Anda di halaman 1dari 18

GENERATOR DC UNTUK LAS LISTRIK

Anggota Kelompok :
1. Irfan Al Faruqi (155060301111086)
2. Ivan Pascal A. (155060307111004)
3. Wira Raja Sitinjak (155060300111012)
4. Firmansyah Putra S. (155060307111017)
5. Yusril Amir A.H. (155060301111042)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Generator DC untuk Las Listrik ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah mesin elektrik arus searah, semoga
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis dari mata kuliah endiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami harapkan kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih.

Malang, 23 November 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, tidak bisa
mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama
produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-
alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini
menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan
lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan
logam, kemajuanperadaban manuasia tidak mungkin terjadi.Dengan kemampuan
akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alatbantu kehidupannya
yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan danlainnya dapat
tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan
teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan
tersebut adalah dengan pengelasan.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin
yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana
dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam
bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa
saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan
untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat
lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-
lain. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mempelajari las listrik agar kita
mengetahui prinsip kerja, masalah yang timbul saat pengaplikasian serta solusi
dari masalah tersebut saat pengaplikasian las listik di bidang industri.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik generator DC las listrik
2. Bagaimana konstruksi dari las listrik
3. Bagaimana prinsip kerja las listik

1.3. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana karakteristik
generator DC las listrik, bagaimana konstruksi generator dari las listrik arus searah
serta untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari generator DC las listrik arus
searah.

1.4. Batasan Masalah


Makalah ini mebahas terbatas pada bagaimana karakteristik generator DC pada
las listrik sumber DC, keunggulan dan kekurangan, kemudian konstruksi dan fungsi
tiap bagian dan prinsip kerja dari mesin las listrik arus searah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Generator DC


Generator DC yang pada las listrik adalah generator DC kompon differensial
dimana digunakan untuk generator arus konstan sama seperti pada pengaplikasian pada
generator seri arus konstan. Generator DC kompon diferensial memiliki karakteristik
dimana terjadi penurunan tajam pada tegangan terminal dengan beban seperti gambar
dibawah. Ketika generator DC diberi beban maka tegangan yang dihasilkan akan
berkurang seiring dengan penurunan fluks medan yang dihasilkan mmf lawan dari
medan seri.

las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan logam yang lain-
nya dengan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang
akan disambung. Pada bagian logam yang terkena busur listrik, logam tersebut akan
mencair begitu pula dengan elektroda yang menghasilkan busur listrik. Setelah itu
logam cair yang dihasilkan oleh elketroda akan saling bertabrakan dengan logam ingin
disambungkan, sehingga akan mengisi celah kosong kemudian logam akan membeku
dang tersambung. Itu sedikit penjelasan bagaimana las listrik dc bekerja.

Pada penggunaan nya las listrik imi dapat dibedakan menjadi Tiga antara lain

sebagai berikut.
1. Mesin las listrik Arus Bolak- Balik ( AC)

2. Mesin Las Listrik Arus Searah ( DC )

3. Mesin Las Ganda AC-DC

Tetapi dalam pokok bahasan kali ini yang akan kami bahas adalah tentang Mesin Las
Listrik Arus Searah .

Mesin las listrik arus searah ( DC) memiliki perbedaan yang cukup mendasar

dengan mesin listrik dengan arus bolak balik. Perbedaan nya ketika menggunakan

mesin las listrik arus searah, arus yang digunakan untuk menghasilkan busur listrik

membutuhkan arus searah. Sehingga arus dari sumber atau PLN tidak bisa.

Mesin Las Listrik Arus Searah memiliki keunggulan dan kelemahan, terutama

dibandingkan dengan mesin las listrik arus bolak balik. Keunggulan yang dimiliki oleh

las listrik arus searah antara lain sebagai berikut.

