Anda di halaman 1dari 4

BAB V

1. Nitrogen Tanah dan tanaman


A. Nitrogen tanah
Ketersediaan kadar nitrogen di dalam tanah sangat bervariasi seperti
pada tempat kami penelitian. Kandungan N total tanah di daerah
penelitian secara keseluruhan dari hasil analisis kesuburan tanah pada
lima titik sampel berkisar dari sangat rendah hingga rendah (0.03% -
0.10%). Data pada Tabel menunjukkan bahwa pada sampel, memiliki
kandungan N lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang lainnya, hal
ini dapat terjadi karena pada lahan tempat penanaman jeruk bisa terjadi
persaingan dengan rerumputan dan drainase juga mempengaruhi. Selain
itu petaninya juga lebih banyak menggunakan pupuk organik ketika
menanam tanaman jeruk. Dari penggunaan pupuk organik ini, maka
secara tidak langsung kondisi tanah ini telah mengalami perubahan sifat
tanah baik fisik maupun kimia dan biologis. Pernyataan diatas didukung
oleh penelitian Dodik (2009 ), yang menyatakan bahwa, bahan organik
merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik
secara fisik, kimia, maupun biologis. Bahan organik adalah bahan
pemantap agregat tanah dan merupakan sumber hara tanaman, disamping
itu sebagai sumber energi dan makanan bagi mikroorganisme tanah.

B. Nitrogen Tanaman
Menurut Suharno et al., (2007), bahwa keberadaan unsur nitrogen
juga sangat penting terutama kaitannya dengan pembentukan klorofil
pada daun tanaman. Klorofil dinilai sebagai “mesin” tumbuhan karena
mampu mensistesis karbohidrat yang. akan menunjang pertumbuhan
tanaman. Keberadaan nitrogen dalam struktur tumbuhan dipengaruhi oleh
beberapa faktor terutama ketersediaan air, unsur hara dalam tanah
terutama nitrogen. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap aktivitas
fotosintesis. Untuk membentuk klorofil, dibutuhkan ATP (energi) yang
cukup tinggi dan untuk asimilasi CO2 juga diperlukan enzim yang
sebagian besar berupa protein. Sedangkan pada fase panen memiliki
kandungan N yang sangat rendah. Hal ini dapat terjadi karena pada fase
ini , tanaman lebih banyak menyerap N untuk pengisian gabah.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian Harjoko (2005), bahwa Tanaman
yang memiliki, kandungan khlorofil tinggi diharapkan sangat efisien
didalam penggunaan energi radiasi matahari untuk melaksanakan proses
fotosintesis. Tanaman tersebut juga akan mampu memanfaatkan energi
matahari semaksimal mungkin. Selanjutnya akan mampu meningkatkan
biomassa tanaman dan hasil biji tanaman. Kadar nitrogen rata-rata dalam
jaringan tanaman adalah 2% - 4% berat kering (Mukherjee, 1986).

2. Posfor tanah dan tanaman


A. Posfor tanah
Fosfor (P) merupakan salah satu hara essensial bagi tanaman.
Tanaman sangat membutuhkan fosfor untuk pertumbuhannya terutama
jeruk. Akan tetapi, ketersediaan fosfat yang dapat diserap tanaman di
dalam tanah sangatlah rendah. Hal ini disebabkan karena fosfor di dalam
tanah banyak terdapat dalam bentuk terjerap (Buckman dan Brady 1974).
Fosfor (P) dalam tanah banyak dijerap oleh klei, Al dan Fe, maupun oleh
alofan pada tanah Andosol. Pada tanah yang memiliki pH rendah,
kelarutan ion Al dan Fe relatif tinggi sehingga dapat menfiksasi P dalam
tanah yang menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik.
Barrow (1972) dan Dierolf et al. (2001) mengemukakan bahwa unsur P
tidak mudah hilang dari dalam tanah karena proses pencucian (kecuali
pada tanah sangat berpasir) tetapi tetap terjerap pada permukaan koloid
tanah.

