinan
belum mengenal / memikirkannya.
- Jumlah penduduk kampung dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan
kapasitas produksi dan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan harus
jelas pasarnya. Produk yang tidak dapat diawetkan otomatis pasarnya
adalah masyarakat kampung dan sekitarnya. Produk dapat diawetkan /
diolah dan awet perlu dipikirkan pemasarannya ke luar wilayah.

Gambaran sebaran lokasi (Desa / Kampung) rencana restorasi gambut dengan


revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik disajikan pada Peta-40 Peta Arahan
Tindakan Revitalisasi (R.3).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -239


240
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-40. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.

241
Hal -240
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Pembentukan DPG /R.3.1

Pembentukan DPG adalah kerangka program untuk intervensi pembangunan


pada desa-desa/kampung-kampung di dalam dan sekitar KHG sasaran, yang
menjadi target restorasi gambut. Program DPG dibangun atas dasar konsep
mata penghidupan masyarakat desa/kampung yang berkelanjutan (sustainable
rural livelihood, SRL). Sebagaimana dinyatakan oleh Scoones (1988), 2 livelihood
merupakan gabungan dari kemampuan, modal alam dan modal sosial serta
kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat desa. Livelihood akan
berkelanjutan jika seluruh elemennya itu mampu bertahan, pulih, terpelihara
dan meningkat tanpa mengurangi kelestarian lingkungan, dalam hal ini adalah
ekosistem gambut.

Pendekatan program DPG berbasis lanskap ekosistem gambut dengan merajut


kerja sama antar desa dalam sebuah kawasan pedesaan di dalam KHG Sasaran.
Perlu didorong kerja sama antar desa dalam perlindungan pengelolaan
ekosistem gambut. Pemerintah Desa / kampung perlu didampingi agar mampu
menjalin kerja sama secara kolaboratif dengan desa-desa lainnya dan dengan
berbagai stakeholder lainnya seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat dan swasta. Pembentukan kawasan perdesaan / perkampungan
gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-
desa/kampung-kampung tersebut.

Bentuk-bentuk kerja sama antar Desa/Kampung Peduli Gambut di KHG S. Ifuleki


Bian – S. Dalik, yaitu melalui:

• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu (Unsur)
Badan Restorasi Gambut, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemegang
Izin/Konsesi, Lembaga Swadaya Masyarakat/Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian.
• Membuat peraturan bersama kepala desa/kampung terkait kerja sama
ekonomi atau kerja sama untuk perlindungan dan pengelolaan gambut
antar desa. Peraturan tersebut memuat bentuk-bentuk kerja sama,
pembagian tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan serta evaluasi dan
pendanaan.
• Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Gambut sebagai wadah
partisipasi efektif dari masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
ekosistem gambut.
• Melakukan pertemuan secara rutin dalam rangka penguatan kelembagaan.
• Melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran produk lokal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -241


242
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pengelompokan desa / kampung sasaran kegiatan pembentukan


Desa/Kampung Peduli Gambut yaitu berdasarkan pendekatan batas hidrologis
gambut, batas administratif kecamatan dan sebaran luas desa di KHG S. Ifuleki
Bian – S. Dalik. Pengelompokkan dan penamaan kawasan Desa/Kampung Peduli
Gambut untuk KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik yaitu Kawasan Pedesaan Gambut
Ifuleki Bian – Dalik, terdiri dari 1 distrik berada di Kabupaten Merauke dengan
jumlah 1 kampung yaitu Kampung Waan Wai Bob.

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

Bentuk-bentuk program kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam


rangka restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik meliputi:

Tabel-114. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
6 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7.
7 Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Insiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan 16
air tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan 17
kehutanan
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -242243


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jumlah desa yang akan dilakukan program R.3.2. Peningkatan Kapasitas


Kelembagaan dan SDM pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik yang terdiri dari 1
kecamatan dengan jumlah desa 1 desa/kampung gambut.

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

Ringkasan teknis pemilihan program pembangunan alternatif komoditas


dan sumber mata pencaharian pada desa / kampung yang terkait dengan
KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik disajikan pada Lampiran-3.

Jumlah desa/kampung yang akan dilakukan program R.3.3. Pembangunan


Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian KHG S. Ifuleki Bian – S.
Dalik yang terdiri dari 1 kecamatan dengan jumlah desa 1 desa/kampung
gambut.

Tabel-115. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
(R.3.3) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.
No. Kegiatan Jenis/Potensi Komoditas/Produk/Obyek
1 Pertanian (Tanaman Pangan, Palawija, dan Rambutan, nanas, pisang,
Hotikultura)
2 Tanaman Perkebunan Pinang, kelapa
3 Peternakan Sapi, kambing, babi, ayam
4 Perikanan Perairan Umum (rawa, sungai) Perikanan tangkap (gastor, mujaer/ nila, sembilang,
dan Budidaya Perikanan Air Tawar (kolam, kakap putih, kakap batu, ikan kaca, ikan duri, udang,
keramba) dll)
Kolam / Keramba (mujaer, gurame, lele).
5 Kehutanan / Agroforestry / Wanatani Kayu Bus /Minyak kayu putih (alami)
6 Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, Pengolahan ikan (ikan asin)
peternakan, perikanan, dan hasil hutan Pengolahan daging (dendeng)

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksanaan restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik meliputi 1 desa
/ kampung, yaitu Desa / Kampung Wan Wai Bob (Distrik Muting, Kabupaten Merauke).
Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya disajikan pada Tabel-116.

Tabel-116. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.


No Kabupaten Kecamatan / Desa / Kampung Tindakan Restorasi
Distrik Simbol Satuan Jumlah
1 Merauke Muting Wan Wai Bob R.1.1 unit 0
R.1.2 unit 0
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 507
R.2.2 ha 0

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -243


244
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

No Kabupaten Kecamatan / Desa / Kampung Tindakan Restorasi


Distrik Simbol Satuan Jumlah
R.2.3 ha 0
R.3.1 paket 1
R.3.2 paket 1
R.3.3 paket 3

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksana restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik adalah KSDAE /
KSA dan Pemda Kabupaten Merauke. Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan
restorasinya disajikan pada Tabel-117.

Tabel-117. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.


Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi
No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
1 KSDAE / KSA R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 400 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 1
R.3.2 desa 1
R.3.3 desa 1
2 Dinas Kehutanan Provinsi R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
Papua R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 6 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 1
R.3.2 desa 1
R.3.3 desa 1
3 KPHP – Unit LV R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 101 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 1
R.3.2 desa 1
R.3.3 desa 1

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -244245


BAB IV Rencana Restorasi

246
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-118. Matriks Arahan Tindakan Rewetting dan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.
Luas Rewetting (R.1) Revegetation (R.2)
UPRG Kabupaten Distrik Kampung Restorasi R.1.1 R.1.2 R.1.3 R.2.1 R.2.2 R.2.3
(ha) (unit) (unit) (unit) (ha) (ha) (ha)

Dinas Kehutanan Merauke Muting Waan Wai Bob 6 - - - 6 - -


Provinsi Papua/KPHP

KPHP – Unit LV Merauke Muting Waan Wai Bob 101 101

KSDAE/KSA Merauke Muting Waan Wai Bob 393 - - - 400 - -

Jumlah 500 - - - 507 - -

Tabel-119. Matriks Arahan Tindakan Revitalisasi Gambut pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.
R.3.3
No. Kampung R.3.1 R.3.2 Tanaman
Tanaman Perikanan Air Wanatani /
Pangan dan Peternakan Ekowisata Pengolahan / Industri
Perkebunan Tawar Agroforestry
Hortikultura
Distrik Muting, Kabupaten Merauke
1 Pinang, kelapa Pelatihan dan Bantuan Budidaya - Minyak kayu putih,

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Wan Wai Program Program 1 Rambutan,
Bob 1 s/d 10 s/d 20 nanas, pisang, pendampingan peralatan kayu Bus pengolahan ikan (misal ikan
budidaya tangkap ikan /Minyak asap, dan abon),
ternak kayu putih pengolahan daging (misal
Bantuan bibit dendeng, dan abon)
ternak

Hal -245
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Areal Terdampak

a. Rewetting

Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik tidak terdapat areal terdampak yang ditimbulkan
tindakan pembasahan (R.1.1 / pembuatan sumur bor, R.2.2 / pembuatan sekat
kanal, dan R.2.3 / penimbunan kanal) karena pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
diputuskan tidak ada tindakan pembasahan (R.1.1, R.1.2, dan R.1.3).

b. Revegetation

Kegiatan revegetasi dengan Suksesi Alami (R.2.1) pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
diharapkan menciptakan keamanan kawasan areal bekas terbakar, yaitu seluas 500
ha.

c. Revitalization

Areal terdampak tindakan revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik mencakup
2 (dua) ruang dampak, yaitu :
• Ruang dampak 1 (dampak langsung), mencakup areal seluas pusat-pusat
pemukiman di desa-desa / kampung-kampung yang menjadi sasaran tindakan
R.3.1, R.3.2 dan R.3.3, yaitu desa / kampung Wan Wai Bob, kecamatan / distrik
Muting, kabupaten Merauke. Dengan dilaksanakannya R.3.1, R.3.2, dan R.3.3
diperkirakan aspek-aspek kehidupan masyarakat (pendapatan, pendidikan dan
kesehatan masyarakat) di desa / kampung Wan Wai Bop dapat lebih
meningkat dibandingkan jika tidak ada tindakan R.3.
• Ruang dampak 2 (dampak tidak langsung), mencakup seluruh areal KHG
Sasaran, atau minimal pada areal yang biasa menjadi sasaran pembakaran
oleh masyarakat.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -246247


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

H. RENCANA RESTORASI KHG SUNGAI IFULEKI ONAM - SUNGAI FLY DI KABUPATEN MERAUKE
DAN BOVEN DIGOEL

1. Luas dan Letak KHG Sasaran

Areal KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly adalah seluas 11.890 ha. Bagian areal KHG
yang menjadi prioritas untuk direstorasi adalah seluas 6.515 ha. Lokasi KHG S. Ifuleki
Onam/Wanam – S. Fly adalah sebagai berikut :
- Astronomis : 140° 42’24.853” - 140°53’58.636” LS dan
6°37’42.021” - 6°48’10.445” BT
- Administrasi Pemerintahan : Distrik Jair, Kabupaten Boven DIgoel dan Distrik
Ulin, Kabupaten Merauke
- Wilayah Pemangkuan Hutan : Dinas Kehutanan Provinsi Papua

2. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG)

Arahan tindakan restorasinya didasarkan pada kondisi satuan lahan restorasi gambut
(SLRG) yang ditentukan berdasarkan : (1) Fungsi kawasan (fungsi lindung / fungsi
budidaya), (2) Kejadian kebakaran (terbakar / tidak terbakar), (3) Keberadaan kanal
(berkanal / tidak berkanal), dan (4) Penutupan lahan (terbuka /tertutup sedang/
tertutup rapat). Pada areal KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly terdapat 12 (dua belas) SLRG
(Tabel-120) dan Peta-41 (Peta SLRG).

Tabel-120. Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG) pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly.
Fungsi
Arahan
No Ekosistem Kanal Kebakaran Kerapatan SLRG Luas (ha) Luas (%)
Tindakan *)
Gambut
1. Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F1.B1.K2.C1 • R.2.1 586 8,99
Lindung E.G. Berkanal Sedang F1.B1.K2.C2 • R.2.1 7 0,11
Rapat F1.B1.K2.C3 • R.2.1 4 0,06
Non Terbuka F1.B2.K2.C1 Pemantapan 1.747 26,82
Terbakar Sedang F1.B2.K2.C2 Pengelolaan 10 0,15
Rapat F1.B2.K2.C3 Kawasan 335 5,14
Total (1) 2.689 41,27
2 Fungsi Tidak Terbakar Terbuka F2.B1.K2.C1 • R.2.1 649 9,96
Budidaya Berkanal Sedang F2.B1.K2.C2 • R.2.1 30 0,46
E.G. Rapat F2.B1.K2.C3 • R.2.1 57 0,87
Non Terbuka F2.B2.K2.C1 2.243 34,43
Terbakar Sedang F2.B2.K2.C2 - 178 2,73
Rapat F2.B2.K2.C3 669 10,27
Total (2) 3.826 58,73
Total 6.515 100,00
Keterangan :
R.2.1 = Suksesi Alami
*) = Arahan tindakan hanya berupa suksesi alami (R.2.1) karena arahan tindakan Rewetting (R.1), pengkayaan (R.2.2) dan
penanaman pola maksimal (R.2.3) tidak dapat dilakukan di KHG Sasaran.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -247


248
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3. Unit Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG)

Restorasi ekosistem gambut pada KHG ini menjadi tanggung jawab 6 (enam) UPRG
(Tabel-121). Sebaran UPRG pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly disajikan pada Peta-42
(Peta UPRG).

Tabel-121. Pelaksana Restorasi Gambut / UPRG pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
Luas PIR Luas Prioritas 1
No UPRG Keterangan
(ha) (ha)
1 Dinas Kehutanan Provinsi Papua 5.126 1.333 Areal HPK non hak
2 Pemda Kabupaten Boven Digoel 12 - Areal APL non hak
3 PT. Inocin Abadi dan KPHP – 522 - Tumpang Tindih
Unit LIV
4 PT. Tunas Sawaerma 67 - HPH
5 PT. Tunas Sawaerma dan KPHP 737 - Tumpang Tindih
– Unit LIV
6 KPHP – Unit LVI 50 - Areal HP
Total 6.515 1.333

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -248249


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

250
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-41. Peta SLRG pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam
- S. Fly – S. Fly

Hal -249
BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Peta-42. Peta UPRG pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam
- S. Fly – S. Fly

251
Hal -250
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

4. Arahan Tindakan Restorasi KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly

a. Pembasahan (Rewetting)/R.1

1). Pembuatan Sumur Bor (R.1.1)

Pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly tidak diperlukan pembuatan sumur bor (R.1.1)
untuk tindakan pembasahan, walaupun terdapat areal bekas kebakaran tahun
2015, 2016 dan 2017 seluas 1.333 ha. Hal ini diputuskan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut :
• Secara umum (hampir seluruh) areal eks kebakaran bertanah mineral
(bukan gambut).
• Kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian kebakaran jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan pada tanah gambut.
• Pada areal eks kebakaran tersebut tidak terdapat sistem drainase (kanal /
sungai) yang secara teknis mempercepat keluarnya air (aliran air) dari areal
eks kebakaran ke sungai utama.
• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
tidak merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang
dilakukan pada kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan
tujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik
hewan buruan. Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut
binatang buruan (terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut,
masyarakat menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Disamping
itu pembakaran lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan
ikan, dan dengan demikian masyarakat lebih mudah menangkap ikan.

2). Pembuatan Sekat Kanal (R.1.2)

Pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly tidak diperlukan pembuatan sekat kanal
(R.1.2) untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ifuleki
Onam/Wanam – S. Fly tidak terdapat kanal.

3). Penimbunan Kanal (R.1.3)

Pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly tidak diperlukan penimbunan kanal (R.1.3)
untuk tindakan pembasahan. Hal ini karena pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
tidak terdapat kanal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -251


252
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

b. Penanaman Kembali (Revegetation)/R.2

Revegetasi adalah upaya pemulihan tutupan lahan pada ekosistem gambut melalui
penanaman jenis tanaman asli pada fungsi lindung atau dengan jenis tanaman lain
yang adaptif terhadap lahan basah dan memiliki nilai ekonomi pada fungsi budidaya.
Tujuan pemulihan vegetasi pada program restorasi di KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
adalah mengembalikan kondisi tutupan lahan pada KHG yang sebelumnya
terganggu/rusak, sehingga fungsi hidrologis tetap terjaga. Revegetasi dilakukan pada
areal eks terbakar.

Pemulihan vegetasi meliputi :


• R.2.1. Suksesi Alami, dilakukan pada SLRG dengan penutupan rapat (penutupan
> 50%).
• R.2.2. Pengkayaan Tanaman, dilakukan pada SLRG dengan penutupan sedang
(penutupan 25 – 50 %).
• R.2.3. Penanaman Pola Maksimal, dilakukan pada SLRG dengan penutupan
terbuka (penutupan < 25 %).

Hasil survei di lapangan menemukan jenis tanaman lokal yang banyak terdapat di
sekitar areal KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly adalah jenis-jenis eucalyptus (Eucalyptus
sp.) / kayu bus, ketapang (Terminallia sp.), akaway (Campnosperma montanum),
sagu (Metroxylon sagu), kayu putih (Melaleuca leucadendron), bambu, dan gambir
(Uncaria gambir); sehingga arahan penamanan Pengkayaan akan menggunakan jenis
tanaman lokal tersebut.

Luas areal eks kebakaran yang ada adalah 1.333 ha, terdiri dari penutupan rapat
(hutan alam) seluas 60 ha, penutupan sedang (belukar) seluas 37 ha, dan penutupan
terbuka (semak, padang rumput, tanah terbuka, dll) seluas 1.235 ha.

Peta areal revegetasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly disajikan pada Peta-43.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -252253


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

254
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-43. Peta Areal Revegetasi
Peta Arahan Tindakanpada
Revegetasi
KHG S. pada Onam/Wanam
IfulekiKHG – S. Fly
S. Ifuleki Onam - S.Fly

Hal -253
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Suksesi Alami (R.2.1)

Suksesi alami mencakup seluruh areal eks kebakaran (berpenutupan rapat,


sedang, jarang dan terbuka). Inti dari program suksesi alami adalah
perlindungan kawasan. Pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly terdapat areal eks
kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017, Luas areal eks kebakaran yang ada
adalah 1.333 ha, terdiri dari penutupan rapat (hutan alam) seluas 60 ha,
penutupan sedang (belukar) seluas 37 ha, dan penutupan terbuka (semak,
padang rumput, tanah terbuka, dll) seluas 1.235 ha. Sebaran areal tindakan
suksesi alami (R.2.1) pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly disajikan pada Peta-44
(Peta Rencana Tindakan Revegetasi).

Sasaran area yang diprogramkan yang mempunyai kerapatan penutupan rapat


dengan suksesi alami menggunakan pertimbangan sebagai berikut :
• Areal berpenutupan rapat kondisinya masih berupa hutan alam yang
secara ekologi sudah relatif mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang
tidak terbakar. Secara faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun
2015 – 2017.
• Areal berpenutupan rapat kondisi lapangannya merupakan lahan kering
(berupa dataran) dan lahan pasang surut / dataran yang secara periodik
tergenang oleh luapan air (banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman / pengkayaan),
namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Areal berpenutupan sedang diprogramkan dengan suksesi alami dengan


pertimbangan berikut::
• Kondisi areal masih berupa hutan alam yang secara ekologi sudah relatif
mantap. Bagian areal ini merupakan areal yang tidak terbakar. Secara
faktual tidak terjadi kebakaran pada periode tahun 2015 – 2017.
• Kondisi lapangan merupakan lahan kering (berupa dataran) dan lahan
pasang surut / dataran yang secara periodik tergenang oleh luapan air
(banjir dan pasang).
• Bagian ini tidak memerlukan pembinaan (penanaman/pengkayaan
tanaman), namun memerlukan tindakan perlindungan dari gangguan.

Adapun areal berpenutupan jarang dan terbuka yang diprogramkan dengan


suksesi alami dengan pertimbangan bahwa bagian areal tersebut juga
memerlukan program perlindungan (sesuai dengan sebagian kegiatan program
Suksesi Alami).

Hal -254
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 255
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Adapun bentuk-bentuk tindakan revegetasi pola suksesi alami (R.2.1) yang


diprogramkan adalah::
a) Penyuluhan konservasi. Penyuluhan konservasi dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah dengan pertemuan langsung dengan
masyarakat (presentasi, diskusi, dll), pemutaran film bertema lingkungan
hidup, penyebaran pamflet, pemasangan papan larangan / himbauan /
informasi, dll.
b) Patroli kawasan. Patroli dilakukan dengan memantau langsung seluruh
kawasan / lapangan dengan jadwal yang ditentukan.

2) Pengkayaan Tanaman (R.2.2)

Di KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly, areal bekas kebakaran (kejadian tahun 2015 s/d
2017) terjadi di lahan berpenutupan sedang (25 – 50 %) seluas 37 ha. Untuk itu,
perlu dilakukan kegiatan Pengkayaan (R.2.2). Namun demikian, pada KHG S.
Ifuleki Onam – S. Fly, hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan. Beberapa
dasar pertimbangannya adalah : :

• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan pada
kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan untuk
menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan buruan.
Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang buruan
(terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dan masyarakat
menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain itu, pembakaran
lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan ikan, sehingga
masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Di lapangan, kondisi areal ini berupa lahan yang mengalami banjir
(terendam) secara periodik dengan level ketinggian air lebih dari 1 m,
sehingga teknis penanaman Pengkayaan Tanaman sulit dilakukan.
sulit dilakukan.
• Jika Program
program Pengkayaan
Pengkayaan TanamanTanaman (R.2.2)tingkat
(R.2.2) dilakukkan dilakukan tingkat
keberhasilannya
diragukan.
keberhasilannya diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -255


256
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

3) Penanaman Pola Maksimal (R.2.3)

Bagian areal bekas kebakaran periode tahun 2015 s/d 2017 yang berpenutupan
terbuka ( < 25 %) seluas 1.235 ha perlu dilakukan penanaman dengan pola
maksimal (R.2.3). Namun demikian, pada kasus di KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
hal ini tidak diperlukan / tidak diprogramkan, dengan pertimbangan beberapa
hal, yaitu::

• Areal bekas kebakaran yang terdapat pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
merupakan areal yang sengaja dibakar oleh masyarakat yang dilakukan pada
kegiatan perburuan. Pembakaran lahan dilakukan dengan tujuan untuk
menumbuhkan tunas-tunas rumput muda untuk menarik hewan buruan.
Dengan adanya tunas-tunas rumput muda tersebut binatang buruan
(terutama rusa) akan datang ke areal kebakaran tersebut, dan masyarakat
menjadi mudah untuk menangkap hewan buruan. Selain itu, pembakaran
lahan juga dilakukan untuk mengarahkan / mengumpulkan ikan, dan dengan
demikian masyarakat lebih mudah menangkap ikan.
• Kondisi bagian areal ini merupakan areal yang mengalami banjir (terendam)
secara periodik dengan level ketinggian air mencapai 2 m, sehingga teknis
Penanaman Pola Maksimal sulit dilakukan.
• Jika Penanaman Pola Maksimal dilakukan, maka tingkat keberhasilannya
diragukan.
• Kondisi penutupan lahan di lapangan berupa belukar rawa (tumbuh secara
alami). Belukar rawa ini diharapkan dapat berkembang secara alami menjadi
areal yang lebih rapat.
• Jenis tanah pada areal ini hampir seluruhnya merupakan tanah mineral
(aluvial), sehingga tingkat degradasinya tidak separah pada tanah gambut.

c. Revitalisasi (Revitalization) / R.3

KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly berada di perbatasan antara Republik Indonesia (RI) dan
Papua New Guinea (PNG). Masyarakat RI di KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly yakni Dusun
Mutimanggi merupakan masyarakat RI yang berada di garis depan batas wilayah, di
mana untuk menuju wilayah tersebut terlebih dahulu harus melalui perairan rawa
yang cukup luas dengan menggunakan speedboat. Masyarakat tersebut keluar
masuk wilayahnya terutama hanya pada hari pasar saja. Keberadaannya yang jauh
dari area permukiman lainnya dan keterbatasan moda transportasi merupakan salah
satu penyebab masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat KHG S. Ifuleki
Onam – S. Fly.

Hal -256
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 257
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Memperhatikan hal tersebut, tindakan revitalisasi di KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly


perlu dilakukan / diprogramkan agar dapat lebih meningkat kualitas kehidupan
masyarakat, sekaligus untuk mengurangi dampak kegiatan restorasi kepada
masyarakat.

