Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

Disusun oleh:

EDWIN SYAFRIZA (190150023)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah
tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah
“Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Energi Baru dan Terbarukan. Penulis berharap makalah tentang PLTMH ini
dapat menjadi referensi bagi pembaca.

Penulis menyadari makalah bertema energi ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis
memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Lhokseumawe,16 Mei 2022

Edwin Syafriza
NIM.190150023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1. Pengertian PLTMH............................................................................................................................3
2.2. Teknologi PLTMH..............................................................................................................................4
2.3. Prinsip Kerja Pltmh...........................................................................................................................6
2.4. Bagian-Bagian PLTMH.......................................................................................................................8
2.5 Perencanaan Dalam Membangun PLTMH.......................................................................................13
2.6. Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Pltmh.......................................................................................16
2.6.1. Perhitungan Teknis..................................................................................................................16
2.6.2. Perhitungan Ekonomis.............................................................................................................18
2.7. Kelebihan PLTMH............................................................................................................................18
2.8. Kekurangan PLTMH........................................................................................................................19
2.9. Pemanfaatan PLTMH......................................................................................................................20
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................22
3.2 Saran................................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang di era abad 21, perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pessat yang
begitu membutuhkan sumber energy atau tenaga untuk menggerakkan kemajuan tersebut. Salah satu
kebutuhan yang sudah dianggap menjadi kebutuhan pokok setiap masyarakat di dunia adalah energy
listrik. Listrik sangat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa atau listrik bisa menjadi titik tolak ukur
kemajuan suatu bangsa, semakin besar penggunaan energy listrik di suatu Negara maka semakin maju
pula Negara tersebut. Salah satu penggunaan listrik yang paling utama adalah pada sector penerangan.
Kebutuhan akan penerangan semakin lama akan berkembang semakin banyak seiring pertumbuhan
penduduk di dunia terutama di Negara kita Indonesia. Di Indonesia masih banyak terdapat desa-desa atau
perkampungan yang belum dialiri listrik terutama di daerah-daerah terpencil. Hal itu terjadi karena
beberapa hal diantaranya sulitnya akses untuk mencapai perkampungan tersebut dan biaya untuk instalasi
listrik menjadi sangat besar. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini dan juga adanya potensi
pembangkit listrik di daerah terpencil terutama dari potensi air yang begitu melimpah oleh karena itu
dikembangkanlah pembangkit listrik skala kecil yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) yang diharapkan mampu mensuplai energi listrik ke rumah warga dan dengan itu dijadikan
sebagai kampung yang mandiri dengan pembangkit listriknya sendiri. Dengan PLTMH ini diharapkan
masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya, melaksanakan beberapa aktifitasnya dengan
mudah baik itu untuk kebutuhan pertanian, Ekonomi, Sosial dan sebagainya. Agar tidak lagi tertinggal
dari daerah lain. Peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah
negara, sebagian untuk mendukung industri-industri dan sebagian untuk menyediakan
penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi untuk
perluasan jaringan listrik, dapat membuat Mikrohidro memberikan sebuah sebuah alternatif
ekonomi ke dalam jaringan. Hal ini dikarenakan Skema Mikrohidro yang mandiri dapat
menghemat dari jaringan transmisi, karena skema perluasan jaringan tersebut biasanya
memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat
didisain dan dibangun oleh pegawai lokal, dan organisasi yang lebih kecil, dengan mengikuti
peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal, seperti untuk pekerjaan irigasi
tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai Pendekatan Lokal.

