Tugas Individual
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian Pedagogik yang diampu oleh
Dr. Anne Hafina, M. Pd..
Oleh:
Data Narasumber
Tanggal
No Inisial Nama Kualifikasi Pendidikan Lama Bekerja
Wawancara
S-1 Bimbingan dan
1 PR (Wanita) 15 Tahun 10 Juni 2022
Konseling
S-1 Bimbingan dan
2 SN (Wanita) 7 Tahun 10 Juni 2022
Konseling
Hasil Wawancara
Analisis :
Pendidikan adalah suatu pondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan sebaik
mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan
serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari satu generasi ke generasi lainnya.
Proses pembelajaran ini melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Adanya pendidikan
juga dapat meningkatkan kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian serta keterampilan yang
bermanfaat baik itu untuk diri sendiri maupun masyarakat umum.
Selanjutnya makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan
pengertian secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan
adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang dewasa kepada anak yang belum dewasa
untuk mencapai kedewasaannya.
Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Handerson,
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang
hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan masyarakat,
merupakan alat bagi manusia untuk mengembangkan manusia yang baik dan intelegen,
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam GBHN Tahun 1973 dikemukakan pengertian pendidikan, bahwa, “Pendidikan
pada hakekatnya merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan manusia, yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah, dan
berlangsung seumur hidup”.Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dikatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dari pengertian-pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas) ada beberapa prinsip
dasar tentang pendidikan yang akan dilakukan: 1) pendidikan berlangsung seumur hidup;
2) bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia;
3) bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan
manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut
manusia seluruhnya.
Jadi singkatnya pendidikan adalah proses pembelajaran kepada individu atau peserta
didik agar dapat memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang
manusia yang kritis dalam berpikir.
Analisis :
Dunia pendidikan merupakan suatu hal yang harus dirasakan oleh semua kalangan
sebab setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan
tentunya tidak lepas dari interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi tersebut terjalin
saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Adanya interaksi antara pendidik dan peserta
didik ini menimbulkan seorang pendidik harus memiliki kompetensi yang baik. Asumsi
tersebut didukung dengan adanya pernyataan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah, yang harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa seorang pendidik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi; (1) kompetensi
pedagogik, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi kepribadian, dan (4) kompetensi
sosial. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, kompetensi pedagogik menempati posisi
utama yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh seorang pendidik.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi pedagogik
memiliki posisi dan peranan yang penting dalam pendidikan, terutama bagi seorang pendidik.
Kompetensi pedagogik memang seharusnya dimiliki oleh setiap pendidik agar peserta didik
merasanya nyaman dan bahagia saat belajar sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar
yang tinggi. Dengan adanya semangat belajar yang tinggi maka prestasi peserta didik
semakin meningkat. Dengan demikian pendidikan di Indonesia menjadi lebih maju.
Pertanyaan Jawaban PR Jawaban SN
3. Bagaimana pandangan Mata kuliah pedagogik Saya merasa beruntung
ibu/bapa tentang konsep adalah mata kuliah yang dulu sewaktu kuliah
yang berkaitan dengan cukup serius menurut saya. mendapatkan ilmu
peranan pedagogik yang Mungkin banyak orang pedagogik. Ilmu ini sangat
telah dipelajari (waktu yang tidak terlalu konsen membantu saya dalam
kuliah), bagaimana pada mata kuliah ini, atau mengerti siswa, melakukan
aplikasinya bagi sering meremehkan ilmu layanan konseling,
ibu/bapa sebagai tentang cara mengajar. Tapi berinteraksi dengan warga
pendidik? menurut saya ilmu ini sulit sekolah, dll. Tanpa ilmu
sekali untuk dipraktekkan. pedagogik tentu saya tidak
Pengaplikasiannya akan dapat menjadi seorang
membutuhkan pengalaman guru yang ‘sesungguhnya’,
yang luar biasa, jam melainkan hanya pengajar
terbang yang tinggi, dan biasa.
tentu saja upgrade ilmu
terus-menerus.
Analisis :
Pedagogik adalah ilmu mendidik anak dan hal ini merupakan seni seorang guru.
Dikatakan sebagai suatu seni karena merujuk pada strategi atau gaya pembelajaran. Filosofi
makna kata ini dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalaman guru, situasi
pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru (Susanto dan
Rozali, 2013).
