Anda di halaman 1dari 8

Artikel Ilmiah

Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Sifat Kimia Tanah


Rio Mas Parmonangan Panjaitan1, Junael Delviero Parangin-angin2,Denny Armawan Syahputra3, Hanna Desporina
Br Saragih4,Rizky Aryandi Simbolon5, Jovi Pratama6.

Fakultas Sains dan Teknologi, Proteksi Tanaman, Institut Teknologi Sawit Indonesia, Medan, Indonesia

INFORMASI ARTIKEL A B S T R A K
Ditulis guna untuk memenuhi tugas kuliah
Pertanian berkelanjutan merupakan inti dari upaya mengatasi tantangan global
terkait keberlanjutan dan produktivitas tanah.Salah satu aspek penting dalam
meningkatkan produktivitas tanah adalah penggunaan pupuk.Artikel ini mengkaji
pengaruh pupuk organik dan anorganik terhadap sifat kimia tanah, dengan tujuan
KATA KUNCI untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang pengaruh pupuk organik dan
anorganik terhadap kesuburan tanah.Pupuk organik seperti pupuk kandang
mempunyai keunggulan dalam meningkatkan kandungan bahan organik dalam
Pupuk organik,pupuk anorganik,sifat kimia
tanah.Peningkatan bahan organik meningkatkan kapasitas tukar kation tanah,
tanah memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas menahan air.Hal ini
membuat tanah menjadi lebih subur dan lebih mampu mendukung pertumbuhan
KORESPONDENSI tanaman.Sebaliknya, pupuk anorganik seperti urea secara langsung menyuplai
unsur hara penting bagi tanaman.Nitrogen, fosfor dan kalium yang terkandung
Phone: +62 85211632669 dalam pupuk anorganik dengan cepat meningkatkan pertumbuhan tanaman.Namun
penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat meningkatkan keasaman
tanah dan mengganggu keseimbangan unsur hara tanah.Artikel ini juga membahas
pentingnya penggunaan kombinasi pupuk organik dan anorganik. Kombinasi
keduanya menghasilkan efek sinergis yang positif dimana pupuk organik
meningkatkan retensi unsur hara dari pupuk anorganik dan sebaliknya.Oleh karena
itu, pengintegrasian keduanya dapat memberikan manfaat jangka panjang yang
optimal bagi tanah.Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami
interaksi pupuk organik dan anorganik dengan jenis tanah dan kondisi iklim yang
berbeda. Dengan lebih memahami dampak pupuk ini, kita dapat mengembangkan
strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah secara
berkelanjutan dan memastikan kecukupan pangan untuk masa depan.

PENDAHULUAN

Pertanian modern menghadapi tantangan yang semakin besar dalam hal keberlanjutan dan produktivitas tanah.
Salah satu unsur kunci dalam upaya peningkatan produktivitas tanah adalah penggunaan pupuk. Pupuk merupakan
sumber unsur hara yang penting bagi tanaman dan membantu meningkatkan kesehatan tanaman dan hasil panen. Dalam
konteks ini, pupuk organik dan anorganik muncul sebagai dua pendekatan utama yang berperan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi tanaman. Pupuk organik seperti kompos, pupuk hijau, dan bahan organik lainnya telah menjadi fokus
upaya perbaikan kondisi tanah. Pupuk organik tidak hanya menyediakan unsur hara, tetapi juga memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kapasitas pertukaran kation, dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah. Sebaliknya, pupuk
anorganik seperti nitrogen, fosfor, dan kalium secara langsung menyediakan unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal. Pertanyaan penting yang muncul adalah bagaimana pengaruh
penggunaan pupuk organik dan anorganik terhadap kimia tanah. Sifat kimia tanah seperti pH, kandungan bahan
organik, dan ketersediaan unsur hara berperan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Oleh karena itu,
pemahaman menyeluruh tentang interaksi antara pupuk organik dan anorganik serta sifat kimia tanah sangat penting
untuk pengembangan praktik pertanian berkelanjutan. Artikel ini mengkaji pengaruh penggunaan pupuk organik dan
anorganik terhadap sifat kimia tanah. Menganalisis interaksi kompleks antara kedua jenis pupuk ini dapat
mengidentifikasi potensi manfaat dan tantangan yang terkait dengan penggunaannya. Hasil penelitian ini tidak hanya
akan memberikan wawasan ilmiah yang lebih mendalam, tetapi juga membantu petani dan peneliti mengembangkan
strategi pemupukan yang lebih efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian secara
berkelanjutan.

