Anda di halaman 1dari 9

ACARA II

PENGAMATAN PARAMETER KULITAS


DAN KUANTITAS TANAMAN

A. TUJUAN
1. Mengentahui cara mengukur kualitas hasil tanaman
2. Mengetahui cara mengukur kuantitas hasil tanaman

B. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu komoditas pertanian atau bahan pangan, baik hewani
maupun nabati, pada umumnya memiliki tingkat mutu tertentu. Pada
produk pertanian nabati, pengukuran mutu dapat dilakukan dengan dua
parameter yakni parameter kualitas dan kuantitas. Parameter kualitas
sendiri ialah suatu ukuran yang ditetapkan berdasarkan apa yang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang (fisik). Contohnya seperti kadar gula,
parameter warna, tingkat keasamaan (pH), dan masih banyak lagi.
Pengukuran dengan parameter ini biasanya untuk mengukur kadar gula
menggunakan suatu alat bernama refraktometer. Refraktometer bekerja
menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan.
Ketika cahaya datang dari udara ke dalam larutan maka kecepatannya akan
berkurang. Refraktometer memakai prinsip ini untuk menentukan jumlah
zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya ke dalamnya
(Novestina dan Hidayanto, 2015).
Sedangkan parameter kuantitas adalah sesuatu yang dapat dihitung
secara fisik, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan lain-lain.
Luas daun sendiri merupakan salah satu parameter penting yang
diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman. Beberapa metode
yang disajikan untuk mengamati luas daun yaitu metode kertas milimeter,
metode leaf area meter (LAM), metode gravimetri, metode plannimeter,
metode panjang kali lebar, dan metode fotografi (Susilo, 2015).
Metode leaf area meter (LAM) adalah metode yang paling sering
digunakan untuk mengukur luas daun adalah dengan menggunakan alat
Leaf Area Meter (LAM). Alat Leaf Area Meter bekerja otomatis
berdasarkan transisi cahaya yang ada di monitor oleh lensa dan dikalibrasi
secara otomatis menjadi luas daun. Alat ini dalam ukuran kecil digunakan
untuk mengukur luas daun tanpa merusak tanaman. Metode kertas
milimeter dilakukan dengan cara menggambar menggambar pola daun
pada kertas milimeter lalu luas daun akan dihitung berdasarkan jumlah
kotak yang terdapat dalam pola daun. Kekurangan metode ini adalah jika
daun yang akan diukur dalam jumlah yang banyak, maka akan
memerlukan waktu yang cukup lama karena diharuskan menggambar satu
persatu. Metode gravimetri, metode ini hanya memerlukan timbangan dan
alat pengering daun (oven). Prinsip kerjanya dengan melakukan
perhitungan luas daun dan perbandingan berat kertas. Metode plannimeter
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suatu luasan daun
dengan bentuk tidak teratur. Alat ini hanya dapat digunakan mengukur
apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Metode panjang kali lebar akan
sesuai untuk mengukur luasan daun dengan bentuk teratur. Jadi, metode
ini kurang efektif untuk bentuk daun yang tidak teratur. Terakhir ada
metode fotografi, prinsip kerja metode ini dengan menghitung luas daun
berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luasan
lempengan acuan (Sitompul, 2016).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Alat refraktometer
b. Timbangan analitis
c. Penggaris
d. Kertas milimeter
e. Gunting
f. Pensil
2. Bahan
a. Semangka, mangga, dan melon untuk pengukuran kadar gula total
b. Bahan daun nangka, mangga, jambu untuk pengukuran luas daun

D. CARA KERJA
1. Mengukur kadar gula total menggunakan alat refraktometer dengan
cara:
a. Meletakkan sari buah di atas prisma biru
b. Melihat hasil lewat lensa dengan menghadapkan refraktometer
pada cahaya
2. Menentukan luas daun berdasarkan berat kertas
Melakukan hal-hal berikut untuk masing-masing daun:
a. Menggambar bentuk daun yang akan dicari luasnya pada kertas
milimeter
b. Memotong gambar daun tersebut di atas sesuai dengan bentuk
daunnya
c. Menimbang gambar daun tersebut dan mencatatnya (A g)
d. Memotong kertas milimeter dengan ukuran 10 cm x 10 cm
kemudian menimbangnya (misal B g)
e. Menghitung luas dun yang akan diukur dengan rumus:
LUAS DAUN = A/B x 100 cm²
3. Menentukan luas daun berdasarkan luasan pada kertas milimeter
Melakukan hal-hal berikut untuk masing-masing daun:
a. Menggambar bentuk daun yang akan dicari luasnya pada kertas
milimeter
b. Memotong gambar daun tersebut sesuai dengan bentuk daunnya
c. Menghitung luasan kotak milimeter dengan mengelompokkan
sesuai dengan besar kotak (1 cm²) yaitu 80%-100% ; 60%-80% ;
40%-60% ; 20%-40% ; dan <20%
d. Menghitung luas daun berdasar jumlah presentase masing-masing
tersebut, misal sebagai berikut:
80% - 100% = 3 buah  300%
60% - 80% = 4 buah  240%
40% - 60% = 6 buah  360%
20% - 40% = 5 buah  200%
<20% = 5 buah  100%
---------- +
1200%
Jadi, luas daun bersangkutan = 1200% x 1 cm = 12 cm²