1. Nyala busur stabil

2. Setiap jenis elektroda bisa digunakan

3. Tingkat kebisingan lebih rendah

4. Mesin lebih fleksibel

mesin las listrik arus searah juga memiliki kelemahan sebagai berikut

1. Harga mesin las listrik mahal


2.2 Konstruksi las listrik arus searah

Gambar 1. Kontruksi Mesin las Listik Arus Searah dengan Generator DC


Pada Umumnya Las listrik yang menggunakan generator dc sebagai pembangkit
arus searah, di dalamnya terdapat beberapa komponen-komponen penting. Berikut 8
komponen penting pada las listrik arus searah dengan generator DC.
1. VOLT-AMPEREMETER
Fungsi kedua komponen tersebut digunakan untuk mengukur tegangan yang
dibangkitkan dan berapa arus keluaran yang dihasilkan pada mesin las
tersebut
2. VOLTAGE RHEOSTAT
Fungsi voltage rheostat sendiri adalah untuk mengatur variable resistasi
sehingga arus dan tegangan nya bisa dikontrol.
3. STARTING SWITCH
Starting switch pada umumnya digunakan sebagai saklar, yaitu berfunsi
untuk memutus dan menghubungkan arus yang besar
4. POLARITY SWITCH
Polarity switch pada las listrik digunakan untuk mengubah polaritas lurus
maupun polaritas terbalik.
5. ELEKTRODA HOLDER
Elektroda holder sendiri ini fungsi nya untuk mengamankan tangan dari
elektroda yang panas setelah diberikan arus yang dihasilkan dari generator
dc itu sendiri..
6. GROUND PLATE
Ground plate digunakan untuk tempat pembuangan, atau tempat untuk
pengaman supaya tidak terjadi hubung singkat dan digunakan untuk
pengaman mesin las itu sendiri.
7. MOTOR AC
Motor ac pada las listrik dengan generator dc digunakan untuk menggerakan
generator dc tersebut. Sehingga generator dc itu bisa bergerak dengan di kouple
oleh motor ac. Berikut konstruksi dari motor ac (motor induksi ).
8. GENERATOR DC
Generator dc pada las listrik ini sangat berperan penting karena generator dc
ini yang menghasilkan arus searah. Dengan cara di couple dengan mesin ac, atau
diberikan gasoline dan di hubungkan dengan mesin diesel. Berikut kontruksi
dari generator dc.

Gambar 3. Konstruksi Generator DC


8.1 RANGKA STATOR

Rangka stator merupakan rumah dari bagian-bagian lain dalam generator.


Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk mengalirnya fluks magnet
yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.

8.2 INTI KUTUB MAGNET


Inti kutub magnet berfungsi sebagai tempat terjadinya fluks magnet. Untuk
generator dengan kapasitas kecil digunakan magnet permanen, dan untuk
generator kapasitas besar digunakan magnet buatan (elektromagnetik).

8.3 ROTOR

Rotor merupakan bagian yang berputar. Pada Genenrator DC jangkar yang


digunakan biasanya berbentuk silinder yang pada bagian permukaannya
diberi alur-alur sebagai tempat kawat-kawat lilitan.dari rotor ini nanti akan
menghasilkan arus akibat ada induksi medan elktromagnetik.

8.3 SIKAT-SIKAT

Sikat-sikat berfungsi sebagai penghubung aliran arus listrik dari lilitan


jangkar dengan beban. Bahan yang digunakan untuk pembuatan sikat-sikat
dari arang.

8.4 KAWAT LILITAN JANGKAR

Kawat Lilitan jangkar adalah tempat terbentuknya ggl induksi. Dalam satu
alur terdiri atas beberapa kawat yang disebut dengan kumparan. Antara
kumparan satu dengan lainnya dihubungkan secara seri.

8.5 KOMUTATOR

Komutator digunakan sebagai penyearah (komutasi). Komutator pada


prinsipnya mempunyai bentuk yang sama dengan cincin yang dibelah
menjadi dua yang dipisahkan dengan bahan penyekat. Masing-masing
komutator dihubungkan dengan sisi kumparan tempat terjadinya ggl
induksi.
2.3 Prinsip Kerja Las Listrik

Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan
atau pencarian dengan busur nyala listrik sebagai sumber panasnya.penggunaan tenaga
listrik sebagai sunber nyalanya dibagi menjadi dua yaitu:

1. Las tahanan listrik


2. Las busur nyala listrik

Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang di lakukan dengan cara
mengalirkan arus listrik melalui bidang-bidang atau permukaan benda kerja yang akan
di sambung atau di las. Tahanan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada bidang-bidang
sentuh akan menimbulkan panas dan berguna mencairkan permukaan sambung.
Jadi,tekanan yang diberikan antara kedua bahan kerja akan menimbulkan paduan
antara dua buah yang disambung.

Sedangkan las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang di lakukan dengan
jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan
permukaan benda yang akan disambung dan membangkitkan busur nyala listrik
melalui elektroda.

Proses terjadinya arus listrik ini diakibatkan perbedaan tegangan listrik antara
kedua kutub kerja dan elektroda. Perbedaan tegangan inin disebut tegangan nyala
busur. Besar tengangan ini antara 20-40 volt. Besar arus dan tegangan listrik yang
digunakan dalam pengelasan harus diatur sesuai kebutuhan. Daya yang dibutuhkan
untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan tegangan listrik yang digunakan .

Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung terminal)
berkisar 55-85 volt. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila nyala
busur listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 sampai 40 volt. Tegangan
ini disebut dengan tegangan kerja. Besar kecilnya tegangan kerja yang terjadi
tergantung dari besar kecilnya diameter elektroda.
Maka pada pengaturan mesin las yang dilakukan hanya besar arusnya saja.
Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara memutar tombol pengatur arus.
Besar arus yang digunakan dapat dilihat pada skala yang ditunjukkan pada mesin las.
Pada masing-masing las, arus minimum dan arus maksimum yang dapat dicapai
berbeda-beda, pada umunya berkisar 10 ampere sampai 500 ampere. Pemilihan besar
arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara lain: diameter elektroda yang
digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang digunakan, polaritas kutub -
kutubnya dan posisi pengelasan.

Saat kawat las bekerja, sebenarnya saat itu terjadi arus pendek antara positif dan
negatif (biasanya negatif kita sambungkan ke benda yang akan dilas, dan positif kita
sambungkan pada kawat las). Kawat las sendiri adalah sebuab kawat besi yang
dibungkus bahan sejenis kembang api kawat dengan kemampuan melelehkan kawat
dengan ketebalan bermacam-macam, mulai dari diameter 2,0mm sampai 5,0mm.
Lapisan inilah yang menyala terang saat kita melakukan pengelasan.

Saat ini sudah ada mesin las dengan sistem adaptor switching atau mesin las
inverter. Inverter ini sangat ringan dibanding mesin las dengan menggunakan trafo
besar, karena inverter menggunakan rangkaian yang sistem kerjanya sama dengan
regulator elektronik yang banyak digunakan sekarang. Inverter juga sudah memiliki
pengaturan output secara digital. Dan menurut pengalaman, mesin las inverter ini juga
tidak membutuhkan daya besar seperti mesin las trafo, sehingga tidak perlu memiliki
daya listrik besar dirumah. Dengan demikian sangat mudah digunakan dan tentunya
enak di bawa kemana-mana.

2.4 Generator DC Kompon Diferensial

Generator DC digunakan untuk mengubah gaya mekanik menjadi elektrik, dengan


keluaran arus searah. Pada Generaotr DC untuk las listrik yag digunakan adalah
Differential Compound Generator.
Perbedaan dari kompon kumulatif dan kompon difrensial :

• Perbedaan nya ada di fluks yang disebabkan oleh medan seri dan medan shunt

• Dimana pada diffrential arah fluks medan dari seri berlawanan dengan arah
fluks medan shunt

• Sedangkan ketika kumulatif , arah fluks seri sama dengan arah fluks dari shunt

Ada 2 kondisi kompon difrensial yaitu ketika diberikan beban dan tanpa beban. Pada
kondisi tanpa beban kompon difrensial akan seperti generator shunt. Sedangkan pada
kondisi beban penuh arus beban akan tercipta. Dan melewati belitan seri dan
menghasilkan fluks yang berlawanan dengan fluks yang terjadi di medan shunt.
Penurunan nilai EMF dan terminal voltage sangat drastis disebabkan karena gaya
magnetik yang berlawanan dari medan seri terhadap fluks medan shunt. Karakteristik
seperti ini sangat cocok untuk las welding dikarenakan pada difrensial kompon
generator memilki droping karakteristik

2.5 Analisis Permasalahan

Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.

Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.

Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan tipe elektrodanya.

Kestabilan tegangan sangat menentukan mutu pengelasan dan kestabilan juga


dapat didengar melalui suara selama pengelasan.Besarnya arus juga mempengaruhi
pengelasan, dimana besarnya arus listrik pada pengelasan tergantung dari bahan dan
ukuran lasan, geometri sambungan pengelasan, macam elektrode dan inti elektrode.
Untuk pengelasan pada daerah las yang mempunyai daya serap kapasitas panas yang
tinggi diperlukan arus listrik yang besar dan mungkin juga diperlukan tambahan panas.
Sedang untuk pengelasan baja paduan, yang daerah pengelasan (HAZ-nya) dapat
mengeras dengan mudah akibat pendinginan yang terlalu cepat, maka untuk menahan
pendinginan ini diberikan masukan panas yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan
yang besar. Pengelasan logam paduan,agar untuk menghindari terbakarnya unusur-
unsur paduan ,sebaiknya digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada
pengelasanyang kemungkinan dapat terjadi retak panas, misalnya pada pengelasan baja
tahan karat austenitik maka penggunaan panas diusahakan sekecil mungkin sehingga
arus pengelasan harus kecil.Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis
elektrode, dia.inti elektrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan . agar dapat
mengelas lebih cepat diperlukan arus yang lebih tinggi.