1
2JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI - xx (2017) xxx-xxx

TINJAUAN PUSTAKA

Menganalisis dari (Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.1 Tahun 2013)Ida Syamsu Roidah(2013) dengan
judul”Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah” menjelaskan tentang manfaat penggunaan pupuk organik bagi
kesuburan tanah dan Pengetahuan produktivitas tanah sebagai media penunjang pertumbuhan tanaman. Disimpulkan bahwa pertanian
organik sangat penting bagi pembangunan di era globalisasi saat ini.masyarakat yang ingin hidup sehat tanpa merusak lingkungan
sekitar dengan memanfaatkan bahan alam dan sampah.Dengan demikian, kesadaran dan kecerdikan petani dalam penggunaan
pupuk organik diharapkan semakin meningkat, dan pendapatan mereka pun meningkat
Dalam Journal of Soil and Land Resources pada tahun 2011 “Pengaruh aplikasi kompos menggunakan pupuk anorganik (NPK
dan urea) terhadap populasi mikroba tanah dan pertumbuhan tanaman jagung” adalah salah satu jurnal yang membahas tentang
pupuk urea anorganik..Artikel ini menjelaskan pengaruh pemberian kompos yang mengandung pupuk anorganik (NPK dan urea)
terhadap populasi mikroba tanah dan pertumbuhan tanaman jagung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos yang
mengandung pupuk anorganik (NPK dan urea) dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme tanah dan meningkatkan pertumbuhan
tanaman jagung.
Slamet Minardi,dkk(2009)dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agribisnis UNS(2009) dengan judul “Efek Perimbangan Pupuk
Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Sifat Kimia Tanah Andisol Tawangmangu dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus Carota
L.)”dapat dijadiin acuan sebagaimana korelasi antara pupuk organik dengan anorganik yang berpengaruh nyata terhadap
peningkatan N total, nitrogen tersedia, KPK, pH H2O, namun tidak berpengaruh terhadap total P, P tersedia P, K total, K tersedia,
BO.tidak ada pengaruh yang signifikan. Perbandingan 100% pupuk organik dan 100% pupuk anorganik berpengaruh nyata.
meningkatkan kandungan N total sebesar 0,56% dan kapasitas pertukaran kation sebesar 38,8% (28,08) me% meningkat sebesar 4,87
meuri kontrol. Pupuk organik 100% imbang dan pupuk anorganik 100% berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot wortel
138,5 gram, lebih tinggi 27,3 gram (24,5%) dibandingkan kontrol.

METODOLOGI

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2024 sampai bulan Februari 2024 dengan metode pengumpulan data dari berbagai
sumber terkait pupuk organik dan anorganik dan pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah. Berdasarkan sumber yang telah
diperoleh,kami mengambil salah satu metode analisis kasus secara empiris yakni pengaruh pupuk oranik dan anorganik di daerah
Blumbang metodologi penelitian terhadap kondisi tanah adalah sebagai berikut:
Penelitian ini dilaksanakan di desa Blumbang Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Bahan yang digunakan
sebagai perlakuan adalah pupuk organik, pupuk anorganik (Urea, SP36 dan KCl), bibit wortel dan khemikalia untuk analisis
laboratorium. Alat yang diperlukan meliputi: timbangan, cangkul, meteran, ring sampel, pH meter, alat tulis, plastik tempat sampel,
alat‐alat analisis fisika tanah, kimia tanah. Analisis sampel tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal. Jenis pupuk yang digunakan pupuk
organik adalah pupuk Bokashi sedang pupuk anorganik adalah urea, SP36, dan KCl. Pupuk organik terdiri dari 3 taraf, yaitu 0 ton/ha,
10 ton/ha, dan 20 ton/ha, sedang pupuk anorganik terdiri dari 3 taraf, yaitu 0%, 50% (75 kg/ha urea + 100 kg/ha SP36 + 50 kg/ha
KCl) dan 100% (150 kg/ha urea + 200 kg/ha SP36 + 100 kg/ha KCl).Perlakuan tersebut, adalah P1 (0% pupuk organik + 0%
anorganik atau kontrol), P2 (50% pupuk anorganik), P3 (100% pupuk anorganik), P4 (50% pupuk organik), P5 (50% pupuk organik
+ 50% pupuk anorganik), P6 (50% pupuk organik + 100% pupuk anorganik), P7 (100% pupuk organik), P8 (100% pupuk organik +
50% pupuk anorganik), dan P9 (100% pupuk organik + 100% pupuk anorganik), masing ‐masing perlakuan diulang 3 kali sehingga
diperoleh 27 perlakuan.Variabel yang diamati meliputi: N total, N tersedia, P total, P tersedia, K total, K tersedia, KPK, kejenuhan
basa, bahan organik, pH H2O, pH NaF, dan berat wortel per tanaman.Data yang diperoleh dianalisis secara statistik pada jenjang
nyata (5%). Untuk membedakan antar rerata perlakuan digunakan uji jarak berganda Duncan (DMRT)
Data hasil pengamatan ini kemudian kami analisis kembali untuk menyimpulkan pengaruh dari pupuk organik dan anorganik ini
terhadap sifat kimia tanah. Metode dari analisis ini ialah review dan kualifikasi keabsahan data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pupuk merupakan zat tambahan yang diberikan kepada tanaman untuk meningkatkan produktivitasnya.Jenis pupuk dapat
dikelompokkan berdasarkan asal, komposisi, kandungan unsur hara, bentuk fisik, kegunaan, dan cara pelepasan unsur hara.
Berdasarkan asalnya, pupuk dibedakan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan.Pupuk dibedakan menjadi pupuk organik dan pupuk
anorganik tergantung dari kandungannya.Selain itu, pupuk juga dapat dibedakan menurut kandungan unsur haranya, seperti pupuk
majemuk, pupuk NPK, pupuk mikro, dan pupuk makro.Secara fisik, pupuk dapat berbentuk padat (tablet, briket, butiran, dll) atau
berbentuk cair.Pupuk juga diklasifikasikan berdasarkan penggunaannya, seperti pupuk daun dan pupuk akar.Namun, dalam artikel ini
akan membahas lebih lanjut mengenai pupuk organik dan anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang mengandung senyawa
anorganik, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang diperoleh dari bahan organik.Contoh pupuk anorganik antara lain pupuk
NPK, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk ZA, dan pupuk organik antara lain pupuk kandang dan pupuk guano.