Potensi sumber daya air yang melimpah di Indonesia karena banyak terdapatnya hutan
hujan tropis, membuat kita harus bisa mengembangkan potensi ini, karena air adalah sebagai

1
sumber energy yang dapat terbarukan dan alami.  Bila hal ini dapat terus dieksplorasi, konversi
air menjadi energy listrik sangat menguntungkan bagi negeri ini. Di Indonesia telah terdapat
banyak sekali PLTMH dan waduk untuk menampung air, tinggal bagaimana kita dapat
mengembangkan PLTMH menjadi lebih baik lagi dan lebih efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa itu pembangkit listrik tenaga mikrohidro
2. Bagaimana teknolgi mikrohidro
3. Apa bagian-bagian dan komponen utama PLTMH
4. Bagaiamana cara kerja PLTMH
5. Keuntungan PLTMH
6. Kekurangan PLTMH
7. Prhitungan teknis dan ekonomis PLTMH
8. Persyaratan fisik dan langkah-langkah dalam membangun PLTMH
9. Pemanfaatan PLTMH

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah :
1. Untuk mengenal dan mengetahui Pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
2. Sebagai salah satu solusi sumber energy terbarukan.
3. Salah satu solusi pemerataan energy listrik di Negara kita.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian PLTMH
Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air.
Dalam prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun Mikrohidro, pasti
menggunakan air sebagai sumber energinya. Pembangkit Lisrik Tenaga Mikrohidro adalah istilah
yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi air. Kondisi air
yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah yang memiliki
kapasitas aliran dan ketinggian tertentu serta instalasi. Pembangkit listrik kecil yang dapat
menggunakan tenaga air dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan/head (dalam meter) dan
jumlah debit airnya (m3/detik). Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari
instalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
PLTMH umumnya merupakan pembangkit listrik jenis run of river dimana head diperoleh tidak
dengan cara membangun bendungan besar, melainkan dengan mengalihkan aliran air sungai ke
satu sisi dari sungai tersebut selanjutnya mengalirkannya lagi ke sungai pada suatu tempat
dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh. Pembangkit listrik tenaga air dibawah 200
kW digolongkan sebagai PLTMH.

Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan adanya air yang mengalir di suatu daerah
dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah
volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketinggian daerah aliran
sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources
dengan terjemahan bebasnya yaitu ”energi putih”. Sebab instalasi pembangkit listrik seperti ini
mengunakan sumber daya yang disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan
bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan
perkembangan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi dari pengaruh perbedaan
ketinggian dengan daerah tertentu (tempat instalasi yang akan dibangun) akan dapat diubah
menjadi energi listrik.

3
Gambar 2.1 bagian dalam power house PLTMH

2.2. Teknologi PLTMH


Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa
disebut ‘Head’ untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi
tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam
bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat
mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam
bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya.

Persamaan konversinya adalah: Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss)
atau Daya yang keluar = Daya yang masuk × Efisiensi konversi.

Persamaan tersebut biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang kecil.


Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro, adalah daya kotor (Pgross).
Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih (Pnet). Semua efisiensi dari konstruksi dan
instalasi dari PLTMH disebut Eo.

Pnet = Pgross ×Eo kWatt

4
Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan
dengan sebuah faktor percepatan grafitasi (g = 9.8), sehingga persamaan dasar dari
pembangkit listrik adalah :

Pnet = g ×Hgross × Q ×Eo kWatt

Dimana:

- Head dalam meter


- Debit air dalam m3/s.

Dan Eo terbagi sebagai berikut :

Eo = Ekonstruksi sipil × Epenstock × Eturbin × Egenerator × Esistem kontrol × Ejaringan


× Etrafo

Biasanya :
- Ekonstruksi sipil : 1.0 - (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/ Hgross
- Epenstock : 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya)
- Eturbin : 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin)
- Egenerator : 0.80 ~ 0.95 (tergantung pada kapasisitas generator)
- Esistem control : > 0.97
- Ejaringan : 0.90 ~ 0.98 (tergantung pada panjang jaringan)
- Etrafo : 0.98

Gambar 2.2 skematik perhitungan efisiensi PLTMH

5
Ekonstruksi sipil dan Epenstock biasa diperhitungkan sebagai ‘Head Loss (Hloss)/kehilangan
ketinggian’. Dalam kasus ini, persamaan diatas dirubah ke persamaan berikut.

Pnet= g ×(Hgross-Hloss) ×Q ×(Eo – Ekonstruksi sipil - Epenstock ) kW

Persamaan sederhana ini adalah inti dari semua desain pekerjaan pembangkit listrik. Ini penting
untuk menggunakan unit-unit yang benar.