B. Posfor tanaman
Unsur fosfor (P) merupakan unsur esensial bagi tanaman karena
merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman. Pada tanaman jeruk, unsur P berperan dalam
mendorong pertumbuhan dan perkembangan akar, memicu pembungaan
dan pematangan buah terutama pada kondisi iklim rendah, mendorong
lebih banyak pembentukan rumpun/anakan yang memungkinkan
pemulihan dan adaptasi yang lebih cepat pada saat tanaman jeruk
mengalami cekaman, dan mendukung pembentukan buah yang lebih baik
dan manis serta memiliki kandungan gizi yang lebih baik sehubungan
dengan kadar P dalam buah (De Datta, 1981). Peran penting yang
dimiliki oleh unsur P menyebabkan unsur ini harus selalu tersedia pada
saat penanaman jeruk, dapat dilihat dari hasil penelitian posfor yang ada
pada tanaman daun jeruk memiliki rata-rata 0,29 ppm yang tergolong
sangat rendah.
3. Kalium Tanah dan Tanaman
A. Kalium Tanah
Kalium (K+ ) merupakan unsur hara makro esensial bagi tanaman.
Kalium diserap oleh tanaman melalui sel epidermis dan korteks dan
sekali di stele, selanjutnya didistribusikan ke tunas dan daun (Nieves-
Cordones et al., 2014). Kalium di dalam tanah terdapat dalam empat
bentuk dimana satu sama lain memiliki keseimbangan yang dinamis.
Berdasarkan pada tingkat ketersediaan K terhadap tanaman, dinamika K
di dalam tanah dikelompokkan menjadi empat bentuk yaitu K-larut, K-
dapat ditukar (K-dd), K-tidak dapat ditukar atau Kterfiksasi, dan K-
struktural (Sparks, 1987; Zörb, Senbayram, dan Peiter, 2014). Hasil
analisis K (cmol(+)kg-1) menunjukkan hasil rata-rata 0,33 yang dimana
menunjukkan unsur K dalam tanah tergolong rendah

B. Kalium Tanaman
Unsur hara kalium (K) merupakan salah satu unsur esensial yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman sebagai salah satu pendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fungsi utama K antara lain,
membantu perkembangan akar, membantu proses pembentukan protein,
menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan merangsang
berbuah nnya jeruk (Selian, 2008). Hasil analisis K pada daun jeruk
menunjukkan hasil rata-rata 0,93 ppm. Berdasarkan hasil tersebut kadar
unsur K pada daun jeruk tergolong rendah.
Daftar Pustaka

Barrow NJ. 1972. Influence of solution concentration of calcium on the


adsorption of phosphate, sulphate, and molybdate by soils. Soil Sci. Soc.
Am. J., 113:175-180

Buckman HO, Brady NC. 1974. The Nature and Properties of Soil.
McMillan Pub, Inc. Ney York. 639 p.

Dodik, 2009. Pengukuran kandungan bahan organik dan pH Tanah. Diambil dari
(http://dodikfaperta.blogspot.com) [21/02/2013].

Harjoko, D. 2005. Hubungan Antara Dosis Pemupukan Nitrogen, Kadar Klorofil Dan Laju
Fotosintesis Pada Tanaman Padi Sawah. http://elib.pdii.lipi.go.id, [18/05/2013].

Mukherjee, S.K. 1986. Chemical Technology for Producing Fertilizer Nitrogen in the year
2000. Diambil dari, (http://cms.1m-bio.com/bagan-warnadaun-bwd/), [22/01/2013].

Suharno., Mawardi, I., Setiabudi, Lunga, N dan S. Tjitrosemito. 2007.


Efisiensi Penggunaan Nitrogen pada Tipe Vegetasi yang Berbeda di
Stasiun

Anda mungkin juga menyukai