2 Proteksi Tanaman Institut Teknologi Sawit Indonesia


PENULIS PERTAMAI / TABELA JURNAL PERTANIAN BERKELANJUTAN - VOL. XX NO. XX (2022) EDISI AGUSTUS ISSN XXXX-XXXX (ONLINE)

Untuk meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman mayoritas masyarakat menggunakan pupuk organik dan
anorganik. Pupuk ini sudah sangat lazim ditemukan dilingkungan masyarakat ruang lingkup pertanian berkelanjutan. Pupuk organik
memiliki kandungan unsur hara yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik terdiri dari pupuk kandang,pupuk hijau, dan
kompos. Ketiga jenis pupuk ini sangat bagus dalam peningkatan kualitas mutu tanah ataupun unsur hara. Namun,pupuk organik
kandang memiliki kandungan unsur hara yang tidak terlalu tinggi, tetapi pupuk jenis ini memiliki manfaat lain yakni memperbaiki
sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, dan daya ikat air.dan kation tanah. Untuk menganalisis
lebih lanjut mengenai pengaruh eksistensi pupuk ini, sampel yang digunakan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang pada umumnya
setiap ton mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5, dan 5 kg K2O, serta unsur hara esensial lainnya dalam jumlah yang relatif kecil
(Hardjowigeno, 2003).Dikutip dari Ida Syamsu(2013)sifat-sifat pupuk kadang adalah sebagai berikut:(1)Kotoran ayam mengandung
N tiga kali lebih banyak dibandingkan pupuk kandang.(2)Kotoran kambing mengandung N dan K dua kali lebih banyak
dibandingkan kotoran sapi.(3)Kotoran babi mengandung fosfor dua kali lebih banyak dibandingkan kotoran sapi.(4)Kotoran kuda
dan kambing lebih cepat berfermentasi dan memanas dibandingkan kotoran sapi dan babi. Oleh karena itu, banyak petani yang
menyebut kotoran sapi dan babi sebagai “ kotoran dingin”. (5)Di antara semua pupuk,P selalu terdapat pada pupuk padat, sedangkan
K dan N paling banyak terdapat pada pupuk cair (urin). (6)Kandungan K dalam urin lima kali lebih tinggi dibandingkan tinja padat,
dan kandungan N dua sampai tiga kali lebih tinggi.(7)Kotoran ayam mengandung unsur hara paling banyak karena merupakan
campuran bagian cair (urin) dan bagian padat.Kandungan unsur hara dalam pupuk ditentukan oleh jenis pakan yang diberikan.
Tabel 1 unsur hara pada pupuk kandang dalam persen (%)
Ternak N P2O5 K2O
Unggas 1,70 1,90 1,50
(ayam)
Sapi 0,29 0,17 0,35
Kuda 0,44 0,17 0,35
Babi 0,60 0,41 0,13
Domba 0,55 0,31 0,15

Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang memiliki keunggulan kandungan unsur hara yang tinggi, tetapi juga
mempunyai kelemahan seperti kandungan unsur hara mikro yang terbatas.Pupuk anorganik umumnya terbuat dari bahan kimia dan
dapat mengandung unsur hara tunggal atau campuran seperti NPK (nitrogen, fosfor, kalium).Pupuk anorganik bisa berbentuk padat
(seperti kristal) atau cair dan digunakan untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Beberapa jenis dari
pupuk anorganik seperti pupuk NPK, pupuk Urea, pupuk TSP, dan pupuk ZA. Pupuk Urea merupakan pupuk anorganik dengan
kandungan nitrogen yang tinggi kurang lebih 46%.Pupuk urea diproduksi melalui proses yang melibatkan reaksi amonia (NH3) dan
karbon dioksida (CO2).Pupuk urea berbentuk kristal, larut dalam air, dan mudah diserap tanaman.Komponen kimia pupuk urea
adalah: Rumus kimia : CO(NH2)2 atau (NH2)2CO Kandungan nitrogen : 46. Pupuk urea bersifat higroskopis sehingga mudah larut
dalam air dan mudah diserap tanaman.
Pupuk organik dan anorganik ini akan memengaruhi sifat kimia dari tanah. Sifat kimia tanah akan berubah sehingga
memberikan dampak terhadap kesuburan tanaman. Sifat kimia tanah meliputi pH tanah, kandungan bahan organik, dan ketersediaan
unsur hara.PH tanah mengukur keasaman atau kebasaan tanah, yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Kandungan bahan organik mempengaruhi kesuburan tanah dan ketersediaan unsur hara.Sedangkan unsur hara yang tersedia antara
lain unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang penting bagi pertumbuhan tanaman.Sifat kimia tanah sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan tanaman. Dikutip dari Sasua(2019) pH tanah normal memiliki nilai 6,6-7,5. Selain itu, sifat kimia tanah
normal juga meliputi kandungan bahan organik, unsur hara baik makro maupun mikro, kapasitas tukar kation, dan kejenuhan basa.
PH tanah yang tepat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman.Kandungan bahan organik mempengaruhi kesuburan tanah
dan ketersediaan unsur hara tanaman.Saat ini ketersediaan unsur hara, termasuk kandungan unsur hara, sangat menentukan
pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pupuk organik dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah melalui dekomposisi bahan organik yang terkandung di
dalamnya. Pupuk organik juga meningkatkan kapasitas tukar kation dan struktur tanah, sehingga memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah. Selain itu, pupuk organik berperan dalam meningkatkan retensi air tanah melalui peningkatan kandungan bahan organik yang
dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air.Pengaruh pupuk anorganik pada sifat kimia tanah juga signifikan. Pupuk
anorganik dapat memengaruhi pH tanah, ketersediaan nutrisi, dan kapasitas tukar kation. Namun, penggunaan pupuk anorganik
secara berlebihan juga dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah dan pencemaran lingkungan.Dalam konteks ini, penelitian
menunjukkan bahwa perimbangan antara penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik dapat mempengaruhi sifat kimia tanah,
sehingga penting untuk mempertimbangkan penggunaan kedua jenis pupuk ini secara bijaksana untuk menjaga keseimbangan sifat
kimia tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman. Fandy(2009)menjelaskan penggunaan pupuk organik menawarkan banyak
manfaat dalam meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas tanaman.Berikut adalah beberapa cara dimana pupuk organik dapat
berkontribusi terhadap perbaikan tersebut:
1. Meningkatkan kesuburan tanah : Pupuk organik mengandung bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, atau sampah
organik lainnya.Menerapkan pupuk organik ke tanah menyediakan banyak nutrisi termasuk nitrogen, fosfor, kalium, dan
unsur hara mikro penting.Bahan organik ini membantu meningkatkan kesuburan tanah dengan meningkatkan ketersediaan
unsur hara dan kemampuan menahan air tanah.

Proteksi Tanaman Institut Teknologi Sawit Indonesia 3


4JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI - xx (2017) xxx-xxx
2. Memperbaiki struktur tanah: Pupuk organik memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan aglomerasi partikel
tanah.Bahan organik berperan sebagai bahan pengikat yang membantu membentuk agregat tanah yang lebih besar.Struktur

2 Proteksi Tanaman Institut Teknologi Sawit Indonesia


PENULIS PERTAMAI / TABELA JURNAL PERTANIAN BERKELANJUTAN - VOL. XX NO. XX (2022) EDISI AGUSTUS ISSN XXXX-XXXX (ONLINE)