2.3. Prinsip Kerja Pltmh


Secara teknis PLTMH memiliki tiga komponen utama yaitu air (hydro), turbin, dan
generator. Prinsip kerja dari PLTMH sendiri pada dasarnya sama dengan PLTA hanya saja
berbeda kapasitasnya atau besarnya. PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian
atau sudut kemiringan dan jumlah debit air per detik yang ada pada saluran irigasi, sungai,
maupun air terjun. Aliran air akan memutar turbin sehingga akan menghasilkan energi mekanik.
Energi mekanik turbin akan memutar generator dan generator menghasilkan listrik. Skema
prinsip kerja PLTMH dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.3 prinsip kerja PLTMH

6
Pembangunan PLTMH perlu diawali dengan pembangunan bendungan untuk mengatur
aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH. Bendungan ini perlu
dilengkapi dengan pintu air dan penyaring sampah (filter) untuk mencegah masuknya kotoran
maupun endapan lumpur. Bendungan sebaiknya dibangun pada dasar sungai yang stabil dan
aman terhadap banjir. Di dekat bendungan dibangun bangunan pengambil (intake), kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan saluran pembawa yang berfungsi mengalirkan air dari intake.
Saluran ini dilengkapi dengan saluran pelimpah pada setiap jarak tertentu untuk mengeluarkan
air yang berlebih. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau tertutup. Di ujung saluran
pelimpah dibangun kolam pengendap. Kolam ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan
menyaring kotoran sehingga air yang masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibangun dengan
cara memperdalam dan memperlebar saluran pembawa dan menambahnya dengan saluran
penguras.
 
Bak penenang / bak penampungan juga dibangun untuk menenangkan aliran air yang
akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat. Bak ini dibuat dengan
konstruksi beton dan berjarak sedekat mungkin ke rumah turbin untuk menghemat pipa pesat.
Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa ini, energi potensial
air di kolam penenang diubah menjadi energi kinetik yang akan memutar roda turbin. Biasany a
terbuat dari pipa baja yang dirol, lalu dilas. Untuk sambungan antar pipa digunakan flens. Pipa
ini harus didukung oleh pondasi yang mampu menahan beban statis dan dinamisnya. Pondasi dan
dudukan ini diusahakan selurus mungkin, karena itu perlu dirancang sesuai dengan kondisi
tanah.

Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam sebuah rumah
yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari pondasi rumahnya. Tujuannya
adalah untuk menghindari masalah akibat getaran. Rumah turbin harus dirancang sedemikian
agar memudahkan perawatan dan pemeriksaan. Setelah keluar dari pipa pesat, air akan
memasuki turbin pada bagian inlet. Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur
pembukaan dan penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade
(komponen utama turbin). Runner terbuat  dari  baja dengan  kekuatan  tarik  tinggi yang dilas
pada dua buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar runner dan menghasilkan energi kinetik
yang akan memutar poros turbin. Energi yang  timbul akibat putaran poros kemudian
ditransmisikan ke generator. Seluruh sistem ini harus balance, turbin harus dilengkapi casing
yang berfungsi  mengarahkan air ke runner. Pada bagian bawah casing terdapat pengunci turbin.
Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri dan kanan poros dan berfungsi untuk menyangga
poros agar dapat berputar dengan lancar.

Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat diubah menjadi
energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro adalah generator sinkron dan
generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat berupa sistem transmisi langsung (daya poros
langsung dihubungkan dengan poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem transmisi
daya tidak langsung, yaitu    menggunakan  sabuk  atau belt  untuk memindahkan daya antara
dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung adalah lebih kompak, mudah dirawat,
dan efisiensinya lebih tinggi. Tetapi sumbu poros harus benar-benar lurus dan putaran poros
generator harus sama dengan kecepatan  putar poros turbin. Masalah ketidaklurusan sumbu dapat
diatasi dengan bantuan kopling fleksibel. Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio

7
kecepatan  putaran. Sistem  transmisi tidak  langsung  memungkinkan  adanya variasi dalam
penggunaan generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu sama
dengan kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala
besar adalah jenis flat belt, sedang V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen
pendukung yang diperlukan pada sistem ini adalah pulley,   bantalan dan kopling. Listrik yang
dihasilkan oleh generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik
menuju rumah konsumen. 
Untuk menghitung potensi daya yang dimiliki oleh suatu sungai atau sumber aliran air
yang akan dijadikan PLTMH digunakan rumus persamaan berikut :

P = g . Q . Hn . η

Dimana :

P = daya (Watt)
Q = debit aliran (m3/s)
Hn = beda ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi ( 9.8 m/s2)
η  = efisiensi keseluruhan

2.4. Bagian-Bagian PLTMH


1. Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)
Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di
bagian sisi sungai (‘Intake’ pembuka) ke dalam sebuah bak pengendap (Settling
Basin).

Gambar 2.4 intake

2. Settling Basin (Bak Pengendap)

8
Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air.
Bak pengendap sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari
pasir atau kotoran lain.
3. Headrace (Saluran Pembawa)
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air
yang disalurkan.

Gambar 2.5 headrace

4. Headtank (Bak Penenang)


Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air
antara sebuah penstock dan headrace, juga berfungsi untuk menengkan air sebelum
masuk penstok serta untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu kayuan.

Gambar 2.6 headtank

5. Penstock (Pipa Pesat/Penstock)


Penstock atau pipa pesat adalah pipa yang menyalurkan air kemudian
dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, sehingga
menimbulkan air berkecepatan tinggi untuk memutar turbin.

9
Gambar 2.7 pipa penstock

6. Turbin
Turbin merupakan sebuah konstruksi mekanik yang akan berputar ketika terkena
air dengan kecepatan tinggi. Turbin inilah yang akan dikopel dengan generator sehingga
ketika turbin berputar maka generator akan berputar dan menghasilakan energy listrik.
Ada beberapa jenis turbin yang biasa digunakan Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenisjenis turbin, khususnya untuk suatu
desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat
diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang
mempengaruhi sistem operasi turbin terutama ketinggian head.

Tabel 2.1 Jenis Turbin

Jenis Turbin Variasi Head


Kaplan 2 < H < 20

Propeller 2 < H < 20

Francis 10 < H < 350

Crossflow 6 < H < 100

Pelton 50 < H < 1000

Turgo 50 < H < 250

10
Gambar 2.8 turbin pelton Gambar 2.9 turbin kaplan

Gambar 2.10 turbin francis Gambar 2.11 turbin crosflow

Gambar 2.12 turbin propeller

7. Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada pembangkit listrik yaitu:

11
1. Generator sinkron, system eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) dengan
penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing). Generator sinkron merupakan
mesin listrik bolak balik yang engubah energy mekanik menjadi energy listrik arus
bolak balik. Energy mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover) yag
terkopel dengan rotor generator, sedangkan energy listrik diperoleh diperoleh dari
proses induksi elektromagnetik yang melibatkan kumparan rotor dan kumparan
stator. Mesin listrik AC ini disebut sinkron karena rotor berputar secara sinkron atau
berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan yang sama dengan
kecepatan medan magnet putar.
2. Induction motor sebagai generator (IMAG) sumbu vertical, pada perencanaan turbin
propeller open flume. Generator induksi merupakan salah satujenis generator AC yang
menerapkan prinsip motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi
dioperasikan dengan menggerakkan rotornya secara mekanis lebih cepat daripada kecepatan
sinkron sehingga menghasilkan slip negatif. Motor induksi biasa umumnya dapat digunakan
sebagai sebuah generator tanpa ada modifikasi internal. Generator induksi sangat berguna
pada aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro, turbin angin, atau untuk
menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena dapat memanfaatkan
energi denganpengontrolan yang relatif sederhana. Generator induksi adalah generator yang
menggunakan prinsip induksi elektromagnetik dalam pengoperasiannya. Generator ini dapat
bekerja pada putaran rendah serta tidak tetap kecepatannya, sehingga generator induksi
banyak digunakan pada pembangkit listrik dengan daya yang rendah seperti pada
pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau pembangkit listrik tenaga baru.

