Oleh :
Muhammad Udai
0805106010055
A. Latar Belakang
Implikasi dari era globalisasi ini adalah terjadinya era perdagangan bebas
antar negara atau kawasan. Perdagangan bebas antar kawasan asia (Asia Free
Trade Area) akan diberlakukan pada tahun 2003, sedangkan NAFTA (North
Afrika Free Trade Area) akan diberlakukan sekitar tahun 2020. Pada sistem
perdagangan bebas tersebut, suatu negara dapat menunjukkan dan sekaligus
mempromosikan segala kehebatannya kepada negara lain secara leluasa. Produk-
produk dari pengembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni masing-masing
negara akan saling berkompetisi demi merebut dan menguasai pangsa pasar lokal
maupun global. Dengan demikian, akan terjadi persaingan produk dari segi fisik
maupun finansial. Hal yang paling dibutuhkan oleh suatu negara dalam
menghadapi pasar bebas tersebut adalah menyiapkan sumber daya manusia yang
cukup, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas.
Indonesia yang merupakan salah satu dari negara yang terlibat dalam
sistem perdagangan bebas harus memiliki strategi yang jitu untuk menghadapi era
yang sarat dengan kompetisi tersebut. Strategi tersebut tentunya disusun dan
dibuat berdasarkan pada kemampuan bangsa Indonesia dengan memanfaatkan
segala sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumberdaya
manusianya. Mengingat republik ini merupakan negara agraris, maka hal utama
yang perlu dipikirkan dalam menyusun dan menentukan strategi tersebut adalah
memperkuat sektor pertanian sebagai unsur industri primer (pertanian, kehutanan,
dan perikanan). Hal ini disebabkan dengan tangguhnya sektor pertanian akan
menghasilkan ketahanan pangan yang mengakibatkan bangsa ini mempunyai
modal dasar yang kokoh untuk menangkal segala gangguan, tantangan, dan
ancaman baik yang bersifat lokal maupun global. Di samping itu, tentunya juga
harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Selanjutnya dapat dikemukakan bahwa berdasarkan pengalaman di Inggris,
Jepang, dan Korea Selatan penurunan jumlah tenaga kerja pada industri primer
tergantung pada peningkatan jumlah tenaga kerja pada industri sekunder
( pertambangan, konstruksi, dan manufaktur) serta industri tersier yang meliputi
listrik, gas, air dan uap, transportasi, komunikasi, perdagangan besar dan eceran,
keuangan, ansuransi, perumahan, jasa, pemerintah, dan lain-lainnya. Berdasarkan
hal tersebut jika sektor pertanian sudah tangguh, efisien, dan modern maka secara
otomatis akan memberikan dukungan bagi pengembangan seluruh sektor industri
lainnya, yakni dengan cara mengalihkan sumber daya tanaga kerja yang tadinya
pada sektor pertanian (industri primer) untuk bekerja di sektor industri sekunder
dan tersier.
Dengan di buatnya karya tulis ini, kami mempunyai tujuan pokok yang
ingin di capai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mengenal PLTMH yang ramah lingkungan
2. Mengkaji lebih jauh tentang PLTMH
3. Memberikan solusi kepada pemerintah atas masalah listrik yang terjadi pada
saat ini.
4. Solusi pemerataan listrik di seluruh tanah air.
5. Membantu Petani di seluruh tanah air
BAB II
ISI
A. Pengertian PLTMH
B. Teknologi Mikrohidro
Tenaga listrik dari Air. Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu
debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ’Head’) untuk menghasilkan tenaga
yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari
bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga tersebut dalam bentuk daya
listrik. Sebenarnya tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim daya
yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam bentuk
gesekan, panas, suara dan sebagainya.
P = 9,8 x Q x Hn x h
E. Keuntunga PLTMH
Bagi kebanyakan pihak, PLTMH masih dianggap sesuatu yang jauh dari
kata "untung". PLTMH hanya berbicara dalam ruang lingkup lokal dan tak ada
yang berbicara dengan kepentingan lain. Namun penulis mempunyai pemikiran
lain, PLTMH merupakan salah satupembangkit listrik yang cukup unik karena
meskipun dalam skala kecil tetapi memiliki banyakkelebihan, yakni :
1. Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus dapat kita jaga dengan
baik, sepertidaerah tangkapan atau catchment area, vegetasi sungai
dansebagainya.
2. Proses yang dilakukan mudah dan murah, harga turbin, generator, panel
kontrol, hingga pembangunan sipilnya kira-kira Rp 5 juta per KW
(kondisional).
3. Tidak menimbulkan polutan yang berbahaya.
4. Dapat diproduksi di Indonesia, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan
sulit untuk mendapatkan sparepart-nya.
5. Jika menerapkan mikrohidro sebagai pembangkit listrik secara tidak
langsung kita ditutuntut untuk mengelola dan menata lingkungan agar
tetap seimbang, sehingga sudah barang tentu tidak akan menimbulkan
kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor atau erosi. Dan pada
gilirannya ekosistem sungai atau daerah tangkapan akan tetap terjaga,
dengan cara ini pula pemanasan global dapat lebih teredam.
6. Mengurangi tingkat konsumsi energi fosil, langkah ini akan berperan
dalam mengendalikan laju harga minyak di pasar internasional. Dengan
kata lain, jika akan membangun PLTMH dengan daya 100 KW (100.000
Watt) dibutuhkan biaya Rp 500 juta. Biaya tersebut relatif murah
dibandingkan dengan menggunakan sumber listrikdari berbahan bakar
fosil (BBM). Keuntungan lain yang didapat dengan mengembangkan
PLTMH,salah satunya adalah karena teknologi PLTMH andal dan kokoh
hingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun.
F. Keterbatasan PLTMH
1. Perhitungan teknis
Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan: daya (P) = 9.8
x Q x Hn x h;
di mana:
P = Daya (kW)
Q = debit aliran (m3/s)
Hn = Head net (m)
9.8 = konstanta grav itasi
h = ef isiensi keseluruhan.
2. Perhitungan Ekonomis
Listrik, sebuah kata yang hampir tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan
masyarakat saat ini. Hampir semua aktivitas manusia zaman sekarang
membutuhkan listrik. Hal ini terbukti dengan banyaknya komplain kepada pihak
PLN jika terjadinya pemadaman listrik. Namun hal ini terlihat ironis dengan
kenyataan bahwa ternyata di “ jaman listrik “ saat ini masih banyak masyarakat
yang belum menikmati listrik, terutama mereka yang bertempat tinggal di daerah
pedesaan. Kalaupun bisa memperoleh listrik mereka harus membayar dengan
harga yang mahal. Kenyataan yang ada saat ini masyarakat pedesaan lebih
memilih menggunakan genset ( generator set ) untuk memenuhi kebutuhan
mereka akan listrik. Padahal sebenarnya disekitar mereka ada sumber daya alam
yang potensial untuk dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik yaitu AIR.
A. Simpulan
Banyak sumber daya alam yang ada di negara kita belum dimanfaat secara
optimal tidak seperti di negara maju yang sudah memanfaatkan sumber daya
alamnya dengan baik seperti pembangkit listrik tenaga air. Padahal, letak negara
kita yang banyak sekali pegunungan yang tentunya banyak sekali air terjun yang
melimpah, dan banyak daerah yang letaknya di dataran tinggi belum dijangkau
aliaran listrik, dengan pembangkit listrk tenaga mikro hidro daerah tersebut akan
mendapatkan aliran listrik yang tentunya dengan perawatan yang relatif mudah
dan murah.
DAFTAR PUSTAKA