3. tanah yang baik memungkinkan aliran air yang lebih baik, penetrasi akar yang lebih baik, dan sirkulasi udara yang lebih
baik di dalam tanah.
4. Peningkatan kapasitas menahan air: Pupuk organik meningkatkan kapasitas menahan air tanah.Bahan organik dapat
menyerap dan menyimpan air lebih baik dibandingkan tanah yang rendah bahan organik untuk mengurangi kehilangan air
akibat pengeringan dan mengoptimalkan ketersediaan air untuk tanaman.
5. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah: Pupuk organik memberikan nutrisi yang baik bagi mikroorganisme tanah seperti
bakteri menguntungkan, jamur, dan nematoda.Mikroorganisme ini membantu penguraian bahan organik, membantu
menguraikan unsur hara menjadi bentuk yang dapat digunakan tanaman, dan meningkatkan efisiensi penyerapan unsur
hara oleh akar tanaman.
6. Mengurangi risiko pencemaran: Pupuk organik cenderung memiliki risiko pencemaran lingkungan yang lebih rendah
dibandingkan pupuk anorganik.Pupuk anorganik yang berlebihan dapat larut dalam air dan mencemari sumber air tanah
dan permukaan.Sebaliknya, pupuk organik cenderung menyalurkan unsur hara secara perlahan dan diuraikan oleh
mikroorganisme tanah sehingga mengurangi risiko kontaminasi.
7. Meningkatkan keberlanjutan sistem pertanian: Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu pendekatan
berkelanjutan dalam sistem pertanian.Pemanfaatan bahan organik terbarukan, limbah pertanian, dan limbah organik
lainnya sebagai pupuk dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
Pupuk anorganik mengandung unsur hara yang tinggi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium sehingga langsung memberi makan
tanaman.Unsur hara tersebut diserap langsung oleh tanaman dan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Namun
penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan unsur hara tanah dan meningkatkan keasaman
tanah.Pupuk anorganik dapat mempengaruhi keseimbangan unsur hara tanah dengan meningkatkan ketersediaan unsur hara tertentu
seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.Namun penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat meningkatkan keasaman tanah dan
mengganggu keseimbangan unsur hara tanah.Meningkatnya keasaman tanah akibat penggunaan pupuk mineral yang berlebihan dapat
menimbulkan gangguan pada pertumbuhan tanaman, seperti: Ketersediaan unsur hara menurun dan produktivitas tanaman
menurun.Oleh karena itu, penggunaan pupuk anorganik perlu diperhatikan secara cermat dan diimbangi dengan penggunaan pupuk
organik untuk menjaga keseimbangan unsur hara tanah.Interaksi antara pupuk organik dan anorganik juga dapat mempengaruhi sifat
kimia tanah.Penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan antara penggunaan pupuk organik dan anorganik dapat mempengaruhi
sifat kimia tanah. Wiekandyne(2012) menjelaskan bahwasanya pemberian pupuk urea, pupuk padat, dan kotoran ayam cair
berpengaruh nyata terhadap kandungan C organik tanah. Perlakuan pupuk organik menghasilkan C organik tanah, berbeda nyata
dengan perlakuan kontrol tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan urea atau pupuk organik cair.Pemberian pupuk urea
menghasilkan bahan organik tanah C yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol.Hal ini disebabkan kandungan C organik
tanah awal relatif rendah (0,68%), dan pemberian pupuk organik cair dan padat dapat meningkatkan kandungan C organik tanah
secara signifikan. Pemberian pupuk organik padat memberikan nilai C organik tertinggi di dalam tanah karena seluruh pupuk
organik tertanam di dalam tanah. Sedangkan pemberian pupuk organik cair terutama dilakukan melalui daun dikarenakan pupuk
organik padat merupakan sumber utama C organik dalam tanah. Dan ketika kotoran ayam hasil ekstraksi atau kotoran ayam padat
dimasukkan ke dalam tanah, maka akan mengalami proses dekomposisi yang cepat dan akhirnya membentuk humus yang dapat
menambah atau meningkatkan kandungan C organik tanah.
Studi empiris dan penelitian ilmiah telah menyoroti efek perimbangan antara pupuk organik dan anorganik terhadap sifat kimia
tanah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Slamet Minardi(2009) pada tanah Andisol Tawangmangu menunjukkan bahwa efek
perimbangan pupuk organik dan anorganik dapat memengaruhi sifat kimia tanah, seperti pH, ketersediaan nutrisi, dan kapasitas tukar
kation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi kedua jenis pupuk ini dapat menciptakan sinergi positif dalam
meningkatkan sifat kimia tanah dan hasil tanaman, seperti wortel. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
Hasil analisis statistik terhadap purata hasil dan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada jenjang nyata (5%) pada
Variabel yang diamati menunjukkan bahwa perlakuan perimbangan pupuk organik dengan pupuk anorganik memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap N total tanah, N tersedia, KPK, pH H20 dan Berat wortel per tanaman, seperti terlihat
pada Tabel 2, namun terhadap variabel P total dan P tersdia, K Total dan K tersedia, KB dan Bahan Organik menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata seperti terlihat pada Tabel 2
Tabel 2. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Taraf 5% terhadap N, KPK, pH H2O dan Berat Wortel
Perlakuan N(Total) N Tersedia KPK pH H 2 O Berat Wortel
(%) (ppm) (me%) (gr)
1 0,405 a 42,591 a 23,215 ab 6,3 a 111,2 a
2 0,442 ab 58,836 ab 25,107 bc 6,4 ab 123,1 abc
3 0,535 bcd 61,050 ab 27,763 d 6,4 ab 127,2 abc
4 0,425 ab 58,295 ab 22,458 a 6,5 ab 116,6 ab
5 0,434 ab 72,676 b 26,178 cd 6,3 a 133,9 bc
6 0,553 cd 85,919 b 27,847 d 6,4 ab 125,2 abc
7 0,389 a 42,698 a 22,408 a 6,5 ab 123,0 abc
8 0,401 a 60,482 ab 25,592 bcd 6,5 b 130,9 abc
9 0,562 d 60,530 ab 28,084 d 6,5 ab 138,5 c