Beberapa dasar pertimbangan diperlukannya program revitalisasi adalah::


1) Kualitas / tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih kurang dan
perlu ditingkatkan.
2) Berkurangnya, bahkan hilangnya nilai ekonomis lahan untuk aktivitas
masyarakat (dalam hal ini kegiatan pembakaran lahan) secara perlahan akan
dikurangi), atau bahkan harus dihentikan.

Pelaksanaan revitalisasi di KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly dapat dilakukan dengan


pendekatan terhadap kepala dusun setempat untuk mengetahui batas-batas tanah
ulayat dan kepemilikannya agar dapat dipetakan terlebih dahulu (Pemetaan Hak
Ulayat). Setelah batas areal tanah ulayat menjadi jelas, maka kegiatan revitalisasi
masyarakat diharapkan dapat segera dilakukan melalui program : :

- R.3.1. Pembentukan DPG;


- R.3.2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
- R.3.3. Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian.

Bentuk-bentuk kegiatan dari masing-masing program didasarkan pada hasil analisis


sebagai berikut::
- Tingkat keterkaitannya dengan KHG Sasaran khususnya areal prioritas
restorasi. Dalam hal ini tindakan Revitalisasi hanya diprogramkan pada
kampung yang terkait dengan areal bekas kebakaran tahun 2015 s/d 2017.
- Potensi kawasan secara umum pada berbagai bidang yang layak untuk
dikembangkan. Potensi yang dipertimbangkan adalah potensi di bidang
pertanian / tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, bidang
peternakan, bidang perikanan, wanatani / agroforetry, ekowisata, dan
pengolahan / industri.
- Aspirasi masyarakat terkait dengan pengembangan perekonomian lokal.
Masyarakat menyampaikan beberapa harapan terkait rencana
pengembangan potensi kawasan pada beberapa bidang, terutama yang
paling penting adalah bantuan sarana produksi dan dilengkapi dengan
pendampingan (tidak sekedar pelatihan dan bantuan sarana).
- Kemungkinan inovasi yang dapat diterapkan. Inovasi diperlukan dengan
mempertimbangkan potensi yang ada, sementara masyarakat kemungkinan
belum mengenal / memikirkannya.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -257


258
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

- Jumlah penduduk kampung dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan


kapasitas produksi dan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan harus
jelas pasarnya. Produk yang tidak dapat diawetkan otomatis pasarnya
adalah masyarakat kampung dan sekitarnya. Produk dapat diawetkan /
diolah dan awet perlu dipikirkan pemasarannya ke luar wilayah.

Gambaran sebaran lokasi (Desa / Kampung) rencana restorasi gambut dengan


revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly disajikan pada Peta-44 Peta Arahan
Tindakan Revitalisasi (R.3).

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -258259


BABIV RencanaRestorasi
RencanaTindakanTahunan(RTT)ProvinsiPapuaTahun2019

260
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Peta-44. Peta Arahan Tindakan Revitalisasi KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly

Hal -259
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Pembentukan DPG /R.3.1

Pembentukan DPG adalah kerangka program untuk intervensi pembangunan


pada desa-desa/kampung-kampung di dalam dan sekitar KHG sasaran, yang
menjadi target restorasi gambut. Program DPG dibangun atas dasar konsep
mata penghidupan masyarakat desa/kampung yang berkelanjutan (sustainable
rural livelihood, SRL). Sebagaimana dinyatakan oleh Scoones (1988), 2 livelihood
merupakan gabungan dari kemampuan, modal alam dan modal sosial serta
kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat desa. Livelihood akan
berkelanjutan jika seluruh elemennya itu mampu bertahan, pulih, terpelihara
dan meningkat tanpa mengurangi kelestarian lingkungan, dalam hal ini adalah
ekosistem gambut.

Pendekatan program DPG berbasis lanskap ekosistem gambut dengan merajut


kerja sama antar desa dalam sebuah kawasan pedesaan di dalam KHG sasaran.
Perlu didorong kerja sama antar desa dalam perlindungan pengelolaan
ekosistem gambut. Pemerintah Desa / kampung perlu didampingi agar mampu
menjalin kerja sama secara kolaboratif dengan desa-desa lainnya dan dengan
berbagai stakeholder lainnya seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat dan swasta. Pembentukan kawasan perdesaan / perkampungan
gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-
desa/kampung-kampung tersebut.

Bentuk-bentuk kerja sama antar Desa/Kampung Peduli Gambut di KHG S. Ifuleki


Onam – S. Fly, yaitu melalui:

• Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak yaitu Badan
Restorasi Gambut, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemegang
Izin/Konsesi, Lembaga Swadaya Masyarakat/Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian.
• Membuat peraturan bersama kepala desa/kampung terkait kerja sama
ekonomi atau kerja sama untuk perlindungan dan pengelolaan gambut
antar desa. Peraturan tersebut memuat bentuk-bentuk kerja sama,
pembagian tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan serta evaluasi dan
pendanaan.
• Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Gambut sebagai wadah
partisipasi efektif dari masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
ekosistem gambut.
• Melakukan pertemuan secara rutin dalam rangka penguatan kelembagaan.
• Melakukan kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran produk lokal.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -260261


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pengelompokan desa / kampung sasaran kegiatan pembentukan DPG yaitu


berdasarkan pendekatan batas hidrologis gambut, batas administratif distrik
dan sebaran luas desa di KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly. Pengelompokkan dan
penamaan kawasan DPG untuk KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly yaitu Kawasan
Pedesaan Gambut Ifuleki Onam - Fly, terdiri dari 1 distrik berada di Kabupaten
Boven Digoel dengan jumlah 1 kampung yaitu Kampung Asikie.

2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/R.3.2

Bentuk-bentuk program kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam


rangka restorasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly meliputi:

Tabel-122. Kegiatan dalam Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2) pada
KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly.
Kode
No. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM (R.3.2)
Kegiatan
1 Identifikasi stakeholders/aktor dan local champion 1
2 Sosialisasi kegiatan restorasi gambut kepada masyarakat kampung 2
3 Pembentukan dan/atau pembinaan BUMDes/Kam 3
4 Pembentukan dan/atau pembinaan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) 4
5 Pembentukan dan/atau pembinaan Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 5
6 Penyusunan AD/ART BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis 6
7.
7 Penyusunan rencana kerja tahunan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, 7
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
8 Pelatihan tata kelola dan manajemen/keuangan BUMDes/Kam, LMA, 8
Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
9 Pendampingan tata kelola dan manajemen/keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, 9
LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
10 Menggali gagasan dan peluang kerja sama antar kelembagaan yang ada 10
11 Inisiasi penyusunan peraturan kampung yang dapat mendukung program pelestarian 11
lingkungan hidup
12 Insiasi revisi RPJMDes/Kam yang memasukkan program pelestarian lingkungan hidup 12
13 Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung yang baik 13
14 Studi banding dan sosialisasi success story mengenai tata kelola manajemen/ 14
keuangan kelembagaan BUMDes/Kam, LMA, Poktan/Pokdatan/Pokdarwis
15 Identifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan dan ekowisata kampung 15
untuk pengembangan mata pencaharian
16 Pelatihan budidaya pertanian tanpa bakar dan paludikultur, peternakan, perikanan 16
air tawar (kolam, keramba, rawa dan sungai), dan wanatani
17 Pelatihan pengolahan hasil pertanian, peternakan, perikanan air tawar, dan 17
kehutanan
18 Pelatihan manajemen usaha produktif masyarakat kampung 18
19 Pelatihan pengelolaan ekowisata berbasis sumber daya alam dan lingkungan hidup 19
kampung (rawa, hutan, dan DAS)
20 Pendampingan usaha produktif masyarakat kampung 20

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -261


262
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jumlah desa yang akan dilakukan program R.3.2. Peningkatan Kapasitas


Kelembagaan dan SDM pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly yang terdiri dari 1
kecamatan dengan jumlah desa 1 desa/kampung gambut.

3) Pembangunan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian/R.3.3

Jumlah desa/kampung yang akan dilakukan program R.3.3. Pembangunan


Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian KHG S. Ifuleki Onam –
S. Fly yang terdiri dari1 kecamatan dengan jumlah desa 1 desa/kampung
gambut.

Ringkasan teknis pemilihan program pembangunan alternatif komoditas


dan sumber mata pencaharian pada desa / kampung yang terkait dengan
KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly disajikan pada Lampiran-3.

Tabel-123. Gambaran Potensi Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian
(R.3.3) pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly.
No. Kegiatan Jenis/Potensi Komoditas/Produk/Obyek
1 Pertanian (Tanaman Pangan, Palawija, dan Rambutan, nanas, pisang,
Hotikultura)
2 Tanaman Perkebunan Kelapa
3 Peternakan Sapi, kambing, babi, ayam
4 Perikanan Perairan Umum (rawa, sungai) Penangkaran buaya.
dan Budidaya Perikanan Air Tawar (kolam, Perikanan tangkap.
keramba)
5 Kehutanan / Agroforestry / Wanatani Gaharu
6 Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, Pengolahan ikan (ikan asin)
peternakan, perikanan, dan hasil hutan Pengolahan daging (dendeng)

5. Sasaran Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksanaan restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly meliputi 1
desa / kampung, yaitu Desa / Kampung Asikie (Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel).
Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan restorasinya disajikan pada Tabel-124.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019Hal -262263


BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-124. Pelaksana Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly.


Kecamatan / Tindakan Restorasi
No Kabupaten Desa / Kampung
Distrik Simbol Satuan Jumlah
1 Boven Digoel Jair Asikie R.1.1 unit 0
R.1.2 unit 0
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 1.333
R.2.2 ha 0
R.2.3 ha 0
R.3.1 paket 1
R.3.2 paket 1
R.3.3 paket 3

6. Pelaksana Restorasi Ekosistem Gambut

Pelaksana restorasi ekosistem gambut pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly adalah KSDAE
/ KSA dan Pemda Kabupaten Merauke. Adapun bentuk-bentuk dan volume tindakan
restorasinya disajikan pada Tabel-125.

Tabel-125. Sasaran Tindakan Restorasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly.

Unit Pelaksana Restorasi Tindakan Restorasi


No Keterangan
Gambut Simbol Satuan Jumlah
1 Dinas Kehutanan Provinsi R.1.1 unit 0 Tidak diperlukan
Papua R.1.2 unit 0 tindakan rewetting
R.1.3 unit 0
R.2.1 ha 1.333 Seluruh areal eks
R.2.2 ha 0 kebakaran hanya
R.2.3 ha 0 diprogramkan R.2.1
R.3.1 desa 1
R.3.2 desa 1
R.3.3 desa 1

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -263


264
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-126. Matrik Arahan Tindakan Rewetting dan Revegetasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly.

Luas Rewetting (R.1) Revegetasi (R.2)


UPRG Kabupaten Distrik Kampung Restorasi
R.1.1 R.1.2 R.1.3 R.2.1 R.2.2 R.2.3
(ha)
(unit) (unit) (unit) (ha) (ha) (ha)
Dinas Kehutanan Merauke Jair Asiki 1.333 - - - 1.333 - -
Provinsi Papua
1.333 - - - 1.333 - -
Jumlah

Tabel-127. Matrik Arahan Tindakan Revitalisasi Gambut pada KHG S. Ifuleki Onam– S. Fly.

R.3.3
No. Kampung R.3.1 Tanaman
R.3.2 Tanaman Perikanan Air Wanatani /
Pangan dan Peternakan Ekowisata Pengolahan / Industri
Perkebunan Tawar Agroforestry
Hortikultura
Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel
1 Asikie Program Program 1 Rambutan, Pinang, kelapa Pelatihan dan Bantuan Budidaya - pengolahan ikan (misal
1 s/d 10 s/d 20 nanas, pisang, pendampingan peralatan gaharu, ikan asap, dendeng dan
budidaya tangkap ikan Inokulasi abon), pengolahan daging
ternak gaaru (misal dendeng, dan
Bantuan bibit abon), kerajinan kult
ternak buaya

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


265
Hal -264
BAB IV Rencana Restorasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

7. Areal Terdampak

a. Rewetting

Pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly tidak terdapat areal terdampak yang ditimbulkan
tindakan pembasahan (R.1.1 / pembuatan sumur bor, R.2.2 / pembuatan sekat
kanal, dan R.2.3 / penimbunan kanal) karena pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
tidak ada tindakan pembasahan (R.1.1, R.1.2, dan R.1.3).

b. Revegetation

Kegiatan revegetasi dengan suksesi alami (R.2.1) pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
diharapkan menciptakan keamanan kawasan areal eks terbakar, yaitu seluas 1.333
ha.

c. Revitalization

Areal terdampak tindakan revitalisasi pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly mencakup 2
(dua) ruang dampak, yaitu : :
• Ruang dampak 1 (dampak langsung), mencakup areal seluas pusat-pusat
pemukiman di desa-desa / kampung-kampung yang menjadi sasaran tindakan
R.3.1, R.3.2 dan R.3.3, yaitu desa / kampung Asikie, Kecamatan / Distrik Jair,
Kabupaten Merauke. Dengan dilaksanakannya R.3.1, R.3.2, dan R.3.3
diperkirakan aspek-aspek kehidupan masyarakat (pendapatan, pendidikan dan
kesehatan masyarakat) Desa / Kampung Asikie dapat lebih meningkat
dibandingkan jika tidak ada tindakan R.3.
• Ruang dampak 2 (dampak tidak langsung), mencakup seluruh areal KHG
Sasaran, atau minimal pada areal yang biasa menjadi sasaran pembakaran
oleh masyarakat.

265
266 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB-V
PEMBIAYAAN

A. SUMBER PENDANAAN

Sumber pendanaan restorasi gambut didasarkan pada kewenangan dan tanggung jawab
stakeholders, yang meliputi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan perusahaan
instansi / stakeholder,
pemegang izin. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sumber pendanaan masing-masing
UPRG disajikan pada Tabel-128.

Tabel-128. Tanggung Jawab dan Sumber Pendanaan Berdasarkan UPRG.

No. UPRG Areal Tanggung Jawab

1 KemenLHK / KSDAE (BKSDA, • Kawasan Konservasi Alam/Taman


BPDAS-HL) Nasional
• Hutan Lindung Gambut
2. Pemerintah Provinsi Papua (Dinas • Hutan produksi tetap (HP) non Hak
Kehutanan Provinsi / KPHP) • Hutan produksi terbatas (HPT) non
Hak
Sumber pendanaan sesuai
3. Pemerintah Provinsi Papua (Dinas • Hutan produksi yang dapat
peraturan perundangan
Kehutanan Provinsi) dikonversi (HPK) non Hak

4.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Taman Hutan Rakyat (Tahura) sesuai SK
Tahura di Kabupaten / Kota

4. Pemilik konsesi (IUPHHK-HTI, • IUPHHK-HTI,


5. IPHHK-HA dan HGU/IUP) • IPHHK-HA
• HGU/IUP

B. STANDAR BIAYA

Standar biaya restorasi ekosistem gambut pada RTT Provinsi Papua Tahun 2019 didasarkan
pada beberapa hal berikut :
:
a) Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor:
a)
P.9/PPKL/PKG/PKL.0/7/2018 tentang Standar Biaya Pembangunan Infrastruktur
Pembasahan Untuk Pemulihan Ekosistem Gambut.
b) Standar biaya di wilayah kerja sasaran kegiatan restorasi ekosistem gambut dari hasil
pengamatan lapangan dan konsultasi dengan instansi terkait.
c) Perhitungan-perhitungan lainnya.

Hal -266
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 267
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Rencana Tindakan Restorasi yang akan dilakukan ada 8 (delapan) KHG sasaran RTT Tahun 2019
di Provinsi Papua (Bab IV) meliputi R.2.1 (revegetasi pola suksesi alami) dan revitalisasi (R.3.1,
R.3.2 dan R.3.3). Standar biaya satuan kegiatan restorasi ekosistem gambut pada Rencana
Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019 disajikan pada Tabel-129.

Tabel-129. Standar Biaya Satuan Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut.

No. Kode Jenis Kegiatan Restorasi) Standar Biaya *) Keterangan

1 R.2.1 Suksesi Alami Rp. 2.000.000 / ha Biaya perlindungan kawasan


2 R.3.1 Pembinaan Desa Peduli Gambut 1 Desa 5 paket Merupakan biaya
3 R.3.2 Peningkatan Kelembagaan Rp. 200.000.000 / paket keseluruhan pelaksanaan
4 R.3.3 Pembangunan Alternatif Komoditas R.3.1, R.3.2 dan R.3.3
dan Sumber mata Pencaharian
Keterangan : *) Standar biaya merupakan estimasi dari kondisi rata-rata.

C. BIAYA RESTORASI

Biaya restorasi ekosistem gambut Provinsi Papua Tahun 2019 pada seluruh KHG Sasaran di
sajikan pada Tabel-130.

Tabel-130. Biaya Restorasi Ekosistem Gambut Provinsi Papua Tahun 2019 pada Seluruh KHG
Sasaran
No KHG Sasaran Biaya Restorasi (Rupiah)

1 KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian 3.514.000.000


2 KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian 1.768.000.000
3 KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme 4.276.000.000
4 KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa 22.584.000.000
5 KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei 0
6 KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf 4.084.000.000
7 KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik 2.014.000.000
8 KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly 3.666.000.000
Total 41.906.000.000

Biaya restorasi ekosistem gambut Provinsi Papua Tahun 2019 dihitung sesuai dengan KHG
masing-masing, yaitu::

a) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian, disajikan
pada Tabel-131.
b) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian,
disajikan pada Tabel-132.
c) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme,
disajikan pada Tabel-133.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -267


268
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

d) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa, disajikan
pada Tabel-134.
e) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei, disajikan pada
Tabel-135.
f) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf,
disajikan pada Tabel-136.
g) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik, disajikan pada
Tabel-137.
h) Biaya restorasi ekosistem gambut KHG Sungai Ifuleki Onam/Wanam - Sungai Fly,
disajikan pada Tabel-138.

Tabel-131. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Aleki Male -
Sungai Ifuleki Bian Berdasarkan UPRG

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
A. Tindakan (R.1) dan (R.2)
1. KSDAE / KSA R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 746 ha 2.000.000 1.492.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 1.492.000.000
2. Pemerintah Daerah R.1.1 0 - 0
Kabupaten Merauke R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 11 ha 2.000.000 22.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 1.514.000.000
B. Tindakan R.3
R.1
2 desa
Gabungan UPRG R.2 1.000.000.000 2.000.000.000
(5 paket)
R.3
C. JUMLAH A + B
R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 757 ha 2.000.000 1.514.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
R.3.1
R.3.2 2 desa 1.000.000.000 2.000.000.000
R.3.3
Total - - 3.514.000.000

Hal -268
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 269
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-132. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Alekikos
Bakian - Sungai Ifuleki Bian Berdasarkan UPRG

Standar Jumlah Kebutuhan


No. UPRG Kegiatan Volume
Harga (Rp) (Rp)
1. KSDAE / KSA R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 384 ha 2.000.000 768.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
R.3.1
R.3.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3.3
Jumlah - - 1.768.000.000

Tabel-133. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Alekikos
Digoel - Sungai Aleki Seme Berdasarkan UPRG

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
A. Tindakan (R.1) dan (R.2)
1. KPHP – Unit LIII R.1.1 0 0 0
R.1.2 0 0 0
R.1.3 0 0 0
R.2.1 1.248 ha 2.000.000 2.496.000.000
R.2.2 0 0 0
R.2.3 0 0 0
R.1.1 0 0 0
2. KPHP – Unit LV R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 390 ha 2.000.000 780.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 3.276.000.000
B. Tindakan R.3
R.1
Gabungan UPRG R.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3
C. JUMLAH A + B
R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 1.638 ha 2.000.000 3.276.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
R.3.1
1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3.2

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -269


270
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
R.3.3
Total - - 4.276.000.000

Tabel-134. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Buru Mappi
- Sungai Buru Obaa Berdasarkan UPRG

Standar Harga Jumlah Kebutuhan


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) (Rp)
A. Tindakan (R.1) dan (R.2)
1. Dinas Kehutanan Provinsi R.1.1 0 - 0
Papua R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 89 ha 2.000.000 178.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 178.000.000
2. KPHP – Unit XLIX R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 5.323 ha 2.000.000 10.646.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 10.646.000.000
3. KPHP – Unit XLVII R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 57 ha 2.000.000 114.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 114.000.000
4. KPHP – Unit XLVIII R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 823 ha 2.000.000 1.646.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 1.646.000.000
B. Tindakan R.3
R.1
Gabungan UPRG R.2 10 desa 1.000.000.000 10.000.000.000
R.3
C. JUMLAH A + B
Jumlah R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0

Hal -270
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 271
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Standar Harga Jumlah Kebutuhan


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) (Rp)
R.2.1 6.292 ha 2.000.000 12.584.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
R.3.1
R.3.2 10 desa 1.000.000.000 10.000.000.000
R.3.3
Total - - 22.584.000.000

Tabel-135. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Ferkame -
Sungai Orei Berdasarkan UPRG

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
A. Tindakan (R.1) dan (R.2)
1. Dinas Kehutanan Provinsi R.1.1 0 - 0
Papua R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 0 ha 2.000.000 0
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 0
2. Pemda Kabupaten Sarmi R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 0 ha 2.000.000 0
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 0
3. PT. Bina Balantak Raya R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 0 ha 2.000.000 0
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 0
B. Tindakan R.3
R.1
Gabungan UPRG R.2 0 desa 1.000.000.000 0
R.3
C. JUMLAH A + B
Jumlah R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 0 ha 2.000.000 0
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -271


272
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
R.3.1
R.3.2 0 desa 1.000.000.000 0
R.3.3
Total - - 0

Tabel-136. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Ifileki Bian -
Sungai Lekiage Sentuf Berdasarkan UPRG

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
A. Tindakan (R.1) dan (R.2)
1. KSDAE / KSA R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 1.542 ha 2.000.000 3.084.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 3.084.000.000
B. Tindakan R.3
R.1
Gabungan UPRG R.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3
C. JUMLAH A + B
Jumlah R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 1.542 ha 2.000.000 3.084.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
R.3.1
R.3.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3.3
Total - - 4.084.000.000

Hal -272
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 273
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-137. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut Sungai Ifuleki Bian -
Sungai Dalik Berdasarkan UPRG

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
A. Tindakan (R.1) dan (R.2)
1. KSDAE / KSA R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 400 ha 2.000.000 800.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 800.000.000
2. Dinas Kehutanan Provinsi R.1.1 0 - 0
Papua R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 - 0
R.2.1 6 ha 2.000.000 12.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 12.000.000
3. KPHP – Unit LV R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 101 ha 2.000.000 202.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 202.000.000
B. Tindakan R.3
R.1
Gabungan UPRG R.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3
C. JUMLAH A + B
Jumlah R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 507 ha 2.000.000 1.014.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
R.3.1
R.3.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3.3
Total - - 2.014.000.000

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -273


274
BAB V Pembiayaan
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-138. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Gambut KHG Sungai Ifuleki
Onam - Sungai Fly Berdasarkan UPRG

Standar Harga Jumlah


No. UPRG Kegiatan Volume
(Rp) Kebutuhan (Rp)
A. Tindakan (R.1) dan (R.2)
1. Dinas Kehutanan Provinsi R.1.1 0 - 0
Papua R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 1.333 ha 2.000.000 2.666.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
Jumlah - - 2.666.000.000
B. Tindakan R.3
R.1
Gabungan UPRG R.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3
C. JUMLAH A + B
R.1.1 0 - 0
R.1.2 0 - 0
R.1.3 0 0
R.2.1 1.331 ha 2.000.000 2.666.000.000
R.2.2 0 ha - 0
R.2.3 0 ha - 0
R.3.1
R.3.2 1 desa 1.000.000.000 1.000.000.000
R.3.3
Total - - 3.666.000.000

Hal -274
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 275
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB-VI
MONITORING DAN EVALUASI

A. LANDASAN HUKUM

Kegiatan monitoring dan evaluasi Pelaksanaan RTT Restorasi Gambut Provinsi Papua
berpedoman pada UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
dan PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN, kegiatan
monitoring dan evaluasi dan juga pelaporan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem perencanaan pembangunan nasional. Berdasarkan SPPN, tahapan perencanaan
pembangunan merupakan sebuah siklus perencanaan yang berkelanjutan dan terdiri dari
tahap: penyusunan rencana, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan rencana, dan
evaluasi pelaksanaan rencana. Penerapan PP 39/2006 merupakan upaya untuk menjawab dan
memenuhi tantangan dan kebutuhan dalam rangka melaksanakan siklus manajemen
pembangunan secara utuh. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi (monev) yang handal
akan memberikan kontribusi nyata guna berjalannya siklus umpan balik pada tahap
perencanaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.
Selanjutnya, berdasarkan Pasal 3 PP/39 Tahun 2006, dinyatakan bahwa pengendalian
pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan antara lain melalui monitoring.