Gambar 2.13 generator


8. Rumah pembangkit/ Power house
Rumah pembangkit adalah rumah tempat semua peralatan mekanik dan elektrik
PLTMH. Peralatan  Mekanik seperti Turbin dan Generator berada dalam Rumah Pembangkit,
demikian pula peralatan elektrik seperti kontroler dan panel.

12
Gambar 2.14 power house

2.5 Perencanaan Dalam Membangun PLTMH


1. Masyarakat berunding untuk membuat kesepakatan dan rencanabersama.
2.    Mengajak ahli untuk melakukan survey lapangan tentang potensi aliran air untuk
PLTMH,termasuk mengukur debit dan ketinggian air (sering disebut head).
3. Menilai dampak lingkungan yang akan diakibatkan oleh pembangunan PLTMH.
4. Menghitung kebutuhan listrik masyarakat yang akan memanfaatkan. Hal ini penting
dilakukan karena kapasitas PLTMH tak terlalu besar, sehingga perlu perhitungan yang
cermat untuk menghindari konflik masyarakat.
5. Menghitung biaya yang diperlukan (pembelian seperangkat turbin,pembangunan sipil,
jaringan, dan sebagainya).
6. Berunding untuk memikirkan dari mana biaya akan didapat, apakah swadaya, bantuan,
atau semi-swadaya.
7. Setelah pembangunan fisik PLTMH, maka pengelolaan dan perawatan merupakan hal
yang sangat penting. Perangkat PLTMH (turbin, generator) dan bangunan fisik
pendukungnya (bendungan, saluran air, bak penampung, jaringan listrik dan rumah
turbin) memerlukan perawatan. Disamping maanfaatnya yang besar, listrik juga
berbahaya sehingga perlu kehati-hatian menggunakannya. Perlu dipertimbangkan
bagaimana cara merawatnya dan jika ada kerusakan.

8. Perancangan sistem PLT Mikrohidro.


Pemilihan lokasi dan layout dasar merupakan hal yang paling utama dalam
perencanaan PLTMH. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada
dasarnya memanfaatkan energy potensial air Gatuhan air). Semakin tinggi jatuhan air

13
(head) maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi
listrik. Di samping faktor geografts yang memungkinkan, tinggi jatuhan air ( head )
dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air
menjadi tinggi. Secara umum lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis
run off river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern
PLTMH tersebut terdiri dari bangunan intake (penyadap) – bendungan, bak
pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah pembangkit dan
saluran pembuangan. Basic lay-out pada perencanaan pengembangan PLTMH
dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa ke turbin dan
penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi jatuhan (head )
optimum dan aman dari banjir.
 Lokasi bangunan intake
Pada umumnya instalasi PLTMH merupakan pembangkit listrik tenaga air
jenis aliran sungai langsung, jarang yang merupakan jenis waduk (bendungan
besar). Konstruksi bangunan intake untuk mengambil air langsung dari sungai
dapat berupa bendungan (intake dam) yang melintang sepanjang lebar sungai atau
langsung membagi aliran air sungai tanpa dilengkapi
bangunan bendungan. Lokasi intake harus dipilih secara cermat untuk
menghindarkan masalah di kemudian hari.
 Kondisi dasar sungai
Lokasi intake harus memiliki dasar sungai yang relatif stabil, apalagi bila
bangunan intake tersebut tanpa bendungan (intake dam). Dasar sungai yang tidak
stabil mudah mengalami erosi sehingga permukaan dasar sungai lebih rendah
dibandingkan dasar bangunan intake. Hal ini akan menghambat aliran air
memasuki intake. Dasar sungai berupa lapisanllempeng batuan merupakan tempat
yang stabil. Tempat di mana kemiringan sungainya kecil, umumnya memiliki
dasar sungai yang relatif stabil. Pada kondisi yang tidak memungkinkan diperoleh
lokasi intake dengan dasar sungai yang relatif stabil dan erosi pada dasar sungai
memungkinkan teladi, maka konstruksi bangunan intake dilengkapi dengan
bendungan untuk menjaga ketinggian dasar sungai di sekitar intake.

14
 Bentuk aliran sungai
Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada instalasi PLTMH adalah
kerusakan pada bangunan intake yang disebabkan oleh banjir. Hal tersebut sering
terjadi pada intake yang ditempatkan pada sisi luar sungai. Pada bagian sisi luar
sungai mudah erosi serta rawan terhadap banjir. Batu-batuan, batang pohon serta
berbagai material yang terbawa banjir akan mengarah pada bagian tersebut.
Sementara itu bagian sisi dalam sungai merupakan tempat terjadinya
pengendapan lumpur dan sedimentasi, sehingga tidak cocok untuk lokasi intake.
Lokasi intake yang baik terletak sepanjang bagian sungai yang relatif lurus di
mana aliran akan terdorong memasuki intake secara alami dengan membawa
beban (bed load) yang kecil.

 Lokasi rumah pembangkit (power house)


Pada dasarnya setiap pembangun an mikrohidro berusaha untuk
mendapatkan head yang maksimum. Konsekuensinya lokasi rumah
pembangkit (power house) berada pada tempat yang serendah mungkin. Karena
alasan keamanan dan 6nstruksi, lantai rumah pembangkit har us selalu lebih
tinggi dibandingkan permukaan air sungai. Data dan informasi ketinggian
permukaan sungai pada waktu banjir sangat diperlukan dalam menentukan
lokasi rumah pembangkit. Selain lokasi rumah pembangkit berada pada
ketinggian yang aman, saluran pembuangan air ( tail race ) harus terlindung oleh
kondisi alam, seperti batu-batuan besar. Disarankan ujung saluran tail race tidak
terletak pada bagian sisi luar sungai karena akan mendapat beban yang besar pada
saat banjir, serta memungkinkan masuknya aliran air menuju ke rumah
pembangkit.

15
Gambar 2.15 lay-out PLTMH

2.6. Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Pltmh


2.6.1. Perhitungan Teknis
Perhitungan teknis potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:

P = g . Q . Hn . η
Misalnya dalam sebuah perencanaan PLTMH di suatu desa didapatkan data
sebagai berikut : Debit air yang bisa dialirkan sebesar 500 m 3/dtk, dengan ketinggian head
net 20 meter, jika besarnya efisiensi keseluruhan sebesar 0.5, maka daya (P) yang mampu
dihasilkan adalah :

P = g . Q . Hn . η

P = 9.8 m/s2 x 500 m3/s x 20 m x 0.5


P = 49000 watt = 49 kW

16
Daya teoritis PLTMH tersebut di atas,  akan berkurang setelah melalui turbin dan generator, yang
diformulasikan  sebagai berikut :

Dimana :
            eff T      : Efisiensi Turbin  antara ( 0,8 s/d 0,95)
            eff G     : Efisiensi Generator ( 0,8 s/d 0,95)             
 
- Perkiraan beban tersambung :

 
Dimana : n = banyaknya pelanggan
                P = Daya listrik pada tiap pelanggan ( Watt)

- Kecepatan medan putar di dalam generator sinkron dinyatakan oleh persamaan :

Dimana :
ns     =      Kecepatan medan putar (rpm)
f       =       Frekuensi (Hz)
p      =       Jumlah kutub motor induksi

- Kecepatan putar rotor tidak sama dengan kecepatan medan putar, perbedaan tersebut dinyatakan
dengan slip :

Dimana :
s      =      slip
ns    =       kecepatan medan putar stator (rpm)
nr     =      kecepatan putar rotor (rpm)

- Daya maksimum yang di hasilkan dirumuskan :

- Dan efisiensi  dituliskan :

17
2.6.2. Perhitungan Ekonomis
Pembangunan PLTMH memerlukan investasi . Perhitungan harga listrik per-
KWH nya dapat dihitung berdasarkan biaya awal, dan biaya operasional yaitu
penggantian suku cadang , biaya perawatan, biaya tenaga kerja, serta biaya yang lain
selama pemakaian. Cobth perhitungan harga listrik/ kWH dari PLTMH dengan kapasitas
terpasang 1 kWH dibutuhkan biaya Rp. 5 juta , umur pakai PLTMH dirancang selama 10
tahun dengan biaya operasional Rp. 2 juta/tahun, sehingga total biayanya menjadi Rp. 20
juta/tahun. Maka rata-rata biaya/hari adalah :

Rp/hari = (biaya awal + biaya operasional) : (umur pakai x jumlah hari/tahun)

= (Rp 5 juta + Rp 20 juta) : (10 tahun x 365hari/tahun)


= Rp 6850/hari

2.7. Kelebihan PLTMH


Pembangkit listrik tenaga mikrohidro memiliki berbagai kelebihan sebagai
pembangkit listrik berskala kecil, diantaranya yaitu :

1. Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus dapat kita jaga dengan baik,
seperti daerah tangkapan atau catchment area, vegetasi sungai dan sebagainya.
2. Proses yang dilakukan mudah dan murah, harga turbin, generator, panel kontrol,
hingga pembangunan sipilnya kira-kira Rp 5 juta per KW (kondisional).
3. Tidak menimbulkan polutan yang berbahaya.
4. Dapat diproduksi di Indonesia, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan sulit untuk
mendapatkan sparepart-nya.
5. Jika menerapkan mikrohidro sebagai pembangkit listrik secara tidak langsung kita
ditutuntut untuk mengelola dan menata lingkungan agar tetap seimbang, sehingga
sudah barang tentu tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan seperti banjir,

18
tanah longsor atau erosi. Dan pada gilirannya ekosistem sungai atau daerah
tangkapan akan tetap terjaga, dengan cara ini pula pemanasan global dapat lebih
teredam.
6. Mengurangi tingkat konsumsi energi fosil, langkah ini akan berperan dalam
mengendalikan laju harga minyak di pasar internasional. Dengan kata lain, jika akan
membangun PLTMH dengan daya 100 KW (100.000 Watt) dibutuhkan biaya Rp 500
juta. Biaya tersebut relatif murah dibandingkan dengan menggunakan sumber listrik
dari berbahan bakar fosil (BBM). Keuntungan lain yang didapat dengan
mengembangkan PLTMH,salah satunya adalah karena teknologi PLTMH andal dan
kokoh hingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun.

2.8. Kekurangan PLTMH


1. Sumber pembangkit berupa air, besarnya listrik yang dihasilkan PLTMH bergntung
pada tinggi jatuhnya air dan volume air. Pada musim kemarau kemampuan PLTMH
akan menurun karena jumlah air biasanya berkurang.
2. Ukuran Generator tidak menunjukkan kemampuan produksi listriknya karena semuanya
tergantung pada jumlah air dan ketinggian jatuh air sehingga ukuran generator bukan
penentu utama kapasitas PLTMH.
3. Jika jumlah pelanggan melebihi kemampuan PLTMH, maka kualitas listrik akan menurun.
Jika pelanggan sudah berlebih, maka penggunaan listrik harus diatur. Aturan umum adalah 1
pelanggan paling sedikit mengkonsumsi 50 Watt listrik (3 buah lampu neon/ 3 buah lampu
bohlam 10-15 Watt).
4. Semakin dekat jarak Pelanggan ke Pembangkit, maka kualitas listrik juga lebih baik. Semakin
jauh jarak pelanggan, maka listrik yang hilang juga semakin banyak. Jarakpelanggan terjauh
yang dianjurkan adalah antara 1-2 km dari PLTMH.
5. Jika pelanggan menggunakan listrik secara berlebih, maka kualitas listrik menurun dan
membahayakan peralatan.Satu pelanggan melanggar, maka yang rugi adalah seluruh
pelanggan.

19
2.9. Pemanfaatan PLTMH
Hampir semua aktivitas manusia zaman sekarang membutuhkan listrik. Hal ini
terbukti dengan banyaknya komplain kepada pihak PLN jika terjadinya pemadaman
listrik. Namun hal ini terlihat ironis dengan kenyataan bahwa ternyata di “
jaman listrik “ saat ini masih banyak masyarakat yang belum menikmati listrik,
terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah pedesaan. Kalaupun bisa
memperoleh listrik mereka harus membayar dengan harga yang mahal. Kenyataan
yang ada saat ini masyarakat pedesaan lebih memilih menggunakan genset (
generator set ) untuk memenuhi kebutuhan mereka akan listrik. Padahal
sebenarnya disekitar mereka ada sumber daya alam yang potensial untuk dijadikan
sebagai sumber pembangkit listrik yaitu air.

Sumber-sumber air yang melimpah di daerah pedesaan dapat dimanfaatkan


sebagai sumber energy listrik. Penggunaan air sebagai sumber energi listrik lebih
menguntungkan daripada menggunakan genset. Bayangkan saja, jika setiap malam genset
menghabiskan 3 liter bensin ( Rp. 19.500;) maka dalam sebulan mereka harus
merogoh kocek sekurang-kurangnya Rp. 585.000 itupun listrik yang diperoleh
hanya untuk beberapa jama saja. Belum lagi biaya modal untuk membeli genset dan
biaya perawatannya. Nah dengan menggunakan PLTMH, kita hanya memerlukan modal
untuk investasi awal saja, selanjutnya kita akan mendapatkan listrik secara
gratis selama 24 jam non-stop. Selain itu penggunaan PLTMH di wilayah pedesaan
secara tidak langsung juga akan membuat masyarakat aktif untuk menjaga hutan,
karena jika hutan tidak terjaga maka sumber air akan mengering sehingga mereka
tidak bisa memperoleh listrik.

Pembangunan mikrohidro ditujukan untuk daerah-daerah terpencil yang belum


dilalui oleh jaringan listrik PLN. Masalah yang berkembang saat ini yaitu ditinjau dari
faktor ekonominya. Pemakaian energi listrik oleh masyarakat pedesaan umumnya
hanya berkisar antara 4 - 5 jam perhari atau 14 - 16 % dari daya yang
terpasang. Rendahnya pemakaian energi (faktor beban) tersebut disebabkan oleh
pemakaian yang hanya sebagai lampu penerangan semata.

20
Nilai ekonomis dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro dapat dicapai dengan
suatu rencana yang matang dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat secara
aktif mulai sejak awal pembangunan dan terintegrasi dari aparat dengan warga desanya.
Selain itu pembangkit listrik tenaga mikrohidro memiliki jaringan transmisi dan distribusi
sendiri yang pengoperasian dan pengelolaannya dapat diserahkan langsung kepada
pengurus Desa setempat melalui badan tertentu.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro merupakan salah satu sumber energy terbarukan
yang memiliki potensi begitu besar untuk dikembangkan di Negara kita Indonesia. Karena
Negara kita memiliki begitu banyak suangai dan hutan hujan tropis sebagai penyedia sumber
energy tersebut. Tergantung kita lagi untuk seberapa besar upaya kita untuk memaksialkannya
terutama di kawasan pedesaan yang belum tersentuh aliran listrik. Dengan adanya PLTMH
diharapkan suatu desa mampu menjadi desa yang mandiri akan sumber listriknya sendiri.
Dengan adanaya sumber listrik di desa tersebut diharapakan akan mendongkrak kemajuan desa
tersebut di berbagai sector kehidupan.

3.2 Saran
Dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di harapkan menjadi solusi bagi Negara
kita untuk memenuhi sebagian atau seluruh masyarakat Indoesia akan kebutuhan listrik terutama
di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh sumber listrik agar semua masyarakat bia
menikmati adanya listrik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Jack, Fritz.1 9 8 4 , Small and Mini Hydropower System, McGraw-Hill, New York,.

Dandekar ,M.M. Sharma. Pembangkit Listrik Tenaga Air. UIP. Jakarta.

PUIL.  2000.  Peraturan Umum Instalasi Listrik. PLN.  Jakarta.

Badan Litbang ESDM. (n.d.). Retrieved May 16, 2022, from https://litbang.esdm.go.id/

Energy, E. (n.d.). Ezkhel energy. EZKHEL ENERGY. Retrieved May 16, 2022, from
http://ezkhelenergy.blogspot.com/

udai08. (n.d.). Ikhlasnya Berbagi. IKHLASNYA BERBAGI. Retrieved May 16, 2022, from
http://udai08.blogspot.com/

23

Anda mungkin juga menyukai