5
PENULIS PERTAMAI / TABELA JURNAL PERTANIAN BERKELANJUTAN - VOL. XX NO. XX (2022) EDISI AGUSTUS ISSN XXXX-XXXX (ONLINE)

Dari tabel tersebut menunjukkan hasil statistik terhadap total tanah N bahwa perlakuan keseimbangan pupuk organik dan
anorganik memberikan pengaruh sangat nyata terhadap total tanah N(P = 0,009).Pengujian Duncan 5% menunjukkan bahwa
perlakuan P3, P6, dan P9 berbeda nyata dengan kontrol.Perbandingan pupuk organik dan anorganik mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap nilai N total tanah.Nilai total N tertinggi dicapai pada P9.Artinya, keseimbangan antara pupuk organik 100%
dan pupuk anorganik 100% adalah 0,56, dan persentase kenaikan pada adalah 38,8% dibandingkan 0,40% pada perlakuan
kontrol.Peningkatan hasil ini kemungkinan disebabkan oleh perlakuan penyeimbangan dengan pupuk 100% organik dan 100%
anorganik yang dosisnya lebih tinggi dibandingkan perlakuan penyeimbangan lainnya.
Urea yang mengalami hidrolisis di dalam tanah menghasilkan amonium karbonat, mengingat peningkatan total N
tanah .Amonium karbonat yang dihasilkan mengalami proses nitrifikasi yang cepat, terutama bila terdapat sejumlah besar kation
yang dapat ditukar. Pada akhirnya, urea menghasilkan ion NH4+ dan NO3- untuk tanaman. Peningkatan total nitrogen tanah
mempengaruhi ketersediaan nitrogen dalam tanah.Analisis varians menunjukkan bahwa perlakuan seimbang antara pupuk organik
dan pupuk anorganik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketersediaan nitrogen dalam tanah (P = 0,020).Uji Duncan 5
menunjukkan perlakuan P5 dan P6 berbeda nyata dengan kontrol.Nilai N tersedia tanah tertinggi mencapai atau 85,92 ppm, dengan
keseimbangan 50% pupuk organik dan 100% pupuk anorganik meningkat sebesar 43,33 ppm dibandingkan kontrol.Kapasitas Tukar
Kation atau KPK adalah kemampuan tanah dalam menyerap atau menukar kation.Biasanya dinyatakan sebagai dalam
miliekuivalen/100 g tanah atau me% (Benito, 2008).
Berdasarkan hasil analisis varians menunjukkan bahwa perlakuan seimbang pupuk organik dan pupuk anorganik memberikan
pengaruh sangat nyata terhadap tanah KPK (P=0,000).Uji Duncan 5% menunjukkan bahwa perlakuan P3, P6, dan P9 berbeda nyata
dengan kontrol.Nilai KPK tanah tertinggi sebesar pada perlakuan pupuk 100% organik dan 100% pupuk anorganik, dan nilai
sebesar 28,08 juta% meningkat 4,87 juta m dibandingkan kontrol.Peningkatan nilai KPK sangat erat kaitannya dengan peran pupuk
organik, karena pupuk organik bersifat koloid dan mempunyai kemampuan menyerap kation. Menurut karieen (2008), dia
berkata:menyatakan bahwa pengaruh bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas adsorpsi dan kapasitas
tukar kation (COC).Seperti dikutip oleh Schnitzer (1991).Syukur (2005), menyatakan bahwa fungsi bahan organik dengan gugus –
COOH dan –OH meningkatkan pertukaran kation.Dari pengamatan pH H 2O dalam tanah diketahui bahwa perlakuan seimbang
antara pupuk organik dan pupuk anorganik memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pH berdasarkan hasil analisis
varians .Jumlah H2O yang ada di dalam tanah adalah (P=0,004).Uji Duncan 5% menunjukkan bahwa perlakuan P8 (100% pupuk
organik + 50% pupuk anorganik) berbeda nyata dengan kontrol.PH tanah H 2O paling tinggi bila diberi perlakuan pupuk organik
100D44 dan 50% pupuk anorganik , nilainya 6,5, meningkat 0,2 dibandingkan kontrol.H 2O Peningkatan dan perubahan pH tanah
diduga berhubungan dengan penggunaan pupuk organik.Kenyataannya pupuk organik yang digunakan di lapangan memiliki rasio
C/N yang rendah sebesar dan berada dalam kondisi sangat terurai.Proses penguraian bahan organik menghasilkan asam organik,
melepaskan ion H+ dan OH- ke dalam larutan tanah, serta mengubah pH tanah terutama pH H2O tanah.
Tabel 3 Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Taraf 5 % terhadap P, K, dan BO.
Perlakuan N(Total) N(Tersedia) KPK pH H2O BO
(%) (ppm) (%) (me%) (%)
1 0,440 15,537 0,109 0,692 6,993
2 0,438 15,107 0,108 0,785 7,276
3 0,490 16,245 0,114 1,004 7,234
4 0,423 14,562 0,110 0,754 6,605
5 0,494 15,952 0,113 1,077 6,593
6 0,498 17,228 0,114 1,302 7,016
7 0,497 14,263 0,110 0,861 6,546
8 0,472 17,973 0,111 1,326 6,449
9 0,579 17,773 0,112 1,793 7,058
Keterangan: Semua perlakuan menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap variabel yang diamati pada uji DMRT 5%
Berdasarkan hasil pengamatan hasil tanaman terutama bobot wortel yang ditanam.Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan seimbang antara pupuk organik dan anorganik berpengaruh nyata terhadap bobot wortel per tanaman (P = 0,033).Uji
Duncan 5% menunjukkan bahwa perlakuan P5 dan P9 berbeda nyata dengan kontrol. Berat wortel tertinggi mencapai 138,5 gram
pada perlakuan seimbang dengan pupuk organik 100% dan pupuk anorganik 100% lebih banyak 27,3 gram dibandingkan
kontrol.Pertambahan berat wortel disebabkan oleh penggunaan pupuk organik dan anorganik yang seimbang, hal ini disebabkan
oleh adanya N, P, dan K yang relatif lebih melimpah pada dibandingkan pada dan banyak wortel lainnya.dengan kandungan nutrisi
penting seperti: Perawatan juga tersedia, jadi juga tersedia.tanaman.Fakta peningkatan hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Cahyono (2002) yang melaporkan bahwa bahan organik dari pupuk organik memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan tanaman wortel dan ukuran umbi yang dihasilkan.Terlihat pada Tabel 3, dari hasil pengamatan P total dan P tersedia ,
K total dan K tersedia, serta bahan organik , perlakuan seimbang antara pupuk organik dan pupuk anorganik tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata.nsur hara P merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan dalam jumlah cukup oleh tanaman
Fosfor memainkan peran yang tidak dapat dihilangkan sebagai bahan bakar universal untuk aktivitas biokimia sel hidup
(Havlin et al., 1999).Uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan seimbang antara pupuk organik dan pupuk anorganik
menghasilkan P total dalam tanah (P = 0,405) dan P tersedia dalam tanah (P = 0,083).Angka ini menunjukkan bahwa perlakuan
khususnya pada unsur unsur hara fosfat tidak mampu memenuhi kebutuhan fosfat tanaman.Hal ini berkaitan dengan kandungan
mineral alofan yang merupakan mineral utama tanah Andisol.Allophane belum jenuh dan masih aktif, dan unsur hara fosfat yang
6
PENULIS PERTAMAI / TABELA JURNAL PERTANIAN BERKELANJUTAN - VOL. XX NO. XX (2022) EDISI AGUSTUS ISSN XXXX-XXXX (ONLINE)