B. PENGERTIAN

Monitoring adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara periodik
Pemantauan
untuk memastikan suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan dan merupakan proses yang dilakukan selama siklus program, dimulai dari
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutan restorasi gambut. Hasil kegiatan
pemantauan digunakan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan dan penyesuaian terhadap
perencanaan.

Evaluasi adalah serangkaian kegiatan penilaian yang dilakukan secara berkala untuk
mengetahui keberhasilan dalam mencapai tujuan program restorasi gambut. Kegiatan
evaluasi dilakukan dengan menggunakan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Evaluasi juga merupakan rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan
(input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi
diperlukan untuk menjamin tersedianya umpan balik bagi perencanaan pembangunan. Ruang
lingkup evaluasi mencakup: realisasi masukan (input), realisasi keluaran (output), dan realisasi
hasil (outcome).

276 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -275


BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Pelaporan adalah proses untuk menyajikan data dan informasi secara tepat dan akurat
sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan. Untuk memudahkan penyajian dan
analisis data, pelaporan dilakukan dengan format yang telah ditentukan dan memadai. Format
laporan harus dapat memberikan petunjuk atau informasi yang jelas dan sistematis sehingga
memudahkan para pengambil keputusan dalam melakukan aktivitasnya. Pelaporan dilakukan
secara berkala dan berjenjang.

C. MONITORING DAN EVALUASI


PRINSIP PEMANTAUAN

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi mengikuti prinsip-prinsip (1) Partisipatif, semua pelaku
program terutama masyarakat, fasilitator, dan konsultan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, (2) Transparan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
harus dilakukan secara terbuka dan mudah diakses oleh semua pihak, dan (3) Akurat,
informasi yang disampaikan harus menggunakan data yang benar, tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.

D. PELAKSANAAN PEMANTAUAN RTT RESTORASI GAMBUT PAPUA

monitoring
Pelaksanaan monitoring untuk mengamati perkembangan pelaksanaan RTT Restorasi Gambut
di Provinsi Papua, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau
akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Sebagaimana telah diketahui
bahwa RTT Restorasi Gambut secara garis besar terdiri dari Pembasahan Kembali/Rewetting
(R.1), Penanaman Kembali/Revegetation (R.2), dan Revitalisasi/Revitalization (R.3). Seperti
bagan alir kerangka berfikir (logical framework) pelaksanaan pemantauan
logis (monitoring) pada
Gambar-14.

Hal -276277
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Logis (Logical Framework) Pelaksanaan Monitoring


Gambar-14. Kerangka Berfikir

Pemantauan diperlukan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan di dalam dokumen RTT Restorasi Gambut Provinsi Papua. Ruang lingkup
pemantauan RTT Restorasi Gambut Provinsi Papua minimal mencakup realisasi penyerapan
dana, realisasi pencapaian target, dan kendala yang dihadapi. Pemantauan dilakukan melalui
pengamatan atas perkembangan pelaksanaan RTT Restorasi Gambut, identifikasi
permasalahan yang timbul dan antisipasi permasalahan yang mungkin timbul untuk dapat
diantisipasi sedini mungkin. Pemantauan dilakukan setiap triwulanan dan hasilnya dituangkan
dalam Laporan Pemantauan Pelaksanaan RTT Restorasi Gambut Provinsi Papua.

Pelaksanaan monitoring dokumen RTT dan dokumen TOR (Terms of Reference)/ KAK
(Kerangka Acuan Kerja) diperlukan sebagai alat pengendalian pelaksanaan kegiatan yang berisi
tentang deskripsi kegiatan, tahapan pelaksanaan beserta rencana anggaran dan bobot
kinerjanya, lingkup serta jadwal kegiatan.

Kedua dokumen tersebut dijadikan acuan dalam penyusunan rencana Pelaksanaan


Monitoring/Pemantauan yang akan dilakukan oleh personil yang ditunjuk, selanjutnya
hasilnya berupa Dokumen Laporan Hasil Monitoring.

278 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -277


BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

E. PELAKSANAAN EVALUASI RTT RESTORASI GAMBUT PAPUA

Evaluasi pelaksanaan RTT Restorasi Gambut di Provinsi Papua merupakan langkah-langkah


sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis data/informasi guna menilai keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran rencana restorasi gambut tersebut, berdasarkan indikator dan
target kinerja yang tertuang dalam dokumen RTT Restorasi Gambut tersebut. Hasil evaluasi
pelaksanaan RTT Restorasi Gambut tersebut selanjutnya menjadi bahan bagi penyusunan
rencana restorasi gambut untuk periode/tahun berikutnya. Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan
RTT Restorasi Gambut dapat dilakukan saat pelaksanaan program/kegiatan restorasi gambut,
semesteran, tahunan, dan lima tahunan. Substansi instrumen evaluasi diambil dari berbagai
peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk teknis atau petunjuk pelaksanaan yang
sudah ada atau telah disusun untuk pelaksanaan evaluasi RTT Restorasi Gambut. Seperti
bagan alir kerangka logis (logical framework) pelaksanaan evaluasi pada Gambar-15.

Logis (Logical Framework) Pelaksanaan Evaluasi Bulanan & Triwulan


Gambar-15. Kerangka Berfikir

Evaluasi RTT Restorasi Gambut di Provinsi Papua dilakukan melalui serangkaian analisis untuk
menilai efisiensi, efektivitas keberhasilan atau kegagalan program dan kegiatan restorasi
gambut, dan kemanfaatan berdasarkan indikator dan sasaran/target kinerja yang telah
ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode analisis kesenjangan (gap
analysis). Operasionalisasi metode ini dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual
(prestasi yang telah dicapai) dengan target kinerja (prestasi yang harus dicapai).

Hal -278
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 279
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tahapan yang dilakukan dalam analisis gap mencakup:


1) Identifikasi target kinerja yang harus dicapai;
2) Identifikasi kinerja aktual yang telah dicapai;
3) Analisis gap dengan membandingkan antara kinerja aktual dengan Target kinerja;
4) Identifikasi faktor keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian Target kinerja;
5) Perumusan solusi permasalahan (jika diperlukan); dan
6) Perumusan umpan balik bagi perencanaan restorasi gambut.

F. MEKANISME MONITORING DAN EVALUASI RTT RESTORASI GAMBUT PAPUA

Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan RTT Restorasi Gambut di


Provinsi Papua dilakukan secara berjenjang sesuai dengan tingkatan pemerintahan dan
kewenangannya dari tingkat pemerintah daerah provinsi (Tim Restorasi Gambut/TRG dan
dinas/OPD terkait) hingga pemerintah pusat (Badan Restorasi Gambut dan K/L terkait) serta
melibatkan pihak-pihak independen seperti LSM, konsultan, dan partisipasi masyarakat secara
luas. Dengan demikian pelaksanaan monev dilakukan dengan pelibatan multi pihak, baik
pelaksana program maupun pihak-pihak independen. Pelaksana program dilibatkan dalam
kegiatan monev ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab terhadap program yang
dikelolanya, sedangkan pihak-pihak independen yang termasuk pula masyarakat luas
diharapkan keterlibatannya sebagai bentuk kepedulian dan rasa kepemilikannya terhadap
program yang dilaksanakan di lingkungannya. Selanjutnya secara lebih detil, mekanisme
pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan format penyajian laporan hasil monev berpedoman
pada peraturan perundang-undangan yang ada/berlaku dan pedoman atau petunjuk teknis
yang telah ada.

G. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI UNTUK MONITORING DAN EVALUASI RTT RESTORASI


GAMBUT

Pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer dan internet atau web
untuk menunjang kegiatan monitoring dan evaluasi (e-Monev) pelaksanaan RTT Restorasi
Gambut baik pada tingkat SLRG/KHG, tingkat provinsi, dan nasional sangat diperlukan.
Pembangunan aplikasi monitoring dan evaluasi berbasis website (e-Monev) ini merupakan
upaya untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pelaporan menuju pada peningkatan
kualitas dengan melakukan penyederhanaan terhadap format, aplikasi dan mekanisme
pelaporan monev pelaksanaan RTT Restorasi Gambut tersebut. Aplikasi e-Monev untuk
pelaksanaan RTT Restorasi Gambut ini dikelola oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) dan
terkoneksi dengan sistem informasi semua program/kegiatan yang terkait dengan restorasi
gambut.

SIM adalah suatu sistem yang mampu menghasilkan keluaran berbentuk informasi dengan
menggunakan masukan data tertentu melalui beberapa metode pengolahan data untuk
memenuhi tujuan yang akan dicapai dalam suatu pelaksanaan kegiatan. SIM untuk monev RTT

280 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -279


BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Restorasi Gambut adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk memantau dan menilai
capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan RTT Restorasi Gambut di lapangan melalui
mekanisme pelaporan dalam bentuk informasi terpadu dan terbuka. SIM yang baik haruslah
dapat memenuhi syarat fleksibilitas, efektif dan efisien dengan keluaran dalam bentuk
laporan/informasi yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam kegiatan
pemantauan dan evaluasi/penilaian dalam rangka peningkatan kinerja pelaksanaan program
Restorasi Gambut.

Tujuan penerapan SIM dalam pelaksanaan pelaporan program Restorasi Gambut adalah:
1) Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penilaian keseluruhan kegiatan dan
pencapaian tujuan Restorasi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2) Menyediakan informasi yang diperlukan dalam perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan
penyempurnaan pengelolaan Restorasi Gambut secara berkelanjutan.
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan terkait dengan permasalahan
terkait pelaksanaan restorasi gambut dan dampak-dampaknya.
4) Menyediakan pengelolaan data yang baku untuk merekam kemajuan kuantitatif terhadap
pelaksanaan program restorasi gambut di lapangan secara berjenjang.

H. MONITORING DAN EVALUASI RESTORASI GAMBUT

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap semua program dan kegiatan yang
terkait dengan aktivitas restorasi gambut, yang terbagi kedalam 3 tindakan, yaitu: Tindakan
Rewetting (R.1), Revegetation (R.2), dan Revitalization (R.3). Kegiatan monitoring lebih
ditekankan pada proses persiapan hingga pelaksanaan restorasi gambut, sedangkan kegiatan
evaluasi dilakukan pasca-pelaksanaan restorasi gambut. Namun demikian, terdapat beberapa
kegiatan/aktivitas restorasi gambut yang dilakukan monitoring dan evaluasi sekaligus.
Kegiatan monitoring adalah pengawalan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan
restorasi gambut sesuai dengan rencana dan mengetahui permasalahan dan kendala yang
dihadapi di lapangan dan segera mencari solusi permasalahan/kendala tersebut.

Kegiatan evaluasi adalah kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi seluruh pelaksanaan
restorasi gambut, termasuk keberlanjutannya serta menilai dampak restorasi gambut yang
telah dilaksanakan terhadap pemulihan ekologis/ekosistem lahan gambut, sosial, ekonomi,
dan budaya.

Keberhasilan kegiatan monev sangat ditentukan oleh perencanaan monev yang baik, dengan
cara menentukan kerangka kerja dalam melaksanakan pendekatan langsung maupun tidak
langsung.
• Pendekatan langsung dengan cara mendatangi pelaksanaan kegiatan untuk melihat
kesesuaian antara rencana dan realisasi pelaksanaan kegiatan serta efektifitas
pelaksanaan kegiatan.

Hal -280281
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

• Pendekatan tidak langsung adalah dengan penelaahan dokumen RTT, KAK, RAB, DIPA,
POK, serta penetapan kinerja.

Dalam kegiatan monev, personil pelaksana monev harus sudah mendapatkan dan memahami
data/informasi antara lain:
a. Tupoksi, serta wewenang unit kerja;
b. Kegiatan UPRG;
c. Sumber pembiayaan;
d. Sistem informasi yang digunakan;
e. Keterkaitan antara unit kerja;
f. Renstra, RTT dan anggaran unit;
g. Laporan akuntabilitas kinerja;
h. Laporan realisasi keuangan;
i. Hasil monev periode sebelumnya.

Kegiatan monitoring dan evaluasi dirinci ke dalam beberapa variabel/indikator yang akan
digunakan untuk melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi, disajikan pada Tabel-139
dan Tabel-140.

282 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -281


BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-139. Indikator/Variabel dalam Kegiatan Monitoring Pelaksanaan Restorasi Gambut

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Waktu Penanggung
No. Lokasi Monitoring
Restorasi Restorasi Monitoring *) Ukur Monitoring Pengumpulan Data Monitoring Jawab
A Tindakan
Tindakan Rewetting (R.1) tidak diprogramkan dalam pelaksanaan restorasi gambut Papua 2019
Rewetting (R.1)
B Tindakan Hanya meliputi R.2.1 (Revegetasi Pola Suksesi Alami)
Revegetation
(R.2)
1 Revegetasi Pola 1. KHG S. Aleki Male – 1. Kejadian kebakaran Tidak terjadi Pengecekan Tapak lokasi bekas Tiga bulan Dinas LH,
Suksesi Alami S. Ifuleki Bian lahan kebakaran lahan lapangan kebakaran sekali selama Pertanian/
(R.2.1) 2. KHG S. Alekikos baru di areal KHG setahun Perkebunan, CDK
Bakian – S. Ifuleki Sasaran Kabupaten
Bian 2. Pelaksana pekerjaan Kesesuaian UPRG Pengecekan Tapak lokasi bekas Tiga bulan Dinas LH,
3. KHG S. Alekikosi perlindungan kawasan lapangan kebakaran sekali selama Pertanian/
Digoel – S. Aleki (pola suksesi alami) setahun Perkebunan, CDK
Seme Kabupaten
4. KHG S. Buru Mappi 3. Waktu dimulainya Tata waktu Pengamatan Tapak lokasi bekas Tiga bulan Dinas LH,
– S. Buru Obaa pelaksanaan perlindungan lapangan kebakaran sekali selama Pertanian/
5. KHG S. Ifuleki Bian perlindungan kawasan kawasan setahun Perkebunan, CDK
– S. Lekiage Sentuf (pola suksesi alami) Kabupaten
6. KHG Sungai 4. Target waktu Tata waktu Pengamatan Tapak lokasi bekas Tiga bulan Dinas LH,
Ferkame - Sungai pelaksanaan perlindungan lapangan kebakaran sekali selama Pertanian/
Orei perlindungan kawaan kawasan setahun Perkebunan, CDK
7. KHG S. Ifuleki Bian (pola suksesi alami) Kabupaten
– S. Dalik 5. Progres realisasi Hasil yang dicapai Pengamatan Tapak lokasi bekas Tiga bulan Dinas LH,
8. KHG S. Ifuleki pekerjaan dari pekerjaan lapangan kebakaran sekali selama Pertanian/
Onam – S. Fly perlindungan kawasan perlindungan setahun Perkebunan, CDK
(pola suksesi alami) kawasan Kabupaten
6. Progres realisasi Tingkat penyerapan Analisis data Kantor pelaksana Tiga bulan Dinas LH,
penggunaan anggaran anggaran keuangan/penggun konstruksi sekali selama Pertanian/
untuk kegiatan aan anggaran setahun Perkebunan, CDK
perlindungan kawasan Kabupaten

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


(pola sksesi alami)

Hal -282

283
BAB VI Monitoring dan Evaluasi

284
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Waktu Penanggung
No. Lokasi Monitoring
Restorasi Restorasi Monitoring *) Ukur Monitoring Pengumpulan Data Monitoring Jawab
7. Peran Tingkat partisipasi Pemeriksaan Tapak lokasi bekas Tiga bulan Dinas LH
serta/keterlibatan masyarakat lapangan kebakaran sekali selama
masyarakat setempat setahun
dalam perlindungan
kawasan
C Tindakan
Revitalization
(R.3)
1 Pembinaan Desa 1. KHG S. Aleki Male – 1. Proses fasilitasi Terbentuknya Desa Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
Peduli Gambut S. Ifuleki Bian pembentukan kawasan Peduli Gambut pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
(R.3.1) 2. KHG S. Alekikos perdesaan gambut lapangan gambut setahun Masyarakat dan
Bakian – S. Ifuleki Desa
Bian 2. Penyusunan Terciptanya Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
3. KHG S. Alekikosi perencanaan tata perencanaan tata pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
Digoel – S. Aleki ruang kawasan ruang lapangan gambut setahun Masyarakat dan
Seme perdesaan gambut Desa
4. KHG S. Buru Mappi 3. Penyelesaian/resolusi Keberadaan Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
– S. Buru Obaa konfliks Lembaga Resolusi pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
5. KHG S. Ifuleki Bian Konflik lapangan gambut setahun Masyarakat dan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


– S. Lekiage Sentuf Desa
6. KHG Sungai 4. Pembentukan Terbentuknya Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
Ferkame - Sungai kelembagaan kelembagaan pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
Orei pengelola hidrologi lapangan gambut setahun Masyarakat dan
7. KHG S. Ifuleki Bian dan lahan gambut Desa
– S. Dalik 5. Fasilitasi kerjasama Terciptanya Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
8. KHG S. Ifuleki antar desa gambut kerjasama pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
Onam – S. Fly lapangan gambut setahun Masyarakat dan
Desa
6. Pelaksanaan pelatihan, Peningkatan Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
pemberdayaan, dan ekonomi pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
pendampingan usaha masyarakat lapangan gambut Masyarakat dan
ekonomi masyarakat Desa
7. Penguatan kapasitas Kinerja Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
kelembagaan lokal kelembagaan lokal pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan

Hal -283
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Waktu Penanggung
No. Lokasi Monitoring
Restorasi Restorasi Monitoring *) Ukur Monitoring Pengumpulan Data Monitoring Jawab
lapangan gambut Masyarakat dan
Desa
8. Upaya dan Tingkat Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
kesiapsiagaan kesiapsiagaan pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
masyarakat desa masyarakat lapangan gambut Masyarakat dan
gambut dalam Desa
menghadapi bencana
kebakaran gambut
2 Peningkatan 1. KHG S. Aleki Male – 1. Pelaksanaan pelatihan Terlaksananya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
Kapasitas S. Ifuleki Bian manajemen dan tata pelatihan pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
Kelembagaan 2. KHG S. Alekikos kelola kelembagaan lapangan gambut Masyarakat dan
(R.3.2) Bakian – S. Ifuleki untuk penguatan Desa
Bian kelembagaan
3. KHG S. Alekikosi 2. Fasilitasi penyusunan Tersusunnya AD/RT Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
Digoel – S. Aleki AD/ART kelembagaan pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
Seme lapangan gambut setahun Masyarakat dan
4. KHG S. Buru Mappi Desa
– S. Buru Obaa 3. Penyusunan rencana Tersedianya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
5. KHG S. Ifuleki Bian tahunan kelembagaan dokumen rencana pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
– S. Lekiage Sentuf tahunan lapangan gambut Masyarakat dan
6. KHG Sungai Desa
Ferkame - Sungai 4. Pelaksanaan rencana Tersedianya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
Orei tahunan kelembagaan dokumen rencana pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
7. KHG S. Ifuleki Bian tahunan lapangan gambut Masyarakat dan
– S. Dalik Desa
8. KHG S. Ifuleki 5. Pelaksanaan suksesi Terciptanya suksesi Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
Onam – S. Fly kepengurusan kepengurusan pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
organisasi/kelembagaa lapangan gambut setahun Masyarakat dan
n Desa

3 Pengembangan 1. KHG S. Aleki Male – 1. Pelatihan teknik Terlaksananya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Alternatif S. Ifuleki Bian budidaya yang baik pelatihan pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
Komoditas dan 2. KHG S. Alekikos lapangan gambut Masyarakat dan

285
Hal -284
BAB VI Monitoring dan Evaluasi

286
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Waktu Penanggung
No. Lokasi Monitoring
Restorasi Restorasi Monitoring *) Ukur Monitoring Pengumpulan Data Monitoring Jawab
Sumber Mata Bakian – S. Ifuleki Desa
Pencaharian Bian 2. Pelatihan pascapanen, Terlaksananya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
(R.3.3) 3. KHG S. Alekikosi packaging, dan labeling pelatihan pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
Digoel – S. Aleki lapangan gambut Masyarakat dan
Seme Desa
4. KHG S. Buru Mappi 3. Pelatihan pengolahan Terlaksananya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
– S. Buru Obaa hasil dan pemasaran pelatihan pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
5. KHG S. Ifuleki Bian produk lapangan gambut Masyarakat dan
– S. Lekiage Sentuf Desa
6. KHG Sungai 4. Pelatihan manajemen Terlaksananya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
Ferkame - Sungai usaha pelatihan pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
Orei lapangan gambut Masyarakat dan
7. KHG S. Ifuleki Bian Desa
– S. Dalik 5. Fasilitasi penyusunan Tersedianya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas
8. KHG S. Ifuleki rencana dokumen pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
Onam – S. Fly pengembangan perencanaan lapangan gambut Masyarakat dan
komoditas yang telah Desa
dipilih
6. Pendampingan usaha Terlaksananya Wawancara dan Desa sasaran Sekali (2019) Dinas

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


pengembangan pendampingan pengamatan tindakan restorasi Pemberdayaan
komoditas yang dipilih lapangan gambut Masyarakat dan
Desa
7. Kendala/permasalahan Terekduksinya Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
yang dihadapi permasalahan pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
masyarakat dalam lapangan gambut setahun Masyarakat dan
mengembangkan Desa
komoditas yang dipilih
8. Fasilitasi pembentukan Terbentuknya Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
kelompok usaha kelompok tani pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
bersama lapangan gambut setahun Masyarakat dan
Desa
9. Fasilitasi pemasaran Terciptanya Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
hasil pemasaran hasil pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
lapangan gambut setahun Masyarakat dan

Hal -285
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Waktu Penanggung
No. Lokasi Monitoring
Restorasi Restorasi Monitoring *) Ukur Monitoring Pengumpulan Data Monitoring Jawab
Desa
10. Fasilitasi Terciptanya Wawancara dan Desa sasaran Tiga bulan Dinas
pengembangan informasi dan pengamatan tindakan restorasi sekali selama Pemberdayaan
informasi dan jejaring jejaring pemasaran lapangan gambut setahun Masyarakat dan
pemasaran Desa

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


287
Hal -286
BAB VI Monitoring dan Evaluasi

288
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Tabel-140. Indikator/Variabel dalam Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Restorasi Gambut


Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Penanggung
No. Lokasi Evaluasi Waktu Evaluasi
Restorasi Restorasi Evaluasi *) Ukur Evaluasi Pengumpulan Data Jawab
A Tindakan
Tindakan Rewetting (R.1) tidak diprogramkan dalam pelaksanaan restorasi gambut Papua 2019
Rewetting (R.1)
B Tindakan
Revegetation
(R.2)
1. Suksesi Alami 1. KHG S. Aleki Male – 1. Kinerja pelaksana Kinerja UPRG Pengecekan Tapak lokasi bekas Tahap Pasca Dinas PUPR dan
(R.2.1) S. Ifuleki Bian pekerjaan lapangan kebakaran Pelaksanaan LH Kabupaten
2. KHG S. Alekikos perlindungan kawasan tahun ke-2, dst
Bakian – S. Ifuleki 2. Efektivitas waktu Efektivititas waktu Pengamatan Tapak lokasi bekas Tahap Pasca Dinas PUPR dan
Bian perlindungan kawasan sesuai rencana lapangan kebakaran Pelaksanaan LH Kabupaten
3. KHG S. Alekikosi tahun ke-2, dst
Digoel – S. Aleki 3. Efisiensi penggunaan Efisiensi anggaran Analisis data Tapak lokasi bekas Tahap Pasca Dinas PUPR dan
Seme anggaran untuk keuangan/penggun kebakaran LH Kabupaten
Pelaksanaan
4. KHG S. Buru Mappi perlindungan kawasan aan anggaran
– S. Buru Obaa tahun ke-2, dst
5. KHG S. Ifuleki Bian 4. Capaian kinerja Kinerja pelaksanaan Analisis data Kantor pelaksana Tahap Pasca Dinas PUPR dan
– S. Lekiage Sentuf pelaksanaan perlindungan keuangan/penggun konstruksi Pelaksanaan LH Kabupaten
6. KHG Sungai perlindungan kawasan kawasan aan anggaran tahun ke-2, dst

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Ferkame - Sungai 5. Upaya penjagaan Tingkat keutuhan Pemeriksaan Tapak lokasi bekas Tahap Pasca Dinas PUPR dan
Orei kawasan gambut dari Kawasan lapangan kebakaran Pelaksanaan LH Kabupaten
7. KHG S. Ifuleki Bian kebakaran dan tahun ke-2, dst
– S. Dalik penebangan
8. KHG S. Ifuleki 6. Keterlibatan Tingkat partisipasi Pemeriksaan Tapak lokasi bekas Tahap Pasca Dinas PUPR dan
Onam – S. Fly masyarakat setempat masyarakat lapangan kebakaran Pelaksanaan LH Kabupaten
tahun ke-2, dst
7. Dampak perlindungan Perbaikan/pemulih Pemeriksaan Tapak lokasi bekas Tahap Pasca Dinas PUPR dan
kawasan terhadap an lapangan kebakaran Pelaksanaan LH Kabupaten
pemulihan ekosistem/hidrologi tahun ke-2, dst
ekosistem/hidrologi lahan rawa/gambut
lahan rawa/gambut
8. Dampak perlindungan Manfaat/kerugian Pemeriksaan Masyarakat Tahap Pasca Dinas PUPR dan
kawasan terhadap sosial ekonomi dan lapangan kampung sekitar Pelaksanaan LH Kabupaten
aktivitas sosial, budaya masyarakat areal kegiatan tahun ke-2, dst

Hal -287
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Penanggung


No. Lokasi Evaluasi Waktu Evaluasi
Restorasi Restorasi Evaluasi *) Ukur Evaluasi Pengumpulan Data Jawab
ekonomi dan budaya setemat perlindungan
masyarakat setempat kawasan
9. Keberlajutan kegiatan Ukuran Pemeriksaan Tapak lokasi bekas Tahap Pasca Dinas PUPR dan
perlindungan kawasan keberlanjutan lapangan kebakaran dan Pelaksanaan LH Kabupaten
dalam rangka restorasi perlindungan dukungan kamoung tahun ke-2, dst
lahan gambut kawasan sekitarnya serta
dukungan
stakeholders terkait
2. Pengayaan Tindakan Revegetation pola pengayaan tanaman (R.2.2) tidak diprogramkan dalam pelaksanaan restorasi gambut Papua 2019
Tanaman (R.2.2)
3. Penanaman Pola Tindakan Revegetation pola penanaman maksimal (R.2.3) tidak diprogramkan dalam pelaksanaan restorasi gambut Papua 2019
Maksimal (R.2.3)
C Tindakan
Revitalization
(R.3)
1 Pembinaan Desa 1. KHG S. Aleki Male – 1. Evaluasi terhadap Terbentuknya Desa Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Peduli Gambut S. Ifuleki Bian penetapan delineasi Peduli Gambut data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
(R.3.1) 2. KHG S. Alekikos kawasan perdesaan dan pengamatan gambut Masyarakat dan
Bakian – S. Ifuleki gambut lapangan Desa
Bian
3. KHG S. Alekikosi 2. Evaluasi tata ruang Terciptanya Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Digoel – S. Aleki kawasan perdesaan perencanaan tata data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
Seme gambut ruang dan pengamatan gambut Masyarakat dan
4. KHG S. Buru Mappi lapangan Desa
– S. Buru Obaa 3. Evaluasi terhadap Keberadaan Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
5. KHG S. Ifuleki Bian berbagai resolusi Lembaga Resolusi data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
– S. Lekiage Sentuf konfliks yang dilakukan Konflik dan pengamatan gambut Masyarakat dan
6. KHG Sungai lapangan Desa
Ferkame - Sungai 4. Evaluasi pelaksanaan Terciptanya Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Orei kerjasama antar desa kerjasama data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
7. KHG S. Ifuleki Bian gambut dan pengamatan gambut Masyarakat dan
– S. Dalik lapangan Desa
8. KHG S. Ifuleki 5. Evaluasi hasil pelatihan Peningkatan Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Onam – S. Fly dan kebutuhan pelatihan dan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
pelatihan ke depan pendidikan dan pengamatan gambut Masyarakat dan

289
Hal -288
BAB VI Monitoring dan Evaluasi

290
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Penanggung


No. Lokasi Evaluasi Waktu Evaluasi
Restorasi Restorasi Evaluasi *) Ukur Evaluasi Pengumpulan Data Jawab
lapangan Desa
6. Evaluasi peran para Kinerja Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
pihak dan kelembagaan lokal data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
kelembagaan lokal dan pengamatan gambut Masyarakat dan
yang ada dalam lapangan Desa
kelembagaan
pengelola hidrologis
gambut dan lahan
gambut
7. Evaluasi kesiapsiagaan Tingkat Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
dan ketangguhan kesiapsiagaan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
masyarakat dalam masyarakat dan pengamatan gambut Masyarakat dan
menghadapi bencana lapangan Desa
(jika terjadi bencana,
khususnya kebakaran
hutan/gambut)
2 Peningkatan 1. KHG S. Aleki Male – 1. Evaluasi dan penilaian Tingkat Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Kapasitas S. Ifuleki Bian peran dan fungsi keberhasilan peran data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
Kelembagaan 2. KHG S. Alekikos kelembagaan yang dan fungsi dan pengamatan gambut Masyarakat dan
(R.3.2) Bakian – S. Ifuleki telah terbentuk kelembagaan lapangan Desa

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Bian
3. KHG S. Alekikosi 2. Evaluasi dan penilaian Kinerja Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Digoel – S. Aleki kinerja kelembagaan kelembagaan lokal data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
Seme secara umum yang dan pengamatan gambut Masyarakat dan
4. KHG S. Buru Mappi telah terbentuk lapangan Desa
– S. Buru Obaa 3. Evaluasi pelaksanaan Kinerja Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
5. KHG S. Ifuleki Bian rencana tahunan kelembagaan lokal data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
– S. Lekiage Sentuf kelembagaan dan pengamatan gambut Masyarakat dan
6. KHG Sungai lapangan Desa
Ferkame - Sungai 4. Evaluasi kinerja Kinerja Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Orei kepengurusan kepengurusan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
7. KHG S. Ifuleki Bian dan pengamatan gambut Masyarakat dan
– S. Dalik lapangan Desa
8. KHG S. Ifuleki 5. Evaluasi peran para Kinerja peran para Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Onam – S. Fly pihak pihak data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan

Hal -289
BAB VI Monitoring dan Evaluasi
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Jenis Tindakan Lokasi Tindakan Indikator/Variabel Capaian / Tolok Metode Penanggung


No. Lokasi Evaluasi Waktu Evaluasi
Restorasi Restorasi Evaluasi *) Ukur Evaluasi Pengumpulan Data Jawab
dan pengamatan gambut Masyarakat dan
lapangan Desa
6. Evaluasi kreativitas, Tingkat Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
inovasi, dan kearifan keberhasilan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
lokal kelembagaan kelembagaan dan pengamatan gambut Masyarakat dan
lapangan Desa
3 Pengembangan 1. KHG S. Aleki Male – 1. Evaluasi kesesuaian Tingkat Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Alternatif S. Ifuleki Bian program/kegiatan keberhasilan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
Komoditas dan 2. KHG S. Alekikos pengembangan program dan pengamatan gambut Masyarakat dan
Sumber Mata Bakian – S. Ifuleki komoditas dan sumber lapangan Desa
Pencaharian Bian mata pencaharian
(R.3.3) 3. KHG S. Alekikosi
Digoel – S. Aleki 2. Evaluasi pembangunan Tingkat Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Seme infrastruktur keberhasilan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
4. KHG S. Buru Mappi pendukung pembangunan dan pengamatan gambut Masyarakat dan
– S. Buru Obaa pengembangan infrastruktur lapangan Desa
5. KHG S. Ifuleki Bian komoditas dan sumber
– S. Lekiage Sentuf mata pencaharian
6. KHG Sungai 3. Dampak Tingkat Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
Ferkame - Sungai pengembangan keberhasilan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
Orei komoditas dan sumber aktivitas sosial, dan pengamatan gambut Masyarakat dan
7. KHG S. Ifuleki Bian mata pencaharian ekonomi dan lapangan Desa
– S. Dalik terhadap peningkatan budaya
8. KHG S. Ifuleki pendapatan
Onam – S. Fly masyarakat
setempat/ekonomi
masyarakat, sosial, dan
lingkungan
4. Dampak keseluruhan Tingkat Wawancara, analisis Desa sasaran Tahun ke 2 dan Dinas
kegiatan restorasi keberhasilan data monitoring tindakan restorasi tahun ke 5 Pemberdayaan
gambut terhadap restorasi gambut dan pengamatan gambut Masyarakat dan
ketahanan ekonoimi terhadap ketahanan lapangan Desa
dan sosial masyarakat sosial, ekonomi dan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


setempat budaya

291
Hal -290
BAB VII Penutup
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

BAB-VII
PENUTUP

A. ARAHAN TINDAKAN DARI PEMBIAYAAN

Berdasarkan hasil analisis dan perumusan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut 8
(delapan) KHG sasaran RTT Provinsi Papua Tahun 2019 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian

Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut
pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian adalah :

a. Pada KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian terdapat areal yang harus direstorasi seluas 754
ha, dengan tanggung jawab pada 1 (satu) UPRG, yaitu :
1) KSDAE / KSA, dengan tanggung jawab areal seluas 744 ha.
2) Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke, dengan tanggung jawab areal seluas 10 ha.

b. Kegiatan intervensi yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = 0
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = 0
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = 0
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = 754 ha
5) Revegetasi dengan pengkayaan (R.2.2)
tanaman (R.2.2) = 0
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = 0
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = 2 desa
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = 2 desa
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = 2 desa

c. Biaya yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian seluruhnya
adalah sebesar Rp. 3.508.000.000,-, meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = Rp. 0,-
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = Rp. 0,-
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = Rp. 0,-
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = Rp. 1.508.000.000,-
5) Revegetasi dengan pengkayaan (R.2.2)
tanaman (R.2.2) = Rp. 0,-
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = Rp. 0,-
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = Rp. 2.000.000.000,-

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -291


292
BAB VII Penutup
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = Termasuk R.3.1


9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = Termasuk R.3.1

2. KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian

Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut
pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian adalah :

a. Pada KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian terdapat areal yang harus direstorasi seluas
373 ha, dengan tanggung jawab pada 1 (satu) UPRG, yaitu :
1) KSDAE / KSA, dengan tanggung jawab areal seluas 373 ha.

b. Kegiatan intervensi yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki
Bian meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = 0
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = 0
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = 0
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = 373 ha
5) tanaman (R.2.2)
Revegetasi dengan pengkayaan (R.2.2) = 0
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = 0
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = 1 desa
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = 11desa
desa
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = 1 desa
c. Biaya yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian seluruhnya
adalah sebesar Rp. 1.746.000.000,-, meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = Rp. 0,-
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = Rp. 0,-
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = Rp. 0,-
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = Rp. 746.000.000,-
5) tanaman (R.2.2)
Revegetasi dengan pengkayaan (R.2.2) = Rp. 0,-
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = Rp. 0,-
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = Rp. 1.000.000.000,-
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = Termasuk R.3.1
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = Termasuk R.3.1

3. KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme

Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut
pada KHG S. Alekikos Digoel – S. Aleki Seme adalah :

Hal -292
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 293
BAB VII Penutup
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

a. Pada KHG S. Alekikos Digoel – S. Aleki Seme terdapat areal yang harus direstorasi seluas
1.638 ha, dengan tanggung jawab pada 2 (dua) UPRG, yaitu :
1) KPHP – Unit III, dengan tanggung jawab areal seluas 1.248 ha.
2) KPHP – Unit LV, dengan tanggung jawab areal seluas 390 ha
b. Kegiatan intervensi yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki
Bian meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = 0
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = 0
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = 0
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = 1.638 ha
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = 0
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = 0
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = 1 desa
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = 1 desa
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = 1 desa
c. Biaya yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Alekikos Digoel – S. Aleki Seme seluruhnya
adalah sebesar Rp. 4.276.000.000,-, meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = Rp. 0,-
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = Rp. 0,-
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = Rp. 0,-
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = Rp. 3.276.000.000,-
5) Revegetasi dengan pengkayaan (R.2.2)
tanaman (R.2.2) = Rp. 0,-
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = Rp. 0,-
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = Rp. 1.000.000.000,-
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = Rp. Termasuk R.3.1
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = Rp. Termasuk R.3.1

4. KHG S. Buru Mappi - Sungai Buru Obaa

Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut
pada KHG S. Buru Mappi - Sungai Buru Obaa adalah :

a. Pada KHG S. Buru Mappi - Sungai Buru Obaa terdapat areal yang harus direstorasi seluas
6.293 ha, dengan tanggung jawab pada 4 (empat) UPRG, yaitu :
1) Dinas Kehutanan Provinsi Papua, dengan tanggung jawab areal seluas 90 ha.
2) KPHP – Unit XLIX, dengan tanggung jawab areal seluas 5.323 ha.
3) KPHP – Unit XLVII, dengan tanggung jawab areal seluas 57 ha.
4) KPHP – Unit XLVIII, dengan tanggung jawab areal seluas 823 ha.

b. Kegiatan intervensi yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Buru Mappi - Sungai Buru
Obaa meliputi :

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -293


294
BAB VII Penutup
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = 0


2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = 0
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = 0
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = 6.293 ha
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = 0
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = 0
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = 10 desa
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = 10 desa
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = 10 desa
c. Biaya yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Buru Mappi - Sungai Buru Obaa seluruhnya
adalah sebesar Rp. 22.586.000.000,-, meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = Rp. 0,-
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = Rp. 0,-
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = Rp. 0,-
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = Rp. 12.586.000.000,-
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = Rp. 0,-
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = Rp. 0,-
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = Rp. 10.000.000.000,-
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = Rp. Termasuk R.3.1
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = Rp. Termasuk R.3.1

5. KHG S. Ferkame – S. Orei

Tidak terdapat areal yang harus direstorasi pada KHG S. Ferkame – S. Orei.

6. KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf

Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut
pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf adalah :

a. Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf terdapat areal yang harus direstorasi seluas
1.516 ha, dengan tanggung jawab pada 1 (satu) UPRG, yaitu :
1) KSDAE / KSA, dengan tanggung jawab areal seluas 1.516 ha.

b. Kegiatan intervensi yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage
Sentuf meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = 0
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = 0
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = 0
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = 1.516 ha
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = 0

Hal -294
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 295
BAB VII Penutup
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = 0


7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = 1 desa
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = 1 desa
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = 1 desa
c. Biaya yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf seluruhnya
adalah sebesar Rp. 4.032.000.000,-, meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = Rp. 0,-
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = Rp. 0,-
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = Rp. 0,-
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = Rp. 3.032.000.000,-
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = Rp. 0,-
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = Rp. 0,-
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = Rp. 1.000.000.000,-
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = Rp. Termasuk R.3.1
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = Rp. Termasuk R.3.1

7. KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik

Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut
pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik adalah :

a. Pada KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik terdapat areal yang harus direstorasi seluas 500 ha,
dengan tanggung jawab pada 1 (satu) UPRG, yaitu :
1) KSDAE / KSA, dengan tanggung jawab areal seluas 393 ha.
2) Dinas Kehutanan Provinsi Papua / KHPH, dengan tanggung jawab areal seluas 6 ha.
3) KPHP – Unit LV. Dengan tanggung jawab areal seluas 101 ha.

b. Kegiatan intervensi yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = 0
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = 0
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = 0
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = 500 ha
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = 0
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = 0
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = 1 desa
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = 1 desa
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = 1 desa
c. Biaya yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik seluruhnya adalah
sebesar Rp. 2.000.000.000,-, meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = Rp. 0,-

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -295


296
BAB VII Penutup
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = Rp. 0,-


3) Penimbunan kanal (R.1.3) = Rp. 0,-
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = Rp. 1.000.000.000,-
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = Rp. 0,-
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = Rp. 0,-
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = Rp. 1.000.000.000,-
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = Rp. Termasuk R.3.1
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = Rp. Termasuk R.3.1

8. KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly

Kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut
- S. Fly adalah:
pada KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly adalah :

a. Pada KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly terdapat areal yang harus direstorasi seluas 1.331 ha,
dengan tanggung jawab pada 1 (satu) UPRG, yaitu :
1) Dinas Kehutanan Provinsi Papua, dengan tanggung jawab areal seluas 1.331 ha.
b. Kegiatan intervensi yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Ifuleki Onam – S. Fly
meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = 0
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = 0
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = 0
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = 1.331 ha
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = 0
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = 0
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = 1 desa
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = 1 desa
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = 1 desa
c. Biaya yang diperlukan untuk restorasi KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly seluruhnya
- S. Fly seluruhnya
adalah sebesar Rp. 3.662.000.000,-, meliputi :
1) Pembangunan sumur bor (R.1.1) = Rp. 0,-
2) Pembangunan sekat kanal (R.1.2) = Rp. 0,-
3) Penimbunan kanal (R.1.3) = Rp. 0,-
4) Revegetasi suksesi alami (R.2.1) = Rp. 2.662.000.000,-
5) Revegetasi dengan pengkayaan tanaman
(R.2.2) (R.2.2) = Rp. 0,-
6) Revegetasi dengan pola maksimal (R.2.3) = Rp. 0,-
7) Pembentukan desa peduli gambut (R.3.1) = Rp. 1.000.000.000,-
8) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat (R.3.2) = Termasuk R.3.1
9) Pembangunan alternatif mata pencaharian (R.3.3) = Termasuk R.3.1

Hal -296
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 297
BAB VII Penutup
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

B. SARAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil evaluasi pekerjaan mulai dari tahap penyusunan rencana kerja, survei
lapangan, analisis dan perumusan rencana tindakan restorasi ekosistem gambut 8 (delapan)
KHG Sasaran RTT Provinsi Papua Tahun 2019 dapat disampaikan saran / rekomendasi sebagai
berikut :

1) Diperlukan update data lapangan sesuai dengan perkembangan situasi terakhir, baik aspek
biofisik maupun sosial ekonomi dan budaya.
2) Tindakan restorasi Revitalization (R.3) perlu disesuaikan berdasarkan hasil pemetaan
partisipatif (pra kondisi), sehubungan dengan batas-batas kampung yang sampai dengan
saat ini belum dapat dipetakan berdasarkan data lapangan.
3) Rencana tindakan Revitalization (R.3) memerlukan studi lanjutan yang mendetail tentang
kondisi sosial ekonomi masyarakat dan potensi wilayahnya.
4) Diperlukan studi / analisis / verifikasi data lanjutan sebelum rencana tindakan tahunan ini
dilaksanakan di lapangan.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -297


298
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

DAFTAR PUSTAKA

Agus, F. dan Subiksa, I. G. M. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan.
Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.
Anonym. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006 – 2025. Diakses 17 Oktober 2017 http://sipd.bangda.kemendagri.go.id/
dokumen/uploads/rpjpd_105_2005.pdf
Badan Pusat Statistika. 2018. “Kabupaten Merauke dalam Angka 2017” Katalog BPS 1102001.9401
diakses dari https://meraukekab.bps.go.id/ pada bulan Oktober 2018.
Badan Pusat Statistika. 2018. “Kabupaten Boven Digoel dalam Angka 2017” Katalog
BPS 1102001.9413 diakses dari https://bovendigoelkab.bps.go.id/ pada bulan Oktober 2018.
Badan Pusat Statistika. 2018. “Kabupaten Mappi dalam Angka 2017” Katalog BPS 1102001.9414
diakses dari https://mappikab.bps.go.id/ pada bulan Oktober 2018.
Badan Pusat Statistika. 2018. “Kabupaten Sarmi dalam Angka 2017” Katalog BPS 1102001.9419
diakses dari https://sarmikab.bps.go.id/ pada bulan Oktober 2018.
Badan Pusat Statistika. 2018. “Kabupaten Asmat dalam Angka 2017” Katalog BPS 1102001.9415
diakses dari https://asmatkab.bps.go.id/ pada bulan Oktober 2018.
Badan Restorasi Gambut, Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut Nomor P.4/BRG-KB/2017
tentang Panduan Penyusunan Rencana Restorasi Ekosistem Gambut.
Badan Restorasi Gambut, Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut Nomor P.8/BRG-KB/2017
tentang Standar Biaya Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Lahan Gambut Lingkup
Badan Restorasi Gambut.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Peraturan Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Kerusakan Lingkungan Nomor P.3/PPKL/PKG/PKL.0/3/2018 tentang Pedoman Pembangunan
Infrastruktur Pembasahan untuk Pemulihan Ekosistem Gambut
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Peraturan Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Kerusakan Lingkungan Nomor P.9/PPKL/PKG/PKL.0/7/2018 tentang Standar Biaya
Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Untuk Pemulihan Ekosistem Gambut.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Peraturan Direktorat Jenderal Planologi
Kehutanan No. P1/VII-IPSDH/2015 tentang Pedoman Pemantauan Penutupan Lahan.
Lanoeroe, S. E,M Kesaulija dan Y,Y Rahawarin. 2005. Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Berkayu sebagai
Bahan Baku Perahu Tradisional oleh Suku Yachai di Kabupaten Mappi. Biodiversitas. Vol 6,
Nomor 3. Hal: 212-216. ISSN: 1412-033X
Lestari Papua. 2017. Penilaian Awal Nilai Konservasi Tinggi Kabupaten Mappi. Konservasi Tinggi
Kabupaten Mappi. Diakses pada 18 Oktober 2017 https://lestaripapua.wordpress.com
/2017/02/20/penilaian-awal-nilai-konservasi-tinggi-kabupaten-mappi/
Mendelow, A. 1991. Environmental Scanning: The Impact of The Stakeholder Concept. Cambrige,
M.A.

Hal -298
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 299
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Tindakan Tahunan (RTT) Provinsi Papua Tahun 2019

Noor, M. dan Mulyani, A. 2011. Evaluasi Kesesuaian Untuk Pengembangan Pertanian Di Lahan
Gambut. Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian
Pertanian.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.14/Menlhk/Setjen/kum.1/2/2017
tentang Tata Cara Inventarisasi dan Penetapan Fungsi Ekosistem Gambut.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.16/Menlhk/Setjen/kum.1/2/2017
tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. 129/Menlhk/Setjen/PKL.0/2/2017
tentang Penetapan Peta Kesatuan Hidrologis Gambut Nasional.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. 130/Menlhk/Setjen/PKL.0/2/2017
tentang Penetapan Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional.
Sabiham S. 2015. Pengembangan dan Pemanfaatan Lahan Gambut [Presentasi Power Point]. IPN
Toolbox Tema A Subtema A2. Diakses pada 18 Oktober 2017 www.cifor.org/ipn-toolbox
Scoones, I. 1998. Sustainable Rural Livehoods: A Frame for Analysis. IDS Working Paper 72.
Subiksa, IG. M. Hartatik, W. Dan Agus, F. 2011. Pengelolaan Lahan Gambut Secara Berkelanjutan.
Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian
Pertanian.
Subiksa, IG. M. dan Wahyunto. 2011. Genesis Lahan Gambut Indonesia. Pengelolaan Lahan Gambut
Berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.
Sugiyono. 2013. Metode Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.
_______. 2010. Metode Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.
Suwardi, et al. 2005. Sejarah Pengelolaan Lahan Gambut di Indonesia. Gakoryuko. Volume XI No. 2,
Tahun 2005
Tata, H. L. dan Susmianto, A. 2016. Prospek Paludikultur Ekosistem Gambut Indonesia. FORDA Press.
Bogor.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 Hal -299


300
Lampiran-1.
Lampiran-2. Rekapitulasi Database Hasil Survey Lapangan Biofisik dari Masing-masing KHG Sasaran
Masing KHG

Koordinat Kedalaman Tutupan


Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
A. KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
Kasuari, Babi
Tanah
1 Merauke Muting Boha 140°26'14,3" 07°19'23,5" Rumput Rawa Hutan, Rawa 200 Ada
Mineral
Bangau, Rusa
Babi Hutan,
Rusa, Tuban,
Tanah Kuskus,
2 Merauke Muting Boha 140°26'14,5" 07°20'05,5" Rumput Rawa Rawa 300 Ada
Mineral Berbagai
Macam
Burung
Babi Hutan,
Tanah
3 Merauke Muting Boha 140°26'14,0" 07°19'48,7" Rumput Rawa Rusa, Tuban, Rawa 200 Ada
Mineral
Kanguru
Tuban, Rusa,
Tanah
4 Merauke Muting Boha 140°26'29,7" 07°19'41,6" Rumput Rawa Kasuari, Babi Rawa 150 Ada
Mineral
hutan
Rusa, Babi
Tanah
5 Merauke Muting Boha 140°27'48,0" 07°17'05,7" Rumput Rawa hutan, Rawa 140 Ada
Mineral
Kasuari, tuban
Bangau, Babi
Tanah
6 Merauke Muting Pachas 140°28'02,4" 07°15'05,6" Eucalyptus, Bambu Hutan, Rawa 65 Ada
Mineral
Kasuari, Rusa
Babi Hutan,
Tanah Hutan
7 Merauke Muting Pachas 140°27'42,2" 07°16'50,7" Eucalyptus Rusa, Tuban, 50 Ada
Mineral Campuran
Kanguru
Bangau, Babi
Tanah Rumput Rawa,
8 Merauke Muting Pachas 140°28'08,01" 07°15'18,4" Hutan, Tuban, Rawa 70 Ada
Mineral Bambu
Kanguru
B. KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
Tanah Bangau, Babi
1 Merauke Muting Waan 140°24'14,6" 07°29'48,3" rumput gajah rawa 300 ada
Mineral Hutan, Kasuari
Tanah Tuban,
2 Merauke Muting Waan 140°24'51,0" 07°28'59,2" perumpung/kasim rawa 150 ada

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Mineral Bangau,

301
Lampiran-2 -1
302
Koordinat Kedalaman Tutupan
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
Kasuari, Babi
Hutan
eucalyptus merah Rusa,
Tanah hutan
3 Merauke Muting Waan 140°24'11,7" 07°27'59,8" dan putih, Kakaktua, Babi 100 tidak
Mineral campuran
seringga Hutan
eucalyptus merah burung nuri,
Tanah
4 Merauke Muting Waan 140°25'02,6" 07°27'05,1" dan putih, rumput orasi, hutan 100 ada
Mineral
gajah kakaktua, pipit
eucalyptus merah burung nuri,
Tanah hutan
5 Merauke Muting Waan 140°25'23,2" 07°27'47,7" dan putih, ilalang, orasi, 100 ada
Mineral campuran
gempol, kakaktua, pipit
Kasuari, Babi
Tanah eucalyptus merah
6 Merauke Muting Kolam 140°23'30,0" 07°27'21,8" Hutan, hutan 100 ada
Mineral dan putih
Bangau, Rusa
Bangau, Babi
Tanah
7 Merauke Muting Kolam 140°23'33,3" 07°26'19,7" rumput walingi Hutan, Rusa, rawa 120 ada
Mineral
Nuri
Tanah burung
8 Merauke Muting Kolam 140°25'24,7" 07°28'47,2" rumput ilalang rawa 150 ada
Mineral mbahol
Afkab Tanah eucalyptus, burung
9 Merauke Muting 140°24'22,6" 07°27'58,0" hutan 100 ada
Makmur Mineral palem/saringga kakfa/lokal
C. KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


areal
babi hutan,
Tanah kayu bus, kayu terbuka,
1 Boven Digoel Subur Keisa 140°08'35,53" 07°04'07,03" burung nuri, 25 Tidak Ada
Mineral besi alang-alang,
kakatua
tebu rawaa
hutan muda,
Tanah kayu besi dan burung maleo,
2 Boven Digoel Subur Keisa 140°07'23,21" 07°06'34,61" semak 60 Tidak Ada
Mineral gempol nuri, kakaktua
belukar
Tanah gaharu, rotan, burung nnuri,
3 Boven Digoel Subur Keisa 140°14'08,38" 07°01'56,94" hutan muda 25 Tidak Ada
Mineral gempol kakatua
kayu bus, kayu burung nuri,
Tanah
4 Boven Digoel Subur Keisa 140°11'25,06" 07°03'52,87" susu, gempol putih kakaktua, hutan muda 20 Tidak Ada
Mineral
dan rotan kaswari
areal
Tanah gaharu, rotan, buaya, burung
5 Boven Digoel Subur Keisa 140°11'46,18" 07°00'47,96" terbuka, 23 Tidak Ada
Mineral gempol nuri, kakatua
alang-alang

Lampiran-2 -2
Koordinat Kedalaman Tutupan
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
buaya, babi
Tanah gaharu, rotan,
6 Boven Digoel Subur Keisa 140°08'17,44" 07°08'17,44" hutan, burung hutan muda 10 Tidak Ada
Mineral gempol
kakaktua
burung nuri,
Tanah
7 Boven Digoel Subur Keisa 140°08'42,52" 07°02'27,21" semak belukar elang coklat, hutan muda 45 Tidak Ada
Mineral
buaya muara
buaya rawa,
Tanah gaharu, bus, areal
8 Boven Digoel Subur Keisa 140°10'02,46" 07°02'20,02" biawak, 10 Tidak Ada
Mineral gempol terbuka
burung nuri
burung maleo,
kayu gaharu, hutan
Tanah kaswari,
9 Boven Digoel Subur Subur 140°12'46,68" 06°50'38,02" gempol dan karet muda/semak 60 Tidak Ada
Mineral buaya, babi
alam belukar
hutan
burung maleo,
Tanah gaharu, rotan, semak
10 Boven Digoel Subur Subur 140°12'26,93" 06°50'24,64" kaswari, ayam 35 Tidak Ada
Mineral gempol belukar
hutan
buaya muara
Tanah kayu besi, gempol,
11 Boven Digoel Subur Subur 140°15'34,98" 06°55'02,98" kakaktua, nuri hutan muda 25 Tidak Ada
Mineral gaharu
kepala hitam
burung nuri,
Tanah kayu gaharu, areal
12 Boven Digoel Subur Subur 140°09'09,78" 06°58'21,81" elang coklat, 15 Tidak Ada
Mineral gempol terbuka
buaya muara
D. KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa
Belibis,
Tanah
1 Mappi Obaa Piai 139°27'10,0" 06°20'38,2" Tebu Rawa, Semak Biawak, Rawa 100 Ada
Mineral
Kasuari
Belibis,
Tanah
2 Mappi Obaa Piai 139°28'47,5" 06°26'25,7" Tebu Rawa Kasuari, Rawa 100 Ada
Mineral
Biawak
Belibis,
Tanah Rawa,Hutan
3 Mappi Obaa Piai 139°28'57,0" 06°27'50,6" Tebu Rawa Kasuari, 200 Ada
Mineral Campuran
Biawak
Kasuari, Rusa,
Tanah
4 Mappi Obaa Kogo 139°24'49,0" 06°32'02,5" Rumput Rawa Kanguru, Rawa 150 Ada
Mineral

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Ayam, Babi

303
Lampiran-2 -3
304
Koordinat Kedalaman Tutupan
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
Kasuari, Rusa,
Tanah Rumput Rawa,
5 Mappi Obaa Enem 139°24'02,7" 06°32'55,7" Kanguru, Rawa 100 Ada
Mineral Padi Rawa
Ayam
Pandan Rawa, Bus Bangau,
Tanah
6 Mappi Obaa Soba 139°22'07,1" 06°34'05,8" Putih, Rumput Bebek Rawa, Rawa 190 Ada
Mineral
Jarum Elang
Elang,
Rumput Pisau,
Tanah Rangkong, Rawa, Hutan Tidak
7 Mappi Obaa Dagimon 139°21'22,9" 06°42'20,2" Kasim, Pandan Ada
Mineral Bangau, Rusa, Campuran Tergenang
Rawa
Babi
Bangau,
Tanah Rumput Rawa,
8 Mappi Obaa Dagimon 139°22'19,9" 06°39'02,9" Belibis, Elang, Rawa 200 Ada
Mineral Rumput Jarum
Rangkong
Burung
Rawa,
9 Mappi Obaa Obaa 139°19'15,0" 06°31'13,7" 350 Rumput Rawa Bangau, 10 Ada
Kebun Msy
Burung Belibis
Rusa, Babi,
Tanah Damar, Mangga Hutan Tidak
10 Mappi Obaa Emete 139°17'11,7" 06°32'56,7" kasuari, Elang, Ada
Mineral Hutan, Bus, Semak Campuran Tergenang
Ayam Hutan
Burung
Tanah Rumput Rawa dan
11 Mappi Obaa Muin 139°20'18,5" 06°29'20,9" Bangau, Babi, Rawa 80 Ada
Mineral Pohon Bus
Ayam Hutan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Bangau,
Bambu, Bus,
Tanah Bebek Rawa, Hutan
12 Mappi Obaa Rayam 139°22'53,7" 06°25'53,8" Akasia, Rumput 50 Ada
Mineral Rangkong, Campuran
Rawa
Elang
Rusa, Babi,
Tanah Rumput Rawa, Rawa, Hutan Tidak
13 Mappi Obaa Rayam 139°22'28,6" 06°22'44,9" Kasuari, Ayam Ada
Mineral Pohon Bus Campuran Tergenang
Hutan
Tanah Bangau, Elang,
14 Mappi Obaa Gauda 139°25'23,9" 06°08'08,2" Rumput Rawa Rawa 80 Tidak Ada
Mineral Rangkong
Bangau,
Tanah
15 Mappi Obaa Wanggate 139°30'25,5" 06°30'56,1" Tebu Rawa Belibis, Rawa 350 Ada
Mineral
Biawak
Bangau,
Tanah
16 Mappi Obaa Wanggate 139°30'24,3" 06°29'24,2" Tebu Rawa Belibis, Rawa 300 Ada
Mineral
Biawak

Lampiran-2 -4
Koordinat Kedalaman Tutupan
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
Tanah Pandan Rawa, Bangau,
17 Mappi Obaa Toghom 139°14'55,3" 06°30'00,9" Rawa 150 Ada
Mineral Rumput Jarum Belibis, Elang
Rumput Rawa,
Nambioman Tanah Kasuari, Ayam Hutan
18 Mappi Yatan 139°12'51,1" 06°45'34,0" Semak, Rotan, 150 Ada
Bapai Mineral Hutan, Babi Campuran
Pandan Rawa
Vegetasi Hutan
Nambioman Tanah Babi, Rusa, Hutan Tidak
19 Mappi Katan 139°14'05,3" 06°42'43,5" dan Semak Tidak Ada
Bapai Mineral Tuban Campuran Tergenang
Belukar
Semak, Kelapa,
Nambioman Tanah Kasuari, Babi, Hutan Tidak
20 Mappi Mur 139°12'14,0" 06°54'50,1" Vegetasi Ada
Bapai Mineral Rusa, Kanguru Campuran Tergenang
Campuran
Bambu, Bus, Babi, Rusa,
Nambioman Tanah Hutan
21 Mappi Mur 139°12'00,5" 06°53'56,5" akasia, Pandan Perkutut, 180 Ada
Bapai Mineral Campuran
Rawa, Rotan Maleo, Betet
Babi, Kasuari,
Tanah Semak, Kayu Nani, Hutan Tidak
22 Mappi Haju Kerke 139°15'20" 06°19'58,7" Mambruk, Ada
Mineral Kayu Timur Campuran Tergenang
Bangau
Tanah Rumput Rawa dan Saham, Walet, Rawa, Hutan
23 Mappi Haju Pagai 139°14'23,1" 06°22'10,3" 200 Ada
Mineral Bus Merah Babi, Rusa Campuran
Tanah Rumput Rawa, Bangau,
24 Mappi Passue Togompatu 139°30'21,5" 06°17'35,6" Rawa 100 Tidak Ada
Mineral Palem, Bus Bebek Rawa
Babi, Rusa,
Tanah Sagu, Rotan, Hutan Tidak
25 Mappi Passue Kotup 139°31'25,6" 06°22'01,1" Kasuari, Tidak Ada
Mineral Semak Campuran Tergenang
Cendrawasih
Tanah Bangau,
26 Mappi Citak-Mitak Tamanim 139°18'52,1" 05°44'09,8" Rumput Rawa Rawa 3 Tidak Ada
Mineral Bebek Rawa
Tanah
27 Mappi Citak-Mitak Epem 139°26'09,1" 05°51'32,1" Rumput Rawa Buaya Rawa 150 Tidak Ada
Mineral
Tanah Bus, Rumput Rawa, Hutan
28 Mappi Citak-Mitak Epem 139°23'19,2" 05°47'11,9" Buaya 100 Tidak Ada
Mineral Rawa, Semak Campuran
Tanah Rawa, Hutan
29 Mappi Citak-Mitak Keta 139°27'06,1" 05°58'16,7" Bus, Rumput Rawa Buaya, Bangau 100 Tidak Ada
Mineral Campuran
Tanah Rawa, Hutan
30 Mappi Citak-Mitak Keta 139°26'12,5 05°58'50,7" Rumput Rawa, Bus Buaya, Bangau 100 Tidak Ada
Mineral Campuran

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Tanah Babi, Ayam Rawa, Hutan
31 Mappi Citak-Mitak Busiri 139°24'38,0" 06°03'46,8" Rumput Rawa 100 Tidak
Mineral Hutan, Campuran

305
Lampiran-2 -5
306
Koordinat Kedalaman Tutupan
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
Tanah Hutan, Rawa
32 Mappi Assue Assaren 139°05'03,9" 05°49'36,3" Sagu, Semak Cendrawasih 20 Tidak Ada
Mineral Sagu
Tuban,
Tanah Kayu Sulu, Hutan Tidak
33 Mappi Assue Kanami 139°01'40,7" 05°45'35,2" Kasuari, Babi, Tidak Ada
Mineral Cendana Campuran Tergenang
Buaya, Biawak
Tanah Semak, Sagu, Babi, Rusa, Hutan Tidak
34 Asmat Suator Jinak 139°04'36,5" 05°30'38,4" Tidak Ada
Mineral Kebun Warga Kasuari Campuran Tergenang
Tanah Buaya, Babi, Hutan Tidak
35 Asmat Suator Jinak 139°05'42,3" 05°35'10,4" Semak Belukar Tidak Ada
Mineral rusa, Kasuari Campuran Tergenang
Tanah Bangau, Tidak
36 Asmat Suator Waganu II 139°10'54,6" 05°33'24,4" Rumput Rawa Rawa Tidak Ada
Mineral Bebek Rawa Tergenang
Tanah Buaya,Bangau, Rawa, Hutan
37 Asmat Suator Waganu II 139°07'47,2" 05°36'21,0" Tebu Rawa, Bus 50 Tidak Ada
Mineral Babi Campuran
Buaya,
Tanah Rawa, Hutan Tidak
38 Asmat Suator Wowi 139°13'01,5" 05°32'19,2" Tebu Rawa, Semak Bangau, Babi, Tidak Ada
Mineral Campuran Tergenang
Rusa
Beringi, Rotan,
Tanah Rawa, Hutan
39 Asmat Suator Wowi 139°14'35,8" 05°38'14,7" Semak, Pandan Buaya 150 Tidak Ada
Mineral Campuran
Hutan
E. KHG S. Ferkame – S. Orei
Buaya, Nuri,
1 Sarmi Sarmi Mararena 138,74278 -1,8792 260 - 300 Sagu, Bambu Ladang 50 Ada
Elang, dll

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Matoa, Sagu, Nuri, Urip,
Tanah
2 Sarmi Sarmi Kasukuwe 138,70811 -1,9415 Nipah, Kayu Besi, Kakaktua, Hutan, Rawa 30 Tidak ada
Mineral
Kayu Linggua, dll Elang, dll
Hutan, dan
Nuri, Urip,
ada ladang
Matoa, Sagu, Kakaktua,
Sarmi Tanah dengan skala Tidak
3 Sarmi Siaratesa 138,70193 -1,84725 Nipah, Kayu Besi, Elang, Kasuari, Tidak ada
Selatan Mineral usaha sangat Tergenang
Kayu Linggua, dll Kangguru,
kecil sekitar
Mata belo, dll
2 - 10 m2
Rotan, Matoa,
Nuri, Urip, Hutan,
Sarmi Tanah Sagu, Nipah, Kayu
4 Sarmi Wapoania 138,68725 -1,9645 Kakaktua, Semak 20 Tidak ada
Selatan Mineral Besi, Kayu Linggua,
Elang, dll belukar
Kayu putih, dll

Lampiran-2 -6
Koordinat Kedalaman Tutupan
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
Nuri, Urip,
Matoa, Sagu, Kakaktua,
Sarmi Tanah
5 Sarmi Siaratesa 138,70044 -1,8481389 Nipah, Kayu Besi, Elang, Kasuari, Hutan Rawa 50 Tidak ada
Selatan Mineral
Kayu Linggua, dll Kangguru,
Mata belo, dll
Matoa, Sagu, Nuri, Urip, Hutan,
Tanah
6 Sarmi Verkam Amsira 138,68669 -1,8213889 Nipah, Kayu Besi, Kakaktua, Semak 30 Tidak ada
Mineral
Kayu Linggua, dll Elang, dll belukar
Matoa, Sagu, Nuri, Urip, Hutan,
Tanah Tidak
7 Sarmi Verkam Amsira 138,67056 -1,8558333 Nipah, Kayu Besi, Kakaktua, Semak Tidak ada
Mineral Tergenang
Kayu Linggua, dll Elang, dll belukar
F. KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
Kanguru,
Tanah Eucalyptus Putih Hutan Tidak
1 Merauke Muting Kolam 140°23'58,0" 07°22'50,6" Elang, Babi Ada
Mineral dan Merah, Kaida Campuran Tergenang
Hutan
Rusa, Babi
Tanah Eucalyptus Putih Hutan
2 Merauke Muting Kolam 140°23'53,4" 07°23'13,1" Hutan, 100 Ada
Mineral dan Merah Campuran
Kasuari, Tuban
Tanah Bangau, Babi Rawa,Hutan
3 Merauke Muting Kolam 140°23'35,7" 07°23'44,6" Eucalyptus 100 Ada
Mineral Hutan, Kasuari Campuran
Elang,
Tanah
4 Merauke Muting Kolam 140°29'18,7" 07°24'55,1" Rumput Kanguru, Babi Rawa 300 Ada
Mineral
Hutan
Tanah Belibis,
5 Merauke Muting Kolam 140°28'33,3" 07°24'31,8" Rumput Rawa 150 Ada
Mineral Bangau, Elang
Tanah Bangau,
6 Merauke Muting Kolam 140°24'18" 07°28'10,7" Rumput Rawa 120 Ada
Mineral Belibis, Elang
Tanah
7 Merauke Muting Kolam 140°23'48,2" 07°23'03,2" Rumput Elang Rawa 200 Ada
Mineral
Elang,
Tanah Bambu, Mangga hutan Tidak
8 Merauke Muting Kolam 140°27'42,5" 07°21'05,7" Kanguru, Tidak Ada
Mineral Rawa, Kaida campuran Tergenang
Kaswari
Burung
Tanah Eucalyptus, Jambu hutan
9 Merauke Muting Kolam 140°27'55,3" 07°24'06,9" Perkutut, 3 Ada
Mineral Hutan campuran

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Belibis,

307
Lampiran-2 -7
Koordinat Kedalaman Tutupan

308
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
Bangau,
Tanah Rumput Ilalang,
10 Merauke Muting Kolam 140°25'43,9" 07°20'11,9" Belibis, Elang, rawa 60 Ada
Mineral Pandan
Babi Hutan
G. KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
Afkab Tanah
1 Merauke Muting 140°25'05,8" 07°28'46,6" rumput gajah rawa 250 Tidak Ada
makmur Mineral
Afkab Tanah rumput kasim,
2 Merauke Muting 140°24'47,9" 07°31'54,0" elang rawa 100 Ada
makmur Mineral walingi, gempol
Afkab Tanah
3 Merauke Muting 140°24'57,3" 07°31'05,7" bambu rawa rawa 120 Tidak Ada
makmur Mineral
Afkab Tanah
4 Merauke Muting 140°24'28,5" 07°30'49,8" rumput ilalang rawa 300 Ada
makmur Mineral
Afkab Tanah perumpung/kasim,
5 Merauke Muting 140°24'42,6" 07°29'57,5" rawa 30 Tidak Ada
makmur Mineral bambu rawa
Afkab Tanah burung orasi,
6 Merauke Muting 140°24'42,1" 07°29'26,5" eucalyptus, palem hutan 150 Ada
makmur Mineral pipit, gagak
Afkab Tanah eucalyptus putih,
7 Merauke Muting 140°25'13,6" 07°29'23,0" hutan 120 Ada
makmur Mineral palem/saringga
Afkab Tanah
8 Merauke Muting 140°24'55,2" 07°31'13,7" rumput walingi rawa 100 Ada
makmur Mineral
Afkab Tanah eucalyptus, burung orasi,
9 Merauke Muting 140°24'27,8" 07°29'56,7" hutan 100 Ada
makmur Mineral palem/saringga pipit, gagak
H. KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


maleo, elang
Tanah rotan dan kayu laut, bebek
1 Boven Digoel Jair Asiki 140°51'46,51" 06°46'43,44" hutan 80 tidak
Mineral besi rawa,kaka tua,
buaya, nuri
maleo, elang
Tanah rotan dan kayu laut, bebek
2 Boven Digoel Jair Asiki 140°51'20,18" 06°51'59,35" hutan 80 tidak
Mineral besi rawa,kaka tua,
buaya, nuri
buaya rawa,
Tanah tebu rawa,kayu areal
3 Boven Digoel Jair Asiki 140°12'23,66" 06°50'32,65" ikan mujair, 375 tidak
Mineral bus terbuka
burung nuri

Lampiran-2 -8
Koordinat Kedalaman Tutupan
Kecamatan Desa / Genangan Bekas
No Kabupaten Gambut Flora Fauna Lahan Saat
/ Distrik Kampung BT LS (Cm) Kebakaran
(cm) ini
buaya rawa,
Tanah teratai, tebu rawa, areal
4 Boven Digoel Jair Asiki 140°12'29,89" 06°50'36,43" ikan mujair, 4,2 tidak
Mineral kayu bus terbuka
burung nuri
buaya rawa,
Tanah pandan hutan, areal
5 Boven Digoel Jair Asiki 140°52'02,06" 06°52'02,06" ikan mujair, 217 tidak
Mineral tebu rawa terbuka
burung nuri
Tanah areal
6 Boven Digoel Jair Asiki 140°50'10,06" 06°46'01,76" rumput ikan mujair 150 tidak
Mineral terbuka
ikan kakap,
Tanah rumput, pandan arwana, lele,
7 Boven Digoel Jair Asiki 140°49'41,87" 06°44'00,06" 350 tidak
Mineral rawa, kayu bus buaya, burung
maleo
Tanah kayu bus, ba dan arwana,
8 Boven Digoel Jair Asiki 140°48'45,30" 06°42'54,80" 60 tidak
Mineral besi kakap rawa
Tanah arwana, kakap
9 Boven Digoel Jair Asiki 140°47'00,82" 06°42'16,53" kayu bus 80 tidak
Mineral rawa
Tanah kayu bus, kayu
10 Boven Digoel Jair Asiki 140°47'50,11" 06°41'50,17" 80
Mineral besi

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


309
Lampiran-2 -9
Lampiran-2.
Lampiran-3. Rekapitulasi Database Hasil Survey Lapangan Sosial Ekonomi Budaya dari Masing-masing
MasingKHG
KHG Sasaran

310
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
A KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian
1 Merauke Muting Boha Bertani, ya Berburu, Sedang Sayuran, Ikan - tengkulak Mahuze Bakar Batu
Berburu, Tangkap Ikan Mujaer, Ikan
Nelayan, Kakap, Daging
Berkebun Rusa
2 Merauke Muting Pachas Berburu, ya Berburu, sedang Ikan Mujaer, Ikan - tengkulak Mahuze Bakar batu
Nelayan, Tangkap Ikan Kakap, Daging (Ritual
Rusa pembebasan
lahan adat yang
dilakukan
antara pembeli
dengan 7 marga
besar pemilik
dusun) untuk
mendapatkan
surat pelepasan
tanah yang
dikeluarkan
oleh LMA. Surat
Pelepasan
tanah sama
kuatnya dengan
sertifikat tanah

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


oleh
pemerintah.
B KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian
1 Merauke Muting Waan Nelayan dan ya Berburu, Sedang Kakap, Mujaer, - tengkulak Mahuze Bakar Batu
Berburu Tangkap Ikan Daging Rusa
C KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme
1 Boven Digoel Subur Subur Bertani Ya Berkebun, Sedang Singkong ± 0,5 - Dikonsumsi - -
Meramu, Ha/ KK Sendiri
Berburu,
Jaring

Lampiran-3 -1
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
2 Boven Digoel Subur Kaisa Bertani Ya Bertani, Sedang Padi ± 2 Are/ KK, - Dikonsumsi Utaan, Urop -
Bertani, Sayuran Sendiri
Meramu (Pekarangan)
D KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa
1 Mappi Obaa Emete Petani, Ya Mencari Ikan Sedang Kangkung, - Pasar Bapaimu, Dadinu, Upacara Adat,
Nelayan Kacang Panjang, Komimu, Upacara
Sesawi, Tomat, Kandaimu, Gerejawi,
Rica, Gambas, Aprimu Penyambutan
Kasbi, Terong, Tamu Penting,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan, Ikan
Mujair, Gastor,
Ikan Duri, Lele
2 Mappi Obaa Obaa Petani, Ya Mencari Ikan Sedang Kangkung, - Pasar marpemu, Upacara Adat,
Nelayan, Kacang Panjang, Agawemu, Upacara
Sesawi, Tomat, Kamakaimu, Gerejawi,
Rica, Gambas, Igimu Penyambutan
Kasbi, Terong, Tamu Penting,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan, Ikan
Mujair, Gastor,
Ikan Duri, Lele,
3 Mappi Obaa Soba Petani, Ya Berburu, Sedang kacang panjang, - Pasar Kaimu, Kabenimu, -
Nelayan, Mencari ikan, singkong, Wawgemu
Berburu, Meramu jangung,
Meramu kangkung,
gastor, lele,
betik,
Kakap,mujair,
nila, Sagu,
Gaharu, Gambir

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


311
Lampiran-3 -2
312
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
4 Mappi Obaa Rep Nelayan, Ya Berburu, Sedang Ikan Mujair, - Pasar dan Kaitemu, Upacara Adat,
Berburu Mencari Ikan Gastor, Ikan Duri, dikonsumsi Mogoibimu,Beaga Upacara
Lele sendiri imu Tanggapaimu Gerejawi,
Penyambutan
Tamu Penting,
5 Mappi Obaa Enem Nelayan, Ya Mencari ikan Sedang Gurame, Mujair, - Pasar, - Upacara Adat,
Berburu dan Berburu Gastor, Kakap Konsumsi Upacara
sendiri Gerejawi,
Penyambutan
Tamu Penting
6 Mappi Obaa Kogo Petani, Ya Mencari Ikan Sedang Kangkung, - Pasar Tiginimu, Upacara Adat,
Nelayan Kacang Panjang, Kagayemu,Banine Upacara
Sesawi, Tomat, mu Tinggipaimu Gerejawi,
Rica, Gambas, Penyambutan
Kasbi, Terong, Tamu Penting,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan, Ikan
Mujair, Gastor,
Ikan Duri, Lele
7 Mappi Obaa Thogom Petani, Ya Mencari Ikan Sedang pisang, kelapa, pisang, goreng, Pasar Erkowaimu, -
Nelayan, durian, sagu, donat, sagu rabuminu,

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Meramu, jagung, kacang gulung/bungkus ndiwaimu,
Berburu panjang, sawi, kameraimu,
bayam, kacang kadimu,
hijau, kacang kabagaimu
tanah, kangkung,
ikan duri, kaloso,
sembilan, gastor,
lele, betik,
mujair, kakap,
gurami, udang,
kura-kura,
Gambir, Melinjo,
Babi, Rusa,
Kasuari

Lampiran-3 -3
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
8 Mappi Obaa Wairu Petani, Ya Berburu, Sedang kelapa, coklat, - Pasar erro, hamkai, -
Nelayan Mencari ikan durian, mangga, erkomwaimu,
nagka, coklat, takajamu, tokio
rambutan,
jambu, sagu,
jeruk, gastor,
mujair, betik,
lele, kaloso,
sembilan,
gurami, kakap,
kura-kura,
penyu, udang
9 Mappi Obaa Rayam Petani Ya Berburu Sedang Kangkung, - Pasar Bandaimu, Upacara Adat,
Kacang Panjang, Kainakaimu, Upacara
Sesawi, Tomat, Tanokoimu, Gerejawi,
Rica, Gambas, Komakaimu Penyambutan
Kasbi, Terong, Tamu Penting,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan
10 Mappi Obaa Piai Petani, Ya Berburu, Sedang kangkung, - Pasar Imbi, waibo, -
Nelayan Mencari ikan singkong, katibo,boringbo
petatas, Gastor,
Gurame, Kakap,
Mujair
11 Mappi Obaa Gauda Pencari Ya Mencari sedang Gaharu, Sayur- - Tengkulak dan yesgemu, wefma, -
Gaharu, Petani Gaharu, sayuran, Buah- dikonsumsi agamumu,
Berkebun, buahan sendiri wamimu,
Berburu, tokomonowir,
Tangkap Ikan basagai
12 Mappi Obaa Muin Petani, Ya Berburu, Sedang Keladi, singkong, - Pasar - -
Nelayan, Mencari Ikan, kangkung,
Berburu, Meramu bayam, sawi,
Meramu jangung,
ketimun, gabas,

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


rica, tomat,
pepaya, gaharu,

313
Lampiran-3 -4
314
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
genemo, ulat
sagu, gambir,
saham, babi,
rusa, walet, kayu
balok kelapa,
pisang,
rambutan,
durian, gastor,
betik, sembilan,
ikan papan, ikan
saku, lele,
gurami, gabus,
kaloso, udang
13 Mappi Obaa Dagimon Petani, Ya Mencari Ikan Sedang Kangkung, - Pasar, Kamkopimu,Miak Upacara Adat,
Nelayan Kacang Panjang, Kampung aimu Dan Upacara
Sesawi, Tomat, setempat, Tomokoimu Gerejawi,
Rica, Gambas, konsumsi Penyambutan
Kasbi, Terong, sendiri Tamu Penting,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan,
Mujair, Gurame,
Kakap

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


14 Mappi Nambioman Agham Petani, Tidak - Sedang Kangkung, - Pasar dan Yermogoin, -
Bapai Budidaya Ikan Kacang Panjang, dikonsumsi Komakaimu,Kaim
Sesawi, Tomat, sendiri u Kabagaimu
Rica, Gambas,
Kasbi, Terong,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan, Ikan
Mas, Gurame,
Mujair
15 Mappi Nambioman Ima Petani, Ya Berburu, Sedang Kangkung, - Pasar Bapaimu Dan -
Bapai Nelayan Mancari Ikan Kacang Panjang, Ronkoa
Sesawi, Tomat,

Lampiran-3 -5
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
Rica, Gambas,
Kasbi, Terong,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan, Nila,
Gumare, Ikan
Mas, Mujair
16 Mappi Nambioman Katan Petani, Ya Mencari ikan, Sedang kangkung, - Pasar Kameraimu,Kama Upacara Adat,
Bapai Nelayan Berburu kacang panjang, gaimu, Kaimu, Upacara
sesawi, tomat, Miagan Gerejawi,
rica, gambas, Penyambutan
kasbi, terong, Tamu Penting,
bayam, pepaya,
pisang dan
kelapa,nangka,
rambutan, sagu,
Mujair, gastor,
Nila, Lele,
gurame
17 Mappi Nambioman Yatan Petani, Ya Mencari ikan, Sedang Kangkung, - Pasar, dalam Wai, Muyak, Upacara Adat,
Bapai Nelayan, Berburu Kacang Panjang, Kampung Umamitmu, Dan Upacara
Berburu Sesawi, Tomat, Muyaga Gerejawi,
Rica, Gambas, Penyambutan
Kasbi, Terong, Tamu Penting,
Bayam, Pepaya,
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan, Ikan
Mujair, Gastor,
Ikan Duri, Lele,
Babi, Rusa
18 Mappi Nambioman Linggua Petani, Ya Mencari Ikan Sedang Kangkung, - Pasar Emogoin Dan Upacara Adat,
Bapai Nelayan Kacang Panjang, Ribamogoin Upacara
Sesawi, Tomat, Gerejawi,
Rica, Gambas, Penyambutan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Kasbi, Terong, Tamu Penting,
Bayam, Pepaya,

315
Lampiran-3 -6
316
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
Pisang Dan
Kelapa,Nangka,
Rambutan,
Mujair, Gastor,
Ikan Duri, Leleh
19 Mappi Nambioman Mur Petani, Ya Memancing, Sedang Kacang Panjang, pisang goreng, Tengkulak, Yadohamang, Ritual Bunuh
Bapai Nelayan menangkap Sawi, Kangkung, keripik pisang, sagu Pasar Mabur, Yagoyamu Babi, Pesta
ilkan, beburu, Pepaya, keladi, bungkus, ikan (dari suku Yagai) Sakramen.
meramu, kasbi, batatas, bungkus, (skala
bercocok rica, nanas, rumah tangga)
tanam kemangi,
Rambutan,
Kelapa, Pisang
(luas lahan
pengusahaan 0,1
- 1 ha/kk).
Budidaya kolam,
gurame, mujair,
nila
20 Mappi Nambioman Monana Nelayan, Ya Mencari ikan, Sedang Kelapa, Keladi, - Tengkulak, - Ritual Bunuh
Bapai Petani, berburu, Pisang, Kasbi, masyarakat Babi, Pesta
Berburu meramu, Pepaya, sekitar Sakramen.
bercocok Gelembung Ikan
tanam

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


21 Mappi Haju Kerke Petani, Ya Mencari Sedang Cabe, tomat, - Tengkulak, Erro, tokio, -
Meramu, Gaharu, terong, jagung, Pasar Amkai, Tagajamu
Nelayan Berburu, jangung, ubi,
Tangkap Ikan kacang panjang,
keladi, sawi,
kangkung,
bayam, pisang,
durian,
rambutan
mangga, Gaharu,
Gambir, Gastor,
betik, gurami,
Kaloso, udang,
mujair

Lampiran-3 -7
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
22 Mappi Haju Pagai Petani, Ya Berburu, Sedang Keladi, nanas, - Tengkulak, Kanimo, -
Nelayan, Tangkap ikan cabe, kacang Pasar, kabagaimu,
Budidaya Ikan, panjang, sawi, Kampung Yanakaimu
Meramu, terong, kacang Setempat
Berburu tanah, labu,
ketimun, karet,
kelapa, durian,
rambutan,
nanas, pisang,
nagka, sukun,
mangga, jeruk,
gastor, gurami,
betik, mujair,
sembilan,
arowana, udang
23 Mappi Pasue Kotup Pencari Ya Berburu, Sedang Gaharu, karet, - Pasar, Dalam faipiaimu, -
Gaharu, Mencari Ikan padi, rambutan, Kampung obakam,
Petani, durian, pisang, yurkaimu,
Nelayan kelapa, sagu, gandaimu,
kacang panajng, kabuemu,
sawi, Mujaer, mumuemu, yabut
Gabus
24 Mappi Pasue Tokompatu Pencari Ya Mencari Sedang Gaharu, Babi, - Tengkulak, ebo, sakse, sepo, Seni ukir,
Gaharu, Gaharu, Ayam, karet, Pasar Kota, bepe Lukisan Adat
Peternak, Berkebun, durian, mangga, Dalam
Petani Berburu, rambutan, Kampung dan
Tangkap Ikan pinang, Luar Kampung
rambutan,
singkong, keladi,
petatas, kacang
panjang,
kangkung
25 Mappi Pasue Samurukie Pencari Ya Mencari Sedang Gaharu, gurami, Roti, kue, ikan asap, Dalam wasagai, womu, -
Gaharu, Gaharu, sembilan, duri, ikan kering, ikan kampung dan aga, sunahagi
Petani, Berkebun, kakap, bulanak, goreng desa sekitar

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Nelayan Berburu, gurami, gabus,
Tangkap Ikan betik, udang.
(mujair, gurami,

317
Lampiran-3 -8
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran

318
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
kaloso/arowana),
nangka, pepaya,
gaharu, pisang,
sukun, kelapa,
durian, mangga,
rambutan, sagu,
jeruk, jambu,
cempedak,
kacang panjang,
labu, sawi,
ketimun, pare,
singkong, keladi,
kangkung, cabai,
bawang, kol
26 Mappi Citak-Mitak Tamanim Pencari Ya Mencari Sedang Gaharu, pisang, - Tengkulak, Emenu, Arenu, Pesta Ulat Sagu,
Gaharu, Gaharu, durian, matoa, Dalam Bau, Barumbu, Seni Ukir
Petani, Berkebun, nangka, Kampung, dan Seru
Nelayan Berburu, rambutan, jambu kampung
Tangkap Ikan air, jambu mete, sekitar
mangga, sagu,
singkong, keladi,
kangkung, sawi,
gurame,
sembilan, duri,
kakap, bulanak,

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


gurami, gabus,
betik, udang
27 Mappi Asue Asaren Pencari Ya Mencari Sedang Gaharu, - Dalam Desa, Sogu, Kumoda, -
Gaharu, Gaharu, rambutan, Tengkulak Hanggowo
Petani, Berkebun, durian, pisang,
Nelayan Berburu, kelapa,
Tangkap Ikan cempedak,
gaharu tanam,
sagu, nanas,
keladi
28 Asmat Suator Jinak Pencari Ya Mencari Sedang Gaharu, pisang, - Tengkulak, Vinem, Topie, Persta Ulat
Gaharu, Gaharu, sukun, kelapa, Dalam Baire, Basaren, Sagu, Seni Ukir
Petani, Berkebun, gaharu tanam, Kampung, Jisebis

Lampiran-3 -9
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
Nelayan Berburu, penanaman kayu Kampung
Tangkap Tangkap Ikan besi, padi, Sekitarnya
kacang, jagung,
gurame, gabus,
betik, udang,
ikan sembilan,
lele, duri
29 Asmat Suator Waganu II Pencari Ya Mencari Sedang Gaharu, pisang, - Tengkulak, Ukuk dan Manop Persta Ulat
Gaharu, Gaharu, sukun, kelapa, Dalam Sagu, Seni Ukir
Petani, Berkebun, gaharu tanam, Kampung, dan
Nelayan Berburu, kopi, durian, kampung
Tangkap Ikan mangga, sekitar
rambutan, sagu,
kacang panjang ,
singkong, keladi,
gurami, gabus,
betik, udang
30 Asmat Suator Wowi Ya Mencari Mencari Sedang Gaharu, pisang, - Tengkulak, Eri, Jenebis dan Persta Ulat
Gaharu, Gaharu, sukun, kelapa, Dalam Aimor Sagu, Seni Ukir
Berkebun, Berkebun, gaharu tanam, Kampung
Berburu, Berburu, jambu merah,
Tangkap Tangkap Ikan durian, mangga,
Ikan rambutan, sagu,
labu, sawi,
ketimun, pare,
singkong, keladi,
tebu, tebu ikan,
kangkung, cabai,
kakap, bulanak,
gurami, gabus,
betik, udang
31 Asmat Siret Waganu I Pencari Ya Mencari Sedang Gaharu, pisang, - Tengkulak dan Eve, Jet Dan Pesta Ulat Sagu,
Gaharu, Gaharu, kelapa, gaharu kios di Wagan Pesta Rumah
Petani, Berkebun, tanam, sagu, kampung Bujang, Seni
Nelayan Berburu, padi, kacang, Ukir

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Tangkap Ikan jagung, gurame,
gabus, betik,

319
Lampiran-3 -10
320
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
udang batu,
udang putih
E KHG S. Ferkame – S. Orei
1 Sarmi Sarmi Tafarewar Pertanian Ya Berburu, Sedang Keladi, pisang, Sagu Pasar Sopi -
meramu, kacang panjang
pertanian,
perikanan
2 Sarmi Sarmi Armo Nelayan Ya Berburu, Sedang Perikanan Ikan Pasar Wanewar -
meramu,
pertanian,
perikanan
3 Sarmi Sarmi Mararena Pertanian Ya Berburu, Sedang Pisang, keladi, Sagu, keladi, pisang Pasar Udaus -
meramu, kelapa
pertanian,
perikanan
4 Sarmi Sarmi Sarmi Kota Bertani, Ya Berburu, Sedang Pinang, Sagu, keladi, pisang Pasar - -
Berburu, meramu, Singkong, ubi,
Pedagang, pertanian, pisang, Kacang
perikanan panjang,
5 Sarmi Sarmi Selatan Waponia Bertani dan Ya Berburu, Sedang Cabe, sawi, Pengelolaan sagu Pasar - -
berkebun meramu, kelapa
pertanian,
perikanan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


6 Sarmi Sarmi Selatan Siaratesa Bertani, Ya Berburu, Sedang Pinang, Jagung, Sagu Pasar - -
Berburu meramu, keladi, pisang,
pertanian, Kacang panjang,
perikanan coklat
7 Sarmi Sarmi Selatan Kasukuwe Bertani, Ya - Sedang Pinang, keladi, Sagu, pisang Pasar - Upacara
Berburu, pisang, Kacang sebelum
Pegawai panjang, menebang kayu
8 Sarmi Verkam Amsira Pertanian Ya Berburu, Sedang Pinang, Jagung, Pengelolaan sagu Pasar Numre -
meramu, ubi, pisang,
pertanian, rambutan, jeruk,
perikanan sayuran
F KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf
1 Merauke Muting Kolam Berburu,Nelay Ya Berburu, Sedang kakap, mujaer, - Tengkulak Mahuze, Ndiken Bakar Batu
an Mencari Ikan daging rusa

Lampiran-3 -11
Aktifitas Dalam KHG Ritual
Kecamatan/ Desa/ Mata Aktivitas lahan Komoditas Usaha Produktif Pemasaran
No Kabupaten ya/ Marga Adat/Seni
Distrik Kampung pencaharian Aktivitas gambut Unggulan Lokal Rumah Tangga Komoditas
tidak Budaya
2 Merauke Muting Andaito perkebunan, Ya Berburu Sedang Keladi, ubi,Sayur, - Dalam Mahuze Bakar Batu
berburu rambutan, sawit, Kampung,
daging rusa Pasar
G KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik
1 Merauke Muting Wan Wai Berburu,Nelay Ya Berburu, Sedang kakap, mujaer, - Tengkulak Mahuze Bakar Batu
Bob an Mencari Ikan daging rusa
H KHG S. Ifuleki Onam/Wanam – S. Fly
1 Boven Digoel Jair Asikie Nelayan, Ya Transportasi, Sedang Mujair, Gastor, - Pasar MAIKUIN -
(Dusun Pencari Gaharu Jaring, gaharu
Mutimanggi) Berkebun

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


321
Lampiran-3 -12
Lampiran-3.
Lampiran-4. Teknis Analisis Pemilihan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian

322
A. KHG S. Aleki Male – S. Ifuleki Bian.

Pemilihan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Tanaman Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Perikanan Wanatani / Pengolahan / UPRG
Pangan dan Peternakan Ekowisata (ha)
Perkebunan Air Tawar Agroforestry Industri
Hortikultura
1 Boha Muting Merauke Potensi
Sawi, cabai, Kelapa, Sapi, kambing, Perikanan Kayu Bus Wisata Kerajinan bambu, 471 • KSDAE/KSA
tomat, jagung, karet, babi, ayam tangkap /Minyak berburu pengolahan ikan (461 ha)
ubi kayu, ubi kelapa kayu putih (belum ada) (ikan asin), • Pemda
jalar, rambutan, sawit (alami) pengolahan daging Kabupaten
nanas, pisang, (dendeng) Merauke
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya (10 ha)
Sesuai potensi Sesuai Sesuai potensi Minta - - Diperlukan inovasi
potensi Bantuan pengolahan untuk
sarana pengawetan dan
tangkap mendukung
pemasaran produk.
Program / Kegiatan Terpilih
Sawi, cabai, Kelapa Sapi, kambing, Bantuan Budidaya Wisata Minyak kayu putih,
tomat, jagung, babi, ayam alat kayu Bus berburu kerajinan bambu,
ubi kayu, ubi tangkap /Minyak pengolahan ikan
jalar, rambutan, ikan kayu putih (ikan asap dan
nanas, pisang, abon), pengolahan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


daging (dendeng
dan abon)
2 Pachas Muting Merauke Potensi
Rambutan, Karet Babi, Ayam Perikanan Eucalyptus, - Pengolahan ikan 280 KSDAE/KSA
Pisang, Jagung Tangkap kayu besi dan daging rusa
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai Potensi Sesuai Meminta Minta Sesuai - Diperlukan inovasi
potensi penyuluhan Bantuan potensi pengolahan untuk
tentang sarana pengawetan dan
peternakan, tangkap mendukung
bantuan bibit pemasaran produk.
ternak dan
pendampingan

Lampiran-4 -1
Pemilihan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Tanaman Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Perikanan Wanatani / Pengolahan / UPRG
Pangan dan Peternakan Ekowisata (ha)
Perkebunan Air Tawar Agroforestry Industri
Hortikultura
Program / Kegiatan Terpilih
Pisang dan Sesuai Sesuai Potensi Bantuan Sesuai - Pengolahan
jagung potensi alat potensi ikan(Ikan asin, Ikan
tangkap Asap dan daging
ikan rusa (Dengdeng,
abon)

B. KHG S. Alekikos Bakian – S. Ifuleki Bian.

Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Tanaman Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Perikanan Wanatani / Pengolahan / UPRG
Pangan dan Peternakan Ekowisata (ha)
Perkebunan Air Tawar Agroforestry Industri
Hortikultura
1 Waan Muting Merauke Potensi 373 KSDAE/KSA
rambutan, - Sapi, Perkanan Kayu Bus Wisata Pengolahan ikan
nanas, kambing, tangkap /Minyak kayu berburu (ikan asin)
pisang, babi, ayam (alam) putih (alami) (belum ada) Pengolahan daging
(dendeng)
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai Perlu inovasi Sesuai Minta - - Diperlukan inovasi
potensi potensi Bantuan pengolahan untuk
sarana pengawetan dan
tangkap mendukung
pemasaran produk.
Program / Kegiatan Terpilih
rambutan, Kelapa Sapi, Bantuan Budidaya kayu -Wisata Minyak kayu putih,
nanas, kambing, alat Bus /Minyak berburu pengolahan ikan
pisang, babi, ayam tangkap kayu putih (misal ikan asap, dan
ikan abon), pengolahan
daging (misal
dendeng, dan abon)