E. HASIL PENGAMATAN
1. Pengukuran Kadar Kepadatan Terlarut Menggunakan Refraktometer
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Kadar Kepadatan Terlarut (Brix)
No. Komoditas Ujung (%) Tengah (%) Pangkal
Brix Brix (%) Brix
1. Semangka 9 11 9,5
2. Melon 15 14 11
3. Mangga 15 14 16
Sumber: Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022
2. Perhitungan Luas Daun Menggunakan Metode Gravimetri
(Berat kertas = 0,7 g)
Daun Mangga = 0,6/0,7 x 100 = 85,7 cm²
Daun Nangka = 0,8/0,7 x 100 = 114,2 cm²
Daun Jambu = 1/0,7 x 100 = 142,8 cm²
3. Menghitung Luas Berdasarkan Luasan Pada Kertas Milimeter
a. Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Pada Daun Jambu
Persentase (%) Jumlah Kotak Persentase Jumlah
Kotak (%)
80 – 100 124 12400
60 – 80 14 1120
40 – 60 9 540
20 – 40 6 240
<20 17 340
Total 14640
Luas Daun 146, 4 cm²
Sumber: Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022
b. Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Pada Daun Nangka
Persentase (%) Jumlah Kotak Persentase Jumlah
Kotak (%)
80 – 100 92 9200
60 – 80 10 800
40 – 60 9 540
20 – 40 14 640
<20 9 180
Total 11360
Luas Daun 113, 6 cm²
Sumber: Praktium Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022
c. Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Pada Daun Mangga
Persentase (%) Jumlah Kotak Persentase Jumlah
Kotak (%)
80 – 100 65 6500
60 – 80 15 1200
40 – 60 15 900
20 – 40 6 360
<20 10 200
Total 9160
Luas Daun 91, 6 cm²
Sumber: Praktium Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022

F. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini pengukuran parameter kualitas diwakili
dengan mengukur kadar kepadatan terlarut yang menggunakan
refraktometer didapatkan hasil-hasil seperti yang tertera di atas.
Pengukuran menggunakan refraktometer kali ini mengandalkan cahaya
alami dengan menghadapkan alat ke arah jendela sehingga hasil (dalam %
Brix) dapat terlihat pada lensa. Komoditas Mangga di bagian pangkal
buah memiliki kadar paling tinggi, yakni sebesar 16% Brix. Lalu Melon
sebesar 15% Brix di ujung buah dan Semangka sebesar 11% Brix di
bagian tengah buah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap komoditas
memiliki titik dengan kadar paling tinggi yang berbeda. Mangga memiliki
kadar paling tinggi di bagian pangkal buah karena dekat dengan bagian
batang. Semangka yang memiliki kadar paling tinggi di bagian tengah
karena dekat dengan biji. Melon memiliki kadar paling tinggi di bagian
ujung karena bagian ujung mendapatkan nutrisi terlebih dahulu dan lebih
banyak. Perbedaan jumlah kadar kemanian pada buah-buahan tersebut
disebabkan karena tingkat kematangan setiap komoditas buah berbeda-
beda.
Lalu pengukuran parameter kuantitas dilakukan dengan mengukur
luas daun. Dalam praktikum kali ini dilakukan dengan dua metode yakni
metode gravimetri dan juga dengan metode kertas milimeter. Menurut
hasil yang didapat, kedua metode tersebut memiliki hasil yang tidak jauh
beda. Seperti pengukuran luas daun nangka menggunakan metode
gravimetri didapat hasil 113,6 cm² sedangkan menggunakan kertas
milimeter didapat hasil 114, 2 cm². Begitu pula dengan pengukuran daun
yang lainnya yang menunjukkan selisih yang kecil. Untuk keefektifan,
metode kertas milimeter tentu saja lebih efektif karena lebih sederhana
karena tidak membutuhkan banyak alat dan mudah cara menghitungnya.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pengukuran parameter kualitas dilakukan dengan mengukur
kadar kepadatan terlarut yang menggunakan refraktometer.
Refraktometer memiliki prinsip kerja menggunakan pembiasan
cahaya melalui suatu larutan. Setiap komoditas (semangka,
melon, dan mangga) memiliki titik kadar kepadatan terlarut
(dalam hal ini kadar gula) paling tinggi yang berbeda.
2. Pengukuran parameter kuantitas dilakukan dengan mengukur
luas daun menggunakan dua metode, yakni gravimetri dan
dengan menggunakan kertas milimeter. Kelebihan metode
kertas milimeter adalah lebih sederhana karena tidak
membutuhkan banyak alat dan mudah cara menghitung
DAFTAR PUSTAKA

Novestiana, Tiffany Rahma & Eko Hidayanto. (2015). Penentuan Indeks Bias
Dari Konsentrasi Sukrosa (C12H22O11) Pada Beberapa Sari Buah
Menggunakan Brixmeter. Youngster Physics Journal, 4(2), 173-180

Sitompul, S. M. 2016. Analisis pertumbuhan tanaman. UB Press. Malang.

Susilo, Djoko Eko Hadi. (2015). Identifikasi Nilai Konstanta Bentu Daun
Untuk Pengukuran Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar Pada Tanaman
Hortikultura di Tanah Gambut. Anterior Jurnal, 14(2), 139-146.
LAMPIRAN

Sumber: Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022

Anda mungkin juga menyukai