Anda di halaman 1dari 3

SALIBU

Cara Sukses Tanam Padi


Tanam Padi Sekali, Panen Lebih Tiga Kali
Untuk memacu peningkatan produksi beras nasional, diperlukan beberapa strategi, antara lain :
1. Perluasan Areal Tanam dengan mencetak sawah baru;
2. Peningkatan produktivitas lahan;
3. Perluasan areal panen melalui peningkatan IP (Index Pertanaman).
Budidaya Salibu dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (Indek
Pertanaman). Beberapa keuntungan
budidaya salibu diantaranya adalah
umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan
air lebih sedikit, biaya produksi lebih
rendah karena penghematan dalam
pengolahan tanah, penanaman,
penggunaan bibit dan kemurian genetik
lebih terpelihara.

Pertumbuhan tunas-tunas terjadi, salah


satunya karena adanya perlakuan
pemangkasan. Tinggi pemangkasan
batang menentukan jumlah mata tunas
yang ada untuk pertumbuhan ulang,
maka tinggi pemangkasan berpengaruh
terhadap kemampuan pembentukan
tunas salibu.

Budidaya padi Salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas/peningkatan
produksi. Pada budidaya padi salibu ada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain :
1) Tinggi pemotongan
batang sisa panen;
2) Varietas;
3) Kondisi air tanah
setelah panen, dan
4) Pemupukan.

Padi salibu merupakan


tanaman padi yang tumbuh
lagi setelah batang sisa
panen ditebas/dipangkas,
tunas akan muncuk dari
buku yang ada di dalam
tanah. Tunas ini akan
mengeluarkan akar baru, sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama. Tunas ini
bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat
pertumbuhan dan produksinya sama datu lebih tinggi dibandingkan tanaman pertama (ibunya).

Padi salibu berbeda dengan padi ratun, ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa
dilakukan pemangkasan batang.
Tunas akan muncul pada buku paling atas, suplay hara tetap dari batang lama. Pertumbuhan tunas
setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh kersediaan air tanah, dan pada saat panen sebaiknya
kondisi air tanah dalam
keadaan kapasitas lapang.
Untuk mengimbangi
kebutuhan unsur hara pada
masa pertumbuhan anakan
padi. Salibu perlu
pemupukan yang cukup,
terutama hara nitrogen.
Unsur nitrogen merupakan
komponen utama dalam
sistesis protein, sehingga
sangat dibutuhkan pada
fase vegetatif tanaman,
khususnya dalam proses
pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua
dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik, unsur nitrogen adalah faktor penting untuk
produktivitas tanaman.

Budidaya salibu akan meningkatkan indek panen, karena tidak lagi melakukan pengolahan tanah,
persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek. Budidaya ini secara tidak
langsung juga dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman
selanjutnya terjadi secara vegetative maka mutu berietas tetap sama dengan tanaman pertama.
Budidaya padi selibu akan lebih ekonomis sekitas 45% dibanding bubidaya tanaman pindah, hal ini
yang meningkatkan pendapatan petani.

Metodologi Pelaksanaan Salibu :


1. Menjaga Kelembaban Tanah.
Pada kondisi lahan sawah yang terlalu
kering, segera setelah padi dipanen lahan
digenangi air setinggi + 5 cm selama 2-3
hari, kemudian saluran pembuangan air
dilepas kembali. Tujuannya adalah untuk
menjaga kelembaban tanah dan
menghindari agar batang padi yang
masih berdiri tidak mati kekeringan.
2. Pemberian Pupuk Kandang.
Pemotongan batang dan menabur
jerami. Sebelum melakukan pemotongan
batang, pupuk kandang diberikan pada
lahan terlelbih dahulu dengan kebutuhan
1 ton/ha. Pemotongan dilakukan pada
pangkal batang menggunakan mesin
potong rumput dengan ketinggian + 5 cm
dari permukaan tanah. Setelah selesai
melakukan pemotongan maka semua
jerami baik sisa pemanenan ataupun
bekas pemotongan batang ditabur merata di permukaan laian. Tunggul padi tidak ada yang
tertutup oleh tumpukan jerami, kalau itu terjadi maka tunas baru tidak akan tumbuh.
3. Memupuk dan Melumpurkan Tanah.
Untuk merangsang pertumbuhan maka +
2 minggu setelah pemotongan pangkal
batang atau setelah sebagian besar tunas
muncul ke permukaan maka dilakukan
pemupukan pertama dengan cara
menaburkan pupuk urea di antara
rumpun padi secara merata sebanyak 150
kg/ha. Untuk menjaga pertumbuhan dan
ketersediaan air maka pertahankan
kondisi air dipermukaan lahan dalam
keadaan macak-macak, dimana saluran
pemasukan dan pengeluaran air dalam
keadaan tertutup. Untuk melumpurkan
tanah dihamparan persawahan maka
dilakukan dengan cara menginjak-injak
tanah dan jerami diantara rumpun padi
sampai jeraminya terbenam ke dalam
tanah. Perlakukan menginjak-injak tanah
dan jerami tersebut disamping untuk
melumpurkan tanah dan mempercepat
proses pelapukan jerami juga sebagai
upaya untuk penyiangan. Penyiangan
dilakukan bersamaan dengan pemberian
pupuk urea sebanyak 150 kg/ha. Pemupukan kedua dilakukan pada tanaman berumur 40
hari, pupuk yang diberkan adalah SP36 sebanyak 125 kg dan KCL sebanyak 25 kg.
Pemupukan KCL dilakukan dengan ½ dosis dari dosis anjuran.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Karena tidak ada masa berat antara satu daur hidup tanaman dengan daur hidup berikutnya
maka penerapan sistem budidaya padi salibu akan lebih rentan terhadap berbagai
kemungkinan serangan hama dan penyakit.
5. Panen dan Pasca Panen.
Penentuan saat
tanaman pangan biji-
bijian merupakan
syarat awal mutu yang
baik. Pada budidaya
padi salibu, panen bisa
dilakukan pada umur +
90 hari. Jika terlambat
memanen padi akan
mengakibatkan banyak
biji yang tercecer atau
busuk sehingga
mengurangi produksi.
10 hari menjelang
panen sebaiknya sawah
dikeringkan, tujuannya adalah untuk menyerempakan pematangan gabah.

Siklus/daur tanam seperti ini (salibu) bisa dilakukan lebih dari tiga kali.

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=1dTuzPpx61A

Anda mungkin juga menyukai