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu dari empat kompetensi dasar yang perlu
dimiliki guru. Penelitian terkait sebelumnya menunjukkan bahwa rendahnya kompetensi
pedagogik yang ditunjukkan oleh kemampuan guru mengelola belajar menyebabkan
rendahnya pembentukan nilai dan karakter anak sehingga menjadi bagian dari munculnya
masalah mendasar terhadap profil keberhasilan siswa (Susanto, Rozali, et al., 2020). Hal ini
mempengaruhi kualitas pengajaran guru.
Kemampuan guru dalam mengasah diri dalam interaksi edukatif dengan siswa juga
tidak terasah karena minimnya program pelatihan dan pengembangan yang diberikan serta
tidak mengimbangi kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mempengaruhi pola interaksi dan pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, tentunya disini
peran seorang guru menjadi faktor yang amat penting di dalam pendidikan, bukan hanya
untuk mentransfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi guru disini patut untuk memahami serta
mengimpelemtasikan konsep pedagogik serta memaksimalkan dengan sebuah kinerjanya
yang akan digunakan di dalam ruang lingkup sekolah. Dalam sisi pembelajaran kompetensi
pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik.
Oleh sebab itu maka hal tersebut wajib diwujudkan oleh seorang guru untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pertanyaan Jawaban PR Jawaban SN
4. Bagaimana ibu/bapa Siswa adalah aset Proses
meyakini bahwa dalam pembelajaran. Individu mengajar/membimbing
melaksanakan tugas yang memiliki jutaan bukan proses yang mudah.
sebagai guru didasarkan potensi yang perlu Aktivitas itu membutuhkan
pada pandangan dikembangkan. Tugas guru ilmu yang menjadi
filosofis tentang peserta lah yang mengembangkan landasannya agar tercipta
didik, proses potensi yang dimiliki siswa tujuan pendidikan yang
mendidik/membimbing agar dapat berkembang diinginkan. Jadi tidak bisa
dan peran guru? optimal. Sehingga dalam kita menginginkan siswa
prosesnya tentu bukanlah sukses namun dengan cara
hal yang sederhana. mendidik yang asal-asalan.
Didalamnya terhadapat Kita sebagai guru harus
proses pembelajaran yang memahami filosofis tentang
mengaplikasikan filosofid peserta didik, proses
mengenai bagaimana cara mendidik/membimbing dan
mendidik yang baik, apa peran guru. Itu semua demi
yang harus dipersiapkan, terselenggaranya proses
faktor apa yang akan pendidikan yang baik.
mempengaruhi, kita sebagai
guru harus paham itu semua
agar tidak salah dalam
mendidik siswa.
Analisis :
Salah satu aspek terpenting dalam terselenggaranya pendidikan adalah adanya guru dan
siswa, tanpa itu semua pendidikan tidak mungkin akan berjalan. Guru memiliki peranan
penting dalam mendidik siswa di sekolah, lalu bagaimana seharusnya guru dalam mendidik
siswa?.
Tugas guru dalam sebuah pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang Republik
Indonesia No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 : guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Aspek yang dibangun guru dalam pembelajaran dikelas tidak akan
pernah terlepas dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan, dan ini akan terus menjadi
patokan dalam dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.
Untuk dapat mencapai komponen tersebut, guru harus mampu menciptakan
pembelajaran yang kondusif untuk siswa, karena esensi dari sebuah pembelajaran adalah
bagaimana membuat siswa belajar tentang banyak hal dan bukan saja tentang materi
pelajaran, tapi sikap dan keterampilan. Penulis teringat kepada salah seorang tokoh
pendidikan yang sangat terkenal dan juga termasuk pahlawan nasional Indonesia yaitu Ki
Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita sebuah arti dari pendidikan yang
humanis, beliau juga mampu menciptakan konsep Sistem Among sebagi patokan guru dalam
mendidik siswa. “Ing ngarso Sung Tolodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri
Handayani” memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat dan di
belakang memberi dorongan.