masuk ke dalam tanah difiksasi oleh mineral allophane dan Al, Fe.Hal ini membuat unsur fosfat tidak tersedia bagi tanaman
(Djajadi et al. 2002).Kalium (K) dalam tanah ditemukan dalam mineral , yang menyebabkan pelapukan dan melepaskan ion kalium.
Ion-ion ini diserap selama pertukaran kation dan mudah diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+ .(Foto, 1994).Berdasarkan
analisis keragaman perlakuan diketahui bahwa keseimbangan pupuk organik dan anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap nilai
K total tanah (P=0,830), dan tidak berpengaruh nyata terhadap ketersediaan pupuk.Kandungan K tanah (P=0,465).Hasil yang
dilaporkan ini diyakini berkaitan dengan sifat K yang mudah larut ke dalam tanah.Menurut Soemarno (2008),sejumlah besar kalium
hilang melalui pencucian.Lebih lanjut, K yang terlindih dari tanah liat berdebu dijelaskan sebesar 20 kg K2O/ha/tahun. Hilangnya K
dari tanah dapat terjadi selain pencucian akibat pengangkutan melalui tanaman yang dipanen.
Konsumsi tanaman yang berlebihan (luxury consumption) yaitu tanaman dalam menyerap kalium jauh lebih banyak dari jumlah
yang diperlukan. Kenyatan lain penyebab perlakuan perimbangan pupuk berpengaruh tidak nyata terhadap K tersedia diduga pada
saat tertentu sebagian besar K‐ tanah dalam keadaan tidak tersedia. Hal ini sesuai dengan pendapat Roesmarkam dan Yuwono (2002),
yang menyatakan bahwa Kalium tersedia dalam tanah tidak selalu tetap dalam keadaan tersedia, tetapi masih berubah menjadi bentuk
yang lambat untuk diserap oleh tanaman (slowly available). Selanjutnya disarankan agar dalam pemupukan kalium hendaknya
dilakukan secara bertahap.
Dari pengamatan dan berdasarkan hasil analisis ragam terhadap kandungan bahan organik tanah, bahwa perlakuan
perimbangan pupuk organik dengan pupuk anorganik menunjukkan pengaruh tidak nyata (P=0,144). Mengutip data dari kandungan
bahan organik pada tanah Andisols menurut beberapa ahli, dikatakan bahwa tanah Andisols mengandung bahan organik yang tinggi
akan tetapi dalam keadaan yang tidak tersedia. Dijelaskan Kosaka et al., (1962) cit. Darmawijaya (2002), rendahnya bahan organik
ini lebih disebabkan oleh sebab proses dekomposisi bahan organik dalam Andisols terhambat oleh hidroxida aluminium yang
amorf. Menganalisis penelitian empiris di atas bahwa pupuk organik imbang dengan pupuk anorganik dimana berpengaruh nyata
terhadap peningkatan N total, nitrogen tersedia, KPK, pH H2O, namun tidak berpengaruh terhadap total P, P tersedia P, K total, K
tersedia, BO. Perbandingan 100% pupuk organik dan 100% pupuk anorganik berpengaruh nyata meningkatkan kandungan N total
sebesar 0,56%, dan persentase peningkatan adalah 38,8%.Kapasitas penukaran kation sebesar sebesar 28,08%.Perbandingan 100%
pupuk organik dan 100% pupuk anorganik berpengaruh nyata.meningkatkan bobot wortel sebesar 138,5 gram, yaitu 27,3 gram
(24,5%) lebih banyak dibandingkan kontrol. Namun, kedua pupuk ini tetap memiliki sisi kelemahannya masing-masing.
Kelemahan dari pupuk organik antara lain meliputi:
1. Pupuk organik, terutama pupuk kandang, masih sering mengandung biji-bijian tanaman pengganggu.
2. Pupuk organik sering memerlukan waktu yang lebih lama untuk memberikan hasil yang terlihat, karena memerlukan proses
dekomposisi terlebih dahulu.
3. Pupuk organik cenderung memiliki kandungan unsur hara yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk anorganik.
4. Pupuk organik dapat menimbulkan bau yang kurang sedap dan memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari
lingkungan sekitar
Sementara itu, kelemahan dari pupuk anorganik meliputi:
1. Pupuk anorganik memiliki kelemahan dalam hal kandungan unsur hara mikro yang terbatas.
2. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah dan pencemaran lingkungan.
3. Pupuk anorganik cenderung lebih mahal dibandingkan dengan pupuk organik.
4. Penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan keasaman tanah dan mengganggu
keseimbangan nutrisi tanah
Dengan demikian, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik memiliki kelemahan masing-masing, dan penting untuk
mempertimbangkan secara bijaksana dalam penggunaannya guna menjaga keseimbangan nutrisi tanah dan mendukung pertumbuhan
tanaman secara berkelanjutan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Sebagai bagian dari penelitian ini, analisis rinci tentang pengaruh penggunaan pupuk organik dan anorganik
terhadap sifat kimia tanah telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan penting.Pemberian pupuk
organik secara terus menerus meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah.Hal ini menunjukkan bahwa pupuk
organik dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas tanah melalui peningkatan
kandungan bahan organik.Pupuk anorganik memungkinkan Anda merespons ketersediaan unsur hara tanaman dengan
cepat.Namun perlu diperhatikan bahwa dosis yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan pH tanah dan
terbentuknya garam, yang dapat berdampak buruk pada sifat kimia tanah.Terdapat bukti adanya efek sinergis antara
pupuk organik dan anorganik.Menggabungkan keduanya akan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan
meningkatkan ketersediaan unsur hara secara keseluruhan.Menjaga dosis pupuk organik dan anorganik yang tepat
sangat penting untuk menjaga keseimbangan kimia tanah.Dosis yang berlebihan dapat berdampak buruk pada struktur
tanah dan kesehatan lingkungan.Studi ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana pupuk organik dan
anorganik dapat digunakan untuk mendukung pertanian berkelanjutan.Menggunakan kedua jenis pupuk secara bijak
adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas tanah dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, hasil penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi petani dan peneliti di bidang pertanian
berkelanjutan serta pengembangan pendekatan terpadu dalam pemilihan dan penggunaan pupuk untuk memperbaiki