A.Pembentukan busur listrik proses penyulutan


Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung
elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak
yang pendek, hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah
ini :
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk
besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya
ke sisi logam induk.
2) Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk
memanaskan logam induk.
3) Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan
garis tengah penampang tadi.
B. Pengaruh Panjang Busur Pada Hasil Las

Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D)
kawat inti elektroda.
• Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan
mengendap dengan baik. Hasilnya :
1) rigi-rigi las yang halus dan baik.
2) tembusan las yang baik
3) perpaduan dengan bahan dasar baik
4) percikan teraknya halus.
• Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola
dari cairan elektroda. Hasilnya :
1) rigi-rigi kasar
2) tembusan las dangkal
3) percikan teraknya kasar
4) keluar jalur las.
• Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung
elektroda pada pengelasan , hasilnya :
1) rigi las tidak merata
2) tembusan las tidak baik
3) percikan teraknya kasar dan berbentuk bola dan dari las

Sumber penyebab gangguan pada mesin las bisa terjadi dari dalam mesin (internal)
atau dari luar (eksternal). Gangguan-gangguan dari luar yang bisa terjadi misalnya arus
dari sumber tegangan mati atau tegangan dari sumber lemah atau turun. Adapun
gangguan dari dalam mesin sendiri misalnya sikat katup mesin DC kotor, mesin las
terlalu panas, kumparan pada trafo rusak (akibat hubung singkat atau lilitannya putus),
atau ada ada salah satu instalasi yang tidak terhubung (ada kabel putus).

Gangguan-gangguan yang timbul dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain
menaikkan putaran generator untuk menaikkan tegangan atau menaikkan arus yang
lemah, memperbaiki atau mengganti lilitan kumparan trafo, mendinginkan mesin, jika
kabel amper rusak diganti yang baik, memperbaiki hubunga kabel, membersihkan sikat
pada katup, dan menghidupkan listrik cadangan bila sumber utamanya mati.
BAB III

KESIMPULAN

1.Karakteristik Generator DC Las Listrik


Mesin las listrik arus searah (DC) memiliki perbedaan yang cukup mendasar
dengan mesin listrik dengan arus bolak balik. Perbedaan nya ketika menggunakan
mesin las listrik arus searah, arus yang digunakan untuk menghasilkan busur listrik
membutuhkan arus searah. Sehingga arus dari sumber atau PLN tidak bisa. Oleh karena
itu untuk mesin las listrik arus searah ini di dalamnya ada RECTIFIER yang berfungsi
untuk menyearahkan arus (AC to DC) sehingga mesin las listrik bisa digunakan.

2.Konstruksi Las Listrik Arus Searah


Berikut 8 komponen penting pada las listrik arus searah dengan generator DC.
1. Volt-Amperemeter
2. Voltage Rheostat
3. Starting Switch
4. Polarity Switch
5. Elektroda Holder
6. Ground Plate
7. Motor AC
8. Generator DC
3.Prinsip Kerja Las Listrik
Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau
pencarian dengan busur nyala listrik sebagai sumber panasnya.penggunaan tenaga
listrik sebagai sunber nyalanya dibagi menjadi dua yaitu :

1. Las tahanan listrik


Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang di lakukan dengan
cara mengalirkan arus listrik melalui bidang-bidang atau permukaan benda
kerja yang akan di sambung atau di las. Tahanan yang ditimbulkan oleh arus
listrik pada bidang-bidang sentuh akan menimbulkan panas dan berguna
mencairkan permukaan sambung. Jadi,tekanan yang diberikan antara kedua
bahan kerja akan menimbulkan paduan antara dua buah yang disambung.

2. Las busur nyala listrik


Las busur nyala listrik merupakan pengelasan yang di lakukan dengan
jalan mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan
permukaan benda yang akan disambung dan membangkitkan busur nyala listrik
melalui elektroda.
DAFTAR PUSTAKA

- Anton, Andri;Arafic;dkk. Makalah Listrik dan Gas. Jakarta. diakses pada tanggal
25 November 2017
- Zuhal. 2000. Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
- L Little, Richard. 1973. Welding and Welding Technology. New York : McGraw-
Hill Companies.

Anda mungkin juga menyukai