Dari kalimat tersebut bahwa guru sepatutnya: Ing Ngarso Sung Tulodo, Memberi
contoh yang baik kepada siswa, kita sering mendengar pepatah bahwa Guru adalah di gugu
dan di tiru, hal ini memang benar bahwa setiap sikap yang dilakukan oleh guru akan dilihat,
di contoh dan di aplikasikan oleh siswa dalam dirinya, bahkan dalam kurikulum 2013 guru
wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, salah satu yang
bisa guru lakukan adalah menjadi role model dalam pembelajaran, dan peran ini tidak akan
bisa digantikan oleh siapapun.
Analisis :
Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada prestasi
terbaiknya sesuai dengan potensinya. Jadi hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimana
karakteristik peserta didik asuhannya dan cara mengembangkan potensinya. Informasi
mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu acuan dalam
menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan peserta
didik. Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu bekerja keras dan kreatif untuk
mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar, dan metode
pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik secara tepat dan kreatif sehingga sesuai
dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.
Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan, dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecakapan dan karakteristik peserta didik
diantaranya yaitu karakteristik fisik-motorik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan
spiritual.
Interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan timbal balik dan
saling mempengaruhi. Agar para pendidik dapat berinteraksi dengan baik dengan peserta
didik, maka pendidik perlu memiliki pemahaman siapa yang menjadi peserta didiknya.
Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik akan
berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat sesuai kondisi
dan situasi. Pendidik akan menyiapkan dan menyampaikan pelajaran, memberikan tugas,
latihan dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan dan tahap perkembangan peserta
didik
Analisis :
Mengacu pada era revolusi industri 4.0 yang dimana memiliki sebuah dampak yang
cukup hebat terutama dalam dunia pendidikan, dimana peran serta guru disini sangat penting,
serta proses pembelajaran pun wajib memiliki sebuah perubahan, yang dimana peserta didik
tersebut dituntut harus memiliki beberapa skils yang mendukung agar mampu bersaing dalam
dunia. Tentunya dalam hal penerapan pembelajaran yang mengutamakan siswa agar dapat
berfikir kritis, dengan kata lain bahwa guru disini wajib menciptakan konsep pendidikan yang
inovatif dan peran serta media pembelajaran yang akan digunakan untuk dapat meningkatkan
siswa agar lebih berfikir kritis.
Melihat kondisi tersebut tentunya seorang guru harus memiliki tingkat kompetensi
pedagogik yang memadai, serta dapat menciptakan sebuah perubahan pembelajaran di dalam
kelas dengan benar dan terstruktur secara sistematis. Lebih lanjut dalam pasal 28 ayat (3)
butir (a) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasi ragam potensi yang dimilikinya. Pedagogik secara jelas
memiliki kegunaan di antaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara
sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik,
menghindari kesalahankesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang mengenal
diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri.
Analisis :
Karakteristik atau ciri-ciri individual adalah keseluruhan perilaku dan kemampuan
individu sebagai hasil pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang bersifat alamiah
(nature) adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari keturunan),
sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktorfaktor lingkungan yang
mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya. Nature dan nurture
ini merupakan faktor yang mempengaruhi keragaman individual. Nature dan nurture ini
merupakan faktor yang mempengaruhi keragaman individual. Seorang bayi yang baru lahir
merupakan perpaduan keturunan dari keluarga ayah dan ibunya. Selama perkembangannya
dari mulai pembuahan mendapat berbagai pengaruh dari lingkungan secara
berkesinambungan. Hal ini akan membentuk pola karakteristik perilaku yang berbeda dengan
individu-individu yang lain.
Peranan lingkungan keluarga merupakan salah satu pilar dalam tri pusat pendidikan.
Lingkungan keluarga adalah Pilar utama untuk membentuk baik buruknya pribadi manusia
agar berkembang dengan baik dalam beretika, moral dan akhlaknya. Peran Keluarga dapat
membentuk pola sikap dan pribadi anak, juga dapat menentukan proses pendidikan yang
diperoleh anak, tidak hanya di sekolah akan tetapi semua faktor bisa dijadikan sumber
pendidikan. Lingkungan keluarga juga dapat berperan menjadi sumber pengetahuan anak,
juga dapat berpengaruh tehadap keberhasilan prestasi siswa.Anak dalam kandungan sampai
usia lanjut atau liang lahat akan mendapatkan pendidikan, baik dari lingkungan keluarga
(pendidikan informal), Lingkungan Sekolah (pendidikan formal) maupun Lingkungan
Masyarakat(nonformal). Lingkungan keluarga harus dapat memberikan dan menyiapkan
pendidikan untuk anaknya agar menjadi generasi penerus yang terdidik, yakni melalui
jenjang pendidikan sehingga terbentuk dan berkembang pribadi anak yang berkarakter baik,
berjiwa sosial, bersikap yang beradab dan terampil dalam skillnya.
Lingkungan keluarga dapat berperan penuh terhadap perkembangan keluarganya untuk
memberikan system pendidikan secara komprehensif, saling berkesinambungan, mulai dari
anak tumbuh dari masa perkembangan, sampai masuk kedewasaan dan masuk pada
pernikahan, namun dewasa ini banyak orang tua yang sibuk dengan tugas pekerjaannya,
sehingga tugas pokoknyamemperhatikan perkembangan anaknya, waktu keluarga habis
dengan aktivitasnya di luar rumah sehingga perhatiannya dalam keluarga tersita maka
waktunya yang harus terarah kepada keluarganya dengan baik terus diabaikan, dengan
demikian keadaan keluarga yang sibuk di luar rumah, sulit memperhatikan perkembangan
anaknya yang mengakibatkan banyak anak sekarang mengalami problem dan mengalami
gangguan psikologis, kebanyakan anak yang mengalami masalah itu, justru sangat besar
pengaruhnya dari masalah lingkungan keluarga.
c. Bagaimana pengalaman yang anda dapatkan itu akan menjadi cara dalam
mengembangkan budaya akademik anda, sikap sebagai pendidik dan
mengimpelementsikannya sebagai pendidik untuk diri sendiri dan peserta
didik.
Melalui pembelajaran, diskusi, dan pembahasan selama mengikuti perkuliahan
kajian pedagogik dapat menjadi bekal saya untuk lebih baik dalam melakukan
implementasi proses mendidik. Hal tersebut tentunya akan berguna bagi saya
sendiri sebagai pendidik, maupun bagi siswa sebagai peserta didik. Melalui diskusi
yang telah dilalui, pengetahuan saya mengenai fenomena pendidikan menjadi lebih
berkembang. Saya mempelajari banyak hal mengenai do and don’t menjadi seorang
pendidik yang professional. Hal tersebut tentu akan mengubah budaya akademik
saya sebagai pendidik maupun terhadap peserta didik menjadi lebih baik.
Norma-norma akademik merupakan hasil dari proses belajar dan latihan dan
bukan merupakan bawaan lahir. Pemilikan budaya akademik seharusnya menjadi
idola semua insan akademisi, yakni pendidik dan peserta didik. Derajat akademik
tertinggi bagi seorang pendidik adalah dicapainya kemampuan mengantarkan peserta
didiknya pada prestasi tertinggi. Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu
mencapai prestasi akademik yang setinggi-tingginya.
Bagi kita sebagai pendidik, untuk mengantarkan peserta didiknya pada prestasi
tertinggi, ia harus membudayakan dirinya untuk melakukan tindakan akademik
pendukung tercapainya tujuan tersebut. Ia harus melakukan kegiatan pendidikan dan
pengajaran dengan segala perangkatnya dengan baik, dengan terus memburu referensi
mutakhir. Ia juga harus melakukan pengabdian pada masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan masyarakat.
Bagi peserta didik, faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik itu
ialah terprogramnya kegiatan belajar, diskusi substansial akademik, dan sebagainya.
Dengan melakukan aktivitas seperti itu diharapkan dapat dikembangkan budaya mutu
(quality culture) yang secara bertahap dapat menjadi kebiasaan dalam perilaku tenaga
akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.
Oleh karena itu, tanpa mengetahui filosofi pedagogik, mustahil seorang
akademisi akan memperoleh nilai-nilai normatif akademik. Boleh jadi ia mampu
berbicara tentang norma dan nilai-nilai akademik tersebut di depan forum namun
tanpa proses belajar dan latihan norma-norma itu tidak pernah terwujud dalam praktik
kehidupan sehari-hari. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan-segan melakukan
pelanggaran dalam wilayah tertentu baik disadari maupun tidak disadari. Mungkin
juga yang terjadi nilai-nilai akademik hanya menyentuh ranah kognitif, tidak sampai
menyentuh ranah afektif dan psikomotorik.
REFERENSI
Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus. 2011. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta:
Gaung Persada Press.