7
PENULIS PERTAMAI / TABELA JURNAL PERTANIAN BERKELANJUTAN - VOL. XX NO. XX (2022) EDISI AGUSTUS ISSN XXXX-XXXX (ONLINE)

kimia tanah.Penelitian lebih lanjut harus meningkatkan pemahaman kita tentang mekanisme interaksi pupuk organik
dan anorganik serta dampaknya terhadap sistem pertanian secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Fandy(2009).Penggunaan Pupuk Organik Dalam Meningkatkan Kualitas Tanah Dan Produktivitas Tanaman.
DOI:10.31219/osf.io/fyz8v.
Duaja, Wiekandyne(2012). Pengaruh Pupuk Urea, Pupuk Organik Padat Dan Cair Kotoran Ayam Terhadap Sifat Tanah,
Pertumbuhan Dan Hasil Selada Keriting Di Tanah Inceptisol. Vol 1 No.4 Oktober-Desember 2012. ISSN: 2302-6472
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta
Hustati, Sasua. 2019 Kajian Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Tanah Sawah Di Berbagai Lokasi Di Kota Palembang. Jurnal Silva.
VIII – 2 : 60 - 65, November 2019. P-ISSN 2301 – 4164 E-ISSN 2549 - 5828
Sari, R. K., & Sutandi, A. (2011). Pengaruh Aplikasi Kompos dengan Pupuk Anorganik (NPK dan Urea) terhadap
Populasi Mikroba Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 1(2), 101-
108.
Slamet Minardi, Joko Winarno, dan Abror Hanif Nur Abdillah (2009). Efek Perimbangan Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik
Terhadap Sifat Kimia Tanah Andisol Tawangmangu Dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus Carota L.) Effects Of Balance
Organic And Inorganic Fertilizer On The Andisols Soil Chemistry At Tawangmangu To Yield Of Carrot (Daucus Carota L.)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agribisnis UNS. https://dx.doi.org/10.15608/stjssa.v6i
Syamsu, Ida (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal Universitas Tulungagung
BONOROWO Vol. 1.No.1 Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai