Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

MESIN LAS LISTRIK

4.1 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum ini adalah :

1. Untuk memenuhi standard kelulusan mahasiswa yang telah ditetapkan


Universitas.
2. Untuk dapat mengenal dan mempergunakan semua mesin termasuk mesin las
SMAW, serta peralatan yang ada di laboratorium, sehingga siap bekerja di
bengkel yang sesungguhnya dalam dunia kerja bila sudah lulus dari bangku
akademisi.
3. Untuk dapat mengetahui dan membaca sebuah gambar benda kerja, peta kerja
dan arus operasi kerja.
4. Dapat menghitung lama waktu bekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
5. Dapat mempelajari dan mengetahui bagaimana cara pemecahan masalahnya bila
menemui suatu kendala.
6. Dapat bekerja sama secara team work dengan baik dan professional dalam
menyelesaikan suatu tugas di lapangan.
7. Dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
yang ditugaskan, dengan mengindahkan norma K3LH (Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Hidup).
8. Pendidikan menjadikan tenaga kerja yang berkualitas, handal, berdisiplin tinggi,
berwawasan kedepan dan peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya.

4.2 Dasar Teori

1. Pengertian Las Listrik

Las listrik juga biasa disebut las busur listrik, yaitu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber panas pada las
listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.
Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las.

35
Elektroda mencair bersama – sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus
listrik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda
dapat mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan. Jenis
sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap.

2. Macam – Macam Mesin Las Listrik

1. Mesin Las AC (BolakBalik)

Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari transformator, dimana
dalam pesawat las ini arus dari jaring – jarring listrik dirubah menjadi arus bolak – balik
oleh transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga
mesin las ini disebut juga mesin las transformator. Karena langsung menggunakan arus
listrik AC dari PLN yang memiliki tegangan yang cukup tinggi dibandingkan kebutuhan
pengelasan yang hanya membutuhkan tegangan berkisar 55 Volt sampai dengan 85 Volt
maka mesin las ini menggunakan transformator (Trafo) step-down, yaitu trafo yang
berfungs imenurunkan tegangan.

Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup
besar.Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang
besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka
untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk
peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat diatur
sesuai dengankeperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih
besar pula, dan sebaliknya. Arus pada transformator dapat disetel sesuai kebutuhan
dengan memutar ulir penyetel arus.Pada transformator las AC, terdapat dua kabel yaitu

36
kabel busur dan kabel masa,dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan
mempengaruhi perubahan temperature yang timbul.

Kelebihan dari mesin las AC

a) Perlengkapan dan perawatan lebih murah.

b) Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan.

c) Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi -rigi las.

Kekurangan dari mesin las AC

a) Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda.

b) Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam.

1. Mesin Las DC (Searah)

Gambar 5.2.Mesin Las DC.

Aruslistrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus
searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo
dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel,atau alat penggerak
yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya
memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau
rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak - balik (AC) menjadi arus searah (DC).

37
Arusbolak – balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai
beberapa keuntungan, antara lain :

a) Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil.

b) Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC.

c) Tingkat kebisingan lebih rendah.

d) Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah kearus bolak – balik atau arus searah.

e) Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis.

Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner dan mesin las portabel.
Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai
jaringan listrik permanen, missal listrik PLN. Adapun mesin las\ portable mempunyai
bentuk relative kecil biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat - tempat
yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian
mesin las adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh
prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan –
gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau
nyala busur listrik lemah. Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda,
tidak seperti mesin las AC yang dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik –
balik). Berikut ini adalah polaritas mesin las DC :

Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)

DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa dipasang pada
benda kerja dengan kutub anoda dan kabel elektroda dihubungkan dengan kutub anoda.
Pada hubungan DCRP, panas yang diberikan oleh mesin las didistribusikan 1/3 ke
benda kerja dan 2/3 nya ke elektroda sehingga panas yang diberikan mesin las ke
elektroda lebih banyak dari pada panas yang diberikan ke benda kerja.

Hubungan arus polaritas lurus (DCSP)

DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah pemasangan kabel las dengan
menghubungkan antara kabel masa (benda kerja) dengan kabel anoda (positif) dan kabel

38
elektroda dengan kutubkatoda (negatif). Pada hubungan DCSP, panas yang diterima
benda kerja lebih banyak dari pada panas yang diterima elektroda dengan perbandingan
2/3 banding 1/3.

2. Mesin Las Ganda (Mesin Las AC-DC)

Gambar 5.3. Mesin Las AC-DC

Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan
pengelasan dengan arus bolak - balik (AC). Mesin las ganda mempunyai transformator
satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak – balik
diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus
searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak – balik
atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat
pengatur arus dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai
semua kemampuan yang dimiliki masing–masing mesin las DC atau mesin las AC.
Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel - bengkel yang mempunyai jenis –
jenis pekerjaan yang bermacam - macam, sehingga tidak perlu mengganti – ganti las
untuk pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere
sampai 140 ampere yang digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti karat
(stainless steel) dan alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal, arus dapat
disetel 60 – 300 ampere.

Cara menggunakan mesin las listrik 900 Watt/Las DC

Mesin las listrik 900 Watt cukup banyak digunakan di Indonesia karena
harganya yang relative lebih murah dan pemakaian listriknya yang rendah. Berikut cara
menggunakan mesin las listrik dan langkah – langkahnya :

39
a) Pasang clamp massa

Langkah awal untuk menggunakan mesin las listrik yaitu pasang clamp massa di
terminal minus (-) dan tang pemegang elektroda di terminal plus(+).

b) Hubungkan kabel power dengan sumber listrik

Gunakan sumber listrik yang sesuai dengan spesifikasi mesin las anda,kalau
mesin las anda 900 Watt maka gunakan sumber listrik yang lebih besar dar idaya yang
dibutuhkan. Kurangnya daya listrik mengakibatkan hasil pengelasan tidak matang /
tidak maksimal, mesin las drop. Kalau mesin las anda sudah dilengkapi dengan
generator protector, maka anda bias menggunakan generator sebagai sumber listriknya.

c) Pilih / sesuaikan ampere

Pilih ampere sesuai dengan benda kerja yang akan anda las. Penentuan ampere
akan menentukan seberapa panas yang akan dihasilkan. Semakin besar ampernya maka
akan semakin besar pula panas yang dihasilkan. Panas yang dihasilkan juga dapat
menentukan kematangan hasil pengelasan.

d) Jepit tang massa

Jepitkan jepit tang massa pada benda kerja yang akan dilas, massa berfungsi
sebagai ground / (-).

e) Kacamata alas / topeng las

Sebelum lakukan pengelasan, gunakan kaca mata atau topeng khusus untuk las
agar tidak terkena efek sinar ultraviolet.

f) Tang elektroda

Tang elektroda berfungsi untuk menjepit elektroda sebagai penghantar listrik


menjadi panas, besar kecilnya elektroda mempengaruhi hasil pengelasan. Pemilihan
kawat elektroda harus disesuaikan dengan kemampuan mesin las agar hasil pengelasan
bias sempurna. Pergerakan elektroda harus konstan agar hasil pengelasan matang dan
tidak lobang-lobang. Tidak semua orang dapat mengelas dengan hasil yang baik, namun
jika anda terus berlatih maka kemampuan anda juga akan semakin baik dan hasil

40
pengelasan anda bias sempurna. Dalam lakukan pengelasan sebaiknya utamakan
keselamatan agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan.

g) Pecahkan / bersihkan fluk

Fluk atau kotoran las dihasilkan dari elektroda yang terbakar, kawat elektroda
menjadi besi pereka tsedangkan lapisan elektroda menja difluk/pembungkus las, fluk
biasanya menempel diatas pengelasan kalau tidak dibersihkan akan menyebabkan hasil
pengelasan tidak rapi dan mudah berkarat. Untuk membersihkan fluk dengan alat yang
biasanya disertakan pada mesin las saat anda membelinya. Ketok–ketok lalu sikat,
lakukan secara perlahan dan rapi agar hasil pengelasan yang anda lakukan juga terlihat
rapi.

Pengerjaan pada bendakerja

1. Jepit benda kerja pada pencekam / ragum.

2. Satukan kedua benda kerja dan pastikan siku 90° / tegak lurus dengan

Menggunakan penggaris.

3. Pengelasan dilakukan secara melingkar sesuai prosedur dasar teori diatas.

4. Lakukan finishing pada benda kerja yang sudah dilas, ratakan kembali hasil
pengelasan menggunakan mesin bubut, mesin gerinda ataupun amplas agar terlihat
lebih bersih.

5. Tampak benda kerja yang sudah jadi setelah tahap finsihing.

41
Gambar Tampak Benda Kerja Yang Sudah Jadi

KESIMPULAN

42
Dari semua laporan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :

.
1. Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang menggunakan
pahat dengan satu mata potong untuk membuang materiall dari permukaan
benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu
putar benda kerja. Dengan mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut
memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silindrik.
Benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan bantuan chuck yang
memiliki rahang (jaw) pada salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu
putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center yang lain.
Gerak rotasi benda kerja akan menghasilkan gerak potong, sementara pahat yang
dibawa oleh eretan pada arah translasi sejajar dengan sumbu spindel dan sumbu
putar benda kerja akan menghasilkan gerak makan.
2. Mesin bor berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja, mesin ini
memudahkan pengguna dalam pengerjaannya dan juga dapat mengefesiensi
waktu.
3. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya
didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam penngetahuan. Karena itu didalam pengelasan,
penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci
dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi
4. bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang
cara–cara pengelasan. Cara pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan
digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian–bagian bangunan atau mesin yang
dirancang. Dari defines tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energy
panas.

43
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Bambang Sugiantoro. 1998. Mesin Perkakas Bengkel. Jakarta: Erlangga.

Rochim, T. 1993. Proses PemesinanTeori. Teknologi Laboratorium Teknik

Produksi. Jurusan Teknik Mesin: FTI, ITB.

Harsono,W&s Toshie Okumura.1981.Teknologi Pengelasan Logam.

Jakarta:Erlangga.

Pradnya Rohyana, Solih. 2004. Mengelas Dengan Proses Las Busur Metal

Manual.Bandung :Armico Paramitha.

Alip Mochamad. 1989. Teori dan Praktek Las. Jakarta :Ditjen Pendidikan Tinggi.

R. Syamsudin. 1999. Teknik Bubut.Jakarta:Ditjen Pendidikan tinggi.

44
Bukti Dokumentasi Pelaksanaan Praktikum proses produksi

45

Anda mungkin juga menyukai