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


323
Lampiran-4 -2
C. KHG S. Alekikosi Digoel – S. Aleki Seme.

324
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani / Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar Agroforestry Industri
1 Kaisa Subur Boven Potensi 1.638 Dinas
Digoel Budidaya padi, Sagu, rotan, Sapi, Gaharu, - pengolahan daging kehutanan
ubi kayu, ubi karet kambing, kayu besi, (misal dendeng, Provinsi
jalar, salak, babi, ayam kayu bus dan abon), kripik Papua/KPHP
pisang, nangka, pisang, kripik
sirsak, pepaya singkong
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai potensi Sesuai Sesuai Minta Minta - Diperlukan inovasi
potensi potensi Bantuan bantuan pengolahan untuk
sarana teknologi pengawetan dan
tangkap inokulasi mendukung
gaharu pemasaran
produk.
Program / Kegiatan Terpilih
Budidaya padi, Sagu, rotan, Sapi, Bantuan alat Budidaya - Pengolahan daging
ubi kayu, ubi karet kambing, tangkap ikan gaharu, (dendeng dan
jalar, salak, babi, ayam Inokulasi abon), pengolahan
pisang, nangka, gaharu ikan (ikan asap dan
sirsak, pepaya abon), kripik
pisang, kripik
singkong

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


D. KHG S. Buru Mappi – S. Buru Obaa.

Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
1 Obaa Obaa Mappi Potensi
Jagung manis, ubi Kelapa Babi, ayam Budidaya Sagu, babi, - Pengolahan 66 KPHP – Unit
jalar, ubi kayu, Air Tawar rusa minyak albumin XLVIII
keladi, rambutan, (kolam): gabus, Sagu
gulung, minyak

Lampiran-4 -3
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
durian, nanas, mujair, kelapa, keripik
pisang nila, lele keladi, keripik
pisang,
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Agar Pembangun Bantuan Pembangu Agar Agar dilakukan
dikembangkan an kebun pakan dan nan kolam dikembangka pelatihan
tanaman durian, kelapa di alat dan n/ditanam pengolahan
nanas, pisang dan pekarangan pengolah pengadaa sagu licin dan minyak albumin
jagung manis dan luar pakan n benih sagu duri dari ikan gabus,
pekarangan ikan, Ternak rusa bantuan
bantuan pada lahan pemasaran hasil
pakan ikan pekarangan minyak albumin
Program / Kegiatan Terpilih
Pelatihan teknik Pembukaan Pengadaan Pembangu Penyiapan Pelatihan
budidaya tanaman lahan baru pakan nan kolam lahan untuk pengolahan
durian untuk ternak babi dan penanaman minyak albumin
Pembukaan lahan tanaman Pengadaan pengadaa sagu licin dan Pembentukan
untuk kebun kelapa di alat/mesin n benih sagu duri kelompok usaha
durian di luar luar lahan pengolahan ikan secara kilektif bersama
pekarangan pekarangan pakan sesuai hak pengolahan
Bantuan bibit Bantuan ternak tanah minyak albumin
durian unggul bibit kelapa ulayat/marga Pengadaan
(kelapa Bantuan bibit alat/mesin
dalam dan sagu licin dan pengolahan
hibrida) sagu duri minyak albumin
Pengenalan
teknologi
packagaing dan
labeling
Promosi dan
pemasaran
minyak albumin
2 Enem Obaa Mappi Potensi

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Padi rawa, Pisang, Kelapa, Sagu Babi dan Perikanan Sagu dan Babi - Pengolahan ikan 238 • KPHP – Unit
Terong ayam Tangkap dan daging rusa XLVIII (232
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya ha)

325
Lampiran-4 -4
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas

326
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
Perlu diadakan Perlu Bantuan Bantuan Agar - Perlu diadakan • Dinas
pelatihan terkait diadakan ternak babi alat dikembangka pelatihan tentang Kehutanan
budidaya padi pelatihan dan alat tangkap n/ditanam pengolahan ikan Provinsi
rawa dan tanaman tentang pengolah ikan dan sagu licin dan dan daging rusa Papua (6
sayuran yang budidaya pakan alat sagu duri agar lebih awet ha)
ternak Ternak rusa
lainnya sagu dan transporta
pada lahan
kelapa. si air pekarangan
Program / Kegiatan Terpilih
Pelatihan teknik Bantuan Pengadaan Pengadaa Penyiapan - Pelatihn
budidaya, bantuan bibit unggul pakan n alat lahan untuk pengolahan ikan
alat pertanian, sagu dan ternak babi tangkap penanaman dan daging rusa
pendampingan dan kelapa, Pengadaan ikan sagu licin dan
pemasaran hasil pendampin alat/mesin Pengadaa sagu duri
pengolahan secara kilektif
tani gan dan n perahu
pakan sesuai hak
pemasaran ternak dayung/ke tanah
hasil tinting ulayat/marga
budidaya Bantuan bibit
sagu licin dan
sagu duri
3 Kogo Obaa Mappi Potensi
Padi rawa, jagung, Kelapa, sagu Babi, ayam, Perairan Sagu, babi, - - 526 KPHP – Unit

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


k. Panjang, bayam, itik Umum: rusa XLVIII
terong labu Gastor,
mujair,
arwana,
Sembilang
, Kakap
putih,
kakap
batu, ikan
kaca,
udang,
ikan duri

Lampiran-4 -5
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri

Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya


Pelatihan teknik Pembukaan Bantuan Bantuan Penyiapan
budidaya padi lahan baru alat/mesin peralatan lahan untuk
rawa untuk pengolahan tangkap penanaman
Bantuan saprotan pengemban pakan ikan dan sagu dan
dan alsintan gan kebun ternak, perahu bantuan bibit
kelapa dan bantuan dayung/ke sagu (sagu
kebun sagu, ternak babi tinting licin dan sagu
batuan bibit duri)
unggul
kelapa dan
sagu
Program / Kegiatan Terpilih
Pelatihan teknik Bantuan Pengolahan Pengadaa Bantuan
budidaya padi permodalan alat/mesin n alat permodalan
rawa dan jagung untuk pengolahan tangkat untuk
manis pembukaan pakan ikan penyiapan
Pengadaan benih lahan baru ternak (jaring, lahan
padi dan jagung untuk Pengadaan alat penanaman
manis unggul perkebunan ternak babi pancing, sagu
Pengadaan kelapa dan tombak Pengadaan
alat/mesin sagu ikan) bibit sagu licin
pertanian Pengadaa dan sagu duri
n perahu
dayung/ke
tinting
4 Thogom Obaa Mappi Potensi
Durian, pisang, Kelapa, sagu Babi, ayam, Perairan Melinjo, sagu, Wisata Pisang goreng, 33 Dinas
jagung, k. Panjang, itik Umum: gambir, babi, kampung kue donat, sagu Kehutanan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


sawi, bayam, Gastor, rusa durian gulung/bungkus Provinsi
kangkung mujair, Papua

327
Lampiran-4 -6
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas

328
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
arwana, Wisata
Sembilang berbasis
, Kakap rawa/pema
putih, ncingan
kakap
batu, ikan
kaca,
udang,
ikan duri
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Perlu bantuan Agar ada Perlu Bantuan Pengembanga Bantuan Diperlukan
permodalan untuk bantuan dikembagka ketinting, n alat pelatihan
pengembangan bbit kelapa n jaring, alat penannaman transportasi pengolahan hasil,
kebun durian, dalam dan peternanak pancing hutan sagu, air pengenalan
bantuan bibit bibit sagu an babi dan Fasilitasi fasilitasi (ketinting teknologi
durian unggul licin dan itik pemasara pemasaran dan speed packagaing dan
sagu duri n hasil kulit gambit boad), labeling
tangkapan penataan Promosi dan
kawasan pemasaran
kampung produk olahan
durian

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Pelatihan
pengelolaan
wisata
kampung
Program / Kegiatan Terpilih
Bantuan Pengadaan Pengadaan Pengadaa Penyiapan Penataan Pelatihan industri
permodalan untuk bibit sagu ternak babi n lahan kawasan pengolahan dan
pengembangan licin dan dan itik ketinting, untukpengem kampung kerajinan untuk
kebun durian sagu duri Bantuan jaring, alat bangan sagu durian oleh2 wisatawan
Pengadaan bibit Bantuan alat pancing Bantuan Pelatihan Promosi objek
durian unggul permodalan pengolahan Fasilitasi permodalan pengelolaan wisata dan
untuk pemasara untuk

Lampiran-4 -7
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
Fasilitasi promosi perluasan pakan n hasil penanaman wisata pemasaran
dan pemasaran kebun ternak mini tangkapan sagu kampung produk olahan
buah durian kelapa dan ikan Pengadaan Pelatihan
kebun sagu alat packaging dan
transportasi labeling
air
(ketinting
dan speed
boad),

5 Muin Obaa Mappi Potensi


Padi, ubi kayu, Kelapa, sagu Babi, ayam, Perairan Melinjo, sagu, - - 12 Dinas
keladi, nanas, itik Umum: gambir Kehutanan
rambutan, durian Gastor, Provinsi
mujair, Papua
arwana,
Sembilang
, Kakap
putih,
kakap
batu, ikan
kaca,
udang,
ikan duri
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai potensi dan Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai - -
sesuai dengan potensi dan potensi dan potensi potensi.
kebutuhan sesuai sesuai dan sesuai Sagu sebagai
masyarakat dengan dengan dengan makanan asli.
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
masyarakat masyarakat masyaraka

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


t
Program / Kegiatan Terpilih

329
Lampiran-4 -8
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang

330
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
Bantuan teknis Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan bibit - -
budidaya padi, ubi teknis teknis teknis sagu
kayu, keladi, budidaya ternak Babi, budidaya
nanas, rambutan, kelapa ayam, itik ikan air
durian tawar.
Bantuan
alat
tangkap
ikan.
6 Yatan Nambi Mappi Potensi
oman Padi rawa, jagung, Kelapa, Ayam, babi Budidaya - - VCO, keripik, 204 KPHP – Unit
Bapai pisang, nanas karet Air Tawar nangka, keripik XLIX
(kolam): pisang
mujair,
nila, lele
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Pelatihan teknik Penyediaan Bantuan Pelatihan Pelatihan
budidaya padi dan ternak babi budidaya pengolahan VCO
rawa dan jagung pembukaan perikanan Pembentukan
manis lahan untuk air tawar kelompok usaha
Penyediaan dan budidaya Pembangu bersama untuk

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


pembukaan lahan tanaman nan kolam pengolahan dan
untuk budidaya kelapa dan Bantuan pemasaran VCO
padi rawa karet benih ikan Bantuan bantuan
Pemanfaatan lahan Bantuan mujair, paket alat/mesi
pekarangan untuk bibit kelapa nila, dan pengolah Vco
budidaya psang dan karet lele Bantuan
dan nanas unggul Bantuan alat/mesin
Bantuan pupuk, Bantuan pakan ikan pembuatan
benih padi rawa, modal kerja Penyuluha keripik
zat perangsang untuk n dan
tumbuh, herbisida, pembukaan pendampi
kapur dolomit dan ngan

Lampiran-4 -9
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
Bantuan hand penanaman usaha
sprayer, cangkul, karet dan budidaya
arit, parang kelapa air tawar
Program / Kegiatan Terpilih
Pelatihan teknik Penyediaan Bantuan Pelatihan Pelatihan
budidaya padi dan ternak babi budidaya pengolahan VCO
rawa dan jagung pembukaan perikanan Pembentukan
manis lahan untuk air tawar kelompok usaha
Penyediaan dan budidaya Pembangu bersama untuk
pembukaan lahan tanaman nan kolam pengolahan dan
untuk budidaya kelapa dan pengadan pemasaran VCO
padi rawa karet benih ikan Pengadaan paket
Pemanfaatan lahan Pengadaan mujair, alat/mesin
pekarangan dan bibit kelapa nila, dan pengolah Vco
pembukaan lahan dan karet lele Pengadaan
baru untuk unggul pengadaa alat/mesin
budidaya pisang Bantuan n pakan pembuatan
dan nanas modal kerja ikan keripik
Pengadaan pupuk, untuk Penempat
benih padi rawa, pembukaan an tenaga
zat perangsang dan Penyuluh
tumbuh, herbisida, penanaman dan
kapur dolomit karet dan pendampi
Bantuan hand kelapa ng usaha
sprayer, cangkul, budidaya
arit, parang air tawar
Penempatan
tenaga Penyuluh
dan pendamping
usaha budidaya
padi rawa

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


7 Linggua Mappi Potensi

331
Lampiran-4 -10
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang

332
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
Nambi Padi rawa, jagung, Kelapa, Ayam, babi Budidaya - VCO, keripik, 108 KPHP – Unit
oman pisang, nanas karet Air Tawar nangka, keripik XLIX
Bapai (kolam): pisang
mujair,
nila, lele
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Pelatihan teknik Penyediaan Bantuan Pelatihan Pelatihan
budidaya padi dan ternak babi budidaya pengolahan VCO
rawa dan jagung pembukaan perikanan Pembentukan
manis lahan untuk air tawar kelompok usaha
Penyediaan dan budidaya Pembangu bersama untuk
pembukaan lahan tanaman nan kolam pengolahan dan
untuk budidaya kelapa dan Bantuan pemasaran VCO
padi rawa karet benih ikan Bantuan bantuan
Pemanfaatan lahan Bantuan mujair, paket alat/mesi
pekarangan untuk bibit kelapa nila, dan pengolah Vco
budidaya psang dan karet lele Bantuan
dan nanas unggul Bantuan alat/mesin
Bantuan pupuk, Bantuan pakan ikan pembuatan
benih padi rawa, modal kerja Penyuluha keripik
zat perangsang untuk n dan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


tumbuh, herbisida, pembukaan pendampi
kapur dolomit dan ngan
Bantuan hand penanaman usaha
sprayer, cangkul, karet dan budidaya
arit, parang kelapa air tawar
Program / Kegiatan Terpilih
Pelatihan teknik Penyediaan Bantuan Pelatihan Pelatihan
budidaya padi dan ternak babi budidaya pengolahan VCO
rawa dan jagung pembukaan perikanan Pembentukan
manis lahan untuk air tawar kelompok usaha
Penyediaan dan budidaya Pembangu bersama untuk
pembukaan lahan tanaman nan kolam

Lampiran-4 -11
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
untuk budidaya kelapa dan pengadan pengolahan dan
padi rawa karet benih ikan pemasaran VCO
Pemanfaatan lahan Pengadaan mujair, Pengadaan paket
pekarangan dan bibit kelapa nila, dan alat/mesin
pembukaan lahan dan karet lele pengolah Vco
baru untuk unggul pengadaa Pengadaan
budidaya psang Bantuan n pakan alat/mesin
dan nanas modal kerja ikan pembuatan
Pengadaan pupuk, untuk Penempat keripik
benih padi rawa, pembukaan an tenaga
zat perangsang dan Penyuluh
tumbuh, herbisida, penanaman dan
kapur dolomit karet dan pendampi
Bantuan hand kelapa ng usaha
sprayer, cangkul, budidaya
arit, parang air tawar
Penempatan
tenaga Penyuluh
dan pendamping
usaha budidaya
padi rawa
8 Mur Nambi Mappi Potensi
oman Kacang panjang, Sagu, kelapa Sapi Bantuan - Wisata - 4.996 • Dinas
Bapai sawi, kangkung, teknis berburu Kehutanan
pepaya, keladi, budidaya Provinsi
nanas, rambutan, ikan air Papua (38
tawar. ha)
Bantuan • KPHP –
alat Unit XLIX
tangkap (4.985 ha)
ikan.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya

333
Lampiran-4 -12
334
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
Sesuai potensi dan Sesuai Sesuai Sesuai Perlu - Sesuai potensi
sesuai dengan potensi dan potensi dan potensi pengembanga
kebutuhan sesuai sesuai dan sesuai n sagu
masyarakat dengan dengan dengan
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
masyarakat masyarakat masyaraka
t

Program / Kegiatan Terpilih


Bantuan teknis Bantuan Bantuan Bantuan Pengembanga Pengemban -
Budidaya Kacang teknis teknis teknis n hutan dan gan hutan
panjang, sawi, Budidaya ternak Sapi Budidaya menjaga dan
kangkung, pepaya, kelapa ikan air kelestarian menjaga
keladi, nanas, tawar : agar kelestarian
rambutan, Gurame, masyarakat agar
mujair, tetap bisa masyarakat
nila. berburu tetap bisa
Bantuan berburu
atat
tangkap
ikan

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


9 Monana Nambi Mappi Potensi
oman Pisang, Pepaya, Sagu, Kelapa Babi dan Perikanan - Berburu Pengolahan ikan 26 KPHP – Unit
Bapai mangga, terong ayam tangkap (Babi dan dan daging rusa XLIX
(Gastor, rusa)
kakap,
mujair,
gurame)
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai potensi dan Bantuan Pelatihan Bantuan - Menjaga Perlu adanya
kebutuhan biaya dan tentang alat hutan tetap inovasi mengenai
masyarakat pembukaan peternakan tangkap lestari agar pengawetan hasil
untuk ikan dan kegiatan tangkap ikan dan

Lampiran-4 -13
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
pengemban alat berburu pengolahan
gan sagu transporta masih bisa daging rusa
si air bertahan
Program / Kegiatan Terpilih
Penyuluhan, Bantuan Pendampin Bantuan - Menjaga Perlu adanya
pelatihan, modal dan gan dan alat kelestarian pelatihan
pendampingan, bibit unggul arahan tangkap hutan mengenai
bantuan bibit dan sagu licin pemasaran ikan dan (terutama pengawetan ikan
arahan pemasaran dan sagu hasil ternak alat dari dan pengolahan
hasil budidaya duru transporta kebakaran) daging rusa, perlu
si air dibentuk
kelompok untuk
pengawetan
daging rusa
10 Tamanim Citak- Mappi Potensi
Mitak Kabupaten Ubi kayu, keladi, Kelapa Ayam, babi Perairan Gaharu, sagu, - - 57 KPHP – Unit
durian, rambutan, umum: XLVII
kacang panjang Gastor,
mujai,
Sembilang
, Kakap
putih,
kakap
batu, ikan
kaca,
udang
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai potensi dan Sesuai Sesuai Sesuai Permintaan - -
sesuai dengan potensi dan potensi dan potensi bantuan
kebutuhan sesuai sesuai dan sesuai teknologi
masyarakat dengan dengan dengan suntik gaharu.

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


kebutuhan kebutuhan kebutuhan Sagu sebagai
masyarakat masyarakat makanan asli.

335
Lampiran-4 -14
336
Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar (Agroforestry) Industri
masyaraka
t
Program / Kegiatan Terpilih
Bantuan teknis Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan - -
budidaya ubi kayu, teknis teknis teknis pembibitan
keladi, durian, budidaya ternak budidaya Gaharu dan
rambutan, kacang kelapa ayam, babi ikan air teknologi
panjang tawar. suntik gaharu.
Bantuan Bantuan bibit
alat sagu.
tangkap
ikan.

E. KHG S. Ifuleki Bian – S. Lekiage Sentuf.

Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Pangan Tanaman Perikanan Wanatani / Pengolahan / UPRG
Peternakan Ekowisata (ha)
dan Hortikultura Perkebunan Air Tawar Agroforestry Industri

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


1 Kolam Muting Merauke Potensi
Rambutan, Pinang, Sapi, Perikanan Kayu Bus Wisata Pengolahan ikan 413 KSDAE/KSA
nanas, pisang, kelapa kambing, tangkap /Minyak kayu berburu (ikan asin)
babi, ayam (alam) putih (alami) (belum ada) Pengolahan daging
(dendeng)
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai potensi Sesuai Sesuai Minta - - Diperlukan inovasi
potensi potensi Bantuan pengolahan untuk
sarana pengawetan dan
tangkap mendukung
pemasaran produk.
Program / Kegiatan Terpilih

Lampiran-4 -15
F. KHG S. Ifuleki Bian – S. Dalik.

Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Tanaman Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Tanaman Perikanan Wanatani / Pengolahan / UPRG
Pangan dan Peternakan Ekowisata (ha)
Perkebunan Air Tawar Agroforestry Industri
Hortikultura
1 Wan Wai Muting Merauke Potensi
Bob Rambutan, Pinang, Sapi, Perkanan
Perikanan Kayu Bus Wisata Pengolahan ikan 500 • Dinas
nanas, pisang, kelapa kambing, tangkap /Minyak kayu berburu (ikan asin) Kehutanan
babi, ayam (alam) putih (alami) (belum ada) Pengolahan daging Provinsi
(dendeng) Papua/KPH
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya P (6 ha)
Sesuai potensi Sesuai Sesuai Minta - - Diperlukan inovasi • KPHP –
potensi potensi Bantuan pengolahan untuk Unit LV
sarana pengawetan dan (101 ha0
tangkap mendukung • KSDAE/KS
A (393 ha)
pemasaran produk.
Program / Kegiatan Terpilih
Rambutan, Pinang, Pelatihan Bantuan Budidaya -Wisata Minyak kayu putih,
nanas, pisang, kelapa dan peralatan kayu Bus berburu pengolahan ikan
pendampin tangkap /Minyak kayu (misal ikan asap,
gan ikan putih dan abon),
budidaya pengolahan daging
ternak (misal dendeng, dan
Bantuan abon)
bibit ternak

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


337
Lampiran-4 -17
338
G. KHG S. Ifuleki Onam/Wanam
- S. Fly –- S.
S. Fly.
Fly

Pengembangan Alternatif Komoditas dan Sumber Mata Pencaharian Berdasarkan Komoditas / Bidang
Tanaman Tanaman Prioritas
No. Kampung Distrik Kabupaten Perikanan Air Wanatani / Pengolahan / UPRG
Pangan dan Perkebun Peternakan Ekowisata (ha)
Tawar Agroforestry Industri
Hortikultura an
1 Asikie Jair Boven Potensi
Digoel Rambutan, Kelapa Sapi, Penangkaran Gaharu Wisata Pengolahan ikan 1.331 Dinas
nanas, pisang, kambing, buaya. berburu (ikan asin) Kehutanan
babi, ayam Perikanan (belum ada) Pengolahan daging Provinsi
tangkap. (dendeng) Papua
Aspirasi dan Pertimbangan Lainnya
Sesuai potensi Sesuai Sesuai Minta Bantuan Minta - Diperlukan inovasi
potensi potensi sarana tangkap bantuan pengolahan untuk
teknologi pengawetan dan
inokulasi mendukung
gaharu pemasaran produk.

Program / Kegiatan Terpilih


Rambutan, Pinang, Pelatihan Bantuan Budidaya -Wisata air pengolahan ikan
nanas, pisang, kelapa dan peralatan gaharu, (misal ikan asap,
pendampin tangkap ikan Inokulasi dendeng dan abon),
gan gaaru pengolahan daging
budidaya (misal dendeng, dan
ternak abon), kerajinan
Bantuan kult buaya

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


bibit ternak

Lampiran-4 -18
LAMPIRAN-4 per KHG Sasaran

Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Aleki Male - Sungai Ifuleki Bian Tahun 2013 – 2016

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


339
340
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Alekikos Bakian - Sungai Ifuleki Bian Tahun 2013 – 2016
Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Alekikosi Digoel - Sungai Aleki Seme Tahun 2013 – 2016

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


341
342
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Buru Mappi - Sungai Buru Obaa Tahun 2013 – 2016
Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Ferkame - Sungai Orei Tahun 2013 – 2016

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


343
344
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Lekiage Sentuf Tahun 2013 – 2016
Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Ifuleki Bian - Sungai Dalik Tahun 2013 – 2016

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


345
346
RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019
Citra Landsat 8 pada KHG Sungai Ifuleki Onam - Sungai Fly Tahun 2013 – 2016
PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI ALEKI MALE - SUNGAI IFULEKI BIAN
140,36 140,405 140,45 140,495
140°24'0"E 30'

DISTRIK
ULILIN
7°12'0"S

7°12'0"S
-7,20463

-7,20463
Kediki
(Kindiki)
-7,2496

-7,2496
KAB.
MERAUKE

Pachas
O

DISTRIK
MUTING
-7,29456

-7,29456
1/UPT
KSDAE-KSA

KHG Sungai Aleki


Male - Sungai
Ifuleki Bian

Boha
O
3/PEMDA
7°20'0"S

7°20'0"S
-7,33953

-7,33953

KHG Sungai Ifuleki


Bian - Sungai
Lekiage Sentuf

Kolam

140°24'0"E 30'
140,36 140,405 140,45 140,495

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 138°0'E 139°0'E 140°0'E 141°0'E 142°0'E


UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)
U 1/UPT-KSA UPT KSDAE - KSA
6°0'S

h
3/PEMDA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MERAUKE
2°0'N

Sofifi
/
"
PAPUA NUGINI

Skala 1 : 25.000
6°45'S

Manokwari
/
"
Km
0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura
/
"
7°30'S

Ambon
/
"
Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S
Datum Horizontal : WGS 1984
6°0'S

8°15'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:25.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Tindakan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan ttd ttd ttd
Hidup dan Kehutanan 2017
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 ARAHAN TINDAKAN KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Pasca Kebakaran 2015-2017 R2 : Rencana Revegetasi Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Tidak Berkanal (intact) R2.1 Suksesi Alami Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN:
R3 : Rencana Revitalisasi 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau R3 Rencana Revitalisasi atau Pemulihan Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
O Daya Dukung Sosial-Ekonomi kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Batas Kesatuan Hidrologis Gambut Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 347


PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI ALEKIKOS BAKIAN - SUNGAI IFULEKI BIAN 140,36 140,405 140,45 140,495
140°20'0"E 140°25'0"E 30'
-7,38449

-7,38449
Waan
7°25'0"S

7°25'0"S
KHG Sungai Ifuleki
Bian - Sungai
-7,42946

-7,42946
Lekiage Sentuf

1/UPT
KSDAE-KSA

KAB.
MERAUKE

1/UPT
KSDAE-KSA

DISTRIK
MUTING

Wan Wai
Bob
1/UPT
KSDAE-KSA
-7,47443

-7,47443
Afkab
Makmur
KHG Sungai Alekikos
Bakian - Sungai
Ifuleki Bian

Waan
O
30'

30'
KHG Sungai
Ifuleki Bian -
Sungai Dalik
-7,51939

-7,51939

140°20'0"E 140°25'0"E 30'


140,36 140,405 140,45 140,495

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 138°0'E 139°0'E 140°0'E 141°0'E 142°0'E


UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)
U 1/UPT-KSA UPT KSDAE - KSA
6°0'S

h
2°0'N

Sofifi
/
"
PAPUA NUGINI

6°45'S

Skala 1 : 25.000
Manokwari
/
"
Km
0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura
/
"
7°30'S

Ambon
/
"
Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S
Datum Horizontal : WGS 1984
8°15'S
6°0'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:25.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Tindakan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan 2017
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 ARAHAN TINDAKAN KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Pasca Kebakaran 2015-2017 R2 : Rencana Revegetasi Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Tidak Berkanal (intact) R2.1 Suksesi Alami Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN:
R3 : Rencana Revitalisasi 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau R3 Rencana Revitalisasi atau Pemulihan Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
O Daya Dukung Sosial-Ekonomi kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Batas Kesatuan Hidrologis Gambut Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

348 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI ALEKIKOSI DIGOEL - SUNGAI ALEKI SEME 140,045 140,225
140°6'0"E 140°17'0"E

Aiwat
-6,79989

-6,79989
Nanggo
Meto DISTRIK
JAIR

Terik
Subur

Pos

3/PEMDA Biantap

KAB. BOVEN
DIGOEL
6°57'0"S

6°57'0"S
DISTRIK
SUBUR

KAB.
MAPPI 2/KPH

DISTRIK Wagai
-6,97976

-6,97976
VENAHA Wagni

KHG Sungai
Alekikosi Digoel -
Sungai Aleki Seme

2/KPH

6/ATT

KAB.
MERAUKE
DISTRIK
ULILIN

Kaisa
O
7°8'0"S

7°8'0"S

DISTRIK
DISTRIK MUTING
EDERA
-7,15962

-7,15962

140°6'0"E 140°17'0"E
140,045 140,225

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 138°0'E 139°0'E 140°0'E 141°0'E 142°0'E


UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)
U
6°0'S

2/KPH UNIT LIII - KPHP

h
2/KPH UNIT LV - KPHP
2°0'N

3/PEMDA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL


Sofifi
/
"
PAPUA NUGINI

6/ATT PT. MERAUKE RAYON JAYA DAN UNIT LV-KPHP


6°45'S

Skala 1 : 50.000
Manokwari
/
"
Km
0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura
/
"
7°30'S

Ambon
/
"
Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S
Datum Horizontal : WGS 1984
8°15'S
6°0'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:50.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Tindakan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan 2017
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 ARAHAN TINDAKAN KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Pasca Kebakaran 2015-2017 R2 : Rencana Revegetasi Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Tidak Berkanal (intact) R2.1 Suksesi Alami Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk Gambut Budidaya 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN:
R3 : Rencana Revitalisasi 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau R3 Rencana Revitalisasi atau Pemulihan Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
O Daya Dukung Sosial-Ekonomi kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Batas Kesatuan Hidrologis Gambut Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 349


PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI BURU MAPPI - SUNGAI BURU OBAA
138,607 139,146 139,686

DISTRIK 139°0'0"E DISTRIK


30' Basman 140°0'0"E

AKAT KOLOFBRASA
Tiau
DISTRIK
TT.ZAIN
Jinak Hanya
30'

30'
Waganu

DISTRIK
2/KPH Waganu
SUATOR
Basman

DISTRIK
DISTRIK YANIRUMA
SIRET 1/BPDAS-HL
2/DISHUT 2/KPH
Daikot Somnak Firimage
Wagabus Yaniruma
3/PEMDA
2/KPH Aiaku DISTRIK
KAIBAR
DISTRIK Awok Amasu
Kaimo DISTRIK DISTRIK
ATSJ Fefero
ATSJ ATSJ
FOS
DISTRIK
ATSJ DISTRIK 2/KPH

DISTRIK ATSJ Sogoni 2/DISHUT


1/BPDAS-HL 2/DISHUT
ATSJ
2/DISHUT Tamanim
Epeta Tumariop
2/DISHUT
2/KPH
OTamanim
Senggo
Bine

2/DISHUT Bomakia 2

2/DISHUT
2/KPH
2/KPH
Epem
2/DISHUT DISTRIK
Ardanim DISTRIK 3/PEMDA CITAMITAK DISTRIK
ATSJ Khanami Khanami BOMAKIA
3/PEMDA
Khanami

2/KPH Bamakia

2/DISHUT

DISTRIK
Asaren
ASSUE
Asaren
Wombago
2/KPH

6/ATT DISTRIK KAB.


PAASUE BOVEN
-5,90054

-5,90054
BAWAH Choghuu
DIGOEL
Comoro Keru Haja
Somi

DISTRIK
AYIB
4/WEL
Sagare
Sogho-Kanggo
6/ATT
Juvo
Besar Sarbo
6°0'0"S

6°0'0"S
4/WEL

KAB. Kiki
Kiki 6/ATT
ASMAT

Busiri 4/WEL
Masin 6/ATT 2/KPH
DISTRIK Masin
DISTRIK
FAYIT
FOFI

Busiri
4/WEL
Yuvokecil 2/DISHUT
Suwa
Baus Tsoghomone Eci 2/DISHUT

Ikisi
DISTRIK Omuro 2/DISHUT
DERKOMOR Homang 4/WEL

2/DISHUT

2/KPH
Seramit Kamur Amagasi
Hainam Yamkap
Gaibu Kaibu
Yahoi Amagais Amende Amende
Yagamit Gauda Sadar
DISTRIK
Amkum Kaibu Yame KHG Sungai Buru
Eseib Ero Yame
Bawor PANTAI (Erosaman) Ghaitsume Mappi - Sungai Garuda 2/KPH Kowo I
KASUARI
Ghaitsume Kasima Buru Obaa 2/DISHUT2/DISHUT

Sogope 4/WEL
DISTRIK
PAASUE
Menya
Amaghasu
Kaitok
Amkai Tsentaipim Sigare 2/KPH
Amaru Yagatsu
Sigare
Yagatsu

KAB.
Katage DISTRIK
MAPPI 2/DISHUT
DISTRIK
HAJU JAIR
Wiyage
Airo / DISTRIK
Sapen
Senepit Hahare
Airo /
KOPAY Gaibu 3/PEMDA
Kawem Oghorin
sapen Kerke
Kakitateme Kerke
Geitjer
Arare
Arare Noghon
2/DISHUT 3/PEMDA
Pagai
Pagai

2/DISHUT 2/DISHUT
2/KPH
Wairu
Rayam
3/PEMDA
-6,44013

-6,44013
DISTRIK
SAFAN
Tereyemu 2/DISHUT

Muin Muin 2/DISHUT 2/DISHUT


Semendoro Kaghier
Thogom
2/DISHUT
O
2/DISHUT
2/DISHUT
2/KPH
O 2/DISHUT
30'

30'
3/PEMDA

Toghom
3/PEMDA 2/DISHUT Wanggate
2/KPH
Kepi 3/PEMDA
Ghaumi Kayagae
2/KPH
"
) Rep Wanggato
Taragae Tereyemu 3/PEMDA
Emete3/PEMDA 2/KPH

Upin Magabag Kogoyaman 2/DISHUT


Kepi Rep
Enem O Kogo Gadom
Kofa Khaumi 2/DISHUT Kepi 3/PEMDA
3/PEMDA 3/PEMDA O
2/KPH

Tarua DISTRIK
O Obaa

Agham Dagemon
MINYAMUR Ima Kogoyaman Dagemon 3/PEMDA

Jermochoin DISTRIK
2/DISHUT
OBAA
Taragae 2/DISHUT
2/KPH Soba
2/DISHUT

Koba
Yamui
DISTRIK
2/KPH
MINYAMUR Sumunamana Kabe
Sumunamana
DISTRIK
MINYAMUR
2/KPH
2/DISHUT
2/DISHUT
2/DISHUT DISTRIK
VENAHA
DISTRIK
Kaboghoind
NAMBIOMAN
DISTRIK
BAPAI Katan
MINYAMUR 2/DISHUT
Katan
3/PEMDA
Katan
2/KPH
3/PEMDA
DISTRIK Yatan
MINYAMUR O Yatan

Mandau

DISTRIK
MINYAMUR
DISTRIK
MINYAMUR Linggua
Linggua
2/DISHUT O
Wagin DISTRIK
Monana 2/KPH SYAHAME
3/PEMDA Ogorito
1/BPDAS-HL
Wagin 2/KPH
DISTRIK Monana
NAMBIOMAN
BAPAI O Mur Tagaimonsino
Mur Mur
DISTRIK
O
3/PEMDA
Kogoya
Satu
NAMBIOMAN DISTRIK Oso Bosma
BAPAI BAMGI DISTRIK
DISTRIK EDERA
NAMBIOMAN Khobeta
Aset
BAPAI
-6,97973

-6,97973

DISTRIK
BAMGI Khobeta
7°0'0"S

7°0'0"S

139°0'0"E 30' 140°0'0"E


138,607 139,146 139,686

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 133°0'E 134°0'E 135°0'E 136°0'E 137°0'E 138°0'E 139°0'E 140°0'E 141°0'E 142°0'E

Manokwari
0°45'S

"
/ U UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)

h
1/BPDAS-HL BPDAS - HL
1°30'S
2°0'N

2/DISHUT DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA/KPHP


Sofifi
2°15'S

/
" Jayapura 2/KPH UNIT XLVII - KPHP
"
/ Skala 1 : 200.000 2/KPH UNIT XLVII - KPHP
Manokwari
3°0'S

/
" 2/KPH UNIT XLIX - KPHP
Km
PAPUA NUGINI

3°45'S

0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura 3/PEMDA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ASMAT DAN MAPPI


/
"
4/WEL IUPHHK-HTI/PT. WANAKERTA EKA LESTARI
4°30'S

Ambon
/
" 6/ATT PT. WANAKERTA EKA LESTARI DAN UNIT XLVIII-KPHP

Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator


5°15'S

Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S


Datum Horizontal : WGS 1984
6°0'S

6°0'S
6°45'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:200.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Tindakan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan 2017
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 ARAHAN TINDAKAN KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Pasca Kebakaran 2015-2017 R2 : Rencana Revegetasi Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Tidak Berkanal (intact) R2.1 Suksesi Alami Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk Gambut Budidaya 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN:
R3 : Rencana Revitalisasi 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau R3 Rencana Revitalisasi atau Pemulihan Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
O Daya Dukung Sosial-Ekonomi kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Batas Kesatuan Hidrologis Gambut Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

350 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI FERKAME - SUNGAI OREI
138,607

Amsira

DISTRIK
PANTAI
BARAT

Siyaratesa

Sarmi
Sarmi

Mararena

KHG Sungai
Ferkame -
Sungai Orei

3/PEMDA

2/DISHUT

Misadadu
KAB.
SARMI
DISTRIK
SARMI
SELATAN

Sawar

5/BBU

DISTRIK
SARMI

5/BBU

Bagaiserwar

5/BBU

5/BBU

5/BBU

Asmira 5/BBU

Marereno

Amisira

Wapoania

DISTRIK
SARMI
TIMUR

138,607

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 137°0'E 138°0'E 139°0'E 140°0'E 141°0'E

U UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)

h
1°30'S

2/DISHUT DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA/KPHP


2°0'N

"
) 3/PEMDA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SARMI
Sofifi
/
" 5/BBU IUPHHK-HA/PT. BINA BALANTAK UTAMA

Skala 1 : 25.000
2°15'S

Manokwari
/
" Jayapura
"
/ Km
PAPUA NUGINI

0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura
/
"
3°0'S

Ambon
/
"
Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S
3°45'S

Datum Horizontal : WGS 1984


6°0'S

4°30'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:25.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Tindakan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN Hidup dan Kehutanan 2017
PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Gambut Tidak Berkanal (intact) Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Budidaya Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN: 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN Batas Kesatuan Hidrologis Gambut
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 351


PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI IFULEKI BIAN - SUNGAI LEKIAGE SENTUF
140,36 140,405 140,45 140,495
140°24'0"E 30'

KHG Sungai Aleki


Male - Sungai
Ifuleki Bian
7°20'0"S

7°20'0"S
1/UPT
KSDAE-KSA
-7,33953

-7,33953
KHG Sungai Ifuleki
Bian - Sungai
Kolam Lekiage Sentuf

3/PEMDA Kolam 1/UPT

O KSDAE-KSA
-7,38449

-7,38449
KAB.
3/PEMDA
MERAUKE

Waan

DISTRIK
MUTING
2/KPH

1/UPT Andaito
-7,42946

-7,42946
KSDAE-KSA

KHG Sungai Alekikos


Bakian - Sungai
7°28'0"S

7°28'0"S
Ifuleki Bian
Wan Wai
Bob
-7,47443

-7,47443

Afkab
Makmur

KHG Sungai
Ifuleki Bian -
Sungai Dalik

140°24'0"E 30'
140,36 140,405 140,45 140,495

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 138°0'E 139°0'E 140°0'E 141°0'E 142°0'E


UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)
U 1/UPT-KSA UPT KSDAE - KSA

h
6°0'S

2/KPH UNIT LV - KPHP


2°0'N

3/PEMDA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MERAUKE


Sofifi
/
"
PAPUA NUGINI

Skala 1 : 25.000
6°45'S

Manokwari
/
"
Km
0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura
/
"
7°30'S

Ambon
/
"
Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S
Datum Horizontal : WGS 1984
6°0'S

8°15'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:25.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Tindakan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan 2017
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 ARAHAN TINDAKAN KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Pasca Kebakaran 2015-2017 R2 : Rencana Revegetasi Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Tidak Berkanal (intact) R2.1 Suksesi Alami Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk Gambut Budidaya 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN:
R3 : Rencana Revitalisasi 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau R3 Rencana Revitalisasi atau Pemulihan Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
O Daya Dukung Sosial-Ekonomi kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN Batas Kesatuan Hidrologis Gambut
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

352 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019


PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI IFULEKI BIAN - SUNGAI DALIK140,36 140,405 140,45 140,495
140°21'0"E 140°24'0"E 140°27'0"E

KHG Sungai Ifuleki


Bian - Sungai
Lekiage Sentuf
7°28'0"S

7°28'0"S
Wan Wai
Bob
-7,47443

-7,47443
Afkab
Makmur
KHG Sungai Alekikos
Bakian - Sungai
Ifuleki Bian

Wan Wai
Bob
O

1/UPT
KSDAE-KSA KAB.
MERAUKE

KHG Sungai
Ifuleki Bian -
DISTRIK
Sungai Dalik
MUTING

2/DISHUT
-7,51939

-7,51939
2/KPH
7°32'0"S

7°32'0"S
-7,56436

-7,56436

140°21'0"E 140°24'0"E 140°27'0"E


140,36 140,405 140,45 140,495

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 140°0'E 141°0'E


UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)
U 1/UPT-KSA UPT KSDAE - KSA

h
2/DISHUT DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA
2°0'N

6°45'S

2/KPH UNIT LV - KPHP


Sofifi
/
"
PAPUA NUGINI

Skala 1 : 20.000
Manokwari
/
"
Km
0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura
/
"
Ambon
/
"
Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S
7°30'S

Datum Horizontal : WGS 1984


6°0'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:20.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Tindakan Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan 2017
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 ARAHAN TINDAKAN KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Pasca Kebakaran 2015-2017 R2 : Rencana Revegetasi Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Tidak Berkanal (intact) R2.1 Suksesi Alami Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN:
R3 : Rencana Revitalisasi 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau R3 Rencana Revitalisasi atau Pemulihan Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
O Daya Dukung Sosial-Ekonomi kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN Batas Kesatuan Hidrologis Gambut
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019 353


PETA RENCANA TINDAKAN TAHUNAN (RTT) TAHUN 2019
ARAH TINDAKAN
KHG SUNGAI IFULEKI ONAM
140,693
- SUNGAI
ONAM/WANAM FLY
- SUNGAI FLY 140,765 140,837 140,909
140°43'0"E 140°50'0"E

DISTRIK
JAIR
KAB.
BOVEN
DIGOEL
-6,65607

-6,65607
6/ATT
6°40'0"S

6°40'0"S
5/TTR

5/TTR

Asikie
O

PAPUA NUGINI
6/ATT

2/KPH
KHG Sungai Ifuleki
Onam/Wanam
- Sungai Fly

2/KPH

KAB.
MERAUKE
2/KPH
2/DISHUT

3/PEMDA
-6,72801

-6,72801
6/ATT
3/PEMDA
5/INA

DISTRIK
ULILIN

3/PEMDA
6°48'0"S

6°48'0"S
-6,79996

-6,79996

140°43'0"E 140°50'0"E
140,693 140,765 140,837 140,909

128°0'E 132°0'E 136°0'E 140°0'E 138°0'E 139°0'E 140°0'E 141°0'E 142°0'E

U UNIT PELAKSANA RESTORASI GAMBUT (UPRG)


6°0'S

h
2/DISHUT DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA/KPHP
2°0'N

2/KPH UNIT LIV - KPHP


Sofifi
/
" 3/PEMDA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
PAPUA NUGINI

Skala 1 : 30.000
6°45'S

5/INA IUPHHK-HA/PT. INOCIN ABADI


Manokwari
/
"
5/TTR IUPHHK-HA/PT. TUNAS TIMBER ( D/H TUNAS SAWAERMA)
Km
0 0.5 1 2 3 4
2°0'S

Jayapura 6/ATT PT. INOCIN ABADI DAN UNIT LIV-KPHP


/
"
6/ATT PT. TUNAS TIMBER ( D/H TUNAS SAWAERMA) DAN UNIT LIV - KPHP
7°30'S

Ambon
/
"
Koordinat : Geographic dan Universal Transverse Mercator
Proyeksi : Universal Transverse Mercator 54 S
Datum Horizontal : WGS 1984
6°0'S

8°15'S

RIWAYAT PETA SUMBER DATA :


Peta Rencana Tindakan Tahunan (2019) ini dibuat untuk 1. Peta Area Terbakar Tahun 2015-2017, IPSDH - Kementerian Lingkungan Disusun Oleh Dinilai Oleh Disahkan Oleh
Lokasi Yang Dipetakan Kepala Kelompok Kerja Deputi Bidang Perencanaan Kepala
menghasilkan output peta dengan skala 1:30.000 terdiri atas Hidup dan Kehutanan, 2017
Peta Satuan Lahan Restorasi Gambut (SLRG), Peta Unit 2. Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota Indikatif, PPBW, Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut
Pelaksana Restorasi Gambut (UPRG) dan Peta Arahan Badan Informasi Geospasial, 2015
LEGENDA : Tindakan Restorasi Gambut 3. Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional, IPSDH-Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan 2017
IBUKOTA ADMINISTRASI PERAIRAN PRIORITAS INDIKATIF RESTORASI 2 ARAHAN TINDAKAN KETERANGAN : 4. Peta Fungsi Kawasan Hutan SK.782/MENHUT-II/2012 Tentang Perubahan
Daftar Singkatan: Jika terdapat perbedaan batas wilayah administrasi maka merujuk Noviar Budi S. Wardhana Nazir Foead
"
/ Ibukota Provinsi Sungai Pasca Kebakaran 2015-2017 R2 : Rencana Revegetasi Atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.891/KPTS-II/1999
P. = Pulau pada batas wilayah administrasi yang dikeluarkan oleh Pusat Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Daerah Tingkat I Irian Jaya Tanggal
Kep. = Kepulauan Ibukota Kota/Kabupaten Garis Pantai Gambut Tidak Berkanal (intact) R2.1 Suksesi Alami Pemetaan Batas Wilayah Badan Informasi Geospasial.
" 27 Desember 2012
PROV. = Provinsi
Danau/Waduk Gambut Budidaya 5. Peta Hak Guna Usaha (HGU), Kementerian ATR/BPN, 2017
KAB. = Kabupaten Ibukota Kecamatan CATATAN:
R3 : Rencana Revitalisasi 6. Peta Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, IPSDH -
D. = Danau R3 Rencana Revitalisasi atau Pemulihan Jika terdapat kesalahan dalam peta ini, mohon disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017
Kampung/Dusun
O Daya Dukung Sosial-Ekonomi kepada Badan Restorasi Gambut. 7. Peta Lahan Gambut Skala 1:250.000, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Deputi Perencanaan dan Kerjasama. Pertanian, Kementerian Pertanian, 2011
Jl. Teuku Umar No.10 Lantai 2 Gedung Sekretariat Negara. 8. Peta Kesatuan Hidrologis Gambut, IPSDH - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Telp. (021) - 22393643 Kehutanan, 2017
BATAS ADMINISTRASI JARINGAN JALAN Batas Kesatuan Hidrologis Gambut
9. Peta Penutup Lahan, IPSDH - KLHK 2017
Batas Negara Jalan 10. Peta Rupa Bumi Skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2013
11. Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Badan Informasi Geospasial, 2015
Batas Provinsi DEPUTI BIDANG PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
Batas Kabupaten/Kota
PA P U A
Batas Kecamatan

2018

354 RENCANA TINDAKAN TAHUNAN PROVINSI PAPUA 2019

Anda mungkin juga menyukai